• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kemandirian menurut Barnadib (dalam Anastasia, 2009:5) meliputi perilaku

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kemandirian menurut Barnadib (dalam Anastasia, 2009:5) meliputi perilaku"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA 1.1 Pengertian Kemandirian

Kemandirian menurut Barnadib (dalam Anastasia, 2009:5) meliputi perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi hambatan atau masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapa melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain. Masrun dkk (dalam Anastasia,(2009:5)1986. Menyatakan bahwa kemandirian adalah suatu sifat yang memungkinkan seseorang bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan diri sendiri dan untuk kebutuhan sendiri, mengejar prestasi, penuh ketekunan serta berkeinginan untuk mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain, mampu berfikir dan bertindak original, kreatif dan penuh inisiatif, mampu mengatasi persoalan yang dihadapi, mampu mengendalikan tindakan-tindakan, mampu mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa percaya diri terhadap kemampuan yang dimiliki, menghargai keadaan diri dan memperoleh kepuasan atas usaha sendiri.

Menurut Masrun, dkk (1986,13), Kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk berbuat bebas, melakukan sesuatu atas dorongan diri sendiri untuk kebutuhan sendiri, mengejar prestasi, penuh ketekunan, serta berkeinginan untuk melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain, mampu berpikir dan bertindak original, kreatif dan penuh inisiatif, mampu mempengaruhi lingkungannya, mempunyai rasa percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri, menghargai keadaan diri sendiri, dan memperoleh kepuasan dari usahanya.

(2)

1.2 Kemandirian Belajar

Belajar mandiri adalah belajar yang dilakukan oleh siswa secara bebas menentukan tujuan belajarnya, arah belajarnya, merencanakan proses belajarnya, strategi belajarnya, menggunakan sumber-sumber belajar yang dipilihnya, membuat keputusan akademik, dan melakukan kegiatan-kegiatan untuk tercapainya tujuan belajarnya (Bookfield, 1984, dalam Yamin Martinis, 2007: 115).

Belajar mandiri adalah cara belajar aktif dan partisipatif untuk mengembangkan diri masing-masing individu yang tidak terikat dengan kehadiran guru, dosen, pertemuan tatap muka dikelas, kehadiran teman sekolah. Belajar mandiri merupakan belajar dalam mengembangkan diri, keterampilan dengan cara sendiri (Yamin Martinis, 2007: 115)

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 1988: 625, dalam Dewi Kurniawati, 2010: 15–16) Kemandirian adalah keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Pengertian belajar mandiri menurut Hiemstra (dalam Dewi Kurniawati, 2010: 15-16) (1994: 1) adalah sebagai berikut:

1) Setiap individu berusaha meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil ber bagai keputusan.

2) Belajar mandiri dipandang sebagai suatu sifat yang sudah ada pada setiap orang dan situasi pembelajaran.

3) Belajar mandiri bukan berarti memisahkan diri dengan orang lain.

4) Dengan belajar mandiri, siswa dapat mentransferkan hasil belajarnya yang berupa pengetahuan dan keterampilan ke dalam situasi yang lain.

(3)

5) Siswa yang melakukan belajar mandiri dapat melibatkan berbagai Sumber da ya dan aktivitas, seperti: membaca sendiri, belajar kelompok latihan-latihan, dialog elektronik, dan kegiatan korespondensi.

6) Peran efektif guru dalam belajar mandiri masih dimungkinkan, seperti dialog dengan siswa, pencarian sumber, mengevaluasi hasil, dan memberi gagasan kreatif.

7) Beberapa institusi pendidikan sedang mengembangkan belajar mandiri menja di program yang lebih terbuka (seperti Universitas Terbuka) sebagai alternative pembelajaran yang bersifat individual dan programprogram inova tif lainnya.

Dari pengertian belajar mandiri menurut Hiemstra di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kemandirian adalah perilaku siswa dalam mewujudkan kehendak atau keinginannya secara nyata dengan tidak bergantung pada orang lain, dalam hal ini adalah siswa tersebut mampu melakukan belajar sendiri, dapat menentukan cara belajar yang efektif, mampu melaksanakan tugas-tugas belajar dengan baik dan mampu untuk melakukan aktivitas belajar secara mandiri.

Menurut Haris Mudjiman (2009: 20-21) (dalam Dewi Kurniawati, 2010: 17-18) kegiatan-kegiatan yang perlu diakomodasikan dalam pelatihan belajar mandiri adalah sebagai berikut:

a) Adanya kompetensi-kompetensi yang ditetapkan sendiri oleh siswa untuk menuju pencapaian tujuan-tujuan akhir yang ditetapkan oleh program pelatihan untuk setiap mata pelajaran.

(4)

c) Adanya input belajar yang ditetapkan dan dicari sendiri. Kegiatankegiatan itu dijalankan oleh siswa, dengan ataupun tanpa bimbingan guru.

d) Adanya kegiatan evaluasi diri (self evaluation) yang dilakukan olehsiswa sendiri.

e) Adanya kegiatan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dijalani siswa.

f) Adanya past experience review atau review terhadap pengalaman-pengalaman yang telah dimiliki siswa.

g) Adanya upaya untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa. h) Adanya kegiatan belajar aktif.

Berdasarkan uraian tentang kegiatan-kegiatan dalam pelatihan belajar menurut Haris Mudjiman di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa siswa yang memiliki kemandirian belajar adalah siswa yang mampu menetapkan kompetensi-kompetensi belajarnya sendiri, mampu mencari input belajar sendiri, dan melakukan kegiatan evaluasi diri serta refleksi terhadap proses pembelajaran yang dijalani siswa.

Betapa besar manfaat belajar mandiri belumlah banyak dirasa oleh peserta didik, karena belajar mandiri ini belum terisolasi di kalangan peserta didik, budaya belajar mandiri belum begitu berkembang di kalangan para siswa di Indonesia, mereka masi beranggapan bahwa guru satu-satunya sumber ilmu, akan tetapi sebagian mereka yang berhasil dalam karena memanfaatkan belajar mandiri atau belajar yang tidak terfokus kepada kehadiran sang guru, tatap muka di kelas, dan kehadiran teman (Martinis Yamin, 2007: 116)

(5)

Dalam Martinis Yamin (2007: 117-118) Belajar mandiri memiliki manfaat yang banyak terhadap kemampuan kognisi, afeksi dan psikomotorik siswa, manfaat tersebut seperti di bawah ini:

1. Memupuk tanggung jawab 2. Meningkatkan keterampilan 3. Memecahkan masalah 4. Mengambil keputusan 5. Berfikir kreatif

6. Berfikir kritis

7. Percaya diri yang kuat

8. Menjadi guru bagi dirinya sendiri 2.3. Ciri-ciri kemandirian

Menurut M. Chabib Thoha (2000: 124) (dalam Yapu Lizaar 2006: 31-34) , Orang-orang yang mandiri mempunyai ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki orang lain. Ada delapan ciri kemandirian yaitu:

1) Mampu berpikir secara kritis, kreatif dan inovatif. Berfikir adalah daya yang paling utama dan merupakan cirri yang khas yanag membedakan manusia dari hewan. Manusia dapat berfikir karena manusia mempunyai bahasa. Bahasa manusia yang mengakibatkan penemuan yang terarah kepada suatu tujuan. Manusia berfikir untuk menemukan pemahaman/pengertian yang dikehendaki. Dengan adanya kemampuan intelektual yang dilatih terus-menerus secara kontinue, sehingga akan menghasilkan pola pikir ke arah objektif dan rasional dan menjadikan peserta didik lebih matang dalam memahami masalah mana

(6)

yang baik dikerjakan dan mana yang tidak serta selalu ingin mengembangkan sesuatu yang berbeda dalam rangka membentuk kedewasaan.

2) Tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain. Dalam upaya pembentukan sikap dan perilaku dalam berfikir, untuk itu dibutuhkan kecakapan dalam menanamkan pengetahuan dalam diri peserta didik, dengan adanya penanaman pengetahuan yang sudah tersimpan dalam diri individu yang kemudian dipadukan dengan pengalaman-pengalaman pengetahuan dari lingkungan akan dapat dengan mudah mempertahankan apa yang sudah dipelajari sehingga dengan mudah terpengaruh oleh orang lain.

3) Tidak lari atau menghindari masalah.Suatu kesulitan atau hambatan mungkin sering menimbulkan rasa rendah diri tetapi dengan tidak mudah putus asa dalam menghadapi masalah, secara tidak langsung membawa perkembangan berfikir ke arah kedewasaan. Jadi dengan adanya kebutuhana untuk menghadapi masalah tanpa menyerah akan dapat menumbuhkan sikap kemandirian.

4) Memecahkan masalah dengan berfikir yang mendalam Seiring dengan meningkatnya umur anak, maka cara berpikir berubah dari konkret ke abstrak. Hal ini terjadi bila anak sudah memiliki kesadaran akan tetap eksisnya suatu benda yang harus ada atau biasa ada, walaupun benda itu sudah tidak ada. Kemampuan berfikir anak dipengaruhi kapasitas intelegensi sebagai potensi yang bersifat bawaan, kualitas intelegensi anak mempengaruhi kemampuan berfikir. Dengan adanya hal tersebut hasrat untuk belajar, yang merupakan potensi yang tersedia di dalam diri anak didik dan hubungannya dengan

(7)

kebutuhan anak didik untuk mengetahui sesuatu dari objek yang akan dipelajari, sehingga dalam memecahkan suatu masalah akan lebih teliti.

5) Apabila ada masalah dipecahkan sendiri tanpa meminta bantuan orang lain Adanya proses kematangan dalam berfikir, serta pertumbuhan dan perkembangan pribadi, sehingga akan menjadikan peserta didik lebih bergantung kepada potensi-potensi sendiri dari perkembangan dan kelangsungan pertumbuhannya. Dengan adanya perkembangan pribadi yang matang seorang individu akan mudah menghadapi masalah tanpa bantuan dari orang lain karena mereka lebih percaya pada dirinya sendiri.

6) Tidak rendah diri apabila harus berbeda dengan orang lain Perkembangan setiap individu manusia itu berbeda-beda, ada yang cepat, ada yang lambat. Oleh karena itu, tidak aneh kalau seringkali menimbulkan problema atau kesulitan. Semua itu akan menimbulkan kecemasan atau tidak puas. Tetapi semua itu tidak akan dirasakan oleh anak kalau dalam dirinya ada pemahaman yang baik akan keadaan dan perkembangan jasmaninya.

7) Berusaha bekerja dengan penuh ketekunan dan kedisiplinan Perkembangan belajar anak dalam memperoleh pengetahuan melalui pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri (bekerja sendiri), serta dengan fasilitas sendiri baik secara fisik secara rohani maupun teknis. Biasanya seorang anak merasa malas untuk belajar. Hal ini bisa dikarenakan kurangnya motivasi pada dirinya. Sedangkan bagi seseorang yang sudah termotivasi akan menjadi tekun dalam menghadapi tugas. Mereka dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai.

(8)

8) Bertanggung jawab dengan penuh atas tindakannya sendiri Aspek kematangan/kedewasaan seseorang berbeda-beda, seseorang ditandai dengan matangnya pola pikir dan tindakan, sehingga sikap dan penampilannya menjadi matang dan mantap. Sehingga seseorang yang memiliki kedewasaan harus memiliki jiwa kepemimpinan dan dapat mengendalikan emosi serta berpikir rasional, bijak dan realistis dalam bertindak dari perbuatannya. Dengan adnaya hal tersebut akan tumbuh tanggung jawab akan dirinya dan lingkungan sekitar. Dengan tumbuhnya kedewasaan akan dapat memupuk rasa tanggung jawab khususnya mengenai pribadi dalam melakukan aktivitas belajar.

Dengan sikap mandiri yang kuat akan dapat menumbuhkan kepercayaan pada diri siswa yang kuat untuk belajar, mereka mampu mengukur kemampuannya sehingga dapat membuat estimasi terhadap kegagalan dan keberhasilan belajarnya.

1.3 Siklus Hidrologi

Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari air dalam segala bentuknya (cairan, gas, padat) pada, dalam, dan di atas permukaan tanah. Termasuk di dalamnya adalah penyebaran, daur, dan perilakunya, sifat-sifat fisika dan kimianya, serta hubungannya dengan unsur-unsur hidup dalam air itu sendiri.

Daur hidrologi yaitu perjalanan air dari permukaan laut, ke atmosfer kemudian ke permukaan tanah dan kembali lagi ke laut dan tidak pernah berhenti tersebut, air tersebut akan tertahan (sementara) di sungai, danau/ waduk, dan

(9)

dalam tanah. Sehingga dapat dimanfaatkan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya.

Dalam daur hidrologi, energi panas matahari dan factor-faktor iklim lainnya menyebabkan terjadinya proses evaporasi pada permukaan vegetasi dan tanah, di laut atau badan-badan air lainnya. Uap air sebagai hasil proses evaporasi akan terbawa oleh angin melintasi daratan yang bergunung maupun datar, dan apabila keadaan atmosfer memungkinkan, sebagian dari uap air tersebut akan terkondensasi dan turun sebagai air hujan.

Sebelum mencapai permukaan tanah air hujan tersebut akan tertahan oleh tajuk vegetasi. Sebagian dari air hujan tersebut akan tersimpan di permukaan tajuk/ daun selama proses pembasahan tajuk, dan sebagian lainnya akan jatuh ke atas permukaan tanah melalui sela-sela daun (Thought fall) atau mengalir ke bawah melalui permukaan batang pohon (steam flow). Sebagian air hujan tidak akan pernah sampai di permukaan tanah, melainkan terevaporasi kembali ke atmosfir (dari tajuk dan batang) selama dan setelah berlangsungnya hujan (interception loss).

Air hujan yang mencapai permukaan tanah, sebagian akan masuk (terserap) ke dalam tanah (infiltration). Sedangkan air hujan yang tidak terserap ke dalam tanah akan tertampung sementara dalam cekungan-cekungan permukaan tanah (surface detention) untuk kemudian mengalir di atas permukaan tanah ke tempat yang lebih rendah (run off), untuk selanjutnya masuk ke sungai. Air infiltrasi akan tertahan di dalam tanah oleh gaya kapiler yang selanjutnya akan membentuk kelembaban tanah. Apabila tingkat kelembaban air tanah telah cukup jenuh maka

(10)

air hujan yang baru masuk ke dalam tanah akan bergerak secara lateral (horizontal) untuk selanjutnya pada tempat tertentu akan keluar lagi ke permukaan tanah (sub surface flow) dan akhirnya mengalir ke sungai. Alternatif lainnya, air hujan yang masuk ke dalam tanah tersebut akan bergerak vertical ke tanah yang lebih dalam dan menjadi bagian dari air tanah (groundwater). Air tanah tersebut, terutama pada musim kemarau, akan mengalir pelan-pelan ke sungai, danau atau tempat penampungan air alamiah lainnya (baseflow).

Tidak semua air infiltrasi (air tanah) mengalir ke sungai atau tampungan air lainnya, melainkan ada sebagian air infiltrasi yang tetap tinggal dalam lapisan tanah bagian atas (topsoil) untuk kemudian diuapkan kembali ke atmosfir melalui permukaan tanah (soil evaporation) dan melalui permukaan tajuk vegetasi (transpiration). Untuk membedakan proses intersepsi hujan dari proses transpirasi, dapat dilihat dari asal air yang diuapkan ke atmosfer. Apabila air yang diuapkan oleh tajuk berasal dari hujan yang jatuh di atas tajuk tersebut, maka proses penguapannya disebut intersepsi. Apabila air yang diuapkan berasal dari dalam tanah melalui mekanisme fisiologi tanaman, maka proses penguapannya disebut transpirasi. Dengan kata lain, intersepsi terjadi selama dan segera setelah berlangsungnya hujan. Sementara proses transpirasi berlangsung ketika tidak ada hujan. Besarnya angka evapotranspirasi umumnya ditentukan selama 1 (satu) tahun, yaitu gabungan antara besarnya evaporasi musim hujan (intersepsi) dan musim kemarau (transpirasi) (Asdak, 2010: 4-8).

Menurut Chow et al.,1988 (dalam Rinaldi Andi 2010 : 5) hujan yang jatuh ke bumi baik langsung menjadi aliran maupun tidak langsung melalui vegetasi

(11)

atau media lainnya akan membentuk siklus aliran air mulai dari tempat yang tinggi (gunung, atau bukit) menuju ketempat yang rendah baik dipermukaan tanah maupun di dalam tanah yang berakhir di laut. Air yang di laut maupun di daratan mengalami evaporasi, begitu pula vegetasi yang mengalami transpirasi yang diakibatkan oleh radiasi matahari yang selanjutnya membentuk gumpalan uap air/awan yang kemudian secara gravitasi jatuh dalam bentuk hujan. Kejadian tersebut merupakan suatu siklus dan yang disebut siklus hidrologi tertutup seperti yang diperlihatkan pada gambar berikut:

Gambar 2.1.Siklus Hidrologi Tertutup

Aliran air permukaan bias menjadi satu atau lebih dari sub-sistem dan lagi tidak tertutup, karena system tertutup itu dipotong pada satu bagian tertentu dari seluruh system aliran. Transportasi aliran diluar bagian aliran air permukaan merupakan masukan dari keluaran sub-sistem aliran air permukaan tersebut,

(12)

sedangkan untuk aliran permukaan dan aliran bawah permukaan pada system terbuka dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.2.Aliran Permukaan dan Aliran Bawah Permukaan Pada Sistem Terbuka

Daerah aliran sungai (DAS) sebagai satuan wilayah yang dibatasi oleh batas-batas topografi alami yang menerima curah hujan , mengumpilkan dan menerima air , sedimen dan unsure hara lainnya, serta mengalirkannya melalui anak-anak sungai yang kemudian keluar melalui sungai utama, membentuk suatu siklus hidrologi yang terbuka (Pawitan dan Daniel, 1995) (dalam Rinaldi Andi 2010 : 5).

Gambar

Gambar 2.1.Siklus Hidrologi Tertutup
Gambar 2.2.Aliran Permukaan dan Aliran Bawah Permukaan Pada Sistem  Terbuka

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh luas lahan sawah, modal petani, dan tenaga kerja terhadap produksi padi di Desa Sumengko Kecamatan Sukomoro

• Gambar seperti ini biasanya digambar subjek dengan nilai estetika atau subjek yang ingin menutupi kekurangannya dengan menunjukkan selera personal dan tidak konvensional.

Kelompok relativis tidak saja bersikap kritis terhadap substansi konsep desentralisasi dan pembangunan itu sendiri (misalnya dengan terus mempertanyakan kesahihan relasi

guna jasa layanan periklanan di PT Radio Indah Asri Sragen di- peroleh hasil ada pengaruh yang signifikan personal selling terha- dap pengguna jasa layanan

Dengan menggunakan bantuan sofware SPSS versi 12.0, uji validitas yang dilakukan terhadap 80 item dari instrumen pola asuh orang tua, didapatkan hasil bahwa 53 item

BAT AN dengan RSG-GAS nya telah memiliki berbagai peralatan hamburan neutron yang dengan teknik difraksi, hamburan sudut kecil daD radiografi neutron mampu mengamati

limbah3 Limbah 4 Limbah 5 Metil Merah 4,2 – 6,3 Merah - kuning kuning jingga kuning merah kuning Brom Tymol Biru 6.0 – 7,6 Kuning - Biru hijau hijau biru kuning biru

Hasil penelitian menunjukan bahwa kegiatan advertising, sales promotion, personal selling, public relations dan direct marketing yang dilakukan oleh Kamojang Green Hotel &