• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR MELALUI METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION(STAD) DAN MEDIA POP-UP BOOK PADA SISWA KELAS III MI NEGERI 9 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendid

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR MELALUI METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION(STAD) DAN MEDIA POP-UP BOOK PADA SISWA KELAS III MI NEGERI 9 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendid"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR MELALUI METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION(STAD)

DAN MEDIA POP-UP BOOK

PADA SISWA KELAS III MI NEGERI 9 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh : Khasanah Lestari

NIM: 11514108

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERIBANGUN DATAR MELALUI METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION(STAD)

DAN MEDIA POP-UP BOOK

PADA SISWA KELAS III MI NEGERI 9 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh : Khasanah Lestari

NIM: 11514108

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

vii

MOTTO

“Pendidikan yang sesungguhnya akan melahirkan harapan

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Bismillahirohmanirrrohim. Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT

yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya dalam menyelesaikan karya ini.

Kupersembahkan karya ini kepada :

1. Kedua orang tua ku tercinta (Bapak Suharno dan Ibu Suciati) yang selalu

membimbingku, menasehatiku, memberikan do’a, kasih sayang, motivasi dan

material dalam kehidupanku.

2. Saudara-saudara ku tersayang (Intan, Satriyo dan Akbar) yang telah memberikan semangat dalam mengerjakan skripsi ini.

3. Ginanjar Adi Wibowo yang selalu menemani, memberi masukan berupa kritik dan saran yang membangun serta tak pernah lelah menyemangatiku.

4. Bapak dan ibukos orangtua kedua ku di salatiga.

5. Kos bahagia ( mba inna, mba erni dan dek zul) terimakasih atas saran, nasehat dan semangatnya.

6. Seluruh teman seperjuangan PGMI angkatan 2014 khususnya PGMI D yang telah memberikan dukungan dan semangat.

7. Teman-teman PPL MI Ma’arif Pulutan (Mita, Putri, Sofiatun, Amanah, Ima, Salis, Ela, dan Lilik).

8. Teman-teman KKN Kedungrejo Posko 70 (Zum, Sofiyah, Wahyu dan Naila). 9. Kepala Sekolah MIN 9 Boyolali yang telah mengizinkan melakukan

penelitian disekolah tersebut.

(9)

ix

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan nikmatNya. Shalawat serta salam semoga tetap

tercurah kepada junjungan nabi Muhammad SAW yang telah menuntun

manusia kepada jalan yang lurus untuk mencapai kebahagiaan dunia dan

akhirat.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai berkat motivasi,

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan banyak

terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd Ketua Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Peni Susapti, S.Si,. M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).

4. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan dan motivasi serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Sukron Ma’mun S.Hi., M.Hi selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang telah membantu penulis selama menuntut ilmu di IAIN Salatiga.

(11)
(12)

xii

ABSTRAK

Lestari, Khasanah. 2018. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Datar Melalui Metode Student Teams Achievement Division (STAD) dan Media Pop-Up Book Pada Siswa Kelas III MIN 9 Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dra. Siti Asdiqoh, M.Si

Kata Kunci : Hasil belajar matematika, Metode Student Teams Achievement Division (STAD) dan Media Pop-Up Book

Pendidikan dasar merupakan hal penting dalam perkembangan belajar anak mulai usia 6-12 tahun. Setiap jenjang pendidikan formal mempunyai kurikulum. Kurikulum SD/MI meliputi pembelajaran yang ditempuh mulai dari kelas I sampai kelas VI. Kurikulum matematika untuk pendidikan formal pada jenjang sekolah dasar hanya dipandang sebagai kumpulan keterampilan berhitung seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Akibatnya penguasaan dengan baik keterampilan tersebut dipandang hal yang memadai bagi siswa dalam belajar matematika.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika materi bangun datar melalui metode Student Teams Achievement Division (STAD) dan media Pop-Up Book pada siswa kelas III MIN 9 Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas III MIN 9 Boyolali dengan dua siklus.

(13)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 2

A. Latar Belakang Masalah ... 2

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

(14)

xiv

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 8

F. Definisi Operasional ... 9

G. Metode Penelitian ... 11

H. Sistematika Penulisan Skripsi ... 18

BAB II LANDASAN TEORI ... 20

A.Kajian Teori ... 20

B. Kajian Materi Penelitian ... 24

1. Pengertian Hasil Belajar ... 24

2. Peniliaian Hasil Belajar ... 30

3. Metode STAD ... 33

4. Media Pop-Up Book ... 37

C. Kajian Pustaka ... 42

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ... 45

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 45

B. Nilai Prasiklus ... 47

C.Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 49

D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59

A. Hasil Penelitian ... 59

1. Hasil Belajar dan Observasi Siklus I ... 59

2. Hasil Belajar dan Observasi Siklus II ... 65

(15)

xv

BAB IV PENUTUP ... 74

A. Kesimpulan ... 74

B. Saran 75

Daftar Pustaka 76

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Guru Dan Karyawan MIN 9 Boyolali ... 45

Tabel 3.2 Data Siswa Kelas III MIN 9 Boyolali ... 46

Tabel 3.3 Data Hasil Belajar Siswa Prasiklus ... 47

Tabel 4.1 Data Perolehan Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 59

Tabel 4.2 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 60

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Guru Siklus I ... 61

Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I ... 63

Tabel 4.5 Data Perolehan Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 65

Tabel 4.6 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 67

Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Guru Siklus II ... 68

Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II ... 69

Tabel 4.9 Hasil Tes Formatif ... 71

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Tugas Pembimbing

Lampiran 2 Lembar Bimbingan Skripsi

Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 4 Surat Keterangan Setelah Penelitian

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lampiran 6 Hasil Tes Formatif Siklus I dan Siklus II

Lampiran 7 Lembar Pengamatan Guru Siklus I

Lampiran 8 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I

Lampiran 9 Lembar Pengamatan Guru Siklus II

Lampiran 10 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II

Lampiran 11 Daftar Nama Kelompok Siswa

Lampiran 12 Dokumentasi

Lampiran 13 Daftar Nilai SKK

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dasar merupakan hal penting dalam perkembangan belajar

anak mulai dari usia 6-12 tahun. Pada fase ini seorang anak sudah dapat

merasakan rangsangan intelektual. Pendidikan pada hakikatnya merupakan

usaha sadar untuk pengembangan kepribadian yang berlangsung seumur

hidup baik di sekolah maupun madrasah (Tohirin, 2009:5). Pendidikan sangat

diperlukan oleh setiap individu sebagai bekal untuk menghadapi tantangan

masa depan yang semakin berkembang dan penuh persaingan.

Begitu pentingnya pendidikan, tidak terlepas dari kata belajar. Belajar

merupakan perubahan perilaku yang diakibatkan pengalaman (Martinis

Yamin: 2008:134). Seorang anak dapat dikatakan telah belajar apabila anak

mendapatkan pengalaman. Hal ini bisa dibuktikan dengan adanya anak dapat

melaksanakan tugas-tugas seperti membaca, menulis dan menghitung. Proses

belajar perlu diorganisasikan sekitar bahan yang penting artinya siswa harus

menjumpai kuncinya dan pembuktian yang diperlukan. Pemahaman yang

sepenuhnya dan yang sistematis mengenai suatu mata pelajaran dapat dicapai

setelah beberapa tahun mengalami pertumbuhan dan perkembangan mental

(20)

2

Setiap jenjang pendidikan formal mempunyai kurikulum. Begitu juga

pada pendidikan dasar. Kurikulum dalam suatu pendidikan dibentuk supaya

dapat mencapai tujuan yang akan dicapai. Kualitas bangsa dimasa yang akan

datang bergantung pada pendidikan yang dirasakan anak-anak pada saat ini,

terutama dalam pendidikan formal disekolah. Realitas apapun yang dicapai

sekolah, ditentukan kurikulum sekolahnya (S.Nasution, 2003:1). Jadi sebagai

pelaksana dalam kurikulum terutama guru harus bisa memahami dan

mengembangkan kurikulum secara inovatif dan inspiratif dalam suatu

pembelajaran.

Kurikulum SD/MI meliputi pembelajaran yang ditempuh dalam enam

tahun mulai dari kelas I sampai kelas VI. Salah satu pembelajaran yang akan

dilaksanakan oleh siswa sekolah dasar yaitu pembelajaran matematika.

Kurikulum matematika untuk pendidikan formal jenjang sekolah dasar hanya

dipandang sebagai kumpulan keterampilan berhitung seperti penjumlahan,

pengurangan, perkalian dan pembagian bilangan. Akibatnya, penguasaan

dengan baik keterampilan tersebut dipandang sebagai hal yang memadai bagi

siswa dalam belajar matematika khususnya untuk tingkat sekolah dasar.

Padahal jika diteliti, matematika mencakup keterampilan lebih luas dari

sekedar berhitung. (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, 2007: 170)

Matematika pada hakekatnya merupakan suatu cara berfikir serta

memuat ide-ide yang berkaitan. Matematika dapat dipandang sebagai suatu

(21)

3

harus dibangun dengan penekanan bukan pada memori atau hafalan

melainkan pada aspek penalaran atau intelegensi anak.

Sebagian siswa mengasumsikan bahwa matematika merupakan

pelajaran yang sulit. Padahal hampir semua unsur kehidupan berkaitan dengan

matematika. Jadi sedari dini siswa harus diajarkan betapa pentingnya

mempelajari matematika. Sebut saja ketika seorang pengrajin kayu akan

membuat jendela pastilah sebelumnya kita akan mengukur berapa

masing-masing sisi nya. Maka dari itu, guru haruslah pandai mengemas pembelajaran

matematika semenarik mungkin. Karena guru merupakan faktor penting

dalam keberhasilan suatu pembelajaran.

Situasi pembelajaran yang menyenangkan juga mendukung faktor

keberhasilan suatu pembelajaran. Adapun langkah-langkah yang dapat

diambil guru dalam mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran adalah

penggunaan metode. Guru harus mampu mengaplikasikan berbagai metode

dengan media belajar sehingga siswa bukan hanya duduk, melihat dan

mendengarkan penjelasan guru. Karena secara psikologis siswa sekolah dasar

masih melihat sesuatu berdasarkan objek nyata bukan abstrak. Maka seorang

guru harus mampu menjembatani dengan benda-benda yang konkrit. Selain

itu, dalam suatu pembelajaran siswa juga merupakan suatu subjek yang juga

memegang peran utama.

Ketika proses belajar mengajar berlangsung siswa dituntut

(22)

4

pelajaran (Hamruni 2012 : 44). Benyamin S.Bloom berpendapat bahwa

tingkat keberhasilan atau penguasaan itu dapat dicapai apabila pengajaran

yang diberikan secara klasikal bermutu baik. Serta berbagai tindakan korektif

terhadap siswa yang mengalami kesulitan dilakukan dengan tepat (Martinis

Yamin: 2008:220).

Keberhasilan suatu pembelajaran juga karena terjadi proses stimulus

dan respon. Artinya siswa menanggapi apa yang telah disampaikan oleh guru

dan menerapkannya dalam kehidupan mereka dengan baik. Selain itu, adanya

umpan balik antara siswa dengan guru. Umpan balik tersebut bisa kita lihat

ketika siswa mampu mengerjakan suatu soal yang diberikan oleh guru.

Berdasarkan diskusi peneliti dengan guru kelas III di MIN 9 Boyolali

mata pelajaran matematika kurang efektif dan kondusif dalam penyampaian

materi. Hal ini dapat diketahui dari rendahnya hasil belajar matematika materi

bangun datar yaitu hanya 4 siswa dari 17 siswa yang tuntas dengan persentase

ketuntasan 23.52%.

Sebagian siswa masih belum paham mengenai beberapa rumus

sehingga mereka kurang mengingat rumus-rumus matematika yang diajarkan

guru. Menghafal rumus yang dilakukan beberapa siswa mempengaruhi kurang

mengingatnya mereka. Seharusnya siswa tidak harus menghafal rumus-rumus

tersebut. Mereka harus memahami bagaimana rumus tersebut didapat serta

(23)

5

rumus-rumus tersebut dapat mereka ingat dan menunjang untuk menjawab

persoalan yang diberikan oleh guru.

Berbagai faktor yang menghambat hasil belajar yang terjadi maka

peneliti memberikan solusi tindakan berupa metode dan media yang inovatif

dan kreatif sehingga diharapkan mampu mencapai tujuan pembelajaran yang

diinginkan.

Metode Student Teams Achievement Division (STAD) dan media

Pop-Up Book diyakini dapat menyelesaikan rendahnya hasil belajar siswa, karena

metode belajar kooperatif ini siswa saling berinteraksi dengan kelompoknya

untuk keberhasilan belajar matematika. Kegiatan belajar berpusat pada siswa

lebih dominan karena berperan sebagai tutor sebaya untuk menjelaskan

kembali lagi materi yang sebelumnya telah diberikan oleh guru.

. Media belajar diyakini dapat membantu pembelajaran matematika di

MIN 9 Boyolali. Karena dengan media belajar dapat membangkitkan motivasi

belajar siswa serta merangsang kegiatan pembelajaran. Media Pop-Up Book

merupakan salah satu alternatif yang diyakini dapat membantu meningkatkan

hasil belajar matematika. Karena dapat membantu siswa untuk pemahaman

rumus-rumus yang belum mereka kuasai. Media Pop-Up Book mempunyai

bentuk menarik sehingga siswa dapat mengingat atau menerapkan rumus yang

telah mereka pelajari. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti melakukan

(24)

6

“PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN MEDIA POP-UP BOOK PADA SISWA KELAS III DI MIN 9 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 ”

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini rumusan masalah yang akan dibahas adalah apakah

penerapan metode Student Teams Achievement Division (STAD) dan media

Pop-Up Book dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi bangun

datar pada siswa kelas III MIN 9 Boyolali tahun pelajaran 2017/2018?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan

hasil belajar matematika materi bangun datar melalui metode Student Teams

Achievement Division (STAD) dan media Pop-Up Book pada siswa kelas III

MIN 9 Boyolali tahun pelajaran 2017/2018.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat secara teoritik dan praktis.

1. Secara Teoritik

a. Mengetahui hasil belajar matematika materi bangun datar melalui

metode Student Teams Achievement Division (STAD) dan media

Pop-up book.

b. Hasil penelitian ini kemudian dapat dijadikan sebagai bahan

(25)

7

c. Meningkatkan kualitas pembelajaran dikelas.

2. Secara Praktis

a. Dapat menciptakan suasana belajar yang berkesan dan

menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

b. Memperoleh sumbangan pemikiran dalam menentukan metode

belajar yang tepat.

c. Dapat meningkatkan mutu pembelajaran pada lembaga.

E. Hipotesis Tindakan Dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara

teoritis paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.

Pengertian hipotesis tindakan merupakan alternatif tindakan yang

dipandang paling tepat untuk dilakukan dalam rangka memcahkan

masalah yang diteliti. Hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

metode Student Teams Achievement Division (STAD) dan media Pop-up

book dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi bangun datar

pada siswa kelas III di MIN 9 Boyolali tahun pelajaran 2017/2018.

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan metode pembelajaran Student Teams Achievement Division

(STAD) dan media Pop-Up book dikatakan berhasil apabila indikator yang

ingin dicapai terlampaui. Indikator tersebut dapat dikatakan berhasil

(26)

8

yaitu 60 dan banyaknya siswa memperoleh nilai 60 ke atas minimal 85%.

Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai formatif tiap akhir siklus.

Kemudian apabila 85% dari jumlah siswa sudah mencapai KKM maka

penelitian ini akan dihentikan.

F. Definisi Operasional

Untuk memberikan gambaran yang jelas dan terarah tentang istilah dalam

judul skripsi ini, perlu dijelaskan beberapa istilah antara lain :

1. Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan

hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya hasil

pembelajaran yang dikategorisasi oleh pakar pendidikan sebagaimana

tersebut tidak terlihat secara terpisah melainkan komprehensif

(Suprijono, 2011:7). Matematika adalah ilmu hitung atau tentang

perhitungan angka untuk menghitung berbagai benda ataupun yang

lainnya (Jannah, 2011: 17). Jadi hasil belajar matematika adalah

perubahan tingkah laku seseorang secara keseluruhan setelah

seseorang tersebut mampu melakukan tindakan menghitung,

membandingkan, menaksir maupun mengukur suatu benda melalui

rumus-rumus yang telah mereka pelajari.

2. Metode Student Teams Achievement Division (STAD)

Metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik pembelajaran.

(27)

9

mengimplementasikan suatu metode secara spesifik (Kastolani, 2014:

97). Student Teams Achievement Division (STAD) tipe ini

dikembangkan oleh Slavin dengan menekankan adanya aktivitas dan

interaksi diantara para siswa untuk saling memotivasi dan saling

membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi

yang maksimal (Jumanta, 2016: 124). Jadi yang dimaksud metode

Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan sebuah cara

seorang guru melakukan sebuah pembelajaran dengan

mengintruksikan siswa untuk saling membantu dalam penguasaan

materi yang sebelumnya sudah diberikan kepada guru secara garis

besar setelah melakukan interaksi antar siswa guru memberikan soal

kuis dan dikerjakan oleh siswa secara individual.

3. Media Pop-Up Book

Media Pop-Up Book adalah salah satu media belajar yang dapat

digunakan pada saat pembelajaran. Pop-Up book adalah bentuk

menarik dari seni kertas yang membentuk seni tiga dimensi saat

dibuka dan struktur dua dimensi ketika ditutup (Meillia, 2017 : 108).

Media Pop-Up book merupakan media belajar berbentuk tiga dimensi

yang dapat bergerak dan muncul sehingga dapat memberikan kejutan

bagi siswa ketika membuka setiap halamannya.

Jadi yang dimaksud dengan judul skripsi ini adalah penggunaan

(28)

10

Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar

siswa terutama pada materi bangun datar. Karena penggunaan media

dapat menarik perhatian siswa dan siswa dapat melihat suatu objek

secara konkrit. Selain itu, penggunaan guru dalam menerapkan

metode Student Teams Achievement Division (STAD) dapat membantu

siswa yang pasif ketika pembelajaran berlangsung menjadi aktif

karena dengan metode ini siswa berkelompok kecil 4-5 orang yang

akan belajar bersama untuk dapat bertanya kepada anggota kelompok

materi yang belum dipahami. Setelah sebelumnya mereka diberikan

materi secara garis besar oleh guru. Kemudian setelah mereka saling

berinteraksi belajar bersama tentang materi tersebut siswa diberikan

soal kuis yang dikerjakan secara individual untuk mengetahui

pencapaian materi yang sudah mereka pelajari.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas.

Menurut Suyanto (1997:4). Penelitian Tindakan Kelas merupakan

suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan

tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan

praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih professional.

Sedangkan menurut MC Niff (1992:1) dalam bukunya yang berjudul

(29)

11

bentuk penilaian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri, yang

hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan

kurikulum, pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar

dan sebagainya.

Penelitian ini menggunakan PTK dengan pertimbangan adanya

permasalahan yang terjadi di kelas III MIN 9 Boyolali yaitu

rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Hal ini

diketahui dari hasil diskusi peneliti dengan guru kelas MIN 9 Boyolali

bahwa penyebabnya adalah kurang kondusif dan efektif ketika

pelaksanaan proses pembelajaran serta kegiatan pembelajaran

berpsusat pada guru. Tujuan dari PTK adalah untuk meningkatkan dan

memperbaiki praktik pembelajaran disekolah. Peningkatan ini perlu

dilakukan secara terus menerus mengingat pemahaman masyarakat

tentang pendidikan berkembang dengan cepat (Basrowi: 2008: 52)

2. Subjek Penelitian

Subjek yang diteliti oleh peneliti yaitu siswa kelas III MIN 9

Boyolali yang berjumlah 17 siswa yang terdiri dari 11 laki-laki dan 6

perempuan. Penelitian ini dilakukan dengan 2 siklus yaitu siklus I dan

dilanjutkan siklus II yang disesuaikan dengan situasi pembelajaran

(30)

12 3. Langkah-langkah Penelitian

Gambar 1.1 : Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2006 :20)

Model atau desain yang digunakan dalam penelitian tindakan

kelas yaitu dengan model Kemmis & McTaggart. Dimana salah satu

siklus terdiri dari perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi

(observing) dan refleksi (reflection). Secara rinci prosedur pelaksanaan

PTK ini sebagai berikut :

Perencanaan (planning) adalah sebuah rancangan sebelum

dilakukannya suatu kegiatan. Tahapan perencanaan berisi apa saja

rancangan kegiatan maupun keperluan yang dibutuhkan oleh peneliti

(31)

13

Tindakan (Acting) adalah suatu kegiatan yang akan dilakukan

ketika penelitian sedang berlangsung. Tahap tindakan berisi guru

melaksanakan pembelajaran yang mengacu pada RPP yang telah

dibuat.

Observasi (Observing) merupakan kegiatan yang dilakukan

peneliti dengan guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran.

Peneliti bertindak sebagai pengamat. Dalam tahap observasi peneliti

mempersiapkan sebuah lembar observasi yang berisi tentang apa saja

kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa. Lembar observasi ini

digunakan untuk mengetahui jalannya suatu pembelajaran.

Refleksi (Reflecting) merupakan kegiatan merefleksi pembelajaran

yang dilakukan oleh guru. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan dan

mengidentifikasi data yang diperoleh. Kemudian guru melakukan

evaluasi ketika proses pembelajaran berlangsung.

4. Teknik Pengumpulan Data a. Metode Tes

Tes merupakan sebuah alat pengukur data yang penting dalam

suatu penelitian. Karena tes dalam penelitian ini akan dijadikan

sebagai acuan pedoman penilaian setelah pembelajaran

berlangsung. Peneliti mempersiapkan soal-soal tes yang diberikan

setelah siswa melakukan pembelajaran. Tes dilakukan untuk

(32)

14 b. Metode Observasi

Observasi merupakan proses pengambilan data dalam

penelitian ketika peneliti melihat situasi dalam sebuah penelitian.

Observasi digunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan

kondisi maupun interaksi belajar mengajar, tingkah laku, dan

interaksi kelompok (Hamzah, 2012: 90). Peneliti melakukan

observasi dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan

mengenai pelaksanaan pembelajaran dikelas. Observasi dilakukan

dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan.

Lembar observasi tersebut dibagi menjadi dua yaitu lembar

observasi guru dan lembar observasi siswa pada tiap siklus.

Lembar observasi digunakan untuk mencatat hal-hal yang terjadi

selama proses pembelajaran berlangsung.

c. Metode Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengetahui hasil belajar dan

foto pada saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan

metode Student Teams Achievement Division (STAD) dan Media

Pop-Up book.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

(33)

15 a. Lembar Soal Tes

Lembar soal tes ini digunakan untuk mengetahui hasil

belajar siswa setelah melakukan proses pembelajaran dengan guru.

Dari hasil soal tes tersebut maka dapat kita ketahui sejauh mana

pembelajaran tersebut telah berhasil. Untuk mengukur hasil belajar

siswa peneliti menggunakan soal tes fomatif yang dibuat sesuai

dengan metode pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan

siswa.

b. Lembar Observasi

Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui

perkembangan penelitian serta berbagai pedoman untuk

melakukan pengamatan dikelas. Lembar observasi berupa checklist

tentang aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru bersama

siswa.

6. Analisis Data

Analisis data merupakan proses memilih, memilah,

menggolongkan data untuk menjawab dua permasalahan pokok yaitu :

tema apa yang ditemukan pada data ini dan seberapa jauh data-data ini

dapat menyokong tema tersebut (Basrowi, 2008:131).

Dalam penelitian ini, peneliti menganalisa data dengan menyusun

dan mengolah data yang terkumpul melalui hasl tes dan lembar

(34)

16

Teknik analisis data yang digunakan adalah data kualitatif dan

kuantitatif. Kedua analisis data tersebut digunakan untuk

menggambarkan data dengan menggunakan angka-angka kemudian

dijelaskan melalui kalimat secara rinci dan jelas. Teknik analisis data

dalam penelitian ini untuk mengetahui hasil belajar matematika kelas

III MIN 9 Boyolali dengan cara memberikan soal kuis dan tes

formatifdalam setiap siklusnya. Analisis data kualitatif digunakan

untuk mengetahui hasil belajar sebelum dan sesudah menggunakan

metode pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)

dan media Pop-up book yaitu pada pra siklus, siklus I, siklus II dan

siklus selanjutnya sampai mencapai target KKM yang ditentukan.Data

disajikan dalam bentuk tabbel yang mudah dipahami secara

keseluruhan. Untuk menghitung data-data tersebut berupa angka dari

hasil tes formatif peneliti akan menggunakan rumus statistika ukuran

rata-rata kelas. Rata-rata kelas dapat dihitung melalui rumus

(Arikunto, 2010: 271).

X=

Keterangan :

X = Nilai rata-rata siswa

(35)

17

N = Jumlah Siswa

Untuk mencari persentase tiap-tiap kegiatan dengan

menggunakan rumus persentase (Sugiono, 2010: 43).

P =

Keterangan :

P= Jumlah nilai siswa dalam persen

F= Jumlah nilai siswa

N= Jumlah seluruh siswa

Pengukuran dalam rangka menilai keberhasilan belajar siswa

pada umumnya menggunakan ukuran-ukuran yang bersifat kuantitatif

berupa angka-angka. Angka-angka itu kemudian dianalisis

menggunakan strategi statistik kemudian dijelaskan secara kualitatif.

H. Sistematika Penulisan

Dalam rangka untuk mempermudah para pembeaca dalam mengikuti

uraian penyajian data penelitian ini, maka penulis akan memaparkan

sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini penulis sajikan mengenai latar belakang masalah, rumusan

(36)

18

indikator keberhasilan, definisi operasional, metode penelitian,

langkah-langkah penelitian, analisis data, dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini, penulis sampaikan mengenai kajian teori dan kajian

pustaka dari tiap-tiap variabel penelitian.

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Bab ini penulis sajikan profil madrasah yang meliputi : Gambaran

umum MIN 9 Boyolali selain itu berisi pra siklus, deskripsi pelaksanaan

siklus I dan deskripsi pelaksanaan siklus II

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini disajikan deskripsi siklus yang memuat dari hasil

pengamatan refleksi keberhasilan dan kegagalan serta pembahasan hasil tiap

siklus.

BAB V PENUTUP

(37)

19

BAB II

LANDASAN TEORI

A.

Kajian Teori

1. Kajian Materi Penelitian a. Pembelajaran Matematika

Pembelajaran matematika dilakukan pada setiap jenjang

pendidikan terutama pada tingkat sekolah dasar. Matematika

mempunyai peranan besar pada kehidupan. Mulai dari yang sederhana

sampai yang kompleks dan mulai dari yang abstrak sampai yang

konkrit dalam pemecahan masalah. Matematika sendiri memiliki objek

dasar yang abstrak. Menurut Soejadi keabstrakan matematika karena

objek dasarnya abstrak yaitu fakta, konsep, operasi dan prinsip

(Syekhnur, 2017: 118). Setiap fakta, konsep, operasi dan prinsip dalam

matematika dapat dimengerti secara sempurna apabila kita

menanamkan kepada siswa bentuk-bentuk yang konkrit.

Al-Qur’an sudah menyatakan bahwa segala sesuatu diciptakan

secara matematis. Seperti pada firman Allah SWT dalam Al-Qur’an

yaitu :

ٍء ْىَش َّلُك اًنِا

ٍرَدَقِب ُهَنْقَلَخ

(38)

20

Maka dapat diambil kesimpulan bahwa setiap yang ada dialam

ini ada ukurannya, ada hitung-hitungannya, ada rumusnya atau ada

persamaannya.

Pembelajaran matematika merupakan proses pemberian

pengalaman belajar kepada siswa melalui serangkaian kegiatan yang

terencana sehingga siswa memperoleh pengetahuan tentang

matematika yang dipelajari, cerdas, terampil, mampu memahami

dengan baik bahan yang diajarkan. Dalam pembelajaran matematika

keberhasilan suatu pembelajaran dipengaruhi adanya penggunaan

metode dan media yang sesuai.

b. Materi Bangun Datar

Bangun datar merupakan salah satu pokok bahasan yang sangat

penting ketika kita akan mempelajari geometri, maupun

penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Bangun datar suatu

bangun geometri yang berbentuk rata atau berbentuk dua dimensi yang

memiliki ukuran panjang dan lebar tetapi tidak mempunyai tinggi dan

tebal. Macam-macam bangun datar banyak macamnya, namun yang

akan dibahas disini hanya bangun datar persegi dan persegi panjang.

Setiap bangun datar memiliki ukuran, maka untuk pengukuran persegi

(39)

21 c. Persegi

Persegi adalah bangun datar yang memiliki keempat sisi yang

sama panjang dan keempat sudutnya berbentuk sudut siku-siku.

Perhatikan gambar persegi ABCD berikut.

Gambar 2.1 Persegi

1) Keliling Persegi

Keliling bangun datar adalah penjumlahan sama panjang sisi-sisi

bangun datar tersebut. Keliling persegi ABCD sama dengan jumlah

panjang keempat sisi persegi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa keliling persegi ABCD = Panjang AB +

panjang BC + panjang CD + panjang DA. Maka rumus keliling

persegi = s + s+ s+ s

(40)

22 2) Luas Persegi

Luas adalah besaran yang menyatakan ukuran dua dimensi pada

satu bagian permukaan (Asthirena, 2017: 109). Luas persegi

merupakan hasil kali antara dua sisinya. Maka dapat disimpulkan

bahwa luas persegi rumusnya L = sisi x sisi.

d. Persegi Panjang

Persegi panjang adalah bangun datar yang disusun dari empat titik

yang segaris dan dihubungkan antara satu dengan yang lainnya serta

mempunyai dua pasang sisi berhadapan sejajar dan sama panjang.

Perhatikan gambar persegi panjang ABCD berikut

Gambar 2.2 Persegi Panjang

1) Keliling Persegi Panjang

Keliling bangun datar adalah penjumlahan sama panjang

(41)

23

disebut panjang, sedangkan sisi pendek disebut lebar. Jadi panjang

AB = panjang CD (sisi panjang). Panjang CD = AD.

2) Luas Persegi Panjang

Luas adalah besaran yang menyatakan ukuran dua dimensi

pada suatu bagian permukaan. Karena persegi panjang memiliki

sisi panjang dan sisi pendek maka luas persegi panjang adalah

hasil kali antara panjang dan lebar sisinya. Rumus luas persegi

panjang= panjang x lebar= pxl

B.

Kajian Teori

1. Pengertian Hasil Belajar

Sebelum membicarakan hasil belajar terlebih dahulu akan

dikemukakan apa yang dimaksud dengan belajar. Para pakar pendidikan

mengemukakan pengertian yang berbeda antara satu dengan yang lain.

Namun pada dasarnya memiliki makna yang sama. Belajar merupakan

tahapan perubahan perilaku individu yang relatif menetap sebagai hasil

pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan disekitar dan latihan yang

diperkuatnya (Kastolani, 2014: 56).

Belajar adalah usaha proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan. Perubahan yang secara sengaja dan tertuju

(42)

24

yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan

lingkungannya ( Pupuh, 2011 : 5).

Belajar hakikatnya adalah suatu proses yang ditandai dengan

adanya perubahan pada diri seseorang baik berupa pengetahuan,

pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan, keterampilan dan

kemampuan, serta perubahan aspek-aspek yang lain ada pada individu

yang belajar (Trianto, 2010: 9).

Dari beberapa pengertian belajar diatas dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja

dalam keadaan sadar untuk memperoleh konsep, pemahaman atau

pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang akan terjadi

perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berfikir maupun

bertindak.

Kemudian dari beberapa uraian konsep belajar diatas dapat kita

maknai apa itu hasil belajar. Hasil belajar adalah perubahan perilaku

secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan

saja artinya hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh pakar pendidikan

sebagaimana tersebut tidak terlihat secara terpisah melainkan

komprehensif (Agus Suprijono, 2011:7).

Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri

siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik

(43)

25

belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan

belajar (Ahmad, 2013: 5).

Hasil belajar sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh

seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Karena belajar itu

sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk

memperoleh suatu bentuk perilaku yang relatif menetap.

Dari sisi guru, tindakan mengajar diakhiri dengan adanya evaluasi.

Sedangkan dari sisi siswa merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak

proses pembelajaran. Hasil belajar siswa merupakan hasil dari suatu

proses yang didalamnya terlibat sejumlah faktor yang saling

mempengaruhinya.

Berdasarkan pengertian hasil belajar dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar adalah suatu perubahan perilaku siswa baik secara afektif,

kognitif maupun psikomotorik setelah siswa mengalami pembelajaran.

Hasl belajar dapat diketahui setelah siswa melaksanakan sebuah proses

untuk memperoleh konsep, pemahaman maupun ilmu pengetahuan yang

baru didapat oleh siswa. Hasil belajar dapat dilihat setelah siswa

melakukan kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data

pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam

mencapai tujuan pembelajaran.

Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan

(44)

26

hasil belajar itu sendiri. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi

hasil belajar (Syaiful, 2011 : 175) sebagai berikut :

a. Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang berasal dari individu yang sedang

belajar. Faktor intern meliputi :

1) Faktor Jasmaniah

Keadaan jasmani pada umumnya dapat melatarbelakangi

keberhasilan pembelajaran. Karena ketika keadaan jasmani

seseorang dalam keadaan segar maka akan dapat mudah menerima

proses pembelajaran. Namun sebaliknya ketika keadaan jasmani

kurang segar maka akan berdampak pula pada proses dan hasil

belajar siswa.

a) Faktor psikologi merupakan faktor yang dapat menentukan

keadaan belajar anak. Faktor psikologi meliputi :

(1) Intelegensi

Intelegensi merupakan suatu kecakapan yang

terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk

menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang

baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/

menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara

efektif serta mengetahui dan mempelajarinya secara

(45)

27

sebagai kemampuan psiko-fisik untuk menyesuaikan

diri pada lingkungan dengan tepat.

(2) Perhatian

Perhatian bersifat sementara dan belum tentu diikuti

perasaan senang. Tetapi perhatian sangat berpengaruh pada

hasil belajar siswa. Untuk mendapatkan hasil belajar yang

baik maka siswa perlu memperhatikan bahan pelajaran

yang sedang dipelajarinya.

(3) Minat

Minat merupakan kecenderungan atau kegairahan siswa

dalam belajar. Minat dapat mempengaruhi hasil belajar.

Misalnya siswa memiliki yang menaruh minat besar pada

suatu pelajaran akan cenderung lebih bersemangat

mengikuti pelajaran tersebut dan akhirnya akan

mendapatkan hasil belajar yang diinginkan.

(4) Bakat

Bakat merupakan kemampuan potensi seseorang untuk

mencapai kebrhasilan di masa yang akan datang. Bakat

baru akan terlihat ketika siswa sudah belajar. Dengan

demikian sebelumnya setiap orang mempunyai bakat dalam

arti akan mendapatkan hasil belajar sesuai dengan kapasitas

(46)

28 (5) Faktor kelelahan

Faktor kelelahan juga menjadi faktor yang dapat

menentukan hasil belajar seseorang. Faktor kelelahan pada

seseorang dibagi menjadi dua yaitu kelelahan jasmani dan

kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lunglainya

tubuh dan seorang siswa tersebut cenderung membaringkan

tubuh atau mudah tertidur.

Kelelahan rohani dapat dilihat dari adanya kebosanan

dan kelesuan, sehingga minat dan dorongan untuk

menghasilkan belajar yang baik dapat hilang.

b. Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar individu belajar.

Misalnya keluarga, faktor sekolah dan masyarakat (Slameto, 2010 :

54).

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, peneliti

menggunakan faktor ekstern berupa penggunaan metode Student Teams

Achievement Division (STAD) dan media Pop-up Book. Pelaksaan jenis

metode belajar dan media ini menuntut keterlibatan siswa secara aktif dalam

(47)

29 2. Penilaian Hasil Belajar

a. Pengertian Penilaian

Dalam sebuah jenjang pendidikan selain merencanakan dan

melaksanakan proses pembelajaran perlu adanya penilaian karena

dengan penilaian kita dapat mengetahui sejauh mana perkembangan

siswa dalam belajar.

Penilaian adalah proses untuk mengambil keputusan dengan

menggunakan informasi dari hasil belajar baik tes maupun nontes

(Jumanta, 2016: 190).

Penilaian merupakan suatu prosedur sistematis dan mencakup

kegiatan mengumpulkan, menganalisis, serta menginterpretasikan

informasi yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan tentang

karakteristik seseorang atau objek untuk menentukan seberapa jauh

mereka mencapai tujuan pembelajaran (Kusaeri, 2012: 16).

Sedangkan penilaian hasil belajar adalah proses untuk

mengumpulkan informasi melalui proses pengukuran dan non

pengukuran yang dapat dipergunakan sebagai dasar pengambilan

keputusan tentang siswa, perbaikan program dan perbaikan proses

pembelajaran.

(48)

30

b. Tujuan Penilaian Hasil Belajar

Tujuan penilaian hasil belajar adalah sebagai berikut (Jumanta, 2016

:190)

1) Mengetahui peringkat pencapaian kompetensi siswa sebagai

hasil dari proses pembelajaran.

2) Mengetahui efektivitas proses-proses pembelajaran

3) Mengetahui ketepatan dan efektivitas program pembelajaran

4) Mengetahui ketepatan teknik, bentuk dan kualitas instrument

penilaian yang digunakan.

c. Domain Penilaian

Penilaian didasarkan atas aspek utama, yaitu aspek kognitif,

aspek afektif dan aspek psikomotorik (Ratnawulan, 2015 : 59).

1) Aspek Kognitif adalah aspek psikologis yang berhubungan

dengan pengetahuan. Aspek ini meliputi enam jenjang yaitu

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan

evaluasi.

2) Aspek Afektif adalah aspek psikologis yang berhubungan

dengan perasaan, sikap dan penghayatan terhadap nilai-nilai.

Aspek ini meliputi lima jenjang yaitu menerima, menanggapi,

menilai, mengorganisasi, dan mempribadikan.

3) Aspek Psikomotorik adalah aspek psikologis yang

(49)

31

secara sistematis. Aspek ini meliputi enam jenjang yaitu

persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa,

gerakan yang kompleks dan kreativitas.

Setiap mata pelajaran meliputi ketiga aspek tersebut, namun

penempatannya selalu berbeda. Ketika mata pelajaran yang berbau

praktek maka akan lebih menekankan pada aspek psikomotorik.

Sedangkan ketika mata pelajaran yang menekankan pemahaman

konsep maka mengarah pada aspek kognitif. Kemudian suatu hal yang

meliputi watak perilaku seperti sikap, minat, dan konsep diri maka hal

tersebut masuk dalam aspek afektif.

d. Jenis Penilaian

Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, penilaian hasil belajar

terdapat jenis dan sistemnya yaitu sebagai berikut (Djamarah, 2006 :

106) namun penelitian ini hanya menggunakan satu penilaian yaitu

penilaian formatif. Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau

beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh

gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut.

Hasil dari penilaian ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses

(50)

32

3. Metode Student Teams Achievement Division (STAD) a. Definisi Student Teams Achievement Division (STAD)

Metode pembelajaran Student Teams Achievement Division

(STAD) merupakan salah satu dari metode yang menggunakan

kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5

orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan

pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok dan

penghargaan kelompok (Trianto, 2009: 68). Metode ini

dikembangkan oleh Robert Slavin dengan menekankan adanya

aktifitas dan interaksi diantara para siswa untuk saling membantu

dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang

maksimal. Metode ini merupakan salah satu pembelajaran kooperatif

yang paling sederhana dan merupakan model paling baik untuk

permulaan bagi guru yang akan menggunakan pembelajaran

kooperatif. Disamping itu, metode ini mudah diadaptasi dalam bidang

studi disekolah (Jumanta, 2016: 124).

Jadi metode Student Teams Achievement Division (STAD)

adalah suatu metode belajar yang kegiatannya berpusat pada siswa

dalam satu kelompok yang berisi 4-5 orang yang didalamnya terdapat

komponen utama yang telah ditentukan yaitu menyampaikan tujuan

pembelajaran dan memotivasi siswa, menyajikan informasi,

(51)

33

membimbing kelompok bekerja dan belajar, mengadakan evaluasi

serta memberikan penghargaan.

Gagasan utama metode STAD adalah memacu siswa agar

saling mendorong dan membantu satu sama lain dalam menguasai

kemampuan yang diajarkan oleh guru (Kastolani, 2014: 167). Jika

para siswa ingin agar timnya mendapatkan penghargaan tim, mereka

harus membantu teman satu timnya untuk mempelajari materinya.

Mereka harus mendukung satu timnya untuk bisa melakukan yang

terbaik, menunjukkan norma bahwa belajar itu penting, berharga dan

menyenangkan. Tata laksana nya cukup mudah, tetapi guru perlu

melakukan beberapa persiapan khusus sebelum melaksanakan

pembelajaran antara lain sebagai berikut :

1) Guru menyampaikan materi pembelajaran yang sesuai dengan

tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2) Guru membentuk kelompok berdasarkan ragam kemampuan,

jenis kelamin, suku bangsa dan memiliki kemampuan yang

berbeda-beda.

3) Guru mengarahkan masing-masing kelompok untuk berdiskusi

materi yang diajarkan dan masing-masing siswa harus mampu

menguasai materi tersebut.

(52)

34

5) Memberikan nilai dari soal kuis yang telah dikerjakan

kemudian semua nilai dijumlah untuk mendapatkan nilai

kelompok.

6) Menyiapkan reward untuk kelompok yang mencapai nilai

peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor

kuis berikutnya.

b. Karakteristik metode Student Teams Achievement Division (STAD)

Menurut Arends (Jumanta, 2014: 115) karakteristik STAD sebagai

berikut :

1) Tujuan kognitif : Informasi akademik sederhana.

2) Tujuan Sosial : kerja kelompok dan kerjasama.

3) Struktur tim : kelompok belajar heterogen 4-5 orang anggota

4) Pemilihan topic pelajaran : biasanya oleh guru.

5) Tugas utama : siswa dapat menggunakan lembar kegiatan dan

saling membantu untuk menuntaskan materi belajarnya.

c. Langkah-langkah Pembelajaran dengan metode Student Teams Achievement Division (STAD)

1) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan

empat orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, suku

(53)

35

2) Guru memberikan materi pembelajaran.

3) Siswa-siswi didalam kelompok itu memastikan bahwa semua

anggota kelompok menguasai pelajaran tersebut.

4) Semua siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi

tersebut dan mereka tidak boleh membantu satu sama lain.

5) Nilai-nilai hasil kuis siswa diperbandingkan dengan nilai

rata-rata mereka sendiri sebelumnya .

6) Nilai-nilai itu dijumlah untuk mendapatkan nilai kelompok.

7) Guru memberi penghargaan bagi kelompok yang mampu

mencapai kriteria tertentu.

d. Kelebihan Metode Student Teams Achievement Division (STAD)

1) Siswa bekerja sama dalam pencapaian tujuan dengan menjunjung

tinggi norma-norma kelompok.

2) Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil

bersama.

3) Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan

keberhasilan kelompok.

4) Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan

meraka dalam berpendapat.

5) Meningkatkan kecakapan individu.

(54)

36

7) Tidak bersifat kompetitif.

8) Tidak memiliki rasa dendam.

e. Kekurangan metode Student Teams Achievement Division (STAD)

1) Kontribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang.

2) Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena

peran anggota yang pandai lebih dominan.

3) Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit

mencapai target kurikulum.

4) Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada

umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif.

5) Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua

guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif.

6) Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja

sama.

4. Media Pop-Up Book

a. Pengertian Media Belajar

Media berasal dari kata bahasa latin medius yang merupakan

bentuk jamak dari medium. Sedangkan secara harfiah media berarti

perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan

(Kastolani,2014: 221). Pada dunia pendidikan media telah menjadi

bagian tak terpisahkan untuk memudahkan serta mewujudkan

(55)

37

diharapkan mampu menggunakan metode dan media untuk

menciptakan suasana pembelajaran efektif, kreatif dan menyenangkan.

Penggunaan media sebagai metode pembelajaran yang

memungkinkan siswa mengatur kecepatan belajar, banyaknya

pelajaran dan urutan pelajaran menjadi efektif dalam sebuah proses

pembelajaran. Media belajar disesuaikan dengan karakteristik siswa

sekolah dasar yang memasuki tahap operasional konkrit, dimana siswa

melihat sesuatu berdasarkan objek nyata.

b. Media Pop-Up Book

Pop-Up Book merupakan jenis buku atau kartu yang didalamnya

terdapat lipatan gambar yang dipotong dan muncul membentuk lapisan

tiga dimensi (Febrianto, 2014: 148). Media Pop-Up Book merupakan

seni kertas yang membentuk struktur tiga dimensi pada saat dibuka

dan struktur dua dimensi ketika ditutup (Lizuka, 2013).

Jadi Pop-Up Book merupakan sebuah buku yang menampilkan

halaman-halaman membentuk tiga dimensi yang dapat bergerak dan

muncul sehingga menimbulkan kejutan bagi siswa yang melihatnya.

Pop-Up book dapat digunakan sebagai alternatif media pembelajaran

yang mampu membangkitkan imajinasi siswa.

Selain itu, media ini mudah dibuat dan praktis dibawa

(56)

38

pembelajaran terutama pembelajaran matematika pada materi bangun

datar.

c. Kelebihan Media Pop-Up Book

1) Menarik perhatian siswa dalam belajar

2) Membantu anak memahami materi pelajaran yang disampaikan

oleh guru.

3) Praktis dan mudah dibawa kemana-mana.

4) Memberikan kejutan-kejutan dalam setiap halamannya.

d. Kekurangan Media Pop-Up Book

1) Proses pembuatan yang rumit

2) Memakan waktu lama dalam pembuatannya

3) Harga bahan-bahan dan proses pembuatan cukup mahal

5. Peningkatan hasil belajar matematika materi bangun datar melalui metode Student Teams Achievement Division (STAD) dan media Pop-Up Book.

Metode ini merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana dan merupakan model paling baik untuk permulaan bagi guru

yang akan menggunakan pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar

dan bekerja dalam kelompok-kelompok heterogen dan bervariasi dalam

(57)

39

Jenis metode Student Teams Achievement Division (STAD) adalah

metode belajar yang mengutamakan keterlibatan siswa dalam proses

pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran tersebut melibatkan

siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat berfikir kritis,

berlatih menganalisis masalah, serta berlatih memecahkan masalah.

Media Pop-Up Book adalah salah satu media belajar yang dapat

digunakan pada saat pembelajaran. Pop-Up book adalah bentuk menarik

dari seni kertas yang membentuk seni tiga dimensi saat dibuka dan

struktur dua dimensi ketika ditutup (Meillia, 2017 : 108). Media Pop-Up

book merupakan media belajar berbentuk tiga dimensi yang dapat

bergerak dan muncul sehingga dapat memberikan kejutan bagi siswa

ketika membuka setiap halamannya. Pop-Up Book identik dengan

anak-anak dan mainan. namun media ini diyakini dapat menjadi media

pembelajaran yang baik. Karena dapat membantu memudahkan dan

membuat menarik materi yang akan disampaikan oleh guru kepada siswa

sehingga dapat memotivasi belajarnya dan mengefisienkan proses

pembelajaran.

Penggunaan media Pop-Up Book pada pembelajaran matematika

materi bangun datar dapat membantu pemahaman siswa. Karena Pop-Up

Book dapat menghadirkan kesan konkrit dalam pembelajaran. Jadi siswa

bukan hanya sekedar melihat gambar yang mereka lihat tetapi juga dapat

(58)

40

Maka dengan adanya metode Student Teams Achievement Division

(STAD) dan media Pop-Up Book ini guru dapat menggunakannya dalam

pembelajaran matematika materi bangun datar, disini siswa dapat terlibat

proses pembelajaran, keterampilan berhitung, membentuk sikap logis.

kritis, cermat, kreatif dan disiplin, berlatih menganalisis masalah,berlatih

memecahkan masalah yang berkaitan dengan matematika, selain itu dapat

meningkatkan pembelajaran matematika hasil belajar siswa terutama

dalam materi bangun datar .Karena penggunaan media dapat menarik

perhatian siswa dan siswa dapat melihat suatu objek secara konkrit.

Selain itu, penggunaan guru dalam menerapkan metode Student

Teams Achievement Division (STAD) dapat membantu siswa yang pasif

ketika pembelajaran berlangsung menjadi aktif karena dengan metode ini

siswa berkelompok kecil 4-5 orang yang akan belajar bersama untuk

dapat bertanya kepada anggota kelompok materi yang belum dipahami.

Setelah sebelumnya mereka diberikan materi secara garis besar oleh guru.

Kemudian setelah mereka saling berinteraksi belajar bersama tentang

materi tersebut siswa diberikan soal kuis yang dikerjakan secara

individual untuk mengetahui pencapaian materi yang sudah mereka

(59)

41

C.

Kajian Pustaka

Penelitian terdahulu dibutuhkan untuk memperjelas, menegaskan,

melihat kelebihan dan kelemahan berbagai teori yang digunakan penulis lain

dalam penelitian atau pembahasan masalah yang serupa. Selain itu penelitian

terdahulu perlu disebutkan dalam sebuah penelitian terdahulu perlu

disebutkan dalam sebuah penelitian untuk mempermudah pembaca melihat

dan membandingkan perbedaan teori yang digunakan dari perbedaan hasil

kesimpulan oleh penulis dengan peneliti yang lain dalam melakukan

pembahasan tema yang hampir serupa. Berikut ini penelitian yang mempunyai

topik atau tema yang hampir serupa dengan skripsi ini

1. Skripsi yang ditulis oleh Abdul Wahid, Jurusan Pendidikan Agama

Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam

Negeri Salatiga Tahun 2017 dengan judul “Peningkatan prestasi

belajar materi tatacara sholat sunnah melalui pendekatan

kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) pada

siswa kelas VII A MTs Al-Bidayah. Persamaan skripsi ini dengan

skripsi yang penulis teliti yaitu terletak pada metode penelitiannya

yang sama-sama menggunakan metode penelitian tindakan kelas,

sedangkan perbedaannya terletak pada materi pembelajarannya

(60)

42

2. Skripsi yang ditulis oleh Umi Salamah, Jurusan Tadris

Matematika, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri

Syekh Nurjati Cirebon Tahun 2013 dengan judul “Pengaruh

penggunaan model kooperatif STAD (Student Teams Achievement

Division) terhadap komunikasi matematika siswa. Persamaan

skripsi ini dengan skripsi yang penulis teliti yaitu terletak pada

model kooperatif STAD (Student Teams Achievement Division),

sedangkan perbedaannya terletak pada metode penelitiannya

skripsi ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. sedangkan

penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas.

3. Skripsi yang ditulis oleh Siti Juwariyah, Jurusan Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri

Walisongo Semarang Tahun 2015 dengan judul “Peningkatan hasil

belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student

Teams Achievement Division) pada pokok bahasan perjuangan

dakwah nabi Muhammad SAW pada siswa kelas VII di MTs

Yasinta Salatiga. Persamaan skripsi ini dengan skripsi penulis

adalah sama-sama menggunakan metode penelitian tindakan kelas

dan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams

Achievement Division). Sedangkan perbedaan terletak pada materi

(61)

43

Berdasarkan ketiga penelitian diatas, posisi penelitian ini

menggunakan penelitian tindakan kelas. Tetapi ketiga penelitian diatas tidak

menggunakan media belajar untuk menunjang keberhasilan belajar siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penggabungan metode dan

media untuk meningkatkan hasil belajar dengan judul peningkatan hasil

belajar matematika materi bangun datar melalui metode Student Teams

Achievement Division (STAD) dan media Pop-Up Book pada siswa kelas III

(62)

44

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Subyek Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Nama Madrasah :MIN 9 Boyolali

Alamat :Kedokan, Jl. Karanggede-Gemolong Km 7,

Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali

Visi Madrasah :

Terwujudnya MIN 9 Boyolali sebagai lembaga yang populer, unggul dan

islami

Misi Madrasah :

a. Mewujudkan siswa yang berilmu, trampil, cerdas, berguna bagi

bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Agama

Islam.

b. Mengembangkan kepribadian siswa dalam mengaplikasikan

nilai-nilai Agama Islam pada kehidupan di madrasah, keluarga, dan

(63)

45 2. Data Guru MIN 9 Boyolali

Tabel 3.1

Data Guru dan Karyawan MIN 9 Boyolali

No Nama Guru Jenjang

3. Nurlaela Khodriyah, S.Pd

3. Karakteristik Siswa Kelas III

Tabel 3.2

Data Siswa Kelas III MIN 9 Boyolali

(64)

46

11. Erlinda Sasi Kirana P

12. Galuh Restu Oktaviani P

13. M. Labib Fadly Aufa L

14. M. Zam Haq Utomo L

15. Praditya Arya Putra L

16. Tiara Sofi Nafisha P

17. Gilang Tegar Bangkit Prasetya L

4. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran matematika materi

bangun datar pada semester II tahun ajaran 2017/2018. Penelitian ini

dilaksanakan beberapa siklus. Penelitian ini menggunakan pembelajaran

pada mata pelajaran yang disesuaikan dengan jadwal pelajaran di kelas III

MIN 9 Boyolali.

5. Waktu pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan menurut prosedur yang telah dirancang

oleh guru dan peneliti, yaitu penelitian bertahap dengan siklus sebagai

akhir tahapnya. Baik dari siklus pertama dan kedua. Penelitian ini

dilakukan mulai tanggal 7 april 2018 sampai dengan 11 mei 2018 di MIN

9 Boyolali. Sebelum pelaksanaan tiap siklus, dilakukan observasi awal

yaitu pada tanggal 7 april 2018.

B. Nilai Prasiklus

Berdasarkan hasil tes formatif pembelajaran prasiklus diperoleh hasil yang

(65)

47

KKM. Ketuntasan yang harus dicapai siswa yaitu 60. Hasil tes formatif

prasiklus dapat dilihat dari tabel 3 berikut :

Tabel 3.3

Data Hasil Belajar Siswa Prasiklus

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1. Firnanda Faris Pratama 40 Belum Tuntas

2. Kaila Shela Haya 50 Belum Tuntas

3. Riffi Nurridzati. J 70 Tuntas

4. M. Wahyu Saputra 30 Belum Tuntas

5. Faiz Nuzul Ramadhan 50 Belum Tuntas

6. Ihda Hikmaka Lia Nafisa 60 Tuntas

7. Restu Satrio Aji 60 Tuntas

8. Andika Digta Kurniawan 65 Tuntas

9. Bima Khasatrian 50 Belum Tuntas

10. Eka Siwi Mahfiroh 40 Belum Tuntas

11. Erlinda Sasi Kirana 55 Belum Tuntas

12. Galuh Restu Oktaviani 50 Belum Tuntas

13. M. Labib Fadly Aufa 40 Belum Tuntas

14. M. Zam Haq Utomo 50 Belum Tuntas

15. Praditya Arya Putra 30 Belum Tuntas

16. Tiara Sofi Nafisha 50 Belum Tuntas

17. Gilang Tegar Bangkit Prasetya 50 Belum Tuntas

(66)

48

Tabel 3.3 menunjukkan bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa

adalah 70 dan nilai terendah adalah 30. Nilai rata-rata yang dicapai adalah

49,41. Pada prasiklus jumlah siswa yang tuntas hanya 4 siswa dan yang belum

tuntas ada 13 siswa sedangkan presentase ketuntasan yaitu hanya 23,52 %.

Tidak tuntasnya siswa dalam hasil belajar tersebut adalah siswa

kurang memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru. Maka dari

penyebab tersebut untuk menumbuhkan semangat dan mempermudah siswa

untuk memahami materi bangun datar maka perlu dilakukan perbaikan

pembelajaran dengan menggunakan metode Student Teams Achievement

Division (STAD) dan media Pop-Up Book. Perbaikan pembelajaran tersebut

dilakukan melalui penelitian tindakan kelas dengan dua tahap. Pembelajaran

siklus I dan siklus II.

C. Deskripai Pelaksanaan Siklus I

Setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran dan menganalisa hasil

observasi yang dikaitkan dengan adanya hasil tes awal pembelajaran sebelum

PTK, maka siklus pertama perlu ditanggulangi dengan menggali persepsi awal

(67)

49

berlangsung. Materi yang dipelajari yaitu bangun datar keliling dan luas

persegi dan persegi panjang. Siklus pertama dilaksanakan pada hari Jum’at 20

april 2018 yang diikuti oleh 17 siswa yang terdiri dari empat tahap yaitu :

1. Tahap Perencanaan

Dari pelakasanaan pembelajaran prasiklus, hasil yang dicapai

siswa belum maksimal. Masih banyak siswa yang dibawah KKM.

Peneliti merencanakan perbaikan pembelajaran pada siklus I. Pada

tahap perencanaan peneliti menyusun perencanaan tindakan dimulai

dengan menentukan materi pembelajaran kelas III semester II yaitu :

a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

menggunakan metode Student Teams Achievement Division

(STAD) dan media Pop-Up Book.

b) Mempersiapkan sarana dan media Pop-Up Book.

c) Mempersiapkan lembar observasi guru dan siswa yang akan

digunakan setiap pembelajaran.

d) Mempersiapkan materi tentang luas dan keliling bangun datar

persegi dan persegi panjang, soal tes fomatif yang diberikan

pada setiap siklus yang disusun oleh peneliti.

e) Pembentukan kelompok belajar berisi 4 orang masing-masing

Gambar

Gambar 1.1 : Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2006 :20)
Gambar 2.1  Persegi
Gambar 2.2  Persegi Panjang
Tabel 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jenis penelitian yang dipergunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian yang bersifat normatif yaitu penelitian yang mencakup asas-asas hukum, sistematika hukum,

Pada hari ini Senin-Kamis tanggal Dua Puluh Lima – Dua Puluh Delapan bulan Mei tahun Dua Ribu Lima Belas (25/28-05-2015), kami Kelompok Kerja III ULP Koordinator Wilayah

17.1 Semua peserta yang lulus pembuktian kualifikasi dimasukkan oleh Panitia PBJ ke dalam Daftar Pendek (short list), untuk Seleksi Umum paling kurang 5 (lima)

memberikan manfaat yang baik bagi pemuda ASEAN terutama yang berkuliah di Korea Selatan dimana lewat kegiatan ini, rasa “ke-kita-an” atau “we feeling ” terhadap ASEAN bisa

difasilitasi oleh dua orang instruktur yang memiliki Nomor Induk Asesor yang relevan, termasuk pada saat ujian. Rayon LPTK merancang strategi pelaksanaan PLPG, materi

Pendapat tersebut dapat dilihat melalui penelitian ini dimana terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi masyarakat tentang menguras, mengubur, dan menutup (3M)

Hasil uji statistik menyimpulkan bahwa ada kontribusi fungsi sosial keluarga terhadap perilaku remaja merokok p=0,000, dengan nilai OR=3,7 , artinya keluarga

[r]