• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

V - 1

BAB V

PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1 Uraian Umum

Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan didalmnya, maka makin banyak pula pemikiran-pemikiran guna menyelesaikan masalah dalam suatu proyek. Diperlukan metode-metode yang cocok dalam menyelesaikan masalah didalam suatu proyek. Pengambilan metode yang digunakan juga harus mempertimbangkan banyak aspek yang akhirnya dipilih metode yang paling efisien dan pas yang digunakan dalam menyelesaikan proyek tersebut. Pada bab ini, akan diuraikan beberapa metode umum yang digunakan oleh kontraktor untuk menyelesaikan beberapa unit pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan struktur.

5.2 Pekerjaan Persiapan Material Proyek

Pelaksanaan pekerjaan terdiri dari pekerjaan persiapan, pekerjaan tanah, dan pekerjaan struktur. Pekerjaan struktur sendiri terbagi atas dua berdasarkan letaknya terhadap tanah yaitu substructure dan upperstructure. Pekerjaan substructure pada dasarnya adalah pekerjaan struktur yang berada di bawah level permukaan tanah. Pekerjaan ini menuntut perhatian lebih pada batasan tanah dan air yang ada. Sedangkan pekerjaan upperstructure menuntut perhatian pada siklus pekerjaan yang tipikal dan bekerja pada ketinggian yang cukup tinggi.

(2)

Proses Approval material Review design Mobilisasi alat-alat berat

Perijinan dan surat-surat yang berkaitan dengan pembangunan proyek Survey utilitas di area proyek

Site installation

Pekerjaan persiapan antara lain terdiri dari:

Secara umum dapat digambarkan pada flowchart berikut ini :

Gambar 5.1 Diagram Pekerjaan Persiapan

1. Pelaksanaan identifikasi elemen struktur berdasarkan : a. Volume

b. Waktu Pelaksanaan c. Model Struktur

d. Aspek pendukung pelaksanaan ( kondisi site )

2. Perencanaan urutan pelaksanaan pekerjaan dan zoning kerja, dengan berbagai pertimbangan yang ada sehingga diperoleh target kerja yang efektif dan efisien. Pertimbangan dapat dilihat dari volume pengecoran dan disesuaikan dengan schedule pelaksanaan dengan detail perhitungan dapat dilihat pada metode struktur.

3. Penentuan jumlah material per zone (bekisting, pembesian dan beton) berdasarkan metode dan zone kerja yang telah dibagi.

(3)

V - 3

Pembesian Kolom

Bekisting Kolom

Pengecoran Kolom

4. Pelaksanaan pekerjaan pengukuran untuk menentuan lokasi elemen struktur dengan bantuan alat theodolite dan waterpas.

5. Pekerjaan koordinasi dan perijinan tidak dapat ditinggalkan dalam proses pelaksanaan pada tahap persiapan sebab proses ini sangat vital dalam hal legalitas pelaksanaan proyek sehingga dalam pelaksanaan pembangunannya proyek tidak akan terganggu.

Setelah pekerjaan pengukuran lalu dilanjutkan dengan pekerjaan struktur, dimana struktur dirancang sedemikian rupa agar mampu secara keseluruhan dalam memikul beban, baik yang bereaksi secara vertikal maupun horizontal. Pekerjaan struktur meliputi pekerjaan :

1. Pekerjaan Pembesian

2. Pekerjaan Pemasangan Bekisting 3. Pekerjaan Pengecoran

4. Pekerjaan Pembongkaran Bekisting 5. Perawatan beton/curing

5.4. Pekerjaan Kolom

Inilah gambar flowchart pada pengerjaan kolom :

5.4.1. Pembesian Kolom

Pelaksanaan pembesian kolom dilakukan pada tempat terpisah dan setelah kolom selesai dirakit kemudian diangkut dengan tower crane untuk

(4)

adalah :

1. Untuk tulangan pokok digunakan tulangan D25

2. Untuk tulangan begel/sengkang digunakan tulangan D13 3. Besi yang digunakan besi ulir

Untuk tahap pelaksanaan sendiri, kolom dikerjakan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Marking sepatu kolom sebagai tempat batas bekesting.

Gambar 5.2 Denah Marking Kolom

2. Stek-stek umtuk kolom dibersihkan dan dirapihkan 3. Siapkan tulangan kolom sesuai dengan gambar bestek

4. Siapkan tulangan kolom dengan menggunakan beugel/sengkang dengan jarak 10 cm, harus lebih rapat dibandingkan pada daerah lapangan dengan jarak 30 cm, hal ini disebabkan karena gaya geser semakin besar pada daerah tumpuan

5. Angkat tulangan kolom yang sudah dirakit dengan tower crane dan ditempatkan pada posisi kolom yang akan dibuat

(5)

V - 5

6. Pasang besi kolom kedalam stek besi yang sudah ada, Selanjutnya disambung dengan stek kolom dengan overlap di sesuaikan dengan spesifikasi atau dapat diamankan pada posisi 40 D.

Gambar 5.3 Pemasangan besi kolom dan stek kolom

7. Ikat tulangan kolom yang lama dan tulangan kolom yang baru dipasang dengan menggunakan sengkang.

8. Untuk penyambungan tulangan kolom dilakukan berselang-selang, artinya sebagian dari tulangan kolom disambung pada lantai bawah dan diatasnya

Gambar 5.4 pemasangan besi tulangan kolom dan dinding

(6)

Pekerjaan bekisting merupakan pekerjaan pembuatan cetakan beton segar yang sesuai dengan bentuk dan dimensi rencana. Bekisting umumnya terdiri atas perancah dan cetakan beton.

Bekisting Kolom

Langkah pelaksanaan :

a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk pekerjaan bekisting kolom.

b. Buat penandaan dilantai untuk posisi kolom pada tanda yang telah dibuat agar posisi kolom bekisting sesuai garis tanda (marking).

c. Buat pannel bekisting pada bahan plywood dan kaso/balok kayu, sesuai gambar kerja

d. Haluskan dan ratakan permukaan panel bekisting. e. Bersihkan lokasi yang akan dipasang bekisting.

f. Oleskan minyak pada bekisting sebelum panel bekisting dipasang. g. Pasang panel bekisting kolom sesuai dengan gambar kerja.

h. Perkuat panel bekisting dengan cara merakit sisi-sisi panel dengan formtie. i. Pasang pipa penyangga yang dikaitkan dengan lantai, untuk menyokong

panel bekisting dan mengatur posisi. j. Periksa ukuran posisi kolom.

k. Periksa ketegak lurusan kolom dengan menggunakan theodolite. l. Buat tanda-tanda perhentian pengecoran

5.4.3 Pengecoran Kolom

Sebelumnya Pekerjaan pengecoran adalah pekerjaan penuangan beton segar ke dalam cetakan suatu elemen struktur yang telah dipasangi besi tulangan. Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan, harus dilakukan inspeksi

(7)

V - 7

pekerjaan untuk memastikan cetakan dan besi tulangan telah terpasang sesuai rencana. (lihat gambar flow chart pekerjaan pengecoran)

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan pada pekerjaan pengecoran adalah sebagai berikut:

 Setiap pekerja harus memakai pakaian pelindung, sepatu safety, helm, dan pelindung mata jika diperlukan.

 Ketepatan ukuran dan elevasi harus diperhatikan dan di check.

 Zone pengecoran harus direncanakan dan ukurannya ditentukan

 Delay diakibatkan oleh cuaca panas, atau angin yang kencang, sehingga beton mengeras lebih cepat. Juga diakibatkan oleh keterlambatan pengiriman karena kurangnya prencanaan atau hal lain yang tidak bisa dihindari. Untuk mencegah delay maka tenaga kerja, peralatan, dan cuaca dalam keadaan terkendali

 Jangan menambahkan air pada beton untuk memudahkan pelaksanaan cor. Jika terpaksa gunakanlah campuran air dan semen.

Gambar 5.5 Pemasangan instalasi M/E

Adapun bagan proses pelaksanaan pengecoran seperti gambar dibawah ini.\

(8)

Gambar 5.6 Flow chart Pekerjaan pengecoran

Cara pelaksanaan pengecoran adalah sebagai berikut:

 Pengecoran elemen vertikal umumnya menggunakan alat bantu TC dan bucket cor sedangkan untuk elemen horizontal menggunakan alat bantu concrete mixer. Pada volume pekerjaan kecil digunakan alat bantu TC dan Bucket cor. Pada pengecoran pile cap yang berada pada elevasi ground floor, jika volume pengecoran kecil digunakan cara pengecoran langsung dari truk mixer. Pada volume pengecoran yang besar akan efektif menggunakan concrete pump. Khusus pada pengecoran bored pile, digunakan alat bantu TC dan bucket cor.

 Pada permukaan miring, pengecoran mulailah dari level terendah dan gunakanlah moncong untuk menaburkan beton di permukaan miring.

 Beton yang akan dicor harus langsung ke tempat yang jadi posisi akhirnya. Mulailah dari pojok bekisting.

(9)
(10)

Gambar 5.9 Cara pemadatan beton

 Initial finishing ditandai dengan genangan air yang tampak di permukaan beton. Proses final finishing tidak bisa dilaksanakan jika kondisi ini belum tampak. Menghilangkan genangan air dapat dilakukan dengan menggunakan sapu biasa. Jangan mengeringkan air permukaan tersebut dengan cara mencampurkan semen, karena akan membuat permukaan beton menjadi jelek dan lemah

 Final finishing terdiri dari dua proses : Floating ada dua proses yaitu Bullfloat, dilakukan dengan alat penggaruk yang didorong, ini adalah proses pertama power or hand float adalah proses floating manggunakan tangan dimana ini adalah proses akhir floating

 Dilakukan untuk membuat permukaan beton yang keras, rata, dan lembut. Biasanya dilakukan 3 kali proses

Gambar 5.10 Cara finishing permukaan beton

Pengecoran Kolom

Sebelum pelaksanaan pengecoran dimulai maka pihak pengawas harus mengadakan pengecekan apakah pemasangan pembesian dan penulangan telah sesuai

Vibrator (poker)

(11)

V - 11

Bekisting Balok

Pembesian Balok

Pengecoran Balok

dengan perencanaan dan sebelum diadakan pengecoran lantai dari kolom tersebut dibersihkan dari kotoran-kotoran dengan menggunakan air compressor.

Langkah pengecoran :

a. Siapkan concrete pump beserta pipa-pipa untuk menyalurkan campuran beton.

b. Pada ujung pipa besi disambung dengan karet tremie yang gunanya untuk menyalurkan campuran beton ke bekisting kolom.

c. Padatkan beton dengan alat vibrator dan dibantu dengan memukul-mukul dinding bekisting dengan palu karet hingga agregat beton tidak terperangkap diatas pembesian.

d. Kolom dicor sampai ketinggian yang telah ditentukan dan dilanjutkan terus menerus tanpa terputus.

Gambar 5.11 Pengecoran Kolom 5.5 Pekerjaan Balok

Inilah gambar flowchart pada pengerjaan balok :

(12)

Langkah pelaksanaan :

a. Tentukan as, elevasi dan kedudukan balok yang sesuai dengan gambar kerja.

b. Buat panel bekisting untuk dinding balok dan bodeman dari bahan plywood dan balok kayu, dimensi panel bekisting harus sesuai dengan gambar kerja.

c. Pasang perancah (scaffolding/pipe support) pada jalur atau as balok. d. Pasang bekisting untuk bodeman.

e. Pasang panel dinding balok pada dua sisi, sambung antara panel dinding dan panel bodeman harus rapat.

f. Pasang skoor dan klos untuk kekuatan dinding balok, jarak skoor harus sesuai dengan gambar.

g. Cek kelurusan panel dinding balok dengan tarikan benang.

h. Pasang plywood sambungan antar plywood harus rapat serta siku terhadap dinding balok.

i. Pasang pipa penyangga yang dikaitkan dengan lantai, untuk menyokong panel bekisting dan mengatur posisi.

j. Periksa ukuran bekisting.

k. Periksa ketegak lurusan kolom dengan menggunakan theodolite. l. Buat tanda-tanda pengecoran

5.5.2 Pembesian Balok

Fungsi balok adalah untuk mentransfer beban vertikal secara horizontal mulai dari lantai dasar sampai pelat lantai selanjutnya. Pada balok tulangan yang digunakan adalah tulangan pokok menggunakan tulangan D32 dan untuk tulangan begel/sengkang menggunakan tulangan D10.

(13)

V - 13

a. Semua tulangan balok akan dipasang diambil dengan tower crane dari bagian pemotongan dan pembengkokan, kemudian diletakkan diatas bekisting lantai. b. Siapkan tulangan yang dibutuhkan dalam balok yang akan dibuat dan masukkan

sengkang dalam tulangan tersebut.

c. Masukan balok kayu yang melintang diantara balok yang menumpu pada bagian bekisting dari plat lantai.

Gambar 5.12 Pemasangan balok

d. Rakit tulangan balok dengan menggunakan sengkang yang diikat dengan kawat. e. Lepaskan balok kayu penyokong tulangan, sehingga tulangan akan turun kedalam

bekisting

f. Pada tulangan pokok bawah, tulangan tersebut diletakkan diatas beton decking yang berfungsi untuk menentukan tebal selimut beton.

5.5.3 Pengecoran Balok

Sebelum dilakukan pengecoran terlebih dahulu ditentukan selimut beton yang akan dicor, yaitu pada bagian bawah tulangan dipasang beton decking dan pada atasnya dipasang besi pelat yang tingginya telah diukur dengan theodolit. Setelah lantainya dibersihkan dari kotoran-kotoran dan bila semua lantai telah dibersihkan maka pengecoran dapat dilakukan.

Langkah-langkah pengecoran :

(14)

Bekisting Pelat

Pembesian pelat

Pengecoran Pelat

b. Salurkan campuran beton kebekisting kolom.

c. Padatkan beton dengan palu karet agar agregat tidak terperangkap di atas pembesian dan udara yang terperangkap dalam adukan beton bisa keluar.

d. Ratakan permukaan pelat yang telah dicor.

5.6 Pekerjaan Pelat

Inilah gambar flowchart pada pengerjaan pelat :

5.6.1 Bekisting Pelat/Lantai

Langkah-langkah pelaksanaan :

a. Tentukan as, elevasi dan kedudukan lantai harus sesuai dengan gambar kerja.

b. Pasang aluma sistem diatas horry beam

(15)

V - 15

c. Pemasangan plywood bekisting pelat

Gambar 5.14 Pelaksanaan Bekesting Plat

d. Pasang perancah scaffolding/ pipe support pada jalur as lantai

Gambar 5.15 Perancah

5.6.2 Pembesian Pelat

Pemasangan tulangan lantai/pelat besi yang digunakan adalah untuk pelat basement 2 menggunakan besi D32 ketebalan basment 2 sendiri adalah 2 m. Untuk pelat lantai dasar sampai 32 adalah besi polos dan untuk penulangan pelat lantai basement 1 dan 2, besi yang digunakan adalah besi ulir, tulangan yang dipergunakan dalam penulangan pelat lantai dasar sampai 32 adalah tulangan D16. Pekerjaan plat dan balok dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu:

 Konvensional untuk struktur bawah dan tower B (Kencana tower)

(16)

Dilaksanakan metode ini untuk mengejar target waktu topping off tower A. Pelaksanaan pemasangan tulangan pelat dilaksanakan sebagai berikut :

a. Pasang terlebih dahulu tulangan utama dengan jarak sesuai gambar bestek dalam arah melintang (batang yang lebih pendek). Setelah itu dipasang tulangan pembagi dalam arah memanjang dengan jarak yang sesuai dengan gambar bestek, ikat tulangan tersebut dengan kawat sehingga terbentuk kotak-kotak kecil.

b. Antara tulangan atas dan tulangan bagian bawah dipasang besi cakar ayam, yang berfungsi untuk menjaga kestabilan posisi tulangan agar tidak berhimpit pada waktu pengecoran.

c. Untuk menjaga agar permukaan pelat tetap rata, maka dipasang tahu beton diatas bekisting pada setiap luas pelat 1 m2.

Gambar 5.16 pemasangan besi tulangan pelat lantai

5.6.3 Pengecoran Pelat/Lantai

Pengecoran lantai/pelat dilakukan bersamaan dengan pengecoran balok. Untuk mengatur tinggi/tebal pelat agar rata menggunakan patokan-patokan yang dipasang pada tulangan kolom, yang diukur dengan waterpass sehingga didapatkan tebal plat yang rata.

(17)

V - 17

a. Siapkan concrete pump lalu salurkan kecampuran beton.

b. Selama pengecoran berlangsung lakukanlah pemadatan dengan menggunakan vibrator.

c. Untuk sambungan pelat yang lama dengan yang baru, maka pada bagian pelat yang lama dibersihkan dan dirapikan kemudian dilapisi dengan lem beton.

d. Terakhir lakukanlah pengaturan tinggi/tebal pelat.

e. Untuk pengecoran pelat lantai yang tidak sama tingginya, maka pada pembesian pelat diberi batas siku berukuran 25 x 25 mm yang dipasang dan dilas pada tulangan lantai seluas ruangan yang dimaksudkan, sehingga pengecoran dapat dibatasi.

Gambar 5.17 Pelaksanaan pengecoran balok dan pelat 5.7 Pekerjaan Tangga

Tahap pelaksanaan Pekerjaan Tangga adalah :

1. Pasang perancah sebagai tumpuan bekisting dengan ketinggian sesuai elevasi tangga, kemudian pasang bekisting

Gambar 5.18 Pemasangan Perancah http://digilib.mercubuana.ac.id/

(18)

Gambar 5.19 Pemasangan Tulangan

3. Pasang bekisting panel trap tangga dengan perkuatan kaso/pipa.

4. Cor Tangga secara hati-hati, jangan menumpuk beton di satu lokasi. Ratatakan beton dan finish permukaan sesuai shop drawing (Floor Hardener / finish struktur yang nantinya akan dipasang keramik)

5.8 Pekerjaan Shearwall

Shearwall direncanakan dengan sediaan bekesting sebanyak 1 lantai. Masing-masing tipe memiliki volume kurang dari 60 m3 sehingga dapat dilakukan pengecoran 1 kali per lantai.

Pelaksanaan pekerjaan shearwall dengan tahapan sebagai berikut: 1. Pemasangan mounting ring/angkur pada dinding shearwall.

(19)

V - 19

2. Perakitan lantai/platform climbing, jarak antar climbing bracket sesuai posisi angkur pada dinding shearwall.

Gambar 5.21 Pemasangan Climbing bracket

3. Pemasangan tali climbing untuk mengangkat platform, posisi tali harus seimbang.

Gambar 5.22 Pemasangan tali climbing

4. Pengangkatan platform climbing, dengan bantuan tower crane dan dilakukan adjustment agar perletakan sesuai posisi angkur pada dinding shearwall.

(20)

Gambar 5.23 Pengangkatan Plafond Climbing

5. Penempatan platform climbing

Gambar 5.24 Penempatan Platform Climbing

6. Angkat bekisting shearwall dengan bantuan tower crane.

7. Menempatkan bekisting dinding shearwall pada sisi dalam/luar dan mengatur kelurusannya dengan push pull

(21)

V - 21

Gambar 5.25 Mengatur Kelurusan Bekesting

8. Setelah bekisting siap kemudian dilakukan pengecoran shearwall.

Gambar 5.26 Pengecoran Shearwall

8. Jika usia beton telah cukup, bongkar bekisting dan lakukan kembali climbing untuk bekisting shearwall diatasnya.

5.9. Pemberhentian Pengecoran

Pekerjaan balok dan pelat merupakan pekerjaan dengan jumlah volume yang sangat besar. Untuk melaksanakan pengecoran dengan volume yang besar, kemungkinan penghentian pengecoran beton dapat dilakukan untuk pelat pada kondisi gaya lintang sama dengan nol, begitu juga dengan balok atau dapat dilakukan pada tengah-tengah bentang. Pada penyambungan kembali beton yang baru dengan beton yang lama dengan menggunakan bahan pengikat yaitu bonding age (lem beton).

(22)

Bekisting harus dibongkar sedemikian rupa sehingga dapat menjamin dari struktur-struktur yang dicetak yaitu dengan memperhatikan mutu beton telah mencapai kekuatan yang cukup memikul beratnya sendiri dan beban yang bekerja padanya. Pembongkaran ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari pengawas lapangan. Pembongkaran dari bekisting yang mendukung harus dimulai dari lokasi yang lendutannya paling besar (pada bagian tengah lantai). Ketika pembongkaran bekisting beban-beban harus serata mungkin agar tidak menimbulkan kejutan pada bagian struktur.

Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari direksi jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :

- Bagian sisi balok 48 jam - Balok tanpa beban konstruksi 7 hari - Balok dengan beban konstruksi 21 hari - Pelat lantai atau atap 21 hari

Dengan persetujuan direksi cetakan beton dapat dibongkar lebih awal asal benda uji yang kondisinya perawatanya sama dengan beton sebenarnya telah mencapai kekuatan 75% dari kekuatan pada umur 28 hari.

5.11. Perawatan Beton

Setelah pengecoran selesai maka beton yang baru memerlukan perawatan, maksudnya untuk menjaga agar tidak kehilangan zat cair pada saat pengikatan awal terjadi, dan mencegah pengupan air dari beton pada umur awal beton yang dapat menimbulkan keretakan dan penurunan kwalitas pada beton tersebut. Pemeliharaan

(23)

V - 23

beton ini dilakukan dengan sistem curing. Adapun beberapa tahapan pada saat curing, diantaranya adalah :

 Curing dilakukan untuk menjaga kadar air beton tidak cepat kering sehingga proses pemadatan beton tidak terlalu cepat atau terlalu lambat. Curing dilakukan langsung setelah proses finishing. Curing dilakukan dengan menambahkan air pada permukaan beton/Mencegah kehilangan air dari beton. Pancuran air harus perlahan untuk mencegah kerusakan permukaan beton.

 Curing dapat juga dengan menutup beton dengan plastik dan mengaplikasikan curing compound.

Gambar 5.27 Metode curing beton

 Cuaca panas mengakibatkan beton lebih cepat kehilangan cairan, sehingga proses pemadatan terjadi terlalu cepat. Tindakan pencegahan dilakukan jika suhu melebihi 32°C, kelembaban rendah, kecepatan angin tinggi dan sianar matahari menyengat.

 Untuk mencegah Kerusakan Akibat Hujan, harus memperkirakan cuaca jika akan terjadi hujan, menyediakan alat pelindung seperti burlap dan plastik, melakukan mixing dan pengiriman beton pada waktu yang tepat yaitu ketika tidak hujan. Ketika Hujan Mulai Turun, lindungi beton yang baru dituang secepat mungkin, pastikan semua permukaan beton terlindungi, jangan menambahkan semen kepermukaan beton.

(24)

dengan proses beton mengeras, memperbaiki permukaan yang cacat dan membentuk permukaan beton jika diperlukan, membuang bagian beton jika ada bagian yang dikhawatirkan rusak karena kadar air bertambah, sehingga beton menjadi lemah.

5.12. Pekerjaan Instalasi

Pekerjaan instalasi mekanikal dan elektrikal yang digunakan pada Proyek The Kencana-Pondok Indah, Jakarta Selatan, melingkupi :

1. Mekanikal : plumbing

A .1. Plumbing (instalasi air bersih, air kotor dan air hujan) a. Informasi Umum :

1) Sumber air : PDAM & Deep well 2) Pompa yang digunakan :  Deep well

 Kapasitas : 12 m3/hari ; 6 bar

EQ type : bag filter type

 Power : 5.7 kw

 Operasi : otomatis on-off  Transfer Pump residendial tower

EQ type : In line vertical

 Kapasitas : 666 lpm ; 15 bar

Power : 47.3 kw

(25)

V - 25  Transfer Pump servis apartement

 EQ type : In line vertical

 Kapasitas : 550 lpm ; 15 bar

 Power : 35.5 kw

 Operasi : 2 duty / 1 stanby

 Distribusi pump residensial tower

 EQ type : paket pompa boster

 Kapasitas : 400 lpm ; 1.5 bar

 Power : 2.84 kw

 Operasi : pararel alternate variabel speed Constan pressure  Distribusi pump servis apartement

 EQ type : paket pompa boster

 Kapasitas : 320 lpm ; 1.5 bar

 Power : 2.27 kw

 Operasi : pararel alternate variabel speed Constan pressureSand filter

 EQ type : bag filter type

 Kapasitas : 24 m3/jam ; 100 micron

 Power : -

 Operasi : Manual back wash  Carbon filter

 EQ type : bag filter type

 Kapasitas : 24 m3/jam ; 100 micron

 Power : -

 Operasi : Manual back wash

(26)

 Type : Concrete water proof

 Kapasitas : 505 m3 efective

 Head : -

Roof thank ( rest )

 Type : FRP

 Kapasitas : 40 m3 efective  Roof thank ( service )

 Type : FRP

 Kapasitas : 30 m3 efective

b. Penjelasan singkat sistem Plumbing

1) Air Bersih

 Sumber Air Bersih dari PDAM dan Deep Well  Air dari PDAM disimpan di GWT (Clean Water)

 Air dari Deep Well disimpan di GWT (Raw Water Tank)

 Air dari Raw Water di treatment dulu di dalam WTP untuk kemudian di tampung di dalam clean water

 Dari Clean Water Tank air dipompa ke atap dengan pompa transfer dan ditampung oleh Roof Tank

 Dari Roof Tank, air dialirkan menuju unit-unit yang akan disuplai menggunakan system gravitasi dan dua lantai teratas disuplay menggunakan Booster pump.

 Air dari output STP di lakukan proses re-recycling , hasil recycling digunakan untuk utilitas (seperti Closet,dan siram taman).

(27)

V - 27

2) Air Kotor

 Air kotor dan air bekas menuju ke STP.

 STP (Sewage Treatment Plant) adalah sistem pengolahan air kotor menjadi air siap buang. Sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku dilingkungan setempat ( Perda tentang lingkungan)

3) Air Hujan

 Dari Atap Air Hujan mengalir dari Roof Drain dan dialirkan dengan sistem gravitasi

(28)
(29)

V - 29 4. Potong pipa sesuai dengan kebutuhan.

5. Pasang pipa PPR pada gantungan yang telah disediakan untuk posisi horizontal dan menampel pada dinding shap dengan diklem untuk pipa pada posisi vertikal. 6. Sambung pipa yang telah terpasang pada gantungan dengan menggunakan

pemanas dan shock pipa PPR :Pastikan posisi kedua ujung pipa yang akan disambung telah lurus (segaris/satu sumbu) dan bersih dari kotoran.

7. Gunakan benang / water pass untuk mengukur kelurusan dan elevasi kemiringan pipa.

8. Lakukan pekerjaan pengecatan untuk daerah sambungan pipa.

9. Lakukan test tekan pipa dengan tekanan sesuai spesifikasi yang berlaku. Untuk pipa induk sebesar 8 kg/m2 dalam waktu minimum 24 jam.

10. Lakukan pengecatan dengan warna biru untuk instalasi pipa air bersih.

(30)
(31)

V - 31 7. Urug kembali dengan lapisan tanah. 8. Kondisikan lokasi seperti sediakala

Gambar 5.30 Pemasangan Instalasi Pipa air Kotor & Air Bekas

(32)

Pipa PVC AW digunakan untuk pemipaan pipa Indoor Air Bekas & Kotor , dan pipa vent dengan class VP type plain End / TS end dan class 10 kg/cm2 untuk pipa jaringan dan pipa ventilasi

Tahap Pekerjaan Pemasangan Instalasi Pipa Air Kotor & Air Bekas:

1. Marking jalur pipa sesuai shop drawing dan koordinasikan dengan jalur pekerjaan lain seperti jalur Tray Cable, jalur pipa air bersih, dll.

2. Bor plat lantai untuk memasang gantungan pipa air kotor dan air bekas.

3. Pasang gantungan pipa sesuai dengan jalur marking yang telah dibuat. Dan perhatikan level kemiringan pemasangannya (1-2%). Ukuran pipa penyangga dipasang berdasarkan data dibawah ini.

4. Potong pipa sesuai dengan kebutuhan.

5. Pasang pipa pada gantungan yang telah disediakan untuk posisi horizontal dan menampel pada dinding shap dengan diklem untuk pipa pada posisi vertikal. 6. Sambung pipa PVC yang telah terpasang pada gantungan.

7. Gunakan benang / water pass untuk mengukur kelurusan dan elevasi kemiringan pipa.

Gambar

Gambar 5.1 Diagram Pekerjaan Persiapan
Gambar 5.2 Denah Marking Kolom
Gambar 5.3  Pemasangan besi kolom dan stek kolom
Gambar 5.5 Pemasangan instalasi M/E
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Selvia, Lena. ‘’ Partisipasi Politik Pemilih Pemula dalam Pilkada bupati Ponorogo tahun 2015 siswa-siswi kelas XII SMA Negeri 1 Ponorogo’’. Skripsi, Pendidikan Pancasila dan

Shalawat beriring salam saya haturkan kepada junjungan umat sepanjang zaman Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat yang memberikan tauladan terindah sehingga

Tabel pre-processing digunakan untuk menyimpan kumpulan kata yang terdapat pada kaliman asli, untuk kemudian secara satu per satu kata dibandingkan dengan kata kamus

DKK (2007: 5.22) metode simulasi merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok. Proses pembelajaran yang menggunakan metode

1) Kefasihan dalam pemecahan masalah mengacu pada keberagaman (bermacam-macam) jawaban masalah yang dibuat siswa dengan benar, sedang dalam pengajuan masalah

setiap Negara Pihak yang memiliki klaim yurisdiksinya sesuai dengan Pasal 7, ayat 1, sub-ayat (b), atau ayat 2, sub-ayat (b), untuk mengundang Komite Palang Merah Internasional untuk

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA AKIDAH AKHLAK MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIO. VISUAL DI MTS NEGERI BANDUNG TAHUN