NOTARIS
PROBO NURIASARI, SH.
Jalan Medokan Asri Utara V / MA III E Nomor 29 Surabaya Telpon (031) 70281799, 70251975
Fax. (031) 8792099
SK Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor: C – 1340.HT.03.01 – Tahun 2002 Tanggal 23 Oktober 2002
L E G A L I S A S I
SURAT PENGAKUAN HUTANG
Tanggal 11 Mei 2007Nomor 009/2007
Kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1. N a m a : Ir. I KETUT SANDHI M.Sc. Tempat, tanggal lahir : Singaraja, 29 Oktober 1933 Pekerjaan : Dosen
A l a m a t : Jalan Ketintang Baru II Nomor 4, RT. 003, RW. 002, Kelurahan Ketintang, Kecamatan Gayungan, Kota
Surabaya.
Nomor KTP : 72.02.1009.19506. N I K : 12.5605.291033.0001.
Dalam melakukan tindakan hukum ini telah mendapat pesetujuan dari isteri satu-
satunya dan sah yang bernama:
N a m a : IKUKO MIKAMI SANDHI Tempat, tanggal lahir : Tokyo, 17 Januari 1943 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
A l a m a t : Jalan Ketintang Baru II Nomor 4, RT. 003, RW. 002, Kelurahan Ketintang, Kecamatan Gayungan, Kota Surabaya.
N I K : 12.5605.570143.0001.
Demikian sebagaimana ternyata dalam Akta Kuasa dan Persetujuan untuk Menggadaikan tertanggal 26 April 2007, Nomor: 11, dibuat di hadapan SLAMET SOEPRATIKNO, SH., Notaris di Surabaya.
Untuk selanjutnya disebut sebagai ―DEBITUR‖.
II. N a m a : Ir. POERWADI DJOJONEGORO Tempat, tanggal lahir : Bandung, 23 Juni 1936
Pekerjaan : Pensiunan
Sawahan, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya. N I K : 12.5616.230636.0001.
Untuk selanjutnya disebut sebagai ―KREDITUR‖.
Para pihak terlebih dahulu menerangkan:
1. Bahwa untuk keperluan pribadinya, ―DEBITUR‖ telah mengajukan permohonan kepada ―KREDITUR‖ memperoleh pinjaman sejumlah dana; 2. Bahwa ―KREDITUR‖ telah menerima dan menyetujui permohonan
―DEBITUR‖ serta memberikan pinjaman kepada ―DEBITUR‖ sebesar Rp. 3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah);
3. Bahwa ―DEBITUR‖ menyatakan telah menerima dengan baik dari ―KREDITUR‖ uang tunai sebesar Rp. 3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah), sehingga untuk penerimaan uang tersebut maka ―DEBITUR‖ menyarankan surat ini berlaku pula sebagai tanda terima pembayaran / kwitansinya yang sah bagi ―KREDITUR‖.
Berkenaan dengan segala sesuatu yang diuraikan tersebut di atas, ―DEBITUR‖ dengan ini mengaku benar-benar dan dengan sah mempunyai hutang kepada ―KREDITUR‖ sebesar Rp. 3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah).
Selanjutnya para pihak menyatakan telah saling setuju dan sepakat untuk membuat dan melaksanakan Pengakuan Hutang ini dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
PASAL 1
Pinjaman tersebut di atas berlaku sejak tanggal 11 Mei 2007, diadakan untuk jangka waktu selama 6 (enam) bulan, sehingga dengan demikian akan berakhir dan dibayar
lunas oleh ―DEBITUR‖ kepada ―KREDITUR‖ selambat-lambatnya pada tanggal
11 November 2007.
PASAL 2
1) Atas pinjaman tersebut ―DEBITUR‖ menyatakan bersedia dan oleh karena itu mempunyai kewajiban untuk membayar kepada ―KREDITUR‖ bunga sebesar 2,67% (dua koma enam puluh tujuh persen) per bulan dihitung dari besarnya jumlah pinjaman atau sebesar Rp. 80.100.000,- (delapan puluh juta seratus ribu rupiah) yang akan ―DEBITUR‖ bayarkan kepada ―KREDITUR‖ setiap bulannya pada paling lambat tanggal 11 (sebelas); untuk pembayaran mana ―KREDITUR‖ akan memberikan tanda terima pembayaran yang sah bagi ―DEBITUR‖.
2) Apabila ―DEBITUR‖ terlambat membayar seluruh atau sebagian dari bunga kepada ―KREDITUR‖ secara tepat waktu pada tanggal 11 (sebelas) setiap bulannya, maka ―DEBITUR‖ bersedia untuk membayar denda untuk tiap-tiap hari keterlambatan sebesar 5 %o (lima per mil) dari nilai bunga yang belum terbayar tersebut, denda mana dapat ditagih oleh ―KREDITUR‖ dan akan ―DEBITUR‖ bayar seketika itu juga secara tunai.
3) Untuk menjamin pembayaran seluruh atau sebagian bunga berikut denda setiap bulannya, terhitung sejak Surat ini ditandatangani ―DEBITUR‖ memberikan ijin kepada ―KREDITUR‖ dan / atau Kuasanya yang ditunjuk untuk ikut serta dalam hal pengawasan dan pengelolaan HOTEL CEMARA berkedudukan di Jalan Ahmad Yani Nomor 66 Surabaya, yang merupakan salah satu sumber penghasilan ―DEBITUR‖.
PASAL 3
Pembayaran kembali pinjaman pokok akan dilakukan oleh ―DEBITUR‖ kepada ―KREDITUR‖ secara tunai pada setiap saat ―DEBITUR‖ mempunyai dana untuk
itu atau akan dibayar secara tunai sebesar Rp. 3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah) pada tanggal 11 November 2007, untuk pembayaran mana ―KREDITUR‖ akan memberikan tanda terima pembayaran yang sah bagi ―DEBITUR‖.
PASAL 4
1) Apabila ―DEBITUR‖ terlambat membayar pinjaman pokok kepada ―KREDITUR‖ secara tepat waktu pada tanggal 11 November 2007, maka ―DEBITUR‖ bersedia untuk membayar denda sebesar 1 %o (satu per mil) dari nilai pinjaman pokok atau sebesar Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah) untuk tiap-tiap hari keterlambatan, denda mana dapat ditagih oleh ―KREDITUR‖ dan akan ―DEBITUR‖ bayar seketika itu juga secara tunai.
2) Ketentuan mengenai denda tersebut hanya berlaku selama 30 (tiga puluh) hari, apabila setelah melewati batas waktu 30 (tiga puluh) hari ―DEBITUR‖ belum juga mampu melunasi hutang pokok kepada ―KREDITUR‖, maka selain ketentuan mengenai denda tersebut tetap berlaku, ―DEBITUR‖ akan mengijinkan ―KREDITUR‖ untuk menjual baik secara di bawah tangan ataupun secara lelang atas obyek jaminan yang akan disebutkan di bawah nanti.
PASAL 5
Menyimpang dari ketentuan dalam PASAL 1, PASAL 3, dan PASAL 4 surat ini, ―KREDITUR‖ berhak untuk seketika tanpa diperlukan somasi untuk mengakhiri, menagih seluruh pinjaman yang merupakan hutang ―DEBITUR‖ kepada ―KREDITUR‖, serta melakukan penjualan obyek jaminan yang akan disebutkan di bawah nanti apabila terjadi salah satu dan / atau hal-hal sebagai berikut:
a. Jika pernyataan, keterangan, atau dokumen yang ―DEBITUR‖ berikan sehubungan dengan perjanjian ini ternyata tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya;
b. Jika ―DEBITUR‖ meninggal dunia atau harta kekayaan ―DEBITUR‖ karena sebab apapun juga dilakukan sita penjualan atau sesuatu sita penjagaan (conservatoir) baik oleh Pengadilan atau oleh pihak lain.
c. Jika harta kekayaan ―DEBITUR‖ dan / atau apa yang dijadikan jaminan untuk hutang ini sedemikian rupa, sehingga menurut pertimbangan ―KREDITUR‖ tidak memberikan jaminan yang cukup guna pembayaran hutang ―DEBITUR‖.
d. Jika ―DEBITUR‖ melanggar salah satu atau lebih ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam akta ini;
e. Jika ―DEBITUR‖ dinyatakan pailit atau mengajukan Permohonan Penundaan Pembayaran Hutang (surseance van betaling);
f. Jika ―DEBITUR‖ ditaruh di bawah pengampuan (curatele) atau karena sebab apapun kehilangan hak untuk mengurus atau menguasai sendiri harta kekayaannya;
g. Jika diadakan peraturan perundang-undangan baru atau terjadi suatu perubahan dalam suatu peraturan perundang-undangan yang semata-mata menurut pendapat Pihak Kedua memberikan akibat bahwa ―DEBITUR‖ tidak dapat melaksanakan kewajiban-kewajiban yang timbul berdasarkan akta ini;
h. Jika terjadi sesuatu kejadian yang semata-mata menurut pendapat ―KREDITUR‖, ―DEBITUR‖ tidak dapat melaksanakan kewajiban-kewajiban berdasarkan akta ini.
i. Jika obyek yang dijaminkan untuk hutang ―DEBITUR‖ karena sebab apapun juga menjadi milik orang lain atau pihak lain, sehingga ―DEBITUR‖ tidak berhak dan berwenang lagi untuk memgurus dan / atau menguasai harta kekayaannya.
1) Untuk menjamin pembayaran kembali sebagaimana mestinya segala sesuatu yang harus dibayar oleh ―DEBITUR‖ kepada ―KREDITUR‖ berdasarkan surat ini termasuk semua perpanjangan dan perubahannya yang mungkin timbul di kemudian hari, baik yang berupa hutang pokok, bunga, dan denda-denda, maka ―DEBITUR‖ memberikan jaminan kepada ―KREDITUR‖:
1.1. Sebidang tanah Hak Guna Bangunan Nomor 67 / Kelurahan Ketintang, seluas 419 m2 (empat ratus sembilan belas meter persegi), sebagaimana diuraikan dalam Gambar Situasi tertanggal 2 Pebruari 1991, Nomor 604/S/1992, Sertifikat mana diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kotamadya Surabaya pada tanggal 7 Mei 1991 tertulis atas nama Insinyur I KETUT SANDHI, Master of Science, terletak di Propinsi Jawa Timur, Kota Surabaya, Kecamatan Wonocolo, Kelurahan Ketintang, setempat dikenal sebagai persil di Jalan Ketintang Baru II Nomor 4 Surabaya.
* Demikian dengan segala yang berdiri, tertanam dan melekat di atasnya, yang karena jenis dan ketentuannya menurut hukum dapat dianggap sebagai benda tetap.
1.2. Sebidang tanah Hak Guna Bangunan Nomor 76 / Kelurahan Ketintang, seluas 252 m2 (dua ratus lima puluh dua meter persegi), sebagaimana diuraikan dalam Gambar Situasi tertanggal 23 September 1992, Nomor 1596/S/1992, Sertifikat mana diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kotamadya Surabaya pada tanggal 4 Desember 1993, tertulis atas nama Insinyur I KETUT SANDHI, Master of Science, terletak di Propinsi Jawa Timur, Kota Surabaya, Kecamatan Wonocolo,
Kelurahan Ketintang, setempat dikenal sebagai persil di Jalan Ahmad Yani Nomor 66 Surabaya.
* Demikian dengan segala sesuatu yang berdiri, tertanam dan melekat di atasnya, yang karena jenis dan ketentuannya menurut hukum dapat dianggap sebagai benda tetap.
1.3. Sebidang tanah Hak Milik Nomor 1438 / Kelurahan Ketintang, seluas 308 m2 (tiga ratus delapan meter persegi), sebagaimana diuraikan dalam Gambar Situasi tertanggal 23 September 1992, Nomor 1597/S/1992, Sertifikat mana diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kotamadya Surabaya pada tanggal 4 Desember 1993, tertulis atas nama Insinyur I KETUT SANDHI, Master of Science, terletak di Propinsi Jawa Timur, Kota Surabaya, Kecamatan Wonocolo, Kelurahan Ketintang, setempat dikenal sebagai persil di Jalan Ketintang Baru II Nomor 2 Surabaya.
* Demikian dengan segala sesuatu yang berdiri, tertanam dan melekat di atasnya, yang karena jenis dan ketentuannya menurut hukum dapat dianggap sebagai benda tetap.
2) Sebagai bukti kesungguhannya dalam menyerahkan jaminan, bersama dengan ini pula ―DEBITUR‖ menyerahkan 3 (tiga) buku asli sertifikat tersebut kepada ―KREDITUR‖ untuk disimpan selama surat ini berlaku dan / atau hutang belum terbayar lunas.
PASAL 7
―DEBITUR‖ menjamin kepada ―KREDITUR‖, bahwa apa yang diserahkan adalah benar-benar miliknya, belum dijual, bebas dari sitaan, tidak sedang digadaikan atau dipertanggungkan dengan cara apapun juga kepada pihak lain kecuali kepada ―KREDITUR‖ dan karenanya membebaskan ―KREDITUR‖ dari tuntutan pihak lain yang menyatakan mempunyai hak terlebih dahulu atau turut mempunyai hak atas obyek jaminan tersebut.
PASAL 8
1) Manakala ―DEBITUR‖ ingkar janji (wanprestasi) untuk membayar pinjaman pokok berikut bunga dan denda sebagaimana diatur dalam PASAL 3 dan PASAL 4 surat ini, serta memperhatikan pula ketentuan PASAL 5 surat ini, dengan ini ―DEBITUR‖ menyatakan memberi kuasa kepada ―KREDITUR‖ untuk menawarkan obyek jaminan tersebut, baik secara di bawah tangan bersama-sama dengan ―DEBITUR‖ ataupun menawarkan secara lelang untuk mencari pembeli yang berminat atas jaminan tersebut, dan selanjutnya hasil penjualan dipergunakan untuk membayar hutang pokok, bunga, dan denda (yang mungkin ada) yang menjadi kewajiban ―DEBITUR‖.
* Untuk keperluan tersebut, ―DEBITUR‖ akan membuat suatu perjanjian dan / atau surat kuasa yang akan tertuang dalam suatu akta tersendiri yang mulai berlaku terhitung sejak berakhirnya masa pinjaman dan ―DEBITUR‖ terbukti belum dapat melunasi hutang.
3) Apabila dari hasil penjualan tersebut ada kelebihannya, maka ―KREDITUR‖ wajib mengembalikan 25% (dua puluh lima persen) dari hasil penjualan kepada ―DEBITUR‖ setelah dipotong segala biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan proses jual beli tersebut, termasuk biaya-biaya dan
tunggakan-tunggakan lain yang terkait dengan obyek jaminan yang harus telah terlunasi pada saat penandatanganan akta jual beli, namun sebaliknya apabila hasil penjualan tersebut tidak mencukupi jumlah hutang pokok berikut bunga dan denda (yang mungkin ada), maka ―DEBITUR‖ wajib melunasinya dengan cara lain yang dipandang baik oleh kedua belah pihak.
PASAL 9
Oleh karena telah ditetapkan suatu jangka waktu bagi ―DEBITUR‖ untuk melakukan sesuatu kewajiban dan apabila ―DEBITUR‖ lalai melakukan kewajiban-kewajiban tersebut, maka dengan lewatnya waktu yang bersangkutan saja telah cukup merupakan bukti yang nyata dari kelalaian ―DEBITUR‖, sehingga bukti dan / atau pernyataan dalam bentuk apapun juga tidak diperlukan lagi, dalam kejadian demikian, maka ―KREDITUR‖ berhak untuk memenuhi semua hak-hak yang timbul berdasarkan Surat Pengakuan Hutang ini.
PASAL 10
Selama ―DEBITUR‖ masih mempunyai kewajiban, baik berupa hutang pokok, bunga, dan denda (yang mungkin ada) kepada ―KREDITUR‖, maka ―DEBITUR‖:
a. Dilarang mengadakan perjanjian-perjanjian kredit dengan orang-orang lain, bank-bank lain, atau badan-badan lain, atau apapun namanya dengan mempergunakan obyek yang telah dijadikan jaminanuntuk hutang ini, serta dilarang menyewakan atau memindahtangankan dengan cara apapun juga obyek jaminan tersebut pada pihak lain, kecuali dengan ijin tertulis dari ‗KREDITUR‖, namun apabila selama perjantian ini berlaku ―DEBITUR‖ hendak mengalihkan kreditnya kepada pihak / bank lain dan manakala pengajuan kredit tersebut disetujui, maka ―KREDITUR‖ bersedia membantu untuk menemui Calon Kreditur Baru tersebut untuk menunjukkan 3 (tiga) asli sertifikat atas obyek jaminan / dimaksud.
b. Wajib mengasuransikan barang jaminan tersebut pada perusahaan asuransi kebakaran yang ditentukan oleh dan dengan syarat serta ketentuan yang dianggap baik oleh ―KREDITUR‖, sehingga selanjutnya dalam polis ―KREDITUR‖ ditunjuk sebagai yang berhak menerima segala pembayaran asuransi tersebut.
PASAL 11
Segala kuasa yang tersebut dalam akta ini adalah merupakan bagian terpenting dan yang tidak dapat dipisahkan dari surat ini dan karenanya selama ―DEBITUR‖ belum melunasi seluruh hutang kepada ―KREDITUR‖, maka kuasa-kuasa tersebut tidak dapat diakhiri dengan alasan apapun juga dan tidak akan berakhir karena sebab-sebab yang ditentukan dalam Pasal 1813 KUH Perdata Negara Republik Indonesia.
PASAL 12
1) Segala sesuatu yang belum diatur dalam surat ini akan dibicarakan lebih lanjut antara ―DEBITUR‖ dan ―KREDITUR‖ dalam suatu musyawarah untuk mufakat yang akan dituangkan dalam suatu perjanjian tersendiri yang tidak terpisahkan dengan surat ini.
2) Tentang surat ini dan segala akibatnya para pihak memilih tempat kedudukan hukum umum, tetap, dan tidak berubah pada Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Surabaya.
- Sebelum menandatangani Surat Pengakuan Hutang ini, Kreditur dengan ini menyatakan :
2. Apabila sebelum tanggal jatuh tempo Debitur terbukti mampu membayar lunas nilai hutang pokok berikut bunga dan denda yang timbul, maka setelah diadakan perhitungan dan pemberesan sebagaimana mestinya mengenai hutang pokok, bunga, dan denda (yang mungkin timbul), kreditur berjanji dan mengikat diri untuk mengembalikan 3 (tiga) buku asli sertipikat yang dikeluarkannya bukti hak atas obyek tersebut di atas bersamaan dengan dikeluarkannya bukti pelunasan diikuti dengan melakukan pembatalan di hadapan Notaris atau instansi yang berwenang atas perjanjian-perjanjian dan / atau surat-surat kuasa yang timbul sehubungan Surat Pengakuan Hutang ini dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal pelunasan oleh Debitur.
-- Demikian Surat Pengakuan Hutang ini ditandatangani di Surabaya, pada hari Jumat, tanggal 11 Mei 2007, oleh dan antara Debitur dan Kreditur, dibuat dalam rangkap 2 (dua). Masing-masing bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama bagi kedua belah pihak.
L E G A L I S A S I Nomor : 009/2007
--Yang bertanda tangan di bawah ini, saya PROBO NURIASARI, Sarjana Hukum. Notaris di Surabaya, telah membacakan dan menjelaskan isi surat Kepada :--- 1. Tuan Insinyur I KETUT SANDHI, Master Of Science, lahir di Singaraja, pada
tanggal 29-10-1933 ( duapuluh sembilan Oktober seribu sembilanratus tigapuluh tiga), Warga Negara Indonesia. Dosen, bertempat tinggal di Surabaya. Jalan Ketintang Baru 2/4. Rukun Tetangga (RT) 003, Rukun Warga (RW) 002, Kelurahan Ketintang, Kecamatan Gayungan. Demikian sebagaimana ternyata dalam Kartu Tanda Penduduk Republik Indonesia dengan Nomor Induk Kependudukan--- (NIK) : 12.5605.291033.0001.--- 2. Tuan Insinyur POERWADI DJOJONEGORO, lahir di Bandung, pada tanggal 23-06-1936 ( duapuluh tiga Juni seribu sembilanratus tigapuluh enam), Warga Negara Indonesia. Pensiunan, bertempat tinggal di Surabaya. Jalan Tidar Nomor 98. Rukun Tetangga (RT) 003, Rukun Warga (RW) 007, Kelurahan Sawahan, Kecamatan Sawahan. Demikian sebagaimana ternyata dalam Kartu Tanda Penduduk Republik Indonesia dengan Nomor Induk Kependudukan--- (NIK) : 12.5616.230636.0001.--- 3. Tuan ZAENAL ARIFIN, lahir di Surabaya, pada tanggal 29-11-1954 ( duapuluh
sembilan November seribu sembilanratus limapuluh empat), Warga Negara Indonesia. Swasta, bertempat tinggal di Surabaya. Jalan Rungkut Asri Utara 5/22. Rukun Tetangga (RT) 001, Rukun Warga (RW) 011, Kelurahan Kalirungkut, Kecamatan Rungkut. Demikian sebagaimana ternyata dalam Kartu Tanda Penduduk Republik Indonesia dengan Nomor Induk Kependudukan--- (NIK) : 12.5620.291154.0001.---
4. Tuan Insinyur BUDIARSO, lahir di Tanjung Pandan, pada tanggal 09-06-1950 ( sembilan Juni seribu sembilanratus limapuluh), Warga Negara Indonesia. Pegawai Swasta, bertempat tinggal di Sumenep. Jalan Komplek Perum Sekar Agung. Rukun Tetangga (RT) 01, Rukun Warga (RW) 04, Desa Ko, Kecamatan Kota Sumenep. Demikian sebagaimana ternyata dalam Kartu Tanda Penduduk Republik Indonesia dengan Nomor Induk Kependudukan--- (NIK) : 12.2907.090650.092351.--- -Untuk sementara waktu berada di Surabaya--- --Para Penghadap telah saya, Notaris kenal--- Kemudian Tuan Insinyur I KETUT SANDHI, Master Of Science, Tuan Insinyur POERWADI DJOJONEGORO, Tuan ZAENAL ARIFIN, dan Tuan Insinyur BUDIARSO tersebut membubuhkan tanda tangannya di hadapan saya, Notaris, pada hari ini Jumat, tangga 11-05-2007 (sebelas Mei duaribu tujuh).---
NOTARIS DI SURABAYA
Kreditur Debitur
(Ir. POERWADI DJOJONEGORO) (Ir. I KETUT SANDHI, M.Sc.)
Saksi-saksi
(BUDIARSO) (ZAENAL ARIFIN)
Surabaya, Tgl Setelah isi foto copy dicocokkan dengan yang asli/
copy turunan yang telah dilegalisasi, ternyata sama dan kebenaran menjadi tanggung jawab pemilik An. Panitera / Sekretaris Pengadilan Negeri Surabaya
Wakil Sekretaris
ABDUL HAMID,SH.MH PEMBINA
NOTARIS
MOCH. DIDIT ERVADHI, SH
SK. MENTERI KEHAKIMAN DAN HAK AZASI MANUSIA RI TANGGAL 4 NOPEMBER 2002 NOMOR: C-1655.HT.03.02 Th.2002
Jalan Pandugo Timur I A / 8-9, Telp. (031) 8792964, 8792974 Fax. (031) 8792964 Flexi (031) 70996805, HP. 0811308705
S U R A B A Y A
T U R U N A N A N
AKTA : PERJANJIAN PENGIKATAN JUAL BELI TANGGAL : 11 Mei 2007
NOMOR : - 6 -
PERJANJIAN PENGIKATAN JUAL BELI NOMOR: - 6 -
- Pada hari ini, Jumat, tanggal 11-05-2007 (sebelas Mei dua ribu tujuh), ---
Pukul 14.00-14.30 WIB (empat belas tepat sampai dengan empat belas lebih ---
tiga puluh menit Waktu Indonesia bagian Barat) ---
- Berhadapan dengan saya, MOHAMMAD DIDIT ERVADHI, Sarjana Hukum, ---
Notaris di Surabaya, dengan dihadiri oleh para saksi yang saya, Notaris ---
kenal dan yang nama-namanya akan disebut pada bagian akhir akta ini: ---
I. Tuan Insinyur I KETUT SANDHI, Master of Science, lahir di Singaraja, ---
pada tanggal 29-10-1933 (dua puluh sembilan Oktober seribu sembilan ---
ratus tiga puluh tiga), Warga Negara Indonesia, Dosen, bertempat tinggal di ---
Surabaya, Jalan Ketintang Baru 2/4, Rukun Tetangga (RT) 003, ---
Rukun Warga (RW) 002, Kelurahan Ketintang, Kecamatan Gayungan, ---
demikian sebagaimana ternyata dalam Kartu Tanda Penduduk ---
Warga Negara Indonesia Pemerintah Kotamadya Dati II Surabaya ---
yang berlaku seumur hidup Nomor: 78.02.1009.19506 dan dengan Nomor –---
Induk Kependudukan (NIK): 12.5605.291033.0001. ---
- Menurut keterangannya dalam melakukan tindakan hukum dalam akta ini: --
a. Bertindak untuk diri sendiri; ---
b. Telah mendapat persetujuan dari isterinya, yaitu ---
Nyonya IKUKO SANDHI, lahir di Tokyo, pada tanggal 17-01-1943 ---
(tujuh belas Januari seribu sembilan ratus empat puluh tiga), ---
Warga Negara Indonesia, Ibu Rumah Tangga, bertempat tinggal –---
sama dengan suaminya tersebut di atas, pemegang Kartu Tanda ---
Penduduk Indonesia dengan Nomor Induk Kependudukan ---
(NIK): 12.5606.570143.0001, demikian sebagaimana ternyata dalam ---
Akta KUASA dan PERSETUJUAN UNTUK MENJUAL tertanggal ---
30-04-2007 (tiga puluh April dua ribu tujuh), Nomor: 12, yang ---dibuat di hadapan SLAMET SOEPRATIKNO, Notaris di Surabaya. ---
- Salinan Akta Kuasa mana aslinya dilekatkan pada minuta akta ini. ----
Untuk selanjutnya disebut sebagai: ---
--- PIHAK PERTAMA ---
II. Tuan Insinyur POERWADI DJOJONEGORO, lahir di Bandung, pada ---
tanggal 23-06-1936 (dua puluh tiga Juni seribu sembilan ratus ---
tiga puluh enam), Warga Negara Indonesia, Pensiunan, bertempat ---
tinggal di Surabaya, Jalan Tidar Nomor 98, Rukun Tetangga (RT) 003, ---
Rukun Warga (RW) 007, Kelurahan Sawahan, Kecamatan Sawahan, ---
demikian sebagaimana ternyata dalam Kartu Tanda Penduduk Republik ---Indonesia dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK): 12.5616.230636.0001. ----
--- PIHAK KEDUA ---
- Para Penghadap telah saya, Notaris, kenal ---
- Para Penghadap terlebih dahulu menerangkan ---
- Bahwa Pihak Pertama adalah pemegang hak yang sah atas: ---
Sebidang tanah Hak Guna Bangunan Nomor 67 / Kelurahan Ketintang,--- seluas 419 M2 (empat ratus sembilan belas meter persegi), ---sebagaimana diuraikan dalam Gambar Situasi tertanggal 02-02-1991 ---(dua Februari seribu sembilan ratus sembilan puluh satu), --- Nomor: 604/S/1992, sertifikat mana diterbitkan oleh Kantor Pertanahan --Kotamadya Surabaya pada tanggal 07-05-1991 (tujuh Mei seribu ---sembilan ratus sembilan puluh satu), tertulis atas nama ---Insinyur I KETUT SANDHI, Master of Science, terletak di Propinsi ---Jawa Timur, kota Surabaya, Kecamatan Wonocolo, ---Kelurahan Ketintang setempat dikenal sebagai obyek di ---Jalan Ketintang Baru II / 4. ---
- Demikian dengan segala sesuatu yang berdiri, tertanam dan melekat ---
di atasnya, yang karena jenis dan ketentuannya menurut hukum ---
dapat dianggap sebagai benda tetap ---
- Untuk selanjutnya dalam akta ini disebut sebagai ―obyek‖ ---
- Bahwa Pihak Pertama ini bermaksud hendak menjual obyek sebagaimana ---tersebut di atas kepada Pihak Kedua dan Pihak Kedua bermaksud ---
membelinya dari Pihak Pertama;---
- Bahwa seluruh keadaan obyek telah diketahui oleh para pihak / penghadap ---
sehingga para pihak / penghadap menganggap tidak perlu lagi untuk ---menjelaskan lebih lanjut dalam akta ini. ---
- Lebih lanjut para penghadap menerangkan pula bahwa para pihak kini telah ---
mencapai kata sepakat, yaitu: ---
- Bahwa Pihak Pertama dengan ini mengikat diri untuk pada waktunya menjual ----
kepada Pihak Kedua, yang menerangkan dengan ini mengikat dirinya untuk ---
pada waktunya membeli dari Pihak Pertama, yaitu sebagaimana yang ---
diuraikan tersebut di atas. ---
- Bahwa Jual Beli menurut ketentuan hukum belum dapat dilaksanakan, karena ---
belum terpenuhinya persyaratan-persyaratan formal tentang sahnya jual beli, ----
maka dibuatlah Perjanjian Pengikatan Jual Beli ini. ---
- Akhirnya Para Penghadap menerangkan bahwa Perjanjian Pengikatan ---
Jual Beli obyek dimaksud di atas dilakukan dan diterima mangikat para pihak ----
dengan ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat sebagaimana tersebut ---
- di bawah ini: ---
--- PASAL 1 ---
- Pihak Pertama berjanji dan mengikat diri, apabila syarat-syarat formal untuk ---
sahnya jual beli telah terpenuhi, untuk menjual kepada Pihak Kedua, yang ---
berjanji dan mengikat diri untuk membeli dari Pihak Pertama: ---
Sebidang tanah Hak Guna Bangunan Nomor 67 / Kelurahan Ketintang,--- seluas 419 M2 (empat ratus sembilan belas meter persegi), ---sebagaimana diuraikan dalam Gambar Situasi tertanggal 02-02-1991 ---(dua Februari seribu sembilan ratus sembilan puluh satu), --- Nomor: 604/S/1992, sertifikat mana diterbitkan oleh Kantor Pertanahan --Kotamadya Surabaya pada tanggal 07-05-1991 (tujuh Mei seribu ---sembilan ratus sembilan puluh satu), tertulis atas nama ---Insinyur I KETUT SANDHI, Master of Science, terletak di Propinsi ---Jawa Timur, kota Surabaya, Kecamatan Wonocolo, ---Kelurahan Ketintang setempat dikenal sebagai obyek di ---Jalan Ketintang Baru II / 4. ---
- Demikian itu beserta segenap yang dibangun dan ditanam ---
di atas tanah itu, baik yang ada maupun yang didirikan. ---
- Pihak Pertama menjamin bahwa apa yang dijualbelikan tersebut benar-benar ----
adalah hak / miliknya; tidak dalam keadaan sengketa, bebas dari sitaan, ---
bebas dari pertanggungan hutang, tidak diberati dengan beban-beban lainnya ---
dalam bentuk apapun serta tidak dijanjikan untuk diberikan / dikuasai ---pihak lain. ---
--- PASAL 2 ---
- Perjanjian Pengikatan Jual Beli atas obyek ini dilakukan dan disetujui oleh ---para pihak dengan harga mengikat sebesar Rp. 1.250.000.000,00 (satu milyar ---duaratus lima puluh juta rupiah). ---
- Jumlah tersebut pada saat penandatanganan akta ini telah dibayar oleh ---Pihak Kedua kepada Pihak Pertama yang menerangkan dengan ini telah ---menerima dengan betul uang tunai sejumlah tersebut di atas. ---
- Untuk penerimaan uang mana akta ini berlaku pula sebagai tanda terima ---
pembayaran yang sah. ---
--- PASAL 3 ---
- Jual Beli menurut prosedur dan ketentuan hukum yang berlaku, akan dan ---wajib dilakukan di antara pihak-pihak, yaitu segera setelahnya terpenuhinya ---
persyaratan formal yang diperlukan untuk sahnya Jual Beli atas tanah ---dimaksud. ---
- Untuk lebih memberikan kepastian terealisasinya ketentuan ayat 1 di atas, ---
maka Pihak Pertama berjanji dan karenanya wajib / mengikat dirinya untuk ---
memberi bantuannya melengkapi, menandatangani segala surat yang perlu ---
hingga Jual Beli atas obyek dimaksud dapat sah terlaksana dan Pihak Kedua ----
selaku pembeli dapat mengusahakan balik nama dalam sertifikat tanah ---
tersebut, sebagai pemegang haknya yang sah. ---
--- PASAL 4 ---
- Sambil menunggu terlaksananya Jual Beli obyek dimaksud di atas dan ---setelah Pihak Kedua terbukti memenuhi kewajibannya tersebut pada ---Pasal 2, maka Pihak Pertama wajib menyerahkan tanah beserta segenap ---yang dibangun kemudian dan ditanam di atas tanah dimaksud di atas ---kepada Pihak Kedua. --- - Dan Pihak Kedua dengan ini menyatakan akan menerimanya dalam
---
keadaan seperti sekarang ini, yang keadaannya telah diketahui oleh Pihak --- Kedua, bebas dari sitaan, bebas dari pertanggungan hutang, tidak dalam ---
sengketa, tidak dalam keadaan disewakan, serta tidak diberati dengan ---
beban-beban lainnya, karenanya Pihak Pertama tidak akan menanggung ---
Pihak Kedua karena adanya cacat-cacat, baik yang tampak maupun yang ---
tak tampak perbedaan luas maupun perbedaan ukuran tanah. ---
- Selanjutnya Pihak Pertama berkewajiban memberikan jaminan terhadap ---
penyitaan atas tanah dimaksud serta para ahli warisnya tidak akan melakukan ---
gugatan dalam bentuk apapun juga. ---
--- PASAL 5 ---
- Pihak Pertama mengakui bahwa terhitung sejak tanggal dan hari terpenuhinya ---
kewajiban Pihak Kedua terhadap Pihak Pertama tersebut pada Pasal 2 di atas ---
maka satu-satunya pihak yang berhak penuh atas tanah beserta segenap ---yang dibangun di kemudian dan ditanam di atas tanah dimaksud di atas ---
adalah Pihak Kedua, dan hanya Pihak Kedualah yang mempunyai hak penuh ----
untuk melakukan penguasaan dan pengurusan atas tanah beserta segenap ---
yang dibangun kemudian dan ditanam di atas tanah dimaksud di atas. ---
--- PASAL 6 ---
- Perjanjian ini bersifat turun temurun yang wajib ditaati dan dipenuhi oleh ---
para ahli warisnya dari masing-masing pihak, demikian perjanjian dengan ---
akta ini tidak dapat berakhir karena salah satu pihak meninggal dunia. ---
--- PASAL 7 ---
- Segala beban pajak yang berhubungan dengan adanya peralihan Hak Atas ---
Tanah dan Bangunan yang mungkin timbul di kemudian hari, akan ditanggung ---
dan wajib dibayar oleh Pihak Kedua, yang dengan ini membebaskan Pihak ---
Pertama dari segala pembayaran-pembayaran tersebut. ---
- Pajak Bumi dan Bangunan yang dikenakan atas obyek dimaksud hingga ---
diserahkannya oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua, sepenuhnya menjadi –
beban yang wajib dibayar oleh Pihak Pertama. ---
--- PASAL 8 ---
- Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam akta ini akan ---
diselesaikan bersama oleh para pihak dalam satu musyawarah yang bersifat ---
damai. ---
- Biaya akta ini dan turunannya sepenuhnya menjadi beban yang wajib dibayar ----
oleh Pihak Pertama dan Pihak Kedua. ---
--- PASAL 9 ---
- Mengenai perjanjian ini dan segala akibatnya pihak-pihak memilih tempat ---
kedudukan umum yang tetap dan tidak berubah di Kantor Kepaniteraan ---
Pengadilan Negeri Surabaya. ---
- Sebelum menandatangani akta ini, para pihak terlebih dahulu menyatakan ---
dengan ini menjamin akan kebenaran identitas para pihak sesuai dengan ---
tanda pengenal yang disampaikan kepada saya, Notaris, dan bertanggung ---
jawab sepenuhnya atas hal tersebut dan selanjutnya para pihak juga ---
menyatakan telah mengerti dan memahami isi akta ini. ---
- --- DEMIKIANLAH AKTA INI ---
- Dibuat sebagai minuta dan diresmikan di Surabaya, pada hari tanggal --- sebagaimana tersebut pada bagian awal akta ini, dengan dihadiri oleh: ---
- Tuan EKO TJAHJONO, lahir di Surabaya, pada tanggal 31-05-1959 ---
(tiga puluh satu Mei seribu sembilan ratus lima puluh sembilan), Warga ---
Negara Indonesia, Swasta, bertempat tinggal di Surabaya, Jalan ---Kapasari Pedukuhan 9 / 3, Rukun Tetangga (RT) 004, Rukun Warga ---
(RW) 010, Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Simokerto, demikian ---
sebagaimana ternyata dalam Kartu Tanda Penduduk Republik Indonesia ---
dengan Nomor Identitas Kependudukan (NIK): 12.5614.310559.0001, dan ---
Tuan MUJIANTO, lahir di Lamongan, pada tanggal 17-06-1981 (tujuh ---
belas Juni seribu sembilan ratus delapan puluh satu), Warga Negara ---
Indonesia, Swasta, beralamat di Lamongan, Dusun Klubuk, Rukun ---
Tetangga (RT) 009, Rukun Warga (RW) 005, Desa Sumber Sari, ---
Kecamatan Sambeng, demikian sebagaimana ternyata dalam Kartu ---
Tanda Penduduk Republik Indonesia dengan Nomor Induk ---
Kependudukan (NIK): 12.0812.170681.0001. ---
Keduanya sebagai pegawai kantor Notaris sebagai saksi-saksi. ---
Setelah saya, Notaris, membacakan akta ini kepada Para Penghadap ---dan para saksi, maka segera Para Penghadap, para saksi dan saya, ---
Notaris, menandatangani akta ini. ---
- Dibuat dengan tanpa perubahan. ---
- Asli akta ini telah dimateraikan dengan secukupnya. ---
- DIBERIKAN SEBAGAI SALINAN YANG SAMA BUNYINYA --- NOTARIS DI SURABAYA ttd Materai 6000 (MOCHAMMAD DIDIT ERVADHI, SH.)
GUGATAN PERDATA
Kepada Yang Terhormat: Bapak KetuaPengadilan Negeri Jl. Arjuna Nomor 16-18
S U R A B A Y A
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini, perkenankan kami:
--- Drs. LUQMANUL HAKIM, SH, MH. --- --- FARIDATUL BAHIYAH, SH, MH. ---
Para Advokad & Konsultan Hukum LABH Al Banna berkantor di Jl. Veteran Nomor 55 C Telpon (0322) 315504 Lamongan 62211. Berdasarkan Surat Kuasa Khusus, tertanggal 14 Mei 2008, terlampir, adalah Para Kuasa, dengan ini siap bertindak untuk dan atas nama klien kami,: ---
1. Ir. I PUTU NGURAH SUTISNA, M.Si., Umur 41 tahun, Pekerjaan Swasta, Agama Hindu, Alamat Jalan Ketintang Baru IV B Nomor 26 Surabaya. Untuk selanjutnya disebut sebagai:
PENGGUGAT I. ---
2. Dr. JUTAKA KETUT SIDHARTA, Umur 38 tahun, Pekerjaan Dokter PNS, Agama Islam, Alamat Jalan Ketintang Baru IV B Nomor 26 Surabaya. Untuk selanjutnya disebut sebagai:
PENGGUGAT II. ---
Untuk selanjutnya PENGGUGAT I dan PENGGUGAT II,disebut sebagai: PARA PENGGUGAT. ---
Dengan ini mengajukan GUGATAN PERDATA kepada Bapak Ketua Pengadilan Negeri SURABAYA terhadap Saudara: ---
----1. Ir. POERWADI DJOJONEGORO, Alamat Jl. Tidar Nomor 98, RT 003, RW 007, Kelurahan Sawahan, Kecamatan Sawahan, Surabaya. Untuk selanjutnya disebut sebagai:
TERGUGAT I. ---
2. ISMOYO HARYANTO, Jl. Cempaka Putih Raya Nomor 34, RT 02, RW 04, Kelurahan Cempaka Putih Barat, Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Untuk selanjutnya disebut sebagai:
TERGUGAT II. ---
PARA TERGUGAT. ---
Dan terhadap:
MOCH. DIDIT ERVADHI, SH.,Notaris beralamat di Jl. Pandugo Timur I A Nomor 8-9, Surabaya.Untuk selanjutnya disebut sebagai:
TURUT TERGUGAT. ---
ADAPUN DASAR DIAJUKANNYA GUGATAN INI ADALAH SEBAGAI BERIKUT:
1. Bahwa di Surabaya telah hidup pasangan suami istri yang sah antara Ir. I KETUT SANDHI, M.Sc., dengan IKUKO MIKAMI SANDHI, sebagaimana bukti dalam surat keterangan nikah, tertanggal 16 Maret 1967 dari Kedutaan Besar RI di Tokyo, (vide: P. 1). Dan dalam perkawinannya melahirkan dua anak keturunannya bernama Ir. I PUTU NGURAH SUTISNA, M.Si., PENGGUGAT Idan Dr. JUTAKA KETUTSIDHARTA, PENGGUGAT II. (vide: P. 2).
---2. Bahwa IKUKO MIKAMI SANDHI, ibu kandung PARA PENGGUGAT yang berdomosili di Jl. Ketintang Baru II Nomor 4 Surabaya, (vide: P. 3), sudah cukup usia dan sedang mengalami sakit psikis, sebagaimana dalam surat keterangan dari Dinas Kesehatan Angkatan Laut, RUMKITAL, Dr. Ramelan, tertanggal 28 September 2007, (vide: P. 4), maka dalam gugatan ini, PARA PENGGUGAT selaku anak kandung, menjadi pengampu atas ibu
kandungnya, sebagaimana bukti adanya Penetapan Pengadilan Negeri Surabaya, Nomor 1057/Pdt.P/2007/PN.Sby., tertaggal 28 November 2007, (vide: P. 5). Dengan demikian PARA PENGGUGAT dapat dipandang sah sebagai Ahli Waris yang juga ikut mewakilinya. --
---3. Bahwa kemudian pada hari Sabtu tanggal 16 Juni 2007, Ir. I KETUT SANDHI, M.Sc, ayah PARA PENGGUGAT telah meninggal dunia, sebagaimana bukti Surat Keterangan Kematian yang dikeluarkan Camat Gayungan tertanggal 2 Juli 2007, (vide: P. 6). Dimana tiga hari kemudian, Selasa tanggal 19 Juni 2007, saat upacara Ngaben di Singaraja Bali,seseorang bernama SANTOSO WIDJOJO dan BUDIARSO datang dan bercerita kepada PARA PENGGUGAT bahwa Ir. I KETUT SANDHI, M.Sc, (almarhum), ayah PARA PENGGUGAT telah ada Ikatan Pinjam Meminjam berupa uang sebesar Rp. 3. 000. 000. 000,- (tiga milyar rupiah) kepada Ir. POERWADI DJOJONEGORO, TERGUGAT I.
---4. Bahwa selanjutnya pada hari yang sama, Selasa tanggal 19 Juni 2007, hadir pula seseorang bernama EKO TJAHJONO juga menyampaikan kabar serupa kepada PARA PENGGUGAT. Malahan, menurut EKO TJAHJONO, PARA PENGGUGAT diundang Notaris MOCH. DIDIT ERVADHI, SH., TURUT TERGUGAT, yang akan menjelaskan perihal pinjaman uang Ir. I KETUT SANDHI, M.Sc., (almarhum), ayah PARA PENGGUGAT kepada Ir. POERWADIDJIJONEGORO, TERGUGAT I. -
---5. Bahwa 10 hari kemudian, PARA PENGGUGAT datang dan menghadap kepada Notaris MOCH. DIDIT ERVADHI, SH., TURUT TERGUGAT, guna
konfirmasi terkait pinjaman uang ayah PARA PENGGUGAT kepada TERGUGAT I. Salah satu keterangan TURUT TERGUGAT kepada PARA PENGGUGAT adalah bahwa Ir. I KETUT SANDHI, M.Sc, (almarhum), mempunyai hutang kepada TERGUGAT I,uang sebesar Rp. 3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah), dengan jaminan 3 (tiga) sertifikat tanah. Bahkan TURUT TERGUGAT menceritakan jika ia diminta oleh BUDIARSO dan SANTOSO WIDJOJO, orang-orang dekat TERGUGAT I untuk segera membalikkan nama sertifikat-sertifikat tersebut dengan alasan Ir. IKETUT SANDHI, M.Sc., sudah meninggal dunia, namun dijawab oleh Notaris MOCH. DIDIT ERVADHI, SH., bahwa hal tersebut tidak dapat dilakukan karena ada Ahli Warisnya.
---6. Bahwa kemudian TERGUGAT I, Ir. POERWADI DJOJONEGORO, mengaku telah memberi pinjaman uang kepada Ir. I KETUT SANDHI, M.Sc., (almarhum), ayah PARA PENGGUGAT, yaitu uang sebesar Rp. 3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah), sebagaimana dalam Bukti Surat Tanda Terima dengan 3 (tiga) sertifikat tanah untuk disimpan sebagai jaminan pembayaran hutang oleh TERGUGAT I, (vide: P. 7). Adapun 3 (tiga) sertifikat tanah sebagai jaminan tersebut adalah sebagai berikut: ---
---a. Sebidang tanah Hak Guna Bangunan Nomor 67 / Kelurahan Ketintang, seluas 419 m2, sebagaimana diuraikan dalam Gambar Situasi tertanggal 2 Pebruari 1991, Nomor 604/S/1992, terletak di Kelurahan Ketintang Kecamatan Gayungan Kota Surabaya. ---
b. Sebidang tanah Hak Guna Bangunan Nomor 76 / Kelurahan Ketintang, seluas 252 m2, sebagaimana diuraikan dalam Gambar Situasi tertanggal 23 September 1992, Nomor 1596/S/1992, terletak di Kelurahan Ketintang Kecamatan Gayungan Kota Surabaya. ---
c. Sebidang tanah Hak Milik Nomor 1438 / Kelurahan Ketintang, seluas 308 m2, sebagaimana diuraikan dalam Gambar Situasi tertanggal 23 September 1992, Nomor 1597/S/1992, terletak di Kelurahan Ketintang Kecamatan Gayungan Kota Surabaya.
Ketiga bidang tanah tersebut (HGB Nomor 67, HGB Nomor 76 dan SHM Nomor 1438) terdapat sebuah bangunan yang berdiri di atasnya dan dikenal sebagai HOTEL CEMARA terletak di Jalan Ahmad Yani Nomor 66 Surabaya. Kesemuanya, tercatat atas nama Ir. I KETUT SANDHI M.Sc, ayah PARA PENGGUGAT, sebagaimana yang tertera dalam Pasal 1 Jo Pasal 6, Surat Pengakuan Hutang, dengan masa waktu pinjaman 6 (enam) bulan. Berlaku sejak tanggal 11 Mei 2007 dan berakhir tanggal 11 November 2007, sebagaimana dalam legalisasi oleh Notaris PROBO NURIASARI, SH., Nomor 009/2007 tertanggal 11 Mei 2007, (vide: P. 8). ---
7. Bahwa tampaknya sesudah ayah PARA PENGGUGAT meninggal, TERGUGAT I dengan berbagai cara telah berusaha hendak menguasai dengan cara menjual atau memindahtangankan kepada orang lain, hanya berdasar Surat Persetujuan dan Kuasa di bawah tangan antara Ir. I KETUT
SANDHI M.Sc., dengan IKUKO MIKAMI SANDHI, Ibu kandung PARA TERGUGAT yang telah dipalsu, dengan cap stempel oleh Notaris SLAMET SOEPRATIKNO, SH., (vide: P. 9), seolah ada tanda tangan persetujuan dari IKUKO MIKAMI SANDHI. Padahal Ibu kandung PARA PENGGUGAT tidak pernah tanda tangan persetujuan apalagi bertemu dan menghadap kepada Notaris. Bahwa terhadap tanda tangan palsu itu, kini telah PARA PENGGUGAT laporkan ke Polres Surabaya Timur, sebagaimana bukti dalam Surat Tanda Penerimaan Laporan Nomor Polisi: STPL/903/XII/2007/SPK, tertanggal 01 Desember 2007, (vide: P. 10). ---
8. Bahwa pada tanggal 11 Mei 2007, Ir. I KETUT SANDHI M.Sc., ayah PARA PENGGUGAT memberi kuasa kepada Ir. POERWADI DJOJONEGORO, TERGUGAT I, tentang pengurusan tanah seperti dalam HGB Nomor 67, HGB Nomor 76 dan SHM Nomor 1438 di hadapan Notaris MOCH. DIDIT ERVADHI, SH., TURUT TERGUGAT, sebagaimana bukti dalam Turunan Akta Kuasa, Nomor 3, 5 dan 7, (vide: P. 11). Namun pada hari yang sama pula telah ada Surat Pengakuan Hutang ayah PARA PENGGUGAT dengan TERGUGAT I, sebagaimana poin 6 tersebut di atas. Seharusnya, sesudah Ir. I KETUT SANDHI M.Sc meninggal dunia, tanggal 16 Juni 2007, maka segala urusan dan transaksi terkait TERGUGAT I, adalah dengan PARA PENGGUGAT sebagai Ahli Warisnya. ---
9. Bahwa terhadap Surat Kuasa Persetujuan di atas, secara yuridis sudah tidak dapat digunakan manakala Pemberi Kuasa sudah meninggal dunia. Dengan demikian transaksi jual beli yang dilakukan TERGUGAT I kepada TERGUGAT II, berdasarkan Akta Jual Beli oleh Notaris/PPAT MOCH. DIDIT ERVADHI, SH., TURUT TERGUGAT, Nomor 026/2007, 027/2007 dan
028/2007, tertanggal 21 September 2007, adalah cacat hukum, tidak sah dan batal demi hukum. Sebab Surat Kuasa tersebut menjadi gugur sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1813 KUH Perdata / BW, bahwa:
―Pemberian kuasa berakhir: dengan ditariknya kembali kuasanya dari si kuasa; dengan pemberitahuan penghentian kuasanya oleh si kuasa; dengan meninggalnya, pengampuannya, atau pailitnya si pemberi kuasa maupun si kuasa dengan perkawinannya si perempuan yang memberikan atau menerima kuasa‖. ---
10. Bahwa selanjutnya terhadap hutang-hutang atas pinjaman uang Ir. I KETUT SANDHI M.Sc., kepada TERGUGAT I, dimana saat ayah PARA PENGGUGAT masih hidup atau sesudah mulai pinjam uang sampai dengan bulan terakhir sebelum meninggal dunia, hampir setiap hari telah dibayarkan uang angsuran / cicilan bunga pinjamannya. Mulai tanggal 15 Mei 2007 sampai dengan tanggal 12 Juni 2007. Terhitung sudah Rp. 93.260.000,- (sembilan puluh tiga juta dua ratus enam puluh ribu rupiah) uang cicilan bunganya telah dibayarkan kepada TERGUGAT I, sebagaimana bukti adanya tanda terima oleh SANTOSO, (vide: P. 12). ---
11. Bahwa TERGUGAT I, kembali dengan berbagai macam cara telah berusaha hendak membaliknamakan 3 (tiga) sertifikat tanah yang sebagai jaminan tersebut ke nama ISMOYO HARYANTO, TERGUGAT II, berdasar Surat Kuasa yang tidak sah, cacat hukum dan batal demi hukum itu, adalah:
a. Sebidang tanah Hak Guna Bangunan Nomor 67 / Kelurahan Ketintang, seluas 419 m2, sebagaimana
diuraikan dalam Gambar Situasi tertanggal 2 Pebruari 1991, Nomor 604/S/1992, terletak di Kelurahan Ketintang Kecamatan Gayungan Kota Surabaya, atau dikenal sebagai persil di Jalan Ketintang Baru II Nomor 4 Surabaya. Sebagaimana dalam Akte Jual Beli Nomor 026/2007, tanggal 21 September 2007, pendaftaran BPN tanggal 04 Pebruari 2008. ---
b. Sebidang tanah Hak Guna Bangunan Nomor 76 / Kelurahan Ketintang, seluas 252 m2, sebagaimana diuraikan dalam Gambar Situasi tertanggal 23 September 1992, Nomor 1596/S/1992, terletak di Kelurahan Ketintang Kecamatan Gayungan Kota Surabaya, atau yang dikenal sebagai HOTEL CEMARA, di Jalan Ahmad Yani Nomor 66 Surabaya. Sebagaimana dalam Akte Jual Beli Nomor 027/2007, tanggal 21 September 2007, pendaftaran BPN tanggal 04 Pebruari 2008. ---
c. Sebidang tanah Hak Milik Nomor 1438 / Kelurahan Ketintang, seluas 308 m2, sebagaimana diuraikan dalam Gambar Situasi tertanggal 23 September 1992, Nomor 1597/S/1992, terletak di Kelurahan Ketintang Kecamatan Gayungan Kota Surabaya, atau yang dikenal sebagai persil di Jalan Ketintang Baru II / 2 Surabaya. Sebagaimana dalam Akte Jual Beli Nomor 028/2007, tanggal 21 September 2007, pendaftaran BPN tanggal 04 Pebruari 2008. ---
Dengan proses jual beli pada tanggal 21 September 2007, oleh Notaris MOCH. DIDIT ERVADHI, SH., TURUT TERGUGAT, sesudah ayah PARA PENGGUGAT meninggal dunia. Dengan demikian PARA TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum atas proses transaksi jual beli, hanya berdasar Surat Kuasa, padahal Pemberi Kuasa sudah meninggal dunia. Mestinya, terhadap proses transaksi jual beli dimaksud adalah proses transaksi yang tanpa alas hak dan cacat hukum atau setidaknya harus dinyatakan ―Batal demi Hukum‖. ---
12. Bahwa kemudian agar ada sebuah kepastian hukum, maka terhadap perkara ini mohon kepada Majelis Hakim Pemeriksa Perkara ini menghukum kepada PARA TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT untuk membayar Uang Paksa (dwangsoom) sebesar Rp. 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah) per hari, atas keterlambatan dalam memenuhi putusan ini. ---
13. Bahwa oleh karena Gugatan dari PARA PENGGUGAT ini didasarkan atas bukti-bukti yang sah, yang tidak dapat disangkal lagi kebenarannya oleh PARA TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT, maka putusan ini dapat dipandang memenuhi syarat hukum. Jika kemudian harus dunyatakan dapat dijalankan terlebih dahulu (lutvorbaar bij voorradd) meskipun ada Bantahan, Banding maupun Kasasi dari PARA TERGUGAT. ---
Berdasarkan Uraian dan Ulasan sebagaimana tersebut di atas, maka mohon kepada Bapak Ketua Pengadilan Negeri Surabaya untuk berkenan memanggil para pihak dan memutuskan hal-hal sebagai berikut: ---
DALAM POKOK PERKARA:
1. Mengabulkan seluruh Gugatan PARA PENGGUGAT. ---
2. Menyatakan PARA PENGGUGAT adalah para Ahli Waris yang Sah dari almarhum Ir. I KETUT SANDHI M.Sc., yang meninggal dunia tanggal 16 Juni 2007. ---
3. Menyatakan PARA TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT telah melakukan ―Perbuatan Melawan Hukum‖. ---
4. Menyatakan Sah atas Surat Pengakuan Hutang antara Ir. I KETUT SANDHI M.Sc., almarhum, dengan Ir. POERWADI DJOJONEGORO, sebagaimana dalam Legalisasi oleh Notaris PROBO NURIASARI, SH., Nomor 009/2007, tertanggal 11 Mei 2007. ---
5. Menyatakan Proses Transaksi atas terbitnya Akte Jual Beli yang dibuat oleh Notaris / PPAT MOCH. DIDIT ERVADHI, SH., TURUT TERGUGAT, adalah tidak sah, cacat hukum dan ―Batal demi
Hukum‖ atas 3 (tiga) sertifikat tanah yang kini telah berganti nama kepada TERGUGAT II, adalah sebagai berikut:
a. Sebidang tanah Hak Guna Bangunan Nomor 67 / Kelurahan Ketintang, seluas 419 m2, sebagaimana diuraikan dalam Gambar Situasi tertanggal 2 Pebruari 1991, Nomor 604/S/1992, terletak di Kelurahan Ketintang Kecamatan Gayungan Kota Surabaya. ---
b. Sebidang tanah Hak Guna Bangunan Nomor 76 / Kelurahan Ketintang, seluas 252 m2, sebagaimana diuraikan dalam Gambar Situasi tertanggal 23 September 1992, Nomor 1596/S/1992, terletak di Kelurahan Ketintang Kecamatan Gayungan Kota Surabaya. ---
c. Sebidang tanah Hak Milik Nomor 1438 / Kelurahan Ketintang, seluas 308 m2, sebagaimana diuraikan dalam Gambar Situasi tertanggal 23 September 1992, Nomor 1597/S/1992, terletak di Kelurahan Ketintang Kecamatan Gayungan Kota Surabaya. ---
6. Menghukum TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TURUT TERGUGAT, dan atau siapa saja yang mendapatkan hak daripadanya untuk menyerahkan ketiga sertifikat tanah tersebut pada poin 6 Gugatan Penggugat dalam keadaan baik dan tanpa
syarat apa pun kepada PARA PENGGUGAT, dan apabila perlu dengan bantuan alat Negara atau Polisi. ---
7. Menghukum TURUT TERGUGAT agar mematuhi isi Putusan ini. ---
8. Menghukum PARA TERGUGAT untuk membayar Uang Paksa (dwangsoom) sebesar Rp. 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah) per hari setiap lalai melaksanakan Putusan Pengadilan Negeri Surabaya. ---
9. Menyatakan bahwa Putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu (lutvorbaar bij voorradd) meskipun ada Bantahan, Banding maupun Kasasi dari PARA TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT. ---
10. Menghukum PARA TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT untuk membayar semua biaya yang timbul dalam perkara ini. ---
Dan, atau,
Apabila Pengadilan Negeri Surabaya berpendapat lain, mohon adanya Putusan
Lamongan, 05 Juni 2008 Hormat kami,
Kuasa Hukum Para Penggugat,
Drs. LUQMANUL HAKIM, SH.MH.
R E P L I K
Kepada Yang Terhormat
Majelis Hakim Pemeriksa Perkara Nomor: 340/Pdt.G/2008/PN.Sby Pengadilan Negeri Surabaya Jalan Arjuno Nomor 16-18 S U R A B A Y A
Dengan hormat,
Untuk dan atas nama klien kami:
1. Ir. I PUTU NGURAH SUTISNA, M.Si., Umur 41 tahun, Pekerjaan Swasta, Agama Hindu, Alamat Jalan Ketintang Baru IV B Nomor 26 Surabaya.
Untuk selanjutnya disebut sebagai:
PENGGUGAT I. ---
2. Dr. JUTAKA KETUT SIDHARTA, Umur 38 tahun, Pekerjaan Dokter PNS,
Agama Islam, Alamat Jalan Ketintang Baru IV B Nomor 26 Surabaya.
Untuk selanjutnya disebut sebagai:
PENGGUGAT II. ---
Untuk selanjutnya PENGGUGAT I dan PENGGUGAT II disebut sebagai: PARA PENGGUGAT. ---
Dengan ini memberikan REPLIK atas adanya jawaban:
1. Ir. POERWADI DJOJONEGORO, Alamat Jl. Tidar Nomor 98, RT 003, RW 007,
Kelurahan Sawahan, Kecamatan Sawahan, Surabaya. Untuk selanjutnya disebut sebagai:
TERGUGAT I. ---
2. ISMOYO HARYANTO, Jl. Cempaka Putih Raya Nomor 34, RT 02, RW 04, Kelurahan Cempaka Putih Barat, Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Untuk selanjutnya disebut sebagai:
TERGUGAT II. ---
Untuk selanjutnya TERGUGAT I dan TERGUGAT IIdisebut sebagai:
PARA TERGUGAT. ---
Dan terhadap:
* MOCH. DIDIT ERVADHI, SH., Notaris beralamat di Jl. Pandugo Timur I A Nomor 8-9, Surabaya.
TURUT TERGUGAT. ---
DALAM KONPENSI:
1. Bahwa pada prinsipnya PARA PENGGUGAT tetap berpendirian dan berpegang teguh pada GUGATAN tertanggal 6 Juni 2008 dan menolak dengan keras semua dalil-dalil dalam Jawaban PARA TERGUGAT terkecuali yang memang benar-benar telah diakui secara tegas oleh PARA PENGGUGAT.
2. Bahwa kemudian terhadap poin 2, 3 dan 4 dalam Jawaban PARA TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT, tampak sebuah dalil yang mencoba mengingkari dari fakta yang sebenarnya. Sebab pada dalil yang dikemukakan PARA PENGGUGAT sebagaimana dalam GUGATAN tertanggal 6 Juni 2008, adalah nyata-nyata sesuai dengan bukti yang ada. Karenanya terhadap fakta semacam ini akan PARA PENGGUGAT beberkan pada siding pembuktian yang akan datang.
3. Bahwa selanjutnya terhadap poin 5 dalam Jawaban PARA TERGUGAT ditolak dengan keras oleh PARA PENGGUGAT. Sebab PARA TERGUGAT nyata-nyata telah mengingkari dengan cara mengalihkan pokok perkara dari adanya Hutang Piutang menjadi Pengakuan Penjualan Secara Lepas adalah hal yang antara TERGUGAT I, Ir. POERWADI DJOJONEGORO, dengan Ir. I KETUT SANDHI, M.Sc., (almarhum), ayah PARA PENGGUGAT, yaitu pinjam uang sebesar Rp. 3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah), sebagaimana dalam Bukti Surat Tanda Terima dengan 3 (tiga) sertifikat tanah untuk disimpan sebagai jaminan pembayaran hutang oleh TERGUGAT I. Itu sebabnya terhadap dalil Jawaban PARA TERGUGAT mohon kiranya kepada Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini untuk menolak Jawaban PARA TERGUGAT.
4. Bahwa selanjutnya terhadap poin 6 dan 7 dalam Jawaban PARA TEGUGAT adalah sebuah dalil yang mengada-ada. Karena secara eksplisit dalam Pengakuan Hutang tersebut PARA TERGUGAT sepertinya hendak ingin menguasai obyek tanah yang menjadi jaminan guna dikuasai sebagai hak miliknya. Terbukti bahwa Ir. I KETUT SANDHI, M.Sc., (almarhum), ayah PARA PENGGUGAT hanya ―Memberi Kuasa‖ kepada Ir. POERWADI DJOJONEGORO, TERGUGAT I, tentang pengurusan tanah seperti dalam HGB Nomor 67, SHM Nomor 1438 dan HGB Nomor 76, di hadapan Notaris MOCH. DIDIT ERVADHI, SH., TURUT TERGUGAT dan bukan transaksi jual beli tanah. Itu sebabnya secara yuridis, jika Ir. I KETUT SANDHI, M.Sc., (almarhum), ayah PARA PENGGUGAT meninggal dunia, maka segala transaksi sepeninggalnya yaitu dengan para Ahli Warisnya yakni PARA PENGGUGAT. 5. Bahwa demikian juga terhadap poin 9 dalam Jawaban PARA TERGUGAT,
dengan ini disangkal dengan tegas oleh PARA PENGGUGAT. Sebab pada kenyataannya, terhadap Hutang Piutang tersebut memang terdapat bunga harian sebagaimana yang tertera dalam PASAL 1 Jo PASAL 6, Surat Pengakuan Hutang dengan masa waktu pinjaman 6 (enam) bulan. Berlaku sejak tanggal 11 Mei 2007 dan berakhir tanggal 11 November 2007, sebagaimana dalam LEGALISASI oleh Notaris PROBO NURIASARI, SH., (isteri TURUT TERGUGAT: MOCH. DIDIT ERVADHI, SH.), sebagaimana yang tertuang dalam Nomor 009/2007 tertanggal 11 Mei 2007. Karena itu itikat baik Ir. I KETUT SANDHI, M.Sc., (almarhum), ayah PARA PENGGUGAT adalah berkewajiban untuk membayar bunga dan bukan sebagai uang pemasukan HOTEL CEMARA yang diberikan kepada Ir. POERWADI DJOJONEGORO, TERGUGAT I.
Bahwa berdasarkan Uraian dan Alasan sebagaimana tersebut di atas, maka mohon kepada Majelis Hakim Pemeriksa Perkara ini untuk berkenan memutuskan hal-hal sebagai berikut:
DALAM KONPENSI
1. Menolak semua Jawaban PARA TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT. 2. Mengabulkan seluruh GUGATAN PARA PENGGUGAT.
3. Menghukum PARA TERGUGAT untuk membayar semua biaya yang timbul dalam perkara ini.
DALAM REKONPENSI
1. Bahwa pada dasarnya Para Penggugat Rekonpensi menolak dengan keras semua dalil - dalil yang terurai dalam Konpensi maupun Rekonpensi yang diajukan oleh Para Penggugat Rekonpensi, kecuali yang memang benar- benar diakui secara tegas oleh Para Tergugat Rekonpensi.
2. Bahwa Para Tergugat Rekonpensi menolak dan menyangkal dengan tegas semua dalil-dalil yang dikemukakan Para Penggugat Rekonpensi dalam point 1, 2 dan 3 yang menyatakan bahwa tanah dan bangunan seperti dalam HGB Nomor 67, HGB Nomor 76 dan SHM Nomor 1438, dikatakan sebagai Hak Milik Penggugat Rekonpensi / ISMOYO HARYANTO dengan alasan karena ada Akta Jual Beli Nomor 026, 027 dan 028 tertanggal 21 September 2007. Sebab, justru Akta Jual Beli inilah yang menjadi sumber perkara yang dilakukan oleh Notaris / PPAT MOCH. DIDIT ERVADHI, SH., yang akan kita uji kebenarannya dalam proses dan prosedur cara-cara proses peralihan haknya di Pengadilan Negeri Surabaya karena memang telah nyata-nyata cacat hukum. Sebab, dari Pengakuan Hutang yang dibuat antara Ir. I KETUT SANDHI, M.Sc., (almarhum), ayah Para Tergugat Rekonpensi dengan Ir. POERWADI
DJOJONEGORO adalah murni masalah Hutang Piutang berikut bunga prosentasenya. Sedangkan Ir. I KETUT SANDHI, M.Sc., pada tanggal 16 Juni 2007 sudah meninggal dunia. Sehingga proses jual beli sesudah ayah Para Tergugat Rekonpensi meninggal dunia, maka proses peralihannya Akta Jual Beli dimaksud secara hukum harus dengan Ahli Warisnya, yaitu Para Tergugat Rekonpensi. Karenanya terhadap dalil Para Penggugat Rekonpensi yang demikian itu kiranya mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini untuk ―Menolak‖ atau setidaknya menyatakan Gugatan Para Penggugat Rekonpensi ―Tidak Dapat Diterima‖ (niet onvankelijk verklaard).
3. Bahwa tidaklah benar jika Para Tergugat Rekonpensi datang ke HOTEL CEMARA dengan membawa banyak orang untuk menguasai HOTEL CEMARA, sebagaimana dalil-dalil pada point 4 dalam Gugatan Para Penggugat Rekonpensi. Sebab Tergugat Rekonpensi I, Ir. I PUTU NGURAH SUTISNA, M.SI., selain sebagai Ahli Warisnya juga sebagai salah satu Pemegang Saham PT. PAYUNG MAS yang berhak dan berwenang mengelola HOTEL CEMARA dengan segala aktifitas operasionalnya, seperti yang termaktub dalam Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT. PAYUNG MAS, Nomor 44. Karenanya pengakuan Para Penggugat Rekonpensi yang membeli obyek tanah sengketa tersebut tertanggal 21 September 2007 berdasar Surat Kuasa sesudah meninggalnya ayah Para Tergugat Rekonpensi adalah nyata-nyata ―Tidak Sah dan Cacat Hukum‖. Sebab, Surat Kuasa tersebut menjadi gugur, sebagaimana yang dimaksud dalam PASAL 1813 KUH PERDATA / BW, bahwa:
―Pemberian kuasa berakhir: dengan ditariknya kembali kuasanya si kuasa; dengan pemberitahuan penghentian kuasanya oleh si kuasa; dengan meninggalnya, pengampuannya, atau pailitnya si pemberi kuasa maupun si kuasa dengan perkawinannya si perempuan yang memberikan atau menerima kuasa‖.
4. Bahwa kemudian agar supaya Majelis Hakim Pemeriksa Perkara ini tidak mudah terkecoh dengan dalil-dalil Gugatan Para Penggugat Rekonpensi seperti yang tertuang dalam point 6 dan 7, dalam Gugatan Rekonpensinya, dimana seolah- olah percaya begitu benarnya. Padahal jika dicermati, ternyata sebuah dalil dalam sebuah gugatan yang salah dan cenderung mengada-ada. Itu sebabnya, pernyataan Para Penggugat Rekonpensi terkait pendapatan uang rata-rata sebesar Rp. 132.165.000,- (seratus tiga puluh dua juta seratus enam puluh lima ribu rupiah) adalah sebuah perhitungan yang mengada-ada. Itu pun, sesungguhnya tidak sebesar nilai yang dibuat rata-rata oleh Para Penggugat Rekonpensi, akan tetapi memang terdapat pemasukan uang sebagai jasa, namun hal itu sebagai biaya operasional HOTEL CEMARA yang dikelola oleh Para Tergugat Rekonpensi sebagai Ahli Waris yang sah.
5. Bahwa selanjutnya khusus terhadap point 8 dalam dalil-dalil Gugatan Para Penggugat Rekonpensi, secara tegas Para Tergugat Rekonpensi menolak dan menyangkalnya dengan keras. Sebab, relevansi dan obyek yang menjadi pokok perkaranya adalah tidak jelas dan kabur, lebih-lebih terkait rumah yang menjadi permohonan sitaan adalah rumah milik orang lain dan sebagian lainnya lagi masih menjadi sengketa perdata yang kini masih dalam proses Kasasi di Mahkamah Agung. Karena itu, tampaknya Para Penggugat Rekonpensi ternyata tidaklah cermat dan menguasai permasalahan yang menjadi obyek pokok perkara dengan dijadikannya rumah milik orang lain yang hendak dimintakan
sebagai Sita Jaminan.
Adapun rumah yang dimintakan Para Penggugat Rekonpensi sebagai sita jaminan tersebut adalah:
* Tanah Pekarangan yang di atasnya berdiri sebuah rumah terletak di Jalan Ketintang Baru II Nomor 08, Kelurahan Ketintang, Kecamatan Gayungan, Kota Surabaya, masih dalam dalam proses Kasasi di Mahkamah Agung RI, karena ada sengketa hak
kepemilikan antara Ir. I KETUT SANDHI, M.Sc., dengan Saudara BAMBANG.
* Sedangkan Tanah Pekarangan yang terletak di Jalan Ketintang Baru IV Nomor 26, Kelurahan Ketintang, Kecamatan Gayungan, Kota Surabaya, bukan milik dan atas nama Ir. I KETUT SANDHI, M.Sc., akan tetapi milik keluarga EDY RUSLI.
* Kemudian Tanah Pekarangan Kosong yang terletak di Jalan Ketintang Baru II Nomor 16, Kelurahan Ketintang, Kecamatan Gayungan, Kota Surabaya, masih dalam proses Kasasi di Mahkamah Agung RI, karena ada sengketa hak kepemilikan antara Ir. I KETUT SANDHI, M.Sc., dengan Saudara BAMBANG.
* Dan Tanah Pekarangan yang terletak di Jalan Ketintang Baru IV Nomor 02, Kelurahan Ketintang, Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya, bukan Hak Milik Ir. I KETUT SANDHI, M.Sc., akan tetapi milik Saudara NARTO.
Oleh karena adanya dalil-dalil permohonan yang tidak jelas dan kabur (obscure libel) tersebut, mohon kiranya kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan memutuskan perkara ini untuk menyatakan:
―Menolak Gugatan Para Penggugat Rekonpensi‖ atau setidaknya menyatakan:
―Gugatan Para Penggugat Rekonpensi tidak dapat diterima (niet onvankelijk verklaard).
Bahwa berdasarkan Uraian dan Ulasan sebagaimana tersebut di atas, maka mohon kepada Majelis Hakim Pemeriksa Perkara ini untuk berkenan memutuskan hal-hal sebagai berikut:
2. Menghukum Para Penggugat Rekonpensi untuk membayar semua biaya yang timbul dalam perkara ini.
Dan, atau,
Apabila Pengadilan Negeri Surabaya berpendapat lain, mohon adanya Putusan yang seadil-adilnya menurut hukum (ex aequa et bono).
Lamongan, 21 Agustus 2008
Hormat kami,
Kuasa Hukum Para Penggugat,
Drs. LUQMANUL HAKIM, SH. MH.
DUPLIK DALAM PERKARA PERDATA No.3240/Pdt.G/2008/PN.Sby
Antara
Ir. POERWADI DJOJONEGORO. . . .. . . .. . . . . . . . . ..Sebagai Tergugat I
Ir. ISMOYO HARYANTO. . . .. .. . . . .. . . .. . .. . . . . .. . . .. .. . . . Sebagai Tergugat II
MOCH. DIDIT ERVANDHI. . . . .. . . . . . Sebagai Turut Tergugat
Melawan
I PUTU NGURAH SUTISNA, dkk. . . . . . Sebagai Penggugat
Kepada Yth,
Bapak Ketua dan Anggota Majelis Hakim Pengadilan Negeri Surabaya
Yang memeriksa dan mengadili Perkara Perdata No.310/Pdt.G/2008/PN.Sby Di
Surabaya Dengan hormat,
Setelah mempelajari dan menganalisa secara seksama materi Replik yang diajukan oleh para Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi di depan persidangan pada hari kamis tanggal 21 Agustus 2008, maka perkenankan kami atas nama Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi dengan ini mengajukan Duplik atas Replik Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi sebagaimana dikemukakan berikut ini :
DALAM KONVENSI.
1. Bahwa Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi tetap pada dalil-dalil sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi, kecuali hal-hal yang diakui secara tegas.
2. Bahwa apa yang dikemukakan oleh Penggugat Konvensi dalam Repliknya point 2 yang pada dasarnya menilai kalau para Tergugat dan Turut Tergugat telah mengingkari fakta sebenarnya adalah dalil yang sama sekali tidak benar sebab sdr. Santoso dan Budiarso saat itu ketemu para Penggugat Konvensi dan tidak menceritakan mengenai pinjam meminjam uang antara I Ketut Sandhi dengan Poerwadi Djojonegoro dan Turut Tergugat juga tidak pernah menyuruh orang untuk segera membalik namakan Sertipikat dengan alasan I Ketut Sandhi sudah meninggal. Sehingga dalil dari para Penggugat tersebut sudah sepantasnya ditolak atau setidaknya dikesampingkan.
3. Bahwa begitupun dengan jawaban point 3 yang dikemukakan oleh para Penggugat Konvensi melalui kuasanya haruslah dinyatakan ditolak atau setidaknya dikesampingkan mengingat dalam perkara ini sudah sangat jelas dan terang kalau tanah dan bangunan yang terletak di jalan A. Yani No.66 dengan Sertipikat Hak Guna Bangunan No. 76 seluas 252 m², tanah dan bangunan yang terletak di jalan Ketintang Baru II/4 seluas 419 m² dengan Sertipikat Hak Guna Bangunan No. 67 serta tanah dan bangunan yang terletak di jalan Ketintang Baru II/2 seluas 308 m² dengan Sertipikat Hak Milik No. 1438 Kelurahan Ketintang Kecamatan Wonocolo Kota Surabaya tersebut telah dijual lepas oleh Ir. I Ketut Sandhi kepada Ir. Poerwadi Djojonegoro pada tanggal 11 Mei 2007 di hadapan Notaris/PPAT Didit Ervandi, SH. 4. Bahwa di dalam transaksi Perjanjian jual beli tertanggal 11 Mei 2007 tersebut
dilakukan sewaktu I Ketut Sandhi/ orang tua Penggugat masih hidup dan dalam keadaan sehat baik jasmani maupun rohani dan sudah mendapat persetujuan dari istrinya yaitu Ikuko Sandhi dan di dalam Pengikatan Jual Beli tersebut dengan sangat jelas dan terang berbunyi kalau harga ke tiga obyek tanah dan bangunan tersebut yang keseluruhan disepakati dijual dengan harga Rp.3.000.000.000 (tiga milyar rupiah).
5. Bahwa di dalam Pasal 6 dari bunyi Pengikatan Jual Beli tersebut menjelaskan bahwa Perjanjian ini bersifat turun menurun yang wajib ditaati dan dipenuhi oleh para ahli waris dari masing-masing pihak dan Perjanjian dengan akta ini tidak dapat berakhir karena salah satu pihak meninggal dunia.
6. Bahwa di dalam Kuasapun dengan sangat jelas menyebutkan kalau Kuasa tersebut merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Perjanjian Pengikatan Jual Beli yang tanpa adanya kuasa-kuasa tesebut maka Perjanjian Pengikatan Jual Beli tidak akan dibuat dan kuasa tersebut tidak dapat berakhir karena sebab apapun karena diberikan dengan melepaskan peraturan-peraturan yang terdapat dalam Undang-Undang yang mengatur
segala dasar dan sebab yang dapat mengakhiri sesuatu oleh para ahli waris dari masing-masing hak dan tidak dapat berakhir karena salah satu pihak meninggal dunia.
7. Bahwa kesepakatan maupun Perjanjian yang telah dibuat oleh kedua belah pihak dalam hal ini Ir. I Ketut Sandhi sebagai Penjual dengan Ir. Poerwadi Djojonegoro sebagai Pembeli yang dilakukan di hadapan Pejabat yang berwenang dalam hal ini di hadapan Notaris/Pejabat Pembuat Akta Tanah merupakan Undang-Undang bagi kedua belah Pihak yang Wajib ditaati dan dipenuhi.
DALAM REKONVENSI.
1. Bahwa pertama-tama Penggugat Rekonvensi dengan ini menyatakan tetap pada Jawabannya semula dalam Gugatan Rekonvensi serta menolak denga keras-kerasnya segala dalil-dalil dan dalih yang dikemukakan oleh Tergugat Rekonvensi/Penggugat Konvensi baik dalam Gugatannya maupun dalam Repliknya a quo kecuali yang kebenarannya diakui secara tegas oleh Penggugat Rekonvensi/Tergugat Konvensi.
2. Bahwa segala sesuatu yang telah dikemukakan dalam bagian Konvensi mohon dianggap pula dalam bagian Rekonvensi ini.
3. Bahwa apa yang telah dikemukakan oleh Tergugat Rekonvensi/Penggugat Konvensi yang menyatakan kalau peralihan Hak adalah cacat hukum haruslah ditolak mengingat di dalam peralihan Hak tersebut sudah sesuai prosedur hukum yang berlaku dimana sudah sangat jelas kalau di dalam melakukan Perjanjian Pengikatan Jual Beli pada tanggal 11 Mei 2007 Ir. I Ketut Sandhi/orang tua Tergugat Rekonvensi/Penggugat Konvensi masih hidup dan dalam keadaan sehat baik jasmani maupun rohani dan sudah mendapat persetujuan dari istrinya yaitu IKUKO SANDHI.
4. Bahwa di dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli antara I Ketut Sandhi dengan Ir. Poerwadi Djojonegoro juga sudah sangat jelas kalau Ir. I Ketut Sandhi
telah menjual lepas tanah dan bangunan miliknya kepada Ir. Poerwadi Djojonegoro dengan harga yang telah disepakati untuk ketiga obyek tanah dan bangunan tersebut yang terletak di jalan A. Yani No.66 dengan Sertipikat Hak Guna Bangunan No. 76 seluas 252 m², tanah dan bangunan yang terletak di jalan Ketintang Baru II/4 seluas 419 m² dengan Sertipikat Hak Guna Bangunan No. 67 serta tanah dan bangunan yang terletak di jalan Ketintang Baru II/2 seluas 308 m² dengan Sertipikat Hak Milik No. 1438 Kelurahan Ketintang Kecamatan Wonocolo Kota Surabaya sebesar
Rp.3.000.000.000 (tiga milyar rupiah) dan harga tersebut telah dibayar oleh Penggugat Rekonvensi/Ir. Poerwadi Djojonegoro.
5. Bahwa kemudian pada tanggal 21 September 2007 ketiga tanah dan bangunan tersebut diatas dijual oleh Ir. Poerwadi Djojonegoro kepada Ir. Ismoyo Haryanto di hadapan Notaris/PPAT Didit Ervandhi, SH. dengan Akta Jual Beli No.026, 027 dan 028 kemudian untuk ketiga Sertipikat tersebut diajukan ke Badan Pertanahan Kota Surabaya untuk di balik namakan atas nama Ir. Ismoyo Haryanto/Pembeli.
6. Bahwa dalil Tergugat Rekonvensi/Penggugat Konvensi haruslah ditolak mengingat dalam kenyataannya kelau ketiga tanah dan bangunan tersebut diatas telah dijual oleh Ir. I Ketut Sandhi keada Ir. Poerwadi Djojonegoro dengan persetujuan istrinya yaitu Ikuko Sandhi dan dilakukan semasa Ir. I Ketut Sandhi masih hidup dan dalam keadaan sehat dan jual beli tersebut telah terjadi dimana pembayaran untuk ketiga obyek tanah dan bangunan tersebut yang dikenal dengan Hotel Cemara telah dibayar lunas oleh Pembeli/Penggugat Rekonvensi yaitu Ir. Poerwadi Djojonegoro.
7. Bahwa di dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli pada tanggal 11 Mei 2007 antara Ir. I Ketut Sandhi /orang tua Tergugat Rekonvensi/Penggugat Konvensi dengan Ir. Poerwadi Djojonegoro dilakukan di hadapan