• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA MATERI SEPAK BOLA SUATU EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS X SMKN 1 LIMBOTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA MATERI SEPAK BOLA SUATU EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS X SMKN 1 LIMBOTO"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA MATERI SEPAK BOLA

SUATU EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS X SMKN 1 LIMBOTO Sukri Abdjul

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “pengaruh modifikasi alat pembelajaran terhadap kemampuan menggiring bola pada materi sepakbola. Mamfaat dalam penelitian ini terutama menjadi acuan untuk guru penjas dalam mengembangkan metode pembelajaran dan diharapkan dapat membantu siswa untuk dapat meningkatkan kemampuan menggiring dalam permainan sepak bola. Berdasarkan kriteria pengujian bahwa terima H0 jika : -t(1-1/2α) ≤ t ≤ (1-1/2α) dengan taraf nyata α = 0.05 dengan derajat kebebasan dk = ni – 1. Dengan demikian -t(1-1/2α0.05) ≤ t ≤ (1-1/2α0.05) dengan dk = 20-1 atau -t(1-1/2α0.0025) ≤ t ≤ (1-1/2α0.0975) = (19) dengan taraf nyata α = 0.05 diperoleh nilai thitung sebesar 14.16 dan ttabel diperoleh nilai sebesar 2.09. Hal ini membuktikan bahwa nilai thitung lebih besar dari pada nilai ttabel. Jadi dapat disimpulkan bahwa menolak H0 dan menerima H1 atau dengan kata lain terdapat pengaruh modifikasi alat pembelajaran terhadap hasil belajar menggiring bola pada materi sepak bola pada siswa kelas X SMKN 1 Limboto.

Kata Kunci : Modifikasi alat pembelajaran, Menggiring bola

Di zaman yang modern ini guru mata pelajaran pendidikan olahraga dihadapkan pada tantangan untuk mencari dan menemukan inovasi yang terkait langsung dengan aktifitasnya sebagai pendidik,terutama dalam hal menilai suatu kemajuan atau keberhasilan dari cara mengajarnya. Oleh karena itu seorang pengajar harus mampu membuat perencanaan yang matang agar pembelajaran berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan atau yang direncanakan dari awal seperti perencanaan pembelajaran,

(2)

mendesain kerangka pembelajaran, pada saat pembelajaran berlangsung, dan terakhir yaitu evaluasi hasil belajar yang di uraiakan dalam bentuk nilai (angka) sesuai dengan hasil capaian siswa, artinya program pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa harus menggunakan berbagai pendekatan pendekatan atau metode metode pembelajaran yang bervariasi.

Kemampuan guru dalam menilai hasil pembelajaran menjadi sangat penting dan menjadi sebuah tuntutan agar bisa melaksanakan propesinnya dengan baik, dibalik semua itu terdapat harapan agar tercipta suasana belajar mengajar yang lebih antusias, aktif dan berfikir kritis karena penilaian yang diambil mencerminkan dari hasil atau tingkat kemampuan siswa, sehingga siswa betul-betul menikmati suasana belajar dengan penuh kegembiraan dalam menyalurkan minat dan bakat yang selaras dengan perkembangan dan pengalaman yang akan diperoleh selama proses pembelajaran berlangsung.

Banyak para ahli mencoba dengan melakukan berbagai pendekatan dalam proses belajar dan mengajar untuk dapat mengetahui fungsional jasmani siswa, contohnya dalam pembelajaran sepakbola sebagai salah satu permainan yang digemari oleh para siswa laki - laki maupun perempuan dari anak kecil sampai orang dewasa, melalui permainan sepakbola tujuan untuk menghasilkan kebugaran pada siswa akan diperoleh, tetapi dalam proses belajar mengajar hal ini bukan hanya melihat faktor tersebut, masih ada faktor penguasaan materi dan kemampuan siswa dalam melakukan gerakan-gerakan dasar dalam permainan tersebut.

Kenyataan yang terjadi di SMK N I LIMBOTO pada saat melakukan observasi, terlihat bahwa pengusaan teknik dasar permainan sepakbola masih sangat rendah atau masih jauh dari harapan, khususnya dalam hal menggiring bola, hal ini di pengaruhi oleh berapa faktor seperti sarana pembelajaran yang kurang, para siswa kurang antusias, strategi pembelajaran yang masih terpaku pada metode tradisional dan kemampuan guru pendidikan jasmani dan kesehatan dalam proses pembelajaran. Ditinjau dari kemampuan siswa saat peneliti meminta siswa untuk melakukan gerakan menggiring bola, diketahui bahwa kemampuan siswa masih berbeda-beda baik dalam penguasaan bola saat menggiring bola, teknik menggiring bola dengan kaki bagian dalam maupun luar belum

(3)

sempurna karena siswa terlalu banyak menunduk melihat bola saat berlari menggiring bola.

Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti akan mencoba untuk menerapkan metode pembelajaran dengan pendekatan modifikasi untuk dapat mengembangkan kemampuan siswa menggiring bola sebab dalam pembelajaran penjas, guru selalu menggunakan metode demontrasi dan metode komando dalam proses pembelajaran hal ini berakibat pada hasil belajar siswa yang jauh dari harapan. Pendekatan modifikasi adalah proses belajar mengajar dimana guru mendesain pembelajaran agar lebih efektif. Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan para guru agar pembelajaraan mencermikan DAP. Oleh karena itu, DAP, termasuk kedalamnya "bodyscaling atau ukuran tubuh siswa harus selalu dijadikan prinsip utama dalam memodifikasi pembelajaran penjas. Beberapa aspek analisa modifikasi tidak terlepas dari pengetahuan guru tentang: 1 ) Tujuan; 2 ) Karakteristik materi ;3 ) Kondisi lingkungan, dan; 4 ) Evaluasinya (Yoyo Bahagia, 2010:53)

Esensi modifikasi adalah menganalisis sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajarnya. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, yang tadinya kurang terampil menjadi lebih terampil. Cara-cara guru memodifikasi pembelajaran akan tercermin dari aktivitas pembelajarannya yang diberikan guru mulai awal hingga akhir pelajaran. Selanjutnya guru-guru pendidikan jasmani juga harus mengetahui apa saja yang bisa dan harus dimodifikasi serta tahu bagaimana cara memodifikasinya.

Upaya yang akan dilakukan untuk peningkatkan kemampuan menggiring bola dengan menggunakan pendeketan modifikasi pada siswa kelas X SMK N I LIMBOTO yakni dengan memodifikasi ukuran bola dengan menggunakan bola futsal.

Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam proses belajar mengajar berlangsung khususnya dalam mengajar keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola, metode modifikasi dapat digunakan oleh seorang pengajar dan juga dapat memaksimalkan suasana pembelajaran dengan menggunakan alat- alat pembelajaran yang

(4)

memadai dan apabila sekolah tidak memiliki peralatan penunjang dalam pembelajaran,guru dapat mendesain alat sederhana dengan mengikuti bentuk asli tetapi dengan ukuran yang sama ataupun berbeda sedikit dari ukuran sebenarnya.

Sangat jelas bahwa modifikasi alat pembelajaran pada materi menggiring bola khususnya kelas X di SMKN 1 LIMBOTO dapat diterapkan oleh guru penjas dalam pengembangan materi pembelajaran, sarana seperti bola masih kurang sehingga guru dapat memodifiaksi dengan penggunaan bola futsal atau bola plastik.

Bentuk pembelajaran juga dapat dimodifikasi sesuai dengan keadaan kelas, lapangan dan jumlah siswa, modifikasi alat dalam permainan dapat dilakukan Sehingga kemampuan siswa dalam mengiring bola dapat diperoleh dengan baik dan tujuan pembelajaran tercapai karena siswa akan semakin senang dalam permainan sepak bola. Permainan Sepak Bola

Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu, masing masing regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk penjaga gawang. Hampir seluruh permainan dimainkan dengan kemampuan kaki, badan dan kepala untuk memainkan bola. Namun demikian agar dapat bermain sepakbola yang baik perlu bimbingan dan tuntunan tentang teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat populer di dunia dan olahraga ini sangat mudah dipahami. Pada tanggal 21 Mei 1904 berdirilah federasi sepakbola dunia yang disingkat FIFA (Federation Internasional The Football Association). Dan di Indonesia, organisasi yang menaungi sepakbola adalah PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia). PSSI berdiri pada tanggal 19 April 1930.

Permainan sepakbola dimainkan oleh dua regu yang setiap regunya terdiri atas 11 orang pemain termasuk penjaga gawang. Permainan sepakbola dipimpin oleh seorang wasit dan dibantu dua hakim penjaga garis. Lama permainan sepak bola adalah 2 x 45 menit dengan istirahat 15 menit, lapangan permainan empat persegi panjang, panjangnya tidak boleh lebih dari 120 meter dan tidak boleh kurang dari 90 meter, sedang lebarnya tidak boleh lebih dari 90 meter dan tidak boleh kurang dari 45 meter (dalam pertandingan internasional panjangnya lapangan tidak boleh lebih dari 110 meter dan tidak boleh

(5)

kurang dari 100 meter, sedang lebarnya tidak lebih dari 75 meter dan tidak boleh kurang dari 64 meter).

Seluruh pemain boleh memainkan bola dengan seluruh anggota badannya kecuali tangan. Penjaga gawang boleh memainkan bola dengan tangan, tetapi hanya di daerah gawangnya sendiri. Setiap regu berusaha untuk memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan berusaha untuk mencegah lawan untuk memasukkan bola ke gawangnya. Permainan sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang digemari masyarakat Indonesia dan banyak dimainkan oleh seluruh lapisan masyarakat, baik itu anak-anak, remaja, dan orang tua. Selain itu olah raga sepakbola juga banyak di mainkan oleh kaum perempuan baik di luar negeri maupun dalam negeri. Untuk pembinaan para pemain yang berpotensi dan berbakat akan dibina atau dilatih.

Untuk meningkatkan kemampuan pemain perlu adanya organisasi sebagai tempat pembinaan. Organisasi tersebut biasa disebut dengan klub, dalam klub sepakbola tersebut perlu adanya manajemen organisasi untuk kelangsungan organisasi sepakbola tersebut. Karena dalam unsur manajemen itu meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan sehingga tujuan dari organisasi tersebut dapat tercapai. Dalam organisasi sepakbola tersebut juga mencakup pembinaan bagi para pemain. Pembinaan para pemain sepak bola dimulai dari masing-masing klub, kemudian klub daerah dan yang terakhir klub tingkat nasional.

Teknik Dasar Bermain Sepakbola

Melatih tim sepakbola harus dimulai dengan mengajari setiap pemain berbagai teknik dasar yang diperlukan dalam berbagai kondisi yang muncul di dalam laga yang sesungguhnya. Sejak usia dini para pemain harus menguasai teknik dasar permainan sepakbola. Setiap jenis teknik yang diajarkan harus diikuti oleh program latihan yang konsisten dan berkelanjutan agar teknik tersebut dapat dikuasai dan berubah menjadi keterampilan, yaitu kemampuan menggunakan teknik permainan yang dapat digunakan dalam setiap kondisi dan kendala yang ada setiap pertandingan (John Ellinger dalam Kroger, 2007:7).

(6)

Selanjutnya menurut Suharno (2005:43) pengertian teknik dasar adalah proses gerak dimana dalam melakukannya menempatkan fundamen gerak yang dilakukan dengan kondisi yang sederhana dan mudah. Dalam penampilan olahraga yang tinggi, suatu kontrol olahraga yang sempurna merupakan persyaratan bagi pencapaian prestasi puncak individu. Seorang atlet yang tidak tahu bagaimana cara mengerahkan secara fungsional atau secara efisien dengan menggunakan teknik yang sempurna, hanya dapat mengimbangi sebagian dari kekurangan ini melalui kualitas lain.

Sedangkan menurut Kroger (2007:13) bahwa teknik-teknik yang tergolong sebagai foundation (dasar) merupakan menu latihan yang paling mendasar atau paling rendah tingkatannya. Latihan–latihan teknik itu ditujukan untuk mengembangkan keterampilan dasar yang diperlukan oleh semua pemain, namun menu latihan ini tidak ditujukan untuk menghadapi kondisi pertandingan yang sesungguhnya. Membangun dasar yang kokoh adalah keharusan. Layaknya orang membangun rumah, semakin kuat pondasinya, maka semakin besar dan bervariasi pula ukuran dan bentuk bangunan yang dapat didirikan diatasnya. Jadi kemampuan dasar jelas sangat dibutuhkan oleh para pemain.

Sedangkan menurut Suwarno (2001:7) teknik dengan bola adalah sebagai berikut menendang bola (kicking), menerima bola (receiving the ball), menggiring bola (dribbling), merebut bola (tackling), lemparan ke dalam (throw in), dan teknik menjaga gawang: bertahan dan menyerang (technique of goal keeping: defensive and offensive). Menurut Suwarno (2001: 46) bahwa teknik dasar dengan bola dalam permainan sepakbola adalah semua gerakan dengan menggunakan bola yang dilakukan dalam bermain sepakbola. Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian teknik dasar dengan bola dalam permainan sepakbola adalah semua gerakan dengan bola yang diperlukan dalam bermain sepakbola dalam mengembangkan prestasi maksimal.

Dalam permainan sepakbola, pemain yang dapat bermain sepakbola dengan baik adalah pemain yang memiliki atau menguasai teknik-teknik yang ada dalam sepakbola. Permainan sepakbola merupakan permainan kerjasama dalam suatu tim yang terdiri dari sebelas orang pemain. Kekompakan dari masing-masing peran dalam tim sangat

(7)

menunjang untuk mencapai prestasi tim. Hal lain yang membantu suatu tim berhasil meraih prestasi yang baik adalah kondisi fisik yang baik dan penguasaan teknik yang baik pula. Memiliki kondisi fisik yang baik belum menjamin untuk dapat

berprestasi, karena prestasi tidak hanya ditentukan oleh kondisi fisik saja tetapi juga karena kematangan penguasaan teknik sehingga dapat memberikan andil yang besar dalam pencapaian prestasi tinggi.

Masalah kondisi fisik memang merupakan kunci yang harus dimiliki oleh pemain sepakbola. Harsono (2008:153) mengatakan bahwa dengan memiliki kondisi fisik yang baik akan memberikan peningkatan sistem sirkulasi dan kerja jantung, peningkatan komponen kondisi fisik ekonomis gerak, pemulihan organ tubuh lebih cepat, dan respon yang cepat dari organisme tubuh. Peningkatan kondisi fisik bertujuan agar kemampuan fisik atlet meningkat ke kondisi puncak dan berguna untuk melakukan aktivitas olahraga dalam mencapai prestasi maksimal (Suharno, 2005: 24).

Prestasi sepakbola yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keterampilan bermain sepakbola akan tercapai dengan latihan penguasaan teknik dan diimbangi dengan penguasaan taktik serta strategi yang tepat. Dalam hal ini untuk meningkatkan kemampuan fisik, teknik dan taktik maka pemain harus melakukan latihan-latihan yang teratur dan berkesinambungan. Kemampuan bermain sepakbola adalah kemampuan untuk menguasai teknik-teknik permainan sepakbola. Unsur-unsur kondisi fisik yang mendukung dalam pencapaian prestasi maksimal adalah kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan dan kelentukan secara umum, sedangkan stamina daya ledak, reaksi, koordinasi, ketepatan dan keseimbangan sebagai unsur fisik khusus (Suharno, 2005: 24).

Terlepas dari kondisi fisik, permainan sepakbola memerlukan penguasaan teknik bermain sepakbola yang baik mencakup teknik teknik dengan bola dan teknik tanpa bola. Menurut Suwarno (2001:7) teknik sepakbola dalam permainan sepakbola sebagai berikut: a. Gerakan-gerakan tanpa bola (Movement without the ball)

(8)

2) Meloncat/melompat (Jumping)

3) Gerak tipu tanpa bola atau gerak tipu badan (Feinting without the ball / body feint) b. Gerakan-gerakan dengan bola (Movement with the ball)

1) Menendang bola (Kicking)

2) Menerima bola (Receiving the ball) 3) Menyundul bola (Heading)

4) Menggiring bola (Dribbling) 5) Gerak tipu (Feinting)

6) Merebut bola (Tackling) 7) Lemparan ke dalam (Throw-in)

8) Teknik menjaga gawang: bertahan dan menyerang (Technique of goal keeping: defensive and offensive)

Untuk dapat bermain sepakbola dengan baik dan benar, pemain harus memiliki teknik yang baik dan juga memiliki kemampuan fisik yang bagus. Dalam bermain sepakbola setidaknya pemain harus dapat menggiring bola maupun menendang dan menerima bola, sebab sangat berperan ketika melakukan atau menyusun serangan dan menggiring bola melewati lawan sebelum memberikan operan-operan kearah kawan maupun tembakan kearah gawang. Seorang pemain tidak akan bisa bermain dengan baik jika tidak mempunyai teknik menggiring bola, menendang dan menerima bola yang benar. Teknik menggiring bola yang pertama-tama harus dilatihkan kepada pemain muda, yaitu running with the ball (berlari dengan bola) (Suwarno, 2001: 10). Teknik ini amat penting di mana para pemain belajar/berlatih lari dengan bola dan bola selalu terkontrol, serta tidak selalu melihat bola setiap saat berlari membawa bola agar tdak mudah diambil lawan.

(9)

Para pemain harus berusaha sesering mungkin tidak melihat bola sewaktu menggiring, sehingga pemain dapat memutuskan apakah bola harus dioperkan, ditembak, atau digiring untuk mendapat kesempatan masuk ke daerah gawang lawan untuk menciptakan peluang. Menggiring bola (dribbling) mempunyai tujuan, diantaranya untuk melewati lawan, mencari kesempatan mengumpan pada kawan, menahan bola agar tetap dalam penguasaannya. Teknik menggiring dapat menggunakan dengan kaki bagian dalam, kura-kura kaki bagian dalam, dan kura-kura kaki bagian luar.

Menurut Suwarno (2001: 10) menggiring bola memiliki prinsip-prinsip, yaitu: a. Bola harus selalu terkontrol (tidak terlalu jauh /dekat dengan kaki).

b. Bola harus ada dalam perlindungan (gunakan cara dan kaki yang tepat, sesuai dengan keadaan dan posisi lawan).

c. Pandangan mata pada bola, lapangan dan lawan.

Pemain tidak hanya pandai atau mampu menggiring bola tetapi juga mampu menendang bola. Menendang bola merupakan salah satu karakteristik permainan sepakbola yang paling dominan. Menendang bola tidak hanya mengandalkan pada salah satu kaki yaitu kaki kanan atau kaki kiri saja, tetapi kedua-duanya harus terampil. Pemain yang memiliki teknik menendang dengan baik, akan dapat bermain secara efisien. Tujuan menendang bola adalah untuk mengumpan (passing), menembak ke gawang (shooting at the goal), dan menyapu untuk menggagalkan serangan lawan (sweeping).

Teknik menendang bola dilihat dari perkenaan bagian kaki ke bola, menurut Muchtar (2002: 29) ada empat cara dalammenendang bola, yakni: (1) Dengan kaki bagian dalam (inside-foot), (2) Dengan punggung kaki (instep-foot), (3) Dengan punggung kaki bagian dalam (inside-instep), (4) Dengan punggung kaki bagian luar (outside-instep).

Dalam permainan sepakbola pemain juga harus dapat menerima bola (receiving the ball) ketika diberi operan oleh kawannya, baik operan itu datar, lambung, keras maupun pelan, pemain harus mampu mengontrol bola dan menahan bola agar tidak hilang

(10)

di ambil lawan dengan menggunakan kaki, baik kaki bagian dalam, punggung kaki, punggung kaki bagian luar, sol sepatu, paha, dada maupun kepala tergantung dengan arah datangnya bola. Agar bola dapat dikuasai dengan baik maka pemain harus menjaga stabilitas dan keseimbangan (kaki tumpu menumpu kuat dan rileks, lutut agak ditekuk dan tangan berada di samping badan), mengikuti arah jalannya bola (sesaat bagian badan yang akan dipakai untuk menerima atau mengontrol bola), dan mata harus tertuju pada bola. Dengan menguasai semua teknik-teknik permainan sepakbola, maka kemungkinan keterampilan bermain sepakbola untuk dapat bermain sepakbola akan lebih baik dibandingkan dengan pemain yang tidak menguasai teknik-teknik permainan sepakbola.

Beberapa teknik dasar yang perlu dimiliki pemain sepakbola adalah: a. Menendang (kicking)

Menendang bola (kicking) dapat dilakukan dengan semua bagian kaki, namun secara teknis agar bola dapat ditendang dengan baik, dapat dilakukan dengan pungung kaki atau kura-kura kaki, sisi kaki bagian dalam, sisi kaki bagian luar, punggung kaki bagian dalam, dan punggung kaki bagian luar (Herwin, 2004: 33). Tujuan dari menendang bola:

1) Untuk memberikan bola kepada teman atau mengoper bola 2) Dalam usaha memasukkan bola ke gawang lawan

3) Untuk menghidupkan bola kembali setelah terjadi suatu pelanggaran seperti tendangan bebas, tendangan penjuru, tendangan hukuman, tendangan gawang dan sebagainya.

4) Untuk melakukan clearing atau pembersihan dengan jalan menyapu bola yang berbahaya di daerah sendiri atau dalam usaha membendung serangan lawan pada daerah pertahanan sendiri.

(11)

1) Menendang dengan kaki bagian dalam

a) Kaki tumpu: kaki tumpu ditempatkan di samping bola, ujung kaki tumpu diarahkan ke arah jalan bola, kaki tumpu ikut membantu gerakan kaki ayun atau kaki tendang.

b) Kaki tendang: kaki tendang diputar, kaki bagian dalam diarahkan ke arah jalan bola, lutut sedikit dibengkokkan. Telapak kaki tendang sejajar dengan tanah, pukulkan kaki bagian dalam pada bagian tengah bola (tepat di tengah bola). 2) Gerakan lanjutan

a) Menendang dengan kura-kura kaki bagian dalam

i) Kaki tumpu: mengambil awalan dengan membentuk busur atau melengkung kira-kira 450 derajat, kaki tumpu ditempatkan kira-kira 2 atau 3 telapak kaki di samping belakang bola, lutut sedikit dibengkokkan, kaki tumpu membantu gerakan kaki tendang.

ii) Kaki tendang: kaki tendang, pinggang dan lutut diputar. Perkenaan pada bagian dalam dari kura-kura kaki, bola ditendang dengan sisi bagian dalam dari kura-kura kaki, sedangkan tubuh bagian atas ayun sedikit ke samping melewati kaki tumpu.

b) Menendang dengan kura-kura kaki bagian luar

i) Kaki tumpu: menendang dengan menggunakan kaki kanan dari arah sebelah kanan, kaki tumpu ditempatkan kira-kira 1 atau 2 telapak kaki di samping belakang bola, kekuatan berada pada kaki tumpu.

ii) Kaki tendang: kaki tendang, pinggang dan lutut diputar. Perkenaan kaki bagian kura-kura sebelah luar, dimulai dari jari-jari kaki sampai bagian mata kaki, tubuh bagian atas sedikit miring ke arah kaki tumpu pada saat menendang.

(12)

a) Kaki tumpu: kaki tumpu ditempatkan di samping bola, kakitumpu diarahkan ke arah tendangan, lutut kaki tumpu sedikit dibengkokkan

b) Kaki tending: ayunkan kaki tumpu diikuti oleh gerakan pinggang, perkenaan kura-kura kaki tepat di tengah bola, pergelangan kaki dikuatkan, ujung kaki tendang diarahkan ke bawah, pada saat melakukan tendangan tubuh bagian atas berada di atas bola

b. Mengontrol/menghentikan bola (Stopping)

Dalam permainan sepakbola seorang pemain harus mampu menerima, menghenitkan bola, dan menguasainya dengan baik. Menurut Sukatamsi (2004: 124) bahwa cara menghentikan bola menurut bagian badan yang dipakai menerima bola adalah:

1) Dengan tungkai bawah

a) Dengan kaki meliputi kaki bagian dalam, kura-kura kaki penuh dan kura-kura kaki bagian luar, sol sepatu dan tumit kaki (jarang digunakan).

b) Dengan tulang kering c) Dengan paha

2) Dengan perut 3) Dengan dada 4) Dengan kepala.

c. Menggiring bola (dribbling)

Menggiring dalam permainan sepakbola bertujuan untuk melewati lawan, untuk mendekati daerah pertahanan lawan, untuk membebaskan diri dari kawalan lawan, untuk mencetak gol, dan untuk melewati daerah bebas. Menurut Andi C Nugraha (2012: 93)

(13)

bahwa : menggiring atau mengocek bola yang baik adalah mempertahankan bola agar tetap berada di kaki dan tetap dalam kendali ketika melewati lawan.

Dijelaskan pula oleh Budi Sutrisno dan Muhamad Bazin Khafali (2010:6) Mengiring bola adalah membawa bola dengan cepat ke depan dengan pasing- passing pendek dari kedua kaki silih berganti.

Sedangkan menurut Edy Sih Miranto (2010:73) bahwa tehnik menggiring bola salah satu tehnik dengan bola dalam permaianan ini, agar kalian dapat menggiring bola dengan baik, maka posisi kaki menjadi penentunya. Posisi langkah kaki harus sesuai harus sesuai dengan posisi kaki yang ingin digunakan untuk menendang bola. Oleh karena itu bagian kaki yang digunakan dalam menggiring bola sama dengan bagian kaki yang digunakan untuk menendang bola. Menggiring bola bertujuan antara lain untuk mendekati jarak sasaran, melewati lawan dan menghambat permainan.

Selanjutnya menurut Sukatamsi (2004: 159) ada beberapa macam cara menggiring bola, yaitu:

1) Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian dalam

a) Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki dalam menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam.

b) Kaki yang digunakan untuk menggiring bola tidak diayunkan seperti teknik menendang bola, tetapi tiap langkah secara teratur menyentuh atau mendorong bola bergulir ke depan dan bola harus selalu dekat dengan kaki. Dengan demikian bola mudah dikuasai dan tidak mudah direbut lawan.

c) Pada saat menggiring bola lutut kedua kaki harus selalu ditekuk, dan pada waktu kaki menyentuh bola, mata melihat pada bola, selanjutnya melihat situasi di lapangan.

2) Menggiring bola dengan kura-kura kaki penuh

a) Posisi kaki sama dengan posisi kaki dalam menendang bola dengan kura-kura kaki penuh.

(14)

b) Kaki yang digunakan untuk menggiring bola sesuai dengan irama langkah lari tiap langkah dengan kura-kura kaki penuh bola didorong di depan dekat kaki. 3) Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar

a) Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki dalam menendang bola dengan kura-kura kaki bagian luar.

b) Setiap langkah secara teratur dengan kura-kura kaki bagian luar kaki kanan atau kaki kiri mendorong bola bergulir ke depan, dan bola harus selalu dekat dengan kaki.

c) Pada saat menggiring bola kedua lutut selalu sedikit ditekuk, waktu kaki menyentuh bola pandangan pada bola, dan selanjutnya melihat situasi lapangan.

d. Menyundul bola (heading)

Menyundul bola bertujuan untuk mengoper ke teman, menghalau bola dari daerah gawang atau daerah berbahaya, meneruskan bola ke teman atau daerah yang kosong, dan untuk membuat gol ke gawang lawan.

Macam-macam teknik menyundul bola (heading) menurut Sukatamsi (2004: 173-174) adalah:

1) Menyundul bola (heading) dalam sikap berdiri

Sikap berhenti di tempat: badan menghadap ke arah datangnya bola, kedua kaki berdiri kangkang ke muka belakang kedua lutut ditekuk sedikit, badan ditarik ke belakang, sikap badan condong ke arah belakang, otot-otot leher dikuatkan hingga dagu merapat pada leher, mata tertuju ke arah datangnya bola, dengan kekuatan otot-otot perut dan dorongan panggul serta kedua lutut diluruskan, badan digerakkan ke depan hingga dahi tepat mengenai bola, seluruh berat badan diikutsertakan ke depan, hingga badan condong ke depan diteruskan dengan gerak lanjutan ke arah sasaran, dengan mengangkat kaki belakang maju ke depan segera lari mencari posisi.

(15)

2) Menyundul bola (heading) dengan lari

Lari ke arah datangnya bola, sambil lari dengan gerakan seperti menyundul bola dalam sikap berdiri.

3) Menyundul bola (heading) dengan melompat.

Dengan ancang-ancang melompat ke atas ke arah datangnya bola.

a) Setelah badan berada di atas badan ditarik ke belakang, badan condong ke belakang otot-otot leher dikuatkan. Dengan kekuatan otot-otot perut dan dorongan panggul, badan digerakkan ke depan hingga dahi tepat mengenai bola.

b) Badan condong ke depan hingga turun ke tanah dengan kedua lutut kaki mengeper diteruskan dengan gerak lanjutan.

e. Merebut bola (tackling)

Merebut bola dari lawan yang sedang menguasai bola merupakan hal yang berpengaruh karena mereka dapat menguasai alur permainan, untuk keberhasilan dalam merebut bola masih ditentukan oleh faktor keberanian, kekuatan dan ketenangan pemain. Teknik ini sering dilakukan oleh pemain pertahanan (belakang) di dalam usahanya untuk mematahkan serangan lawan (pemain penyerang). Walaupun demikian sebaiknya semua pemain dapat melakukannya (Sukatamsi ,2004:191).

f. Lemparan ke dalam (throw-in)

Menurut peraturan, melempar bola ke dalam lapangan harus dilakukan: (1) Dengan kedua belah tangan melalui di atas kepala dan (2) Kedua kaki dari pemain yang melemparkan bola harus berada di luar garis samping batas lapangan dan ketika melemparkan bola kedua kakinya harus berada di tanah, tidak boleh diangkat. Dan di dalam melempar bola tidak dibenarkan langsung membuat gol, dan keuntungannya di

(16)

dalam melempar bola tidak ada hukuman bagi pemain yang berdiri offside, jadi pemain penyerang bebas berdiri di muka gawang lawan (Sukatamsi 2004:184).

g. Gerak Tipu

Perlu diperhatikan bahwa di dalam melakukan gerak tipu, gerakan permulaan yang bertujuan untuk mengganggu atau menghilangkan keseimbangan lawan, tidak boleh dilakukan dengan sepenuhnya sehingga akan kehilangan keseimbangan badan sendiri. Berat badan jangan sampai terlalu jauh menyimpang dari bidang tumpuan. Dan setelah berhasil menipu lawan segera menutup lawan yaitu dengan menempatkan badan di antara bola dan lawan (Sukatamsi 2004: 187).

Pendekatan Modifikasi

Pendekatan dalam hal proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai cara atau metode guru dalam mendesain pembelajaran agar lebih efektif. Gaya Modifikasi (Modification Style) merupakan salah satu gaya pembelajaran yang dapat dilakukan oleh para guru agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai apa yang direncanakan. Menurut Yoyo (2010:3) menyatakan bahwa guru yang kreatif akan mampu menciptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang sudah ada untuk disajikan dengan cara yang lebih menarik, sehingga anak merasa senang mengikuti mengikuti pelajaran yang diberikan.

Menurut Asep Suharta dalam roji (2009:51) menjelaskan bahwa usaha untuk meningkatkan kualitas dan keterbatasan sekolah adalah melakukan modifikasi permainan. Sedangakan menurut pendapat Saputra dalam Yoyo (2010:22) bahwa dengan melakukan modifikasi fasilitas pembelajaran maupun media pembelajaran pendidikan jasmani dan olaraga tidak mengurangi aktifitas siswa dalam melakukan pembelajaran.

Dijelaskan pula oleh Arsyad (2011:68) bahwa memilih, memodikasi, atau merancang dan mengembangkan materi dan media yang tepat. Apabila materi dan media pembelajaran yang telah tersedia akan dapat mencapai tujuan, meteri itu sebaiknya digunakan untuk mrnghemat waktu, tenaga dan biaya. Modifikasi dilakukan agar lebih mengoptimalkan pelajaran pendidikan jasmani hal ini sejalan dengan pendapatan Lutan

(17)

dalam Yoyo (2010:22) bahwa modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan, dengan tujuan agar: (1) siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pekajaran (2) meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpatisipasi, dan (3) siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.

Selain itu menurut Ateng dalam Roji (2009:52) bahwa tujuan modifikasi diantaranya adalah: (1) Agar siswa memperoleh kepuasan dan memberikan hasil yang baik; (2) Untuk meningkatkan kemugkinan partisipasi; (3) Agar siswa dapat mengerjakan pola gerak yang benar. Selanjutnya menurut Ngasmain dan Soepartono dalam Yoyo (2010:23) alasan utama perlu dimodifikasi adalah (1) anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil, kematangan fisik dan mental anak belum selengkap orang dewasa, (2) pendekatan pembelajaran pendidkikan jasmani dan olaraga selama ini kurang efektif , hanya bersifat lateral dan monoton, dan (3) fasilitas pembelajaran – penbelajaran pendidikan jasmani dan olahraga yang ada sekarang , hampir semua di sesain untuk orang dewasa.

Cara-cara guru memodifikasi pembelajaran akan tercermin dari aktivitas pembelajarannya yang diberikan guru mulai awal hingga akhir pelajaran. Selanjutnya guru-guru pendidikan jasmani juga harus mengetahui apa saja yang bisa dan harus dimodifikasi serta tahu bagaimana cara memodifikasinya. Pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang tujuan, karakteristik, materi, kondisi lingkungan, dan evaluasi. Keadaan sarana, prasarana dan media pengajaran pendidikan jasmani yang dimiliki oleh sekolah akan mewarnai kegiatan pembelajaran itu sendiri. Misalnya dalam permasalahan minimnya sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang dimiliki sekolah-sekolah, seorang guru pendidikan jasmani dituntut untuk lebih kreatif dalam memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada.

Berkaitan dengan modifikasi pembelajaran, Aussie dalam yoyo (2010:10) menjelaskan bahwa kompenen-komponen penting yang dapat dimodifikasi meliputi ukuran, berat atau bentuk peralatan yang digunakan, lapangann permainan, waktu bermain atau lamanya permainan, peraturan permainan, dan jumlah pemain.

Berdasarkan pernyataan yang di ungkapkan diatas, maka modifikasi yang dimaksud dalam penelitian ini ialah modifikasi alat pembelajaran, bentuk, materi. Dari pendekatan modifikasi tersebut para siswa akan merasa gembira karena merasa puas

(18)

dengan cara mengajar dan siswa akan mampu mempraktekan materi yang diajarkan dan merupakan fokus dari penelitian ini, pendekatan modifikasi yang dilakukan guru akan lebih efisien sebab akan lebih bermakana dan siswa lebih menikmati pelajaran dalam hal ini siswa diberi kebebasan untuk bergerak,keluasan untuk berfikir, kebebasan bertindak, dan kerja sama sehinggan anak merasa keasyikan bermain dan berlomba.

HASIL

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan menggirng bola dalam permainan sepak bola pada siswa kelas X SMKN I Limboto melalui metode modifikasi. Berdasarkan data hasil penelitian antara pretest dan

posttest dimana pretest dianggap sebagai variabel X1 dan posttest dianggap sebagai variabel X2, maka diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 2

Data Hasil Penelitian

No. Pre Test (X1) Post Test (X2)

1. 62 78 2. 73 82 3. 77 90 4. 76 83 5. 64 79 6. 80 93 7. 71 77 8. 78 90 9. 82 94 10. 65 80 11. 68 82 12. 57 75 13. 59 79 14. 74 93 15. 67 80 16. 68 92 17. 59 78 18. 61 79 19. 59 79 20. 72 94 Jmlh ∑X1= 1372 ∑X2= 1674

(19)

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel X1 adalah skor data yang diperoleh melalui pengukuran pre-test atau tes awal kemampuan siswa pada materi menggiring bola. Data hasil penelitian menunjukkan dari 20 sampel penelitian yang memperoleh nilai tertinggi pada pre-test sebesar 82 dan terendah 57. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai mean sebesar 69, nilai median sebesar 68, nilai modus yakni 59, dan nilai standar deviasi 7.742. Hasil distribusi dari data variabel (X1) secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3

Distribusi Frekuensi Variabel Pre Test (X1)

No Kelas Interval Frekuensi

1. 75.75 – 82 5

2. 69.5 – 75.75 4

3. 63.25 – 69.5 5

4. 57 – 63.25 6

Jumlah 20

Sumber Data Hasil Olahan Data 2013

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel X2 adalah skor data yang diperoleh melalui pengukuran post-test atau tes akhir kemampuan siswa pada materi menggiring bola. Data hasil penelitian menunjukkan dari 20 sampel penelitian yang memperoleh nilai tertinggi pada pre-test sebesar 94 dan terendah 75. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai mean sebesar 84, nilai median sebesar 81, nilai modus yakni 79, dan nilai standar deviasi 6.6512. Hasil distribusi dari data variabel Post Test (X2) secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut.

(20)

Tabel 4

Distribusi Frekuensi Variabel Post Test (X2)

No Kelas Interval Frekuensi

1. 89.25 – 94 5

2. 84.5 – 89.25 4

3. 80 – 84.5 5

4. 75.5 – 80 6

Jumlah 20

Sumber Data Hasil Olahan Data 2013

Sehubungan dengan pengukuran besaran-besaran statistik di atas dapat dijelaskan bahwa terdapat peningkatan kemampuan menggiring bola pada materi sepak bola melalui metode modifikasi alat pembelajaran di kelas X SMK Negeri I Limboto yang dibuktikan dengan peningkatan nilai rata-rata pada saat dilaksanakan pre test (X1) hanya sebesar 68 meningkat menjadi rata-rata 84 saat dilaksanakan post test (X2). Dengan demikian terjadi pengaruh yang sangat signifikan oleh karena itu peneliti berasumsi bahwa dengan menerapkan metode modifikasi alat pembelajaran pada siswa kelas X SMK Negeri I Limboto maka kemampuan menggiring bola pada materi pelajaran sepak bola dapat ditingkatkan. Sejalan dengan hasil penelitian tersebut maka peneliti juga melakukan analisa statistik dengan menggunakan uji hipotesis dengan uji-t.

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh modifikasi alat pembelajaran terhadap kemampuan menggiring bola pada materi sepak bola pada siswa kelas X SMKN 1 Limboto, maka dilakukan analisis dengan pengujian analisis varians dua rata-rata dengan menggunakan rumus uji-t.

(21)

Berdasarkan kriteria pengujian bahwa terima H0 jika : -t(1-1/2α) ≤ t ≤ (1-1/2α) dengan taraf nyata α = 0.05 dengan derajat kebebasan dk = ni – 1. Dengan demikian -t(1-1/2α0.05) ≤ t ≤ (1-1/2α0.05) dengan dk = 20-1 atau -t(1-1/2α0.0025) ≤ t ≤ (1-1/2α0.0975) = (19) dengan taraf nyata α = 0.05 diperoleh nilai thitung sebesar 14.16 dan ttabel diperoleh nilai sebesar 2.09. Hal ini membuktikan bahwa nilai thitung lebih besar dari pada nilai ttabel. Jadi dapat disimpulkan bahwa menolak H0 dan menerima H1 atau dengan kata lain terdapat pengaruh metode pembelajaran modifikasi terhadap kemampuan menggiring bola pada materi sepak bola pada siswa kelas X SMKN 1 Limboto.

-14.16 -2.09 2.09 14.16

Kurva Penerimaan dan Kurva Penolakan

PEMBAHASAN

Sepakbola adalah permainan dengan cara menendang sebuah bola yang diperebutkan oleh para pemain dari dua kesebelasan yang berbeda dengan bermaksud memasukan bola ke gawang lawan dan mempertahankan gawang sendiri jangan sampai

Ho

(22)

kemasukan bola. Untuk memasukkan bola ke gawang lawan maka pemain sepak bola harus memiliki salah satu kemampuan dasar yakni kemampuan menggiring bola. Sebagaimana yang dikatakan oleh Yudha (2010:15) bahwa keterampilan bermain sepakbola merupakan kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan mendasar atau teknik dasar dalam permainan sepakbola secara efektif dan efisien baik gerakan yang dilakukan tanpa bola maupun dengan bola. Teknik dasar yang harus dikuasai diantaranya adalah menendang bola, menggiring bola, menyundul bola, merampas bola, melempar, dan menangkap bola.

Sehubungan dengan upaya untuk peningkatan kemampuan menggiring bola pada siswa kelas X SMK Negeri I Limboto maka dilakukan modifikasi alat pembelajaran berupa bola yang menggunakan bola footsall. Kegiatan ini dilakukan karena pada saat dilakukan tes awal atau pre-test nampak kemampuan menggiring bola pada 20 orang siswa kelas X SMK Negeri 1 Limboto masih rendah yakni hanya terdapat 5 orang siswa (25%) yang memiliki kemampuan menggiring bola mengalami peningkatan saat dilakukan tes akhir atau post tets yakni menjadi 20 orang siswa (100%).

peningkatan kemampuan menggiring bola pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Limboto karena guru menggunakan metode modifikasi alat pembelajaran. Melalui metode ini guru dapat memaksimalkan suasana pembelajaran dengan menggunakan bola footsal yang memadai dengan mendesain lapangan sepak bola dengan mengikuti bentuk asli tetapi dengan ukuran yang berbeda sedikit dari ukuran sebenarnya.

Dari hasil analisa statistik diketahui bahwa pengaruh kemampuan menggiring bola melalui modifikasi alat pembelajaran mengalami peningkatan yakni pada saat dilakukan tes awal atau pre-test jumlah siswa yang mampu menggiring bola hanya berjumlah 5 orang siswa (25%) dan setelah diberikan tindakan mengalami peningkatan saat tes akhir atau post test yakni menjadi 20 orang siswa (100%). Dan untuk menguji kebenerannya dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t. Hasil uji-t menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 14.16 dan ttabel diperoleh nilai sebesar 2.09. Hal ini membuktikan bahwa nilai thitung lebih besar dari pada nilai ttabel. Jadi dapat disimpulkan bahwa menolak H0 dan menerima H1 atau dengan kata lain terdapat pengaruh modifikasi alat pembelajaran

(23)

terhadap kemampuan menggiring bola pada materi sepak bola pada siswa kelas X SMKN 1 Limboto.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh modifikasi alat pembelajaran terhadap kemampuan menggiring bola pada materi sepak bola pada siswa kelas X SMKN 1 Limboto dapat diterima.

KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa Metode modifikasi alat pembelajaran dapat digunakan untuk peningkatan kemampuan menggiring bola pada materi sepak bola pada siswa kelas X SMK Negeri I Limboto Kabupaten Gorontalo. Pada saat dilaksanakan tes awal atau pre test kemampuan menggiring bola pada siswa kelas X SMK Negeri I Limboto masih rendah yakni 5 orang (25%) dan setelah diberikan latihan dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran menunjukan bahwa terdapat pengaruh saat dilakukan tes akhir atau post test mengalami peningkatan menjadi 20 orang siswa (100%). Dari hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji-t diketahui bahwa nilai thitung sebesar 14.16 dan ttabel diperoleh nilai sebesar 2.09. Hal ini membuktikan bahwa nilai thitung lebih besar dari pada nilai ttabel yang artinya bahwa terdapat pengaruh metode pembelajaran modifikasi terhadap hasil belajar menggiring bola pada materi sepak bola pada siswa kelas X SMKN 1 Limboto.

DAFTAR PUSTAKA

Andi Cipta Nugraha. (2012). “Mahir Sepakbola.”Bandung:Nuansa Cindekia Arsyad (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Asri budingsih (2012) Belajar Dan Pembelajaran.Jakarta :Rineka Cipta

Edi Sih Miranto. (2010). Pendidikan jasmani olaraga dan kesehatan. Jakarta: Pusat pembukuan kementrian pendidikan nasional

Harsono (2008) Latihan dan aspek – aspek psikologis dalam latihan.jakarta: cv tambak kusuma

Herwin (2004) keterampilan sepakbola dasar “diktat. Yogyakarta. FIK UNY

Kroger (2007). Teknik Dasar Sepak Bola. Diakses dari http://www.sepakbola. Blogspot. Download tanggal 30 Desember 2013

(24)

Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi PPTK.

Roji (2009).. Pendidikan jasmani olaraga dan kesehatan. Jakarta : Erlangga.

Syaiful bahri Dan Aswan Zain. (2010).”Strategi Belajar Mengajar”. Jakarta:Rineka Cipta.

Syaiful Bahri (2011) Psikologi Belajar. Jakarta:Rineka Cipta.

Suharno, Sukardi (2005) Sepak Bola. Langkah-Langkah Menuju Sukses. Download dari http:/www. digilib.unimed.ac.id/.../UNIMED-Undergraduate-240.

Sukatamsi. (2004). Teknik Dasar Bermain Sepakbola. Solo: Tiga Serangkai

Suwarno KR (2001). Sepak Bola. Download dari http://www.eprints.uny.ac.id diakses tanggal 30 Desember 2013

Toto Ruhimat, dkk (2011) Kurikulum Dan Pembelajaran.Jakarta:Raja Grafindo Persada Yudha M Saputra (2010) Pendidikan Jasmani Dan Olaraga.Universitas Pendidikan

Indonesia.

Yoyo Bahagia, (2010). ”Pengembangan Media Pengajaran Penjaskes”. Departemen pendidikan nasional, direktorat jendral pendidikan dasar dan menengah.

Referensi

Dokumen terkait

bermaksud membuat proyek akhir ini dengan judul ” JARINGAN KOMPUTER BERBASIS CLIENT SERVER DI LABORATORIUM KOMPUTER SMP NEGERI 2 PULOKULON ”.. 1.2

[r]

ƒ TIK memiliki potensi yang sangat besar untuk mentransformasikan seluruh aspek di dalam pendidikan di sekolah dan memanfaatkannya untuk mencapai tujuan-tujuan

[r]

403 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016..

Namun dampak yang relatif kuat dari perlambatan perekonomian dunia dan domestik menyebabkan arus masuk modal yang masih lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya

DALAM

Buku Panduan Program D-3 Study Bahasa Inggris..