• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI MENYIMAK TEKS CERITA RAKYAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS VI MI NURUL ULUM GUNUNG TUMPENG KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019 - Test Rep

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI MENYIMAK TEKS CERITA RAKYAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS VI MI NURUL ULUM GUNUNG TUMPENG KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019 - Test Rep"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

MATERI MENYIMAK TEKS CERITA RAKYAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS VI

MI NURUL ULUM GUNUNG TUMPENG KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh: Ariya Zulva NIM 115-14-153

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

MATERI MENYIMAK TEKS CERITA RAKYAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS VI

MI NURUL ULUM GUNUNG TUMPENG KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh: Ariya Zulva NIM 115-14-153

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

vii MOTTO

“Amalan yang lebih dicintai Allah adalah amalan yang terus-menerus dilakukan

walaupun sedikit”

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini penulis spersembahkan

Kepada

Almamater Tercinta Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Progam Strata I Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

Kepada orang tua penulis:

Bapak :Suhadi

&

Ibu : Siti Aminah

Kepada Kakak Penulis:

Afifudin

Nasikun

Muwafiqoh

ImroatunDengan kasih sayang, cinta dan kesabaran mereka dalam mendidik dan

membesarkan penulis sehingga menghantarkan penulis sekarang ini menjadi sosok

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, hidayah, dan inayah nya kepada penulis khususnya serta kepada kita semua

umumnya, sehingga penulis dapat melakukan penelitian skripsi tentang Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) di MI Nurul Ulum Gunung Tumpeng dengan lancar tanpa

halangan suatu apapun.

Berkaitan dengan hal ini, penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada

semua pihak yang membantu menyelesaikan dalam pembuatan skripsi ini dan

khususnya ucapan terima kasih penulis berikan kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan PGMI dan dosen pembimbing

akademik.

4. Bapak Dr. Wahyudhiana, MM.Pd selaku pembimbing skripsi yang telah

memberikan arahan dan bimbingan hingga skripsi ini selesai.

5. Bapak, Ibu dosen serta seluruh karyawan IAIN Salatiga yang telah

memberikan ilmu dan bimbinganya kepada penulis.

(10)
(11)

xi ABSTRAK

Zulva, Ariya. 2018. Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Menyimak

Teks Cerita Rakyat Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Snowball Throwing Pada Siswa Kelas VI Mi Nurul Ulum Gunung Tumpeng Kec. Suruh Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Wahyudhiana, MM.Pd.

Kata kunci: Hasil Belajar Bahasa Indonesia, Metode Pembelajaran Snowball

Throwing.

Pembelajaran Bahasa Indonesia di MI Nurul Ulum Gunung Tumpeng kecamatan suruh kabupaten Semarang belum menggunakan berbagai stategi atau metode pembelajaran aktif. Hal ini menyebabkan siswa cenderung pasif dan kueangnya perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru terutama materi menyimak teks cerita rakyat. Terbukti dari rendahnya hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM yang ditentukan sekolah yaitu 65. Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah penerapan metode pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi Menyimak Teks Cerita Rakyat pada siswa kelas VI MI Nurul Ulum Gunung Tumpeng tahun 2018?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia

materi Menyimak Teks Cerita Rakyat melalui metode pembelajaran Snowball

Throwingpada siswa kelas VI MI Nurul Ulum Gunung Tumpeng Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun 2018.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam II siklus yaitu siklus I dan siklus II. Masing masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VI yang berjumlah 21 siswa meliputi 13 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Instrumen penilaian meliputi RPP, lembar observasi guru, lembar observasi siswa dan tes evaluasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode Snowball

(12)

xii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan………... 10

F. Metode Penelitian……… 11

1. Rancangan Penelitian……….... 11

2. Subjek ……… 14

3. Langkah-langkah Penelitian……… 14

(13)

xiii

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar……… 30

2. Hasil Belajar……….. 32

a. Pengertian Hasil Belajar……….. 32

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar…………... 35

B. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)……… 36

a. Pengertian KKM……….. 36

b. Prosedur Penetapan KKM………... 37

C. Hakikat Bahasa Indonesia……… 38

1. Pengertian Bahasa Indonesia……….. 38

2. Tujuan Bahasa Indonesia……… 38

3. Fungsi Bahasa Indonesia………...……….. 39

4. Kedudukan Bahasa Indonesia………. 40

5. Materi Menyimak Teks Cerita Rakyat………...…. 42

D. Metode Pembelajaran Snowball Throwing……………….. 46

1. Pengertian Metode Snowball Throwing………. 46

2. Langkah-langkah Metode Snowball Throwing……….. 48

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Snowball Throwing……... 49

E. Kajian Pustaka……….. 50

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Deskripsi Kegiatan Sikus I……… 53

(14)

xiv BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian……….. 68

1. Deskripsi Data Pra Siklus………. 68

2. Deskripsi Data Siklus I………. 70

3. Deskripsi Data Siklus II……… 75

B. Pembahasan ……….. 80

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……… 87

B. Saran ………... 87

DAFTAR PUSTAKA………. 89

(15)

xv

DAFTAR TABEL

1. Tabel 4.1 Data Pra Siklus ... 69

2. Tabel 4.2 Data Hasil Nilai Siklus I ... 70

3. Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Guru Siklus I ... 72

4. Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I ... 74

5. Tabel 4.5 Data Hasil Nilai Siklus II ... 76

6. Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Guru Siklus II ... 77

7. Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II ... 79

8. Tabel 4.8 Ketuntasan Nilai Siswa Pra Siklus ... 80

9. Tabel 4.9 Ketuntasan Nilai Siswa Siklus I ... 81

10.Tabel 4.10 Ketuntasan Nilai Siswa Siklus II ... 82

11.Tabel 4.11 Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar Per Siklus... 83

12.Tabel 4.12 Sebaran Nilai Siswa Per Siklus ... 84

13.Tabel 4.13 Rekapitulasi Ketuntasan Siswa Per Siklus ... 85

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Siswa Pra Siklus ... 81

Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Siswa Siklus I ... 82

(17)

xvii LAMPIRAN

Lampiran 1. SK Penunjukan Dosen Pembimbing Skripsi

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian

Lampiran 3. SK Telah Melaksanakan Penelitian

Lampiran 4. Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 5. Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 6. SKK

Lampiran 7. RPP Siklus I

Lampiran 8. Cerita Rakyat Siklus I

Lampiran 9. Soal Evaluasi Siklus I

Lampiran 10.Lembar Observasi Guru dan Siswa Siklus I

Lampiran 11. RPP Siklus II

Lampiran 12. Cerita Rakyat Siklus II

Lampiran 13. Soal Evaluasi Siklus II

Lampiran 14. Lembar Observasi Guru dan Siswa Siklus II

(18)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam menjamin keberlangsungan

pembangunan suatu bangsa. Pendidikan menurut orang awam adalah

untuk megajari murid di sekolah, melatih anak hidup sehat, melatih sifat,

dan lain sebagainya. Dengan demikian, pendidikan diarahkan untuk

mengembangkan manusia pada seluruh aspeknya: spiritual intelektual,

daya imajinasi, fisik, keilmuan, dan bahasa, baik secara individu maupun

kelompok, serta mendorong seluruh aspek tersebut untuk mencapai

kebaikan dan kesempurnaan.

Pada Hakikatnya Undang-Undang nomer 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 Ayat (1) menyebutkan bahwa

“ Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

(19)

2

Pendidikan juga sebuah wadah dimana peserta didik bisa

belajar secara aktif memepertajam dan memunculkan ke permukaan

potensi-potensinya, sehingga menjadi kemampuan-kemampuan yang

dimilikinya secara alamiah. Seperti dalam Peraturan Pemerintah

penting. Belajar yang dilakukan merupakan bagian dari hidupnya. Anak

didik memerlukan belajar untuk mencapai berbagai macam

kompetensi, keterampilan, dan sikap.Seperti yang terkandung dalam

Al-Qur’an yang berbunyi

pendengaran, penglihatan, dan daya nalar agar kamu bersyukur.” (QS Al

(20)

3

Selain belajar, komponen utama dalam pendidikan adalah

guru. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan

kualitas dan kuantitas mengajar yang dilaksanakan. Hal ini disebabkan

gurulah yang berhadapan langsung dengan peserta didik. Tugas guru

dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan dirinya

sebagai orang tua kedua. Pelajaran apapun yang diberikan menjadi

motivasi bagi siswanya dalam belajar ( Iskandar, 2015: 152).

Kemajuan dunia pendidikan yang semakin pesat menuntut guru untuk

ikut mendukung dan berpartisipasi mencerdaskan kehidupan bangsa

sesuai apa yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Di Indonesia terdapat 5 pelajaran wajib bagi peserta didik, salah satu

kelima pelajaran tersebut adalah mata pelajaran bahassa Indonesia.

Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terpenting dalam komunikasi

di Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang

dapat digunakan untuk berkomunikasi antar suku bangsa yang

berbeda adat, bahasa, maupun kebudayaannya di Indonesia. Bahasa

Indonesia adalah bahasa persatuan yang dijunjung oleh segenap bangsa

Indonesia. Hal ini tercermin pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928

yang berbunyi Kami putra dan putri Indonesia menjungjung bahasa

persatuan, bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia juga merupakan bahasa

(21)

4

Indonesia juga sebagai satu-satunya bahasa resmi secara nasional di

Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 36.

Bahasa Indonesia memegang peranan yang penting dalam

kegiatan pembelajaran. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa

Indonesia sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah

mendapat pembagian waktu pembelajaran yang banyak sekaligus

menjadi salah satu mata pelajaran Ujian Nasional. Pembelajaran

bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat membawa

serangkaian keterampilan. Keterampilan tersebut erat hubungannya

dengan proses-proses yang mendasari pikiran. Semakin terampil

seseorang berbahasa semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya.

Keterampilan tersebut meliputi keterampilan berbicara, membaca,

menyimak, dan menulis (Mulyati, 2007:17).

Menurut Iskandar dan Sunendar (2001:7), keterampilan

menyimak sebagai salah satu dari empat keterampilan berbahasa

mempunyai peranan yang penting di dalam kehidupan manusia.

Keterampilan menyimak merupakan faktor penting bagi keberhasilan

seseorang dalam belajar. Menyimak merupakan dasar bagi beberapa

keterampilan berbahasa yang lain, yaitu : berbicara, membaca, dan

menulis. Menyimak juga sangat berpengaruh terhadap mata pelajarann

(22)

5

Penguasaan menyimak pada diri seseorang akan terjadi lebih

mudah apabila seseorang tersebut mengetahui konteks wacana yang

disimak. Pengetahuan yang ada pada diri seseorang ( penyimak ) tersebut

sangat berperan dalam proses menyimak. penyimak yang berhasil dalam

simakannya adalah yang dapat memanfaatkan baik pengetahuan yang

telah mereka miliki yang berhubungan dengan materi yang mereka simak

(Nunan.1991:18). Artinya seseorang penyimak baru dapat berhasil

memahami teks yang dibacanya apabila siswa tersebut memiliki

pengetahuan yang relevan dengan apa yang disimaknya.

Pembelajaran bahasa Indonesia mulanya menjadi pelajaran yang

di gemari siswa. Dikarenakan sehari-hari menggunakan bahasa Indonesia

sebagai bahasa percakapan, dan proses belajar mengajar di dalam

kelas.namun ketika pembelajaran bahasa Indonesia dikemas dengan cara

yang kurang menarik, maka siswa sering mengalami kendala dalam

menangkap pelajaran.

Adapun kendala atau permasalahan Bahasa Indonesia didalam

kelas meliputi dua aspek,yaitu aspek guru dan aspek siswaa pada saat

proses pembelajaran berlangsung. Guru sering menggunakan metode

ceramah dalam pembelajaran, sehingga siswa yang awalnya antusias

memperhatikan pelajaran menjadi kurang semangat mengikuti pelajaran

(23)

6

Media dan fasilitas yang di pakai pun kurang menarik minat

belajar siswa. Sumber belajar hanya dari buku. Dan pembelajaran

dikemas dalam sebuah ceramah dan buku paket menjadi andalan dalam

hal sumber belajar. Siswa banyak yang bosan dan tidak semangat

mengikuti pembelajaran yang monoton seperti seperti itu.

Oleh karena itu perlu dicari metode, model atau media yang dapat

digunakan untuk menumbuhkan ketertarikan serta minat siswa untuk

mendengar atau menyimak dengan baik. Ada beberapa model atau

metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

Metode pembelajaran merupakan peranan penting dalam kegiatan belajar

mengajar di kelas salah satu metode yang digunakan adalah dengan

menggunakan metode snowball throwing.

Metode snowball throwing akan menarik minat belajar

siswa,karena dengan menggunakan metode maka akan mempermudah

guru dalam menyampaikkan materi dan juga mempermudah siswa dalam

memahami isi materi karena dengan menggunakan metode siswa ikut

perperan aktif dalam pembelajaran.

Guru kelas berpendapat bahwa keterampilan menyimak diangggap

membosankan karena siswa hanya mendengarkan cerita,kemudian

menyimpullkan, sehingga siswa kurang tertarik untuk mendengarkan

cerita yang dibacakan oleh guru.akibatnya hasil belajar yang di capai

(24)

7

Terbukti dari hasil belajar siswa materi menyimak teks cerita

masih banyak dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dari 21

siswa yang mencapai KKM hanya 9( 42,86%), sedangkan KKM dalam

mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu ≥65%. Saat pembelajaran Bahasa

Indonesia siswa sulit untuk memahami isi cerita yang dibacakan oleh

guru. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru harus kreatif dalam

proses pembelajaran, salah satunya dengan menggunakan metode yang

bervariasi.

Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran guru harus tepat

dalam memilih media,metode,atau model pembelajaran yang tepat dan

sesuai dengan materi, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan

maksimal.

Berdasarkan beberapa alasan serta untuk tujuan yang telah

disampaikan di atas, maka penulis untuk melakukan penelitian di MI

Nurul Ulum Gunung Tumpeng kecamatan Suruh kabupaten Semarang

dengan mengangkat judul “ PENINGKATAN HASIL BELAJAR

BAHASA INDONESIA MATERI MENYIMAK TEKS CERITA

RAKYAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN

SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS VI MI NURUL

ULUM GUNUNG TUMPENG KECAMATAN SURUH KABUPATEN

(25)

8 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis mengajukan

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, “Apakah penggunaan

Metode pembelajaran snowball throwing dapat meningkatkan hasil belajar

Bahasa Indonesia materi menyimak teks cerita rakyat pada siswa kelas VI

MI Nurul Ulum Gunung Tumpeng Kecamatan Suruh Kabupatn Semarang

Tahun Pelajaran 2018/2019.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah, untuk mengetahui

peningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi menyimak teks cerita

rakyat pada siswa kelas VI MI Nurul Ulum Gunung Tumpeng Kecamatan

Suruh Kabupatn Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019.

D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat untuk mengembangkan

teori pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan mutu kualitas hasil

pembelajaran. Penelitian ini juga di harapkan dapat memberikan

informasi baru bagi dunia pendidikan berupa gambaran bagaimana cara

mengatasi masalah yang muncul dalam kegiatan belajar mengajar

(26)

9

Cerita Rakyat dengan menggunakan Metode Pembelajaran Snowball

Throwing sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

penelitian ini dapat di gunakan sebagai pertimbangan untuk

memotivasi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas.

Sekolah yang para gurunya sudah mampu membuat perubahan/perbaikan

mempunyai kesempatan yang besar untuk berkembang pesat. Berbagai

perbaikan akan dapat di wujudkan seperti penanggulangan berbagai

masalah belajar siswa, perbaikan kesalahan konsep, serta penanggulangan

berbagai kesulitan yang di alami oleh guru.

b. Bagi Guru

Penelitian ini dapat di manfaatkan oleh guru untuk

memperbaiki pembelajaran yang di kelolanya karena sasaran akhir

penelitian ini adalah untuk perbaikan pembelajaran.perbaikan ini akan

memberikan atau menimbulkan rasa puas bagi guru untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu hasil penelitian ini

dapat meningkatkan kreativitas mengajar guru serta di sajikan sarana

(27)

10 c. Bagi Siswa

dengan menggunakan metode penelitian di harapkan dapat

memotivasi peserta didik, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar

siswa.

E. Hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan

Hipotesis atau dugaan sementara terhadap penelitian banyak memberi

manfaat bagi pelaksanaan penelitian. Hasil suatu penelitian pada

hakikatnya adalah suatu jawaban pertanyaan penelitian yang telah di

rumuskan di dalam perencanaan penelitian. Untuk mengarahkan pada

hasil penelitian ini, maka di dalam penelitian perlu di rumuskan jawaban

sementara dari penelitian ini ( Amiruddin, 2012: 15)

1.Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah jawaban sementara atas masalah yang hendak

di pecahkan (Basroni, 2008: 90). Adapun hipotesis atau dugaan

sementara yang penulis kemukakan dalam penelitian kali ini adalah

penggunaan model pembelajaran snowball throwing dapat

meningkatkan hasil belajar bahasa idonesia materi menyimak teks

cerita rakyat pada siswa kelas VI MI Nurul Ulum Gunung tumpeng

(28)

11 2. Indikator Keberhasilan

Penggunaan metode Snowball Throwing pada pembelajaran

bahasa Indonesia materi menyimak teks terita rakyat di katakana

berhasil apabila indicator yang di harapkan dapat berhasil. Adapun

indicator yang di rumuskan adalah sebagai berikut:

a. Secara Individual

Adanya peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia materi

menyimak teks cerita rakyat yaitu sudah mencapai KKM (kriterria

ketuntasan minimum) ≥65%

b. Secara Klasikal

Ketuntasan siswa secara klasikal dalam pembelajaran bahasa

Indonesia materi menyimak teks cerita rakyat ≥85% siswa di kelas

dapat mencapai KKM(kriteria ketuntasan minimum).

F. Metode penelitian 1.Rancangan Penelitian

Penelitian yang di gunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah

penelitian tindakan kelas (PTK) yang istilah dalam bahasa ingggrisnya

adalah classroom action research (CAR), (Arikunto dkk ,2006:3 )

(29)

12

dalamnya, yaitu: penelitian, tindakan, kelas, dengan paparan sebagai

berikut:

a. Penelitian, menunjuk pada kegiatan mencermati suatu objek

dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk

memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam

meninggkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan pening

bagi peneliti.

b. Tindakan, menunjuk pada suatu gerak yang di sengaja di lakukan

dengan tujuan tertentu, dalam penelitian berbentuk rangkaian

siklus kegiatan untuk siswa.

c. Kelas, dalam hal ini tidak terkait pada pengertian ruang kelas,

tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang telah

lama di kenal dalam bidang pendidikan dan pegajaran.

Berdasarkan pemahaman terhadap tiga kata kunci tersebut dapat di

simpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya

untuk mencermati kegiatan sekelompok peserta didik dengan

memberikan sebuah tindakan (treathment) yang sengaja di

munculkan. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru bersama-sama

dengan peserta didik di bawah bimbingan dan arahan guru, dengan

(30)

13

Penerapan PTK dalam penelitian kali ini di dasarkan pada

temuan masalah pembelajaran yaitu tingkat pemahaman siswa

terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia rendah terutama dalam

materi menyimak teks cerita dan ada keinginan guru untuk

memperbaiki tingkat pemahaman siswa dengan kegiatan penelitian

(Mulyasa, 2009: 11).

Dapat di simpulkan bahwa peneltian tindakan kelas (PTK)

merupakan penelitiaan tidakan ddalam bidang pendidikan yang di

laaknsanakan dalam ruang kelas dengan tujuan untuk memperbaiki

dan meningkatkan kualitas dalam pembelajaran serta membantu guru

dalam memecahkan masalah pembelajaran di sekolah.

Ada empat tahapan dalam penelitian tindakan kelas yang

meliputi; (1) Planning (rencana), (2) Action (tindakan), (3) Observtion

(pengamatan), (4) Reflection (refleksi). Tahapan tersebut dapat di

(31)

14

Desain Penelitian Tindakan

Bagan 1.1. Bagan Rancangan PTK

(Sumber : Arikunto, dkk, 2006: 105)

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian kali ini adalah siswa kelas V MI Nurul

Ulum Gunung umpeng Kecamatan Suruh yang berjumlah 21 siswa,

dengan kategori 13 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan, dan guru

yang mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V.

3. Langkah langkah Penelitian

Menurut Arikunto (2006 :104) Dalam Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) terdapat 4 tahapan penting yang meliputi Planing

(rencana), action (tindakan), observation (pengamatan) dan reflection

(32)

15 a. Perencanaan

Pada tahapan ini peneliti melakukan perencanaan bersama

dengan guru kelas untuk membicarakan tentang pokok bahasan atau sub

pokok bahasan yang akan di sampaikan, fokus yang akan diobservasi

berdasarkan kriteria-kriteria yang disepakati bersama serta waktu dan

tempat kegiatan observasi yang akan dilaksanakan.

Pada Tahapan ini peneliti mengadakan kegiatan sebagai berikut:

1) Mengamati teknik pembelajaran yang digunakan guru dalam

pembelajaran bahasa Indonesia sebelumnya.

2) Mengdentifikasi faktor-faktor hambatan dan kemudahan guru

dalam pembelajaran bahasa Indonesia sebelumnya.

3) Membuat tindakan yang akan di laksanakan dalam

pembelajaran bahasa Indonesia sebagai upaya untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam materi menyimak teks

cerita rakyat dengan mengguknaan metode snowball throwing.

4) Menyusun rencana pelaksanaa pembelajaran dengan

mengggunakan metode snowball throwing.

5) Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang di perlukan

saat proses pembelajaran berlangsung.

6) Menyiapkan lembar observasi untuk melihat bagaimana

kondisi belajar mengajar di kelas ketika penggunakan metode

(33)

16

7) Perencanaan tindakan oembelajaran dengan menggunakan

metode snowball throwing.

8) Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran tersebut.

b. Pelaksanaan atau Tindakan

Dalam tahap pelaksanaan tindakan, peneliti merancang pelaksanaan

pembelajaran menyimak teks cerita rakyat dengan menggunakan metode

snowball throwing untuk meningkatkan kemampuan menyimak teks

cerita rakyat siswa kelas V MI Nurul Ulum Gunung Tumpeng yang

terdiri dari kegiatan pendahuluan, inti dan penutup sesuai yang tertulis

pada RPP dan tahap perencanaan.

c. Observasi

Menurut kuswaya (2007: 2.23) berpendapat bahwa observasi

merupakan pengamatan dengan tujuan tertentu. Dalam kegiatan ini peneliti

melaksanakan pengamatan, pencatatan, dan menginterpretasi terhadap

berlangsungnya pembelajaran dengan menggunakan metode snowball

throwing

d. Refleksi

Pada tahap ini data-data yang diperoleh dari tiap siklus dikumpulkan

untuk dianalisis selanjutnya diadakan refleksi terhadap hasil analisis

sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar sebelum

dan sesudah tindakan . hasil belajar inilah yang nantinya digunakan

(34)

17 4. Instrument penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih & digunakan oleh

peneliti dalam melakukan kegiatannya untuk mengumpulkan data agar

kegiatan tersebut menjadi sistematis & dipermudah olehnya (Arikunto,

2006:135). Agar berjalan sesuaai dengan apa yang di harapkan, maka

intstrumen yang digunakan pada penelitian ini antara lain; Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), silabus, lembar soal, lembar observasi,

materi.

5. Pengumpulan Data

Pada tahap pengumpulan data peneliti menggunakan metode;

a. Wawancara

Menurut soeharto dalam (Hufaid, 2009: 167) mengatakan bahwa

wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal

kepada oran-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau

penjelasan hal-hal yang dipandang perlu. Wawancara juga bisa diartikan

sebagai pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung

oleh pewawancara kepada responden dan jawaban responden dicatat atau

direkam

(35)

18

Dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data dari seluruh

dokumen yang ada. Suharsimi Arikunto (1996:234) menyatakan bahwa

Metode dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda

mati berupa catatan, buku, dan sebagainya. Data dokumentasi penelitian ini

adalah foto-foto kegiatan pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar observasi

guru dan siswa.

c. Tes

Tes dipakai untuk mengukur kemampuan siswa, baik kemampuan

awal, perkembangan atau peningkatan kemampuan selama dikenai tindakan,

dan kemampuan pada akhir siklus tindakan(hufad, 2007: 178). Dalam

penelitian ini tes yang digunakan adalah tes dalam bentuk tertulis.

6. Analisis Data

Pada penelitian kali ini penulis menganalisa data atau menarik

kesimpulan melalui hasil berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan guna

mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk

perbaikan belajar siswa. Adapun penilaian untuk ranah kognitif:

Rumus ketuntasan belajar siswa:

P = ∑siswa yang tuntas belajar x 100 %

(36)

19 G. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan, Bab ini penilis sajikan mengenai latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, hipotesis tindakan, definisi operasional, metode

penelitian, dan sistematika penuliasn

BAB II Kajian pustaka, terdiri dari Sub A membahas tentang hakikat

hasil belajar. Sub B membahas tentang hasil belajar. Sub C

membahas tentang kriteria ketuntasan minimal. Sub D

membahas tentang hakikat bahasa Indonesia, dan Sub E

membahas tentang metode pembelajaran snowball throwing.

BAB III Pelaksanaan penelitian, pada bab ini penulis sajikan diskripsi

pelaksanaan Pra siklus, diskripsi pelaksanaan sikluus satu dan

iskripsi pelaksanaan siklus 2.

BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan, pada bab ini memuat tentang

deskripsi hasil penelitian per siklus dan pembahasan.

BAB V Pada bab ini penulis sajikan mengenai kesimpulan dan

(37)

20

Belajar adalah salah satu kata yang sudah akrab dengan semua

lapisan masyarakat, lingkungan akademik seperti di lingkungan

sekolah, pelajar, siswa dan siswi serta mahasiswa yang mempunyai

tugas untuk belajar.Kegiatan belajar adalah kegiatan yang tidak dapat

di pisahkan dari mereka.

R. Gagne (dalam Masitoh, 2009: 3) Mendefinisikan belajar

sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya

sebagai akibat suatu pengalaman.Belajar juga dapat di artikan sebagai

aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan

dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau

pegalaman-pengalaman.Belajar sebagai karateristik yang membedakan manusia

dengan makhluk lainya, belajar sebagai aktivitas yang selalu dilakukan

sepanjang hayat manusia, bahkan tiada hari tanpa belajar.

Pengertian Belajar juga dijelaskan oleh James LM (Anitah,

2007: 3), Belajar adalah upaya yang dilakukan dengan mengalami

(38)

21

Sementara itu Garry dan Kingsley berpendapat bahwa belajar

adalah proses perubahan perilaku yang orisinil melalui pengalaman

dan latihan-latihan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Secara etimologis

belajar memliki arti “ berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu” .

Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan

untuk mrncapai kegiatan dan ilmu. Di dsini, usaha untuk mencapai

kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi

kebutuhanya mendapatkan mendapatkan ilmu atau kepandaian yang

belum di punyai sebelumnya.sehingaa dengan belajar itu manusia

menjadi tahu, memahami, meengerti, dapat melaksanakan dan

memiliki tentang sesuatu( Baharudin, 2007: 13).

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah suatu proses atau kegiatan yang dilakukan oleh

seseorang sehingga dapat membawa perubahan bagi seseorang

tersebut, baik perubahan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan.

Dengan perubahan- perubahan tersebut, tentunya seseorang itu juga

akan terbantu dalam memecahkan permasalahan hidup dan bisa

menyesuaikan diri dan lingkunganya.

Dari pemahaman tentang pengertian belajar tadi, terdapat tiga

atribut pokok belajar, yaitu proses, perubahan perilaku, dan

(39)

22 1. Proses

Menurut ( Susanto,2013: 4) ,Belajar adalah proses

mental dan emosional atau bisa juga disebut sebagai

proses berfikir dan merasakan.seseorang dikatakan belajar

apabila fikiran dan perasaanya aktif. Aktivitass fikiran dan

perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain, akan

tetapi akana terasa oleh yang bersangkutan( orang yang

sedang belajar tersebut).

2. Perubahan Perilaku

Suyono(2011:129) Mengatakan bahwa Hasil belajar

berupa perubahan perilaku atau tingkah laku. Seseorang

yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya,

baik yang berupa pengetahuan, keterampilan motorik, atau

penguasaan nilai-nilai (sikap).

3. Pengalaman

Belajar adalah mengalami, dalam arti belajar terjadi

didalam interaksi antara individu dengaan lingkungan, baik

lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Contoh

lingkungan fisik ialah: buku, alat peraga, dan alamsekitar.

Contoh lingkungan sosial,antara lain guru, siswa,

(40)

23

Dapat disimpulkan bahwa Belajar dapat melalui pengalaman

langsung dan melalui pengalaman tidak langsung. Belajar melalui

pengalaman langsung,seseorang belajar dengan melakukan sendiri atau

dengan mengalaminya sendiri.sedangkan apabila seseorang

mengetahuinya karena membaca buku atau mendengarkan dari penjelasan

seseorang, maka belajar seperti itu disebut belajar melalui pengalaman

tidak langsung.

b. Ciri-Ciri Belajar

Menurut (Baharudin, 2007: 15) ada beberapa cirri-ciri Belajar yaitu;

1. Belajar di tandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change

behavior). Ini berarti, bahwa hasil belajar hanya dapat di amati dari

tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu

menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil. Tanpa

mengamati tingkah laku hasil belajar, kita tidak akan dapat

mengetahui ada tidaknya hasil belajar;

2. Perubahan perilaku relative permanent. ini berarti, bahwa

perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu

tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah. Tetapi, perubahan

(41)

24

3. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat di amati pada

saaat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku

tersebut bersifat potensial;

4. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman;

5. Pengalaman atau latihan itu dapat member penguatan. Sesuatu

yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan

untuk mengubah tingkah laku.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar

memang hakikatnya adalah adanya perubahan pada diri

pembelajar. Tentunya perubahan yang terjadi adalah perubahan

kearah yang lebih baik dimana dimulai dari perubahan yang

sederhana hingga kompleks. Dalam proses belajar sangat penting

adanya pengambilan keputusan yang diambil, karena hasil dari

tindakan inilah yang menentukan adanya perubahan atau tidak.

c. Tujuan Belajar

Diantara beberapa tujuan belajar adalah sebagai berikut: (Sadirman,

2008:28)

1. Untuk mendapatkan pengetahuan

Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir. Pemilikan

pengetahuan

(42)

25

Dengan kata

lain tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir tanpa b

ahan

pengetahuan, sebaliknya kemampuan berfikir akan memperkay

a

pengetahuan. Tujuan ialah yang memiliki kecenderungan lebih

besar

perkembanganya di dalam kegiatan belajar. Dalam hal ini per

an guru sebagai pengajar lebih menonjol.

2. Penanaman konsep dan keterampilan

Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerl

ukan suatu keterampilan.Keterampilan yang bersifat jasmani

maupun rohani. Keterampilan jasmaniyah adlah keterampilan yang

dapat dilihat, diamati sehingga akan menitik beratkan pada

keterampilan gerak/penampilan dari anggota tubuh seseorang yang

sedang belajar. Sedangkan keterampilan rohani lebih rumit, karena

tidak selalu berurusan dengan masalah-masalah keterampilan yang

dapat dilihat bagaimana ujung pangkalnya, tetapi lebih abstrak,

menyangkut persoalan-persoalan penghayatan, dan keterampilan

berfikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan

suatu masalah atau konsep.

(43)

26

Kecakapan dalam mengarahkan motivasi dengan tidak lupa

meenggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh sangat

penting dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi

anak didik, yidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai itu

kepada anak didiknya. Dilandasi dengan nilai-nilai itu, anak didik

akan tumbuh kesadaran dan kemauanya, untuk mempraktikan

segala sesuatu yang sudah di pelajarinya.

Dari pendapat diatas, tujuan penting dari belajar itu

mempunyai banyak sekali manfaat. Tujuan disini dijadikan

sebagai acuan untuk menjalankan suatu progam tersebut dapat

berjalan lurus mengikuti arus sesuai dengan apa yang sebelumnya

telah ditetapkan. Tujuan itu tidak hanya ditujukan kepada siswa

setelah selesai proses belajar, melainkan hal ini saling

berkesinambungan antara siswa, guru, serta komponen

pembelajaran.

d. Prinsip-prinsip Belajar

Prinsip-prinsip Belajar menurut (Dimyati,2002: 42) adalah;

1. Motivasi dan Perhatian

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan

belajar.perhatian terhadap belajar akan timbul pada siswa apabila

(44)

27

diperlukan untuk belajar lebih lanjut, akan membangkitkan motivasi

untuk mempelajarinya.

Motivasi juga mempunyai peranan penting dalam kegiatan

belajar. Baharudin (2007:18) mengatakan bahwa Motivasi adalah

tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.

Motivasi dapat bersifat internal, artinya datang dari dirinya sendiri,

dan dapat juga bersifat eksternal, artinya datang dari orang lain,

guru,orang tua, teman,dan sebagainya

2. Keaktifan

Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak

bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi

apabila anak aktif mengalaminya sendir ( Dimyati,2002:43)

Dalam setiap proses belajar siswa selalu menampakkan

keaktifan. Mulai dari kegiatan fisik yang berupa membaca, menulis,

mendengarkan, dan lain sebagainya.

3. Keterlibatan langsung/ berpengalamann

Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan

oleh Jhon Dewey dengan” learning by doing” –nya. Dalam belajar

melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengalami secara

(45)

28

perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya (suyono

2011:128).

4. Pengulangan

Menurut Teori Psikologi Daya dalam ( Dimyati 2002: 47)

Belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri

atas daya mengamati, menanggap, mengingat, mengkhayal,

merasakan, berpikir, dan sebagainya.Teori lain yang menekankan

prinsip pengulangan adalah Teori Psikologi Asosiasi atau

Koneksionisme dengan tokohnya yang terkenal Thorndike. Ia

mengemukakan bahwa belajar adalah pembentukkan antara stimulus

dan respon, dan pengulangan terhadap pengalaman itu memperbesar

peluang timbulnya respon benar.

5. Tantangan

Teori Medan dati Kurt Lewin mengemukakan bahawa siswa

dalam situasi belajar barada dalam suatu medan atau lapangan

psikologis. Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang

ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan

belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu, yaitu

dengan mempelajari bahan belajar tersebut.

(46)

29

Siswa akan belajar lebih semangat apabila mengetahui dan

mendapatkan hasil yang baik. Hasil yang baik akan merupakan balikan

yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar

selanjutnya.

Siswa belajar dengan sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai

yang baik dalam ulangan. Nilai yang baik itu mendorong anak untuk

belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat merupakan operant

conditioning atau penguatan positif. Sebaliknya anak yang

mendapatkan nilai jelek dan takut tidak naik kelas juga bisa

mendorong siswa belajar lebih giat lagi. Ini disebut penguatan negatif

atau escape conditioning.

7. Perbedaan individual

Perbedaan Individual berpengaruh terhadap cara dan hasil

belajar siswa. Karenanya, perbedaan individual perlu diperhatikan oleh

guru dalam upaya pembelajaran.

Sistem pendidikan klasikal yang dilakuan di sekolah kita

umumnya kurang memperhatikan masalah perbedaan individual,

umumnya pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan melihat siswa

sebagai individu dengan kemampuan rata-rata, kebisaaan yang kurang

(47)

30

Pengajaran klasikal artinya seorang guru di dalam kelas

menghadapi sejumlah besar siswa (30-40 orang) dalam waktu yang

sama menyampaikan bahan pelajaran yang sama pula. Bahkan

metodenya pun satu metode yang sama untuk seluruh anak tersebut

(Suryosubroto, 2002:83).

e. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Baharudin (2007: 19) mengemukakan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu

faktor internal dan faktor eksternal.Kedua faktor tersebut saling

mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan

kualitas hasil belajar.

Faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar dibedakan

menjadi dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Kedua faktor tersebut saling memengaruhi dalam proses belajar

individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.

1) Faktor Internal

Faktor Internal merupakan faktor-faktor yang berasal dari

dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar

individu. Faktor-faktor internal meliputi fisiologi dan

psikologi. Faktor–faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang

(48)

faktor-31

faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang

dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis

yang utama memengaruhi proses belajar adalah kecerdasan

siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat (Baharuddin, 2008:

19-20).

2) Faktor Eksternal

Faktor Eksternal merupakan faktor-faktor yang

memengaruhi proses belajar siswa. Dalam hal ini, Syah

(dalam Baharuddin, 2008: menjelaskan faktor-faktor eksternal

dalam proses belajar dibagi menjadi dua, yaitu faktor lingkungan

sosial dan faktor lingkungan non sosial.

Belajar berarti mengubah tingkah laku. Belajar akan

membantu terjadinya suatu perubahan pada diri individu yang

belajar. Perubahan itu tidak hanya dikaitkan dengan perubahan

ilmu pengetahuan melainkan juga berbentuk percakapan,

ketrampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan

penyesuaian diri. Belajar menyangkut segala aspek organisme

dan tingkah laku pribadi seseorang. Sardiman (2009:39)

berpendapat bahwa faktor-faktor yang memengaruhi belajar

(49)

32

dengan faktor dari dalam diri siswa, selain faktor kemampuan,

ada juga faktor lain yaitu motivasi, minat, perhatian, sikap,

kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial ekonomi, kondisi

fisik, dan psikis. Kehadiran faktor psikologis dalam belajar

akan memberikan andil yang cukup penting.

Faktor-faktor psikologis akan senantiasa memberikan

landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar

secara optimal. Staton (dalam Sardiman, 2009: 39-40)

menguraikan enam macam faktor psikologis yaitu (1) motivasi,

(2) konsentrasi, (3) reaksi, (4) organisasi, (5) pemahaman, (6)

ulangan.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat

disimpulkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar

siswa adalah faktor internal siswa antara lain kemampuan

yang dimiliki siswa tentang materi yang disampaikan,

sedangkan faktor eksternal antara lain strategi pembelajaran

yang digunakan guru di dalam proses belajar mengajar

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam

(50)

33

siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil

belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang

kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil

belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan

tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan

proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar

merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

Benjamin S. Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26-27)

menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut:

1) Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang

telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu

berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori,

prinsip, atau metode.

2) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan

makna tentang hal yang dipelajari.

3) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan

kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.

(51)

34

4) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke

dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat

dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi

bagian yang telah kecil.

4) Sintesis, mencakupkemampuan membentuk suatu pola baru.

Misalnya kemampuan menyusun suatu program.

6) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang

beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. misalnya,

kemampuan menilai hasil ulangan.

Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan

bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki

siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.

Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik.

Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang

bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan

menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan

(52)

35

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian

tujuan pembelajaran di kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar itu sendiri. Sugihartono, dkk. (2007:

76-77), menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

belajar, sebagai berikut:

1) Faktor internal

Faktor internal (dari dalam diri siswa) yang berpengaruh

terhadap hasil belajar diantaranya adalah kecakapan, minat, bakat,

usaha, motivasi, perhatian, kelemahan, dan kesehatan, serta kebiasaan

siswa.Salah satu hal yang penting yang harus ditanamkan dalam diri

siswa bahwa belajar yang dilakukan merupakan kebutuhan. Minat

belajar akan dipengaruhi suka dan tidak suka terhadap suatu materi

dan minat ini harus dimunculkan lebih awal dalam diri siswa. Motivasi

dan perhatian siswa dapat dikondisikan oleh guru.Kecakapan setiap

siswa tentu berbeda.perbedaan itu dapat dilihat dari kecepatan belajar

siswa tersebut.

2) Faktor eksternal

Faktor eksternal ( dari luar siswa) yang mempengaruhi belajar

diantaranya adalah lingkungan fisik dan non fisik ( suasana kelas yang

(53)

36

sekolah, guru, pelaksana pembelajaran dan teman sekolah. Guru

adalah figure yang paling berpengaruh terhadap proses maupun hasil

belajar. Karena guru adalah manager atau sutradara dalam kelas,

sehingga guru harus mempunyai kompetensi dasar yang disyaratkan

dalam profesi guru.

B. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

1. Pengertian KKM

Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi

adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu

dalam menentukan kelulusan siswa.Kriteria paling rendah untuk

menyatakan siswa mencapai ketuntasan ddinamakan kriteria ketuntasan

minimal (KKM).KKM harus ditetapkan sebelum awal tahun ajaran

dimulai. Seberapapun besarnya jumlah siswa yang yang melampaui batas

ketuntasan minimal, tidak mengubah keputusan pendidik dalam

meyatakan lulus dan tidak lulus pembelajaran. Acuan kriteria tidak diubah

secara serta merta karena hasil empirik penilaian ( Widoyoko, 2014: 28)

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia Nomor 2 tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan Bab

F tentang penilaian oleh Satuan Pendidikan Pasal 1 disebutkan,, bahwa

dalam menentukan KKM setiap mata pelajaran, adalah dengan

(54)

37

kondisi satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik. Berdasakan

pengaturan ini, berarti penentuan KKM adalah sesuai dengan kondisi

sekolah masing-masing, jadi antara sekolah yang sau ddengan yang lainya

bisa berbeda. Kriteria ketuntasan minimal dditetapkan oleh satuan

pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran disatuan

pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakterisktik

yang hamper sama.

2. Prosedur Penetapan Kriteria KKM

Menurut ( Jamal, 2010: 201) ada beberapa prosedur dalam penetapan

kriteria KKM;

a. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan

mempertimbangkan tiga aspek kriteria yaitu kompleksitas, daya

dukung dan intake peserta didik;

b. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran

disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam

melakukan penilaian;

c. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan disosialisasikan

kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang

(55)

38

d. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dicantumkan dalam Laporan

Hasil Belajar (LHB) pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang

tua atau wali peserta didik.

C. Hakikat Bahasa Indonesia 1. Pengertian Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi nasional yang digunakan

diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (UU No.24/2009,

bab 1 ketentuan Umum Pasal 1 ayat 2). Menurut ( Wintala,2015:5)

Bahasa Indonesia Merupakan bahasa persatuan, kebangsaan, dan Negara.

Ditetapkan sebagai bahasa persatuan,karena BahasaIndonesia dapat

dijadikan alat perekat kesatuan seluruh warga Indonesia yang cenderung

menggunakan berbagai bahasa ibu (bahasa daerah).

2. Tujuan Bahasa Indonesia

Menurut Peraturan Menteri pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006

tentang Standar isi menyebutkan bahwa mata pelajaran bahasa Indonesia

di Sekolah Dasar memiliki tujuan sebagai berikut.

a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang

berlaku,baik secara lisan maupun tertulis.

b. Menghargai dan bangsa menggunakan bahasa Indonesia sebagai

bahasa peratuan dan bahasa Negara.

c. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakanya dengan tepat

(56)

39

d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk kemampuan intelektual,

serta kematangan emosional dan sosial.

e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas

wawasan, memperluas budi pekerti, serta meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai

khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

3. Fungsi Bahasa Indonesia

Menuruut (Rosiana,2007:123), ada empat fungsi Bahasa Indonesia;

a) Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan

diri. Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala

sesuatu yang tersirat di dalam hati dan pikiran kita.

b) Sebagai alat komunikasi. Bahasa merupakan saluran maksud

seseorang, yang melahirkan perasaan dan memungkinkan masyarakat

untuk bekerja sama. Pada saat menggunakan bahasa sebagai

komunikasi,berarti memiliki tujuan agar para pembaca atau pendengar

menjadi sasaran utama perhatian seseorang. Manusia memakai dua

cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal. Berkomunikasi

secara verbal dilakukan menggunakan alat/media (lisan dan tulis),

sedangkan berkomunikasi cesara non verbal dilakukan menggunakan

media berupa aneka symbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu

(57)

40

c) Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial. Pada saat beradaptasi

di lingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa yang digunakan

tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang akan

menggunakan bahasa yang non-formal pada saat berbicara dengan

teman dan menggunakan bahasa formal pada saat berbicara dengan

orang tua atau yang dihormati.

d) Sebagai alat kontrol Sosial. Yang mempengaruhi sikap, tingkah laku,

serta tutur kata seseorang. Kontrol sosial dapat diterapkan pada diri

sendiri dan masyarakat.

4. Kedudukan Bahasa Indonesia

Bahasa negara sama saja dengan bahasa nasional atau bahasa

persatuan artinya bahasa negara merupakan bahasa primer dan baku

yang acapkali digunakan pada kesempatan yang formal. (Cahyani,

2009: 9) mengemukakan bahwa Kedudukan bahasa Indonesia sebagai

bahasa Negara yaitu;

a) Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan. Kedudukan

pertama dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara

dibuktikan dengan digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah

proklamasi kemerdekaan RI 1945. Mulai saat itu dipakailah bahasa

Indonesia dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan

(58)

41

b)Bahasa Indonesia sebagai alat pengantar dalam dunia pendidikan.

Kedudukan kedua dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai

bahasa Negara dibuktikan dengan pemakaian bahasa Indonesia

sebagai bahasa pengantar di lembaga pendidikan dari taman

kanak-kanak, maka materi pelajaran yang berbentuk media cetak

juga harus berbahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan

menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing atau

menyusunnya sendiri. Cara ini akan sangat membantu dalam

meningkatkan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa

ilmu pengetahuan dan teknolologi (iptek).

c)Bahasa Indonesia sebagai penghubung pada tingkat Nasional untuk

kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta

pemerintah.Kedudukan ketiga dari Kedudukan Bahasa Indonesia

sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan digunakannya Bahasa

Indonesia dalam hubungan antar badan pemerintah dan

penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Sehubungan dengan

itu hendaknya diadakan penyeragaman sistem administrasi dan

mutu media komunikasi massa. Tujuan agar isi atau pesan yang

disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh

masyarakat.

d)Bahasa Indonesia Sebagai pengembangan kebudayaan Nasional,

(59)

42

Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan penyebaran

ilmu pengetahuan dan teknologi, baik melalui buku-buku

pelajaran, buku-buku populer, majalah-majalah ilmiah maupun

media cetak lainnya. Karena sangatlah tidak mungkin bila suatu

buku yang menjelaskan tentang suatu kebudayaan daerah, ditulis

dengan menggunakan bahasa daerah itu sendiri, dan menyebabkan

orang lain belum tentu akan mengerti.

5. Materi Bahasa Indonesia Menyimak Teks Cerita Rakyat

a) Keterampilan Menyimak

Dalam pengajaran bahasa, terutama pengajaran bahasa

lisan sering kita jumpai istilah mendengar, mendengarkan, dan

menyimak. Ketiga istilah itu memang berkaitan dalam makna namun

berbeda dalam arti. Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian

istilah itu dijelaskan seperti berikut. Mendengar diartikan sebagai

menangkap bunyi (suara) dengan telinga. Mendengarkan berarti

mendengarkan sesuatu dengan sungguh-sungguh. Sedang

menyimak berarti mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa

yang diucapkan atau dibicarakan orang (Mulyati, 2007: 2.5).

Menurut (Tarigan,1991:4) menyimak adalah suatu proses yang

mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi,

menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang

(60)

43

penghayatan, ingatan, pengertian,bahkan situasi yang menyertai

bunyi bahasa yang disimak pun harus diperhitungkan dalam

menentukan maknanya.Sedangkan menurut (Suyono,2002: 23)

menyimak adalah suatu proses mendengarkan lambang-lambang

bahasa lisan dengan sungguh-sungguh penuh perhatian,

pemahaman, apresiatif yang dapat disertai dengan pemahaman

makna komunikasi yang disampaikan secara nonverbal.

Berdasarkan pengertian menyimak di atas dapat

disimpulkan bahwamenyimak adalah suatu proses yang mencakup

kegiatan mendengarkan lambang-lambang bahasa lisan dengan

sungguh-sungguh, penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta

interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan

serta memahami makna komunikasi yang disampaikan secara

nonverbal.

b) Materi Bahasa Indonesia Menyimak Isi Teks cerita Rakyat

1) Pengertian cerita rakyat

cerita rakyat adalah salah satu karya sastra yaitu berupa

cerita yang lahir, hidup dan berkembang pada beberapa

generasi dalam masyarakat tradisional, baik masyarakat itu

telah mengenal huruf atau belum, disebarkan secara lisan,

(61)

44

diantara kolektif tertentu dalam kurun waktu yang cukup lama

(Sisyono, dkk 2008:4).

Cerita rakyat biasanya hidup atau pernah hidup dalam

sebuah masyarakat.Cerita yang ada di dalamnya tersebar,

berkembang, atau diturunkan secara lisan dari satu generasi ke

generasi yang lebih muda.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa

cerita rakyat berkembang di masa lalu diwariskan secara

lisan.Karena diwariskan secara lisan, seringkali ceritanya

mendapat variasi atau tambahan.Hal ini sangat tergantung pada

kemahiran tukang cerita atau pawang cerita. Sehingga cerita

yang sama diceritakan dalam versi yang berbeda.

2) Ciri-ciri cerita rakyat

a. Disampaikan secara turun menurun (mulai dari nenek

moyang hingga sekarang).

b. Tidak diketahui nama pengarang ceritanya (anonim).

c. Banyak mengandung nilai-nilai luhur.

d. Sifatnya tradisional tapi menghibur.

e. Memiliki banyak versi dan variasi cerita.

f. Jalan ceritanya diungkapkan dalam bentuk klise.

g. Disampaikan secara lisan dari mulut ke mulut

(62)

45

Berikut ini adalah sejumlah unsur penting yang harus

dimiliki sebuah cerita rakyat( Iskandar,2008:17)

a. Tema, adalah pokok permasalahan atau gagasan yang

menjadi jiwa dan inti dari suatu cerita.

b. Plot/Alur, merupakan sekumpulan peristiwa yang dibuat

sedemikian rupa untuk membentuk hubungan sebab. Pada

dasarnya, alur cerita rakyat dibedakan menjadi dua yaitu

alur maju dan alur mundur.

c. Latar Cerita (Setting), merupakan gambaran tentang

bagaimana suasana, tempat, dan waktu saat terjadinya

suatu peristiwa. Latar cerita dibedakan menjadi tiga jenis,

latar tempat, latar waktu dan latar suasana.

d. Penokohan, Penokohan merupakan gambaran tentang sifat

atau watak yang dimiliki oleh tokoh-tokoh cerita tersebut.

e. Sudut Pandang, merupakan cara pandang si pengarang

ketika menyampaikan suatu jalan cerita.

f. Amanat, merupakan pesan moral yang ingin disampaikan

pengarang pada para pembaca.

4) Jenis- Jenis Cerita Rakyat

a. Fabel atau cerita binatang, yakni sebuah cerita rakyat yang

(63)

46

dapat berperilaku seperti manusia. Misalnya, Kancil yang

Cerdik dan cerita Serigala yang Licik.

b. Legenda, yakni sebuah cerita yang memuat mengenai

asal-usul terjadinya suatu tempat, andaikata saja cerita

Asal-Usul Banyuwangi, Asal Asal-Usul Danau Toba, dan

Terbentuknya Tangkuban Perahu. Diwilayah Jawa Tengah

terkenal bersama dengan cerita ” Baru Klinting”

c. Mite, adalah cerita yang memuat mengenai dewa-dewi atau

cerita sifatnya sakral dan penuh mistis misalnya, kisah Nyi

Roro Kidul, Dewi Sri, dan Hikayat Sang Boma.

d. Sage, yakni sebuah cerita yang isinya mempunyai

kandungan unsur sebuah sejarah, misalnya, Damarwulan,

Ciung Wanara, dan Rara Jonggrang.

5) Cerita rakyat “ Kisah semut dan Kepompong” dan Cindelaras”.

D. Metode Pembelajaran Snowball Throwing

1. Pengertian Metode Pembelajaran Snowball Throwing

Snowball secara etimologi berarti bola salju, sedangkan

throwing adalah melempar yang secara keseluruhan dapat diartikan

melempar bola salju. Dalam pembelajaran Snowball Throwing, bola

salju merupakan kertas yang berisi pertanyaan yang dibuat oleh siswa

sendiri kemudian dilempar kepada temanya untuk menjawab.Snowball

(64)

47

pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang

diwakili ketua kelompok untuk mendapatkan tugas dari guru

kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk

seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang

masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh.

Kegiatan melempar bola pertanyan ini akan membuat

kelompok menjadi dinamis, karena kegiatan siswa tidak hanya

berpikir, menulis, bartanya, atau berbicara. Akan tetapi mereka juga

melakukan aktivitas fisik yaitu menggulung kertas dan

melemparkannya pada siswa lain. Dengan demikian, tiap anggota

kelompok akanmempersiapkan diri karena pada gilirannya mereka

harus menjawab pertanyaan dari temannya yang terdapat dalam bola

kertas.

Dalam metode Snowball Throwing, guru berusaha

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan

keterampilan menyimulkan isi informasi yang mereka peroleh dalam

konteks nyata an situasi yang kompleks. Guru juga memberikan

pengalaman kepada siswa melalui pembelajaran terpadu dengan

menggunakan proses yang saling berkaitan dalam situasi dan konteks

komunikasi ilmiah.

Penggunaan metode pembelajaran snowball throwing dalam

(65)

48

karena mampu menumbuh kembangkan potenssi intelektual, sosial,

dan emosional yang ada dalam diri siswa. Disini siswa akan berlatih

untuk menemukan gagasan dan perasaan secara cerdas dan kreatif,

serta mampu menemukan dan menggunakan kemampuan analitis dan

imajinatif yang ada dalam diriya untuk menghadapi berbagai persoalan

yang muncul dalam kehidupan sehari-hari (Hamdayana, 2014: 158).

2. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Snowball Throwing

Langkah-langkah penggunaan metode Snowball Throwing adalah sebagai

berikut (Supriyanto, 2011: 128).

a) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.

b) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing

ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.

c) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya

masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru

kepada temannya.

d) Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kerja untuk

menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah

dijelaskan oleh ketua kelompok.

e) Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu

(66)

49

f) Setelah siswa mendapat satu bola / satu pertanyaan diberikan

kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis

dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.

g) Guru memberikan kesimpulan

3. Kelebihan dan kekurangan Metode Pembelajaran Snowball Throwing

Menurut (Safitri, 2011: 19) kelebihan dan kekurrangan metode ini

antara lain;

a. Kelebihan

1) Melatih kesiapan siswa.

2) Saling memberikan pengetahuan antara siswa satu dengansiswa

lainya

3) Susasanya pembelajaran menjadi menyenangkan

4) Siswa mendapatkan kesempatan untuk berfikir

5) Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.

Gambar

Tabel 4.1 Data pra siklus (rata-rata nilai ulangan harian murni)
Tabel 4.2 Hasil nilai siklus I
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan terhadap Guru pada Siklus 1
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan terhadap Siswa pada Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

Suatu pengakuan yang diberikan pada jaksa, pembantu jaksa (istilah HIR untuk polisi) ata u siapapun bukanlah pengakuan. Di luar pengadilan, maka suatu pengakuan

dengan kasus perdagangan orang yang berpotensi menjadi korban khususnya anak. Dalam hal tersebut, penulis menganalisa mengapa diperlukannya

[r]

At Unzen Unzen , metal barriers have been erected near , metal barriers have been erected near vulnerable structures to help dissipate the pyroclastic vulnerable structures to

7 Petugas memeriksa kembali jenis dan jumlah Resep 1 menit Kemasan Obat obat sesuai permintaan pada resep, Obat. lalu memasukkan obat kedalam wadah yang sesuai agar

PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK TETAPI TERMASUK DALAM PEREDARAN USAHA. JUMLAH (3a

Mengingat pentingnya acara tersebut, kami harapkan Bapak dapat hadir tepat pada waktunya serta. membawa dokumen seperti tersebut pada lampiran

Penulis menganalisa penelitian ini dengan menggunakan 2 metode, yang pertama adalah Chi Kuadrat ( Chi Square ) yaitu suatu metode mengenai perbandingan antara frekuesi observasi