Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana S1 dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh Nurul Halimah NPM. 1311050171
Jurusan : Pendidikan Matematika
Dosen Pembimbing :
Pembimbing I : Defriyanto, S.IQ., M.ED Pembimbing II : Hasan Sastra Negara, M.Pd
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
ii
TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017
Oleh : Nurul Halimah
Hasil belajar matematika siswa SMK Perintis Adiluhur masih rendah dan perlu diperbaiki dalam proses pembelajaran matematika sehingga diperlukan model pembelajaran yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Model pembelajaran mind mapping berbasis etnomatematika dapat diterapkan untuk hasil belajar matematika peserta didik lebih baik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar matematika dengan model pembelajaran kooperatif mind mapping berbasis etnomatematika lebih baik daripada model pembelajaran konvensional pada pokok bahasan lingkaran.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Akuntansi SMK Perintis Adiluhur tahun pelajaran 2016/2017 dan dipilih secara populasi sampling diperoleh kelas XI Akuntansi I sebagai kelas eksperimen dan kelas XI Akuntansi II sebagai kelas kontrol. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode tes, wawancara, dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan berupa soal tes tertulis .
Data dianalisis dengan menggunakan uji-t. Hasil penelitian dan perhitungan uji-t diperoleh bahwa = 2,474 dan = 2,009 dengan taraf signifikan 5%. Hasil perhitungan telah menunjukkan bahwa > . Hal ini berarti bahwa keputusan uji ditolak dan diterima.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: hasil belajar matematika siswa kelas XI Akuntansi I materi lingkaran dengan menggunakan model pembelajaran mind mapping berbasis etnomatematika mencapai kenaikan yang signifikan. Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran mind mapping berbasis etnomatematika efektif untuk meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik.
v
Artinya :
Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
(Q.S AL – Baqarah : 155)
Jangan pernah takut untuk melangkah kedepan
keberhasilan akan datang pada orang-orang yang berani mencoba dan mengambil suatu keputusan dalam diri.
vi
ALLAH SWT, karena berkat-Nya saya mampu menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
Penulis mempersembahkan skripsi ini kepada:
1. Kedua orang tua ku tercinta Bapak Sogimin dan Ibu Isnawati yang tercinta, karena telah membesarkan , mendidik, memberikan kasih sayang, perhatian, bimbingan, doa dan mendukung secara materi dan rohani yang tiada hentinya serta menanti dengan sabar keberhasilan studiku.
2. Kakakku tersayang Nur Jumiah, S.Pd dan Ridwan Abdulla Syafaat, S.Pd yang telah memberikan doa, kasih sayang, perhatian dan selalu menghiburku disaat lelah.
3. Seluruh keluarga besarku yang selalu mendoakan keberhasilanku.
4. Adek kosanku tersayang Tri Lestari yang selalu mendoakan keberhasilanku dan menemaniku disaat senang dan susah.
5. Teman perjuanganku ( Yuliana, Mira Agustina, Lailatul Siamy, Leni Zuli Isnawati ) yang memberi semangat dan motivasi demi keberhasilanku.
vii
Kabupaten Lampung Timur pada tanggal 27 November 1994. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan suami istri Bapak Sogimin dan Ibu Isnawati.
Penulis mulai pendidikan pada tahun 2000 di TK Pertiwi Negara Saka Jabung, selanjutnya pada tahun 2001 penulis melanjutkan sekolah di SD N 02 Negara Saka kec. Jabung Kabupaten Lampung Timur dan lulus pada tahun 2007. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 01 Jabung pada tahun 2007 dan lulus tahun 2010. Lalu penulis melanjutkan pendidikan di SMA N 1 Bandar Sribhawono pada tahun 2010 dan lulus pada tahun 2013. Penulis tercatat sebagai mahasiswa Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Matematika pada tahun 2013.
Selama menjadi mahasiswa UIN Raden Intan Lampung, hal yang dilakukan penulis adalah mengikuti Himpunan Mahasiswa Jurusan (HIMATIKA) tahun 2014 dan mengikuti berbagai macam seminar yang diadakan dikampus.
Bandar Lampung, 06 Juni 2017 Penulis,
viii
SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Mind Mapping Berbasis Etnomatematika Terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta Didik SMK Perintis Adiluhur Tahun Pelajaran 2016/2017”. Shalawat seiring salam semoga tetap tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW dan semoga kita semua kelak akan mendapatkan syafaatnya di akhir. Aamiin.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai Sarjana Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. Penulis menyadari terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari berbagai pihak. Untuk itu dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.
2. Bapak Dr. Nanang Supriadi, S.Si, M.Sc selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.
ix
memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.
5. Almamaterku tercinta Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. 6. Kepala Sekolah Amin Mufroil, S.Pd., MM.Pd, Dewan Guru dan Staf Tu
SMK Perintis Adiluhur yang telah memberikan bantuan hingga terselesaikannya skripsi ini.
7. Sahabat-sahabat ku tercinta Matematika D angkatan 2013, teman-teman KKN kelompok 80 Desa Siswo Bangun, Seputih Banyak, Lampung Tengah. Teman-teman PPL di SMP Perintis 2 Bandar Lampung.
8. Semua pihak yang tidak daapat penulis satu persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari keterbatasan kemampuan yang ada pada diri penulis. Untuk itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini berguna bagi diri penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Bandar Lampung, 06 Juni 2017 Penulis
x
ABSTRAK ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
HALAMAN PENGESAHAN... iv
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN... vi
RIWAYAT HIDUP ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
xi
F. Kegunaan Penelitian ... 8
BAB II LANDASAN TEORI A. Model Pembelajaran 1. Pengertian Model Pembelajaran ... 9
1.1. Model Pembelajaran Kooperatif ... 10
1.2. Model Pembelajaran Mind Mapping ... 12
1.3. Etnomatematika ... 16
1.4. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Mind Mapping Berbasis Etnomatematika ... 19
B. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar ... 20
2. Jenis-Jenis Hasil Belajar ... 21
3. Faktor-Faktor Hasil Belajar ... 22
C. Materi Lingkaran 1. Lingkaran 1.1. Pengertian Lingkaran ... 24
1.2. Unsur-Unsur Lingkaran ... 24
xii
1.2.5. Tembereng Lingkaran ... 26
1.2.6. Apotema Lingkaran... 27
1.3. Rumus-Rumus Pada Lingkaran ... 27
1.3.1. Keliling Lingkaran ... 27
1.3.2. Luas lingkaran... 27
1.3.3. Panjang Busur Lingkaran... 27
1.3.4. Luas Juring Lingkaran... 27
D. Penelitian Yang Relevan ... 28
E. Kerangka Berpikir ... 29
F. Hipotesis ... 31
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 32
B. Variabel Penelitian ... 33
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ... 33
1. Popolasi ... 33
2. Sampel ... 34
3. Teknik Pengambilan Sampel ... 35
xiii
F. Uji Prasyarat Analisis Data ... 39
1. Uji Normalitas... 39
2. Uji Homogenitas ... 40
G. Uji Hipotesis ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian ... 44
1. Pelaksanaan Pembelajaran ... 44
2. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen ... 45
2.1. Instrumen Tes ... 45
2.1.1. Uji Validitas ... 45
2.1.1.1. Validitas Isi ... 46
2.1.1.2. Validitas Konstruk ... 47
2.1.2. Uji Tingkat Kesukaran ... 48
2.1.3. Uji Normalitas ... 49
B. Deskripsi Data Amatan ... 50
1. Hasil Belajar Matematika Peserta Didik ... 51
a. Kelas Eksperimen ... 51
xiv
5. Uji Hipotesisi Penelitian ... 57 C. Pembahasan ... 58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 68 B. Saran ... 69
DAFTAR PUSTAKA
xv
1. Data Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI AK I ... 3
2. Langkah-Langkah Pembelajaran Mind Mapping ...20
3. Langkah-Langkah Pembelajaran Mind Mapping Berbasis Etnomatematika.21 4. Desain Penelitian Quasi Eksperimen ... 32
5. Distribusi Peserta Didik Kelas XI AK SMK Perintis Adiluhur ... 34
6. Interprestasi Derajad Kesukaran Item ... 39
7. Validitas Soal Tes Uji Coba ... 47
8. Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal Tes ... 48
9. Hasil Uji Normalitas ... 49
10. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperimen ... 51
11. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelas Kontrol ... 52
12. Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika ... 54
13. Hasil Uji Normalitas Data Amatan ... 55
14. Hasil Uji Homogenitas Data Amatan ... 56
xvi
1.2. Diameter Lingkaran ... 26
1.3. Busur Lingkaran ... 26
1.4. Tali Busur Lingkaran ... 27
1.5. Juring Lingkaran ... 27
1.6. Tembereng Lingkaran ... 27
1.7. Apotema Lingkaran ... 28
1.8. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperimen ... 52
1.9. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelas Kontrol ... 53
2.0. Distribusi Uji Normalitas Data Amatan ... 56
xvii
Lampiran Halaman
1. Uji Coba Validitas dan Perhitungan Manual Uji Coba Validitas
Instrumen Penelitian ... 73
2. Tingkat Kesukaran dan Perhitungan Manual Tingkat Kesukaran Uji Coba Instrumen Penelitian ... 77
3. Kelas Atas dan Kelas Bawah Tingkat Kesukaran Uji Coba Instrumen Penelitian ... 81
4. Silabus ... 82
5. RPP ... 85
6. Kisi-Kisi Uji Coba Tes Hasil Belajar Matematika Peserta Didik ... 103
7. LKS ... 104
8. Soal Uji Coba Tes Hasil Belajar Matematika Peserta Didik ... 112
9. Kunci Jawaban Uji Coba Hasil Belajar Matematika Peserta Didik ... 114
10. Daftar Nama Siswa Uji Coba Instrumen Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 116
11. Validitas Uji Coba Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Serta Perhitungan Manualnya ... 118
xviii
15. Deskripsi Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 143
16. Nota Dinas ... 145
17. Kartu Konsultasi ... 149
18. Pengesahan Seminar ... 153
19. Lembar Validasi ... 154
20. Surat Permohonan Penelitian ... 163
21. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 164
22. Profil Sekolah SMK Perintis Adiluhur ... 165
23. Gambar Mind Mapping ... 168
24. Foto Pembelajaran ... 173
25. Tabel Chi Kuadrat ... 177
26. Tabel Distribusi F ... 178
27. Tabel Uji Liliefors ... 179
28. Tabel Product Moment ... 180
29. Tabel Distribusi T ... 181
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan suatu negara. Kemajuan suatu negara dalam segala bidang baik dalam bidang ekonomi, bidang teknologi, bidang pertanian, kebudayaan, maupun bidang-bidang yang lainnya tidak terlepas dari peran pendidikan. Hal ini dikarenakan orang cerdas atau berpendidikan akan mampu memberikan kontribusi yang positif bagi perkembangan peradaban suatu negara.
menempatkan diri di dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat sejak lahirnya Republik Proklamasi. Hal ini sesuai dengan apa yang di jelaskan pada Q.S Al-Alaq ayat 1-5 yaitu
Yang artinya : (1)Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
(2)Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah, (3)Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, (4)Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, (5)Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Dari uraian kandungan surah Al-‘Alaq di atas memberikan penjelasan kepada kita bahwa wajibnya kita menjadi pribadi yang rajin membaca atau belajar, kita ketahui bersama bahwa membaca adalah pintu pertama yang dilalui oleh ilmu untuk masuk ke dalam otak dan hati manusia. Ayat di atas juga mengisyaratkan kepada manusia terutama ummat Muhammad SAW agar ketika telah memperoleh ilmu pengetahuan, maka sejatinya harus disampaikan kepada manusia yang lainnya, sebagaimana yang dicontohkan oleh Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.
pendidikan. Tidak seperti sekolah yang ada di perkotaan yang sudah mempunyai fasilitas yang lengkap. Sekolah SMK Perintis Adiluhur Lampung Timur telah melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan mutu sekolah yaitu guru profesional, buku mata pelajaran, perpustakaan dan fasilitas belajar di kelas. Dari wawancara dengan guru SMK Perintis Adiluhur diperoleh data nilai hasil belajar yaitu sebagai berikut :
Tabel. 1
Data Hasil Belajar Mata Pelajaran Matematika Peserta Didik Kelas XI Akuntansi 1 Semester Ganjil SMK Perintis Adiluhur
Tahun Pelajaran 2015/2016.
No Nilai Banyak Peserta Didik Presentase
1 < 70 21 80,77%
2 ≥ 70 5 19,23%
Jumlah 26 100%
Sumber: Daftar Nilai Sub Sumatif Kelas XI Akuntansi I Semester Ganjil SMK Perintis Adiluhur Tahun Pelajaran 2015/2016.
paket dan LKS. Selain itu guru juga memberikan tugas kepada peserta didik, baik individu maupun kelompok. Dari observasi diperoleh :
1. Masih terdapat peserta didik yang tidak memperhatikan saat pembelajaran. 2. Masih terdapat peserta didik yang tidak bisa mengerjakan soal baik tugas
maupun latihan yang diberikan oleh guru secara individu.
3. Masih terdapat peserta didik yang cenderung menyalin jawaban guru daripada mengerjakan sendiri.
4. Peserta didik yang pandai lebih mendominasi dalam pembelajaran maupun pengerjaan soal secara individu.
5. Banyak peserta didik yang tidak bertanya saat diberikan kesempatan bertanya karena takut salah dan ditertawakan oleh teman-temannya.
Situasi pembelajaran akan lebih menarik minat peserta didik untuk belajar matematika apalagi ditunjang beberapa pendekatan pembelajaran yang tepat, sehingga dapat menciptakan proses pembelajaran yang efektif guna menciptakan tujuan pembelajaran yang efektif. Pembelajaran yang efektif diantaranya pemilihan metode pembelajaran dalam proses belajar.
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan kecil yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda1. Dalam pembelajaran kooperatif Guru dituntut harus dapat membimbing peserta didik dalam kerja kelompok.
Pembelajaran kooperatif Mind Mapping merupakan suatu teknik mencatat melalui peta pikiran (mind mapping) berdasarkan bagaimana otak akan mengambil berbagai tanda dalam bentuk beragam, mulai dari gambar, bunyi, bau, pikiran dan perasaan bahkan etnik. Pembelajaran kooperatif Mind Mapping ini dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk saling membagi ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Pembelajaran kooperatif Mind Mapping ini belum banyak digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran, sehingga dapat membuat peserta didik lebih aktif, dapat meningkatkan hasil belajar, lebih menarik minat peserta didik untuk belajar matematika. Dengan kemampuan minat belajar peserta didik dalam mengekspresikan ide-ide dengan
1
berbicara, menulis, mendemonstrasikan secara visual serta merefleksikan benda-benda nyata seperti gambar, diagram.
Nilai budaya merupakan landasan karakter bangsa, hal yang penting untuk ditanamkan dalam setiap individu, untuk itu nilai budaya ini perlu ditanamkan sejak sejak dini, agar setiap individu mampu lebih memahami, memaknai, dan menghargai serta menyadari pentinganya nilai budaya dalam menjalankan setiap aktivitas kehidupan. Penanaman nilai budaya bisa dilakukan melalui lingkungan keluarga, pendidikan, dan dalam lingkungan masyarakat tentunnya. Pendidikan dan budaya memiliki peran yang sangat penting dalam menumbuhkan dan mengembangakan nilai luhur bangsa kita. Salah satu yang dapat menjembatani antara budaya dan pendidikan adalah etnomatematika.
Etnomatematika adalah bentuk matematika yang dipengaruhi atau didasarkan budaya2. Melalui penerapan etnomatematika dalam pendidikan khususnya pendidikan matematika diharapakan nantinya peserta didik dapat lebih memahami matematika, dan lebih memahami budaya mereka.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti akan mencoba menerapkan Model Pembelajaran Mind Mapping Berbasis Etnomatematika dengan tujuan miningkatkan hasil belajar peserta didik yang lebih baik, Oleh karena itu penulis mencoba menyusun proposal yang berjudul: “ Penerapan Model Pembelajaran
2
Kooperatif Mind Mapping Berbasis Etnomatematika Terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta Didik SMK Perintis Adiluhur Tahun Pelajaran 2016 / 2017”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang di identifikasikan adalah sebagai berikut :
1. Peserta didik masih mengalami kesulitan dalam belajar matematika.
2. Masih kurang diterapkannya model pembelajaran dalam proses pembelajaran khususnya model pembelajaran Mind Mapping.
3. Hasil belajar peserta didik rendah.
C. Pembatasan Masalah
Karena keterbatasan waktu dan biaya maka, penulis membatasi masalah ini pada:
1. Model pembelajaran yang diterapkan pada kelas eksperimen adalah model pembelajaran mind maaping berbasis etnomatematika .
2. Hasil belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini hanya hasil belajar yang meliputi ranah kognitif saja.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka disusun rumusan masalah dalam penelitian sebagai berikut:
Apakah hasil belajar matematika dengan model pembelajaran kooperatif mind mapping berbasis etnomatematika lebih baik daripada model pembelajaran konvensional pada pokok bahasan lingkaran?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian dalam penelitian ini adalah untuk melihat apakah hasil belajar matematika dengan model pembelajaran kooperatif mind mapping berbasis etnomatematika lebih baik daripada model pembelajaran konvensional pada pokok bahasan lingkaran.
F. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah
1. Sebagai referensi khususnya bagi guru SMK Perintis Adiluhur dalam rangka meningkatkan hasil belajar bidang studi matematika.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Model Pembelajaran
1. Pengertian Model Pembelajaran
Menurut Hanafiah “ model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan dalam rangka mensiasati perubahan perilaku peserta didik secara adaptif maupun generatif ”.
Menurut Joyce dan Weill, Model Pengajaran sebagai rencana atau pola yang dapat digunakan untuk tujuan-tujuan tertentu, pengajaran konsep-konsep informasi, cara-cara berfikir, studi nilai-nilai sosial, dengan meminta peserta didik untuk terlibat aktif dalam tugas-tugas kognitif dan sosial tertentu3.
Sedangkan menurut Soekamto, dkk (dalam Nurulwati, 2000) mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan kegiatan belajar mengajar.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan model pembelajaran adalah cara/teknik penyajian yang digunakan guru dalam proses pembelajaran agar
3
tercapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran di kembangkan untuk
meningkatkan kemampuan berfikir kreatif peserta didik .
1.1.Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Ngalimun “model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri”4.
Menurut Trianto “Pembelajaran kooperatif adalah sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan peserta didik bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama’’.
Menurut Sanjaya menyatakan bahwa:
Keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran diantaranya5:
a. Melalui SPK peserta didik tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri dan menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari peserta didik yang lain.
b. SPK dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
4
Ngalimun,Strategi dan Model Pembelajaran (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2012)
5
c. SPK dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasan serta menerima segala perbedaan.
d. SPK dapat membantu memberdayakan setiap peserta didik untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
e. SPK merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan memanage waktu, dan sikap positif terhadap sekolah.
f. Melalui SPK dapat mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menguji ide dan pemahaman sendiri, menerima umpan balik. Peserta didik dapat berpratik untuk memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang di buat adalah tanggung jawab kelompoknya.
g. SPK dapat meningkatkan kemampuan peserta didik menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (riil).
h. Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.
Disamping keunggulan, SPK juga memiliki keterbatasan diantaranya: a. Untuk memahami dan mengerti filosofis SPK memang butuh waktu.
pengajaran langsung dari guru bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh peserta didik.
c. Penilaian yang diberikan dalam SPK didasarkan kepada kerja kelompok. d. Keberhasilan SPK dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok
memerlukan periode waktu yang cukup panjang, hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali atau sekali-kali penerapan strategi ini.
e. Walaupun kemampuan bekerjasama merupakan yang sangat penting untuk peserta didik, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara individual.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran kelompok dengan jumlah peserta didik 2-5 orang dengan gagasan untuk saling memotivasi antara anggotanya untuk saling membantu agar tercapainya suatu tujuan pembelajaran yang maksimal.
1.2. Model Pembelajaran Mind Mapping
Strategi pembelajaran Mind Mapping dikembangkan sebagai metode efektif untuk mengembangkan gagasan-gagasan melalui rangkaian peta-peta.
Salah satu penggagas metode ini adalah Tony Buzan (2004)6.
6
Menurut Tony Buzan, Mind mapping adalah cara mengembangkan kegiatan berpikir ke segala arah, menangkap berbagai pikiran dalam berbagai sudut.
DePorter dan Hernacki berpendapat bahwa Mind Mappingmenggunakan pengingat-pengingat visual dan sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan seperti peta jalan yang digunakan untuk belajar, mengorganisasikan, dan merencanakan.
Model pembelajaran mind mapping sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal peserta didik atau untuk menemukan alternatif jawaban. Dipergunakan dalam kerja kelompok secara berpasangan ( dua orang ).
Untuk menggunakan mind mapping, ada beberapa langkah persiapan yang harus dilakukan, antara lain7:
1. Mencatat hasil materi dan menyimak poin-poin atau kata kunci poin-poin tersebut.
2. Menunjukan jaringan-jaringan dan relasi-relasi diantara berbagai poin/gagasan/kata kunci ini terkait dengan materi pelajaran.
3. Membrainstorming semua hal yang sudah diketahui sebelumnya tentang topik tersebut.
4. Merencanakan tahap-tahap awal pemetaan gagasan dengan memvisualisasikan semua aspek dari topik yang dibahas.
7
5. Menyusun gagasan dan informasi dengan membuatnya bisa diakses pada satu lembar saja.
6. Menstimulasi pemikiran dan solusi kreatif atas permasalahan-permasalahan yang terkait dengan topik bahasan.
7. Mereview belajaran untuk mempersiapkan tes atau ujian.
Langkah-langkah model pembelajaran mind mappingyaitu : 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh peserta didik dan sebaliknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban.
3. Untuk mengetahui daya serap peserta didik, membentuk kelompok berpasagan dua orang.
4. Setiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawabah hasil diskusi.
5. Setiap kelompok (diacak) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat dipapan tulis dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru.
6. Peserta didik membuat peta pikiran berdasarkan alternatif jawaban yang telah didiskusikan.
8. Peserta didik diminta membuat kesimpulan dan guru memberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan.
Kelebihan dari model pembelajaran Mind Mapping yaitu : 1. Fleksibel
Didalamnya jika seorang pembicara tiba-tiba teringat untuk menjelaskan suatu hal tentang pemikiran, Anda dapat dengan mudah menambahkannya di tempat yang sesuai dalam Peta Pikiran Anda tanpa harus kebingungan.
2. Dapat memusatkan pikiran
Anda tidak perlu berfikir untuk menangkap setiap kata yang dibicarakan. Sebaliknya, Anda dapat berkonsentrasi pada gagasannya.
3. Meningkatkan pemahaman
Ketika membaca suatu tulisan atau laporan teknik, Peta Pikiran akan meningkatkan pemahaman dan memberikan catatan tinjauan ulang yang sangat berarti nantinya.
4. Menyenangkan
Imajinasi dan kreativitas Anda tidak terbatas dan hal itu menjadikan pembuatan dan peninjauan ulang catatan lebih menyenangkan.
Adapun kekurangan dari model pembelajaran mind mapping yaitu :
1. Hanya peserta didik yang aktif yang terlibat dalam proses pembelajaran. 2. Tidak sepenuhnya murid yang belajar.
Dalam kegiatan belajar pelaku utama dalam belajar adalah peserta didik atau pelajar. Belajar akan lebih bermakna jika peserta didik mengalami apa yang dipelajari bukan mengetahui. Keberhasilan belajar dapat dilihat dari beberapa faktor, misalnya dengan hasil belajar yang baik.
Peserta didik akan berhasil dengan baik bila dalam pembelajaran berpartisipasi secara aktif. Pentingnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika didasarkan pada sifat mata pelajaran itu sendiri, karena pada dasarnya mata pelajaran tersebut bersifat abstrak sehingga diperlukan suatu cara dalam mengatasi agar mata palajaran tersebut mendapat respon yang tinggi dari peserta didik.
Salah satu kondisi pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil peserta didik dalam belajar matematika yaitu melalui model pembelajaran MIND MAPPING. Model pembelajaran ini merupakan kombinasi antara belajar secara kooperatif dengan belajar secara individual, peserta didik tetap dikelompokan, tetapi setiap peserta didik belajar sesuai dengan kecepatan dan kemampuan masing-masing, setiap anggota kelompok saling membantu dan mengecek.
1.3. Etnomatematika
jargon, and codes of behavior, myths, and symbols. The derivation of mathema is difficult, but tends to mean to explain, to know, to understand, and to do activities such as ciphering, measuring, classifying, inferring, and modeling. The suffix tics is derived from techné, and has the same root as techniqu.
8
D'Ambrosi juga mengatakan Ethnomathematics adalah studi tentang matematika yang memperhitungkan pertimbangan budaya dimana matematika muncul dengan memahami penalaran dan sistem matematika yang mereka gunakan. Kajian etnomatematika dalam pembelajaran matematika mencakup segala bidang: arsitektur, tenun, jahit, pertanian, hubungan kekerabatan, ornamen, dan spiritual dan praktik keagamaan sering selaras dengan pola yang terjadi di alam atau memerintahkan sistem ide-ide abstrak.
Shirley, berpandangan bahwa sekarang ini bidang etnomathematika, yaitu matematika yang timbul dan berkembang dalam masyarakat dan sesuai dengan kebudayaan setempat, merupakan pusat proses pembelajaran dan metode pengajaran. Hal ini membuka potensi pedagogis yang mempertimbangkan pengetahuan para peserta didik yang diperoleh dari belajar di luar kelas.
Menurut Barton, ethnomathematics mencakup ide-ide matematika, pemikiran dan praktik yang dikembangkan oleh semua budaya. Ethnomathematics juga dapat dianggap sebagai sebuah program yang bertujuan untuk mempelajari bagaimana peserta didik untuk memahami,
8
mengartikulasikan, mengolah, dan akhirnya menggunakan ide-ide matematika, konsep, dan praktek-praktek yang dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan aktivitas sehari-hari mereka. Dalam pembelajaran berbasis budaya, lingkungan belajar akan berubah menjadi lingkungan yang menyenangkan bagi guru dan peserta didik, yang memungkinkan berpartisipasi aktif berdasarkan budaya yang sudah mereka kenal, sehingga dapat diperoleh hasil belajar yang optimal.
Etnomatematika dalam Pembelajaran Matematika
Budaya sangat menentukan bagaiamana cara pandang peserta didik dalam menyikapi sesuatu. Termasuk dalam memahami suatu materi matematika. Ketika suatu materi begitu jauh dari skema budaya yang mereka miliki tentunya materi tersebut sulit untuk dipahami. Untuk itu diperlukan suatu pendekatan dalam pembelajaran matematika yang mampu menghubungkan antara matematika dengan budaya mereka.
langsung dengan budaya yang merupakan aktivitas mereka sehari-hari dalam bermasyarakat. Tentunya hal ini membantu guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran untuk dapat memfasilitasi peserta didik secara baik dalam memahami suatu materi.
1.4. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Mind Mapping Berbasis Etnomatematika
Menurut Sani, Ridwan tahapan atau langkah-langkah kegiatan pembelajaran Mind Mapping secara umum dijelaskan yaitu :
Tabel.II
Langkah-Langkah Pembelajaran Mind Mapping
Tahap Perilaku Guru
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 Tahap 6 Tahap 7 Tahap 8
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh peserta didik dan sebaliknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban.
Untuk mengetahui daya serap peserta didik, membentuk kelompok berpasagan dua orang.
Setiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi.
Setiap kelompok (diacak) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat dipapan tulis dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru.
Peserta didik membuat peta pikiran berdasarkan alternatif jawaban yang telah didiskusikan.
Beberapa peserta didik diberi kesempatan untuk menjelaskan ide pemetaan konsep berpikirnya.
Adapun penerapan model pembelajaran Mind Mapping Berbasis Etnomatematika dalam penelitian yaitu :
Tabel. III
Langkah-langkah pembelajaran Mind Mapping Berbasis Etnomatematika
Tahap Perilaku Guru
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 Tahap 6 Tahap 7 Tahap 8
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
Guru mengemukakan konsep tentang lingkaran yang akan ditanggapi oleh peserta didik. Kemudian guru memberikan contoh permasalahan dalam kehidupan yaitu budaya lokal seperti Candi Borrobudur dengan menampilakan gambar-gambar terkait budaya yang ada di Borrobudur untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik tentang budaya.
Untuk mengetahui daya serap peserta didik, membentuk kelompok berpasagan dua orang.
Setiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawabah hasil diskusi.
Setiap kelompok (diacak) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat dipapan tulis dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru.
Peserta didik membuat peta pikiran berdasarkan alternatif jawaban yang telah didiskusikan.
Beberapa peserta didik diberi kesempatan untuk menjelaskan ide pemetaan konsep berpikirnya.
Peserta didik diminta membuat kesimpulan dan guru memberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan.
B. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Bloom mengemukakan tiga ranah hasil belajar yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan menurut Sanjaya menyatakan bahwa, hasil belajar merupakan gambaran kemampuan peserta didik dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam satu kompetensi dasar.
2. Jenis-jenis hasil belajar a. Kognitif
Hasil belajar kognitif mengacu pada hasil belajar yang berkenaan dengan pengembangan kemampuan otak dan penalaran peserta didik. Domain kognitif ini memiliki enam tingkatan yaitu:
1. Ingatan (recall)
2. Pemahaman (comprehension) 3. Penerapan (application) 4. Analisis (analiysist) 5. Sintesis (syntesis) 6. Evaluasi (evaluationa) b. Afektif
Hasil belajar afektif mengacu pada sikap dan nilai yang diharapkan dikuasai peserta didik setelah mengikuti pembelajaran.
Ada 5 tingkatan hasil belajar afektif : 1. Menerima (receiving)
3. Menghargai (valuing) 4. Mengatur diri (organizing)
5. Menjadika pola hidup (characterization) c. Psikomotorik
Hasil belajar psikomotorik mengacu pada kemampuan bertindak. Hasil belajar psikomotorik terdiri atas 5 tingkatan sebagai berikkut:
1. Persepsi 2. Kesiapan
3. Gerakan terbimbing 4. Bertindak secara mekanis 5. Gerakan kompleks
3. Faktor-Faktor Hasil Belajar
Secara umum, hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu faktor-faktor yang ada dalam diri peserta didik dan faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang berada di luar diri pelajar9.
Yang tergolong faktor internal ialah :
1. Faktor fisiologis atau jasmani individu baik bersifat bawaan maupun yang diperoleh dengan melihat, mendengar, struktur tubuh, cacat tubuh dan sebagainya.
9
2. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun keturunan, yang meliputi :
a. Faktor intelektual terdiri atas
Faktor potensial, yaitu intelegensi dan bakat.
Faktor aktual yaitu kecakapan nyata dan prestasi.
b. Faktor non intelektual yaitu komponen - komponen kepribadian tertentu seperti sikap, minat, kebiasaan, motivasi, kebutuhan, konsep diri, penyesuaian diri, emosional, dan sebagainya.
Yang tergolong faktor eksternal yaitu a. Faktor sosial yang terdiri atas :
Faktor lingkungan keluarga
Faktor lingkungan sekolah
Faktor lingkungan masyarakat
Faktor kelompok
b. Faktor budaya seperti : adat istiadat, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesenian dan sebagainya.
c. Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim dan sebagainya.
Dari uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu hasil perubahan yang telah dicapai peserta didik setelah melakukan kegiatan pembelajaran.
C. Materi Lingkaran 1. Lingkaran
1.1. Pengertian Lingkaran
Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap suatu titik tertentu. Titik O disebut juga dengan titik pusat lingkaran dan huruf r merupakan jari-jari lingkaran ( pada gambar 1.1).
Gambar 1.1 1.2. Unsur-Unsur Lingkaran
1.2.1. Diameter ( garis tengah)
AB = d adalah diameter (garis tengah), dan garis yang ditunjukan pada OA = OB = r adalah jari-jari lingkaran ( pada gambar 1.2 ).
Gambar 1.2 1.2.2. Busur lingkaran
Busur lingkaran adalah bagian dari keliling lingkaran yang dilalui oleh dua titik. Busur lingkaran ditunjukan pada lingkaran dititik A ke titik B ( pada gambar 1.3 ).
Gambar 1.3 1.2.3. Tali busur lingkaran
Gambar 1.4 1.2.4. Juring lingkaran
Juring lingkaran adalah daerah lingkaran yang dibatasi oleh jari-jari dan busur lingkaran ( pada gambar 1.5 ).
Gambar 1.5 1.2.5. Tembereng (segmen)
Tembereng atau segmen lingkaran adalah daerah yang dibatasi oleh sebuah tali busur dan busur lingkaran ( pada gambar 1.6 ).
1.2.6. Apotema
Apotema lingkatan adalah garis yang ditarik dari pusat lingkaran dan tegak lurus terhadap tali busur lingkaran. Apotema ditunjukan pada garis OS ( pada gambar 1.7 )
Gambar 1.7 1.3. Rumus-rumus pada lingkaran 1.3.1. Keliling lingkaran
Keliling lingkaran (K) = 1.3.2. Luas lingkaran
Luas lingkaran (L)= 1.3.3. Panjang busur lingkaran
Panjang busur lingkaran = 1.3.4. Luas juring lingkaran
D. Penelitian Yang Relevan
1. Penelitian Fadhilaturrahmi pada tahun 2017 yang berjudul Penerapan Metode Mind Mapping Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Semester II PGSD Mata Kuliah Pendidikan Matematika SD Kelas Rendah. Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa semester II pada mata kuliah pendidikan matematika SD kelas rendah. Hal ini ditunjukan dengan persentase hasil belajar. Persentase hasil belajar sebelum diterapkan sebesar 70,97% dan sesudah diterapkan sebesar90,32%. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan.
2. Penelitian Rahma Faelasofi pada tahun 2016 yang berjudul Penerapan Metode Mind Mapping Pada Pembelajaran Matematika. Hasil penelitian menunjukan bahwa menerapkan metodeMind mapping dan pembelajaran metode ceramah, diperoleh kesimpulan bahwa ada Perbedaan rata-rata hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, serta rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan rata-rata hasil belajar pada kelas kontrol. Untuk kelas eksperimen rata-rata kelasnya yaitu 76,04 dan untuk kelas kontrol rata-rata kelasnya yaitu 64.
ditunjukan dengan hasil rata-rata. Hasil rata-rata sebelum diterapkan yaitu 3,56 dari skor maksimal yaitu 5,00 dan hasil rata-rata sesudah diterapkan yaitu 4,14 dari skor maksimal yaitu 5,00.
E. Kerangka Berpikir
Hasil belajar sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya sumber atau sarana pembelajaran, sistem atau cara penyampaian, tingkat penguasaan materi. Salah satu alternatif model pembelajaran yang sesuai diterapkan di kelas adalah model pembelajaran mind mapping. Model pembelajaran ini dapat membantu peserta didik untuk mengonstruk pengetahuannya sendiri serta memahami konsep-konsep yang telah diajarkan. Melalui peta pikiran yang sifatnya menggali pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik, terjadi proses berpikir yang kemudian peserta didik akan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya untuk dapat membangun pengetahuan baru yang sedang di pelajari.
konvensional pada pada materi lingkaran. Dalam penelitian yang dilaksanakan terlebih dahulu ditentukan dua kelas yang akan digunakan sebagai sampel dalam penelitian yang akan dilaksanakan. Sampel diambil dari dua kelas yang memiliki rata–rata hasil belajar yang tidak jauh berbeda atau diharapkan sama. Dari kedua kelas sampel tersebut kemudian ditentukan mana yang akan menjadi kelas kontrol dan mana yang akan menjadi kelas eksperimen. Penentuan kelas eksperiman dan kontrol dilakukan secara populasi sampling. Dari kedua kelas tersebut masing-masing kelas diberikan perlakuan yang berbeda. Untuk kelas eksperimen dalam kegiatan belajar mengajar diterapkan model pembelajaran Mind mapping berbasis etnomatematika. Kemudian pada kelas kontrol yang digunakan adalah model pembelajaran konvensional.
Berikut ini penulis gambarkan kerangka pikir sebagai berikut:
F. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang masalah dan landasan teori tersebut di atas, maka penulis merumuskan jawaban sementara (Hipotesis) terhadap permasalahan pokok yaitu :
: Hasil belajar matematika dengan model pembelajaran mind mapping berbasis etnomatematika tidak lebih baik dari model pembelajaran konvensional.
:Hasil belajar matematika dengan model pembelajaran mind mapping berbasis etnomatematika lebih baik dari model pembelajaran konvensional.
Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping Berbasis
Etnomatematika (X)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Jenis eksperimen yang digunakan adalah Quasi Eksperimen. Quasi eksperimen yaitu desaign ini memiliki kelompok kontrol tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen10.
Dalam penelitian ini responden dikelompokkan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok eksperimen, yaitu peserta didik yang mendapat perlakuan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping Berbasis Etnomatematika. Kelompok kedua adalah kelompok kontrol , yaitu peserta didik yang mendapat perlakuan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran konvensional.
10
Tabel. IV
Desain Penelitian Quasi Eksperimen
Kelas (X) (Y)
Akuntansi I Penerapan model pembelajaran Mind Mapping berbasis etnomatematika
Hasil belajar matematika Akuntansi II Penerapan model pembelajaran
konvensinal
Hasil belajar matematika
Keterangan:
Akuntansi I : Kelas Eksperimen Akuntansi II : Kelas Kontrol
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah : “ segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetepkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut”11.
Ada dua macam variabel dalam penelitian ini yaitu :
1. Variabel bebas (independent variabel)adalah variabel yang mempengaruhi atau disebut variabel X. Dalam hal ini yang menjadi variabel bebas adalah “Model PembelajaranMind Mapping Berbasis Etnomatematika”.
2. Variabel terikat (dependent variabele) adalah variabel yang dipengaruhi atau disebut variabel Y, dalam hal ini variabel terikatnya adalah “ Hasil Belajar Matematika Peserta Didik”.
11
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan kemudian karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan kemudian ditarik kesimpulannya di himpunan yang lengkap dari satuan atau individu yang karakteristiknya ingin kita ketahui12.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan populasi adalah sekelompok individu yang akan diselidiki atau yang menjadi objek penelitian, yang berada dalam suatu wilayah atau daerah tertentu. Berkaitan dengan itu maka yang akan menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI Akuntansi (I, II) di SMK Perintis Adiluhur yang berjumlah 52 peserta didik. Dengan distribusi kelas sebagai berikut :
Tabel. V
Distribusi peserta didik kelas XI SMK Perintis Adiluhur Lampung Timur
No Kelas Jumlah Peserta Didik
1 XI Akuntansi I 26
2 XI Akuntansi II 26
Jumlah Populasi 52
2. Sampel
Menurut Sugiyono, “ sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”13. Sampel dalam penelitian ini adalah dua
12
Ibid. h. 297.
13
kelas yang dipilih dari populasi yang kemudian satu kelas diberi perlakuan dengan model pembelajaran konvensional atau yang disebut dengan kelas kontrol (XI Akuntansi II) dan kelas kedua diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping Berbasis Etnomatematika atau disebut dengan kelas eksperimen (XI Akuntansi I).
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling adalah suatu teknik pengambilan sampel14. Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah teknik populasi sampling, yaitu seluruh anggota populasi dijadikan sebagai sampel.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes, observasi, wawancara dan dokumentasi.
1. Tes
Metode tes adalah cara pengumpulan data yang menghadapkan sejumlah pertanyaan-pertanyaan atau perintah-perintah kepada subjek penelitian.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa soal uraian (essay). 2. Observasi
Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiono mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
14
berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantaranya yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan15. Hasil observasi dalam penelitian ini adalah pengamatan langsung mengenai proses belajar mengajar dengan tujuan untuk mendapatkan informasi tentang objek dalam penelitian. 3. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pencarian data atau informasi mendalam yang diajukan kepada responden atau informan dalam bentuk pertanyaaan lisan. Metode ini digunakan oleh peneliti untuk mewawancarai guru mata pelajaran matematika dan untuk mengetahui kesulitan peserta didik dalam pembelajaran serta karakteristik peserta didik.
4. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan melihat dalam dokumen-dokumen yang telah ada. Dokumentasi yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sejarah singkat SMK Perintis Adiluhur, data sekolah, daftar guru, daftar peserta didik dan data hasil belajar peserta didik tahun ajaran 2016/2017 serta data struktur organisasi SMK Perintis Adiluhur.
E. Analisis Instrumen Penelitian
15
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati16. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk tes. Tes yang diberikan berupa butir soal uraian (essay) untuk mengukur kemampuan hasil belajar yang dilakukan diakhir tahap pembelajaran pada kelas yang diajarkan.
1. Uji Validitas
Menurut Sugiyono, instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur17. Suatu instumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi , sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila penulis mampu mengukur apa yang di inginkan. Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang penulis inginkan . Ada dua hal yang harus diukur untuk mengetahui kevalidan suatu instrumen yaitu tingkat kesukaran soal .
Untuk menguji validitas uraian, gunakan rumus korelasi Produk Momentyaitu :
= ∑ − ∑ . ∑
( ∑ − (∑ ) ) ( ∑ − (∑ )
16
Opcit. h.148.
17
Dimana :
: Koefisien Validitas : Jumlah Peserta Tes
X : Skor Masing-Masing Butir Soal Y : Skor Total18
Setelah didapat harga koefisien validitas maka di interprestasikan terhadap kriteria tolak ukur mencari angka korelasi “r” product moment ( ). Dengan derajat kebebasan sebesar (n-2) pada taraf signifikana = 0,5. Dengan ketentuan bahwa sama atau lebih besar dari maka hipotesis diterima atau soal dapat dinyatakan valid. Sebaliknya jika lebih kecil dari pada maka soal tes dinyatakan tidak valid.
2. Uji Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran suatu butir soal menunjukan apakah butir soal tersebut tergolong butir soal yang sukar, sedang, atau mudah. Menurut Arikunto, “ taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut dalam menjaring banyaknya subjek pesrta tes yang dapat mengerjakan dengan benar. Jika banyak subjek yang menjawab dengan benar maka taraf kesukaran tes tersebut rendah. Sebaliknya jika hanya sedikit dari subjek yang dapat menjawab benar maka taraf kesukaran soal tersebut tinggi”.
18
Untuk mengetahui taraf kesukaran dari tes dapat diukur dengan menggunakan rumus19:
= ++
Dimana :
TK : tingkat kesukaran
SA : jumlah skor kelompok atas SB : jumlah skor kelompok bawah IA : jumlah skor ideal kelompok atas IB : jumlah skor ideal kelompok bawah
Interprestasi atas derajad kesukaran item digunakan kriteria menurut Robert L. Thorndike dan Elizabeth Hagen dalam bukunya berjudul Measurument and Evaluation In Psychology and Educationmengemukakan sebagai berikut20:
Tabel. VI
Interprestasi Derajad Kesukaran Item Besar P Interprestasi 0,00 ≤ P < 0,30 Terlalu Sukar 0,30 ≤ P ≤ 0,70 Cukup (Sedang) 0,70 < P ≤ 1,00 Terlalu Mudah
19
Rostina,Statistika Penelitian Pendidikan(Bandung: Alfabeta, 2014), h. 76.
20
Berdasarkan pendapat tersebut, dalam penelitian ini butir soal yang akan digunakan untuk tes yang termasuk pada kategori sedang yaitu jika taraf kesukarannya 0,30 ≤ P ≤ 0,70.
F. Uji Prasyarat Analisis Data 1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak.
Dalam penelitian ini, digunakan uji normalitas dengan Metode Liliefors. Rumus uji Liliefors yaitu :
= │ ( ) − ( )│, = (∝, )
Dengan Hipotesis
H0: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1: Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Kesimpulan : jika ≤ , maka H0diterima
Dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Mengurutkan data
b. Menentukan frekuensi masing-masing data c. Menentukan frekuensi kumulatif
d. Menentukan nilai Z dimana =
e. Menentukan nilai f(z), dengan menggunakan tabel z f. Menentukan s(z) =
g. Menentukan nilai L = │ ( ) − ( )│
h. Menentukan nilai = │ ( ) − ( )│
i. Menentukan nilai = (∝, )
j. Membandingkan dan , serta membuat kesimpulan. Jika
≤ , maka H0diterima.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi penelitian mempunyai variansi yang sama atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji barlett. Rumus uji barlett sebagai berikut :
χ2 = (10)( −∑ log 2
1 }
χ2 = χ ,
Hipotesis :
H0= data homogen
H1= data tidak homogen
Kriteria penarikan kesimpulan untuk uji Barlett sehingga H0 diterima, jika χ2 ≤χ2 maka H
0diterima.
a. Tentukan varians masing-masing kelompok data dengan rumus varians yaitu sebagai berikut :
= ( − )− 1
b. Tentukan varians gabungan dengan rumus sebagai berikut :
= ∑ (∑ . )
Dimana :
= − 1
c. Menentukan nilai Barlett dengan rumus = (∑ ) log d. Tentukan nilai Chi Kuadrat dengan rumus sebagai berikut :
χ = (10){ −∑ log }
e. Tentukan nilai = χ ,
f. Bandingkan χ dengan χ kemudian membuat kesimpulan. Jika χ ≤ χ , maka diterima.
G. Uji Hipotesis
Untuk menguji dua rata-rata digunakan formulasi uji-t. a. Hipotesis uji
H0 : ≤ (Hasil belajar matematika peserta didik dengan model
etnomatematika tidak lebih baik dibandingkan konvensional).
H1 : > (Hasil belajar matematika peserta didik dengan model
pembelajaran kooperatif mind mapping berbasis etnomatematika lebih baik dibandingkan konvensional).
b. Uji - T
Untuk menguji hipotesis diatas, penulis dalam penelitian ini menggunkan rumus statistik yaitu
t
hitung=
×
Dimana :
=
( ) ( )Keterangan :
: Rata-rata nilai kelas eksperimen
:Banyaknya peserta didik kelas eksperimen
: Banyaknya peserta didik kelas kontrol
: varians kelas eksperimen
: varians kelas kontrol
S : simpangan baku gabungan21
Kriteria pengujian adalah terima jika ≤ dan tolak apabila > 22.
21
Sundayana Rostina,Statistika Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2014)
22
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
Hasil Penelitian dan pembahasan pada bab ini adalah hasil studi lapangan untuk memperoleh data dengan teknik tes setelah dilakukan suatu pembelajaran yang berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Variabel yang diteliti adalah hasil belajar peserta didik pada pelajaran matematika materi pokok lingkaran pada peserta didik kelas XI Akuntansi I dan XI Akuntansi II SMK Perintis Adiluhur Lampung Timur. Sebagai kelas eksperimen adalah peserta didik kelas XI Akuntansi I dan sebagai kelas kontrol adalah peserta didik kelas XI Akuntansi II. Setelah gambaran pelaksanaan penelitian dijelaskan, dilanjutkan dengan pengujian hipotesis menggunakan statistik uji-T dengan pengujian normalitas dan uji kesamaan varians sebagai uji prasyaratnya.
1. Pelaksanaan Pembelajaran
Pembelajaran yang digunakan dalam kelas eksperimen yaitu pembelajaran dengan model pembelajaran mind mapping berbasis etnomatematika dan dalam kelas kontrol digunakan model pembelajaran konvensional. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh peneliti dengan menyiapkan materi yang akan disampaikan kepada peserta didik dan peserta didik mengerjakan tugas yang berkaitan dengan materi secara berkelompok, hasil pekerjaan peserta didik dikumpulkan, koreksi terhadap hasil pekerjaan peserta didik dengan berprinsip pada penghargaan terhadap beragam jawaban dan kontribusi peserta didik, peserta didik dipilih untuk menjelaskan hasil jawabannya, memberi penjelasan jawaban peserta didik, dan menyimpulkan pembelajaran.
2. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen 2.1. Instrumen Tes
Untuk memperoleh data tes hasil belajar matematika, dilakukan uji coba tes hasil belajar matematika yang terdiri dari 10 butir soal pada populasi diluar sampel penelitian. Uji coba tes dilakukan pada 20 orang peserta didik kelas XI OTO SMK Perintis Adiluhur.
2.1.1. Uji Validitas
2.1.1.1. Validitas Isi
Validitas instrumen tes kemampuan pemecahan masalah matematika pada penelitian ini menggunakan validitas isi dan validitas konstruk. Uji validitas isi ini dilakukan dengan menggunakan daftar checklist oleh tiga validator yaitu dua dosen dari jurusan pendidikan matematika UIN Raden Intan Lampung, yaitu bapak M. Syazali, M.Si dan bapak Fredi Ganda Putra, M.Pd dan satu guru mata pelajaran matematika di SMK Perintis Adiluhur yaitu ibu Nur Jumiah, S.Pd. Berdasarkan pengujian validitas instrumen terhadap para ahli diperoleh beberapa pendapat diantaranya :
a. Bapak M. Syazali, M.Si mengemukakan untuk no 1, 4 dan 6 bahasa perlu diperbaiki dan mengganti gambar pada soal.
b. Bapak Fredi Ganda Putra, M.Pd mengemukakan bahwa no 1, 2 dan 3 bahasa dan penulisan perlu diperbaiki. c. Ibu Nur jumiah, S.Pd mengemukakan bahwa butir soal
Instrumen yang telah divalidasi kepada validator dan telah diperbaiki, selanjutnya dijadikan pedoman dan acuan dalam menyempurnakan isi tes kemampuan pemecahan masalah matematis.
2.1.1.2. Validitas Konstruk
Tes yang peneliti gunakan untuk di uji coba. Upaya untuk mendapatkan data yang akurat maka tes yang digunakan dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria yang baik. Data hasil penelitian terhadap tes dapat dilihat pada lampiran 1. Hasil analisis butir soal tes hasil belajar matematika dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel. VII
Validitas Soal Tes Hasil Belajar
No Soal Interprestasi Ket
Hasil perhitungan uji instrumen tes hasil belajar
matematika peserta didik dengan 10 soal uraian dan α =
0,05, menunjukan bahwa menunjukan bahwa terdapat 3 (tiga) soal yang tidak valid ( < 0,423) yaitu soal nomor 3, 4, dan 8. Sedangkan soal yang tergolong valid yaitu soal nomor 1, 2, 5, 6, 7, 9, 10.
2.1.2. Uji Tingkat Kesukaran
Uji tingkat kesukaran pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah soal yang diujikan tergolong sukar, sedang, atau mudah. Hasil analisis tingkat kesukaran butir soal dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel. VIII
Tingkat Kesukaran Butir Soal Tes
No. Soal Tingkat Kesukaran Keterangan
1 0,233 Sukar
2 8,000 Mudah
3 6,125 Sedang
4 6,500 Sedang
5 9,125 Mudah
6 6,666 Sedang
7 6,000 Sedang
8 5,941 Sedang
9 5,555 Sedang
10 7,642 Sedang
Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran 10 butir soal tes uraian yang di uji cobakan menunjukan, terdapat 2 butir soal yang tergolong dalam tingkat kesukaran mudah (0,70 < ≤
1,00) yaitu soal nomor 2 dan 5. Sedangkan 7 butir soal yang tergolong dalam tingkat kesukaran sedang (0,30 < ≤ 0,70) yaitu soal nomor 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10. Soal lainnya tergolong dalam kategori tingkat kesukaran sukar (TK <0,30), yaitu soal nomor 1.
2.1.3. Uji Normalitas
Uji normalitas pada uji coba instrumen ini menggunakan metode Liliefors. Uji normalitas ini untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Rangkuman hasil uji normalitas kelompok data tersebut disajikan pada tabel berikut.
Tabel. IX Hasil Uji Normalitas
No − ( − ) Z(i) F(Z) S(Z) | ( ) − ( )|
1 38 -21 455 -1,369 0,085 0,050 0,035 2 38 -21 455 -1,369 0,085 0,100 0,015 3 40 -20 387 -1,262 0,103 0,150 0,047 4 41 -19 361 -1,220 0,111 0,200 0,089 5 45 -15 215 -0,942 0,173 0,250 0,077 6 48 -11 128 -0,728 0,233 0,300 0,067
7 52 -8 64 -0,514 0,304 0,350 0,046
8 52 -8 64 -0,514 0,304 0,400 0,096
9 53 -7 49 -0,449 0,327 0,450 0,123
10 57 -3 9 -0,193 0,424 0,500 0,076
Lanjutan Tabel IX. Hasil Uji Normalitas
12 62 2 4 0,128 0,551 0,600 0,049
13 67 7 49 0,449 0,673 0,650 0,023
14 72 12 144 0,770 0,779 0,700 0,079
15 72 12 144 0,770 0,779 0,750 0,029
16 73 14 187 0,877 0,810 0,800 0,010
17 76 16 256 1,027 0,848 0,850 0,002
18 78 19 348 1,198 0,885 0,900 0,015
19 83 24 560 1,519 0,936 0,950 0,014
20 87 27 729 1,733 0,958 1,000 0,042
= 59,667
S = 15,578
= 0,123 = 0,192
Hasil uji normalitas yang diperoleh dalam Tabel. IX , tampak bahwa taraf signifikansi 5% untuk = 0,123 dan = 0,192. Ini berarti bahwa < maka hipotesis nol diterima. Dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
B. DESKRIPSI DATA AMATAN
1. Hasil Belajar Matematika Peserta Didik 1.1. Kelas Eksperimen
Signifikasi peserta didik dikatakan baik, jika hasil belajar belajar peserta didik mencapai skor 71 sampai 100. Hasil belajar peserta didik dikatakan sedang, apabila hasil belajar belajar peserta didik mencapai skor 31 – 70. Serta hasil belajar peserta didik dikatakan kurang , apabila hasil belajar belajar peserta didik mencapai skor 0 – 30. Data perolehan nilai post test hasil belajar matematika peserta didik kelas XI Akuntansi I yang terkumpul disajikan berikut ini.
Tabel. X Distribusi Frekuensi Perolehan Hasil Belajar Matematika
Kelas Eksperimen
Kategori Frekuensi Persentase
Kurang 1 3,846%
Sedang 15 57,692%
Baik 10 38,462%
Jumlah 26 100%
kelas eksperimen pada Tabel. X di atas dapat disajikan pada diagram berikut ini.
Gambar 1.8. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperimen
1.2. Kelas Kontrol
Data perolehan nilai post test hasil belajar matematika peserta didik kelas XI Akuntansi II yang terkumpul disajikan berikut ini.
Tabel. XI Distribusi Frekuensi Perolehan Hasil Belajar Matematika
Kelas Kontrol
Kategori Frekuensi Persentase
Kurang 5 19,231%
Sedang 12 46,154%
Baik 9 34,615%
Jumlah 26 100%
Berdasarkan Tabel.XI distribusi frekuensi perolehan hasil belajar matematika kelas eksperimen di atas menunjukkan bahwa perolehan nilai pada kategori kurang sebanyak 5 peserta didik atau sebesar 19,231%, dan
0 20 40 60
KURANG
SEDANG
BAIK
1 15
10 3.846
57.692
38.462
kategori sedang sebanyak 12 peserta didik atau sebesar 46,154% serta pada kategori baik sebanyak 9 peserta didik sebanyak 34,615%. Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi perolehan hasil belajar matematika kelas kontrol pada Tabel. XI di atas dapat disajikan pada diagram berikut ini.
Gambar 1.9. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelas Kontrol
2. Deskripsi Hasil Belajar Matematika Peserta Didik
Data tentang hasil belajar matematika peserta didik pada materi lingkaran yang sudah diperoleh, selanjutnya dapat dicari nilai tertinggi ( ) dan nilai terendah ( ) pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Kemudian dicari ukuran tendensi sentralnya yang meliputi rataan ( ), median ( ), modus ( ), dan ukuran variansi kelompok meliputi jangkauan (R) dan simpangan baku (S) yang dapat dirangkum dalam tabel berikut ini.
0 20 40 60
KURANG
SEDANG
BAIK
5 12
9 19.231
46.154
34.615
Tabel. XII Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika
Kelas Ekperimen Dan Kelas Kontrol
Kelompok
Ukuran Tendansi Sentral
Ukuran Variansi Kelompok
R S
Eksperimen 84 29 64,170 60,526 65,789 55 13,726
Kontrol 80 13 52,179 70 56,667 67 20,826
Sumber: Pengolahan Data Perhitungan Pada Lampiran 15
Berdasarkan Tabel.XII diatas diperoleh hasil tes tertinggi kelas eksperimen adalah 84 dan nilai terendahnya 29. Sementara nilai tertinggi yang diperoleh kelas kontrol sebesar 80 dan nilai terendahnya 13. Ukuran tendensi sentralnya yang meliputi rata-rata kelas (mean) untuk kelas eksperimen adalah 64,170 dan kelas kontrol 52,179 yang berarti terdapat perbedaan hasil belajar matematika peserta didik antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sementara itu nilai tengah (median) peserta didik kelas eksperimen adalah 65,789 dan kelas kontrol adalah 56,667. Nilai yang sering muncul (modus) kelas eksperimen adalah 60,526 dan kelas kontrol adalah 70. Kemudian simpangan baku (S) pada kelas eksperimen adalah 13,726 dan kelas kontrol adalah 20,826.
3. Uji Normalitas Data Amatan
Untuk mengetahui kedua sampel berdistribusi normal atau tidak maka dilakukan uji normalitas pada data variabel terikat yaitu hasil belajar matematika peserta didik. Uji normalitas data amatan ini menggunakan metode Liliefors. Uji normalitas data hasil belajar matematika peserta didik dilakukan terhadap masing-masing kelompok data yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Rangkuman hasil uji normalitas kelompok data tersebut disajikan pada tabel berikut.
Tabel. XIII Hasil Uji Normalitas
No Kelas Keputusan Uji 1 Eksperimen 0,126
0,166 diterima 2 Kontrol 0,128
Sumber: Pengolahan Data Perhitungan Pada Lampiran 12
Untuk lebih jelasnya, hasil distribusi uji normalitas data amatan pada Tabel. XIII diatas dapat disajikan pada diagram berikut ini.
Gambar. 2.0. Distribusi Uji Normalitas Data Amatan 4. Uji Homogenitas Data Amatan
Uji homo