• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh media pembelajaran berbasis blog terhadap motivasi, keaktifan belajar dan hasil belajar siswa di kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada pokok bahasan lensa - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh media pembelajaran berbasis blog terhadap motivasi, keaktifan belajar dan hasil belajar siswa di kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada pokok bahasan lensa - USD Repository"

Copied!
192
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MED

DIA PEMBELAJARAN BERBASIS BLOG AKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJA VIII SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKA

PADA POKOK BAHASAN LENSA

Skripsi

iajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh :

Fransisca Harumning Tyas NIM : 081424023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA DIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETA ULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKA

(2)

i

DIA PEMBELAJARAN BERBASIS BLOG AKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJA VIII SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKA

PADA POKOK BAHASAN LENSA

Skripsi

iajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh :

Fransisca Harumning Tyas NIM : 081424023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA DIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETA ULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKA

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria

Kekuatanku

Karya kecil ini kupersembahkan untuk :

Kedua orangtuaku : Robertus W. Handoko dan Maria Sunarti

Adikku : Gregorius Agung Septiandri

Semangatku : Cosmas Wenny Septian

(6)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 18 Juli 2012

Penulis

(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Fransisca Harumning Tyas

NIM : 081424023

Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan karya ilmiah saya

yang berjudul :

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS BLOG TERHADAP MOTIVASI, KEAKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VIII SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA PADA POKOK BAHASAN LENSA

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas

Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya,

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 18 Juli 2012

Yang menyatakan

(8)

vii

ABSTRAK

Fransisca Harumning Tyas. 2012. Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Blog Terhadap Motivasi, Keaktifan Belajar dan Hasil Belajar Siswa di Kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Pada Pokok Bahasan Lensa.Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penggunaan media pembelajaran blog terhadap (1) motivasi belajar siswa untuk belajar mengenai lensa, (2) keaktifan belajar siswa untuk belajar mengenai lensa, (3) hasil belajar siswa, dan (4) ingin mengetahui tanggapan siswa mengenai media pembelajaranblog.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada tanggal 30 Maret–27 April 2012. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F yang terdiri dari 30 siswa. Penelitian ini menggunakan instrumen pembelajaran terdiri dari pedoman umum pembelajaran, media pembelajaran blog, dan LKS (Lembar Kerja Siswa). Instrumen pengumpulan dan pengolahan data yang terdiri dari soal pre-test danpost-test, kuesioner motivasi belajar, kuesioner terbuka dan lembar kegiatan pembelajaranblog.

Penelitian ini diawali dengan penyusunan instrumen, pemberian informasi awal mengenai media pembelajaran blog, mengerjakan soal pre-test, pelaksanaan pembelajaran dengan media pembelajaran blog, mengerjakan soal post-test,

kuesioner motivasi belajar dan kuesioner terbuka.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) siswa memiliki motivasi belajar yang baik dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran blog, (2) sebagian besar siswa aktif dalam pembelajaran blog

dengan melakukan beberapa kegiatan seperti mengerjakan semua soal di dalam LKS dan membuka serta mempelajari blog baik di dalam maupun di luar jam pembelajaran sekolah, (3) penggunaan media pembelajaran blog dapat meningkatkan hasil belajar siswa, (4) siswa merasa tertarik dengan pembelajaran menggunakanblog.

(9)

viii

ABSTRACT

Fransisca Harumning Tyas. 2012. The Influence of Blog-Based Learning Media Towards Motivation, Learning Activeness and Learning Result of Students at Eighth Students of Pangudi Luhur 1 Junior High School of Yogyakarta on The Topic of Lens. Thesis. Physics Education Study Program, Departement of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This research is a qualitative descriptive which purpose to find out how far the effect of use blog learning media on (1) students’ learningmotivation to learn about lens, (2) students’ learning activity to learn about lens, (3) the result of learning instruments consists of general guidelines for learning, blog learning media, and student worksheet. The data collecting instruments and data processing instruments which consists of pre-test and post-test, learning motivation questionnaire, open questionnaire, and blog learning activity sheet.

This research began with the preparation of the instruments, giving preliminary information about blog learning media, doing the pre-test, the implementation of learning with blog learning media, doing the post-test, learning motivation questionnaire, and open questionnaire.

The results of the research indicated that : (1) the students have good learning motivation in following the learning using blog learning media, (2) most of the students are active in blog learning showed by doing some activities, such as the students could finish all the questions of the worksheet and learn the blog both inside and outside of school hours, (3) increasing the learning result of student, (4) students were interested in learning to use blog.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Bapa atas segala Kasih dan rahmatNya sehingga

penulis dapat menyelesaikan dengan baik penelitian dan penulisan skripsi dengan

judul Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Blog Terhadap Motivasi,

Keaktifan Belajar dan Hasil Belajar Siswa Di Kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1

Yogyakarta Pada Pokok Bahasan Lensa .

Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidika Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitaas

Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penelitian dan penulisan skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik karena bantuan baik dalam hal material, dukungan,

saran maupun gagasan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan

yang berbahagia ini, penulis secara khusus mengucapkan banyak terima kasih

kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim M.Ed.,Ph.D. selaku dosen pembimbing yang telah

dengan sabar memberikan bimbingan, pengarahan, saran serta semangat

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Br. Valentinus Naryo, M.Pd, FIC selaku kepala sekolah SMP Pangudi

Luhur 1 Yogyakarta yang telah berkenan memberikan ijin dan kesempatan

(11)

x

3. Bapak Bambang selaku guru fisika dan Bapak Heru selaku guru komputer

SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, atas segala bantuan dan dukungan

selama peneliti melaksanakan penelitian.

4. Bapak Drs. A. Atmadi, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika

dan semua dosen penguji atas semua saran dan masukan yang berguna demi

penyempurnaan skripsi ini.

5. Siswa kelas VIII F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta atas kerjasamanya

selama penelitian berlangsung sehingga dapat berjalan dengan lancar.

6. Segenap dosen Jurusan Pendidikan Fisika yang telah sabar membimbing

serta telah banyak memberikan ilmunya kepada penulis.

7. Segenap staff karyawan Sekertariat JPMIPA, Pak Sugeng, Mbak Heni, Mas

Arif, atas segala bantuan yang telah diberikan.

8. Mama, Papa, Adik, Mas Wenny dan semua kerabat dekat, atas segala

dukungan baik materi, spritual, atas kasih sayang dan doa yang tiada henti

kepada penulis.

9. Sahabat-sahabatku “Power Rangers” : Astrid, Yenni, Laras atas bantuannya

selama penelitian, Berta atas design pin yang keren, Inches dan Frada atas

semangat yang diberikan.

10. Sahabat-sahabatku sewaktu SMP dan SMA khususnya Lia, Lenny, Novita,

Anna, Gaby, Nina, Oan, Dolpus, Anes, Arthya, Lukas, Rully, Aris, Diles,

Cathrine, Vivi, Noviana, Dita, Bella, yang telah memberikan semangat dan

(12)

xi

11. Anton atas bantuannya dalam pembuatan video dan juga teman-teman

Pendidikan Fisika angkatan 2008 atas semangat dan kebersamaan kita baik

dalam suka maupun duka yang telah mewarnai perjalanan hidupku.

12. Teman-teman Kos Benteng, khususnya Mbak Rani, Mbak Mayan, Mbak

Novi, Mbak Nila, Mbak Wingga, Mbak Neldy, Mbak Aca, Mbak Agnes

atas bantuan, nasihat serta semangat yang telah diberikan selama ini.

13. Mas Eko atas bantuannya dalam pembuatan blog, Mas Matius atas bantuan

kamera untuk penelitian, dan teman-teman Kos Kalkulus lainnya atas

dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

14. Teman-teman KOMPAI atas kebersamaan kita dalam berorganisasi dan

berjuang dalam suka dan duka untuk melayani Tuhan.

15. Teman-teman PPL SMA GAMA beserta murid-muridku tercinta, KKN

Sempon, Cofas 2009/2010, Panitia Paskah Cenat-cenut, atas pengalaman

yang luar biasa berdinamika dan bekerjasama dengan kalian.

16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih atas

segala bantuan, dukungan, dan juga bimbingan yang diberikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun demi

penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pembaca.

Penulis

(13)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA...vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR BAGAN ...xix

BAB I. PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah...1

B. Batasan Masalah...5

C. Rumusan Masalah ...5

D. Tujuan Penelitian ...6

E. Manfaat Penelitian... 6

BAB II. KAJIAN TEORI...8

A. Media Pembelajaran ...8

B. Media Pembelajaran BerbasisBlog...10

C. Motivasi Belajar Fisika Model ARCS (ARCS MODELS) ...13

1. Motivasi Belajar ...13

2. Motivasi Belajar Fisika ...14

3. Motivasi Belajar Model ARCS (ARCS MODELS) ...14

D. Keaktifan Siswa...19

(14)

xiii

F. Pokok Bahasan Lensa...29

1. Apakah lensa itu?...29

2. Lensa Cembung ...30

a. Bagian–bagian lensa cembung...30

b. Tiga sinar istimewa pada lensa cembung ...32

c. Bentuk–bentuk dan sifat bayangan ...33

d. Melukis sendiri pembentukan bayangan pada lensa cembung ...35

3. Lensa Cekung ...36

a. Bagian–bagian lensa cekung...37

b. Tiga sinar istimewa pada lensa cekung...38

c. Bentuk–bentuk dan sifat bayangan ...39

d. Melukis sendiri pembentukan bayangan pada lensa cekung ...40

4. Perhitungan pada lensa ...40

5. Kekuatan lensa...42

G. Penggunaan Media PembelajaranBlogpada Pokok Bahasan Lensa ...43

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN...47

A. Jenis Penelitian...47

B. Subyek Penelitian ...47

C. Waktu dan Tempat Penelitian ...48

D. Desain Penelitian...48

1. Tahap I : penyusunan instrumen...49

a. Pedoman Umum Pembelajaran...49

b. Blog...49

c. Lembar Kerja Siswa (LKS) ...50

d. Soalpre-testdanpost-test...50

e. Kuesioner motivasi belajar ...51

f. Kuesioner terbuka ...51

g. Lembar Kegiatan Pembelajaran Blog ...51

2. Tahap II :Pre-test...52

(15)

xiv

4. Tahap IV:Post-test, mengisi kuesioner motivasi belajar dan kuesioner

terbuka ...52

E. Treatment ...53

F. Instrumen Penelitian...54

G. Validitas dan Reliabilitas ...55

H. Metode Analisis Data ...57

1. Motivasi Belajar Siswa ...57

2. Keaktifan Belajar Siswa ...60

3. Hasil Belajar Siswa...63

4. Tanggapan Siswa Mengenai Media PembelajaranBlog...84

BAB IV. DATA DAN ANALISIS DATA...86

A. Pelaksanaan Penelitian ...86

1. Pembuatanblogpembelajaran...86

2. Pelaksanaan pembelajaran ...88

3. Evaluasi ...96

B. Data, Analisis Data dan Pembahasan ...97

1. Motivasi Belajar Siswa ...97

2. Keaktifan Belajar Siswa ...103

3. Hasil Belajar Siswa ...106

4. Tanggapan Siswa Mengenai Media PembelajaranBlog ...114

C. Keterbatasan Penelitian ...116

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN...118

A. Kesimpulan...118

1. Motivasi Belajar Siswa ...118

2. Keaktifan Belajar Siswa ...118

3. Hasil Belajar Siswa...119

4. Tanggapan Siswa...119

B. Saran...120

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A1. Pedoman Umum Pembelajaran...124

Lampiran A2. Media PembelajaranBlog...126

Lampiran A3. Lembar Kerja Siswa ...129

Lampiran A4. Kuesioner Motivasi Belajar ...138

Lampiran A5. Lembar Kegiatan PembelajaranBlog...140

Lampiran A6. SoalPre-test...141

Lampiran A7. SoalPost-test...144

Lampiran B1. Hasil Pengisian Kuesioner Motivasi Belajar ...147

Lampiran B2. Hasil Pengisian Lembar Kegiatan PembelajaranBlog...149

Lampiran B3. Hasil Pengisian Lembar Kerja Siswa (LKS)...151

Lampiran B4. Hasil Pengerjaan SoalPre-test ...155

Lampiran B5. Hasil Pengerjaan SoalPost-test ...158

Lampiran B6. Hasil Kuesioner Terbuka ...161

Lampiran B7. Rangkuman Hasil Kuesioner Terbuka ...163

Lampiran C1. Surat Permohonan Ijin Penelitian ...166

Lampiran C2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ...167

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Rancangan pembelajaran pokok bahasan lensa dengan media

pembelajaran berbasisblog ...45

Tabel 3.1. Pemberian skor kuesioner pernyataan positif ...58

Tabel 3.2. Pemberian skor kuesioner pernyataan negatif ...58

Tabel 3.3. Penggolongan pernyataan dalam kuesioner motivasi berdasarkan kriteria dan kondisi setelah dilakukan validasi ...59

Tabel 3.4. Pemberian kategori kuesioner motivasi siswa ...59

Tabel 3.5. Kategori hasil kuesioner motivasi siswa ...60

Tabel 3.6. Distribusi pertanyaan pada LKS (Lembar Kerja Siswa)...61

Tabel 3.7. Perhitungan total soal di dalam LKS yang telah dikerjakan siswa ...62

Tabel 3.8. Total waktu yang digunakan siswa untuk membukablog...63

Tabel 3.9. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator Pembelajaran ...64

Tabel 3.10. Distribusi soal menurut konsep dan indikator pembelajaran ...65

Tabel 3.11. Konsep, aspek yang diukur, soal dan skor maksimal ...66

Tabel 3.12. Konsep, soal, aspek yang diukur, kriteria penilaian dan skornya...68

Tabel 3.13. Skorpre-testsiswa untuk setiap soal ...82

Tabel 3.14. Skorpost-testsiswa untuk setiap soal...82

Tabel 3.15. Hasilpre-testdanpost-test...82

Tabel 3.16. Komentar Siswa ...84

Tabel 3.17. Kritik Siswa...84

Tabel 3.18. Saran Siswa ...85

Tabel 4.1. Proses pembelajaran menggunakan media pembelajaranblog.. 89

Tabel 4.2. Hasil analisis kuesioner motivasi belajar siswa ...98

(18)

xvii

Tabel 4.4. Persentase dari setiap kategori hasil pengisian kuesioner...101

Tabel 4.5. Hasil perhitungan total soal di dalam LKS yang telah dikerjakan siswa ...103

Tabel 4.6. Hasil analisis total waktu yang digunakan siswa untuk membukablog...105

Tabel 4.7. Hasil analisis skorpre-testsiswa untuk setiap aspek soal ...106

Tabel 4.8. Hasil analisis skorpost-testsiswa untuk setiap sapek soal ...107

Tabel 4.9. Hasil analisispre-testdanpost-test...109

(19)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Hierarki piramidal ranah kognitif ...29

Gambar 2.2 Kaca pembesar (lup)...30

Gambar 2.3. Bentuk–betuk lensa cembung ...30

Gambar 2.4. Pembiasan sinar sejajar pada lensa cembung ...31

Gambar 2.5. Foto pembiasan sinar–sinar sejajar pada lensa cembung . ...32

Gambar 2.6a. Sinar istimewa pada lensa cembung(a) ...32

Gambar 2.6b. Sinar istimewa pada lensa cembung(b) ...32

Gambar 2.6c. Sinar istimewa pada lensa cembung(c) ...33

Gambar 2.7a. Bayangan benda jika benda terletak lebih jauh dari 2F2...33

Gambar 2.7b. Bayangan benda jika benda terletak di 2F2...33

Gambar 2.7c. Bayangan benda jika benda diantara F2dan 2F2...34

Gambar 2.7d. Bayangan benda jika benda terletak di F2 ...34

Gambar 2.7e. Bayangan benda jika benda terletak di antara F2dan O ...34

Gambar 2.8. Melukis pembentukan bayangan di lensa cembung ...35

Gambar 2.9. Animasi pembentukan bayangan pada lensa cembung ...36

Gambar 2.10 Bentuk–bentuk lensa cekung...36

Gambar 2.11 Pembiasan sinar sejajar pada lensa cekung. ...37

Gambar 2.12 Foto pembiasan sinar–sinar sejajar pada lensa cekung. ...37

Gambar 2.13a Sinar istimewa pada lensa cekung(a) ...38

Gambar 2.13b. Sinar istimewa pada lensa cekung(b) ...38

Gambar 2.13c. Sinar istimewa pada lensa cekung(c) ...38

Gambar 2.14a. Bayangan benda jika benda terletak lebih jauh dari 2F1...39

Gambar 2.14b. Bayangan benda jika benda terletak diantara F1dan 2F1...39

Gambar 2.14c. Bayangan benda jika benda diantara F1dan O ...39

Gambar 2.15. Melukis pembentukan bayangan di lensa cekung ...40

(20)

xix

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1. Hubungan tiga unsur dalam belajar mengajar ...22

(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Di zaman modern saat ini, dunia IT berkembang sangat pesat terbukti

bahwa semua aktivitas, pekerjaan maupun profesi sangat berhubungan dengan

IT. Komputer dengan fasilitas internet begitu laris digunakan oleh masyarakat.

Baik kalangan anak-anak, remaja maupun orang tua sudah mengenal internet.

Fasilitas yang dimiliki oleh internet sangat banyak, diantaranya : fasilitas iklan

produk, penyedia informasi, chatting, life style dan lain-lain yang semuanya

dibungkus dalam sebuahweb(situs) ataupunblog.

Dalam dunia pendidikan, paradigma lama mengenai proses

belajar-mengajar bersumber pada teori (atau mungkin lebih tepatnya, asumsi) tabula

rasa John Locke (Lie, 2008:2). Locke dalam Lie (2008:2) mengatakan bahwa

pikiran seorang anak seperti kertas kosong yang putih bersih dan siap

menunggu coretan-coretan dari gurunya. Dengan kata lain, otak seorang anak

ibarat botol kosong yang siap diisi dengan segala ilmu pengetahuan dan

kebijaksanaan mahaguru. Paradigma lama pendidikan ini menjadikan guru

sebagai pusat ilmu bagi peserta didik, namun seiring dengan perkembangan

zaman saat ini siswa dapat mencari informasi melalui internet. Perkembangan

IT yang begitu pesat tersebut membuat para pendidik perlu mempersiapkan

beberapa hal dimulai dari : meluangkan banyak waktu untuk belajar IT atau

(22)

lain-lain yang semuanya bermanfaat untuk menggeser asumsi paradigma

pendidikan sebelumnya yang menjadikan guru sebagai pusat ilmu.

Blog menjadi fenomena belakangan ini karena mudah untuk membuat

serta mengaksesnya. Blogbisa berisi dokumen, gambar, obyek media, dan data

yang tersusun secara rapi yang dapat dilihat melalui browser internet.

Sayangnya, keberadaan blog dengan banyak manfaat tersebut, jarang disentuh

oleh komunitas guru. Padahal keberadaan blog bagi guru jika dikaji secara

mendalam mempunyai banyak manfaat untuk pembelajaran. Banyak juga guru

yang telah memanfaatkan blog untuk berbagi pengalaman, ilmu dan

pengetahuan terhadap sesama guru atau peminat bidang pendidikan lainnya.

Tetapi mungkin masih sedikit guru yang menggunakan blog sebagai sarana

untuk mendukung pembelajaran tatap muka di kelas. Pembelajaran dengan

menggunakan media pembelajaran blog, diharapkan dapat membuat pelajaran

menjadi menarik karena tampilan blog bisa dikombinasikan oleh tulisan,

gambar, video, animasi bahkan komentar dari pembaca.

Motivasi sangat penting dalam proses pembelajaran karena siswa yang

memiliki motivasi yang kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan

kegiatan belajar. Sardiman (1986:84) menyatakan bahwa hasil belajar akan

menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan,

akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa

menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Demikian pula, hasil

belajar siswa banyak ditentukan oleh motivasi yang dimilikinya. Semakin besar

(23)

dicapai. Motivasi akan menentukan intensitas usaha siswa untuk melakukan

sesuatu termasuk melakukan belajar. Kegiatan ataupun cara untuk

menumbuhkan motivasi belajar siswa bukanlah hal yang mudah untuk

dilakukan. Penggunaan media pembelajaran bisa menjadi salah satu cara untuk

menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar sehingga diharapkan nantinya

hasil belajar yang diperoleh siswa dapat maksimal.

Beberapa ahli mengungkapkan bahwa siswa akan lebih memahami

konsep apabila siswa ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran. Usman

(1997:21) mengatakan aktivitas siswa sangat diperlukan dalam kegiatan

pembelajaran sehingga siswalah yang seharusnya banyak aktif, sebab siswa

sebagai subyek didik adalah yang merencanakan dan ia sendiri yang

melaksanakan belajar. Maka aktivitas siswa dalam pembelajaran sangat

diperlukan untuk merangsang keaktifan siswa karena pada dasarnya tidak ada

belajar jika tidak ada aktivitas. Tentang pembelajaran yang memuat aktivitas

siswa, Hamalik (2007:171) mengatakan pengajaran yang efektif adalah

pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan

aktivitas sendiri.

Saat ini banyak diterapkan model pembelajaran fisika serta penggunaan

media pembelajaran fisika yang dapat melibatkan siswa secara aktif. Media

pembelajaran berbasis blog yang dibantu dengan LKS sebagai panduan untuk

belajar adalah metode pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa. Dalam

pembelajaran ini, siswa berperan sebagai subyek utama karena siswa akan

(24)

siswa akan berusaha mencari jawaban dari pertanyaan yang terdapat di LKS di

dalam blog. Pada pembelajaran dengan menggunakan blog, siswa yang akan

berusaha sendiri untuk mempelajari materi sehingga apa yang siswa peroleh

benar-benar dipahami dan tidak mudah dilupakan.

Berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti ingin mengetahui sejauh mana

pengaruh penggunaan media pembelajaran berbasis blog terhadap motivasi,

(25)

B. Batasan Masalah

Peneliti membatasi permasalahan untuk penelitian sebagai berikut :

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian dibatasi pada siswa-siswi kelas VIII F SMP Pangudi

Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh dari penggunaan media

pembelajaran blog terhadap motivasi, keaktifan, dan hasil belajar siswa

dalam pokok bahasan lensa serta bagaimana tanggapan siswa mengenai

pembelajaran tersebut.

3. Mengenai pokok bahasan pelajaran fisika yang akan diberikan, yaitu pokok

bahasan lensa.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan pembatasan masalah yang telah

diungkapkan di atas, peneliti merumuskan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Sejauh mana pengaruh media pembelajaran berbasis blogterhadap motivasi

belajar siswa untuk belajar mengenai lensa?

2. Sejauh mana pengaruh media pembelajaran berbasisblogterhadap keaktifan

belajar siswa untuk belajar mengenai lensa?

3. Sejauh mana pengaruh media pembelajaran blog terhadap hasil belajar

siswa pada pokok bahasan lensa?

(26)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah :

1. Mengetahui sejauh mana pengaruh media pembelajaran berbasis blog

terhadap motivasi belajar siswa untuk belajar mengenai lensa.

2. Mengetahui sejauh mana pengaruh media pembelajaran berbasis blog

terhadap keaktifan belajar siswa untuk belajar mengenai lensa.

3. Mengetahui sejauh mana pengaruh media pembelajaran berbasis blog

terhadap hasil belajar siswa.

4. Mengetahui tanggapan siswa mengenai media pembelajaranblog.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang maka penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat diantaranya :

1. Bagi Guru :

- Penggunaan media pembelajaran berbasis blog dapat dijadikan

sebagai referensi dalam pembelajaran fisika.

- Sebagai media untuk mengembangkan kemampuannya dalam usaha

untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa sehingga diharapkan

dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

- Sebagai pengetahuan untuk membuat pembelajaran yang diharapkan

dapat menumbuhkan motivasi dan keaktifan siswa dalam belajar

(27)

2. Bagi Siswa

- Memberikan pengalaman belajar dengan menggunakan blog

sehingga mereka dapat mengalami pembelajaran dengan berbagai

metode yang bervariasi.

- Membantu siswa lebih memahami konsep fisika dengan penggunaan

media pembelajaran yang menarik karena bisa disertai dengan

gambar, animasi serta video.

3. Bagi Peneliti :

- Sebagai sarana untuk mencoba menerapkan penggunaan media

(28)

8 BAB II KAJIAN TEORI

A. Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa LatinMediusyang secara harafiah berarti

tengah, perantara atau pengantar. Tetapi secara lebih khusus, pengertian media

dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,

fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun

kembali informasi visual atau verbal. Media juga dapat diartikan sebagai segala

sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang

pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat terdorong

terlibat dalam proses pembelajaran (Angkowo dan Kosasih, 2007 : 10).

Angkowo dam Kosasih (2007 : 14) menyatakan bahwa proses pemilihan

media pembelajaran tidak sama dengan pemilihan buku pegangan dalam

pembelajaran. Pemilihan buku pegangan perlu memperhatikan kebutuhan dan

kemampuan siswa yang akan diajar. Sedangkan menurut Walkinson dalam

Angkowo dan Kosasih (2007 : 14), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

dalam memilih media pembelajaran, yakni :

1. Tujuan

Media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pembelajaran yang

(29)

2. Ketepatgunaan

Jika materi yang akan dipelajari adalah bagian-bagian yang penting dari

benda, maka gambar seperti bagan dan slide dapat digunakan. Apabila yang

dipelajari adalah aspek-aspek yang menyangkut gerak, maka media film

atau video akan lebih tepat. Walkinson menyatakan bahwa penggunaan

bahan-bahan yang bervariasi menghasilkan dan meningkatkan pencapaian

akademik.

3. Keadaan siswa

Media akan efektif digunakan apabila tidak tergantung dari benda

interindividual (melibatkan atau yang terjadi antara individu) antara siswa.

Misalnya kalau siswa tergolong auditif dapat belajar dengan media visual

dan siswa yang tergolong visual dapat juga belajar dengan menggunakan

media auditif.

4. Ketersediaan

Walaupun suatu media dinilai sangat tepat untuk mencapai tujuan

pembelajaran, media tersebut tidak dapat digunakan jika tidak tersedia.

Menurut Walkinson, media merupakan alat mengajar dan belajar, peralatan

tersebut harus tersedia jika dibutuhkan untuk memenuhi keperluan siswa

dan guru.

5. Biaya

Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan menggunakan media,

(30)

Menurut Canei, R. Springfield, dan Clark.,C. dalam Angkowo dan

Kosasih (2007 : 15), dasar pemilihan alat bantu visual adalah memilih alat

bantu yang sesuai dengan kematangan, minat dan kemampuan kelompok,

memilih alat bantu secara tepat untuk kegiatan pembelajaran, mempertahankan

keseimbangan dalam jenis alat bantu yang dipilih, menghindari alat bantu yang

berlebihan, serta mempertanyakan apakah alat bantu tersebut diperlukan dan

dapat mempercepat pembelajaran atau tidak.

B. Media Pembelajaran BerbasisBlog

Blog merupakan perpaduan dari sebuah istilah web dan log, yang

mengarah ke web log, weblog dan akhirnya blog.Blog adalah bentuk aplikasi

web yang menyerupai tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada

sebuah halaman web umum. Tulisan-tulisan ini seringkali dimuat dalam urut

terbalik (isi terbaru dahulu baru kemudian diikuti isi yang lebih lama),

meskipun tidak selamanya demikian. Situs web seperti ini biasanya dapat

diakses oleh semua pengguna internet sesuai dengan topik dan tujuan dari si

pengguna blog tersebut (Wikipedia, 2012).

Kemudahan dalam penggunaan dan adanya layanan tempat atau jasa

membuat blog gratis merupakan faktor yang menyebabkan banyaknya

pengguna blog dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar, mahasiswa, ibu

rumah tangga, bahkan sampai seseorang yang sudah profesional. Blog juga

(31)

Haryanto (2011) menyatakan bahwa terdapat beberapa keunggulan

menggunakan media pembelajaran blog dibandingkan dengan media

pembelajaran berbasisweb, yaitu :

1. Banyak layanan yang menyediakan hosting blog gratis, misalnya

wordpress, blogdetik, blogger, dan blospot sehingga guru atau sekolah

tidak harus mengeluarkan biaya yang besar.

2. Mudah dalam mengoprasikan dan memanageblogsehingga penulis/guru

tidak harus menguasai bahasa pemrograman. Pengelolaan untuk update

tulisan, materi, hapus dan sebagainya sangat mudah.

3. Pembaca bisa berinteraksi dengan penulis melalui komentar di blogatau

sarana interaksi lainnya yang ditaruh padablog, misalnya :shoutbox chat

Perkembangan internet saat ini yang lumayan pesat, membuat seorang

guru mau tidak mau harus mempunyai alternative pembelajaran kepada siswa.

Dengan pembuatan sebuah media pembelajaran berbasis blog, guru juga akan

terlibat dalam penyedia konten yang bermanfaat di dalam dunia maya.

Banyak istilah-istilah yang didapatkan di dalam blog. Lohat (2011 : 21)

menyatakan beberapa istilah di dalamblogsebagai berikut :

Blogger merupakan julukan bagi pemilik blog atau orang yang mengelola

suatu blog

Posting merupakan istilah yang digunakan ketika seseorang blogger

memuat artikel ke dalamblognya.

(32)

Update merupakan istilah yang digunakan ketika seorang blogger

memperbaharui isiblognya dengan menambahkan artikel baru.

Blogwalkingmerupakan istilah yang digunakan ketika bloggermengunjungi

blog lain.

Hosting adalah tempat atau jasa internet untuk membuat halaman website

yang telah dibuat menjadi online dan bisa diakses orang lain. Biasanya

layanan hosting disediakan oleh perusahaan-perusahaan hosting.

Contoh perusahaan hosting adalah hostgator.com, masterweb.net atau

rumahweb.com

Domain adalah nama unik yang diberikan untuk mengidentifikasi nama

server komputer seperi web server atau email server di internet. Domain

memberikan kemudahan pengguna di internet untuk melakukan akses ke

server dan mengingat server yang dikunjungi dibandingkan harus harus

mengenal deretan nomor atau yang dikenal IP.

Contoh namadomain: blogger.com

Subdomain adalah bagian dari sebuah nama domain induk. Subdomain

umumnya mengacu ke suatu alamat fisik di sebuah situs.

Contohnya : blogger.com merupakan sebuah domain induk. Sedangkan

fransisca.blogger.com merupakan sebuahsubdomain.

Biasanya, subdomain ada di depan domain dan dipisahkan dengan titik,

seperti fransisca.blogger.com, fransisca merupakan subdomain blogger,

(33)

• Alamat IP (Internet Protocol Address atau sering disingkat IP) adalah

deretan angka biner antara 32-bit sampai dengan 128-bit yang dipakai

sebagai alamat identifikasi untuk setiap komputer host dalam jaringan

internet. (www.wikipedia.org)

C. Motivasi Belajar Fisika Model ARCS (ARCS MODELS) 1. Motivasi Belajar

Kegiatan belajar dapat terjadi apabila di dalam diri siswa ada perhatian

dan dorongan terhadap stimulus belajar siswa, dorongan inilah yang disebut

motivasi. Maka tugas guru sebagai pendidik para siswa harus berupaya

menciptakan dan juga mempertahankan perhatian dan dorongan siswa untuk

melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar siswa dapat dilakukan melalui

dua bentuk motivasi, yaitu: motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik.

Motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang datangnya dari luar dirinya.

Misalnya, guru menciptakan suasana belajar yang membuat siswa merasa

senang dalam proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan motivasi

intrinsik adalah dorongan yang muncul dari siswa itu sendiri. Misalnya,

siswa menyadari akan pentingnya belajar. Kedua motivasi ini dapat

digunakan guru pada saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Upaya

yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan motivasi ekstrinsik pada siswa

adalah dengan menjelaskan tujuan instruksional khusus pada siswa sebelum

pelajaran dimulai, serta menemukan kesadaran pentingnya menguasai

tujuan tersebut. Menurut Natawijaya (1985), manusia berbuat dan

(34)

memunculkan beberapa motivasi yang berbeda-beda yang dilandasi oleh

kebutuhan masing-masing individu.

Motivasi belajar tidak sama kuatnya dimiliki oleh setiap siswa, dan

motivasi dalam diri seseorang siswa tidak tetap. Kenyataan ini

membuktikan bahwa betapa pentingnya menimbulkan, mempertahankan

serta meningkatkan motivasi belajar pada siswa. Guru sebagai orang yang

membelajarkan siswa sangat berkepentingan dengan masalah motivasi

belajar ini, dan oleh karena itu seorang guru harus termotivasi untuk

mempelajari dan menguasai hal – hal yang menyangkut motivasi belajar (Darsono, 2000).

2. Motivasi Belajar Fisika

Motivasi belajar fisika adalah kekuatan yang mendorong atau menarik

siswa untuk belajar fisika atau melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan

belajar mengajar fisika. Siswa dikatakan memiliki motivasi belajar fisika

apabila ada keinginan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan

kegiatan belajar mengajar fisika dan bila sudah melakukan kegiatan tersebut

ia dapat mempertahankan kegiatan tersebut dalam waktu relatif lama dan

melakukannya dengan kesungguhan dan konsentrasi (Kartika Budi, 1987 :

39).

3. Motivasi Belajar Model ARCS (ARCS MODELS)

Dari berbagai macam teori motivasi yang berkembang, John M. Keller

dalam Angkowo dan Kosasih (2007 : 39) menyusun seperangkat prinsip

(35)

pembelajaran yang disebut modelARCS (Attention, Relevance, Confidence,

Statisfaction). Masih menurut John M. Keller, guru perlu memberikan

motivasi kepada siswa. Dengan kata lain munculnya motivasi belajar dalam

diri siswa, bukan hanya menjadi tanggung jawab siswa itu sendiri, tetapi

juga tanggung jawab guru. Oleh sebab itu, prinsip-prinsip motavisional

model ARCS (ARCS Models) perlu diterapkan dan dikembangkan dalam

proses pembelajaran. ModelARCSdiuraikan di bawah ini :

a. A =Attention(Perhatian)

Artinya siswa yang mau belajar harus memiliki atensi atau perhatian

pada materi yang akan dipelajari. Perhatian siswa dapat bangkit antara lain

karena dorongan ingin tahu. Oleh sebab itu, rasa ingin tahu siswa perlu

dirangsang. Strategi untuk merangsang minat dan perhatian siswa dapat

dilakukan dengan cara :

1) Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi (diskusi, bermain

peran, simulasi, demonstrasi, studi kasus, dan lain sebagainya).

2) Menggunakan media untuk melengkapi penyampaian bahan kajian

(film, video, tape dan sebagainya).

3) Menggunakan humor dalam proses pembelajaran.

4) Menggunakan peristiwa nyata (anekdot dan contoh-contoh) untuk

memperjelas konsep yang diutarakan.

(36)

b. R =Relevance( Relevansi = Kegunaan )

Artinya motivasi belajar akan tumbuh bila siswa mengakui bahwa

materi belajar mempunyai manfaat langsung secara pribadi. Kebutuhan

pribadi dikelompokkan ke dalam 3 kategori :

1) Nilai motif pribadi mencakup kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan

untuk berkuasa, dan kebutuhan untuk berteman.

2) Nilai motif instrumental, berarti bahwa keberhasilan dalam

mengerjakan tugas dianggap sebagai langkah untuk mencapai

keberhasilan berikutnya.

3) Nilai motif kultural, berarti bahwa tujuan yang ingin dicapai itu sesuai

dengan nilai yang diyakini dan dipegang oleh kelompok yang menjadi

acuan siswa.

Suciati dan Udin Syariffudin dalam Angkowo dan Kosasih (2007 : 40)

mengemukakan bahwa strategi untuk menunjukkan relevansi adalah

sebagai berikut :

1) Sampaikan pada siswa apa yang dapat mereka peroleh dan lakukan

setelah mempelajari materi pembelajaran. Ini berarti guru harus

menjelaskan tujuan instruksional.

2) Jelaskan manfaat pengetahuan, keterampilan, atau sikap serta nilai

yang akan dipelajari, dan bagaimana hal tersebut dapat diaplikasikan

dalam pekerjaan dan kehidupan nanti.

3) Berikan contoh, latihan atau tes yang langsung berhubungan dengan

(37)

c. C =Confidence( Kepercayaan Diri )

Artinya untuk belajar secara efektif, perlu dihilangkan kekuatiran dan

rasa ketidakmampuan dalam diri siswa. Siswa perlu percaya bahwa ia

mampu dan bisa berhasil dalam mempelajari sesuatu. Strategi yang dapat

dikembangkan untuk meningkatkan kepercayaan diri antara lain :

1) Meningkatkan harapan siswa untuk berhasil dengan memperbanyak

pengalaman keberhasilan siswa. Misalnya, mempersiapkan

pembelajaran agar dengan mudah dipahami siswa, diurutkan materi

yang mudah ke yang sukar.

2) Menyusun pembelajaran ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil,

sehingga siswa tidak dituntut untuk mepelajari terlalu banyak konsep

baru sekaligus.

3) Meningkatkan harapan siswa untuk berhasil yaitu dengan

menyampaikan tujuan pembelajaran dan kriteria tes atau ujian pada

awal proses pembelajaran.

4) Meningkatkan harapan siswa untuk sukses dengan menggunakan

strategi kontrol. Misalnya, dengan mencantumkan strategi

pembelajaran dan kriteria untuk menentukan berhasil atau tidaknya

siswa dalam silabus atau rencana pembelajaran.

5) Menumbuhkembangkan kepercayaan diri siswa dengan mengatakan

“nampaknya kalian telah memahami konsep yang saya ajarkan dengan

baik”, serta menyebutkan kelemahan siswa sebagai “hal yang masih

(38)

6) Memberikan umpan balik yang konstruktif selama proses

pembelajaran, agar siswa mengetahui serta memahami bagaimana

kepribadiannya selama masa pendidikan mereka dan memperbaiki

kelemahan mereka.

d. S =Satisfacation(Kepuasan)

Artinya bahwa motivasi belajar harus mampu menghasilkan rasa puas

guna mendorong tumbuhnya keinginan untuk tetap belajar. Strategi untuk

meningkatkan kepuasan antara lain dengan cara :

1) Menggunakan pujian secara verbal

2) Memberikan umpan balik yang informatif, bukan intimidasi

3) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan atau

mempraktekkan pengetahuan yang baru dipelajarinya

4) Meminta siswa yang sudah menguasai materi untuk membantu

temannya yang belum menguasai

Dengan menerapkan dan mengembangkan motivasi belajar model ARCS

(ARCS Models) tersebut diharapkan guru mampu menyusun rencana

pembelajaran yang dapat menumbuhkan, mengembangkan, serta menjaga

motivasi siswa. Tujuannya agar proses pembelajaran dapat mencapai hasil

(39)

D. Keaktifan Siswa

Seorang pakar pendidikan, Trinandinata dalam Winarti (2011 : 20)

menyatakan bahwa hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses

pembelajaran adalah keaktifan siswa. Sedangkan menurut Herman Hudojo

dalam Endarwati (2009 : 12) keaktifan adalah suatu proses yang

mengikutsertakan setiap siswa secara serempak dalam proses belajar (guru dan

siswa) untuk mencapai tujuan belajar.

Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan siswa, bukan sesuatu yang

dilakukan terhadap siswa. Oleh sebab itu, penyusunan pengetahuan hendaklah

menempatkan siswa sebagai peserta yang aktif (Lie, 2008 : 5). Kartika Budi

(2001 : 46) mengatakan bahwa ukuran dari kualitas pembelajaran tidak terletak

pada baiknya guru menerangkan, tetapi pada kualitas dan kuantitas belajar

siswa, dalam arti seberapa banyak dan seberapa sering siswa terlibat secara

aktif. Jadi untuk merangsang keaktifan belajar pada siswa, diperlukan suatu

aktivitas yang membuat siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran.

Hamalik (2007 : 175-176) mengatakan penggunaan aktivitas besar

manfaatnya bagi pembelajaran karena :

1. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.

2. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara

integral.

3. Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan siswa.

(40)

5. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi

demokratis.

6. Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara

orang tua dengan guru.

7. Pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkret sehingga

mengembangkan pemahaman serta berpikir kritis serta menghindarkan

verbalistis.

8. Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam

kehidupan di masyarakat.

Sardiman (1986 : 94) menyatakan bahwa aktivitas diperlukan dalam

belajar karena pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah

tingkah laku, jadi dengan melakukan sesuatu kegiatan. Tidak ada belajar kalau

tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang

sangat penting di dalam interaksi belajar-mengajar. Paul B. Diedrich dalam

Sardiman (1986 : 99) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan

siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Visual activities, misalnya : membaca, memperhatikan gambar,

demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain.

2. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.

3. Listening activities, contohnya mendengarkan : uraian, percakapan,

(41)

4. Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, dan

menyalin.

5. Drawing activities, contohnya menggambar, membuat grafik, peta, garis

dan diagram.

6. Motor activities, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi

model, mereparasi, dan bermain.

7. Mental activities, misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal,

menganalisa, melihat hubungan, dan mengambil keputusan.

8. Emotional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira,

bersemangat, tenang, berani, dan gugup.

Melihat besarnya manfaat penggunaan aktivitas belajar, maka diperlukan

kegiatan pembelajaran yang mengupayakan kektifan siswa. Menurut Wijaya

(1988 : 188-189), ciri-ciri kegiatan belajar mengajar yang mengupayakan

keaktifan siswa yaitu :

1. Adanya keterlibatan siswa dalam menyusun atau membuat perencanaan

proses belajar-mengajar.

2. Adanya keterlibatan intelektual emosional siswa baik melalui kegiatan,

mengalami, menganalisis, berbuat, maupun pembentukan sikap.

3. Adanya keikutsertaan siswa secara kreatif dalam menciptakan situasi

yang cocok untuk berlangsungnya proses belajar mengajar.

4. Guru bertindak sebagai fasilitator dan koordinator belajar siswa.

(42)

Situasi belajar dikatakan aktif apabila ditandai dengan adanya aktivitas

siswa, sehingga yang lebih ditekankan keterlibatan siswa dalam kegiatan

pembelajaran. Keaktifan yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula

terbentuknya pengetahuan serta keterampilan yang akan mengarah pada

peningkatan hasil belajar.

E. Hasil Belajar

Belajar dan mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsur yang

dapat dibedakan, yakni tujuan pengajaran (instruksional), pengalaman (proses)

belajar-mengajar dan hasil belajar. Hubungan ketiga unsur tersebut

digambarkan dalam bagan sebagai berikut (Nana Sudjana, 1989 : 2) :

Bagan 2.1.Hubungan tiga unsur dalam belajar dan mengajar Garis (a) menunjukkan hubungan antara tujuan instruksional dengan

pengalaman belajar, garis (b) menunjukkan hubungan antara pengalaman

belajar dengan hasil belajar, dan garis (c) menunjukkan hubungan tujuan

instruksional dan hasil belajar. Dari diagram di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa kegiatan penilaian dinyatakan oleh garis (c), yakni suatu tindakan atau

kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan-tujuan instruksional telah dapat

dicapai atau dikuasai oleh siswa dalam bentuk hasil-hasil belajar yang (a)

Tujuan instruksional

Pengalaman belajar (proses belajar-mengajar)

Hasil Belajar (b)

(43)

diperlihatkannya setelah mereka menempuh pengalaman belajar (poses

belajar-mengajar). Sedangkan garis (b) merupakan kegiatan penilaian untuk

mengetahui keefektifan pengalaman belajar dalam mencapai hasil yang

optimal.

Tujuan instruksional pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku

yang diinginkan pada diri siswa. Oleh sebab itu, dalam penilaian hendaknya

diperiksa sejauh mana perubahan tingkah laku siswa telah terjadi melalui

proses belajarnya. (Nana Sudjana, 1989 : 2)

Penilaian hasil belajar menurut Nana Sudjana (1989 : 3) adalah proses

pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai oleh siswa dengan

kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa obyek yang dinilainya adalah

hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan

tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotoris.

Nana Sudjana (1989 : 22) menyatakan bahwa dalam sistem pendidikan

nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan

instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom

yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni :

1. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri

dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,

analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif

tingkat rendah dan kedua aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat

(44)

2. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni

penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

3. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni (a)

gerakan refleks, (b) keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan

perseptual, (d) keharmonisan atau ketepatan, (e) gerakan keterampilan

kompelks, dan (f) gerakan ekspresif dan interpretatif .

Ketiga ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil belajar. Di antara

ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di

sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi

bahan pengajaran. Maka dalam penelitian ini hasil belajar yang digunakan

adalah ranah kognitif berupa nilai tes.

Menurut Benyamin Bloom dalam Nana Sudjana (1989 : 22), aspek

kognitif terdiri atas enam tingkatan, yaitu :

1. Tipe hasil belajar : Pengetahuan (knowledge)

Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata

knowledge. Sekalipun demikian, maknanya tidak sepenuhnya tepat, sebab

dalam istilah tersebut termasuk pula pengetahuan di samping pengetahuan

hafalan atau untuk diliingat seperti rumus, batasan, definisi, istilah, nama

tokoh. Dilihat dari segi proses belajar, istilah-istilah tersebut memang perlu

dihafal dan diingat agar dapat dikuasainya sebagai dasar bagi pengetahuan

(45)

Menurut Suhendar kata kerja operasional yang dapat digunakan adalah

menyebutkan, menunjukkan, mengenal, menginat kembali, mendefinisi,

memilih dan mengatakan.

Jadi pengetahuan merupakan kemampuan siswa mengingat kembali,

memunculkan kembali, menyatakan kembali, apa yang pernah dilihatnya,

didengarnya dan dilakukannya.

2. Tipe hasil belajar : Pemahaman (comprehension)

Pemahaman dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan suatu

pengetahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri. Pada

tahap ini peserta didik diharapkan menerjemahkan atau menyebutkan

kembali sesuatu yang telah ia dengar dengan kata-kata sendiri.

Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu yang

dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain yang telah dicontohkan, atau

menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. Dalam taksonomi

Bloom, kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi daripada

pengetahuan. Namun, tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidak perlu

ditanyakan sebab, untuk dapat memahami, perlu terlebih dahulu mengetahui

atau mengenal.

Menurut Suhendar kata kerja operasional yang dapat digunakan adalah

mengklasifikasikan, mengutip, mengubah, menguraikan, membahas,

memperkirakan, menjelaskan, memberi contoh, menggambarkan,

menyatakan kembali (dalam kata-kata sendiri), merangkum, menelusuri,

(46)

Jadi beberapa indikator yang menunjukkan bahwa seseorang memahami

suatu konsep antara lain : mampu menjelaskan maknanya, mampu

menyatakan pengertian dengan kata-kata atau kalimatnya sendiri, dapat

membedakan konsep yang benar dan yang salah.

3. Tipe hasil belajar : Penerapan (aplication)

Penerapan adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi

khusus. Abstraksi tersebut merupakan ide, teori atau petunjuk teknis.

Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi.

Mengulang-ulang menerapkannya pada situasi lama akan beralih menjadi pengetahuan

hafalan atau keterampilan. Suatu situasi akan tetap dilihat sebagai situasi

baru bila tetap terjadi proses pemecahan masalah. Kecuali itu, ada satu

unsur lagi yang perlu masuk, yaitu abstraksi tersebut perlu berupa prinsip

atau generalisasi, yakni sesuatu yang umum sifatnya untuk ditetapkan pada

situasi khusus.

Bentuk soal yang sesuai untuk mengukur kemampuan pada aspek ini

menurut Suhendar adalah menggunakan, memilih, mengembangkan,

menghitung, menerapkan, menentukan dan memecahkan masalah.

Jadi penerapan merupakan suatu kemampuan siswa untuk menggunakan

atau menerapkan informasi (konsep, prinsip, hukum dan teori) yang telah

dipelajari dan dipahami untuk memecahkan masalah baru atau memecahkan

masalah yang sama seperti yang dihadapi ketika konsep dibangun dalam

(47)

4. Tipe hasil belajar : Analisis (analysis)

Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan

kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya. Dengan analisis diharapkan

seseorang mempunyai pemahaman yang komprehensif dan dapat

memilahkan integritas menjadi bagian-bagian yang tetap terpadu, untuk

beberapa hal memahami prosesnya, untuk hal lain memahami cara

bekerjanya, untuk hal lain lagi memahami sistematikanya. Bila kecakapan

analisis telah dapat berkembang pada seseorang, maka ia akan dapat

mengaplikasikannya pada situasi baru secara kreatif.

Kata kerja operasional yang dipakai untuk merumuskan indikatornya

menurut Suhendar adalah menganalisis, membedakan, menemukan dan

menarik kesimpulan.

Jadi analisis merupakan kemampuan mengidentifikasi, memisahkan dan

membedakan komponen-komponen atau elemen suatu fakta, konsep,

pendapat, asumsi, hipotesa atau kesimpulan, dan memeriksa setiap

komponen tersebut untuk melihat ada tidaknya kontradiksi.

5. Tipe hasil belajar : Sintesis (synthesis)

Pernyataan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh

disebut sintesis. Berfikir berdasarkan pengetahuan hafalan, bepikir

pemahaman, berpikir aplikasi dan berpikir analisis dapat dipandang sebagai

berpikir konvergen yang satu tingkat lebih rendah daripada berpikir

divergen. Berpikir sintesis adalah berpikir divergen. Dalam berpikir

(48)

Misalnya dalam proses mengarang artikel ilmiah (misalnya pada

penilaian portfolio) yang dilakukan adalah menggabungkan,

menghubungkan, mensitensiskan pengetahuan untuk membangun suatu

kebulatan. Dalam memecahkan soal yang kompleks, tahap realisasi

(perhitungan) setiap bagian dari hasil analisis sehingga akhirnya secara

keseluruhan (masalah pokok) terselesaikan, merupakan langkah sintesis.

Kata kerja operasional yang dipakai untuk merumuskan indikatornya

menurut Suhendar adalah mengusulkan, mengemukakan, merencanakan,

menghasilkan, mendesain, memodifikasi dan menentukan.

Jadi sintesis merupakan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan

menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang berbeda sehingga

dapat terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.

6. Tipe hasil belajar : Evaluasi (evaluation)

Evaluasi merupakan level tertinggi yang mengharapkan peserta didik

mampu membuat penilaian dan pemberian keputusan tentang nilai sesuatu

yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan,

metode, materi dengan menggunakan kriteria tertentu.

Kata kerja operasional yang dipakai untuk merumuskan indikatornya

menurut Suhendar adalah menafsirkan, menduga, mempertimbangkan,

mengevaluasi, menentukan, membandingkan.

Jadi evaluasi merupakan kemampuan siswa mengambil keputusan

tentang suatu hal berdasarkan berbagai pertimbangan yang berkaitan dengan

(49)

Atherton J S (2011) mengurutkan keenam tingkatan tersebut dalam

gambar di bawah ini :

Gambar 2.1.Hierarki piramidal ranah kognitif

Berdasarkan uraian tentang beberapa tingkatan dalam ranah kognitif,

maka dalam penelitian ini, soal-soal yang digunakan untuk mengukur hasil

belajar siswa dibuat mengacu pada keenam tingkatan tersebut dalam ranah

kognitif.

F. Pokok Bahasan Lensa 1. Apakah lensa itu?

Lensa adalah sebuah benda bening yang dibatasi oleh dua bidang lengkung

atau sebuah bidang lengkung dengan sebuah bidang datar. Bidang lengkung

yang membentuk lensa dapat merupakan bagian dari permukaan bola atau

permukaan silindris.

Ada dua jenis lensa, yaitu lensa cembung dan lensa cekung. Lensa

cembung memiliki bagian tengah lebih tebal daripada bagian ujungnya.

(50)

2. Lensa Cembung

Pernahkah kalian melihat kaca pembesar (lup) di rumah atau di

sekolahmu? Biasanya untuk melihat benda-benda yang kecil digunakan

kaca pembesar (lup) sehingga benda kecil tersebut dapat terlihat dengan

jelas. Kaca pembesar (lup) termasuk ke dalam lensa cembung.

Gambar 2.2.Kaca pembesar (lup)

Lensa cembung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tebal

daripada bagian pinggirnya. Lensa cembung terdiri dari beberapa bentuk,

yaitu :

1) Bikonveks atau cembung-cembung.

2) Plankonveks atau cembung-datar.

3) Konkaf-konveks atau cembung-cekung

Gambar 2.3.Bentuk-bentuk lensa cembung a. Bagian-bagian lensa cembung

Pada lensa cembung, sinar dapat datang dari dua arah, sehingga pada

(51)

datangnya sinar sebagai bagian depan, dan bagian lensa cembung tempat

sinar dibiaskan sebagai bagian belakang.

Gambar 2.4.Pembiasan sinar sejajar pada lensa cembung

Titik fokus yang berada di depan lensa cembung disebut titik fokus

maya, sedangkan titik fokus yang berada di belakang lensa cembung disebut

titik fokus sejati. Kita tetapkan juga bahwa titik fokus tempat sinar-sinar

dibiaskan sebagai fokus aktif (diberi lambang F1) dan titik fokus lainnya ditetapkan sebagai fokus pasif (diberi lambang F2)

Pada lensa cembung, seperti terlihat pada gambar 2.4, sinar-sinar

datang yang sejajar sumbu utama dibiaskan menuju satu titik pada sumbu

utama yang disebut titik fokus. Oleh karena itu, lensa cembung disebut juga

lensa konvergen (lensa yang bersifat mengumpulkan).

Selain itu, titik fokus tempat berpotongnya sinar-sinar bias selalu

berada di bagian belakang lensa cembung maka fokus lensa cembung adalah

fokus sejati, sehingga jarak fokus lensa cembung selalu bertanda positif.

(52)

Gambar 2.5.Foto pembiasan sinar-sinar sejajar pada lensa cembung Foto pada gambar 2.5 menunjukkan bahwa pembiasan pada lensa

cembung selalu bersifat mengumpul (konvergen).

b. Tiga sinar istimewa pada lensa cembung

Seperti halnya cermin, lensa cembung juga memiliki tiga sinar

istimewa, yaitu :

1) Sinar datang sejajar sumbu utama lensa dibiaskan melalui titik fokus

aktif F1yang terdapat di belakang lensa,

Gambar 2.6a.Sinar istimewa pada lensa cembung(a)

2) Sinar datang melalui titik fokus pasif F2yang terdapat di depan lensa dibiaskan sejajar sumbu utama,

(53)

Ga c. Bentuk–be 1) Benda ter

Gambar Bayangan

nyata, ter

2) Benda ter

Gam Bayangan

dan sama

3) Benda ter

Gambar 2.6c.Sinar istimewa pada lensa cembu bentuk dan sifat bayangan

terletak lebih jauh dari 2F2.

ar 2.7a.Bayangan benda jika benda terletak lebi gan benda terletak di antara F1 dan 2F1, membe , terbalik dan diperkecil.

terletak pada titik 2F2.

ambar 2.7b.Bayangan benda jika benda terleta gan benda terletak di 2F1 membentuk bayangan ma besar.

terletak di antara titik fokus (F2) dan titik 2F2

bung(c)

k lebih jauh dari 2F2

mbentuk bayangan

etak di 2F2

(54)

Gambar 2.7c.Bayangan benda jika benda diantara F2dan 2F2 Bayangan benda terletak di belakang 2F1, membentuk bayangan nyata, terbalik dan diperbesar.

4) Benda terletak di titik fokus ( F2)

Gambar 2.7d.Bayangan benda jika benda terletak di F2

Tidak terbentuk bayangan karena tidak ada perpotongan antara

sinar-sinar istimewa.

5) Benda terletak di antara titik fokus F2dan O

(55)

d. Melukis sendiri pembentukan bayangan pada lensa cembung

Sifat bayangan yang dihasilkan lensa cembung akan dapat dijelaskan

dengan memahami cara melukis pembentukan bayangan pada lensa

cembung. Untuk melukis bayangan, diperlukan tiga langkah berikut :

1) Lukislah dua buah sinar istimewa (umumnya digunakan sinar 1 dan

sinar 3)

2) Sinar selalu datang dari depan lensa dan dibiaskan ke belakang lensa.

Perpanjangan sinar-sinar bias ke depan lensa, dilukis sebagai garis

putus-putus.

3) Perpotongan kedua sinar bias yang dilukis pada langkah 1 adalah letak

bayangan. Jika perpotongan didapat dari sinar bias, terjadi bayangan

nyata, tetapi jika perpotongan didapat dari perpanjangan sinar bias,

bayangan yang dihasilkan adalah maya.

Contoh :

Gambar 2.8.Melukis pembentukan bayangan di lensa cembung Pada gambar tersebut, sifat bayangannya adalah nyata, terbalik,

diperbesar. Untuk letak benda pada ruangan lainnya, bisa digambarkan

(56)

dipaparkan di

Lihat contoh p

Gambar 2.9. 3. Lensa Cekung

Lensa cekun

bagian pinggirn

terdiri atas bebe

1) Bikonkaf

2) Plankonka

3) Konveks-konka

Ga

n di atas. Begitu juga dalam menentukan sifa

oh pada animasi di bawah ini :

2.9.Animasi pembentukan bayangan pada lensa ng

ekung adalah lensa yang bagian tengahnya lebi

irnya. Sama halnya dengan lensa cembung, le

berapa bentuk, diantaranya :

konkaf atau cekung-cekung

nkonkaf atau cekung-datar

ks-konkaf atau cekung-cembung

Gambar 2.10.Bentuk–bentuk lensa cekung

sifat bayangannya.

ensa cembung

ebih tipis daripada

(57)

a. Bagian-bagian lensa cekung

Pada lensa cekung, sinar – sinar datang yang sejajar sumbu utama

akan dibiaskan menyebar seolah – olah berasal dari satu titik. Berarti lensa

cekung mempunyai sifat menyebarkan cahaya yang mengenainya, sehingga

lensa cekung disebut juga lensa divergen.

Gambar 2.11.Pembiasan sinar sejajar pada lensa cekung

Lensa cekung juga memiliki dua titik fokus : titik fokus aktif F1 terletak di depan lensa dan titik fokus pasif F2 terletak di belakang lensa. Karena fokus aktif lensa cekung F1terletak di depan lensa maka fokus aktif lensa cekung adalah fokus maya, dan jarak fokus lensa cekung f selalu

bertanda negatif. Oleh karena itu, lensa cekung disebut lensa negatif.

(58)

Foto pada gambar 2.12. menunjukkan bahwa pembiasan pada lensa

cekung selalu bersifat menyebar (divergen). Oleh karena itu, lensa cekung

disebut juga lensa divergen.

b. Tiga sinar istimewa pada lensa cekung

Tiga sinar istimewa pada lensa cekung adalah sebagai berikut :

1) Sinar yang datang sejajar sumbu utama dibiaskan seakan-akan berasal

dari titik fokus aktif F1.

Gambar 2.13a.Sinar istimewa pada lensa cekung(a)

2) Sinar yang datang seakan – akan menuju ke titik fokus pasif F2 dibiaskan sejajar sumbu utama.

Gambar 2.13b.Sinar istimewa pada lensa cekung(b)

3) Sinar yang datang melalui titik pusat optik O diteruskan tanpa

membias.

(59)

c. Bentuk–bentuk dan sifat bayangan 1) Benda terletak lebih jauh dari 2F1

Gambar 2.14a.Bayangan benda jika benda terletak lebih jauh dari 2F1 Bayangan yang terbentuk bersifat maya, tegak, diperkecil, dan terletak

di antara O dan F1

2) Benda terletak di antara titik fokus (F1) dan titik 2F1

Gambar 2.14bBayangan benda jika benda terletak diantara 2F1dan F1 Bayangan yang terbentuk bersifat bersifat maya, tegak, diperkecil dan

terletak di antara F1dan O

3) Benda terletak di antara titik fokus (F1) dan O

(60)

Bayangan yang terbentuk bersifat maya, tegak, diperkecil, dan terletak

di antara F1dan O

d. Melukis sendiri pembentukan bayangan pada lensa cekung

Seperti halnya lensa cembung, kamu hanya perlu melukis dua sinar

istimewa, misal : sinar 1 dan sinar 3.

Gambar 2.15. Melukis pembentukan bayangan di lensa cekung Pada gambar di atas ditunjukkan lukisan pembentukan bayangan

untuk benda yang diletakkan di titik yang lebih jauh dari 2F1di depan lensa cekung atau lensa negatif. Tampak bayangan maya, tegak, dan diperkecil.

Jika kamu geser hingga terletak di 2F1, diantara F1dan 2F1, diantara F1dan O, dan kamu lukis pembentukan bayangannya, kamu akan memperoleh

hasil yang sama, yaitu bayangan bersifat maya, tegak dan diperkecil.

Dapatlah disimpulkan bahwa untuk benda yang diletakkan di depan suatu

lensa cekung (benda nyata) selalu dihasilkan bayangan maya, tegak,

diperkecil, dan terletak di depan lensa di antara O dan F1.

4. Perhitungan pada lensa

Pada lensa berlaku juga hubungan jarak fokus, jarak benda, dan jarak

(61)

1

Namun perlu diperhatikan bahwa dalam perhitungan berlaku

ketentuan–ketentuan sebagai berikut :

o Jarak fokus f bernilai positif (+) untuk lensa cembung dan bernilai

negatif (-) untuk lensa cekung

o Jarak benda s bernilai positif (+) untuk benda nyata (benda terletak di

depan lensa) dan bernilai negatif (-) untuk benda maya (benda terletak di

belakang lensa)

o Jarak bayangan s’ bernilai positif (+) untuk bayangan nyata (bayangan

terletak di belakang lensa) dan bernilai negatif (-) untuk bayangan maya

Gambar

Tabel 4.10. Peningkatan hasil skor rata-rata tiap aspek pada masing -
Gambar 2.1. Hierarki piramidal ranah kognitif
Gambar 2.2. Kaca pembesar (lup)
Gambar 2.4. Pembiasan sinar sejajar pada lensa cembung
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada titik B beban mencapai maksimum dan titik ini biasa disebut tegangan tarik maksimum atau kekuatan tarik bahan (  B ).. Pada titik ini terlihat jelas benda kerja

Pemberian Haimix- S dengan dosis 0,2%/ kg pakan pada budi daya bandeng dengan sistem keram ba jaring apung m em berikan respon yang terbaik terhadap laju pertumbuhan harian,

Various data used included spectral reflectance of wheat measured from the ground and those measured using airborne sensors, wheat growth conditions data, such as LAI, SPAD

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997: keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak

Kumpulan baris perintah tersebut biasanya disimpan ke dalam file dengan nama ekstensi *.ASM dan lain sebagainya, tergantung pada program Assembler yang akan dipakai untuk

Memberikan makanan lunak, misalnya bubur yang memakai kuah, dengan porsi sedikit tetapi dengan kuantitas yang sering..

Analisis beban kerja dengan menggunakan metode WISN pada penelitian ini memberikan gambaran dalam perencanaan kebutuhan tenaga medis yaitu jumlah tenaga psikiater di

Pada hari ini KAMIS tanggal SEMBILAN bulan AGUSTUS tahun DUA RIBU DUA BELAS , Panitia Pembangunan Gedung yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kuasa