• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, MOTIVASI, KOMPENSASI, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BTN SYARIAH KANTOR CABANG SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE - Test Re

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, MOTIVASI, KOMPENSASI, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BTN SYARIAH KANTOR CABANG SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE - Test Re"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH KEPEMIMPINAN

TRANSFORMASIONAL, MOTIVASI, KOMPENSASI,

DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA

KARYAWAN BTN SYARIAH KANTOR CABANG

SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)

Disusun Oleh

SITI ROBIAH

213 14 294

PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)

ii

KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

Jl. Tentara Pelajar No.2 Telp (0298) 3432784 Salatiga 50722 Website: www.iainsalatiga.ac.id

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Assalamualaikum wr. wb.

Disampaikan dengan hormat, setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan, maka skripsi mahasiswa :

Nama : Siti Robiah

NIM : 213-14-294

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam

Program Studi : Perbankan Syariah (S1)

Judul : Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Motivasi, Kompensasi, dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan BTN Syariah Kantor Cabang Semarang

Dapat diajukan dalam sidang munaqosah skripsi. Demikian surat ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Wassalamualaikum wr. wb.

Salatiga, 13 September 2018 Pembimbing

(3)

iii

KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

Jl. Tentara Pelajar No.2 Telp (0298) 3432784 Salatiga 50722 Website: www.iainsalatiga.ac.id

PENGESAHAN

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Motivasi, Kompensasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan

Siti Robiah NIM : 21314294

Telah dipertahankan didepan panitia dewan penguji skripsi fakultas ekonomi dan bisnis islam negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal ... September 2018 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Dr. Mochlasin , M.Ag

Sekretaris Penguji : Qi Mangku B, Lc., M.SI. Penguji I : Fetria Eka Yudiana, M.Si.

Penguji II :Taufikur Rahman, M.Si

Salatiga, ... September 2018 Dekan FEBI IAIN Salatiga

(4)
(5)

v

MOTTO

1.

‘’Dan Allah Tidak Menjadikan Pemberian Bala Bantuan

Itu Melainkan Sebagai Kabar Gembira Bagi

Kemenanganmu, Dan Agar Tentram Hatimu Karena

Nya. Dan Kemenanganmu Itu Hanyalah Dari Allah

YME’’.

2.

Banyak kegagalan hidup terjadi karena orang-orang

tidak menyadari betapa dekatnya kesuksesan ketika

mereka menyerah.-Thomas Alfa Edison-

PERSEMBAHAN

1.

Skrispi Ini Ku Persembahkan Untuk Diriku Sendiri.

Congratulation telah menyelsaikan skripsi ini tepat waktu.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmatnya yang

telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat

waktu.Penulisan skripsi ini bertujuan sebagai salah satu syarat dalam

menyelesaikan studi progam Strata Satu (S1) Fakultas Ekonimi dan Bisnis Islam.

Dalam penyusunan skripsi ini, penyusun menyadari skripsi ini tidak dapat terwujud apabila tidak ada bantuan dari berbagai pihak, melalui kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Anton Bawono, M. Si. selaku Ketua Progam Studi PS S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.

3. Fetria Ika Yudiana, M.Si, selaku Ketua Program Studi S1 Perbankan Syariah.

4. Dr. Mochlasin, M.Ag, selaku dosen pembimbing yang telah membantu dan memberikan arahan dan saran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh staff pengajar Program StudiPerbankan SyariahS1 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih telah memberikan ilmu dan pengarahan yang telah diberikan kepada penulis.

(7)

vii

7. Kakak saya Muhamad Arifin dan istrinya Rasni Intansariterimakasih atas dukungannya selama ini serta Michella Zoe Arfani.

8. Rani Rohmawati dan Lutfika Devi Saraswati sudah menjadi tempat curhat dan sangat membantu menyelesaikan tugas akhir ini sehingga saya bisa menyelesaikan tepat waktu. Terimakasih atas semuanya.

9. Adam Laksana Putra atas support dan doanya walaupun tidak menemani mneyelesaikan skripsi ini. Dan keluarga besar Adam Laksana Putra yang berada di Kuningan terimakasih atas dukungannya.

10.Teman seperjuangan Sinta Novitasari dan Dwi Putri Agustin untuk persahabatan dan dorongan untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

11.Muhamad Erfani, Niko Handoyo, Galih Bagas atas dukungan dan bantuannya.

12.Team KKN 142 yang bernama (Nurul, Helmi, Rangga, Maria, Faisal, Miladil, Bunda) untuk motivasi dan doanya. Terimaksih untuk semuanya.

Penyusun menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, semua saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan penulisan laporan ini sangat penulis harapkan. Dan akhirnya tiada untaian kata yang pantas dan berharga kecuali ucapan alhamdulillahirobil ‘alamin atas rahmat dan karunia serta ridho Allah SWT.Semogaskripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Salatiga, 18 September 2018

Penulis

Siti Robiah

(8)

viii

ABSTRAK

Robiah, Siti. 2018. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Motivasi, Kompensasi, dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan BTN Syariah Kantor Cabang Semarang.Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Program Studi S1-Perbankan Syariah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Mochlasin, M.Ag.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji: (1) pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kinerja karyawan (2) pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan(3) pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan (4) pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data primer, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan BTN Syariah KC Semarang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampling jenuh, yang berjumlah 60 responden. Metode pengumpulan data dilakukan melalui kuisioner yang disebarkan kepada karyawan BTN Syariah KC Semarang pada tahun 2018. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan alat bantu SPSS versi 22. Analisis ini meliputi uji validitas, uji reliabiitas, uji asumsi klasik yang terdiri daru uji normalitas, uji multikolonieritas dan uji heteroskedastisitas , uji statistik yang terdiri(Uji t, Uji f, dan Uji R2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Kata kunci : Kepemimpinan Transformasional, Motivasi, Kompensasi,

(9)

ix

DAFTAR ISI

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, MOTIVASI, KOMPENSASI, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA

KARYAWAN BTN SYARIAH KANTOR CABANG SEMARANG ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN... iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... Error! Bookmark not defined. MOTTO ... v

PERSEMBAHAN... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II TELAAH PUSTAKA ... 13

A. Telaah Pustaka ... 13

B. Kerangka Teori ... 18

1. Kinerja ... 18

a. Pengertian Kinerja ... 18

b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 19

2. Penilaian Kinerja ... 22

a. Pengertian ... 22

b. Tujuan penilaian kinerja ... 23

(10)

x

a. Pengertian kepemimpinan transformasional ... 26

b. Karakteristik kepemimpinan transformasional ... 28

4. Motivasi ... 30

a. Pengertian Motivasi ... 30

b. Teori Motivasi ... 31

c. Prinsip – Prinsip dalam Memotivasi Pegawai ... 33

d. Tindakan Memotivasi ... 34

5. Kompensasi ... 37

a. Pengertian Kompensasi ... 37

b. TujuanPemberian Kompensasi ... 38

c. Manfaat Pemberian Kompensasi ... 41

d. Bentuk – Bentuk Kompensasi ... 44

6. Lingkungan Kerja ... 45

a. Pengertian Lingkungan Kerja ... 45

b. Jenis Lingkungan Kerja ... 46

c. Manfaat Lingkungan Kerja ... 47

d. Faktor- Faktor yang Lingkungan Kerja Mempengaruhi ... 48

e. Indiktor lingkungan kerja ... 51

C. Kerangka Penelitian ... 51

D. Hipotesis Penelitian ... 52

BAB III METODE PENELITIAN ... 56

A. Jenis Penelitian ... 56

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 56

C. Populasi dan Sampel ... 57

D. Teknik Pengumpulan Data ... 57

E. Skala Pengukuran ... 59

F. Definisi Konsep dan Operasional ... 60

G. Instrumen Penelitian ... 64

H. Teknik Analisis Data ... 65

1. Uji Instrumen ... 65

(11)

xi

a. Uji Normalitas ... 67

b. Uji Multicollinearity ... 67

c. Uji Heteroscendasticity ... 68

3. Uji Statistik ... 69

a. Uji Regresi Linier Berganda ... 69

b. Uji Ttest (Uji secara individual) ... 71

c. Uji Ftest (uji secara serempak) ... 73

d. Uji R2 (Koefisien determinasi) ... 74

1. Alat Analisis ... 75

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 76

A. Deskripsi Objek Penelitian ... 76

1. Profil BTN Syariah Semarang ... 76

2. Visi BTN Syariah Semarang ... 77

3. Misi BTN Syariah Semarang ... 77

B. Analisis Deskriptif Responden ... 77

1.Jenis Kelamin Responden... 77

2. Pendidikan Responden ... 78

3. Lama Bekerja ... 79

4. Penghasilan ... 80

C. Analisis Data ... 80

1. Uji Instrumen ... 80

a. Uji Validitas ... 81

b. Uji Reabilitas ... 82

2. Uji Asumsi Klasik ... 83

a. Uji Normalitas ... 84

b. Uji Heteroskedastisitas ... 87

c. Uji Multikolonieritas ... 88

3. Uji Statistika ... 89

a. Uji Regresi Linier Berganda ... 89

b. Uji Secara Parsial (Uji t) ... 91

(12)

xii

d. Koefisien Determinasi (R2) ... 94

D. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 95

BAB V PENUTUP ... 99

A. Kesimpulan... 99

B. Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 101

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja ... 13

Tabel 2.2 penelitian kepemimpinan transformasional terdahulu ... 14

Tabel 2.3 penelitian motivasi terdahulu ... 14

Tabel 2.4 penelitian kompensasi terdahulu ... 16

Tabel 2.5 penelitian lingkungan kerja terdadulu ... 17

Tabel 3.1 definisi konsep dan operasional ... 63

Tabel 4.1 jesnis kelamin responden ... 78

Tabel 4.2 pendidikan responden ... 79

Tabel 4.3 lama bekerja karyawan ... 79

Tabel 4.4 penghasilan responden ... 80

Tabel 4.5 hasil uji validitas ... 81

Tabel 4.6 hasil uji reliabilitas ... 83

Tabel 4.7 hasil uji normalitas ... 85

Tabel 4.8 hasil uji heteroskedastisitas ... 88

Tabel 4.9 hasil uji multikolonieritas ... 89

Tabel 4.10 hasil uji regresi berganda ... 90

Tabel 4.11 hasil uji t ... 92

Tabel 4.12 hasil uji f ... 92

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia atau karyawan merupakan salah satu sumber

daya yang penting dalam suatu perusahaan, dan sering disebut sebagai

ujung tombak untuk mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu,

perusahaan memerlukan sumber daya manusia atau karyawan yang

berkinerja tinggi sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan yang telah

ditetapkan. Agar tujuan yang telah ditetapkan tercapai maka dibutuhkan

perencanaan dan pengelolaan sumber daya manusia yang baik untuk

mencapainya. Perencanaan sumber daya manusia penting untuk

mengidentifikasi kebutuhan kemampuan karyawan bagi organisasi dimasa

depan dan pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan

(Mangkuprawira, 2014:151).

Selain itu, sumber daya manusia merupakan faktor utama dalam

menentukan laba atau kemajuan suatu usaha. Artinya sumber daya

manusia memiliki peranan penting untuk mewujudkan tujuan perusahaan

guna memperoleh keuntungan. Maka banyak perusahaan menempatkan

sumber daya manusia sebagai aset utama perusahaan dan sangat

bergantung kepada sumber daya manusia yang dimilikinya. Pentingnya

(16)

2

diimbangi dengan kemampuan yang dimiliki oleh sumber daya

manusianya. Artinya kemampuan sumber daya manusia harus benar-

benar teruji sehingga mampu mengerjakan semua pekerjaan yang

dibebankan kepadanya secara benar dan menghasilkan hasil yang

sempurna, baik kuantitas maupun kualitasnya (Kasmir, 2016:178-179).

Apabila sumber daya manusia dalam perusahan dapat berjalan

dengan efektif maka perusahaan pun akan berjalan efektif, dengan kata

lain kelangsungan hidup perusahaan tergantung dari kinerja karyawan.

Kinerja adalah hasil yang dicapai dari apa yang diinginkan oleh organisasi

(Kasmir, 2016: 183).

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan

suatu organisasi dalam mencapai tujuannya, dalam menyesuaikan diri

dengan perkembangan lingkungan, dan dalam upaya untuk

mempertahankan kelangsungan hidupnya (Sunyoto dan Burhanudin,

2015:83). Akan tetapi sebagian besar faktor tersebut dipengaruhi oleh

pemimpin, baik sifat yang melekat pada pemimpin maupun gaya

kepemimpinan yang digunakan dalam mengelola organisasi tersebut

Dongaron (2004) dalam (Sunyoto dan Burhanudin, 2015: 84).

Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan

oleh seorang pemimpin pada saat pemimpin tersebut mencoba untuk

mempengaruhi orang lain. Pemimpin memiliki peran yang sangat penting

dalam menentukan arah dan tujuan organisasi.Kepemimpinan lebih

(17)

3

Jadi kepemimpinan adalah proses dimana seseorang atau pemimpin

mempengaruhi pengikut dengan cara- cara yang tidak memaksa untuk

mencapai suatu tujuan (Sunyoto dan Burhanudin, 2015: 84-85).

Kepemimpinan transformasional lebih meningkatkan motivasi dan

kinerja pengikut dibandingkan kepemimpinan transaksional (Sunyoto dan

Burhanudin, 2015:107). Kepemimpinan transformasional adalah

pemimpin yang menginspirasi para pengikutnya untuk menyampingkan

kepentingan pribadi mereka demi kebaikan organisasi dan mereka mampu

memiliki pengaruh yang luar biasa pada diri para pengikutnya Robbins

dan Coutler, (2008:90) dalam Baskoro (2014). Kepemimpinan

transformasional diyakini akan mampu melahirkan pemikiran pemikiran

untuk jangkuan kedepan, azas kedemokrasian dan ketransparanan.

Kemampuan seseorang pemimpin dalam mempengaruhi pengikutnya

merupakan faktor dominan yang menentukan keberhasilan suatu

organisasi, karena pemimpin memiliki peran sebagai koordinator,

motivator, dan katalisator yang kan membawa organisasi pada puncak

keberhasilan (Sunyoto dan Burhanudin, 2015: 84).

Penelitian terdahulu yang meneliti pengaruh variabel kepemimpinan

transformasional terhadap kinerja karyawan diantaranya dilakukan oleh

Adinata (2015) dan Supartini (2017) yang menyatakan bahwa

kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap kinerja

karyawan artinya bahwa semakin baik kepemimpinan transformasional

(18)

4

yang dilakukan oleh Muarif (2015) yang menyatakan bahwa

kepemimpinan transformasional tidak berpengaruh signifikan terhadap

kinerja karyawan.

Selain kepemimpinan faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu

motivasi kerja. Menurut arti katanya, motivasi atau motivation berarti

pemberian motif, penimbulan motive atau hal yang menimbulkan

dorongan atau keadaan yang menimbulkan yang menimbulkan dorongan.

Motivasi dapat pula diartikan faktor yang mendorong orang untuk

bertindak dengan cara tertentu (Manullang,1981: 146). Oleh karena itu

motivasi merupakan subyek yang amat penting bagi seorang pemimpin

atau manajer, karena seorang pimpinan atau manajer harus bekerja dengan

dan melalui orang lain. Karyawan sebagai mahluk sosial dalam bekerja

tidak hanya mengejar penghasilan saja tetapi juga mengharapkan bahwa

dalam bekerja dia dapat diterima dan dihargai oleh sesama karyawan, dia

pun juga akan lebih berbahagia apabila dapat menerima dan membantu

karyawan lain (Anoraga, 2002: 77).

Penelitian terdahulu yang meneliti pengaruh variabel motivasi

terhadap kinerja karyawan diantaranya dilakukan oleh Harahap (2016) dan

Yulanda (2017) yang menyatakan bahwa motivasi berpengaruh positif

terhadap kinerja karyawan artinya bahwa semakin baik motivasi maka

semakin tinggi kinerja karyawan. Berbeda halnya dengan penelitian yang

dilakukan oleh Yuniawan (2016) yang menyatakan bahwa motivasi tidak

(19)

5

Selain itu, perusahaan juga harus memperhatikan pemberian

kompensasi bagi para pegawainya. Kompensasi merupakan faktor yang

juga penting bagi karyawan sebagai individu karena besarnya kompensasi

mencerminkan ukuran nilai karya mereka di antara para karyawan itu

sendiri, keluarga, dan masyarakat Mondiani (2012). Kompensasi

merupakan kontra prestasi terhadap penggunaan tenaga atau jasa yang

telah diberikan oleh tenaga kerja. Kompensasi merupakan jumlah paket

yang ditawarkan organisasi kepada pekerja sebagai imbalan atas

penggunaan tenaga kerjanya (Wibowo, 2010: 348). Jika dikelola dengan

baik kompensasi membantu perusahaan untuk mencapai tujuan dan

memperoleh, memelihara, dan menjaga karyawan dengan baik.

Sebaliknya, tanpa kompensasi yang cukup karyawan yang ada sangat

mungkin untuk meninggalkan perusahan dan untuk melakukan

penempatan kembali tidak mudah. Akibat dari ketidakpuasan dalam

pembayaran bisa jadi akan mengurangi kinerja, meningkatkan keluhan–

keluhan, penyebab mogok kerja, dan mengarah pada tindakan – tindakan

fisik dan psikologis, seperti meningkatnya derajat ketidakhadiran dan

perputaran karyawan, yang pada gilirannya akan meningkatkan kesehatan

jiwa karyawan yang parah. Sebaliknya, jika terjadi kelebihan pembayaran,

juga akan menyebabkan perusahaan dan individual berkurang gaya

kompetisinya dan menyebabkan kegelisahan, perasaan bersalah, dan

suasana yang tidak nyaman dikalangan karyawan (Mangkuprawira,

(20)

6

Penelitian terdahulu yang meneliti pengaruh variabel kompensasi

terhadap kinerja karyawan diantaranya dilakukan oleh Oetomo (2017) dan

Syafriani (2017) yang menyatakan bahwa kompensasi berpengaruh positif

terhadap kinerja karyawan artinya bahwa semakin baik kompensasi yang

diberikan perusahaan maka semakin tinggi kinerja karyawan. Berbeda

halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Maulana (2018) yang

menyatakan bahwa kompensasi tidak berpengaruh signifikan terhadap

kinerja karyawan.

Faktor lain yang harus dipertimbangkan yaitu lingkungan kerja.

Kenyamanan karyawan dalam bekerja juga menjadi faktor penting untuk

mencapai tujuan perusahaan. Kenyamanan tersebut akan tercapai dengan

adanya lingkungan kerja yang baik. Dengan adanya kondisi kerja yang

baik diharapkan dapat memacu produktivitas kerja karyawan yang tinggi.

Lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang

dihadapi lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode

kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun

sebagai kelompok (Sedarmayanti, 2001: 1). Menurut Mangkunegara

(2005: 105) lingkungan kerja ialah semua aspek fisik kerja, psikolo gis

kerja dan peraturan kerja yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja dan

pencapaian produktivitas kerja. Menurut Nitisemito (2002: 183)

lingkungan kerja segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat

mempengaruhi diri dalam menjalankan tugas- tugas yang diembankan.

(21)

7

Penelitian terdahulu yang meneliti pengaruh variabel lingkungan

kerja terhadap kinerja karyawan diantaranya dilakukan oleh Pratiwi (2017)

yang menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh

positif terhadap kinerja karyawan artinya bahwa semakin baik lingkungan

kerja maka semakin baik kinerja karyawan. Berbeda halnya dengan

penelitian yang dilakukan oleh Rahmayanti (2014) yang menyatakan

bahwa lingkungna kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja

karyawan.

Bank BTN Syariah merupakan Unit Usaha Syariah (UUS) pada

PT Bank Tabungan Negara (Persero) yang mulai beroperasi mulai tanggal

14 Februari 2005 melalui pembukaan Kantor Cabang Syariah pertama di

Jakarta. BTN Syariah menjalankan bisnis dengan prinsip syariah, tujuan

dari penerapan UUS Bank BTN adalah untuk memenuhi kebutuhan

nasabah akan produk dan layanan perbankan sesuai pada prinsip syariah

dan memberi manfaat yang seimbang, setara, dan dalam pemenuhan

kepentingan nasabah.

Bank BTN sebagai bagian Bank BTN yang merupakan

Badan Usaha Milik Negara (BUMN), menjalankan fungsi intermediasi

dengan menghimpun dana masyarakat melalui produk-produk Giro,

Tabungan, dan juga Deposito, serta menyalurkan kembali ke sektor usaha

nyata melalui pembiayaan KPR, Investasi, dan modal kerja.

(22)

8

mendukung kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi dan

pembangunan nasional.

Sebagai Unit Usaha Syariah dari Bank BTN Konvensional, saat ini

BTN Syariah mempunyai 22 unit Kantor Cabang Syariah, 21 unit Kantor

Cabang Pembantu Syariah, 7 unit Kantor Kas Syariah, dan 240 unit

Kantor Layanan Syariah. BTN Syariah memperhatikan kepatuhan

terhadap aspek syariah. Dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS), semua

produk BTN Syariah telah memenuhi pengujian dari DPS sehingga telah

memenuhi aturan syariah.

Atas dasar uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan

penelitian di Bank BTN Syariah. Adanya hasil penelitian yang berbeda

dalam berbagai jurnal juga menjadi alasan lebih lanjut penulis untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan

Transformasional, Motivasi dan Kompensasi dan Lingkungan Kerja

terhadap Kinerja Karyawan BTN Syariah Kantor Cabang Semarang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap

kinerja karyawan BTN Syariah Kantor Cabang Semarang ?

2. Bagaimana pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan

(23)

9

3. Bagaimana pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan BTN

Syariah Kantor Cabang Semarang?

4. Bagimana pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan BTN

Syariah Kantor Cabang Semarang ?

C. Tujuan Penelitian

Dari latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang

akan dicapai melalui penelitian ini sebagai berikut :

1. Mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap

kinerja karyawan BTN Syariah Kantor Cabang Semarang.

2. Mengetahui pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan

BTN Syariah Kantor Cabang Semarang.

3. Mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan BTN

Syariah Kantor Cabang Semarang.

4. Mengetahui pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan BTN

Syariah Kantor Cabang Semarang.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak

yang membacanya maupun yang terkait langsung didalamnya, adapun

manfaat penelitian ini adalah :

1. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang

dunia ekonomi khususnya di bidang perbankan dan dapat

(24)

10

dibangku kuliah dengan praktik langsung dilapangan serta menambah

pengalaman.

2. Bagi Institusi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan

bagi pihak– pihak yang berkepentingan dan sebagai bahan

pertimbangan untuk pengambilan kebijakan dalam mengelola sumber

daya manusia terutama mengenai kinerja karyawan.

3. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa

tambahan kepustakaan atau referensi penelitian yang akan meneliti

permasalahan yang serupa dan dapat menambah hasil- hasil penetilian

,khususnya yang berkaitan dengan aspek perbankan syariah.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini bertujuan untuk menggambarkan alur

pemikiran penulis dari awal hingga kesimpulan akhir. Adapun rencana

sistematika penulisan penelitian dari awal hingga akhir kesimpulan adalah

sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang pertama latar belakang masalah yang

berisi alasan mengapa penelitian ini perlu dilakukan, kedua

rumusan masalah yang terdiri dari pernyataan masalah

(25)

11

dan kelima sistematika penulisan yang digunakan dalam

penelitian .

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini membahas mengenai telaah pustaka yang berisi

penelitian terdahulu yang mendukung penelitin ini dan alasan

dilakukan penelitian ini, kerangka teori yang digunakan yaitu

berisi tentang teori dan konsep yang akan digunakan untuk

menganalisis dan mengambil kesimpulan,kerangka pemikiran

yang berisi tentang telaah kritis untuk menghasilkan hipotesis

dan modelpenelitian yang ak diuji dalam bentuk gambar, dan

pengembangan hipotesis.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan metode - metode yang digunakan dalam

penelitian yaitu tentang jenis dan data penelitian, lokasi dan

waktu penelitian, penentuan populasi dan sampel, teknik

pengumpulan data, skala pengukuran data, variabel penelitian,

definisi konsep dan operasional, instrumen penelitian, uji

instrumen penelitian,dan alat analisis yang digunakan.

BAB IV : ANALISA DATA

Bab ini berisi tentang hasil analisis dari pengolahan data, baik

analisis data secara deskriptif maupun analisis pengujian

(26)

12

diinterprestasikan terhadap hasil pengolahan data dengan

menggunakan teori.

BAB V : PENUTUP

Dalam bab ini menyajikan tentang kesimpulan dari penelitian

yang telah dilakukan, keterbatasan penulis serta saran– saran

yang dapat diberikan kepada Bank dan pihak – pihak lain yang

membutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA

(27)

13

BAB II

TELAAH PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

Penelitian mengenai pengaruh kepemimpinan transformasional,

motivasi dan kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan

di Bank Syariah telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti dengan

hasil yang berbeda- beda.

1. Faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja

Tabel 2. 1faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja No Peneliti ,

Tahun Lokasi , Sampel Alat Analisis Hasil 1. Agripa Toar

Sitepu, 2013 -Manado -42 karyawan dari seluruh populasi (72 karyawan) di PT. Bank Tabungan Negara,tbk

Bank Syariah Mandiri

(28)

14

Baskoro, 2014 -Kabupaten Pati -Seluruh populasi karyawan Koperasi

Yuliana, 2016 -Semarang -Seluruh karyawan PT. BCA Syariah (32

Dari beberapa penelitian terdahulu diatas terdapat beberapa variabel

yang mempengaruhi kinerja karyawan tetapi penulis hanya mengambil

variabel kepemimpinan transformasional, motivasi, kompensasi dan

lingkungan kerja.

2. Pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kinerja karyawan

Tabel 2. 2 penelitian kepemimpinan transformasional terdahulu

(29)

15

3. Pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan Tabel 2. 3 penelitian motivasi terdahulu

No. Peneliti,

(30)

16

4. Pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan Tabel 2. 4 penelitian kompensasi terdahulu

No. Peneliti,

Tahun Lokasi, Sampel Alat Analisis Hasil 1. Wahyu

Maulana, 2018

-Pamekasan

(31)

17

5. Pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan Tabel 2. 5 penelitian lingkungan kerja terdahulu

No. Peneliti,

Tahun Lokasi, Sampel Alat Analisis Hasil 1. Widyanto

2017 -Pematangsiar -Seluruh populasi PT. Bank Sumut

Dari uraian diatas menunjukkan adanya ketidakkonsistennya hasil

temuan penelitian tentang pengaruh kepemimpinan transformasional,

motivasi, kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan.

Beberapa peneliti menyatakan bahwa keempat variabel berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan dan tetapi ada hasil

penelitian menyatakan bahwa keempat variabel tersebut berpengaruh

(32)

18

berbeda membuat penulis untuk melakukan penelitian kembali mengenai

“pengaruh kepemimpinan transformasional, motivasi, kompensasi, dan

lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan BTN Syariah Kantor Cabang

Semarang”.

B. Kerangka Teori

1. Kinerja

a. Pengertian Kinerja

Menurut Robbins (2006: 258), kinerja karyawan adalah

hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang

pegawai dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Mangkunegara (2007)

bahwa istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual

performance(prestasi kerja atau prestasi sesunguhnya yang dicapai

oleh seseorang yaitu, hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Mangkunegara

(2007) menyatakan bahwa pada umumnya kinerja dibedakan

menjadi dua, yaitu kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja

individu adalah bagian hasil dari kerja pegawai baik dari segi

kualitas maupun kuantitas berdasarkan standart kerja yang telah

ditentukan, sedangkan kinerja organisasi dalah gabungan dari

(33)

19

Menurut Nawawi, 2004 dalam (Widodo, 2015:131)

menyatakan kinerja adalah hasil pelaksanaan suatu pekerjaan, baik

bersifat fisik/ material maupun non fisik/ non material. Sedangkan

menurut Simanjutak, 2005 dalam (Widodo, 2015:131) kinerja

adalah tingkatan pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu.

Simanjutak juga mengartikan kinerja individu sebagai tingkat

pencapaian atau hasil kerja seseorang dari sasaran yang harus

dicapai atau hasil kerja seseorang dari sasaran yang harus dicapai

atau tugas yag harus dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu.

b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Simanjutak, 2005 dalam (Widodo, 2015: 133)

dipengaruhi oleh:

1) Kualitas dan kemampuan pegawai. Yaitu hal – hal yang

berhubungan dengan pendidikan/ pelatihan, etos kerja, motivasi

kerja, sikap mental, dan kondisi fisik pegawai.

2) Sarana pendukung, yaitu hal yang sering berhubungan dengan

lingkungan kerja (keselamatan kerja, kesehatan kerja, saran

produksi, teknologi) dan hal – hal yang berhubungan dengan

kesejahteraan pegawai (upah/ gaji, jaminan sosial, keamanan

kerja).

3) Supra sarana, yaitu hal – hal yang berhubungan dengan

(34)

20

Menurut sedarmayanti, 2007 dalam (Widodo, 2015: 133)

faktor– faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain:

1) Sikap dan mental (motivasi kerja, disiplin kerja, dan etika kerja)

2) Pendidikan

3) Keterampilan

4) Manajemen kepemimpinan

5) Tingkat pengahasilan

6) Gaji dan kesehatan

7) Jaminan sosia

8) Iklim kerja

9) Sarana prasarana

10) Teknologi dan

11) Kesempatan berprestasi.

c. Faktor yang Dipengaruhi Kinerja

Dengan memperoleh kinerja ynag baik, maka akan

mempengaruhi variabel lain, demikian pula sebaliknya kinerja

dipengaruhi oleh variabel lain (Kasmir, 2016:195) .

Berikut beberapa faktor yang dipengaruhi kinerja baik secara

(35)

21

1) Kompensasi

Merupakan balas jasa yang diberikan perusahan pada

karyawannya. Karyawan yang memiliki kinerja yang baik tentu

akan memperoleh balas jasa misalnya dengan kenaikan gaji,

atau tunjangan lainnya. Demikian pula sebaliknya jika kinerja

tidak baik, akan dapat menurunkan gaji atau tunjangan yang

diperolehnya. Besar kecilnya kompensasui yang diperoleh

tentu disesuaikan dengan peraturan perushaan. Dengan

demikian artinya kinerja akan mempengaruhi kompensasi

karyawannya.

2) Jenjang karier

Merupakan pengahargaan yang diberikan perusahaan

kepada seseorang. Karyawan yang memiliki prestasi atau

kinerja yang baik tentu akan diberikan penghargaan karier.

Demikian pula sebaliknya jika kinerjanya turun atau buruk,

maka akan ada sanksi brupa penurunan karier atau tidak

memperoleh kenaikan karier. Kenaikan karier dapat berupa

kenaikan jabatan atau kenaikan kepangkatan. Oleh karena itu,

kinerja karyawan akan mempengaruhi karier karyawan.

3) Citra karyawan

Citra merupakan pandangan terhadap seseorang atau

karyawan, karena telah melaksanakan sesuatu. Artinya dengan

(36)

22

penghargaan dan tentu saja orang- orang akan memandangny

dengan pujian dan menjadi suri teladan. Demikian pula yang

terjadi sebaliknya, jika kinerja buruk, ikiyt membuat citra

seseorang atau karyawan menjadi tidak baik, bahkan

mendapatkan cemoohan dari pihak lain (Kasmir, 2016:

195-196).

2. Penilaian Kinerja

a. Pengertian

Penilaian kinerja (performance appraisal) adalah suatu

evaluasi terhadap tingkat kinerja seseorang dibandingkan standar

kinerja yang sudah ditentukan, guna bahan pertimbangan dalam

menentukan promosi, kompensasi perlunya pelatihan dan

pengembangan, maupun untuk pemberhentian seseorang (Widodo,

2015:130). Penilaian kinerja adalah proses yang dilakukan

organisasi untuk mengevaluasi hasil kerja para karyawannya

Werther & Davis 1996 dalam (Widodo, 2015:137).

Menurut Mondy (2008) dalam (Widodo, 2015:137)

penilaian kinerja adalah sistem formal untuk meninjau dan

mengevaluasi kinerja para individu atau tim dalam menjalankan

tugasnya.

Penilaian kinerja merupakan salah satu fungsi manajemen

sumber daya manusia, maka sudah seharusnyalah untuk dijalankan

(37)

23

manajemen akan sulit untuk menentukan, misalnya berapa gaji

atau bonus, atau kesejahteaan lain yang pantas diberikan kepada

karyawannya. Karena tidak tahu dasar untuk menentukan jumlah

jumlah atau ukuran yang diberikan. Kesulitan lain adalah untuk

menetukan jabatan seseorang, dalam arti untuk menaikkan atau

menurunkan jabatan (Kasmir, 2016:196-197).

b. Tujuan penilaian kinerja

Penilaian kinerja sangat penting guna memenuhi tujuan

yang ingin dicapai dengan baik oleh perusahaan maupun bagi

seluruh karyawannya (Kasmir, 2016: 197).

Adapun tujuan penilaian kinerja bagi perusahaan antara lain:

1) Untuk memperbaiki bagi kualitas kinerja

Untuk memperbaiki kualitas pekerjaan artinya dengan

melakukan penilaian terhadap kinerja, maka manajemen

perusahaan akan mengetahui dimana kelemahan karyawan dan

sistem yang digunakan. Dengan diketahui kelemahan ini segera

akan dilakukan perbaikan, baik terhadap sistem yang

digunakan maupun karyawan itu sendiri.

2) Keputusan penempatan

Bagi karyawan yang telah dinilai kinerjanya ternyata

kurang mampu menempati posisinya sekarang, maka perlu

dipindahkan ke unit bagian lainnya. Sebaliknya bagi mereka

(38)

24

kinerjanya tidak menurun dan tetap mempertahankan kinerja

sembari menunggu kebijakan perusahaan selanjutnya.

3) Perencanaan dan pengembangan karier

Hasil penilaian kinerja digunakan untuk menentukan

jenjang karier seseorang. Artinya bagi mereka yang mengalami

peningkatan kinerja maka akan dilakukan promosi jabatan atau

kepangkatan sesuai dengan peraturan perusahaan. Demikian

pula sebaliknya bagi karyawan yang hasil penilaian kinerjanya

terus memburuk, tentu akan mendapatkan misalnya penurunan

karier atau demosi. Karyawan yang kinerjanya kurang baik

dapat dilakukan mutasi kebagian lain yang sesuai dengan hasil

analisis sebelumnya.

4) Kebutuhan latihan dan pengembangan

Tujuan kinerja untuk kebutuhan pengembangan pelatihan

dan pengembangan maksudnya adalah bagi karyawan yang

memiliki kemampuan atau keahlain yang kurang, perlu

diberikan pelatihan agar mampu meningkatkan kinerjanya.

5) Penyasuaian kompensasi

Hasil penilaian kinerja digunakan untuk kepentingan

penyesuaian kompensasi adalah bagi mereka yang kinerja

meningkat maka akan ada penyesuaian kompensasi.

Penyesuaian kompensasi dilakukan apakah dengan

(39)

25

kesejahteraan lainnya sesuai dengan jenjang kinerjanya yang

diperoleh.

6) Inventori kompetensi pegawai

Dengan dilakukan penilaian kinerja terhadap seluruh

karyawan untuk beberapa periode, maka perusahaan memilki

simpanan data karyawan. Data dan informasi mengenai

kompetensi, skill, bakat, peotensi seluruh karyawan. Artinya

perusahaan memiliki peta tentang kekuatan dan kelemahan

karyawannya.

7) Kesempatan kerja adil

Dengan melkukan sistem kinerja yang baik akan

memberikan rasa keadilan bagi seluruh karyawan. Artinya bagi

mereka yang memiliki kinerja baik, akan memperoleh balas

jasa atas jerih payahnya meningkatkan kinerja. Sebaliknya bagi

mereka yang kinerjanya menurun atau kurang baik akan

menerima dengn lapang dada dan tidk perlu melakukan hal- hal

yang tidak perlu.

8) Komunikasi efektif antara atasan bawahan

Hasil penilaian kinerja digunakan untuk efektivitas

komunikasi antara atasan dengan bawahan. Atasan akan dapat

mengoreksi bagaimana seharusnya melakukan komunikasi

(40)

26

yang seharusnya dilakukan, maka tentu akan memberikan

pengaruh terhadap kinerja seseorang.

9) Budaya kerja

Dengan ada penilaian kinerja maka akan terciptanya

budaya yang menghargai kualitas kerja. Karyawan tidak dapat

bekerja dengan seenaknya, akan tetapi harus berusaha

meningkatkan kinerjanya.

10)Menerapkan sanksi

Besarnya hukuman atau sanksi yang diterima tergantung

dari tingkat kinerja yang telah diterima karyawan. Sanksi

teringan biasanya dalam bentuk teguran agar tidak mengulangi

perbuatan dan sanggup meningkatkn kinerjanya dimasa depan

(Kasmir, 2016:197-200).

3. Kepemimpinan Transformasional

a. Pengertian kepemimpinan transformasional

Menurut Yulk (2007) dalam (Sunyoto dan Burhanudin,

2015: 84) kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain

untuk memhami dan setuju dengan apa yang harus mereka lakukan

dan bagaimana melakukan tugas tersebut secara efektif, serta

proses unuk memfasilitasi upaya individu dan kelompok mencapai

tujuan bersama/ shared goal. Tidak hanya mencakup upaya untuk

mempengaruhi dan memfasilitasi pekerjaan suatu kelompok atau

(41)

27

dipersiapkan untuk menghadapi tantangan – tantangan dimasa

yang akan datang.

Menurut Robbins and Cloutler (2010) pemimpin

transformasional yaitu pemimpin yang mestimulasi dan

menginspirasi (transformasi) bawahan untuk mencapai hasil yang

luar biasa. Sedangkan, Burns menjelaskan kepemimpinan

transformasional sebagai sebuah proses yang padanya para

pemimpin dan pengikut saling menaikkan diri ke tingkat moralitas

dan motivasi yang lebih tinggi. Para pemimpin tersebut mencoba

menimbulkan kesadaran dari para pengikut dengan menyerukan

cita-cita yang lebih tinggi dan nilai- nili moral seperti

kemerdekaan, keadilan, dan kemanusian bukan didasarkan atas

emosi, seperti keserakahan, kecemburuan dan kebencian (Siswanto

dan Sucipto, 2008: 199).

Dalam hierarki kebutuhan Maslow (1954 dalam Yukl,

1994:296), maka para pemimpin transformasional menggerakkan

kebutuhan- kebutuhan pengikut pada tingkatan yang lebih tinggi.

Para pengikut dinaikkan dari “ diri sehari- hari” ke “diri yang lebih

baik” mereka. Menurut Burns, kepemiminan transformasional

dapat diperlihatkan oleh siapa saja dalam organisasi pada jenis

posisi apa saja. Dapat menyangkut orang-orang yang

mempengaruhi teman- teman sejawatnya dan para atasan dan juga

(42)

28

Menurut Bass (1985: dalam Yukl 1994: 297) tingkat sejauh

mana seorang pemimpin disebut transformasional di ukur dalam

hubungannya dengan efek kepemimpinan tersebut terhadap para

pengikut. Para pengikut seorang pemimpin transformasional

merasa adanya kepercayaan, kekaguman, kesetian, dan hormat

terhadap pemimpin tersebut dan mereka merasa termotivasi untuk

melakukan lebih daripada yang awalnya diharapkan oleh mereka.

Pemimpin tersebut mentransformasi dan memotivasi para pengikut

mereka dengan :

1) Membuat mereka lebih sadar mengenai pentingnya hasil- hasil

suatu pekerjaan.

2) Mendorong mereka untuk mementingkan organisasi atau tim

daripada kepentingan diri sendiri (Siswanto dan Sucipto, 2008:

199).

b. Karakteristik kepemimpinan transformasional

Menurut Pramastuti, 2006 dalam (Sunyoto dan Burhanudin,

2015:107) kepemimpinan transformasional terdiri dari bebrapa

karakteristik, antara lain:

1) Charismatic leadership. Pemimpin transformasional memiliki

suatu karisma yang dikagumi dan dihormati, sehingga dengan

pengaruh dan kekuatan karisma tersebut pemimpin mudah

untuk mengkomunikasikan visi dan misi organisasi kepada

(43)

29

ingin ditiru, sehingga menumbuhkan antusiasme kerja. Melalui

karisma yang dimiliki tersebut pemimpin dapat membentuk

dan memperbanyak anggotanya melalui keyakinan, ambisi,

energi, jeli melihat dan memanfaatkan peluang yang ada.

Disamping itu melalui karismanya, pemimpin dapat

mengilhami loyalitas, ketekunan, menanamkan kebanggan dan

kesetiaan, serta membangkitkan rasa hormat.

2) Inspirational leadership. Pemimpin transformasional mampu

untuk membangkitkan semangat pengikutnya yang merasa

ragu- ragu atau tidak mampu dalam menyelesaikan suatu tugas.

Pemimpin dapat memberikan inspirasi, secara emosional

membangkitkan, menggerakkan, dan menyemarakkan kondisi

yang sudah tidak lagi menggairahkan. Misalnya dengan cara

memberikan semangat, pujian maupun dorongan.

3) Belief. Pemimpin transformasional memiliki insting atau naluri

yang kuat, dapat melihat dan membuat keputusan- keputusan

tepat yang berdampak positif bagi organisasi, sehingga mamu

bertindak dengan penuh keyakinan dan menanamkan

kepercayaan kepada para pengikutnya.

4) Intellectual stimulation. Pemimpin transformasional mampu

berikan dan melakukan stimulan– stimulan intelektual kepada

para pengikutnya, mampu mendorong para pengikutnya untuk

(44)

30

dengna cara- cara baru, berani memunculkan ide- ide dan

berpikir rasional dalam menyelesaikan suatu masalah, tidak

berdasarkan opini atau dugaan saja. Bawahan dikondisikan

pada situasi untuk selalu bertanya pada dirinya sendiri dan

membandingkannya dengan asumsi yang berkembang

dimasyarakat, kemudian mengembangkan kemampuan

pemecahan masalah secara bebas dengan menggunakan

intellectual stimulation yang mereka miliki.

5) Individualized consideration. Ciri ini berkitan dengan tanggung

jawab dan kemampuan pemimpin dalam memberikan kepuasan

dan meningkatkan produktivitas para pengikutnya. Pemimpin

transformasional cenderung bersikap membaur menjadi satu

dengan pengikutnya, bersahabat, dekat, informal, dan mampu

memperlakukan pengikutnya sebagaimana layaknya individu

dengan kebutuhn masing- masing. Pemimpin memperhatikan

faktor- faktor individual, karena adanya perbedaan,

kepentingan, dan pegembangan, diri yang berbeda antara satu

dengan lainnya.

4. Motivasi

a. Pengertian Motivasi

Motivasi adalah kekuatan yang ada dalam seseorang, yang

mendorong perilakunya untuk melakukan tindakan. Besarnya

(45)

31

suatu tugas atau mencapai sasaran memperlihatkan sejauh mana

tingkat motivasinya. Dengan kata lain motivasi sesungguhnya

adalah suatu kekuatan yang menyebabkan seseorang menghasilkan

sesuatu sesuai dengan apa yang ia katakan, bukan sekedar janji dan

keinginan saja (Widodo, 2015:187).

Menurut Greenberg dan Baron, 2003 dalam (Sunyoto dan

Burhanudin, 2015:27) motivasi didefinisikan sebagai serangkaian

proses yang menggerakkan, mengarahkan, dan mempertahankan

perilaku individu untuk mencapai beberapa tujuan. Motivasi

merupakan suatu dorongan yang diatur oleh tujuan dan jarang

muncul kekosongan.

Dapat disimpulkan motivasi merupakan dorongan terhadap

serangkaian proses perilaku manusia pada pencapaian tujuan.

Sedangkan elemen yang terkandung dalam motivasi meliputi unsur

membangkitkan, mengarahkan, menjaga, menunjukkan intensitas,

bersifat terus- menerus dan adanya tujuan (Wibowo, 2010: 379).

b. Teori Motivasi

1) Teori A.H. Maslow

Maslow berpendapat ,bahwa tingkah laku atau tindakan

masing-masing individu pada suatu saat tertentu, biasanya

ditentukan oleh kebutuhannya yang paling mendesak. Oleh

(46)

32

perlu memahami hirarki daripada kebutuhan- kebutuhan

manusia.

Hirarki kebutuhan manusia, menurut A.H. Maslow adalah

sebagai berikut:

a) Physiological Needs – kebutuhan badaniah , meliputi

sandang, pangan, dan pemuasan seksual.

b) Safety Needs – kebutuhan akan keamanan, meliputi baik

kebutuhan akan keamanan jiwa mupun kebutuhan akan

keamanan harta.

c) Social Needs – kebutuhan sosial, meliputi kebutuhan akan

perasaan diterima oleh orang lain; kebutuhan akan perasaan

dihormati; kebutuhan akan perasaan maju atau berprestasi

dan kebutuhan akan perasaan ikut serta (sense of

participation).

d) Esteem Needs – kebutuhan akan penghargaan berupa

kebutuhan akan harga diri dan pandangan baik dari orang

lain terhadap kita.

e) Self Actualization Needs – kebutuhan akan kepuasan diri

yaitu kebutuhan untuk mewujudkan diri” yaitu kebutuhan

mengenai nili dan kepuasan yang didapat dari pekerjaan

(47)

33

c. Prinsip – Prinsip dalam Memotivasi Pegawai

Menurut Mangkunegara (2008: 100), terdapat beberapa prinsip

dalam memotivasi kerja pegawai antara lain:

1) Prinsip partisipasi, dalam upaya memotivasi kerja, pegawai

perlu diberikan kesempatan ikut berpartisipasi dalam

menentukan tujuan yang dicapai oleh pemimpin.

2) Prinsip komunikasi, pemimpin mengkomunikasikan segala

sesuatu yang berhubungan dengan usaha pencapaian tugas,

dengan informasi yang jelas, pegawai akan lebih mudah

dimotivasi kerjanya.

3) Prinsip mengakui andil bawahan, pemimpin mengakui bahwa

bawahan (pegawai) mempunyai andil didalam usaha

pencapaian tujuan. Dengan pengakuan tersebut, pegawai akan

lebih mudah dimotivasi kerjanya.

4) Prinsip pendelegasian wewenang, pemimpin yang memberikan

otoritas atau wewenang kepada pegawai bawahan untuk

sewaktu waktu dapat mengambil keputusan terhadap pekerjaan

yang dilakukannya, akan membuat pegawai yang bersangkutan

menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan

oleh pemimpin.

5) Prinsip memberi perhatian, pemimpin memberikan perhatian

(48)

34

memotivasi pegawai bekerja apa yang diharapkan oleh

pemimpin.

d. Tindakan Memotivasi

Menurut Baldoni dalam Wibowo (2010: 385) menyatakan

bahwa motivasi merupakan proses aktif yang didorong oleh

serangkaian tindakan yang dapat dikelompokkan dalam 3

kelompok, yaitu:

1) Memberi daya (energize), adalah apa yang dilakukan pemimpin

ketika mereka memberikan contoh, melakukan komunikasi

dengan jelas dan memberi tantangan yang tepat.

a) Exemplify

Motivasi dimulai dengan memberi contoh yang

baik. Pemimpin yang mengharapkan untuk memotivasi

harus mencerminkan visi, misi dan budaya organisasi yang

mereka pimpin.

b) Communicate

Pemimpin yang mengharapkan untuk memotivasi

harus mengkomunikasikan visi, misi dan tindak lanjut

untuk menunjukkan saling pengertian. Motivasi hanya

dapat terjadi apabila terdapat komunikasi dua arah.

c) Challenge

Orang pada umumnya suka diberi tantangan.

(49)

35

dapat dengan kuat mencapai tujuan karena dihubungkan

dengan pemenuhan harapan.

2) Mendorong (encourage), adalah apa yang dilakukan pemimpin

untuk mendukung proses motivasi melalui pemberdayaan,

coaching dan pengakuan.

a) Empower

Pemberdayaan merupakan proses dengan mana

orang memperkirakan tanggung jawab dan diberi

kewenangan melakukan pekerjaan. Pemberdayaan menjadi

alat memotivasi yang kuat karena menempatkan orang

mengawasi nasib mereka sendiri. Pemberdayaan harus

mendorong untuk tumbuh subur dalam kerangka tujuan

orgnisasi.

b) Coach

Menjadi tanggung jawab pemimpin memberikan

dukungan yang benar pada orang untuk melakukan

pekerjaan mereka. Cara terbaik untuk memelihara

hubungan dan pekerja melalui sesi coaching tatap muka,

hal tersebut memberikan kesempatan kepada pemimpin

mengetahui pekerja sebagai pribadi dan bagaimana mereka

dapat membantu pekerja mencapai tujuan pribadi dan

(50)

36

c) Recognize

Pengakuan mungkin merupakan satu – satunya

alasan kuat bahwa orang bekerja, disamping untuk

mendapatkan penghasilan. Pemimpin yang mengenal

bawahan mereka menunjukkan perhatian mereka atas

bagaimana pekerjaan dilakukan.

3) Mendesak (exhort), adalah bagaimana pemimpin menciptakan

pengalaman berdasarkan pengorbanan dan inspirasi yang

mempersiapkan dasar bagi motivasi untuk dapat tumbuh

dengan subur.

a) Sacrifice

Pengorbanan merupakan bentuk komitmen pada

orang lain. Pengorbanan merupakan ukuran kepemimpinan

karena dalam pengorbanan kita menemukan karakter dan

keyakinan, yang keduanya penting untuk menciptakan

kondisi dimana motivasi dapat terjadi.

b) Inspire

Motivasi dapat berkembang menjadi inspirasi.

Karena motivasi bersal dari dalam, bentuknya menjadi

inspirasi diri. Proses ini dipelihara dengan memerhatikan

(51)

37

5. Kompensasi

a. Pengertian Kompensasi

Kompensasi adalah bentuk pembayaran dalam bentuk

manfaat dan insentif untuk memotivasi karyawan agar

produktivitas kerja semakin meningkat Yani, 2012: 139 dalam

(Widodo, 2015: 153). Sedangkan menurut Bejo Siswanto

(2003:181) dalam (Widodo, 2015:155) kompensasi merupakan

istilah luas yang berkaitan dengan imbalan- imbalan finansial yang

diterima oleh orang- orang melalui hubungan kepegawaian mereka

dengan organisasi.

Menurut Notoadmojo (2003: 153) dalam (Widodo,

2015:154) kompensasi adalah yang diterima oleh karyawan

sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Kompensasi penting bagi

karyawan sebagai individu karena besarnya kompensasi

mencerminkan ukuran karya mereka diantara para karyawan itu

sendiri, keluarga dan masyarakat.

Kompensasi meliputi bentuk pembayaran tunai langsung,

pembayaran tidak langsung dalam bentuk manfaat karyawan, dan

insentif untuk memotivasi karyawan agar bekerja keras untuk

mecapai produktivitas yng semakin tinggi (Casio F. Wayne, 1990).

Dengan kata lain, kompensasi mengandung arti tidak sekedar

hanya dalam bentuk finansial saja, seperti yang langsung berupa

(52)

38

bantuan sosial, uang cuti, uang pensiun, pendidikan dan

sebagainya, tetapi juga bukan bentuk finansial. Bentuk ini berupa

pekerjaan dan lingkungan pekerjaan. Bentuk pekerjaan berupa

tanggung jawab, perhatian, kesempatan dan penghargaan ,

sementara bentuk lingkungan pekerjaan berupa kondisi kerja,

pembagian kerja, status, dan kebijakan (Mangkuprawira, 2014:

203).

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan

bahwa kompensasi adalah penghargan atau imbalan yang diterima

oleh karyawan yang diberikan oleh perusahaan berdasarkan

kontribusi maupun kinerja secara produktif dengan yang lebih baik

pada suatu organisasi (Widodo, 2015:155).

b. TujuanPemberian Kompensasi

Pada umumnya kompensasi yang adil akan memberikan

banyak keuntungan bagi karyawan. Artinya perusahaan

memberikan kompensasi yang layak bagi seluruh karyawannya.

Keuntungan juga akan diperoleh oleh pihak manajemen sebagai

pencapaian tujuan perusahaan akan dapat dicapai, karena salah satu

sebabnya adalah pemberian kompensasi (Kasmir, 2016: 236).

Secara umum tujuan pemberian kompensasi sebagai berikut:

(53)

39

Artinya kompensasi harus diberikan karena merupakan hak

karyawan atas jerih payahnya dalam bekerja.

2) Memberikan rasa keadilan

Artinya pemberian kompensasi yang dilakukan secara

terbuka dan penentuan besarnya kompensasi didasarkan kepada

kinerjanya. Penentuan kompensasi dilakukan tanpa ada

diskriminasi dan apa adanya kan memberikan rasa

keadilan.karyawan merasa diperlakukan secara adil oleh

pemimpin sehingga semangat dan motivasi kerja karyawan

akan meningkat.

3) Memperoleh karyawan yang berkualitas

Artinya dengan pemberian kompensasi yang baik akan

menarik pelamar yang berkualitas untuk melamar

keperusahaan. Pelamar yang memiliki kualitas yang tinggilah

yang paling banyak melamar. Sebaliknya jika kompensasi yang

dibayarkan kurang atau tidak menarik, maka akan memperoleh

karyawan yang kurang memiliki kualifikasi atau tidak

berkualitas.

4) Mempertahankan karyawan

Artinya dengan pemberian kompensasi yang sesuai atau

layak, maka akan mengurangi karyawan yang keluar. Dengan

kompensasi yang sesuai maka karyawan akan terus bertahan

(54)

40

timbul ketakutan akan dikeluarkan jika bekerja tidak baik. Pada

akhirnya turnover karyawan juga dapat diminimalkan,

karyawan terus bekerja sampai pensiun.

5) Menghargai karyawan

Pemberian kompensasi salah satu bentuk penghargaan

terhadap jasa karyawan. Dengan kompensasi yang sesuai dan

wajar karyawan akan merasa dihargai atas jerih payahnya.

Dengan dihargai perusahaan juga akan dihargai karyawan juga

akan menghargai perusahaan, dengan bekerja sebaik- baiknya

atau dengan berprestasi setinggi- tingginya, guna memajukan

perusahaannya.

6) Pengendalian biaya

Dengan pemberian kompensasi yang layak akan dapat

mengurangi biaya rekrutmen dan seleksi karyawan. Hal ini

dapat terjadi karena dengan pembayaran kompensasi yang

tidak wajar dan tidak sesuai dengan aturan, maka akan

menimbulkan tingkat turnover karyawan. Pada akhirnya

karena terjadi turnover, maka ada posisi yang kosong dan harus

segera diisi. Untuk mengisi posisi inilah diperlukan biaya

rekrutmen dan seleksi serta biaya untuk melatih karyawan baru.

Lebih dari itu dengan keluarnya karyawan kan menimbulkan

posisi kosong dan mengganggu hasil produksinya yang pada

(55)

41

7) Memenuhi peraturan pemerintah

Artinya pemberian yang sesuai dengan kebijakan

pemerintah, berarti ikut mendukung progam pemerintah.

Dengan mematuhi peraturan pemerintah, akan terhindar dari

berbagai bentuk sanksi yang mungkin terjadi. Bagi perusahaan

yang tidak memberikan kompensasi berdasarkan peraturan

pemerintah maka akan dikenakan sanksi yang pada akhirnya

akan merusak citra perusahaan, baik didalam maupun diluar

perusahaan.

8) Menghindari konflik

Artinya dengan kompensasi perselisihan atau pertengkaran

antar karyawan dengn perusahaan atau karyawan dengan

karyawan, dapat diminimalkan jika kompensasi jika

kompensasi dibayar secara layak dan wajar dan sesuai aturan

yang berlaku. Namun sebaliknya jika kompensasi tidak dibayar

secara layak, dan wajar serta tidak sesuai aturan yang berlaku,

maka akan menimbulkan konflik yang pada akhirnya kan

merugikan perusahaan secara keseluruhan (Kasmir, 2016:

236-238).

c. Manfaat Pemberian Kompensasi

Menurut Kasmir (2016: 238-239) banyak manfaat yang dapat

diperoleh dengan adanya kompensasi antara lain:

(56)

42

Artinya dengan pemberian kompensasi yang benar, akan

membuat karyawan bekerja bersungguh- sungguh dan

menumbuhkan rasa memiliki perusahaan yang makin besar.

Karyawan akan setia kepada perusahaan dengan bekerja sesuai

yang telah ditugaskan. Karyawan yang loyal biasanya tidak kan

meninggalkan perusahaan dan tidak akan membongkar rahasia

perusahaan kepada pihak lain.

2) Komitmen terhadap perusahaan meningkat

Artinya dengan pemberian kompensasi yang benar,

karyawan akan mematuhi segala kewajiban yang diberikan

kepada perusahaan dan mematuhi semua peraturan yang

ditetapkan perusahan.

3) Motivasi kerja meningkat

Artinya dengan pemberian kompensasi yang benar, maka

dorongan karyawan untuk bekerja semakin kuat, sehingga

merangsang karyawan untuk terus bekerja. Jika kompensasi

dibayar tidak wajar, akan menurunkan motivasi kerjanya.

4) Semangat kerja meningkat

Artinya dengan pemberian kompensasi yang benar, maka

karywan akan bersemangat untuk bekerja. Upaya untuk

melakukan pekerjan dengan baik, dilakukan dengan penuh

semangat. Karyawan juga akan pantang menyerah terhadap

(57)

43

ada solusi. Karyawan juga tidak mudh putus asa untuk mencari

jalan keluar terhadap permasalahanyang dihadapinya.

5) Kinerja karyawan meningkat

Artinya dengan pemberian kompensasi yang benar, maka

karyawan akan terus meningkatkan prestasi kerja dan

kinerjanya.

6) Konflik kerja dapat dipengaruhi

Artinya dengan pemberian kompensasi yang benar, maka

pertentangan diantara karyawan dengna pimpinan atau dengan

karyawan dapat diminimalkan, sehingga semua karyawan

bekerja sama makin kompak.

7) Memberikan rasa aman

Artinya dengan pemberian kompensasi yang benar, maka

karyawan kan merasa aman dan nyaman, sehingga tidak

menimbulkan kegelisahan saat bekerja. Karyawan selalu fokus

untuk melakukan pekerjaan tanpa terganggu dengan pikiran

tentang kompensasi yng diterimanya.

8) Memberikan rasa kebanggaan

Artinya pemberian kompensasi yang relatif lebih besar dari

ketentuan pemerintah dan pesaing akan memberikan rasa

bangga karyawan. Dengan memiliki rasa bangga yang besar

akan membuat karyawan bekerja lebih bersungguh- sungguh

(58)

44

9) Proses kegiatan perusahaan berjalan lancar

Artinya pemberian kompensasi yang sesuai dan wajar akan

memperlancar jalannya kegiatan perusahaan. Hal ini terjadi,

karena tidak ada kekosongan jabatan atau posisi yang

ditinggalkan. Demikian pula sebaliknya jika kompensasi

dibayar tidak sesuai dan tidak wajar, maka kegiatan perusahaan

tidak berjalan lancar, karena adanya karyawan yang tidak

bersemangat, tidak komit terhadap perusahaan atau tidak

termotivasi untuk bekerja.

d. Bentuk – Bentuk Kompensasi

Kompensasi dapat berbentuk finansial dan bukan finansial.

Kompensasi yang berbentuk finansial ada yang bersifat langsung

seperti upah, gaji, komisi, dan bonus yang bersifat tidak langsung

misalnya: asuransi kesehatan hidup, kecelakaan; tunjangan sosial

seperti dana pensiun, tunjangn keselamatan sosial; kompensasi

karyawan berupa beasiswa, pelayanan pekerja; tunjangan

pembayaran waktu tidak hadir seperti cuti, liburan, sakit, istirahat,

dan sebagainya.

Kompensasi yang berbentuk bukan finansial, dalam bentuk

pekerjaan misalnya, pemberian tugas- tugas yang menarik,

menantng, penuh tanggung jawab, peluang untuk dikenal, dan

peluang untuk berkembang. Sedangkan kompensasi yang

(59)

45

kebijakan perusahaan yang jelas dan adil, atasan yang kompeten,

teman kerj yang bersahabat, simbol status yang layak, kondisi

lingkuangan kerja yang menyenangkan, pengaturan kerja yang

luwes, pembagian kerja yang baik, dan lain- lain (Widodo, 2015:

158).

Menurut Triton (2007:126) dalam (Widodo, 2015:158)

berdasarkan mekanisme penerimaannya kompensasi dibedakan

menjadi dua, yaitu :

1) Kompensasi langsung, yaitu kompensasi yang penerimaannya

secara langsung berkaitang dengan prestsi kerja.

2) Kompensasi pelengkap atau tidak langsung yaitu kompensasi

yang penerimannya secara tidak langsung berkaitan dengan

prestasi kerja.

6. Lingkungan Kerja

a. Pengertian Lingkungan Kerja

Menurut Sedarmayanti (2001: 1) lingkungan kerja adalah

keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan

sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya serta

pengaturan kerjanya, baik sebagai perseorangan maupun sebagai

kelompok dapat ditarik kesimpulannya bahwa kondisi lingkungan

kerja baik akan menunjang produktivitas karyawan yang pada

(60)

46

Kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila

manusia dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman

dan nyaman. Kesesuaian lingkungan kerja dapat dapat dilihat

akibatnya dalam jangka waktu yang lama lebih jauh lagi

lingkungan- lingkungan kerja yang kurang baik dapat menuntut

tenaga kerja dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung

diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien (Sedarmayanti,

2001: 12).

Menurut Bambang (1991: 122) lingkungan kerja

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja seorang

pegawai. Seorang pegawai yang bekerja di lingkungan kerja yang

mendukung dai untuk bekerja secara optimal akan menghasilkan

kinerja yang baik, sehingga jika seorang pegawai bekerja dalam

lingkungan kerja yang tidak memadai dan tidak mendukung untuk

bekerja secara optimal akan membuat pegawai yang bersangkutan

menjadi malas, cepat lelah sehingga kinerja pegawai tersebut akan

rendah.

b. Jenis Lingkungan Kerja

Sedarmayanti (2009: 21) menyatakan bahwa secara garis besar

jenis lingkungan terbagi menjadi 2 yaitu lingkungan fisik dan non

(61)

47

1) Lingkungan kerja fisik

Lingkungan kerja fisik adalah segala keadaan fisik yang

terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi

pegawai baik secara langsung maupun secra tidak langsung.

2) Lingkungan kerja non fisik

Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang

terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan

dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja ataupun

hubungan dengan bawahan.

c. Manfaat Lingkungan Kerja

Menurut Arep dan Hendri (2013), manfaat lingkungan kerja

adalah menciptakan gairah kerja, sehingga produktivitas dan

prestasi kerja meningkat. Sementara itu, manfaat yang diperoleh

karena bekerja dengan orang- orang yang termotivasi adalah

pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat. Yang artinya pekerjaan

diselesaikan sesuai standar yang benar dan dalam skala waktu yang

ditentukan. Prestasi kerjanya akan menimbulkan terlalu banyak

pengawasan serta semangat juangnya akan tinggi.

Lingkungan kerja yang baik yaitu lingkungan kerja yang

kondusif. Lingkungan kerja yang kondusif ditempat kerja adalah

salah satu syarat untuk menciptakan kinerja karyawan yang lebih

Gambar

Tabel 2. 1faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja
Tabel 2. 2 penelitian kepemimpinan transformasional terdahulu
Tabel 2. 3 penelitian motivasi terdahulu
Tabel 2. 4 penelitian kompensasi terdahulu
+7

Referensi

Dokumen terkait

8 Berdasarkan penelitian pada pengemudi transportasi di Lampung didapatkan hasil bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keluhan LBP adalah faktor individu seperti

melakukan interaksi terhadap guru, siswa-siswa serta staf-staf SMK Negeri 46 Jakarta, dari interaksi itu peneliti menemukan permasalah-permasalahan yang dialami oleh beberapa

Dapat dilihat pada gambar bahwa setiap sinyal keluaran dari mikrokontroler. dsPIC30f2020 ber-PWM dengan

digunakan dibuat dalam bentuk skala Likert.. Pengukuran data untuk variabel motivasi.. berwirausaha dilakukan dengan cara memberi skor pada tiap-tiap jawaban. dari butir

Promosi selain bersifat memberitahu juga bersifat untuk membujuk terutama kepada pembeli-pembeli potensial, dengan mengatakan bahwa suatu produk adalah lebih baik dari

Model Variables Entered Variables Removed Method 1 Ln_Size, KPI, KI, KPM(a). Enter a All requested

Pasal 11 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penanganan Hepatitis dijelaskan oleh bahwa pemeriksaan hepatitis pada ibu hamil hanya bersifat di sarankan

Gas hasil reaksi tersebut akan bergerak menuju bagian atas dari reaktor yang memiliki temperatur lebih rendah dan gas tersebut akan kontak dengan bahan bakar