i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
MATERI MENYIMAK TEKS CERITA RAKYAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS VI
MI NURUL ULUM GUNUNG TUMPENG KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: Ariya Zulva NIM 115-14-153
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
MATERI MENYIMAK TEKS CERITA RAKYAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS VI
MI NURUL ULUM GUNUNG TUMPENG KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: Ariya Zulva NIM 115-14-153
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
vii MOTTO
“Amalan yang lebih dicintai Allah adalah amalan yang terus-menerus dilakukan
walaupun sedikit”
viii
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini penulis spersembahkan
Kepada
Almamater Tercinta Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Progam Strata I Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga
Kepada orang tua penulis:
Bapak :Suhadi
&
Ibu : Siti Aminah
Kepada Kakak Penulis:
Afifudin
Nasikun
Muwafiqoh
ImroatunDengan kasih sayang, cinta dan kesabaran mereka dalam mendidik dan
membesarkan penulis sehingga menghantarkan penulis sekarang ini menjadi sosok
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah nya kepada penulis khususnya serta kepada kita semua
umumnya, sehingga penulis dapat melakukan penelitian skripsi tentang Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) di MI Nurul Ulum Gunung Tumpeng dengan lancar tanpa
halangan suatu apapun.
Berkaitan dengan hal ini, penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang membantu menyelesaikan dalam pembuatan skripsi ini dan
khususnya ucapan terima kasih penulis berikan kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan PGMI dan dosen pembimbing
akademik.
4. Bapak Dr. Wahyudhiana, MM.Pd selaku pembimbing skripsi yang telah
memberikan arahan dan bimbingan hingga skripsi ini selesai.
5. Bapak, Ibu dosen serta seluruh karyawan IAIN Salatiga yang telah
memberikan ilmu dan bimbinganya kepada penulis.
xi ABSTRAK
Zulva, Ariya. 2018. Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Menyimak
Teks Cerita Rakyat Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Snowball Throwing Pada Siswa Kelas VI Mi Nurul Ulum Gunung Tumpeng Kec. Suruh Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Wahyudhiana, MM.Pd.
Kata kunci: Hasil Belajar Bahasa Indonesia, Metode Pembelajaran Snowball
Throwing.
Pembelajaran Bahasa Indonesia di MI Nurul Ulum Gunung Tumpeng kecamatan suruh kabupaten Semarang belum menggunakan berbagai stategi atau metode pembelajaran aktif. Hal ini menyebabkan siswa cenderung pasif dan kueangnya perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru terutama materi menyimak teks cerita rakyat. Terbukti dari rendahnya hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM yang ditentukan sekolah yaitu 65. Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah penerapan metode pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi Menyimak Teks Cerita Rakyat pada siswa kelas VI MI Nurul Ulum Gunung Tumpeng tahun 2018?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia
materi Menyimak Teks Cerita Rakyat melalui metode pembelajaran Snowball
Throwingpada siswa kelas VI MI Nurul Ulum Gunung Tumpeng Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun 2018.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam II siklus yaitu siklus I dan siklus II. Masing masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VI yang berjumlah 21 siswa meliputi 13 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Instrumen penilaian meliputi RPP, lembar observasi guru, lembar observasi siswa dan tes evaluasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode Snowball
xii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... ix
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan………... 10
F. Metode Penelitian……… 11
1. Rancangan Penelitian……….... 11
2. Subjek ……… 14
3. Langkah-langkah Penelitian……… 14
xiii
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar……… 30
2. Hasil Belajar……….. 32
a. Pengertian Hasil Belajar……….. 32
b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar…………... 35
B. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)……… 36
a. Pengertian KKM……….. 36
b. Prosedur Penetapan KKM………... 37
C. Hakikat Bahasa Indonesia……… 38
1. Pengertian Bahasa Indonesia……….. 38
2. Tujuan Bahasa Indonesia……… 38
3. Fungsi Bahasa Indonesia………...……….. 39
4. Kedudukan Bahasa Indonesia………. 40
5. Materi Menyimak Teks Cerita Rakyat………...…. 42
D. Metode Pembelajaran Snowball Throwing……………….. 46
1. Pengertian Metode Snowball Throwing………. 46
2. Langkah-langkah Metode Snowball Throwing……….. 48
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Snowball Throwing……... 49
E. Kajian Pustaka……….. 50
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Deskripsi Kegiatan Sikus I……… 53
xiv BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian……….. 68
1. Deskripsi Data Pra Siklus………. 68
2. Deskripsi Data Siklus I………. 70
3. Deskripsi Data Siklus II……… 75
B. Pembahasan ……….. 80
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……… 87
B. Saran ………... 87
DAFTAR PUSTAKA………. 89
xv
DAFTAR TABEL
1. Tabel 4.1 Data Pra Siklus ... 69
2. Tabel 4.2 Data Hasil Nilai Siklus I ... 70
3. Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Guru Siklus I ... 72
4. Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I ... 74
5. Tabel 4.5 Data Hasil Nilai Siklus II ... 76
6. Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Guru Siklus II ... 77
7. Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II ... 79
8. Tabel 4.8 Ketuntasan Nilai Siswa Pra Siklus ... 80
9. Tabel 4.9 Ketuntasan Nilai Siswa Siklus I ... 81
10.Tabel 4.10 Ketuntasan Nilai Siswa Siklus II ... 82
11.Tabel 4.11 Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar Per Siklus... 83
12.Tabel 4.12 Sebaran Nilai Siswa Per Siklus ... 84
13.Tabel 4.13 Rekapitulasi Ketuntasan Siswa Per Siklus ... 85
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Siswa Pra Siklus ... 81
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Siswa Siklus I ... 82
xvii LAMPIRAN
Lampiran 1. SK Penunjukan Dosen Pembimbing Skripsi
Lampiran 2. Surat Izin Penelitian
Lampiran 3. SK Telah Melaksanakan Penelitian
Lampiran 4. Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 5. Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 6. SKK
Lampiran 7. RPP Siklus I
Lampiran 8. Cerita Rakyat Siklus I
Lampiran 9. Soal Evaluasi Siklus I
Lampiran 10.Lembar Observasi Guru dan Siswa Siklus I
Lampiran 11. RPP Siklus II
Lampiran 12. Cerita Rakyat Siklus II
Lampiran 13. Soal Evaluasi Siklus II
Lampiran 14. Lembar Observasi Guru dan Siswa Siklus II
1 BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam menjamin keberlangsungan
pembangunan suatu bangsa. Pendidikan menurut orang awam adalah
untuk megajari murid di sekolah, melatih anak hidup sehat, melatih sifat,
dan lain sebagainya. Dengan demikian, pendidikan diarahkan untuk
mengembangkan manusia pada seluruh aspeknya: spiritual intelektual,
daya imajinasi, fisik, keilmuan, dan bahasa, baik secara individu maupun
kelompok, serta mendorong seluruh aspek tersebut untuk mencapai
kebaikan dan kesempurnaan.
Pada Hakikatnya Undang-Undang nomer 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 Ayat (1) menyebutkan bahwa
“ Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
2
Pendidikan juga sebuah wadah dimana peserta didik bisa
belajar secara aktif memepertajam dan memunculkan ke permukaan
potensi-potensinya, sehingga menjadi kemampuan-kemampuan yang
dimilikinya secara alamiah. Seperti dalam Peraturan Pemerintah
penting. Belajar yang dilakukan merupakan bagian dari hidupnya. Anak
didik memerlukan belajar untuk mencapai berbagai macam
kompetensi, keterampilan, dan sikap.Seperti yang terkandung dalam
Al-Qur’an yang berbunyi
pendengaran, penglihatan, dan daya nalar agar kamu bersyukur.” (QS Al
3
Selain belajar, komponen utama dalam pendidikan adalah
guru. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan
kualitas dan kuantitas mengajar yang dilaksanakan. Hal ini disebabkan
gurulah yang berhadapan langsung dengan peserta didik. Tugas guru
dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan dirinya
sebagai orang tua kedua. Pelajaran apapun yang diberikan menjadi
motivasi bagi siswanya dalam belajar ( Iskandar, 2015: 152).
Kemajuan dunia pendidikan yang semakin pesat menuntut guru untuk
ikut mendukung dan berpartisipasi mencerdaskan kehidupan bangsa
sesuai apa yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Di Indonesia terdapat 5 pelajaran wajib bagi peserta didik, salah satu
kelima pelajaran tersebut adalah mata pelajaran bahassa Indonesia.
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terpenting dalam komunikasi
di Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang
dapat digunakan untuk berkomunikasi antar suku bangsa yang
berbeda adat, bahasa, maupun kebudayaannya di Indonesia. Bahasa
Indonesia adalah bahasa persatuan yang dijunjung oleh segenap bangsa
Indonesia. Hal ini tercermin pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928
yang berbunyi Kami putra dan putri Indonesia menjungjung bahasa
persatuan, bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia juga merupakan bahasa
4
Indonesia juga sebagai satu-satunya bahasa resmi secara nasional di
Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 36.
Bahasa Indonesia memegang peranan yang penting dalam
kegiatan pembelajaran. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa
Indonesia sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah
mendapat pembagian waktu pembelajaran yang banyak sekaligus
menjadi salah satu mata pelajaran Ujian Nasional. Pembelajaran
bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat membawa
serangkaian keterampilan. Keterampilan tersebut erat hubungannya
dengan proses-proses yang mendasari pikiran. Semakin terampil
seseorang berbahasa semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya.
Keterampilan tersebut meliputi keterampilan berbicara, membaca,
menyimak, dan menulis (Mulyati, 2007:17).
Menurut Iskandar dan Sunendar (2001:7), keterampilan
menyimak sebagai salah satu dari empat keterampilan berbahasa
mempunyai peranan yang penting di dalam kehidupan manusia.
Keterampilan menyimak merupakan faktor penting bagi keberhasilan
seseorang dalam belajar. Menyimak merupakan dasar bagi beberapa
keterampilan berbahasa yang lain, yaitu : berbicara, membaca, dan
menulis. Menyimak juga sangat berpengaruh terhadap mata pelajarann
5
Penguasaan menyimak pada diri seseorang akan terjadi lebih
mudah apabila seseorang tersebut mengetahui konteks wacana yang
disimak. Pengetahuan yang ada pada diri seseorang ( penyimak ) tersebut
sangat berperan dalam proses menyimak. penyimak yang berhasil dalam
simakannya adalah yang dapat memanfaatkan baik pengetahuan yang
telah mereka miliki yang berhubungan dengan materi yang mereka simak
(Nunan.1991:18). Artinya seseorang penyimak baru dapat berhasil
memahami teks yang dibacanya apabila siswa tersebut memiliki
pengetahuan yang relevan dengan apa yang disimaknya.
Pembelajaran bahasa Indonesia mulanya menjadi pelajaran yang
di gemari siswa. Dikarenakan sehari-hari menggunakan bahasa Indonesia
sebagai bahasa percakapan, dan proses belajar mengajar di dalam
kelas.namun ketika pembelajaran bahasa Indonesia dikemas dengan cara
yang kurang menarik, maka siswa sering mengalami kendala dalam
menangkap pelajaran.
Adapun kendala atau permasalahan Bahasa Indonesia didalam
kelas meliputi dua aspek,yaitu aspek guru dan aspek siswaa pada saat
proses pembelajaran berlangsung. Guru sering menggunakan metode
ceramah dalam pembelajaran, sehingga siswa yang awalnya antusias
memperhatikan pelajaran menjadi kurang semangat mengikuti pelajaran
6
Media dan fasilitas yang di pakai pun kurang menarik minat
belajar siswa. Sumber belajar hanya dari buku. Dan pembelajaran
dikemas dalam sebuah ceramah dan buku paket menjadi andalan dalam
hal sumber belajar. Siswa banyak yang bosan dan tidak semangat
mengikuti pembelajaran yang monoton seperti seperti itu.
Oleh karena itu perlu dicari metode, model atau media yang dapat
digunakan untuk menumbuhkan ketertarikan serta minat siswa untuk
mendengar atau menyimak dengan baik. Ada beberapa model atau
metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Metode pembelajaran merupakan peranan penting dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas salah satu metode yang digunakan adalah dengan
menggunakan metode snowball throwing.
Metode snowball throwing akan menarik minat belajar
siswa,karena dengan menggunakan metode maka akan mempermudah
guru dalam menyampaikkan materi dan juga mempermudah siswa dalam
memahami isi materi karena dengan menggunakan metode siswa ikut
perperan aktif dalam pembelajaran.
Guru kelas berpendapat bahwa keterampilan menyimak diangggap
membosankan karena siswa hanya mendengarkan cerita,kemudian
menyimpullkan, sehingga siswa kurang tertarik untuk mendengarkan
cerita yang dibacakan oleh guru.akibatnya hasil belajar yang di capai
7
Terbukti dari hasil belajar siswa materi menyimak teks cerita
masih banyak dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dari 21
siswa yang mencapai KKM hanya 9( 42,86%), sedangkan KKM dalam
mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu ≥65%. Saat pembelajaran Bahasa
Indonesia siswa sulit untuk memahami isi cerita yang dibacakan oleh
guru. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru harus kreatif dalam
proses pembelajaran, salah satunya dengan menggunakan metode yang
bervariasi.
Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran guru harus tepat
dalam memilih media,metode,atau model pembelajaran yang tepat dan
sesuai dengan materi, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan
maksimal.
Berdasarkan beberapa alasan serta untuk tujuan yang telah
disampaikan di atas, maka penulis untuk melakukan penelitian di MI
Nurul Ulum Gunung Tumpeng kecamatan Suruh kabupaten Semarang
dengan mengangkat judul “ PENINGKATAN HASIL BELAJAR
BAHASA INDONESIA MATERI MENYIMAK TEKS CERITA
RAKYAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN
SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS VI MI NURUL
ULUM GUNUNG TUMPENG KECAMATAN SURUH KABUPATEN
8 B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis mengajukan
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, “Apakah penggunaan
Metode pembelajaran snowball throwing dapat meningkatkan hasil belajar
Bahasa Indonesia materi menyimak teks cerita rakyat pada siswa kelas VI
MI Nurul Ulum Gunung Tumpeng Kecamatan Suruh Kabupatn Semarang
Tahun Pelajaran 2018/2019.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah, untuk mengetahui
peningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi menyimak teks cerita
rakyat pada siswa kelas VI MI Nurul Ulum Gunung Tumpeng Kecamatan
Suruh Kabupatn Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019.
D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat untuk mengembangkan
teori pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan mutu kualitas hasil
pembelajaran. Penelitian ini juga di harapkan dapat memberikan
informasi baru bagi dunia pendidikan berupa gambaran bagaimana cara
mengatasi masalah yang muncul dalam kegiatan belajar mengajar
9
Cerita Rakyat dengan menggunakan Metode Pembelajaran Snowball
Throwing sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
penelitian ini dapat di gunakan sebagai pertimbangan untuk
memotivasi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas.
Sekolah yang para gurunya sudah mampu membuat perubahan/perbaikan
mempunyai kesempatan yang besar untuk berkembang pesat. Berbagai
perbaikan akan dapat di wujudkan seperti penanggulangan berbagai
masalah belajar siswa, perbaikan kesalahan konsep, serta penanggulangan
berbagai kesulitan yang di alami oleh guru.
b. Bagi Guru
Penelitian ini dapat di manfaatkan oleh guru untuk
memperbaiki pembelajaran yang di kelolanya karena sasaran akhir
penelitian ini adalah untuk perbaikan pembelajaran.perbaikan ini akan
memberikan atau menimbulkan rasa puas bagi guru untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu hasil penelitian ini
dapat meningkatkan kreativitas mengajar guru serta di sajikan sarana
10 c. Bagi Siswa
dengan menggunakan metode penelitian di harapkan dapat
memotivasi peserta didik, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
E. Hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan
Hipotesis atau dugaan sementara terhadap penelitian banyak memberi
manfaat bagi pelaksanaan penelitian. Hasil suatu penelitian pada
hakikatnya adalah suatu jawaban pertanyaan penelitian yang telah di
rumuskan di dalam perencanaan penelitian. Untuk mengarahkan pada
hasil penelitian ini, maka di dalam penelitian perlu di rumuskan jawaban
sementara dari penelitian ini ( Amiruddin, 2012: 15)
1.Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah jawaban sementara atas masalah yang hendak
di pecahkan (Basroni, 2008: 90). Adapun hipotesis atau dugaan
sementara yang penulis kemukakan dalam penelitian kali ini adalah
penggunaan model pembelajaran snowball throwing dapat
meningkatkan hasil belajar bahasa idonesia materi menyimak teks
cerita rakyat pada siswa kelas VI MI Nurul Ulum Gunung tumpeng
11 2. Indikator Keberhasilan
Penggunaan metode Snowball Throwing pada pembelajaran
bahasa Indonesia materi menyimak teks terita rakyat di katakana
berhasil apabila indicator yang di harapkan dapat berhasil. Adapun
indicator yang di rumuskan adalah sebagai berikut:
a. Secara Individual
Adanya peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia materi
menyimak teks cerita rakyat yaitu sudah mencapai KKM (kriterria
ketuntasan minimum) ≥65%
b. Secara Klasikal
Ketuntasan siswa secara klasikal dalam pembelajaran bahasa
Indonesia materi menyimak teks cerita rakyat ≥85% siswa di kelas
dapat mencapai KKM(kriteria ketuntasan minimum).
F. Metode penelitian 1.Rancangan Penelitian
Penelitian yang di gunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah
penelitian tindakan kelas (PTK) yang istilah dalam bahasa ingggrisnya
adalah classroom action research (CAR), (Arikunto dkk ,2006:3 )
12
dalamnya, yaitu: penelitian, tindakan, kelas, dengan paparan sebagai
berikut:
a. Penelitian, menunjuk pada kegiatan mencermati suatu objek
dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam
meninggkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan pening
bagi peneliti.
b. Tindakan, menunjuk pada suatu gerak yang di sengaja di lakukan
dengan tujuan tertentu, dalam penelitian berbentuk rangkaian
siklus kegiatan untuk siswa.
c. Kelas, dalam hal ini tidak terkait pada pengertian ruang kelas,
tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang telah
lama di kenal dalam bidang pendidikan dan pegajaran.
Berdasarkan pemahaman terhadap tiga kata kunci tersebut dapat di
simpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya
untuk mencermati kegiatan sekelompok peserta didik dengan
memberikan sebuah tindakan (treathment) yang sengaja di
munculkan. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru bersama-sama
dengan peserta didik di bawah bimbingan dan arahan guru, dengan
13
Penerapan PTK dalam penelitian kali ini di dasarkan pada
temuan masalah pembelajaran yaitu tingkat pemahaman siswa
terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia rendah terutama dalam
materi menyimak teks cerita dan ada keinginan guru untuk
memperbaiki tingkat pemahaman siswa dengan kegiatan penelitian
(Mulyasa, 2009: 11).
Dapat di simpulkan bahwa peneltian tindakan kelas (PTK)
merupakan penelitiaan tidakan ddalam bidang pendidikan yang di
laaknsanakan dalam ruang kelas dengan tujuan untuk memperbaiki
dan meningkatkan kualitas dalam pembelajaran serta membantu guru
dalam memecahkan masalah pembelajaran di sekolah.
Ada empat tahapan dalam penelitian tindakan kelas yang
meliputi; (1) Planning (rencana), (2) Action (tindakan), (3) Observtion
(pengamatan), (4) Reflection (refleksi). Tahapan tersebut dapat di
14
Desain Penelitian Tindakan
Bagan 1.1. Bagan Rancangan PTK
(Sumber : Arikunto, dkk, 2006: 105)
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian kali ini adalah siswa kelas V MI Nurul
Ulum Gunung umpeng Kecamatan Suruh yang berjumlah 21 siswa,
dengan kategori 13 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan, dan guru
yang mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V.
3. Langkah langkah Penelitian
Menurut Arikunto (2006 :104) Dalam Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) terdapat 4 tahapan penting yang meliputi Planing
(rencana), action (tindakan), observation (pengamatan) dan reflection
15 a. Perencanaan
Pada tahapan ini peneliti melakukan perencanaan bersama
dengan guru kelas untuk membicarakan tentang pokok bahasan atau sub
pokok bahasan yang akan di sampaikan, fokus yang akan diobservasi
berdasarkan kriteria-kriteria yang disepakati bersama serta waktu dan
tempat kegiatan observasi yang akan dilaksanakan.
Pada Tahapan ini peneliti mengadakan kegiatan sebagai berikut:
1) Mengamati teknik pembelajaran yang digunakan guru dalam
pembelajaran bahasa Indonesia sebelumnya.
2) Mengdentifikasi faktor-faktor hambatan dan kemudahan guru
dalam pembelajaran bahasa Indonesia sebelumnya.
3) Membuat tindakan yang akan di laksanakan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia sebagai upaya untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam materi menyimak teks
cerita rakyat dengan mengguknaan metode snowball throwing.
4) Menyusun rencana pelaksanaa pembelajaran dengan
mengggunakan metode snowball throwing.
5) Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang di perlukan
saat proses pembelajaran berlangsung.
6) Menyiapkan lembar observasi untuk melihat bagaimana
kondisi belajar mengajar di kelas ketika penggunakan metode
16
7) Perencanaan tindakan oembelajaran dengan menggunakan
metode snowball throwing.
8) Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran tersebut.
b. Pelaksanaan atau Tindakan
Dalam tahap pelaksanaan tindakan, peneliti merancang pelaksanaan
pembelajaran menyimak teks cerita rakyat dengan menggunakan metode
snowball throwing untuk meningkatkan kemampuan menyimak teks
cerita rakyat siswa kelas V MI Nurul Ulum Gunung Tumpeng yang
terdiri dari kegiatan pendahuluan, inti dan penutup sesuai yang tertulis
pada RPP dan tahap perencanaan.
c. Observasi
Menurut kuswaya (2007: 2.23) berpendapat bahwa observasi
merupakan pengamatan dengan tujuan tertentu. Dalam kegiatan ini peneliti
melaksanakan pengamatan, pencatatan, dan menginterpretasi terhadap
berlangsungnya pembelajaran dengan menggunakan metode snowball
throwing
d. Refleksi
Pada tahap ini data-data yang diperoleh dari tiap siklus dikumpulkan
untuk dianalisis selanjutnya diadakan refleksi terhadap hasil analisis
sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar sebelum
dan sesudah tindakan . hasil belajar inilah yang nantinya digunakan
17 4. Instrument penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih & digunakan oleh
peneliti dalam melakukan kegiatannya untuk mengumpulkan data agar
kegiatan tersebut menjadi sistematis & dipermudah olehnya (Arikunto,
2006:135). Agar berjalan sesuaai dengan apa yang di harapkan, maka
intstrumen yang digunakan pada penelitian ini antara lain; Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), silabus, lembar soal, lembar observasi,
materi.
5. Pengumpulan Data
Pada tahap pengumpulan data peneliti menggunakan metode;
a. Wawancara
Menurut soeharto dalam (Hufaid, 2009: 167) mengatakan bahwa
wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal
kepada oran-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau
penjelasan hal-hal yang dipandang perlu. Wawancara juga bisa diartikan
sebagai pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung
oleh pewawancara kepada responden dan jawaban responden dicatat atau
direkam
18
Dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data dari seluruh
dokumen yang ada. Suharsimi Arikunto (1996:234) menyatakan bahwa
Metode dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda
mati berupa catatan, buku, dan sebagainya. Data dokumentasi penelitian ini
adalah foto-foto kegiatan pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar observasi
guru dan siswa.
c. Tes
Tes dipakai untuk mengukur kemampuan siswa, baik kemampuan
awal, perkembangan atau peningkatan kemampuan selama dikenai tindakan,
dan kemampuan pada akhir siklus tindakan(hufad, 2007: 178). Dalam
penelitian ini tes yang digunakan adalah tes dalam bentuk tertulis.
6. Analisis Data
Pada penelitian kali ini penulis menganalisa data atau menarik
kesimpulan melalui hasil berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan guna
mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk
perbaikan belajar siswa. Adapun penilaian untuk ranah kognitif:
Rumus ketuntasan belajar siswa:
P = ∑siswa yang tuntas belajar x 100 %
19 G. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan, Bab ini penilis sajikan mengenai latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, hipotesis tindakan, definisi operasional, metode
penelitian, dan sistematika penuliasn
BAB II Kajian pustaka, terdiri dari Sub A membahas tentang hakikat
hasil belajar. Sub B membahas tentang hasil belajar. Sub C
membahas tentang kriteria ketuntasan minimal. Sub D
membahas tentang hakikat bahasa Indonesia, dan Sub E
membahas tentang metode pembelajaran snowball throwing.
BAB III Pelaksanaan penelitian, pada bab ini penulis sajikan diskripsi
pelaksanaan Pra siklus, diskripsi pelaksanaan sikluus satu dan
iskripsi pelaksanaan siklus 2.
BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan, pada bab ini memuat tentang
deskripsi hasil penelitian per siklus dan pembahasan.
BAB V Pada bab ini penulis sajikan mengenai kesimpulan dan
20
Belajar adalah salah satu kata yang sudah akrab dengan semua
lapisan masyarakat, lingkungan akademik seperti di lingkungan
sekolah, pelajar, siswa dan siswi serta mahasiswa yang mempunyai
tugas untuk belajar.Kegiatan belajar adalah kegiatan yang tidak dapat
di pisahkan dari mereka.
R. Gagne (dalam Masitoh, 2009: 3) Mendefinisikan belajar
sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya
sebagai akibat suatu pengalaman.Belajar juga dapat di artikan sebagai
aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan
dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau
pegalaman-pengalaman.Belajar sebagai karateristik yang membedakan manusia
dengan makhluk lainya, belajar sebagai aktivitas yang selalu dilakukan
sepanjang hayat manusia, bahkan tiada hari tanpa belajar.
Pengertian Belajar juga dijelaskan oleh James LM (Anitah,
2007: 3), Belajar adalah upaya yang dilakukan dengan mengalami
21
Sementara itu Garry dan Kingsley berpendapat bahwa belajar
adalah proses perubahan perilaku yang orisinil melalui pengalaman
dan latihan-latihan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Secara etimologis
belajar memliki arti “ berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu” .
Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan
untuk mrncapai kegiatan dan ilmu. Di dsini, usaha untuk mencapai
kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi
kebutuhanya mendapatkan mendapatkan ilmu atau kepandaian yang
belum di punyai sebelumnya.sehingaa dengan belajar itu manusia
menjadi tahu, memahami, meengerti, dapat melaksanakan dan
memiliki tentang sesuatu( Baharudin, 2007: 13).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu proses atau kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang sehingga dapat membawa perubahan bagi seseorang
tersebut, baik perubahan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan.
Dengan perubahan- perubahan tersebut, tentunya seseorang itu juga
akan terbantu dalam memecahkan permasalahan hidup dan bisa
menyesuaikan diri dan lingkunganya.
Dari pemahaman tentang pengertian belajar tadi, terdapat tiga
atribut pokok belajar, yaitu proses, perubahan perilaku, dan
22 1. Proses
Menurut ( Susanto,2013: 4) ,Belajar adalah proses
mental dan emosional atau bisa juga disebut sebagai
proses berfikir dan merasakan.seseorang dikatakan belajar
apabila fikiran dan perasaanya aktif. Aktivitass fikiran dan
perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain, akan
tetapi akana terasa oleh yang bersangkutan( orang yang
sedang belajar tersebut).
2. Perubahan Perilaku
Suyono(2011:129) Mengatakan bahwa Hasil belajar
berupa perubahan perilaku atau tingkah laku. Seseorang
yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya,
baik yang berupa pengetahuan, keterampilan motorik, atau
penguasaan nilai-nilai (sikap).
3. Pengalaman
Belajar adalah mengalami, dalam arti belajar terjadi
didalam interaksi antara individu dengaan lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Contoh
lingkungan fisik ialah: buku, alat peraga, dan alamsekitar.
Contoh lingkungan sosial,antara lain guru, siswa,
23
Dapat disimpulkan bahwa Belajar dapat melalui pengalaman
langsung dan melalui pengalaman tidak langsung. Belajar melalui
pengalaman langsung,seseorang belajar dengan melakukan sendiri atau
dengan mengalaminya sendiri.sedangkan apabila seseorang
mengetahuinya karena membaca buku atau mendengarkan dari penjelasan
seseorang, maka belajar seperti itu disebut belajar melalui pengalaman
tidak langsung.
b. Ciri-Ciri Belajar
Menurut (Baharudin, 2007: 15) ada beberapa cirri-ciri Belajar yaitu;
1. Belajar di tandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change
behavior). Ini berarti, bahwa hasil belajar hanya dapat di amati dari
tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil. Tanpa
mengamati tingkah laku hasil belajar, kita tidak akan dapat
mengetahui ada tidaknya hasil belajar;
2. Perubahan perilaku relative permanent. ini berarti, bahwa
perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu
tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah. Tetapi, perubahan
24
3. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat di amati pada
saaat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku
tersebut bersifat potensial;
4. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman;
5. Pengalaman atau latihan itu dapat member penguatan. Sesuatu
yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan
untuk mengubah tingkah laku.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar
memang hakikatnya adalah adanya perubahan pada diri
pembelajar. Tentunya perubahan yang terjadi adalah perubahan
kearah yang lebih baik dimana dimulai dari perubahan yang
sederhana hingga kompleks. Dalam proses belajar sangat penting
adanya pengambilan keputusan yang diambil, karena hasil dari
tindakan inilah yang menentukan adanya perubahan atau tidak.
c. Tujuan Belajar
Diantara beberapa tujuan belajar adalah sebagai berikut: (Sadirman,
2008:28)
1. Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir. Pemilikan
pengetahuan
25
Dengan kata
lain tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir tanpa b
ahan
pengetahuan, sebaliknya kemampuan berfikir akan memperkay
a
pengetahuan. Tujuan ialah yang memiliki kecenderungan lebih
besar
perkembanganya di dalam kegiatan belajar. Dalam hal ini per
an guru sebagai pengajar lebih menonjol.
2. Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerl
ukan suatu keterampilan.Keterampilan yang bersifat jasmani
maupun rohani. Keterampilan jasmaniyah adlah keterampilan yang
dapat dilihat, diamati sehingga akan menitik beratkan pada
keterampilan gerak/penampilan dari anggota tubuh seseorang yang
sedang belajar. Sedangkan keterampilan rohani lebih rumit, karena
tidak selalu berurusan dengan masalah-masalah keterampilan yang
dapat dilihat bagaimana ujung pangkalnya, tetapi lebih abstrak,
menyangkut persoalan-persoalan penghayatan, dan keterampilan
berfikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan
suatu masalah atau konsep.
26
Kecakapan dalam mengarahkan motivasi dengan tidak lupa
meenggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh sangat
penting dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi
anak didik, yidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai itu
kepada anak didiknya. Dilandasi dengan nilai-nilai itu, anak didik
akan tumbuh kesadaran dan kemauanya, untuk mempraktikan
segala sesuatu yang sudah di pelajarinya.
Dari pendapat diatas, tujuan penting dari belajar itu
mempunyai banyak sekali manfaat. Tujuan disini dijadikan
sebagai acuan untuk menjalankan suatu progam tersebut dapat
berjalan lurus mengikuti arus sesuai dengan apa yang sebelumnya
telah ditetapkan. Tujuan itu tidak hanya ditujukan kepada siswa
setelah selesai proses belajar, melainkan hal ini saling
berkesinambungan antara siswa, guru, serta komponen
pembelajaran.
d. Prinsip-prinsip Belajar
Prinsip-prinsip Belajar menurut (Dimyati,2002: 42) adalah;
1. Motivasi dan Perhatian
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan
belajar.perhatian terhadap belajar akan timbul pada siswa apabila
27
diperlukan untuk belajar lebih lanjut, akan membangkitkan motivasi
untuk mempelajarinya.
Motivasi juga mempunyai peranan penting dalam kegiatan
belajar. Baharudin (2007:18) mengatakan bahwa Motivasi adalah
tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.
Motivasi dapat bersifat internal, artinya datang dari dirinya sendiri,
dan dapat juga bersifat eksternal, artinya datang dari orang lain,
guru,orang tua, teman,dan sebagainya
2. Keaktifan
Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak
bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi
apabila anak aktif mengalaminya sendir ( Dimyati,2002:43)
Dalam setiap proses belajar siswa selalu menampakkan
keaktifan. Mulai dari kegiatan fisik yang berupa membaca, menulis,
mendengarkan, dan lain sebagainya.
3. Keterlibatan langsung/ berpengalamann
Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan
oleh Jhon Dewey dengan” learning by doing” –nya. Dalam belajar
melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengalami secara
28
perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya (suyono
2011:128).
4. Pengulangan
Menurut Teori Psikologi Daya dalam ( Dimyati 2002: 47)
Belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri
atas daya mengamati, menanggap, mengingat, mengkhayal,
merasakan, berpikir, dan sebagainya.Teori lain yang menekankan
prinsip pengulangan adalah Teori Psikologi Asosiasi atau
Koneksionisme dengan tokohnya yang terkenal Thorndike. Ia
mengemukakan bahwa belajar adalah pembentukkan antara stimulus
dan respon, dan pengulangan terhadap pengalaman itu memperbesar
peluang timbulnya respon benar.
5. Tantangan
Teori Medan dati Kurt Lewin mengemukakan bahawa siswa
dalam situasi belajar barada dalam suatu medan atau lapangan
psikologis. Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang
ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan
belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu, yaitu
dengan mempelajari bahan belajar tersebut.
29
Siswa akan belajar lebih semangat apabila mengetahui dan
mendapatkan hasil yang baik. Hasil yang baik akan merupakan balikan
yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar
selanjutnya.
Siswa belajar dengan sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai
yang baik dalam ulangan. Nilai yang baik itu mendorong anak untuk
belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat merupakan operant
conditioning atau penguatan positif. Sebaliknya anak yang
mendapatkan nilai jelek dan takut tidak naik kelas juga bisa
mendorong siswa belajar lebih giat lagi. Ini disebut penguatan negatif
atau escape conditioning.
7. Perbedaan individual
Perbedaan Individual berpengaruh terhadap cara dan hasil
belajar siswa. Karenanya, perbedaan individual perlu diperhatikan oleh
guru dalam upaya pembelajaran.
Sistem pendidikan klasikal yang dilakuan di sekolah kita
umumnya kurang memperhatikan masalah perbedaan individual,
umumnya pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan melihat siswa
sebagai individu dengan kemampuan rata-rata, kebisaaan yang kurang
30
Pengajaran klasikal artinya seorang guru di dalam kelas
menghadapi sejumlah besar siswa (30-40 orang) dalam waktu yang
sama menyampaikan bahan pelajaran yang sama pula. Bahkan
metodenya pun satu metode yang sama untuk seluruh anak tersebut
(Suryosubroto, 2002:83).
e. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Baharudin (2007: 19) mengemukakan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal.Kedua faktor tersebut saling
mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan
kualitas hasil belajar.
Faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar dibedakan
menjadi dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Kedua faktor tersebut saling memengaruhi dalam proses belajar
individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.
1) Faktor Internal
Faktor Internal merupakan faktor-faktor yang berasal dari
dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar
individu. Faktor-faktor internal meliputi fisiologi dan
psikologi. Faktor–faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang
faktor-31
faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang
dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis
yang utama memengaruhi proses belajar adalah kecerdasan
siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat (Baharuddin, 2008:
19-20).
2) Faktor Eksternal
Faktor Eksternal merupakan faktor-faktor yang
memengaruhi proses belajar siswa. Dalam hal ini, Syah
(dalam Baharuddin, 2008: menjelaskan faktor-faktor eksternal
dalam proses belajar dibagi menjadi dua, yaitu faktor lingkungan
sosial dan faktor lingkungan non sosial.
Belajar berarti mengubah tingkah laku. Belajar akan
membantu terjadinya suatu perubahan pada diri individu yang
belajar. Perubahan itu tidak hanya dikaitkan dengan perubahan
ilmu pengetahuan melainkan juga berbentuk percakapan,
ketrampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan
penyesuaian diri. Belajar menyangkut segala aspek organisme
dan tingkah laku pribadi seseorang. Sardiman (2009:39)
berpendapat bahwa faktor-faktor yang memengaruhi belajar
32
dengan faktor dari dalam diri siswa, selain faktor kemampuan,
ada juga faktor lain yaitu motivasi, minat, perhatian, sikap,
kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial ekonomi, kondisi
fisik, dan psikis. Kehadiran faktor psikologis dalam belajar
akan memberikan andil yang cukup penting.
Faktor-faktor psikologis akan senantiasa memberikan
landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar
secara optimal. Staton (dalam Sardiman, 2009: 39-40)
menguraikan enam macam faktor psikologis yaitu (1) motivasi,
(2) konsentrasi, (3) reaksi, (4) organisasi, (5) pemahaman, (6)
ulangan.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar
siswa adalah faktor internal siswa antara lain kemampuan
yang dimiliki siswa tentang materi yang disampaikan,
sedangkan faktor eksternal antara lain strategi pembelajaran
yang digunakan guru di dalam proses belajar mengajar
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam
33
siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil
belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil
belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan
tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan
proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar
merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.
Benjamin S. Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26-27)
menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut:
1) Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang
telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu
berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori,
prinsip, atau metode.
2) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan
makna tentang hal yang dipelajari.
3) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan
kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.
34
4) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke
dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat
dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi
bagian yang telah kecil.
4) Sintesis, mencakupkemampuan membentuk suatu pola baru.
Misalnya kemampuan menyusun suatu program.
6) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang
beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. misalnya,
kemampuan menilai hasil ulangan.
Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan
bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.
Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang
bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan
menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan
35
b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian
tujuan pembelajaran di kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar itu sendiri. Sugihartono, dkk. (2007:
76-77), menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar, sebagai berikut:
1) Faktor internal
Faktor internal (dari dalam diri siswa) yang berpengaruh
terhadap hasil belajar diantaranya adalah kecakapan, minat, bakat,
usaha, motivasi, perhatian, kelemahan, dan kesehatan, serta kebiasaan
siswa.Salah satu hal yang penting yang harus ditanamkan dalam diri
siswa bahwa belajar yang dilakukan merupakan kebutuhan. Minat
belajar akan dipengaruhi suka dan tidak suka terhadap suatu materi
dan minat ini harus dimunculkan lebih awal dalam diri siswa. Motivasi
dan perhatian siswa dapat dikondisikan oleh guru.Kecakapan setiap
siswa tentu berbeda.perbedaan itu dapat dilihat dari kecepatan belajar
siswa tersebut.
2) Faktor eksternal
Faktor eksternal ( dari luar siswa) yang mempengaruhi belajar
diantaranya adalah lingkungan fisik dan non fisik ( suasana kelas yang
36
sekolah, guru, pelaksana pembelajaran dan teman sekolah. Guru
adalah figure yang paling berpengaruh terhadap proses maupun hasil
belajar. Karena guru adalah manager atau sutradara dalam kelas,
sehingga guru harus mempunyai kompetensi dasar yang disyaratkan
dalam profesi guru.
B. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
1. Pengertian KKM
Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi
adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu
dalam menentukan kelulusan siswa.Kriteria paling rendah untuk
menyatakan siswa mencapai ketuntasan ddinamakan kriteria ketuntasan
minimal (KKM).KKM harus ditetapkan sebelum awal tahun ajaran
dimulai. Seberapapun besarnya jumlah siswa yang yang melampaui batas
ketuntasan minimal, tidak mengubah keputusan pendidik dalam
meyatakan lulus dan tidak lulus pembelajaran. Acuan kriteria tidak diubah
secara serta merta karena hasil empirik penilaian ( Widoyoko, 2014: 28)
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 2 tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan Bab
F tentang penilaian oleh Satuan Pendidikan Pasal 1 disebutkan,, bahwa
dalam menentukan KKM setiap mata pelajaran, adalah dengan
37
kondisi satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik. Berdasakan
pengaturan ini, berarti penentuan KKM adalah sesuai dengan kondisi
sekolah masing-masing, jadi antara sekolah yang sau ddengan yang lainya
bisa berbeda. Kriteria ketuntasan minimal dditetapkan oleh satuan
pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran disatuan
pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakterisktik
yang hamper sama.
2. Prosedur Penetapan Kriteria KKM
Menurut ( Jamal, 2010: 201) ada beberapa prosedur dalam penetapan
kriteria KKM;
a. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan
mempertimbangkan tiga aspek kriteria yaitu kompleksitas, daya
dukung dan intake peserta didik;
b. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran
disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam
melakukan penilaian;
c. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan disosialisasikan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang
38
d. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dicantumkan dalam Laporan
Hasil Belajar (LHB) pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang
tua atau wali peserta didik.
C. Hakikat Bahasa Indonesia 1. Pengertian Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi nasional yang digunakan
diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (UU No.24/2009,
bab 1 ketentuan Umum Pasal 1 ayat 2). Menurut ( Wintala,2015:5)
Bahasa Indonesia Merupakan bahasa persatuan, kebangsaan, dan Negara.
Ditetapkan sebagai bahasa persatuan,karena BahasaIndonesia dapat
dijadikan alat perekat kesatuan seluruh warga Indonesia yang cenderung
menggunakan berbagai bahasa ibu (bahasa daerah).
2. Tujuan Bahasa Indonesia
Menurut Peraturan Menteri pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006
tentang Standar isi menyebutkan bahwa mata pelajaran bahasa Indonesia
di Sekolah Dasar memiliki tujuan sebagai berikut.
a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
berlaku,baik secara lisan maupun tertulis.
b. Menghargai dan bangsa menggunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa peratuan dan bahasa Negara.
c. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakanya dengan tepat
39
d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk kemampuan intelektual,
serta kematangan emosional dan sosial.
e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas
wawasan, memperluas budi pekerti, serta meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai
khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
3. Fungsi Bahasa Indonesia
Menuruut (Rosiana,2007:123), ada empat fungsi Bahasa Indonesia;
a) Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan
diri. Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala
sesuatu yang tersirat di dalam hati dan pikiran kita.
b) Sebagai alat komunikasi. Bahasa merupakan saluran maksud
seseorang, yang melahirkan perasaan dan memungkinkan masyarakat
untuk bekerja sama. Pada saat menggunakan bahasa sebagai
komunikasi,berarti memiliki tujuan agar para pembaca atau pendengar
menjadi sasaran utama perhatian seseorang. Manusia memakai dua
cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal. Berkomunikasi
secara verbal dilakukan menggunakan alat/media (lisan dan tulis),
sedangkan berkomunikasi cesara non verbal dilakukan menggunakan
media berupa aneka symbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu
40
c) Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial. Pada saat beradaptasi
di lingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa yang digunakan
tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang akan
menggunakan bahasa yang non-formal pada saat berbicara dengan
teman dan menggunakan bahasa formal pada saat berbicara dengan
orang tua atau yang dihormati.
d) Sebagai alat kontrol Sosial. Yang mempengaruhi sikap, tingkah laku,
serta tutur kata seseorang. Kontrol sosial dapat diterapkan pada diri
sendiri dan masyarakat.
4. Kedudukan Bahasa Indonesia
Bahasa negara sama saja dengan bahasa nasional atau bahasa
persatuan artinya bahasa negara merupakan bahasa primer dan baku
yang acapkali digunakan pada kesempatan yang formal. (Cahyani,
2009: 9) mengemukakan bahwa Kedudukan bahasa Indonesia sebagai
bahasa Negara yaitu;
a) Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan. Kedudukan
pertama dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara
dibuktikan dengan digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah
proklamasi kemerdekaan RI 1945. Mulai saat itu dipakailah bahasa
Indonesia dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan
41
b)Bahasa Indonesia sebagai alat pengantar dalam dunia pendidikan.
Kedudukan kedua dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai
bahasa Negara dibuktikan dengan pemakaian bahasa Indonesia
sebagai bahasa pengantar di lembaga pendidikan dari taman
kanak-kanak, maka materi pelajaran yang berbentuk media cetak
juga harus berbahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan
menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing atau
menyusunnya sendiri. Cara ini akan sangat membantu dalam
meningkatkan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa
ilmu pengetahuan dan teknolologi (iptek).
c)Bahasa Indonesia sebagai penghubung pada tingkat Nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta
pemerintah.Kedudukan ketiga dari Kedudukan Bahasa Indonesia
sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan digunakannya Bahasa
Indonesia dalam hubungan antar badan pemerintah dan
penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Sehubungan dengan
itu hendaknya diadakan penyeragaman sistem administrasi dan
mutu media komunikasi massa. Tujuan agar isi atau pesan yang
disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh
masyarakat.
d)Bahasa Indonesia Sebagai pengembangan kebudayaan Nasional,
42
Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan penyebaran
ilmu pengetahuan dan teknologi, baik melalui buku-buku
pelajaran, buku-buku populer, majalah-majalah ilmiah maupun
media cetak lainnya. Karena sangatlah tidak mungkin bila suatu
buku yang menjelaskan tentang suatu kebudayaan daerah, ditulis
dengan menggunakan bahasa daerah itu sendiri, dan menyebabkan
orang lain belum tentu akan mengerti.
5. Materi Bahasa Indonesia Menyimak Teks Cerita Rakyat
a) Keterampilan Menyimak
Dalam pengajaran bahasa, terutama pengajaran bahasa
lisan sering kita jumpai istilah mendengar, mendengarkan, dan
menyimak. Ketiga istilah itu memang berkaitan dalam makna namun
berbeda dalam arti. Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian
istilah itu dijelaskan seperti berikut. Mendengar diartikan sebagai
menangkap bunyi (suara) dengan telinga. Mendengarkan berarti
mendengarkan sesuatu dengan sungguh-sungguh. Sedang
menyimak berarti mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa
yang diucapkan atau dibicarakan orang (Mulyati, 2007: 2.5).
Menurut (Tarigan,1991:4) menyimak adalah suatu proses yang
mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi,
menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang
43
penghayatan, ingatan, pengertian,bahkan situasi yang menyertai
bunyi bahasa yang disimak pun harus diperhitungkan dalam
menentukan maknanya.Sedangkan menurut (Suyono,2002: 23)
menyimak adalah suatu proses mendengarkan lambang-lambang
bahasa lisan dengan sungguh-sungguh penuh perhatian,
pemahaman, apresiatif yang dapat disertai dengan pemahaman
makna komunikasi yang disampaikan secara nonverbal.
Berdasarkan pengertian menyimak di atas dapat
disimpulkan bahwamenyimak adalah suatu proses yang mencakup
kegiatan mendengarkan lambang-lambang bahasa lisan dengan
sungguh-sungguh, penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta
interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan
serta memahami makna komunikasi yang disampaikan secara
nonverbal.
b) Materi Bahasa Indonesia Menyimak Isi Teks cerita Rakyat
1) Pengertian cerita rakyat
cerita rakyat adalah salah satu karya sastra yaitu berupa
cerita yang lahir, hidup dan berkembang pada beberapa
generasi dalam masyarakat tradisional, baik masyarakat itu
telah mengenal huruf atau belum, disebarkan secara lisan,
44
diantara kolektif tertentu dalam kurun waktu yang cukup lama
(Sisyono, dkk 2008:4).
Cerita rakyat biasanya hidup atau pernah hidup dalam
sebuah masyarakat.Cerita yang ada di dalamnya tersebar,
berkembang, atau diturunkan secara lisan dari satu generasi ke
generasi yang lebih muda.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa
cerita rakyat berkembang di masa lalu diwariskan secara
lisan.Karena diwariskan secara lisan, seringkali ceritanya
mendapat variasi atau tambahan.Hal ini sangat tergantung pada
kemahiran tukang cerita atau pawang cerita. Sehingga cerita
yang sama diceritakan dalam versi yang berbeda.
2) Ciri-ciri cerita rakyat
a. Disampaikan secara turun menurun (mulai dari nenek
moyang hingga sekarang).
b. Tidak diketahui nama pengarang ceritanya (anonim).
c. Banyak mengandung nilai-nilai luhur.
d. Sifatnya tradisional tapi menghibur.
e. Memiliki banyak versi dan variasi cerita.
f. Jalan ceritanya diungkapkan dalam bentuk klise.
g. Disampaikan secara lisan dari mulut ke mulut
45
Berikut ini adalah sejumlah unsur penting yang harus
dimiliki sebuah cerita rakyat( Iskandar,2008:17)
a. Tema, adalah pokok permasalahan atau gagasan yang
menjadi jiwa dan inti dari suatu cerita.
b. Plot/Alur, merupakan sekumpulan peristiwa yang dibuat
sedemikian rupa untuk membentuk hubungan sebab. Pada
dasarnya, alur cerita rakyat dibedakan menjadi dua yaitu
alur maju dan alur mundur.
c. Latar Cerita (Setting), merupakan gambaran tentang
bagaimana suasana, tempat, dan waktu saat terjadinya
suatu peristiwa. Latar cerita dibedakan menjadi tiga jenis,
latar tempat, latar waktu dan latar suasana.
d. Penokohan, Penokohan merupakan gambaran tentang sifat
atau watak yang dimiliki oleh tokoh-tokoh cerita tersebut.
e. Sudut Pandang, merupakan cara pandang si pengarang
ketika menyampaikan suatu jalan cerita.
f. Amanat, merupakan pesan moral yang ingin disampaikan
pengarang pada para pembaca.
4) Jenis- Jenis Cerita Rakyat
a. Fabel atau cerita binatang, yakni sebuah cerita rakyat yang
46
dapat berperilaku seperti manusia. Misalnya, Kancil yang
Cerdik dan cerita Serigala yang Licik.
b. Legenda, yakni sebuah cerita yang memuat mengenai
asal-usul terjadinya suatu tempat, andaikata saja cerita
Asal-Usul Banyuwangi, Asal Asal-Usul Danau Toba, dan
Terbentuknya Tangkuban Perahu. Diwilayah Jawa Tengah
terkenal bersama dengan cerita ” Baru Klinting”
c. Mite, adalah cerita yang memuat mengenai dewa-dewi atau
cerita sifatnya sakral dan penuh mistis misalnya, kisah Nyi
Roro Kidul, Dewi Sri, dan Hikayat Sang Boma.
d. Sage, yakni sebuah cerita yang isinya mempunyai
kandungan unsur sebuah sejarah, misalnya, Damarwulan,
Ciung Wanara, dan Rara Jonggrang.
5) Cerita rakyat “ Kisah semut dan Kepompong” dan Cindelaras”.
D. Metode Pembelajaran Snowball Throwing
1. Pengertian Metode Pembelajaran Snowball Throwing
Snowball secara etimologi berarti bola salju, sedangkan
throwing adalah melempar yang secara keseluruhan dapat diartikan
melempar bola salju. Dalam pembelajaran Snowball Throwing, bola
salju merupakan kertas yang berisi pertanyaan yang dibuat oleh siswa
sendiri kemudian dilempar kepada temanya untuk menjawab.Snowball
47
pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang
diwakili ketua kelompok untuk mendapatkan tugas dari guru
kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk
seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang
masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh.
Kegiatan melempar bola pertanyan ini akan membuat
kelompok menjadi dinamis, karena kegiatan siswa tidak hanya
berpikir, menulis, bartanya, atau berbicara. Akan tetapi mereka juga
melakukan aktivitas fisik yaitu menggulung kertas dan
melemparkannya pada siswa lain. Dengan demikian, tiap anggota
kelompok akanmempersiapkan diri karena pada gilirannya mereka
harus menjawab pertanyaan dari temannya yang terdapat dalam bola
kertas.
Dalam metode Snowball Throwing, guru berusaha
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
keterampilan menyimulkan isi informasi yang mereka peroleh dalam
konteks nyata an situasi yang kompleks. Guru juga memberikan
pengalaman kepada siswa melalui pembelajaran terpadu dengan
menggunakan proses yang saling berkaitan dalam situasi dan konteks
komunikasi ilmiah.
Penggunaan metode pembelajaran snowball throwing dalam
48
karena mampu menumbuh kembangkan potenssi intelektual, sosial,
dan emosional yang ada dalam diri siswa. Disini siswa akan berlatih
untuk menemukan gagasan dan perasaan secara cerdas dan kreatif,
serta mampu menemukan dan menggunakan kemampuan analitis dan
imajinatif yang ada dalam diriya untuk menghadapi berbagai persoalan
yang muncul dalam kehidupan sehari-hari (Hamdayana, 2014: 158).
2. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Snowball Throwing
Langkah-langkah penggunaan metode Snowball Throwing adalah sebagai
berikut (Supriyanto, 2011: 128).
a) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
b) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing
ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
c) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya
masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru
kepada temannya.
d) Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kerja untuk
menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah
dijelaskan oleh ketua kelompok.
e) Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu
49
f) Setelah siswa mendapat satu bola / satu pertanyaan diberikan
kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis
dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
g) Guru memberikan kesimpulan
3. Kelebihan dan kekurangan Metode Pembelajaran Snowball Throwing
Menurut (Safitri, 2011: 19) kelebihan dan kekurrangan metode ini
antara lain;
a. Kelebihan
1) Melatih kesiapan siswa.
2) Saling memberikan pengetahuan antara siswa satu dengansiswa
lainya
3) Susasanya pembelajaran menjadi menyenangkan
4) Siswa mendapatkan kesempatan untuk berfikir
5) Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.