• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI STRATEGI INDEX CARD MATCH PADA PEMBELAJARAN SKI SISWA KELAS III MI NEGERI KRINCING TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI STRATEGI INDEX CARD MATCH PADA PEMBELAJARAN SKI SISWA KELAS III MI NEGERI KRINCING TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

S K R I P S I

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

M U K H A M A D S A M S U L M U ’IN

NIM: 11408082

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

S A L A T I G A

(2)
(3)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara:

Nama : Mukhammad Samsul Mu’in

NIM : 11408082

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi: Pendidikan Guru Agama Islam

Judul : UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

MELALUI METODE INDEX CARD MATCH PADA

PEMBELAJARAN SKI SISWA KELAS III MI NEGERI

KRINCING TAHUN 2009/2010

telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga,!I Agustus 2010 Pembimbing,

(4)

K EM EN TERIA N A G A M A RI

SEKOLAH TINGGI A G A M A ISLA M N EG ER I (STA IN ) SALA TIG A

Jl. Tentara P elajar 02 Telp. (0298) 323706, Fax. 323833 K ode P os S alatiga 50721

Skripsi Saudara M ukham ad Sam sul M u ’in dengan N om or Induk

M ahasiswa 114 08 082 yang berjudul UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI METODE INDEX CARD MATCH PADA PEMBELAJARAN SKI SISWA KELAS III MI NEGERI KRINCING

TAHUN 2009/2010 telah dimaunaqosahkan dalam sidang panitia ujian,

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada hari Sabtu, 28 Agustus 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Saijana Pendidikan Islam (S.Pd.I).

http// www. stainsalatiea. ac. id e-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

PEN G ESA H A N K ELU LU SA N

Salatiga, 28 Agustus 2010

Panitia Ujian

Pembimbing,

Faqih Nabhan, SE, MM NIP. 19741230 200212 1 002

(5)

Nama : Mukhamad Samsul Mu’in

NIM : 11408082

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain

yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 1 Agustus 2010

Yang menyatakan,

(6)

MOTTO

V d i * * ' » - 'f i ' * 1 ' ^ . T « f ' ' „

. x » ' ' ^ s ' 5- * t * i " 4 -1 * i^-** „ '* ' <?? IjJ-9 *<[£ J ^ J J * > - *-«/•' ^ 4 ^ O ) y *

Barangsiapa bertakwa kepada A llah niscaya dia akan m engadakan baginya

ja la n keluar. D an m em berinya rezki dari arah ya n g tiada disangka-sangkanya.

dan barangsiapa ya n g bertaw akkal kepada A llah niscaya A llah akan

m encukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah

m elaksanakan urusan y a n g (dikehendaki)Nya.

Sesungguhnya A llah Telah mengadakan

ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.

(7)

1. Bapak dan Ibu terkasih yang telah memberikan doanya dengan rasa keikhlasan.

2. Anak dan Isteri tercinta yang selalu memberikan motivasi dan kasih sayang

dalam memberi warna hidup saya.

3. Kepala Sekolah MI Negeri Krincing yang telah memberikan kesempatan

kepada saya untuk mengeksplor keilmuan dan kemampuan..

4. Rekan-rekan Guru MI Negeri Krincing yang telah saya anggap sebagai bagian

keluarga sendiri.

5. Semua teman-temanku seperjuangan angkatan 2008 ekstensi PAI.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah, kepatuhan, dan kecintaan kehadirat Allah SWT

yang selalu hadir dan memberikan rahmat, taufiq dan hidayah di dalam roh kita sampai

malaikat maut menjemput kita, amin. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan

kepada Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya di yaumul jaza’,

semoga kita termasuk ummatnya yang diberi syafa’at, amin.

Sehubungan dengan tugas dan tanggung jawab serta kewajiban penulis dalam

rangka melengkapi syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana pada Sekolah Tinggi

Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, jurusan tarbiyah (PAI), maka penulis membuat

karya ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul UPAYA MENINGKATKAN

PRESTASI BELAJAR MELALUI STRATEGI INDEX CARD MATCH PADA

PEMBELAJARAN SKI SISWA KELAS III MI NEGERI KRINC1NG TAHUN

2009/2010. Akhirnya dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang tak terhingga, serta penghargaan yang setinggi-

tingginya kepada yang terhormat:

1. Bapak Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

2. Bapak Pembantu Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

3. Bapak Faqih Nabhan, selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu

untuk memberikan bimbingan, petunjuk, serta sarannya sampai terselesaikannya

skripsi ini.

(9)

telah membantu penulis baik yang berupa moral maupun materiil.

Tiada balasan yang dapat penulis berikan kecuali doa kepada Allah SWT,

semoga amal sholeh bapak, ibu, teman-teman dan semua pihak dapat diterima Allah

SWT, dan mendapatkan balasan yang mulia di sisi-Nya. Jazakumullah khoiron

katsiron jazaan jaziila, Amin.

Penulis berkeyakinan, bahwa para pembaca yang budiman tentu akan

mengadakan evaluasi-evaluasi dan kritikan seperlunya. Di mana penulis sendiri

menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Akan tetapi, penulis

berharap tulisan ini dapat menjadi sumbangsih yang sangat berguna, walaupun sangat

sederhana, dan akhirnya penulis memanjatkan doa kepada Allah SWT, semoga amal

hamba ini menjadi amal ..aleh yang berguna dan bermanfaat bagi agama, nusa, dan

bangsa. Amin.

Salatiga, 01 Agustus 2010

Penulis

(10)

A B S T R A K

Mu’in, Mukhammad Samsul. 201u. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Melalui Strategi Index Card Match Pada Pembelajaran SKI Siswa Kelas III M I Negeri Krincing Tahun 2009/2010. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri. Pembimbing: Faqih Nabhan, SE, MM.

Kata kunci: prestasi belajar,SKI, dan strategi index card match.

Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan prestasi belajar pada pembelajaran SKI siswa, upaya untuk meningkatkan prestasi belajar pada pembelajaran SKI siswa kelas III MI Negeri Krincing. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1) Apakah Strategi Index Card Match dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran SKI di Ml Negeri Krincing, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang tahun 2009/2010?, (2) Apakah Strategi Index card match dapat meningkatkan prestasi belajar SKI di MI Negeri Krincing, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang tahun 2009/2010?

Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk : (1) Mengatahui penerapan Strategi Index Card Match dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran SKI di Ml Negeri Krincing, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang tahun 2009/2010, (2) Mengetahui penerapan Strategi Index card match dapat meningkatkan prestasi belajar SKI di MI Negeri Krincing, Kecamatan Secang. Kabupaten Magelang tahun 2009/2010. Untuk mencapai tujuan tersebut tersebut, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan studi penelitian tindakan kelas {research).

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa dalam penggunaan strategi index card match mempunyai pengaruh positif yaitu dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran SKI pada pokok bahasan Sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW dan silsilahnya yaitu rata-rata keaktifan siswa pada pra siklus (49,99%) dikategorikan kurang aktif pada siklus I (67,59%) mengalami kenaikan meskipun belum mencapai 70% tetapi mengalami peningkatan yang signifikan, dan pada siklus II mengalami peningkatan dengan kategori aktif (75,93%).

Penggunaan strategi index card match dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran SKI khususnya materi pokok sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW dan silsilahnya. Rata-rata kelas pada pra siklus dikategorikan cukup (60%) pada siklus I mengalami peningkatan angka rata-rata kelas dengan kategori baik (72,04%) sedangkan pada siklus II rata-rata kelas juga dikategorikan baik (78,52%).

(11)

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...iii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ...iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

HALAMAN MOTTO ...vi

HALAMAN PERSEMBAHAN...vii

KATA PENGANTAR...viii

ABSTRAK ...x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang M asalah... I B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ...6

E. Manfaat Hasil Penelitian...6

F. Definisi Operasional... 7

G. Kajian T eori...9

H. Metode Penelitian...10

I. Sistematika Penulisan Skripsi ...15

(12)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Teori Belajar dan Pembelajaran...16

B. Strategi Pembelajaran M odern...18

1. PAIKEM... 19

2. Active Learning...20

3. Quantum Learning...20

4. Otak Kanan dan Otak Kiri...21

5. Belajar Tuntas...22

C. Strategi Index Card Match dalam Pembelajaran ...23

D. Pendekatan Pembelajaran SK I... 26

E. Tinjauan Tentang Prestasi... 28

F. Meningkatkan Prestasi Belajar dengan Strategi IC M... 38

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Subyek Peneltian ... 40

1. Lokasi Penelitian ... 40

2. Subjek Penelitian ...40

B. Variabel yang Diteliti ... 41

C. Pelaksanaan Penelitian ...42

1. Pra Siklus ... 42

2. Siklus I ...46

(13)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian... 55

1. Hasil Penelitian Pra S ik lu s...55

2. Hasil Penelitian Siklus 1...59

3. Hasil Penelitian Siklus II...63

B. Pembahasan... 67

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...69

B. Saran-saran...70

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(14)

DAFTAR TABEL

NO JUDUL TABEL HALAMAN

4.1 Daftar nilai pra siklus 53-56

4.2 Rekapitulasi nilai evaluasi pra siklus 56

4.3 Rekapitulasi keaktifan siswa pra siklus 57

4.4 Daftar nilai siklus 1 59-60

4.5 Rekapitulasi nilai evaluasi siklus 1 60

4.6 Rekapitulasi keaktifan siswa siklus 1 61

4.7 Daftar nilai siklus 11 63-64

4.8 Rekapitulasi nilai evaluasi siklus 11 64

4.9 Rekapitulasi keaktifan siswa siklus 11 65

5.0 Rekapitulasi keaktifan siswa pra siklus , siklus I, dan 11 67

5.1 Rekapitulasi hasil belajar siswa pra siklus , siklus I, dan 11 68

(15)

B A B I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan karena

pendidikan merupakan suatu perantara dalam mencapai tujuan pembangunan

bangsa. Banyak lembaga pendidikan di Indonesia yang telah didirikan. Mulai dari

tingkat pra-TK, SD, SMP, SMA, hingga tingkat Perguruan tinggi baik yang

didirikan oleh pemerintah maupun lembaga swasta yang ada di Indonesia. Secara

khusus pendidikan pada lembaga Islam paling tidak memiliki dua tujuan

mendasar dalam perumusan kurikulumnya yaitu tujuan keagamaan dan tujuan

ilmiah. Tujuan keagamaan merupakan arah dari proses pembentukan aqidah dan

akhlak sehingga siswa mampu melaksanakan kewajibannya kepada Allah SWT.

Sedangkan tujuan ilmiah merupakan arah dari pembelajaran yang berlangsung di

sekolah sebagai modal peserta didik dalam menghadapi kehidupan.

Suatu pembelajaran dikatakan berhasil apabila timbul perubahan

tingkah laku positif pada siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah

direncanakan. Konteks ini pada dasarnya bergantung pada guru sebagai elemen

penting dalam kegiatan pembelajaran. Memang saat ini sudah menjadi tidak lazim

apabila seorang guru menjadi dominator kegiatan pembelajaran di kelas, namun

hal ini bukan berati guru lepas dari tanggung jawab terhadap keberhasilan

siswanya dalam belajar. Untuk mewujudkan tanggung jawab tersebut guru harus

selalu proaktif dan responsif terhadap semua fenomena - fenomena yang

(16)

2

Guru merupakan k o m p o ^n penting dalam proses pendidikan.

Pemerintah sering melakukan upaya peningkatan kualitas guru, antara lain

melalui pelatihan, seminar dan melalui pendidikan formal dengan menyekolahkan

guru pada tingkat yang lebih tinggi. Bahkan saat ini telah diadakan sertifikasi

guru. Meskipun dalam pelaksanaan proses pendidikan masih jauh dari harapan

dan belum sepenuhnya mencapai tujuan pendidikan yang diharapkapr' Salah satu

penentu dalam proses pembelajaran adalah strategi pengajaran.

Strategi pengajaran adalah sejumlah langkah yang direkayasa

sedemikian rupa untu mencapai tujuan pengajaran tertentu (Muhibbin Syah,

2004:214). Tanpa strategi, suatu pesan pembelajaran tidak akan dapat berproses

secara efektif dalam kegiatan belajar mengajar ke arah yang dicapai. Strategi

pengajaran yang tidak tepat akan menjadi penghalang kelancaran jalannya proses

belajar mengajar. Oleh karena itu, strategi yang ditetapkan seorang guru baru

mendapat suatu hasil yang optimal, jika mampu dipergunakan untuk mencapai

tujuan yang ditetapkan.

Index Card Match merupakan sebuah cara yang menyenangkan lagi

aktif untuk meninjau ulang materi pelajaran. Ia membolehkan peserta didik untuk

berpasangan dan memaikan kuis dengan kawan sekelas (Silberman, 2007 : 240 ).

Strategi ini berpusat pada peserta didik, sehingga menuntut siswa untuk lebih

aktif dan guru sebagai fasilitator saja. Strategi pembelajaran Index Card Match

biisa digunakan sebagai metode alternatif yang dirasa lebih bisa memahami

karakteristik, belajar peserta didik yang berbeda-beda. Diantaranya ada peserta

(17)

memk'\ntu peserta didik belajar secara maksimal, kesenangan dalam belajar itu

perlu diperhatikan, salah satunya dengan menggunakan variasi metode dan

strategi pembelajaran yang beragam dengan melibatkan indra belajar yang

banyak. Siswa akan lebih cepat memahami pelajaran apabila siswa dilibatkan

secara aktif baik mental maupun fisik.

Keberhasilan guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa dapat

dicermati dengan sebuah tindakan penelitian yang sering kita kenal dengan nama

Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu

pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja

dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut

diberikan oleh guru atau dengan arahan guru yang dilakukan oleh siswa. Guru

melaporkan proses berlangsungnya proses belajar yang dilakukan oleh siswa

(Arikunto, 2006:3).

Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk memperbaiki kinerja guru

sehingga hasil belajar siswa meningkat (Aqib, 2008:3). Dalam Penelitian

Tindakan Kelas (PTK), peneliti atau guru dapat melihat sendiri praktik

pembelajaran atau bersama guru lain melakukan penelitian terhadap siswa

dilihat dari segi aspek interaksinyad dalam proses pembelajaran. Guru secara

reflektif dapat menganalisis dan mensintesis terhadap apa yang telah

dilakukan di kelas. Dalam hal ini berarti dengan melakukan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK), guru dapat memperbaiki praktik-praktik pembelajaran

sehingga menjadi lebih efektif. Tujuan utama Penelitian Tindakan Kelas

(18)

4

kelas. Kegiatan penelitian ini tidak saja bertujuan untuk memecahkan masalah

tetapi sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut tidak dapat

dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan. Penelitian Tindakan Kelas

(PTK), juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam

pengembangan profesionalnya. Pada intinya PTK bertujuan untuk

memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu

pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan

siswa yang sedang belajar.

Dari hasil survei di MI Negeri Krincing Kec. Secang pada hari Sabtu,

tanggal 17 April 2010, ditemukan beberapa masalah yaitu rendahnya minat

belajar siswa disebabkan penggunaan metode dan strategi yang masih monoton

yaitu metode ceramah, sehingga prestasi siswa pada materi pelajaran SKI belum

maksimal. Rendahnya pemahaman ini dibuktikan dengan hasil nilai yang tidak

memenuhi standar. Disamping itu rata-rata nilai mata pelajaran SKI selalu

terendah dibanding mata pelajaran agama iainnya. Banyak siswa yang tidak

mengerjakan pekerjaan rumah, dikarenakan kurangnya perhatian dari orang tua.

Ada beberapa siswa yang kurang aktif ketika pembelajaran berlangsung, hal ini

disebabkan karena komunikasi antar guru dengan siswa banyak mengalami

hambatan. Minat yang rendah mengakibatkan kurangnya pemahaman dalam

pembelajaran, kurangnya pemahaman ini menimbulkan hasil yang belum

maksimal. Dalam proses belajar mengajar masih ditemukan murid yang kurang

menaruh minat pada beberapa mata pelajaran, padahal pada umumnya murid-

(19)

Setelah peneliti berkonsultasi dengan guru pengampu SKI kelas III,

peneliti mengusulkan alternatif solusi yang tepat untuk memecahkan masalah

terseuut yaitu dengan merubah metode pengajaran yang selama ini di lakukan.

Dengan metode ceramah dan yang sejenis dengannya, siswa kurang maksimal

dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru dan mereka lebih

cenderung merasakan bosan. Metode dan strategi alternatif untuk pembelajaran

SKI adalah dengan menggunakan Strategi Index card Match, dimana strategi ini

sangat mendukung untuk meningkatkan pemahaman materi siswa, karena dengan

strategi tersebut siswa dapat terangsang dan termotivasi untuk mengulang dan

menghafal materi yang telah diajarkan.

Karena begitu pentingnya prestasi dalam pembelajaran pada pelajaran SKI

,maka penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini melalui penelitian dengan

judul ’’UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI

STRATEGI IN D E X CARD M A T C H PADA PEMBELAJARAN SKI SISWA

KELAS III MI NEGERI KRINCING KEC.SECANG KAB. MAGELANG

TAHUN 2009/2010”

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini

adalah:

1. Apakah Strategi Index Card Match dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa

dalam pembelajaran SKI di MI Negeri Krincing, Kecamatan Secang, Kabupaten

(20)

6

2. Apakah Strategi Index card match dapat meningkatkan prestasi belajar SKI di MI

Negeri Krincing, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang tahun 2009/2010?

B. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan tersebut maka tujuan penelitian ini adalah

untuk:

1. Mengetahui penerapan Strategi Index Card Match dalam meningkatkan

keaktifan belajar siswa pada pembelajaran SKI di MI Negeri Krincing kec.

Secang tahun 2009/2010

2. Mengetahui penerapan Strategi Index Card Match dalam meningkatkan

prestasi belajar siswa pada pembelajaran SKI di MI Negeri Krincing kec.

Secang tahun 2009/201

C. Hipotesis Tindakan dan Indiktor Keberhasilan

Sesuai dengan kajian teori di atas, penulis dapat mengajukan hipotesis

dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu, akan terjadi peningkatan prestasi

belajar siswa kelas III dalam mengikuti pembelajaran SKI melalui Strategi Index

Card Match di MI Negeri Krincing kec. Secang tahun 2009/2010.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siswa, guru, maupun

sekolah, adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Siswa

a. Meningkatkan motivasi belajar dan mengembangkan keaktifan siswa

(21)

b. Mendoronn keberanian siswa dalam menyampaikan pendapatnya/

informasi kepada orang lain.

c. Mengatasi kesulitan belajar siswa dalam mempelajari mata pelajaran SKI.

2. Bagi Guru

Dengan dilaksanakannya penelitian ini, diharapkan guru secara bertahap

dapat mengetahui strategi pembelajaran di kelas sehingga permasalahan yang

berhubungan dengan kegiatan pembelajaran dapat teratasi. Di samping itu

sangat membantu bagi perbaikan pembelajaran serta profesionalisme guru

yang bersangkutan.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan memberi sumbangan yang bermanfaat bagi

sekolah terutama dalam rangka memperbaiki pembelajaran sehingga dapat

meningkatkan mutu pendidikan.

E. Definisi Operasional

Berikut ini akan penulis uraikan mengenai beberapa istilah yang ada

dalam judul untuk menghindari adanya kesalahpahaman dalam pengertian judul

antara lain :

1. Upaya, yaitu usaha/ ikhtiar untuk mencapai tujuan (Badudu, 2001:1596).

Yang dimaksud disini adalah usaha atau cara yang dilakukan untuk bisa

meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajran SKI di

kelas.

2. Meningkatkan, yaitu menaikkan (derajat, taraf). Dalam hal ini yaitu

(22)

9

mengulang materi yang disampaikan guru dengan cara yang menyenangkan,

sehingga dapat membantu siswa menyimpan pelajaran yang telah mereka peroleh.

F. Kajian Teori

Dalam permasalahan ini ada beberapa skripsi yang membahas tentang hal yang

hampir sama, yaitu:

1. Intan Azizah (2006) dalam skripsinya yang berjudul “Efektivitas Strategi Card

Short dan Index Card Match dalam Pembeljaran Pendidikan Agama Islam di

Kelas IV SDN Saren 2 Kalijambe Sragen Tahun Ajaran 2005 / 2006”

menyimpulkan bahwa strategi Index Card Match lebih efektif daripada strategi

Card Short bila diterapkan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam. Hal ini

dapat dilihat ketika guru menyampaikan materi dengan strategi tersebut, siswa

merasa senang dan tertarik untuk belajar sehingga pembelajaran tidak

membosankan selama mengikuti proses belajar.

2. Euis Kumiawati, dalam skripsinya yang berjudul "Komparasi Strategi

Pembelajaran ‘Make A - Matchdengan ‘Index Card Match, kelebihan index

card match adalah adanya proses diskusi dan presentasi sehingga dapat lebih

menguatkan konsep yang hendak direview maupun konsep baru yang baru

dipelajari. Menurut Euis Kumiawati, dalam makalahnya berjudul "Komparasi

Strategi Pembelajaran ‘Make A - M a tch ’ dengan ‘Index Card M atch”,

kelemahan index card match yaitu hanya teridiri dari satu babak sehingga bersifat

(23)

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang ditetapkan berupa penelitian tindakan kelas

yang didasarkan pada permasalahan yang muncul dalam pembelajaran SKI

kelas III MI Negeri Krincing Kec.Secang Kab. Magelang Tahun 2009/2010.

Prosedur penelitian tindakan kelas terdiri dari dua siklus. Setiap siklus

dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah di

desain dalam faktor-faktor yang telah diselidiki. Pada awalnya peneliti

melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang selama ini di lakukan

mengidentifikasi permasalahan, mendiskusikan dengan teman sejawat, serta

mengkaji teori ataupun metode yang relevan.

Berdasarkan refleksi awal serta diskusi yang dilakukan dengan rekan

tersebut, maka langkah yang dianggap paling tepat untuk meningkatkan

pemahaman siswa dalam pelajaran SKI adalah dengan strategi Index Card

Match. Dengan berpedoman pada refleksi awal tersebut maka prosedur

pelaksanaan PTK ini meliputi: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan atau

observasi, refleksi

2. Subjek Penelitian

a. Siswa

Untuk mengukur seberapa jauh prestasi siswa kelas III dalam mengikuti

pembelajaran SKI dan penerapan strategi index card match di MI Negeri

(24)

11

b. Guru

Mengamati guru dalam menyampaikan materi melalui strategi index card

match agar siswa tertarik terhadap pembelajaran tersebut.

3. Langkah-langkah penelitian

a. Perencanaan (planning)

Pada tahap ini dilakukan persiapan yang sangat matang agar pembelajaran

SKI dapat tercapai. Kegiatan ini meliputi: pembuatan RPP untuk tiap

siklus dan instrument lainnya (terlampir) agar pelaksanaan tindakan dapat

terjadi secara wajar, realistis, dan dapat dikelola dengan mudah.

b. Pelaksanan tindakan (acting)

Tindakan ini merupakan pelaksanaan rencana pembelajaran yang telah

dipersiapkan. Pada tahap ini dilakukan proses belajar, apersepsi, pre-tes,

pembelajaran dan evaluasi. Pada tahap apersepsi, siswa dikondisikan

untuk siap mengikuti proses pembelajaran, guru memberikan penjelasan

kepada siswa tentang tujuan pembelajaran serta manfaat yang akan

diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar.

Dalam melaksanakan guru akan menerapkan pembelajaran dengan

menggunakan metode demonstrasi, kemudian divariasi dengan metode

tanya jawab dan ceramah, sehingga siswa akan lebih mudah memahami

materi yang telah disampaikan oleh guru.

c. Observasi (pengamatan)

Guru mengamati kegiatan dan tingkah laku siswa ketika proses

(25)

siswa dalam mengerjakan tugas dan keseriusan siswa dalam mengikuti

pembelajaran,

d. Refleksi

Data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dalam tahap ini,

secepatnya dilakukan analisis dan pemaknaan dengan maksud untuk

mengetahui apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan yang

diharapkan atau tidak. Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru dapat

merefleksikan diri tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

Sehingga dapat disajikan landasan untuk melakukan tindakan kelas pada

siklus berikutnya. Perhatikan bagan di bawah ini:

Perencanaan

SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

SIKLUS III

(26)

13

4. Instrumen penelitian

a. Tes

Dalam penelitian ini, peneliti memberikan soal-soal yang disusun sesuai

dengan kandungan materi, baik berupa pretes maupun post tes. Dengan

menggunakan lembar jawaban, siswa mengerjakan tugas seperti yang

dikehendaki muatan soal.

b. Pedoman Dokumentasi

Dokumen siswa ini berupa catatan siswa pada saat proses pembelajaran

berlangsung. Dokumentasi ini dilihat setiap akhir pertemuan, sehingga

dapat mengelompokkan siswa sesuai dengan tingkat kecerdasannya,

a. Observasi

Digunakan untuk mendapatkan data tentang perubahan yang terjadi

selama proses pembelajaran dengan menggunakan strategi index card

match.

5. Pengumpulan data

a. Tes

Bentuk tes yang dipakai adalah tes objektif, tes objektif adalah tes yang

hanya satu jawaban dianggap benar.

b. Dokumentasi

Merupakan salah satu alat pengumpul data. Dapat berupa buku, notulen

rapat, majalah, rapor, buku transkrip, agenda, buku, kitab dan lain-lainya.

Dokumentasi digunakan untuk menemukan karakteristik populasi dan

(27)

yaitu melalui pemotretan dan untuk menemukan gambaran tentang

eksistensi MI Negeri Krincing Kec. Secang Kab.Magelang tahun

2009/2010.

c. Observasi

Digunakan untuk mendapatkan data tentang perubahan yang terjadi

selama proses pembelajaran dengan menggunakan Strategi Index Card

Match.

6. Analisis Data

Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran

perlu dilakukan analisis data. Pada penelitian tindakan kelas ini menggunakan

statistik sederhana yaitu:

a. Untuk menilai ulangan atau tes formatif peneliti melakukan penjumlah

nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa

yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif, dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Z *

X = _______

Keterangan :

x = nilai rata-rata (mean)

^ X = jumlah semua nilai siswa

(28)

Untuk menghitung persentase ket>>ntasan belajar digunakan rumus

sebagai berikut:

y siswayangtuntasbelajar

p = — --- x 100 %

S

siswa

Keterangan:

p = Jumlah nilai dalam persen (Aqib, 2008:40)

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Dari Uraian di atas dapat disusun sistematika penulisan skripsi sebagai

berikut:

BAB 1: Membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, hipotesis tindakan, definisi operasional

dan metodologi penelitian.

BAB II: Menjelaskan tentang kajian pustaka yang meliputi: tinjauan tentang teori

belajar, strategi pembelajran modern, tinjauan tentang penerapan strategi

index card match dalam pembelajaran, belajar tuntas, tinjauan tentang

SKI, tinjauan tentang prestasi belajar.

BAB III: Menjelaskan tentang gambaran umum subyek penelitian

BAB IV: Menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan, yang meliputi

hasil penelitian.

BAB V: Bab ini adalah akhir dari uraian dalam penulisan skripsi yang berisi

(29)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Teori Belajar dan Pembelajaran

Pembelajaran akan berhasil apabila terjadi proses belajar-mengajar pada

siswa, karena itulah guru dituntut menciptakan lingkungan yang menjadikan anak

belajar.

firman Allah Surat Az-Zumar ayat 9 :

Artinya:

....Katakanlah: "Adakah sama orang yang mengetahui dengan

orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat

menerima pelajaran’’ (Departemen Agama,1970:747).

firman Allah Surat Ali-Imran ayat 159 :

ArS

jj-.... i j 'y> o 'i N ■ -i ° 11 Ja~Lp L)a3 yJj

Artinya:

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap

mereka, sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka

menjauhkan diri dari sekelilingmu...

p-g-J j La-J

Maksudnya setiap anak diharuskan belajar dan para pendidik harus bisa

menciptakan suasana belajar yang kondusif serta relefan terhadap perkembangan

(30)

17

mengubah perilaku anak didik, dari konsep yang sederhana menuju yang lebih

kompleks. Menurut Robert M. Gagne (1970), pembelajaran adalah suatu proses

membangun yang memanfaatkan sebuah hierarki keterampilan yang meningkat

kompleksitasnya. Ada 5 kategori pembelajaran yang utama yaitu: informasi verbal,

keterampilan intelektual, strategi kognitif, ketrampilan motoris, dan sikap (Smith.

2009:126). Konsep hierarki Gagne mengarah pada asumsi bahwa seseorang bisa

menerima konsep yang lebih tinggi apabila sudah menguasai konsep yang lebih

rendah.

Setelah konsep-konsep terbangun, seorang pendidik juga harus memberikan

penguatan-penguatan agar konsep yang telah terbangun tadi tidak hilang begitu saja..

Seperti yang diungkapkan B.F Skinner, yang dikutip oleh Muhibbin Syah dalam

bukunya Psikologi Pendidikan dalam Pendekatan Baru (:2004:90-92), belajar adalah

suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara

progresif. Proses ini akan mendatangkan hasil optimal apabila diberi penguat

(reinforcer). Sedangkan menurut Reber, belajar adalah proses memperoleh

pengetahuan. Belajar juga berarti suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif

langgeng sebagi hasil latihan yang diperkuat. Belajar merupakan peristiwa hipotesis

yang hanya dapat dikenali melalui perubahan kinerja akademik yang dapat diukur.

Tetapi hasil belajar ini dapat musnah atau melemah apabila tidak diberi penguatan

(ireinforced).

Sedangkan menurut Gestalt, Belajar terjadi bila seseorang mendapat insight

dalam situasi yang problematik, yaitu sewaktu ia secara tiba-tiba menemukan

(31)

Insight adalah hubungan antara unsur-unsur dalam situasi yang mengandung problem

itu (Nasution, 2005:134). Anak didik dirangsang dengan kegiatan yang mengandung

unsur pengalaman baru sehingga mereka selalu tertantang untuk menemukan hal-hal

yang baru lagi. John Holt (1967) menerangkan bahwa belajar akan semakin baik jika

anak didik diminta untuk melakukan hal-hal sebagai b erik u t:

1. mengungkapkan informasi dengan bahasa mereka sendiri.

2. memberikan contoh-contoh

3. melihat hubungan antara satu fakta atau gagasan dengan yang lain.

4. menggunakannya dengan berbagai cara.

5. mengungkapkan lawan atau kebalikannya (Silberman, 2007:5)

Jadi secara garis besar dapat penulis simpulkan bahwa belajar dapat dipahami

sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu secara bertahap yang relatif

menetap sebagai hasil dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang

melibatkan proses kognitif. Menurut penelitian John Dewey, menyimpilkan bahwa

siswa akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah

diketahui dan dengan kegiatan atau peristiwa yang akan terjadi di sekelilingnya

(Wardani, 2009:10.21). Agar perubahan tersebut tidak hilang/ musnah maka

diperlukan penguatan (reinforced) secara berkesinambungan.

B. Strategi Pembelajaran Modern

Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai sejumlah langkah yang

direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan penagajaran tertentu (Syah,

(32)

19

memanfaatkan segala sumber vang dimiliki dan atau yang dapat dikerahkan untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan (Anitah, 2009:1.24). Jadi strategi

pembelajaran mengacu pada metode-metode yang digunakan oleh anak didik.

Sebagian strategi pembelajaran mencakup perubahan-perubahan pada desain

pengajaran.

Seiring berjalannya waktu, saat ini telah banyak berkembang sistem

pembelajaran yang populer. Hampir semua teori maupun strategi pembelajaran

modem mengedepankan keaktifan siswa dan cenderung memperlakukan anak didik

menjadi subyek belajar. Bahkan Hartono dkk (2009:115) dalam bukunya PAIKEM

menyatakan bahwa strategi pembelajaran konvensional belum mampu mengantarkan

anak didik kepada tujuan pembelajaran yang diinginkan Maka sudah saatnya kita

menggunakan sistem pembelajaran alternatif dan modem, karena model dan sistem ini

mampu mengembangkan potensi otak kanan dan kiri anak didik.

Beberapa Sistem strategi pembelajaran modem tersebut antara lain :

1. PAIKEM

PAIKEM singkatan dari Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan. Dalam sistem ini belajar merupakan suatu proses aktif dari si

pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif dimana anak

didik hanya menerima penejelasan guru tentang pengetahuan. Belajar akan lebih

bermakna apabila anak mengalami apa yang dipelajarinya, kondisi ini dapat

terwujud pada suasan pembelajaran yang menyenangkan dan bersifat sepanjang

hayat. (Hartono, 2009:11). Sistem pembelajaran ini menuntut guru untuk kreatif

(33)

2. A ctive Learning (Pembelajaran Aktif)

Melvin L. Silberman (2007) menjelasakan bahwa pembelajaran aktif

dimaksudkan untuk mengoptimalkan semua potensi anak didik, sehingga mampu

mencapai hasil belajar optimal sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka

miliki. Juga untuk menjaga perhatian anak didik agar tetap tertuju pada proses

pembelajaran. Dia mengelompokkan strategi active learning dalam tiga kelompok

besar, yaitu:

a. Bagaimana membuat peserta didik aktif sejak dini

b. Bagaimana membantu peserta didik memperoleh pengetahuan, keterampilan,

dan sikap secara aktif.

c. Bagaimana Belajar agar tidak lupa.

Salah satu strategi yang bertujuan untuk membantu agar anak didik tidak

lupa dalam mempelajari materi pelajaran adalah ’’strategi index card match

Tentang strategi ini akan penulis kupas dalam sub judul ’’Strategi Index Card

Match dalam Pembelajaran”, dan masih dalam bab ini.

3. Quantum Learning

Tokoh utama pembelajaran quantum adalah Bobbi De Porter.

Pembelajaran ini secara panjang lebar ia paparkan dalam bukunya Quantum

Learning: Unleashing The Genius In You. Bobbi de Porter mendefinisikan

quantum learning sebagai interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi

cahaya. Pembelajaran ini menggabungkan sugestologi (seni pengajaran sugestif),

(34)

21

mengatur informasi) dan berbagai teori dan strategi yang lain. (De Porter,

2002:14). Pembelajaran kuantum bersifat humanistis, konstruktiivis,

mengintegrasikan potensi manusia dengan lingkungan. Selain itu pembelajaran

kuantum juga menekankan kealamiahan dan kebemaknaan (Hartono, 2009:49).

Pembelajaran Quantum menggabungkan aktivitas otak dengan aktivitas

fisik. Dengan bantuan iringan musik klasik untuk meningkatkan konsentrasi, t

dan dengan musik pop dinamis untuk mendorong aktivitas fisik. Quantum

learnig juga menggabungkan antara bekerja dan bermain, antara rangsang

internal dan eksternal (lingkungan).

4. Strategi belajar Otak Kanan dan Kiri

Pada tahun 1960 tim ahli bedah Institut Teknologi California yang

diketuai oleh Roger Sperry, memisahkan dua fungsi belahan otak kanan dan kiri.

Otak kiri bersifat analitis, temporal, menyandikan pembicaraan dan angka dengan

matematika dan music. Sedangkan otak kanan lebih bersifat spatial, musikal,

simultan, dan cenderung bersifat psikologis. Teori ini dapat mengarakan dan

mengidentifikasi semua factor yang perlu dikembangkan dalam proses belajar.

Strategi belajar kemampuan otak kiri bersifat logis, maka cara penyampaiannya

bersifat sequensial (materi diajarkan secara berurutan sesuai dengan ukuran

logika). Sedangkan Strategi belajar kemampuan otak kanan bersifat psikologis

dan emosional. Strategi ini sangat cocok untuk merangsang anak didik untuk

belajar (Wijaya, 2007:107).

Menurut Makoto Shichida, Ed.D (2009:82), jika memori otak kanan

dikembangkan, maka kita tidak akan pernah lupa terhadap apa yang kita lihat atau

dengar. Memori otak kanan mampu meningkatkan kreativitas dan menginspirasi

datangnya ide-ide inovatif yang luar biasa. Cara terbaik untuk membuka memori

otak kanan adalah dengan bermain permainan yang melibatkan pemindahahn

memori otak kiri ke otak kanan, misalnya dengan teknik asosiasi.

5. Belajar Tuntas {M astery Learning)

Belajar tuntas pada mulanya dikembangkan oleh Marrison. Kemudian

dikembangkan oleh Bloom dan John B. Carrol. Strategi belajar tuntas artinya

penguasaan penuh.semua murid atau setidaknya sebagian besar murid dapat

menguasai seluruhnya bahan pelajaran yang diberikan, sehingga kepada mereka

(35)

3. Memperkirakan kemampuan siswa ^ n memberikan umpan balik yang sesuai.

4. Menguji bahwa kriteria pembelajaran akhir telah tercapai

C. Pembelajaran dengan Strategi Index C ard M atch

Mel Silberman (2007) menjelaskan bahwa strategi index card match

adalah suatu strategi pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar aktif

dan bertujuan agar siswa mempunyai jiw a kemandirian dalam belajar serta

menumbuhkan daya kreatifitas. Strategi ini bisa digunakan sebagai strategi

alternatif yang dirasa lebih memahami karakteristik siswa. Karakteristik yang

dimaksud disini adalah bahwa siswa menyukai belajar sambil bermain,

maksudnya dalam proses belajar mengajar, guru harus bisa membuat siswa

merasa tertarik dan senang terhadap materi yang disampaikan sehingga

nantinya tujuan pembelajaran dapat dicapai.

1. Kelebihan strategi index card match :

a. Menurut Mel Silberman (2007:238-240), strategi ini bersifat sebagai

peninjauan ulang (review) terhadap materi yang telah diajarkan. Sehingga

siswa diajak untuk mengingat ulang apa yang telah mereka pelajari.

Mendorong dan membantu siswa untuk menyimpan pelajaran yang telah

mereka peroleh. Siswa dapat mengingat sampai 5 kali lebih kuat dari

materi yang tidak direview. Strategi ini dapat mengevaluasi penguasaan

materi dan kemampuan yang sudah dicapai siswa.

b. Siswa dapat belajar sambil bermain. Quantum learning telah

(36)

24

dengan indera dan kegembiraan (De Porter, 2002:214). Jadi dengan

strategi ini siswa dapat mengingat materi sulit dengan gembira, tanpa

merasa dipaksa. Dengan demikian siswa menjadi lebih mudah

menghafalnya dan selalu teringat dalam memorinya.

2. Penerapan Strategi Index Card Match dalam Pembelajaran

a. Perencanaan dan persiapan strategi index card match.

Hal-hal yang perlu mendapat perhatian sebelum melaksanakan Strategi

index card match antara lain (Silberman, 2007:239):

1) Penentuan tujuan/materi yang akan dilakukan disampaikan/ditinjau.

2) Buatiah potongan kertas lalu dibagi menjadi dua sehingga cukup untuk

sejumlah siswa atau satu setengah jumlah siswa..

3) Sebagian kertas ditulis pertanyaan tentang materi. Separuh bagian

kertas yang lainnya ditulis jawaban materi.

4) Campurlah dua lembar kartu dan kocok beberapa kali sampai benar-

benar tercampur.

b. Pelaksanaan Strategi Index Card Match.

Setelah segala sesuatu direncanakan dan disiapkan, langkah

berikutnya adalah mulai melaksanakan kegiatan Beberapa hal yang perlu

diperhatikan (Zaini, 2007:69) antara lain:

(37)

2) Beri setiap siswa satu kertas dan jelaskan bahwa kertas mereka

memiliki pasangannya. Separuh siswa akan mendapatkan soal dan

separuh lainnya akan mendapatkan jawaban.

3) Untuk menghindarkan ketegangan, ciptakanlah suasana yang humoris.

4) Perintahkan kepada siswa untuk menemukan kartu pasangannya.

Siswa yang sudah menemukankan pasangan, perintahkan mereka

untuk duduk berdekatan. Terangkan juga agar mereka jangan

memberitahu kepada siswa lain apa yang ada pada kartunya.

5) Ketika semua pasangan permainan telah menempati tempatnya,

perintahkan setiap pasangan untuk menguji siswa lain dengan

membaca keras pertanyaannya dan menentang teman sekelas untuk

menginformasikan jawaban kepadanya.

Tindak lanjut dan evaluasi index card match.

Kegiatan bisa divariasikan dengan cara yang lain, misalnya dengan

mengembangkan kartu yang memuat pertanyaan dengan beberapa

kemungkinan jawaban. Jodohkan semua itu dengan kartu yang bermuat

bermacam-macam jawaban yang sesuai. Ketika setiap pasangan

menyampaikan kuis kelompok, mintalah mereka mendapatkan beberapa

jawaban dari siswa lain. Semakin banyak variasi soal, maka semakin

asyik permainan dan semakin banyak materi yang di review (Silberman,

(38)

r

Dengan menambah variasi soal, pengetahuan siswa menjadi lebih

luas. Disamping itu dalam benak siswa akan timbul rasa penasaran dan

rasa ingin tahu yang besar tentang jawaban dalam kuis berpasangan.

D. Pendekatan Pembelajaran SKI

1. Pengertian SKI

Dalam Permenag RI nomor 2 tahun 2008 dijelaskan bahwa Sejarah

Kebudayaan Islam merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang menelaah

tentang asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan/ peradaban Islam dan

para tokoh berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau, mulai dari

sejarah masyarakat pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi

Muhammad SAW, sampai dengan masa Khulafaurrasyidin. Secara

substansial, mata pelajaran SKI memiliki kontribusi dalam memotivasi siswa

untuk mengenal, memahami, dan menghayati nilai-nilai SKI untuk melatih

keecerdasan dan membentuk sikap, watak, dan kepribadian siswa.

Prof. Dr.Ahmad.Syalabi (2000:17) dalam bukunya yang berjudul

“Sejarah dan Kebudayaan Islam”, menjelaskan bahwa Sejarah Kebudayaan

Islam adalah satu bahagian dari Ilmu Pengetahuan Agama Islam. Oleh karena

itu sungguh tidak dapat dianggap, bahwa Sejarah Kebudayaan Islam itu

sebagai suatu ilmu yang terpisah dari Ilmu Pengetahuan Agama Islam.

-i

Sedangkan menurut Badri Yatim (1999:1), “ Kebudayaan adalah

bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat. Sedangakan

kebudayaan lebih direfleksikan dalam seni, sastra, agama, dan moral”. Jadi

(39)

dari ilmu pengetahuan agama Islam yang mempelajari/ menelaah ilmu

sejarah, seni sastra, agama, dam moral Islam. Maka ntuk mempelajari SKI

dibutuhkan ilmu-ilmu lain seperti: Geografi, Sejarah, Anthropologi, Seni,

Sastra, dan sebagainya.

2. Tujuan Mata pelajaran SKI di MI

Dalam SKL dan Standar Isi PAI dan Bahasa Arab (permenag,

2008:21) tujuan pembelajaran SKI di Madrasah Ibtidaiyah antara lain:

a. Membangun kesadaran siswa tentang pentingnya mempelajari ajaran-

ajaran dan sendi-sendi Islam yang telah dibangun oleh Nabi Muhammad

SAW.

b. Membangun kesadaran siswa tentang pentingnya waktu dan tempat yang

merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan.

c. Melatih daya kritis siswa tentang fakta sejarah berdasarkan pendekatan

ilmiah.

d. Menumbuhkan apresiasi siswa terhadap peninggalan sejarah Islam.

e. Mengembangkan kemampuan siswa dalam mengambil ibrah dari

peristiwa bersejarah (Islam), meneladani, dan mengaitkannya dengan

kehidupan sosial dan budaya dan lain-lain untuk mengembangkan

kebudayaan dan peradaban Islam.

3. Ruang Lingkup Mata pelajaran SKI di MI

Dalam SKL dan Standar Isi PAI dan Bahasa Arab (permenag,

2008:25) ruang lingkup SKI di Madrasah Ibtidaiyah dijabarkan sebagai

(40)

28

a. Sejarah masvarakat arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi

Muhammad SAW.

b. Dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, yang meliputi

kegigihan dan ketabahan dalam berdakwah, kepribadian, hijrah ke Thaif,

dan peristiwa Isra ’ Mi 'raj Nabi Muhammad SAW.

c. Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ke Yastrib, keperwiraan Nabi

Muhammad SAW, peristiwa Fathu Makkah, dan peristiwa akhir hayat

Nabi Muhammad SAW.

d. Peristiwa-peristiwa pada masa Khulafaurrasyidin.

e. Sejarah perjuangan tokoh agama Islam di daerah masing-masing.

Sedangkan materi SKI pada kelas III membahas tentang:

a. Sejarah masyarakat Arab sebelum Islam

b. Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW dan peristiwa kerasulan

Nabi Muhammad SAW.

E. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi merupakan hasil yang dicapai dari apa yang dikerjakan atau

dari apa yang sudah diusahakan. (Badudu, 2001:1088). Jadi prestasi bisa

dicapai hanya jika seseorang mau mengusahakannya. Usaha tersebut

disesuaikan dengan prestasi/ hasil apa yang akan dicapai. Jika prestasi belajar,

maka usahanya tentu dengan proses belajar. Sedangakan Muhibbin Syah

(41)

Hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah

sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Tetapi pengungkapan

perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid, sangat

sulit karena tidak dapat diraba (Syah, 2004:150). Oleh karena itu yang dapat

dilakukan oleh guru hanylah mengambil cuplikan dari beberapa ranah

perubahan tingkah laku. Dengan demikian cuplikan ini dapat menggambarkan

perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa. Kunci pokok untuk

memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa adalah dengan mengetahui

garis-garis besar indikator dikaitkan dengan jenis prestasi yang akan diukur.

Dalam pengertian yang lebih khusus, belajar didefinisikan sebagai

perolehan pengetahuan dan kecakapan baru. Pengertian inilah yang

merupakan tujuan pendidikan formal di sekolah- sekolah atau di lem baga-

lembaga pendidikan yang memiliki program terencana, tujuan instruksional

yang kongkrit, dan diikuti oleh para siswa sebagai suatu kegiatan yang

sistematis (Artalita, www.bpk-penabur-bdg.com. diakses 28 Mei 2010).

Prestasi atau keberhasilan belajar dinyatakan dalam berbagai indikator berupa

nilai rapor, indeks prestasi studi, angka kelulusan, prediksi keberhasilan dan

semacamnya.

Adapun prestasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah prestasi

belajar siswa dalam pembelajaran SKI di kelas III. Jadi indikatornya jelas,

yaitu siswa dapat mencapai SK dan KD yang terdapat dalam kurikulum.

Standar kompetensi yang hendak dicapai dalam penelitia ini adalah siswa

(42)

30

yang dilakukan untuk mencapai indikator tersebut, peneliti menggunakan

strategi index card match dalam proses pembelajaran SKI. Hasil dari proses

tersebut terekam dalam data hasil tes per siklus.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa ada 3

macam, yaitu: faktor internal (faktor dari dalam siswa), yaitu kondisi jasmani

dan rohani siswa; faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yaitu kondisi

lingkungan di sekitar siswa; faktor pendekatan belajar, yaitu jenis upaya

belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk

melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran (Syah, 2004:132).

a. Faktor Internal

Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam siswa sendiri

meliputi dua aspek, yaitu: 1) aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah); 2)

aspek psikologis/ yang bersifar rohaniah (Syah, 2004:132)

1) Aspek Pisiologis

Kondisi umum jasmani siswa yang menandai tingkat kebugaran

siswa dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam

mengikuti pelajaran. Kondisi tubuh yang lemah, apalagi dengan disertai

pusing-pusing, dapat menurunkan kualitas kognisi siswa sehingga materi

yang dipelajarinya kurang membekas dalam ingatannya. Kesehatan panca

inderapun juga turut mempenaruhi kemampuan siswa dalam menyerap

(43)

2) Aspek Psikologis

Diantara faktor rohaniah yang dipandang esensial dalam

mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah: a) tingkat kecerdasan/

inteligensi siswa; b) sikap siswa; c) bakat siswa; d) minat siswa; dan

e) motivasi siswa (Syah, 2004:133). Penjabarannya sebagai berikut:

a) Kecerdasan/intelegensi

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan

untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya.

Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi

yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat

perkembangan sebaya. Adakalanya perkembangan ini ditandai

dengan kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan

anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah

memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan

kawan sebayanya.

Tingkat kecerdasan siswa sangat menentukan tingkat

keberhasilan belajar siswa (Syah, 2004:134). Dengan demikian

semakin tinggi tingkat intelegensi siswa maka semakin besar

peluang untuk meraih sukse dalam belajar. Sebaliknya, semakin

rendah intelegensi siswa maka semakin kecil peluangnya untuk

(44)

32

b) Bakat

Bakat adalah kemampuan kemampuan potensial yang

dimiliki seseorang untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak

bergantung pada upaya pendidikan dan latihan (Syah, 2004:135).

Siswa yang berbakat dalam bidang Matematika akan lebih cepat

menyerap informasi, pengetahuan,dan keterampilan Matematika

dibandingkan dengan siswa lainnya. Tumbuhnya keahlian tertentu

pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya

sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya

prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar

terutama belajar keterampilan, bakat memegang peranan penting

dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang

guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu

yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan

anak tersebut.

c) Minat

Minat, menururt Ensiklopedi Pendidikan adalah kesediaan

jiwa yang sifatnya aktif untuk menerima sesuatu dari luar. Tiap

pelajaran harus menarik minat siswa. Minat merupakan suatu kaidah

pokok dalam didaktik (Kartawidjaja, 1987:183). Guru harus bisa

mengemas pelajaran/ materi yang diajarkannya sedemikian rupa

(45)

Minat (intersest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang

tinggi atu keinginan yang besar terhadap sesuatu (Syah, 2004:136).

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang,

diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang.

Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar

pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang

menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena

minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang

siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah, diharapkan siswa

dengan bimbingan guru dapat mengembangkan minat masing-

masing..dengan demikian minat juga dipengaruhi oleh motivasi,

d) Motivasi

Motivasi adalah keadaan internal seseorang yang

mendorongnya untuk berbuat sesuatu (Syah, 2004:136). Motivasi

dalam belajar merupakan faktor yang penting karena hal tersebut

merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk

melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar

adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan.

Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar sorang anak didik

akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.

Motivasi adalah tenaga yang mendorong individu untuk

(46)

34

pendorong minat timbul karena adanya motifasi kebutuhan dan

keinginan dari setiap individu (Kartawidjaja, 1987:184). Dengan

demikian motivasi da^at menjadi landasan dalam mencapai tujuan,

dalam hal ini adalah target pembelajaran.

Motivasi dapat menggerakkan siswa untuk melakukan

sesuatu atau ingin melakukan sesuatu. Dalam perkembangannya

motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu (a) motivasi

instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik (Syah, 2004:136).

Motivasi instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang

bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran

sendiri untuk belajar. Perasaan senang terhadap mata pelajaran dan

merasa bahwa belajar merupakan kebutuhannya untuk kehidupan

masa depan, inilah sebagian contoh motivasi intrinsik.

Sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi

yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang menyebabkan

siswa tersebut melakukan kegiatan belajar. Dalam memberikan

motivasi seorang guru harus berusaha dengan segala kemampuan

yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran

tertentu. Dengan adanya dorongan ini dalam diri siswa akan timbul

inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran. Pujian dan

hadiah, keteladanan dari guru dan orang tua dapat mendorong siswa

(47)

b.. Faktor Eksternal Siswa

Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi

belajar yang sifatnya di luar diri siswa. Faktor eksternal siswa terdiri dari dua

macam, yaitu:

1) Lingkungan sosial

Lingkungan sosial terdiri dari lingkungan sekolah, lingkungan

masyarakat, dan lingkungan keluarga /orang tua (Syah, 2004:138).

a) Lingkungan sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang

sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena

itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang

lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran,

hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum.

Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi

hasil-hasil belajarnya.

Guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan

diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar. Oleh

sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang

disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar

b) Lingkungan masyarakat

Lingkungan masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar

anak, terutama anak-anak yang sebayanya. Apabila anak-anak yang

(48)

36

terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak

di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran

tiada menentukan anakpun dapat terpengaruh pula (Ridwan202,

Ketercapaian Prestasi Belajar, www.wordpress.com, 29 Mei 2010 ).

Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk

kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak

akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan

lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat

tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar maka

kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada

dirinya, sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya,

c) Lingkungan keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat

tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang

dijelaskan oleh Slameto bahwa: “Keluarga adalah lembaga pendidikan

pertama dan utama. Keluarga yanng sehat besar artinya untuk

pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu

pendidikan bangsa, negara dan dunia. Adanya rasa aman dalam

keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.

Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara

aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari

(49)

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama,

karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan

pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga

bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan

akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Oleh karena itu orang tua

hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga

(Ridwan202, Ketercapaian Prestasi Belajar, www.wordpress.com, 29

Mei 2010).

2) Lingkungan non sosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung

sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan keluarga,

alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.

Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhsilan belajar

siswa.

c. Faktor Pendekatan Belajar

Pendekatan belajar adalah segala cara atau strategi yang digunakan

siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi

tertentu (Syah, 2004:139). Seperangakat langakah operasional ini digunakan

untuk memecahkan masalah dan mencapai tujuan belajar. Pendekatan belajar

dapat mempengaruhi taraf keberhasilan proses pembelajaran. Siswa yang

terbiasa menggunakan pendekatan belajar yang mendalam akan lebih

memiliki peluang berprestasi daripada siswa yang menggunakan pendekatan

(50)

38

F. MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DENGAN STRATEGI

IN D E X CARD M A TC H

Strategi index card match merupakan saluli satu strategi yang efektif untuk

meningkatkan prestasi atau hasil belajar siswa. Seperti yang telah diterangkan

panjang lebar dalam sub bab Pembelajaran dengan strategi index card match,

strategi ini merupakan cara aktif dan menyenangkan untuk meninjau ulang materi

pelajaran. Bagaimana strategi ini dapat meningkatkan prestasi belajar SKI?

Materi SKI sebagian besar berisi cerita dan peristiwa-peristiwa. Dengan

demikian siswa diharuskan untuk menghafal nama-nama tokoh dan serangkaian

peristiwa beserta waktu dan seluk beluknya. Seringkah siswa menjadi bosan dan

mudah lupa tentang materi yang dihafanya.

Lupa dapat teijadi pada siswa karena adanya tekanan terhadap item yang

ada, baik sengaja ataupun tidak. Tekanan ini teijadi karena item informasi kurang

menyenangkan, dan informasi yang telah ada tertekan oleh informasi baru., serta

informasi tersebut tertekan ke alam bawah sadar dengan sendirinya lantaran tidak

pernah digunakan (Syah, 2004:159). Dengan kata lain seorang siswa lupa akan

materi yang telah dipelajari dikarenakan sifat informasi baru yang kurang menarik

atau kurangnya usaha siswa untuk mempertahankan hafalan dalam ingatannya.

Menurut pandangan para ahli psikologi kognitif, materi pelajaran yang

terlupakan dapat dipanggil/ diingat kembali dengan cara relearning (belajar

kembali) atau dengan remidial teaching/ pengajaran perbaikan (Syah, 2004:160).

Dengan demikian sudah sangat jelas bahwa program remidial dapat memperbaiki

(51)

dalam memori otak siswa, sehingga mereka dapat mencapai prestasi yang

memuaskan.

Strategi index card match menggabungkan dua cara efektif dalam

menguatkan hafalan siswa, yaitu:

1. Mengemas penyampaian informasi menjadi lebih menyenangkan, dalam hal

ini dibuat sebuah permainan/ kuis. Sehingga siswa tidak akan merasa tertekan

dan tidak merasa bosan dalam mempelajari mata pelajaran SKI yang

sebelumnya mereka anggap sulit.

2. Membuat sebuah program remidial dan mempelajari ulang materi yang telah

diajarkan sebelumnya. Dengan demikian siswa diajak untik mengingat

kembali informasi-informasi yang sudah tertanam dalam otaknya untuk di

refresh.

Dengan dua langkah tersebut, penulis berkeyakinan bahwa strategi index

card match ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III terutama pada

mata pelajaran SKI. Mengingat siswa kelas III merupakan kelas peralihan dari

kelas rendah ( kls.I dan II) menuju ke kelas tinggi. Untuk itu dibutuhkan sebuah

(52)

40

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran umum Subyek penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas III MI Negeri Krincing Kec.

Secang Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2009/2010. Pemilihan penelitian

ini didasarkan pada pengalaman empirik, bahwa setiap awal tahun pelajaran

guru dihadapkan pada masalah rendahnya prestasi belajar siswa kelas III pada

mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).

2. Subyek Penelitian

Subyek yang diteliti yaitu siswa kelas III MI Negeri Krincing, secara

lebih detail dapat digambarkan karakteristik siswa yaitu sebagai berikut:

a. Jumlah siswa 27 siswa terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 14 siswa

perempuan sebagian besar mereka berumur 10 tahun.

b. Latar belakang orang tua mayoritas berpendidikan madrasah dan SLTP

atau yang sederajat, dan banyak yang berprofesi sebagai buruh dan petani.

Tingkat kemampuan siswa berdasarkan pengamatan dan informasi dari guru

kelas adalah 2 siswa sangat pandai, 4 siswa pandai, 16 siswa berkemampuan

Gambar

Tabel 4.1 Hasil Tes Pra Siklus
Tabel 4.3 Rekapitulasi Keaktifan Siswa Pra Siklus
Tabel 4.4 Hasil Tes Siklus I
Tabel 4.5 Rekapitulasi Nilai Evaluasi Siklus 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Karya Ilmiah adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah

Analisis Molekuler Candida Albicans pada Pasien HIV Rumah Sakit DR Moewardi Surakarta Sebagai Bahan Pembuatan Kit Diagnosis Berbasis Isolat Lokal.. Kata kunci: Candida

[1] R ´ EDEI L., Die neue Theorie der endlichen Abelschen Gruppen und Verallgemeinerung des Hauptsatzes von Haj´os,

Evaluasi pembelajaran fisika di SMP N 1 Magelang dilakukan untuk mengetahui kualitas siswa dalam menerima pelajaran yang diberikan guru, dilakukan dalam bentuk pemberian

Cairan di dalam labu erlenmeyer disaring dengan kertas saring (Whatman no. 41) yang telah diketahui bobotnya. Penyaringan dilakukan dengan menggunakan corong Buchner

Biaya langsung didefinisikan juga dengan biaya yang terasuransi, karena semua data biaya langsung pada pembuatan matriks perkiraan biaya didasarkan pada besarnya klaim

Thanks for blessing me in finishing my research paper entitled “Sara Tancredi’s Oppressions in the Prison in The Final Break (2009) by Brad Turner and Kevin Hooks: A

[r]