• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODEL ASESMEN PROBLEM ISOMORFIK DENGAN ANALISIS BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA PADA KONSEP KALOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN MODEL ASESMEN PROBLEM ISOMORFIK DENGAN ANALISIS BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA PADA KONSEP KALOR"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODEL ASESMEN PROBLEM ISOMORFIK DENGAN ANALISIS BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA

PADA KONSEP KALOR

Muhammad Syaifuddin Arif, Sentot Kusairi, Sugiyanto Universitas Negeri Malang

Email: syaifuddin_arif76@yahoo.co.id

ABSTRAK: Penilaian yang telah dilaksanakan guru belum mampu memberikan balikan yang spesifik dalam waktu singkat kepada setiap siswa karena besarnya kapasitas siswa dan waktu yang terbatas. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian dan pengembangan modifikasi Borg dan Gall yang diadaptasi dari langkah-langkah Sukmadinata. Produk akhir penelitian ini adalah model asesmen problem isomorfik dengan analisis berbantuan komputer untuk pembelajaran fisika pada materi kalor sebagai alat untuk penilaian yang digunakan untuk guru. Hasil dari penilaian tim ahli menunjukkan bahawa model asesmen problem isomorfik dengan analisis berbantuan komputer memenuhi kriteria layak dengan nilai rata-rata 3,63. Produk yang dihasilkan mampu memberikan balikan kepada siswa dan guru dalam waktu yang singkat.

Kata Kunci: asesmen problem isomorfik, analisis berbantuan komputer, model asesmen problem isomorfik dengan analisis berbantuan komputer, kalor

ABSTRACT: Teacher assessment has been carried out has not been able to provide specific feedback in a short time to each student because of the student capacity and limited time. This study uses a design research and development of modified Borg and Gall were adapted from measures Sukmadinata. The final product of this research is the assessment model of isomorphic problem with computer-assisted analysis to study physics in the material heat as a tool to be used for teacher assessment. Results of the assessment team of experts demonstrated that the assessment model of isomorphic problem with computer-assisted analysis criteria decent with an average value of 3.63. The resulting product is able to provide feedback to students and teachers in a short time.

Keywords: assessment isomorphic problems, computer assisted analysis, problem assessment models isomorphic to the computer assisted analysis, heat

Penilaian merupakan salah satu tahap penting dalam proses pembelajaran. Lambert & Lines (2001:4) menyatakan bahwa penilaian yang dilakukan dalam pembelajaran dapat membantu guru dan siswa dalam mengetahui efektifitas pembelajaran dan pencapaian belajar siswa. Guru dapat menentukan langkah yang harus dilakukan dalam kegiatan pembelajaran berikutnya, dengan berpedoman pada hasil penilaian. Hasil penilaian yang diterima siswa dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan mereka dalam memahami suatu konsep atau materi. Selanjutnya, menurut Purwanto (2000) “Asesmen yang dilakukan dengan baik dan benar dapat

(2)

meningkatkan proses belajar dan hasil belajar siswa karena kegiatan asesmen membantu pengajar untuk memperbaiki cara mengajarnya dan membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajarnya”. Kegiatan asesmen yang baik dipengaruhi alat asesmen yang akan diterapkan. Alat asesmen yang baik adalah alat asesmen yang mendukung peningkatan kemampuan belajar siswa, mendukung berfungsinya daya pikir siswa secara maksimal, dan menjadikan konsep yang diakses menjadi lebih dipahami siswa.

Pelaksanaan asesmen sekarang ini belum mendapatkan hasil yang maksimal dikarenakan asesmen yang dilakukan oleh guru belum bisa memberikan balikan pada siswa maupun guru sehingga siswa dan guru tidak dapat melihat hasil pekerjaan siswa secara langsung. Hal ini mengacu pada hasil wawancara dengan dua guru mata pelajaran fisika di salah satu sekolah. Selain itu, guru membutuhkan waktu yang lama untuk proses mengoreksi dan menganalisis hasil penilaian sehingga guru tidak dapat memberikan tindak lanjut berupa pembelajaran yang cocok untuk siswa.

Merujuk pada paparan di atas, diperlukan suatu inovasi dalam pelaksanaan penilaian pembelajaran. Penilaian yang dilakukan oleh guru hendaknya merupa-kan penilaian yang dapat memotivasi, menganalisis kemampuan siswa dan membantu guru untuk mengambil tindak lanjut. Salah satu penilaian yang dapat menganalisis kemampuan siswa adalah asesmen isomorfik. Asesmen isomorfik dikembangkan oleh Chandralekha Singh pada perkuliahan fisika dasar. Alat asesmen isomorphic problem

adalah suatu alat asesmen yang terdiri dari soal-soal yang disusun berpasangan dengan isi yang berbeda, tetapi membutuhkan konsep atau prinsip yang sama untuk memecahkannya (Singh, 2008).

Guna mengatasi masalah keterbatasan waktu dalam menganalisis hasil penilaian dapat menggunakan penilaian berbantuan komputer (Computer Assisted Assessment). Penilaian berbantuan komputer ini menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang dalam pelaksanaannya menjamin kecepatan dan keakuratan dalam pelaksanaan proses penilaian. Menggunakan CAA, proses analisis dan

interpretasi data dalam pelaksanaan penilaian bisa dilakukan dalam waktu yang relatif singkat dengan tingkat keakuratan yang tinggi (Chalmers & McAusland, 2003).

(3)

Disamping itu, CAA dapat menyediakan balikan secara langsung untuk setiap pertanyaan, jawaban yang relevan, serta sangat tepat untuk informal self-assessment

(Twomey, dkk. 1999). Kelebihan lain dari CAA adalah hemat waktu serta dapat mengurangi subjektivitas dan human error (Chalmers & McAusland, 2003).

Adapun pokok bahasan yang dipilih dalam pengembangan ini adalah materi Kalor. Alasan pertama memilih pokok bahasan Kalor karena pada pokok bahasan kalor ini banyak konsep yang menuntut penjelasan secara kualitatif (verbal) dan juga secara kuantitatif (matematis).

METODE

Rancangan pengembangan model asesmen problem isomorfik dan analisis berbantuan komputer meliputi empat tahap yang diadaptasi dari langkah-langkah menurut Sukmadinata (2009:184) yang terdiri dari tahap pendahuluan, tahap perancangan draft produk pengembangan, tahap pengembangan asesmen problem isomorfik dan analisis berbantuan komputer, dan tahap uji coba terbatas sehingga diperoleh produk akhir hasil revisi. Pengembangan asesmen ini divalidasi oleh satu dosen Fisika Universitas Negeri Malang dan 2 orang guru fisika MAN 3 Malang. Uji keterbatasan dilakukan oleh 5 siswa kelas X MAN 3 Malang. Teknik analisis data yang digunakan dalam pengembangan modul ini adalah teknik analisis deskriptif kualitatif, teknik analisis deskriptif kuantitatif , dan teknik perhitungan nilai rata-rata. HASIL

Hasil pengembangan berupa alat asesmen problem isomorfik dengan analisis berbantuan computer, data uji kelayakan dilakukan oleh satu dosen fisika Universitas Negeri Malang dan dua guru MAN 3 Malang, serta data uji keterbacaan dilakukan kepada 5 siswa MAN 3 Malang.

(4)

Data Hasil Uji Kelayakan Asesmen Problem Isomorfik dengan Analisis Berbantuan Komputer

Data Hasil Validasi Asesmen Problem Isomorfik dengan Analisis Berbantuan Komputer Ranah Konstruk

No Pernyataan Butir 9

V1 V2 V3 Jml RT Ket

1 Asesmen problem isomorfik dengan analisis berbantuan komputer yang dikembangkan dapat membantu guru dalam pelaksanaan penilaian

4 4 4 12 4 Baik

2 Ada petunjuk yang jelas tentang cara menggunakan analisis berbantuan komputer

4 3 4 11 3,67 Baik

3 Petunjuk tentang cara menggunakan analisis mudah dimengerti oleh guru

3 3 4 10 3,33 Baik 4 Balikan yang diberikan dilakukan

dalam waktu singkat

3 4 3 10 3,33 Baik 5 Balikan yang diberikan sesuai dengan

kebutuhan siswa

4 4 3 11 3,67 Baik 6 Balikan yang diberikan dapat

menunjukkan tingkat penguasaan dan pemahaman siswa terhadap konsep tertentu

3 4 4 11 3,67 Baik

7 Balikan yang diberikan dapat

menunjukkan letak kesalahan jawaban siswa

3 3 4 10 3,33 Baik

8 Produk yang dikembangkan dapat menilai secara objektif

4 4 4 12 4 Baik jumlah 8 7 7 22 7,33

Nilai rata-rata ranah materi 4 3,5 3,5 11 3,67 Baik

Catatan: V1 = validator pertama, V2 = validator kedua, V3 = validator ketiga

Jml = jumlah nilai validator , RT = rata-rata nilai validator, Ket = keterangan

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dikatakan bahwa hasil validasi isi asesmen problem isomorfik dengan analisis berbantuan komputer pada ranah konstruk menunjukkan hasil yang baik. Artinya, rata-rata untuk setiap butir kriteria terentang antara 3,26–4 dan seluruh kriteria baik.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN Butir Soal Pilihan Ganda

Berdasarkan data hasil validasi isi untuk butir soal nomor sembilan pada ranah isi dan ranah konstruk dan bahasa diperoleh nilai rata-rata untuk setiap butir terentang

(5)

antara 3,26-4. Hal ini dapat dikatakan bahwa butir soal yang disusun telah memenuhi kriteria baik dan tidak perlu adanya revisi yang signifikan.

Asesmen Problem Isomorfik dengan Analisis Berbantuan Komputer

Hasil validasi isi untuk asesmen problem isomorfik dengan analisis

berbantuan komputer diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,63, sehingga telah memenuhi kriteria baik

Analisis Hasil Uji Asesmen Problem Isomorfik dengan Analisis Berbantuan Komputer

Hasil angket tanggapan dari subjek coba(siswa) pada asesmen problem

isomorfik dengan analisis berbantuan komputer dianalisis dengan teknik analisis nilai rata-rata. Berdasarkan hasil analisis data uji coba terbatas asesmen problem isomorfik dengan analisis berbantuan komputer pada siswa didapatkan nilai rata-rata 3,72, sehingga asesmen problem isomorfik dengan analisis berbantuan komputer ini baik dan tidak memerlukan adanya revisi yang signifikan.

KESIMPULAN

Produk akhir dari penelitian dan pengembangan ini adalah asesmen problem isomorfik dan analisis berbantuan komputer. Asesmen problem isomorfik yang dikembangkan dapat digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep yang dikuasai siswa. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dikembangkan oleh Sudarto (2012) yaitu tes isomorfik problem meningkatkan pemahaman konsep mahasiswa dan untuk mengetahui kemampuan mahasiswa. Pengukuran kemampuan pemahaman konsep siswa dapat diketahui dari hasil pekerjaan siswa, jika dalam satu indikator siswa masih menjawab salah maka siswa dapat dikatakan belum memahami konsep. Selain itu asesmen problem isomorfik ini dapat membantu guru untuk

mengetahui kemampuan siswa pada materi tersebut. Analisis berbantuan komputer yang dikembangkan dapat digunakan untuk mengolah hasil pekerjaan siswa oleh guru sehingga waktu yang dibutuhkan guru untuk mengoreksi lebih singkat.

(6)

Pembuatan asesmen problem isomorfik dengan analisis berbantuan komputer ini didasarkan pada permasalahan pelaksanaan penilaian oleh guru yang relatif lama dalam pemberian balikan dan hasil pekerjaan siswa. Pengembangan asesmen problem isomorfik berbantuan komputer ini dibatasi hanya pada materi kalor.

Asesmen problem isomorfik dengan analisis berbantuan komputer dibuat untuk mengetahui kemampuan siswa. Setiap siswa selesai mengerjakan soal yang diberikan pada asesmen ini siswa akan mendapatkan hasil yang telah dioleh dengan analisis berbantuan komputer ini sehingga siswa dapat mengetahui letak kesalahan jawaban siswa dan ketuntasan belajar siswa secara keseluruhan maupun setiap indikator, selain itu guru juga bias mengetahui prestasi belajar siswa yang bias

dijadikan sebagai bahan untuk mengevaluasi pengajaran yang telah dilakukan. Hal ini sesuai dengan tujuan penilaian menurut Bell dan Cowie (2002) yaitu untuk

memberikan informasi belajar siswa dan pengajaran guru.

Dari hasil uji validasi yang dilakukan oleh dosen dan guru tentang kelayakan asesmen problem isomorfik dengan analisis berbantuan komputer, nilai yang

didapatkan adalah 3,63 sehingga asesmen problem isomorfik dengan analisis berbantuan komputer dikatakan valid atau layak.

Asesmen problem isomorfik dengan analisis berbantuan komputer ini berbeda dengan asesmen yang biasa dilakukan. Perbedaannya yaitu asesmen yang dilakukan dengan menggunakan butir soal yang isomorfik dengan memberikan hasil dari pekerjaan siswa setelah di analisis dengan menggunakan analisis berbantuan komputer ini.

Pengembangan asesmen problem isomorfik dengan analisis berbantuan komputer adalah suatu solusi untuk pelaksanaan asesmen dalam pembelajaran. Pengembangan model asesmen ini dapat dijadikan solusi bagi siswa dan guru. Siswa terbantu untuk belajar karena mendapatkan balikan dengan cepat. Guru terbantu dalam pengumpulan informasi pembelajaran yang dilakukan sehingga guru bisa mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan.

Kelebihan dari model asesmen problem isomorfik dengan analisis berbantuan komputer ini antara lain: (1) siswa mendapatkan balikan langsung dengan

(7)

memberitahukan kebenaran jawaban, dan skor pengerjaan soal, (2) siswa bisa berdiskusi dengan guru tentang materi pembelajaran yang kurang dikuasai, (4) guru bisa mengumpulkan informasi tentang prestasi belajar siswa dengan cepat, (5) guru dapat menilai siswa secara objektif. Kekurangan dari asesmen problem isomorfik dengan analisis berbantuan komputer antara lain: (1) kepemilikan perangkat pendukung, yaitu komputer, (2) guru harus menguasai penggunaan komputer, (3) hanya diuji cobakan sekali karena keterbatasan waktu.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan, maka peneliti mengemukakan beberapa saran, yaitu:

1. adanya penggunaan produk asesmen problem isomorfik dengan analisis

berbantuan komputer karena produk ini terbukti mendapatkan respon yang baik dari guru dan siswa,

2. adanya pengembangan produk pada skala lebih luas agar pengembangan produk yang akan datang dapat membuat produk untuk asesmen problem isomorfik dengan materi lainya,

3. adanya penelitian lebih lanjut mengenai efektivitas penggunaan produk asesmen problem isomorfik dengan analisis berbantuan komputer.

4. adanya uji empiric dengan menerapkan asesmen problem isomorfik dengan analisis berbantuan komputer dalam pembelajaran di kelas,

5. proses validasi hendaknya dilakukan lebih dari sekali agar produk dari asesmen problem isomorfik dengan analisis berbantuan komputer yang di hasilkan dapat lebih baik dari segi tampilan dan isi didalamnya.

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 3.. Berdasarkan grafik di atas diperoleh bahwa skor rata-rata pretest peserta didik sebesar 26,00. Setelah menerapkan model pembelajaran ECIRR dengan tiga

Aplikasi enkripsi digunakan untuk menyandikan suatu data agar suatu data tidak dapat terbaca oleh pihak lain (data tidak tercuri), aplikasi dekripsi digunakan untuk menyandikan

Langkah-langkah ini dituangkan ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP ini memuat satu topik atau proyek pembelajaran yang akan dibahas dalam satu kali atau lebih

Sistem ini memberikan tingkat pencahayaan pada bidang kerja yang tidak.. merata. Di tempat yang diperlukan untuk melakukan tugas visual

Model pembelajaran berbasis projek (project-based learning) yang dikembangkan pada pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Madrasah Aliyah (MA) Kota

―Active Learning : Konsep dan Penerapannya‖, dalam International Seminar On Education Comparative in Curriculum For Active Learning Between Indonesia and Malaysia [Seminar

Menjadi tenaga ahli yang mampu mengidentifikasi sumberdaya lahan suatu wilayah dan merumuskan metode pengelolaan sumberdaya lahan yang efisien dan efektif guna mendukung

dengan menggunakan model pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk.. membangun sendiri pengetahuannya berdasarkan pengalaman