• Tidak ada hasil yang ditemukan

(SM-1) Evaluasi Prioritas Strategi SWOT dengan Analytical Hierarchy Process

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "(SM-1) Evaluasi Prioritas Strategi SWOT dengan Analytical Hierarchy Process"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Evaluasi Prioritas Strategi SWOT dengan

1Badan Diklat Energi dan Sumber 2Jurusan Statistika

Email : [email protected]

Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan suatu model pendukung keputusan dengan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki. Makalah ini mendemonstrasikan penerapan teknik AHP untuk evaluasi prioritas strategi SWOT. Contoh kasus yang digunakan adalah rumusan strategi SWOT Badan Diklat ESDM. AHP digunakan untuk menentukan prioritas pilihan strategi pengembangan SDM sektor ESDM. Pilihan strategi yang memiliki prioritas tinggi dalam prakteknya akan mendapatk perhatian dalam pelaksanaannya di lapangan melalui berbagai program, kegiatan, dan aktifitas. Hasilnya, rumusan prioritas strategi yang dihasilkan banyak dipengaruhi oleh faktor peluang dan kekuatan organisasi.

Kata kunci : strategi, SWOT, AHP

1. Pendahuluan

Organisasi pada umumnya memiliki rumusan strategi sebagai sarana tujuan jangka panjang yang akan dicapai. Strategi merupakan tindakan potensial yang membutuhkan keputusan pimpinan pucak dan sumberdaya organisasi dalam jumlah yang banyak (David, 2011). Strategi dirumuskan dengan mempertimbangkan faktor internal dan eksternal organisasi. Oleh karena itu, para pengambil keputusan strategis begitu bersahaja dengan teknik SWOT (

opportunities, threats

organisasi bisnis dan dalam perkembangannya SWOT banyak juga diterapkan oleh organisasi publik.

Hasil pemetaan faktor SWOT dengan bantuan matrik oleh para perumus digunakan untuk menghasilkan bebera

kekuatan dan peluang serta memperkecil kelemahan dan ancaman. Banyaknya pilihan strategi yang dibangkitkan oleh perumus strategi menjadi tatangan berikutnya bagi para pimpinan organisasi untuk mengambil keputusan. Un

diperlukan evaluasi strategi guna diperoleh prioritas pilihan strategi berdasarkan bobot tingkat kepentingannya agar dalam pelaksanaannya dapat difokuskan pada strategi yang memiliki dampak tinggi terhadap kebutuhan pelanggan organisasi dan

(SM-1)

Evaluasi Prioritas Strategi SWOT dengan

Analytical Hierarchy

Process

Rohmatulloh1 dan Sri Winarni2

Badan Diklat Energi dan Sumber Daya Mineral, Jakarta Jurusan Statistika – FMIPA, Universitas Padjajaran, Jatinangor

[email protected] ; [email protected]

ABSTRAK

Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan suatu model pendukung keputusan dengan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki. Makalah ini mendemonstrasikan penerapan teknik AHP untuk evaluasi prioritas rategi SWOT. Contoh kasus yang digunakan adalah rumusan strategi SWOT Badan Diklat ESDM. AHP digunakan untuk menentukan prioritas pilihan strategi pengembangan SDM sektor ESDM. Pilihan strategi yang memiliki prioritas tinggi dalam prakteknya akan mendapatk perhatian dalam pelaksanaannya di lapangan melalui berbagai program, kegiatan, dan aktifitas. Hasilnya, rumusan prioritas strategi yang dihasilkan banyak dipengaruhi oleh faktor peluang dan kekuatan

Kata kunci : strategi, SWOT, AHP

Organisasi pada umumnya memiliki rumusan strategi sebagai sarana tujuan jangka panjang yang akan dicapai. Strategi merupakan tindakan potensial yang membutuhkan keputusan pimpinan pucak dan sumberdaya organisasi dalam jumlah 2011). Strategi dirumuskan dengan mempertimbangkan faktor internal dan eksternal organisasi. Oleh karena itu, para pengambil keputusan strategis begitu bersahaja dengan teknik SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, threats). Teknik klasik ini awalnya digunakan untuk mengevaluasi organisasi bisnis dan dalam perkembangannya SWOT banyak juga diterapkan oleh Hasil pemetaan faktor SWOT dengan bantuan matrik oleh para perumus digunakan untuk menghasilkan beberapa pilihan strategi dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang serta memperkecil kelemahan dan ancaman. Banyaknya pilihan strategi yang dibangkitkan oleh perumus strategi menjadi tatangan berikutnya bagi para pimpinan organisasi untuk mengambil keputusan. Un

diperlukan evaluasi strategi guna diperoleh prioritas pilihan strategi berdasarkan bobot tingkat kepentingannya agar dalam pelaksanaannya dapat difokuskan pada strategi yang memiliki dampak tinggi terhadap kebutuhan pelanggan organisasi dan

Analytical Hierarchy

Daya Mineral, Jakarta FMIPA, Universitas Padjajaran, Jatinangor

[email protected]

Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan suatu model pendukung keputusan dengan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki. Makalah ini mendemonstrasikan penerapan teknik AHP untuk evaluasi prioritas rategi SWOT. Contoh kasus yang digunakan adalah rumusan strategi SWOT Badan Diklat ESDM. AHP digunakan untuk menentukan prioritas pilihan strategi pengembangan SDM sektor ESDM. Pilihan strategi yang memiliki prioritas tinggi dalam prakteknya akan mendapatkan perhatian dalam pelaksanaannya di lapangan melalui berbagai program, kegiatan, dan aktifitas. Hasilnya, rumusan prioritas strategi yang dihasilkan banyak dipengaruhi oleh faktor peluang dan kekuatan

Organisasi pada umumnya memiliki rumusan strategi sebagai sarana tujuan jangka panjang yang akan dicapai. Strategi merupakan tindakan potensial yang membutuhkan keputusan pimpinan pucak dan sumberdaya organisasi dalam jumlah 2011). Strategi dirumuskan dengan mempertimbangkan faktor internal dan eksternal organisasi. Oleh karena itu, para pengambil keputusan

strengths, weaknesses,

. Teknik klasik ini awalnya digunakan untuk mengevaluasi organisasi bisnis dan dalam perkembangannya SWOT banyak juga diterapkan oleh Hasil pemetaan faktor SWOT dengan bantuan matrik oleh para perumus pa pilihan strategi dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang serta memperkecil kelemahan dan ancaman. Banyaknya pilihan strategi yang dibangkitkan oleh perumus strategi menjadi tatangan berikutnya bagi para pimpinan organisasi untuk mengambil keputusan. Untuk itu diperlukan evaluasi strategi guna diperoleh prioritas pilihan strategi berdasarkan bobot tingkat kepentingannya agar dalam pelaksanaannya dapat difokuskan pada strategi yang memiliki dampak tinggi terhadap kebutuhan pelanggan organisasi dan

(3)

penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, strategis, dan dinamik menjadi bagian

tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik secara subjektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif dibandingkan dengan variabel yang lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut kemudian dilakukan sintesis untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan berperan mempengaruhi hasil pada suatu sistem tersebut

Kajian yang membahas penerapan teknik SWOT dan AHP telah dilakukan oleh beberapa peneliti yaitu Kangas

et al. (2001) menerapkan A’WOT (integrasi AHP pilihan prioritas strategi (

manajemen sumberdaya alam pada perusahaan pengelolaan hutan di Finlandia. Dalam bidang pertanian

strategi keunggulan daya saing agroindustri dalam perspektif nanoteknologi. Penelitian ini dilakukan

pestisida, makanan, obat herbal, dan pengemasan) mengembangkan nanoteknologi di Indonesia

Tujuan makalah ini mendemonstrasikan penerapan AHP untuk untuk mengetahui kelompok dan faktor SWOT yang paling berpengaruh dalam evaluasi penentuan priotitas pilihan strategi. Contoh

rumusan strategi SWOT Badan Diklat ESDM yang bergerak di bidang pengembangan sumberdaya manusia sektor energi sumber daya mineral (ESDM).

2. Metodologi

Perumusan strategi Badan Diklat ESDM senantiasa mengikuti perkembangan dinamika lingkungan strategis internal dan eksternal organisasi yang diselaraskan dengan misi Badan Diklat ESDM. Pemantauan lingkungan internal organisasi terkait dengan aspek kekuatan dan kelemahan sumber daya yang dimiliki organsisasi seperti SDM kediklatan (widyaiswara, dosen, dan tenaga penunjang kediklatan), kelembagaan, kebijakan diklat, sarana dan prasarana, jejaring kerjasama dan promosi, dan sistem informasi diklat. Sedangkan pemantauan lingkungan eksternal meliputi aspek peluang dan ancaman yang d

dari kebutuhan pelanggan pengguna jasa diklat dan harapan pemangku kepentingan terhadap kualitas SDM yang berkompeten, munculnya pesaing lembaga jasa diklat, serta dinamika sosial, politik, dan perkembangan teknologi ke

Pemantauan lingkungan strategis tersebut selanjutnya di analisis dengan matrik SWOT untuk mendapatkan pilihan strategi terbaik dan sesuai dengan harapan pelanggan pengguna jasa diklat dan pemangku kepentingan.

Dalam pelaksanaannya, pengambil kep

memperlakukan pilihan strategi secara merata. Pengambil keputusan mesti mendahulukan strategi yang memiliki dampak paling besar terhadap kepuasan pelanggan dan harapan pemangku kepentingan. Penekanan terhadap pelaksanaan strategi yang memiliki bobot priotitas tinggi juga terkait dengan pertimbangan dari faktor SWOT yang dimiliki dan dihadapai Badan Diklat ESDM. Pada tahap ini teknik AHP digunakan untuk menentukan prioritas pilihan strategi pengembangan SDM sektor ESDM. Ringkasan k

penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, strategis, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menatanya dalam suatu hirarki. Kemudian ingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik secara subjektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif dibandingkan dengan variabel yang lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut kemudian dilakukan sintesis untuk menetapkan yang memiliki prioritas tinggi dan berperan mempengaruhi hasil pada

(Marimin, 2004).

Kajian yang membahas penerapan teknik SWOT dan AHP telah dilakukan oleh beberapa peneliti yaitu Kangas et al. (2001), dan Rochman et al.

(2001) menerapkan A’WOT (integrasi AHP-SWOT) untuk penentuan empat pilihan prioritas strategi (forestry, recreation, protection, and basic strategy

manajemen sumberdaya alam pada perusahaan pengelolaan hutan di Finlandia. Dalam bidang pertanian digunakan oleh Rochman et al. (2011)

strategi keunggulan daya saing agroindustri dalam perspektif nanoteknologi. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi lima agroindustri

pestisida, makanan, obat herbal, dan pengemasan) yang dianggap potensial untuk mengembangkan nanoteknologi di Indonesia.

Tujuan makalah ini mendemonstrasikan penerapan AHP untuk untuk mengetahui kelompok dan faktor SWOT yang paling berpengaruh dalam evaluasi penentuan priotitas pilihan strategi. Contoh kasus yang diambil adalah hasil rumusan strategi SWOT Badan Diklat ESDM yang bergerak di bidang pengembangan sumberdaya manusia sektor energi sumber daya mineral (ESDM).

Perumusan strategi Badan Diklat ESDM senantiasa mengikuti perkembangan dinamika lingkungan strategis internal dan eksternal organisasi yang diselaraskan dengan misi Badan Diklat ESDM. Pemantauan lingkungan internal organisasi terkait dengan aspek kekuatan dan kelemahan sumber daya yang dimiliki organsisasi tan (widyaiswara, dosen, dan tenaga penunjang kediklatan), kelembagaan, kebijakan diklat, sarana dan prasarana, jejaring kerjasama dan promosi, dan sistem informasi diklat. Sedangkan pemantauan lingkungan eksternal meliputi aspek peluang dan ancaman yang dihadapi Badan Diklat ESDM bersumber dari kebutuhan pelanggan pengguna jasa diklat dan harapan pemangku kepentingan terhadap kualitas SDM yang berkompeten, munculnya pesaing lembaga jasa diklat, serta dinamika sosial, politik, dan perkembangan teknologi ke

Pemantauan lingkungan strategis tersebut selanjutnya di analisis dengan matrik SWOT untuk mendapatkan pilihan strategi terbaik dan sesuai dengan harapan pelanggan pengguna jasa diklat dan pemangku kepentingan.

Dalam pelaksanaannya, pengambil keputusan di organisasi tidak memperlakukan pilihan strategi secara merata. Pengambil keputusan mesti mendahulukan strategi yang memiliki dampak paling besar terhadap kepuasan pelanggan dan harapan pemangku kepentingan. Penekanan terhadap pelaksanaan yang memiliki bobot priotitas tinggi juga terkait dengan pertimbangan dari faktor SWOT yang dimiliki dan dihadapai Badan Diklat ESDM. Pada tahap ini teknik AHP digunakan untuk menentukan prioritas pilihan strategi pengembangan SDM sektor ESDM. Ringkasan kerangka pemikiran disajikan seperti pada Gambar 1. penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, strategis, dan

bagiannya, serta menatanya dalam suatu hirarki. Kemudian ingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik secara subjektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif dibandingkan dengan variabel yang lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut kemudian dilakukan sintesis untuk menetapkan yang memiliki prioritas tinggi dan berperan mempengaruhi hasil pada Kajian yang membahas penerapan teknik SWOT dan AHP telah dilakukan

et al. (2011). Kangas SWOT) untuk penentuan empat

forestry, recreation, protection, and basic strategy) manajemen sumberdaya alam pada perusahaan pengelolaan hutan di Finlandia. (2011) untuk analisis strategi keunggulan daya saing agroindustri dalam perspektif nanoteknologi. lima agroindustri (industri pupuk, yang dianggap potensial untuk Tujuan makalah ini mendemonstrasikan penerapan AHP untuk untuk mengetahui kelompok dan faktor SWOT yang paling berpengaruh dalam evaluasi kasus yang diambil adalah hasil rumusan strategi SWOT Badan Diklat ESDM yang bergerak di bidang pengembangan sumberdaya manusia sektor energi sumber daya mineral (ESDM).

Perumusan strategi Badan Diklat ESDM senantiasa mengikuti perkembangan dinamika lingkungan strategis internal dan eksternal organisasi yang diselaraskan dengan misi Badan Diklat ESDM. Pemantauan lingkungan internal organisasi terkait dengan aspek kekuatan dan kelemahan sumber daya yang dimiliki organsisasi tan (widyaiswara, dosen, dan tenaga penunjang kediklatan), kelembagaan, kebijakan diklat, sarana dan prasarana, jejaring kerjasama dan promosi, dan sistem informasi diklat. Sedangkan pemantauan lingkungan eksternal ihadapi Badan Diklat ESDM bersumber dari kebutuhan pelanggan pengguna jasa diklat dan harapan pemangku kepentingan terhadap kualitas SDM yang berkompeten, munculnya pesaing lembaga jasa diklat, serta dinamika sosial, politik, dan perkembangan teknologi kediklatan. Pemantauan lingkungan strategis tersebut selanjutnya di analisis dengan matrik SWOT untuk mendapatkan pilihan strategi terbaik dan sesuai dengan harapan utusan di organisasi tidak memperlakukan pilihan strategi secara merata. Pengambil keputusan mesti mendahulukan strategi yang memiliki dampak paling besar terhadap kepuasan pelanggan dan harapan pemangku kepentingan. Penekanan terhadap pelaksanaan yang memiliki bobot priotitas tinggi juga terkait dengan pertimbangan dari faktor SWOT yang dimiliki dan dihadapai Badan Diklat ESDM. Pada tahap ini teknik AHP digunakan untuk menentukan prioritas pilihan strategi pengembangan SDM

(4)

Kajian penerapan pendekatan SWOT dan AHP ini mengacu pada tahapan Saaty (2008) dan Kangas (2001), sebagai barikut :

a. Lakukan analisis SWOT. F

diidentifiksi untuk dimasukkan ke dalam analisis. b. Gambar struktur hirarki hasil analisis

paling tinggi adalah tujuan atau fokus permasalahan yang dikaji dan pada tingkat kedua diturunkan menjadi kelompok SWOT. Tingkat ketiga menguraikan faktor yang berhubungan dengan masing

paling rendah adalah pilihan strategi yang berhubungan dengan seluruh faktor SWOT.

c. Bangun matrik perbandingan berpasa

saling memiliki hubungan dengan tingkat di atasnya.

berpasangan ini dibangun berdasarkan persepsi atau pendapat penilai dengan membandingkan antar kriteria atau pilihan. Nilai yang digunakan untuk m seberapa penting dua kriteria yang diperbandingkan yaitu acuan skala Saaty terdiri dari nilai 1 sampai 9 mencerminkan ekspresi penilaian seorang pakar terhadap tingkat kepentingan dua kriteria (Tabel 1). Jumlah penilaian yang dibutuhkan dapat dihitu

berjumlah 4 kriteria yang dibandingkan (

sebanyak 6 penilaian. Hasil perhitungan matrik perbandingan berpasangan diperoleh nilai eigenvector

kelompok SWOT, faktor SWOT, dan pilihan strategi.

Nilai 1

Gambar 1 Kerangka pemikiran

Kajian penerapan pendekatan SWOT dan AHP ini mengacu pada tahapan Saaty (2008) dan Kangas (2001), sebagai barikut :

Lakukan analisis SWOT. Faktor lingkungan internal dan eksternal yang relevan diidentifiksi untuk dimasukkan ke dalam analisis.

Gambar struktur hirarki hasil analisis SWOT yang telah dipetakan. Tingkat paling tinggi adalah tujuan atau fokus permasalahan yang dikaji dan pada at kedua diturunkan menjadi kelompok SWOT. Tingkat ketiga menguraikan faktor yang berhubungan dengan masing-masing kelompok SWOT. Tingkat paling rendah adalah pilihan strategi yang berhubungan dengan seluruh faktor Bangun matrik perbandingan berpasangan pada setiap tingkat hirarki yang saling memiliki hubungan dengan tingkat di atasnya. Matrik perbandingan berpasangan ini dibangun berdasarkan persepsi atau pendapat penilai dengan membandingkan antar kriteria atau pilihan. Nilai yang digunakan untuk m seberapa penting dua kriteria yang diperbandingkan yaitu acuan skala Saaty terdiri dari nilai 1 sampai 9 mencerminkan ekspresi penilaian seorang pakar terhadap tingkat kepentingan dua kriteria (Tabel 1). Jumlah penilaian yang dibutuhkan dapat dihitung dengan persamaan n(n-1)/2. Misalnya matrik berjumlah 4 kriteria yang dibandingkan (n=4), diperlukan jumlah pendapat sebanyak 6 penilaian. Hasil perhitungan matrik perbandingan berpasangan

eigenvector sebagai nilai bobot prioritas pada m kelompok SWOT, faktor SWOT, dan pilihan strategi.

Tabel 1 Skala nilai penilaian Definisi Kedua kriteria sama penting

Kajian penerapan pendekatan SWOT dan AHP ini mengacu pada tahapan aktor lingkungan internal dan eksternal yang relevan SWOT yang telah dipetakan. Tingkat paling tinggi adalah tujuan atau fokus permasalahan yang dikaji dan pada at kedua diturunkan menjadi kelompok SWOT. Tingkat ketiga menguraikan masing kelompok SWOT. Tingkat paling rendah adalah pilihan strategi yang berhubungan dengan seluruh faktor ngan pada setiap tingkat hirarki yang Matrik perbandingan berpasangan ini dibangun berdasarkan persepsi atau pendapat penilai dengan membandingkan antar kriteria atau pilihan. Nilai yang digunakan untuk menilai seberapa penting dua kriteria yang diperbandingkan yaitu acuan skala Saaty terdiri dari nilai 1 sampai 9 mencerminkan ekspresi penilaian seorang pakar terhadap tingkat kepentingan dua kriteria (Tabel 1). Jumlah penilaian yang 1)/2. Misalnya matrik 4), diperlukan jumlah pendapat sebanyak 6 penilaian. Hasil perhitungan matrik perbandingan berpasangan sebagai nilai bobot prioritas pada masing-masing

(5)

d. Lakukan penentuan prioritas global faktor SWOT dengan

bobot prioritas pada tingkat di atasnya (kelompok SWOT). Lakukan juga poses tersebut untuk evaluasi pilihan strategi dengan menghitung prioritas global pilihan strategi menggunakan nilai bobot prioritas global faktor SWOT.

3. Contoh Penerapan

Badan Diklat ESDM

pembangunan SDM sektor ESDM. Pembangunan SDM sektor ESDM seperti pembangunan SDM sektor lain pada umumnya, senantiasa tidak luput dari perkembangan lingkungan strateg

perumusan strategi yang diperoleh dari dokumen Draft Grand Design Badan Diklat ESDM tahun 2011. Untuk keperluan contoh, penulis hanya mengambil empat strategi yang akan dievaluasi dengan label ST1 sampai deng

evaluasi strategi SWOT disajikan pada Gambar 2.

Opportunities O1 Pengembangan SDM sektor ESDM O2 Kelembagaan PTK Akamigas O3 Sertifikasi Kompetensi Kerja Threats T1 Tidak Konsisten Melaksanaan Tugas Fungsi

T2 Sistem Jaminan Mutu T3 Munculnya Pesaing

Lembaga Diklat Profesi di Bidang ESDM

Lakukan penentuan prioritas global faktor SWOT dengan menggunakan nilai bobot prioritas pada tingkat di atasnya (kelompok SWOT). Lakukan juga poses tersebut untuk evaluasi pilihan strategi dengan menghitung prioritas global pilihan strategi menggunakan nilai bobot prioritas global faktor SWOT.

Contoh Penerapan

Badan Diklat ESDM merupakan organisasi pemerintah memiliki tugas dalam pembangunan SDM sektor ESDM. Pembangunan SDM sektor ESDM seperti pembangunan SDM sektor lain pada umumnya, senantiasa tidak luput dari perkembangan lingkungan strategis yang dinamis. Tabel 2 adalah hasil formulasi perumusan strategi yang diperoleh dari dokumen Draft Grand Design Badan Diklat ESDM tahun 2011. Untuk keperluan contoh, penulis hanya mengambil empat strategi yang akan dievaluasi dengan label ST1 sampai dengan ST4. Struktur hirarki evaluasi strategi SWOT disajikan pada Gambar 2.

Tabel 2 Matrik rumusan strategi

Strengths S1 Organisasi, Tugas, Fungsi,

Kewenangan dan Peran Badiklat

W1

S2 Memiliki Kebijakan Operasional Penyelenggaraan Diklat

W2 S3 Sebagai Lembaga Diklat Pemerintah W3

STRATEGI S-O

Pengembangan SDM 1. Wujudkan Pusdiklat, BDTBT, dan “PTK Akamigas” sebagai center of excellence (ST1)

2. Berdayakan fungsi dan peran Badan Diklat sebagai center of agent untuk memfasilitasi pengembangan diklat berbasis kompetensi

3. Tetapkan dan berlakukan Grand Design sebagai acuan Pengembangan Sumber Daya Manusia Sektor ESDM Tahun 2010-2030

4.

Sertifikasi Kompetensi

STRATEGI S-T

Melaksanaan Tugas

5. Akreditasi lembaga dan sertifikasi program (ST3)

6.

Sistem Jaminan Mutu Munculnya Pesaing Lembaga Diklat Profesi

menggunakan nilai bobot prioritas pada tingkat di atasnya (kelompok SWOT). Lakukan juga poses tersebut untuk evaluasi pilihan strategi dengan menghitung prioritas global pilihan strategi menggunakan nilai bobot prioritas global faktor SWOT.

merupakan organisasi pemerintah memiliki tugas dalam pembangunan SDM sektor ESDM. Pembangunan SDM sektor ESDM seperti pembangunan SDM sektor lain pada umumnya, senantiasa tidak luput dari is yang dinamis. Tabel 2 adalah hasil formulasi perumusan strategi yang diperoleh dari dokumen Draft Grand Design Badan Diklat ESDM tahun 2011. Untuk keperluan contoh, penulis hanya mengambil empat an ST4. Struktur hirarki

Weaknesses

W1 Jumlah dan Kompetensi Tenaga Kediklatan dan Kependidikan belum memadai

W2 Kuantitas dan Kualitas Sarana Prasarana belum memadai W3 Implementasi Kebijakan dan

Regulasi Diklat belum optimal

STRATEGI W-O

4. Tingkatkan jumlah dan kompetensi tenaga, perangkat kebijakan,serta sarana dan prasarana kediklatan dan kependidikan (ST2)

STRATEGI W-T

6. Optimalkan jejaring kerja dan promosi serta implementasi

(6)

Gambar 2 Struktur hirarki evaluasi strategi

Berikut contoh hasil penilaian untuk perbandingan berpasangan kelompok SWOT dari perspektif fokus masalah disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Matrik perbandingan berpasangan antar kelompok SWOT Fokus

Strengths Weakness Opportunities Threats

Evaluasi matrik perbandingan berpasangan dihitung secara manual dengan aplikasi Ms. Excel yaitu dengan menjumlahkan setiap kolom. Nilai tersebut untuk membagi nilai masing

diperoleh nilai eigenvector

Tabel 4 Matrik evaluasi perbandingan berpasangan antar kelompok SWOT

Fokus Strengths Strengths 0,3947 Weaknesses 0,0789 Opportunities 0,3947 Threats 0,1316 Total kolom 1,0000

Gambar 2 Struktur hirarki evaluasi strategi

Berikut contoh hasil penilaian untuk perbandingan berpasangan kelompok SWOT dari perspektif fokus masalah disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Matrik perbandingan berpasangan antar kelompok SWOT

Strengths Weakness Opportunities

1 5 1

1/5 1 1/5

1 5 1

1/3 1 1/5

Evaluasi matrik perbandingan berpasangan dihitung secara manual dengan aplikasi Ms. Excel yaitu dengan menjumlahkan setiap kolom. Nilai tersebut untuk membagi nilai masing-masing perbandingan antar kelompok SWOT sehingga

eigenvector sebagai nilai bobot prioritas (Tabel 4).

Tabel 4 Matrik evaluasi perbandingan berpasangan antar kelompok SWOT

Strengths Weaknesses Opportunities Threats

0,3947 0,4167 0,4167 0,3000

0,0789 0,0833 0,0833 0,1000

0,3947 0,4167 0,4167 0,5000

0,1316 0,0833 0,0833 0,1000

1,0000 1,0000 1,0000 1,0000

Berikut contoh hasil penilaian untuk perbandingan berpasangan kelompok

Tabel 3 Matrik perbandingan berpasangan antar kelompok SWOT

Threats

3 1 5 1

Evaluasi matrik perbandingan berpasangan dihitung secara manual dengan aplikasi Ms. Excel yaitu dengan menjumlahkan setiap kolom. Nilai tersebut untuk masing perbandingan antar kelompok SWOT sehingga

Tabel 4 Matrik evaluasi perbandingan berpasangan antar kelompok SWOT Prioritas 0,3820 0,0864 0,4320 0,0996 1,0000

(7)

jika nilai CR dibawah 10% (CR<0,

CR untuk penilaian konsistensi antar kelompok SWOT diperoleh sebesar 0,0122 yang berarti konsisten (terlampir).

Dengan cara yang sama lakukan juga perhitungan matrik perbandingan berpasangan dan pengujian

masing-masing persepektif kelompok SWOT, dan pilihan strategi dari perspektif masing-masing faktor SWOT. Ringkasan hasil perhitungan evaluasi perbandingan berpasangan disajikan pada Tabel 5 dan 6 untuk m

prioritas global faktor SWOT dan pilihan strategi. Hasil evaluasi (Tabel 5) menunjukan bahwa, hasil rumusan strategi organisasi banyak dipengaruhi oleh faktor peluang (0,432) dan faktor kekuatan organisasi (0,382) dibandin

ancaman (0,0996) dan faktor kelemahan organisasi (0,0864). Faktor peluang yang berpengaruh yaitu kelembagaan PTK Akamigas (

sektor ESDM (0,0788). Sedangkan faktor kekuatan yang berpengaruh yaitu sebagai Lembaga Diklat Pemerintah (

penyelenggaraan diklat (

terhadap rumusan strategi sebesar 72%.

Kelompok Prioritas

Strenghts 0,3820

Weakness 0,0864

Opportunities 0,4320

Threats 0,0996

Hasil evaluasi strategi (Tabel 6) diperoleh gambaran bahwa prioritas nilai tertinggi secara berturut

Akamigas sebagai center of excellence

program (0,2694), tingkatkan jumlah dan kompetensi tenaga, perangkat kebijakan, serta sarana dan prasarana kediklatan dan kependidikan (0,2617)

jejaring kerja dan promosi serta implementasi

terhadap pelaksanaan strategi pertama dan kedua diharapkan dapat memberi dampak terhadap pencapaian tujuan

jika nilai CR dibawah 10% (CR<0,10) maka hasil penilaian dianggap konsisten. Nilai CR untuk penilaian konsistensi antar kelompok SWOT diperoleh sebesar 0,0122 yang berarti konsisten (terlampir).

Dengan cara yang sama lakukan juga perhitungan matrik perbandingan berpasangan dan pengujian konsistensi penilaian untuk setiap faktor SWOT dari masing persepektif kelompok SWOT, dan pilihan strategi dari perspektif masing faktor SWOT. Ringkasan hasil perhitungan evaluasi perbandingan berpasangan disajikan pada Tabel 5 dan 6 untuk mendapatkan hasil akhir (sintesis) prioritas global faktor SWOT dan pilihan strategi. Hasil evaluasi (Tabel 5) menunjukan bahwa, hasil rumusan strategi organisasi banyak dipengaruhi oleh faktor peluang (0,432) dan faktor kekuatan organisasi (0,382) dibandin

ancaman (0,0996) dan faktor kelemahan organisasi (0,0864). Faktor peluang yang berpengaruh yaitu kelembagaan PTK Akamigas (0,2904), dan pengembangan SDM ). Sedangkan faktor kekuatan yang berpengaruh yaitu sebagai Diklat Pemerintah (0,2458), dan memiliki kebijakan operasional penyelenggaraan diklat (0,108). Keempat faktor tersebut memberi pengaruh terhadap rumusan strategi sebesar 72%.

Tabel 5 Matrik evaluasi faktor SWOT

Prioritas Faktor Prioritas Lokal Prioritas Global 0,3820 (2) S1 0,0738 (3) 0,0282 S2 0,2828 (2) 0,1080 S3 0,6434 (1) 0,2458 0,0864 (4) W1 0,7235 (1) 0,0625 W2 0,0833 (3) 0,0072 W3 0,1932 (2) 0,0167 0,4320 (1) O1 0,1824 (2) 0,0788 O2 0,6722 (1) 0,2904 O3 0,1454 (3) 0,0628 0,0996 (3) T1 0,0738 (3) 0,0073 T2 0,6434 (1) 0,0641 T3 0,2828 (2) 0,0282

Hasil evaluasi strategi (Tabel 6) diperoleh gambaran bahwa prioritas

nilai tertinggi secara berturut-turut yaitu wujudkan Pusdiklat, BDTBT, dan PTK

center of excellence (0,2979), akreditasi lembaga dan sertifikasi ingkatkan jumlah dan kompetensi tenaga, perangkat kebijakan, sarana dan prasarana kediklatan dan kependidikan (0,2617)

jejaring kerja dan promosi serta implementasi e-Government

terhadap pelaksanaan strategi pertama dan kedua diharapkan dapat memberi dampak terhadap pencapaian tujuan jangka panjang organisasi sebesar 57%.

10) maka hasil penilaian dianggap konsisten. Nilai CR untuk penilaian konsistensi antar kelompok SWOT diperoleh sebesar 0,0122 Dengan cara yang sama lakukan juga perhitungan matrik perbandingan konsistensi penilaian untuk setiap faktor SWOT dari masing persepektif kelompok SWOT, dan pilihan strategi dari perspektif masing faktor SWOT. Ringkasan hasil perhitungan evaluasi perbandingan endapatkan hasil akhir (sintesis) prioritas global faktor SWOT dan pilihan strategi. Hasil evaluasi (Tabel 5) menunjukan bahwa, hasil rumusan strategi organisasi banyak dipengaruhi oleh faktor peluang (0,432) dan faktor kekuatan organisasi (0,382) dibandingkan faktor ancaman (0,0996) dan faktor kelemahan organisasi (0,0864). Faktor peluang yang , dan pengembangan SDM ). Sedangkan faktor kekuatan yang berpengaruh yaitu sebagai ), dan memiliki kebijakan operasional . Keempat faktor tersebut memberi pengaruh

Prioritas Global 0,0282 (8) 0,1080 (3) 0,2458 (2) 0,0625 (7) 0,0072 (12) 0,0167 (10) 0,0788 (4) 0,2904 (1) 0,0628 (6) 0,0073 (11) 0,0641 (5) 0,0282 (9)

Hasil evaluasi strategi (Tabel 6) diperoleh gambaran bahwa prioritas dengan ujudkan Pusdiklat, BDTBT, dan PTK , akreditasi lembaga dan sertifikasi ingkatkan jumlah dan kompetensi tenaga, perangkat kebijakan, sarana dan prasarana kediklatan dan kependidikan (0,2617), dan optimalkan

(0,1710). Fokus terhadap pelaksanaan strategi pertama dan kedua diharapkan dapat memberi

(8)

S1 S2 S3 W1 0,0282 0,1080 0,2458 0,0625 ST1 0,4385 0,0765 0,3718 0,1000 ST2 0,3564 0,5419 0,1980 0,7000 ST3 0,1509 0,3091 0,3718 0,1000 ST4 0,0543 0,0725 0,0584 0,1000 4. Penutup

Evaluasi prioritas strategi SWOT dengan AHP memberikan masukan bagi pengambil keputusan dalam pelaksanaan pilihan strategi untuk menjawab harapan pelanggan dan kebutuhan pemangku kepentingan organisasi. Strategi yang memiliki tingkat kepentingan tinggi per

strategi dengan tingkat kepentingannya rendah. Berdasarkan contoh penerapan AHP diperoleh rumusan prioritas strategi paling tinggi yaitu

BDTBT, dan PTK Akamigas sebagai

sertifikasi program. Prioritas strategi ini dihasilkan dari pengaruh faktor peluang (kelembagaan PTK Akamigas, dan pengembangan SDM sektor ESDM) dan kekuatan organisasi (Lembaga Diklat Pemerintah, dan memiliki kebijakan opera penyelenggaraan diklat).

5. Daftar Pustaka

[1] [Badiklat ESDM] Badan Pendidikan dan Pelatihan Energi dan Sumber Daya Mineral, (2011) ‘Draft Grand Design Badan Diklat ESDM’, Jakarta : Badiklat ESDM.

[2] David, F.R, (200 Education, Inc.

[3] Kangas, J., M. Psonen, M. Kurtilla, and M. Kajanus, (2001)

The AHP With SWOT Analysis

Switzerland, 189 [4] Marimin, (2004

Majemuk’, Jakarta : Grasindo. [5] Rochman, N.T, E. Gumbira

Analysis of Indonesian Agroindustry Competitiveness in Nanotechnology Development Perspective Using SWOT

Business and Management

[6] Saaty, T.L, (2008) ‘

Service Science, Vol. 1 No. 1, 83 [7] Young, R.D, (2003) ‘

http://www.ipspr.sc.edu/publication/perspectives on Strategic Planning.pdf

[29 Mei 2009].

Tabel 6 Matrik evaluasi pilihan strategi

W1 W2 W3 O1 O2 O3 T1 0,0625 0,0072 0,0167 0,0788 0,2904 0,0628 0,0073 0,1000 0,1760 0,1826 0,3754 0,3780 0,1650 0,1739 0,7000 0,1392 0,3479 0,3177 0,1185 0,1650 0,5913 0,1000 0,6286 0,3979 0,2357 0,0730 0,6252 0,1814 0,1000 0,0562 0,0715 0,0712 0,4306 0,0448 0,0534

Evaluasi prioritas strategi SWOT dengan AHP memberikan masukan bagi pengambil keputusan dalam pelaksanaan pilihan strategi untuk menjawab harapan pelanggan dan kebutuhan pemangku kepentingan organisasi. Strategi yang memiliki tingkat kepentingan tinggi perlu mendapat perhatian lebih dibandingkan dengan strategi dengan tingkat kepentingannya rendah. Berdasarkan contoh penerapan AHP diperoleh rumusan prioritas strategi paling tinggi yaitu wujudkan Pusdiklat, BDTBT, dan PTK Akamigas sebagai center of excellence,dan akreditasi lembaga dan sertifikasi program. Prioritas strategi ini dihasilkan dari pengaruh faktor peluang (kelembagaan PTK Akamigas, dan pengembangan SDM sektor ESDM) dan kekuatan organisasi (Lembaga Diklat Pemerintah, dan memiliki kebijakan opera penyelenggaraan diklat).

[Badiklat ESDM] Badan Pendidikan dan Pelatihan Energi dan Sumber Daya Mineral, (2011) ‘Draft Grand Design Badan Diklat ESDM’, Jakarta : Badiklat

2007) ‘Strategic Management : Concepts’, New

, J., M. Psonen, M. Kurtilla, and M. Kajanus, (2001) ‘A’WOT : Integrating The AHP With SWOT Analysis, Proceedings : 6th ISAHP, August 2

Switzerland, 189-198.

2004) ‘Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria ’, Jakarta : Grasindo.

Rochman, N.T, E. Gumbira-Sa’id, A. Daryanto, and N. Nuryartono, (2011)

Analysis of Indonesian Agroindustry Competitiveness in Nanotechnology Development Perspective Using SWOT-AHP Method’, International Journal of Business and Management, Vol. 6 No. 8, August, 235-244.

Saaty, T.L, (2008) ‘Decision Making with The Analytic Hierarchy Process

, Vol. 1 No. 1, 83-98.

Young, R.D, (2003) ‘Perspectives on Strategic Planning in th

http://www.ipspr.sc.edu/publication/perspectives on Strategic Planning.pdf

T1 T2 T3 Prioritas Global 0,0073 0,0641 0,0282 0,1739 0,2426 0,3116 0,2979 (1) 0,5913 0,1416 0,3788 0,2617 (3) 0,1814 0,5792 0,1957 0,2694 (2) 0,0534 0,0367 0,1139 0,1710 (4)

Evaluasi prioritas strategi SWOT dengan AHP memberikan masukan bagi pengambil keputusan dalam pelaksanaan pilihan strategi untuk menjawab harapan pelanggan dan kebutuhan pemangku kepentingan organisasi. Strategi yang memiliki lu mendapat perhatian lebih dibandingkan dengan strategi dengan tingkat kepentingannya rendah. Berdasarkan contoh penerapan ujudkan Pusdiklat, kreditasi lembaga dan sertifikasi program. Prioritas strategi ini dihasilkan dari pengaruh faktor peluang (kelembagaan PTK Akamigas, dan pengembangan SDM sektor ESDM) dan kekuatan organisasi (Lembaga Diklat Pemerintah, dan memiliki kebijakan operasional

[Badiklat ESDM] Badan Pendidikan dan Pelatihan Energi dan Sumber Daya Mineral, (2011) ‘Draft Grand Design Badan Diklat ESDM’, Jakarta : Badiklat Jersey : Pearson

‘A’WOT : Integrating

, August 2-4, Berne, Pengambilan Keputusan Kriteria Sa’id, A. Daryanto, and N. Nuryartono, (2011)

Analysis of Indonesian Agroindustry Competitiveness in Nanotechnology national Journal of Decision Making with The Analytic Hierarchy Process’, Int. J. Perspectives on Strategic Planning in the Public Sector’, http://www.ipspr.sc.edu/publication/perspectives on Strategic Planning.pdf

(9)

Lampiran : Perhitungan konsistensi penilaian 1. Eigenvector kelompok SWOT

' 0,3820 0,0864 0,4320 0,0996 /

2. Weightedsumvector 0,3820 ' 1 1/5 1 1/3 / S 3. Consistencyvector 1,5447 0,3820 4,0436 4. Lamda EqA´ 4,0436 S 5. Consistencyindex `w EqA´µ 1µ 6. Consistencyratio `Z Zw`w 0,01100,90

Tabel Random Index

Ukuran matrik

RI

Lampiran : Perhitungan konsistensi penilaian kelompok SWOT vector / 0,0864 ' 5 1 5 1 / S 0,4320 ' 1 1/5 1 1/5 / S 0,0996 ' 3 1 5 1 / vector 0436 ; 0,34880,0864 4,0365 ; 1,74390,4320 4,0365 ; 00 4,0147 S 4,0365 S 4,0365 S 4,0147 4 4,0329 4,0329 µ 4 4 µ 1 0,0110 0110 90 0,0122 Random Index 2 3 4 5 6 0 0,58 0,9 1,12 1,24 1,32 / ' 1,5447 0,3488 1,7439 0,3997 / 0,3997 0,0996 7 8 1,32 1,41

Gambar

Gambar 1 Kerangka pemikiran
Tabel 2 Matrik rumusan strategi
Tabel 5 Matrik evaluasi faktor SWOT
Tabel 6 Matrik evaluasi pilihan strategi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitain ini peneliti melakukan dua tahapan analisis, tahapan pertama, yakni merumuskan faktor-faktor yang berkaitan dengan strategi pemasaran Galeri Aan Ibrahim

Berdasarkan hasil analisis SWOT yang telah disampaikan melalui tabel di atas, didapatkan beberapa strategi yang sesuai yaitu strategi SO yang mengedepankan

Dari  hasil  SWOT  kualitatif,  didapatkan  alternatif  strategi  yang  dapat  dilakukan  perusahaan,  yaitu  periklanan  (WV),  direct  mail  (DM),  search 

Strategi alternatif yang diambil IFRSM Dr.Yap Yogyakarta untuk memenuhi harapan pasien adalah melaksanakan penambahan program-program IFRS yang terkait dengan

Karena dengan analisis SWOT diharapkan dapat menghasilkan rumusan (konsep) rencana strategi pengembangan Prodi PTB yang lebih realistik, sesuai dengan kebutuhan dan

Berdasarkan hasil penelitian dianalisis bahwa kriteria utama yang mempengaruhi pemilihan moda untuk perjalanan Banda Aceh-Langsa adalah waktu tempuh (25,93%) dan