BAB II
LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian sebelumnya pernah dilaksanakan oleh Mirca Madianou dari
Universitas Leichester Inggris dan Daniel Miller dari Perguruan Tinggi
London, Inggris, yang berjudul Polimedia: Menuju teori baru media digital
Komunikasi Interpersonal8. Penelitian ini menggunakan pendekatan
etnografi dengan subjek keluarga-keluarga transnasional di Filipina dan
karibia. Dijabarkan dalam hasil penelitian tersebutpengaruh media
komunikasi digital dalam konteks komunikasi interpersonal. Bagaimana
pengguna menggariskan media baru sebagai alat komunikasi, dengan
beragam media komunikasi yang ada, kendala komunikasi berubah dari
beban media individual menjadi tekanan sosial, emosional dan konsekuensi
moral dari pemilihan media yang berbeda karena perubahan media
komunikasi tidak hanya merupakan perubahan teknologi namun merupakan
relasi baru antara kondisi sosial dan teknologi. Masyarakat tidak lagi hanya
melihat dari segi biaya dan kemudahan, namun juga alasan pemilihan media
sebagai sebuah aksi yang membentuk relasi sosial. Maka itu terdapat istilah
polimedia sebagai kondisi dimana terdapat beragam media komunikasi yang
dapat dipilih sesuai kondisi sosial pengguna.
Dalam penelitian lain yang disusun oleh Novilah yang dimuat pada
jurnal Visi Komunikasi, Mei 2017 dengan judul Aktivitas Customer
Relations dalam Layanan Pengemudi Gojek Srikandi Terhadap Pengguna
Jasa9. Penelitian deskriptif kualitatif ini mencermati aktivitas komunikasi pengemudi Gojek Srikandi dengan pelanggan dengan menggunakan
landasan teori kepuasan pelanggan (customer satisfactios). Penelitian
dilaksanakan dengan pengamatan dan interaksi langsung dengan objek
penelitian yaitu para pengemudi gojek Srikandi. Komunikasi pengemudi
gojek srikandi dalam melayani pelanggan meliputi 3 momentum yang
pertama ketika mengawali komunikasi saat bertemu dengan pelanggan,
kedua saat melayani pelanggab, dan ketiga setelah melayani pelanggan,
setiap pengemudi gojek srikandi harus mampu berkomunikasi dan
menciptakan hubungan pelanggan yang baik.
Sedangkan penelitian lain oleh Apsari Wahyu Kurnianti dari Universitas
Tidar yang dimuat pada Jurnal Komunikasi dan Kajian Media Oktober 2017
dengan judul Komunikasi Pemasaran Transportasi Online Nguberjek10.
Dalam penelitian tersebut dipelajari mengenai komunikasi pemasaran
aplikasi Nguberjek dalam menarik perhatian pasar. Penelitian menggunakan
teori strategi bauran pemasaran dengan metode deskriptif kualitatif.
Informasi dan data yang digunakan diperoleh dari wawancara dan
pengamatan. Berbagai strategi dijalankan untuk mengambil hati pasar agar
9 Novilah, 2017. Aktivitas Customer Relations dalam Layanan Pengemudi Gojek Srikandi Terhadap Pengguna Jasa. Jurnal Visi Komunikasi Vol.16 No.01. Hal. 131-150
menggunakan aplikasi Nguberjek, komunikasi pemasaran yang baik serta
pengembangan untuk menciptakan inovasi canggih diperlukan agar strategi
tersebut berhasil.
Penelitian lain oleh Ahsani Amalia Anwar pada Etnosia:Jurnal Etnografi
Indonesia Desember 2017 dengan judul Online vs konvensional:
Keunggulan dan Konflik Antar Moda Transportasi di Kota Makassar11.
Penelitian deskriptif kualitatif ini menggunakan wawancara dan
pengamatan dalam mengumpulkan data. Dalam penelitian ini dibahas
mengenai keberadaan dan konflik antara moda transportasi konvensional
dan online. Kepraktisan, transparansi, keterpercayaan, keamanan,
kenyamanan, asuransi, ragam fitur, diskon dan promo serta ketersediaan
lahan kerja baru merupakan ragam alasan yang dikemukakan konsumen
untuk memilih moda transportasi online, sedangkan disisi lain moda
transportasi konvensional menjadi termarginalkan dan menimbulkan
konflik diantara pengemudi kedua moda transportasi tersebut.
B. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh seseorang
kepada orang lain untuk memberi tahu, merubah sikap, pendapat atau
perilaku baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media.
11
Dalam komunikasi ini memerlukan adanya hubungan timbal balik
antara penyampain pesan dan penerimanya yaitu komunikator dan
komunikan. Setiap bentuk komunikasi setidaknya dua orang saling
mengirimkan lambang-lambang yang memiliki makna tertentu.
Lambang-lambang tersebut bisa bersifat verbal berupa kata-kata, atau bersifat
nonverbal berupa ekspresi atau ungkapan tertentu dan gerakan tubuh
Komunikasi interpersonal dapat berlangsung melalui tiga bentuk yaitu
percakapan, dialog, serta wawancara. Percakapan merupakan bentuk
komunikasi dalam suasana bersahabat dan informal. Dialog lebih kepada
situasi yang lebih intim, lebih dalam serta lebih personal. Sedangkan
wawancara lebih kepada bersifat lebih serius yaitu dengan adanya pihak
yang dominan pada posisi bertanya dan yang lain pada posisi menjawab.
Komunikasi interpersonal menurut Devito (2007-29)
Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang terjadi diantra dua orang atau lebih yang saling berhubungan, meliputi dyadic primacy (dua orang dalam kepentingan yang berpusat), dyadic coalitions
(grup-grup dari dua orang bahkan kelompok yang lebih besar), dyadic
consciounesss(dua orang yang menyatakan bahwa mereka adalah sesama rekan)
Komunikasi interpersonal dapat berpengaruh pada hubungan, jika
hubungan dan komunikasi terjalin baik, maka akan terjadi jalinan yang
panjang jalinan yang panjang karena satu sama lain saling memberikan
perhatian. Komunikasi interpersonal merupakn hal untuk mempertahankan
serta mengembangkan hubungan interpersonal. Agar komunikasi
efektif dan kerjasama bisa ditingkatkan maka perlu bersikap terbuka, sikap
percaya, sikap mendukung, dan terbuka yang mendorong timbulnya sikap
yang paling memahami, menghargai, dan saling mengembangkan kualitas.
Hubungan interpersonal perlu ditumbuhkan dan ditingkatkan dengan
memperbaiki hubungan dan kerjasama antara berbagai pihak. Komunikasi
interpersonal dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi merupakan hal
yang menyenangkan bagi komunikan.
C. Ciri- ciri Komunikasi Interpersonal
Ciri –ciri Komunikasi interpersonal menurut Joseph A Devito (2007).
Pertama, adanya keterbukaan lalu yang kedua, empati, yang ketiga sikap
mendukung, yang keempat, adanya rasa positif dan yang kelima, adanya
kesetaraan
1. Keterbukaan (openness)
Keterbukaan adalah kemauan orang untuk mengungkapkan
informasi tentang dirinya yang mungkin secara normal disembunyikan,
asalkan saja beberapa pengungkapan tepat (Devito, 2007: 112).
Keterbukaan juga termasuk kemauan untuk mendengarkan secara
terbuka dan bereaksi secara jujur terhadap pesan orang lain. Untuk
mempunyai keterbukaan, seseorang harus:
a. Mengungkapan diri ketika waktu tepat
Sadar tentang pengungkapan diri kita, mengingat ada keuntungan
b. Merespon mereka yang berinteraksi dengan kita secara spontan dan
dengan kejujuran tepat, tetapi juga dengan kesadaran apa yang kita
katakan dan apa yang mungkin berakibat dari pesan kita
c. Memiliki pikiran dan perasaan kita. Bertanggung jawab atas apa
yang kita katakan.
2. Empati (empathy)
Empati adalah merasakan apa yang orang lain rasakan dari sudut
pandang seseorang tanpa kehilangan identitas kita (Devito, 2007: 248).
Empati memampukan kita untuk mengerti seperti apa orang lain secara
emosional
3. Sikap mendukung (supportiveness)
Sikap mendukung dalam komunikasi adalah perilaku yang lebih
mendeskripsikan daripada mengevaluasi dan sementara daripada pasti
(Devito, 2007: 266). Pesan deskriptif menyatakan kondisi objek secara
relatif apa yang kita lihat atau apa yang kita rasa. Pesan deskriptif
mungkin membuat orang lain merasa didukung, di sisi lain menghakimi
atau menilai pesan, mungkin membela diri. Ini tentu saja tidak berarti
semua komunikasi evaluatif bertemu dengan tanggapan membela diri.
Untuk mempunyai sikap mendukung, seseorang harus:
a. Menghindari tuduhan atau menyalahkan
c. Mengekspresikan kemauan untuk mendengar dengan pikiran
terbuka dan kesiapan untuk mempertimbangkan kembali perubahan
cara kita berpikir dan melakukan sesuatu
d. Menanyakan pendapat orang lain, dan tunjukkan ini sangat penting
untuk kita. Tolak godaan untuk terlalu fokus pada cara kita
memandang sesuatu
4. Sikap positif (positiveness)
Sikap positif dalam komunikasi interpersonal harus dilakukan
dengan penggunaan pesan positif daripada negatif (Devito, 2007: 224).
Contohnya, pesan negatif “Saya berharap anda tidak mengabaikan
pendapat saya,” dengan mempertimbangkan alternatif positif, “Saya
merasa baik ketika anda menanyakan pendapat saya.”
Pesan positif suatu yang penting untuk menciptakan dan
mempertahankan kepuasan suatu hubungan
5. Kesetaraan (equality)
Istilah kesetaraan mengacu kepada tingkah laku atau pendekatan
yang mengajarkan setiap orang sebagai kontributor yang penting dan
sangat penting kepada interaksi dalam berbagai situasi, tentu saja akan
ada ketidaksetaraan, satu orang akan lebih tinggi dalam hirarki
organisasional lebih berpengalaman atau lebih efektif secara
interpersonal (Devito, 2007: 291). Tetapi meskipun ini kenyataan,
secara umum lebih efektif ketika itu terjadi pada kesetaraan. Untuk
mempunyai kesetaraan, seseorang harus:
a. Menghindari pernyataan “seharusnya, pokokonya”
karena pernyataan tersebut meletakkan pendengar di posisi bawah
b. Membuat permintaan dan menghindari tuntutan
c. Menghindari menginterupsi; ini adalah sinyal ketidaksetaraan dan
menyiratkan bahwa apa yang ingin kita katakan lebih penting
daripada yang orang lain katakan
d. Mengakui kontribusi orang lain sebelum mengekspresikan pesan
kita
e. Mengakui bahwa perbedaan budaya mengajarkan kesetaraan yang
sangat berbeda. Dalam budaya low-power-distance, ada kesetaraan
yang lebih besar daripada budaya high-power-distance, status besar
perbedaan mempengaruhi interaksi interpersonal
D. Fungsi Komunikasi Interpersonal
Dalam komunikasi interpesonal tidak hanya terfokus pada pengertian
melainkan ada fungsi yang berasal dari komunikasi interpersonal itu sendiri.
Fungsi komunikasi interpersonal merupakan suatu usaha untuk
meningkatkan hubungan antarmanusia, menghindari dan mengatasi konflik
pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagi pengetahuan dan
Komunikasi interpersonal bertujuan menyampakan pesan/informasi dari
seseorang kepada orang lain berupa gagasan, fakta, pemikiran serta
perasaan. Karena itu komunikasi interpersonal merupakan suatu jembatan
bagi setiap individu, untuk dapat berbagi pengalaman pribadi, pengetahuan
serta mempererat hubungan antara sesama individu pada masyarakat
dilingkungannya. Dalam kegiatan apapun komunikasi interpersonal tidak
hanya memiliki ciri tertentu, tetapi juga memiliki tujuan agar komunikasi
interpersonal tetap berjalan dengan baik. Adapun tujuan dari komunikasi
interpersonal adalah sebagai berikut menurut Joseph A. Devito (2011:268)
fungsi komunikasi Interpersonal
1. Untuk belajar tentang diri sendiri, tentang orang lain, bahkan tentang
dunia. Melalui kegiatan komunikasi interpersonal dengan seseorang,
kita bisa mengetahui siapa dia dan juga mengetahui bagaimana pendapat
dia tentang kita, sehingga kita pun menjadi tahu seperti apa kita.
Semakin banyak kita berkomunikasi dengan orang lain, semakin banyak
mengenal orang dan kita juga semakin mengenal diri kita sendiri.
Semakin banyak kita berkenalan dengan orang maka semakin banyak
pengetahuan kita tentang lingkungan di sekitar kita dan bahkan tentang
dunia.Tujuan komunikasi interpersonal.
2. Untuk berhubungan dengan orang lain dan untuk membangun suatu
ikatan (relationship). Melalui komunikasi interpersonal kita dapat
berkenalan dengan seseorang dan komunikasi yang intensif dan efektif
komunikasi interpersonal ikatan kekeluargaan tetap bisa pelihara
dengan baik.
3. Untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang lain. Dalam hal ini
kegiatan komunikasi ditujukan untuk memengaruhi atau membujuk agar
orang lain memiliki sikap, pendapat, dan atau perilaku yang sesuai
dengan tujuan kita.
4. untuk hiburan atau menenangkan diri sendiri. Banyak komunikasi
interpersonal yang kita lakukan yang sepertinya tidak memiliki tujuan
yang jelas, hanya mengobrol kesana-kemari, untuk sekedar melepas
kelelahan setelah bekerja atau hanya mengisi waktu. Sepertinya hal
inimerupakan sepele, tapi komunikasi seperti ini pun penting bagi
keseimbangan emosi dan kesehatan mental.
5. Untuk membantu orang lain. Hal ini terjadi misalnya ketika seorang
klien berkonsultasi dengan psikolog atau seseorang yang sedang
berkonsultasi dengan pengacara, atau kita yang mendengarkan seorang
teman yang mengeluhkan sesuatu (curhat). Proses komunikasi
interpersonal yang demikian merupakan bentuk komunikasi yang
bertujuan untuk menolong orang lain memecahkan masalah yang
dihadapinya dengan bertukar pikiran.
E. Unsur-unsur Komunikasi Interpersonal
Unsur komunikasi interpersonal menurut Joseph A Devito (2007) yaitu:
Komunikasi interpersonal melibatkan paling sedikit dua orang. Unsur
sumber-penerima ini menekankan bahwa kedua fungsi ini dilakukan
oleh setiap individu dalam komunikasi tersebut. Individu yang
melakukan fungsi sumber (merumuskan dan mengirimkan pesan) dan
juga melakukan fungsi penerima (mempersepsikan dan memahami
pesan).
2. Encoding-Decoding
Encoding merupakan tindakan yang menghasilakan pesan seperti
berbicara atau menulis, sedangkan decoding merupakan tindakan
memahami pesan seperti mendengar atau membaca. Dengan penekan
kedua aktivitas dilakukan dalam kombinasi oleh setiap partisipan.
3. Pesan
Pesan adalah sinyal yang dilihat sebagai stimuli untuk penerima,
mungkin bisa didengar, dilihat, disentuh, berbau, dirasakan, atau
kombinasi apapun. seperti berbicara, berjabat tangan, duduk,
tersenyum, adalah sinyal dari pesan komunikasi interpersonal tentang
diri kita. Komunikasi interpersonal dapat terjadi melalui telepon, tatap
muka, dan bahkan melalui komputer (Devito, 2007: 12).
4. Media
Media adalah sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang
menghubungkan sumber dan penerima. Komunikasi jarang terjadi
hanya di satu media. Dua, tiga, atau empat media sering digunakan
mendengar, tetapi kita juga bergerak dan menerima sinyal secara visual,
dan kita mengeluarkan bau serta mencium bau orang lain. Media lainnya
adalah kontak tatap muka, telepon, e-mail, surat biasa yang lambat, grup
chat, pesan instant, postingan berita, film, televisi, radio, sinyal asap,
atau fax. Perlu diingat bahwa media membebankan pembatasan yang
berbeda dalam penafsiran pesan kita (Devito, 2007: 15).
5. Gangguan
Gangguan dalam komunikasi dapat mendistorsi pesan. Dengan kata lain
ganguan merupakan halangan penerima dalam menerima pesan dan
sumber dalam mengirim pesan (Devito, 2007: 15). Gangguan dapat
berupa ganguan fisik( seperti ada orang lain yang berbicara), psikologis
(pemikiran yang sudah ada di kepala kita) atau semantik (salah
mengartikan makna ).
6. Konteks
Konteks adalah secara fisik, psikologis, sosial, dan lingkungan
sementara di mana komunikasi terjadi (Devito, 2007: 331).
7. Etika
Etika dalam komunikasi adalah moralitas dari tingkah laku pesan
(Devito, 2007: 332).
8. Kompetensi
Dalam komunikasi interpersonal, artinya pengetahuan tentang
komunikasi dan kemampuan untuk melibatkan dalam komunikasi