• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dahulu, penggunaan handuk di lingkungan masyarakat umumnya terbatas pada kegiatan higienitas jasmani maupun lingkungan, seperti untuk mengeringkan tubuh maupun tangan, lap, pembersih lantai, atau penyeka meja. Namun, kini handuk dapat dimanfaatkan secara lebih variatif. Sejumlah masyarakat mulai memanfaatkan handuk sebagai cendera mata dalam acara-acara formal. Sebagai contoh, handuk dapat dibentuk menyerupai bentuk makanan seperti es krim, cupcake, dan untuk souvenir pada acara pernikahan.

Umumnya, handuk digunakan sebagai pengering tubuh dan bersentuhan langsung dengan bagian luar tubuh. Oleh karena itu, kenyamanan, kelembutan, serta kemampuan menyerap keringat menjadi hal utama yang perlu diperhatikan. Melihat kondisi tersebut, tidak hanya terbatas pada pengembangan cendera mata saja, handuk pun berpotensi untuk dijadikan bahan penunjang pakaian.

Berdasarkan proses pembuatannya, handuk ditenun menggunakan mesin tenun yang dilengkapi dengan lembaran kartu-kartu berlubang. Instrumen tersebut berfungsi untuk mengangkat benang pada permukaan handuk sehingga membentuk seperti loop-loop benang. Hal itu dilakukan agar handuk memiliki daya serap air yang tinggi serta menghasilkan tekstur yang cukup unik. Karena keunikannya tersebut, handuk berpeluang untuk dijadikan sebagai hiasan maupun alat pendukung pada busana.

Pada proses produksinya, tak jarang produk handuk yang dihasilkan memilki kualitas yang tidak sesuai harapan. Hal tersebut dapat terjadi antara lain dikarenakan ketidakmerataan proses pewarnaan, distorsi renggang kain pada proses penenunan, ataupun ukuran handuk yang tidak sesuai standar. Handuk yang tidak lolos pada tahap quality control tersebut akan dinilai sebagai barang reject.

Walaupun tidak memenuhi standardisasi pabrik dan bernilai ekonomi rendah, bahan reject handuk ini masih dapat dimanfaatkan. Bahan reject ini masih memiliki sifat dan karakter unik dari handuk itu sendiri. Jika dimanfaatkan secara efektif dan efisien, bahan reject tersebut

(2)

2

sebenarnya berpotensi untuk diolah dalam bidang fesyen. Dengan demikian, nilai ekonomi serta nilai guna terhadap bahan reject handuk sendiri pun dapat meningkat. Melihat peluang tersebut, penulis tertarik untuk mengolah bahan reject handuk menjadi material utama pada rancangan gaun pesta.

Gaun pesta atau busana pesta merupakan busana yang dikenakan pada berbagai acara pesta baik siang maupun malam hari. Penggunaan busana pesta kini telah menjadi kebutuhan primer bagi kaum hawa, termasuk juga bagi wanita berketurunan Arab di Bandung. Pesta yang diselenggarakan oleh komunitas ini, khususnya acara pernikahan yang bersifat eksklusif, biasa dimanfaatkan mereka untuk berkumpul dan bersosialisasi dengan sesama keturunan. Acara semacam ini juga berperan sebagai wadah untuk mencari pasangan karena telah menjadi tradisi mereka untuk menikah dengan sesama keturunan. Oleh karena itu, agar terlihat menarik dan berkelas, maka penampilan dalam berbusana menjadi prioritas utama pada acara semacam itu. Menggunakan busana pesta yang terpengaruhi dari gaya berbusana pada daerah Timur Tengah, menjadi salah satu opsi penting bagi mereka agar dapat tampil stand out. Sebagai salah satu bagian dari komunitas tersebut, penulis melihat adanya potensi pada karakter unik yang dimiliki handuk untuk dapat mempresentasikan gaya berbusana pada wanita berketurunan Arab sehingga dapat tampil menarik.

Pada kesempatan ini, dengan tetap memperhatikan standar serta teknik yang digunakan sesuai dengan kriteria pemakainya, penulis ingin mencoba menerapkan konsep perancangan produk gaun pesta yang diperuntukan bagi wanita berketurunan Arab di Bandung dengan menggunakan material kain handuk reject tersebut.

(3)

3

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya pengolahan bahan reject handuk di luar cakupan kebutuhan higienitas serta cendera mata.

2. Minimnya teknik yang digunakan dalam pengolahan bahan reject handuk.

3. Belum banyaknya upaya dan inovasi dalam menghasilkan rancangan gaun pesta bagi kalangan wanita berketurunan Arab di Bandung yang memanfaatkan material unik, khususnya dari bahan reject handuk.

1.3 Rumusan Masalah

Dari identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah cara mengolah bahan reject handuk di luar cakupan kebutuhan higienitas serta cendera mata ?

2. Teknik apakah yang cocok untuk mengolah bahan reject handuk?

3. Desain seperti apakah yang tepat untuk mengaplikasikan bahan reject handuk sebagai upaya dan inovasi dalam menghasilkan rancangan gaun pesta bagi wanita berturunan Arab di Bandung?

(4)

4

1.4 Batasan Masalah

Dalam penyusunan perancangan ini, agar pembahasan lebih terarah dan tidak menyimpang dari tujuan perancangan, diberikan sejumlah batasan masalah sebagai berikut:

1. Produk akhir dari ekplorasi ini adalah rancangan gaun pesta untuk wanita berketurunan Arab di Bandung berusia 19-30 tahun.

2. Teknik yang akan digunakan dibatasi hanya teknik bordir, jahit tindas, cabut/tarik serat, dan felting.

3. Pemilihan bahan reject handuk dibatasi hanya menggunakan bahan reject handuk berjenis katun berwarna putih.

4. Pengumpulan data maupun wawancara dibatasi hanya bersumber dari komunitas

wanita berketurunan Arab yang berada di kota Bandung.

1.5 Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan ini dapat dirumuskan untuk :

1. Mengolah kembali bahan reject handuk menjadi material penunjang pakaian. 2. Menjabarkan teknik-teknik yang sesuai untuk mengolah bahan reject handuk

secara sistematis dan terperinci.

3. Menghasilkan desain serta produk gaun pesta yang cocok digunakan untuk wanita berturunan Arab di Bandung dengan menggunakan material utama bahan reject handuk.

(5)

5

1.6 Manfaat Perancangan

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat dijadikan salah satu inovasi baru dalam pengolahan handuk, menjadi rancangan gaun pestapada masyarakat secara umum dan desainer secara khusus.

2. Memberi wawasan pada masyarakat secara umum dan desainer secara khusus akan teknik-teknik yang tepat untuk mengolah bahan reject handuk.

3. Dapat meningkatkan nilai fungsional dan nilai ekonomi pada bahan reject handuk. 4. Kontribusi terhadap dunia fesyen dan tekstil.

1.7 Metode Penelitian

Metode penelitian ini bersifat kualitatif dimana metode penelitian ini bersifat deskriptif dan induktif. Pada metode ini, fenomena yang diteliti berangkat dari data yang sudah ada, bukan dari teori. Dengan kata lain metode ini menggunakan teknik analisis secara mendalam, yaitu dengan mengkaji masalah secara kasus perkasus. Tujuan dari metodologi ini bukan suatu generalisasi tetapi pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah yang dilakukan. Adapun pengumpulan data yang diambil yaitu dengan melakukan pengumpulan data secara primer dan sekunder.

Pengumpulan data secara primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama dan tanpa perantara) yaitu dengan melakukan:

1. Observasi

Dengan melakukan observasi dan pencatatan langsung dari beberapa perusahaan, yaitu PT. Tastex Bandung, PT. Paratex Mekar Lestari, dan PT. Yuntex Raya. Namun, setelah penulis mencoba untuk datang dan mewawancarai pihak perusahaan, tak ada satupun perusahaan yang bersedia untuk di wawancarai dengan alasan hal tersebut merupakan rahasia perusahaan.

Selain melalukan observasi perusahaan, penulis melakukan observasi secara langsung ke acara pernikahan yang di selenggarakan oleh komunitas berketurnan Arab di Bandung. Dalam acara tersebut penulis melalukan analisa selera berbusana pada

(6)

6

komunitas tersebut . Tujuan dari observasi ini adalah untuk mengetaui masalah - masalah yang terjadi di lapangan.

2. Kuesioner

Pengisian kuesioner ini ditujukan kepada wanita berketuranan Arab di Bandung. Tujuan pengisian kuesioner ini agar memperoleh pemahaman terhadap selera serta kriteria yang diminati oleh responden. Pengumpulan data – data yang di hasilkan dapat digunakan untuk pengolahan data, pembuatan konsep dan produk, analisis selera pengguna serta pemecahan masalah.

3. Wawancara

Melakukan wawancara dengan tetua serta desainer wanita berketurunan Arab di Bandung. Tujuan dari wawancara tersebut guna mengetahui sejearah serta filosofi warga berketurunan Arab di Bandung serta selera pakai wanita berketurunan Arab yang sekiranya dapat menunjang penulis untuk membuat konsep rancangan yang relevan dengan permasalahan yang ada.

4. Eksplorasi

Melakukan metode eksplorasi pada material yang akan digunakan untuk menciptakan rancangan produk.

Pengumpulan data secara sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada, yaitu dengan melakukan pengumpulan:

1.Dokumen

Pengumpulan dokumen dilakukan dengan pengambilan sumber dari berbagai buku referensi pada berbagai perpustakaan kampus negeri maupun swasta. Pengumpulan ini dilakukan dengan mencari informasi dan referensi dalam bentuk text book, literatur, informasi dari internet maupun sumber- sumber lainnya seperti diskusi dengan dosen dan penulis. Hal ini dapat dijadikan rujukan dalam pemecahan masalah. Selain itu, tujuan dari pengumpulan ini guna untuk mencari informasi-informasi tentang teori, metode dan konsep yang relevan dengan permasalahan yang sekiranya dapat menunjang penulisan tugas akhir.

(7)
(8)

8

1.8 Sistematika Penulisan

Pada penyusunan laporan ini terdiri dari 4 bab yaitu:

BAB I PENDAHULUAN : Pada Bab ini terdiri dari Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Perancangan, Manfaat Perancangan,Metode Penelitian, Kerangka Perancangan dan Sistematika Penulisan. BAB II STUDI LITERATUR : Pada Bab ini terdiri dari Pengertian Desain, Pengertian Teskstil, Pengertian Handuk dan Jenis-Jenis Handuk, Pengertian Fashion, Pengertian Busana, Sejarah Pendatang Koloni Arab ke Indonesia, Kebudayaan dan Kebiasaan Komunitas Warga Berketurunan Arab di Indonesia, Perkembangan Busana Timur Tengah, Pengaruh Busana Timur Tengah Terhadap Perkembangan Busana Pesta Wanita Berketurunan Arab di Indonesia.

BAB III KONSEP & HASIL PERANCANGAN : Pada Bab ini terdiri dari Konsep Perancangan, Proses Perancangan, dan Hasil Akhir.

Referensi

Dokumen terkait

Sungai Siring (Tersebar) (Bankeu Provinsi APBP-P Tahun 2017) (Pembayaran Kewajiban Kepada Pihak Ketiga Tahun

Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam, sumber segala kebenaran, sang kekasih tercinta yang tidak terbatas pencahayaan cinta-Nya bagi hamba-Nya, Allah Subhana Wata‟ala

Melalui kegiatan observasi di kelas, mahasiswa praktikan dapat. a) Mengetahui situasi pembelajaran yang sedang berlangsung. b) Mengetahui kesiapan dan kemampuan siswa dalam

Pemodelan penyelesaian permasalahan penjadwalan ujian Program Studi S1 Sistem Mayor-Minor IPB menggunakan ASP efektif dan efisien untuk data per fakultas dengan mata

Pendekatan dapat diartikan sebagai metode ilmiah yang memberikan tekanan utama pada penjelasan konsep dasar yang kemudian dipergunakan sebagai sarana

Audit, Bonus Audit, Pengalaman Audit, Kualitas Audit. Persaingan dalam bisnis jasa akuntan publik yang semakin ketat, keinginan menghimpun klien sebanyak mungkin dan harapan agar

Perbandingan distribusi severitas antara yang menggunakan KDE dengan yang menggunakan suatu model distribusi tertentu dilakukan untuk melihat secara visual, manakah dari

61 Dari pernyataan-pernyataan di atas, dapat dilihat bahwa dilema yang Jepang alami pada saat pengambilan keputusan untuk berkomitmen pada Protokol Kyoto adalah karena