S K R I P S I
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
M U K H A M A D S A M S U L M U ’IN
NIM: 11408082
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
S A L A T I G A
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara:
Nama : Mukhammad Samsul Mu’in
NIM : 11408082
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi: Pendidikan Guru Agama Islam
Judul : UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
MELALUI METODE INDEX CARD MATCH PADA
PEMBELAJARAN SKI SISWA KELAS III MI NEGERI
KRINCING TAHUN 2009/2010
telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga,!I Agustus 2010 Pembimbing,
K EM EN TERIA N A G A M A RI
SEKOLAH TINGGI A G A M A ISLA M N EG ER I (STA IN ) SALA TIG A
Jl. Tentara P elajar 02 Telp. (0298) 323706, Fax. 323833 K ode P os S alatiga 50721
Skripsi Saudara M ukham ad Sam sul M u ’in dengan N om or Induk
M ahasiswa 114 08 082 yang berjudul UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI METODE INDEX CARD MATCH PADA PEMBELAJARAN SKI SISWA KELAS III MI NEGERI KRINCING
TAHUN 2009/2010 telah dimaunaqosahkan dalam sidang panitia ujian,
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada hari Sabtu, 28 Agustus 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Saijana Pendidikan Islam (S.Pd.I).
http// www. stainsalatiea. ac. id e-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id
PEN G ESA H A N K ELU LU SA N
Salatiga, 28 Agustus 2010
Panitia Ujian
Pembimbing,
Faqih Nabhan, SE, MM NIP. 19741230 200212 1 002
Nama : Mukhamad Samsul Mu’in
NIM : 11408082
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain
yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 1 Agustus 2010
Yang menyatakan,
MOTTO
V d i * * ' » - 'f i ' * 1 ' ^ . T « f ' ' „
. x » ' ' ^ s ' 5- * t * i " 4 -1 * i^-** „ ' „ * ' <?? IjJ-9 *<[£ J ^ J J * > - *-«/•' ^ 4 ^ O ) y *
Barangsiapa bertakwa kepada A llah niscaya dia akan m engadakan baginya
ja la n keluar. D an m em berinya rezki dari arah ya n g tiada disangka-sangkanya.
dan barangsiapa ya n g bertaw akkal kepada A llah niscaya A llah akan
m encukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah
m elaksanakan urusan y a n g (dikehendaki)Nya.
Sesungguhnya A llah Telah mengadakan
ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
1. Bapak dan Ibu terkasih yang telah memberikan doanya dengan rasa keikhlasan.
2. Anak dan Isteri tercinta yang selalu memberikan motivasi dan kasih sayang
dalam memberi warna hidup saya.
3. Kepala Sekolah MI Negeri Krincing yang telah memberikan kesempatan
kepada saya untuk mengeksplor keilmuan dan kemampuan..
4. Rekan-rekan Guru MI Negeri Krincing yang telah saya anggap sebagai bagian
keluarga sendiri.
5. Semua teman-temanku seperjuangan angkatan 2008 ekstensi PAI.
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah, kepatuhan, dan kecintaan kehadirat Allah SWT
yang selalu hadir dan memberikan rahmat, taufiq dan hidayah di dalam roh kita sampai
malaikat maut menjemput kita, amin. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya di yaumul jaza’,
semoga kita termasuk ummatnya yang diberi syafa’at, amin.
Sehubungan dengan tugas dan tanggung jawab serta kewajiban penulis dalam
rangka melengkapi syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana pada Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, jurusan tarbiyah (PAI), maka penulis membuat
karya ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul UPAYA MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR MELALUI STRATEGI INDEX CARD MATCH PADA
PEMBELAJARAN SKI SISWA KELAS III MI NEGERI KRINC1NG TAHUN
2009/2010. Akhirnya dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga, serta penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada yang terhormat:
1. Bapak Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
2. Bapak Pembantu Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
3. Bapak Faqih Nabhan, selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan, petunjuk, serta sarannya sampai terselesaikannya
skripsi ini.
telah membantu penulis baik yang berupa moral maupun materiil.
Tiada balasan yang dapat penulis berikan kecuali doa kepada Allah SWT,
semoga amal sholeh bapak, ibu, teman-teman dan semua pihak dapat diterima Allah
SWT, dan mendapatkan balasan yang mulia di sisi-Nya. Jazakumullah khoiron
katsiron jazaan jaziila, Amin.
Penulis berkeyakinan, bahwa para pembaca yang budiman tentu akan
mengadakan evaluasi-evaluasi dan kritikan seperlunya. Di mana penulis sendiri
menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Akan tetapi, penulis
berharap tulisan ini dapat menjadi sumbangsih yang sangat berguna, walaupun sangat
sederhana, dan akhirnya penulis memanjatkan doa kepada Allah SWT, semoga amal
hamba ini menjadi amal ..aleh yang berguna dan bermanfaat bagi agama, nusa, dan
bangsa. Amin.
Salatiga, 01 Agustus 2010
Penulis
A B S T R A K
Mu’in, Mukhammad Samsul. 201u. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Melalui Strategi Index Card Match Pada Pembelajaran SKI Siswa Kelas III M I Negeri Krincing Tahun 2009/2010. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri. Pembimbing: Faqih Nabhan, SE, MM.
Kata kunci: prestasi belajar,SKI, dan strategi index card match.
Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan prestasi belajar pada pembelajaran SKI siswa, upaya untuk meningkatkan prestasi belajar pada pembelajaran SKI siswa kelas III MI Negeri Krincing. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1) Apakah Strategi Index Card Match dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran SKI di Ml Negeri Krincing, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang tahun 2009/2010?, (2) Apakah Strategi Index card match dapat meningkatkan prestasi belajar SKI di MI Negeri Krincing, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang tahun 2009/2010?
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk : (1) Mengatahui penerapan Strategi Index Card Match dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran SKI di Ml Negeri Krincing, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang tahun 2009/2010, (2) Mengetahui penerapan Strategi Index card match dapat meningkatkan prestasi belajar SKI di MI Negeri Krincing, Kecamatan Secang. Kabupaten Magelang tahun 2009/2010. Untuk mencapai tujuan tersebut tersebut, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan studi penelitian tindakan kelas {research).
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa dalam penggunaan strategi index card match mempunyai pengaruh positif yaitu dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran SKI pada pokok bahasan Sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW dan silsilahnya yaitu rata-rata keaktifan siswa pada pra siklus (49,99%) dikategorikan kurang aktif pada siklus I (67,59%) mengalami kenaikan meskipun belum mencapai 70% tetapi mengalami peningkatan yang signifikan, dan pada siklus II mengalami peningkatan dengan kategori aktif (75,93%).
Penggunaan strategi index card match dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran SKI khususnya materi pokok sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW dan silsilahnya. Rata-rata kelas pada pra siklus dikategorikan cukup (60%) pada siklus I mengalami peningkatan angka rata-rata kelas dengan kategori baik (72,04%) sedangkan pada siklus II rata-rata kelas juga dikategorikan baik (78,52%).
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...iii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ...iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v
HALAMAN MOTTO ...vi
HALAMAN PERSEMBAHAN...vii
KATA PENGANTAR...viii
ABSTRAK ...x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang M asalah... I B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ...6
E. Manfaat Hasil Penelitian...6
F. Definisi Operasional... 7
G. Kajian T eori...9
H. Metode Penelitian...10
I. Sistematika Penulisan Skripsi ...15
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Belajar dan Pembelajaran...16
B. Strategi Pembelajaran M odern...18
1. PAIKEM... 19
2. Active Learning...20
3. Quantum Learning...20
4. Otak Kanan dan Otak Kiri...21
5. Belajar Tuntas...22
C. Strategi Index Card Match dalam Pembelajaran ...23
D. Pendekatan Pembelajaran SK I... 26
E. Tinjauan Tentang Prestasi... 28
F. Meningkatkan Prestasi Belajar dengan Strategi IC M... 38
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Subyek Peneltian ... 40
1. Lokasi Penelitian ... 40
2. Subjek Penelitian ...40
B. Variabel yang Diteliti ... 41
C. Pelaksanaan Penelitian ...42
1. Pra Siklus ... 42
2. Siklus I ...46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian... 55
1. Hasil Penelitian Pra S ik lu s...55
2. Hasil Penelitian Siklus 1...59
3. Hasil Penelitian Siklus II...63
B. Pembahasan... 67
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...69
B. Saran-saran...70
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
NO JUDUL TABEL HALAMAN
4.1 Daftar nilai pra siklus 53-56
4.2 Rekapitulasi nilai evaluasi pra siklus 56
4.3 Rekapitulasi keaktifan siswa pra siklus 57
4.4 Daftar nilai siklus 1 59-60
4.5 Rekapitulasi nilai evaluasi siklus 1 60
4.6 Rekapitulasi keaktifan siswa siklus 1 61
4.7 Daftar nilai siklus 11 63-64
4.8 Rekapitulasi nilai evaluasi siklus 11 64
4.9 Rekapitulasi keaktifan siswa siklus 11 65
5.0 Rekapitulasi keaktifan siswa pra siklus , siklus I, dan 11 67
5.1 Rekapitulasi hasil belajar siswa pra siklus , siklus I, dan 11 68
B A B I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan karena
pendidikan merupakan suatu perantara dalam mencapai tujuan pembangunan
bangsa. Banyak lembaga pendidikan di Indonesia yang telah didirikan. Mulai dari
tingkat pra-TK, SD, SMP, SMA, hingga tingkat Perguruan tinggi baik yang
didirikan oleh pemerintah maupun lembaga swasta yang ada di Indonesia. Secara
khusus pendidikan pada lembaga Islam paling tidak memiliki dua tujuan
mendasar dalam perumusan kurikulumnya yaitu tujuan keagamaan dan tujuan
ilmiah. Tujuan keagamaan merupakan arah dari proses pembentukan aqidah dan
akhlak sehingga siswa mampu melaksanakan kewajibannya kepada Allah SWT.
Sedangkan tujuan ilmiah merupakan arah dari pembelajaran yang berlangsung di
sekolah sebagai modal peserta didik dalam menghadapi kehidupan.
Suatu pembelajaran dikatakan berhasil apabila timbul perubahan
tingkah laku positif pada siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
direncanakan. Konteks ini pada dasarnya bergantung pada guru sebagai elemen
penting dalam kegiatan pembelajaran. Memang saat ini sudah menjadi tidak lazim
apabila seorang guru menjadi dominator kegiatan pembelajaran di kelas, namun
hal ini bukan berati guru lepas dari tanggung jawab terhadap keberhasilan
siswanya dalam belajar. Untuk mewujudkan tanggung jawab tersebut guru harus
selalu proaktif dan responsif terhadap semua fenomena - fenomena yang
2
Guru merupakan k o m p o ^n penting dalam proses pendidikan.
Pemerintah sering melakukan upaya peningkatan kualitas guru, antara lain
melalui pelatihan, seminar dan melalui pendidikan formal dengan menyekolahkan
guru pada tingkat yang lebih tinggi. Bahkan saat ini telah diadakan sertifikasi
guru. Meskipun dalam pelaksanaan proses pendidikan masih jauh dari harapan
dan belum sepenuhnya mencapai tujuan pendidikan yang diharapkapr' Salah satu
penentu dalam proses pembelajaran adalah strategi pengajaran.
Strategi pengajaran adalah sejumlah langkah yang direkayasa
sedemikian rupa untu mencapai tujuan pengajaran tertentu (Muhibbin Syah,
2004:214). Tanpa strategi, suatu pesan pembelajaran tidak akan dapat berproses
secara efektif dalam kegiatan belajar mengajar ke arah yang dicapai. Strategi
pengajaran yang tidak tepat akan menjadi penghalang kelancaran jalannya proses
belajar mengajar. Oleh karena itu, strategi yang ditetapkan seorang guru baru
mendapat suatu hasil yang optimal, jika mampu dipergunakan untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan.
Index Card Match merupakan sebuah cara yang menyenangkan lagi
aktif untuk meninjau ulang materi pelajaran. Ia membolehkan peserta didik untuk
berpasangan dan memaikan kuis dengan kawan sekelas (Silberman, 2007 : 240 ).
Strategi ini berpusat pada peserta didik, sehingga menuntut siswa untuk lebih
aktif dan guru sebagai fasilitator saja. Strategi pembelajaran Index Card Match
biisa digunakan sebagai metode alternatif yang dirasa lebih bisa memahami
karakteristik, belajar peserta didik yang berbeda-beda. Diantaranya ada peserta
memk'\ntu peserta didik belajar secara maksimal, kesenangan dalam belajar itu
perlu diperhatikan, salah satunya dengan menggunakan variasi metode dan
strategi pembelajaran yang beragam dengan melibatkan indra belajar yang
banyak. Siswa akan lebih cepat memahami pelajaran apabila siswa dilibatkan
secara aktif baik mental maupun fisik.
Keberhasilan guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa dapat
dicermati dengan sebuah tindakan penelitian yang sering kita kenal dengan nama
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut
diberikan oleh guru atau dengan arahan guru yang dilakukan oleh siswa. Guru
melaporkan proses berlangsungnya proses belajar yang dilakukan oleh siswa
(Arikunto, 2006:3).
Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk memperbaiki kinerja guru
sehingga hasil belajar siswa meningkat (Aqib, 2008:3). Dalam Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), peneliti atau guru dapat melihat sendiri praktik
pembelajaran atau bersama guru lain melakukan penelitian terhadap siswa
dilihat dari segi aspek interaksinyad dalam proses pembelajaran. Guru secara
reflektif dapat menganalisis dan mensintesis terhadap apa yang telah
dilakukan di kelas. Dalam hal ini berarti dengan melakukan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), guru dapat memperbaiki praktik-praktik pembelajaran
sehingga menjadi lebih efektif. Tujuan utama Penelitian Tindakan Kelas
4
kelas. Kegiatan penelitian ini tidak saja bertujuan untuk memecahkan masalah
tetapi sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut tidak dapat
dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan. Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam
pengembangan profesionalnya. Pada intinya PTK bertujuan untuk
memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu
pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan
siswa yang sedang belajar.
Dari hasil survei di MI Negeri Krincing Kec. Secang pada hari Sabtu,
tanggal 17 April 2010, ditemukan beberapa masalah yaitu rendahnya minat
belajar siswa disebabkan penggunaan metode dan strategi yang masih monoton
yaitu metode ceramah, sehingga prestasi siswa pada materi pelajaran SKI belum
maksimal. Rendahnya pemahaman ini dibuktikan dengan hasil nilai yang tidak
memenuhi standar. Disamping itu rata-rata nilai mata pelajaran SKI selalu
terendah dibanding mata pelajaran agama iainnya. Banyak siswa yang tidak
mengerjakan pekerjaan rumah, dikarenakan kurangnya perhatian dari orang tua.
Ada beberapa siswa yang kurang aktif ketika pembelajaran berlangsung, hal ini
disebabkan karena komunikasi antar guru dengan siswa banyak mengalami
hambatan. Minat yang rendah mengakibatkan kurangnya pemahaman dalam
pembelajaran, kurangnya pemahaman ini menimbulkan hasil yang belum
maksimal. Dalam proses belajar mengajar masih ditemukan murid yang kurang
menaruh minat pada beberapa mata pelajaran, padahal pada umumnya murid-
Setelah peneliti berkonsultasi dengan guru pengampu SKI kelas III,
peneliti mengusulkan alternatif solusi yang tepat untuk memecahkan masalah
terseuut yaitu dengan merubah metode pengajaran yang selama ini di lakukan.
Dengan metode ceramah dan yang sejenis dengannya, siswa kurang maksimal
dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru dan mereka lebih
cenderung merasakan bosan. Metode dan strategi alternatif untuk pembelajaran
SKI adalah dengan menggunakan Strategi Index card Match, dimana strategi ini
sangat mendukung untuk meningkatkan pemahaman materi siswa, karena dengan
strategi tersebut siswa dapat terangsang dan termotivasi untuk mengulang dan
menghafal materi yang telah diajarkan.
Karena begitu pentingnya prestasi dalam pembelajaran pada pelajaran SKI
,maka penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini melalui penelitian dengan
judul ’’UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI
STRATEGI IN D E X CARD M A T C H PADA PEMBELAJARAN SKI SISWA
KELAS III MI NEGERI KRINCING KEC.SECANG KAB. MAGELANG
TAHUN 2009/2010”
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini
adalah:
1. Apakah Strategi Index Card Match dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa
dalam pembelajaran SKI di MI Negeri Krincing, Kecamatan Secang, Kabupaten
6
2. Apakah Strategi Index card match dapat meningkatkan prestasi belajar SKI di MI
Negeri Krincing, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang tahun 2009/2010?
B. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan tersebut maka tujuan penelitian ini adalah
untuk:
1. Mengetahui penerapan Strategi Index Card Match dalam meningkatkan
keaktifan belajar siswa pada pembelajaran SKI di MI Negeri Krincing kec.
Secang tahun 2009/2010
2. Mengetahui penerapan Strategi Index Card Match dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa pada pembelajaran SKI di MI Negeri Krincing kec.
Secang tahun 2009/201
C. Hipotesis Tindakan dan Indiktor Keberhasilan
Sesuai dengan kajian teori di atas, penulis dapat mengajukan hipotesis
dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu, akan terjadi peningkatan prestasi
belajar siswa kelas III dalam mengikuti pembelajaran SKI melalui Strategi Index
Card Match di MI Negeri Krincing kec. Secang tahun 2009/2010.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siswa, guru, maupun
sekolah, adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Siswa
a. Meningkatkan motivasi belajar dan mengembangkan keaktifan siswa
b. Mendoronn keberanian siswa dalam menyampaikan pendapatnya/
informasi kepada orang lain.
c. Mengatasi kesulitan belajar siswa dalam mempelajari mata pelajaran SKI.
2. Bagi Guru
Dengan dilaksanakannya penelitian ini, diharapkan guru secara bertahap
dapat mengetahui strategi pembelajaran di kelas sehingga permasalahan yang
berhubungan dengan kegiatan pembelajaran dapat teratasi. Di samping itu
sangat membantu bagi perbaikan pembelajaran serta profesionalisme guru
yang bersangkutan.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan memberi sumbangan yang bermanfaat bagi
sekolah terutama dalam rangka memperbaiki pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan mutu pendidikan.
E. Definisi Operasional
Berikut ini akan penulis uraikan mengenai beberapa istilah yang ada
dalam judul untuk menghindari adanya kesalahpahaman dalam pengertian judul
antara lain :
1. Upaya, yaitu usaha/ ikhtiar untuk mencapai tujuan (Badudu, 2001:1596).
Yang dimaksud disini adalah usaha atau cara yang dilakukan untuk bisa
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajran SKI di
kelas.
2. Meningkatkan, yaitu menaikkan (derajat, taraf). Dalam hal ini yaitu
9
mengulang materi yang disampaikan guru dengan cara yang menyenangkan,
sehingga dapat membantu siswa menyimpan pelajaran yang telah mereka peroleh.
F. Kajian Teori
Dalam permasalahan ini ada beberapa skripsi yang membahas tentang hal yang
hampir sama, yaitu:
1. Intan Azizah (2006) dalam skripsinya yang berjudul “Efektivitas Strategi Card
Short dan Index Card Match dalam Pembeljaran Pendidikan Agama Islam di
Kelas IV SDN Saren 2 Kalijambe Sragen Tahun Ajaran 2005 / 2006”
menyimpulkan bahwa strategi Index Card Match lebih efektif daripada strategi
Card Short bila diterapkan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam. Hal ini
dapat dilihat ketika guru menyampaikan materi dengan strategi tersebut, siswa
merasa senang dan tertarik untuk belajar sehingga pembelajaran tidak
membosankan selama mengikuti proses belajar.
2. Euis Kumiawati, dalam skripsinya yang berjudul "Komparasi Strategi
Pembelajaran ‘Make A - Match ’ dengan ‘Index Card Match, kelebihan index
card match adalah adanya proses diskusi dan presentasi sehingga dapat lebih
menguatkan konsep yang hendak direview maupun konsep baru yang baru
dipelajari. Menurut Euis Kumiawati, dalam makalahnya berjudul "Komparasi
Strategi Pembelajaran ‘Make A - M a tch ’ dengan ‘Index Card M atch”,
kelemahan index card match yaitu hanya teridiri dari satu babak sehingga bersifat
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang ditetapkan berupa penelitian tindakan kelas
yang didasarkan pada permasalahan yang muncul dalam pembelajaran SKI
kelas III MI Negeri Krincing Kec.Secang Kab. Magelang Tahun 2009/2010.
Prosedur penelitian tindakan kelas terdiri dari dua siklus. Setiap siklus
dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah di
desain dalam faktor-faktor yang telah diselidiki. Pada awalnya peneliti
melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang selama ini di lakukan
mengidentifikasi permasalahan, mendiskusikan dengan teman sejawat, serta
mengkaji teori ataupun metode yang relevan.
Berdasarkan refleksi awal serta diskusi yang dilakukan dengan rekan
tersebut, maka langkah yang dianggap paling tepat untuk meningkatkan
pemahaman siswa dalam pelajaran SKI adalah dengan strategi Index Card
Match. Dengan berpedoman pada refleksi awal tersebut maka prosedur
pelaksanaan PTK ini meliputi: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan atau
observasi, refleksi
2. Subjek Penelitian
a. Siswa
Untuk mengukur seberapa jauh prestasi siswa kelas III dalam mengikuti
pembelajaran SKI dan penerapan strategi index card match di MI Negeri
11
b. Guru
Mengamati guru dalam menyampaikan materi melalui strategi index card
match agar siswa tertarik terhadap pembelajaran tersebut.
3. Langkah-langkah penelitian
a. Perencanaan (planning)
Pada tahap ini dilakukan persiapan yang sangat matang agar pembelajaran
SKI dapat tercapai. Kegiatan ini meliputi: pembuatan RPP untuk tiap
siklus dan instrument lainnya (terlampir) agar pelaksanaan tindakan dapat
terjadi secara wajar, realistis, dan dapat dikelola dengan mudah.
b. Pelaksanan tindakan (acting)
Tindakan ini merupakan pelaksanaan rencana pembelajaran yang telah
dipersiapkan. Pada tahap ini dilakukan proses belajar, apersepsi, pre-tes,
pembelajaran dan evaluasi. Pada tahap apersepsi, siswa dikondisikan
untuk siap mengikuti proses pembelajaran, guru memberikan penjelasan
kepada siswa tentang tujuan pembelajaran serta manfaat yang akan
diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar.
Dalam melaksanakan guru akan menerapkan pembelajaran dengan
menggunakan metode demonstrasi, kemudian divariasi dengan metode
tanya jawab dan ceramah, sehingga siswa akan lebih mudah memahami
materi yang telah disampaikan oleh guru.
c. Observasi (pengamatan)
Guru mengamati kegiatan dan tingkah laku siswa ketika proses
siswa dalam mengerjakan tugas dan keseriusan siswa dalam mengikuti
pembelajaran,
d. Refleksi
Data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dalam tahap ini,
secepatnya dilakukan analisis dan pemaknaan dengan maksud untuk
mengetahui apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan yang
diharapkan atau tidak. Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru dapat
merefleksikan diri tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
Sehingga dapat disajikan landasan untuk melakukan tindakan kelas pada
siklus berikutnya. Perhatikan bagan di bawah ini:
Perencanaan
SIKLUS I Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II Pelaksanaan
Pengamatan
SIKLUS III
13
4. Instrumen penelitian
a. Tes
Dalam penelitian ini, peneliti memberikan soal-soal yang disusun sesuai
dengan kandungan materi, baik berupa pretes maupun post tes. Dengan
menggunakan lembar jawaban, siswa mengerjakan tugas seperti yang
dikehendaki muatan soal.
b. Pedoman Dokumentasi
Dokumen siswa ini berupa catatan siswa pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Dokumentasi ini dilihat setiap akhir pertemuan, sehingga
dapat mengelompokkan siswa sesuai dengan tingkat kecerdasannya,
a. Observasi
Digunakan untuk mendapatkan data tentang perubahan yang terjadi
selama proses pembelajaran dengan menggunakan strategi index card
match.
5. Pengumpulan data
a. Tes
Bentuk tes yang dipakai adalah tes objektif, tes objektif adalah tes yang
hanya satu jawaban dianggap benar.
b. Dokumentasi
Merupakan salah satu alat pengumpul data. Dapat berupa buku, notulen
rapat, majalah, rapor, buku transkrip, agenda, buku, kitab dan lain-lainya.
Dokumentasi digunakan untuk menemukan karakteristik populasi dan
yaitu melalui pemotretan dan untuk menemukan gambaran tentang
eksistensi MI Negeri Krincing Kec. Secang Kab.Magelang tahun
2009/2010.
c. Observasi
Digunakan untuk mendapatkan data tentang perubahan yang terjadi
selama proses pembelajaran dengan menggunakan Strategi Index Card
Match.
6. Analisis Data
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran
perlu dilakukan analisis data. Pada penelitian tindakan kelas ini menggunakan
statistik sederhana yaitu:
a. Untuk menilai ulangan atau tes formatif peneliti melakukan penjumlah
nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa
yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif, dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Z *
X = _______Keterangan :
x = nilai rata-rata (mean)
^ X = jumlah semua nilai siswa
Untuk menghitung persentase ket>>ntasan belajar digunakan rumus
sebagai berikut:
y siswayangtuntasbelajar
p = — --- x 100 %
S
siswaKeterangan:
p = Jumlah nilai dalam persen (Aqib, 2008:40)
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Dari Uraian di atas dapat disusun sistematika penulisan skripsi sebagai
berikut:
BAB 1: Membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, hipotesis tindakan, definisi operasional
dan metodologi penelitian.
BAB II: Menjelaskan tentang kajian pustaka yang meliputi: tinjauan tentang teori
belajar, strategi pembelajran modern, tinjauan tentang penerapan strategi
index card match dalam pembelajaran, belajar tuntas, tinjauan tentang
SKI, tinjauan tentang prestasi belajar.
BAB III: Menjelaskan tentang gambaran umum subyek penelitian
BAB IV: Menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan, yang meliputi
hasil penelitian.
BAB V: Bab ini adalah akhir dari uraian dalam penulisan skripsi yang berisi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Belajar dan Pembelajaran
Pembelajaran akan berhasil apabila terjadi proses belajar-mengajar pada
siswa, karena itulah guru dituntut menciptakan lingkungan yang menjadikan anak
belajar.
firman Allah Surat Az-Zumar ayat 9 :
Artinya:
....Katakanlah: "Adakah sama orang yang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat
menerima pelajaran’’ (Departemen Agama,1970:747).
firman Allah Surat Ali-Imran ayat 159 :
ArS
jj-.... i j 'y> o 'i N ■ -i ° 11 Ja~Lp L)a3 yJj
Artinya:
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap
mereka, sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu...
p-g-J j La-J
Maksudnya setiap anak diharuskan belajar dan para pendidik harus bisa
menciptakan suasana belajar yang kondusif serta relefan terhadap perkembangan
17
mengubah perilaku anak didik, dari konsep yang sederhana menuju yang lebih
kompleks. Menurut Robert M. Gagne (1970), pembelajaran adalah suatu proses
membangun yang memanfaatkan sebuah hierarki keterampilan yang meningkat
kompleksitasnya. Ada 5 kategori pembelajaran yang utama yaitu: informasi verbal,
keterampilan intelektual, strategi kognitif, ketrampilan motoris, dan sikap (Smith.
2009:126). Konsep hierarki Gagne mengarah pada asumsi bahwa seseorang bisa
menerima konsep yang lebih tinggi apabila sudah menguasai konsep yang lebih
rendah.
Setelah konsep-konsep terbangun, seorang pendidik juga harus memberikan
penguatan-penguatan agar konsep yang telah terbangun tadi tidak hilang begitu saja..
Seperti yang diungkapkan B.F Skinner, yang dikutip oleh Muhibbin Syah dalam
bukunya Psikologi Pendidikan dalam Pendekatan Baru (:2004:90-92), belajar adalah
suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara
progresif. Proses ini akan mendatangkan hasil optimal apabila diberi penguat
(reinforcer). Sedangkan menurut Reber, belajar adalah proses memperoleh
pengetahuan. Belajar juga berarti suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif
langgeng sebagi hasil latihan yang diperkuat. Belajar merupakan peristiwa hipotesis
yang hanya dapat dikenali melalui perubahan kinerja akademik yang dapat diukur.
Tetapi hasil belajar ini dapat musnah atau melemah apabila tidak diberi penguatan
(ireinforced).
Sedangkan menurut Gestalt, Belajar terjadi bila seseorang mendapat insight
dalam situasi yang problematik, yaitu sewaktu ia secara tiba-tiba menemukan
Insight adalah hubungan antara unsur-unsur dalam situasi yang mengandung problem
itu (Nasution, 2005:134). Anak didik dirangsang dengan kegiatan yang mengandung
unsur pengalaman baru sehingga mereka selalu tertantang untuk menemukan hal-hal
yang baru lagi. John Holt (1967) menerangkan bahwa belajar akan semakin baik jika
anak didik diminta untuk melakukan hal-hal sebagai b erik u t:
1. mengungkapkan informasi dengan bahasa mereka sendiri.
2. memberikan contoh-contoh
3. melihat hubungan antara satu fakta atau gagasan dengan yang lain.
4. menggunakannya dengan berbagai cara.
5. mengungkapkan lawan atau kebalikannya (Silberman, 2007:5)
Jadi secara garis besar dapat penulis simpulkan bahwa belajar dapat dipahami
sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu secara bertahap yang relatif
menetap sebagai hasil dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang
melibatkan proses kognitif. Menurut penelitian John Dewey, menyimpilkan bahwa
siswa akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah
diketahui dan dengan kegiatan atau peristiwa yang akan terjadi di sekelilingnya
(Wardani, 2009:10.21). Agar perubahan tersebut tidak hilang/ musnah maka
diperlukan penguatan (reinforced) secara berkesinambungan.
B. Strategi Pembelajaran Modern
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai sejumlah langkah yang
direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan penagajaran tertentu (Syah,
19
memanfaatkan segala sumber vang dimiliki dan atau yang dapat dikerahkan untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan (Anitah, 2009:1.24). Jadi strategi
pembelajaran mengacu pada metode-metode yang digunakan oleh anak didik.
Sebagian strategi pembelajaran mencakup perubahan-perubahan pada desain
pengajaran.
Seiring berjalannya waktu, saat ini telah banyak berkembang sistem
pembelajaran yang populer. Hampir semua teori maupun strategi pembelajaran
modem mengedepankan keaktifan siswa dan cenderung memperlakukan anak didik
menjadi subyek belajar. Bahkan Hartono dkk (2009:115) dalam bukunya PAIKEM
menyatakan bahwa strategi pembelajaran konvensional belum mampu mengantarkan
anak didik kepada tujuan pembelajaran yang diinginkan Maka sudah saatnya kita
menggunakan sistem pembelajaran alternatif dan modem, karena model dan sistem ini
mampu mengembangkan potensi otak kanan dan kiri anak didik.
Beberapa Sistem strategi pembelajaran modem tersebut antara lain :
1. PAIKEM
PAIKEM singkatan dari Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan. Dalam sistem ini belajar merupakan suatu proses aktif dari si
pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif dimana anak
didik hanya menerima penejelasan guru tentang pengetahuan. Belajar akan lebih
bermakna apabila anak mengalami apa yang dipelajarinya, kondisi ini dapat
terwujud pada suasan pembelajaran yang menyenangkan dan bersifat sepanjang
hayat. (Hartono, 2009:11). Sistem pembelajaran ini menuntut guru untuk kreatif
2. A ctive Learning (Pembelajaran Aktif)
Melvin L. Silberman (2007) menjelasakan bahwa pembelajaran aktif
dimaksudkan untuk mengoptimalkan semua potensi anak didik, sehingga mampu
mencapai hasil belajar optimal sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka
miliki. Juga untuk menjaga perhatian anak didik agar tetap tertuju pada proses
pembelajaran. Dia mengelompokkan strategi active learning dalam tiga kelompok
besar, yaitu:
a. Bagaimana membuat peserta didik aktif sejak dini
b. Bagaimana membantu peserta didik memperoleh pengetahuan, keterampilan,
dan sikap secara aktif.
c. Bagaimana Belajar agar tidak lupa.
Salah satu strategi yang bertujuan untuk membantu agar anak didik tidak
lupa dalam mempelajari materi pelajaran adalah ’’strategi index card match
Tentang strategi ini akan penulis kupas dalam sub judul ’’Strategi Index Card
Match dalam Pembelajaran”, dan masih dalam bab ini.
3. Quantum Learning
Tokoh utama pembelajaran quantum adalah Bobbi De Porter.
Pembelajaran ini secara panjang lebar ia paparkan dalam bukunya Quantum
Learning: Unleashing The Genius In You. Bobbi de Porter mendefinisikan
quantum learning sebagai interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi
cahaya. Pembelajaran ini menggabungkan sugestologi (seni pengajaran sugestif),
21
mengatur informasi) dan berbagai teori dan strategi yang lain. (De Porter,
2002:14). Pembelajaran kuantum bersifat humanistis, konstruktiivis,
mengintegrasikan potensi manusia dengan lingkungan. Selain itu pembelajaran
kuantum juga menekankan kealamiahan dan kebemaknaan (Hartono, 2009:49).
Pembelajaran Quantum menggabungkan aktivitas otak dengan aktivitas
fisik. Dengan bantuan iringan musik klasik untuk meningkatkan konsentrasi, t
dan dengan musik pop dinamis untuk mendorong aktivitas fisik. Quantum
learnig juga menggabungkan antara bekerja dan bermain, antara rangsang
internal dan eksternal (lingkungan).
4. Strategi belajar Otak Kanan dan Kiri
Pada tahun 1960 tim ahli bedah Institut Teknologi California yang
diketuai oleh Roger Sperry, memisahkan dua fungsi belahan otak kanan dan kiri.
Otak kiri bersifat analitis, temporal, menyandikan pembicaraan dan angka dengan
matematika dan music. Sedangkan otak kanan lebih bersifat spatial, musikal,
simultan, dan cenderung bersifat psikologis. Teori ini dapat mengarakan dan
mengidentifikasi semua factor yang perlu dikembangkan dalam proses belajar.
Strategi belajar kemampuan otak kiri bersifat logis, maka cara penyampaiannya
bersifat sequensial (materi diajarkan secara berurutan sesuai dengan ukuran
logika). Sedangkan Strategi belajar kemampuan otak kanan bersifat psikologis
dan emosional. Strategi ini sangat cocok untuk merangsang anak didik untuk
belajar (Wijaya, 2007:107).
Menurut Makoto Shichida, Ed.D (2009:82), jika memori otak kanan
dikembangkan, maka kita tidak akan pernah lupa terhadap apa yang kita lihat atau
dengar. Memori otak kanan mampu meningkatkan kreativitas dan menginspirasi
datangnya ide-ide inovatif yang luar biasa. Cara terbaik untuk membuka memori
otak kanan adalah dengan bermain permainan yang melibatkan pemindahahn
memori otak kiri ke otak kanan, misalnya dengan teknik asosiasi.
5. Belajar Tuntas {M astery Learning)
Belajar tuntas pada mulanya dikembangkan oleh Marrison. Kemudian
dikembangkan oleh Bloom dan John B. Carrol. Strategi belajar tuntas artinya
penguasaan penuh.semua murid atau setidaknya sebagian besar murid dapat
menguasai seluruhnya bahan pelajaran yang diberikan, sehingga kepada mereka
3. Memperkirakan kemampuan siswa ^ n memberikan umpan balik yang sesuai.
4. Menguji bahwa kriteria pembelajaran akhir telah tercapai
C. Pembelajaran dengan Strategi Index C ard M atch
Mel Silberman (2007) menjelaskan bahwa strategi index card match
adalah suatu strategi pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar aktif
dan bertujuan agar siswa mempunyai jiw a kemandirian dalam belajar serta
menumbuhkan daya kreatifitas. Strategi ini bisa digunakan sebagai strategi
alternatif yang dirasa lebih memahami karakteristik siswa. Karakteristik yang
dimaksud disini adalah bahwa siswa menyukai belajar sambil bermain,
maksudnya dalam proses belajar mengajar, guru harus bisa membuat siswa
merasa tertarik dan senang terhadap materi yang disampaikan sehingga
nantinya tujuan pembelajaran dapat dicapai.
1. Kelebihan strategi index card match :
a. Menurut Mel Silberman (2007:238-240), strategi ini bersifat sebagai
peninjauan ulang (review) terhadap materi yang telah diajarkan. Sehingga
siswa diajak untuk mengingat ulang apa yang telah mereka pelajari.
Mendorong dan membantu siswa untuk menyimpan pelajaran yang telah
mereka peroleh. Siswa dapat mengingat sampai 5 kali lebih kuat dari
materi yang tidak direview. Strategi ini dapat mengevaluasi penguasaan
materi dan kemampuan yang sudah dicapai siswa.
b. Siswa dapat belajar sambil bermain. Quantum learning telah
24
dengan indera dan kegembiraan (De Porter, 2002:214). Jadi dengan
strategi ini siswa dapat mengingat materi sulit dengan gembira, tanpa
merasa dipaksa. Dengan demikian siswa menjadi lebih mudah
menghafalnya dan selalu teringat dalam memorinya.
2. Penerapan Strategi Index Card Match dalam Pembelajaran
a. Perencanaan dan persiapan strategi index card match.
Hal-hal yang perlu mendapat perhatian sebelum melaksanakan Strategi
index card match antara lain (Silberman, 2007:239):
1) Penentuan tujuan/materi yang akan dilakukan disampaikan/ditinjau.
2) Buatiah potongan kertas lalu dibagi menjadi dua sehingga cukup untuk
sejumlah siswa atau satu setengah jumlah siswa..
3) Sebagian kertas ditulis pertanyaan tentang materi. Separuh bagian
kertas yang lainnya ditulis jawaban materi.
4) Campurlah dua lembar kartu dan kocok beberapa kali sampai benar-
benar tercampur.
b. Pelaksanaan Strategi Index Card Match.
Setelah segala sesuatu direncanakan dan disiapkan, langkah
berikutnya adalah mulai melaksanakan kegiatan Beberapa hal yang perlu
diperhatikan (Zaini, 2007:69) antara lain:
2) Beri setiap siswa satu kertas dan jelaskan bahwa kertas mereka
memiliki pasangannya. Separuh siswa akan mendapatkan soal dan
separuh lainnya akan mendapatkan jawaban.
3) Untuk menghindarkan ketegangan, ciptakanlah suasana yang humoris.
4) Perintahkan kepada siswa untuk menemukan kartu pasangannya.
Siswa yang sudah menemukankan pasangan, perintahkan mereka
untuk duduk berdekatan. Terangkan juga agar mereka jangan
memberitahu kepada siswa lain apa yang ada pada kartunya.
5) Ketika semua pasangan permainan telah menempati tempatnya,
perintahkan setiap pasangan untuk menguji siswa lain dengan
membaca keras pertanyaannya dan menentang teman sekelas untuk
menginformasikan jawaban kepadanya.
Tindak lanjut dan evaluasi index card match.
Kegiatan bisa divariasikan dengan cara yang lain, misalnya dengan
mengembangkan kartu yang memuat pertanyaan dengan beberapa
kemungkinan jawaban. Jodohkan semua itu dengan kartu yang bermuat
bermacam-macam jawaban yang sesuai. Ketika setiap pasangan
menyampaikan kuis kelompok, mintalah mereka mendapatkan beberapa
jawaban dari siswa lain. Semakin banyak variasi soal, maka semakin
asyik permainan dan semakin banyak materi yang di review (Silberman,
r
Dengan menambah variasi soal, pengetahuan siswa menjadi lebih
luas. Disamping itu dalam benak siswa akan timbul rasa penasaran dan
rasa ingin tahu yang besar tentang jawaban dalam kuis berpasangan.
D. Pendekatan Pembelajaran SKI
1. Pengertian SKI
Dalam Permenag RI nomor 2 tahun 2008 dijelaskan bahwa Sejarah
Kebudayaan Islam merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang menelaah
tentang asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan/ peradaban Islam dan
para tokoh berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau, mulai dari
sejarah masyarakat pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi
Muhammad SAW, sampai dengan masa Khulafaurrasyidin. Secara
substansial, mata pelajaran SKI memiliki kontribusi dalam memotivasi siswa
untuk mengenal, memahami, dan menghayati nilai-nilai SKI untuk melatih
keecerdasan dan membentuk sikap, watak, dan kepribadian siswa.
Prof. Dr.Ahmad.Syalabi (2000:17) dalam bukunya yang berjudul
“Sejarah dan Kebudayaan Islam”, menjelaskan bahwa Sejarah Kebudayaan
Islam adalah satu bahagian dari Ilmu Pengetahuan Agama Islam. Oleh karena
itu sungguh tidak dapat dianggap, bahwa Sejarah Kebudayaan Islam itu
sebagai suatu ilmu yang terpisah dari Ilmu Pengetahuan Agama Islam.
-i
Sedangkan menurut Badri Yatim (1999:1), “ Kebudayaan adalah
bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat. Sedangakan
kebudayaan lebih direfleksikan dalam seni, sastra, agama, dan moral”. Jadi
dari ilmu pengetahuan agama Islam yang mempelajari/ menelaah ilmu
sejarah, seni sastra, agama, dam moral Islam. Maka ntuk mempelajari SKI
dibutuhkan ilmu-ilmu lain seperti: Geografi, Sejarah, Anthropologi, Seni,
Sastra, dan sebagainya.
2. Tujuan Mata pelajaran SKI di MI
Dalam SKL dan Standar Isi PAI dan Bahasa Arab (permenag,
2008:21) tujuan pembelajaran SKI di Madrasah Ibtidaiyah antara lain:
a. Membangun kesadaran siswa tentang pentingnya mempelajari ajaran-
ajaran dan sendi-sendi Islam yang telah dibangun oleh Nabi Muhammad
SAW.
b. Membangun kesadaran siswa tentang pentingnya waktu dan tempat yang
merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan.
c. Melatih daya kritis siswa tentang fakta sejarah berdasarkan pendekatan
ilmiah.
d. Menumbuhkan apresiasi siswa terhadap peninggalan sejarah Islam.
e. Mengembangkan kemampuan siswa dalam mengambil ibrah dari
peristiwa bersejarah (Islam), meneladani, dan mengaitkannya dengan
kehidupan sosial dan budaya dan lain-lain untuk mengembangkan
kebudayaan dan peradaban Islam.
3. Ruang Lingkup Mata pelajaran SKI di MI
Dalam SKL dan Standar Isi PAI dan Bahasa Arab (permenag,
2008:25) ruang lingkup SKI di Madrasah Ibtidaiyah dijabarkan sebagai
28
a. Sejarah masvarakat arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi
Muhammad SAW.
b. Dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, yang meliputi
kegigihan dan ketabahan dalam berdakwah, kepribadian, hijrah ke Thaif,
dan peristiwa Isra ’ Mi 'raj Nabi Muhammad SAW.
c. Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ke Yastrib, keperwiraan Nabi
Muhammad SAW, peristiwa Fathu Makkah, dan peristiwa akhir hayat
Nabi Muhammad SAW.
d. Peristiwa-peristiwa pada masa Khulafaurrasyidin.
e. Sejarah perjuangan tokoh agama Islam di daerah masing-masing.
Sedangkan materi SKI pada kelas III membahas tentang:
a. Sejarah masyarakat Arab sebelum Islam
b. Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW dan peristiwa kerasulan
Nabi Muhammad SAW.
E. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi merupakan hasil yang dicapai dari apa yang dikerjakan atau
dari apa yang sudah diusahakan. (Badudu, 2001:1088). Jadi prestasi bisa
dicapai hanya jika seseorang mau mengusahakannya. Usaha tersebut
disesuaikan dengan prestasi/ hasil apa yang akan dicapai. Jika prestasi belajar,
maka usahanya tentu dengan proses belajar. Sedangakan Muhibbin Syah
Hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah
sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Tetapi pengungkapan
perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid, sangat
sulit karena tidak dapat diraba (Syah, 2004:150). Oleh karena itu yang dapat
dilakukan oleh guru hanylah mengambil cuplikan dari beberapa ranah
perubahan tingkah laku. Dengan demikian cuplikan ini dapat menggambarkan
perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa. Kunci pokok untuk
memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa adalah dengan mengetahui
garis-garis besar indikator dikaitkan dengan jenis prestasi yang akan diukur.
Dalam pengertian yang lebih khusus, belajar didefinisikan sebagai
perolehan pengetahuan dan kecakapan baru. Pengertian inilah yang
merupakan tujuan pendidikan formal di sekolah- sekolah atau di lem baga-
lembaga pendidikan yang memiliki program terencana, tujuan instruksional
yang kongkrit, dan diikuti oleh para siswa sebagai suatu kegiatan yang
sistematis (Artalita, www.bpk-penabur-bdg.com. diakses 28 Mei 2010).
Prestasi atau keberhasilan belajar dinyatakan dalam berbagai indikator berupa
nilai rapor, indeks prestasi studi, angka kelulusan, prediksi keberhasilan dan
semacamnya.
Adapun prestasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah prestasi
belajar siswa dalam pembelajaran SKI di kelas III. Jadi indikatornya jelas,
yaitu siswa dapat mencapai SK dan KD yang terdapat dalam kurikulum.
Standar kompetensi yang hendak dicapai dalam penelitia ini adalah siswa
30
yang dilakukan untuk mencapai indikator tersebut, peneliti menggunakan
strategi index card match dalam proses pembelajaran SKI. Hasil dari proses
tersebut terekam dalam data hasil tes per siklus.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa ada 3
macam, yaitu: faktor internal (faktor dari dalam siswa), yaitu kondisi jasmani
dan rohani siswa; faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yaitu kondisi
lingkungan di sekitar siswa; faktor pendekatan belajar, yaitu jenis upaya
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk
melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran (Syah, 2004:132).
a. Faktor Internal
Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam siswa sendiri
meliputi dua aspek, yaitu: 1) aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah); 2)
aspek psikologis/ yang bersifar rohaniah (Syah, 2004:132)
1) Aspek Pisiologis
Kondisi umum jasmani siswa yang menandai tingkat kebugaran
siswa dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam
mengikuti pelajaran. Kondisi tubuh yang lemah, apalagi dengan disertai
pusing-pusing, dapat menurunkan kualitas kognisi siswa sehingga materi
yang dipelajarinya kurang membekas dalam ingatannya. Kesehatan panca
inderapun juga turut mempenaruhi kemampuan siswa dalam menyerap
2) Aspek Psikologis
Diantara faktor rohaniah yang dipandang esensial dalam
mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah: a) tingkat kecerdasan/
inteligensi siswa; b) sikap siswa; c) bakat siswa; d) minat siswa; dan
e) motivasi siswa (Syah, 2004:133). Penjabarannya sebagai berikut:
a) Kecerdasan/intelegensi
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan
untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya.
Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi
yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat
perkembangan sebaya. Adakalanya perkembangan ini ditandai
dengan kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan
anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah
memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
kawan sebayanya.
Tingkat kecerdasan siswa sangat menentukan tingkat
keberhasilan belajar siswa (Syah, 2004:134). Dengan demikian
semakin tinggi tingkat intelegensi siswa maka semakin besar
peluang untuk meraih sukse dalam belajar. Sebaliknya, semakin
rendah intelegensi siswa maka semakin kecil peluangnya untuk
32
b) Bakat
Bakat adalah kemampuan kemampuan potensial yang
dimiliki seseorang untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak
bergantung pada upaya pendidikan dan latihan (Syah, 2004:135).
Siswa yang berbakat dalam bidang Matematika akan lebih cepat
menyerap informasi, pengetahuan,dan keterampilan Matematika
dibandingkan dengan siswa lainnya. Tumbuhnya keahlian tertentu
pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya
sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya
prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar
terutama belajar keterampilan, bakat memegang peranan penting
dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang
guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu
yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan
anak tersebut.
c) Minat
Minat, menururt Ensiklopedi Pendidikan adalah kesediaan
jiwa yang sifatnya aktif untuk menerima sesuatu dari luar. Tiap
pelajaran harus menarik minat siswa. Minat merupakan suatu kaidah
pokok dalam didaktik (Kartawidjaja, 1987:183). Guru harus bisa
mengemas pelajaran/ materi yang diajarkannya sedemikian rupa
Minat (intersest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang
tinggi atu keinginan yang besar terhadap sesuatu (Syah, 2004:136).
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang,
diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang.
Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar
pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang
menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena
minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang
siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah, diharapkan siswa
dengan bimbingan guru dapat mengembangkan minat masing-
masing..dengan demikian minat juga dipengaruhi oleh motivasi,
d) Motivasi
Motivasi adalah keadaan internal seseorang yang
mendorongnya untuk berbuat sesuatu (Syah, 2004:136). Motivasi
dalam belajar merupakan faktor yang penting karena hal tersebut
merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk
melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar
adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan.
Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar sorang anak didik
akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.
Motivasi adalah tenaga yang mendorong individu untuk
34
pendorong minat timbul karena adanya motifasi kebutuhan dan
keinginan dari setiap individu (Kartawidjaja, 1987:184). Dengan
demikian motivasi da^at menjadi landasan dalam mencapai tujuan,
dalam hal ini adalah target pembelajaran.
Motivasi dapat menggerakkan siswa untuk melakukan
sesuatu atau ingin melakukan sesuatu. Dalam perkembangannya
motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu (a) motivasi
instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik (Syah, 2004:136).
Motivasi instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang
bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran
sendiri untuk belajar. Perasaan senang terhadap mata pelajaran dan
merasa bahwa belajar merupakan kebutuhannya untuk kehidupan
masa depan, inilah sebagian contoh motivasi intrinsik.
Sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi
yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang menyebabkan
siswa tersebut melakukan kegiatan belajar. Dalam memberikan
motivasi seorang guru harus berusaha dengan segala kemampuan
yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran
tertentu. Dengan adanya dorongan ini dalam diri siswa akan timbul
inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran. Pujian dan
hadiah, keteladanan dari guru dan orang tua dapat mendorong siswa
b.. Faktor Eksternal Siswa
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar yang sifatnya di luar diri siswa. Faktor eksternal siswa terdiri dari dua
macam, yaitu:
1) Lingkungan sosial
Lingkungan sosial terdiri dari lingkungan sekolah, lingkungan
masyarakat, dan lingkungan keluarga /orang tua (Syah, 2004:138).
a) Lingkungan sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang
sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena
itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang
lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran,
hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum.
Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi
hasil-hasil belajarnya.
Guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan
diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar. Oleh
sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang
disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar
b) Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar
anak, terutama anak-anak yang sebayanya. Apabila anak-anak yang
36
terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak
di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran
tiada menentukan anakpun dapat terpengaruh pula (Ridwan202,
Ketercapaian Prestasi Belajar, www.wordpress.com, 29 Mei 2010 ).
Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk
kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak
akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan
lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat
tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar maka
kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada
dirinya, sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya,
c) Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat
tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang
dijelaskan oleh Slameto bahwa: “Keluarga adalah lembaga pendidikan
pertama dan utama. Keluarga yanng sehat besar artinya untuk
pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu
pendidikan bangsa, negara dan dunia. Adanya rasa aman dalam
keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.
Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara
aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama,
karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan
pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga
bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan
akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Oleh karena itu orang tua
hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga
(Ridwan202, Ketercapaian Prestasi Belajar, www.wordpress.com, 29
Mei 2010).
2) Lingkungan non sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung
sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan keluarga,
alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.
Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhsilan belajar
siswa.
c. Faktor Pendekatan Belajar
Pendekatan belajar adalah segala cara atau strategi yang digunakan
siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi
tertentu (Syah, 2004:139). Seperangakat langakah operasional ini digunakan
untuk memecahkan masalah dan mencapai tujuan belajar. Pendekatan belajar
dapat mempengaruhi taraf keberhasilan proses pembelajaran. Siswa yang
terbiasa menggunakan pendekatan belajar yang mendalam akan lebih
memiliki peluang berprestasi daripada siswa yang menggunakan pendekatan
38
F. MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DENGAN STRATEGI
IN D E X CARD M A TC H
Strategi index card match merupakan saluli satu strategi yang efektif untuk
meningkatkan prestasi atau hasil belajar siswa. Seperti yang telah diterangkan
panjang lebar dalam sub bab Pembelajaran dengan strategi index card match,
strategi ini merupakan cara aktif dan menyenangkan untuk meninjau ulang materi
pelajaran. Bagaimana strategi ini dapat meningkatkan prestasi belajar SKI?
Materi SKI sebagian besar berisi cerita dan peristiwa-peristiwa. Dengan
demikian siswa diharuskan untuk menghafal nama-nama tokoh dan serangkaian
peristiwa beserta waktu dan seluk beluknya. Seringkah siswa menjadi bosan dan
mudah lupa tentang materi yang dihafanya.
Lupa dapat teijadi pada siswa karena adanya tekanan terhadap item yang
ada, baik sengaja ataupun tidak. Tekanan ini teijadi karena item informasi kurang
menyenangkan, dan informasi yang telah ada tertekan oleh informasi baru., serta
informasi tersebut tertekan ke alam bawah sadar dengan sendirinya lantaran tidak
pernah digunakan (Syah, 2004:159). Dengan kata lain seorang siswa lupa akan
materi yang telah dipelajari dikarenakan sifat informasi baru yang kurang menarik
atau kurangnya usaha siswa untuk mempertahankan hafalan dalam ingatannya.
Menurut pandangan para ahli psikologi kognitif, materi pelajaran yang
terlupakan dapat dipanggil/ diingat kembali dengan cara relearning (belajar
kembali) atau dengan remidial teaching/ pengajaran perbaikan (Syah, 2004:160).
Dengan demikian sudah sangat jelas bahwa program remidial dapat memperbaiki
dalam memori otak siswa, sehingga mereka dapat mencapai prestasi yang
memuaskan.
Strategi index card match menggabungkan dua cara efektif dalam
menguatkan hafalan siswa, yaitu:
1. Mengemas penyampaian informasi menjadi lebih menyenangkan, dalam hal
ini dibuat sebuah permainan/ kuis. Sehingga siswa tidak akan merasa tertekan
dan tidak merasa bosan dalam mempelajari mata pelajaran SKI yang
sebelumnya mereka anggap sulit.
2. Membuat sebuah program remidial dan mempelajari ulang materi yang telah
diajarkan sebelumnya. Dengan demikian siswa diajak untik mengingat
kembali informasi-informasi yang sudah tertanam dalam otaknya untuk di
refresh.
Dengan dua langkah tersebut, penulis berkeyakinan bahwa strategi index
card match ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III terutama pada
mata pelajaran SKI. Mengingat siswa kelas III merupakan kelas peralihan dari
kelas rendah ( kls.I dan II) menuju ke kelas tinggi. Untuk itu dibutuhkan sebuah
40
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran umum Subyek penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas III MI Negeri Krincing Kec.
Secang Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2009/2010. Pemilihan penelitian
ini didasarkan pada pengalaman empirik, bahwa setiap awal tahun pelajaran
guru dihadapkan pada masalah rendahnya prestasi belajar siswa kelas III pada
mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).
2. Subyek Penelitian
Subyek yang diteliti yaitu siswa kelas III MI Negeri Krincing, secara
lebih detail dapat digambarkan karakteristik siswa yaitu sebagai berikut:
a. Jumlah siswa 27 siswa terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 14 siswa
perempuan sebagian besar mereka berumur 10 tahun.
b. Latar belakang orang tua mayoritas berpendidikan madrasah dan SLTP
atau yang sederajat, dan banyak yang berprofesi sebagai buruh dan petani.
Tingkat kemampuan siswa berdasarkan pengamatan dan informasi dari guru
kelas adalah 2 siswa sangat pandai, 4 siswa pandai, 16 siswa berkemampuan