• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Pengertian Motivasi

Motivasi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002) adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang, sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu, atau motivasi adalah usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. Motivasi pada dasarnya adalah mencoba untuk mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang di inginkan. Dengan kata lain adalah dorongan dari luar terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu. Motivasi belajar seorang mahasiswa akan meningkat dengan adanya kejelasan kaitan antara bekerja keras dengan diperolehnya penghargaan finansial dan non finansial dalam wujud pengembangan bakat. Banyak yang beranggapan bahwa mahasiswa yang memperoleh kepuasan fasilitas belajar akan mendapatkan pekerjaan yang baik. Keberhasilan suatu perguruan tinggi dalam mencapai tujuannya bukan hanya karena fasilitasnya tetapi juga mahasiswa.

Menurut Ali (2012) bahwa motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang, tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi, tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Adapun beberapa teori dari motivasi dari para ahli, yaitu :

(2)

1. Teori Hierarki Kebutuhan

Menurut Maslow (2010) telah menetapkan semacam hierarki prapotensi dalam wilayah kebutuhan pokok manusia dan menjelaskan manfaat hierarki ini pada pemahaman mengenai motivasi. Asumsi:

1. Kebutuhan fisiologis, kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya secara fisik mencakup makan, udara, perlindungan, seks, terhindar dari rasa sakit. Sebagai contoh, Setelah manusia makan, mereka akhirnya akan menjadi lapar lagi dan akan terus menerus mencari makanan dan air lagi.Sementara kebutuhan di tingkatan yang lebih tinggi tidak terus menerus muncul. Dalam organisasi : gaji cukup, kondisi kerja baik.

2. Kebutuhan keamanan, yaitu Kebutuhan akan rasa aman berbeda dari kebutuhan fisiologis karena kebutuhan ini tidak bisa terpenuhi secara total. Manusia tidak pernah dapat dilindungi sepenuhnya dari ancaman-ancaman meteor, kebakaran, banjir atau perilaku berbahaya orang lain. Menurut Maslow, orang-orang yang tidak aman akan bertingkah laku sama seperti anak-anak yang tidak aman. Mereka akan bertingkah laku seakan-akan selalu dalam keadaan terancam besar. Seseorang yang tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas secara berelebihan serta akan berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan yang tidak diharapkannya. Sebagai contoh, dalam organisasi kondisi kerja yang aman dalam menempati posisi kerja dan kenaikan gaji untuk mengatasi inflasi 3. Kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang yaitu kebutuhan yang

(3)

terpenuhi, maka muncullah kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki-dimiliki. Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi dorongan untuk bersahabat, keinginan memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan untuk dekat pada keluarga dan kebutuhan antar pribadi seperti kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta. Maslow juga mengatakan bahwa kebutuhan akan cinta meliputi cinta yang memberi dan cinta yang menerima. Kita harus memahami cinta, harus mampu mengajarkannya, menciptakannya dan meramalkannya. Jika tidak, dunia akan hanyut ke dalam gelombang permusuhan dan kebencian.

4. Kebutuhan akan penghargaan yaitu kebutuhan yang muncul setelah kebutuhan dicintai dan dimiliki tercukupi, manusia akan bebas untuk mengejar kebutuhan akan penghargaan. Maslow menemukan bahwa setiap orang yang memiliki dua kategori mengenai kebutuhan penghargaan, yaitu kebutuhan yang lebih rendah dan lebih tinggi. Kebutuhan yang rendah adalah kebutuhan untuk menghormati orang lain, kebutuhan akan status, ketenaran, kemuliaan, pengakuan, perhatian, reputasi, apresiasi, martabat, bahkan dominasi. Kebutuhan yang tinggi adalah kebutuhan akan harga diri termasuk perasaan, keyakinan, kompetensi, prestasi, penguasaan, kemandirian dan kebebasan. Dalam organisasi: kepuasan dalam menggapai gelar, kepuasan menyelesaikan tugas, pengakuan, partisipasi dalam pengambilan keputusan.

5. Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan, tetapi melibatkan keinginan yang terus menerus untuk

(4)

memenuhi potensi. Maslow melukiskan kebutuhan ini sebagai hasrat untuk semakin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya. Awalnya Maslow berasumsi bahwa kebutuhan untuk aktualisasi diri langsung muncul setelah kebutuhan untuk dihargai terpenuhi. Akan tetapi selama tahun 1960-an, ia menyadari bahwa banyak anak muda memiliki pemenuhan yang cukup terhadap kebutuhan-kebutuhan lebih rendah seperti reputasi dan harga diri, tetapi mereka belum juga bisa mencapai aktualisasi diri. Kebutuhan Aktualisasi, mencakup kebutuhan puncak aktualisasi potensi diri secara penuh.

2. Teori X dan Teori Y Douglas McGregor

Teori X menyatakan bahwa sebagian besar orang-orang ini lebih suka diperintah, dan tidak tertarik akan rasa tanggung jawab serta menginginkan keamanan atas segalanya. Teori ini juga menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pekerja memiliki ambisi yang kecil untuk mencapai tujuan perusahaan namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam bekerja para pekerja harus terus diawasi, diancam serta diarahkan agar dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan perusahaan. Lebih lanjut menurut asumis teori X dari McGregor ini bahwa orang-orang ini pada hakekatnya adalah:

1. Tidak menyukai bekerja.

2. Tidak menyukai kemauan dan ambisi untuk bertanggung jawab, dan lebih menyukai diarahkan atau diperintah

(5)

3. Mempunyai kemampuan yang kecil untuk berkreasi mengatasi masalah-masalah organisasi.

4. Hanya membutuhkan motivasi fisiologis dan keamanan saja.

5. Harus diawasi secara ketat dan sering dipaksa untuk mencapai tujuan organisasi.

Untuk menyadari kelemahan dari asumi teori X itu maka McGregor memberikan alternatif teori lain yang dinamakan teori Y. asumis teori Y ini menyatakan bahwa orang-orang pada hakekatnya tidak malas dan dapat dipercaya, tidak seperti yang diduga oleh teori X. Teori ini memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari lainnya. Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara ketat karena mereka memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan perusahaan. Pekerja memiliki kemampuan kreativitas, imajinasi, kepandaian serta memahami tanggung jawab dan prestasi atas pencapaian tujuan kerja. Pekerja juga tidak harus mengarahkan segala potensi diri yang dimiliki dalam bekerja. Secara keseluruhan asumsi teori Y mengenai manusia adalah sebagai berikut:

1. Pekerjaan itu pada hakekatnya seperti bermain dapat memberikan kepuasan kepada orang. Keduanya bekerja dan bermain merupakan aktiva-aktiva fisik dan mental. Sehingga di antara keduanya tidak ada perbedaan, jika keadaan sama-sama menyenangkan.

2. Manusia dapat mengawasi diri sendiri, dan hal itu tidak bisa dihindari dalam rangka mencapai tujuan-tujuan organisasi.

(6)

3. Kemampuan untuk ber-kreativitas di dalam memecahkan persoalan-persoalan organisasi secara luas di distribusikan kepada seluruh karyawan. 4. Motivasi tidak saja berlaku pada kebutuhan-kebutuhansocial, penghargaan

dan aktualisasi diri tetapi juga pada tingkat kebutuhan-kebutuhan fisiologi dan keamanan.

5. Orang-orang dapat mengendalikan diri dan kreatif dalam bekerja jika dimotivasi secara tepat

Setelah teori X dan teori Y mengkaji cara para manajer berhubungan dengan para karyawan. Kesimpulan yang didapatkan adalah pandangan manajer mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut menurut Douglas McGregor (Dalam Meitiyah, 2014:8)

3. Teori Frederick Herzberg

Teori Frederick Herzberg (Hasibuan, 1990 : 177) mengemukakan teori motivasi berdasar teori dua faktor yaitu faktor higiene dan motivator. Dia membagi kebutuhan Maslow menjadi dua bagian yaitu kebutuhan tingkat rendah (fisik, rasa aman, dan sosial) dan kebutuhan tingkat tinggi (prestise dan aktualisasi diri) serta mengemukakan bahwa cara terbaik untuk memotivasi individu adalah dengan memenuhi kebutuhan tingkat tingginya. Menurut Hezberg, faktor-faktor seperti kebijakan, administrasi perusahaan, dan gaji yang memadai dalam suatu pekerjaan akan menentramkan karyawan.

(7)

Menurut hasil penelitian Herzberg ada tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam memotivasi bawahan (Hasibuan, 1990 : 176) yaitu :

1. Hal-hal yang mendorong karyawan adalah pekerjaan yang menantang yang mencakup perasaan berprestasi, bertanggung jawab, kemajuan, dapat menikmati pekerjaan itu sendiri dan adanya pengakuan atas semuaitu. 2. Hal-hal yang mengecewakan karyawan adalah terutama pada faktor yang

bersifat embel-embel saja dalam pekerjaan, peraturan pekerjaan, penerangan, istirahat dan lain-lain sejenisnya.

3. Karyawan akan kecewa bila peluang untuk berprestasi terbatas. Mereka akan menjadi sensitif pada lingkungannya serta mulai mencari-cari kesalahan.

Frederick Herzberg (dalam Meitiyah, 2014:9) mengemukakan teori motivasi berdasar teori dua faktor yaitu faktor, higiene dan motivator. Dia membagi kebutuhan Maslow menjadi dua bagian, yaitu kebutuhan tingkat rendah (fisik, rasa aman, dan sosial) dan kebutuhan tingkat tinggi (prestise dan aktualisasi diri) serta mengemukakan bahwa cara terbaik untuk memotivasi individu adalah dengan memenuhi kebutuhan tingkat tingginya. Menurut Herzberg, faktor-faktor seperti kebijakan, administrasi perusahaan dan gaji yang memadai dalam suatu pekerjaan akan menentramkan karyawan. Bila faktor-faktor ini tidak memadai maka orang-orang tidak akan terpuaskan.

(8)

4. Teori Motivasi Kontemporer

Teori motivasi kontemporer bukan teori yang dikembangkan baru-baru ini, melainkan teori yang meng-gambarkan kondisi pemikiran saat ini dalam menjelaskan motivasi. Dalam penelitian ini yang termasuk dalam karakteristik motivasi yang dipaparkan oleh Benny et al (2006) dibedakan menjadi empat sebagai berikut.

1) Motivasi Kualitas

Merupakan dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk memiliki dan meningkatkan kualitas atau kemampuan dalam bidang yang ditekuninya sehingga dapat melaksanakan tugas dengan baik dan benar. Motivasi kualitas membuat seseorang berusaha untuk semakin giat dalam melakukan apa yang ditekuninya sehingga mendapatkan sesuatu yang di inginkan. Sebagai contoh kualitas diri untuk menjadi lebih baik dalam bekerja dan berkarya agar mendapat pengakuan di lingkungannya.

2) Motivasi Karir

Motivasi karir merupakan suatu perencanaan suatu keahlian atau professional seseorang di bidang ilmunya yang dinilai berdasarkan pengalaman kerja yang akan memberikan kontribusi kepada organisasi motivasi karir merupakan dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dan dalam rangka mencapai kedudukan, jabatan atau karir yang lebih baik dari sebelumnya. sehingga membuat sebuah perilaku dimana seseorang akan dipengaruhi oleh hal – hal sebagai berikut :

(9)

a. Pendidikan formal yang dilalui sesuai dengan karir yang ingin ditekuni.

b. Pengalaman kerja yang didapat selama dalam suatu instansi / perusahaan saat bekerja.

c. Sikap terhadap atasan yang semakin sopan dalam berpenampilan dan berbicara

d. Mendapatkan banyak prestasi didalam lingkungan kerjanya.

e. Dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dalam waktu yang efesien.

f. Adanya kesempatan untuk promosi naik jabatan yang dapat membuat seseorang lebih giat dalam berusaha menitih karir.

3) Motivasi Ekonomi

Motivasi ekonomi merupakan suatu alasan, dorongan dan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadi dalam rangka untuk memperoleh penghargaan financial yang diinginkan. Setiap orang memiliki keiginan untuk memenuhi kebutuhannya semaksimal mungkin yang dapat dilakukannya. Pemenuhan kebutuhan tersebut memerlukan langkah – langkah tindakan yang dilakukan oleh seseorang untuk memenui kebutuhannya disebut tindakan ekonomi. Tujuan dari adanya motivasi adalah untuk mencapai kemakmuran. seseorang melakukan tindakan ekonomi didorong berbagai alasan yaitu sebagai berikut :

a. Untuk menigkatkan kemakmuran baik adanya dorongan untuk mencari keuntungan.

(10)

b. Untuk memperoleh penghargaan dari masyarakat. c. Untuk memperoleh kekuasaan dalam masyarakat. d. Ingin melakukan hal yang bersifat social.

4) Motivasi Gelar (Sebutan profesional)

Merupakan suatu dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk menunjukkan kualifikasi dan spesifikasi terhadap pekerjaan tertentu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) “Gelar adalah sebutan kehormatan, kebangsawanan atau kesarjanaan yang biasanya ditambahkan pada nama orang seperti raden, tengku, doktor, dan sarjana ekonomi”. Jadi dapat disimpulkan motivasi gelar adalah dorongan-dorongan serta kecenderungan dari individu untuk melakukan sesuatu yang dipengaruhi oleh kebutuhan dan diarahkan kepada keinginan individu untuk memperoleh sebutan professional dan diakui oleh lingkungan sekitarnya.

2.1.2 Pengertian Minat

Minat adalah suatu keadaan mental yang menghasilkan respon terarahkan kepada suatu situasi atau obyek tertentu yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika bebas memilih. Minat akan mempengaruhi aktivitas seseorang untuk melakukan hal tertentu yang spesifik, lebih jauh lagi minat mempunyai karakteristik pokok yang melakukan kegiatan yang dipilih endiri dan menyenangkan sehingga dapat membentk suatu kebiasaan dalam diri seeorang.

Menurut Sandjaja (2005) bahwa suatu aktivitas akan dilakukan atau tidak sangat tergantung sekali oleh minat seseorang terhadap Aktivitas tersebut, disini

(11)

nampak bahwa minat merupakan motivator yang kuat untuk melakukan aktivitas tertentu.

Pintrich dan Schunk (dalam Meitiyah, 2014:11) membagi defenisi minat menjadi tiga bagian, yaitu minat pribadi, minat situasi, dan minat dalam ciri psikologi. Diantaranya sebagai berikut :

a. Minat pribadi, yaitu minat yang berasal dari pribadi atau karakteristik individu yang relatif stabil. Biasanya minat pribadi diasumsikan langsung ke beberapa aktivitas atau topik. Minat pribadi biasanya dapat dilihat ketika seseorang menjadikan aktivitasnya menjadi sesuatu kegiatan yang yang menghasilkan kepastian, secara umum aktivitas tersebut dapat membuat hati merasa senang karna aktivitas yang di jalani memiliki arti penting bagi seseorang tersebut.

b. Minat situasi, yaitu minat yang berhubungan dengan kondisi lingkungannya seperti ruangan kelas, komputer dan buku teks yang dapat membangkitkan minat.

c. Minat dalam rumusan psikologi, yaitu perpaduan antara minat pribadi dengan minat situasi. Dari berbagai pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa minat merupakan aspek psikis yang berperan sangat dominan dalam menimbulkan tingkah laku. Minat merupakan rasa ketertarikan pada suatu objek karena didasari oleh rasa suka sehingga timbul perhatian yang mengakibatkan ingin terlibat dengan objek tersebut sekaligus menjadi pendorong yang kuat untuk berhubungan lebih dekat, aktif dan mendalam secara wajar, spontan dan selektif.

(12)

2.1.3 Aspek-aspek Minat

Pintrich dan Schunk (dalam Meitiyah, 2014:11) menyebutkan aspek-aspek minat adalah sebagai berikut :

1) Sikap umum terhadap aktivitas (general attitude toward the activity) sikap umum disini maksudnya adalah sikap yang dimiliki oleh individu, yaitu perasaan suka atau tidak suka terhadap aktivitas.

2) Pilihan spesifik untuk menyukai aktivitas (spesific preference for or liking the activity). Individu akan memutuskan pilihannya untuk menyukai aktivitas tersebut.

3) Merasa senang dengan aktivitas (enjoyment of the activity), yaitu perasaan senang individu terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan aktivitasnya.

4) Aktivitas tersebut mempunyai arti atau penting bagi individu (personel importance or significance of the activity to the individual) individu merasa bahwa aktivitas yang dilakukannya sangat berarti.

5) Adanya minat intrisik dalam isi aktivitas (instrinsic interest in the content of activity). Dalam aktivitas tersebut terdapat perasaan yang menyenangkan.

6) Berpartisipasi dalam aktivitas (reported choise of or participation in the activity). Individu akan berpartisipasi dalam aktivitas itu karena menyukainya minat mulai terbentuk pada masa kanak-kanak dan melalui proses belajar. Minat akan berkembang seiring dengan perkembangan usia

(13)

individu dan mendapatkan pengaruh dari pengalaman-pengalaman individu.

2.1.4 Profesi Akuntansi

Pendidikan Profesi Akuntansi istilah profesi berasal dari bahasa Yunani, professues berarti suatu kegiatan atau pekerjaan yang dihubungkan dengan sumpah atau janji yang bersifat religius, sehingga ada ikatan batin bagi seseorang yang memiliki profesi tersebut untuk tidak melanggar dan memelihara kesucian profesinya.

Menurut International Federation of Accountants (dalam Benny et al , 2006:30) yang dimaksud dengan profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian di bidang akuntansi. Keahlian tersebut mencakup bidang akuntan publik, akuntan internal yang bekerja pada perusahaan, akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik.

Ciri dari suatu profesi sebagaimana disebut oleh Carey (dalam Benny et al, 2006: 30) adalah keahlian yang dimiliki seseorang yang diperoleh melalui proses pendidikan yang teratur dan dibuktikan dengan sertifikat yang diperoleh dari lembaga yang diakui yang memberikan kewenangan untuk melayani masyarakat dalam bidang keahlian tersebut Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) merupakan pendidikan yang diselenggarakan setelah menempuh pendidikan strata satu ekonomi jurusan akuntansi dengan tujuan untuk mendapatkan gelar Akuntan (Ak). Hal ini sesuai dengan isi SK Mendiknas No. 179/U/2001, perihal pemberian gelar akuntan (Ak), yaitu sejak tanggal 31 Agustus 2004 seluruh lulusan S1

(14)

Jurusan Akuntansi tidak lagi bergelar Akuntan (Ak). Dasar hukum dari pelaksanaan PPA adalah:

1. Naskah Kerjasama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan Dirjen Pendidikan Tinggi (DIKTI)

2. SK Mendiknas 179/U/2001 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi. PPAk adalah suatu usaha yang bertujuan untuk menghasilkan akuntan profesional dengan standardisasi kualitas akuntan di Indonesia.

Menurut Regar (2003:15) Profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian di bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan atau dagang, akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik. Dalam arti sempit, profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan sebagai akuntan publik yang lazimnya terdiri dari pekerjaan audit, akuntansi, pajak dan konsultan manajemen.

Profesi akuntan biasanya dianggap sebagai salah satu bidang profesi seperti organisasi lainnya, misalnya Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Supaya dikatakan profesi ia harus memiliki beberapa syarat sehingga masyarakat sebagai objek dan sebagai pihak yang memerlukan profesi, mempercayai hasil kerjanya. Adapun ciri profesi menurut Harahap (1191) adalah sebagai berikut:

1. Memiliki bidang ilmu yang ditekuninya yaitu yang merupakan pedoman dalam melaksanakan keprofesiannya.

(15)

2. Memiliki kode etik sebagai pedoman yang mengatur tingkah laku anggotanya dalam profesi itu.

3. Berhimpun dalam suatu organisasi resmi yang diakui oleh masyarakat/pemerintah.

4. Keahliannya dibutuhkan oleh masyarakat.

5. Bekerja bukan dengan motif komersil tetapi didasarkan kepada fungsinya sebagai kepercayaan masyarakat.

Selanjutnya ciri dari suatu profesi sebagaimana disebut oleh J.L Carey (dalam Rahayu dan Rusmawan 2010:8) antara lain, adalah keahlian yang dimiliki seseorang yang diperoleh melalui proses pendidikan yang teratur dan dibuktikan dengan sertifikat yang diperoleh dari lembaga yang diakui yang memberikan kewenangan untuk melayani masyarakat dalam bidang keahlian tersebut.

2.1.5 Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015) Penetapan sebutan CA dilaksanakan dalam rangka melaksanakan tujuan pendirian IAI yaitu untuk membimbing perkembangan akuntansi serta mempertinggi mutu pendidikan akuntan dan mempertinggi mutu pekerjaan akuntan. Kualifikasi ini juga ditetapkan untuk menjaga dan meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada profesi akuntan, untuk memberikan perlindungan terhadap pengguna jasa akuntan, serta mempersiapkan akuntan Indonesia menghadapai tantangan profesi dalam perekonomian global.

Saat ini PPAk diatur penuh oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Bukan hanya kurikulum namun juga termasuk dalam pengaturan silabus. Sehingga

(16)

terdapat perbedaan dengan aturan lama dimana dalam peraturan lama penyelenggara PPAk juga diberikan wewenang untuk mengatur standarisasi pembelajaran mencapai kompetensi yang diharapkan. Sehingga proses penilaian mahasiswa mencapai kompetensinya inheren dalam prodi tersebut, hal ini mengacu pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Permendikbud N0. 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

Calon mahasiswa PPAk sudah tidak lagi dari lulusan kejuruan Ekonomi Akuntansi tetapi juga diperbolehkan untuk segala jurusan lulusan Strata1 (S1), hal ini bertentangan dengan Surat Keputusan Mendiknas No. 179/U/2001 yang menyatakan bahwa lulusan strata1 (S1) Akuntansi berkesempatan menempuh Pendidikan Profesi Akuntansi dari perguruan tinggi yang menyelenggarakan program PPAk (Bone, 2010).

Terdapat pula silabus yang baru dari IAI dimana penyelenggara PPAk sama sekali tidak diberikan tempat untuk melakukan validasi keberhasilan mahasiswa dalam menilai ujian. Peraturan baru memberikan wewenang terhadap Penyelenggara hanya untuk memberikan informasi mengenai jumlah calon mahasiswa yang mendaftar ke PPAk serta memberikan informasi mahasiswa yang akan mengikuti ujian CA, menyediakan tempat untuk melakukan pembelajaran serta tempat melaksanakan ujian dan penyelenggara juga tidak diberkenankan untuk menerima berkas ujian Chartered of Accountant (CA) karena berkas ujian akan dibawa oleh pengawas ujian yang berasal dari IAI, Hal ini berbeda dengan aturan lama dimana dalam melaksanakan ujian CA penyelenggara PPAk masih dapat melihat isi berkas yang di ujikan, dikarenakan dalam peraturan PPAk lama

(17)

berkas ujian CA dikirimkan melalui kurir / pos, dan dalam peraturan lama penyelenggara PPAk diperbolehkan untuk menjadi pengawas ujian CA . Kondisi ini menyebabkan fungsi pendidikan dalam PPAk sepertinya diturunkan seperti lembaga bimbingan belajar Chartered of Accountant (CA), karena kelulusan ujian sertifikasi tersebut menurut IAI merupakan exit exam untuk mahasiswa PPAk dengan syarat lulus tujuh mata kuliah yang diujikan dimana mata kuliah tersebut yaitu Manajemen Keuangan Lanjutan, Etika Profesi dan Tata Kelola Korporat, Manajemen Strategik dan Kepemimpinan, Manajemen Perpajakan, Pelaporan Korporat, Akuntansi Manajemen Lanjutan, serta Sistem Informasi dan Pengendalian Internal.

Selanjutnya aturan baru yang diberikan pada seorang akuntan yaitu gelar yang didapatkan oleh seorang akuntan yang telah lulus ujian sertifikasi dimana aturan baru memberikan gelar akuntan pada mahasiswa dengan sebutan Chartered of Accountant (CA) dan diwajibkan untuk melakukan register Chartered of Accountant (CA) di Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk mendapatkan register Akuntan negara, dimana hal ini bertentangan dengan peraturan UU 34/1954 sesuai pasal 3 ayat 4, dimana tiap akuntan yang telah lulus ujian sertifikasi akan diberikan gelar Akuntan .dan seorang akuntan berijazah kemudian mendaftarkan ke Kementerian Keuangan di bagian Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP) untuk mendapatkan register Akuntan negara.

(18)

2.2 Rerangka Pemikiran

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara motivasi kualitas, motivasi karir, motivasi ekonomi dan motivasi gelar berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa Akuntansi STIESIA Surabaya dan STIE Perbanas Surabaya untuk mengikuti program PPAk. Uraian hipotesis - hipotesis yang ada sebelumnya mendasari penyusunan skema kerangka konseptual, yakni sebagai berikut:

Gambar 1 Rerangka Pemikiran 2.3 Perumusan Hipotesis

2.3.1 Pengaruh Motivasi Kualitas terhadap minat mahasiswa mengikuti PPAk

Motivasi kualitas adalah dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk memiliki dan meningkatkan kualitas diri dan kemampuannya dalam bidang pendidikan Akuntansi sehingga bisa melaksanakan tugas dengan baik dan benar. Motivasi kualitas atau kompetensi adalah hal yang sangat diperhatikan di dalam profesi akuntansi. Minat mengikuti PPAk Motivasi kualitas Motivasi karir Motivasi ekonomi Motivasi gelar

(19)

Seorang auditor harus benar-benar memiliki keahlian dan bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang auditing. PPAk dapat meningkatkan kualitas seorang lulusan Sarjana dalam bidang akuntansi yang ingin bekerja di bidang akuntansi. Oleh karena itu jika dengan memiliki kualitas yang tinggi maka kemungkinan besar minat untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi juga besar. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H1 : Pengaruh Motivasi Kualitas terhadap minat mahasiswa mengikuti

PPAk

2.3.2 Pengaruh Motivasi Karir terhadap minat mahasiswa mengikuti PPAk Motivasi Karir merupakan suatu keahlian atau professional seseorang di bidang ilmunya yang dinilai berdasarkan pengalaman kerja yang dapat memberikan kontribusi kepada organisasi. Pilihan karir merupakan ungkapan diri untuk menunujukkan motivasi seseorang, ilmu dan kepribadian seseorang. Motivasi karir menjadi dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dalam rangka mencapai kedudukan, jabatan, dan karir yang lebih baik dari sebelumnya.

Dalam pendidikan PPAk mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan karir seorang akuntan. Auditor yang mempunyai latar belakang pendidikan profesional akuntansi membutuhkan waktu lebih sedikit untuk dipromosikan menjadi auditor senior dan atau manajer. Sebagai sebuah pendidikan profesi, PPAk dapat memberikan kontribusi positif untuk mahasiswa yang ingin mengembangkan kemampuan & keahliannya di bidang akuntansi. Jadi sesorang yang ingin memiliki motivasi karir dapat meningkatkan minatnya untuk

(20)

mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi, karena dengan mengikuti PPAk dapat membantu karirnya di masa depan. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2 : Pengaruh Motivasi Karir terhadap minat mahasiswa mengikuti PPAk 2.3.3 Pengaruh Motivasi Ekonomi terhadap minat mahasiswa mengikuti

PPAk

Pengaruh motivasi ekonomi merupakan salah satu bentuk pengendalian manajemen diri. Motivasi ekonomi merupakan dorongan yang timbul dalam diri seseorang sebagai acuan meningkatkan kemampuan pribadinya untuk mencapai penghargaan finansial dan kemampuan ekonominya.

Setiap individu pasti ingin mendapatkan penghargaan finansial yang lebih besar dari pekerjaan yang ditekuninya. Pribadi tersebut akan meningkatkan kemampuannya agar mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang besar. Bekerja di KAP merupakan salah satu karir yang memberikan penghargaan secara finansial dan pengalaman bekerja yang bervariasi. Berkarir di Kantor Akuntan Publik dapat menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan lain. Upaya untuk mendapatkan hal tersebut dapat ditempuh dengan cara mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi. Dengan mengikuti PPAk kita dapat berpeluang berprofesi menjadi akuntan dengan penghargaan finansial yang cukup besar. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3 : Pengaruh Motivasi Ekonomi terhadap minat mahasiswa mengikuti PPAk

(21)

2.3.4. Pengaruh Motivasi Gelar terhadap minat mahasiswa mengikuti PPAk Gelar merupakan identitas mengenai keahlian seseorang dalam bidang ilmu tertentu. Sebelum diresmikannya PPAk, hanya mahasiswa dalam universitas negeri yang ditunjuk Negara dapat meperoleh gelar akuntan tanpa mengikuti ujian Negara. Namun kini, setelah adanya PPAk, semua mahasiswa baik dari universitas swasta maupun universitas negeri harus mengikuti ujian profesi agar memperoleh gelar S.Ak. Yang membedakan gelar S. Ak dengan gelar S.E adalah gelar S.Ak lebih menunjukkan kualifikasi dan spesifikasi seseorang yang berprofesi di bidang Akuntansi dibandingkan seseorang lulusan S1 akuntansi yang bergelar S.E. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Gambar

Gambar 1  Rerangka Pemikiran  2.3 Perumusan Hipotesis

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pembelajaran kooperatif type match mine "Build What I Write” siswa pertama memberikan suatu ide atau gagasan tertulis dalam bentuk tabel grafik, gambar

[r]

Perhitungan atas biaya yang dilakukan dalam kegiatan produksi jasa angkutan, sesuai dengan hasil studi ITB dalam buku laporan Konsep Dasar Perhitungan Biaya

Untuk mengajarkan bahasa Indonesia, guru dapat memilih teks atau bacaan yang mampu menginspirasi siswa dan mengaitkan isi teks dengan kearifan lokal yang diambil dari filosofi

((5)) Apabila usulan penjualan tersebut disetujui, atas nama Menteri Keuangan, DJKN atau Kepala Kanwil DJKN setempat atau Kepala KPKNL setempat menerbitkan surat

Pertamina telah mempunyai rencana yang tersusun dalam road map atau peta jalan untuk menuju Pertamina sebagai perusahaan kelas dunia selama 15 tahun yakni pada tahun

Kekurangan jurnal yang berjudul Desain Pembelajaran Peluang Dengan Pendekatan Pmri Menggunakan Kupon Undian Untuk Siswa Kelas Vii yaitu pada hasil aktivitas 2 mengenai

Bersandar atas hal tersebut maka rumusan masalah yang diajukan terdiri dari dua pertanyaan yaitu bagaimana aspek kebahasaan dan aspek pranata sosial yang terdapat dalam