PENGEMBANGAN
PENGOLAHAN ENERGI PANAS MATAHARI ME LISTRIK UNTUK KELAS IV
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Prog
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENGEMBANGAN PROTOTIPE CERGAM IPA TENTANG PENGOLAHAN ENERGI PANAS MATAHARI MENJADI ENERGI
LISTRIK UNTUK KELAS IV SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Ulfi Aulia Fauziana
NIM 151134253
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2019
TENTANG NJADI ENERGI SEKOLAH DASAR
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
PENGEMBANGAN PENGOLAHAN
LISTRIK UNTUK KELAS IV
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Prog
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
ii
PENGEMBANGAN PROTOTIPE CERGAM IPA TENTANG PENGOLAHAN ENERGI PANAS MATAHARI MENJADI ENERGI
LISTRIK UNTUK KELAS IV SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Ulfi Aulia Fauziana
NIM 151134253
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2019
TENTANG NJADI ENERGI SEKOLAH DASAR
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
v
PERSEMBAHAN Karya tulis ini peneliti persembahkan kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat serta
Karunia-Nya.
2. Kedua orang tua, Bapak Supriyatno dan Ibu Kustiyati yang selalu mendoakan, mendukung, membimbing, dan memberi semangat peneliti sehingga peneliti selalu termotivasi untuk segera menyelesaikan skripsi. 3. Keluarga besar Saminu Sulasmi yang telah memberikan dukungan moral.
vi MOTTO
Dan janganlah kamu berputus asa dari Rahmat Allah. Sesungguhnya tiada
berputus dari Rahmat Allah melainkan orang yang kufur
vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 29 Januari 2019
Peneliti
viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Ulfi Aulia Fauziana
Nomor Mahasiswa : 151134253
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universtas Sanata Dharma, karya ilmiah sayayang berjudul:
PENGEMBANGAN PROTOTIE CERGAM IPA TENTANG
PENGOLAHAN ENERGI PANAS MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK UNTUK KELAS IV SEKOLAH DASAR
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 9 Januari 2019
Yang menyatakan
ix ABSTRAK
PENGEMBANGAN PROTOTIPE CERGAM IPA TENTANG PENGOLAHAN ENERGI PANAS MATAHARI MENJADI ENERGI
LISTRIK UNTUK KELAS IV SEKOLAH DASAR Ulfi Aulia Fauziana
Universitas Sanata Dharma 2019
Fokus penelitian ini berkaitan dengan pengembangan prototipe cergam tentang pengolahan energi panas matahari menjadi energi listrik yang diajarkan di kelas IV Sekolah Dasar pada pembelajaran 1 dalam buku tematik tema 2 “Selalu Berhemat Energi” subtema 3 “Energi Alternatif”. Dari angket yang dibagikan pada 22 siswa kelas IV Sekolah Dasar, mereka membutuhkan cergam tentang energi alternatif. Peneliti membuat cergam berisi informasi tentang manfaat energi panas matahari menjadi energi listrik. Cergam dibuat dengan menggunakan gambar ilustrasi panel surya dan matahari dan dibuat berwarna agar siswa tertarik membaca. Maka dari itu, judul penelitian ini adalah “Pengembangan Prototipe Cergam IPA tentang Pengolahan Energi Panas Matahari Menjadi Energi Listrik untuk Kelas IV Sekolah Dasar”.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kualitas produk.
Prosedur pengembangan penelitian ini adalah Research & Development (R&D) menggunakan enam langkah menurut Sugiyono, yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) mengumpulkan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) perbaikan desain, (6) uji coba produk. Prototipe divalidasi oleh seorang guru kelas IV Sekolah Dasar dan seorang dosen IPA dengan skor rata-rata 3,1 (dari rentang nilai 1-4) termasuk “baik” sehingga layak diujicobakan setelah diperbaiki.
Uji coba dilakukan kepada 22 siswa kelas IVSekolah Dasar dengan hasil 3,4. Hal tersebut menunjukkan siswa memahami materi pengolahan energi panas matahari menjadi energi listrik. Prototipe cergam dapat dijadikan media pembelajaran yang memberi informasi pada siswa tentang pengolahan energi panas matahari menjadi energi listrik pada pembelajaran 1 dalam buku tematik tema 2 dan sebagai sarana literasi dalam menunjang Gerakan Literasi Sekolah.
x
ABSTRACT
DEVELOPMENT OF SCIENCE STORY BOOK PROTOTYPE ABOUT THE PROCESSING OF SOLAR THERMAL ENERGY TO BE ELECTRICAL ENERGY FOR CLASS IV OF PRIMARY SCHOOL
Ulfi Aulia Fauziana Sanata Dharma University
2019
The focus of this study discusses developmet of storybook about solar thermal energy into electrical energy studied in class IV of elementary school in learning 1 in the thematic book theme 2 "Always Save Energy" sub-theme 3 "Alternative Energy". From the questionnaire distributed to 22 fourth grade students of elementary school, they needed a battle about alternative energy. The researcher made a story book containing information about the benefits of solar thermal energy into electrical energy. Creams are made using illustrations of solar and solar panels and are made so students are interested in reading. Therefore, the title of this research is "Development of Science Story Book Prototype about the Processing of Solar Thermal Energy to be Electrical Energy for Class IV of Primary School". The purpose of this study is to study product quality.
The procedure for developing this research is Research & Development (R & D) using six steps according to Sugiyono, namely: (1) potential and problems, (2) gathering information, (3) product design, (4) design validation, (5) design improvements, (6) product testing. The prototype was validated by a fourth grade primary school teacher and a science lecturer with an average score of 3.1 (from a range of 1-4 grades) including "very good" so that it was worth testing after being repaired.
The trial was conducted on 22 fourth grade students of primary school with 3,4. This shows students understand the material for processing solar thermal energy to be electrical energy.The prototype can be used as learning media that informs students about processing solar thermal energy into electrical energy in learning 1 in theme 2 thematic books and as a means of literacy in supporting Gerakan Literasi Sekolah.
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan cinta-Nya yang telah dilimpahkan kepada peneliti melalui perhatian dan kasih sayang dari keluarga, para dosen dan teman-teman, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan tepat waktu. Skripsi yang berjudul “PENGEMBANGAN PROTOTIPE CERGAM IPA TENTANG PENGOLAHAN ENERGI PANAS MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK UNTUK KELAS IV SEKOLAH DASAR” disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Ibu Christiyanti Aprinastuti, M.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Ibu Kintan Limiansih, S.pd., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Dosen Pembimbing II yang telah memberikan motivasi, mengarahkan, dan membimbing peneliti selama menyelesaikan penulisan skripsi.
4. Ibu Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum. selaku Dosen Pembimbing I yang telah sabar mendampingi, membimbing, dan mengarahkan peneliti selama menyelesaikan penulisan skripsi.
5. Kedua orang tua, Bapak Supriyatno dan Ibu Kustiyati yang selalu mendoakan, memberi motivasi, membiayai, mengarahkan, dan membimbing peneliti selama menyelesaikan penulisan skripsi.
6. Keluarga besar Saminu Sulasmi yang telah memberikan dukungan moral.
xii
8. Bapak Drs. Domi Severinus, M.Si. yang telah berkenan menjadi validator cergam.
9. Bapak Sumarno, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Negeri Karangmloko I yang telah memberi izin penelitian.
10.Siswa-siswi kelas IV SD Negeri Karangmloko I dan SD Negeri Kledokan tahun pelajaran 2017/2018 yang terlibat dalam penelitian.
11.Dwi Setyo Wibowoyang telah memberikan arahan, semangat, motivasi, dan menemani pada saat menyelesaikan penulisan skripsi.
12. Teman-teman satu penelitian kolaboratif, yaitu Aya dan Vita yang telah memberi semangat dan motivasi dalam menyelesaikan penulisan skripsi.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Peneliti berharap, semoga skripsi ini dapat bemanfaat bagi dunia pendidikan dan para pembaca.
Yogyakarta, 29 Januari 2019 Peneliti
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
HALAMAN MOTTO ... vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... viii
ABSTRAK ... ix
ABSTRACT ... x
KATA PENGANTAR ... xi
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
1.5 Definisi Operasional ... 6
1.6 Spesifikasi Produk ... 7
xiv
2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)... 9
2.1.2 Tematik Kelas IV Sekolah Dasar Tema 2: “Selalu Berhemat Energi” Subtema 3: “Energi Alternatif”...10
2.1.3 Energi ...12
2.1.4 Energi Alternatif ...15
2.1.5 Energi Matahari ...16
2.1.6 Energi Listrik ...19
2.1.7 Panel Surya ...20
2.1.7.1 Pengertian Panel Surya ...20
2.1.7.2 Cara Kerja Panel Surya ...22
2.1.8 Cerita Bergambar ...24
2.1.8.1 Pengertian Cerita Bergambar ...24
2.1.8.2 Karakteristik Cerita Bergambar ...25
2.1.8.3 Jenis-Jenis Cerita Bergambar ...26
2.1.8.3.1 Jenis Cerita Bergambar Menurut Rothkei dan Mainbach ...26
2.1.8.3.2 Jenis Cerita Bergambar Menurut McElmeel ...28
2.1.8.4 Fungsi Cerita Bergambar ...30
2.1.9 Literasi ...32
2.1.9.1 Pengertian Literasi ...32
2.1.9.2 Gerakan Literasi (GLS) ...34
2.1.10 Karakteristik Siswa Kelas IV Sekolah ...37
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ...39
2.3 Kerangka Berpikir ...43
2.3 Pertanyaan Penelitian...44
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ...45
3.2 Setting Penelitian ...46
3.2.1 Tempat Penelitian ...46
3.2.2 Subjek Penelitian ...47
xv
3.2.4 Waktu Penelitian ...47
3.3 Prosedur Pengembangan ...47
1. Potensi dan Masalah ...47
2. Pengumpulan Data ...48
3. Desain Produk ...48
4. Validasi Desain ...49
5. Perbaikan Desain ...49
6. Uji Coba Produk ...49
7. Perbaikan Produk ...49
8. Uji Coba Pemakaian ...50
9. Perbaikan Produk ...50
10. Produksi Masal ...50
3.4 Teknik Pengumpulan Data ...51
3.4.1 Wawancara ...52
3.4.2 Angket ...52
3.5 Instrumen Penelitian ...53
3.5.1 Pedoman Wawancara ...53
3.5.2 Angket ...55
3.6 Teknik Analisis Data ...56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil Penelitian ...58
4.1.1 Prosedur Pengembangan ...58
4.1.1.1 Potensi dan Masalah ...59
4.1.1.1Pengumpulan Data ...59
4.1.1.2Desain Produk ...63
4.1.1.2.1 Kisi-Kisi Cerita Bergambar ...64
4.1.1.2.2 Produk Cerita Bergambar ...65
4.1.1.3Validasi Desain ...67
4.1.1.4Perbaikan Desain ...69
4.1.1.5Uji Coba Produk ...76
xvi
4.2Pembahasan ...84
4.3Kelebihan dan Kekurangan Prototipe ...88
4.3.1 Kelebihan Prototipe Cergam ...88
4.3.2 Kekurangan Prototipe Cergam ...89
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ...90
5.2 Keterbatasan Penelitian ...91
5.3 Saran ...92
KEPUSTAKAAN ...93
LAMPIRAN ...95
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pedoman Wawancara ... 54
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Angket Siswa ... 55
Tabel 3.3 Angket Siswa ... 56
Tabel 3.4 Hasil Interval ... 57
Tabel 4.1 Rekap Angket Siswa ... 60
Tabel 4.2 Kisi-Kisi Cerita Bergambar ... 64
Tabel 4.3 Rekap Validasi Desain Produk ... 68
Tabel 4.3 Pedoman Penggolongan Kualitas ... 69
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Penelitian yang Relevan ... 42
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Pengembangan yang Digunakan ... 51
Gambar 4.1 Produk Awal Cergam ... 66
Gambar 4.2 Perbaikan Bagian 1 ... 71
Gambar 4.3 Perbaikan Bagian 2 ... 73
Gambar 4.4 Perbaikan Bagian 3 ... 75
Gambar 4.5 Kegiatan Awal Pembelajaran ... 78
Gambar 4.6 Siswa Membaca Prototipe Cergam ... 79
Gambar 4.7Kegiatan Inti Pembelajaran ... 79
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1a Surat Izin Penelitian ... 96
Lampiran 1b Surat Izin Uji Coba Produk ... 99
Lampiran 1c Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 100
Lampiran 2 Pedoman Wawancara ... 101
Lampiran 3 Hasil Wawancara ... 102
Lampiran 4 Kisi-Kisi Angket Siswa ... 108
Lampiran 4a Angket Siswa ... 109
Lampiran 4b Hasil Angket Siswa ... 110
Lampiran 4c Rekap Hasil Angket Siswa ... 113
Lampiran 5 Angket Validator ... 116
Lampiran 5a Hasil Angket Validator I ... 121
Lampiran 5b Hasil Angket Validator II ... 123
Lampiran 5c Rekap Hasil Angket Validator ... 127
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPTH) ... 129
Lampiran 7 Soal Refleksi Siswa ... 146
Lampiran 7a Hasil Refleksi Siswa ... 147
Lampiran 7b Rekap Hasil Refleksi Siswa ... 150
Lampiran 7c Rubrik Penilaian Refleksi Siswa ... 152
1 BAB I PENDAHULUAN
Bab ini peneliti akan membahas mengenai latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan
definisi operasional.
1.1 Latar Belakang Masalah
Energi alternatif merupakan sumber energi terbarukan yang tidak
akan habis dipakai. Sumber energi ini diciptakan karena terdapat ancaman
bahwa suatu saat sumber energi akan habis (Widodo,dkk., 2014: 6). Terdapat
beberapa sumber energi alternatif yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan
manusia, yaitu energi yang berasal dari air, angin, matahari, panas bumi
(Herliani, dkk. 2003: 139-146). Materi tentang energi alternatif menjadi salah
satu muatan pelajaran IPA yang diajarkan pada pembelajaran tematik
Kurikulum 2013 kelas IV Sekolah Dasar.
Materi tentang energi alternatif termasuk ke dalam mata pelajaran IPA
yang diajarkan dikelas IV Sekolah Dasar pada pembelajaran 1 yang terdapat
dalam buku tematik tema 2: “Selalu Berhemat Energi” subtema 3: “Energi
Alternatif” yang dikolaborasikan dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia dan
IPS. Pada tema ini, materi tentang pengolahan energi panas matahari menjadi
energi listrik belum dipelajari dan dibahas lebih mendalam. Mata pelajaran IPS
membahas tentang sumber daya alam yang terdapat di Indonesia sebagai
negara tropis. Dan pada mata pelajaran IPA membahas tentang salah satu
mengahasilkan energi panas yang bermanfaat bagi makhluk hidup. Salah
satunya yaitu sebagai pembangkit listrik tenaga surya (matahari) dengan
menggunakan panel surya. Sedangkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
menjelaskan tentang cara panel surya dalam mengubah energi panas matahari
menjadi energi listrik yang kemudian disimpan dalam baterai.
Berdasarkan hasil angket siswa yang dibagikan di SD Negeri
Kledokan pada tanggal 7 November 2018, peneliti memperoleh data bahwa
55% siswa mengetahui macam-macam sumber energi alternatif dan menyetujui
bahwa energi alternatif merupakan energi yang dapat digunakan untuk
menggantikan energi yang berasal dari fosil maupun minyak bumi. Kemudian
sebanyak 41% siswa menjawab menyetujui bahwa manfaat belajar energi
alternatif untuk mengetahui pemanfaatan energi alternatif yang ramah
lingkungan. Selain itu, peneliti mendapatkan data sebanyak 68% siswa
menyatakan bahwa belum pernah membaca cergam, khususnya mengenai
energi alternatif yang dapat digunakan sebagai bahan literasi sebelum pelajaran
dimulai.
Cerita bergambar atau cergam merupakan buku bacaan cerita yang
menampilkan teks narasi secara verbal dan disertai gambar-gambar ilustrasi.
Dalam setiap cergam untuk anak pasti terdapat berbagai gambar ilustrasi yang
menarik, dan pada umumnya penuh dengan warna-warni sehingga dapat
menarik perhatian anak dan pembaca pada umumnya (Nurgiyantoro, 2005:
152-159). Ada enam jeniscergam menurut McElmeel (dalam Krissandi, 2017:
Jenis cergam informasi berisi fakta dan data tentang sesuatu yang berguna
untuk menambah wawasan, keterampilan, dan juga bekal teoritis dalam diri
pembacanya. Cergam yang peneliti kembangkan termasuk ke dalam jenis
cergam yang memuat informasi tentangpegolahan energi panas matahari
menjadi energi listrik dengan menggunakan sebuah alat, yaitu panel surya.
Panel surya merupakan alat konversi energi panas matahari menjadi
energi listrik (Julisman, dkk. 2017: 35). Bagian penyusun dari panel surya yaitu
kaca, silikon, dan logam.Penerapan tekhnologi panel surya untuk
memanfaatkan potensi energi panas matahari yang tersedia merupakan solusi
yang tepat (Subandi, dkk (dalam Ramadhan,dkk. 2016: 60)). Hal tersebut
karena Indonesia merupakan negara tropis dimana terdapat energi panas
matahari yang berkesinambungan sepanjang tahun. Panel surya akan lebih
diminati karena dapat digunakan untuk berbagai keperluan dan juga berbagai
tempat (Ubaidillah, dkk (dalam Ramadhan, dkk. 2016: 60)). Biasanya panel
surya dipasang di berbagai tempat yang mudah menyerap energi panas
matahari.
Berdasarkan hasil wawancara dengan tiga guru kelas IV Sekolah
Dasar mengatakan bahwa cergam dapat dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran tentang energi alternatif. Cergam dapat membuat siswa menjadi
lebih tertarik untuk belajar karena terdapat gambar dan cergam dapat
memberikan gambaran konsep-konsep tentang materi yang akan
diajarkan.Cergam diperlukan agar dapat menjadi sarana dalam membantu
listrik dan dapat mengetahui sumber energi selain minyak bumi yang lebih
ramah lingkungan.
Peneliti mengembangkan cergam tersebut karena terinspirasi oleh
penelitian yang dilakukan oleh Sirilius Prasetya Nugraha yang berjudul
“Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis Pendidikan Anti Korupsi
untuk Pembelajaran Membaca Siswa Kelas IVA SD Negeri Dayuharjo Tahun
Ajaran 2016/2017”. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan buku cerita
bergambar berbasis anti korupsi dan mendeskripsikan kualitas buku cerita
bergambar untuk pembelajaran membaca siswa kelas IV A SD Negeri
Dayuharjo. Media buku cerita bergambar dibuat secara imajinatif agar siswa
atau pembaca tertarik untuk membaca dan memahami isi dari bacaan tersebut.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa buku cerita bergambar yang
dikembangkan dapat membantu pemahaman siswa terkait pendidikan anti
korupsi dan membuat siswa lebih tetarik untuk membaca.
Cergam yang peneliti kembangkan dapat menjadi sarana literasi dalam
mendukung Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
adalah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah
sebagai organisasi pembelajaran yang warganya pembelajar sepanjang hayat
(Faizah, dkk. Kemendikbud, 2016: 2). Melalui Gerakan Literasi Sekolah dapat
mengembangkan minat siswa dalam membaca sehingga dapatmengembangkan
kemampuan memahami bacaan dan mengaitkannya dengan pengalaman
pribadi, berpikir kritis, serta mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif
“Manfaat Panel Surya: Mengubah Energi Panas Matahari Menjadi Energi
Listrik” merupakan salah satu realisasi yang peneliti upayakan untuk
menghadirkan cergam yang berisi informasi tentang pengolahan energi panas
matahari menjadi energi listrik oleh panel surya sebagai sebagai sarana literasi
dalam menunjang Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dan juga media
pembelajaranpada pembelajaran 1 dalam buku tematiktema 2 “Selalu Berhemat
Energi” subtema 3: “Energi Alternatif” tentang pengolahan energi panas
matahari menjadi energi listrik untuk kelas IV Sekolah Dasar.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam
penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimana proses dalam menyusun prototipe cergam IPA tentang
pengolahan energi panas matahari menjadi energi listrik untuk IV
Sekolah Dasar?
1.2.2 Bagaimana kualitas produk prototipecergam IPA tentang pengolahan
energi panas matahari menjadi energi listrik untuk kelas IV Sekolah
Dasar?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai berikut :
1.3.1 Untuk mengetahui proses dalam menyusun prototipe cergam IPA
tentang pengolahan energi panas matahari menjadi energi listrik untuk
1.3.2 Untuk mendeskripsikan tingkat kualitas produk prototipecergam IPA
tentang pengolahan energi panas matahari menjadi energi listrik untuk
kelas IV Sekolah Dasar.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Siswa
Siswa dapat mengetahui dan menggunakan cergam yang berisi
informasi tentang pengolahan energi panas matahari menjadi energi
listrik dengan menggunakan sebuah alat yaitu panel surya.
1.4.2 Bagi Guru
Guru mendapatkan sarana literasi dan media dalam proses pembelajaran
di kelas berupa cergam yang berisi infomasi tentang pengolahan energi
panas matahari menjadi energi listrik menggunakan panel surya.
1.4.3 Bagi Peneliti
Peneliti dapat melakukan penelitian dalam mengembangkan cergam
yang berisi informasi tentang pengolahan energi panas matahari
menjadi energi listrik untuk kelas IV Sekolah Dasar.
1.5 Definisi Operasional
1.5.1 Prototipe adalah bentuk awal dari sebuah karya tulis yang belum
dicetak dan dipublikasikan secara luas sehingga belum memiliki hak
cipta dari karya yang akan dibuat.
1.5.2 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari alam
1.5.3 Cerita bergambar (Cergam) adalah buku yang berisi cerita disertai
gambar-gambar yang sesuai dengan isi cerita dan memiliki maksud
untuk memberikan informasi maupun pengetahuan kepada
pembacanya.
1.5.4 Energi matahari adalah energi yang berasal dari matahari yang dapat
digunakan manusia untuk melakukan suatu kegiatan dalam kehidupan
sehari-hari.
1.5.5 Energi listrik adalah energi yang dimiliki oleh benda karena adanya
arus listrik, sehingga dapat membantu menyalakan barang-barang
elektronik yang biasanya digunakan oleh manusia dalam kehidupan
sehari-hari.
1.5.6 Siswa kelas IV Sekolah Dasar adalah anak usia 9-10 tahun yang
mempunyai tingkat persepsi terhadap suatu bentuk maupun objek yang
semakin kuat.
1.6 Spesifikasi Produk yang Diharapkan
Produk yang dikembangkan memiliki spesifikasi sebagai berikut:
1.6.1 Prototipe cergam dibuat berdasarkan pada buku kurikulum 2013 pada
Tema 2: “Selalu Berhemat Energi”, subtema 3: “Energi Alternatif”
tentang pengolahan energi panas matahari menjadi energi listrik untuk
siswa kelas IV Sekolah Dasar.
1.6.2 Prototipe cergam berjudul “Manfaat Panel Surya: Mengubah Energi
1.6.3 Prototipe cergam terdiri dari cover, kata pengantar, halaman isi cerita,
pertanyaan refleksi, daftar referensi, dan profil penulis.
1.6.4 Prototipecergam dibuat berwarna dan terdapat gambar ilustrasi agar
siswa tertarik untuk membaca.
1.6.5 Prototipe cergam menggunakan bahasa yang sederhana sehingga siswa
dapat lebih mudah memahami isi cerita.
1.6.6 Prototipe cergam disesuaikan dengan karakteristik perkembangan siswa
kelas IV Sekolah Dasar.
1.6.7 Prototipe cergam dibuat dengan ukuran kertas A5.
1.6.8 Prototipe cergam dicetak dengan menggunakan kertas ivory dengan
ketebalan 0,4 mm.
1.6.9 Prototipe cergam bukan sumber utama yang mengajarkan materi yang
terdapat pada buku tematik kelas IV Sekolah Dasar dalam pembelajaran
1 tema 2: “Selalu Berhemat Energi” subtema 3: “Energi Alternatif”,
sehingga apabila akan mengajarkan mata pelajaran Bahasa Indonesia
9 BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini menguraikan tentang landasan teori yang digunakan
dalam penelitian ini. Pembahasan teori terdiri dari beberapa bagian yaitu kajian
teori, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan peneliti.
2.1 Kajian Pustaka
Kajian pustaka menguraikan teori-teori yang mendukung penelitian,
yaitu teori Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), tematik kelas IV Sekolah Dasar
tema 2 “Selalu Berhemat Energi” subtema 3 “Energi Alternatif”, energi, energi
alternatif, energi matahari, energi listrik, panel surya, cerita bergambar
(cergam), literasi, karakteristik siswa kelas IV Sekolah Dasar.
2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa
Inggris, yaitu natural science, yang artinya ilmu pengetahuan alam (IPA).
Berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam, science artinya
ilmu pengetahuan. Jadi, IPA atau science adalah ilmu yang mempelajari
tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini. IPA membahas tentang
gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil
percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia (Samatowa, 2011: 3).
Menurut James Conant (dalam Samatowa, 2011: 1) science adalah suatu
deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, yang
tumbuh sebagai hasil dari eksperimentasi dan observasi, serta berguna untuk
Menurut A.N.Whitehead (dalam Samatowa, 2011: 1) science dibentuk
karena adanya pertemuan dua orde pengalaman. Orde pertama didasarkan pada
hasil observasi terhadap gejala/fakta (orde observasi), dan yang kedua
didasarkan pada konsep-konsep manusia mengenai alam (orde konsepsional).
Menurut Samatowa (2011: 4) IPA melatih siswa berpikir kritis dan objektif.
Pengetahuan yang benar artinya pengetahuan yang dibenarkan menurut tolak
ukur kebenaran ilmu, yaitu rasional dan objektif. Rasional artinya masuk akal
atau logis, diterima oleh akal sehat. Objektif artinya sesuai dengan objeknya,
sesuai dengan kenyataan atau sesuai dengan pengalaman pengamatan melalui
panca indera.
Berdasarkan beberapa teori di atas, yang dimaksud IPA adalah ilmu
yang mempelajari tentang alam sekitar berdasarkan hasil eksperimentasi dan
observasi. Salah satu materi yang terdapat dalam IPAyang diajarkan di kelas
IV Sekolah Dasar yaitu tentang energi. Materi tentang energi masuk ke dalam
tematik kelas IV Sekolah Dasar yaitu pada Tema 2 : “Selalu Berhemat Energi”
subtema 3: “Energi Alternatif”.
2.1.2 Tematik Kelas IV Sekolah Dasar Tema 2 “Selalu Berhemat Energi” Subtema 3: “Energi Alternatif”
Kurikulum 2013 SD/MI menggunakan pendekatan pembelajaran
tematik integratif dari kelas I sampai kelas VI. Pembelajaran tematik
merupakan salah satu model pembelajaran integratif (integrated instruction)
yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik
konsep-konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik
(Majid dan Rochman, 2014: 106-107). Pembelajaran berbasis integratif yang
diterapkan pada tingkatan pendidikan dasar ini menyuguhkan proses belajar
berdasarkan tema untuk kemudian dikombinasikan dengan mata pelajaran
lainnya. Dalam Kurikulum 2013, terdapat delapan mata pelajaran untuk
sekolah dasar, yaitu Agama, Matematika, Bahasa Indonesia, Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan, Seni Budaya, IPA, dan IPS (Mulyasa, 2013: 170).
Di kelas IV Sekolah Dasar, materi tentang energi alternatif termasuk
ke dalam mata pelajaran IPA yang diajarkan pada pembelajaran 1 yang
terdapat pada buku tematik tema 2: “Selalu Berhemat Energi” subtema 3:
“Energi Alternatif” yang dikolaborasikan dengan mata pelajaran Bahasa
Indonesia dan IPS. Pada tema ini, materi tentang pengolahan energi panas
matahari menjadi energi listrik belum dipelajari dan dibahas lebih mendalam.
Kompetensi Dasar pada mata pelajaran IPS yaitu 3.1 mengidentifikasi
karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan
masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi dan 4.1
menyajikan karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk
kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi.
Kompetensi Dasar pada mata pelajaran IPA yaitu 3.5 memahami berbagai
sumber energi perubahan energi, dan sumber energi alternatif (angin, air,
matahari, panas bumi, bahan bakar organik, dan nuklir) dalam kehidupan
sehari-hari dan 4.5 menyajikan laporan hasil pengamatan dan penelusuran
Sedangkan Kompetensi Dasar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
yaitu 3.4 membandingkan teks petunjuk penggunaan dua alat yang sama dan
berbeda dan 4.4 menyajikan teks petunjuk penggunaan alat dalam bentuk teks
tulis dan visual menggunakan kosa kata baku dan kalimat efektif. Maka pada
pembelajaran 1, mata pelajaran IPS mengajarkan karakteristik sumber daya
alam yang terdapat di dataran tinggi dan rendah berbeda, khususnya Indonesia
yang merupakan negara tropis. Pada mata pelajaran IPA mengajarkan salah
satu sumber daya alam yang terdapat di Indonesia yaitu matahari yang
menghasilkan energi panas yang bermanfaat bagi makhluk hidup, salah satunya
untuk pembangkit listrik dengan menggunakan panel surya. Kemudian pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia mengajarkan tentang cara panel surya
mengubah energi panas matahari menjadi energi listrik yang kemudian
disimpan dalam baterai dan disalurkan ke rumah dengan menggunakan kabel.
Salah satu materi IPA yang diajarkan pada tema 2: “Selalu Berhemat Energi”,
subtema 3: “Energi Alternatif” adalah tentang energi.
2.1.3 Energi
Dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seperti belajar, bekerja,
berolahraga, berjalan, dan berpikir, manusia membutuhkan energi. Energi
merupakan kemampuan untuk melakukan suatu kerja atau usaha. Benda yang
bergerak artinya benda melakukan usaha atau kerja, sehingga membutuhkan
energi. Manusia dapat memanfaatkan perubahan energi dari benda-benda di
sekitar, seperti lampu, setrika, kipas angin, mesin cuci, dan lain-lain untuk
cahaya dan energi panas. Setrika mengubah energi listrik menjadi energi
panas. Kipas angin dan mesin cuci mengubah energi listrik menjadi energi
gerak (Herliani,R.R.,dkk, 2003: 128-129).Menurut Suherlan (2009: 2) energi
merupakan kemampuan yang dapat digunakan untuk melakukan kerja atau
usaha. Setiap benda memiliki kemampuan melakukan usaha memiliki energi.
Hal tersebut dikarenakan usaha dan energi memilki hubungan langsung.
Energi merupakan suatu kemampuan yang dapat digunakan untuk
bekerja, bergerak, bernapas, dan mengerjakan hal lainnya. Energi
menyebabkan mobil dan motor dapat berjalan. Pesawat terbang dapat terbang
karena adanya energi. Begitu juga kereta api dapat berjalan cepat karena
adanya energi. Energi dapat digunakan untuk menyalakan listrik di rumah.
Energi terdapat dimana-mana, bahkan tumbuhan dan hewan juga
membutuhkan energi untuk dapat tumbuh dan berkembang. Dengan demikian,
untuk melakukan suatu usaha, diperlukan energi. Energi terdapat dalam
berbagai bentuk. Kerja kehidupan bergantung pada kemampuan organisme
mengubah energi dari suatu bentuk ke bentuk lainnya (Widodo, dkk.
Kemendikbud, 2016: 190). Energi adalah kemampuan untuk melakukan
pekerjaan. Energi merupakan daya yang dapat digunakan untuk melakukan
berbagai proses kegiatan, meliputi energi mekanik, panas, dan lain-lain. Ada
beberapa energi alam yang dapat digunakan sebagai energi alternatif yang
bersih, tidak berpolusi, aman, dan persediaannya tidak terbatas yang dikenal
dengan energi terbarukan atau energi alternatif (Akhmad (dalam
Menurut Safitri (2009: 18-31) energi merupakan merupakan sebuah
kemampuan benda yang dapat menjadikan manusia agar dapat melakukan
usaha maupun kerja. Energi bersifat kekal, maksudnya tidak dapat
dimusnahkan. Dengan demikian, jumlah energi di akan selalu tetap. Energi
dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Energi dapat berasal dari
matahari, api, atau benda-benda lainnya. Setiap benda yang bergerak
memerlukan energi. Tanpa energi, tidak akan terdapat gerakan apapun.
Terdapat bermacam-macam bentuk energi. Berdasarkan bentuknya, energi
dibedakan atas beberapa macam, yaitu energi kimia, energi panas (kalor),
energi listrik, energi cahaya, dan energi bunyi. Energi dapat dimanfaatkan oleh
manusia untuk menunjang kebutuhan hidupnya. Contohnya, energi panas yang
dihasilkan oleh setrika digunakan untuk merapikan pakaian. Menurut
Sumantoro (2009: 142) energi merupakan sesuatu yang dapat melakukan
pekerjaan atau usaha. Bentuk dari energi antara lain: energi kinetik atau energi
gerak, energi listrik, energi panas (kalor), energi cahaya, energi bunyi, energi
kimia, energi potensial, dan energi alternatif.
Menurut Ramadhan, dkk (2016: 59) energi adalah kemampuan untuk
melakukan pekerjaan. Energi merupakan daya yang dapat digunakan untuk
melakukan berbagai proses kegiatan, seperti energi mekanik, panas, dan
lain-lain. Terdapat beberapa energi alam yang bersih, tidak berpolusi, aman, dan
persediaannya tidak terbatas, yang dikenal sebagai energi alternatif.
Berdasarkan beberapa teori di atas, dapat disimpulkan bahwa energi adalah
dimana-mana dan dapat diubah menjadi bentuk lain. Selain itu, energi dapat
berasal dari matahari, api, atau benda-benda lainnya. Bentuk dari energi antara
lain: energi kinetik atau energi gerak, energi listrik, energi panas (kalor),
energi cahaya, energi bunyi, energi kimia, energi potensial, dan energi
alternatif. Menurut Sumantoro (2009: 161) sumber energi tidak semuanya
tetap ada selamanya, seperti sumber energi yang berasal dari fosil dan minyak
bumi. Apabila minyak bumi dan fosil digali terus-menerus maka
lama-kelamaan akan habis. Oleh karena itu, sebelum sumber energi habis, perlu
mencari sumber energi lainnya, yaitu sumber energi alternatif.
2.1.4 Energi Alternatif
Energi alternatif merupakan energi yang menggunakan bahan bakar
selain fosil maupun minyak bumi. Minyak bumi merupakan sisa-sisa jasad
renik (makhluk hidup yang sangat kecil) yang hidup di laut dan mati
berjuta-juta tahun yang lalu. Minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak
dapat diperbaharui. Disamping tidak dapat diperbaharui, bahan bakar minyak
bumi dapat menyebabkan polusi. Pembakaran minyak secara tidak terkendali
dapat menyebabkan polusi udara. Selain itu, minyak yang tumpah ke laut akan
menyebabkan ikan-ikan mati (Herliani, dkk., 2003: 139-146). Menurut Safitri
(2009: 50-70) terdapat beberapa sumber energi yang melimpah di muka bumi
ini, seperti matahari, air, angin, nuklir, dan biogas.
Menurut Widodo, dkk (2014: 6) energi alternatif merupakan sumber
energi terbarukan atau tidak akan habis dipakai. Sumber energi ini diciptakan
energi terbarukan yang saat ini mulai dikembangkan adalah biogas dari kotoran
ternak, air mengalir, angin, dan panas matahari. Menurut Rahim, dkk (2007:
40) sumber energi alternatif merupakan sumber energi yang bisa digunakan
tanpa mengurangi jumlahnya secara permanen. Matahari, angin, dan air
merupakan sumber yang dapat diperbaharui. Batu bara, minyak, gas
merupakan bahan bakar fosil dan termasuk ke dalam sumber alam yang tidak
dapat diperbaharui sehingga suatu waktu sumber–sumber tersebut akan habis.
Disebut demikian karena batu bara, minyak, dan gas alam terbuat dari sisa
tumbuhan dan hewan kecil yang telah menjadi fosil. Minyak bumi terbuat dari
sisa makhluk laut kecil yang hidup berjuta-juta tahun yang lalu.
Berdasarkan beberapa teori di atas, dapat disimpulkan bahwa energi
alternatif adalah sumber energi yang menggunakan bahan bakar selain dari
minyak bumi maupun gas alam. Beberapa energi alternatif yang dapat
dimanfaatkan dalam kehidupan manusia, yaitu energi yang berasal dari
matahari, air, angin, nuklir, dan biogas. Dari beberapa macam energi alternatif
tersebut, peneliti fokus pada salah satu macam energi alternatif, yaitu energi
yang berasal dari matahari.
2.1.5 Energi Matahari
Indonesia yang terletak di daerah tropis memiliki keuntungan cukup
besar yaitu menerima energi panas matahari yang berkesinambungan
sepanjang tahun (Hasan (dalam Ramadhan, dkk., 2016: 59)). Energi matahari
dapat dimanfaatkan dengan bantuan panel surya. Energi matahari merupakan
masa yang akan datang karena tidak ada polusi yang dihasilkan selama proses
konversi energi, dan sumber energinya banyak tersedia di alam
(Rahayuningtyas, dkk (dalam Ramadhan, dkk., 2016: 60)). Energi panas yang
berasal dari matahari tidak akan pernah habis meskipun digunakan berkali-kali
oleh banyak makhluk hidup (Sumantoro, 2009: 144).
Matahari merupakan sumber energi yang paling besar dan merupakan
sumber energi yang tidak akan habis. Makhluk hidup di muka bumi
memanfaatkan energi matahari, termasuk manusia. Manusia memanfaatkan
energi matahari untuk kebutuhan sehari-hari, seperti menjemur pakaian,
mengeringkan bahan makanan, membuat garam, dan sebagainya. Selain itu,
manusia memanfaatkan energi matahari sebagai pembangkit listrik dengan
menggunakan panel surya. Makhluk hidup lain, seperti tumbuhan
memanfaatkan energi matahari untuk membuat makanan melalui proses
fotosintesis. Di negara Indonesia, sinar dan panas matahari banyak
dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari maupun rumah tangga (Safitri, 2009:
51-52). Manfaat energi panas matahari yaitu untuk mengeringkan baju,
menghangatkan tubuh, membantu pembuatan garam, membantu pembuatan
ikan asin, dan untuk siklus air di bumi (Sumantoro, 2009: 144).
Menurut Suherlan (2009: 17) energi matahari adalah energi yang
utama di bumi. Energi matahari mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan
manusia. Manfaat dari energi matahari yaitu sebagai pemanas ruangan,
penerangan ruangan, kompor matahari, pengeringan hasil pertanian, distilasi
energi matahari merupakan energi yang merambat ke bagian lebih luar sampai
ke permukaan matahari sebelum dipancarkan ke luar angkasa. Energi matahari
memiliki manfaat yang sangat besar untuk proses mahkluk hidup di muka
bumi, seperti untuk membantu fotosintesis.
Hampir semua energi yang terbentuk di bumi berasal dari atau
terbentuk oleh pengaruh energi matahari. Energi matahari diperlukan
tumbuhan hijau untuk membuat makanan. Dalam kehidupan sehari-hari,
energi panas matahari digunakan manusia untuk mengeringkan pakaian,
menjemur padi, dan sebagainya (Herliani, dkk. 2003: 144-145). Menurut Jasa,
dkk (2016: 2) energi matahari adalah energi yang berasal dari panas matahari.
Energi panas matahari diserap melalui sel surya (photovoltaic), kemudian
diubah menjadi energi listrik.Selanjutnya, energi panas matahari yang sudah
diubah menjadi energi listrik disimpan dalam baterai.
Berdasarkan beberapa teori di atas, dapat disimpulkan bahwa
energi matahari merupakan energi yang berasal dari matahari. Matahari
merupakan sumber energi yang terbesar dan ramah lingkungan. Selain itu,
matahari menghasilkan energi panas yang bermanfaat bagi makhluk hidup,
misalnya untuk membantu proses fotosintesis tumbuhan, penerangan ruangan,
mengeringkan pakaian, pembangkit listrik, mengeringkan ikan asin, dan
lain-lain. Dari beberapa manfaat energi panas matahari tersebut, peneliti fokus
pada salah satu manfaat dari energi panas matahari, yaitu untuk pembangkit
2.1.6 Energi Listrik
Energi listrik merupakan energi yang dimiliki oleh benda karena
adanya arus listrik. Energi listrik dapat dialirkan melalui kabel. Energi listrik
dapat diubah menjadi energi lainnya, misalnya energi panas, energi gerak,
energi bunyi, maupun energi cahaya. Energi listrik merupakan energi yang
paling banyak digunakan. Di dalam rumah banyak alat yang menggunakan
energi listrik, contohnya untuk penerangan, untuk menyalakan kipas, kulkas,
televisi, dan sebagainya. Alat rumah tangga yang menggunakan energi listrik
disebut alat elektronik (Safitri, 2009: 27).Menurut Karim, dkk (2008: 185)
energi listrik merupakan salah satu bentuk energi yang paling banyak
digunakan. Energi ini dipindahkan dalam bentuk aliran muatan listrik melalui
kawat logam konduktor yang disebut arus listrik.
Menurut Suherlan (2009: 8) energi listrik memiliki banyak manfaat
bagi kehidupan manusia. Manfaatnya dari energi listrik yaitu untuk
menyalakan televisi, mesin cuci, kipas angin, dan peralatan rumah tangga
maupun kantor lainnya. Semua peralatan tersebut dapat digunakan karena ada
arus listrik yang mengalir di dalamnya. Hal ini menunjukkan bahwa arus
listrik dapat menghasilkan energi.Menurut Widodo, & dkk (2014: 6) energi
listrik merupakan energi yang dimiliki muatan listrik dan arus listrik. Energi
ini merupakan energi yang paling banyak digunakan. Hal tersebut dikarenakan
energi listrik mudah diubah menjadi energi lainnya. Sedangkan, menurut
Ikatan Tentor Indonesia (2015: 170) energi listrik adalah kondisi partikel
antara mereka. Energi listrik merupakan sumber energi yang disalurkan
melalui kabel. Arus listrik timbul karena muatan listrik mengalir dari saluran
positif ke saluran negatif.
Berdasarkan beberapa teori di atas, dapat disimpulkan bahwa energi
listrik adalah sebuah energi yang memiliki muatan dan arus listrik. Energi
disalurkan dengan menggunakan kabel. Selain itu, energi listrik dapat
digunakan untuk menyalakan alat-alat elektronik, seperti televisi, mesin cuci,
kipas angin, dan peralatan rumah tangga maupun kantor lainnya.Salah satu
alat yang dapat mengubah energi panas matahari menjadi energi listrik adalah
panel surya.
2.1.7 Panel Surya
2.1.7.1 Pengertian Panel Surya
Energi panas matahari dapat dimanfaatkan manusia untuk
memanaskan air maupun pembangkit listrik. Namun, energi panas matahari
yang sampai ke permukaan bumi harus dikumpulkan terlebih dahulu. Alat
yang digunakan sebagai pengumpul energi panas matahari disebut panel
surya. Panel surya merupakan sebuah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan energi panas matahari dan kemudian diubah menjadi energi
listrik. Alat ini berbentuk kotak-kotak, berwarna hitam serta bagian atasnya
terbuat dari kaca. Panel surya biasanya diletakkan di atap rumah (Suharti,
2010: 45).Cara keja panel surya dengan prinsip p-n junction, yaitu junction
antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n. Semikonduktor ini terdiri dari
mempunyai kelebihan elektron (muatan negatif), sedangkan semikonduktor
tipe-p mempunyai kelebihan muatan positif dalam struktur atomnya (Julisman,
dkk. 2017: 35).
Panel surya merupakan alat konversi energi panas matahari menjadi
energi listrik (Julisman, dkk. 2017: 35). Biasanya panel surya dapat dipasang
di berbagai tempat yang mudah menyerap energi panas matahari (selalu
terdapat energi panas matahari). Panel surya biasanya berwarna biru gelap.
Panel surya tersusun atas kaca, silisium atau silicon (Si). Kaca dipilih karena
bahan tersebut dapat ditembus oleh sinar matahari. Silikon dijadikan sebagai
salah satu bahan penyusun panel surya karena silikon merupakan bahan
semikonduktor. Semikonduktor adalah material yang dapat menghantarkan
listrik jika mendapat energi cahaya atau panas, sedangkan pada temperatur
rendah menjadi material yang bersifat isolasi (tidak mengahantarkan listrik).
Selain itu, silikon tersedia dalam jumlah yang cukup besar karena sebagai
material kedua terbesar yang tersedia di bumi dan proses pembuatan material
silikon ramah lingkungan. Bagi kebanyakan orang, termasuk orang di
Indonesia biaya yang digunakan untuk membuat pembangkit listrik tenaga
surya (matahari) sangat mahal (Nugraha dan Sunardi, 2012: 20-27)
Panel surya merupakan sebuah alat berukuran tipis (hampir sama
dengan kertas). Panel surya terbuat dari silikon (Si) yang dimurnikan atau
polikristalin silikon dan logam. Logam tersebut yang mampu menghasilkan
listrik karena memiliki banyak elektron (Zubaidah, dkk. Kemendikbud, 2015:
memanfaatkan panas matahari sebagai sumber energinya. Panel surya
biasanya diletakkan di atas atap. Alat ini telah memanfaatkan tekhnologi untuk
mengubah energi panas matahari menjadi energi listrik.
Penerapan tekhnologi panel surya untuk memanfaatkan potensi energi
panas matahari yang tersedia merupakan solusi yang tepat (Subandi, dkk
(dalam Ramadhan,dkk. 2016: 60)).Panel surya akan lebih diminati karena
dapat digunakan untuk berbagai keperluan yang relevan dan di berbagai
tempat, seperti perkantoran dan pabrik(Ubaidillah, dkk (dalam Ramadhan,
dkk. 2016: 60)). Selain itu, di hotel-hotel biasanya juga memanfaatkan panel
surya (Herliani, dkk. 2003: 145).
Berdasarkan beberapa teori di atas, dapat disimpulkan bahwa panel
surya merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengubah energi panas
matahari menjadi energi listrik. Panel surya ukurannya sangat tipis dan terbuat
dari kaca, silikon, dan logam. Biaya yang digunakan untuk membuat panel
surya sangat mahal, sehingga biasanya digunakan di perkantoran, pabrik, dan
hotel. Biasanya panel surya dipasang di berbagai tempat yang dapat menyerap
energi panas matahari. Cara kerja panel surya dengan prinsip p-n junction,
yaitu junction antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n.
2.1.7.2 Cara Kerja Panel Surya
Cara keja panel surya dengan prinsip p-n junction, yaitu junction
antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n. Semikonduktor ini terdiri dari
atom-atom yang terdapat elektron sebagai penyusun dasar. Semikonduktor tipe-n
tipe-p mempunyai kelebihan hole (muatan positif) dalam struktur atomnya.
Kondisi kelebihan elektron dan hole tersebut bisa terjadi dengan mendoping
material dengan atom dopant. Doping adalah memberikan atau menanamkan
atom yang berbeda pada lapisan silikon. Sebagai contoh untuk mendapatkan
material silikon tipe-p, silikon didoping oleh atom boron, sedangkan untuk
mendapatkan material silikon tipe-n, silikon didoping oleh atom fosfor.
Ilustrasi tersebut menggambarkan junction semikonduktor tipe-p dan tipe-n
Julisman, 2017: 35-36).
Peran dari p-n junction ini adalah untuk membentuk medan listrik
sehingga elektron (dan hole) bisa diekstrak oleh material kontak untuk
menghasilkan listrik. Ketika semikonduktor tipe-p dan tipe-n terkontak, maka
kelebihan elektron akan bergerak dari semikonduktor tipe-n ke tipe-p sehingga
membentuk kutub positif pada semikonduktor tipe-n, dan sebaliknya kutub
negatif pada semikonduktor tipe-p. Akibat dari aliran elektron dan hole ini,
maka terbentuk medan listrik yang mana ketika panas matahari mengenai
susunan p-n junction ini maka akan mendorong elektron bergerak dari
semikonduktor menuju logam (Julisman, 2017: 35-36). Aliran elektron inilah
yang kita kenal sebagai aliran listrik. Jika kontak tersebut diberi beban
(misalkan lampu), lampu akan menyala selama elektron mengalir. Dan
sebaliknya, hole bergerak menuju kontak positif menunggu elektron datang.
Demikian seterusnya, sehingga elektron-elektron ini selalu mengalir selama
ada tambahan energi sinar matahari yang mengenainya (Nugraha dan Sunardi,
listrik disimpan menggunakan baterai (Jasa, dkk. 2016: 2). Energi listrik
tersebut kemudian dialirkan ke rumah melalui kabel (Safitri, 2009: 27).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti fokus pada tempat yang dapat
digunakan untuk meletakkan, bagian-bagian, cara kerja, dan manfaat dari panel
surya. Pada bagian tersebut, dijadikan sebagai bahan dalam pembuatan sebuah
cergam.
2.1.8 Cerita Bergambar
2.1.8.1 Pengertian Cerita Bergambar
Cerita bergambar atau biasanya disingkat cergam merupakan buku
yang berupa urutan gambar dalam panel-panel dengan teks verbal di bawah
tiap gambar di luar panel. Gambar-gambar tersebut diurutkan sehingga
membentuk suatu cerita, sedangkan teks di bawahnya berisi narasi dan dialog
antartokoh. Teks narasi mengisahkan aktivitas, latar, atau sesuatu yang lain
yang memperjelas gambar-gambar yang disajikan. Dalam setiap cergam untuk
anak pasti terdapat berbagai gambar ilustrasi yang menarik, dan pada
umumnya penuh dengan warna-warni sehingga dapat menarik perhatian anak
dan pembaca pada umumnya. Cergam untuk anak mestilah lebih pendek dan
bahkan masih didominasi oleh gambar-gambar karena daya imajinasi dan daya
ingatnya yang masih terbatas. Tema dan persoalan dalam cergam dapat berupa
persoalan kehidupan manusia. Berbagai persoalan kehidupan yang dijadikan
cerita harus berangkat dari hal-hal umum yang diketahui anak (Nurgiyantoro,
sederhana karena pemahaman kata-kata berada dalam konteks cerita dan dapat
dipahami bersama dengan bantuan gambar (Nurgiyantoro, 2005: 157-159).
Menurut Rothkei dan Mainbach (dalam Krissandi, 2017: 20) cergam
memuat pesan melalui ilustrasi dan teks tertulis. Kedua elemen ini merupakan
elemen penting pada cerita. Cergam ini memuat berbagai tema yang sering
didasarkan pada pengalaman kehidupan sehari-hari anak. Karakter dapat
berupa manusia atau binatang.Menurut Krissandi (2017: 21) cergam adalah
tuturan teks cerita anak yang ditulis berdasarkan suatu aktivitas atau kejadian
tertentu sesuai dengan sudut pandang anak sehingga dapat menarik minat baca
yang tersusun atas teks dan gambar yang keduanya saling melengkapi.
Berdasarkan beberapa teori di atas, dapat disimpulkan bahwa cergam
adalah buku bacaan cerita yang di dalamnya terdapat gambar dan teks dimana
keduanya saling melengkapi.Tema cergam didasarkan pada pengalaman
kehidupan sehari-hari. Karakter dalam cergam dapat berupa manusia,
binatang, dan gambar ilustrasi yang menarik. Selain itu, cergam dibuat
warna-warni agar dapat menarik perhatian anak dan pembaca pada umumnya.
2.1.8.2 Karakteristik Cerita Bergambar
Beberapa karakteristik cergam yang sesuai bagi anak (Aprianti (dalam
Krissandi, 2017: 21)) sebagai berikut:
1. Bacaannya disukai.
2. Topik menarik perhatian anak.
3. Disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak.
5. Penulisan cerita sangat bersahabat dan menjadi kesukaan anak.
6. Ilustrasi cerita sangat relevan pada latar belakang keluarga dan budaya
anak.
7. Isi cerita merupakan kesukaan anak yang selalu ingin didengar.
8. Bahasa dan gambar mampu memberikan informasi serta ide baru bagi
anak.
Berdasarkan teori di atas, peneliti mengembangkan cergam
berdasarkan salah satu karakteristik cergam yaitu bahasa dan gambar mampu
memberikan informasi serta ide baru bagi anak. Bahasa dan gambar dalam
cergam dapat memberikan informasi kepada siswa mengenai pengertian energi
macam-macam energi, energi alternatif, macam-macam energi alternatif,
pengertian panel surya , tempat yang dapat digunakan untuk meletakkan panel
surya, bagian-bagian, cara kerja, manfaat panel surya.
2.1.8.3 Jenis-Jenis Cerita Bergambar
2.1.8.3.1 Jenis Cerita Bergambar Menurut Rothkei dan Mainbach Jenis cergam menurut Rothkei dan Mainbach (dalam Krissandi,
2017: 22-24) dibedakan menjadi lima macam, yaitu:
1. Buku Abjad (Alphabet book)
Dalam buku abjad, setiap huruf abjad dikaitkan dengan ilustrasi objek
yang diawali dengan huruf. Ilustrasi harus jelas berkaitan dengan huruf-huruf
kunci dan gambar objek serta mudah teridentifikasi. Beberapa buku abjad
Buku abjad berfungsi untuk membantu anak, menstimulasi, dan membantu
pengembangan kosa kata.
2. Buku Mainan (Toys Book)
Buku mainan terdiri dari buku papan, buku pakaian, dan buku pipet
tangan. Buku permainan ini mengarahkan anak-anak untuk lebih memahami
teks, dapat mengeksplorasi konsep nomor, kata bersajak, dan alur cerita. buku
mainan membantu anak-anak mengembangkan keterampilan kognitif,
meningkatkan kemampuan bahasa dan sosialnya, serta mencintai buku.
3. Buku Konsep (Concept Book)
Buku konsep adalah buku yang menyajikan konsep dengan
menggunakan satu atau lebih contoh untuk membantu pemahaman konsep
yang sedang dikembangkan. Konsep ditekankan pengajarannya melalui alur
cerita atau dijelaskan secara repetisi dan perbandingan.
4. Buku Bergambar Tanpa Kata (Wordless Picture Book)
Buku bergambar tanpa kata adalah buku untuk menampilkan cerita
melalui ilustrasi saja. Buku bergambar tanpa kata terdiri dari berbagai bentuk,
seperti buku humor, buku serius, buku informasi, atau buku fiksi. Buku ini
mempunyai beberapa keunggulan, misalnya untuk mengembangkan bahasa
tulis dan lisan secara produktif yang mengikuti gambar. Keterampilan
pemahaman juga dapat dikembangkan pada saat anak membaca cerita melalui
ilustrasi. Anak menganalisis maksud pengarang dengan mengidentifikasi ide
5. Cerita Bergambar (Cergam)
Cergam memuat pesan melalui ilustrasi dan teks tertulis. Cergam yang
baik memuat elemen intrinsik sastra, seperti alur, struktur yang baik, karakter
yang baik, perubahan gaya, latar dan tema yang menarik. Cergam dapat
menimbulkan imajinasi orisional dan mempersiapkaan stimulus berpikir
kreatif. Selain itu, cergam dapat memberikan apresuasi bahasa dan
mengembangkan komunikasi lisan, mengembangkan proses berpikir kognitif,
ungkapan perasaan, dan meningkatkan kepekaan seni pada anak.
Berdasarkan teori di atas, produk yang peneliti kembangkan termasuk
ke dalam jenis cergam. Karakter tokoh menggunakan gambar ilustrasi berupa
panel surya dan matahari. Selain itu, cergam dibuat warna-warni agar siswa
tertarik untuk membaca.
2.1.8.3.1 Jenis Cerita Bergambar MenurutMcElmeel
Menurut McElmeel (dalam Krissandi, 2017: 24-25) cergam
memiliki 6 jenis, yaitu:
1. Fiksi
Buku fiksi adalah buku yang menceritakan cerita khayal, rekaan, atau
sesuatu yang tidak ada dan terjadi sungguh-sungguh. Kategori yang termasuk
dalam fiksi adalah cerita hewan, misteri, humor, dan cerita fantasi yang dibuat
2. Historis
Buku historis adalah buku yang mendasarkan diri pada suatu fakta
atau kenyataan di masa lalu. Buku ini meliputi kejadian sebenarnya, tempat,
atau karakter yang merupakan bagian dari sejarah.
3. Informasi
Buku informasi adalah buku-buku yang memberikan informasi
faktual. Buku informasi menyampaikan fakta dan data apa adanya, yang
berguna untuk menambah keterampilan, wawasan, dan juga bekal teoritis
dalam batas tertentu bagi anak.
4. Biografi
Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang
mulai dari kelahirannya hingga kematiannya jika sudah meninggal.
5. Cerita Rakyat
Cerita rakyat merupakan cerita atau kisah yang asal mulanya
bersumber dari masyarakat serta tumbuh dan berkembang dalam masyarakat
lampau.
6. Kisah Nyata
Kisah nyata berfokus pada peristiwa yang sebenarnya dari sebuah
situasi atau peristiwa.
Berdasarkan teori di atas, cergam yang penulis kembangkan
termasuk ke dalam jenis cergam yang memuat informasi. Informasi yang
terdapat dalam cergam berupa pengertian energi, macam-macam energi, energi
tempat yang dapat digunakan untuk meletakkan, bagian-bagian, cara kerja, dan
manfaat panel surya.
2.1.8.4 Fungsi Cerita Bergambar
Menurut Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005: 159-161) fungsi dan
pentingya cergam bagi siswa sebagai berikut:
1. Cergam dapat membantu siswa terhadap pengembangan dan
perkembangan emosi. Siswa akan merasa terfasilitasi dan terbantu untuk
memahami dan menerima dirinya sendiri dan orang lain, untuk
mengekspresikan berbagai emosinya, seperti rasa takut dan rasa senang,
sedih dan bahagia. Berbagai sikap dan reaksi emosi siswa perlu mendapat
rangsangan untuk penyaluran agar perkembangan emosi berjalan secara
wajar dan terkontrol. Pemahaman dan penerimaan terhadap keadaan diri
sendiri dan orang lain dapat dikembangkan lewat pembelajaran, dan salah
satu medianya adalah menggunakan cergam.
2. Cergam dapat membantu siswa untuk belajar tentang dunia. Selain itu,
juga dapat menyadarkan siswa tentang keberadaan dunia di tengah
masyarakat dan alam. Melalui cergam, siswa dapat belajar tentang
kehidupan masyarakat, baik perspektif sejarah masa lalu maupun masa
kini, belajar tentang keadaan geografi dan kehidupan alam flora dan fauna.
Hal tersebut akan menyadarkan siswa mengenai kehidupan yang lebih luas
yang akan menambah pengalaman hidup yang penting dalam
3. Cergam dapat membantu anak belajar tentang orang lain, hubungan yang
ada dan terjadi, serta pengembangan perasaan. Melalui cergam yang
menampilkan kehidupan keluarga, para tetangga, kawan sebaya, pergaulan
di sekolah, dan lain-lain yang mengisahkan relasi kehidupan antarmanusia
dapat membelajarkan siswa bersikap, bertingkah laku, verbal dan
nonverbal, yang benar sesuai kehidupan sosial-budaya di masyarakat. Pada
hakikatnya, melalui cergam, siswa belajar tentang kehidupan yang
disajikan secara lebih konkret lewat kata-kata dan gambar ilustrasi.
4. Cergam dapat membantu siswa untuk memperoleh kesenangan. Hal ini
merupakan salah satu hal terpenting dalam pemberian cergam, yaitu
memberikan kesenangan dan kenikmatan batiniah. Kesenangan dan
kenikmatan batiniah dapat diperoleh melalui cerita dan gambar-gambar
yang menarik, bagus dan cenderung realistik, dan hal-hal lucu yang
merangsang anak untuk tertawa senang.
5. Cergam dapat membantu siswa untuk mengapresiasi keindahan, baik cerita
secara verbal maupun gambar-gambar ilustrasi yang mendukungnya.
Keindahan cerita verbal dapat diperoleh lewat kemenarikan plot dan
karakter tokoh, sedangkan gambar-gambar ilustrasi diperoleh lewat
ketepatan pelukisan objek, komposisi warna, dan berbagai aksi yang
menarik.
6. Cergam dapat membantu siswa dalam menstimulasi imajinasi. Cerita dan
gambar-gambar mempunyai fungsi untuk mendorong tumbuh dan
sudah terkembangkan, apabila ditambah dengan gambar-gambar ilustrasi
yang mendukung cerita akan semakin dikonkretkan dan diperkuat. Hal
tersebut dapat memperkuat pemahaman terhadap cerita dan daya imajinasi.
Berdasarkan teori di atas, peneliti mengembangkan cergam
berdasarkan beberapa fungsi cergam, yaitu cergam dapat membantu siswa
untuk belajar tentang dunia dan cergam dapat membantu siswa dalam
menstimulasi imajinasi. Melalui cergam tersebut, siswa dapat mengetahui
bahwa terdapat alat yang digunakan untuk mengolah energi panas matahari
menjadi energi listrik, yaitu dengan menggunakan sebuah alat bernama panel
surya. Gambar dan tulisan dalam cergam mendorong tumbuh dan
berkembangnya imanjinasi pada siswa. Selain itu, cergam yang peneliti
kembangkan dapat menjadi sarana literasi dalam menunjang Gerakan Literasi
Sekolah (GLS).
2.1.9 Literasi
2.1.9.1 Pengertian Literasi
Literasi merupakan kemampuan dalam mengakses, memahami, dan
menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain
membaca, melihat, menyimak, menulis, dan atau berbicara. Pada abad ke-21
ini, kemampuan berliterasi siswa berkaitan erat dengan tuntutan keterampilan
membaca yang berujung pada kemampuan memahami informasi secara
analitis, kritis, dan reflektif. Namun, pembelajaran di sekolah saat ini masih
belum mampu mewujudkan hal tersebut. Praktik pendidikan yang
organisasi pembelajaran yang berupaya untuk mendukung mereka sebagai
pembelajar sepanjang hayat (Faizah, dkk. Kemendikbud, 2016: 1).
Maka dari itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
mengembangkan gerakaan literasi sekolah (GLS) yang melibatkan semua
pemangku kepentingan di bidang pendidikan, mulai dari tingkat pusat,
provinsi, kabupaten/kota, hingga satuan pendidikan. Selain itu, pelibatan unsur
eksternal dan unsur publik, yaitu orang tua peserta didik, alumni, masyarakat,
dunia usaha, dan industri juga menjadi komponen penting dalam Gerakan
Literasi Sekolah (GLS). Tujuan khusus dikembangkannya Gerakan Literasi
Sekolah (GLS) adalah menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah,
meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar menjadi
pembelajar sepanjang hayat, menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang
menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola
pengetahuan, menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan
beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca (Faizah, dkk.,
Kemendikbud, 2016: 1).
Sama seperti tujuan khusus dari Gerakan Literasi Sekolah (GLS),
peneliti menghubungkan sarana berupa “Prototipe Cergam IPA tentang
Pengolahan Energi Panas Matahari Menjadi Energi Listrik untuk Kelas IV
Sekolah Dasar”. Pada bagian cergam dapat dijadikan sebagai sarana literasi
2.1.9.2 Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan upaya yang dilakukan
secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran
yang warganya pembelajar sepanjang hayat melalui pelibatan publik. Semua
pemangku kepentingan di bidang pendidikan terlibat dalam pengembangan
kegiatan ini. Tujuan umum dari Gerakan Literasi Sekolah (GLS) adalah
menumbuhkembangkan budi pekerti siswa melalui pembudayaan ekosistem
literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah (GLS) agar
mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. Tahapan Gerakan Literasi
Sekolah (GLS) yang dilakukan di Sekolah Dasar yaitu: 1) pembiasaan yang
dilakukan dengan penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca
(Pemendikbud No. 23 Tahun 2015), 2) pengembangan yang dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi buku
pengayaan, 3) pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan kemampuan literasi
di semua mata pelajaran dengan menggunakan buku pengayaan dan strategi
membaca di semua mata pelajaran (Faizah, dkk. Kemendikbud, 2016: 2-5).
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang digagas Kementrian dan
Kebudayaan didasarkan atas pandangan Beers (dalam Abidin, 2017: 280-281)
yang menjelaskan bahwa praktik-praktik yang baik dalam gerakan literasi
sekolah menekankan prinsip-prinsip: 1) perkembangan literasi berjalan sesuai
tahap perkembangan yang dapat diprediksi, 2) program literasi yang baik
bersifat berimbang, 3) program literasi terintegrasi dengan kurikulum, 4)
mengembangkan budaya lisan, 6) kegiatan literasi perlu mengembangkan
kesadaran terhadap keberagaman.
Pelaksanaan program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dilakukan
secara bertahap dengan mempertimbangkan kesiapan sekolah di seluruh
Indonesia. Kesiapan ini mencangkup kesiapan kapasitas sekolah (ketersediaan
fasilitas, bahan bacaan, sarana, prasarana literasi), kesiapan warga sekolah, dan
kesiapan sistem pendukung lainnya (partisipasi publik, dukungan
kelembagaan, dan perangkat kebijakan yang relevan). Tahapan pelaksanaan
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dilakukan dalam tiga tahap sebagai berikut
(Abidin, 2017: 281-282):
1. Tahap ke-1: Pembiasaan kegiatan membaca yang menyenangkan di
ekosistem sekolah.
Pembiasaan ini bertujuan menumbuhkan minat terhadap bacaan
dan kegiatan membaca dalam diri warga sekolah. Penumbuhan minat baca
merupakan hal fundamental bagi pengembangan kemampuan literasi siswa.
2. Tahap ke-2: Pengembangan minat baca untuk meningkatkan kemampuan
literasi.
Kegiatan pada tahap ini bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan memahami bacaan dan mengaitkannya dengan pengalaman
pribadi, berpikir kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif