• Tidak ada hasil yang ditemukan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

PEMERIKSAAN ANGKA KUMAN UDARA PADA RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TINGKAT III MANADO

Cristallica Mogolaingo Safrudin*, Woodford Baren Solaiman Joseph*, Finny Warouw* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK

Ruang rawat inap merupakan ruangan di rumah sakit yang berpotensi terjadinya penularan penyakit akibat pecemaran bakteri udara yang cukup tinggi dan mikroorganisme patogen yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kuman udara di ruang rawat inap kelas I, II, III RS Bhayangkara Tingkat III Manado. Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif dan uji laboratorium, yang dilaksanakan bulan Mei-Juli 2017 di RS Bhayangkara Tingkat III Manado. Populasi dalam penelitian ini adalah ruang rawat inap rumah sakit. Sampel yang diambil adalah udara di ruang rawat inap kelas I, II dan III. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan dianalisis di Laboratorium. Hasil penelitian, rata-rata angka kuman udara ruang rawat inap kelas I yaitu ruang cemara I sebesar 588 CFU/m3 dan ruang cemara 2 sebesar 924,5 CFU/m3, kelas II yaitu teratai 1 sebesar 203 CFU/m3 dan ruang teratai 2 sebesar 1366 CFU/m3), dan kelas III yaitu ruang melati 1 sebesar 781,5 CFU/m3 dan ruang mawar 1 sebesar 857 CFU/m3, Kesimpulan dari penelitian ini adalah rata-rata kualitas udara yang ada di ruang rawat inap di rumah sakit bhayangkara tingkat III manado yang telah memenuhi syarat yaitu ruang teratai 1 namun juga ada ruangan yang tidak memenuhi syarat yaitu cemara 1, cemara 2, teratai 2, melati 2, mawar 2. Adapun saran yang ingin dibagikan yaitu pentingnya meningkatkan hygiene dan sanitasi di dalam ruang rawat inap dan melaksanakan pemeriksaan angka kuman udara secara berkala agar dapat menghindari terjadinya kontaminasi yang disebabkan oleh mikroorgnaisme patogen pada pengunjung, tenaga kesehatan dan pasien.

Kata Kunci: Rumah Sakit, ruang rawat inap, angka kuman udara ABSTRACT

The inpatient room is a hospital room with the potential for transmission of diseases caused by high bacterial air pollution and pathogenic microorganisms that are harmful to public health and the environment. This study aims to determine the number of airborne germs in each ward rooms of class I, II, III in Bhayangkara Hospital Level III Manado. The type of this research is descriptive survey and laboratory test, conducted in May-July 2017 at Bhayangkara Hospital Level III Manado. The population in this study is inpatient room of hospital. Samples taken are air in class I, II and III ward rooms. Sampling technique that is used included purposive sampling and analyzed in Laboratory. The result of this research is average number of airborne germs in the inpatient room class I was 588 CFU/m3 in cemara I room, in cemara 2 was 924,5 CFU/m3, class II are teratai 1 was 203 CFU/m3 and teratai 2 was 1366 CFU/m3. , at class III were melati I was 781,5 CFU/m3 and mawar 1 was 857 CFU/m3. Conclusion of this research is the average of the existing air quality in inpatient at the hospital level III bhayangkara manado there is room qualified is Teratai 1 room, but also there are rooms that not qualified is cemara 1 room, cemara 2 room, teratai 2 room, melati 2 room, mawar 2 room. The advice to be shared is the importance things to improving the hygiene and sanitation in the inpatient room and carry out checks at regular intervals air germ number to avoid the occurrence of contamination caused by pathogenic microorganisms to visitors, health worker and patient.

(2)

2

PENDAHULUAN

Rumah Sakit berfungsi untuk memberikan sarana pelayanan kesehatan kepada masyarakat baik secara kuratif maupun rehabilitatif, rumah sakit juga menjadi tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, sehingga beresiko terjadi penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan dan berpotensi terjadinya penyebaran penyakit dan pencemaran tersebut berasal dari pelayanan kuratif dan rehabilitative rumah sakit (Kepmenkes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004).

Ruang rawat inap merupakan ruangan di rumah sakit yang berpotensi terjadinya penularan penyakit akibat pecemaran bakteri udara yang cukup tinggi dan miikroorganisme patogen yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan. Bisa dilihat faktor pemeliharaannya seperti kebersihan di ruang rawat inap sangat berbeda dengan ruang operasi dan isolasi yang menggunakan sterilisasi yang ketat, begitupun jangkauan untuk masuk ke ruang rawat inap lebih mudah mengingat kepentingan berkunjung ke ruang rawat inap lebih tinggi dibandingkan dengan ruang cuci atau dapur. Ruang rawat inap

bisa memberikan peluang besar bagi para pasien, pekerja medis, pekerja non medis serta para pengunjung pada jam-jam tertentu untuk berinteraksi di dalam ruangan (Wulandari, 2015).

Penyakit nosokomial yang didapat di rumah sakit dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau parasit yang berasal dari dalam tubuh penderita sendiri maupun berasal dari sumber eksogin, yaitu dari lingkungan (udara,air), dari alat-alat kesehatan (jarum suntik, pelarut obat suntik), alat bantu pernapasan, kateter vena, alat transfusi dan perlengkapan rumah sakit lainnya (meja, kursi, tempat tidur) yang tercemar. Selain itu sumber infeksi penting lainnya adalah petugas rumah sakit (dokter, dokter gigi, perawat, bidan, dan petugas perawatan lainnya), dari penderita lain yang sedang dirawat di rumah sakit, atau dari keluarga penderita yang berkunjung ke rumah sakit (Soedarto, 2016)

Berdasarkan hasil observasi awal, Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III Manado faktor – faktor yang mempengaruhi keberadaan kuman udara dalam ruang rawat inap berpeluang besar pada ventilasi yang kurang baik sirkulasi udaranya, lantai yang sering kotor akibat dari pekerja medis, pekerja non medis,

(3)

3

para pengunjung serta pasien yang sering keluar masuk ruangan karena menggunakan alas kaki yang kotor, peralatan yang sering di bawah dari rumah oleh pasien seperti pengalas tempat tidur, selimut, sarung untuk bantal kepala yang belum menjamin kebersihannya. Adapun pengunjung, pekerja medis, pekerja non medis, serta pasien pada jam-jam tertentu untuk berinteraksi di dalamnya sehingga memicu tigkat pencemaran udara yang berpotensi terkontaminasi kuman udara berbahaya (pathogen) yang beresiko terjangkit infeksi pada pasien dalam ruang rawat inap di Rumah Sakit Bhayangkara Tk III Manado. Jika dibiarkan tanpa ada penanganan lebih lanjut untuk hal ini maka akan semakin menyebabkan kerugian, bukan hanya dari segi pembiayaan yang meningkat karena pasien lebih lama menginap di rumah sakit, tetapi juga menyebabkan kematian.

Berdasarkan penjelasan di atas, perlu diteliti ada tidaknya mikroorganisme pada udara dengan pemeriksaan angka kuman udara yang ada di ruang rawat inap RS Bhayangkara Tk III Manado.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui angka kuman udara di ruang rawat inap kelas I, II, III RS Bhayangkara Tingkat III Manado.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini survei deskriptif dan uji laboratorium untuk mengetahui angka kuman udara di RS Bhayangkara Tk III Manado dari bulan Mei-Juli 2017

Populasi dalam penelitian ini adalah dua ruang rawat inap kelas I, dua ruang rawat inap kelas II, dan dua ruang rawat inap kelas III Rumah Sakit Bhayangkara Tk. III Manado. Sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 6 ruangan sampel yang diambil adalah udara di ruang rawat inap kelas I (cemara 1 dan cemara 2), ruang rawat inap kelas II (teratai 1 dan teratai 2) dan ruang rawat inap kelas III (melati 2 dan mawar 3). Metode pengambilan sampel dilakukan secara purposive

sampling yaitu didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang di buat oleh peneliti sendiri. Pengambilan sampel dilakukan masing-masing di ambil 2 ruang di tiap kelas pada pagi dan sore hari. Dengan demikian jumlah unit sampel untuk pemeriksaan angka kuman udara rumah sakit adalah 6 ruang x 2 waktu = 12 unit sampel. Total sebanyak 12 sampel.

Penelitian ini diawali dengan melakukan survei awal lokasi penelitian dan mengumpulkan data sekunder dari Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III Manado.

Setelah itu, dilakukan pengambilan sampel selama waktu yang ditentukan. Sampel segera di analisis di laboratorium

(4)

4

BTKLPP Kelas I Manado untuk pemeriksaan angka kuman udara.

Data hasil pengujian atau analisis angka kuman udara ruang rawat inap di bandingan dengan konsentrasi maksimum mikroorganisme per m3 udara pada ruang pemulihan/perawatan yang memenuhi

syarat sesuai Kepmenkes Republik Indonesia No. 1204/Menkes/SK/X/2004 yaitu 200 -500 CFU/m3.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pemeriksaan Sampel Angka Kuman Udara

Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Sampel Laboratorium Jumlah Angka Kuman Udara Di Ruang Rawat Inap Kelas I, Kelas II dan Kelas III Pada Waktu Pagi dan Sore Ruang Kelas Waktu Kode Sampel Total Kuman Udara

(CFU/m3) Cemara 1 I Pagi 2030 711 Cemara 1 I Sore 2036 465 Cemara 2 I Pagi 2031 1111 Cemara 2 I Sore 2037 738 Teratai 1 II Pagi 2032 203 Teratai 1 II Sore 2038 203 Teratai 2 II Pagi 2033 738 Teratai 2 II Sore 2039 1994

Melati 2 III Pagi 2034 655

Melati 2 III Sore 2040 908

Mawar 2 III Pagi 2035 573

Mawar 2 III Sore 2041 1141

Sumber : Hasil Uji Laboratorium BTKL-PP Kelas 1 Kota Manado tahun 2017

Berdasarkan tabel 2 ruang rawat inap kelas I, II dan III pada saat pemeriksaan angka kuman sebelum di rata-ratakan angka kuman tertinggi terdapat pada ruang teratai 2 pada waktu sore hari yaitu sebesar 1994 CFU/m3 sedangkan angka kuman terendah terdapat pada ruang

teratai 1 pada waktu pagi dan sore hari dengan angka kuman yang sama yaitu sebesar 203 CFU/m3. Sesuai Kepmenkes RI No. 1024/MENKES/SK/X/2004 standar angka kuman ruang perawatan /rawat inap yaitu 200-500 CFU/m3.

(5)

5

Tabel 2. Hasil Rata-Rata Kuman Udara di 6 Ruang Rawat Inap Nama

Ruang Kelas

Hasil Pengukuran Angka

Kuman Udara(CFU/m3) Rata – Rata

(CFU/m3) Keterangan

Pagi Sore

Cemara 1 I 711 465 588 Tidak memenuhi syarat

Cemara 2 I 1111 738 924 Tidak memenuhi syarat

Teratai 1 II 203 203 203 Memenuhi syarat

Teratai 2 II 738 1994 1366 Tidak memenuhi syarat

Melati 2 III 655 908 781 Tidak memenuhi syarat

Mawar 2 III 573 1141 857 Tidak memenuhi syarat

Sumber : Hasil Uji Laboratorium BTKL-PP Kelas 1 Kota Manado tahun 2017

Berdasarkan tabel 6 hasil rata-rata angka kuman udara tertinggi terdapat pada ruang teratai 2 sebesar 1366 CFU/m3. Sedangkan rata-rata angka kuman udara terendah terdapat pada ruang teratai 2 sebesar 203 CFU/m3. Sesuai Kepmenkes RI No. 1024/MENKES/SK/X/2004 standar angka kuman ruang perawatan /rawat inap yaitu 200-500 CFU/m3. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Wikansari (2012) di Rumah Sakit X Kota Semarang dengan rata – rata total kuman udara ruang rawat inap di kelas II sebesar 281 CFU/m3. Sedangkan rata-rata total kuman udara ruang rawat inap kelas III sebesar 717 CFU/m3, angka kuman udara ini menunjukkan standar angka kuman udara pada rumah sakit ada yang sudah

memenuhi syarat dan ada yang tidak memenuhi syarat.

Angka kuman udara ruang rawat inap harus memenuhi syarat karena infeksi nosokomial bisa disebabkan oleh udara di lingkungan rumah sakit apabila kualitas udara ruang rawat inap tidak memenuhi syarat, maka udara tersebut berbahaya bagi pasien yang sedang di rawat di rumah sakit (Soedarto, 2016).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium terhadap angka kuman udara RS Bhayangkara Tk. Manado, kesimpulannya adalah sebagai berikut : 1. Jumlah rata-rata angka kuman udara

(6)

6

ruang rawat inap kelas I tidak memenuhi syarat.

2. Jumlah rata-rata angka kuman udara ruang cemara 2 (924,5CFU/m3) sebagai ruang rawat inap kelas I tidak memenuhi syarat.

3. Jumlah rata-rata angka kuman udara ruang teratai 1 (203 CFU/m3) sebagai ruang rawat inap kelas II memenuhi syarat.

4. Jumlah rata-rata angka kuman udara ruang teratai 2 (1366 CFU/m3) sebagai ruang rawat inap kelas II tidak memenuhi syarat.

5. Jumlah rata-rata angka kuman udara ruang melati 1 (781,5 CFU/m3) sebagai ruang rawat inap kelas III tidak memenuhi syarat

6. Jumlah rata-rata angka kuman udara ruang mawar 1 (857 CFU/m3) sebagai ruang rawat inap kelas III tidak memenuhi syarat

7. Diperoleh hasil rata-rata ruang cemara 1, ruang cemara 2, ruang teratai 2, ruang melati 1 dan ruang mawar 1 tidak memenuhi syarat

angka kuman udara sedangkan ruang teratai 2 memenuhi

syarat angka kuman udara.

SARAN

1. Kepada masyarakat khususnya pasien yang di rawat di rumah sakit maupun

pengunjung untuk lebih berhati - hati dan di harapkan memakai pelindung atau masker agar tidak gampang terkontaminasi kuman udara yang ada di rumah sakit

2. Perlu meningkatkan hygiene dan sanitasi ruang rawat inap dan melaksanakan pemeriksaan angka kuman udara secara berkala untuk tiap ruang rawat inap

3. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya agar dapat melihat hubungan antara angka kuman udara dan penyakit yang berhubungan dengan infeksi di rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2004. Kepmenkes RI Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Notoadmodjo, S. 2012. Metode Penelitian

Kesehatan.. Jakarta: RinekaCipta

Soedarto. 2016. Infeksi Nosokomial Di

Rumah Sakit. Jakarta : CV.

Sagung Seto

Wikansari, N. 2012. Pemriksaan Total

Angka Kuman Udara dan

Staphylococcus aerus di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit X Kota

Semarang. Jurnal Berkala

(7)

7

Wulandari, W. 2015. Angka Kuman

Udara Dan Lantai Ruang Rawat

Inap Rumah Sakit PKU

Muhammadiyah Yogyakarta.

Jurnal Berkala Kesehatan, Vol. 1, No.2

Gambar

Tabel 1.   Hasil Pemeriksaan Sampel Laboratorium Jumlah Angka Kuman Udara Di Ruang  Rawat  Inap  Kelas  I,  Kelas  II  dan  Kelas  III    Pada    Waktu  Pagi  dan  Sore
Tabel 2. Hasil Rata-Rata Kuman Udara di 6 Ruang Rawat Inap  Nama

Referensi

Dokumen terkait

15 AMRI SHABIRIN FMIPA Pendidikan Biologi 16 Ananda Aprilia FMIPA Pendidikan Fisika 17 Andi Kurnia FMIPA Pendidikan Matematika 18 andi tri hermawan FT pendidikan

Penyaluran data melalui serat optik dapat digambarkan sebagai  berikut: data berupa sinyal listrik diubah menjadi cahaya yang sesuai oleh LED sebagai sumber

Lebih lanjut, Jawaher menjelaskan bahwa apabila semua bentuk kerjasama itu dan dilakukan secara intens maka diharapkan anak-anak tunagrahita mampu secara perlahan

Persaingan dunia usaha yang semakin ketat menimbulkan tantangan bagi perusahaan untuk menjalankan perusahaannya secara berkelanjutan, yang salah satunya adalah dengan

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah purposive sampling, yaitu pemilihan sekelompok subyek berdasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat

,espon dari pembacaan log pada litologi akan memberikan efek yang berbeda tiap kedalaman karena faktor kompaksi* peningkatan temperatur* dan lainlain. 8al tersebut men0adi

Bentuk-bentuk penanaman karakter keerja keras yang dilakukan Balai Latihan Kerja Badan Diklat dan Litbang Kabupaten Sragen melalui kegiatan pelatihan yaitu

Bentuk persamaan matematika ini dapat dilihat pada persamaan (7). Persamaan 7 memerlukan kalibrasi agar diperoleh hasil dosis yang akurat. Hal ini disebabkan oleh