• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PNS DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG ASN DAN PP NOMOR 11 TAHUN 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MANAJEMEN PNS DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG ASN DAN PP NOMOR 11 TAHUN 2017"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN

PNS

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI @2017

(2)

LATAR BELAKANG

1

(3)

PENGATURAN

MANAJEMEN PNS

POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN

(PNS)

UU No. 8

Tahun 1974

UU No. 43

Tahun 1999

UU No. 5

Tahun 2014

APARATUR SIPIL

NEGARA

(PNS + PPPK)

19 Desember 2013

Ditandatangani DPR

15 Januari 2014

Diundangkan dalam

Lembaran Negara

(4)

PENGANTAR#2

JABATAN ASN

JABATAN PIMPINAN

TINGGI

JABATAN

ADMINISTRASI

JABATAN FUNGSIONAL

UU No. 5

Tahun 2014

PP No. 21

Tahun 2014

PP No. 70

Tahun 2015

PEMBERHENTIAN

PNS YANG MENCAPAI

BATAS USIA PENSIUN

BAGI PEJABAT

FUNGSIONAL

19 Maret 2014

Diundangkan

dalam Lembaran

Negara

PERATURAN PELAKSANAAN

YANG SUDAH TERBIT

JAMINAN

KECELAKAAN KERJA

DAN JAMINAN

KEMATIAN BAGI

PEGAWAI ASN

17 September 2015

Diundangkan dalam

Lembaran Negara

15 Januari 2014

Diundangkan

dalam Lembaran

Negara

(5)

TRANSFORMASI BIROKRASI & SDMA

RULE BASED BUREAUCRACY PERFORMANCE BASED BUREAUCRACY DYNAMIC GOVERNANCE

2013

2018

2025

ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN MANAJEMEN SDM PENGEMBANGAN POTENSI HUMAN CAPITAL BIROKRASI BERSIH, KOMPETEN DAN MELAYANI EFFICIENCY DRIVEN

PERSIAPAN AKSELERASI KEBERLANJUTAN

PDB Nominal per capita 14.900 US$

FACTOR DRIVEN

EFFICIENCY DRIVEN

INDONESIA menjadi negara High Income

(6)

STRATEGI REFORMASI BIROKRASI NASIONAL

6

1. Makro: Kerangka

Regulasi Nasional

UU Kementerian Negara UU Pelayanan Publik UU Aparatur Sipil Negara

UU Administrasi Pemerintahan

RUU Sistem Pengawasan Internal Pemerintah

9 Program Percepatan Reformasi Birokrasi

1. Penataan Struktur Organisasi Pemerintah 2. Penataan Jumlah dan Distribusi PNS

3. Pengembangan Sistem Seleksi dan Promosi Secara Terbuka

4. Peningkatan Profesionalisasi PNS

5. Pengembangan Sistem Pemerintahan Elektronik yang terintegrasi

6. Peningkatan Pelayanan Publik

7. Peningkatan Integritas dan Akuntabilitas Kinerja Aparatur

8. Peningkatan Kesejahteraan Pegawai Negeri 9. Peningkatan Efisiensi Belanja Aparatur

2. Mikro :

Program/kegiatan

pd tingkat Instansi

(K/L dan Pemda)

8 Area Perubahan

Manajemen Perubahan, SDM,

Kelembagaan, TataLaksana, Pengawasan, Akuntabilitas, Peraturan, Yanlik

(7)

RENCANA AKSI PENINGKATAN PROFESIONALISME PNS

Program Percepatan Reformasi Birokrasi

RENCANA AKSI

Identifikasi jabatan fungsional

Identifikasi output jabatan fungsional PROGRAM Penyusunan standar kompetensi Profesionalisasi PNS

Pengelolaan kinerja jabatan fungsional

Penyesuaian tunjangan jabatan fungsional

h. Penguatan Jabatan Fungsional

g. Pengukuran Kinerja Individu

f. Mutasi dan Rotasi sesuai kompetensi Secara perodik

e. Sertifikasi kompetensi profesi

d. Penegakan Etika dan Disiplin Pegawai Negeri

c. Sistem Nasional Diklat PNS berbasis kompetensi

b. Peningkatan kemampuan PNS berbasis kompetensi (Diklat)

(8)

REFORMASI 10 ASPEK MANAJEMEN ASN

 Menggunakan ANJAB dan ABK

 Penyusunan kebutuhan untuk 5 Tahun

e-formation

PENETAPAN KEBUTUHAN

 Berdasarkan kualifikasi, kinerja dan kompetensi

 Perencanaan suksesi dan talent pool

 Seleksi yang objektif untuk menduduki jabatan (open recruitment unt JPT)

 Diklat merupakan hak

PENGEMBANGAN

 Berdasarkan Sasaran Kerja Pegawai (target vs realisasi)

 Penilaian 3600 (diri sendiri, atasan lansung, teman sekerja,

bawahan)

PENILAIAN KINERJA

 Sistem registrasi On-line dlm penerimaan ASN

 Seleksi menggunakan CAT

PENGADAAN

Penjatuhan hukuman disiplin kepada pegawai ASN untuk melindungi kepentingan negara dan masyarakat

DISIPLIN

1

2

3

4

5

(9)

MANAJEMEN ASN (Lanjutan)

 Berdasarkan beban kerja, tanggung jawab dan resiko pekerjaan

 Tunjangan berbasis kinerja individu setiap tahun

 Tingkat kemahalan sesuai indeks wilayah

PENGGAJIAN DAN TUNJANGAN

• Memberikan perlindungan tambahan diatas Sistem Jaminan Sosial Nasional (perlindungan dasar)

• Bantuan HK

PERLINDUNGAN

Perbaikan sistem pembayaran dari sistem pay as you go menjadi semangatnya fully funded (dana pensiun)

JAMINAN PENSIUN DAN JAMINAN HARI

TUA

Pemberhentian karena tidak mencapai kinerja

PEMBERHENTIAN

7

8

9

10

Diberikan berdasarkan pencapaian kinerja

PENGHARGAAN

(10)

SASARAN

2015

2016

2017

2018

2019

Sistem Talent Management - Kepemimpinan

Perekrutan & Orientasi

ROADMAP

ASN 2015-2019 (Nasional)

Assesment Kompetensi sesuai Jabatan

Sistem Gaji, Tunjangan dan Penghargaan Berbasis Kinerja

Rekruitmen dan Penugasan (C)ASN

Penilaian Kinerja &

Awards

Audit Organisasi

Pengorganisasian

Standar Kompetensi Jabatan

Anjab & ABK dg e-Formasi (Sesuai Potensi Daerah) & SIM-ASN Sistem Etika, Integritas, dan Disiplin

Seleksi JPT & JA ASN

Pengembangan Kapasitas

Promosi & Rotasi

Sistem Manajemen Kinerja

Arah organisasi sesuai Nawacita

SIM ASN yg Andal

Apresiasi yg Layak Talenta Terbaik Job–Person Fit Talent Mapping JPT & JA Teladan Kinerja Individu yg optimal bagi Organisasi Purnabhakti &

Terminasi Sistem Pensiun, JHT, dan kompensasi

Sistem Kompensasi & Penegakan Sanksi

Capaian

(11)

PP MANAJEMEN PNS

2

(12)

Pengantar

(13)

IZIN PRINSIP

Surat Menteri Sekretaris Negara nomor B-724/M.Sesneg/D-4/PU.02/07/2014 tanggal 21 Juli 2014 perihal Persetujuan Penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah Sebagai Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

BARU

7 PP

3 PerPres

LAMA

(14)

19 RPP

1. Pemberhentian, Pemberhentian Sementara, dan Pengaktifan Kembali PNS 2. PNS Yang Diangkat Sebagai Pejabat Negara

3. Pengisian Jabatan ASN tertentu yg berasal dari prajurit TNI dan anggota POLRI

4. Manajemen PPPK

5. Tata Cara Penyusunan dan Penetapan Kebutuhan Jumlah dan Jenis Jabatan 6. Pengadaan dan Tata Cara Sumpah/Janji PNS dan Pengangkatan ASN dalam

Jabatan ASN

7. Pangkat dan Jabatan ASN

8. Gaji, Tunjangan Kinerja, Tunjangan Kemahalan dan Fasilitas Lain

9. Pengembangan Karier, Pengembangan Kompetensi, Pola Karier, Promosi & Mutasi

10. Jabatan Administrasi 11. Jabatan Pimpinan Tinggi 12. Jabatan Fungsional

13. Hak dan Kewajiban Pegawai ASN 14. Disiplin

15. Upaya Administratif dan Badan Pertimbangan ASN 16. Korps Pegawai ASN

17. Pengelolaan Program Jaminan Pensiun & Jaminan Hari Tua

18. Perlindungan (Jaminan Kesehatan, Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian dan Bantuan Hukum)

19. Penilaian Kinerja

4 RPERPRES

1. R-PERPRES KASN (Sekretariat, Tata Kerja, Sistem & Manajemen SDM, Tanggung Jawab & Pengelolaan Keuangan KASN)

2. R-PERPRES BKN 3. R-PERPRES LAN

4. R-Perpres tentang Jenis Jabatan Yang Dapat Diisi PPPK

1 PERMENPANRB

Seleksi dan Tata Cara Pembentukan Tim Seleksi

OPERASIONALISASI KEBIJAKAN UU NO. 5 TAHUN 2014

A

B

(15)

TARGET PP dan RPP

15

PP Manajemen PNS

RPP Gaji dan Tunjangan

RPP Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua Pegawai Negeri Sipil

RPP Penilaian Kinerja dan Disiplin

RPP Manajemen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja

RPP Korps Profesi Pegawai ASN

(16)

BAB I

KETENTUAN UMUM

BAB II

PENYUSUNAN DAN PENETAPAN KEBUTUHAN

BAB III

PENGADAAN

BAB IV

PANGKAT DAN JABATAN

BAB V

PENGEMBANGAN KARIER, PENGEMBANGAN

KOMPETENSI, DAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KARIER

BAB VI

PENILAIAN KINERJA DAN DISIPLIN

BAB VII

PENGHARGAAN

BAB VIII PEMBERHENTIAN

BAB IX

PENGGAJIAN, TUNJANGAN DAN FASILITAS

BAB X

JAMINAN PENSIUN DAN JAMINAN HARI TUA

BAB XI

PERLINDUNGAN

BAB XII

CUTI

BAB XIII

KETENTUAN LAIN-LAIN

BAB XIV KETENTUAN PERALIHAN

BAB XV

KETENTUAN PENUTUP

15 BAB 364 PASAL

(17)

Ketentuan Umum

(18)

APARATUR SIPIL NEGARA (ASN):

profesi bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan pegawai pemerintah dengan

perjanjian kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah

PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA:

PNS dan PPPK yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian (PPK) dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.

MANAJEMEN ASN :

pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

(19)

Independen dan Netralitas

Kualifikasi

Kompetensi

Kinerja/ Produktivitas Kerja

Integritas

Kesejahteraan

Kualitas Pelayanan Publik

Pengawasan & Akuntabilitas

setkab.go.id

TUJUAN UTAMA UU ASN

(20)

1. pelaksana

kebijakan

publik;

2. pelayan

publik; dan

3. perekat dan

pemersatu bangsa

FUNGSI PEGAWAI ASN

Sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas:

1. penyelenggaraan

tugas umum pemerintahan

2. pelaksana

pembangunan nasional

melalui

Yanlik

yang profesional

,

3. bebas dari

intervensi politik

,

4. bersih

dari praktik

KKN (

korupsi, kolusi, dan

nepotisme

).

(21)

1. Seleksi/promosi dilakukan secara adil dan kompetitif

2. Menerapkan prinsip

fairness

3. Pemberian gaji,

reward, and punishment

berbasis pada kinerja

4. Menerapkan Standar integritas dan perilaku pada Yanlik

5. Manajemen SDM dilakukan secara efektif dan efisien

6. Melindungi pegawai dari intervensi politik dan dari tindakan

pejabat/penguasa yang semena-mena.

Sistem Merit

adalah kebijakan Manajemen ASN yang diterapkan

berdasarkan pada

kualifikasi, kompetensi, dan kinerja

secara adil,

wajar,

tanpa membedakan latar belakang

: baik secara politik, ras,

warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur,

ataupun kondisi kecacatan.

PRINSIP DASAR UU ASN

(22)

PERUBAHAN KEBIJAKAN SDM MENURUT UU ASN

KARIER ditentukan berdasarkan KOMITMEN terhadap

KINERJA bukan hanya kedudukan;

PANGKAT melekat pada JABATAN bukan pada orang;

REMUNERASI ditentukan pada KINERJA bukan semata

pada Jabatan saja;

KEDUDUKAN dalam JABATAN didasarkan pada:

- Standar Kompetensi

- Pengembangan Kompetensi bagi PNS & PPPK

dalam rangka meningkatkan Profesionalisme.

PEMBATASAN MASA JABATAN (5 Tahun)

;

REKRUITMEN TERBUKA untuk JPT;

(23)

a. nilai dasar;

b. kode etik dan kode perilaku;

c. komitmen, integritas moral, dan

tanggung jawab pd Yanlik;

d. kompetensi yang diperlukan sesuai

dengan bidang tugas;

e. kualifikasi akademik;

f. jaminan perlindungan hukum dalam

melaksanakan tugas; dan

g. profesionalitas jabatan

ASN SEBAGAI PROFESI

(24)

JENIS, STATUS & FUNGSI PEGAWAI ASN

JENIS

PNS

Pasal 1 butir 3 & Pasal 7

PPPK

Pasal 1 butir 4 & Pasal 7

STATUS

1. Berstatus pegawai tetap 2. Memiliki NIP secara nasional; 3. Sebagai pembuat kebijakan; 4. Dapat menduduki jabatan

pimpinan tinggi pemerintahan;

1. Diangkat Dgn Perjanjian Kerja; 2. Dapat diberikan No Induk

Pegawai Perjanjian Kerja; 3. Melaksanakan Tugas

Pemerintahan;

4. Menduduki Jabatan Fungsional.

FUNGSI

:

1. Pelaksana kebijakan publik; 2. Pelayan publik; dan

(25)

MANAJEMEN ASN

terdiri dari:

Manajemen PNS:

1. penyusunan dan penetapan

kebutuhan;

2. pengadaan;

3. pangkat dan jabatan;

4. pengembangan karier;

5. pola karier;

6. promosi;

7. mutasi;

8. Penilaian kinerja

9. penggajian dan tunjangan;

10. penghargaan;

11. disiplin;

12. pemberhentian;

13. pensiun dan tabungan hari tua

; dan

14. perlindungan.

Manajemen PPPK:

1. penetapan kebutuhan;

2. pengadaan;

3. penilaian kinerja;

4. penggajian dan tunjangan;

5. pengembangan

kompetensi;

6. pemberian penghargaan;

7. disiplin;

8. pemutusan hubungan

perjanjian kerja; dan

9. perlindungan.

(26)

REKRUITMEN

1

PENGEMBANGAN

PEGAWAI

2

PROMOSI

3

KESEJAHTERAAN

4

MANAJEMEN

KINERJA

5

DISIPLIN & ETIKA

6

PENSIUN

7

A. MANAJEMEN PNS

BASED ON KEBUTUHAN (ANJAB & ABK) untuk JANGKA WAKTU 5 THN

SEBAGAI HAK PEGAWAI ASN, BENTUK2

PENGEMBANGAN KOMPETENSI, PERTUKARAN PNS-SWASTA

BASIS KARIR TERBUKA (KOMPETISI)

BERDASARKAN BEBAN KERJA, TANGGUNG JAWAB, RESIKO PEKERJAAN & KINERJA

POSITION & PERFORMANCE BASED SALARY/ PROMOTION, SANKSI ATAS TDK TERCAPAINYA KINERJA

RINCIAN KODE ETIK PROFESI DAN SANKSI

(27)

B. MANAJEMEN PPPK

 Tahapan: perencanaan, pengumuman lowongan, pelamaran, seleksi, pengumuman hasil seleksi, dan pengangkatan.

 Berdasarkan kompetensi, kualifikasi, dan kebutuhan.

 Pengangkatan oleh Keputusan PPK.

 Perjanjian kerja minimal 1 tahun dan dapat diperpanjang.

PPPK tidak dapat diangkat secara otomatis menjadi calon PNS

Pengadaan

 Perjanjian kerja di tingkat individu dan tingkat unit/organisasi.

 Sebagai dasar perpanjangan perjanjian kerja, pemberian tunjangan, dan pengembangan kompetensi.

 Pemberhentian jika tidak mencapai target kinerja.

Penilaian

Kinerja

 Mendapatkan gaji serta tunjangan yang dibebankan kpd APBN/APBD.

 Diberikan kesempatan untuk pengembangan kompetensi.

 Dapat diberikan penghargaan.

 Mendapatkan perlindungan berupa jaminan (hari tua,

kesehatan, kecelakaan kerja, kematian) dan bantuan hukum

Hak

PPPK wajib mematuhi disiplin dan akan dijatuhi hukuman disiplin jika melanggarnya

(28)

Penyusunan dan Penetapan Kebutuhan

(29)

PENYUSUNAN KEBUTUHAN

Setiap Instansi Pemerintah menyusun

kebutuhan jenis jabatan dan jumlah

PNS berdasarkan

Anjab

dan

ABK, peta

jabatan, dan ketersediaan pegawai

29

ANALISIS

JABATAN

PETA JABATAN

ANALISIS

BEBAN KERJA

KEBUTUHAN ASN ya

Jam Kerja Efektif Pegawai: 1250 Jam/tahun 5 Tahun Dirinci per tahun KEKURANGAN

FORMASI

PNS

Permenpan No. 33/2011 Permenpan No. 26/2011

Menggunakan

aplikasi

bersifat

elektronik (

e-formasi

)

Mendukung

pencapaian

indikator

keberhasilan sasaran strategis (yg

tertuang dlm Renstra Instansi sbg

turunan RPJPN dan RPJMN)

(30)

PENETAPAN KEBUTUHAN

Penetapan kebutuhan PNS secara nasional

setiap tahun anggaran

ditetapkan oleh Menteri, setelah memperhatikan pendapat Menteri

Keuangan dan pertimbangan teknis Kepala BKN

Pertimbangan

Teknis Kepala

BKN

Pendapat

Menteri

Keuangan

Penetapan

Kebutuhan oleh

Menteri PANRB

Paling lambat akhir bulan Juli tahun sebelumnya (T-1)

Pendapat disusun Bulan April Tahun Berikutnya,

Disampiakan ke MenPANRB paling lambat akhir Mei Tahun Berikutnya

Paling lambat bulan Mei tahun berjalan.

(31)

Pengadaan

(32)

PANITIA SELEKSI NASIONAL

Untuk menjamin obyektivitas, Menteri membentuk Panitia

Seleksi Nasional.

Diketuai oleh Kepala BKN.

Terdiri atas unsur : Kementerian PANRB, Kemendagri,

Kementerian Keuangan, Kemenristek Dikti, Kemendikbud, BKN,

BPKP dan instansi sesuai kebutuhan.

PANITIA SELEKSI INSTANSI

Diketuai oleh Pejabat Yang Berwenang.

Terdiri atas unsur : kepegawaian, inspektorat, perencanaan

anggaran, keuangan, unit terkait.

(33)

PERENCANAAN

PENGUMUMAN

LOWONGAN

PELAMARAN

SELEKSI DAN

PENGUMUMAN

HASIL SELEKSI

PENGANGKATAN

DAN MASA

PERCOBAAN CPNS

1

2

3

4

5

Panitia Seleksi Nasional Pengadaan Calon PNS. Untuk JA Pelaksana, JF Ahli Pertama, JF Ahli Muda, JF Pemula, JF Terampil

Diumumkan secara terbuka paling lambat 15 hari kalender sblm tgl penerimaan lamaran

Harus memenuhi persyaratan administrasi

• Pengangkatan Calon PNS oleh PPK setelah mendapat persetujuan teknis dari Kepala BKN

• Calon PNS wajib menjalani masa percobaan selama 1 tahun

• Seleksi administrasi, seleksi kompetensi dasar dan seleksi kompetensi bidang

• Pengumuman hasil seleksi secara terbuka

PENGADAAN

(34)

Pangkat dan Jabatan

(35)

PANGKAT DAN JABATAN

• Pangkat merupakan kedudukan yang menunjukan tingkatan jabatan yang digunakan sebagai dasar penggajian

• Jabatan PNS terdiri atas Jabatan

Administrasi; Jabatan Fungsional; dan Jabatan Pimpinan Tinggi.

• Pengangkatan Jabatan Adminitrasi melalui pengadaan PNS bagi pelaksana

dan melalui rekrutmen dan seleksi bagi administrator dan pengawas

• Pengangkatan Jabatan Fungsional melalui pengangkatan pertama,

perpindahan dari jabatan, penyesuaian (inpassing), dan promosi.

• JPT dilakukan secara terbuka dan

kompetitif dan dapat diisi dari kalangan non-PNS (JPT utama dan Madya).

• Pejabat Fungsional dilarang rangkap

jabatan dengan jabatan administrasi atau jabatan pimpinan tinggi

• JPT di lingkungan Instansi Pemerintah tertentu dapat diisi oleh Prajurit TNI dan Anggota Polri.

(36)

Aparatur Sipil

Negara (ASN)

profesi

bagi :

1. Pegawai Negeri Sipil

2. Pegawai Pemerintah dengan

Perjanjian Kerja

1. Jabatan Pimpinan Tinggi

2. Jabatan Administrasi

3. Jabatan Fungsional (psl.18)

Jafung keahlian: a) ahli utama; b) ahli madya; c) ahli muda; d) ahli pertama. Jafung keterampilan: a) penyelia; b) mahir; c) terampil; d) pemula Jabatan Administrasi: a) Administrator (es.III) b) Pengawas (es.IV)

c) Pelaksana (es.V & JFU)

Jabatan Pimpinan Tinggi:

a) Utama (es.I Pim LPNK) b) Madya (es.I)

(37)

PANGKAT DAN JABATAN ASN

PANGKAT (KELAS JABATAN)

1. Utama

ADMINISTRASI Utama, Madya, Muda,

2. Pengawas

Penyelia, Mahir, Terampil

BY CARE E R BY PO S IT IO N (BA B IX ) BY CARE E R I II III IV V VI VII VIII IX PIMPINAN TINGGI 2. Madya 3. Pratama 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 FUNGSIONAL AHLI 1. Administrator Pertama 3. Pelaksana TERAMPIL Pemula

(38)

JABATAN ASN

MADYA KETRAMPILAN PPPK PNS PPPK PRATAMA PELAKSANA PENGAWAS JABATAN PIMPINAN TINGGI JABATAN ADMINISTRASI ADMINISTRATOR KEAHLIAN JABATAN FUNGSIONAL UTAMA

(39)

JENJANG

TANGGUNG

JAWAB

AKUNTABILITAS

PERSYARATAN

DAN

PENGANGKATAN

PEMBERHENTIAN

1

2

3

4

5

Jabatan Administrator, Pengawas, dan Pelaksana

Administrator – memimpin, Pengawas –mengendalikan, Pelaksana-melaksanakan

Setiap pejabat administrasi harus menjamin akuntabilitas jabatan

• Mengundurkan diri, diberhentikan sementara dari PNS, ctln, tugas belajar > 6 bulan, ditugaskan diluar JA, tidak memenuhi persyaratan

• Status PNS, D-IV/S-1, memiliki integritas dan moralitas, memiliki pengalaman, memiliki kompetensi, berkinerja baik 2 tahun terakhir.

• Pyb usul kepada PPK

PENGANGKATAN DALAM JABATAN ADMINISTRASI

Jabatan Administrator dan Jabatan Pengawas dilakukan seleksi dari PNS yang tersedia, baik dari internal maupun instansi lain

(40)

JENJANG

TANGGUNG

JAWAB

AKUNTABILITAS

PERSYARATAN

DAN

PENGANGKATAN

PEMBERHENTIAN

1

2

3

4

5

Keahlian dan Keterampilan

Pelayanan fungsional berdasarkan kehalian dan keterampilan tertentu

Setiap pejabat administrasi harus menjamin akuntabilitas jabatan

• Mengundurkan diri, diberhentikan sementara dari PNS, ctln, tugas belajar > 6 bulan, ditugaskan diluar JF, tidak memenuhi persyaratan

• Status PNS/PPPK, D-IV/S-1 (ahli) SLTA (terampil), memiliki integritas dan moralitas, memiliki pengalaman, memiliki kompetensi,

berkinerja baik 2 tahun terakhir, batas usia pengangkatan

• Pyb usul kepada PPK

PENGANGKATAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL

Melalui : Pengangkatan Pertama, Perpindahan Dari Jabatan Lain, Penyesuaian. Dapat diisi dari PPPK.

(41)

41

JABATAN PIMPINAN TINGGI

Jabatan Pimpinan Tinggi adalah sekelompok jabatan tinggi pada Instansi Pemerintah

JPT utama;

JPT madya;

JPT pratama.

Kepala lembaga pemerintah non kementerian

Sekretaris jenderal kementerian, sekretaris kementerian, sekretaris utama, sekretaris jenderal kesekretariatan lembaga negara, sekretaris jenderal lembaga nonstruktural, direktur jenderal, deputi, inpektur jenderal, inpektur utama, kepala badan, staf ahli mentari,kepala sekretariat presiden, kepala sekretariat wakil presiden, sekretaris militer presiden, kepala sekretariat Dewan Pertimbangan Presiden, sekretaris daerah provinsi dan jabatan lain yg setara.

Direktur, Kepala Biro, Asisten Deputi, Sekretaris Direktorat Jenderal, Sekretaris Inspektorat Jenderal, Sekretaris Kepala Badan, Kepala Pusat, Inspektur, Kepala Balai Besar, Asisten Sekretariat Daerah Provinsi, Sekretaris Daerah kab/kota, kepala dinas,/kepala badan provinsi, sekretaris dewan perwakilan rakyat daerah, dan jabatan lain yang setara.

(42)

42

JABATAN PIMPINAN TINGGI

Harus menjamin akuntabilitas jabatan

JPT utama;

JPT madya;

JPT pratama.

1. Tersusunnya kebijakan yang mendukung pelaksanaan pembangunan 2. Peningkatan kapabilitas organisasi

3. Terwujudnya sinergi antar instansi

4. Terselesaikannya masalah yang memiliki kompleksitas dan risiko tinggi yang berdampak politis

1. Terwujudnya perumusan kebijakan yang memberikan solusi

2. Terlaksananya pendayagunaan sumber daya untuk menjamin produktivitas unit kerja

3. Terlaksananya penerapan kebijakan dengan resiko minimal

4. Tersusunnya program yang dapat menjamin pencapaian tujuan organisasi

5. Terlaksananya penerapan program organisasi yang berkesinambungan; dan

6. Terwujudnya sinergi antar pimpinan di dalam dan antar organisasi 1. Tersusunnya rumusan alternatifkebijakan yang memberikan solusi 2. Tercapainya hasil kerja unit selaras dengan tujuan organisasi

3. Terwujudnya pengembangan strategi yang terintegrasi

4. Terwujudnya kapabilitas pada unit kerja untuk mencapai outcome organisasi

(43)

43

JABATAN PIMPINAN TINGGI

JPT Utama dan JPT Madya tertentu dapat diisi dari kalangan non-PNS dengan persetujuan Presiden

pengisian;

Penetapan dan pengangkatanPengisian JPT krn penataan organisasi

1. Terbuka dan kompetitif;

2. Dilakukan melalui tahapan perencanaan, pengumuman lowongan, seleksi, pengumuman hasil seleksi, dan penetapan

3. Selain melalui pelamaran Pansel dapat mengundang PNS yang memenuhi syarat untuk diikutsertakan dalam seleksi

1. Dilakukan Presiden atau PPK sesuai kewenangannya

2. Pansel menyampaikan 3 calon pejabat pimp tinggi madya di instansi daerah prov kpd PPK

3. PPK mengusulkan 3 calon kpd Presiden melalui mendagri

4. Presiden milih 1 calon utk ditetapkan dengan memperhatikan pertimbangan PPK

5. Dalam memilih Presiden dapat dibantu tim

6. PPK dilarang mengisi jabatan yang lowong dari calon pejabat pimpinan tinggi yang lulus seleksi pada JPT lain

1. Menyebabkan pengurangan JPT, pengisian dilakukan melalui uji kompetensi

2. Apabila tidak diperoleh maka dilakukan seleksi terbuka

3. Pengisian JPT yang lowong melalui mutasi dari satu JPT ke JPT yang lain dapat dilakukan melalui uji kompetensi dari pejabat yang ada 4. Syarat: satu klasifikasi jabatan, memenuhi standar kompetensi, telah

(44)

44

PERSYARATAN JABATAN PIMPINAN TINGGI

Dari Kalangan PNS

utama

madya

pratama

1. Minimal D-IV/S-1

2. Memiliki kompetensi yang diperlukan

3. Memiliki pengalaman di bidang jabatan secara kumulatif min 10 thn 4. Sedang atau pernah menduduki JPT Madya/JF Ahli Utama min 2 thn 5. Memiliki rekam jejak dan integritas yg baik

6. Usia max 58 thn

7. Sehat jasmani dan rohani 1. Minimal D-IV/S-1

2. Memiliki kompetensi yang diperlukan

3. Memiliki pengalaman di bidang jabatan secara kumulatif min 7 thn 4. Sedang /pernah menduduki JPT Pratama/JF Ahli Utama min 2 thn 5. Memiliki rekam jejak dan integritas yg baik

6. Usia max 58 thn

7. Sehat jasmani dan rohani 1. Minimal D-IV/S-1

2. Memiliki kompetensi yang diperlukan

3. Memiliki pengalaman di bidang jabatan secara kumulatif min 5 thn 4. Sedang /pernah menduduki Administrator/JF Ahli Madyamin 2 thn 5. Memiliki rekam jejak dan integritas yg baik

6. Usia max 56 thn

(45)

45

PERSYARATAN JABATAN PIMPINAN TINGGI

Dari Kalangan Non-PNS

utama

madya

1. Minimal S-2

2. Memiliki kompetensi yang diperlukan

3. Memiliki pengalaman di bidang jabatan secara kumulatif min 15 thn 4. Tidak menjadi pengurus atau anggota partai politik min 5 thn

sebelum pendaftaran

5. Tidak pernah dipidana penjara

6. Memiliki rekam jejak dan integritas yg baik 7. Usia max 58 thn

8. Sehat jasmani dan rohani

9. Tidak pernah diberhentikan tidak dengan hormat dari PNS, anggota Polri, atau prajurit TNI.

1. Minimal S-2

2. Memiliki kompetensi yang diperlukan

3. Memiliki pengalaman di bidang jabatan secara kumulatif min 10 thn 4. Tidak menjadi pengurus atau anggota partai politik min 5 thn

sebelum pendaftaran

5. Tidak pernah dipidana penjara

6. Memiliki rekam jejak dan integritas yg baik 7. Usia max 58 thn

8. Sehat jasmani dan rohani

9. Tidak pernah diberhentikan tidak dengan hormat dari PNS, anggota Polri, atau prajurit TNI.

(46)

46

PERSYARATAN JABATAN PIMPINAN TINGGI

Dari Kalangan TNI/Polri

utama

madya

pratama

1. Minimal S-2

2. Memiliki kompetensi yang diperlukan

3. Memiliki pengalaman di bidang jabatan secara kumulatif min 10 thn 4. Memiliki rekam jejak dan integritas yg baik

5. Usia max 55 thn

6. Sehat jasmani dan rohani 1. Minimal S-2

2. Memiliki kompetensi yang diperlukan

3. Memiliki pengalaman di bidang jabatan secara kumulatif min 7 thn 4. Memiliki rekam jejak dan integritas yg baik

5. Usia max 58 thn

6. Sehat jasmani dan rohani 1. Minimal D-IV/S-1

2. Memiliki kompetensi yang diperlukan

3. Memiliki pengalaman di bidang jabatan secara kumulatif min 5 thn 4. Memiliki rekam jejak dan integritas yg baik

5. Usia max 53 thn

(47)

Pengembangan Karier, Pengembangan

Kompetensi, Pola Karier, Promosi Dan Mutasi

(48)

PENGEMBANGAN KARIER, PENGEMBANGAN

KOMPETENSI, POLA KARIER, PROMOSI DAN MUTASI

• Dilakukan dengan menerapkan prinsip sistem merit untuk meningkatkan kompetensi, kinerja dan profesionalitas PNS.

• Setiap instansi wajib memiliki Sistem Informasi Manajemen Karier yg merupakan bagian terintegrasi dari Sistem Informasi ASN

PENGEMBANGAN KARIER

•kejelasan dan kepastian

karier kepada PNS

•berdasarkan kualifikasi, kompetensi, penilaian kinerja, dan kebutuhan instansi pemerintah

•Dilakukan melalui mutasi

dan/atau promosi

PENGEMBANGAN KOMPETENSI

•PPK wajib menetapkan

kebutuhan, menyusun

rencana, melaksanakan, dan pemantauan serta evaluasi

•Diklat, seminar, kursus, penataran,

sekolah/pelatihan kader dan magang

• Prinsip Dasar: PNS memiliki

hak dan kesempatan yang sama didasarkan pada penilaian kinerja dan penilaian kompetensi

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KARIER

•Instansi pemerintah wajib

memiliki

•Berisi rencana dan

pelaksanaan manajemen karier

•Merupakan bagian yang

terintegrasi dengan Sistem Informasi ASN

(49)

PENGEMBANGAN KARIER

MANAJEMEN KARIER PNS •Standar Kompetensi Jabatan •Profil PNS •PENGEMBANGAN KARIER •Diselenggarakan tingkat instansi dan nasional •PPK wajib menetapkan rencana, melaksanakan, dan pemantauan POLA KARIER •Merupakan pola dasar urutan penempatan dan/atau perpindahan PNS dalam dan antar posisi di setiap jenis jabatan secara berkesinambungan

•Pola karier nasional dan instansi.

•Berbentuk horizontal, vertikal dan diagonal

•Prinsip Dasar: untuk menjamin

keselarasan potensi PNS dengan

penyelenggaraan tugas-nya

MUTASI dan PROMOSI •Mutasi : menyusun

rencana dan dilakukan paling singkat 2 tahun dan paling lama 5 tahun

•Atas dasar

kesesuaian antara kompetensi PNS dengan persyaratan jabatan, klasifikasi jabatan dan pola karier

•Promosi merupakan bentuk pola karier yang vertikal atau diagonal

•PPK menetapkan kelompok rencana suksesi setiap tahun dan mengumumkan melalui Sistem Informasi ASN

Rencana Suksesi dan Penugasan Khusus •Kelompok rencana

suksesi adalah kelompok PNS yang memiliki kompetensi sesuai jabatan; telah melaksanakan

kewajiban pengembangan

kompetensi; memiliki penilaian kinerja paling kurang bernilai baik dalam 2 tahun terakhir

•Penugasan khusus merupakan

penugasan PNS untuk melaksanakan

jabatan secara khusus di luar instansi

(50)

KOMPETENSI JABATAN ASN

kompetensi teknis

yang diukur dari tingkat dan

spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis fungsional, dan

pengalaman bekerja secara teknis;

kompetensi manajerial

yang diukur dari tingkat

pendidikan, pelatihan struktural atau manajemen, dan

pengalaman kepemimpinan

kompetensi sosial kultural

yang diukur dari pengalaman

kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam hal

agama, suku, dan budaya sehingga memiliki wawasan

kebangsaan.

(51)

KONSEP KOMPETENSI ASN MENURUT JABATAN

TEKNIS SOSIAL KULTURAL MANAJERIAL JPT JA JF

(52)

2. Seminar

5. Praktik Kerja

Di Instansi Pusat

dan Daerah

selama 1 tahun

4. Penataran

1. Pendidikan

dan Pelatihan

6. Pertukaran

PNS dan

Swasta

INSTANSI PEMERINTAH WAJIB MENYUSUN RENCANA

PENGEMBANGAN KOMPETENSI & TERTUANG DALAM RENCANA KERJA ANGGARAN TAHUNAN INSTANSI

Pengembangan Kompetensi bagi setiap PNS dilakukan paling sedikit 20 (dua puluh) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun.

3. Kursus

(53)

PENGEMBANGAN KARIER PEGAWAI

DALAM PNS

1. Kualifikasi

2. Kompetensi

3. Penilaian kinerja, dan;

4. Kebutuhan Instansi

Pemerintah

1. Integritas dan;

2. Moralitas

BERDASARKAN MEMPERTIMBANGKAN

(54)

POLA KARIR PEGAWAI ASN

MADYA KETRAMPILAN PPPK PNS PPPK PRATAMA PELAKSANA PENGAWAS JABATAN PIMPINAN TINGGI JABATAN ADMINISTRASI ADMINISTRATOR KEAHLIAN JABATAN FUNGSIONAL UTAMA POSISI KARIER

(55)

kepastian

profesionalisme

transparan

Vertikal

Horizontal

Diagonal

jabatan, pangkat, pendidikan dan

pelatihan jabatan, kompetensi,

pengalaman, masa jabatan.

Jabatan Pimpinan Tinggi

Jabatan Administrasi

Jabatan Fungsional

(56)

PERPINDAHAN PEGAWAI ASN

MADYA KETRAMPILAN VERTIKAL PRATAMA PELAKSANA PENGAWAS JABATAN PIMPINAN TINGGI JABATAN ADMINISTRASI ADMINISTRATOR KEAHLIAN JABATAN FUNGSIONAL UTAMA HORIZONTAL VERTIKAL DIAGONAL

(57)

PENGANGKATAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL

INPASSING

(PENYESUAIAN)

PENGANGKATAN

PERTAMA

PERPINDAHAN

DARI JABATAN LAIN

(58)

PENGANGKATAN DALAM JABATAN ADMINISTRASI

POLA KARIR

PROMOSI

PERPINDAHAN

DARI JABATAN LAIN

(59)

PENGANGKATAN DALAM JABATAN PIMPINAN TINGGI

SELEKSI

TERBUKA

(60)

Penilaian Kinerja dan Disiplin

(61)

PENILAIAN KINERJA DAN DISIPLIN

Menjamin objektivitas pembinaan PNS yang

didasarkan pada sistem prestasi dan sistem karier Berdasarkan perencanaan kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi, dengan Memperhatikan target, capaian, hasil, manfaat yang dicapai, dan perilaku PNS

Dilakukan secara obyektif, terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan

Menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas

Pelanggaran disiplin dijatuhin hukuman disiplin

P ENILAIA N KINERJ A DISIPLIN

(62)

Penghargaan

(63)

PENGHARGAAN

• Kenaikan pangkat istimewa diberikan kepada PNS berdasarkan pada penilaian kinerja dan keahlian yang luar biasa dalam menjalankan tugas jabatannya

• Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi diberikan kepada PNS yang mempunyai nilai prestasi kerja yang sangat baik, memiliki dedikasi dan loyalitas yang tinggi pada organisasi

Penghargaan berupa : a. Tanda Kehormatan

b. Kenaikan pangkat istimewa

c. kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi

d. kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara kenegaraan

Didasarkan atas kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, dan prestasi kerja dalam melaksanakan tugasnya

(64)

Pemberhentian dan Pemberhentian Sementara

(65)

PEMBERHENTIAN

• Pemberhentian Atas Permintaan Sendiri

• Pemberhentian Karena Mencapai Batas Usia Pensiun; Perampingan Organisasi Pemerintah; Tidak Cakap Jasmani atau Rohani; Meninggal Dunia, Tewas, atau Hilang; Melakukan Tindak Pidana/Penyelewengan; Pelanggaran Disiplin; Mencalonkan diri atau dicalonkan menjadi Pejabat Negara; Menjadi Anggota dan/atau Pengurus Partai Politik; Tidak Memenuhi Target Kinerja; Tidak Menjabat Lagi Sebagai Pejabat Negara; Hal-hal Lain.

• Presiden atau PPK sesuai dengan kewenangannya dalam menetapkan pemberhentian PNS

terlebih dahulu mendapatkan pertimbangan teknis dari Kepala BKN.

• Presiden atau Pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan kewenangannya menetapkan

pemberhentian sementara PNS.

• PNS yang diberhentikan dengan hormat, atau diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS, diberikan hak kepegawaian yang terdiri atas Jaminan pensiun dan Jaminan hari tua.

(66)

PEMBERHENTIAN SEMENTARA

DIANGKAT MENJADI

PEJABAT NEGARA

DIANGKAT MENJADI

KOMISIONER/ANGGOTA LNS

DITAHAN KARENA MENJADI

(67)

Penggajian, Tunjangan dan Fasilitas

(68)

PENGGAJIAN DAN TUNJANGAN

Gaji dibayarkan berdasarkan beban kerja,

tanggung

jawab

jabatan,

dan

resiko

pekerjaan

PNS juga menerima tunjangan dan fasilitas

Tunjangan: tunjangan kinerja dan tunjangan

kemahalan

dibebankan pada APBN untuk PNS di Instansi

Pusat dan APBD untuk PNS di Instansi

Daerah

(69)

Perlindungan dan Cuti

(70)

PERLINDUNGAN

Jaminan kesehatan

Jaminan kecelakaan kerja

Jaminan kematian

Bantuan hukum

dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugasnya

Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2015. Ditetapkan tanggal 16 September 2015 dan diundangkan pada 17 September 2015

(71)

CUTI

• Cuti Sakit, Cuti Melahirkan, Cuti Karena Alasan Penting, dan Cuti Bersama berlaku pula untuk Calon Pegawai Negeri Sipil

• Cuti Pegawai Negeri Sipil yang menjabat sebagai Pejabat Negara, Jaksa Agung dan Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang dijabat oleh bukan Pegawai Negeri diatur dalam peraturan tersendiri.

• Lamanya hak atas cuti tahunan adalah 12 hari kerja

• Hak atas cuti tahunan yang tidak digunakan dalam tahun yang bersangkutan, dapat digunakan dalam tahun berikutnya untuk paling lama 18 hari kerja

• Hak atas cuti tahunan yang tidak digunakan lebih dari 2 (dua) tahun atau lebih berturut-turut, dapat digunakan dalam tahun berikutnya untuk paling lama 24 hari kerja

• guru dan dosen yang mendapat liburan disamakan dengan PNS yang telah menggunakan hak cuti tahunan

cuti tahunan

• PNS yang telah bekerja sekurang-kurangnya 5 tahun secara terus menerus berhak atas cuti besar paling lama 3 bulan

cuti besar

• PNS yang sakit lebih dari 1 hari sampai dengan 14 hari berhak atas cuti sakit

• Hak atas cuti sakit dapat diberikan paling lama 1 tahun & dapat ditambah untuk paling lama 6 bulan • PNS yang mengalami gugur kandungan berhak atas cuti sakit untuk paling lama 1 1/2 (satu setengah) bulan

cuti sakit

• Untuk kelahiran anak pertama sampai dengan kelahiran anak ketiga pada saat menjadi PNS berhak atas cuti melahirkan selama 3 bulan

cuti melahirkan

• Pegawai Negeri Sipil berhak atas cuti karena alasan penting paling lama 1 bulan

cuti karena alasan penting

• Cuti bersama tidak mengurangi hak cuti tahunan;

• PNS yang karena jabatannya tidak diberikan hak atas cuti bersama, hak cuti tahunannya ditambah sesuai dengan jumlah cuti bersama yang tidak diberikan

cuti bersama

• PNS yang telah bekerja paling kurang 5 (lima) tahun secara terus-menerus karena alasan pribadi dan mendesak dapat diberikan cuti di luar tanggungan negara paling lama 3 (tiga) tahun

cuti di luar tanggungan negara

(72)

• Presiden dan Wakil Presiden,

• Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota DPR, DPD;

• Gubernur dan Wakil Gubernur;

• Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Wakil Walikota.

PNS YANG DIANGKAT MENJADI PEJABAT NEGARA DAN

PIMPINAN ATAU ANGGOTA LEMBAGA NONSTRUKTURAL

• Ketua, Wakil Ketua, dan

Anggota MA, MK, BPK, KY, KPK

• Menteri dan jabatan setingkat menteri,

• Kepala perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri yang berkedudukan sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh

PNS sebagai Pejabat Negara dan Pimpinan

atau anggota Lembaga Nonstruktural:

Diberhentikan sementara

sebagai PNS dan

diaktifkan kembali sebagai PNS bila sudah

tidak menjabat lagi yg ditetapkan oleh

Presiden (JPT Utama, Madya dan Jafung

Ahli Utama) atau PPK

Pejabat Negara:

Wajib mengundurkan diri

secara tertulis sebagai PNS sejak mendaftar

sebagai calon dan diberhentikan dengan

hormat, namun bila tidak mengajukan

pengunduran diri akan diberhentikan

dengan tidak hormat sebagai PNS

(73)

PENUTUP

(74)

ISU AKTUAL PP MANAJEMEN PNS

Perbedaan Kelompok Jabatan dengan Pengaturan yang

berbeda (JPT, JA dan JF)

Kompetensi Jabatan (Teknis, Manajerial Dan Sosial

Kultural)

Kegiatan Berbasis Output

Kinerja Pegawai Terkait dengan Kinerja Institusi

Penilaian Kinerja terkait dengan output.

Tidak Ada Rangkap Jabatan

Tidak Ada Pemberhentian Sementara Dari Jabatan

Jabatan Tertentu dapat diduduki oleh PPPK

Keseragaman BUP

Pengisian dengan Asesmen

Memiliki Pola Karir

(75)

Referensi

Dokumen terkait

Cuti Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3093), sisa masa cutinya berlaku sesuai dengan

Selama dua hari berturut-turut mulai tanggal 30-31 Maret 2017 Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua telah mengadakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Otonomi Khusus (Musrembang

Peraturan cuti Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang tercantum dalam PP nomor 24 Tahun 1976 tentang cuti PNS, selama ini tidak pernah dirasakan penting, karena dosen dapat libur

(1) Dalam hal Kepala Kantor Pertanahan berhalangan karena dinas, cuti, sakit atau sebab lain untuk waktu lebih dari 10 (sepuluh) hari kerja berturut-turut dan tidak

Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selarna 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang syah atau karena hal lain

Pasal DEMI PASAL. Izin penyelidikan pertambangan diberikan untuk lamanya tiga tahun berturut-turut dengan kemungkinan perpanjangan sampai dua kali, tiap-tiap kali

Ad. Izin penyelidikan pertambangan diberikan untuk lamanya tiga tahun berturut-turut dengan kemungkinan perpanjangan sampai dua kali, tiap-tiap kali dengan satu tahun. Pasal

Mahasiswa yang tidak registrasi dan tidak memproses cuti kuliah selama dua semester berturut-turut akan kehilangan hak studinya sesuai dengan Pedoman Pendidikan UM tahun akademik