PENGARUH MED
DIA PEMBELAJARAN BERBASIS BLOG AKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJA VIII SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKA
PADA POKOK BAHASAN LENSA
Skripsi
iajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh :
Fransisca Harumning Tyas NIM : 081424023
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA DIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETA ULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKA
i
DIA PEMBELAJARAN BERBASIS BLOG AKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJA VIII SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKA
PADA POKOK BAHASAN LENSA
Skripsi
iajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh :
Fransisca Harumning Tyas NIM : 081424023
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA DIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETA ULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria
Kekuatanku
Karya kecil ini kupersembahkan untuk :
Kedua orangtuaku : Robertus W. Handoko dan Maria Sunarti
Adikku : Gregorius Agung Septiandri
Semangatku : Cosmas Wenny Septian
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 18 Juli 2012
Penulis
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Fransisca Harumning Tyas
NIM : 081424023
Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan karya ilmiah saya
yang berjudul :
PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS BLOG TERHADAP MOTIVASI, KEAKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VIII SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA PADA POKOK BAHASAN LENSA
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas
Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya,
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 18 Juli 2012
Yang menyatakan
vii
ABSTRAK
Fransisca Harumning Tyas. 2012. Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Blog Terhadap Motivasi, Keaktifan Belajar dan Hasil Belajar Siswa di Kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Pada Pokok Bahasan Lensa.Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penggunaan media pembelajaran blog terhadap (1) motivasi belajar siswa untuk belajar mengenai lensa, (2) keaktifan belajar siswa untuk belajar mengenai lensa, (3) hasil belajar siswa, dan (4) ingin mengetahui tanggapan siswa mengenai media pembelajaranblog.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada tanggal 30 Maret–27 April 2012. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F yang terdiri dari 30 siswa. Penelitian ini menggunakan instrumen pembelajaran terdiri dari pedoman umum pembelajaran, media pembelajaran blog, dan LKS (Lembar Kerja Siswa). Instrumen pengumpulan dan pengolahan data yang terdiri dari soal pre-test danpost-test, kuesioner motivasi belajar, kuesioner terbuka dan lembar kegiatan pembelajaranblog.
Penelitian ini diawali dengan penyusunan instrumen, pemberian informasi awal mengenai media pembelajaran blog, mengerjakan soal pre-test, pelaksanaan pembelajaran dengan media pembelajaran blog, mengerjakan soal post-test,
kuesioner motivasi belajar dan kuesioner terbuka.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) siswa memiliki motivasi belajar yang baik dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran blog, (2) sebagian besar siswa aktif dalam pembelajaran blog
dengan melakukan beberapa kegiatan seperti mengerjakan semua soal di dalam LKS dan membuka serta mempelajari blog baik di dalam maupun di luar jam pembelajaran sekolah, (3) penggunaan media pembelajaran blog dapat meningkatkan hasil belajar siswa, (4) siswa merasa tertarik dengan pembelajaran menggunakanblog.
viii
ABSTRACT
Fransisca Harumning Tyas. 2012. The Influence of Blog-Based Learning Media Towards Motivation, Learning Activeness and Learning Result of Students at Eighth Students of Pangudi Luhur 1 Junior High School of Yogyakarta on The Topic of Lens. Thesis. Physics Education Study Program, Departement of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
This research is a qualitative descriptive which purpose to find out how far the effect of use blog learning media on (1) students’ learningmotivation to learn about lens, (2) students’ learning activity to learn about lens, (3) the result of learning instruments consists of general guidelines for learning, blog learning media, and student worksheet. The data collecting instruments and data processing instruments which consists of pre-test and post-test, learning motivation questionnaire, open questionnaire, and blog learning activity sheet.
This research began with the preparation of the instruments, giving preliminary information about blog learning media, doing the pre-test, the implementation of learning with blog learning media, doing the post-test, learning motivation questionnaire, and open questionnaire.
The results of the research indicated that : (1) the students have good learning motivation in following the learning using blog learning media, (2) most of the students are active in blog learning showed by doing some activities, such as the students could finish all the questions of the worksheet and learn the blog both inside and outside of school hours, (3) increasing the learning result of student, (4) students were interested in learning to use blog.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Bapa atas segala Kasih dan rahmatNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan dengan baik penelitian dan penulisan skripsi dengan
judul Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Blog Terhadap Motivasi,
Keaktifan Belajar dan Hasil Belajar Siswa Di Kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta Pada Pokok Bahasan Lensa .
Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidika Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitaas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penelitian dan penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik karena bantuan baik dalam hal material, dukungan,
saran maupun gagasan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
yang berbahagia ini, penulis secara khusus mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim M.Ed.,Ph.D. selaku dosen pembimbing yang telah
dengan sabar memberikan bimbingan, pengarahan, saran serta semangat
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Br. Valentinus Naryo, M.Pd, FIC selaku kepala sekolah SMP Pangudi
Luhur 1 Yogyakarta yang telah berkenan memberikan ijin dan kesempatan
x
3. Bapak Bambang selaku guru fisika dan Bapak Heru selaku guru komputer
SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, atas segala bantuan dan dukungan
selama peneliti melaksanakan penelitian.
4. Bapak Drs. A. Atmadi, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika
dan semua dosen penguji atas semua saran dan masukan yang berguna demi
penyempurnaan skripsi ini.
5. Siswa kelas VIII F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta atas kerjasamanya
selama penelitian berlangsung sehingga dapat berjalan dengan lancar.
6. Segenap dosen Jurusan Pendidikan Fisika yang telah sabar membimbing
serta telah banyak memberikan ilmunya kepada penulis.
7. Segenap staff karyawan Sekertariat JPMIPA, Pak Sugeng, Mbak Heni, Mas
Arif, atas segala bantuan yang telah diberikan.
8. Mama, Papa, Adik, Mas Wenny dan semua kerabat dekat, atas segala
dukungan baik materi, spritual, atas kasih sayang dan doa yang tiada henti
kepada penulis.
9. Sahabat-sahabatku “Power Rangers” : Astrid, Yenni, Laras atas bantuannya
selama penelitian, Berta atas design pin yang keren, Inches dan Frada atas
semangat yang diberikan.
10. Sahabat-sahabatku sewaktu SMP dan SMA khususnya Lia, Lenny, Novita,
Anna, Gaby, Nina, Oan, Dolpus, Anes, Arthya, Lukas, Rully, Aris, Diles,
Cathrine, Vivi, Noviana, Dita, Bella, yang telah memberikan semangat dan
xi
11. Anton atas bantuannya dalam pembuatan video dan juga teman-teman
Pendidikan Fisika angkatan 2008 atas semangat dan kebersamaan kita baik
dalam suka maupun duka yang telah mewarnai perjalanan hidupku.
12. Teman-teman Kos Benteng, khususnya Mbak Rani, Mbak Mayan, Mbak
Novi, Mbak Nila, Mbak Wingga, Mbak Neldy, Mbak Aca, Mbak Agnes
atas bantuan, nasihat serta semangat yang telah diberikan selama ini.
13. Mas Eko atas bantuannya dalam pembuatan blog, Mas Matius atas bantuan
kamera untuk penelitian, dan teman-teman Kos Kalkulus lainnya atas
dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.
14. Teman-teman KOMPAI atas kebersamaan kita dalam berorganisasi dan
berjuang dalam suka dan duka untuk melayani Tuhan.
15. Teman-teman PPL SMA GAMA beserta murid-muridku tercinta, KKN
Sempon, Cofas 2009/2010, Panitia Paskah Cenat-cenut, atas pengalaman
yang luar biasa berdinamika dan bekerjasama dengan kalian.
16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih atas
segala bantuan, dukungan, dan juga bimbingan yang diberikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun demi
penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Penulis
xii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA...vi
ABSTRAK ... vii
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR BAGAN ...xix
BAB I. PENDAHULUAN...1
A. Latar Belakang Masalah...1
B. Batasan Masalah...5
C. Rumusan Masalah ...5
D. Tujuan Penelitian ...6
E. Manfaat Penelitian... 6
BAB II. KAJIAN TEORI...8
A. Media Pembelajaran ...8
B. Media Pembelajaran BerbasisBlog...10
C. Motivasi Belajar Fisika Model ARCS (ARCS MODELS) ...13
1. Motivasi Belajar ...13
2. Motivasi Belajar Fisika ...14
3. Motivasi Belajar Model ARCS (ARCS MODELS) ...14
D. Keaktifan Siswa...19
xiii
F. Pokok Bahasan Lensa...29
1. Apakah lensa itu?...29
2. Lensa Cembung ...30
a. Bagian–bagian lensa cembung...30
b. Tiga sinar istimewa pada lensa cembung ...32
c. Bentuk–bentuk dan sifat bayangan ...33
d. Melukis sendiri pembentukan bayangan pada lensa cembung ...35
3. Lensa Cekung ...36
a. Bagian–bagian lensa cekung...37
b. Tiga sinar istimewa pada lensa cekung...38
c. Bentuk–bentuk dan sifat bayangan ...39
d. Melukis sendiri pembentukan bayangan pada lensa cekung ...40
4. Perhitungan pada lensa ...40
5. Kekuatan lensa...42
G. Penggunaan Media PembelajaranBlogpada Pokok Bahasan Lensa ...43
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN...47
A. Jenis Penelitian...47
B. Subyek Penelitian ...47
C. Waktu dan Tempat Penelitian ...48
D. Desain Penelitian...48
1. Tahap I : penyusunan instrumen...49
a. Pedoman Umum Pembelajaran...49
b. Blog...49
c. Lembar Kerja Siswa (LKS) ...50
d. Soalpre-testdanpost-test...50
e. Kuesioner motivasi belajar ...51
f. Kuesioner terbuka ...51
g. Lembar Kegiatan Pembelajaran Blog ...51
2. Tahap II :Pre-test...52
xiv
4. Tahap IV:Post-test, mengisi kuesioner motivasi belajar dan kuesioner
terbuka ...52
E. Treatment ...53
F. Instrumen Penelitian...54
G. Validitas dan Reliabilitas ...55
H. Metode Analisis Data ...57
1. Motivasi Belajar Siswa ...57
2. Keaktifan Belajar Siswa ...60
3. Hasil Belajar Siswa...63
4. Tanggapan Siswa Mengenai Media PembelajaranBlog...84
BAB IV. DATA DAN ANALISIS DATA...86
A. Pelaksanaan Penelitian ...86
1. Pembuatanblogpembelajaran...86
2. Pelaksanaan pembelajaran ...88
3. Evaluasi ...96
B. Data, Analisis Data dan Pembahasan ...97
1. Motivasi Belajar Siswa ...97
2. Keaktifan Belajar Siswa ...103
3. Hasil Belajar Siswa ...106
4. Tanggapan Siswa Mengenai Media PembelajaranBlog ...114
C. Keterbatasan Penelitian ...116
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN...118
A. Kesimpulan...118
1. Motivasi Belajar Siswa ...118
2. Keaktifan Belajar Siswa ...118
3. Hasil Belajar Siswa...119
4. Tanggapan Siswa...119
B. Saran...120
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A1. Pedoman Umum Pembelajaran...124
Lampiran A2. Media PembelajaranBlog...126
Lampiran A3. Lembar Kerja Siswa ...129
Lampiran A4. Kuesioner Motivasi Belajar ...138
Lampiran A5. Lembar Kegiatan PembelajaranBlog...140
Lampiran A6. SoalPre-test...141
Lampiran A7. SoalPost-test...144
Lampiran B1. Hasil Pengisian Kuesioner Motivasi Belajar ...147
Lampiran B2. Hasil Pengisian Lembar Kegiatan PembelajaranBlog...149
Lampiran B3. Hasil Pengisian Lembar Kerja Siswa (LKS)...151
Lampiran B4. Hasil Pengerjaan SoalPre-test ...155
Lampiran B5. Hasil Pengerjaan SoalPost-test ...158
Lampiran B6. Hasil Kuesioner Terbuka ...161
Lampiran B7. Rangkuman Hasil Kuesioner Terbuka ...163
Lampiran C1. Surat Permohonan Ijin Penelitian ...166
Lampiran C2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ...167
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Rancangan pembelajaran pokok bahasan lensa dengan media
pembelajaran berbasisblog ...45
Tabel 3.1. Pemberian skor kuesioner pernyataan positif ...58
Tabel 3.2. Pemberian skor kuesioner pernyataan negatif ...58
Tabel 3.3. Penggolongan pernyataan dalam kuesioner motivasi berdasarkan kriteria dan kondisi setelah dilakukan validasi ...59
Tabel 3.4. Pemberian kategori kuesioner motivasi siswa ...59
Tabel 3.5. Kategori hasil kuesioner motivasi siswa ...60
Tabel 3.6. Distribusi pertanyaan pada LKS (Lembar Kerja Siswa)...61
Tabel 3.7. Perhitungan total soal di dalam LKS yang telah dikerjakan siswa ...62
Tabel 3.8. Total waktu yang digunakan siswa untuk membukablog...63
Tabel 3.9. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator Pembelajaran ...64
Tabel 3.10. Distribusi soal menurut konsep dan indikator pembelajaran ...65
Tabel 3.11. Konsep, aspek yang diukur, soal dan skor maksimal ...66
Tabel 3.12. Konsep, soal, aspek yang diukur, kriteria penilaian dan skornya...68
Tabel 3.13. Skorpre-testsiswa untuk setiap soal ...82
Tabel 3.14. Skorpost-testsiswa untuk setiap soal...82
Tabel 3.15. Hasilpre-testdanpost-test...82
Tabel 3.16. Komentar Siswa ...84
Tabel 3.17. Kritik Siswa...84
Tabel 3.18. Saran Siswa ...85
Tabel 4.1. Proses pembelajaran menggunakan media pembelajaranblog.. 89
Tabel 4.2. Hasil analisis kuesioner motivasi belajar siswa ...98
xvii
Tabel 4.4. Persentase dari setiap kategori hasil pengisian kuesioner...101
Tabel 4.5. Hasil perhitungan total soal di dalam LKS yang telah dikerjakan siswa ...103
Tabel 4.6. Hasil analisis total waktu yang digunakan siswa untuk membukablog...105
Tabel 4.7. Hasil analisis skorpre-testsiswa untuk setiap aspek soal ...106
Tabel 4.8. Hasil analisis skorpost-testsiswa untuk setiap sapek soal ...107
Tabel 4.9. Hasil analisispre-testdanpost-test...109
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Hierarki piramidal ranah kognitif ...29
Gambar 2.2 Kaca pembesar (lup)...30
Gambar 2.3. Bentuk–betuk lensa cembung ...30
Gambar 2.4. Pembiasan sinar sejajar pada lensa cembung ...31
Gambar 2.5. Foto pembiasan sinar–sinar sejajar pada lensa cembung . ...32
Gambar 2.6a. Sinar istimewa pada lensa cembung(a) ...32
Gambar 2.6b. Sinar istimewa pada lensa cembung(b) ...32
Gambar 2.6c. Sinar istimewa pada lensa cembung(c) ...33
Gambar 2.7a. Bayangan benda jika benda terletak lebih jauh dari 2F2...33
Gambar 2.7b. Bayangan benda jika benda terletak di 2F2...33
Gambar 2.7c. Bayangan benda jika benda diantara F2dan 2F2...34
Gambar 2.7d. Bayangan benda jika benda terletak di F2 ...34
Gambar 2.7e. Bayangan benda jika benda terletak di antara F2dan O ...34
Gambar 2.8. Melukis pembentukan bayangan di lensa cembung ...35
Gambar 2.9. Animasi pembentukan bayangan pada lensa cembung ...36
Gambar 2.10 Bentuk–bentuk lensa cekung...36
Gambar 2.11 Pembiasan sinar sejajar pada lensa cekung. ...37
Gambar 2.12 Foto pembiasan sinar–sinar sejajar pada lensa cekung. ...37
Gambar 2.13a Sinar istimewa pada lensa cekung(a) ...38
Gambar 2.13b. Sinar istimewa pada lensa cekung(b) ...38
Gambar 2.13c. Sinar istimewa pada lensa cekung(c) ...38
Gambar 2.14a. Bayangan benda jika benda terletak lebih jauh dari 2F1...39
Gambar 2.14b. Bayangan benda jika benda terletak diantara F1dan 2F1...39
Gambar 2.14c. Bayangan benda jika benda diantara F1dan O ...39
Gambar 2.15. Melukis pembentukan bayangan di lensa cekung ...40
xix
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1. Hubungan tiga unsur dalam belajar mengajar ...22
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Di zaman modern saat ini, dunia IT berkembang sangat pesat terbukti
bahwa semua aktivitas, pekerjaan maupun profesi sangat berhubungan dengan
IT. Komputer dengan fasilitas internet begitu laris digunakan oleh masyarakat.
Baik kalangan anak-anak, remaja maupun orang tua sudah mengenal internet.
Fasilitas yang dimiliki oleh internet sangat banyak, diantaranya : fasilitas iklan
produk, penyedia informasi, chatting, life style dan lain-lain yang semuanya
dibungkus dalam sebuahweb(situs) ataupunblog.
Dalam dunia pendidikan, paradigma lama mengenai proses
belajar-mengajar bersumber pada teori (atau mungkin lebih tepatnya, asumsi) tabula
rasa John Locke (Lie, 2008:2). Locke dalam Lie (2008:2) mengatakan bahwa
pikiran seorang anak seperti kertas kosong yang putih bersih dan siap
menunggu coretan-coretan dari gurunya. Dengan kata lain, otak seorang anak
ibarat botol kosong yang siap diisi dengan segala ilmu pengetahuan dan
kebijaksanaan mahaguru. Paradigma lama pendidikan ini menjadikan guru
sebagai pusat ilmu bagi peserta didik, namun seiring dengan perkembangan
zaman saat ini siswa dapat mencari informasi melalui internet. Perkembangan
IT yang begitu pesat tersebut membuat para pendidik perlu mempersiapkan
beberapa hal dimulai dari : meluangkan banyak waktu untuk belajar IT atau
lain-lain yang semuanya bermanfaat untuk menggeser asumsi paradigma
pendidikan sebelumnya yang menjadikan guru sebagai pusat ilmu.
Blog menjadi fenomena belakangan ini karena mudah untuk membuat
serta mengaksesnya. Blogbisa berisi dokumen, gambar, obyek media, dan data
yang tersusun secara rapi yang dapat dilihat melalui browser internet.
Sayangnya, keberadaan blog dengan banyak manfaat tersebut, jarang disentuh
oleh komunitas guru. Padahal keberadaan blog bagi guru jika dikaji secara
mendalam mempunyai banyak manfaat untuk pembelajaran. Banyak juga guru
yang telah memanfaatkan blog untuk berbagi pengalaman, ilmu dan
pengetahuan terhadap sesama guru atau peminat bidang pendidikan lainnya.
Tetapi mungkin masih sedikit guru yang menggunakan blog sebagai sarana
untuk mendukung pembelajaran tatap muka di kelas. Pembelajaran dengan
menggunakan media pembelajaran blog, diharapkan dapat membuat pelajaran
menjadi menarik karena tampilan blog bisa dikombinasikan oleh tulisan,
gambar, video, animasi bahkan komentar dari pembaca.
Motivasi sangat penting dalam proses pembelajaran karena siswa yang
memiliki motivasi yang kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan
kegiatan belajar. Sardiman (1986:84) menyatakan bahwa hasil belajar akan
menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan,
akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa
menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Demikian pula, hasil
belajar siswa banyak ditentukan oleh motivasi yang dimilikinya. Semakin besar
dicapai. Motivasi akan menentukan intensitas usaha siswa untuk melakukan
sesuatu termasuk melakukan belajar. Kegiatan ataupun cara untuk
menumbuhkan motivasi belajar siswa bukanlah hal yang mudah untuk
dilakukan. Penggunaan media pembelajaran bisa menjadi salah satu cara untuk
menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar sehingga diharapkan nantinya
hasil belajar yang diperoleh siswa dapat maksimal.
Beberapa ahli mengungkapkan bahwa siswa akan lebih memahami
konsep apabila siswa ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran. Usman
(1997:21) mengatakan aktivitas siswa sangat diperlukan dalam kegiatan
pembelajaran sehingga siswalah yang seharusnya banyak aktif, sebab siswa
sebagai subyek didik adalah yang merencanakan dan ia sendiri yang
melaksanakan belajar. Maka aktivitas siswa dalam pembelajaran sangat
diperlukan untuk merangsang keaktifan siswa karena pada dasarnya tidak ada
belajar jika tidak ada aktivitas. Tentang pembelajaran yang memuat aktivitas
siswa, Hamalik (2007:171) mengatakan pengajaran yang efektif adalah
pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan
aktivitas sendiri.
Saat ini banyak diterapkan model pembelajaran fisika serta penggunaan
media pembelajaran fisika yang dapat melibatkan siswa secara aktif. Media
pembelajaran berbasis blog yang dibantu dengan LKS sebagai panduan untuk
belajar adalah metode pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa. Dalam
pembelajaran ini, siswa berperan sebagai subyek utama karena siswa akan
siswa akan berusaha mencari jawaban dari pertanyaan yang terdapat di LKS di
dalam blog. Pada pembelajaran dengan menggunakan blog, siswa yang akan
berusaha sendiri untuk mempelajari materi sehingga apa yang siswa peroleh
benar-benar dipahami dan tidak mudah dilupakan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti ingin mengetahui sejauh mana
pengaruh penggunaan media pembelajaran berbasis blog terhadap motivasi,
B. Batasan Masalah
Peneliti membatasi permasalahan untuk penelitian sebagai berikut :
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian dibatasi pada siswa-siswi kelas VIII F SMP Pangudi
Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh dari penggunaan media
pembelajaran blog terhadap motivasi, keaktifan, dan hasil belajar siswa
dalam pokok bahasan lensa serta bagaimana tanggapan siswa mengenai
pembelajaran tersebut.
3. Mengenai pokok bahasan pelajaran fisika yang akan diberikan, yaitu pokok
bahasan lensa.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan pembatasan masalah yang telah
diungkapkan di atas, peneliti merumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Sejauh mana pengaruh media pembelajaran berbasis blogterhadap motivasi
belajar siswa untuk belajar mengenai lensa?
2. Sejauh mana pengaruh media pembelajaran berbasisblogterhadap keaktifan
belajar siswa untuk belajar mengenai lensa?
3. Sejauh mana pengaruh media pembelajaran blog terhadap hasil belajar
siswa pada pokok bahasan lensa?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah :
1. Mengetahui sejauh mana pengaruh media pembelajaran berbasis blog
terhadap motivasi belajar siswa untuk belajar mengenai lensa.
2. Mengetahui sejauh mana pengaruh media pembelajaran berbasis blog
terhadap keaktifan belajar siswa untuk belajar mengenai lensa.
3. Mengetahui sejauh mana pengaruh media pembelajaran berbasis blog
terhadap hasil belajar siswa.
4. Mengetahui tanggapan siswa mengenai media pembelajaranblog.
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang maka penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat diantaranya :
1. Bagi Guru :
- Penggunaan media pembelajaran berbasis blog dapat dijadikan
sebagai referensi dalam pembelajaran fisika.
- Sebagai media untuk mengembangkan kemampuannya dalam usaha
untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa sehingga diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
- Sebagai pengetahuan untuk membuat pembelajaran yang diharapkan
dapat menumbuhkan motivasi dan keaktifan siswa dalam belajar
2. Bagi Siswa
- Memberikan pengalaman belajar dengan menggunakan blog
sehingga mereka dapat mengalami pembelajaran dengan berbagai
metode yang bervariasi.
- Membantu siswa lebih memahami konsep fisika dengan penggunaan
media pembelajaran yang menarik karena bisa disertai dengan
gambar, animasi serta video.
3. Bagi Peneliti :
- Sebagai sarana untuk mencoba menerapkan penggunaan media
8 BAB II KAJIAN TEORI
A. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa LatinMediusyang secara harafiah berarti
tengah, perantara atau pengantar. Tetapi secara lebih khusus, pengertian media
dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,
fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun
kembali informasi visual atau verbal. Media juga dapat diartikan sebagai segala
sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat terdorong
terlibat dalam proses pembelajaran (Angkowo dan Kosasih, 2007 : 10).
Angkowo dam Kosasih (2007 : 14) menyatakan bahwa proses pemilihan
media pembelajaran tidak sama dengan pemilihan buku pegangan dalam
pembelajaran. Pemilihan buku pegangan perlu memperhatikan kebutuhan dan
kemampuan siswa yang akan diajar. Sedangkan menurut Walkinson dalam
Angkowo dan Kosasih (2007 : 14), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam memilih media pembelajaran, yakni :
1. Tujuan
Media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pembelajaran yang
2. Ketepatgunaan
Jika materi yang akan dipelajari adalah bagian-bagian yang penting dari
benda, maka gambar seperti bagan dan slide dapat digunakan. Apabila yang
dipelajari adalah aspek-aspek yang menyangkut gerak, maka media film
atau video akan lebih tepat. Walkinson menyatakan bahwa penggunaan
bahan-bahan yang bervariasi menghasilkan dan meningkatkan pencapaian
akademik.
3. Keadaan siswa
Media akan efektif digunakan apabila tidak tergantung dari benda
interindividual (melibatkan atau yang terjadi antara individu) antara siswa.
Misalnya kalau siswa tergolong auditif dapat belajar dengan media visual
dan siswa yang tergolong visual dapat juga belajar dengan menggunakan
media auditif.
4. Ketersediaan
Walaupun suatu media dinilai sangat tepat untuk mencapai tujuan
pembelajaran, media tersebut tidak dapat digunakan jika tidak tersedia.
Menurut Walkinson, media merupakan alat mengajar dan belajar, peralatan
tersebut harus tersedia jika dibutuhkan untuk memenuhi keperluan siswa
dan guru.
5. Biaya
Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan menggunakan media,
Menurut Canei, R. Springfield, dan Clark.,C. dalam Angkowo dan
Kosasih (2007 : 15), dasar pemilihan alat bantu visual adalah memilih alat
bantu yang sesuai dengan kematangan, minat dan kemampuan kelompok,
memilih alat bantu secara tepat untuk kegiatan pembelajaran, mempertahankan
keseimbangan dalam jenis alat bantu yang dipilih, menghindari alat bantu yang
berlebihan, serta mempertanyakan apakah alat bantu tersebut diperlukan dan
dapat mempercepat pembelajaran atau tidak.
B. Media Pembelajaran BerbasisBlog
Blog merupakan perpaduan dari sebuah istilah web dan log, yang
mengarah ke web log, weblog dan akhirnya blog.Blog adalah bentuk aplikasi
web yang menyerupai tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada
sebuah halaman web umum. Tulisan-tulisan ini seringkali dimuat dalam urut
terbalik (isi terbaru dahulu baru kemudian diikuti isi yang lebih lama),
meskipun tidak selamanya demikian. Situs web seperti ini biasanya dapat
diakses oleh semua pengguna internet sesuai dengan topik dan tujuan dari si
pengguna blog tersebut (Wikipedia, 2012).
Kemudahan dalam penggunaan dan adanya layanan tempat atau jasa
membuat blog gratis merupakan faktor yang menyebabkan banyaknya
pengguna blog dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar, mahasiswa, ibu
rumah tangga, bahkan sampai seseorang yang sudah profesional. Blog juga
Haryanto (2011) menyatakan bahwa terdapat beberapa keunggulan
menggunakan media pembelajaran blog dibandingkan dengan media
pembelajaran berbasisweb, yaitu :
1. Banyak layanan yang menyediakan hosting blog gratis, misalnya
wordpress, blogdetik, blogger, dan blospot sehingga guru atau sekolah
tidak harus mengeluarkan biaya yang besar.
2. Mudah dalam mengoprasikan dan memanageblogsehingga penulis/guru
tidak harus menguasai bahasa pemrograman. Pengelolaan untuk update
tulisan, materi, hapus dan sebagainya sangat mudah.
3. Pembaca bisa berinteraksi dengan penulis melalui komentar di blogatau
sarana interaksi lainnya yang ditaruh padablog, misalnya :shoutbox chat
Perkembangan internet saat ini yang lumayan pesat, membuat seorang
guru mau tidak mau harus mempunyai alternative pembelajaran kepada siswa.
Dengan pembuatan sebuah media pembelajaran berbasis blog, guru juga akan
terlibat dalam penyedia konten yang bermanfaat di dalam dunia maya.
Banyak istilah-istilah yang didapatkan di dalam blog. Lohat (2011 : 21)
menyatakan beberapa istilah di dalamblogsebagai berikut :
• Blogger merupakan julukan bagi pemilik blog atau orang yang mengelola
suatu blog
• Posting merupakan istilah yang digunakan ketika seseorang blogger
memuat artikel ke dalamblognya.
• Update merupakan istilah yang digunakan ketika seorang blogger
memperbaharui isiblognya dengan menambahkan artikel baru.
• Blogwalkingmerupakan istilah yang digunakan ketika bloggermengunjungi
blog lain.
• Hosting adalah tempat atau jasa internet untuk membuat halaman website
yang telah dibuat menjadi online dan bisa diakses orang lain. Biasanya
layanan hosting disediakan oleh perusahaan-perusahaan hosting.
Contoh perusahaan hosting adalah hostgator.com, masterweb.net atau
rumahweb.com
• Domain adalah nama unik yang diberikan untuk mengidentifikasi nama
server komputer seperi web server atau email server di internet. Domain
memberikan kemudahan pengguna di internet untuk melakukan akses ke
server dan mengingat server yang dikunjungi dibandingkan harus harus
mengenal deretan nomor atau yang dikenal IP.
Contoh namadomain: blogger.com
• Subdomain adalah bagian dari sebuah nama domain induk. Subdomain
umumnya mengacu ke suatu alamat fisik di sebuah situs.
Contohnya : blogger.com merupakan sebuah domain induk. Sedangkan
fransisca.blogger.com merupakan sebuahsubdomain.
Biasanya, subdomain ada di depan domain dan dipisahkan dengan titik,
seperti fransisca.blogger.com, fransisca merupakan subdomain blogger,
• Alamat IP (Internet Protocol Address atau sering disingkat IP) adalah
deretan angka biner antara 32-bit sampai dengan 128-bit yang dipakai
sebagai alamat identifikasi untuk setiap komputer host dalam jaringan
internet. (www.wikipedia.org)
C. Motivasi Belajar Fisika Model ARCS (ARCS MODELS) 1. Motivasi Belajar
Kegiatan belajar dapat terjadi apabila di dalam diri siswa ada perhatian
dan dorongan terhadap stimulus belajar siswa, dorongan inilah yang disebut
motivasi. Maka tugas guru sebagai pendidik para siswa harus berupaya
menciptakan dan juga mempertahankan perhatian dan dorongan siswa untuk
melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar siswa dapat dilakukan melalui
dua bentuk motivasi, yaitu: motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik.
Motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang datangnya dari luar dirinya.
Misalnya, guru menciptakan suasana belajar yang membuat siswa merasa
senang dalam proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan motivasi
intrinsik adalah dorongan yang muncul dari siswa itu sendiri. Misalnya,
siswa menyadari akan pentingnya belajar. Kedua motivasi ini dapat
digunakan guru pada saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Upaya
yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan motivasi ekstrinsik pada siswa
adalah dengan menjelaskan tujuan instruksional khusus pada siswa sebelum
pelajaran dimulai, serta menemukan kesadaran pentingnya menguasai
tujuan tersebut. Menurut Natawijaya (1985), manusia berbuat dan
memunculkan beberapa motivasi yang berbeda-beda yang dilandasi oleh
kebutuhan masing-masing individu.
Motivasi belajar tidak sama kuatnya dimiliki oleh setiap siswa, dan
motivasi dalam diri seseorang siswa tidak tetap. Kenyataan ini
membuktikan bahwa betapa pentingnya menimbulkan, mempertahankan
serta meningkatkan motivasi belajar pada siswa. Guru sebagai orang yang
membelajarkan siswa sangat berkepentingan dengan masalah motivasi
belajar ini, dan oleh karena itu seorang guru harus termotivasi untuk
mempelajari dan menguasai hal – hal yang menyangkut motivasi belajar (Darsono, 2000).
2. Motivasi Belajar Fisika
Motivasi belajar fisika adalah kekuatan yang mendorong atau menarik
siswa untuk belajar fisika atau melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan
belajar mengajar fisika. Siswa dikatakan memiliki motivasi belajar fisika
apabila ada keinginan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan
kegiatan belajar mengajar fisika dan bila sudah melakukan kegiatan tersebut
ia dapat mempertahankan kegiatan tersebut dalam waktu relatif lama dan
melakukannya dengan kesungguhan dan konsentrasi (Kartika Budi, 1987 :
39).
3. Motivasi Belajar Model ARCS (ARCS MODELS)
Dari berbagai macam teori motivasi yang berkembang, John M. Keller
dalam Angkowo dan Kosasih (2007 : 39) menyusun seperangkat prinsip
pembelajaran yang disebut modelARCS (Attention, Relevance, Confidence,
Statisfaction). Masih menurut John M. Keller, guru perlu memberikan
motivasi kepada siswa. Dengan kata lain munculnya motivasi belajar dalam
diri siswa, bukan hanya menjadi tanggung jawab siswa itu sendiri, tetapi
juga tanggung jawab guru. Oleh sebab itu, prinsip-prinsip motavisional
model ARCS (ARCS Models) perlu diterapkan dan dikembangkan dalam
proses pembelajaran. ModelARCSdiuraikan di bawah ini :
a. A =Attention(Perhatian)
Artinya siswa yang mau belajar harus memiliki atensi atau perhatian
pada materi yang akan dipelajari. Perhatian siswa dapat bangkit antara lain
karena dorongan ingin tahu. Oleh sebab itu, rasa ingin tahu siswa perlu
dirangsang. Strategi untuk merangsang minat dan perhatian siswa dapat
dilakukan dengan cara :
1) Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi (diskusi, bermain
peran, simulasi, demonstrasi, studi kasus, dan lain sebagainya).
2) Menggunakan media untuk melengkapi penyampaian bahan kajian
(film, video, tape dan sebagainya).
3) Menggunakan humor dalam proses pembelajaran.
4) Menggunakan peristiwa nyata (anekdot dan contoh-contoh) untuk
memperjelas konsep yang diutarakan.
b. R =Relevance( Relevansi = Kegunaan )
Artinya motivasi belajar akan tumbuh bila siswa mengakui bahwa
materi belajar mempunyai manfaat langsung secara pribadi. Kebutuhan
pribadi dikelompokkan ke dalam 3 kategori :
1) Nilai motif pribadi mencakup kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan
untuk berkuasa, dan kebutuhan untuk berteman.
2) Nilai motif instrumental, berarti bahwa keberhasilan dalam
mengerjakan tugas dianggap sebagai langkah untuk mencapai
keberhasilan berikutnya.
3) Nilai motif kultural, berarti bahwa tujuan yang ingin dicapai itu sesuai
dengan nilai yang diyakini dan dipegang oleh kelompok yang menjadi
acuan siswa.
Suciati dan Udin Syariffudin dalam Angkowo dan Kosasih (2007 : 40)
mengemukakan bahwa strategi untuk menunjukkan relevansi adalah
sebagai berikut :
1) Sampaikan pada siswa apa yang dapat mereka peroleh dan lakukan
setelah mempelajari materi pembelajaran. Ini berarti guru harus
menjelaskan tujuan instruksional.
2) Jelaskan manfaat pengetahuan, keterampilan, atau sikap serta nilai
yang akan dipelajari, dan bagaimana hal tersebut dapat diaplikasikan
dalam pekerjaan dan kehidupan nanti.
3) Berikan contoh, latihan atau tes yang langsung berhubungan dengan
c. C =Confidence( Kepercayaan Diri )
Artinya untuk belajar secara efektif, perlu dihilangkan kekuatiran dan
rasa ketidakmampuan dalam diri siswa. Siswa perlu percaya bahwa ia
mampu dan bisa berhasil dalam mempelajari sesuatu. Strategi yang dapat
dikembangkan untuk meningkatkan kepercayaan diri antara lain :
1) Meningkatkan harapan siswa untuk berhasil dengan memperbanyak
pengalaman keberhasilan siswa. Misalnya, mempersiapkan
pembelajaran agar dengan mudah dipahami siswa, diurutkan materi
yang mudah ke yang sukar.
2) Menyusun pembelajaran ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil,
sehingga siswa tidak dituntut untuk mepelajari terlalu banyak konsep
baru sekaligus.
3) Meningkatkan harapan siswa untuk berhasil yaitu dengan
menyampaikan tujuan pembelajaran dan kriteria tes atau ujian pada
awal proses pembelajaran.
4) Meningkatkan harapan siswa untuk sukses dengan menggunakan
strategi kontrol. Misalnya, dengan mencantumkan strategi
pembelajaran dan kriteria untuk menentukan berhasil atau tidaknya
siswa dalam silabus atau rencana pembelajaran.
5) Menumbuhkembangkan kepercayaan diri siswa dengan mengatakan
“nampaknya kalian telah memahami konsep yang saya ajarkan dengan
baik”, serta menyebutkan kelemahan siswa sebagai “hal yang masih
6) Memberikan umpan balik yang konstruktif selama proses
pembelajaran, agar siswa mengetahui serta memahami bagaimana
kepribadiannya selama masa pendidikan mereka dan memperbaiki
kelemahan mereka.
d. S =Satisfacation(Kepuasan)
Artinya bahwa motivasi belajar harus mampu menghasilkan rasa puas
guna mendorong tumbuhnya keinginan untuk tetap belajar. Strategi untuk
meningkatkan kepuasan antara lain dengan cara :
1) Menggunakan pujian secara verbal
2) Memberikan umpan balik yang informatif, bukan intimidasi
3) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan atau
mempraktekkan pengetahuan yang baru dipelajarinya
4) Meminta siswa yang sudah menguasai materi untuk membantu
temannya yang belum menguasai
Dengan menerapkan dan mengembangkan motivasi belajar model ARCS
(ARCS Models) tersebut diharapkan guru mampu menyusun rencana
pembelajaran yang dapat menumbuhkan, mengembangkan, serta menjaga
motivasi siswa. Tujuannya agar proses pembelajaran dapat mencapai hasil
D. Keaktifan Siswa
Seorang pakar pendidikan, Trinandinata dalam Winarti (2011 : 20)
menyatakan bahwa hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses
pembelajaran adalah keaktifan siswa. Sedangkan menurut Herman Hudojo
dalam Endarwati (2009 : 12) keaktifan adalah suatu proses yang
mengikutsertakan setiap siswa secara serempak dalam proses belajar (guru dan
siswa) untuk mencapai tujuan belajar.
Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan siswa, bukan sesuatu yang
dilakukan terhadap siswa. Oleh sebab itu, penyusunan pengetahuan hendaklah
menempatkan siswa sebagai peserta yang aktif (Lie, 2008 : 5). Kartika Budi
(2001 : 46) mengatakan bahwa ukuran dari kualitas pembelajaran tidak terletak
pada baiknya guru menerangkan, tetapi pada kualitas dan kuantitas belajar
siswa, dalam arti seberapa banyak dan seberapa sering siswa terlibat secara
aktif. Jadi untuk merangsang keaktifan belajar pada siswa, diperlukan suatu
aktivitas yang membuat siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran.
Hamalik (2007 : 175-176) mengatakan penggunaan aktivitas besar
manfaatnya bagi pembelajaran karena :
1. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.
2. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara
integral.
3. Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan siswa.
5. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi
demokratis.
6. Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara
orang tua dengan guru.
7. Pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkret sehingga
mengembangkan pemahaman serta berpikir kritis serta menghindarkan
verbalistis.
8. Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam
kehidupan di masyarakat.
Sardiman (1986 : 94) menyatakan bahwa aktivitas diperlukan dalam
belajar karena pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah
tingkah laku, jadi dengan melakukan sesuatu kegiatan. Tidak ada belajar kalau
tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang
sangat penting di dalam interaksi belajar-mengajar. Paul B. Diedrich dalam
Sardiman (1986 : 99) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan
siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Visual activities, misalnya : membaca, memperhatikan gambar,
demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain.
2. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran, mengeluarkan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.
3. Listening activities, contohnya mendengarkan : uraian, percakapan,
4. Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, dan
menyalin.
5. Drawing activities, contohnya menggambar, membuat grafik, peta, garis
dan diagram.
6. Motor activities, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi
model, mereparasi, dan bermain.
7. Mental activities, misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal,
menganalisa, melihat hubungan, dan mengambil keputusan.
8. Emotional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira,
bersemangat, tenang, berani, dan gugup.
Melihat besarnya manfaat penggunaan aktivitas belajar, maka diperlukan
kegiatan pembelajaran yang mengupayakan kektifan siswa. Menurut Wijaya
(1988 : 188-189), ciri-ciri kegiatan belajar mengajar yang mengupayakan
keaktifan siswa yaitu :
1. Adanya keterlibatan siswa dalam menyusun atau membuat perencanaan
proses belajar-mengajar.
2. Adanya keterlibatan intelektual emosional siswa baik melalui kegiatan,
mengalami, menganalisis, berbuat, maupun pembentukan sikap.
3. Adanya keikutsertaan siswa secara kreatif dalam menciptakan situasi
yang cocok untuk berlangsungnya proses belajar mengajar.
4. Guru bertindak sebagai fasilitator dan koordinator belajar siswa.
Situasi belajar dikatakan aktif apabila ditandai dengan adanya aktivitas
siswa, sehingga yang lebih ditekankan keterlibatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Keaktifan yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula
terbentuknya pengetahuan serta keterampilan yang akan mengarah pada
peningkatan hasil belajar.
E. Hasil Belajar
Belajar dan mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsur yang
dapat dibedakan, yakni tujuan pengajaran (instruksional), pengalaman (proses)
belajar-mengajar dan hasil belajar. Hubungan ketiga unsur tersebut
digambarkan dalam bagan sebagai berikut (Nana Sudjana, 1989 : 2) :
Bagan 2.1.Hubungan tiga unsur dalam belajar dan mengajar Garis (a) menunjukkan hubungan antara tujuan instruksional dengan
pengalaman belajar, garis (b) menunjukkan hubungan antara pengalaman
belajar dengan hasil belajar, dan garis (c) menunjukkan hubungan tujuan
instruksional dan hasil belajar. Dari diagram di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa kegiatan penilaian dinyatakan oleh garis (c), yakni suatu tindakan atau
kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan-tujuan instruksional telah dapat
dicapai atau dikuasai oleh siswa dalam bentuk hasil-hasil belajar yang (a)
Tujuan instruksional
Pengalaman belajar (proses belajar-mengajar)
Hasil Belajar (b)
diperlihatkannya setelah mereka menempuh pengalaman belajar (poses
belajar-mengajar). Sedangkan garis (b) merupakan kegiatan penilaian untuk
mengetahui keefektifan pengalaman belajar dalam mencapai hasil yang
optimal.
Tujuan instruksional pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku
yang diinginkan pada diri siswa. Oleh sebab itu, dalam penilaian hendaknya
diperiksa sejauh mana perubahan tingkah laku siswa telah terjadi melalui
proses belajarnya. (Nana Sudjana, 1989 : 2)
Penilaian hasil belajar menurut Nana Sudjana (1989 : 3) adalah proses
pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai oleh siswa dengan
kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa obyek yang dinilainya adalah
hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan
tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotoris.
Nana Sudjana (1989 : 22) menyatakan bahwa dalam sistem pendidikan
nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan
instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom
yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni :
1. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif
tingkat rendah dan kedua aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat
2. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
3. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni (a)
gerakan refleks, (b) keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan
perseptual, (d) keharmonisan atau ketepatan, (e) gerakan keterampilan
kompelks, dan (f) gerakan ekspresif dan interpretatif .
Ketiga ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil belajar. Di antara
ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di
sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi
bahan pengajaran. Maka dalam penelitian ini hasil belajar yang digunakan
adalah ranah kognitif berupa nilai tes.
Menurut Benyamin Bloom dalam Nana Sudjana (1989 : 22), aspek
kognitif terdiri atas enam tingkatan, yaitu :
1. Tipe hasil belajar : Pengetahuan (knowledge)
Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata
knowledge. Sekalipun demikian, maknanya tidak sepenuhnya tepat, sebab
dalam istilah tersebut termasuk pula pengetahuan di samping pengetahuan
hafalan atau untuk diliingat seperti rumus, batasan, definisi, istilah, nama
tokoh. Dilihat dari segi proses belajar, istilah-istilah tersebut memang perlu
dihafal dan diingat agar dapat dikuasainya sebagai dasar bagi pengetahuan
Menurut Suhendar kata kerja operasional yang dapat digunakan adalah
menyebutkan, menunjukkan, mengenal, menginat kembali, mendefinisi,
memilih dan mengatakan.
Jadi pengetahuan merupakan kemampuan siswa mengingat kembali,
memunculkan kembali, menyatakan kembali, apa yang pernah dilihatnya,
didengarnya dan dilakukannya.
2. Tipe hasil belajar : Pemahaman (comprehension)
Pemahaman dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan suatu
pengetahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri. Pada
tahap ini peserta didik diharapkan menerjemahkan atau menyebutkan
kembali sesuatu yang telah ia dengar dengan kata-kata sendiri.
Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu yang
dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain yang telah dicontohkan, atau
menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. Dalam taksonomi
Bloom, kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi daripada
pengetahuan. Namun, tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidak perlu
ditanyakan sebab, untuk dapat memahami, perlu terlebih dahulu mengetahui
atau mengenal.
Menurut Suhendar kata kerja operasional yang dapat digunakan adalah
mengklasifikasikan, mengutip, mengubah, menguraikan, membahas,
memperkirakan, menjelaskan, memberi contoh, menggambarkan,
menyatakan kembali (dalam kata-kata sendiri), merangkum, menelusuri,
Jadi beberapa indikator yang menunjukkan bahwa seseorang memahami
suatu konsep antara lain : mampu menjelaskan maknanya, mampu
menyatakan pengertian dengan kata-kata atau kalimatnya sendiri, dapat
membedakan konsep yang benar dan yang salah.
3. Tipe hasil belajar : Penerapan (aplication)
Penerapan adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi
khusus. Abstraksi tersebut merupakan ide, teori atau petunjuk teknis.
Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi.
Mengulang-ulang menerapkannya pada situasi lama akan beralih menjadi pengetahuan
hafalan atau keterampilan. Suatu situasi akan tetap dilihat sebagai situasi
baru bila tetap terjadi proses pemecahan masalah. Kecuali itu, ada satu
unsur lagi yang perlu masuk, yaitu abstraksi tersebut perlu berupa prinsip
atau generalisasi, yakni sesuatu yang umum sifatnya untuk ditetapkan pada
situasi khusus.
Bentuk soal yang sesuai untuk mengukur kemampuan pada aspek ini
menurut Suhendar adalah menggunakan, memilih, mengembangkan,
menghitung, menerapkan, menentukan dan memecahkan masalah.
Jadi penerapan merupakan suatu kemampuan siswa untuk menggunakan
atau menerapkan informasi (konsep, prinsip, hukum dan teori) yang telah
dipelajari dan dipahami untuk memecahkan masalah baru atau memecahkan
masalah yang sama seperti yang dihadapi ketika konsep dibangun dalam
4. Tipe hasil belajar : Analisis (analysis)
Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan
kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya. Dengan analisis diharapkan
seseorang mempunyai pemahaman yang komprehensif dan dapat
memilahkan integritas menjadi bagian-bagian yang tetap terpadu, untuk
beberapa hal memahami prosesnya, untuk hal lain memahami cara
bekerjanya, untuk hal lain lagi memahami sistematikanya. Bila kecakapan
analisis telah dapat berkembang pada seseorang, maka ia akan dapat
mengaplikasikannya pada situasi baru secara kreatif.
Kata kerja operasional yang dipakai untuk merumuskan indikatornya
menurut Suhendar adalah menganalisis, membedakan, menemukan dan
menarik kesimpulan.
Jadi analisis merupakan kemampuan mengidentifikasi, memisahkan dan
membedakan komponen-komponen atau elemen suatu fakta, konsep,
pendapat, asumsi, hipotesa atau kesimpulan, dan memeriksa setiap
komponen tersebut untuk melihat ada tidaknya kontradiksi.
5. Tipe hasil belajar : Sintesis (synthesis)
Pernyataan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh
disebut sintesis. Berfikir berdasarkan pengetahuan hafalan, bepikir
pemahaman, berpikir aplikasi dan berpikir analisis dapat dipandang sebagai
berpikir konvergen yang satu tingkat lebih rendah daripada berpikir
divergen. Berpikir sintesis adalah berpikir divergen. Dalam berpikir
Misalnya dalam proses mengarang artikel ilmiah (misalnya pada
penilaian portfolio) yang dilakukan adalah menggabungkan,
menghubungkan, mensitensiskan pengetahuan untuk membangun suatu
kebulatan. Dalam memecahkan soal yang kompleks, tahap realisasi
(perhitungan) setiap bagian dari hasil analisis sehingga akhirnya secara
keseluruhan (masalah pokok) terselesaikan, merupakan langkah sintesis.
Kata kerja operasional yang dipakai untuk merumuskan indikatornya
menurut Suhendar adalah mengusulkan, mengemukakan, merencanakan,
menghasilkan, mendesain, memodifikasi dan menentukan.
Jadi sintesis merupakan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan
menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang berbeda sehingga
dapat terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.
6. Tipe hasil belajar : Evaluasi (evaluation)
Evaluasi merupakan level tertinggi yang mengharapkan peserta didik
mampu membuat penilaian dan pemberian keputusan tentang nilai sesuatu
yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan,
metode, materi dengan menggunakan kriteria tertentu.
Kata kerja operasional yang dipakai untuk merumuskan indikatornya
menurut Suhendar adalah menafsirkan, menduga, mempertimbangkan,
mengevaluasi, menentukan, membandingkan.
Jadi evaluasi merupakan kemampuan siswa mengambil keputusan
tentang suatu hal berdasarkan berbagai pertimbangan yang berkaitan dengan
Atherton J S (2011) mengurutkan keenam tingkatan tersebut dalam
gambar di bawah ini :
Gambar 2.1.Hierarki piramidal ranah kognitif
Berdasarkan uraian tentang beberapa tingkatan dalam ranah kognitif,
maka dalam penelitian ini, soal-soal yang digunakan untuk mengukur hasil
belajar siswa dibuat mengacu pada keenam tingkatan tersebut dalam ranah
kognitif.
F. Pokok Bahasan Lensa 1. Apakah lensa itu?
Lensa adalah sebuah benda bening yang dibatasi oleh dua bidang lengkung
atau sebuah bidang lengkung dengan sebuah bidang datar. Bidang lengkung
yang membentuk lensa dapat merupakan bagian dari permukaan bola atau
permukaan silindris.
Ada dua jenis lensa, yaitu lensa cembung dan lensa cekung. Lensa
cembung memiliki bagian tengah lebih tebal daripada bagian ujungnya.
2. Lensa Cembung
Pernahkah kalian melihat kaca pembesar (lup) di rumah atau di
sekolahmu? Biasanya untuk melihat benda-benda yang kecil digunakan
kaca pembesar (lup) sehingga benda kecil tersebut dapat terlihat dengan
jelas. Kaca pembesar (lup) termasuk ke dalam lensa cembung.
Gambar 2.2.Kaca pembesar (lup)
Lensa cembung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tebal
daripada bagian pinggirnya. Lensa cembung terdiri dari beberapa bentuk,
yaitu :
1) Bikonveks atau cembung-cembung.
2) Plankonveks atau cembung-datar.
3) Konkaf-konveks atau cembung-cekung
Gambar 2.3.Bentuk-bentuk lensa cembung a. Bagian-bagian lensa cembung
Pada lensa cembung, sinar dapat datang dari dua arah, sehingga pada
datangnya sinar sebagai bagian depan, dan bagian lensa cembung tempat
sinar dibiaskan sebagai bagian belakang.
Gambar 2.4.Pembiasan sinar sejajar pada lensa cembung
Titik fokus yang berada di depan lensa cembung disebut titik fokus
maya, sedangkan titik fokus yang berada di belakang lensa cembung disebut
titik fokus sejati. Kita tetapkan juga bahwa titik fokus tempat sinar-sinar
dibiaskan sebagai fokus aktif (diberi lambang F1) dan titik fokus lainnya ditetapkan sebagai fokus pasif (diberi lambang F2)
Pada lensa cembung, seperti terlihat pada gambar 2.4, sinar-sinar
datang yang sejajar sumbu utama dibiaskan menuju satu titik pada sumbu
utama yang disebut titik fokus. Oleh karena itu, lensa cembung disebut juga
lensa konvergen (lensa yang bersifat mengumpulkan).
Selain itu, titik fokus tempat berpotongnya sinar-sinar bias selalu
berada di bagian belakang lensa cembung maka fokus lensa cembung adalah
fokus sejati, sehingga jarak fokus lensa cembung selalu bertanda positif.
Gambar 2.5.Foto pembiasan sinar-sinar sejajar pada lensa cembung Foto pada gambar 2.5 menunjukkan bahwa pembiasan pada lensa
cembung selalu bersifat mengumpul (konvergen).
b. Tiga sinar istimewa pada lensa cembung
Seperti halnya cermin, lensa cembung juga memiliki tiga sinar
istimewa, yaitu :
1) Sinar datang sejajar sumbu utama lensa dibiaskan melalui titik fokus
aktif F1yang terdapat di belakang lensa,
Gambar 2.6a.Sinar istimewa pada lensa cembung(a)
2) Sinar datang melalui titik fokus pasif F2yang terdapat di depan lensa dibiaskan sejajar sumbu utama,
Ga c. Bentuk–be 1) Benda ter
Gambar Bayangan
nyata, ter
2) Benda ter
Gam Bayangan
dan sama
3) Benda ter
Gambar 2.6c.Sinar istimewa pada lensa cembu bentuk dan sifat bayangan
terletak lebih jauh dari 2F2.
ar 2.7a.Bayangan benda jika benda terletak lebi gan benda terletak di antara F1 dan 2F1, membe , terbalik dan diperkecil.
terletak pada titik 2F2.
ambar 2.7b.Bayangan benda jika benda terleta gan benda terletak di 2F1 membentuk bayangan ma besar.
terletak di antara titik fokus (F2) dan titik 2F2
bung(c)
k lebih jauh dari 2F2
mbentuk bayangan
etak di 2F2
Gambar 2.7c.Bayangan benda jika benda diantara F2dan 2F2 Bayangan benda terletak di belakang 2F1, membentuk bayangan nyata, terbalik dan diperbesar.
4) Benda terletak di titik fokus ( F2)
Gambar 2.7d.Bayangan benda jika benda terletak di F2
Tidak terbentuk bayangan karena tidak ada perpotongan antara
sinar-sinar istimewa.
5) Benda terletak di antara titik fokus F2dan O
d. Melukis sendiri pembentukan bayangan pada lensa cembung
Sifat bayangan yang dihasilkan lensa cembung akan dapat dijelaskan
dengan memahami cara melukis pembentukan bayangan pada lensa
cembung. Untuk melukis bayangan, diperlukan tiga langkah berikut :
1) Lukislah dua buah sinar istimewa (umumnya digunakan sinar 1 dan
sinar 3)
2) Sinar selalu datang dari depan lensa dan dibiaskan ke belakang lensa.
Perpanjangan sinar-sinar bias ke depan lensa, dilukis sebagai garis
putus-putus.
3) Perpotongan kedua sinar bias yang dilukis pada langkah 1 adalah letak
bayangan. Jika perpotongan didapat dari sinar bias, terjadi bayangan
nyata, tetapi jika perpotongan didapat dari perpanjangan sinar bias,
bayangan yang dihasilkan adalah maya.
Contoh :
Gambar 2.8.Melukis pembentukan bayangan di lensa cembung Pada gambar tersebut, sifat bayangannya adalah nyata, terbalik,
diperbesar. Untuk letak benda pada ruangan lainnya, bisa digambarkan
dipaparkan di
Lihat contoh p
Gambar 2.9. 3. Lensa Cekung
Lensa cekun
bagian pinggirn
terdiri atas bebe
1) Bikonkaf
2) Plankonka
3) Konveks-konka
Ga
n di atas. Begitu juga dalam menentukan sifa
oh pada animasi di bawah ini :
2.9.Animasi pembentukan bayangan pada lensa ng
ekung adalah lensa yang bagian tengahnya lebi
irnya. Sama halnya dengan lensa cembung, le
berapa bentuk, diantaranya :
konkaf atau cekung-cekung
nkonkaf atau cekung-datar
ks-konkaf atau cekung-cembung
Gambar 2.10.Bentuk–bentuk lensa cekung
sifat bayangannya.
ensa cembung
ebih tipis daripada
a. Bagian-bagian lensa cekung
Pada lensa cekung, sinar – sinar datang yang sejajar sumbu utama
akan dibiaskan menyebar seolah – olah berasal dari satu titik. Berarti lensa
cekung mempunyai sifat menyebarkan cahaya yang mengenainya, sehingga
lensa cekung disebut juga lensa divergen.
Gambar 2.11.Pembiasan sinar sejajar pada lensa cekung
Lensa cekung juga memiliki dua titik fokus : titik fokus aktif F1 terletak di depan lensa dan titik fokus pasif F2 terletak di belakang lensa. Karena fokus aktif lensa cekung F1terletak di depan lensa maka fokus aktif lensa cekung adalah fokus maya, dan jarak fokus lensa cekung f selalu
bertanda negatif. Oleh karena itu, lensa cekung disebut lensa negatif.
Foto pada gambar 2.12. menunjukkan bahwa pembiasan pada lensa
cekung selalu bersifat menyebar (divergen). Oleh karena itu, lensa cekung
disebut juga lensa divergen.
b. Tiga sinar istimewa pada lensa cekung
Tiga sinar istimewa pada lensa cekung adalah sebagai berikut :
1) Sinar yang datang sejajar sumbu utama dibiaskan seakan-akan berasal
dari titik fokus aktif F1.
Gambar 2.13a.Sinar istimewa pada lensa cekung(a)
2) Sinar yang datang seakan – akan menuju ke titik fokus pasif F2 dibiaskan sejajar sumbu utama.
Gambar 2.13b.Sinar istimewa pada lensa cekung(b)
3) Sinar yang datang melalui titik pusat optik O diteruskan tanpa
membias.
c. Bentuk–bentuk dan sifat bayangan 1) Benda terletak lebih jauh dari 2F1
Gambar 2.14a.Bayangan benda jika benda terletak lebih jauh dari 2F1 Bayangan yang terbentuk bersifat maya, tegak, diperkecil, dan terletak
di antara O dan F1
2) Benda terletak di antara titik fokus (F1) dan titik 2F1
Gambar 2.14bBayangan benda jika benda terletak diantara 2F1dan F1 Bayangan yang terbentuk bersifat bersifat maya, tegak, diperkecil dan
terletak di antara F1dan O
3) Benda terletak di antara titik fokus (F1) dan O
Bayangan yang terbentuk bersifat maya, tegak, diperkecil, dan terletak
di antara F1dan O
d. Melukis sendiri pembentukan bayangan pada lensa cekung
Seperti halnya lensa cembung, kamu hanya perlu melukis dua sinar
istimewa, misal : sinar 1 dan sinar 3.
Gambar 2.15. Melukis pembentukan bayangan di lensa cekung Pada gambar di atas ditunjukkan lukisan pembentukan bayangan
untuk benda yang diletakkan di titik yang lebih jauh dari 2F1di depan lensa cekung atau lensa negatif. Tampak bayangan maya, tegak, dan diperkecil.
Jika kamu geser hingga terletak di 2F1, diantara F1dan 2F1, diantara F1dan O, dan kamu lukis pembentukan bayangannya, kamu akan memperoleh
hasil yang sama, yaitu bayangan bersifat maya, tegak dan diperkecil.
Dapatlah disimpulkan bahwa untuk benda yang diletakkan di depan suatu
lensa cekung (benda nyata) selalu dihasilkan bayangan maya, tegak,
diperkecil, dan terletak di depan lensa di antara O dan F1.
4. Perhitungan pada lensa
Pada lensa berlaku juga hubungan jarak fokus, jarak benda, dan jarak
1
Namun perlu diperhatikan bahwa dalam perhitungan berlaku
ketentuan–ketentuan sebagai berikut :
o Jarak fokus f bernilai positif (+) untuk lensa cembung dan bernilai
negatif (-) untuk lensa cekung
o Jarak benda s bernilai positif (+) untuk benda nyata (benda terletak di
depan lensa) dan bernilai negatif (-) untuk benda maya (benda terletak di
belakang lensa)
o Jarak bayangan s’ bernilai positif (+) untuk bayangan nyata (bayangan
terletak di belakang lensa) dan bernilai negatif (-) untuk bayangan maya