PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR MELALUI METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION(STAD)
DAN MEDIA POP-UP BOOK
PADA SISWA KELAS III MI NEGERI 9 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh : Khasanah Lestari
NIM: 11514108
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERIBANGUN DATAR MELALUI METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION(STAD)
DAN MEDIA POP-UP BOOK
PADA SISWA KELAS III MI NEGERI 9 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh : Khasanah Lestari
NIM: 11514108
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
vii
MOTTO
“Pendidikan yang sesungguhnya akan melahirkan harapan
viii
PERSEMBAHAN
Bismillahirohmanirrrohim. Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya dalam menyelesaikan karya ini.
Kupersembahkan karya ini kepada :
1. Kedua orang tua ku tercinta (Bapak Suharno dan Ibu Suciati) yang selalu
membimbingku, menasehatiku, memberikan do’a, kasih sayang, motivasi dan
material dalam kehidupanku.
2. Saudara-saudara ku tersayang (Intan, Satriyo dan Akbar) yang telah memberikan semangat dalam mengerjakan skripsi ini.
3. Ginanjar Adi Wibowo yang selalu menemani, memberi masukan berupa kritik dan saran yang membangun serta tak pernah lelah menyemangatiku.
4. Bapak dan ibukos orangtua kedua ku di salatiga.
5. Kos bahagia ( mba inna, mba erni dan dek zul) terimakasih atas saran, nasehat dan semangatnya.
6. Seluruh teman seperjuangan PGMI angkatan 2014 khususnya PGMI D yang telah memberikan dukungan dan semangat.
7. Teman-teman PPL MI Ma’arif Pulutan (Mita, Putri, Sofiatun, Amanah, Ima, Salis, Ela, dan Lilik).
8. Teman-teman KKN Kedungrejo Posko 70 (Zum, Sofiyah, Wahyu dan Naila). 9. Kepala Sekolah MIN 9 Boyolali yang telah mengizinkan melakukan
penelitian disekolah tersebut.
ix
x
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan nikmatNya. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurah kepada junjungan nabi Muhammad SAW yang telah menuntun
manusia kepada jalan yang lurus untuk mencapai kebahagiaan dunia dan
akhirat.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai berkat motivasi,
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd Ketua Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, S.Si,. M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
4. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan dan motivasi serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Sukron Ma’mun S.Hi., M.Hi selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah membantu penulis selama menuntut ilmu di IAIN Salatiga.
xii
ABSTRAK
Lestari, Khasanah. 2018. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Datar Melalui Metode Student Teams Achievement Division (STAD) dan Media Pop-Up Book Pada Siswa Kelas III MIN 9 Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dra. Siti Asdiqoh, M.Si
Kata Kunci : Hasil belajar matematika, Metode Student Teams Achievement Division (STAD) dan Media Pop-Up Book
Pendidikan dasar merupakan hal penting dalam perkembangan belajar anak mulai usia 6-12 tahun. Setiap jenjang pendidikan formal mempunyai kurikulum. Kurikulum SD/MI meliputi pembelajaran yang ditempuh mulai dari kelas I sampai kelas VI. Kurikulum matematika untuk pendidikan formal pada jenjang sekolah dasar hanya dipandang sebagai kumpulan keterampilan berhitung seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Akibatnya penguasaan dengan baik keterampilan tersebut dipandang hal yang memadai bagi siswa dalam belajar matematika.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika materi bangun datar melalui metode Student Teams Achievement Division (STAD) dan media Pop-Up Book pada siswa kelas III MIN 9 Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas III MIN 9 Boyolali dengan dua siklus.
xiii DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL... i
LEMBAR BERLOGO ... ii
JUDUL ... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... vi
MOTTO ... vii
PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
ABSTRAK ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 2
A. Latar Belakang Masalah ... 2
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
xiv
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 8
F. Definisi Operasional ... 9
G. Metode Penelitian ... 11
H. Sistematika Penulisan Skripsi ... 18
BAB II LANDASAN TEORI ... 20
A.Kajian Teori ... 20
B. Kajian Materi Penelitian ... 24
1. Pengertian Hasil Belajar ... 24
2. Peniliaian Hasil Belajar ... 30
3. Metode STAD ... 33
4. Media Pop-Up Book ... 37
C. Kajian Pustaka ... 42
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ... 45
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 45
B. Nilai Prasiklus ... 47
C.Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 49
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59
A. Hasil Penelitian ... 59
1. Hasil Belajar dan Observasi Siklus I ... 59
2. Hasil Belajar dan Observasi Siklus II ... 65
xv
BAB IV PENUTUP ... 74
A. Kesimpulan ... 74
B. Saran 75
Daftar Pustaka 76
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Guru Dan Karyawan MIN 9 Boyolali ... 45
Tabel 3.2 Data Siswa Kelas III MIN 9 Boyolali ... 46
Tabel 3.3 Data Hasil Belajar Siswa Prasiklus ... 47
Tabel 4.1 Data Perolehan Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 59
Tabel 4.2 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 60
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Guru Siklus I ... 61
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I ... 63
Tabel 4.5 Data Perolehan Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 65
Tabel 4.6 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 67
Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Guru Siklus II ... 68
Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II ... 69
Tabel 4.9 Hasil Tes Formatif ... 71
xvii
DAFTAR GAMBAR
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Tugas Pembimbing
Lampiran 2 Lembar Bimbingan Skripsi
Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 4 Surat Keterangan Setelah Penelitian
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 6 Hasil Tes Formatif Siklus I dan Siklus II
Lampiran 7 Lembar Pengamatan Guru Siklus I
Lampiran 8 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I
Lampiran 9 Lembar Pengamatan Guru Siklus II
Lampiran 10 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II
Lampiran 11 Daftar Nama Kelompok Siswa
Lampiran 12 Dokumentasi
Lampiran 13 Daftar Nilai SKK
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dasar merupakan hal penting dalam perkembangan belajar
anak mulai dari usia 6-12 tahun. Pada fase ini seorang anak sudah dapat
merasakan rangsangan intelektual. Pendidikan pada hakikatnya merupakan
usaha sadar untuk pengembangan kepribadian yang berlangsung seumur
hidup baik di sekolah maupun madrasah (Tohirin, 2009:5). Pendidikan sangat
diperlukan oleh setiap individu sebagai bekal untuk menghadapi tantangan
masa depan yang semakin berkembang dan penuh persaingan.
Begitu pentingnya pendidikan, tidak terlepas dari kata belajar. Belajar
merupakan perubahan perilaku yang diakibatkan pengalaman (Martinis
Yamin: 2008:134). Seorang anak dapat dikatakan telah belajar apabila anak
mendapatkan pengalaman. Hal ini bisa dibuktikan dengan adanya anak dapat
melaksanakan tugas-tugas seperti membaca, menulis dan menghitung. Proses
belajar perlu diorganisasikan sekitar bahan yang penting artinya siswa harus
menjumpai kuncinya dan pembuktian yang diperlukan. Pemahaman yang
sepenuhnya dan yang sistematis mengenai suatu mata pelajaran dapat dicapai
setelah beberapa tahun mengalami pertumbuhan dan perkembangan mental
2
Setiap jenjang pendidikan formal mempunyai kurikulum. Begitu juga
pada pendidikan dasar. Kurikulum dalam suatu pendidikan dibentuk supaya
dapat mencapai tujuan yang akan dicapai. Kualitas bangsa dimasa yang akan
datang bergantung pada pendidikan yang dirasakan anak-anak pada saat ini,
terutama dalam pendidikan formal disekolah. Realitas apapun yang dicapai
sekolah, ditentukan kurikulum sekolahnya (S.Nasution, 2003:1). Jadi sebagai
pelaksana dalam kurikulum terutama guru harus bisa memahami dan
mengembangkan kurikulum secara inovatif dan inspiratif dalam suatu
pembelajaran.
Kurikulum SD/MI meliputi pembelajaran yang ditempuh dalam enam
tahun mulai dari kelas I sampai kelas VI. Salah satu pembelajaran yang akan
dilaksanakan oleh siswa sekolah dasar yaitu pembelajaran matematika.
Kurikulum matematika untuk pendidikan formal jenjang sekolah dasar hanya
dipandang sebagai kumpulan keterampilan berhitung seperti penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian bilangan. Akibatnya, penguasaan
dengan baik keterampilan tersebut dipandang sebagai hal yang memadai bagi
siswa dalam belajar matematika khususnya untuk tingkat sekolah dasar.
Padahal jika diteliti, matematika mencakup keterampilan lebih luas dari
sekedar berhitung. (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, 2007: 170)
Matematika pada hakekatnya merupakan suatu cara berfikir serta
memuat ide-ide yang berkaitan. Matematika dapat dipandang sebagai suatu
3
harus dibangun dengan penekanan bukan pada memori atau hafalan
melainkan pada aspek penalaran atau intelegensi anak.
Sebagian siswa mengasumsikan bahwa matematika merupakan
pelajaran yang sulit. Padahal hampir semua unsur kehidupan berkaitan dengan
matematika. Jadi sedari dini siswa harus diajarkan betapa pentingnya
mempelajari matematika. Sebut saja ketika seorang pengrajin kayu akan
membuat jendela pastilah sebelumnya kita akan mengukur berapa
masing-masing sisi nya. Maka dari itu, guru haruslah pandai mengemas pembelajaran
matematika semenarik mungkin. Karena guru merupakan faktor penting
dalam keberhasilan suatu pembelajaran.
Situasi pembelajaran yang menyenangkan juga mendukung faktor
keberhasilan suatu pembelajaran. Adapun langkah-langkah yang dapat
diambil guru dalam mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran adalah
penggunaan metode. Guru harus mampu mengaplikasikan berbagai metode
dengan media belajar sehingga siswa bukan hanya duduk, melihat dan
mendengarkan penjelasan guru. Karena secara psikologis siswa sekolah dasar
masih melihat sesuatu berdasarkan objek nyata bukan abstrak. Maka seorang
guru harus mampu menjembatani dengan benda-benda yang konkrit. Selain
itu, dalam suatu pembelajaran siswa juga merupakan suatu subjek yang juga
memegang peran utama.
Ketika proses belajar mengajar berlangsung siswa dituntut
4
pelajaran (Hamruni 2012 : 44). Benyamin S.Bloom berpendapat bahwa
tingkat keberhasilan atau penguasaan itu dapat dicapai apabila pengajaran
yang diberikan secara klasikal bermutu baik. Serta berbagai tindakan korektif
terhadap siswa yang mengalami kesulitan dilakukan dengan tepat (Martinis
Yamin: 2008:220).
Keberhasilan suatu pembelajaran juga karena terjadi proses stimulus
dan respon. Artinya siswa menanggapi apa yang telah disampaikan oleh guru
dan menerapkannya dalam kehidupan mereka dengan baik. Selain itu, adanya
umpan balik antara siswa dengan guru. Umpan balik tersebut bisa kita lihat
ketika siswa mampu mengerjakan suatu soal yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan diskusi peneliti dengan guru kelas III di MIN 9 Boyolali
mata pelajaran matematika kurang efektif dan kondusif dalam penyampaian
materi. Hal ini dapat diketahui dari rendahnya hasil belajar matematika materi
bangun datar yaitu hanya 4 siswa dari 17 siswa yang tuntas dengan persentase
ketuntasan 23.52%.
Sebagian siswa masih belum paham mengenai beberapa rumus
sehingga mereka kurang mengingat rumus-rumus matematika yang diajarkan
guru. Menghafal rumus yang dilakukan beberapa siswa mempengaruhi kurang
mengingatnya mereka. Seharusnya siswa tidak harus menghafal rumus-rumus
tersebut. Mereka harus memahami bagaimana rumus tersebut didapat serta
5
rumus-rumus tersebut dapat mereka ingat dan menunjang untuk menjawab
persoalan yang diberikan oleh guru.
Berbagai faktor yang menghambat hasil belajar yang terjadi maka
peneliti memberikan solusi tindakan berupa metode dan media yang inovatif
dan kreatif sehingga diharapkan mampu mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan.
Metode Student Teams Achievement Division (STAD) dan media
Pop-Up Book diyakini dapat menyelesaikan rendahnya hasil belajar siswa, karena
metode belajar kooperatif ini siswa saling berinteraksi dengan kelompoknya
untuk keberhasilan belajar matematika. Kegiatan belajar berpusat pada siswa
lebih dominan karena berperan sebagai tutor sebaya untuk menjelaskan
kembali lagi materi yang sebelumnya telah diberikan oleh guru.
. Media belajar diyakini dapat membantu pembelajaran matematika di
MIN 9 Boyolali. Karena dengan media belajar dapat membangkitkan motivasi
belajar siswa serta merangsang kegiatan pembelajaran. Media Pop-Up Book
merupakan salah satu alternatif yang diyakini dapat membantu meningkatkan
hasil belajar matematika. Karena dapat membantu siswa untuk pemahaman
rumus-rumus yang belum mereka kuasai. Media Pop-Up Book mempunyai
bentuk menarik sehingga siswa dapat mengingat atau menerapkan rumus yang
telah mereka pelajari. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti melakukan
6
“PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN MEDIA POP-UP BOOK PADA SISWA KELAS III DI MIN 9 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 ”
B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini rumusan masalah yang akan dibahas adalah apakah
penerapan metode Student Teams Achievement Division (STAD) dan media
Pop-Up Book dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi bangun
datar pada siswa kelas III MIN 9 Boyolali tahun pelajaran 2017/2018?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar matematika materi bangun datar melalui metode Student Teams
Achievement Division (STAD) dan media Pop-Up Book pada siswa kelas III
MIN 9 Boyolali tahun pelajaran 2017/2018.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat secara teoritik dan praktis.
1. Secara Teoritik
a. Mengetahui hasil belajar matematika materi bangun datar melalui
metode Student Teams Achievement Division (STAD) dan media
Pop-up book.
b. Hasil penelitian ini kemudian dapat dijadikan sebagai bahan
7
c. Meningkatkan kualitas pembelajaran dikelas.
2. Secara Praktis
a. Dapat menciptakan suasana belajar yang berkesan dan
menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
b. Memperoleh sumbangan pemikiran dalam menentukan metode
belajar yang tepat.
c. Dapat meningkatkan mutu pembelajaran pada lembaga.
E. Hipotesis Tindakan Dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara
teoritis paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.
Pengertian hipotesis tindakan merupakan alternatif tindakan yang
dipandang paling tepat untuk dilakukan dalam rangka memcahkan
masalah yang diteliti. Hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
metode Student Teams Achievement Division (STAD) dan media Pop-up
book dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi bangun datar
pada siswa kelas III di MIN 9 Boyolali tahun pelajaran 2017/2018.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan metode pembelajaran Student Teams Achievement Division
(STAD) dan media Pop-Up book dikatakan berhasil apabila indikator yang
ingin dicapai terlampaui. Indikator tersebut dapat dikatakan berhasil
8
yaitu 60 dan banyaknya siswa memperoleh nilai 60 ke atas minimal 85%.
Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai formatif tiap akhir siklus.
Kemudian apabila 85% dari jumlah siswa sudah mencapai KKM maka
penelitian ini akan dihentikan.
F. Definisi Operasional
Untuk memberikan gambaran yang jelas dan terarah tentang istilah dalam
judul skripsi ini, perlu dijelaskan beberapa istilah antara lain :
1. Hasil Belajar Matematika
Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan
hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya hasil
pembelajaran yang dikategorisasi oleh pakar pendidikan sebagaimana
tersebut tidak terlihat secara terpisah melainkan komprehensif
(Suprijono, 2011:7). Matematika adalah ilmu hitung atau tentang
perhitungan angka untuk menghitung berbagai benda ataupun yang
lainnya (Jannah, 2011: 17). Jadi hasil belajar matematika adalah
perubahan tingkah laku seseorang secara keseluruhan setelah
seseorang tersebut mampu melakukan tindakan menghitung,
membandingkan, menaksir maupun mengukur suatu benda melalui
rumus-rumus yang telah mereka pelajari.
2. Metode Student Teams Achievement Division (STAD)
Metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik pembelajaran.
9
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik (Kastolani, 2014:
97). Student Teams Achievement Division (STAD) tipe ini
dikembangkan oleh Slavin dengan menekankan adanya aktivitas dan
interaksi diantara para siswa untuk saling memotivasi dan saling
membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi
yang maksimal (Jumanta, 2016: 124). Jadi yang dimaksud metode
Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan sebuah cara
seorang guru melakukan sebuah pembelajaran dengan
mengintruksikan siswa untuk saling membantu dalam penguasaan
materi yang sebelumnya sudah diberikan kepada guru secara garis
besar setelah melakukan interaksi antar siswa guru memberikan soal
kuis dan dikerjakan oleh siswa secara individual.
3. Media Pop-Up Book
Media Pop-Up Book adalah salah satu media belajar yang dapat
digunakan pada saat pembelajaran. Pop-Up book adalah bentuk
menarik dari seni kertas yang membentuk seni tiga dimensi saat
dibuka dan struktur dua dimensi ketika ditutup (Meillia, 2017 : 108).
Media Pop-Up book merupakan media belajar berbentuk tiga dimensi
yang dapat bergerak dan muncul sehingga dapat memberikan kejutan
bagi siswa ketika membuka setiap halamannya.
Jadi yang dimaksud dengan judul skripsi ini adalah penggunaan
10
Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar
siswa terutama pada materi bangun datar. Karena penggunaan media
dapat menarik perhatian siswa dan siswa dapat melihat suatu objek
secara konkrit. Selain itu, penggunaan guru dalam menerapkan
metode Student Teams Achievement Division (STAD) dapat membantu
siswa yang pasif ketika pembelajaran berlangsung menjadi aktif
karena dengan metode ini siswa berkelompok kecil 4-5 orang yang
akan belajar bersama untuk dapat bertanya kepada anggota kelompok
materi yang belum dipahami. Setelah sebelumnya mereka diberikan
materi secara garis besar oleh guru. Kemudian setelah mereka saling
berinteraksi belajar bersama tentang materi tersebut siswa diberikan
soal kuis yang dikerjakan secara individual untuk mengetahui
pencapaian materi yang sudah mereka pelajari.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas.
Menurut Suyanto (1997:4). Penelitian Tindakan Kelas merupakan
suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan
tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan
praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih professional.
Sedangkan menurut MC Niff (1992:1) dalam bukunya yang berjudul
11
bentuk penilaian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri, yang
hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan
kurikulum, pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar
dan sebagainya.
Penelitian ini menggunakan PTK dengan pertimbangan adanya
permasalahan yang terjadi di kelas III MIN 9 Boyolali yaitu
rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Hal ini
diketahui dari hasil diskusi peneliti dengan guru kelas MIN 9 Boyolali
bahwa penyebabnya adalah kurang kondusif dan efektif ketika
pelaksanaan proses pembelajaran serta kegiatan pembelajaran
berpsusat pada guru. Tujuan dari PTK adalah untuk meningkatkan dan
memperbaiki praktik pembelajaran disekolah. Peningkatan ini perlu
dilakukan secara terus menerus mengingat pemahaman masyarakat
tentang pendidikan berkembang dengan cepat (Basrowi: 2008: 52)
2. Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti oleh peneliti yaitu siswa kelas III MIN 9
Boyolali yang berjumlah 17 siswa yang terdiri dari 11 laki-laki dan 6
perempuan. Penelitian ini dilakukan dengan 2 siklus yaitu siklus I dan
dilanjutkan siklus II yang disesuaikan dengan situasi pembelajaran
12 3. Langkah-langkah Penelitian
Gambar 1.1 : Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2006 :20)
Model atau desain yang digunakan dalam penelitian tindakan
kelas yaitu dengan model Kemmis & McTaggart. Dimana salah satu
siklus terdiri dari perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi
(observing) dan refleksi (reflection). Secara rinci prosedur pelaksanaan
PTK ini sebagai berikut :
Perencanaan (planning) adalah sebuah rancangan sebelum
dilakukannya suatu kegiatan. Tahapan perencanaan berisi apa saja
rancangan kegiatan maupun keperluan yang dibutuhkan oleh peneliti
13
Tindakan (Acting) adalah suatu kegiatan yang akan dilakukan
ketika penelitian sedang berlangsung. Tahap tindakan berisi guru
melaksanakan pembelajaran yang mengacu pada RPP yang telah
dibuat.
Observasi (Observing) merupakan kegiatan yang dilakukan
peneliti dengan guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran.
Peneliti bertindak sebagai pengamat. Dalam tahap observasi peneliti
mempersiapkan sebuah lembar observasi yang berisi tentang apa saja
kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa. Lembar observasi ini
digunakan untuk mengetahui jalannya suatu pembelajaran.
Refleksi (Reflecting) merupakan kegiatan merefleksi pembelajaran
yang dilakukan oleh guru. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan dan
mengidentifikasi data yang diperoleh. Kemudian guru melakukan
evaluasi ketika proses pembelajaran berlangsung.
4. Teknik Pengumpulan Data a. Metode Tes
Tes merupakan sebuah alat pengukur data yang penting dalam
suatu penelitian. Karena tes dalam penelitian ini akan dijadikan
sebagai acuan pedoman penilaian setelah pembelajaran
berlangsung. Peneliti mempersiapkan soal-soal tes yang diberikan
setelah siswa melakukan pembelajaran. Tes dilakukan untuk
14 b. Metode Observasi
Observasi merupakan proses pengambilan data dalam
penelitian ketika peneliti melihat situasi dalam sebuah penelitian.
Observasi digunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan
kondisi maupun interaksi belajar mengajar, tingkah laku, dan
interaksi kelompok (Hamzah, 2012: 90). Peneliti melakukan
observasi dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan
mengenai pelaksanaan pembelajaran dikelas. Observasi dilakukan
dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan.
Lembar observasi tersebut dibagi menjadi dua yaitu lembar
observasi guru dan lembar observasi siswa pada tiap siklus.
Lembar observasi digunakan untuk mencatat hal-hal yang terjadi
selama proses pembelajaran berlangsung.
c. Metode Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengetahui hasil belajar dan
foto pada saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan
metode Student Teams Achievement Division (STAD) dan Media
Pop-Up book.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
15 a. Lembar Soal Tes
Lembar soal tes ini digunakan untuk mengetahui hasil
belajar siswa setelah melakukan proses pembelajaran dengan guru.
Dari hasil soal tes tersebut maka dapat kita ketahui sejauh mana
pembelajaran tersebut telah berhasil. Untuk mengukur hasil belajar
siswa peneliti menggunakan soal tes fomatif yang dibuat sesuai
dengan metode pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan
siswa.
b. Lembar Observasi
Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui
perkembangan penelitian serta berbagai pedoman untuk
melakukan pengamatan dikelas. Lembar observasi berupa checklist
tentang aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru bersama
siswa.
6. Analisis Data
Analisis data merupakan proses memilih, memilah,
menggolongkan data untuk menjawab dua permasalahan pokok yaitu :
tema apa yang ditemukan pada data ini dan seberapa jauh data-data ini
dapat menyokong tema tersebut (Basrowi, 2008:131).
Dalam penelitian ini, peneliti menganalisa data dengan menyusun
dan mengolah data yang terkumpul melalui hasl tes dan lembar
16
Teknik analisis data yang digunakan adalah data kualitatif dan
kuantitatif. Kedua analisis data tersebut digunakan untuk
menggambarkan data dengan menggunakan angka-angka kemudian
dijelaskan melalui kalimat secara rinci dan jelas. Teknik analisis data
dalam penelitian ini untuk mengetahui hasil belajar matematika kelas
III MIN 9 Boyolali dengan cara memberikan soal kuis dan tes
formatifdalam setiap siklusnya. Analisis data kualitatif digunakan
untuk mengetahui hasil belajar sebelum dan sesudah menggunakan
metode pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)
dan media Pop-up book yaitu pada pra siklus, siklus I, siklus II dan
siklus selanjutnya sampai mencapai target KKM yang ditentukan.Data
disajikan dalam bentuk tabbel yang mudah dipahami secara
keseluruhan. Untuk menghitung data-data tersebut berupa angka dari
hasil tes formatif peneliti akan menggunakan rumus statistika ukuran
rata-rata kelas. Rata-rata kelas dapat dihitung melalui rumus
(Arikunto, 2010: 271).
X=
Keterangan :
X = Nilai rata-rata siswa
17
N = Jumlah Siswa
Untuk mencari persentase tiap-tiap kegiatan dengan
menggunakan rumus persentase (Sugiono, 2010: 43).
P =
Keterangan :
P= Jumlah nilai siswa dalam persen
F= Jumlah nilai siswa
N= Jumlah seluruh siswa
Pengukuran dalam rangka menilai keberhasilan belajar siswa
pada umumnya menggunakan ukuran-ukuran yang bersifat kuantitatif
berupa angka-angka. Angka-angka itu kemudian dianalisis
menggunakan strategi statistik kemudian dijelaskan secara kualitatif.
H. Sistematika Penulisan
Dalam rangka untuk mempermudah para pembeaca dalam mengikuti
uraian penyajian data penelitian ini, maka penulis akan memaparkan
sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini penulis sajikan mengenai latar belakang masalah, rumusan
18
indikator keberhasilan, definisi operasional, metode penelitian,
langkah-langkah penelitian, analisis data, dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab ini, penulis sampaikan mengenai kajian teori dan kajian
pustaka dari tiap-tiap variabel penelitian.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
Bab ini penulis sajikan profil madrasah yang meliputi : Gambaran
umum MIN 9 Boyolali selain itu berisi pra siklus, deskripsi pelaksanaan
siklus I dan deskripsi pelaksanaan siklus II
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini disajikan deskripsi siklus yang memuat dari hasil
pengamatan refleksi keberhasilan dan kegagalan serta pembahasan hasil tiap
siklus.
BAB V PENUTUP
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Kajian Teori1. Kajian Materi Penelitian a. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika dilakukan pada setiap jenjang
pendidikan terutama pada tingkat sekolah dasar. Matematika
mempunyai peranan besar pada kehidupan. Mulai dari yang sederhana
sampai yang kompleks dan mulai dari yang abstrak sampai yang
konkrit dalam pemecahan masalah. Matematika sendiri memiliki objek
dasar yang abstrak. Menurut Soejadi keabstrakan matematika karena
objek dasarnya abstrak yaitu fakta, konsep, operasi dan prinsip
(Syekhnur, 2017: 118). Setiap fakta, konsep, operasi dan prinsip dalam
matematika dapat dimengerti secara sempurna apabila kita
menanamkan kepada siswa bentuk-bentuk yang konkrit.
Al-Qur’an sudah menyatakan bahwa segala sesuatu diciptakan
secara matematis. Seperti pada firman Allah SWT dalam Al-Qur’an
yaitu :
ٍء ْىَش َّلُك اًنِا
ٍرَدَقِب ُهَنْقَلَخ
20
Maka dapat diambil kesimpulan bahwa setiap yang ada dialam
ini ada ukurannya, ada hitung-hitungannya, ada rumusnya atau ada
persamaannya.
Pembelajaran matematika merupakan proses pemberian
pengalaman belajar kepada siswa melalui serangkaian kegiatan yang
terencana sehingga siswa memperoleh pengetahuan tentang
matematika yang dipelajari, cerdas, terampil, mampu memahami
dengan baik bahan yang diajarkan. Dalam pembelajaran matematika
keberhasilan suatu pembelajaran dipengaruhi adanya penggunaan
metode dan media yang sesuai.
b. Materi Bangun Datar
Bangun datar merupakan salah satu pokok bahasan yang sangat
penting ketika kita akan mempelajari geometri, maupun
penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Bangun datar suatu
bangun geometri yang berbentuk rata atau berbentuk dua dimensi yang
memiliki ukuran panjang dan lebar tetapi tidak mempunyai tinggi dan
tebal. Macam-macam bangun datar banyak macamnya, namun yang
akan dibahas disini hanya bangun datar persegi dan persegi panjang.
Setiap bangun datar memiliki ukuran, maka untuk pengukuran persegi
21 c. Persegi
Persegi adalah bangun datar yang memiliki keempat sisi yang
sama panjang dan keempat sudutnya berbentuk sudut siku-siku.
Perhatikan gambar persegi ABCD berikut.
Gambar 2.1 Persegi
1) Keliling Persegi
Keliling bangun datar adalah penjumlahan sama panjang sisi-sisi
bangun datar tersebut. Keliling persegi ABCD sama dengan jumlah
panjang keempat sisi persegi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa keliling persegi ABCD = Panjang AB +
panjang BC + panjang CD + panjang DA. Maka rumus keliling
persegi = s + s+ s+ s
22 2) Luas Persegi
Luas adalah besaran yang menyatakan ukuran dua dimensi pada
satu bagian permukaan (Asthirena, 2017: 109). Luas persegi
merupakan hasil kali antara dua sisinya. Maka dapat disimpulkan
bahwa luas persegi rumusnya L = sisi x sisi.
d. Persegi Panjang
Persegi panjang adalah bangun datar yang disusun dari empat titik
yang segaris dan dihubungkan antara satu dengan yang lainnya serta
mempunyai dua pasang sisi berhadapan sejajar dan sama panjang.
Perhatikan gambar persegi panjang ABCD berikut
Gambar 2.2 Persegi Panjang
1) Keliling Persegi Panjang
Keliling bangun datar adalah penjumlahan sama panjang
23
disebut panjang, sedangkan sisi pendek disebut lebar. Jadi panjang
AB = panjang CD (sisi panjang). Panjang CD = AD.
2) Luas Persegi Panjang
Luas adalah besaran yang menyatakan ukuran dua dimensi
pada suatu bagian permukaan. Karena persegi panjang memiliki
sisi panjang dan sisi pendek maka luas persegi panjang adalah
hasil kali antara panjang dan lebar sisinya. Rumus luas persegi
panjang= panjang x lebar= pxl
B.
Kajian Teori1. Pengertian Hasil Belajar
Sebelum membicarakan hasil belajar terlebih dahulu akan
dikemukakan apa yang dimaksud dengan belajar. Para pakar pendidikan
mengemukakan pengertian yang berbeda antara satu dengan yang lain.
Namun pada dasarnya memiliki makna yang sama. Belajar merupakan
tahapan perubahan perilaku individu yang relatif menetap sebagai hasil
pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan disekitar dan latihan yang
diperkuatnya (Kastolani, 2014: 56).
Belajar adalah usaha proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan. Perubahan yang secara sengaja dan tertuju
24
yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan
lingkungannya ( Pupuh, 2011 : 5).
Belajar hakikatnya adalah suatu proses yang ditandai dengan
adanya perubahan pada diri seseorang baik berupa pengetahuan,
pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan, keterampilan dan
kemampuan, serta perubahan aspek-aspek yang lain ada pada individu
yang belajar (Trianto, 2010: 9).
Dari beberapa pengertian belajar diatas dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja
dalam keadaan sadar untuk memperoleh konsep, pemahaman atau
pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang akan terjadi
perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berfikir maupun
bertindak.
Kemudian dari beberapa uraian konsep belajar diatas dapat kita
maknai apa itu hasil belajar. Hasil belajar adalah perubahan perilaku
secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan
saja artinya hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh pakar pendidikan
sebagaimana tersebut tidak terlihat secara terpisah melainkan
komprehensif (Agus Suprijono, 2011:7).
Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
25
belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar (Ahmad, 2013: 5).
Hasil belajar sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh
seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Karena belajar itu
sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk
memperoleh suatu bentuk perilaku yang relatif menetap.
Dari sisi guru, tindakan mengajar diakhiri dengan adanya evaluasi.
Sedangkan dari sisi siswa merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak
proses pembelajaran. Hasil belajar siswa merupakan hasil dari suatu
proses yang didalamnya terlibat sejumlah faktor yang saling
mempengaruhinya.
Berdasarkan pengertian hasil belajar dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar adalah suatu perubahan perilaku siswa baik secara afektif,
kognitif maupun psikomotorik setelah siswa mengalami pembelajaran.
Hasl belajar dapat diketahui setelah siswa melaksanakan sebuah proses
untuk memperoleh konsep, pemahaman maupun ilmu pengetahuan yang
baru didapat oleh siswa. Hasil belajar dapat dilihat setelah siswa
melakukan kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data
pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan
26
hasil belajar itu sendiri. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar (Syaiful, 2011 : 175) sebagai berikut :
a. Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang berasal dari individu yang sedang
belajar. Faktor intern meliputi :
1) Faktor Jasmaniah
Keadaan jasmani pada umumnya dapat melatarbelakangi
keberhasilan pembelajaran. Karena ketika keadaan jasmani
seseorang dalam keadaan segar maka akan dapat mudah menerima
proses pembelajaran. Namun sebaliknya ketika keadaan jasmani
kurang segar maka akan berdampak pula pada proses dan hasil
belajar siswa.
a) Faktor psikologi merupakan faktor yang dapat menentukan
keadaan belajar anak. Faktor psikologi meliputi :
(1) Intelegensi
Intelegensi merupakan suatu kecakapan yang
terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk
menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang
baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/
menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara
efektif serta mengetahui dan mempelajarinya secara
27
sebagai kemampuan psiko-fisik untuk menyesuaikan
diri pada lingkungan dengan tepat.
(2) Perhatian
Perhatian bersifat sementara dan belum tentu diikuti
perasaan senang. Tetapi perhatian sangat berpengaruh pada
hasil belajar siswa. Untuk mendapatkan hasil belajar yang
baik maka siswa perlu memperhatikan bahan pelajaran
yang sedang dipelajarinya.
(3) Minat
Minat merupakan kecenderungan atau kegairahan siswa
dalam belajar. Minat dapat mempengaruhi hasil belajar.
Misalnya siswa memiliki yang menaruh minat besar pada
suatu pelajaran akan cenderung lebih bersemangat
mengikuti pelajaran tersebut dan akhirnya akan
mendapatkan hasil belajar yang diinginkan.
(4) Bakat
Bakat merupakan kemampuan potensi seseorang untuk
mencapai kebrhasilan di masa yang akan datang. Bakat
baru akan terlihat ketika siswa sudah belajar. Dengan
demikian sebelumnya setiap orang mempunyai bakat dalam
arti akan mendapatkan hasil belajar sesuai dengan kapasitas
28 (5) Faktor kelelahan
Faktor kelelahan juga menjadi faktor yang dapat
menentukan hasil belajar seseorang. Faktor kelelahan pada
seseorang dibagi menjadi dua yaitu kelelahan jasmani dan
kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lunglainya
tubuh dan seorang siswa tersebut cenderung membaringkan
tubuh atau mudah tertidur.
Kelelahan rohani dapat dilihat dari adanya kebosanan
dan kelesuan, sehingga minat dan dorongan untuk
menghasilkan belajar yang baik dapat hilang.
b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar individu belajar.
Misalnya keluarga, faktor sekolah dan masyarakat (Slameto, 2010 :
54).
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, peneliti
menggunakan faktor ekstern berupa penggunaan metode Student Teams
Achievement Division (STAD) dan media Pop-up Book. Pelaksaan jenis
metode belajar dan media ini menuntut keterlibatan siswa secara aktif dalam
29 2. Penilaian Hasil Belajar
a. Pengertian Penilaian
Dalam sebuah jenjang pendidikan selain merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran perlu adanya penilaian karena
dengan penilaian kita dapat mengetahui sejauh mana perkembangan
siswa dalam belajar.
Penilaian adalah proses untuk mengambil keputusan dengan
menggunakan informasi dari hasil belajar baik tes maupun nontes
(Jumanta, 2016: 190).
Penilaian merupakan suatu prosedur sistematis dan mencakup
kegiatan mengumpulkan, menganalisis, serta menginterpretasikan
informasi yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan tentang
karakteristik seseorang atau objek untuk menentukan seberapa jauh
mereka mencapai tujuan pembelajaran (Kusaeri, 2012: 16).
Sedangkan penilaian hasil belajar adalah proses untuk
mengumpulkan informasi melalui proses pengukuran dan non
pengukuran yang dapat dipergunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan tentang siswa, perbaikan program dan perbaikan proses
pembelajaran.
30
b. Tujuan Penilaian Hasil Belajar
Tujuan penilaian hasil belajar adalah sebagai berikut (Jumanta, 2016
:190)
1) Mengetahui peringkat pencapaian kompetensi siswa sebagai
hasil dari proses pembelajaran.
2) Mengetahui efektivitas proses-proses pembelajaran
3) Mengetahui ketepatan dan efektivitas program pembelajaran
4) Mengetahui ketepatan teknik, bentuk dan kualitas instrument
penilaian yang digunakan.
c. Domain Penilaian
Penilaian didasarkan atas aspek utama, yaitu aspek kognitif,
aspek afektif dan aspek psikomotorik (Ratnawulan, 2015 : 59).
1) Aspek Kognitif adalah aspek psikologis yang berhubungan
dengan pengetahuan. Aspek ini meliputi enam jenjang yaitu
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan
evaluasi.
2) Aspek Afektif adalah aspek psikologis yang berhubungan
dengan perasaan, sikap dan penghayatan terhadap nilai-nilai.
Aspek ini meliputi lima jenjang yaitu menerima, menanggapi,
menilai, mengorganisasi, dan mempribadikan.
3) Aspek Psikomotorik adalah aspek psikologis yang
31
secara sistematis. Aspek ini meliputi enam jenjang yaitu
persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa,
gerakan yang kompleks dan kreativitas.
Setiap mata pelajaran meliputi ketiga aspek tersebut, namun
penempatannya selalu berbeda. Ketika mata pelajaran yang berbau
praktek maka akan lebih menekankan pada aspek psikomotorik.
Sedangkan ketika mata pelajaran yang menekankan pemahaman
konsep maka mengarah pada aspek kognitif. Kemudian suatu hal yang
meliputi watak perilaku seperti sikap, minat, dan konsep diri maka hal
tersebut masuk dalam aspek afektif.
d. Jenis Penilaian
Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, penilaian hasil belajar
terdapat jenis dan sistemnya yaitu sebagai berikut (Djamarah, 2006 :
106) namun penelitian ini hanya menggunakan satu penilaian yaitu
penilaian formatif. Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau
beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh
gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut.
Hasil dari penilaian ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses
32
3. Metode Student Teams Achievement Division (STAD) a. Definisi Student Teams Achievement Division (STAD)
Metode pembelajaran Student Teams Achievement Division
(STAD) merupakan salah satu dari metode yang menggunakan
kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5
orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan
pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok dan
penghargaan kelompok (Trianto, 2009: 68). Metode ini
dikembangkan oleh Robert Slavin dengan menekankan adanya
aktifitas dan interaksi diantara para siswa untuk saling membantu
dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang
maksimal. Metode ini merupakan salah satu pembelajaran kooperatif
yang paling sederhana dan merupakan model paling baik untuk
permulaan bagi guru yang akan menggunakan pembelajaran
kooperatif. Disamping itu, metode ini mudah diadaptasi dalam bidang
studi disekolah (Jumanta, 2016: 124).
Jadi metode Student Teams Achievement Division (STAD)
adalah suatu metode belajar yang kegiatannya berpusat pada siswa
dalam satu kelompok yang berisi 4-5 orang yang didalamnya terdapat
komponen utama yang telah ditentukan yaitu menyampaikan tujuan
pembelajaran dan memotivasi siswa, menyajikan informasi,
33
membimbing kelompok bekerja dan belajar, mengadakan evaluasi
serta memberikan penghargaan.
Gagasan utama metode STAD adalah memacu siswa agar
saling mendorong dan membantu satu sama lain dalam menguasai
kemampuan yang diajarkan oleh guru (Kastolani, 2014: 167). Jika
para siswa ingin agar timnya mendapatkan penghargaan tim, mereka
harus membantu teman satu timnya untuk mempelajari materinya.
Mereka harus mendukung satu timnya untuk bisa melakukan yang
terbaik, menunjukkan norma bahwa belajar itu penting, berharga dan
menyenangkan. Tata laksana nya cukup mudah, tetapi guru perlu
melakukan beberapa persiapan khusus sebelum melaksanakan
pembelajaran antara lain sebagai berikut :
1) Guru menyampaikan materi pembelajaran yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2) Guru membentuk kelompok berdasarkan ragam kemampuan,
jenis kelamin, suku bangsa dan memiliki kemampuan yang
berbeda-beda.
3) Guru mengarahkan masing-masing kelompok untuk berdiskusi
materi yang diajarkan dan masing-masing siswa harus mampu
menguasai materi tersebut.
34
5) Memberikan nilai dari soal kuis yang telah dikerjakan
kemudian semua nilai dijumlah untuk mendapatkan nilai
kelompok.
6) Menyiapkan reward untuk kelompok yang mencapai nilai
peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor
kuis berikutnya.
b. Karakteristik metode Student Teams Achievement Division (STAD)
Menurut Arends (Jumanta, 2014: 115) karakteristik STAD sebagai
berikut :
1) Tujuan kognitif : Informasi akademik sederhana.
2) Tujuan Sosial : kerja kelompok dan kerjasama.
3) Struktur tim : kelompok belajar heterogen 4-5 orang anggota
4) Pemilihan topic pelajaran : biasanya oleh guru.
5) Tugas utama : siswa dapat menggunakan lembar kegiatan dan
saling membantu untuk menuntaskan materi belajarnya.
c. Langkah-langkah Pembelajaran dengan metode Student Teams Achievement Division (STAD)
1) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan
empat orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, suku
35
2) Guru memberikan materi pembelajaran.
3) Siswa-siswi didalam kelompok itu memastikan bahwa semua
anggota kelompok menguasai pelajaran tersebut.
4) Semua siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi
tersebut dan mereka tidak boleh membantu satu sama lain.
5) Nilai-nilai hasil kuis siswa diperbandingkan dengan nilai
rata-rata mereka sendiri sebelumnya .
6) Nilai-nilai itu dijumlah untuk mendapatkan nilai kelompok.
7) Guru memberi penghargaan bagi kelompok yang mampu
mencapai kriteria tertentu.
d. Kelebihan Metode Student Teams Achievement Division (STAD)
1) Siswa bekerja sama dalam pencapaian tujuan dengan menjunjung
tinggi norma-norma kelompok.
2) Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil
bersama.
3) Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan
keberhasilan kelompok.
4) Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan
meraka dalam berpendapat.
5) Meningkatkan kecakapan individu.
36
7) Tidak bersifat kompetitif.
8) Tidak memiliki rasa dendam.
e. Kekurangan metode Student Teams Achievement Division (STAD)
1) Kontribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang.
2) Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena
peran anggota yang pandai lebih dominan.
3) Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit
mencapai target kurikulum.
4) Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada
umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif.
5) Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua
guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif.
6) Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja
sama.
4. Media Pop-Up Book
a. Pengertian Media Belajar
Media berasal dari kata bahasa latin medius yang merupakan
bentuk jamak dari medium. Sedangkan secara harfiah media berarti
perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan
(Kastolani,2014: 221). Pada dunia pendidikan media telah menjadi
bagian tak terpisahkan untuk memudahkan serta mewujudkan
37
diharapkan mampu menggunakan metode dan media untuk
menciptakan suasana pembelajaran efektif, kreatif dan menyenangkan.
Penggunaan media sebagai metode pembelajaran yang
memungkinkan siswa mengatur kecepatan belajar, banyaknya
pelajaran dan urutan pelajaran menjadi efektif dalam sebuah proses
pembelajaran. Media belajar disesuaikan dengan karakteristik siswa
sekolah dasar yang memasuki tahap operasional konkrit, dimana siswa
melihat sesuatu berdasarkan objek nyata.
b. Media Pop-Up Book
Pop-Up Book merupakan jenis buku atau kartu yang didalamnya
terdapat lipatan gambar yang dipotong dan muncul membentuk lapisan
tiga dimensi (Febrianto, 2014: 148). Media Pop-Up Book merupakan
seni kertas yang membentuk struktur tiga dimensi pada saat dibuka
dan struktur dua dimensi ketika ditutup (Lizuka, 2013).
Jadi Pop-Up Book merupakan sebuah buku yang menampilkan
halaman-halaman membentuk tiga dimensi yang dapat bergerak dan
muncul sehingga menimbulkan kejutan bagi siswa yang melihatnya.
Pop-Up book dapat digunakan sebagai alternatif media pembelajaran
yang mampu membangkitkan imajinasi siswa.
Selain itu, media ini mudah dibuat dan praktis dibawa
38
pembelajaran terutama pembelajaran matematika pada materi bangun
datar.
c. Kelebihan Media Pop-Up Book
1) Menarik perhatian siswa dalam belajar
2) Membantu anak memahami materi pelajaran yang disampaikan
oleh guru.
3) Praktis dan mudah dibawa kemana-mana.
4) Memberikan kejutan-kejutan dalam setiap halamannya.
d. Kekurangan Media Pop-Up Book
1) Proses pembuatan yang rumit
2) Memakan waktu lama dalam pembuatannya
3) Harga bahan-bahan dan proses pembuatan cukup mahal
5. Peningkatan hasil belajar matematika materi bangun datar melalui metode Student Teams Achievement Division (STAD) dan media Pop-Up Book.
Metode ini merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana dan merupakan model paling baik untuk permulaan bagi guru
yang akan menggunakan pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar
dan bekerja dalam kelompok-kelompok heterogen dan bervariasi dalam
39
Jenis metode Student Teams Achievement Division (STAD) adalah
metode belajar yang mengutamakan keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran tersebut melibatkan
siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat berfikir kritis,
berlatih menganalisis masalah, serta berlatih memecahkan masalah.
Media Pop-Up Book adalah salah satu media belajar yang dapat
digunakan pada saat pembelajaran. Pop-Up book adalah bentuk menarik
dari seni kertas yang membentuk seni tiga dimensi saat dibuka dan
struktur dua dimensi ketika ditutup (Meillia, 2017 : 108). Media Pop-Up
book merupakan media belajar berbentuk tiga dimensi yang dapat
bergerak dan muncul sehingga dapat memberikan kejutan bagi siswa
ketika membuka setiap halamannya. Pop-Up Book identik dengan
anak-anak dan mainan. namun media ini diyakini dapat menjadi media
pembelajaran yang baik. Karena dapat membantu memudahkan dan
membuat menarik materi yang akan disampaikan oleh guru kepada siswa
sehingga dapat memotivasi belajarnya dan mengefisienkan proses
pembelajaran.
Penggunaan media Pop-Up Book pada pembelajaran matematika
materi bangun datar dapat membantu pemahaman siswa. Karena Pop-Up
Book dapat menghadirkan kesan konkrit dalam pembelajaran. Jadi siswa
bukan hanya sekedar melihat gambar yang mereka lihat tetapi juga dapat
40
Maka dengan adanya metode Student Teams Achievement Division
(STAD) dan media Pop-Up Book ini guru dapat menggunakannya dalam
pembelajaran matematika materi bangun datar, disini siswa dapat terlibat
proses pembelajaran, keterampilan berhitung, membentuk sikap logis.
kritis, cermat, kreatif dan disiplin, berlatih menganalisis masalah,berlatih
memecahkan masalah yang berkaitan dengan matematika, selain itu dapat
meningkatkan pembelajaran matematika hasil belajar siswa terutama
dalam materi bangun datar .Karena penggunaan media dapat menarik
perhatian siswa dan siswa dapat melihat suatu objek secara konkrit.
Selain itu, penggunaan guru dalam menerapkan metode Student
Teams Achievement Division (STAD) dapat membantu siswa yang pasif
ketika pembelajaran berlangsung menjadi aktif karena dengan metode ini
siswa berkelompok kecil 4-5 orang yang akan belajar bersama untuk
dapat bertanya kepada anggota kelompok materi yang belum dipahami.
Setelah sebelumnya mereka diberikan materi secara garis besar oleh guru.
Kemudian setelah mereka saling berinteraksi belajar bersama tentang
materi tersebut siswa diberikan soal kuis yang dikerjakan secara
individual untuk mengetahui pencapaian materi yang sudah mereka
41
C.
Kajian PustakaPenelitian terdahulu dibutuhkan untuk memperjelas, menegaskan,
melihat kelebihan dan kelemahan berbagai teori yang digunakan penulis lain
dalam penelitian atau pembahasan masalah yang serupa. Selain itu penelitian
terdahulu perlu disebutkan dalam sebuah penelitian terdahulu perlu
disebutkan dalam sebuah penelitian untuk mempermudah pembaca melihat
dan membandingkan perbedaan teori yang digunakan dari perbedaan hasil
kesimpulan oleh penulis dengan peneliti yang lain dalam melakukan
pembahasan tema yang hampir serupa. Berikut ini penelitian yang mempunyai
topik atau tema yang hampir serupa dengan skripsi ini
1. Skripsi yang ditulis oleh Abdul Wahid, Jurusan Pendidikan Agama
Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam
Negeri Salatiga Tahun 2017 dengan judul “Peningkatan prestasi
belajar materi tatacara sholat sunnah melalui pendekatan
kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) pada
siswa kelas VII A MTs Al-Bidayah. Persamaan skripsi ini dengan
skripsi yang penulis teliti yaitu terletak pada metode penelitiannya
yang sama-sama menggunakan metode penelitian tindakan kelas,
sedangkan perbedaannya terletak pada materi pembelajarannya
42
2. Skripsi yang ditulis oleh Umi Salamah, Jurusan Tadris
Matematika, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri
Syekh Nurjati Cirebon Tahun 2013 dengan judul “Pengaruh
penggunaan model kooperatif STAD (Student Teams Achievement
Division) terhadap komunikasi matematika siswa. Persamaan
skripsi ini dengan skripsi yang penulis teliti yaitu terletak pada
model kooperatif STAD (Student Teams Achievement Division),
sedangkan perbedaannya terletak pada metode penelitiannya
skripsi ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. sedangkan
penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas.
3. Skripsi yang ditulis oleh Siti Juwariyah, Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri
Walisongo Semarang Tahun 2015 dengan judul “Peningkatan hasil
belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student
Teams Achievement Division) pada pokok bahasan perjuangan
dakwah nabi Muhammad SAW pada siswa kelas VII di MTs
Yasinta Salatiga. Persamaan skripsi ini dengan skripsi penulis
adalah sama-sama menggunakan metode penelitian tindakan kelas
dan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams
Achievement Division). Sedangkan perbedaan terletak pada materi
43
Berdasarkan ketiga penelitian diatas, posisi penelitian ini
menggunakan penelitian tindakan kelas. Tetapi ketiga penelitian diatas tidak
menggunakan media belajar untuk menunjang keberhasilan belajar siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penggabungan metode dan
media untuk meningkatkan hasil belajar dengan judul peningkatan hasil
belajar matematika materi bangun datar melalui metode Student Teams
Achievement Division (STAD) dan media Pop-Up Book pada siswa kelas III
44
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subyek Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Nama Madrasah :MIN 9 Boyolali
Alamat :Kedokan, Jl. Karanggede-Gemolong Km 7,
Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali
Visi Madrasah :
Terwujudnya MIN 9 Boyolali sebagai lembaga yang populer, unggul dan
islami
Misi Madrasah :
a. Mewujudkan siswa yang berilmu, trampil, cerdas, berguna bagi
bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Agama
Islam.
b. Mengembangkan kepribadian siswa dalam mengaplikasikan
nilai-nilai Agama Islam pada kehidupan di madrasah, keluarga, dan
45 2. Data Guru MIN 9 Boyolali
Tabel 3.1
Data Guru dan Karyawan MIN 9 Boyolali
No Nama Guru Jenjang
3. Nurlaela Khodriyah, S.Pd
3. Karakteristik Siswa Kelas III
Tabel 3.2
Data Siswa Kelas III MIN 9 Boyolali
46
11. Erlinda Sasi Kirana P
12. Galuh Restu Oktaviani P
13. M. Labib Fadly Aufa L
14. M. Zam Haq Utomo L
15. Praditya Arya Putra L
16. Tiara Sofi Nafisha P
17. Gilang Tegar Bangkit Prasetya L
4. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran matematika materi
bangun datar pada semester II tahun ajaran 2017/2018. Penelitian ini
dilaksanakan beberapa siklus. Penelitian ini menggunakan pembelajaran
pada mata pelajaran yang disesuaikan dengan jadwal pelajaran di kelas III
MIN 9 Boyolali.
5. Waktu pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan menurut prosedur yang telah dirancang
oleh guru dan peneliti, yaitu penelitian bertahap dengan siklus sebagai
akhir tahapnya. Baik dari siklus pertama dan kedua. Penelitian ini
dilakukan mulai tanggal 7 april 2018 sampai dengan 11 mei 2018 di MIN
9 Boyolali. Sebelum pelaksanaan tiap siklus, dilakukan observasi awal
yaitu pada tanggal 7 april 2018.
B. Nilai Prasiklus
Berdasarkan hasil tes formatif pembelajaran prasiklus diperoleh hasil yang
47
KKM. Ketuntasan yang harus dicapai siswa yaitu 60. Hasil tes formatif
prasiklus dapat dilihat dari tabel 3 berikut :
Tabel 3.3
Data Hasil Belajar Siswa Prasiklus
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1. Firnanda Faris Pratama 40 Belum Tuntas
2. Kaila Shela Haya 50 Belum Tuntas
3. Riffi Nurridzati. J 70 Tuntas
4. M. Wahyu Saputra 30 Belum Tuntas
5. Faiz Nuzul Ramadhan 50 Belum Tuntas
6. Ihda Hikmaka Lia Nafisa 60 Tuntas
7. Restu Satrio Aji 60 Tuntas
8. Andika Digta Kurniawan 65 Tuntas
9. Bima Khasatrian 50 Belum Tuntas
10. Eka Siwi Mahfiroh 40 Belum Tuntas
11. Erlinda Sasi Kirana 55 Belum Tuntas
12. Galuh Restu Oktaviani 50 Belum Tuntas
13. M. Labib Fadly Aufa 40 Belum Tuntas
14. M. Zam Haq Utomo 50 Belum Tuntas
15. Praditya Arya Putra 30 Belum Tuntas
16. Tiara Sofi Nafisha 50 Belum Tuntas
17. Gilang Tegar Bangkit Prasetya 50 Belum Tuntas
48
Tabel 3.3 menunjukkan bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa
adalah 70 dan nilai terendah adalah 30. Nilai rata-rata yang dicapai adalah
49,41. Pada prasiklus jumlah siswa yang tuntas hanya 4 siswa dan yang belum
tuntas ada 13 siswa sedangkan presentase ketuntasan yaitu hanya 23,52 %.
Tidak tuntasnya siswa dalam hasil belajar tersebut adalah siswa
kurang memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru. Maka dari
penyebab tersebut untuk menumbuhkan semangat dan mempermudah siswa
untuk memahami materi bangun datar maka perlu dilakukan perbaikan
pembelajaran dengan menggunakan metode Student Teams Achievement
Division (STAD) dan media Pop-Up Book. Perbaikan pembelajaran tersebut
dilakukan melalui penelitian tindakan kelas dengan dua tahap. Pembelajaran
siklus I dan siklus II.
C. Deskripai Pelaksanaan Siklus I
Setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran dan menganalisa hasil
observasi yang dikaitkan dengan adanya hasil tes awal pembelajaran sebelum
PTK, maka siklus pertama perlu ditanggulangi dengan menggali persepsi awal
49
berlangsung. Materi yang dipelajari yaitu bangun datar keliling dan luas
persegi dan persegi panjang. Siklus pertama dilaksanakan pada hari Jum’at 20
april 2018 yang diikuti oleh 17 siswa yang terdiri dari empat tahap yaitu :
1. Tahap Perencanaan
Dari pelakasanaan pembelajaran prasiklus, hasil yang dicapai
siswa belum maksimal. Masih banyak siswa yang dibawah KKM.
Peneliti merencanakan perbaikan pembelajaran pada siklus I. Pada
tahap perencanaan peneliti menyusun perencanaan tindakan dimulai
dengan menentukan materi pembelajaran kelas III semester II yaitu :
a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan metode Student Teams Achievement Division
(STAD) dan media Pop-Up Book.
b) Mempersiapkan sarana dan media Pop-Up Book.
c) Mempersiapkan lembar observasi guru dan siswa yang akan
digunakan setiap pembelajaran.
d) Mempersiapkan materi tentang luas dan keliling bangun datar
persegi dan persegi panjang, soal tes fomatif yang diberikan
pada setiap siklus yang disusun oleh peneliti.
e) Pembentukan kelompok belajar berisi 4 orang masing-masing