• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional. Jika kita telaah secara lebih mendalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional. Jika kita telaah secara lebih mendalam"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1.1Latar Belakang

Masalah kependudukan yang dihadapi oleh Negara-Negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia pada umumnya yakni jumlah penduduk yang besar, pertumbuhan yang tinggi, persebaran tidak merata, dan kualitas rendah.1 Untuk mengatasi masalah perkembangan bidang kependudukan, perlu adanya suatu peraturan dan kebijakan pemerintah. Agar pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat dapat terlaksana dengan baik harus diimbangi dengan peraturan pertumbuhan jumlah penduduk melalui keberhasilan program keluarga berencana yang harus dilaksanakan, karena jika program tersebut tidak terlaksana dengan baik akan mengakibatkan laju penduduk yang tidak seimbang dan berimbas pada berbagai aspek penting pembangunan sumber daya manusia dan pembangunan nasional.

Permasalahan sangat kompleks dan berkaitan satu sama lain sehingga mengakibatkan pertumbuhan penduduk menjadi tidak seimbang, permasalahan tersebut terurai seperti disuatu daerah dan kota-kota besar, umumnya masih sangat banyak masyarakat yang kurang memamahi penting program Keluarga Berencana Nasional. tersebut terurai seperti disuatu daerah dan kota-kota besar, umumnya masih sangat banyak masyarakat yang kurang memamahi penting program Keluarga Berencana Nasional. Jika kita telaah secara lebih mendalam

1 Hadapi Empat Permasalahn Kependudukan.

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/06/15/n7745d-indonesia-hadapi-empat-masalah-kependudukan (Diakses tanggal 10 Agustus 2016)

(2)

permasalahan kependudukan di suatu daerah dapat diurai seperti, ketika penduduknya semakin banyak karena tingkat pendudukan yang semakin tinggi dan rendahnya kesadaran masyarakat akan Program KB, daerah tersebut akan mengalami sebuah kondisi dimana penduduk akan sangat padat, ketika penduduk sangat padat dan tidak dimbangi dengan aspek mobilitas yang baik misalnya seperti aspek kesehatan, aspek ekonomi dan bahkan lapangan kerja yang terbatas tentunya akan mengakibatkan kemiskinan dan bahkan lebih dari itu masyarakat akan hidup dengan kondisi yang tidak kondusif kedepannya. Hal tersebut menjadi sebuah evaluasi penting dan tugas yang berat bagi pemerintah, maka dari itu pemerintah sangat mengharapkan sebuah kontribusi masyarakat mengenai program Keluarga Berencana Nasional demi terealisasi dengan baik.2

Kelurahan Rawa Buaya, dalam hal permasalahan kependudukan Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB) Kelurahan Rawa Buaya memliki tanggung jawab untuk mengendalikan jumlah penduduk. BPMKB Kelurahan Rawa Buaya memiliki peran untuk melaksanakan kebijakan yang dibuat pemerintah mengenai kependudukan dan bekerjasama dengan BKKBN Provinsi DKI Jakarta yang memberikan fasilitas kepada BPMPKB Kelurahan Rawa Buaya baik membina, membimbing, memberikan sarana dan prasarana untuk menunjang program Keluarga Berencana Nasional di Kelurahan Rawa Buaya.3

2

Pentingnya Masalah Kependudukan! http://www.koran-jakarta.com/?6330-pentingnya-masalah-kependudukan (Diakses tanggal 10 Agustus 2016)

(3)

BPMPKB menjadi sebuah praktik nyata untuk melakukan penelitian guna mengetahui bagaimana masyarakat Kelurahan Rawa Buaya melaksanakan program Keluarga Berencana (KB) dan tentunya turut memberikan sebuah kontribusi untuk terus memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai program Keluarga Berencana.4

Dalam setiap kelurahan terdapat Sosialisasi Keluarga Berencana yang berperan penting sebagai pengelola, penggerak, memberdayakan serta memberikan pendekatan kepada masyarakat dan seluruh pihak-pihak yang ikut ambil dalam pelaksanaan program KB. Dalam praktiknya SKB sering banyak sekali menemukan banyak permasalahan di lingkungan masyarakat.Permasalahan umum yang sering dijumpai adalah kurangnya pemahaman masyarakat tentang program keluarga berencana dengan baik. Permasalahan komunikasi pun sering menjadi ulasan, misalnya bagaimana seseorang mensosialisasikan keluarga berencana harus mampu mengubah mindset masyarakat di sebuah daerah atau

desa untuk menggunakan program KB. Terdapat beberapa program KB yang diberikan kepada masyarakat melalui Sosialisasi Keluarga Berencana diantaranya ; Intra Uterine Device (UID), Metode Operasi Wanita (MOP), Metode Operasi

Wanita (MOW), Implan, Suntik, Pil dan Kondom. Program-program tersebut diharapkan mampu menyeimbangkan dan menahan laju penduduk yang berlebihan dari waktu ke waktu. Masyarakat berhak memilih programnya sendiri agar mengikuti program KB.

(4)

Di Kelurahan Rawa Buaya misalnya, bagaimana seseorang mensosialisasikan KB mampu menekan laju pertumbuhan penduduk jika masyarakatnya masih banyak yang tidak menggunakan program KB, dan bagaimana seseorang mensosialisasikan KB harus mampu menegaskan sebuah pemahaman masyarakat yang kadang masih bersifat tradisional. Secara geografis Kelurahan Rawa Buaya terletak di Jakarta Barat. Jakarta Barat termasuk kedalam tempat yang sangat sakral dan kuat akan kebudayaan, istiadat dan agamanya.5

Menurut Sosialisasi Keluarga Berencana di Kelurahan Rawa Buaya, peserta KB-Baru yang semakin lama semakin mengalami penurunan berikut data perbandingan peserta KB-Baru dari tahun 2015 sampai dengan 2016 di Kelurahan Rawa Buaya.6

Tabel 1.1 Data Perkembangan KB-Baru di Kelurahan Rawa Buaya

NO Alat Kontrasepsi Peserta KB-Baru

2015 2016

1 Intrauterine Device (IUD) 80 40

2 Metoda Operasi Wanita (MOW) 8 5

3 Metoda Operasi Pria (MOP) 5 0

4 Implan 25 15

5 Suntik 500 300

6 Pil 700 500

7 Kondom 30 50

Total Peserta KB-Baru 1348 910

Sumber : Arsip hasil rekapitulasi data jumlah peserta KB-Baru tahun 2015 dan 2016. UPT.BPMPKB Kelurahan Rawa Buaya 2016.

5

Observasi lapangan, Kelurahan Rawa Buaya pada tanggal 8 Juni 2016

(5)

Dari tabel 1.1 diperoleh pada tahun 2015 peserta KB-Baru mencapai 1348 akseptor dengan target yang diharapkan sebesar 1500 akseptor, dan pada tahun 2016 jumlah peserta KB-Baru mencapai 910 akseptor dengan target yang diharapkan 1700 akseptor7. Dengan demikian perbandingan dari tahun ke tahun di Kelurahan Rawa Buaya semakin tahun semakin menurun. Menurut hasil observasi lapangan di Kelurahan Rawa Buaya pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun semakin meningkat:

Gambar 1.2 Data Pertumbuhan Penduduk Kelurahan Rawa Buaya

2000

1800

1600

Sumber : Arsip dokumen jumlah laju pertumbuhan penduduk Kelurahan Rawa Buaya tahun 2014 sampai 2016. UPT.BPMPKB Kelurahan Rawa Buaya 2016.

Dari tabel 1.2 diperoleh pada tahun 2014 jumlah penduduk di Kelurahan Rawa Buaya sebesar 950 jiwa, pada tahun 2015 diperoleh 1.200 jiwa dan pada tahun 2016 diperoleh 1.825,

7 Observasi, UPT. BPMPKB Kelurahan Rawa Buaya, Arsip hasil rekapitulasi data jumlah peserta

2014 2015 2016 RekapitulasiHasil Pendataan 1400 1000 800 600 1200

(6)

hal ini mengindikasi bahwa dari tahun ketahun jumlah penduduk di Kelurahan Rawa Buaya mengalami kenaikan8.

Di Kelurahan Rawa Buaya masih sering dijumpai keluarga yang memiliki anak lebih dari dua, contohnya saja di Perkampungan Pulo dan sekitarnya, bahkan usia 30 tahun ada yang sudah memili anak 6.9 Ini sangat bertolak belakang dengan visi yang diusung oleh Pemerintah dalam Program Keluarga Nasional yaitu “dua anak cukup”.Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) harus memiliki wawasan yang luas dan mampu memiliki kharisma agar dipercaya oleh masyarakat ketika melakukan sebuah sosialisasi atau konseling.

Menurut Ria Handayani SKB Kelurahan Rawa Buaya ada beberapa hambatan dalam melakukan sosialisasi program KB di Kelurahan Rawa Buaya, diantaranya ; masyarakat awam yang masih kolot dengan image “banyak anak banyak rezeki”. Hal tersebut yang sering menjadi permasalahan di Kelurahan Rawa Buaya, Program KB saja bisa diibaratkan “haram” karena masyarakat yang masih bersifat terlalu agamais.10

Menurut Ria Handayani Sosialisasi KB (SKB) Kelurahan Rawa Buaya pun masih kurang, seharusnya 1 SKB idealnya membina 1-2 perkampungan, akan tetapi kenyataan SKB di Kelurahan Rawa Buaya hanya memiliki satu SKB yang terdiri dari 12RW11.

Menurut Pak Subekan (Sekel Rawa Buaya) Rawa Buaya sendiri pada tahun 2015 hanya mempunyai 4 SKB, Rawa Buaya terdiri dari 12 RW. Mengapa

8

KB-Baru tahun 2015 dan 2016. 8 Juni 2016

9 Observasi, UPT. BPMPKB Kelurahan Rawa Buaya, Arsip dokumen jumlah laju pertumbuhan

penduduk Kelurahan Rawa Buaya. 8 Juni 2016.

10

Observasi lapangan Kelurahan Rawa Buaya, 12 Juni 2016

(7)

hal ini terjadi karena banyak dari SKB sebelumnya yang lebih mementingkan kenaikan jenjang karier dalam pekerjaan dibidang kerjanya.SKB juga harus memiliki ilmu bidang psikologi, dia harus berjiwa kepemimpinan, kemudian berjiwa luwes kepada masyarakat sehingga merangkul masyarakat untuk ikut KB agar program KB ini dinilai tidak menakutkan.12

Komunikasi dinilai sebagai aspek yang penting ketika melakukan penyuluhan, komunikasi adalah proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh komunikator kepada komunikan. Orang yang memberi pesan (Komunikator) dalam hal ini adalah Sosialisasi Keluarga Berencana (SKB) dan yang menerima pesan (Komunikan) adalah masyarakat. Dalam praktiknya SKB melakukan sosialisasi program KB di Kelurahan Rawa Buaya dengan beberapa metode, contohnya: Sosialisasi seperti penyuluhan, konseling dan kunjungan ke rumah masyarakat atau Door to door.

Dalam sistem kerjanya BPMPKB untuk melakukan sosialisasi di kelurahan bekerja sama dengan Sosialisasi Keluarga Berencana (SKB) dan bidan-bidan yang terdapat di Puskesmas atau Posyandu. Komunikasi menjadi sebuah modal awal yang sangat penting dalam sebuah sosialisasi mengenai program Keluarga Berencana dari Sosialisasi Keluarga Berencana (SKB) kepada masyarakat. Disamping cara sosialisasi melakukan komunikasi tentunya pesan yang disampaikan kepada masyarakat oleh Sosialisasi Keluarga Berencana harus memiliki muatan pesan yang baik dan tentunya bersifat persuasif. Persuasif sendiri lebih bersifat seperti mengajak, inilah yang ditekankan oleh Sosialisasi

(8)

Keluarga Berencana yang berada di Kelurahan Rawa Buaya agar masyarakat yang terdapat di Kelurahan Rawa Buaya mau untuk mengikuti program Keluarga Berencana Nasional, peran serta Sosialisasi Keluarga Berencana (SKB) terkadang selalu mendapatkan beberapa hambatan ketika mensosliasikan program Keluarga Berencana di Kelurahan Rawa Buaya. Wawasan masyarakat yang dinilai masih awam dan kurang mengenal program Keluarga Berencana Nasional menjadikan sebuah indikasi yang sangat besar dalam hambatan melakukan Sosialisasi. Dalam penelitian ini penulis melihat banyak sekali faktor yang memiliki dampak peran seorang SKB di Kelurahan Rawa Buaya, peneliti ingin mengetahui lebih spesifik mengenai beberapa aktivitas humas eksternal yang memiliki kegiatan Sosialisasi Keluarga Berencana di Kelurahan Rawa Buaya.

1.2Fokus Penelitian

1.3SKB mengelola pelaksanaan kegiatan, menjadi penggerakan bagi masyarakat, menggalang dan mengembangkan kemitraan pada KB di Kelurahan Rawa Buaya. Keluarga berencana merupakan suatu program pemerintahan yang dirancang untuk menyimbangan antara kebutuhan dan jumlah penduduk. Program keluarga berencana oleh pemerintahan adalah agar kelurga sebgai unit terkeci kehidupan bangsa diharapakan menerima Norma Kelarga kecil Bahagia dan Sejahtera.

1.3Rumusan Masalah

Dari penelitian ini didapati rumusan masalah yaitu Bagaimana Aktivitas Humas Eksternal Sosialisasi dalam Keluarga Berencana di Kelurahan Rawa

(9)

Buaya?

1.4Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah mengidentifikasi kaitannya dengan topik, tema, judul dan aktivitas humas external dalam program sosialisasi KB yang akan diteliti. Oleh sebab itu setelah menyimak latar belakang diatas, maka Penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana SKB mengelola pelaksanaan kegiatan Program KB di Kelurahan Rawa Buaya?

2. Bagaimana SKB menjadi penggerak partisipasi masyarakat dalam program KB di Kelurahan Rawa Buaya?

3. Bagaimana SKB memberdayakan keluarga dan masyarakat dalam pelaksanaan program KB di Kelurahan rawa Buaya?

4. Bagaimana SKB menggalang dan mengembangkan kemitraan dengan berbagai pihak dalam pelaksanaan program KB di Kelurahan Rawa Buaya?

1.5Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka diperlukannya tujuan penelitian sebab tanpa adanya tujuan yang jelas makan peneliti akan mengalami kesulitan. Sesuai idenfikasi masalah, tujuan penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Bagaimana SKB mengelola pelaksaan kegiatan bagi masyarakat, mengerakan, memberdayakan, dan mengetahui cara SKB menggalang

(10)

Keluarga Berencana dikelurahan Rawa Buaya.

1.6Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar berlakang, penelitian ini diharpkan menghasilkan hal yang bermanfaat guna pihak terkait penelitian dan para pembaca, manfaat penelitian terbagi menjadi 2 yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis:

1. Secara teoritis: Penelitian dapat mengaplikasikan materi-materi pembelajaran mengenai komunikasi, serta dapat memberikan sumbangan pemikiran guna melakukan pengembangan teori-teori komunikasi. Teori yang digunakan dalam penelitian adalah Teori Atribusi Heider.

2. Secara praktis: Penelitian ini dapat berguna bagi Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB) Kelurahan Rawa Buaya dan Sosialisasi KB (SKB) di Kelurahan Rawa Buaya sehingga menjadi umpan balik (feed back) dalam meningkatkan

Gambar

Tabel 1.1 Data Perkembangan KB-Baru di Kelurahan Rawa Buaya
Gambar 1.2 Data Pertumbuhan Penduduk Kelurahan Rawa Buaya

Referensi

Dokumen terkait

Angkutan Perdesaan adalah angkutan dari satu tempat ke tempat lain dalam satu daerah kabupaten yang tidak termasuk dalam trayek kota yang berada pada wilayah ibukota

Bahan yang digunakan dalam pembuatan pektin adalah kulit jeruk manis, alkohol 96%, HCl 0,2 N, aquades, kertas saring dan kain saring.. Bahan yang digunakan

Tekhnik analisa yang digunakan peneliti berguna sebagai alat untuk menafsirkan dan menginterpretasikan data yang di dapat dari observasi, dokumentasi, dan wawancara dengan

BAB I.: Pendahuluan. Dalam bab ini penulis kemukakan mengenai latar belakang masalah, pokok permasalahan, tujuan penulisan skripsis, telaah pustaka, metode

Sistem penyambungan yang umum digunakan pada struktur ruang adalali sambungan sistem Mero. Sambungan ini terdiri sebuah bola baja berulir dimana ujung batang rangka ruang

Dalam penelitian ini dikarenakan penulis hendak mengkaji bahan hukum yakni Putusan, maka jenis penelitian ini menggunakan Pendekatan Yuridis Normatif. Pendekatan

Data yang diperoleh dari pengurus Panti Rehabilitasi Cacat Mental dan Sakit Jiwa Nurussalam adalah tentang segala data yang terkait dengan profil panti,

Dari konteks tersebut, maka masalah yang dihadapi oleh permukiman pada kawasan rawan bencana banjir bandang adalah seperti apa bentuk permukiman yang mitigatif