PENGARUH
PRAKTEK INDUSTRI, BIMBINGAN
KARIR DAN PRESTASI BELAJAR TERHADAP
KESIAPAN MENTAL KERJA SISWA
Studi Kasus Kelas III SMK Putra Tama
Jln. Mgr. Alb. Sugiyopranoto No. 2 Bantul Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
ELISA BET TA TIK W ID IYA RTI
011334132
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
Halaman Motto
Tetapi aku, kepadaMu aku percaya, ya Tuhan, Aku berkata, “Engkaulah Allahku”.
Cinta adalah suatu keputusan., Keputusan untuk tetap setia ketika jauh, keputusan
untuk tetap setia ketika godaan datang.
Butuh semenit untuk menghancurkan seseorang, butuh satu jam untuk menyukai
seseorang, butuh sehari untuk mencintai & butuh seumur hidup untuk melupakan
seseorang
Dan yang paling hakiki dari kesabaran adalah kerelaan untuk menerima suatu hal
yang pait dan menyakitkan sekalipun sebagai suatu kenyataan hidup.
Tuhan menjadikan sesuatu indah pada waktunya ...karena untuk segala hal
dan sesuatu ada waktunya.
Mencintai seseorang membutuhkan suatu pengorbanan, ketika pengorbanan itu
v
Halaman Persembahan
Kupersembahkan kepada :
1. Tuhan Yesus Kritus dan Bunda Maria disurga.
2. Bapak Yohanes Debrito Wiyono Hadi dan Ibunda tercita Martha
Marjilah yang menjaga dan mencitaiku.
3. Yohanes Ardi Cahyono kakakku, Elizabeth Rita Widiyastuti saudara
kembarku dan Lusia Supiah bulekku yang selalu mendukung dan
mencintaiku.
4. Albertus S., Keajaiban terbesar dan terindah kekasihku seorang yang ku
miliki.
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
vii
ABSTRAK
Hubungan Praktek Industri, Bimbingan Karir, dan
Prestasi Belajar dengan Kesiapan Mental Kerja Siswa
Oleh:
Elisabet TatikWidiyarti Universitas Sanata Dharma
2007
Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah terdapat (1) Hubungan praktek industri dengan kesiapan mental kerja siswa.(2) Hubungan bimbingan karir dengan kesiapan mental kerja siswa. (3) Hubungan prestasi belajar dengan kesiapan mental kerja siswa.
Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di SMK PUTRA TAMA Jln.Mgr. Alb. Sugiyopranoto No.2 Bantul Yogyakarta pada bulan Maret 2006. Jumlah sampel penelitian ini adalah sebanyak 88 siswa dari populasi sebanyak 94 siswa kelas III. Sedang teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner yang dilengkapi dengan teknik dokumentasi. Teknik analisis data yang dinggunakan adalah teknik analisis regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan (1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara implementasi praktek industri dengan kesiapan mental kerja siswa p= 0.004 <α(0.05). (2) terdapat hubungan yang positif tetapi tidak signifikan
antara implementasi bimbingan karir dengan kesiapan mental kerja
siswa p=0.089>α(0.05). (3) terdapat hubungan yang positif tetapi tidak signifikan
antara implementasi prestasi belajar dengan kesiapan mental kerja
siswa p=0.141>α(0.05). Hasil penelitian menunjukkan nilai r=0.395 dan
156 , 0
2 =
r . Hal tersebut menunjukkan bahwa varaiabel kesiapan mental kerja
viii
ABSTRACT
The Influence of Industrial Practice, Carreer Guidance, Learning
Achievement To ward Student’s Work-Mental
Readiness
By :
Elisabet Tatik Widiyarti Sanata Dharma University
Yogyakarta 2007
This research was aimed to know whether or not there were an influence of( 1) industrial practice toward student’s work-mentalreadiness, (2) career guidance toward student’s work -mentalreadiness, (3) learning achievement toward student’s work-mental readiness.
This research was located at “SMK PUTRA TAMA” Jln.Mgr.Alb. Sugiyopranoto No.2 Bantul Yogyakarta in March 2006. It consisted of 88 from 94 thrid grade students on that school. The sample taken techniques used was propo rtional sampling random. The data collecting techniques used were questionnaire and documentary study. Multiple regression analysis method was used to analyze the obtained data.
The results of this research showed that: (1) there was a positive, significant influence of industrial practice toward student’s work-mental readinessp=0.004<α(0.05). (2) There was a positive, not significant influence of carrer guidance toward student’s work -mental readinessp= 0.089 >α(0.05). (3) There was a possitive, not significant influence of learning achievement torward student’s work-mental readiness p =0.141>α(0.05).The results of this research
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatakan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih atas berkat dan rahmat – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Skripsi ini merupakan karya tulis ilmiah sebagai tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan.
Proses penulisan skripsi ini tak lepas dari bimbingan, bantuan serta dukungan dari banyak pihak. Oleh karenanya pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dengan tulus kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Drs. Sutarjo Adisusilo JR. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak S. Widanarto P., S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi sekaligus dosen pembibing I yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan selama penulisan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Bambang P.,SE., M. Si. Selaku dosen pembibing II dan Bapak selaku tim penguji.
x
6. Bapak Simon Suharyanto selaku kepala sekolah SMK Putra Tama Bantul Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk penelitian sehingga penulis memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.
7. Bapak Yohanes Debrito Wiyono Hadi dan Ibu Martha Marjilah, yang selalu memberikan doa restu, kasih sayang, dukungan, perhatian yang melimpah serta memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma.
8. Albertus S. Yang berarti dalam hidupku, yang telah mendoakan, memberikan harapan, memberi motivasi, dan menyayangi serta mengasihiku.
9. Teman-teman seperjuangan PAK’01 yang terkasih.
Akhir kata semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN……….. iii
HALAMAN MOTTO………... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN………... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA….………... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT……….. viii
KATA PENGANTAR……….. ix
DAFTAR ISI... xi
DAFTAR TABEL………. xiv
DAFTAR LAMPIRAN... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Batasan Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah... 5
D. Tujuan Penelitian... 5
E. Manfaat Penelitian... 6
xii
B. Praktek Industri... 13
C. Bimbingan Karir ... 18
D. Prestasi Belajar Kejuruan... 23
E. Sekolah Menengah Kejuruan... 29
F. Penelitian-Penelitian Sebelumnya... 30
G. Kerangka Berpikir ... 34
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 38
B. Tempat dan Waktu Penelitian... 39
C. Subyek dan Obyek Penelitian... 39
D. Populasi dan Sampel... 40
E. Teknik Pengambilan Sampel ... 41
F. Teknik Pengumpulan Data... 41
G. Variabel dan Pengukurannya ... 42
H. Pengujian Instrumen Penelitian ... 46
I. Pengujian Persyaratan Analisis ... 50
J. Pengujian Hipotesis ... 55
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Data Kelembagaan Sekolah... 59
B. Sejarah Singkat Sekolah... 59
C. Visi, Misi dan Tujuan Program SMK Putra Tama ... 60
xiii
E. Kurikulum SMK Putra Tama ... 64
F. Organisasi SMK Putra Tama ... 68
G. Sumber Daya Manusia SMK Putra Tama... 68
H. Siswa SMK Putra Tama ... 73
I. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMK Putra Tama ... 75
J. Fasilitas Pendidikan dan Latihan... 76
K. Dewan Sekolah ... 77
L. Hubungan Antar SMK dengan Dunia Industri ... 77
M. Usaha-usaha Penempatan Lulusan... 78
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data... 81
B. Pengujian Prasyarat... 81
C. Uji Hipotesis ... 89
D. Pembahasan... 93
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 102
B. Keterbatasan Penelitian... 103
C. Saran... 103
DAFTAR PUSTAKA ... 105
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 : Kisi – kisi kuesioner kesiapan mental kerja siswa... 43
Tabel 3.2 : Kisi – kisi kuesioner pelaksanaan praktek industri... 44
Tabel 3.3 : Kisi – kisi kuesioner pelaksanaan bimbingan karir... 45
Tabel 3.4 : Hasil uji validitas... 47
Tabel 4.1 : Susunan program pendidikan dan pelatihan... 66
Tabel 4.2 : Rincian siswa SMK Putra Tama... 74
Tabel 5.1 : Data penyebaran kuesioner... 81
Tabel 5.2 : Ditribusi frekruensi berdasarkan kesipan mental kerja... 82
Tabel 5.3 : Ditribusi frekruensi berdasarkan pelaksanaan praktek industri... 82
Tabel 5.4 : Ditribusi frekruensi berdasarkan pelaksanaan bimbingan karir... 83
Tabel 5.6 : Hasil perhitungan one sample kolmogorov-smirnov... 84
Tabel 5.7 : Hasil uji heteroskedastisitas... 86
Tabel 5.8 : Hasil nilai VIF... 87
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Kuesioner... 108
Lampiran 2 : Tabel r; Tabel t... 113
Lampiran 3 : Tabel menentukan sampel... 115
Lampiran 4 : Tabel F... 116
Lampiran 5 : Tabel Durbin-watson... 119
Lamp iran 6 : Diskripsi data frequencies...120
Lampiran 7 : Uji Validitas... 123
Lampiran 8 : Uji Reliabilitas... 127
Lampiran 9 : Hasil perhitugan regresi linier berganda... 130
Lampiran 10 : Uji Normalitas... 132
Lampiran 11 : Uji Heteroskedastisitas... 133
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penyiapan tenaga kerja yang terdidik, terlatih dan terampil merupakan
salah satu aspek yang sangat menentukan dalam pengembangan sumber daya
manusia untuk memenuhi dunia kerja. Dalam kaitan ini maka peranan sektor
pendidikan kejuruan menengah menjadi sangat penting dalam menyiapkan tenaga
kerja sebagai pelaksana langsung proses pembangunan. Sekolah kejuruan sebagai
salah satu jalur pendidikan formal tingkat menengah mempunyai tujuan
menyediakan tenaga kerja yang me miliki pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang sesuai dengan sifat spesialisasi kejuruan untuk dapat memenuhi permintaan
dan persyaratan dunia industri dan usaha.
Keberadaan SMK saat ini bukan hanya dituntut untuk meningkatkan
kuantitasnya, melainkan yang lebih penting adalah kualitasnya. Pemerintah
melalui pendidikan menengah kejuruan melakukan upaya perbaikan untuk
meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusannya, berbagai usaha untuk
meningkatkan kualitas sekolah kejuruan antara lain: meningkatkan daya
tampung sekolah kejuruan, pengembangan kurikulum, peningkatan jumlah dan
mutu guru, perbaikan dan penambahan gedung sekolah termasuk pengadaan
sarana dan prasarana praktek, serta penambahan jumlah dan jenis buku, baik
buku teks, buku pegangan guru maupun buku perpustakaan, termasuk sistem
Adapun tujuan Pendidikan yang diterapkan di SMK adalah
mempersiapkan siswa untuk memasuki dunia kerja dengan mengembangkan
sikap profesional dan teknis, dengan demikian lulusan SMK diharapkan dapat
memenuhi standar mutu tenaga kerja di bidang ekonomi pada tingkat menengah.
Menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI 1993 Pasal 2
tujuan Pendidikan Sistem Ganda di SMK adalah:
Ayat (1)
1. Menyiapkan siswa untuk melanjutkan kejenjanga n pendidikan yang lebih tinggi dan atau meluaskan pendidikan dasar.
2. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkugan sosial budaya dan atau sekitar.
3. Meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan IPTEK dan kesenian.
4. Menyiapkan kemampuan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional.
Ayat (2)
Untuk mencapai tujuan sebagai dimaksud dalam ayat (1) penyelenggaraan pendidikan di SMK berpedoman pada tujuan pendidikan nasional.
Keberhasilan lembaga pendidikan kejuruan dapat ditunjkukkan melalui
pengakuan dunia industri dan masyarakat terhadap kualitas lulusannya yaitu
dengan kemampuan dan keterampilan lulusan dalam menghadapi pekerjaan yang
diberikan industri atau dapat dikatakan baik apabila siswa memiliki pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan kompetensi yang dituntut
industri.
Dunia usaha dan industri sebagai salah satu tempat untuk menampung
bekerja tanpa harus mengadakan pelatihan, pembekalan atau penataran. Untuk
memenuhi tuntutan tersebut, SMK disamping berusaha meningkatkan prestasi
belajar siswa melalui peningkatan mutu sistem penga jaran, juga menjalin
kerjasama mengupayakan peningkatan kualitas lulusan. Kerjasama tersebut
dalam bentuk Program Pendidikan Sistem Ganda. Cara ini dimaksudkan untuk
memperkenalkan kepada siswa SMK tentang dunia kerja, sehingga setelah lulus
siswa memiliki gambaran jelas dan terarah mengenai masalah- masalah dalam
dunia kerja.
Faktor-faktor tersebut tidak berdiri sendiri dalam mempengaruhi terhadap
kesiapan kerja, akan tetapi saling terkait antara satu dengan lainnya.
Bagi siswa SMK pencapaian cita-cita belajar termasuk juga kesiapan
mental untuk bekerja yang sangat dipengaruhi oleh pelaksanaan pendidikan
sistem ganda, bimbingan karir dan prestasi belajarnya. Hal tersebut berdasarkan
pendapat Dimyati dan Mudjiono (1999: 106 -108) mengatakan bahwa :
Sejak ena m tahun siswa memperoleh kesempatan belajar di sekolah. Dengan belajar membaca, menulis dan matematika di kelas rendah SD, siswa memuaskan rasa ingin tahunya dengan membaca, mengamati, dan bernalar. Perolehan pengetahuan awal ini menimbulkan rasa percaya diri bertambah kuat kemauan, dan siswa mencoba keinginan atau khayalannya menjadi sejenis cita-cita hidup yang akan menambah kesiapan mentalnya untuk bekerja.
Dari sisi motivasi perlu dihidupkan terus untuk mencapai hasil belajar yang optimal dan dijadikan dampak pengiring, yang selanjutnya menimbulkan programbelajar sepanjang hayat, sebagai perwujudkan dalam cita-cita atau aspirasi siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa, kemampuan siswa untuk mengatasi kondisi lingkungan negatif, dan dinamika siswa dalam belajar.
merupakan bentuk keberhasilan siswa dalam belajar dan pengembangkan pencapaian kesiapan mental kerja tersebut ditempuh dengan jalan membuat kegiatan belajar sesuatu. Penguat berupa hadiah diberikan pada setiap siswa yang berhasil Dimyati dan Mudjiono (1999).
Terhambatnya pencapaian kesiapan mental kerja siswa dikarenakan masih
banyaknya dijumpai para lulusan SMK yang mencapai kesiapan mental kerja
yaitu masih banyak pengangguran atau belum bekerja. Masih banyaknya para
lulusan SMK yang belum memenuhi kompetensi yang dibutuhkan dunia usaha
yang ditandai dengan kemampuan tamatan SMK dewasa ini belum banyak diakui
oleh dunia kerja dan sikap kemandiriannya dinilai masih rendah. Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK) merupakan wujud bahwa belum seimbangnya antara
banyaknya para lulusan SMK yang belum memnuhi kompetensi dengan dunia
usaha yang ada. Siswa dalam praktek industri tidak ditempatkan sesuai dengan
keahlian yang dimilikinya.
Sikap mental siswa secara langsung atau tidak langsung, baik disadari
atau tidak, dipengaruhi oleh kepercayaan diri siswa sendiri. Gagasan, inisiatif,
kreatifitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja keras dan kegairahan kerja
sangat dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan diri seseorang yang berbaur dengan
pengetahuan, prestasi, keterampilan serta kewaspadaannya.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan
akan tertuang dalam skripsi ini dengan judul “PENGARUH PRAKTEK
INDUSTRI, BIMBINGAN KARIR DAN PRESTASI BELAJAR
B. Batasan Masalah
Dari berbagai faktor yang mempengaruhi terhadap kesiapan kerja, dalam
penelitian ini hanya akan dikaji faktor yang mempengaruhi di sekolah, khususnya
tentang pengaruh siswa terhadap pelaksanaan praktek industri, bimbingan karir
dan prestasi belajar kejur uan terhadap kesiapan mental kerja.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah tersebut di atas, masalah yang akan
dipecahkan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh Praktek Industri dengan kesiapan mental kerja siswa
kelas III SMK Putra Tama?
2. Bagaimana pengaruh bimbingan karir dengan kesiapan mental kerja siswa
kelas III SMK Putra Tama?
3. Bagaimana pengaruh prestasi belajar kejuruan dengan kesiapan mental kerja
siswa kelas III SMK Putra Tama?
4. Bagaimana pengaruh secara bersama-sama antara Praktek Industri,
Bimbingan Karir dan dan prestasi belajar dengan kesiapan mental kerja siswa
kelas III SMK Putra Tama?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh praktek industri dengan kesiapan mental kerja
2. Untuk mengetahui pengaruh bimbingan karir dengan kesiapan mental kerja
siswa kelas III SMK Putra Tama
3. Untuk mengetahui pengaruh prestasi belajar kejuruan dengan kesiapan
mental kerja siswa kelas III SMK Putra Tama.
4. Untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama antara praktek industri,
bimbingan karir dan prestasi belajar kejuruan dengan kesiapan mental kerja
siswa kelas III SMK Putra Tama.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi SMK Putra Tama
Penelitian tentang kesiapan mental kerja siswa SMK ini dapat
digunakan sebagai eva luasi hasil pendidikan dan pengajaran di SMK Putra
Tama khususnya evaluasi tentang hasil penelitian mengenai sumbangan
variabel- variabel pengaruh siswa terhadap pelaksanaan praktek industri,
bimbingan karir dan prestasi belajar mata pelajaran kejuruan terhadap
kesiapan mental kerja siswa kelas III SMK Putra Tama. Diharapkan dapat
dimanfaatkan oleh pihak pengelola sekolah sebagai pertimbangan untuk
meningkatkan keefektifan pendidikan di SMK Putra Tama khususnya di
dalam meningkatkan kesiapan mental kerja, sehingga kesiapan memasuki
pasar kerja yang didasarkan pada kemampuan yang dimiliki dan pengetahuan
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan dan
memberi manfaat bagi pembaca.
3. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran yang nyata
tentang aplikasi teori- teori yang diberikan di bangku kuliah dalam praktek
yang sebenarnya, menambah wawasan serta belajar sebagai praktisi dengan
menganalisis suatu masalah, kemudian mengambil kesimpulan dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kesiapan Mental Kerja
1. Pengertian Kesiapan Mental Kerja
Kesiapan (Readiness) menurut kamus psikologi adalah suatu titik
kematangan untuk menerima dan mempraktikkan tingkah laku tertentu (Daligulo dan
Kartini Kartono, 1983).
Kesiapan mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan
akan memulai gerakan atau gerakan. Kemampuan ini dinyatakan dalam bentuk
kesiapan jasmani dan mental (Winkel 1987:153).
Kondisi mental kondisi ini merupakan akibat dari keadaan psikis siswa seperti ketegangan atau kegelisahan batin, stabilitas atau labilitas mental. Siswa yang menikmati ketenangan batin, karena kehidupan keuangannya harmonis dan pergaulan sosialnya dengan teman-teman sebayanya lancar, akan jauh lebih mudah dan berkonsentrasi dalam belajar. Sebaiknya, siswa yang pikirannya kalut dan mudah menjadi bingung, cendrung kerap mempertanyakan diri sendiri dengan; demikian, daya psiskis kurang terpusat pada tugas-tugas belajar. Maka siswa yang diketahui berkondisi mental yang kurang menguntungkan bagi belajar perlu dibantu supaya kondisinya menjadi lebih baik, misalnya melalui wawancara dengan konselor atau konsultasi dengan seorang ahli jiwa. (Winkel 1987:107).
Mental adalah berkenaan dengan jiwa, batin, rohaniah: dalam pengertian
aslinya menyinggung masalah pikiran, akal dan ingatan. Sekarang ini digunakan
untuk menunjukkan penyesuaian organisme terhadap lingkungan, dengan cara
khusus menunjukkan penyesuaian yang mencakup fungsi- fungsi simbolis yang
Mental adalah hal yang menyangkut batin dan watak manusia yang bukan
bersifat badan atau tenaga, bukan hanya pembangunan fisik yang diperhatikan,
melainkan juga pembanguna n. Purwadarminto (1984). Mentalitas adalah keadaan
dan aktifitas jiwa (batin), cara berfikir dan berperasaan. Faktor-faktor ini penentu
dalam pembangunan.
Kesiapan kerja adalah kemampuan yang dimiliki siswa yang mencakup
pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk memenuhi tuntutan kerja yang sesuai
dengan profesinya, hal tersebut didukung dengan aspek-aspek biaya dan waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan SMK dan efektivitas SMK. Jadi siswa yang
didukung biaya yang tercukupi dan mempunyai pengetahuan, keterampilan dan sikap
maka kesiapan mental dalam diri siswa akan tercapai
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan mental kerja
Siswa agar mempunyai kesiapan mental kerja dipengaruhi beberapa faktor yaitu (Zahara Idris dan Lisma Jamal 1992):
a. Pembawaan (yang merupakan potensi-potensi tertentu), seperti bakat, minat, kecerdasan, dan perasaan.
b. Linkungan, yaitu lingkungan fisik, seperti iklim, makanan, pakaian, rumah, lingkungan belajar, lingkungan sosial. Dalam hal ini, pendidikan, situasi umum (politik ekonomi, sosial, dan budaya), suasana kekeluargaan, masyarakat, adat istiadat (dimana pendidikan merupakan unsur yang paling penting) diperoleh melalui rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. c. Kemauan dan partisipasi aktif peserta didik dalam proses
interaksi yang berlangsung.
d. Kematangan atau kesiapan merupakan motivasi dalam diri peserta didik untuk berperan serta dalam suatu aktivitas. Kekuatan dari dalam diri dalam ini akan menimbulkan reaksi yang reponsif, sekaligus akan menerima pendekatan yang persuasif.
e. Belajar dan latihan akan membantu perkembangan peserta didik dalam menunjukan kesiapan/kematangannya.
membentuk anak didik. Jadi, pertumbuhan dan perkembangan seseorang dalam menumbuhkan kepribadiannya dipengaruhi oleh kematangan, belajar atau latihan, dan pengalaman.
Sementara menurut Sunaryo (1996) kesiapan kerja dapat dilihat dari konsep Link and Match yang melibatkan dua lembaga, yaitu sekolah dan dunia usaha yang harus bekerja sama secara baik sehingga sekolah dapat menghasilkan tenaga kerja yang siap pakai dan dunia usaha dapat membantu sekolah untuk memperoleh calon tenaga kerja yang dihasilkan sekolah dengan mutu yang baik.
Kesiapan mental dibentuk dan dipengaruhi oleh pengalaman. Pengalaman-pengalaman tertentu yang ada dalam diri anak ikut membentuk kesiapan terhadap suatu pengalaman yang didapat anak berkaitan keadaan lingkungan dan dipengaruhi dari luar yang disengaja seperti pendidikan dan penga jaran. Karena pengalaman-pengalaman yang ada pada diri anak ikut membantu kesiapan, maka kesiapan ini dapat direncanakan sebelumnya dengan memberikan pengalaman yang diperlukan kepada anak. Pengalaman praktek industri merupakan salah satu pengalaman yang dapat menumbuhkan kesiapan mental kerja. Dengan demikian kesiapan terhadap suatu dapat dipercepat/diperlambat ( Eko S. 1996 ).
Kesiapan mental kerja seorang siswa yang terpenting tidak lain
dipengaruhi oleh keadaan siswa sendiri yang didukung oleh pengala
man-pengalaman yang mereka dapat selama ia mempersiapkan diri untuk
mendapat pengalaman tersebut. Untuk mendapat pengalaman yang lebih
sekolah menerapkan sistem pendidikan yang siswa bekerja di lapangan
langsung, diharapkan mental siswa dapat dipersiapkan disitu.
3. Aspek-aspek kesiapan mental
Adapun kesiapan kerja ditinjau dari keadaan mental dan emosi yang
mempengaruhi dalam bekerja menurut Eko S. (1996) antara lain :
a. Mempunyai minat dan kemampuan untuk bekerja sama dan bertanggung jawab.
d. Mempunyai sikap kritis.
e. Mempunyai kemampuan untuk mengenali emosi dan lingkungan kerja.
Kesiapan kerja siswa intinya adalah kemampuan siswa yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap tertentu sesuai dengan bidang keahliannya, dengan kata lain kesiapan kerja merupakan kemampuan siswa dalam aspek kognitif, psikomotorik dan afektif (Eko S. 1996).
a. Aspek kognitif yaitu tingkat penguasaan teori yang menyangkut pengetahuan, pemahaman dan aplikasi.
b. Aspek psikomotorik yaitu tingkat kemampuan siswa dalam praktik.
c. Aspek afektif yaitu suatu kondisi keadaan mental dan emosi yang serasi dalam diri individu calon tenaga kerja.
Sedangkan (Dimyanti dan Mudjiono 1999) kemampuan siswa dalam persiapan mental kerja dibagi dalam bidang:
a. Ranah kognif
1) Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian, kaidah teori, prinsip, atau metode.
2) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari.
3) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misal menggunakan prinsip.
4) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil.
5) Sintesis, mencakup kemampuan menyusun suatu program kerja.
6) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan keriteria tertentu. Misalnya, menilai hasil karangan.
b. Ranah afektif
1) Penerimaan, yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal tersebut. Misal mengakui adanya perbedaan-perbedaan.
2) Partisipasi, yang mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan, dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan. 3) Penilaian dan penentuan sikap, yang mencakup penerimaan
4) Organisasi, yang mencakup kemampuan membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup. Misalnya, menempatkan nilai dalam suatu skala nilai dan dijadikan pedoman bertindak secara bertanggung jawab.
5) Pembekalan pola hidup, ya ng mencakup kemampuan menhayati nilai dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi. Misalnya kemampuan mempertimbangkan dan menunjukan tindakan yang disiplin.
c. Ranah Psikomotor
1) Persepsi, yang mencakup kemampuan memilah- milahkan (mendekriminasik an) hal- hal secara khas, dan menyadari adanya perbedaan yang khas tersebut. Misal perbedaan warna. 2) Kesiapan, yang mencakup kemampuan penempatan diri dalam
keadaan di mana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini mencakup jasmani dan rohani. 3) Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakuan
gerakan sesuai contoh, atau gerakan peniruan.
4) Gerakan yang biasa, mencakup kemampuan melakukan gerakan-gerakan tanpa contoh.
5) Gerakan kompleks, yang mencakup gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancar, efisian, dan tepat. Misalnya, bonkar-pasang peralatan secara tepat.
6) Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan khusus yang berlaku. Misalnya kema mpuan bertanding.
7) Kreativitas, mencakup kemampuan melahirkan pola gerak-gerak yang baru atas dasar prakasa sendiri.
Syarat Perkembangan mental dapat terjadi bila Mempunyai minat dan kemampuan untuk bekerja sama dan bertanggung jawab (Dimyanti dan Mudjiono 1999).
a. Pertumbuhan jasmani telah siap.
b. Individu belajar, baik atas dorongan sendiri ataupun dorongan dari lingkungan sekitar. Dari sisi perkembangan individu, perkembangan mental dengan belajar bersifat mendorong.
Pendidikan sangat berpengaruh terhadap kesiapan mental kerja siswa,
karena dalam pendidikan tersebut diprogram untuk memperkaya
pengetahuan, ketrampilan dan wawasan siswa dalam menghadapi tuntutan
B. Praktek Industri
a) Praktek Industri
Praktek industri merupakan cara untuk menambah pengetahuan kerja, belajar sikap kerja yang dituntut dunia kerja dan menambah keterampilan kerja. Program ini paling banyak dilaksanakan oleh sekolah kejuruan di Indonesia dalam usahanya mengenalkan siswanya dengan dunia kerja (Poerwadarminto, 1984).
Praktek industri adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan keahlian kejuruan yang memadukan secara sistematis dan sinkron pendidikan disekolah dan program keahlian yang diperoleh melalui bekerja secara langsung di dunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian tertentu (Moedjiarto, 1997)
Menurut Samani 1993 (dalam Moedjiarto, 1997), Praktek industri merupakan suatu bentuk pendidikan keahlian professional yang memadukan secara sistematis dan sinkron program pendidikan di sekolah dengan penguasaan keahlian atau keterampilan yang di peroleh melaui kegiatan bekerja secara langsung di lembaga industri atau dunia usaha. Praktek industri ini adalah suatu teknik pengembangan pendidikan yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan peserta didik pada sekolah menengah kejuruan sebagai bekal untuk terjun di dunia usaha.
Evan dan Edwin 1978 (dalam Sutrisno dan Paryono 1997), berpendapat bahwa keberhasilan pelaksanaan Praktek industri sangat tergantung kepada kemampuan instruktur. Ini tidak lain karena keberhasilan praktek industri sangat tergantung kepada instruktur dalam memilih materi, metode penyampaian, dan evaluasi yang dapat menunjukkan tingkat penguasaan materi peserta pelatihan.
Moss 1984 (dalam Sutrisno dan Paryono 1997), Dalam Praktek industri sekolah memiliki tugas untuk mendidik, sedangkan lembaga industri bertugas untuk melakukan pelatihan. Sekolah melakukan proses belajar nengajar di kelas untuk mewujudkan tugasnya, sedang lembaga industri melaksanakan pelatihan dalam bentuk magang. Dangan melaksanakan praktek di tempat kerja, keterampilan yang rumit sekalipun dapat dikuasai oleh siswa. Moore dan bay menyatakan bahwa dengan praktek industri kerja pada pekerjaan yang sangat kompleks dapat dilaksanakan secara efektif oleh siswa.
Praktek industri adalah Pendidikan yang diterapkan di SMK yang
secara langsung di lapangan sesuai dengan ketrampilan yang dipelajari di
bangku sekolah. Siswa diharapkan setelah lulus mendapat pengalaman yang
cukup untuk memenuhi tuntuntan kerja. Dengan siswa mengetahui secara
langsung di lapangan akan membangun kesiapan mental kerja bagi siswa
tersebut.
Menurut Jusuf dan Pakpahan 1994 (dalam Isnandar 1997), Praktek industri memiliki karakteristik; (1) Standar profesi; (2) Standar pendidikan dan pelatihan; (3) Kerja sama dengan dunia usaha dan industri; (4) Pengujian dan sertifikasi; (5) Peraturan pendukung; (6) Nilai tambah; dan (7) Kelembagaan.
Konsep dasar Praktek industri, Menurut Wardiman Djojonegoro (dalam Isnandar 1997), memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut: (1) merupakan program bersama, dan tanggungjawab bersama; (2) dunia usaha dan industri ikut serta dalam totalitas kegiatan SMK; (3) pengintegrasian kegiatan belajar di sekolah dengan kegiatan praktek di industri akan menghilangkan perbedaan standar nilai di sekolah; (4) Paktek Industri mengacu kepada pencapaian mutu tamatan yang terstandar, diukur melalui proses uji keterampilan; dan (5) kerjasama dalam pelaksanaan praktek industri menganut prinsip saling membantu, saling mengisi, dan saling melengkapi untuk kepentingan bersama.
2. Tujuan Praktek Industri
Menurut Wardiman Djojonegoro 1994 (dalam Moedjiarto, 1997)
pelaksanaan praktek industri adalah perwujudan dari konsep Link and Match,.
Tujuan praktek industri adalah sebagai berikut :
a. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional dengan tingkat pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja.
b. Memperkokoh Link and Match antara SMK dengan dunia kerja. c. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga
kerja yang berkualitas profesional.
Pendapat tersebut juga dipertegas oleh Suhardjo (2000) bahwa secara
konseptual dan empiris perlu adanya uji kopentensi pelaksanaan praktek
industri bagi siswa SMK agar :
a. Meningkatkan kualitas tamatan SMK sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia kerja.
b. Mendukung terwujudnya standar kompetensi daerah yang akan dikembangkan ke tingkat nasional.
c. Mengupayakan pengakuan dunia kerja terhadap kemampuan tamatan SMK.
d. Meningkatkan hubungan kerja sama antara SMK dengan dunia kerja, khususnya dengan motivasi pasangan.
3. Materi Pendidikan dan Pelatihan
Khusus untuk praktek industri pada SMK, isi atau materi program
pendidikan dan pelatihan itu tidak lepas dari pertimbangan isi materi
kurikulum yang berlaku secara utuh. Isi pendidikan dan pelatihan menurut
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (Depdikbud, 1993:2) meliputi
hal- hal sebagai berikut:
a. Komponen Pendidikan Umum (Normatif) dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki karakter sebagai warga negara dan bangsa Indonesia. Program diklat yang termasuk dalam komponen ini adalah PPKN, Sejarah, dan Bahasa Indonesia.
b. Komponen Pendidikan Dasar Penunjang (Adaptif) dimaksudkan untuk memberi bekal penunjang bagi penguasaan keahlian profesi, bekal kemampuan untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Program diklat yang termasuk dalam komponen ini adalah Matematika, Bahasa Inggris, Ekonomi, Komputer, dan kewirausahaan. c. Komponen Teori kejuruan dimaksudkan untuk membekali pengetahuan
tentang teknis dasar keahlian kejuruan. Program diklat yang termasuk dalam komponen ini adalah Pelayanan Prima, Membuka Usaha Kecil, Siklus Akuntansi, Surat Niaga dan Kearsipan, Akuntansi Keuangan, dan Akuntansi Perbankan.
e. Komponen Praktek Keahlian Profesi yaitu berupa kegiatan bekerja secara terprogram dalam situasi sebenarnya untuk mencapai keahlian dan sikap kerja professional.
4. Standar Profesi Praktek Industri
Siswa peserta praktek industri telah bekerja seperti karyawan di industri
atau instansi tersebut, maka siswa dituntut menjadi seorang yang professional
(Depdikbud:1993) yang ditandai dengan kinerja sebagai berikut:
a. Disiplin
Disiplin yaitu kesanggupan untuk mentaati, melaksanakan dan mengamalkan suatu yang ditaati, dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Kesanggupan tersebut harus dibuktikan dalam sikap dan tingkah laku dalam melaksanakan tugas.
b. Kerjasama
Kerja sama yaitu kesanggupan untuk bekerja sama dengan orang lain dalam menyelesaikan tugas yang ditentukan sehingga mencapai daya guna dan hasil guna.
c. Inisiatif
Inisiatif yaitu kesanggupan untuk mengambil keputusan, langkah-langkah atau melaksanakan sesuatu tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dari pembimbing.
d. Kerajinan
Kerajinan yaitu kesanggupan untuk menyumbang tenaga dan pikiran secara ikhlas dangan mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi.
e. Tanggung Jawab
Tanggung Jawab yaitu kesanggupan menyelesaikan pekerjaan yang di serahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu serta berani memikul resiko atas keputusan yang diambilnya atau tindakan yang dilakukan.
f. Sikap
Sikap yaitu ketulusan hati melaksanakan tugas dan kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang diberikan kepadanya.
g. Prestasi
Prestasi yaitu hasil kerja yang dicapai dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Prestasi ini dipengaruhi oleh kecakapan,
keterampilan, pengalaman dan kesungguhan siswa yang bersangkutan.
4. Fungsi Praktek Industri
a. Memperdalam dan memperluas penguasaan kemampuan profesional kejuruan
b. Menhhayati suasana (iklim) kerja dalam situasi yang sesungguhnya, c. Menginternalisasi etos kerja secara positif.
d. Untuk mengoptimalisasi kegiatan praktek industri sebagai wahana belajar siswa.
5. Keuntungan Praktek Industri
Keuntungan praktek industri (Depdikbud 1993): a. Bagi Institusi
1) Dapat mengenal dan mengamati keahlian siswa peserta praktek industri di tempat tersebut.
2) Dapat merekrut siswa jika dibutuhkan menjadi karyawan.
3) Karena peserta didik telah mengikuti proses produksi secara aktif, dala m pengertian tertentu peserta didik adalah tenaga kerja yang menguntungkan.
4) Memberi kepuasan institusi tersebut karena diakui turut memajukan bidang pendidikan.
5) peserta didik dapat dibentuk sesuai dengan ciri khas tertentu perusahaan.
b. Bagi Siswa
1) Hasil belajar siswa akan lebih bermakna, karena setelah selesai sekolah akan benar-benar memiliki kemampuan atau keahlian profesional sebagai modal kerja.
2) Siswa tidak perlu terlalu lama mencari tingkat keahlian siap kerja karena siswa merasa siap memasuki dunia kerja.
3) Menambah kemampuan dan keterampilan praktis.
4) Mengembangkan kepribadian menjadi mantap dan mandiri. 5) Memupuk rasa tanggung jawab.
6) Memenuhi persyaratan sekolah yang diwajibkan mengenai praktik kerja.
7) Meningkatkan rasa percaya diri pada pribadi siswa. 8) Tujuan pribadi siswa dapat terpenuhi.
9) Siswa bangga akan hasil kerjanya.
10)Kemampuan profesional akan bertambah.
C. Bimbingan Karir
1. Pengertian Bimbingan Karir
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada seseorang agar
persoalan-persoalan sehingga dapat menemukan jalan hidupnya secara
bertanggungjawab tanpa tergantung pada orang lain (Winkel 1981).
Bimbingan adalah pertolongan yang diberikan oleh seseorang yang
telah dipersiapkan (denga n pengetahuan, pemahaman,
keterampilan-keterampilan tertentu yang diperlukan dalam menolong) kepada orang lain
yang memerlukan pertolongan (Kartini dan Kartono 1985).
Bimbingan adalah suatu proses bantuan khusus yang diberikan kepada para siswa dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan dan kenyataan-kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapinya dalam rangka perkembangannya yang optimal, sehingga mereka dapat memahami diri, mengarahkan diri dan bertindak serta bersikap sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat (Depdikbud 1993).
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada seseorang
(individu) atau kelompok orang agar mereka dapat berkembang menjadi
pribadi yang mandiri (Aryatmi 1983).
Bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya
sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar
memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial. Book Of Education
1955 (dalam Prayitno:1976)
“Guidence is assistance made availale by personally and qualified and adequately trained man or woman to an individual of any age to help him manage his own life activities, developed his own points of view, make his own decisions, and carry his burdens”
Menurut Crow and Crow (dalam Djumhur dan Surya:1975:21)
pandangnya sendiri, membuat pilihannya sendiri dan memikul bebannya sendiri.
“Guidence is assistance given to individuals in making intelegent choiseces and anjustments. It is based on the democratic principle that it is the duty and the right of every individual to choose his own way in life insofar as his choice does not interfere with the rigt for others. The ablity to make suck choices is not innate but, like other ablities, must be developed” Jones, Stefflre, and steawart,1970” (dalam Winkel 1981)
Bimbingan merupakan bantuan oleh seseorang kepada seorang dalam menentukan pilihan, penyesuaian dan pemecahan masalah dan bertujuan membantu si penerima agar bertambah kemampuan bertanggung jawab atas dirinya Jones, Stefflre, and steawart,1970” (dalam Winkel 1981)
“guidence may be definet as that part of the total educationnal
program that helps provide the personal opportunities and sepcializet staff services by wich each individual can develop to the fullest of his abilites in term, of the domestic idea” .Motenson,and schmuller,1976 (dalam Gunarso Singgih, 1979)
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada siswa untuk
mengembangkan bakat dan kemampuan, mempersiapkan diri dalam
menghadapi perkembangan dan dapat menjadi pribadi yang mandiri. Dengan
kemandiriannya, diharapkan menambah percaya diri bagi siswa tersebut
untuk melakukan kerja di lapangan.
Dari definisi-definisi diatas dapat dipetik beberapa pengertian bahwa:
a. Bimbingan adalah usaha pemberian bantuan.
b. Bimbingan diberikan pada orang-orang dari berbagai usia.
c. Bimbingan diberikan oleh tenaga ahli.
d. Bimbingan bertujuan untuk perbaikan kehidupan orang yang dibimbing .
e. Bimbingan diselenggarakan berdasarkan prinsip demokrasi.
f. Bimbingan merupakan bagian dari pendidikan secara keseluruhan.
Fungsi bimbingan karir(Depdikbud, 1993): a) Fungsi penyaluran
Memberikan layanan bimbibingan agar siawa memperoleh progaram pendidikan yang benar-benar sesuai sehingga dapat berkembang secara optimal, serta melayani tamatan agar dapat memanfaatkan hasil belajarnya untuk meningkatkan taraf hidup dan kebahagiannya.
b)Fungsi penyesuaian
Memberikan layanan bimbingan agar siswa dan tamatan dapat melakukan penyesusian secara kreatif-positif (wealladjusted) terhadap situasi dan kondisi tertentu, baik dalam rangka belajar maupun bekerja.
c) Fungsi pencegahan
Memberikan layanan bimbingan agar siswa dapat mengantisipasi dan mengatasi kondisi dan situasi intern dan ekstern yang dapat menghambat perkembangan dirinya.
3. Tujuan Bimbingan Karir
Bimbingan (guidance) menunjukan pada dua hal yang masing- masing berdiri sendiri yaitu memberikan informasi dan menuntun/mengarahkan kearah satu tujuan. Tujuan bimbingan dapat dibedakan dalam tujuan sementara dan tujuan akhir. Tujuan sementara adalah supaya orang bersikap dan bertindak sendiri dalam situasi hidupnya sekarang ini. Tujuan akhir adalah supaya orang-orang mampu mengatur kehidupannya sendiri, mengambil sikap sendiri, mempunyai pandangan dan menanggung sendiri (konsekuensi/resiko) dari tindakan-tindakannya (Winkel 1981).
Bimbingan, pada satu pihak, tidak diragukan lagi penting kehadiran dan perkembangannya dalam menyediakan pelayanan bantuan bagi individu dalam kondisi tertentu sifat pencegahan dan pengembangan bimbingan membantu individu terutama dalam memperoleh keterampilan dan kemampuan optimal yang dituntut oleh pekerjaan (Drs. Andi Mappiare 1984).
Bimbingan berusaha agar setiap individu mengenal dengan baik
berbagai informasi tentang dirinya sendiri, minat-minatnya, kemampuannya,
perkembangannya pada saat ini dalam berbagai bidang kehidupan dan
rencana-rencananya atau ambisi-ambisinya untuk masa depan (Alberty: 1957,
Bimbingan hendaknya ialah untuk membantu individu melalui
penyuluhan guna dapat membantu pilihan yang bijaksana, penyesuaian diri,
dan penafsiran terhadap situasi yang kritis dalam hidupnya sedemikian rupa
untuk menjamin perkembangan kemampuan pengarahan diri sendiri (Kelly,
1969,dalam prayitno:1976)
Bimbingan itu adalah bagian dari pendidikan di mana proses bantuan diberikan secara terus menerus dan sistematis dari seseorang baik petugas khusus maupun orang yang diberi wewenang kepada individu/kelompok agar individu/kelompok dapat memahami dirinya, membuat pilihan, menyesuaikan diri dalam memecahkan masalah sehingga terhindar dan dapat mengatasi kesulitan pada akhirnya tercapai kebahagiaan hidupnya (Fitri A.:2004).
Sedangkan tujuan itu sendiri untuk membawa anak didik yang dibimbing dapat mengembangkan hidupnya, dapat membuat pilihannya dan dapat bertanggungjawab atas pilihannya. Dengan kata lain tujuan bimbingan merupakan bantuan kepada individu agar individu tersebut dengan kemampuan sendiri dapat mengarahkan dirinya, mengatasi kesulitan-kesulitannya, membuat keputusan dalam menentukan pilihannya serta mendapatkan kehidupan yang layak dalam hidupnya (Fitri A.:2004).
Tujuan bimbingan karier dibagi menjadi dua:
a. Bimbingan dalam sekolah menurut Yusuf G. (1992:100)
1) Siswa dapat membedakan lebih terinci sifat-sifat kepribadiannya (kemampuan, bakat khusus, minat, nilai dan sifat-sifat kepribadiannya) dan mampu melihat perbedaannya dengan orang lain. Selanjutnya ia dapat mengidentifisikan daerah dan tingkat pekerjaan yang mungkin sesuai dengan dirinya.
2) Siswa dapat membedakan antara beberapa daerah pekerjaan yang luas dalam pengertian:
a)Yang mungkin memberikan kepuasan potensinya,
b) Sifat pekerjaan dan tugas-tugas pekerjaan yang harus dilakukan,
c) Dampak masa depan dari perkembangan teknologi terhadap daerah pekerjaan tertentu,
d) Sumbangan yang berarti dari suatu daerah pekerjaan tertentu terhadap perkembangan masyarakat sekitarnya, e) Tuntutan masa depan terhadap para pekerja dalam dunia
f) Siswa dapat membedakan bermacam- macam dunia pendidikan yang tersedia, yang dapat memberikan latihan persiapan untuk pekerjaan mendatang,
g) Siswa mampu mengidentifikasikan keputusan mendatang yang ia harus putuskan dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang berbeda, h) Siswa dapat memilih pekerjan dari lingkup pekerjan
yang luas dan mempelajarinya secara mendalam,
i) Siswa dapat membedakan di antara banyak pekerjan dalam pengertian:
I. Sejumlah jenis pendidikan yang dibutuhkan untuk persiapan memasuki dunia pekerjan, II. Isi, alat, letak, produksi atau pelayanan
pekerjaan-pekerjaan itu,
III. Nilai pekerjaan itu bagi masyarakat.
j) Siswa dapat memilih atau menyelesaikan pendidikan atau latihan dengan dasar pilihan kariernya.
b. Tujuan bimbingan karir di luar sekolah
Menurut Roosdi A.S.(1988) Tujuan intervensi dalam proses bimbingan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu penyembuhan, pencegahan, rehabilitasi.
Hershenson dan Power 1987 (dalam Roosdi A.S.;1988). mengemukakan bimbingan meliputi: pencegahan, pemberian fasilitas, penyembuhan, rehabilitasi dan peningkatan. Lebih jauh dikemukakan bahwa pada lima macam tujuan intervensi bimbingan itu melibatkan:
1) Menggerakan dan menerapkan modal- modal yang telah dimiliki klien untuk mengatasi masalah yang dihadapinya,
2) Mengembangkan keterampilan-keterampilan lain klien yang diperlukan untuk mengatasi masalah yang ia hadapi itu,
3) Merubah lingkungan klien untuk mengurangi masalah yang dihadapi dan/atau memberikan kemudahan-kemudahan dalam memecahkan masalah
Siswa-siswa SMK agak berbeda dengan siswa-siswa lainnya di sekolah
umum seperti SMU. Siswa SMK sudah terarah pada suatu jenis pekerjaan
tertentu sesuai dengan jurusan yang dipilihnya. Dengan demikian bimbingan
yang telah dikemukakan di atas harus membutuhkan pengkajian lebih lanjut
sesuai dengan keadaan dan tuntutan bimbingan karir di SMK dewasa ini. Tujuan
terhadap perkembangan dewasa ini, sehingga siswa dapat mengembangkan
kemampuan sesuai dengan tuntutan pekerjaan, dapat menentukan pekerjaan serta
dapat bekerja secara produktif.
Bagi SMK sebaga i lembaga pendidikan yang mempersiapkan anak didik
sebagai calon tenaga kerja untuk bekerja pada bidang tertentu sangat diperlukan
adanya bimbingan karir, walaupun bimbingan individu dan bimbingan akademik
yang dikemas dalam bentuk bimbingan dan penyuluhan masih mutlak
diperlukan.
Bertolak dari uraian di atas maka bimbingan karir dalam penelitian ini
dibatasi seberapa efektif bimbingan karir yang dilakukan oleh sekolah ditinjau
dari pendapat siswa.
D. Prestasi Belajar Kejuruan
1. Pengertian Prestasi Belajar Kejuruan
Prestasi Belajar adalah penguasaan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran lazimnya ditunjukkan dari nilai test atau hasil test, hasil belajar
(Winkel, 1985)
Hasil test hasil belajar siswa/prestasi siswa dapat dilihat dari hasil evaluasi belajarnya. Evaluasi adalah usaha penelitian terhadap suatu hal, bisa dari tujuan yang ingin dicapai, gagasan, cara kerja, metode pemecahan (Nana Sudjana, 1990:28) usaha mengevaluasi hasil bagi siswa biasanya dilakukan dengan suatu pengukuran dalam letak ujian tertulis, lisan maupun praktek yang diberi skor, dan skor tersebut nampak dalam rapor siswa yang diterima setiap akhir semester.
Dari pendapat Winkel dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar
adalah dari proses belajar yang dapat dicapai oleh siswa yang dilakukan
dengan cara evaluasi terhadap hasil belajar digunakan untuk mengetahui
sejauh mana tujuan pengajaran dan proses belajar dicapai.
Menurut Nana Sudjana (1990:13) penilaian itu suatu tindakan atau kegiatan yang melihat sejauh mana tujuan-tujuan instruksional telah dicapai atau dikuasai oleh siswa dalam bentuk hasil- hasil belajar yang diperhatikan setelah mereka menempuh pengalaman belajar.
Sumardi Suryabrata (1998) berpendapat ada hal- hal pokok dalam
belajar yaitu :
a) Bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioral change,
actual maupun potensial).
b) Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru.
c) Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja)
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Menurut Roestiyah N.K faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar digolongkan menjadi dua (Roestiyah,1982;159)
a. Faktor Internal
Yang dimaksud faktor Internal adalah faktor-faktor yang terjadi
dari dalam itu sendiri. Faktor internal ini diantaranya sebagai berikut:
1) Tujuan belajar yang jelas
Minat menentukan sukses atau gagalnya kegiatan seorang siswa. Dalam mengikuti pelajaran di sekolah lanjutan setiap siswa hendaknya mempunyai minat terhadap pelajaran yang sedang diikutinya. Kurangnya minat belajar berpengaruh terhadap prestasinya.
2) Kesehatan
Badan yang sehat akan lebih menguntungkan bagi setiap orang. Dengan badan yang sering sakit-sakitan dan kurang tenaga merupakan faktor yang menghambat kemajuan belajar seseorang. Adanya gangguan emosional, rasa tidak tenang, khawatir, mudah tersinggung, gangguan dalam proses berfikir, semuanya mengakibatkan kegiatan belajar terganggu.
3) Kecakapan mengikuti pelajaran
Cakap mengikuti pelajaran apabila siswa mengerti hal yang disiarkan kemudian merangsangnya menambah pengetahuan yang lebih luas. Untuk bisa memahami dan mengerti isi pelajaran diperlukan perhatian yang terkonsentrasi, senantiasa bertanya dan mengajukan masalah- masalah dalam dirinya, menanggapi secara kritis apa yang diajarkan, sebelum mengikuti pelajaraan lebih dulu mempelajari pokok-pokok yang akan diajarkan. Kegagalan atau hambatan dalam kemajuan pelajaran seringkali disebabkan karena siswa kurang cakap mengikuti pelajaran dengan baik. Karena itu menguasai teknik mengikuti pelajaran adalah perjuangan.
b. Faktor Eksternal
Yang dimaksud dengan factor ini adalah faktor- faktor yang datang dari luar antara lain(Roestiyah,1982):
1) Faktor yang datang dari lingkungan keluarga
Kita ketahui sebagian besar waktu belajar dilaksanakan dirumah karena aspek-aspek kehidupan dalam keluarga turut mempengaruhi kemajuan belajar, bahkan mungkin dapat dikatakan menjadi faktor untuk suksesnya belajar anak.
2) Faktor yang datang dari masyarakat
Pada umumnya masyarakat tidak akan menghalangi kemajuan belajar siswa, sebaliknya mereka membutuhkan tenaganya setelah anak atau siswa tamat belajar kelak.
3) Faktor yang datang dari lingkungan sekolah
Tinggi rendahnya prestasi belajar seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor (Nagalim Purwanto, 1992):
a) Faktor eksterna l
Faktor eksternal yang terdiri dari faktor lingkungan dan faktor instrumen. Faktor lingkungan meliputi alam dan lingkungan sekitar. Sedang faktor instrument meliputi kurikulum atau bahan pelajaran, guru, sarana dan prasarana serta administrasi.
b) Faktor internal
Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan psikologis. Faktor psiologis meliputi kondisi fisik dan kondisi panca indra. Sedang faktor psikologis meliputi bakat, motivasi, minat, kemampuan kognitif, kecerdasan dll.
Dari pendapat di atas, faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
dalah faktor yang berasal dari dalam individu (internal) yang meliputi faktor
fisiologis, faktor lingkungan dan faktor instrumen. Namun yang paling
berpengaruh adalah faktor dari dalam individu.
Faktor-faktor yang me mpengaruhi proses belajar yang akhirnya juga
berpengaruh terhadap prestasi belajar (Depdikbud 1993) adalah:
a. Keadaan khusus seseorang (sifat pribadi)
1) Kemampuan
Manusia berbeda dari manusia lain. Salah satu perbedaannya adalah dalam hal kemampuan. Dalam kenyatannya ada yang dikaruniai kemampuan tinggi, sehingga mudah mempelajari sesuatu. Kebalikannya ada orang yang kemampuannya kurang sehingga ia mengalami kesulitan mempelajari sesuatu.
2) Kehendak dan Kemauan
Kehendak sangat mempengaruhi corak yang akan diperlihatkan seseorang. Sekalipun seseorang itu mampu mempelajari sesuatu, tetapi bilamana ia tidak mampu atau tidak ada kehendak atau kemauan erat pula hubungannya dengan minat (interest) yang dimiliki, karena minat mengarah timbulnya kehendak seseorang.
3) Umur
tahun.bukan pada usia yang sangat lanjut, proses-proses perkembangan ini sangat lanjut, proses-proses ini akan menurun.
b. Keadaan bahan yang dipelajari
Usaha untuk mempelajari sesuatu tertentu tergantung akan apa yang dipelajari. Ada bahan yang sukar, ada bahan yang mudah. Bahan-bahan yang mengandung makna mempunyai kecendrungan yang mudah diingat dari pada bahan yang tidak bermakna sama sekali (Depdikbud 1993)
c. Faktor-faktor yang berhubungan dengan metode belajar
Apakah kita belajar dengan global (whole method) yaitu belajar secara keseluruhan terlebih dahulu baru kemudian menuju kedetailnya, atau secara bagian perbagian (part method) yaitu mempelajari bagian perbagian dulu kemudian melihat keseluruhan. Apabila cara mempelajari dengan suara/sambil mendengarkan musik atau cara mempelajari tidak dengan suara dan harus tenang (Depdikbud 1993).
Menurut Winkel (1985), banyak faktor yang bisa mempengaruhi
proses belajar pada diri seseorang khususnya siswa.
a. Faktor-faktor dari pihak siswa
1) Faktor intelektual: taraf intelegensi; kemampuan belajar, cara belajar.
2) Faktor nonintelektual; motivasi belajar, sikap, perasaan, minat, kondisi akibat sosial dan lain sebagainya.
b. faktor fisik: kondisi fisik. c. Faktor di luar siswa
1. Faktor-faktor pengatur proses belajar di sekolah a) Kurikulum pengajaran
b) Disiplin sekola h c) Fasilitas belajar d) Pengelompokan siswa 2. Faktor-faktor sosial disekolah
e) Sistem sosial f) Status sosial siswa g) Interaksi guru-siswa 3) Faktor-faktor situasional
3. Fungsi prestasi belajar kejuruan
Oleh karena itu perlu penilaian dalam proses belajar yang berfungsi
antara lain untuk mengetahui akan kemajuan yang telah dicapai, yang pada
umumnya berpengaruh baik terhadap pekerjaan-pekerjaan selanjutnya,
artinya menyebabkan prestasi selanjutnya lebih baik. Manfaat penilaian
(Sumardi Suryabrata 1998) antara lain :
a. Memberikan data untuk dapat menentukan status anak didik di dalam kelasnya.
b. Memberikan ikhtisar mengenai segala hasil usaha yang dilakukan oleh suatu lembaga pendidikan.
c. Merupakan inti laporan tentang kemajuan dan murid-murid kepada orang tua/pejabat pemerintah yang berwenang, guru- guru dan juga murid-muridnya
Tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai siswa akan
mempengaruhi konsekuensi terhadap penyelesaian studinya, yang pada
akhirnya akan menunjukkan proses apa yang terjadi selama siswa menjalani
pengalaman edukatif untuk mencapai suatu tujuan. Dalam hal ini yang perlu
diperhatikan adalah pola perubahan tingkah laku selama pengalaman
berlangsung, prestasi belajar juga dapat mencerminkan fungsi yang dapat
ditunjukkan sebagai aspek-aspek yang dapat menyebabkan terjadinya
perubahan tingkah laku di dalam pengalaman edukatif.
Berdasarkan batasan di atas dimaksudkan prestasi belajar di dalam
penelitian ini adalah kecakapan nyata yang dapat diukur berupa pengetahuan,
sikap dan keterampilan sebagai hasil interaktif antara subyek belajar dengan
obyek belajar selama berlangsung proses belajar mengajar edukatif untuk
Berdasarkan batasan di atas yang dimaksud prestasi belajar di dalam
penelitian ini adalah kecakapan nyata yang dapat diukur berupa pengetahuan,
sikap dan keterampilan sebagai hasil interaktif antara subyek belajar dengan
obyek belajar selama berlangsung proses belajar mengajar.
E. Sekolah Menengah Kejuruan
Sekolah Menengah Kejuruan merupakan jalur pendidikan sekolah atau
pendidikan formal dalam sistem pendidikan di Indonesia. Sebagai lembaga
pendidikan formal, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No.080/U/1993 tentang kurikulum SMK, SMK diselenggarakan
dengan tujuan sebagai berikut:
a. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap professional.
b. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, berkompetensi serta mampu mengembangkan diri.
c. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia kerja dan industri pada saat ini dan masa yang akan datang.
d. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif, dan kreatif.
Program Pendidikan Sekolah Menengah kejuruan dikelompokkan
menjadi 6 kelompok, yaitu:
a. Kelompok pertanian dan kehutanan, antara lain: agrobisnis, agronomi, peternakan, perikanan, pengelolaan hasil pertanian. b. Kelompok teknologi dan industri, antara lain: Permesinan,
otomotif, kelistrikan, elektronika, kontruksi bangunan gedung dan bangunan air, pertambangan, perkapalan, kemaritiman, grafika, kimia, tekstil, penerbangan, informatika, dan intrumentasi industri.
d. Kelompok kesejahteraan masyarakat, antara lain: pelayanan masyarakat dan pengembangan masyarakat.
e. Kelompok pariwisata, antara lain: perhotelan, boga, busana, dan kecantikan.
f. Kelompok seni dan kerajinan, antara lain: seni rupa, industri, kerajinan dan seni pertunjukan.
Kemudian setiap kelompok program tersebut masih dibagi menjadi
beberapa jurusan, dan selanjutnya setiap jurusan dipecah lagi menjadi beberapa
program studi.
Pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan dalam jangka waktu
pendidikannya ada yang tiga tahun dan ada pula yang empat tahun.
F. Penelitian-Penelitian Sebelumnya.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Cicilia Sari Wahyuni (2004).
Dengan judul “Hubungan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru, Motivasi Belajar dan Kegiatan Belajar Dengan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Tarakanita Kalasan Sleman”.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara kompetensi dengan hasil belajar akuntansi siswa SMK Swasta di Kabupaten Sleman?
2. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan atara motivasi belajar dengan hasil belajar akuntansi siswa SMK Swasta di Kabupaten Sleman?
3. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan atara kegiatan belajar dengan hasil belajar akuntansi siswa SMK Swasta di Kabupaten Sleman?
4. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara kompetensi, motivasi belajar dan kegiatan belajar dengan hasil belajar akuntansi siswa SMK Swasta di Kabupaten Sleman?
Penelitian ini menggunakan metode ekspos facto dengan pendekatan korelasional yaitu mengetahui sejauh mana hubungan yang ada antara variabel bebas (Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru, Motivasi Belajar dan Kegiatan Belajar Akuntansi Siswa) dan variabel terikat adalah (hasil belajar akuntansi).
Dengan hasil penelitian:
a. Ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan hasil belajar akuntansi keuangan siswa kelas II akuntansi SMK Tarakanita Kalasan kelas II akuntansi pada semester 2. b. Ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan
hasil belajar akuntansi keuangan siswa SMK Tarakanita Kalasan kelas II akuntansi pada semester 2.
c. Ada hubungan positif dan signifikan antara kegiatan belajar dengan hasil belajar akuntansi keuangan siswa SMK Tarakanita Kalasan kelas II akuntansi pada semester 2.
d. Persepsi siswa tentang kompetensi guru, motivasi belajar dan kegiatan belajar mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan hasil belajar akuntansi keuangan siswa SMK Tarakanita Kalasan kelas II akuntansi pada semester 2.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Fitri Andayani (2004).
Dengan judul “Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG), Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Bimbingan Karir, Dan Prestasi Belajar Siswa Degan Cita-Cita Siswa Setelah Lulus Sekolah Menengah Kejuruan Studi Kasus Siswa Kelas III Tahun Ajaran 2003/2004 SMK YPKK I Sleman”
Permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap pelaksanaan PSG dengan cita-cita siswa SMK YPKK I Sleman?
2. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap pelaksanaan bimbingan karir dengan cita-cita siswa SMK YPKK I Sleman?
3. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa dengan cita-cita siswa SMK YPKK I Sleman?
Dalam penelitian yang dilaksanakan, jenis penelitian menggunakan metode deskriptif yaitu penelitian yang terbatas pada usaha mengungkap suatu masalah dan keadan sebagaimana adanya, sehingga bersifat sekedar mengungkapkan fakta.
Studi Kasus (Case Study) yaitu penelitian yang mengambil suatu permasalahan yang terjadi pada obyek penelitian tertentu, maka kesimpulan yang akan diambil bersifat khusus yaitu hanya tentang obyek penelitian tersebut.
Dengan hasil penelitian:
a. Persepsi siswa terhadap pelaksanaan PSG mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan cita-cita siswa setelah lulus sekolah menengah. Hal ini dapat dibuktikan taraf signifikansi (α) = 0,05 dan df (degree of freedom / derajat kebebasan) = (2-1) (3-1) = 2 tampak bahwa dalam tabel X2 =5,991. Nilai hitung X2hitung sebesar 6,02. >
2
b. Persepsi siswa terhadap pelaksanaan bimbingan karir mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan cita-cita siswa setelah lulus sekolah menengah. Hal ini dapat dibuktikan taraf signifikansi (α) = 0,05 dan df (degree of freedom / derajat kebebasan) = (2-1) (3-1) = 2 tampak bahwa dalam tabel 2 =5,991
X . Nilai hitung 2
X hitung sebesar 1,35 <X2tabel. menunjukkan bahwa faktor persepsi siswa terhadap
pelaksanaan bimbingan karir tidak mempunyai hubungan positif dengan cita-cita siswa setelah sekolah menengah.
c. Persepsi siswa terhadap pelaksanaan PSG mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan cita-cita siswa setelah lulus sekolah menengah. Hal ini dapat dibuktikan taraf signifikansi (α) = 0,05 dan df (degree of freedom / derajat kebebasan) = (2-1) (3-1) = 2 tampak bahwa dalam tabel X2 =5,991. Nilai hitung X2hitung sebesar 11,47 > X2tabel. Nilai koefisien kontingensi ( C ) = 0,32 menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa mempunyai hubungan positif dengan cita-cita siswa setelah sekolah menengah sebesar 32 %.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Caesilia Yusti Setya Rini (2004).
Dengan judul “Hubungan Antara Motivasi Berprestasi, Pembimbingan dan Prestasi Belajar Siswa Dengan Keberhasilan Pendidikan Sistem Ganda Studi Kasus Siswa-Siswi Kelas III Jurusan Akuntansi SMK Tarakanita Kalasan”
Permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dengan keberhasilan pendidikan sistem ganda? 2. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
pembimbingan dengan keberhasilan pend idikan sistem ganda?
3. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa dengan keberhasilan pendidikan sistem ganda?
Penelitian ini menggunakan metode studi kasus, yaitu suatu jenis penelitian yang mendalam mengenai unit sosial tertentu, karena pengumpulan data dan analisis data dalam jangka waktu tertentu. Maka kesimpulan dari hasil penelitian hanya dapat dipakai pada tempat di mana dilakukan penelitian.
Dengan hasil penelitian:
1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dengan keberhasilan pendidikan sistem ganda pada kelas III jurusan akuntansi SMK Tarakanita Kalasan Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2003/2004. Dari hasil analisis Chi kuadrat hitung didapat X2: 15,266 dan Nilai Koefisien kontingensi C : 0,63 ini berarti bahwa semakin tinggi motivasi berprestasi yang ada pada diri siswa, maka akan semakin tinggi pula keberhasilan pendidikan sisrtem ganda.
2003/2004. Dari hasil analisis Chi kuadrat hitung didapat X2 : 8,991 dan Nilai Koefisien kontingensi C : 0,50 ini berarti bahwa semakin tinggi kegiatan pembimbingan yang dilakukan siswa, maka akan semakin tinggi pula keberhasilan pendidikan sisrtem ganda.
3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa dengan keberhasilan pendidikan sistem ganda pada kelas III jurusan akuntansi SMK Tarakanita Kalasan Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2003/2004. Dari hasil analisis Chi kuadrat hitung didapat X2 : 18,866 dan Nilai Koefisien kontingensi C : 0,67 ini berarti bahwa semakin tinggi prestasi belajar siswa, maka akan semakin tinggi pula keberhasilan pendidikan sisrtem ganda.
Dari hasil analisis, dapat diketahui bahwa faktor motivasi berprestasi, pembimbingan, prestasi belajar siswa mempunyai peranan penting dalam keberhasilan pendidikan sistem ganda. Pembimbingan sangat perlu dilakukan sehingga siswa selalu termotivasi untuk berprestasi karena siswa yang memiliki motivasi tinggi biasanya mempunyai semangat belajar tinggi, sehingga prestasi belajar tinggi. Hal ini menjadi salah satu syarat untuk menjadi peserta praktek. Siswa yang sedang melakukan kegiatan PSG tetap memerlukan pembimbingan agar dapat melaksanakan program pelatihan di DU/DI. Sehingga dapat tercapai apa yang menjadi tujuan dari program PSG dan ada manfaat yang didapat. Hal ini karena keberhasilan PSG pada lembaga pendidikan kejuruan merupakan langkah yang sangat penting dalam usaha untuk meningkatkan kualitas lulusan yang siap kerja sesuai dengan tuntutan kebutuhan ketenagakerjaan.
G. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir yang diajukan sebagai berikut :
1. Pengaruh antara pelaksanaan Praktek Industri terhadap Kesiapan Mental Kerja
Siswa.
Dalam implementasi program praktek industri di dunia kerja banyak
pengalaman yang diperoleh siswa. Para siswa dapat memahami karakteristik
suatu pekerjaan dan mengerti kemampuan apa yang diperlukan untuk dapat
menyesuaikan pekerjaan tersebut dengan baik. SMK merupakan suatu
sehinga implementasi praktek industri di dunia kerja banyak pengalaman
yang diperoleh siswa. Para sis wa dapat memahami karakteristik suatu
pekerjaan dan mengerti kemampuan apa yang diperlukan untuk dapat
menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan baik.
H1: Berdasarkan uraian di atas diduga ada pengaruh yang positif
antara implementasi Praktek Industri terhadap Kesiapan Mental Kerja Siswa
SMK.
2. Pengaruh pelaksanaan Bimbingan Karir terhadap Kesiapan Mental Kerja
Siswa.
Bimbingan karir yang dikemukakan pada kajian teoritis di muka,
banyak berisikan informasi jenis pekerjaan, menyesuaikan serta
mengembangkan karir dalam pekerjaan.
Semakin banyak dan semakin sering orang mendapat informasi
tentang berbagai bidang pekerjaan yang sesuai dengan bidang studinya dan
banyak mendapatkan bimbingan dalam pemenuhan aspek-aspek yang
dibutuhkan dalam pekerjaan, maka siswa tersebut mempunyai kesiapan diri
dalam memasuki dunia kerja.
H2: Berdasarkan uraian di atas diduga ada pengaruh yang positif
antara implementasi Bimbigan Karir terhadap Kesiapan Mental Kerja Siswa
SMK.
3. Pengaruh antara Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kejuruan terhadap Kesiapan