• Tidak ada hasil yang ditemukan

::=sn:.---,:- .e. Ail. ia=.=::.: l:. F,:.,qe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "::=sn:.---,:- .e. Ail. ia=.=::.: l:. F,:.,qe"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

.e.

Ail ia=.=::.: ', l:.

F,:.,qe i:

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pedoman Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) adalah panduan bagi Direksi dan Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas agar tercipta pengelolaan perseroan secara profesional, transparan dan efisien.

Board Manual disusun berdasarkan prinsip-prinsip hukum korporasi, peraturan

perundang-undangan yang berlaku, ketentuan Anggaran Dasar, keputusan-keputusan RUPS, dan prinsip-prinsip Good Corporate Governance, yaitu transparansi (transparency), akuntabilitas (accountability), responsibilitas

(responsibility), kemandirian (independency) dan kewajaran (fairness).

Tujuan penyusunan Board Manual ini adalah :

1. Menjelaskan pembagian tugas dan tanggung jawab Direksi dan Dewan Komisaris maupun hubungan kerja di antara kedua organ Perseroan.

2. Memudahkan organ-organ di bawah Direksi dan organ-organ di bawah Dewan Komisaris untuk memahami tugas dan tanggung jawab Direksi dan Dewan Komisaris maupun hubungan tugas antara organ -organ tersebut.

Board Manual ini bersifat dinamis dan selalu berkembang, penyempurnaannya

sangat tergantung kepada kebutuhan Direksi dan Dewan Komisaris dalam pengelolaan Perseroan.

B. PRINSIP-PRINSIP HUBUNGAN KERJA DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS

Direksi dan Dewan Komisaris menerapkan prinsip-prinsip hubungan kerja sebagai berikut :

(9)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 2

1. Dewan Komisaris menghormati tugas dan wewenang Direksi dalam mengelola Perseroan sebagaimana telah diatur dalam peraturan perundang-undangan dan Anggaran Dasar Perseroan.

2. Direksi menghormati tugas dan wewenang Dewan Komisaris untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat terhadap kebijakan pengelolaan Perseroan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar.

3. Setiap hubungan kerja antara Direksi dan Dewan Komisaris merupakan hubungan yang bersifat formal kelembagaan, yang berarti senantiasa dilandasi oleh suatu mekanisme baku atau korespondensi yang dapat dipertanggung jawabkan.

4. Hubungan kerja yang bersifat informal dapat dilakukan oleh masing-masing anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris, namun tidak dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan kebijakan yang dapat dipertanggungjawabkan.

5. Dewan Komisaris berhak memperoleh informasi Perseroan secara lengkap, tepat waktu dan akurat.

6. Direksi bertanggung jawab atas penyampaian informasi Perseroan kepada Dewan Komisaris secara lengkap, tepat waktu dan akurat.

7. Direksi dan Dewan Komisaris menyepakati hubungan kerja antara organ-organ di bawah Direksi dan organ-organ di bawah Dewan Komisaris.

C. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 Tentang Dokumen Perusahaan. 2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

3. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

4. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

5. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik 6. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 Tentang Pendirian, Pengurusan,

(10)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 3

7. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 101 Tahun 2002 Tentang Penyusunan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan Badan Usaha Milik Negara. 8. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 102 Tahun 2002 Tentang

Penyusunan Rencana Jangka Panjang Badan Usaha Milik Negara.

9. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423 /KMK.06/2002 Tentang Jasa Akuntan Publik.

10. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 59 Tahun 2004 Tentang Kontrak Manajemen Calon Anggota Direksi Badan Usaha Milik Negara.

11. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-01/MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada Badan Usaha Milik Negara, juncto Nomor PER-09/MBU/2012 Tentang Perubahan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara.

12. Peraturan Menteri Negara Badan usaha Milik Negara Nomor PER-12/MBU/2012 tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara.

13. Surat Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor S 375/MBU.Wk/2011 Tentang Kebijakan Menteri Negara BUMN dalam Pengurusan dan Pengawasan Badan Usaha Milik Negara.

14. Anggaran Dasar PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero). 15. Standar Profesi Audit Internal, Tahun 2004

16. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia Tahun 2006, oleh Komite Nasional Kebijakan GCG.

(11)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 4

BAB II

DIREKSI

A. JABATAN ANGGOTA DIREKSI

Perseroan diurus dan dipimpin oleh Direksi yang terdiri dari seorang Direktur atau lebih. Apabila diangkat lebih dari 1 (satu) orang Direktur, maka seorang di antaranya dapat diangkat sebagai Direktur Utama.1

Susunan, persyaratan, nominasi dan pengangkatan anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1. Masa Jabatan

Masa jabatan anggota Direksi adalah 5 (lima) tahun dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan anggota Direksi sewaktu-waktu. Setelah masa jabatannya berakhir, anggota Direksi dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan oleh RUPS.2

Jabatan anggota Direksi berakhir apabila:3 a. Meninggal dunia.

b. Masa jabatannya berakhir.

c. Diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS.

d. Tidak lagi memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku. e. Mengundurkan diri.

2. Perangkapan Jabatan

Anggota Direksi dilarang memangku jabatan lain sebagai berikut:4

1

Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 11

2

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Pasal 16 Ayat 4

3

(12)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 5

a. Anggota Direksi pada BUMN/ BUMD dan Badan Usaha Milik Swasta. b. Anggota Dewan Komisaris/Dewan Pengawas pada BUMN.

c. Anggota Dewan Komisaris pada lebih dari satu Badan Usaha milik Swasta. d. Jabatan struktural dan fungsional lainnya pada instansi/lembaga Pemerintah

Pusat dan atau Daerah.

e. Jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan, pengurus partai politik dan/atau calon/anggota legislatif dan /atau Calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah.

f. Jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan.

3. Jabatan Anggota Direksi yang Lowong

Bila jabatan anggota Direksi lowong, maka berlaku ketentuan sebagai berikut :5 a. Dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah terjadi

kelowongan, harus diselenggarakan RUPS untuk mengisi lowongan tersebut. b. Selama jabatan tersebut lowong dan penggantinya belum ada/atau belum

memangku jabatannya, maka Dewan Komisaris menunjuk salah seorang anggota Direksi lainnya atau RUPS menunjuk pihak lain selain anggota Direksi yang ada, untuk sementara menjalankan pekerjaan anggota Direksi yang lowong itu dengan kekuasaan dan wewenang yang sama.

c. Pengisian jabatan Direksi yang lowong harus segera dilaporkan ke RUPS, sementara pembagian kerja terkait hal ini merupakan kewenangan Direksi.

4. Seluruh Jabatan Anggota Direksi Lowong

Apabila Perseroan tidak mempunyai anggota Direksi, maka untuk sementara Dewan Komisaris menjalankan pekerjaan Direksi, dengan kewajiban dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah terjadi lowongan, Dewan Komisaris memanggil RUPS guna mengisi lowongan tersebut.6

4

Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 34

5

Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 26

6

(13)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 6 5. Pemberhentian Anggota Direksi Sewaktu-waktu oleh RUPS

RUPS dapat memberhentikan jabatan anggota Direksi sewaktu-waktu dengan menyebutkan alasannya.7

Keputusan pemberhentian sewaktu-waktu anggota Direksi oleh RUPS diambil setelah yang bersangkutan diberikan kesempatan membela diri dalam RUPS.8 Pemberian kesempatan untuk membela diri tidak disyaratkan sepanjang anggota Direksi yang diberhentikan sewaktu-waktu tersebut tidak berkeberatan atas pemberhentian tersebut.9

Dalam hal pemberhentian sewaktu-waktu anggota Direksi dilakukan dengan keputusan di luar RUPS, maka pembelaan diri disampaikan secara tertulis kepada Pemegang Saham dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari terhitung sejak anggota Direksi yang bersangkutan diberitahukan terlebih dahulu tentang rencana pemberhentian.

6. Pemberhentian Anggota Direksi Sementara Waktu oleh Dewan Komisaris

Anggota Direksi dapat diberhentikan untuk sementara waktu oleh Dewan Komisaris apabila bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar atau terdapat indikasi melakukan kerugian Perseroan atau melalaikan kewajibannya atau terdapat alasan yang mendesak/kepentingan Perusahaaan yang tidak dapat ditunda, dengan ketentuan:10

a. Pemberhentian sementara harus diberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan disertai alasan yang menyebabkan tindakan tersebut dengan tembusan kepada Pemegang Saham dan Direksi. Pemberitahuan tersebut disampaikan dalam waktu paling lambat 2 (dua) hari setelah ditetapkannya pemberhentian sementara.

7

Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 13

8

Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 16

9

Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 19

10

(14)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 7

b. Anggota Direksi yang diberhentikan sementara tidak berwenang menjalankan pengurusan Perseroan serta mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan.

c. Dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah pemberhentian sementara, harus diselenggarakan RUPS. Dewan Komisaris yang akan memutuskan apakah mencabut atau menguatkan keputusan pemberhentian sementara tersebut.

d. Dalam RUPS tersebut, anggota Direksi yang bersangkutan diberikan kesempatan untuk membela diri.

e. Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari telah lewat , namun RUPS tidak diselenggarkan atau tidak dapat mengambil keputusan, maka pemberhentian sementara tersebut menjadi batal.

7. Pengunduran Diri Anggota Direksi

Seorang anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Perseroan dengan tembusan kepada Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya11, dan kepada anggota Direksi tersebut tetap diminta pertanggungjawaban atas tindakan-tindakan yang belum diterima pertanggungjawabannya oleh RUPS.12

8. Pemberitahuan Perubahan Susunan Direksi kepada Menteri Hukum dan HAM

Apabila terjadi perubahan susunan Direksi karena pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian anggota Direksi, maka Direksi wajib memberitahukan perubahan anggota Direksi kepada Menteri Hukum dan HAM untuk dicatat dalam

11

Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 28

12

(15)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 8

daftar Perseroan dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal keputusan RUPS tersebut.13

Jika pemberitahuan tersebut belum dilakukan, maka dapat berakibat pada penolakan dari Menteri Hukum dan HAM terhadap setiap permohonan yang diajukan atau pemberitahuan yang disampaikan dari Perseroan yang belum tercatat dalam daftar Perseroan.14

9. Program Pengenalan kepada Anggota Direksi yang Baru

Kepada anggota Direksi yang baru wajib diberikan program pengenalan mengenai Perseroan.

Tanggung jawab untuk mengadakan program pengenalan tersebut berada pada Sekretaris Perusahaan.15

Program pengenalan meliputi antara lain: 16

a. Pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance oleh Perseroan. b. Gambaran mengenai Perseroan berkaitan dengan tujuan, sifat dan lingkup

kegiatan, kinerja keuangan dan operasi, strategi, rencana usaha jangka pendek dan jangka panjang, posisi kompetitif, penanganan risiko dan masalah-masalah strategis lainnya.

c. Keterangan berkaitan dengan kewenangan yang didelegasikan, audit internal dan eksternal, sistem dan kebijakan pengendalian internal, termasuk Komite Audit.

d. Keterangan mengenai tugas dan tanggung jawab Direksi serta hal-hal yang tidak diperbolehkan.

13

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 94 Ayat 7

14

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 94 Ayat 8

15

Per MBUMN 01 Tahun 2011 Pasal 43 Ayat 2

16

(16)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 9

Program pengenalan Perseroan dapat berupa presentasi, pertemuan, kunjungan ke Perseroan dan pengkajian dokumen atau program lainnya yang dianggap sesuai dengan Perseroan di mana program tersebut dilaksanakan.

B. TUGAS DAN WEWENANG DIREKSI

1. Tugas Direksi

Tugas pokok Direksi adalah :

Menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar Pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian dengan pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan/atau keputusan RUPS.17

Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugasnya untuk kepentingan dan usaha Perseroan dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.18

Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian Perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya untuk kepentingan dan usaha Perseroan, kecuali yang bersangkutan dapat membuktikan bahwa :19

a. Kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya.

b. Telah melakukan pengurusan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan dan sesuai maksud dan tujuan Perseroan.

17

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 1

18

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 5

19

(17)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 10

c. Tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung atas tindakan kepengurusan yang mengakibatkan kerugian.

d. Telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut.

2. Wewenang Direksi

a. Wewenang Mewakili Direksi dan Perseroan

Direksi berwenang mewakili Perseroan di dalam dan di luar Pengadilan serta melakukan segala tindakan dan perbuatan baik mengenai pengurusan maupun pemilikan serta mengikat Perseroan dengan pihak lain dan/atau pihak lain dengan Perseroan, dengan pembatasan-pembatasan sesuai ketentuan Anggaran Dasar.20

RUPS dapat mengurangi pembatasan terhadap tindakan Direksi yang diatur dalam Anggaran Dasar atau menentukan pembatasan lain kepada Direksi selain yang diatur dalam Anggaran Dasar.21

Pelaksanaan wewenang Direksi untuk setiap tindakan yang mewakili Direksi dan kepentingan Perseroan, maka terlebih dahulu mendapat persetujuan dalam rapat Direksi, termasuk untuk setiap penyampaian informasi Perseroan yang material kepada pihak ketiga dan publik pada umumnya.

1) Pendelegasian Wewenang Direktur Utama

Direktur Utama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan dengan ketentuan semua tindakan Direktur Utama tersebut telah disetujui dalam rapat Direksi.22

20

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 7

21

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 19

22

(18)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 11

Jika Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun, maka Direksi akan diwakili oleh salah seorang Direktur yang ditunjuk secara tertulis oleh Direktur Utama,.23Dalam hal Direktur Utama tidak melakukan penunjukan, maka anggota Direksi yang terlama dalam jabatan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta melaksanakan tugas-tugas Direktur Utama.24

2) Anggota Direksi yang Tidak Berwenang Mewakili Perseroan

Anggota Direksi tidak berwenang mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan apabila:25

a) terjadi perkara di depan Pengadilan antara Perseroan dengan anggota Direksi yang bersangkutan;

b) anggota Direksi yang bersangkutan mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan;

c) anggota Direksi yang diberhentikan sementara waktu oleh Dewan Komisaris.

Dalam hal terdapat keadaan anggota Direksi tidak berwenang mewakili Perseroan, maka yang berhak mewakili Perseroan adalah :26

a) anggota Direksi lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan yang ditunjuk melalui rapat Direksi;

b) Dewan Komisaris dalam hal seluruh anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan;

c) pihak lain yang ditunjuk RUPS dalam hal seluruh anggota Direksi atau Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan.

23

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 20

24

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 21

25

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 99 Ayat 1

26

(19)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 12

Dalam hal seluruh anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan dan tidak ada satupun anggota Dewan Komisaris, maka Perseroan diwakili oleh pihak lain yang ditunjuk oleh RUPS.27

3) Pendelegasian Wewenang di antara Anggota Direksi

Dalam hal salah seorang anggota Direksi selain Direktur Utama berhalangan, maka anggota Direksi lainnya melalui rapat Direksi menunjuk salah seorang anggota Direksi untuk melaksanakan tugas-tugas anggota Direksi yang berhalangan tersebut.28

4) Pemberian Kuasa untuk Perbuatan Tertentu

Direksi untuk perbuatan tertentu atas tanggung jawabnya sendiri berhak mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasanya, dengan memberikan kepadanya atau mereka kekuasaan untuk perbuatan tertentu tersebut yang diatur dalam surat kuasa.29

5) Penyampaian Informasi Perseroan kepada Publik

Penyampaian informasi yang material kepada publik termasuk pernyataan yang memuat prediksi mengenai pendapatan, laba atau rugi, pengeluaran modal, dividen, struktur permodalan, dan pernyataan tentang rencana dan tujuan manajemen untuk kegiatan masa mendatang, serta kondisi keuangan di masa mendatang yang dipengaruhi oleh kegiatan Perseroan.

Direksi menetapkan tata tertib tentang informasi Perseroan sebagai berikut :30

a) anggota Direksi dilarang baik langsung maupun tidak langsung membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta yang material atau

27

Anggaran Dasar Pasal 13 Ayat 3

28

Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 12

29

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 25

30

(20)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 13

tidak mengungkapkan fakta yang material agar pernyataan yang dibuat tidak menyesatkan;

b) Anggota Direksi bertangggung jawab secara sendiri-sendiri maupun tanggung renteng atas kerugian pihak lain sebagai akibat pelanggaran terhadap ketentuan ini;

c) Anggota Direksi tidak dapat dimintakan pertanggungjawaban secara sendiri-sendiri maupun tanggung renteng atas ketentuan ini, bila anggota Direksi yang bersangkutan telah cukup berhati-hati dalam menentukan bahwa pernyataan tersebut adalah benar dan tidak menyesatkan.

b. Wewenang Melakukan Tindakan Mengenai Pengurusan dan Pemilikan serta Mengikat Perseroan dengan Pihak lain dan/atau Pihak Lain dengan Perseroan

1) Pelaksanaan Wewenang Direksi yang Harus Mendapat Persetujuan Tertulis Dewan Komisaris :31

a) Mengagunkan aktiva tetap untuk penarikan kredit jangka pendek. b) Mengadakan kerjasama dengan Badan Usaha atau pihak lain berupa

kerjasama lisensi, kontrak manajemen, menyewakan asset, kerja sama operasi (KSO), Bangun Guna Serah (Build Operate and

Transfer/BOT), Bangun Milik Serah (Build Own Transfer/BOwT),

Bangun Serah Guna (Build Transfer Operate/BTO) dan kerjasama lainnya dengan nilai atau jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).

c) Menerima atau memberikan pinjaman jangka menengah/panjang, kecuali pinjaman (utang atau piutang) yang timbul karena transaksi bisnis, dan pinjaman yang diberikan pada anak perusahaan perseroan

31

(21)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 14

dengan ketentuan pinjaman kepada anak perusahaan perseroan dilaporkan kepada Dewan Komisaris.

d) Menghapuskan dari pembukuan piutang macet dan persediaan barang mati.

e) Melepaskan aktiva tetap bergerak dengan umur ekonomis yang lazim berlaku dalam industri pada umumnya sampai dengan 5 (lima) tahun. f) Menetapkan struktur organisasi 1 (satu) tingkat di bawah Direksi.

Persetujuan tertulis dari Dewan Komisaris diberikan dengan ketentuan sebagai berikut:32

a) Persetujuan Dewan Komisaris atas rencana Direksi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan di atas diberikan setelah Direksi menyampaikan permohonan persetujuan usulan kegiatan kepada Dewan Komisaris yang disertai dokumen dan penjelasan secara lengkap;

b) Jika kelengkapan dokumen yang disertakan dalam permohonan Direksi tidak lengkap, maka dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja Dewan Komisaris harus membuat surat kepada Direksi untuk meminta melengkapi dokumen atau informasi yang harus dilengkapi oleh Direksi; dan

c) Dalam waktu 30 hari sejak diterimanya permohonan atau penjelasan dan dokumen secara lengkap dari Direksi, Dewan Komisaris harus memberikan keputusan33.

d) Apabila dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kerja sejak diterimanya permohonan atau penjelasan dan dokumen secara lengkap dari Direksi, Dewan Komisaris tidak memberikan keputusan, maka Dewan Komisaris dianggap menyetujui usulan Direksi.

32

Best Practice

33

(22)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 15 2) Pelaksanaan Wewenang Direksi yang Harus Mendapat Persetujuan dari

RUPS34

Direksi wajib meminta persetujuan RUPS untuk: a) Mengalihkan kekayaan Perseroan; atau

b) Menjadikan jaminan utang kekayaan Perseroan;

yang merupakan lebih dari 50% (lima puluh persen) jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam 1 (satu) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak. Transaksi ini adalah transaksi pengalihan kekayaan bersih Perseroan yang terjadi dalam jangka waktu 1 (satu) tahun buku.

3) Pelaksanaan Wewenang Direksi yang Harus Mendapat Persetujuan Tertulis Dewan Komisaris dan Persetujuan RUPS35

Direksi dapat melakukan perbuatan-perbuatan dibawah ini setelah mendapat tanggapan tertulis dari Dewan Komisaris dan persetujuan tertulis RUPS untuk tindakan-tindakan sebagai berikut:

a. Mengagunkan aktiva tetap untuk penarikan kredit jangka

menengah/panjang

b. Melakukan penyertaan modal pada perseroan lain

c. Mendirikan anak perusahaan dan/atau perusahaan patungan.

d. Melepaskan penyertaan modal pada anak perusahaan dan/atau perusahaan patungan.

e. Melakukan penggabungan, peleburan, pengambil alihan, pemisahan, dan pambubaran anak perusahaan dan/atau perusahaan patungan. f. Mengikat perseroan sebagai penjamin (borg atau avalist).

g. Mengadakan kerjasama dengan Badan Usaha atau pihak lain berupa kerjasama lisensi, kontrak manajemen, menyewakan aset, kerja sama operasi (KSO), Bangun Guna Serah (Build Operate and Transfer/BOT), Bangun Milik Serah (Build Own Transfer/BOwT), Bangun Serah Guna

34

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 14

35

(23)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 16

(Build Transfer Operate/BTO) dan kerjasama lainnya dengan nilai atau

jangka waktu melebihi penetapan Rapat Umum Pemegang Saham. h. Tidak menagih lagi piutang macet yang telah dihapusbukukan.

i. Melepaskan dan menghapuskan aktiva tetap perseroan, kecuali aktiva tetap bergerak dengan umur ekonomis yang lazim berlaku dalam industry pada umumnya sampai dengan 5 (lima) tahun.

j. Menetapkan blue print organisasi perseroan k. Menetapkan merubah logo perseroan

l. Melakukan tindakan-tindakan lain yang belum ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan.

m. Membentuk yayasan, organisasi, dan /atau perkumpulan baik yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan perseroan yang dapat berdampak bagi perseroan.

n. Pembebanan biaya perseroan yang bersifat tetap dan rutin untuk yayasan, organisasi dan/atau perkumpulan baik yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan perseroan.

o. Pengusulan wakil perseroan untuk menjadi calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris pada perusahaan patungan dan/atau anak perusahaan yang memberikan kontribusi signifikan kepada perseroan dan/atau bernilai strategis yang ditetapkan Rapat Umum Pemegang Saham.

Besarnya nilai kewenangan Pemegang Saham ditetapkan berdasarkan Keputusan RUPS. Rekomendasi tertulis dari Dewan Komisaris diberikan dengan ketentuan sebagai berikut:36

a) Rekomendasi tertulis Dewan Komisaris atas rencana untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan di atas diberikan setelah Direksi menyampaikan

36

(24)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 17

permohonan pemberian rekomendasi tertulis atas usulan kegiatan kepada Dewan Komisaris yang disertai dokumen dan penjelasan secara lengkap; b) Jika kelengkapan dokumen yang disertakan dalam permohonan Direksi tidak

lengkap, maka dalam waktu 5 (lima) hari kerja Dewan Komisaris harus membuat surat kepada Direksi untuk meminta melengkapi dokumen atau informasi yang harus dilengkapi oleh Direksi;

c) Setelah dokumen dinyatakan lengkap oleh Dewan Komisaris, maka Dewan Komisaris akan memeriksa dokumen yang telah disertakan untuk tanggapan tertulis tersebut oleh Direksi. Dalam hal Dewan Komisaris memerlukan tambahan dokumen dan/atau penjelasan, maka Dewan Komisaris dapat meminta Direksi untuk melengkapi dan/atau memberikan penjelasan; dan d) Apabila dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya

permohonan atau penjelasan dan dokumen secara lengkap dari Direksi, Dewan Komisaris tidak memberikan keputusan, maka Dewan Komisaris dianggap menyetujui permohonan Direksi.

C. KEWENANGAN DAN KEWAJIBAN DIREKSI

1. Kewenangan Direksi

Dalam menjalankan tugas pokoknya, Direksi berwenang untuk:37 a. Menetapkan kebijakan kepengurusan Perseroan.

b. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada seorang atau beberapa orang anggota Direksi untuk mengambil keputusan atas nama Direksi atau mewakili perseroan di dalam dan di luar pengadilan.

c. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada seorang atau beberapa orang pekerja perseroan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama atau kepada orang lain, untuk mewakili perseroan di dalam dan di luar pengadilan.

37

(25)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 18

d. Mengatur ketentuan-ketentuan tentang kepegawaian perseroan termasuk penetapan gaji, pensiunan, atau jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi pekerja perseroan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan ketentuan penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi pekerja yang melampaui kewajiban yang ditetapkan peraturan perundang-undangan, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Rapat Umum Pemegang Saham.

e. Mengangkat dan memberhentikan pekerja Perseroan berdasarkan peraturan kepegawaian Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

f. Mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Perseroan.

g. Melakukan segala tindakan dan perbuatan lainnya mengenai pengurusan maupun pemilikan kekayaan perseroan, mengikat perseroan dengan pihak lain dan/atau pihak lain dengan perseroan, serta mewakili perseroan di dalam maupun di luar pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian dengan pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, anggaran dasar dan/atau keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

2. Kewajiban Direksi

Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Direksi berkewajiban:38

a. Mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan Perseroan sesuai maksud dan tujuan serta kegiatan usahanya.

b. Menyiapkan pada waktunya Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), rencana kerja dan anggaran tahunan Perusahaan, dan perubahannya serta menyampaikannya kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham untuk mendapatkan pengesahan RUPS.

c. Memberikan penjelasan kepada RUPS mengenai RJP Perusahaan dan RKAP.

38

(26)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 19

d. Membuat Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah RUPS, dan Risalah Rapat Direksi.

e. Membuat Laporan Tahunan sebagai wujud pertanggungjawaban pengurusan perseroan, serta dokumen keuangan perseroan sebagaimana dimaksud dalam undang-undangan tentang dokumen perusahaan.

f. Menyusun laporan keuangan berdasarkan standar akuntansi keuangan dan menyerahkan kepada Kantor Akuntan Publik untuk diaudit.

g. Menyampaikan Laporan Tahunan termasuk Laporan Keuangan kepada RUPS untuk disetujui dan disahkan serta Laporan mengenai Hak-hak Perseroan yang tidak tercatat dalam pembukuan, antara lain sebagai akibat penghapus bukuan piutang.

h. Memberikan penjelasan kepada RUPS mengenai Laporan Tahunan.

i. Menyampaikan Neraca dan Laporan Laba Rugi yang telah disahkan oleh RUPS kepada Menteri yang membidangi Hukum dan Hak Asasi Manusia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

j. Menyampaikan laporan perubahan susunan Pemegang Saham, Direksi dan Dewan Komisaris kepada Menteri yang membidangi Hukum dan Hak Asasi Manusia.

k. Memelihara Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah Rapat RUPS, Risalah Rapat Dewan Komisaris dan Risalah Rapat Direksi, Laporan Tahunan dan Dokumen Keuangan Perseroan serta Dokumen Perseroan lainnya.

l. Menyimpan di tempat kedudukan : Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah Rapat RUPS, Risalah Rapat Dewan Komisaris dan Risalah Rapat Direksi, Laporan Tahunan dan Dokumen Keuangan Perseroan.

m. Menyusun sistem akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan berdasarkan prinsip-prinsip pengendalian intern, terutama fungsi pengurusan, pencatatan, penyimpanan dan pengawasan.

(27)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 20

n. Memberikan Laporan berkala menurut cara dan waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta laporan lainnya setiap kali diminta oleh Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham.

o. Menyiapkan susunan organisasi perseroan lengkap dengan perincian dan tugasnya.

p. Memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan atau yang diminta anggota Dewan Komisaris dan Para Pemegang Saham.

q. Menyusun dan menetapkan blue print organisasi perseroan.

r. Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar perseroan dan yang ditetapkan oleh RUPS berdasarkan peraturan perundang-undangan.

D. PEMBAGIAN TUGAS DAN WEWENANG ANGGOTA DIREKSI

Direksi bertugas secara kolegial, namun agar lebih efisien dan efektif dalam melaksanakan tugas, maka dilakukan pembagian tugas di antara anggota Direksi. Namun demikian, sekalipun telah dilakukan pembagian tugas, tanggung jawab atas pengurusan Perseroan secara keseluruhan tetap berada pada Direksi secara kolegial (board) sebagai organ Perseroan.

1. Penetapan Pembagian Tugas dan Wewenang Anggota Direksi

Pembagian tugas dan wewenang setiap Anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS. Dalam hal RUPS tidak menetapkan pembagian tugas dan wewenang tersebut, maka pembagian tugas dan wewenang di antara Direksi ditetapkan oleh Rapat Direksi.39

Dalam hal Direktur berhalangan tidak tetap, maka Direktur yang bersangkutan hanya dapat memberikan kuasa kepada Direktur lainnya terkait pelaksanaan

39

(28)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 21

tugas harian. Pemberian kuasa tersebut agar ditembuskan kepada Anggota Direksi lain.

2. Pembagian Tugas dan Wewenang dalam Penetapan Keputusan Direksi

Direksi menetapkan pembagian tugas dan wewenang dalam hal penetapan dan penandatanganan Keputusan Direksi dalam 2 (dua) kategori, sebagai berikut: a. Keputusan Direksi yang berkaitan dengan kegiatan Perseroan harus

ditandatangani oleh Direktur Utama atas nama Direksi.

b. Keputusan Direksi yang bersifat operasional dalam Direktorat masing-masing ditandatangani oleh Direktur terkait atas nama Direksi.

PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) dipimpin oleh seorang Direktur Utama dengan 5 (lima) orang Direktur, yaitu :

a. Direktur Usaha Penyeberangan b. Direktur Usaha Pelabuhan c. Direktur Tehnik

d. Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum e. Direktur Keuangan

Pembagian tugas masing-masing Direktur dapat dilihat pada Lampiran 1.

E. PELAKSANAAN TUGAS PENGURUSAN PERSEROAN OLEH DIREKSI

1. Penyusunan dan Penyampaian Rencana Jangka Panjang Perseroan (RJPP)40

RJPP merupakan rencana strategis yang memuat sasaran dan tujuan Perseroan yang hendak dicapai dalam jangka waktu 5 (lima) tahun.

Direksi wajib menyusun RJPP tepat pada waktunya dan menyampaikan rancangan RJPP kepada RUPS untuk disahkan.

40

(29)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 22 a. Susunan Materi RJPP41

Susunan materi RJPP mengikuti ketentuan penyusunan RJPP dari Kementrian Negara BUMN dan/atau berdasarkan RUPS, sekurang-kurangnya memuat : evaluasi pelaksanaan RJP sebelumnya, posisi Perusahaan saat menyusun RJPP, asumsi-asumsi yang dipakai dalam penyusunan RJPP, penetapan misi, sasaran, strategi, kebijakan dan program kerja RJPP.

b. Perubahan RJPP

Dalam hal perubahan RJPP perlu dilakukan, maka berlaku ketentuan sebagai berikut :

1) Perubahan RJPP hanya dapat dilakukan bila terdapat perubahan materiil yang berada di luar kendali Direksi.

2) Perubahan materiil tersebut adalah perubahan yang mengakibatkan terjadinya penyimpangan pencapaian lebih dari 20% (dua puluh persen). 3) Perubahan RJPP harus ditandatangani Direksi dan Dewan Komisaris

untuk selanjutnya disampaikan kepada RUPS untuk mendapatkan pengesahan.

4) Pengesahan perubahan RJPP ditetapkan selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari setelah diterimanya rancangan perubahan RJPP dalam RUPS. 5) Jika dalam waktu 60 (enam puluh) hari belum disahkan, maka rancangan

perubahan RJPP tersebut dianggap telah mendapat persetujuan.

2. Penyusunan dan Penyampaian Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan (RKAP)42

RKAP adalah penjabaran dari RJPP. Direksi wajib menyusun RKAP untuk setiap tahun buku yang selanjutnya disahkan dan ditetapkan oleh RUPS.

41

Kep MBUMN Nomor 102 Tahun 2002

42

(30)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 23

Bentuk dan materi RKAP mengacu pada ketentuan penyusunan RKAP dari Kementrian Negara BUMN dan/atau berdasarkan keputusan RUPS.

Pelaksanaan penyampaian RKAP diatur sebagai berikut :

a. Pengesahan RKAP tahun buku berikutnya diadakan selambat-lambatnya hari ke 30 (tiga puluh) bulan pertama setelah tahun buku dimulai.

b. Dalam hal RKAP harus disetujui RUPS, rancangan RKAP telah ditanda tangani semua anggota Direksi disampaikan ke Dewan Komisaris untuk ditelaah dan ditandatangani oleh Dewan Komisaris sebelum disampaikan kepada Pemegang Saham.

c. Rancangan RKAP yang telah ditanda tangani seluruh Direksi dan Dewan Komisaris disampaikan ke Pemegang saham selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari sebelum tahun buku RKAP yang bersangkutan untuk mendapat persetujuan RUPS.

d. Dokumen RKAP harus sudah disediakan di kantor Perseroan sejak tanggal panggilan sampai tanggal pelaksanaan RUPS

e. Dalam hal permohonan persetujuan RKAP belum meperoleh pengesahan sampai batas waktu 30 (tiga puluh) hari setelah tahun anggaran berjalan, maka RKAP tersebut dianggap sah untuk dilaksanakan sepanjang telah memenuhi ketentuan mengenai bentuk, isi dan tata cara penyusunan RKAP.

3. Penyusunan dan Penyampaian Laporan Manajemen

Direksi wajib menyampaikan laporan berkala menurut cara dan waktu sesuai ketentuan yang berlaku serta laporan lainnya setiap kali diminta oleh Pemegang Saham.

Laporan berkala tersebut adalah : Laporan Triwulanan, Laporan Semesteran, dan Laporan Tahunan atau Annual Report.

(31)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 24 a. Laporan Triwulanan dan Laporan Semesteran

Direksi harus menyampaikan Laporan Triwulanan kepada Dewan Komisaris dan Laporan Semesteran kepada Pemegang Saham selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah berakhirnya periode triwulanan dan semesteran. Laporan Triwulanan dan Laporan Semesteran ditandatangani semua anggota Direksi.

b. Laporan Tahunan (Annual Report)

Direksi wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Tahunan sebagai wujud pertanggungjawaban dalam pengurusan Perseroan.

Bentuk dan materi Laporan Tahunan mengacu pada Anggaran Dasar Perseroan dan mencakup pula Laporan Keuangan, yang disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan dan diserahkan kepada auditor eksternal yang ditunjuk RUPS untuk diaudit.

Penyampaian Laporan Tahunan kepada RUPS :

1) Rancangan Laporan tahunan, termasuk Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh akuntan Publik yang telah ditandatangani oleh seluruh anggota Direksi disampaikan kepada Dewan Komisaris untuk ditelaah dan ditandatangani sebelum disampaikan kepada Pemegang Saham, selambat-lambatnya 5 (lima) bulan setelah tahun buku berakhir.

2) Laporan Tahunan yang telah ditandatangani oleh seluruh anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris disampaikan Direksi kepada Pemegang Saham.

3) Laporan Tahunan harus disediakan di kantor Perseroan sejak tanggal panggilan RUPS sampai dengan tanggal pelaksanaan RUPS.

4) Persetujuan atas Laporan Tahunan termasuk pengesahan laporan keuangan oleh RUPS dilakukan paling lambat pada akhir bulan ke enam setelah tahun buku berakhir.

(32)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 25

5) Anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris yang tidak

menandatangani Laporan Tahunan, maka : anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan harus menyebutkan alasannya secara tertulis atau alasan tersebut dinyatakan dalam surat tersendiri yang dilekatkan dalam Laporan Tahunan.

6) Apabila anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris tersebut tidak menandatangani Laporan Tahunan dan tidak memberi alasan secara tertulis, maka yang bersangkutan dianggap telah menyetujui isi Laporan Tahunan.

F. PENGELOLAAN DOKUMEN PERSEROAN

1. Kebijakan Pengelolaan Dokumen Perseroan43

Direksi menetapkan kebijakan dalam pengelolaan Dokumen Perseroan, sesuai ketentuan UU tentang Dokumen Perusahaan, yang mencakup:

a. Klasifikasi dokumen Perseroan.

b. Pembuatan catatan dan penyimpanan dokumen Perseroan.

c. Ketentuan dan tata cara pengalihan bentuk dokumen (dari kertas ke bentuk mikrofilm atau media lainnya) dan legalisasinya.

d. Ketentuan dan tata cara pemindahan, penyerahan dan pemusnahan dokumen.

2. Dokumen Elektronik

Direksi menyusun kebijakan pengelolaan informasi dan/atau dokumen elektronik, serta memastikan kehandalan sistem elektronik di Perseroan dalam menunjang penyelenggaraan transaksi elektronik dan kegiatan Perseroan pada umumnya. Informasi elekronik dan/atau dokumen elektronik dan/atau hasil cetaknya adalah alat bukti hukum yang sah.

43

(33)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 26 3. Daftar Pemegang Saham

Daftar Pemegang saham wajib disediakan di tempat kedudukan Perseroan agar dapat dilihat oleh Pemegang Saham.

Daftar Pemegang Saham memuat : a. Nama dan alamat Pemegang Saham.

b. Jumlah, nomor dan tanggal perolehan saham yang dimiliki oleh Pemegang Saham, apabila dikeluarkan lebih dari satu klasifikasi saham.

c. Nama dan alamat perseorangan/badan hukum yang mempunyai hak gadai d. Keterangan penyetoran saham dalam betuk lain.

e. Catatan perubahan kepemilikan saham.

4. Daftar Khusus

Direksi wajib mengadakan dan menyimpan Daftar Khusus.

Daftar Khusus adalah daftar yang berisikan kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi beserta keluarganya, serta dicatat pula perubahan kepemilikan saham.

Pengelolaan Daftar Khusus didelegasikan kepada Sekretaris Perusahaan. Untuk pengelolaan Daftar Khusus Dewan Komisaris, Sekretaris Dewan Komisaris membantu Sekretaris Perusahaan dalam mendapatkan Daftar Khusus Dewan Komisaris.

5. Keterbukaan Informasi Publik

Direksi wajib menyediakan informasi publik yang meliputi :44

a. Nama dan tempat kedudukan, maksud dan tujuan serta jenis kegiatan usaha, jangka waktu pendirian dan permodalan.

b. Nama Pemegang Saham, anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris.

44

(34)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 27

c. Laporan Tahunan, Laporan Keuangan, Neraca dan Laporan Laba Rugi dan Laporan Tanggung Jawab Sosial Perseroan yang telah diaudit.

d. Hasil penilaian oleh akuntan publik, lembaga pemeringkat kredit dan lembaga pemeringkat lainnya.

e. Sistem dan alokasi dana remunerasi anggota Dewan Komisaris dan Direksi. f. Penetapan Direksi dan Dewan Komisaris.

g. Kasus Hukum yang berdasarkan Undang-Undang Terbuka sebagai informasi publik serta tuntutan hukum yang penting terhadap Perseroan dan/atau Direktur dan Dewan Komisaris.

h. Pedoman Tata Kelola Perusahaan (Code of Corporate Governance).

i. Penggabungan usaha, pembelian saham, peleburan usaha atau

pembentukan usaha patungan.

j. Perolehan atau kehilangan kontrak penting. k. Produk atau penemuan baru yang berarti. l. Perubahan penting dalam manajemen.

m. Perselisihan tenaga kerja yang relatif penting. n. Pengumuman penerbitan efek yang bersifat utang. o. Penggantian akuntan yang mengaudit.

p. Perubahan tahun fiskal Perseroan.

q. Kegiatan penugasan pemerintah dan/atau pelayanan umum atau subsidi. r. Mekanisme pengadaan barang dan jasa.

G. PENYELENGGARAAN RUPS

RUPS dalam Perseroan adalah :45 1. RUPS Tahunan, terdiri dari :

a. RUPS mengenai persetujuan laporan tahunan. b. RUPS mengenai persetujuan RKAP perusahaan.

45

(35)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 28

2. RUPS Luar Biasa, yaitu RUPS yang diadakan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan dan untuk kepentingan perseroan.

Direksi bertanggung jawab menyelenggaraan RUPS dengan memperhatikan : 1. RUPS dilaksanakan dengan memperhatikan seluruh ketentuan yang berlaku; 2. Perseroan wajib menyampaikan agenda RUPS kepada Pemegang Saham

selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum penyampaian undangan pelaksanaan RUPS atau selambat-lambatnya 21 (dua puluh satu) hari sebelum pelaksanaan RUPS.46

H. MANAJEMEN RISIKO

Direksi mengembangkan sistem manajemen risiko dan melaksanakannya secara konsisten pada pengelolaan proses bisnis Perseroan, dengan kewajiban melakukan pengkajian dan pengelolaan risiko usaha yaitu suatu proses untuk mengidentifikasi, menganalisis, menilai dan mengelola risiko usaha yang relevan dengan cara : 47 1. Identifikasi risiko, yaitu proses untuk mengenali peristiwa yang mungkin terjadi

dan apabila terjadi akan membawa dampak negative terhadap tujuan, strategi, sasaran dan atau rencana hasil kegiatan.

2. Pengukuran risiko, yaitu proses untuk mengukur besaran dampak, termasuk menetapkan kriteria dampak dan probabilitas dari hasil identifikasi risiko;

3. Penanganan risiko, yaitu proses untuk menetapkan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menangani risiko potensial

4. Pemantauan risiko, yaitu proses untuk melakukan pemantauan terhadap berbagai faktor yang diduga dapat mengarah kemunculan risiko

5. Evaluasi, yaitu proses kajian terhadap kecukupan keseluruhan aktivitas manajemen risiko yang dilakukan di dalam Perseroan

46

Best practice

47

(36)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 29

6. Pelaporan dan pengungkapan, yaitu proses untuk melaporkan sistem manajemen risiko yang dilaksanakan oleh Perseroan beserta pengungkapannya pada pihak-pihak yang terkait sesuai ketentuan yang berlaku.

I. SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL

Direksi harus menetapkan kebijakan tentang Sistem Pengendalian Internal yang efektif untuk menjamin keyakinan yang memadai atas kehandalan Laporan Keuangan, pengamanan terhadap aset, tercapainya efisiensi dan efektivitas operasional, dan mendorong dipatuhinya kebijakan dan peraturan Perseroan.48

Sistem pengendalian Internal mencakup hal-hal sebagai berikut: 1. Lingkungan pengendalian internal Perseroan.

2. Pengkajian dan pengelolaan risiko. 3. Aktivitas pengendalian.

4. Sistem informasi dan komunikasi. 5. Monitoring.

J. HUBUNGAN DENGAN STAKEHOLDERS

Direksi mengembangkan hubungan dengan stakeholders Perseroan berdasarkan prinsip-prinsip:49

1. Menghormati hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan atau perjanjian yang dibuat oleh Perseroan dengan stakeholders.

2. Memastikan Perseroan melakukan tanggungjawab sosialnya melalui Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan.

48

Per 01/2011 Pasal 26

49

(37)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 30

3. Memastikan bahwa aset-aset dan lokasi usaha serta fasilitas Perseroan lainnya memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku terkait dengan pelestarian lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja.

4. Dalam mempekerjakan, menetapkan besarnya gaji, memberikan pelatihan, menetapkan jenjang karir, serta menentukan persyaratan kerja lainnya untuk karyawan, Perseroan tidak melakukan diskriminasi karena latar belakang etnik seseorang, agama, jenis kelamin, usia, cacat tubuh yang dipunyai seseorang atau keadaan khusus lainnya yang dilindungi oleh peraturan perundang-undangan.

5. Menyediakan lingkungan kerja yang bebas dari segala bentuk tekanan.

K. RAPAT DIREKSI

Rapat Direksi adalah rapat yang diselenggarakan oleh Direksi.50 Keputusan-keputusan yang mengikat dapat juga ditetapkan tanpa diadakan rapat Direksi, sepanjang keputusan tersebut disetujui secara tertulis dan ditandatangani oleh seluruh anggota Direksi.

Direksi harus menetapkan tata tertib rapat Direksi.

1. Hal-Hal yang Diputuskan Melalui Rapat Direksi

Direksi menetapkan hal-hal yang memerlukan pengambilan keputusan melalui rapat Direksi sebagai berikut:

a. Tindakan-tindakan terkait dengan pelaksanaan wewenang Direksi sesuai Anggaran Dasar, yaitu:

1) Kewenangan yang memerlukan persetujuan Direksi;

2) Kewenangan yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris; 3) Kewenangan yang memerlukan persetujuan RUPS.

50

(38)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 31

b. Tindakan terkait pengadaan barang dan jasa. c. Tindakan strategis lainnya, dengan batasan:

1) bersifat strategis/signifikan mempengaruhi operasional Perseroan; 2) di luar rencana dalam RKAP;

3) bersifat mendesak;

4) menyangkut pegawai dalam jabatan strategis.

2. Jadwal Rapat

Rapat Direksi diadakan secara berkala, sekurang-kurangnya sekali dalam setiap bulan.51

Rapat Direksi dapat diadakan di luar jadwal rutin, jika dianggap perlu oleh: a. Seorang atau lebih anggota Direksi.

b. Permintaan tertulis Pemegang Saham yang memiliki jumlah saham terbesar, dengan menyebutkan hal-hal yang akan dibicarakan, bersifat segera dan strategis, dengan agenda hal-hal yang memerlukan pengambilan keputusan di tingkat Direksi.

3. Tempat Pelaksanaan Rapat

Rapat Direksi diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau di tempat kegiatan usaha Perseroan atau di tempat lain di wilayah Republik Indonesia yang ditetapkan Direksi.52

4. Penyelenggaraan Rapat Melalui Sarana Elektronik

Rapat Direksi dapat diselenggarakan melalui media telekonferensi, video konferensi, atau sarana elektronik lainnya yang memungkinkan semua peserta rapat Direksi saling melihat dan mendengar secara langsung serta berpartisipasi

51

Per MBUMN Nomor 01 Tahun 2011 Pasal 24

52

(39)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 32

dalam rapat. Rapat yang melalui sarana elektronik harus senantiasa direkam dan dibuatkan risalahnya agar menjadi dokumentasi berkekuatan hukum. 53

5. Panggilan Rapat

Panggilan rapat diatur sebagai berikut :

a. Panggilan rapat Direksi dilakukan secara tertulis oleh anggota Direksi yang berhak mewakili Perseroan dan disampaikan dalam jangka waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelum rapat diadakan atau dalam waktu yang lebih singkat jika dalam keadaan mendesak, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.54

b. Terhadap rapat Direksi yang bersifat rutin dan/atau bersifat segera, sehingga tidak dimungknkan adanya pemanggilan dalam jangka waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelum rapat, maka keputusan rapat yang dihasilkan harus disetujui secara tertulis dan ditandatangani oleh semua anggota Direksi.

c. Panggilan rapat dan penyelenggaraan rapat Direksi dapat didelegasikan kepada Sekretaris Perusahaan, kecuali diatur lain oleh rapat Direksi.

d. Undangan rapat Direksi harus mencantumkan acara, tanggal, waktu, tempat rapat, agenda rapat dan melampirkan materi rapat tersebut.55

e. Panggilan rapat Direksi dapat dilakukan melalui sarana elektronik (seperti SMS, email, dan sarana elektronik lainnya) agar pemberitahuan mengenai agenda rapat dapat lebih cepat disampaikan.

6. Agenda Rapat

a. Penetapan Agenda Rapat

Agenda rapat Direksi ditetapkan sebagai berikut :

1) Hanya anggota Direksi yang berhak mengajukan usulan agenda rapat;

53

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 77

54

Anggaran dasar Pasal 12 Ayat 6

55

(40)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 33

Usulan agenda rapat dapat diajukan selain Direksi, namun tetap harus mendapatkan persetujuan dari Direktur terkait.

2) Usulan agenda rapat dikumpulkan oleh Sekretaris Perusahaan untuk diverifikasi kecukupan syarat-syarat untuk diajukan sebagai agenda rapat. 3) Anggota Direksi, yang usulan agendanya ditetapkan sebagai agenda

rapat harus mempersiapkan materi yang memadai sesuai agenda yang diusulkannya.

b. Agenda Rapat Susulan 56

Apabila terdapat usulan penambahan agenda rapat pada saat rapat akan segera berlangsung, maka berlaku ketentuan sebagai berikut:

1) Usulan agenda rapat tersebut harus dilengkapi dengan materi yang memadai.

2) Agenda rapat susulan harus disetujui oleh seluruh anggota Direksi, baik yang hadir dalam rapat maupun yang tidak hadir dalam rapat. Anggota Direksi yang tidak hadir harus dihubungi untuk mendapatkan persetujuan atau penolakan atas agenda susulan tersebut.

3) Apabila anggota Direksi yang tidak hadir tidak dapat dihubungi dalam waktu yang wajar, maka persetujuan agenda susulan tersebut diserahkan pada keputusan peserta rapat.

7. Pimpinan Rapat

Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama. Dalam hal Direktur Utama berhalangan, maka rapat Direksi dipimpin oleh seorang anggota Direksi yang dipilih oleh dan dari anggota Direksi yang hadir dalam rapat. 57

56

Best Practice

57

(41)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 34 8. Kuorum Rapat

Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan-keputusan yang mengikat, apabila dihadiri oleh lebih dari ½ (satu per dua) jumlah anggota Direksi atau wakilnya.58

Seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam rapat hanya oleh anggota Direksi lainnya berdasarkan kuasa tertulis yang diberikan khusus untuk keperluan itu.

Seorang anggota Direksi hanya dapat mewakili seorang anggota Direksi lainnya.

Dalam hal anggota Direksi tidak hadir dalam rapat rutin, maka anggota Direksi tersebut dapat mewakilkannya kepada anggota Direksi lainnya dengan memberikan surat kuasa kehadiran, yang mencantumkan pernyataan persetujuan atau penolakan atas agenda rapat, dengan alasan-alasannya.

Anggota Direksi dapat turut serta dalam rapat Direksi yang diselenggarakan melalui media telekonferensi, video konferensi, atau sarana elektronik lainnya yang memungkinkan semua peserta rapat Direksi saling melihat dan mendengar secara langsung serta berpartisipasi dalam rapat, dan keikutsertaan tersebut menyatakan kehadiran yang bersangkutan dalam rapat Direksi tersebut.

9. Pengambilan Keputusan dalam Rapat

a. Keterlibatan dalam Proses Pengambilan Keputusan

Direksi wajib terlibat dalam proses pengambilan keputusan dalam rapat. Anggota Direksi yang tidak hadir pada saat pengambilan keputusan akan dilaksanakan harus dihubungi untuk segera kembali mengikuti proses rapat. Jika tidak berhasil dihubungi, maka anggota Direksi yang bersangkutan dianggap menyetujui keputusan rapat yang diambil.

58

(42)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 35 b. Pengambilan Keputusan

Keputusan rapat Direksi ditetapkan dengan musyawarah untuk mufakat, apabila tidak tercapai kesepakatan maka keputusan ditetapkan dengan suara terbanyak biasa, dengan ketentuan :59

1) Setiap anggota Direksi berhak untuk mengeluarkan 1 (satu) suara dan ditambah 1 (satu) suara untuk anggota Direksi yang diwakilinya.

2) Apabila suara setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka keputusan rapat adalah yang sesuai dengan pendapat pimpinan rapat dengan tetap memperhatikan ketentuan ketentuan mengenai pertanggungjawaban sebagai anggota Direksi.

3) Apabila terdapat usulan lebih dari dua alternatif dengan suara lebih dari ½ (satu per dua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan, maka dilakukan pemilihan ulang terhadap dua usulan yang memperoleh suara terbanyak sehingga salah satu usulan memperoleh lebih dari ½ (satu per dua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan;

4) Suara blanko (abstain) dianggap menyetujui usul yang diajukan dalam rapat dan bertanggungjawab atas hasil keputusan rapat.

5) Suara yang tidak sah dianggap tidak ada dan tidak dihitung dalam menetukan jumlah suara yang dikeluarkan dalam rapat.

6) Hasil keputusan rapat mengikat seluruh anggota Direksi, baik yang hadir dalam rapat maupun yang tidak hadir dalam rapat, dengan dasar pertimbangan bahwa Direksi bersifat kolegial dan seluruh anggota Direksi telah diberikan kesempatan untuk mengetahui hasil rapat.60

c. Perbedaan Pendapat (Dissenting Opinion)

Perbedaan pendapat (dissenting opinion) diatur sebagai berikut :

1) Perbedaan pendapat yang terjadi harus dimasukkan dalam keputusan rapat dan anggota Direksi yang berbeda pendapat harus mengungkapkan

59

Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 19-22

60

(43)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 36

alasan atas terjadinya perbedaan pendapat terhadap hasil keputusan tersebut;

2) Perbedaan pendapat tidak berarti memberikan hak kepada anggota Direksi yang bersangkutan untuk tidak melaksanakan hasil keputusan rapat. Meskipun terdapat perbedaan pendapat, namun seluruh anggota Direksi tetap berkewajiban untuk mengikuti dan melaksanakan keputusan rapat.

3) Direksi secara tanggung renteng bertanggung jawab penuh secara pribadi apabila terbukti bersalah atau lalai menjalankan tugasnya untuk kepentingan dan usaha Perseroan, kecuali bagi anggota Direksi yang melakukan perbedaan pendapat (dissenting opinion) dapat membuktikan bahwa ia telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut;

4) Perbedaan pendapat yang dicantumkan di dalam keputusan dan risalah rapat, dapat menjadi bukti bahwa anggota Direksi yang bersangkutan telah melakukan tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut dengan tidak menyetujui hasil keputusan rapat. Hal ini berarti anggota Direksi yang berbeda pendapat dapat terbebas dari tuntutan atas timbulnya atau berlanjutnya kerugian tersebut sebagai hasil pelaksanaan keputusan rapat.

d. Penandatanganan Hasil Keputusan

Hasil-hasil keputusan rapat disusun dalam lembar keputusan rapat oleh notulis rapat. Lembar keputusan rapat tersebut harus ditandatangani sekurang-kurangnya oleh Pimpinan rapat dan seluruh peserta rapat oleh peserta rapat yang hadir.

10. Risalah Rapat

Setiap rapat Direksi harus dibuatkan risalah rapat, yang ditandatangani pimpinan rapat dan seluruh peserta rapat yang hadir.

(44)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 37

Risalah rapat dibuat dan diadministrasikan oleh Sekretaris Perusahaan di tempat kedudukan Perseroan.

Setiap anggota Direksi berhak mendapatkan salinan risalah rapat, terlepas apakah anggota Direksi yang bersangkutan hadir atau tidak hadir dalam rapat tersebut.

Apabila diminta, salinan risalah rapat dapat disampaikan kepada Dewan Komisaris untuk diketahui dengan persetujuan Direktur Utama.

a. Materi Risalah Rapat

Risalah rapat harus menggambarkan jalannya rapat, meliputi: 1) Acara, tempat, tanggal, dan waktu diadakan rapat;

2) Daftar hadir dan salinan surat kuasa apabila ada; 3) Permasalahan yang dibahas;

4) Berbagai pendapat yang terdapat dalam rapat, khususnya dalam membahas permasalahan yang strategis atau materiil, termasuk yang mengemukakan pendapat;

5) Proses pengambilan keputusan;

6) Perbedaan pendapat (dissenting opinion), jika ada; 7) Keputusan yang ditetapkan.

8) Alasan ketidak-hadiran anggota Direksi, jika ada.

Risalah rapat harus dilampiri surat kuasa yang diberikan khusus oleh anggota Direksi yang tidak hadir kepada anggota Direksi lainnya, jika ada. Risalah rapat asli dari setiap rapat Direksi dijilid dalam kumpulan tahunan dan disimpan serta harus tersedia apabila diminta oleh setiap anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris, dengan persetujuan Direktur Utama

Jumlah rapat Direksi dan jumlah kehadiran masing-masing anggota Direksi dalam rapat harus dimuat dalam Laporan Tahunan Perseroan.

(45)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 38 b. Persetujuan Risalah Rapat

Ketentuan persetujuan atas risalah rapat diatur sebagai berikut:

1) Dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal pengiriman risalah rapat, setiap anggota Direksi yang hadir dan/atau diwakili dalam rapat Direksi harus menyampaikan persetujuan atau keberatannya dan/atau usul perbaikannya (bila ada) atas isi risalah rapat kepada pimpinan rapat;

2) Jika keberatan dan/atau usulan perbaikan atas risalah rapat tidak diterima dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada keberatan dan/atau perbaikan terhadap risalah rapat.

c. Risalah untuk Rapat Direksi yang Diadakan Melalui Sarana Elektronik

Setiap penyelenggaraan rapat Direksi mealui sarana elektronik harus dibuatkan risalah rapat yang disetujui dan ditandatangani oleh semua peserta rapat Direksi.

d. Dokumen Elektronik sebagai Media Risalah Rapat

Dokumen elektronik dapat dipakai sebagai bukti sah risalah rapat selain dari risalah rapat yang tertulis.

Kebijakan penggunaan dokumen elektronik sebagai dokumen Perseroan ditetapkan Direksi dengan memenuhi persyaratan minimum penyelenggaraan sistem elektronik di Perseroan sesuai ketentuan perundang-undangan tentang informasi dan transaksi elektronik.

L. PENILAIAN KINERJA DIREKSI

Evaluasi kinerja Direksi baik secara kolegial maupun individual dilaksanakan oleh Pemegang Saham setiap tahun dengan berpedoman pada pencapaian hasil kinerja Perseroan, yang meliputi :

(46)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 39

2. Capaian kinerja RKAP.

3. Terpenuhinya target dalam indikator pencapaian kinerja/KPI (Key Performance

Indicator) dalam Kontrak Manajemen.

4. Hasil capaian target dalam Laporan Manajemen/Tahunan. 5. Keberhasilan penanganan risiko usaha.

6. Pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance.

M. ORGAN PENDUKUNG DIREKSI

1. Satuan Pengawasan Intern

Merupakan unit yang melaksanakan tugas audit internal, berupa : a. Melaksanakan rencana audit internal.

b. Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian intern.

c. Melakukan pemeriksaan dan penilaian efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan/akuntansi, operasional/usaha, pemeliharaan, sumber daya manusia dan umum, teknologi informasi dan bidang lainnya kegiatan lainnya. d. Melakukan pemeriksaan kepatuhan terhadap ketentuan peraturan dan

perundang-undangan.

e. Memberikan saran perbaikan tentang kegiatan yang diaudit.

2. Sekretaris Perusahaan

Direksi mengangkat seorang Sekretaris Perusahaan dengan persetujuan Dewan Komisaris , yang memiliki tugas-tugas sebagai berikut:

a. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan fungsi penatausahaan dan penyimpanan dokumen Perseroan, termasuk tetapi tidak terbatas pada Daftar Khusus, Daftar Pemegang Saham, serta risalah rapat Direksi maupun RUPS.

b. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan fungsi hubungan masyarakat (public relation) dan hubungan investor (investor relation).

(47)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 40

c. Bekerjasama dengan fungsi yang menangani pelayanan hukum Perseroan. Memberikan masukan kepada Direksi terkait kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi Perseroan.

d. Melakukan pembinaan dan pengendalian tata kelola perusahaan.

e. Mengkoordinasikan Penyusunan Laporan Triwulanan /Semesteran dan Laporan Tahunan (Annual Report).

f. Sebagai penghubung antara Direksi dengan Dewan Komisaris dan RUPS. g. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Direktur Utama

(48)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 41

BAB III

DEWAN KOMISARIS

A. JABATAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS

Dewan Komisaris terdiri atas 1 (satu) orang anggota atau lebih. Apabila diangkat lebih dari 1 (satu) orang maka seorang diantaranya dapat diangkat sebagai Komisaris Utama.61

Komposisi Dewan Komisaris paling sedikit 20% merupakan anggota Dewan Komisaris Independen yang ditetapkan dalam keputusan pengangkatannya.62

Susunan, persyaratan, nominasi dan pengangkatan Anggota Dewan Komisaris ditetapkan oleh RUPS sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1. Masa Jabatan Anggota Dewan Komisaris

Masa jabatan Anggota Dewan Komisaris ditetapkan 5 (lima) tahun dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris dapat diberhentikan sewaktu-waktu. Setelah masa jabatannya berakhir Anggota Dewan Komisaris dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan oleh Rapat

Umum Pemegang Saham.63

Jabatan Anggota Dewan Komisaris berakhir apabila:64 a. Masa jabatan berakhir.

b. Mengundurkan diri.

61

Anggaran Dasar Pasal 14

62

Per MBUMN 01 Tahun 2011 Pasal 13 Ayat 1

63

Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat 12

64

(49)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 42

c. Tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai Anggota Dewan Komisaris, berdasarkan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan lainnya. d. Meninggal dunia.

e. Diberhentikan berdasarkan RUPS.

2. Rangkap Jabatan

Anggota Dewan Komisaris dilarang memangku jabatan rangkap sebagai : a. Anggota Direksi pada BUMN, BUMD, dan Badan Usaha Milik Swasta

b. Jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, pengurus partai politik dan/atau calon/anggota legislatif dan/atau kepala daerah/wakil kepala daerah; dan atau

c. Jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan.65

d. Anggota Dewan Komisaris hanya diperkenankan menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris pada 1 (satu) BUMN.66

3. Jabatan Anggota Dewan Komisaris yang Lowong

Apabila oleh suatu sebab jabatan Anggota Dewan Komisaris Lowong, maka dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak terjadi posisi jabatan yang lowong tersebut, harus diselenggarakan RUPS untuk mengangkat Anggota Dewan Komisaris baru.67

4. Keadaan Seluruh Jabatan Anggota Dewan Komisaris Lowong

Apabila oleh suatu sebab apapun Perseroan tidak mempunyai seorangpun Anggota Dewan Komisaris, maka dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah terjadi lowongan harus diselenggarakan RUPS untuk mengangkat Anggota Dewan Komisaris baru.68

65

Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat 32

66

Surat Wakil MBUMN Nomor 375 Tahun 2011

67

Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat 25

68

(50)

Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 43 5. Pemberhentian Anggota Dewan Komisaris Sewaktu-waktu oleh RUPS69

RUPS dapat memberhentikan jabatan Anggota Dewan Komisaris sewaktu-waktu dengan menyebutkan alasannya.

Keputusan pemberhentian sewaktu-waktu Anggota Dewan Komisaris oleh RUPS diambil setelah yang bersangkutan diberikan kesempatan membela diri dalam RUPS. Pemberian kesempatan untuk membela diri tidak disyaratkan sepanjang Anggota Dewan Komisaris yang diberhentikan sewaktu-waktu tersebut tidak berkeberatan atas pemberhentian tersebut. Dalam hal pemberhentian sewaktu-waktu Anggota Dewan Komisaris dilakukan dengan keputusan diluar forum RUPS, maka Anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan diberitahukan terlebih dahulu tentang rencana pemberhentian dan diberikan kesempatan untuk membela diri sebelum keputusan pemberhentian.

6. Pengunduran Diri Anggota Dewan Komisaris

Anggota Dewan Komisaris berhak mengundurkan diri dengan ketentuan sebagai berikut:70

a. Memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Pemegang Saham dengan tembusan kepada Dewan Komisaris dan Direksi sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya; dan

b. Anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan diri tersebut tetap dimintakan pertanggungjawabannya sejak pengangkatannya sampai tanggal penetapan pengunduran dirinya dalam RUPS berikutnya.

69

Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat 13

70

Referensi

Dokumen terkait

PT Cahaya Inti Solusindo menempati peringkat pertama sebagai supplier prioritas dengan nilai preferensi terbesar yaitu 209.51 dengan keunggulan pada kriteria

Rumus untuk mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan  bulat negatif adalah ..... Daerah yang diarsir menunjukkan

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa mayoritas responden (64%) mempunyai tingkat pengetahuan rendah tentang pengertian dan macam KB suntik, mayoritas responden

Penelitian ini akan membahas perencanaan kegiatan perawatan dengan menerapkan metode RCM (Reliability Centered Maintenance) II untuk penilaian risiko kegagalan fungsi yang

1) Telah dapat dibuat prototype integrasi data morbiditas pasien rawat jalan puskesmas, dengan simulasi pengiriman data menggunakan crontab. 2) Perancangan data

Model ini digunakan untuk menentukan program kebijakan peningkatan kinerja kebun kelapa sawit dari masing-masing kriteria yang mempunyai kinerja rendah. Untuk

Actor di dalam use case diagram adalah segala sesuatu yang membutuhkan interaksi dengan sistem untuk bertukar informasi.. Actors digambarkan dengan stick figures

Renstra PD ini memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Kecamatan Klapanunggal