• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

45

METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas, adapun tempat yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah di kelas X IIS 1 SMA Negeri 1 Karanganon. SMA Negeri 1 Karanganom terletak di Jl. Raya Karanganom No.3, Kode Pos: 57475, Karanganom, Klaten. Sekolah memiliki dua gedung, yakni di barat dan timur. Penelitian ini dilaksanakan di gedung barat, kelas X IIS 1 berada. Pemilihan kelas X IIS 1 dikarenakan jadwal mata pelajaran sejarah berada pada jam pelajaran ke-9 dan ke-10, yaitu pukul 13.30-15.00, agar dapat melihat bagaimana pengaruh dari model CTL dan media animasi stop motion walaupun diterapkan pada jam pelajaran terakhir. Selain itu, karakteristik siswa X IIS 1 adalah mempunyai nilai yang masih kurang dibandingkan dengan kelas X yang lain dalam hal mata pelajaran sejarah. 2. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah setelah proposal disetujui pembimbing yaitu bulan Desember hingga Maret 2016. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam jangka waktu tersebut diantaranya adalah perizinan, diskusi dengan guru, merancang tindakan bersama guru, mengumpulkan mengumpulkan data, dan ke sekolahan yang dituju untuk melakuan penelitian dan terakhir menyusun laporan hasil penelitian.

(2)

Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan, yang terbagi dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas

Kegiatan

Bulan

Des Jan Feb Mar Apr

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Persiapan Penelitian

a. Koordinasi peneliti dengan guru sejarah

b. Diskusi dengan guru

untuk mengidentifikasi masalah pembelajaran dan merancang tindakan c. Menyusun Proposal Penelitian d. Menyiapkan perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian e. Mengadakan simulasi pelaksanaan tindakan 2. Pelaksanaan Tindakan

3 Analisis Data dan pelaporan

a. Analisis data b. Menyusun laporan c. Ujian dan revisi d. Penggandaan dan

pengumpulan laporan

(3)

B. Bentuk dan Strategi Peneltian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Menutut Hopkins (Wiriaatmadja2008: 11), “Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.” Tujuan penelitian ini menurut Rapoport (Wiriaatmadja, 2008: 11),“Penelitian tindakan kelas ditujukan untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerja sama dalam etika yang disepakati bersama.”

C. Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian inimeliputi: 1. Informan

Informan menurut Moleong (2006: 132), “Orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.” Jadi, dia harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian. Kaitannya dengan Sugiyono (2009: 221), penentuan sampel atau informan dalam penelitian kualitatif berfungsi untuk mendapatkan informasi yang maksimum,karena itu orang yang dijadikan sampel atau informan sebaiknya yang memenuhikriteria sebagai berikut:

a. Mereka menguasai atau memahami kondisi. b. Mereka sedang berkecimpung atau terlibat.

c. Mereka mempunyai cukup waktu untuk diwawancarai.

d. Mereka tidak cenderung menyampaikan informasi hasil kemasannya sendiri.

Dalam penelitian ini peneliti menentukan informan dengan teknik purposive sampling, artinya dengan memilih nara sumber yang benar-benar mengetahui kondisi internal dan eksternal pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Karanganom.

(4)

Informan berupa:

a. Guru, melalui wawancara dan observasi b. Siswa, melalui wawancara, observasi dan tes 2. Tempat dan Peristiwa

Penelitian dilaksanakan di kelas X IIS 1 SMA Negeri 1 Karanganom pada saat pelajaran sejarah (sejarah wajib). Hal ini juga dilaksanakan wawancara kepada guru di luar jam pelajaran sejarah berlangsung.

3. Dokumen a. RPP

RPP yang dibuat oleh guru dan siswa (kolaborasi). b. Instrumen/perangkat pembelajaran

Berupa lembar observasi prasiklus, lembar observasi siklus (guru dan siswa), kisi-kisi soal, soal test.

c. Catatan lapangan

Catatan lapangan ini menggambarkan apa yang ada di lapangan pada saat penelitian berlangsung, aggar dapat mengetahui kondisi guru dan siswa yang sebenarnya.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini di antaranya:

1. Wawancara

Menurut Narbuko (2013:83), “Wawancara adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan.” Wawancara dilakukan antara peneliti dengan guru sejarah untuk memperoleh informasi tentang proses belajar mengajar sejarah yang telah berlangsung meliputi keadaan siswa, model pembelajaran yang selama ini dilakukan, media pembelajaran yang digunakan, hasil belajar siswa, dan permasalahan yang dialami guru selama mengajar.

(5)

Jenis-jenis wawancara: a. Menurut prosedurnya:

1) Wawancara bebas (wawancara tak terpimpin)

Wawancara bebas adalah proses wawancara di mana interviewer tidak secara sengaja mengarahkan tanya-jawab pada pokok-pokok persoalan dari fokus penelitian.

2) Wawancara terpimpin

Wawancara ini juga disebut interview guide, yaitu wawancara yang menggunakan panduan pokok-pokok masalah yang diteliti. 3) Wawancara bebas terpimpin

Wawancara ini merupakan kombinasi antara wawancara bebas dan terpimpin. Jadi pewawancara hanya membuat pokok-pokok masaah yang akan diteliti, selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung mengikuti situasi, pewawancara harus pandai mengarahkan yang diwawancarai apabila ternyata ia menyimpang.

b. Menurut sasaran penjawabannya: 1) Wawancara perorangan

Wawancara perorangan yaitu proses tanya-jawab tatap muka itu berlangsung secara langsung antara pewawancara dengan seorang yang diwawancarai.

2) Wawancara kelompok

Wawancara kelompok yaitu proses tanya-jawab tatap muka itu berlangsung secara langsung antara pewawancara dengan dua orang atau lebih yang diwawancarai.

Kaitannya dengan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan, menurut prosedurnya peneliti menggunakan teknik wawancara terpimpin, karena menggunakan panduan pokok-pokok masalah yang diteliti. Kemudian ditinjau dari sasaran penjawabnya peneliti menggunakan teknik wawancara perorangan dan kelompok.

(6)

Wawancara perorangan yakni dengan guru, sedangkan wawancara kelompok yakni dengan beberapa siswa.

2. Observasi

Menurut Kartono dalam Gunawan, observasi ialah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan (2014: 143). Observasi dilakukan untuk memperoleh data berupa aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar. Observasi yang dilakukan penelitian adalah pengamatan langsung.

3. Tes

Tes diberikan kepada siswa untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa.Tes diberikan pada prasiklus, setelah pelaksanaan tindakan siklus I dan apabila belum mencapai target dilanjutkan pula ke siklus selanjutnya. Tes yang dilakukan peneliti adalah tes berupa soal kognitif, dengan rincian 20 butir soal pilihan ganda dan 5 butir soal essay.

E. Teknik Uji Validitas Data

Data dikumpulkan dan dicatat dalam pelaksanaan tindakan harus diuji validitasnya.Validitas data berguna untuk menentukan valid dan tidaknya suatu data yang akan digunakan sebagai sumber penelitian. Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan diolah dan diuji keabsahannya melalui trianguasi. Moleong (2000:78) mengatakan,“Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekkan atau pembanding terhadap data itu.” Teknik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi metode. Teknik triangulasi metode dilakukan dengan mengumpulkan data tetapi, menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda-beda.Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data melalui teknik observasi, wawancara, angket, dan tes prestasi.

(7)

Gambar 3.1 Skema Uji Validitas Data

F. Teknik Analisis Data

Data penelitian tindakan kelas dapat meliputi data kualitatif dan data kuantitatif. Data-data tersebut dianalisis dengan teknik deskriptif komparatif. Teknik tersebut mencakup analisis kritis terhadap kelemahan dan kelebihan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar yang terjadi selama penelitian berlangsung, membandingkan nilai tes antar siklus maupun dengan indikator kinerja (Mulyadi dalam Suniyah, 2008).Analisis kritis dalam penenlitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan kinerja guru dan siswa selama proses penerapan tindakan dalam pelaksanaan. Data kuantitatif dianalisis denganmembandingkan hasil hitung dari perolehan nilai yaitu persentase perolehan skor dari tiap indikator pemahaman nilai-nilai sejarah dan persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada tiap siklus. Hasil analisis tersebut kemudian dijadikan sebagai dasar untuk menyususn rencana tindakan berikutnya sesuai dengan siklus yang ada.

Analisis dalam penelitian kualitatif terdiri dari tiga komponen, yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan dengan verifikasinya. Proses analisis tersebut saling menjalin dan dilakukan secara terus menerus di dalam proses pelaksanaan pengumpulan data, merupakan model analisis jalinan. Reduksi data sebagai komponen pertama, bahkan sudah dilakukan sejak awal sebelum kegiatan pengumpulan data, yaitu sejak penyususnan proposal penelitian. Dengan membatasi permasalahan penelitian dan juga membatasi pertanyaan-pertanyaan

Data Sumber Data

Wawancara

Observasi

(8)

pokok yang perlu dijawab dalam penelitian, sebenarnya peneliti sudah melaksakan reduksi. Kemudian proses tersebut dilanjutkan pada waktu pengumpulan data, dan secara erat saling menjalin dengan dua komponen analisis yang lain, yaitu sajian data dan penarikan simpulan serta verifikasinya. Selain proses yang sifatnya mengalir dalam model analisis jalinan, tiga komponen analisis tersebut aktivitasnya dapat juga dilakukan dengan cara interaktif dari tiga komponen utamannya, dan dilanjutkan dengan pengumpulan data selanjutnya. Proses analisis yang berkelanjutan demikian juga merupakan proses yang berbentuk siklus. Dalam bentuk ini peneliti tetap bergerak di antara tiga komponen analisis dengan proses pengumpulan data selama kegiatan pengumpulan data berlangsung. Kemudian sesudah pengumpulan data berakhir, peneliti bergerak di anara tiga komponen analisisnya dengan menggunakan waktu yang masih tersisa bagi penelitiannya. Proses analisis ini disebut sebagai model analisis interaktif. Lebih jelasnya secara sederhana gambar prosesnya bisa dilihat secara jelas bahwa pada waktu pengumpulan data, peneliti selalu membuat reduksi data dan sajian data. Artinya, data yangberupa catatan lapangan yang terdiri dari bagian deskripsi dan refleksinya adalah data yang telah digali dan dicatat. Dua bagian data tersebut peneliti menyusun rumusan peristiwanya secara singkat, berupa pokok-pokok temuan yang penting dalam arti inti pemahaman segala peristiwa yang dikaji yang disebut reduksi data. Kemudian dilakukan penyusunan sajian data yang berupa cerita sistematis dan logis dengan suntingan penelitiannya supaya makna peristiwanya menjadi lebih jelas dipahami, dengan dilengkapi berbagai perabot sajian yang diperlukan (matriks, gambar, dan sebagainya) yang sangat mendukung kekuatan sajian data. Dari sajian data teersebut dilakukan penarikan simpulan (sementara) dilanjutkan dengan verifikasinya.

Reduksi dan sajian data ini harus disusun pada waktu peneliti sudah mendapatkan unit data dari sejumlah unit yang diperlukan dalam penelitian. Pada waktu pengumpulan data sudah berakhir, peneliti mulai melakukan usaha dalam bentuk pembahasan (diskusi) untuk menarik simpulan dan verifikasinya berdasarkan semua hal yang terdapat dalam reduksi maupun sajian datanya. Bila

(9)

simpulan dirasa kurang mentap maka peneliti wajib kembali melakukan kegiatan pengumpulan data yang sudah terfokus untuk mencari pendukung simpulan yang telah dikembangkan dan juga sebagai usaha bagi pendalaman data. Keadaan ini tampak jelas bahwa penelitian kualitatif prosesnya selalu berlangsung dalam bentuk siklus. Biasnya, sebelum peneliti mengakhiri proses pelaksanaan penelitiannya dan menyususn laporan, kkegiatan pendalaman data ke lapangan studinya dilakukan untuk menjamin kemantapan hasil akhir penelitiannya. Namun semuanya itu sangat tergantung dari waktu yang tersedia, dan juga mantapnya kepuasan dan keyakinan peneliti terhadap apa yang telah diperolehnya selama dalam perjalanan pelaksanaan penelitiannya (Sutopo, 2002: 94)

Gambar. 3.2. Model Analisis Interaktif Sumber: (Sutopo, 2002: 94)

G. Indikator Capaian Penelitian

Yang menjadi indikator atau tolak ukur keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah:

a. Guru dapat menerapkan pembelajaran sejarah model CTL dengan menggunakan media animasi stop motion pada saat pembelajaran sejarah di kelas. Reduksi data Pengumpulan data Sajian data Penarikan simpulan/verifikasi

(10)

b. Meningkatnya hasil belajar siswa dalam materi X. Setelah disebarkantest ada peningkatan hasil belajar pada siswa dan dinyatakan lulus apabila masing-masing individu melampaui batas minimal KKM 80. Apabila kelas belum mencapai ketuntatasan belajar, penelitian tindakan ini dilanjutkan pada siklus selanjutnya yang dilakukan berdasarkan hasil refleksi dari tindakan siklus sebelumnya. Penelitian ini dikatakan berhasil jika siswa 100% telah mencapai KKM, yaitu 80.

H. Prosedur Penelitian

Perencanaan Kemmis menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana tindakan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Kegiatan ini disebut dengan satu siklus kegiatan pemecahan masalah (Arikunto, 2008: 15). Prosedur penelitian merupakan penjelasan secara rinci mengenai langkah-langkah penelitian dari awal hingga akhir. Berikut penjelasan dari masing-masing langkah kegiatan dalam penelitian tindakan kelas:

1. Tahap Persiapan

a. Menyusun serangkaian kegiatan pelaksanaan tindakan berupa penyusunan surat izin ke Fakultas.

b. Menyusun serangkaian kegiatan pelaksanaan tindakan berupa penyusunan surat izin ke Bapeda Klaten dan Dikpora Klaten.

c. Permintaan izin kepada kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian kurikulum, dan guru sejarah SMA.

d. Observasi untuk mendapatkan gambaran awal keadaan kelas dan kegiatan belajar mengajar khususnya mata pelajaran sejarah di kelas X IIS 1. e. Mengidetifikasi permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar sejarah X

IIS 1 berdasar hasil observasi awal yang telah dilakukan. 2. Tahap Perencanaan (Planning)

Menyusun instrumen penelitian meliputi rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi kegiatan guru dalam mengajar dan kegiatan siswa dalam belajar, dan tes kognitif hasil belajar siswa.

(11)

3. Tahap Pelaksanaan atau Tindakan (Acting)

Tindakan dilakukan peneliti untuk mengatasi masalah. Kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini antara lain:

a. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

b. Melakukan kegiatan pengamatan proses pembelajaran melalui observasi langsung oleh peneliti.

c. Menyelenggarakan evaluasi berupa tes kognitif untuk mengukur hasil belajar siswa.

d. Melakukan perbaikan atau penyempurnaan tindakan apabila proses dan hasil belajar masih kurang memuaskan.

4. Tahap Observasi (Observing)

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam observasi adalah: a. Pengumpulan data

b. Sumber data

c. Critical friend dalam penelitian d. Analisis data

Langkah-langkah dalam observasi yaitu sebagai berikut: a. Pelaksanaan pengamatan

b. Mencatat semua hasil pengamatan dalam lembar observasi

c. Mendiskusikan dengan guru maupun dosen (sebagai critical friend) terhadap hasil pengamatan setelah proses pembelajaran selesai

d. Membuat kesimpulan hasil pengamatan 5. Tahap Refleksi (Reflecting)

Tahap ini merupakan kegiatan mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan pada berbagai kriteria, yang menjadi dasar pelaksanaan selanjutnya. Data yang diperoleh dari hasil observasi selanjutnya didiskusikan antara guru dan peneliti untuk mengetahui:

(12)

b. Kemajuan yang dicapai siswa, terutama pemahaman mereka atas nilai-nilai sejarah dan hasil belajar mereka. Diperlukan pula langkah evaluasi untuk mengukur kemajuan yang dicapai siswa.

Langkah-langkah evaluasi yang dalam penelitian ini adalah sebagaiberikut: a. Menyiapkan alat-alat evaluasi

b. Melaksanakan evaluasi setelah proses pembelajaran selesai c. Melaksanakan analisis hasil evaluasi

d. Kriteria keberhasilan tindakan

Siklus penelitian ini dilakukan berulang hingga tercapai keberhasilan tindakan.

SIKLUS I

SIKLUS II

Apakah indikator SUDAH tercapai?

Gambar 3.3 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Sudah, penelitian bisa diakhiri Belum, perlu diadakan siklus III

Perencanaan Pelaksanaan Refleksi Pengamatan Perencanaan Refleksi Pelaksanaan Pengamatan

Gambar

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas
Gambar 3.1 Skema Uji Validitas Data
Gambar 3.3 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Sudah, penelitian bisa diakhiri  Belum, perlu diadakan siklus III

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian Sigalingging (2013) yang menunjukkan bahwa tingkat kecemasan keluarga pasien di ruang Intensif Rumah Sakit Columbia

Perbedaan kadar GSH yang terjadi pada kelompok A dengan D dan B dengan E dikarenakan kelompok tersebut menerima jenis amoksisilin yang berbeda, yaitu amoksisilin generik

Tanaman bernama Latin Ipomoea reptans ini terdiri atas dua varietas, yakni kangkung darat yang disebut kangkung cina dan kangkung air yang tumbuh secara alami di sawah, rawa,

Skripsi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis 1) bagaimana perbedaan aktualisasi budaya di Yogyakarta dan Surakarta Pasca Palihan Nagari atau

55 (Revisi 2014) mensyaratkan aset tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode Suku Bunga Efektif (“SBE”). Keuntungan atau kerugian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui penggunaan scaffold dengan komponen bahan kitosan, Aloe vera, dan hidroksiapatit pada soket pasca pencabutan gigi

Semua indikator tersebut adanya peningkatan (lihat hasil penelitian pada bab 4). Pada kelompok eksperimen, rata-rata nilai pre-test pengembangan kreativitas adalah 30,57

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi - PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN - NET PAJAK PENGHASILAN TERKAIT -b. TOTAL LABA