i
KARAKTERISTIK POMPA FLUIDYN ENERGI TERMAL
DENGAN PIPA OSILASI 1/2”
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Mesin
Diajukan Oleh:
YUSTINUS TRISMARYANTO
NIM : 065214052
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
ii
WITH 1/2” OSCILLATION PIPE
FINAL PROJECT
Presented as Partial Fulfillment of the Requirement To Obtain the Sarjana Teknik Degree In Mechanical Engineering Study Program
By :
YUSTINUS TRISMARYANTO
NIM : 065214052
MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Dengan ini kami menyatakan bahwa dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat karya yang pernah dibuat dan belum pernah diajukan di perguruan tinggi manapun. Kami dapat mempertanggung jawabkan bahwa Tugas Akhir ini merupakan hasil karya yang otentik serta sepanjang pengetahuan kami juga tidak terdapat karya yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, 23 Juni 2011
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Yustinus Trismaryanto
Nomor Mahasiswa : 065214052
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah dengan judul :
KARAKTERISTIK POMPA FLUIDYN ENERGI TERMAL DENGAN PIPA OSILASI 1/2”
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 23 Juni 2011 Yang menyatakan
vii
Air merupakan kebutuhan sangat penting bagi kehidupan manusia, Air selama ini digunakan untuk mandi, memasak, pengairan sawah, serta masih banyak lainnya. tetapi tempat sumber mata air lebih rendah dari tempat pemakaiannya sehingga diperlukan pompa untuk mengalirkannya. Pada umumnya pompa air digerakkan oleh energi listrik tetapi masih banyak daerah tidak bisa menikmati jaringan listrik. Alternatif lain yang dapat digunakan sebagai penggerak pompa air adalah energi termal,tetapi unjuk kerja pompa air energi termal di indonesia belum banyak sehingga masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memanfaatkannya secara optimal. Adapun tujuan yang ingin dicapai, yaitu dapat mengetahui daya dan efsiensi pompa air energi termal jenis fluidyn.
Adapun alat penelitian terdiri dari: bak air, selang, tabung pendingin, karet, kran, evaporator, pipa osilasi, pipa fluidyn, pipa tembaga, rangka. Pada penelitian ini ada beberapa variasi antara lain; bukaan keran 00, 22,50 dan 450 dengan pendingin air dan pendingin udara. Variabel yang diukur dalam penelitian ini: temperatur (T), panjang langkah (i), frekuensi (waktu dalam 10 kali osilasi), kenaikan temperatur sepirtus (∆T) untuk pengukuran daya spirtus. Hasil dari penelitian ini : daya pompa (Wp) maksimum yang dihasilkan 0,10 W dan efisiensi pompa (η pompa
Kata kunci : pompa, fluidyn, daya, efisiensi
viii
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas segala berkah dan anugerah-Nya, sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan. Tugas akhir ini merupakan salah satu persyaratan untuk mencapai derajat sarjana S-1 program studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma.
Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Karakteristik Pompa
Fluidyn Energi Termal Dengan Pipa Osilasi 1/2” ini karena adanya bantuan dan
kerjasama dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Yosef Agung Cahyanta, S.T., M.T. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Budi Sugiharto S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin.
3. Bapak Ir. FA. Rusdi Sambada, M.T. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang telah mendampingi dan memberikan bimbingan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
4. Bapa
5. Seluruh staf pengajar Jurusan Teknik Mesin yang telah memberikan materi selama kuliah di Universitas Sanata Dharma.
ix maupun materil.
8. Teman – teman yang turut membantu menyelesaikan tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan laporan ini karena keterbatasan pengetahuan yang belum diperoleh, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun dalam penyempurnaan tugas ini. Semoga karya ini berguna bagi mahasiswa Teknik Mesin dan pembaca lainnya. Apabila ada kesalahan dalam penulisan naskah ini penulis mohon maaf. Terima kasih.
Yogyakarta, 23 Juni 2011
x
HALAMAN JUDUL ... i
TITLE PAGE ...ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
INTISARI ...vii
1.2. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 2
1.3. Batasan Masalah ... 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1. Dasar Teori ... 4
2.2. Penelitian Yang Pernah Dilakukan ... 11
BAB III. METODE PENELITIAN ... 14
3.1. Skema Alat Penelitian ... 14
xi
3.4. Metode Dan Langkah Pengambilan Data ... 18
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 23
4.1. Hasil Pengambilan Data ... 23
4.2. Hasil Perhitungan ... 31
4.3. Pembahasan ... 38
BAB V. PENUTUP ... 68
5.1. Kesimpulan ... 68
5.2. Saran ... 68
DAFTAR PUSTAKA ... 69
xii
Tabel 4.1 Data pada variasi ketinggian air ditengah evaporator,
pendinginan menggunakan udara dan keran dibuka penuh 0° ... 24 Tabel 4.2 Data pada variasi ketinggian air ditengah evaporator,
pendinginan menggunakan udara dan keran ditutup 22,5° ... 24 Tabel 4.3 Data pada variasi ketinggian air ditengah evaporator,
pendinginan menggunakan udara dan keran ditutup 45° ... 25 Tabel 4.4 Data pada variasi ketinggian air ditengah evaporator,
pendinginan menggunakan air dan keran dibuka penuh 0° ... 25 Tabel 4.5 Data pada variasi ketinggian air ditengah evaporator,
pendinginan menggunakan air dan keran ditutup 22,5° ... 26 Tabel 4.6 Data pada variasi ketinggian air ditengah evaporator,
pendinginan menggunakan air dan keran ditutup 45° ... 26 Tabel 4.7 Data pada variasi ketinggian air diatas evaporator,
pendingin menggunakan udara dan keran dibuka penuh 0° ... 27 Tabel 4.8 Data pada variasi ketinggian air diatas evaporator,
pendingin menggunakan udara dan keran ditutup 22,5° ... 27 Tabel 4.9 Data pada variasi ketinggian air diatas evaporator,
pendingin menggunakan udara dan keran ditutup 45° ... 28 Tabel 4.10 Data pada variasi ketinggian air diatas evaporator,
xiii
pendingin menggunakan air dan keran ditutup 22,5° ... 29 Tabel 4.12 Data pada variasi ketinggian air diatas evaporator,
pendingin menggunakan air dan keran ditutup 45° ... 29 Tabel 4.14 Data Pengujian Daya pemanas ... 30 Tabel 4.15 Perhitungan Daya pemanas ... 34 Tabel 4.16 Perhitungan pompa pada variasi ketinggian air ditengah
evaporator, pendinginan menggunakan udara dan keran
dibuka penuh 0° ... 34 Tabel 4.17 Perhitungan pompa pada variasi ketinggian air ditengah
evaporator, pendinginan menggunakan udara dan keran
ditutup 22,5° ... 34 Tabel 4.18 Perhitungan pompa pada variasi ketinggian air ditengah
evaporator, pendinginan menggunakan udara dan keran
ditutup 45° ... 35 Tabel 4.19 Perhitungan pompa pada variasi ketinggian air ditengah
evaporator, pendinginan menggunakan air dan keran
dibuka penuh 0° ... 35 Tabel 4.20 Perhitungan pompa pada variasi ketinggian air ditengah
evaporator, pendinginan menggunakan air dan keran
xiv
evaporator, pendinginan menggunakan air dan keran
ditutup 45° ... 36 Tabel 4.22 Perhitungan pompa pada variasi ketinggian air diatas
evaporator, pendinginan menggunakan udara dan keran
dibuka penuh 0° ... 36 Tabel 4.23 Perhitungan pompa pada variasi ketinggian air diatas
evaporator, pendinginan menggunakan udara dan keran
ditutup 22,5° ... 36 Tabel 4.24 Perhitungan pompa pada variasi ketinggian air diatas
evaporator, pendinginan menggunakan udara dan keran
ditutup 45° ... 37 Tabel 4.25 Perhitungan pompa pada variasi ketinggian air diatas
evaporator, pendinginan menggunakan air dan keran
dibuka penuh 0° ... 37 Tabel 4.26 Perhitungan pompa pada variasi ketinggian air diatas
evaporator, pendinginan menggunakan air dan keran
ditutup 22,5° ... 37 Tabel 4.27 Perhitungan pompa pada variasi ketinggian air diatas
evaporator, pendinginan menggunakan air dan keran
xv
Gambar 2.1 Pompa Air Energi Termal Jenis Pulse Jet ... 5
Gambar 2.2 Pompa Air Energi Termal Jenis Fluidyn Pump ... 6
Gambar 2.3 Sistem Kerja Fluidyn Pump ... 6
Gambar 2.4 Pompa Air Energi Termal Jenis Nifte Pump ... 7
Gambar 2.5 Sistem Kerja Nifte Pump ... 8
Gambar 3.1 Sekema Alat Penelitian ... 14
Gambar 3.2 Posisi awal air terhadap pemanas ... 15
Gambar 3.3 Variasi posisi kran ... 16
Gambar 3.4 Posisi pengukuran suhu ... 16
Gambar 3.5 Panjang langkah pada pipa osilasi ... 17
Gambar 4.1 Grafik hubungan daya dengan waktu pada pipa osilasi, variasi bukaan kran dibuka penuh 0° dan posisi ketinggian awal air ditengah evaporator ... 38
Gambar 4.2 Grafik hubungan daya dengan waktu pada pipa fluidyn, variasi bukaan kran dibuka penuh 0° dan posisi ketinggian awal air ditengah evaporator ... 39
Gambar 4.3 Grafik hubungan efisiensi dengan waktu pada pipa osilasi, variasi bukaan kran dibuka penuh 0° dan posisi ketinggian awal air ditengah evaporator ... 40
xvi
variasi bukaan kran ditutup 22,5° dan posisi ketinggian
awal air ditengah evaporator ... 42 Gambar 4.6 Grafik hubungan daya dengan waktu pada pipa fluidyn,
variasi bukaan kran ditutup 22,5° dan posisi ketinggian
awal air ditengah evaporator ... 43 Gambar 4.7 Grafik hubungan efisiensi dengan waktu dari pipa osilasi,
variasi bukaan kran ditutup 22,5° dan posisi ketinggian
awal air ditengah evaporator ... 44 Gambar 4.8 Grafik hubungan efisiensi dengan waktu pada pipa fluidyn,
variasi bukaan kran ditutup 22,5° dan posisi ketinggian
awal air ditengah evaporator ... 45 Gambar 4.9 Grafik hubungan daya dengan waktu pada pipa osilasi,
variasi bukaan kran ditutup 45° dan posisi ketinggian
awal air ditengah evaporator ... 45 Gambar 4.10 Grafik hubungan daya dengan waktu pada pipa fluidyn,
variasi bukaan kran ditutup 45° dan posisi ketinggian
awal air ditengah evaporator ... 46 Gambar 4.11 Grafik hubungan efisiensi dengan waktu pada pipa osilasi,
variasi bukaan kran ditutup 45° dan posisi ketinggian
xvii
variasi bukaan kran ditutup 45° dan posisi ketinggian
awal air ditengah evaporator ... 48 Gambar 4.13 Grafik hubungan daya dengan waktu pada pipa osilasi,
variasi bukaan kran dibuka penuh 0° dan posisi ketinggian
awal air diatas evaporator ... 49 Gambar 4.14 Grafik hubungan daya dengan waktu pada pipa fluidyn,
variasi bukaan kran dibuka penuh 0° dan posisi ketinggian
awal air diatas evaporator ... 50 Gambar 4.15 Grafik hubungan efisiensi dengan waktu pada pipa osilasi,
variasi bukaan kran dibuka penuh 0° dan posisi ketinggian
awal air diatas evaporator ... 50 Gambar 4.16 Grafik hubungan efisiensi dengan waktu pada pipa fluidyn,
variasi bukaan kran dibuka penuh 0° dan posisi ketinggian
awal air diatas evaporator ... 51 Gambar 4.17 Grafik hubungan daya dengan waktu pada pipa osilasi,
variasi bukaan kran ditutup 22,5° dan posisi ketinggian
awal air diatas evaporator ... 52 Gambar 4.18 Grafik hubungan daya dengan waktu pada pipa fluidyn,
variasi bukaan kran ditutup 22,5° dan posisi ketinggian
xviii
variasi bukaan kran ditutup 22,5° dan posisi ketinggian
awal air diatas evaporator ... 54 Gambar 4.20 Grafik hubungan efisiensi dengan waktu pada pipa fluidyn,
variasi bukaan kran ditutup 22,5° dan posisi ketinggian
awal air diatas evaporator ... 55 Gambar 4.21 Grafik hubungan daya dengan waktu pada pipa osilasi,
variasi bukaan kran ditutup 45° dan ketinggian
awal air diatas evaporator ... 56 Gambar 4.22 Grafik hubungan daya dengan waktu pada pipa fluidyn,
variasi bukaan kran ditutup 45° dan posisi ketinggian
awal air diatas evaporator ... 57 Gambar 4.23 Grafik hubungan efisiensi dengan waktu pada pipa osilasi,
variasi bukaan kran ditutup 45° dan posisi ketinggian
awal air diatas evaporator ... 58 Gambar 4.24 Grafik hubungan efisiensi dengan waktu pada pipa fluidyn,
variasi bukaan kran ditutup 45° dan posisi ketinggian
awal air ditengah evaporator ... 58 Gambar 4.25 Grafik hubungan daya pada pipa osilasi dengan waktu
dalam variasi setiap bukaan keran, pendingin udara,
xix
dalam variasi setiap bukaan keran, pendingin udara,
ketinggian air awal ditengah evaporator ... 60 Gambar 4.27 Grafik hubungan daya pada pipa osilasi dengan waktu
dalam variasi setiap bukaan keran, pendingin air,
ketinggian air awal ditengah evaporator ... 62 Gambar 4.28 Grafik hubungan efisiensi pada pipa osilasi dengan waktu
dalam variasi setiap bukaan keran, pendingin air,
ketinggian air awal ditengah evaporator ... 64 Gambar 4.29 Grafik hubungan daya pada pipa osilasi dengan waktu
alam variasi setiap bukaan keran, pendingin udara,
ketinggian air awal diatas evaporator ... 64 Gambar 4.30 Grafik hubungan efisiensi pada pipa osilasi dengan waktu
dalam variasi setiap bukaan keran, pendingin udara,
ketinggian air awal diatas evaporator ... 65 Gambar 4.31 Grafik hubungan daya pada pipa osilasi dengan waktu
dalam variasi setiap bukaan keran, pendingin air,
ketinggian air awal diatas evaporator ... 66 Gambar 4.32 Grafik hubungan efisiensi pada pipa osilasi dengan waktu
dalam variasi setiap bukaan keran, pendingin air,
1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan penting atau pokok bagi kehidupan manusia. Air selama ini digunakan untuk mandi, memasak, pengairan sawah, serta masih banyak lainnya. Selain untuk kebutuhan sehari-hari (minum, mandi, mencuci, dll), air juga dapat dikonversi menjadi energi listrik yang sangat berguna untuk kehidupan masyarakat dengan menggunakan kincir air atau mikro hidro. Ketersediaan air di Indonesia merupakan salah satu keunggulan yang dimiliki bangsa kita yang belum dioptimalkan, semua akan menjadi sia-sia jika kita tidak mengolah dengan sebaik-baiknya.
Untuk memanfaatkan air, manusia memerlukan alat bantu yang digunakan untuk mengumpulkan air. Alat bantu yang digunakan beragam, mulai dari timba air yang menggunakan sistem katrol hingga pompa air yang menggunakan listrik untuk menjalankannya. Namun pada jaman globalisasi ini, untuk memudahkan pekerjaan menusia pompa air yang digerakkan dengan energi listrik (motor listrik) lebih banyak digunakan.
Alternatif yang dapat dipakai untuk menggantikan pompa listrik adalah dengan menggunakan pompa air energi termal. Jenis-jenis pompa air energi termal yaitu pompa air energi termal dengan jenis pulsejet (Water Pulse Jet), pompa air energi termal dengan jenis Fluidyne Pump dan pompa air energi termal dengan jenis Nifte Pump.
1.2. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian :
1. Membuat model pompa air energi termal jenis fluidyn.
2. Meneliti daya pemompaan pompa air energi termal (Wp) dengan jenis fluidyn.
3. Meneliti efisiensi yang dihasilkan oleh pompa air energi termal jenis fluidyn.
Manfaat penelitian :
1. Menambah kepustakaan atau pengetahuan tentang pompa air energi termal.
1.3. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini digunakan beberapa batasan masalah sebagai berikut :
1. Pengambilan semua data dimulai pada saat mulai dipanaskannya pipa pemanas dengan pemanas selama 60 menit.
2. Rugi-rugi aliran dalam pipa diabaikan. 3. Massa jenis air diasumsikan 1000 kg/m 4. Panas jenis air diasumsikan 4200 J/kg °C
3
5. Rugi-rugi perpindahan panas dari pemanas ke air diabaikan.
4 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
Pompa air energi termal pada umumnya menggunakan jenis pulsa jet
air (water pulse jet) seperti pada Gambar 2.1, pompa air energi termal
dengan jenis fluidyn pump seperti Gambar 2.2 dan sistem kerja fluidyn
pump pada gambar 2.3, serta pompa air energi termal dengan jenis nifte
pump pada Gambar 2.4 dan sistem kerja nifte pump pada Gambar 2.5.
Pada penelitian ini dibuat pompa energi termal jenis fluidyn pump dengan
menggunakan pipa osilasi 1/2” untuk mengetahui efisiensi, daya pompa
dan efisiensi pompa maksimum yang dapat dihasilkan.
Prinsip kerja jenis pulsa jet ialah Evaporator dan sistem yang berisi
air mula-mula dipanaskan dengan pemanas bahan bakar spritus.
Evaporator berfungsi untuk menguapkan pluida kerja air sehingga terjadi
osilasi. Pada saat menerima uap bertekanan yang cukup air dalam sistem
terdorong keluar melalui saluran buang, kemudian uap mengalami
pengembunan. Pengembunan uap ini menyebabkan tekanan dalam pompa
turun (dibawah tekanan atmosfir atau vakum) sehingga air dari sumber
masuk / terhisap mengisi sistem, dan proses langkah tekan pompa akan
terjadi kembali, karena uap yang baru dari evaporator masuk ke dalam
pompa. Setiap satu langkah tekan pompa (karena uap bertekanan masuk
pendinginan) disebut satu siklus namun siklus ini berlangsung cepat.
Pompa dilengkapi dengan dua katup satu arah masing-masing pada sisi
hisap dan sisi tekan. Fungsi katup adalah agar pada langkah tekan air
mengalir ke tujuan dan tidak kembali ke sumber.
Gambar 2.1 Pompa Air Energi Termal Jenis pulsa jet
( Sumber : Asymmetric Heat Transfer In Vapour Cycle Liquid-Piston Engines of Thomas Smith )
Keterangan :
Gambar 2.2 Pompa Air Energi Termal Jenis Fluidyn Pump ( Sumber : Asymmetric Heat Transfer In Vapour Cycle Liquid
Piston Engines of Thomas Smith )
Keterangan :
1. Displacer 6. Katup hisap 2. Penukar panas 7. Katup buang 3. Pemicu regenerasi 8. Sisi volume udara 4. Penukar panas 9. Pengapung 5. pipa osilasi
Gambar 2.3 Sistem Kerja Fluidyn Pump
Prinsip kerja jenis fluidyn pump ialah pada bagian yang dipanasi
menghasilkan uap, sehingga fluida di bagian sisi panas turun dan
memberikan tekanan pada bagian sisi dingin yang menyebabkan air
terdorong keluar. Selanjutnya pada proses penghisapan terjadi karena uap
di bagian sisi panas mengalami pengembunan disertai dengan bantuan
penukar panas, kemudian fluida pada sisi dingin menggantikan atau
mengisi kembali fluida sistem di bagian sisi panas.
Gambar 2.4 Pompa Air Energi Termal Jenis Nifte Pump
( Sumber : Asymmetric Heat Transfer In Vapour Cycle Liquid-Piston Engines of Thomas Smith )
Keterangan :
1. Piston air 4. Evaporator 7. Saturator 2. Beban 5. Kondenser 8. Pipa osilasi
Gambar 2.5 Sistem Kerja Nifte Pump ( Sumber : WWW.Wikipedia.co.id )
Nifte pump memiliki dua silinder vertikal (1 dan 2) yang terhubung
pada bagian atas (3), Sambungan lain terdapat di bagian bawah
menggunakan katup penghambat atau penutup (4). Pada saat tekanan uap
yang dihasilkan oleh evaporator meningkat (5), fluida (2) akan menekan
beban (8) atau fluida sistem (7) mengalir keluar (6). Selanjutnya pada
proses penghisapan terjadi (9) ketika uap air mengembun dengan bantuan
kondenser, hal ini terus terulang secara terus menerus.
Selanjutnya dilakukan penelitian serta perhitungan untuk
mendapatkan frekuensi, kecepatan, debit, tekanan, daya pompa, efisiensi
dan daya pemanas. Untuk mengetahui hasil perhitungan digunakan
rumus-rumus sebagai berikut :
Frekwensi adalah banyaknya osilasi tiap satuan waktu. Dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan :
dengan :
f : frekuensi (Hz)
n : jumlah langkah
t : waktu yang diperlukan (detik)
Kecepatan adalah panjang langkah yang ditempuh tiap satuan waktu.
Dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
V = f
×
l (m/s) (2.2)dengan :
V : kecepatan (m/s)
f : frekuensi (Hz)
l : panjang langkah (m)
Debit adalah besaran yang menunjukkan volume fluida atau cairan
(m3
Q = A
×
V (m) yang mengalir melalui suatu penampang per satuan waktu (sekon).
Debit dinyatakan sebagai hasil kali antara laju aliran fluida dengan luas
penampang dan dirumuskan dengan persamaan :
3
dengan :
/s) (2.3)
Q : debit (m³/s)
A : luas penampang selang (m²)
Tekanan yang dihasilkan pompa dapat dihitung dengan
H : tinggi langkah osilasi (m)
Daya pemompaan yang dihasilkan pompa air dapat dihitung dengan
persamaan :
Wp = P
×
Q (watt) (2.5)dengan:
Wp : daya pompa (watt)
P : tekanan yang dihasilkan (N/m2
Q : debit pemompaan (m
)
3
Efisiensi pompa didefinisikan sebagai perbandingan antara daya
pemompaan yang dihasilkan selama waktu tertentu dengan besarnya daya
fluida yang dihasilkan. Efisiensi pompa dapat dihitung dengan persamaan
(Sumber : Mekanika Fluida dan Hidraulika oleh Ranald V. Giles) :
dengan :
η
pompaWp : daya pemompaan (watt)
: efisiensi pompa (%)
W : daya pemanas (watt)
Dalam penelitian ini daya pemanasan dihasilkan oleh pembakaran
spirtus. Untuk mengetahui besar daya pemanas dilakukan eksperimen
sederhana yakni dengan memanaskan sejumlah massa air tertentu.
Kenaikan temperatur air dalam selang waktu tertentu digunakan untuk
memperkirakan daya pemanasan.
Daya Pemanas (W) dapat dihitung dengan persamaan :
W= mair
Cp : panas jenis fluida kerja (J/(kg.°C)) : massa air (kg)
∆T : kenaikan temperatur sepirtus (°C)
∆t : waktu (detik)
2.2 Penelitian Yang Pernah Dilakukan
Penelitian pada pompa air energi surya memperlihatkan bahwa
waktu pengembunan uap dipengaruhi oleh temperatur dan debit air
pendingin masuk kondensor ( Sumathy et. al., 1995 ). Penelitian pompa
energi panas berbasis motor stirling dapat secara efektif memompa air
air energi panas oleh Smith menunjukkan bahwa ukuran kondenser yang
sesuai dapat meningkatkan daya output sampai 56% ( Smith, 2005 ).
Penelitian secara teoritis pompa air energi panas surya dengan dua macam
fluida kerja, yaitu n-pentane dan ethyl ether memperlihatkan bahwa
efisiensi pompa dengan ethyl ether 17% lebih tinggi dibanding n-pentane
untuk tinggi head 6 m ( Wong, 2000 ). Analisa termodinamika untuk
memprediksi unjuk kerja pompa air energi panas surya pada beberapa
ketingian head memperlihatkan bahwa jumlah siklus atau hari tergantung
pada waktu pemanasan fluida kerja dan waktu yang diperlukan untuk
pengembunan uap. Waktu pemanasan tergantung pada jumlah fluida awal
dalam sistem Waktu pengembunan tergantung pada luasan optimum koil
pendingin ( Wong, 2001 ).
Penelitian lain yang pernah dilakukan seperti dalam Tugas Akhir
“Karakteristik Kolektor Surya CPC Untuk Pompa Air Energi Termal
Menggunakan Pompa Rendam” mampu menghasilkan Efisiensi sensibel
kolektor maksimum adalah 12,68 %, daya pemompaan maksimum adalah
0.0893 Watt, Efisiensi sistem maksimum sebesar 0,132 %, faktor
efisiensi maksimum adalah 57,218 % (Yoanita, 2009 ).
Pada penelitian “Pompa Air Energi Termal dengan Evaporator 39
CC dan Pemanas 266 Watt” mampu menghasilkan daya pompa (Wp)
maksimum adalah 0,139 watt, efisiensi pompa (ηpompa) maksimum 0,060
liter/menit pada variasi ketinggian head 1,75 m dan bukaan kran penuh
atau 0 ºC dengan pendingin udara (Suhanto, 2009).
Pada penelitian “Pompa Air Energi Termal dengan Evaporator 44
CC dan Pemanas 78 Watt” mampu menghasilkan daya pompa (Wp)
maksimum adalah 0,167 watt, efisiensi pompa (ηpompa
Pada penelitian “Pompa Air Energi Termal dengan Evaporator 4
Pipa Pararel” mampu menghasilkan daya pompa (Wp) maksimum adalah
0,136 watt, efisiensi pompa (η
) maksimum 0,213
%, dan debit (Q) maksimum 0,584 liter/menit pada variasi ketinggian head
1,75 m dan bukaan kran 0 ºC dengan pendingin udara (Nugroho, 2009).
pompa
Pada penelitian “Pompa Air Energi Termal dengan Evaporator 2
Pipa Pararel” mampu menghasilkan daya pompa (Wp) maksimum adalah
0,144 watt, efisiensi pompa (η
) maksimum 0,026 %, dan debit (Q)
maksimum 0,461 liter/menit pada variasi ketinggian head 1.8 m (Sukoto,
2010).
pompa
Selanjutnya pada penelitian “Pompa Air Energi Termal jenis
fluidyn” menggunakan daya pemanas 150 W, diameter pipa osilasi 5/8
inci, berpendingin air, tanpa regenerator, ketinggian air awal ditengah
pemanas dan bukaan keran 45
) maksimum 0,029 %, dan debit (Q)
maksimum 0.588 liter/menit pada variasi ketinggian head 1,5 m (Putra,
2010).
0
, menghasilkan daya pompa (Wp)
maksimum 0,0933 mW, efisiensi pompa (ηpompa) maksimum 0,0000622 %,
14 METODE PENELITIAN
3.1 Sekema Alat Penelitian
Gambar 3.1 Skema alat penelitian
Keterangan :
1. Bak Air 6. Karet 11. Rangka
2. Selang 7. Pipa Fluidyn
3. Tabung Pendingin 8. Keran
4. Regenerator 9. Pipa Tembaga
Dalam alat utama untuk penelitian digunakan juga peralatan pendukung
sebagai berikut :
1.Stopwatch
Alat ini digunakan untuk mengukur waktu air mulai mengalir sampai air
berhenti mengalir.
2.Termokopel
Dipakai untuk mengetahui suhu pada tempat yang diinginkan.
3.2 Variabel Yang Divariasikan
Variabel yang divariasikan dalam penelitian yaitu:
a. Variasi fluida pendingin ( berpendingin udara dan berpendingin air )
b. Variasi posisi awal air terhadap pemanas : Ditengah dan Diatas pemanas
(Gambar 3.2 )
Gambar 3.2 Posisi awal air terhadap pemanas : a) posisi awal air ditengah evaporator dan b) posisi air diatas evaporator
evaporator evaporator
c. Variasi posisi keran : buka penuh 0°, tutup 22,5° dan tutup 45° (Gambar
3.3)
Gambar 3.3 Variasi posisi keran : a) keran dibuka penuh 0°, b) keran ditutup 22,5° dan c) keran ditutup 45°
Untuk variasi pendingin air dengan menghubungkan tabung
pendingin dengan bak air menggunakan selang.
3.3 Variabel yang Diukur
Variabel-variabel yang diukur antara lain :
a. Suhu (T) : pada evaporator (T1), pada regenerator (T2), pada pipa
tembaga (T3), pada pendingin (T4).
Gambar 3.4 Posisi pengukuran suhu
Kran Kran Kran
b. Panjang langkah (l)
Panjang langkah adalah pebedaan jarak antara titik atas dengan titik
bawah pada saat terjadi pada saat osilasi.
Gambar 3.5 Panjang langkah pada pipa Osilasi : a) air keadaan awal dan b) air batas atas
Untuk panjang langkah pada pipa fluidyn diukur dengan cara yang
sama.
c. Suhu air (T), (untuk mengetahui besar daya pemanas)
d. Frekuensi (waktu untuk melakukan 10 kali osilasi)
Untuk selanjutnya dari variabel-variabel tersebut digunakan dalam
perhitungan untuk mendapatkan debit (Q), tekanan pompa (P), daya pompa
(Wp),daya sepirtus (W) dan efisiensi pompa (η pompa).
a
3.4 Metode dan Langkah Pengambilan Data
Metode pengumpulan data adalah cara-cara memperoleh data melalui
percobaan alat. Metode yang dipakai untuk mengumpulkan data yaitu
menggunakan metode langsung. Penulis mengumpulkan data dengan menguji
langsung alat yang telah dibuat.
Berikut ini adalah langkah-langkah pengambilan data :
Pengambilan data variasi pertama :
1. Alat diisi air sampai posisi air ditengah evaporator.
2. Keran dibuka penuh 0°.
3. Dipasang pemanas pada pipa pemanas (pemanas memakai sepirtus).
4. Pemanas mulai dinyalakan.
5. Suhu,panjang langkah serta frekuensi yang dihasilkan pompa setiap 10
menit selama 60 menit dicatat.
Pengambilan data variasi kedua :
1. Alat diisi air sampai posisi air ditengah evaporator.
2. Keran ditutup 22,5°.
3. Pemanas mulai dinyalakan.
4. Suhu, panjang langkah serta frekuensi yang dihasikan oleh pompa setiap
10 menit selama 60 menit dicatat.
Pengambilan data variasi ketiga :
1. Alat diisi air sampai posisi air ditengah evaporator.
2. Keran ditutup 45°
4. Suhu, panjang langkah serta frekuensi yang dihasilkan pompa setiap 10
menit selama 60 menit dicatat
Pengambilan data variasi keempat :
1. Alat diisi air sampai posisi air ditengah evaporator.
2. Keran dibuka penuh 0°.
3. Selang penghubung bak air dengan tabung pendingin mulai dipasang.
4. Pemanas mulai dinyalakan.
5. Suhu, panjang langkah serta frekuensi yang dihasilkan pompa setiap 10
menit selama 60 menit dicatat.
Pengambilan data variasi kelima :
1. Alat diisi air sampai posisi air ditengah evaporator.
2. Keran ditutup 22,5°.
3. Selang penghubung bak air dengan tabung pendingin mulai dipasang.
4. Pemanas mulai dinyalakan.
5. Suhu, panjang langkah serta frekuensi yang dihasilkan pompa setiap 10
menit selama 60 menit dicatat.
Pengambilan data variasi keenam :
1. Alat diisi air sampai posisi air ditengah evaporator.
2. Keran ditutup 45°.
3. Selang penghubung bak air dengan tabung pendingin mulai dipasang.
4. Pemanas mulai dinyalakan.
5. Suhu, panjang langkah serta frekuensi yang dihasilkan pompa setiap 10
Pengambilan data variasi ketujuh :
1. Alat diisi air sampai posisi air diatas evaporator.
2. Selang penghubung bak air dengan tabung pendingin mulai dipasang.
3. keran dibuka penuh 0°.
4. Pemanas mulai dinyalakan.
5. Suhu, panjang langkah serta frekuensi yang dihasilkan pompa setiap 10
menit selama 60 menit dicatat.
Pengambilan data variasi kedelapan :
1. Alat diisi air sampai posisi air diatas evaporator.
2. Selang penghubung bak air dengan tabung pendingin mulai dipasang.
3. Keran ditutup 22,5°.
4. Pemanas mulai dinyalakan.
5. Suhu, panjang langkah serta frekuensi yang dihasilkan pompa setiap 10
menit selama 60 menit dicatat.
Pengambilan data variasi kesembilan :
1. Alat diisi air sampai posisi air diatas evaporator.
2. Selang penghubung bak air dengan tabung pendingin mulai dipasang.
3. Keran ditutup 45°
4. Pemanas mulai dinyalakan.
5. Suhu, panjang langkah serta frekuensi yang dihasilkan pompa setiap 10
Pengambilan data variasi kesepuluh :
1. Alat diisi air sampai posisi air diatas evaporator.
2. Kran dibuka penuh 0°.
3. Pemanas mulai dinyalakan.
4. Mencatat suhu, panjang langkah serta frekuensi yang dihasilkan pompa
setiap 10 menit selama 60 menit.
Pengambilan data variasi kesebelas :
1. Alat diisi air sampai posisi air diatas evaporator.
2. Kran ditutup 22,5°.
3. Pemanas mulai dinyalakan.
4. Suhu, panjang langkah serta frekuensi yang dihasilkan pompa setiap 10
menit selama 60 menit dicatat.
Pengambilan data variasi keduabelas :
1. Alat diisi air sampai posisi air diatas evaporator.
2. Kran ditutup 45°.
3. Pemanas mulai dinyalakan.
4. Suhu, panjang langkah serta frekuensi yang dihasilkan pompa setiap 10
menit selama 60 menit dicatat.
Pengambilan data untuk mengetahui besar daya sepirtus :
1. Panci diisi air.
2. Termometer dimasukan kedalam panci (mengukur suhu air).
4. Suhu air yang dihasilkan dari air yang dipanasi dengan pemanas
menggunakan bahan bakar spirtus selama 120 menit mulai dicatat.
Data yang diambil dan dihitung dalam penelitian pompa yaitu : panjang
langkah (m) dan frekuensi yang didapat dari percobaan digunakan untuk
menghitung kecepatan aliran air (V). Dengan mengetahui hasil perhitungan
kecepatan (V) maka dapat dihitung debit air yang mengalir (Q). Dari tinggi head
(H) maka dapat menghitung tekanan yang terjadi di dalam pompa (P). Dari
tekanan pompa, debit, kecepatan alir dan frekuensi dapat menghitung daya
pemompaan (Wp) dan kemudian menghitung daya pemanas (W) yang didapat dari
suhu air (∆T), panas jenis fluida kerja (Cp) dan massa jenis air (mair) maka
didapat efisiensi pompa (η pompa) dari perbandingan daya pemompaan(Wp) dengan
daya pemanas(W). Analisa akan lebih mudah dilakukan dengan membuat grafik
23 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengambilan Data
Pada proses pengambilan data yang dilakukan untuk pompa energi
termal jenis pompa fluidyn dengan pipa osilasi 1/2” biberikan sebanyak
12 variasi. Variasi yang diberikan adalah sebagai berikut :
1. Keran dibuka penuh 0º dengan pendingin udara dan air ditengah
evaporator.
2. Keran ditutup 22,5º dengan pendingin udara dan air ditengah
evaporator.
3. Keran ditutup 45º dengan pendingin udara dan air ditengah
evaporator.
4. Keran dibuka penuh 0° dengan pendingin air dan air ditengah
evaporator.
5. Keran ditutup 22,5º dengan pendingin air dan air ditengah
evaporator.
6. Keran ditutup 45º dengan pendingin air dan air ditengah evaporator.
7. Keran dibuka penuh 0º dengan pendingin udara dan air diatas
evaporator.
8. Keran ditutup 22,5º dengan pendingin udara dan air di atas
evaporator.
10.Keran dibuka penuh 0° dengan pendingin air dan air diatas
evaporator.
11.Keran ditutup 22,5º dengan pendingin air dan air diatas evaporator.
12.Keran ditutup 45º dengan pendingin air dan air diatas evaporator.
Tabel 4.1 Data pada variasi keran dibuka penuh 0° dengan pendingin udara dan air ditengah evaporator
Pada variasi ini osilasi terjadi pada detik ke 35 panjang osilasi tidak stabil, namun
pada menit ke 20 sampai dengan menit ke 30 khususnya pada selang cukup stabil
dan seterusnya mulai tidak stabil lagi. Hal ini karena pemanas yang tidak stabil
dan perbedaan diameter antara selang dan pipa.
Tabel 4.2 Data pada variasi keran ditutup 22,5º dengan pendingin udara dan air ditengah evaporator
pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi
0 25 25 25 25 0 0 0 0 Belum osilasi
Menit ke T1(°C) T2(°C) T3(°C) T4(°C) Panjang langkah osilasi (cm) Waktu 10 kali osilasi (detik) keterangan
pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi
0 25 25 25 25 0 0 0 0 Belum osilasi
Pada variasi ini osilasi terjadi pada menit ke 34 , dari menit ke 10 sampai dengan
menit terakhir panjang langkahnya menurun. Hal ini karena nyala api yang tidak
stabil dan perbedaan diameter antara selang dan pipa. Perbandingan panjang
langkah antara pipa dengan selangpun tidak terlalu besar.
Tabel 4.3 Data pada variasi keran ditutup 45º dengan pendingin udara dan air ditengah evaporator
Pada variasi ini osilasi terjadi pada detik ke 34, perbandingan panjang langkah
antara pipa dan selang dari menit ke 10 sampai dengan menit terakhir hampir
sama dan sangat kecil.
Tabel 4.4 Data pada variasi Keran dibuka penuh 0° dengan pendingin air dan air ditengah evaporator
pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi
0 25 25 25 25 0 0 0 0 Belum osilasi
Menit ke T1(°C) T2(°C) T3(°C) T4(°C) Panjang langkah osilasi (cm) Waktu 10 kali osilasi (detik) keterangan
pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi
0 25 25 25 25 0 0 0 0 Belum osilasi
Pada variasi ini osilasi tejadi pada detik ke 45 ,panjang langkah tidak stabil namun
pada menit ke 30 sampai menit terakhir mulai stabil. Perbandingan panjang
langkah antara pipa dan selang tidak begitu besar.
Tabel 4.5 Data pada variasi keran ditutup 22,5º dengan pendingin air dan air ditengah evaporator
Pada variasi ini osilasi terjadi pada detik ke 38 panjang langkah tidak stabil
namun khususnya pada selang dari menit ke 20 sampai dengan menit ke 50
panjang langkahnya sangat stabil, hal ini karena pemanas yang mulai stabil
Tabel 4.6 Data pada variasi Keran ditutup 45º dengan pendingin air dan air ditengah evaporator
pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi
0 25 25 25 25 0 0 0 0 Belum osilasi
Menit ke T1(°C) T2(°C) T3(°C) T4(°C) Panjang langkah osilasi (cm) Waktu 10 kali osilasi (detik) keterangan
pipa fluidyn pipa osilasi pipa fludyn pipa osilasi
0 25 25 25 25 0 0 0 0 Belum osilasi
Pada variasi ini osilasi terjadi pada detik ke 50,pada pipa panjang langkah cukup
stabil namun berbeda dengan selang, dimana panjang langkahnya tidak stabil dari
menit ke 10 sampai dengan menit terakhir. Hal ini karena diameter antara pipa
dan selang berbeda.
Tabel 4.7 Data pada variasi keran dibuka penuh 0° dengan pendingin udara dan air diatas evaporator
Pada variasi ini osilasi terjadi pada detik ke 34 panjang langkah sangat tidak stabil
namun khususnya pada selang dari menit ke 40 sampai dengan menit terakihir
panjang langkah mulai stabil.
Tabel 4.8 Data pada variasi Keran ditutup 22,5° dengan pendingin udara dan air diatas evaporator
pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi
0 25 25 25 25 0 0 0 0 Belum osilasi
Menit ke T1(°C) T2(°C) T3(°C) T4(°C) Panjang langkah osilasi (cm) Waktu 10 kali osilasi (detik) keterangan
pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi
0 25 25 25 25 0 0 0 0 Belum osilasi
Pada variasi ini osilasi terjadi pada detik ke 50 panjang langkah sedikit stabil
antara pipa dan selang walaupun ada sedikit perbedaan angka pada menit-menit
tertentu. Hal ini karena ada perbedaan diameter antara pipa dan selang sehingga
mempengaruhi panjang langkah.
Tabel 4.9 Data pada variasi keran ditutup 45° dengan pendingin udara dan air diatas evaporator
Pada variasi ini osilasi terjadi pada detik 60 panjang langkah sangat kecil dan
tidak stabil baik pada pipa maupun selang, hal ini dikarenakan pemanas yang
tidak stabil dan ada perbedaan diameter antara selang dengan pipa.
Tabel 4.10 Data pada variasi keran dibuka penuh 0° dengan pendingin air dan air diatas evaporator
pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi
0 25 25 25 25 0 0 0 0 Belum osilasi
Menit ke T1(°C) T2(°C) T3(°C) T4(°C) Panjang langkah osilasi (cm) Waktu 10 kali osilasi (detik) keterangan
pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi
0 25 25 25 25 0 0 0 0 Belum osilasi
10 141 73 41 30 10,0 19,0 13,0 14,0 osilasi
20 121 85 43 33 9,0 16,0 15,0 13,0 osilasi
30 113 80 43 33 9,0 19,0 14,0 15,0 osilasi
40 96 76 43 33 11,5 27,0 15,0 14,0 osilasi
50 89 81 49 33 12,0 31,0 14,0 15,0 osilasi
60 108 77 45 33 10,0 29,0 15,0 15,0 osilasi
Pada variasi ini osilasi terjadi pada detik ke 45 panjang langkah cukup baik antara
pipa dan selang jika dibandingkan dengan yang lain walaupun tidak terlalu stabil,
hal ini karena ada perbedaan diameter antara selang dengan pipa.
Tabel 4.11 Data pada variasi keran ditutup 25° dengan pendingin air dan air diatas evaporator
Pada variasi ini osilasi terjadi pada detik ke 35 panjang langkah antara pipa dan
selang sangat tidak stabil namun pada selang, khususnya pada menit ke 10
panjang langkahnya sangat baik, dan pada menit ke 20 panjang langkahnya
menurun sampai 10 cm. Hal ini karena pemanas tidak stabil.
Tabel 4.12Data pada variasi keran ditutup 45° dengan pendingin air dan air diatas evaporator
pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi
0 25 25 25 25 0 0 0 0 Belum osilasi
10 148 85 51 33 5,0 33,0 13,0 10,0 osilasi
20 182 83 48 35 8,0 10,0 13,0 13,0 osilasi
30 152 91 52 34 2,0 12,0 12,0 11,0 osilasi
40 185 91 52 34 4,0 15,0 12,0 11,0 osilasi
50 139 85 53 33 10,0 26,0 12,0 10,0 osilasi
60 107 83 52 33 4,0 28,0 13,0 10,0 osilasi
Menit ke T1(°C) T2(°C) T3(°C) T4(°C)Panjang langkah osilasi (cm) Waktu 10 kali osilasi(detik) keterangan
pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi
0 25 25 25 25 0 0 0 0 Belum osilasi
Pada variasi ini osilasi terjadi pada detik ke 55 panjang langkah sedikit stabil.
Perbandingan panjang langkah antara pipa dan selang sangat besar. Hal ini
karena selang yang digunakan diameternya lebih kecil dari pipa.
Pengambilan data pada pengujian daya spirtus menggunakan volume spirtus
100 ml dengan air sebanyak 1 kg diasumsikan kedalam panci dengan catatan air
tidak sampai mendidih, pemanasan menggunakan kompor spirtus, kemudian
dilakukan pencatatan kenaikan suhu air pada setiap 2 menit seperti pada tabel
4.13. Perhitungan daya spirtus menggunakan persamaan 2.7 dihitung tiap menit
kemudian dilakuan penjumlahan dan pengambilan data rata-rata daya spirtus yang
nantinya digunakan sebagai daya spirtus untuk menghitung efisiensi.
Diasumsikan tidak ada panas yang hilang dari kompor menuju air, hambatan
panas konveksi diabaikan dan tidak ada air yang menguap, hasil dari perhitungan
daya spirtus dapat dilihat pada tabel 4.14.
Tabel 4.14 Data Pengujian Daya Spirtus
4.2. Hasil Perhitungan
Data perhitungan frekwensi, debit, tekanan, daya pompa, efisiensi
pompa dan perhitungan untuk daya pemanas dapat dihitung dengan
persamaan (2.1-2.7) pada dasar teori. Berikut ini adalah contoh
perhitungan pada pengambilan data percobaan variasi pertama.
Daya pemanas dengan bahan bakar spirtus dapat dihitung dari (Tabel
4.14) dan hasil dari perhitungan dapat dilihat pada (Tabel 4.15). Daya
pemanas yang dihasilkan dapat dihitung setelah diketahui ∆ t 120 detik,
mair 1 kg dan ΔT 11 ºC dengan Cp sebesar 4200 J/kg ºC melalui
persamaan seperti berikut :
Berikut ini adalah contoh perhitungan pada pengambilan data percobaan
tabel (4.1) pada pipa osilasi. Banyak langkah osilasi yang diambil adalah
10 kali dan waktu yang diperlukan adalah 14.0 detik, maka frekuensi yang
dihasilkan :
Karena frekuensi didapat 0,714 dan panjang langkah osilasi diketahui dari
Debit air yang didapatkan :
Tekanan pemompaan yang dihasilkan dapat dihitung dari tinggi langkah
osilasi sebesar 0,05 m, ρsebesar1000 kg/m3 dan g sebesar 9,8 m/s2 :
Daya pemompaan dapat diketahui dari hasil debit air yang didapat
0,000005 m³/s dengan tekanan pemompaan 490 kg/m³:
Dari hasil rata-rata daya pemanas yaitu 360 watt maka efisiensi pompa
didapatkan :
Berikut ini adalah contoh perhitungan pada pengambilan data percobaan
tabel (4.1) pada pipa fluidyn. Banyak langkah yang diambil adalah 10 kali
dan waktu yang diperlukan adalah 13.0 detik, maka frekuensi yang
Karena frekuensi didapat 0,77 dan panjang langkah fluidyn diketahui dari
tabel (4.1) maka kecepatan osilasi didapatkan :
Debit air yang didapatkan :
Tekanan pemompaan yang dihasilkan dapat dihitung dari tinggi langkah
fluidyn sebesar 0,04 m, ρsebesar1000 kg/m3 dan g sebesar 9,8 m/s2 :
Daya pemompaan dapat diketahui dari hasil debit air yang didapat
0,000009 m³/s dengan tekanan pemompaan 392 kg/m³ :
Dari hasil rata-rata daya pemanas yaitu 360 watt maka efisiensi pompa
Tabel 4.15 Perhitungan daya pemanas
w pemanas rata-rata 360
Tabel 4.16 Perhitungan pompa pada variasi keran dibuka penuh 0° dengan pendingin udara dan air ditengah evaporator
Tabel 4.17 Perhitungan pompa pada variasi keran ditutup 22,5º dengan pendingin udara dan air ditengah evaporator
pipa osliasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fuidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn
menit Frekuensi (Hz) V (m/s) Q (m³/s) P (N/m²) Daya (W) efisiensi (%) keterangan
osi lasi
10 0,71 0,77 0,04 0,03 0,000005 0,000009 491 392 0,002 0,003 0,0006 0,0010 20 0,67 0,77 0,04 0,03 0,000005 0,000010 589 441 0,003 0,004 0,0008 0,0012 30 0,71 0,77 0,04 0,04 0,000005 0,000011 589 491 0,003 0,005 0,0009 0,0015 40 0,77 0,77 0,03 0,03 0,000004 0,000008 392 343 0,002 0,003 0,0004 0,0007 50 0,77 0,83 0,03 0,03 0,000003 0,000007 343 294 0,001 0,002 0,0003 0,0006 60 0,71 0,83 0,04 0,03 0,000005 0,000009 491 392 0,002 0,004 0,0006 0,0010
osi lasi
pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn menit Frekuensi (Hz) V (m/s) Q (m³/s) P (N/m²) Daya (W) efisiensi (%) keterangan
osi lasi
10 0,77 0,71 0,05 0,04 0,000007 0,000012 687 589 0,005 0,0072 0,0013 0,0020 20 0,77 0,91 0,04 0,04 0,000005 0,000010 540 392 0,003 0,0041 0,0008 0,0011 30 0,91 0,91 0,05 0,01 0,000006 0,000004 540 147 0,003 0,0006 0,0009 0,0002 40 0,91 1,00 0,04 0,01 0,000005 0,000003 441 98 0,002 0,0003 0,0006 0,0001 50 0,77 0,77 0,02 0,01 0,000002 0,000002 196 98 0,000 0,0002 0,0001 0,0001 60 0,91 0,91 0,04 0,01 0,000005 0,000004 392 147 0,002 0,0006 0,0005 0,0002
Tabel 4.18 Perhitungan pompa pada variasi keran ditutup 45º dengan pendingin udara dan air ditengah evaporator
Tabel 4.19 Perhitungan pompa pada variasi keran dibuka penuh 0° dengan pendingin air dan air ditengah evaporator
Tabel 4.20 Perhitungan pompa pada variasi keran ditutup 22,5º dengan pendingin air dan air ditengah evaporator
pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fludyn
menit Frekuensi (Hz) V (m/s) Q (m³/s) P (N/m²) Daya (W) efisiensi (%) keterangan
osi lasi
10 0,91 0,91 0,01 0,01 0,000001 0,000003 98 98 0,00011 0,0003 0,00003 0,00007 20 1,11 1,00 0,01 0,01 0,000001 0,000001 49 49 0,00003 0,0001 0,00001 0,00002 30 0,91 1,00 0,00 0,01 0,000001 0,000001 49 49 0,00003 0,0001 0,00001 0,00002 40 0,83 0,91 0,01 0,01 0,000002 0,000003 147 98 0,00023 0,0003 0,00006 0,00007 50 0,83 0,91 0,03 0,02 0,000004 0,000005 392 196 0,00166 0,0010 0,00046 0,00028 60 0,83 1,00 0,03 0,02 0,000004 0,000004 343 147 0,00127 0,0006 0,00035 0,00017
osi lasi
pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn
menit Frekuensi (Hz) V (m/s) Q (m³/s) P (N/m²) Daya (W) efisiensi (%) keterangan
osi lasi
10 1,11 0,83 0,03 0,02 0,000004 0,000005 294 196 0,001 0,001 0,0003 0,0003
20 0,77 0,77 0,05 0,04 0,000006 0,000011 589 491 0,003 0,005 0,0010 0,0015
30 0,83 0,77 0,04 0,03 0,000005 0,000010 491 441 0,003 0,004 0,0007 0,0012
40 0,77 0,77 0,04 0,03 0,000005 0,000009 491 392 0,002 0,003 0,0007 0,0010
50 0,77 0,77 0,05 0,03 0,000006 0,000009 589 392 0,003 0,003 0,0010 0,0010
60 0,77 0,77 0,05 0,03 0,000006 0,000010 589 441 0,003 0,004 0,0010 0,0012
osi lasi
pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn
menit Frekuensi (Hz) V (m/s) Q (m³/s) P (N/m²) Daya (W) efisiensi (%) keterangan
osi lasi
10 1,11 0,77 0,11 0,05 0,000014 0,000015 981 687 0,014 0,011 0,0038 0,0029
20 0,83 0,83 0,04 0,02 0,000005 0,000006 491 245 0,003 0,001 0,0007 0,0004
30 0,83 0,83 0,04 0,03 0,000005 0,000007 491 294 0,003 0,002 0,0007 0,0006
40 0,83 0,77 0,04 0,02 0,000005 0,000007 491 294 0,003 0,002 0,0007 0,0005
50 0,83 0,83 0,04 0,02 0,000005 0,000006 491 245 0,003 0,001 0,0007 0,0004
60 0,83 0,83 0,03 0,03 0,000004 0,000008 392 343 0,002 0,003 0,0005 0,0008
Tabel 4.21 Perhitungan pompa pada variasi keran ditutup 45º dengan pendingin air dan air ditengah evaporator
Tabel 4.22 Perhitungan pompa pada variasi keran dibuka penuh 0° dengan pendingin udara dan air diatas evaporator
Tabel 4.23 Perhitungan pompa pada variasi keran ditutup 22,5º dengan pendingin udara dan air diatas evaporator
pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn
menit Frekuensi (Hz) V (m/s) Q (m³/s) P (N/m²) Daya (W) efisiensi (%) keterangan
osi lasi
10 0,91 0,83 0,05 0,02 0,000006 0,000006 491 245 0,0028 0,0015 0,0008 0,0004 20 0,91 0,83 0,05 0,02 0,000007 0,000006 589 245 0,0041 0,0015 0,0000 0,0004 30 0,83 0,83 0,03 0,02 0,000004 0,000005 392 196 0,0017 0,0009 0,0005 0,0003 40 0,91 1,00 0,03 0,02 0,000003 0,000006 294 196 0,0010 0,0011 0,0003 0,0003 50 0,83 0,91 0,03 0,02 0,000004 0,000005 392 196 0,0017 0,0010 0,0005 0,0003 60 0,83 1,00 0,03 0,02 0,000004 0,000004 343 147 0,0013 0,0006 0,0004 0,0002
osi lasi
pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn menit Frekuensi (Hz) V (m/s) Q (m³/s) P (N/m²) Daya (W) efisiensi (%) keterangan
osi lasi
10 1,25 0,77 0,18 0,04 0,000022 0,000011 1373 491 0,030 0,005 0,0085 0,0015 20 0,83 0,77 0,05 0,04 0,000006 0,000011 589 491 0,004 0,005 0,0010 0,0015 30 0,77 0,91 0,02 0,02 0,000003 0,000005 294 196 0,001 0,001 0,0002 0,0003 40 0,91 0,77 0,05 0,03 0,000006 0,000009 491 392 0,003 0,003 0,0008 0,0010 50 0,91 0,83 0,05 0,03 0,000006 0,000008 491 343 0,003 0,003 0,0008 0,0008 60 0,71 0,77 0,04 0,03 0,000005 0,000010 491 441 0,002 0,004 0,0006 0,0012
osi lasi
pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn
menit Frekuensi (Hz) V (m/s) Q (m³/s) P (N/m²) Daya (W) efisiensi (%) keterangan
osi lasi
10 0,91 0,83 0,05 0,02 0,000006 0,000005 491 196 0,0028 0,0009 0,0008 0,0003 20 0,77 0,83 0,04 0,03 0,000005 0,000007 491 294 0,0024 0,0021 0,0007 0,0006 30 0,83 0,83 0,03 0,02 0,000004 0,000005 392 196 0,0017 0,0009 0,0005 0,0003 40 0,77 0,83 0,04 0,02 0,000005 0,000005 491 196 0,0024 0,0009 0,0007 0,0003 50 0,83 0,83 0,04 0,02 0,000005 0,000005 441 196 0,0021 0,0009 0,0006 0,0003 60 0,83 0,83 0,04 0,02 0,000005 0,000006 441 245 0,0021 0,0015 0,0006 0,0004
Tabel 4.24 Perhitungan pompa pada variasi keran ditutup 45º dengan pendingin udara dan air diatas evaporator
Tabel 4.25 Perhitungan pompa pada variasi keran dibuka penuh 0° dengan pendingin air dan air diatas evaporator
Tabel 4.26 Perhitungan pompa pada variasi keran ditutup 22,5º dengan pendingin air dan air diatas evaporator
pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn
menit Frekuensi (Hz) V (m/s) Q (m³/s) P (N/m²) Daya (W) efisiensi (%) keterangan
osi lasi
10 1,11 0,83 0,04 0,02 0,000006 0,000005 392 196 0,0022 0,0009 0,00061 0,00026 20 0,91 0,83 0,05 0,01 0,000006 0,000004 491 147 0,0028 0,0005 0,00078 0,00015 30 0,83 0,91 0,02 0,01 0,000003 0,000004 245 147 0,0006 0,0006 0,00018 0,00016 40 0,83 0,91 0,03 0,00 0,000003 0,000001 294 49 0,0009 0,0001 0,00026 0,00002 50 0,77 0,83 0,03 0,01 0,000004 0,000004 392 147 0,0015 0,0005 0,00042 0,00015 60 0,77 0,83 0,04 0,01 0,000005 0,000004 491 147 0,0024 0,0005 0,00066 0,00015
osi lasi
pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn
menit Frekuensi (Hz) V (m/s) Q (m³/s) P (N/m²) Daya (W) efisiensi (%) keterangan
osi lasi
10 0,71 0,77 0,14 0,08 0,000017 0,000022 1864 981 0,03 0,02 0,009 0,006
20 0,77 0,67 0,12 0,06 0,000016 0,000017 1570 883 0,02 0,02 0,007 0,004
30 0,67 0,71 0,13 0,06 0,000016 0,000018 1864 883 0,03 0,02 0,008 0,004
40 0,71 0,67 0,19 0,08 0,000024 0,000022 2649 1128 0,06 0,02 0,018 0,007
50 0,67 0,71 0,21 0,09 0,000026 0,000024 3041 1177 0,08 0,03 0,022 0,008
60 0,67 0,67 0,19 0,07 0,000024 0,000019 2845 981 0,07 0,02 0,019 0,005
osi lasi
pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn
menit Frekuensi (Hz) V (m/s) Q (m³/s) P (N/m²) Daya (W) efisiensi (%) keterangan
osi lasi
10 1,00 0,77 0,33 0,04 0,000042 0,000011 3237 491 0,14 0,005 0,038 0,001
20 0,77 0,77 0,08 0,06 0,000010 0,000018 981 785 0,01 0,014 0,003 0,004
30 0,91 0,83 0,11 0,02 0,000014 0,000005 1177 196 0,02 0,001 0,005 0,000
40 0,91 0,83 0,14 0,03 0,000017 0,000009 1472 392 0,03 0,004 0,007 0,001
50 1,00 0,83 0,26 0,08 0,000033 0,000024 2551 981 0,08 0,023 0,023 0,006
60 1,00 0,77 0,28 0,03 0,000035 0,000009 2747 392 0,10 0,003 0,027 0,001
Tabel 4.27 Perhitungan pompa pada variasi keran ditutup 45º dengan pendingin air dan air diatas evaporator
4.3. Pembahasan
Data yang telah didapat, akan dibandingan pada setiap variasi yang
dilakukan dalam percobaan. Untuk lebih memudahkan dalam pembahasan, maka
hasil perhitungan untuk daya dan efisiensi di atas dapat disajikan dalam bentuk
grafik.
Gambar 4.1 Grafik hubungan daya dengan waktu pada pipa osilasi, variasi bukaan keran dibuka penuh 0° dan posisi ketinggian awal air ditengah evaporator
pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn pipa osilasi pipa fluidyn menit Frekuensi (Hz) V (m/s) Q (m³/s) P (N/m²) Daya (W) efisiensi (%) keterangan
osi lasi
10 0,71 0,77 0,07 0,03 0,000009 0,000008 981 343 0,009 0,0026 0,0025 0,0002 20 0,83 0,83 0,09 0,02 0,000012 0,000005 1079 196 0,013 0,0009 0,0035 0,0003 30 0,77 0,83 0,08 0,02 0,000010 0,000005 981 196 0,010 0,0009 0,0027 0,0003 40 0,83 0,83 0,09 0,02 0,000012 0,000006 1079 245 0,013 0,0015 0,0035 0,0004 50 0,83 0,83 0,13 0,02 0,000016 0,000006 1472 245 0,023 0,0015 0,0018 0,0004 60 0,83 0,77 0,09 0,02 0,000012 0,000007 1079 294 0,013 0,0019 0,0035 0,0005
Pada percobaan ini dapat dilihat pada Gambar 4.1 bahwa daya pipa osilasi
maksimum yaitu 0,0035 W terjadi pada variasi pendingin air. Hal ini hanya terjadi
pada menit ke 20, dan pada menit selanjutnya daya menurun sampai pada menit
ke 40. Hal ini disebabkan terjadi pengembunan setelah menit ke 20, sehingga
terjadi penurunan daya dalam pipa osilasi dan pada menit ke 50 sampai menit ke
60 terjadi kenaikan daya kembali. Sedangkan pada variasi dengan pendingin
udara daya maksimum mencapai 0,0032 W terjadi pada menit ke 30 dan daya
turun pada menit ke 30 sampai menit ke 40 kemudian naik pada menit ke 50 dan
stabil sampai menit ke 60 hal ini karena pemanasan yang stabil sehingga
menghasilkan daya stabil.
Gambar 4.2 Grafik hubungan daya dengan waktu pada pipa fluidyn, variasi bukaan keran dibuka penuh 0° dan posisi ketinggian awal air ditengah evaporator
Pada percobaan ini dapat dilihat pada Gambar 4.2 bahwa daya pipa fluidyn
maksimum terjadi pada variasi pendingin udara dan pendingin air yaitu 0,0053 W.
Daya maksimum pada pendingin udara terjadi di menit ke 30 dan untuk pendingin
menit ke 50 dan naik kembali pada menit ke 60 tetapi kenaikan dayanya tidak
terlalu tinggi. Hal ini disebabkan terjadi pengembunan sehingga terjadi penurunan
daya kemudian selain karena terjadi pengembunan juga karena pemanas yang
tidak stabil.
Gambar 4.3 Grafik hubungan efisiensi dengan waktu pada pipa osilasi, variasi bukaan keran dibuka penuh 0° dan posisi ketinggian awal air ditengah evaporator
Pada percobaan ini dapat dilihat pada Gambar 4.3 bahwa efisiensi pipa osilasi
maksimum yaitu 0,00100 % terjadi pada variasi pendingin air. Hal ini hanya
terjadi pada menit ke 20,50 dan 60. Pada menit ke 30 ada penurunan efisiensi
sampai pada menit ke 40 kemudian mulai setabil pada menit ke 50 sampai menit
ke 60 . Hal ini di sebabkan daya yang dihasilkan pada pendingin air lebih besar .
Sedangkan pada variasi pendingin udara efisiensi maksimum yang dihasilkan
yaitu 0,00089 % mulai meningkat dari menit ke 10 sampai pada menit ke 30
kemudian menurun pada menit ke 40 sampai 50 dan naik lagi mulai menit ke 60.
Hal ini di sebabkan karena pemanasan dan pendinginan kurang seimbang yang
Untuk Percobaan pada Gambar 4.4 bahwa efisiensi pipa fluidyn maksimum yaitu
0,0015 % terjadi pada variasi pendingin udara. Hal ini juga hanya terjadi pada
menit ke 20, dan pada menit selanjutnya ada penurunan efisiensi sampai pada
menit ke 50 dan naik lagi pada menit ke 60. Hal ini juga disebabkan daya yang
dihasilkan pompa sangat kecil. Pada variasi pendingin air efisiensi maksimum
yaitu 0,000044 % kenaikan dan penurunan efisiensinya pun sama dengan variasi
yang menggunakan pendingin udara.
Pada percobaan ini dapat dilihat pada Gambar 4.5 bahwa daya pipa osilasi
maksimum yaitu 0,0047 W terjadi pada variasi pendingin udara. Hal ini hanya
terjadi pada menit ke 10, dan pada menit selanjutnya daya menurun sampai pada
menit ke 50 dan pada menit ke 60 naik tapi tidak terlalu tinggi. Hal ini disebabkan
terjadi pengembunan setelah menit ke 10, sehingga terjadi penurunan daya dalam
pipa osilasi. Selain karena pengembunan juga karena pemanas yang tidak stabil.
Sedangkan pada variasi dengan pendingin udara ada sedikit kestabilan daya
Gambar 4.4 Grafik hubungan efisiensi dengan waktu pada pipa fluidyn, variasi bukaan keran dibuka penuh 0° dan posisi ketinggian awal air ditengah evaporator
Gambar 4.6 Grafik hubungan daya dengan waktu pada pipa fluidyn, variasi bukaan keran ditutup 22,5° dan posisi ketinggian awal air ditengah evaporator
Pada percobaan ini dapat dilihat pada Gambar 4.6 bahwa daya pipa fluidyn
maksimum yaitu 0,011 W terjadi pada variasi pendingin air. Hal ini juga terjadi
pada menit ke 10 sama seperti daya yang terjadi pada pipa osilasi, pada menit
selanjutnya ada penurunan daya sampai pada menit ke 50. Hal ini juga
disebabkan terjadi pengembunan setelah menit ke 10 sehingga terjadi penurunan
daya. Selain karena terjadi pengembunan juga karena pemanas yang tidak stabil.
Sedangkan pada variasi pendingin udara daya maksimum yang dihasikan yaitu
0,007 W terjadi pada menit ke 10 dan pada menit ke 30 sampai menit ke 60
Gambar 4.7 Grafik hubungan efisiensi dengan waktu dari pipa osilasi, variasi bukaan keran ditutup 22,5° dan posisi ketinggian awal air ditengah evaporator
Pada percobaan ini dapat dilihat pada Gambar 4.7 bahwa efisiensi pipa osilasi
maksimum yaitu 0,0026 % terjadi pada variasi pendingin udara. Hal ini terjadi
pada menit ke 10 dan daya setabil sampai dengan menit ke 40, dan pada menit
selanjutnya ada penurunan efisiensi sampai pada menit ke 60. Hal ini disebabkan
daya yang dihasilkan pompa sangat kecil. Sedangkan pada variasi pendingin air
grafik efisiensi dari menit ke 10 sampai pada menit ke 60 setabil karena ada
kesetimbanan antara pemanasan dan pendinginan.
Untuk Percobaan pada Gambar 4.8 bahwa efisiensi pipa fluidyn maksimum yaitu
0,0029 % terjadi pada variasi pendingin air. Hal ini hanya terjadi pada menit ke
10, dan pada menit selanjutnya ada penurunan efisiensi sampai pada menit ke 60.
Hal ini disebabkan daya yang dihasilkan pompa sangat kecil. Sedangkan pada
variasi pendingin udara efisiensi maksimum juga terjadi pada menit ke 10 dan
Gambar 4.8 Grafik hubungan efisiensi dengan waktu pada pipa fluidyn, variasi bukaan keran ditutup 22,5° dan posisi ketinggian awal air ditengah evaporator
Gambar 4.9 Grafik hubungan daya dengan waktu pada pipa osilasi, variasi bukaan keran ditutup 45° dan posisi ketinggian awal air ditengah evaporator
Pada Percobaan ini dapat dilihat pada Gambar 4.9 bahwa daya pipa osilasi
maksimum yaitu 0,0041 W terjadi pada variasi pendingin air. Hal ini hanya terjadi
pada menit ke 10 dan pada menit selanjutnya terjadi penurunan daya sampai menit
sehingga terjadi penurunan daya sedangkan pada variasi pendingin udara ada
peningkatan daya dari menit ke 20 sampai menit ke 60 jika dibandingkan dengan
daya sebelumnya. Hal ini disebabkan terjadi penguapan yang yang meningkat dari
waktu ke waktu yang dipengaruhi oleh pemanas yang stabil, juga karena bukaan
keran 450 yang mengakibatkan diameter aliran dalam keran mengecil sehingga
tekanan dalam pipa semakin besar dan menghasilkan daya yang besar.
Gambar 4.10 Grafik hubungan daya dengan waktu pada pipa fluidyn, variasi bukaan keran ditutup 45° dan posisi ketinggian awal air ditengah evaporator
Pada percobaan ini dapat dilihat pada Gambar 4.10 bahwa daya pipa fluidyn
maksimum yaitu 0,0015 W, terjadi pada variasi pendingin air. Hal ini hanya
terjadi pada menit ke 10 sampai 20 dan pada menit ke 30 terjadi penurunan daya,
hal ini disebabkan karena pada menit ke 20 terjadi pengembunan sehingga terjadi
penurunan daya dan pada menit ke 40 terjadi penguapan yang membuat daya
menjadi naik tapi pada menit ke 50 sampai menit 60 daya mulai turun kembali.
Pada variasi pendingin udara ada peningkatan daya dari menit ke 30 sampai menit
waktu dan karena pemanas yang stabil dan juga di sebabkan karena ditutupnya
karan sebesar 45° yang mengakibatkan diameter aliran dalam keran mengecil
sehingga tekanan dalam pipa semakin besar dan menghasilkan daya yang besar.
Gambar 4.11 Grafik hubungan efisiensi dengan waktu pada pipa osilasi, variasi bukaan keran ditutup 45° dan posisi ketinggian awal air ditengah evaporator
Pada percobaan ini dapat dilihat pada Gambar 4.11 bahwa efisiensi pipa osilasi
maksimum yaitu 0,0008% terjadi pada variasi pendingin air. Hal ini hanya terjadi
pada menit ke 10 dan pada menit 20 terjadi penurunan daya yang sangat besar
diakibatkan karena pengembunan yang sangat besar sehingga tekanan yang terjadi
sangat kecil kemudian pada menit ke 30 daya naik kembali tetapi tidak terlalu
tinggi sampai pada menit ke 60 daya yang dihasilkan stabil, hal ini disebabkan
pada menit ke 20 terjadi pengembunan sehingga terjadi penurunan efisiensi,
sedangkan pada variasi dengan pendingin udara grafiknya tidak jauh berbeda
menit terakhir terjadi peningkatan efisiensi. Hal ini disebabkan karena penguapan
yang meningkat dan juga karena pemanasan dan pendinginan seimbang.
Gambar 4.12 Grafik hubungan efisiensi dengan waktu pada pipa fluidyn, variasi bukaan keran ditutup 45° dan posisi ketinggian awal air ditengah evaporator
Pada Percobaan ini dapat dilihat pada Gambar 4.12 bahwa efisiensi pipa fluidyn
maksimum yaitu 0,00040 % terjadi pada variasi pendingin air. Hal ini terjadi dari
menit ke 10 dan menit ke 20, pada menit ke 30 sampai menit ke 60 efisiensi
menurun disebabkan karena pada menit ke 30 terjadi pengembunan sehingga
terjadi penurunan efisiensi, sedangkan pada variasi dengan pendingin udara
grafiknya tidak jauh berbeda dengan daya pada pipa fluidyn bukaan kran ditutup
450, dimana dari menit ke 40 sampai menit terakhir terjadi peningkatan efisiensi.
Namun pada menit ke 20 sampai 30 ada sedikit penurun daya . Hal ini karena
dengan variasi pendingin udara, terjadi penguapan yang lebih besar jika
dibandingkan dengan penguapan variasi pendingin air sehingga daya yang besar
Gambar 4.13 Grafik hubungan daya dengan waktu pada pipa osilasi, variasi bukaan keran dibuka penuh 0° dan posisi ketinggian awal air diatas evaporator
Pada percobaan ini dapat dilihat pada Gambar 4.13 bahwa daya pipa osilasi
maksimum yaitu 0,080 W terjadi pada variasi pendingin air. Hal ini hanya terjadi
pada menit ke 40, dan pada menit ke 10 sampai dengan menit ke 30 terjadi
kesetabilan daya. Hal ini disebabkan terjadi pengembunan setelah menit ke 10
sehingga tekanan dan daya dalam pipa osilasi setabil. Sedangkan pada variasi
dengan pendingin udara daya maksimum terjadi pada menit ke 10 dan penurunan
daya terjadi pada menit ke 20 itu di sebabkan adanya pengembunan yang terjadi
pada menit ke 20 sehingga daya turun dan setabil sampai dengan menit ke 60.
Untuk percobaan pada Gambar 4.14 bahwa daya pipa fluidyn maksimum yaitu
0,029 W terjadi pada variasi pendingin air. Hal ini hanya terjadi pada menit ke 50.
Setelah menit ke 10 sampai dengan menit ke 30 terjadi penurunan daya, dan
setelah menit ke 40 terjadi peningkatan daya sampai pada menit ke 50 dan turun
setelah menit ke 20 sampai dengan menir ke 30 sehingga terjadi penurunan
tekanan dan daya dalam pipa fluidyn. Sedangkan pada variasi dengan pendingin
udara, daya setabil dari menit ke 30 sampai menit ke 60 hal ini disebabkan karena
pendinginan dan pemanasan seimbang maka daya yang terjadi setabil.
Gambar 4.14 Grafik hubungan daya dengan waktu pada pipa fluidyn, variasi bukaan keran dibuka penuh 0° dan posisi ketinggian awal air diatas evaporator
Pada percobaan ini dapat dilihat pada Gambar 4.15 bahwa efisiensi pipa osilasi
maksimum yaitu 0,022% terjadi pada variasi pendingin air. Disini ada kesamaan
grafik efisiensi dan daya pada pipa osilasi karena terjadi pengembunan setelah
menit ke 10 sampai dengan menit ke 30 sehingga terjadi penurunan tekanan dan
daya sehingga mengakibatkan terjadi penurunan efisiensi, dan juga karena
pemanas yang tidak stabil. Pada variasi dengan pendingin udara, daya setabil dari
menit ke 30 sampai menit ke 60 hal ini disebabkan karena pendinginan dan
pemanasan seimbang maka daya yang terjadi setabil.
Gambar 4.16 Grafik hubungan efisiensi dengan waktu pada pipa fluidyn, variasi bukaan keran dibuka penuh 0° dan posisi ketinggian awal air diatas evaporator
Pada percobaan ini dapat dilihat pada Gambar 4.16 bahwa efisiensi pipa fluidyn
maksimum yaitu 0,0080% terjadi pada variasi pendingin air. Hal ini hanya terjadi
pada menit ke 50. Setelah menit ke 10 sampai dengan menit ke 30 terjadi
penurunan efisiensi, dan setelah menit ke 40 terjadi peningkatan efisiensi sampai