• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 PEMBELAJARAN MENYIMAK DAN MEDIA AUDIO. Pada bagian ini akan dibahas mengenai pengertian menyimak, tujuan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 PEMBELAJARAN MENYIMAK DAN MEDIA AUDIO. Pada bagian ini akan dibahas mengenai pengertian menyimak, tujuan"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

9 BAB 2

PEMBELAJARAN MENYIMAK DAN MEDIA AUDIO

2.1 Keterampilan Menyimak

Pada bagian ini akan dibahas mengenai pengertian menyimak, tujuan menyimak, manfaat menyimak, ragam menyimak, faktor yang mempengaruhi kegiatan menyimak, tahap dalam menyimak, pemilihan bahan dalam pembelajaran menyimak, dan penilaian keterampilan menyimak.

2.1.1 Pengertian Menyimak

Tarigan (1994:28) menyatakan bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.

Hakikat menyimak menurut Anderson (dalam Tarigan 1994:28) menyatakan bahwa menyimak adalah proses besar mendengarkan, mengenal, serta menginterpretasikan lambang-lambang lisan. Menyimak dapat pula bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi (Russell & Russell; Anderson dalam Tarigan 1994:28).

Pengertian menyimak menurut Akhadiah (dalam Sutari, dkk.1998:19) ialah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung

(2)

10 di dalamnya. Dalam hal ini rangsangan bunyi yang dimaksud untuk didengar adalah bunyi-bunyi bahasa yang diucapkan oleh orang dalam suatu peristiwa komunitas.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa menyimak adalah mendengarkan lambang-lambang bunyi yang dilakukan dengan sengaja dengan penuh perhatian disertai pemahaman, apresiasi, interprestasi, reaksi, dan evaluasi untuk memperoleh pesan, informasi, menangkap isi, dan merespon makna yang terkandung di dalamnya.

2.1.2 Tujuan Menyimak

Tujuan menyimak menurut Lagon (dalam Tarigan, 1994: 56).

1) Menyimak untuk belajar, yaitu untuk memperoleh pengetahuan dari ujaran pembicara.

2) Menyimak untuk menikmati keindahan audial, yaitu menyimak dengan menekankan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang diperdengarkan.

3) Menyimak untuk mengevaluasi. Menyimak dengan maksud agar dia dapat menilai apa-apa yang dia simak (baik-buruk, indah-jelek, dan lain-lain).

4) Menyimak untuk mengapresiasi materi simakan. Orang menyimak agar dapat menikmati serta menghargai apa-apa yang disimaknya.

5) Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-idenya sendiri. Orang menyimak dengan maksud agar dapat mengkomunikasikan ide, gagasan, maupun perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat.

6) Menyimak dengan maksud dan tujuan dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat.

7) Menyimak untuk memecahkan masalah secara kreatif dan analisis.

8) Menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang diragukan (disarikan dari:Logan [et al]; Shrope dalam Tarigan 1994:56).

Setiawan (dalam Suratno 2006:16-18) menjelaskan bahwa tujuan pokok menyimak adalah sebagai berikut.

1) Untuk mendapatkan fakta. Banyak cara yang dilakukan oleh orang untuk mendapatkan fakta yaitu pertama, dengan mengadakan eksperimen,

(3)

11 penelitian, membaca buku, membaca surat kabar, membaca majalah, dan sebagainya. Cara yang kedua, untuk mendapatkan fakta sebagian orang melakukannya dengan mendengarkan radio, melihat televisi, berdiskusi dengan sesama, dan lain sebagainya. Dari cara yang kedua tersebut, maka menyimak merupakan media untuk mendapatkan fakta atau informasi. 2) Untuk menganalisis fakta dan ide. Setelah mendapatkan fakta atau data,

penyimak kemudian melakukan analisis terhadap fakta atau ide tersebut dengan mempertimbangkan hasil simakan dengan pengetahuan dan pengalamannya.

3) Untuk mengevaluasi fakta atau ide. Dalam mengevaluasi fakta, penyimak perlu mempertimbangkan sesuatu yang disimak dengan menggunakan pengetahuan dan pengalamannya. Berdasarkan evaluasi di atas penyimak boleh berpendapat:

a) Fakta yang disimak tersebut benar atau tidak, masuk akal atau tidak. Sehingga penyimak akan menyetujui atau mungkin menolak apa yang disampaikan oleh pembicara.

b) Fakta yang disampaikan berbeda dengan fakta yang pernah penyimak terima atau berbeda dengan pengalaman penyimak.

Dari uraian tersebut, setelah dilakukan evaluasi dapat disimpulkan bahwa penyimak dapat: pertama mengemukakan pendapat, kedua menolak

pendapat, ketiga meragukan fakta yang diterima, keempat

mempertimbangkan fakta yang diterima, kelima menyimpulkan ide pokok, dan keenam menilai kebenaran fakta yang diterima.

(4)

12 4) Untuk mendapatkan inspirasi. Kita sering dihadapkan pada beberapa masalah. Masalah-masalah tersebut belum tentu segera dapat kita selesaikan atau kita pecahkan. Untuk keperluan inilah kadang-kadang kita segera melibatkan kegiatan menyimak, baik menyimak pembicaraan seseorang, menyimak pidato seseorang dalam pertemuan, maupun menyimak cerita seseorang tamu tentang pengalaman hidupnya. Dengan demikian tadi sebenarnya penyimak bertujuan mendapat sesuatu inspirasi untuk memecahkan atau menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. 5) Untuk memperoleh hiburan. Dalam kenyataan kita senantiasa dihadapkan

pada beberapa kesibukan dan berapa masalah. Setelah pemikiran kita jenuh karena terlalu lelah, kita membutuhkan hiburan. Untuk memperoleh hiburan antara lain dapat kita lakukan dengan menyimak (a) nyanyian-nyanyian dari langgam Sunda lewat radio, (b) tayangan-tayangan televisi, dan (c) pertunjukanpertunjukan secara langsung.

6) Untuk memperbaiki kemampuan berbicara. Perlu kita ketahui bahwa berbicara itu tidak mudah. Oleh karena itu, untuk memperlancar atau tingkatan kemampuan berbicara, antara lain dapat ditempuh lewat menyimak pembicaraan orang lain. Hal ini tampak ketika kita belajar bahasa asing.

Berdasarkan tujuan-tujuan menyimak di atas, maka menyimak yang dilaksanakan dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dari materi yang diperdengarkan. Selain itu, bertujuan untuk mengomunikasikan ide-idenya sendiri.

(5)

13 2.1.3 Manfaat Menyimak

Menurut Setiawan (dalam Suratno 2006:16-18) manfaat menyimak sebagai berikut:

1) menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup yang berharga bagi kemanusiaan sebab menyimak memiliki nilai informatif yaitu memberikan masukan-masukan tertentu yang menjadikan kita lebih berpengalaman; 2) meningkatkan intelektualitas serta memperdalam penghayatan keilmuan

dan khasanah ilmu kita;

3) memperkaya kosa kata kita, menambah perbendaharaan ungkapan yang tepat, bermutu, dan puitis. Orang yang banyak menyimak komunikasinya menjadi lebih lancar dan kata-kata yang digunakan lebih variatif;

4) memperluas wawasan, meningkatkan penghayatan hidup, serta membina sifat terbuka dan objektif;

5) meningkatkan kepekaan dan kepedulian sosial;

6) meningkatkan citra artistik jika yang kita simak itu merupakan bahan simakan yang isinya halus dan bahasanya. Banyak menyimak dapat menumbuh suburkan sikap apresiatif, sikap menghargai karya atau pendapat orang lain dan kehidupan ini serta meningkatkan selera estetis kita;

7) menggugah kreativitas dan semangat mencipta kita untuk menghasilkan ujaran-ujaran dan tulisan-tulisan yang berjati diri. Jika banyak menyimak, kita akan mendapatkan ide-ide yang cemerlang dan segar, pengalaman hidup yang berharga;

Semua itu akan mendorong kita untuk giat berkarya dan kreatif. Semua manfaat di atas diharapkan diperoleh dalam kegiatan menyimak. Namun, dalam penelitian ini manfaat utama yang diperoleh adalah memperluas wawasan, meningkatkan penghayatan hidup, serta membina sifat terbuka dan obyektif. Hal ini dikarenakan menyimak yang dilaksanakan adalah menyimak berita.

2.1.4 Ragam Menyimak

Menurut Tarigan (1980, 35-49) ragam menyimak terdiri dari menyimak ekstensif dan menyimak intensif. Menyimak ekstensif ditekankan pada kegiatan menyimak secara lebih bebas dan lebih umum, sedangkan menyimak intensif

(6)

14 diarahkan pada suatu kegiatan yang jauh lebih diawasi dan dikontrol terhadap satu hal tertentu.

Berikut penjelasan yang lebih rinci tentang ragam menyimak. 2.1.4.1 Menyimak Ekstensif

Menyimak ekstensif (extensive listening) adalah sejenis kegiatan menyimak yang mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran, tidak perlu dibawah bimbingan langsung dari seorang guru. Jenis-jenis menyimak ekstensif yaitu: menyimak sosial, menyimak sekunder, menyimak estetik, dan menyimak pasif.

1) Menyimak Sosial (social listening), dalam tataran ini paling sedikit mencakup dua hal, yaitu pertama, menyimak secara sopan santun dan penuh perhatian terhadap suatu percakapan dalam situasi sosial. Kedua, (meminjam ungkapan Anderson yang dikutip Tarigan 1986:35-36). Meyimak serta memahami peranan-peranan pembicara dan penyimak dalam proses komunikasi

2) Menyimak Sekunder (secondary listening). Menyimak sekunder adalah sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan (casual listening) dan secara ekstensif (extensive listening).

3) Menyimak Estetik (aesthetic listening). Menyimak estetik (aesthetic listening) ataupun yang disebut menyimak apresiatif (appreciation listening) adalah fase terakhir dari kegiatan menyimak kebetulan dan termasuk ke dalam menyimak ekstensif.

4) Menyimak Pasif. Menyimak pasif adalah penyerapan suatu ujaran tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya-upaya kita pada saat belajar dengan

(7)

15 kurang teliti, tergesa-gesa, menghafal luar kepala, berlatih santai, serta menguasai sesuatu bahasa.

2.1.4.2 Menyimak Intensif

Kalau menyimak ekstensif lebih diarahkan pada kegiatan menyimak secara lebih bebas dan lebih umum serta tidak perlu dibawah bimbingan langsung para guru, maka menyimak intensif diarahkan pada suatu kegiatan yang jauh lebih diawasi, dikontrol terhadap satu hal tertentu.

Jenis-jenis menyimak intensif yaitu: menyimak kritis, menyimak konsentratif, menyimak kreatif, menyimak eksploratif, menyimak interogatif, dan menyimak selektif.

1) Menyimak Kritis (critical listening). Menyimak kritis adalah sejenis kegiatan menyimak yang berupa untuk mencari kesalahan atau kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik dan benar dari ujaran seorang pembicara, dengan alasan-alasan yang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat.

2) Menyimak Konsentratif (concetrative listening). Menyimak ini adalah kegiatan menyimak dengan tujuan untuk menelaah pesan yang disampaikan pembicara

3) Menyimak Kreatif (creative listening). Menyimak kreatif adalah sejenis kegiatan dalam menyimak yang dapat mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan atau dirangsang oleh apa-apa yang disimaknya.

4) Menyimak Eksploratif. Menyimak eskploratif menyimak yang bersifat menyelidiki atau exploratory listening adalah sejenis kegiatan menyimak

(8)

16 intensif dengan maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu lebih terarah dan lebih sempit.

5) Menyimak Interogatif (interrogative listening). Menyimak interogatif adalah sejenis kegiatan menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan butir-butir dari ujaran sang pembicara, karena sang penyimak akan mengajukan sebanyak pertanyaan. 6) Menyimak Selektif

Menyimak selektif bertujuan untuk melengkapi menyimak pasif, dengan alasan sebagai berikut.

a) Kita jarang sekali mendapat kesempatan untuk berpartisipasi secara sempurna dalam suatu kebudayaan asing, dan oleh karena itu hidup kita yang bersegi dan bersisi ganda itu turut mengganggu kapasitas kita untuk menyerap.

b) Kebiasaan-kebiasaan kita kini cenderung membuat kita

menginterprestasikan kembali rangsangan-rangsangan akustik yang disampaikan oleh telinga kita ke otak kita dan karenanya kita memperoleh suatu impresi yang dinyatakan dengan tidak sebenarnya terhadap bahasa asing.

Ragam menyimak diklasifikasikan berdasarkan berbagai faktor. Dalam penelitian ini ragam menyimak yang diterapkan adalah:

(1) berdasarkan sumber suara yang disimak maka menyimak berita yang dilakukan termasuk menyimak antarpribadi,

(9)

17 (3) berdasarkan taraf hasil simakan termasuk menyimak kreatif dan

berdasarkan tujuan menyimak termasuk menyimak informatif. 2.1.5 Faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Menyimak

Menurut Tarigan (1994:99-107) faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak adalah sebagai berikut.

1) Kondisi fisik seseorang penyimak merupakan faktor penting yang turut menentukan keefektifan serta kualitas serta kualitas dalam menyimak

2) Faktor psikologis juga mempengaruhi proses menyimak. Faktor psikologis yang positif memberi pengaruh yang baik, sedangkan faktor psikologis yang negatif memberi pengaruh yang buruk terhadap kegiatan menyimak.

3) Faktor Pengalaman

Sikap merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan pengalaman. Kurangnya minat merupakan akibat dari pengalaman yang kurang atau tidak ada sama sekali pengalaman dalam bidang yang disimak.

4) Faktor Sikap

Pada dasarnya manusia hidup mempunyai dua sikap utama mengenai segala hal, yaitu sikap menerima dan sikap menolak. Orang akan bersikap menerima pada hal-hal yang menarik dan menguntungkan baginya, tetapi bersikap menolak pada hal-hal yang tidak menarik dan tidak menguntungkan baginya. 5) Faktor Motivasi

Motivasi merupakan salah satu butir penentu keberhasilan seseorang. Kalau motivasi kuat untuk mengerjakan sesuatu maka dapat diharapkan orang itu akan berhasil mencapai tujuan. Begitu pula halnya dengan menyimak.

(10)

18 6) Faktor Jenis Kelamin

Dari beberapa penelitian, beberapa pakar menarik kesimpulan bahwa pria dan wanita pada umumnya mempunyai perhatian yang berbeda, dan cara mereka memusatkan perhatian pada sesuatu pun berbeda pula. Berikut perbedaan gaya menyimak antara pria dan wanita :

Tabel 2.1 Perbedaan Gaya Menyimak Pria dan Wanita

Pria Wanita Objektif Aktif Keras hati Analisis Rasional

Tidak mau mundur Netral Inrtusif Swasembada Menguasai emosi Subjektif Pasif Simpatik Difusif Sensitif Mudah terpengaruh Cenderung memihak Mudah mengalah Bergantung Emosional 7) Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan berpengaruh besar terhadap keberhasilan menyimak khususnya, terhadap keberhasilan belajar para siswa pada umumnya. Faktor lingkungan berupa lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik menyangkut pengaturan dan penataan ruang kelas serta sarana dalam pembelajaran menyimak. Lingkungan sosial mencakup suasana yang

(11)

19

mendorong anak-anak untuk mengalami, mengekspresikan, serta

mengevaluasi ide-ide.

8) Faktor Peranan dalam Masyarakat

Kemampuan menyimak dapat juga dipengaruhi oleh peranan kita dalam masyarakat. Peranan dalam masyarakat menjadi faktor penting bagi peningkatan kegiatan menyimak.

Faktor-faktor di atas perlu diperhatikan dalam pembelajaran menyimak berita. Semua faktor tersebut juga menunjang peningkatan keterampilan menyimak, khususnya menyimak berita.

2.1.6 Tahap-Tahap dalam Menyimak

Menyimak adalah suatu kegiatan yang merupakan suatu proses. Sudah barang tentu dalam proses ini terdapat tahap-tahap. Tahap-Tahap menyimak menurut Tarigan (1994:58-59)

1) Tahap Mendengar

Dalam tahap ini kita baru mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh sang pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya.

2) Tahap Memahami

Setelah kita mendengar maka ada keinginan bagi kita untuk mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang disampaikan oleh sang pembicara.

3) Tahap Menginterpretasi

Penyimak yang baik, yang cermat dan teliti, belum puas kalau hanya mendengar dan memahami isi ujaran sang pembicara, dia ingin menafsirkan

(12)

20 atau menginterpretasikan isi, butir-butir pendapat yang terdapat dan tersirat dalam ujaran itu..

4) Tahap Mengevaluasi

Setelah memahami serta dapat menafsir atau menginterpretasikan isi pembicaraan, sang penyimak pun mulailah menilai atau mengevaluasi pendapat serta gagasan sang pembicara, dimana keunggulan dan kelemahan, dimana kebaikan dan kekurangan sang pembicara.

5) Tahap Menanggapi

Merupakan tahap terakhir dalam kegiatan menyimak; sang penyimak menyambut, mencamkan, menyerap serta menerima gagasan atau ide yang dikemukakan oleh sang pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya.

Berdasarkan tahap-tahap menyimak di atas, maka tahap menyimak yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah tahap mendengar dan tahap memahami.

2.1.7 Pemilihan Bahan Simakan

Menurut Subiantoro dan Hartono (2003 : 5-7) bahan pembelajaran menyimak harus menarik minat dan dekat dengan kebutuhan siswa, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

1) Keluasan Bahan Ajar

Bahan ajar menyimak dapat diambil dari berbagai sumber. Bahan ajar hendaknya sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Materi simakan yang

(13)

21 sesuai, cocok dengan kemampuan siswa akan menghasilkan proses belajar mengajar yang memuaskan dan menyenangkan, baik bagi siswa maupun guru. 2) Keterbatasan Waktu

Dalam pembelajaran guru dituntut agar dapat menyesuaikan waktu yang tersedia dengan bahan yang akan diajarkan.

3) Perbedaan Karakteristik Pembelajar

Perbedaan karakteristik pembelajar ditentukan oleh berbagai faktor antara lain minat, bakat, intelegensi, dan sikapnya. Hal itu merupakan pertimbangan khusus bagi guru untuk memilih bahan simakan yang selaras dengan bakat, minat, dan sikap pembelajar.

4) Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni

Pada dasarnya bahan pembelajaran menyimak harus menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

Bahan pembelajaran menyimak harus menarik, selaras, dan autentik. Bahan pembelajaran menyimak yang menarik akan mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari siswa. Selain menarik, bahan pembelajaran menyimak harus selaras. Keselarasan bahan ajar menyimak dengan penyimak merupakan syarat utama dalam proses pembelajaran menyimak. Kegagalan pembelajar menyimak lebih banyak disebabkan oleh ketidakmampuan pembelajar terhadap makna, baik makna gramatikal, leksikal maupun kultural dalam bahan ajar. Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah keauntentikan. Istilah auntentik diartikan asli. Bahan yang asli ialah bahan yang dapat ditemukan di lingkungan siswa. Apa yang bisa didengar pembelajar dalam kehidupan sehari-hari, akan lebih baik jika diambil sebagai bahan ajar menyimak.

(14)

22 2.2 Berita

Suatu wacana dapat dikatakan sebagai berita apabila terdapat unsur 5W+1H yaitu: What (apa), Who (siapa), Where (dimana), When (kapan), Why (mengapa) dan How (bagaimana). Unsur 5W+1H harus melekat dalam setiap penulisan berita, tujuannya agar penyajian suatu informasi menjadi lengkap dan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh para pembaca atau pendengar/pemirsa televisi (Iskandar 2003:56).

2.2.1 Pengertian Berita

Berita berasal dari bahasa Sansekerta, yakni Vrit yang dalam bahasa Inggris disebut Write, arti sebenarnya ialah ada atau terjadi. Sebagian ada yang menyebut dengan Vritta, artinya “kejadian” atau “yang telah terjadi”. Vrita dalam bahasa Indonesia kemudian menjadi Berita atau Warta. Menurut Kamus Bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwodarminta, “berita” berarti kabar atau warta, sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, arti berita diperjelas menjadi “laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat”. Jadi, berita dapat dikaitkan dengan kejadian atau peristiwa yang terjadi.

Dari beberapa pengertian berita di atas, penulis menyimpulkan bahwa pengertian berita adalah laporan yang berisi suatu peristiwa atau kejadian penting yang menarik perhatian orang banyak dan berita itu berisi tentang fakta atau sesuatu yang baru yang dapat dipublikasikan melalui media cetak atau media elektronik.

2.2.2 Aspek 5W+1H dalam Berita

Dalam berita terdapat 6 unsur yang merupakan pokok-pokok informasi dalam berita tersebut, 6 unsur tersebut disingkat menjadi 5W+1H ( What, Who,

(15)

23 Where, When, Why,dan How). Berikut adalah arti dari masing-masing istilah tersebut:

1) What (apa) : Artinya, apa yang tengah terjadi. Peristiwa atau kejadian apa yang sedang terjadi dalam berita.

2) Who (siapa) : Artinya, siapa pelaku kejadian atau peristiwa yang terjadi dalam berita.

3) Where (di mana) : Artinya, di mana peristiwa atau kejadian berita yang sedang berlangsung.

4) When (kapan): Artinya, kapan peristiwa atau kejadian beria itu terjadi. 5) Why (mengapa): Artinya, mengapa kejadian yang ada dalam berita itu bisa

terjadi.

6) How (bagaimana) : Artinya, bagaimana kejadian yang ada dalam berita itu bisa berlangsung.

2.3 Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah suatu cara, alat, atau proses yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan yang berlangsung dalam proses pendidikan. Penggunaan media dalam pembelajaran atau disebut juga pembelajaran bermedia dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.

2.3.1 Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa Latin Medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Tetapi secara lebih khusus, pengertian media

(16)

24 dalam proses pembelajaran diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan berbagai pengertian di atas dapat dirumuskan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk meyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa.

2.3.2 Ciri-Ciri Media Pembelajaran

Ciri-ciri khusus media pembelajaran berbeda menurut tujuan dan pengelompokanya. Ciri-ciri media dapat di lihat menurut kemampuanya membangkitkan rangsangan pada indera penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan pengecapan. Maka ciri-ciri umum media pembelajaran adalah bahwa media itu dapat diraba, dilihat, didengar, dan diamati melalui panca indera. Di samping itu ciri-ciri media juga dapat dilihat menurut harganya, lingkup sasaranya, dan kontrol oleh pemakai.

Tiap-tiap media mempunyai karakteristik yang perlu dipahami oleh pemakainya. Dalam memilih media, orang perlu memperhatikan tiga hal, yaitu: 1) Kejelasan maksud dan tujuan pemelihian tersebut

(17)

25 3) Adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan karena pemilihan media pada dasarnya adalah proses pengambilan keputusan akan adanya alternatif-alternatif pemecahan yang dituntut oleh tujuan.

2.3.3 Jenis-Jenis Media Pembelajaran

Jenis media dalam pembelajaran adalah:

1) Media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan, diagram, kartun, poster, dan komik.

2) Media tiga dimensi yaitu media dalam bentuk model padat, model penampang, model susun, model kerja, dan diorama.

3) Media proyeksi seperti slide, film stips, film, dan OHP. 4) Media audio

5) Lingkungan sebagai media pembelajaran 2.3.4 Media Audio

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan media audio dalam proses pembelajaran. Media audio merupakan media pembelajaran yang pemakaiannya dilakukan dengan cara diproyeksikan melalui arus listrik dalam bentuk suara. Misalnya, radio, tape recorder, MP3, MP4. Melalui media ini seseorang dapat mendengar segala sesuatu yang disampaikan oleh pembicara

Media audio yang digunakan dalam penelitian ini berupa MP3. Media MP3 merupakan salah satu bentuk (format) penyimpanan file audio digital yang dianggap popular saat ini. Di samping ukuran filenya yang lebih kecil, MP3 juga memberikan kualitas suara yang lebih bagus jika dibandingkan dengan CD audio. Alat untuk memutar MP3 adalah MP3 player yang umum dimiliki di setiap sekolah. Selain itu, MP3 juga bisa diputar dengan iPod. iPod adalah salah satu

(18)

26 merk dari serangkaian alat pemutar media digital yang dirancang, dikembangkan dan dipasarkan oleh Apple Computer.

Gambar

Tabel 2.1 Perbedaan Gaya Menyimak Pria dan Wanita

Referensi

Dokumen terkait

-meningkatkan kembali evaluasi hima fisika secara personal -penyegaran kembali pengurus hima fisika dengan pemecahan masalah yang ada -meningkatkan kembali semangat para.

Syaiful, A., H., 2009, Pengaruh Ekstrak Herba Putri Malu (Mimosa pudica Lin.) Terhadap Efek Sedasi Pada Mencit BALB/C, Skripsi, Sarjana 74 Kedokteran, Fakultas Kedokteran,

Fungsi ruang hijau yang diamati adalah fungsi pendidikan, pengendali iklim mikro, identitas (Lokal Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Kampus Pertanian), produksi,

Hal ini didukung oleh penelitian dengan menggunakan model kooperatif tipe make a match yang dilakukan oleh Sofina, dkk (2012: 5) tentang pengaruh penerapan

“Corporate social responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan, merupakan komitmen perusahaan untuk membangun kualitas kehidupan yang lebih baik bersama dengan para pihak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Sikap konsumen terhadap program CSR yang diselenggarakan oleh Aqua; 2) Karakteristik psikografis konsumen

Namun kenyataan dalam kehidupan bersama membuktikan bahwa ada sekian banyak pasangan suami istri yang tidak dapat merengkuh kebahagiaan itu dan justru memilih untuk

[r]