• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. jangan membakar dekat dengan dedaunan kering atau benda mudah terbakar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3. jangan membakar dekat dengan dedaunan kering atau benda mudah terbakar"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Tips menggunakan paraffin

bahan bakar padat atau parafin seringkali digunakan oleh para tentara yang sedang bertugas di hutan - hutan dan para pencinta alam pun sering kali menggunakannya. bentuknya yang sangat ringkas sangat bermanfaat digunakan dalam kondisi darurat meskipun tidak dapat bertahan dalam kondisi badai. tapi dalam penggunaannya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan karena mengingat parafin juga bisa menimbulkan bahaya.. langsung aj ya baca disini.

1. jauhkan dari makanan

jauhkan parafin dari makanan khususnya pada saat membakar parafin. karena akan ada percikan parafin saat parafin dibakar. bisa saja percikan tersebut tercampur pada makanan. parafin sangat beracun, jadi jangan sampai makanan kita tercampur parafin.

2. jangan membakar parafin didalam tenda

bila memasak menggunakan parafin harus diruangan yang lua dan terbuka. sangat tidak di anjurkan menggunaakn parafin diruangan yang sempi dan tertutup.

karena bau paragin yang terbakar sangat menusuk hidung dan tidak baik untuk kesehatan. sudah ada kejadian orang pingsan karena memasak menggunakan parafin didalam tenda. 3. jangan membakar dekat dengan dedaunan kering atau benda mudah terbakar

percikan - percikan parafin bisa jadi bahaya yang sangat besar jika percikan tersebut diatas benda yang mudah terbakar. ya, bisa kita tebak, bisa mengakibatkan kebakaran!!

4. cuci tangan setelah memegang parafin

segeralah mencuci tangan setelah memegang parafin. apabila kita lupa, maka bekas parafin yang masih menempel di tangan kita bisa terikut masuk ke dalam tubuh kita bersama makanan saat kita makan.

5.jangan dimakan!

jangan mencoba untuk mencicipi atau bahkan memakan parafin. dampaknya akan sangat buruk bagi kesehatan kita. bagi para senior hendaknya selalu memperingatkan para peserta diklat akan hal ini. saya pernah mengikuti diklatsar sebuah oraganisasi mapala. karena tidak ada peringatan dari seniornya, seorang peserta memakan gigitan kecil parafin. untung saja tidak terlalau banyak dan segera ditangani. entah bagaimana rasa parafin ( saya belum pernah dan tidak mau merasakan.. hehe , yang jelas bentuk parafin yang berwarna putih seperti gula yang dipadatkan mungkin menarik perhatian dan penasaran untuk

mencobanya.

sesuatu pasti bermanfaat bila kita menggunakannya dengan benar dan menjadi bahaya bila kita tidak hati - hati dan ceroboh. semoga bermanfaat ya buat kalian yang sering camping dan masih menggunakan parafin. kalau saya lebih memilih menggunakan kayu sebagai bahan bakar dalam kondisi normal. memang ribet tapi bisa mengurangi penggunaan bahan bakar dari minyak dan gas. silahkan ditambahkan ya.

(2)

great-outdoor-goblog.blogspot.com/2009/11/tips-menggunakan-parafin.html

BAHAYA LILIN PARAFIN

BAHAYA LILIN PARAFIN

Dalam kimia

parafin

adalah nama umum untuk Hidrokarbon alkan dengan formula Cn H2n+2.

Lilin

Parafin

merujuk pada benda padat dengan n=20-40

yang pertama kali ditemukan oleh Carl Reichenback tahun 1830.

Dalam kehidupan sehari-hari manfaat

Hidrokarbon

banyak kita temui yaitu pada bidang sandang, pangan,

papan, seni dan estetika.

Kegunaan Hidrokarbon dalam bidang estetika yaitu

Lilin

, yaitu lipstik,waxing(pencabutan bulu kaki

menggunakan lilin), farmasi dan semir sepatu.

Pada masyarakat Indonesia kalau kita berbicara

lilin

, maka kita akan tertuju pada

lilin penerangan

yang

dipakai sebagai pengganti lampu pada saat listrik padam. Seiring dengan perkembangan manusia

pemanfaatan lilinpun berubah, nyalanya yang bernuansa hangat dan romantis banyak dipakai pada saat

jamuan makan, juga untuk aromaterapi pengusir lalat, dan pengarum ruangan.

Namun menurut penelitian

Lilin Parafin

ternyata merupakan salah satu sumber polutan dalam ruangan

dan memilikiefek Karsinogenik alias dapat menimbulkan kanker. Menurut sang peneliti, apabila lilin

parafin hanya dipakai pada saat tertentu mungkin polutan yang dikeluarknya tidak akan mempengaruhi

ksehatan, namun apabila lilin parafin ini digunakan setiap hari bertahun-tahun maka akan menimbulkan

masalah bagi kesehatan. Karena itu kalau ada acara tertentu yang menyalakan lilin ada baiknya membuka

jendala atau perhatikan apakah ventilasi ruangan berfungsi dengan baik sehingga meminimalkan jumlah

emisi yang terhirup.

Selain dapat menimbulkan pengaruh yang serius, orang-orang yang alergi dengan parafin juga dapat

langsung memperlihatkan reaksi alergi dengan menyalakan lilin ini.

Pada saat ini

lilin

yang ada di pasaran tidak semuanya berbahan baku parafin. Dengan adanya tuntutan

kesehatan, para

produsen lilin

memiliki tnggung jawab moral untuk ikut menjaga kesehatan masyarakat

yaitu selalu berinofasi mencari bahan baku yang tidak berefek pada kesehatan yaitu

lilin

berbahan

baku

kelapa sawit.

Dari kedua bahan tersebut akan dihasilkan

lilin

yang berbeda, dimana setelah dinyalakan asap dari lilin

yang berbahan baku

parafin

berasap hitam, sedangkan yang berbahan

kelapa sawit

tidak. Sebenarnya hal

ini bukanlah sesuatu yang baru, karena pada saat kita menyalakan teplok/sentir maka jelaganya akan

kemana-mana. Karena itulah pada jaman dulu di pedesaan setiap ada bayi maka peneranganya

menggunakan minyak goreng yang diletakan diatas piring/Lambar(tatakan gelas) dan sebagai sumbunya

diberi kapas karena minyak goreng tidak menimbulkan asap yang dapat mengganggu pernafasan bayi.

Hal yang perlu diketahui oleh masyarakat umum adalah perbedaan ciri-ciri dari lilin berbahan baku

parafin dan

kelapa sawit

.

pada

lilin parafin

, lilin penerangan berwarna lebih jernih, mudah terbakar sehingga mudah diberdirikan

pada awal pembakaran, asap berwarna hitam terlihat sekali pada saat tertiup angin. Sedangkan pada lilin

berbahan

baku kelapa sawit

lilin

berwarna keruh( putih seperti susu

),

keras tidak mudah patah

, tidak

mudah terbakar sehingga sulit pada saat diberdirikan sehingga membutuhkan tempat khusus. Kalau diberi

pewarna lilin ini warnanya tidak secerah lilin parafin, tetapi asap tidak berwarna hitam. Karena warnanya

yang tidak bening, masyarakat menganggap

lilin

ini merupakan lilin daur ulang dan kurang berkualitas,

namun justru inilah lilin yang tidak mengganggu kesehatan.

(3)

PARAFFIN

Paraffin Wax Asal Balikpapan ( pertamina) isi 50 Kg / sak harga Rp. 18.000/ kg harga fob Surabaya. Parafin lilin (atau hanya “parafin”, tapi melihat nama alternatif untuk minyak tanah, di atas) sebagian besar ditemukan sebagai, putih tidak berbau, padat tawar, lilin, dengan titik leleh yang khas antara sekitar 46 dan 68 ° C (115 ° F dan 154 ), dan memiliki kepadatan sekitar 0,9 g / cm 3. [4] Hal ini tidak larut dalam air, tetapi larut dalam eter , benzena , dan beberapa ester . Parafin tidak dipengaruhi oleh kimia yang paling umum reagen , [ rujukan? ] tetapi luka bakar mudah.

Lilin parafin murni adalah listrik yang baik isolator , dengan listrik resistivitas antara 10 13 dan 10 17 meteran ohm . Ini lebih baik daripada hampir semua bahan lain kecuali beberapa plastik (terutama Teflon ). Ini adalah efektif moderator neutron dan digunakan dalam James Chadwick „s 1932 percobaan untuk mengidentifikasi neutron . Lilin parafin (C 25 H 52) adalah bahan yang sangat baik untuk menyimpan panas , memiliki kapasitas panas spesifik dari 2,14-2,9 g -1 J K -1 ( joule per gram Kelvin ) dan panas fusi dari 200-220 J g – 1. Sifat ini dimanfaatkan dalam dimodifikasi drywall untuk bahan bangunan rumah: itu diinfus di dinding kering selama pembuatan sehingga, ketika diinstal, meleleh pada siang hari, menyerap panas, dan membeku lagi pada malam hari, melepaskan panas. Parafin lilin perubahan fase pendinginan radiator ditambah dengan ditarik digunakan untuk mendinginkan elektronik dari Lunar Rover . Wax mengembang jauh ketika mencair dan ini memungkinkan penggunaannya dalam termostat untuk industri, domestik dan, terutama, tujuan mobil.

Dalam aplikasi industri, hal ini sering berguna untuk memodifikasi sifat-sifat kristal lilin parafin, biasanya dengan menambahkan percabangan ke rantai tulang punggung karbon yang ada. Modifikasi biasanya dilakukan dengan aditif, seperti kopolimer EVA , lilin mikrokristalin , atau bentuk polietilen . Hasil properti bercabang dalam parafin dimodifikasi dengan viskositas yang lebih tinggi, struktur kristal yang lebih kecil, dan sifat fungsional dimodifikasi. Lilin parafin murni jarang digunakan untuk ukiran model asli untuk pengecoran logam dan bahan lain dalam proses lilin hilang , karena relatif rapuh pada suhu kamar dan menyajikan risiko chipping dan kerusakan saat bekerja. Lilin lunak dan lentur, seperti lebah , mungkin lebih disukai untuk patung tersebut, tetapi ” investasi casting lilin, “sering parafin berbasis, secara tegas dirumuskan untuk tujuan tersebut

Cairan Bahan bakar

Cat, Pigmen, Pewarna dan Tinta

Dalam industri kulit untuk “menarik menyelesaikan” Kedokteran ( pencahar )

Ilmu biomedis (penguapan kontrol selama PCR ) Kuliner

(4)

Digunakan dalam mandi dan kosmetik sebagai pelembab atau emolien . Digunakan dalam beberapa pestisida

lilin parafin Pembuatan lilin

Pelapis untuk kertas lilin atau kain Food grade lilin parafin:

Lapisan mengkilap yang digunakan dalam permen keputusan; meskipun dimakan, itu tidak dicerna, melewati tepat melalui tubuh tanpa menjadi rusak

Coating untuk berbagai jenis keras keju , seperti keju Edam Sealant untuk guci, kaleng, dan botol-botol

Mengunyah permen karet aditif Investasi casting

Anti-caking agent, kelembaban nyamuk, dan dustbinding pelapis untuk pupuk Agen untuk persiapan spesimen untuk histologi

Bullet pelumas – dengan bahan lain, seperti minyak zaitun dan lilin lebah Krayon

Propelan padat untuk roket hibrida motor

Komponen surfwax , digunakan untuk pegangan pada papan selancar di berselancar Komponen meluncur lilin , digunakan pada ski dan snowboard

Gesekan-peredam, untuk digunakan pada pegangan tangan dan langkan semen, yang biasa digunakan dalam skateboarding

Tinta. Digunakan sebagai dasar untuk solid blok tinta warna yang berbeda dari lilin untuk printer termal. Lilin meleleh dan kemudian disemprotkan pada kertas menghasilkan gambar dengan permukaan mengkilap Microwax : aditif makanan , sebuah agen kaca dengan nomor E E905

Forensik bantuan: tes nitrat menggunakan lilin parafin untuk mendeteksi nitrat dan nitrit di tangan seorang tersangka penembakan

Antiozonant agen: campuran parafin dan lilin mikro digunakan dalam senyawa karet untuk mencegah retak karet, sedangkan lilin antiozonant bisa dihasilkan dari lilin sintetik, lilin FT, dan Fischer Tropsch lilin

Mekanikal termostat dan aktuator, sebagai media ekspansi untuk mengaktifkan perangkat tersebut

“Pot” pickup gitar , yang mengurangi umpan balik microphonic disebabkan dari gerakan halus dari potongan tiang “Pot” dari kumparan osilator lokal untuk mencegah modulasi frekuensi microphonic di radio FM low end. Lilin mandi untuk kecantikan tujuan dan terapi

Penebalan agen di banyak Paintballs , seperti yang digunakan oleh Crayola

Yang efektif, meskipun comedogenic , pelembab dalam mandi dan kosmetik seperti Vaseline Mencegah oksidasi pada permukaan baja dipoles dan besi

http://trisqie.wordpress.com/paraffin/

Minyak mentah atau crude oil adalah cairan coklat kehijauan sampai hitam yang terutama terdiri dari karbon dan hidrogen. Teori yang paling umum digunakan untuk menjelaskan asal-usul minyak bumi adalah “organic source materials”. Teori ini menyatakan bahwa minyak bumi merupakan produk perubahan secara alami dari zat-zat organik yang berasal dari sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang mengendap selama ribuan sampai jutaan tahun. Akibat dari pengaruh tekanan, temperatur, kehadiran senyawa logam dan mineral serta letak geologis selama proses perubahan tersebut, maka minyak bumi akan mempunyai komposisi yang berbeda di tempat yang berbeda.

(5)

Komposisi Minyak Bumi Minyak bumi memiliki campuran senyawa hidrokarbon sebanyak 50-98% berat, sisanya terdiri atas zat-zat organik yang mengandung belerang, oksigen, dan nitrogen serta senyawa-senyawa anorganik seperti vanadium, nikel, natrium, besi, aluminium, kalsium, dan magnesium. Secara umum, komposisi minyak bumi terdiri dari Karbon (C) 84 – 87%, Hidrogen (H) 11 – 14%, Sulfur (S) 0 – 3%, Nitrogen (N) 0 – 1%, Oksigen (O) 0 – 2%.

Berdasarkan kandungan senyawanya, minyak bumi dapat dibagi menjadi golongan hidrokarbon dan non-hidrokarbon serta senyawa-senyawa logam.

1. Hidrokarbon

Golongan hidrokarbon-hidrokarbon yang utama adalah parafin, olefin, naften, dan aromatik.

1.1. Parafin

adalah kelompok senyawa hidrokarbon jenuh berantai lurus (alkana), CnH2n+2. Contohnya adalah metana (CH4), etana (C2H6), n-butana (C4H10), isobutana metil propana, C4H10), isopentana (2-metilbutana, C5H12), dan isooktana (2,2,4-trimetil pentana, C8H18). Jumlah senyawa yang tergolong ke dalam senyawa isoparafin jauh lebih banyak daripada senyawa yang tergolong n-parafin. Tetapi, di dalam minyak bumi mentah, kadar senyawa isoparafin biasanya lebih kecil daripada n-parafin.

1.2. Olefin

Olefin adalah kelompok senyawa hidrokarbon tidak jenuh, CnH2n. Contohnya etilena (C2H4), propena (C3H6), dan butena (C4H8).

1.3. Naften

Naften adalah senyawa hidrokarbon jenuh yang membentuk struktur cincin dengan rumus molekul CnH2n. Senyawa-senyawa kelompok naften yang banyak ditemukan adalah senyawa yang struktur cincinnya tersusun dari 5 atau 6 atom karbon. Contohnya adalah siklopentana (C5H10), metilsiklopentana (C6H12) dan sikloheksana (C6H12). Umumnya, di dalam minyak bumi mentah, naftena merupakan kelompok senyawa hidrokarbon yang memiliki kadar terbanyak kedua setelah n-parafin.

1.4. Aromatik

Aromatik adalah hidrokarbon-hidrokarbon tak jenuh yang berintikan atom-atom karbon yang membentuk cincin benzen (C6H6). Contohnya benzen (C6H6), metilbenzen (C7H8), dan naftalena (C10H8). Minyak bumi dari Sumatera dan Kalimantan umumnya memiliki kadar aromat yang relatif besar.

2. Non Hidrokarbon

Selain senyawa-senyawa yang tersusun dari atom-atom karbon dan hidrogen, di dalam minyak bumi ditemukan juga senyawa non hidrokarbon seperti belerang, nitrogen, oksigen, vanadium, nikel dan natrium yang terikat pada rantai atau cincin hidrokarbon. Unsur-unsur tersebut umumnya tidak dikehendaki berada di dalam produk-produk pengilangan minyak bumi, sehingga keberadaannya akan sangat mempengaruhi langkah-langkah pengolahan yang dilakukan terhadap suatu minyak bumi.

2.1. Belerang

Belerang terdapat dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S), belerang bebas (S), merkaptan (R-SH, dengan R=gugus alkil), sulfida (R-S-R’), disulfida (R-S-S-R’) dan tiofen (sulfida siklik). Senyawa-senyawa belerang

tidak dikehendaki karena :

a. menimbulkan bau tidak sedap dan sifat korosif pada produk pengolahan. b. mengurangi efektivitas zat-zat bubuhan pada produk pengolahan.

c. meracuni katalis-katalis perengkahan.

d. menyebabkan pencemaran udara (pada pembakaran bahan bakar minyak, senyawa belerang teroksidasi menjadi zat-zat korosif yang membahayakan lingkungan, yaitu SO2 dan SO3).

(6)

2.2. Nitrogen Senyawa-senyawa nitrogen dibagi menjadi zat-zat yang bersifat basa seperti 3-metilpiridin (C6H7N) dan kuinolin (C9H7N) serta zat-zat yang tidak bersifat basa seperti pirol (C4H5N), indol (C8H7N) dan karbazol (C12H9N). Senyawa-senyawa nitrogen dapat mengganggu kelancaran pemrosesan katalitik yang jika sampai terbawa ke dalam produk, berpengaruh buruk terhadap bau, kestabilan warna, serta sifat penuaan produk tersebut.

2.3. Oksigen

Oksigen biasanya terikat dalam gugus karboksilat dalam asam-asam naftenat (2,2,6-trimetilsikloheksankarboksilat, C10H18O2) dan asam-asam lemak (alkanoat), gugus hidroksi fenolik dan gugus keton. Senyawa oksigen tidak menyebabkan masalah serius seperti halnya senyawa belerang dan senyawa nitrogen pada proses-proses katalitik.

3. Senyawa logam

Minyak bumi biasanya mengandung 0,001-0,05% berat logam. Kandungan logam yang biasanya paling tinggi adalah vanadium, nikel dan natrium. Logam-logam ini terdapat bentuk garam terlarut dalam air yang tersuspensi dalam minyak atau dalam bentuk senyawa organometal yang larut dalam minyak. Vanadium dan nikel merupakan racun bagi katalis-katalis pengolahan minyak bumi dan dapat menimbulkan masalah jika terbawa ke dalam produk pengolahan.

http://ashadisasongko.staff.ipb.ac.id/tag/olefin/

Minyak bumi memiliki adalah senyawa hidrokarbon (Hidrogen-karbon) dan berupa campuran. Senyawa hidrokarbon sebanyak 50-98% berat, dan sisanya merupakan senyawa organik yang mengandung belerang, oksigen, dan nitrogen serta senyawa-senyawa anorganik seperti vanadium, nikel, natrium, besi, aluminium, kalsium, dan magnesium. Komposisi minyak bumi disederhanakan dalam Tabel 10.4.

Tabel. 10.4. Komposisi unsur yang dikandung minyak bumi

Jika kita fokuskan pada senyawa yang ada dalam minyak bumi, maka kita dapat

mengklasifikasikannya menjadi tiga bagian yaitu golongan hidrokarbon dan non-hidrokarbon serta senyawa-senyawa logam.

Senyawa hidrokarbon

(7)

Parafin merupakan kelompok senyawa yang memiliki ciri khas sebagai senyawa hidrokarbon jenuh (alkana), CnH2n+2. Senyawa ini juga dapat kita kelompokkan ke dalam normal paraffin, dan yang memiliki gugus cabang. Kelompok normal paraffin meliputi metana(CH4), etan (C2H6), n-butana (C4H10), dan yang memiliki gugus cabang seperti isobutana metilpropane, C4H10), isopentana (2-metilbutana, C5H12), dan isooktana (2,2,4-trimetil pentane, C8H18). Jumlah senyawa yang tergolong ke dalam senyawa yang memiliki gugus cabang jauh lebih banyak daripada senyawa yang tergolong normal paraffin.

Olefin adalah merupakan kelompok senyawa senyawa hidrokarbon tidak jenuh, CnH2n (Alkena). Contohnya etilena (C2H4), proprna (C3H6), dan butena (C4H8).

Naftena merupakan kelompok senyawa hidrokarbon jenuh bentuk siklis (cincin) dengan rumus

molekul CnH2n. struktur cincinnya tersusun atas 5 atau 6 atom karbon, seperti siklopentana (C5H10), metilsiklopentana (C6H12) dan sikloheksana (C6H12). Dalam minyak bumi mentah, naftena

merupakan kelompok senyawa hidrokarbon yang memiliki kadar terbanyak kedua setelah normal paraffin.

Aromatik adalah kelompok senyawa hidrokarbon tidak jenuh, dengan kerangka utama molekul, cincin benzene (C6H6). Beberapa contoh molekul aromatik benzene (C6H6), metilbenzene (C7H8) dan naftalena (C10H8) (C10H8).

Senyawa non Hidrokarbon

Senyawa non hidrokarbon sebenarnya adalah senyawa hidrokarbon yang mengandung atom atau unsure anorganik seperti belerang, nitrogen, oksigen, vanadium, nikel dan natrium. Umumnya unsur ini terikat pada rantai atau cincin hidrokarbon. Kehadiran unsure ini menurunkan kualitas serta mengganggu proses pengolahan minyak bumi.

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/kecepatan-reaksi-dan-energi/komposisi-minyak-bumi/

Hydrocarbon and Petroleum

Minyak Bumi Berdasar Struktur Hidrokarbon/ Ikatan Kimianya

Secara garis besar minyak bumi berdasarkan susunan hidrokarbonnya/ komposisi

kimianya dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu :

1.Parafin (rantai C-nya lurus atau bercabang,)

2.Naften (rantai C-nya berbentuk cincin atau siklis)

3.Aromat (rantai C-nya siklis tak jenuh

(8)

Parafin (dari parum affinis juga dinamakan) Alkana, paraffin ini memiliki sifat sukar

bereaksi dengan senyawa-senyawa lainnya. Kadang-kadang alkana juga disebut

sebagai hidrokarbon batas, karena batas kejenuhan atom-atom H telah tercapai.

Alkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh yang seluruh ikatannya tunggal.

Sebagai hidrokarbon jenuh, alkana memiliki jumlah atom H yang maksimum. Setiap

senyawa yang merupakan anggota alkana dinamakan suku. Suku alkana ditentukan

oleh jumlah atom C dalam senyawa tersebut.

Kandungan utama dari campuran hidrokarbon ini adalah parafin atau senyawa

isomernya. Isomer sendiri adalah bentuk lain dari suatu senyawa hidrokarbon yang

memiliki rumus kimia yang sama. Misal pada normal-butana pada gambar berikut

memiliki isomer 2-metil propana, atau kadang disebut juga iso-butana. Keduanya

memiliki rumus kimia yang sama, yaitu C4H10 tetapi memiliki rumus bangun yang

berbeda seperti tampak pada gambar.

CH3 – CH2 – CH2 – CH3

butana

CH3 – CH – CH3

|

CH3

iso-butana

Senyawa hidrokarbon ‘normal’ sering juga disebut sebagai senyawa hidrokarbon rantai

lurus, sedangkan senyawa isomernya atau ‘iso’ sering juga disebut sebagai senyawa

hidrokarbon rantai cabang. Keduanya merupakan jenis minyak bumi jenis parafin.

Naften dan Aromatik

Sisa kandungan hidrokarbon lainnya dalam minyak bumi adalah senyawa siklo-parafin

yang disebut juga naften dan/atau senyawa aromat. Yang disebut dengan siklo-parafin

adalah hidrokarbon yang membentuk struktur cincin tertutup dan cincin itu juga

(9)

Sedangkan senyawa aromat adalah senyawa karbon yang terdiri dari 6 atom C yang

membentuk rantai Benzena. Contoh

CH2- CH2

/ \

CH2 CH2

| |

CH2 CH2

\ /

CH2 -CH2

‘Keluarga hidrokarbon’ terebut diatas disebut homologis, karena sebagian besar

kandungan yang ada dalam minyak bumi tersebut dapat dipisahkan kedalam beberapa

jenis kemurnian untuk keperluan komersial. Secara umum, di dalam kilang minyak

bumi, pemisahan perbandingan kemurnian dilakukan terhadap hidrokarbon yang

memiliki kandungan karbon yang lebih kecil dari C7. Pada umumnya kandungan

tersebut dapat dipisahkan dan diidentifikasi, tetapi hanya untuk keperluan di

laboratorium.

Campuran siklo parafin dan aromat dalam rantai hidrokarbon panjang dalam minyak

bumi membuat minyak bumi tersebut digolongkan menjadi minyak bumi jenis aspaltin.

Minyak bumi di alam tidak pernah terdapat dalam bentuk parafin murni maupun aspaltin

murni, tetapi selalu dalam bentuk campuran antara parafin dan aspaltin.

Pengelompokan minyak bumi menjadi minyak bumi jenis parafin dan minyak bumi jenis

aspaltin berdasarkan banyak atau dominasi minyak parafin atau aspaltin dalam minyak

bumi. Artinya minyak bumi dikatakan jenis parafin jika senyawa parafinnya lebih

dominan dibandingkan aromat dan/atau siklo parafinnya. Begitu juga sebaliknya.

Dalam skala industri, produk dari minyak bumi dikelompokkan berdasarkan rentang titik

didihnya, atau berdasarkan trayek titik didihnya. Pengelompokan produk berdasarkan

titik didih ini lebih sering dilakukan dibandingkan pengelompokan berdasarkan

komposisinya.

Minyak bumi tidak seluruhnya terdiri dari hidrokarbon murni. Dalam minyak bumi

terdapat juga zat pengotor (impurities) berupa sulfur (belerang), nitrogen dan logam.

Pada umumnya zat pengotor yang banyak terdapat dalam minyak bumi adalah

(10)

senyawa sulfur organik yang disebut merkaptan. Merkaptan ini mirip dengan

hidrokarbon pada umumnya, tetapi ada penambahan satu atau lebih atom sulfur dalam

molekulnya.

Senyawa sulfur yang lebih kompleks dalam minyak bumi terdapat dalam bentuk tiofen

dan disulfida. Tiofen dan disulfida ini banyak terdapat dalam rantai hidrokarbon panjang

atau pada produk distilat pertengahan (middle distillate).

Selain itu zat pengotor lainnya yang terdapat dalam minyak bumi adalah berupa

senyawa halogen organik, terutama klorida, dan logam organik, yaitu natrium (Na),

Vanadium (V) dan nikel (Ni).

Titik didih minyak bumi parafin dan aspaltin tidak dapat ditentukan secara pasti, karena

sangat bervariasi, tergantung bagaimana komposisi jumlah dari rantai hidrokarbonnya.

Jika minyak bumi tersebut banyak mengandung hidrokarbon rantai pendek dimana

memiliki jumlah atom karbon lebih sedikit maka titik didihnya lebih rendah, sedangkan

jika memiliki hidrokarbon rantai panjang dimana memiliki jumlah atom karbon lebih

banyak maka titik didihnya lebih tinggi.

Pengelompokan Minyak

p { margin-bottom: 0.08in; }p { margin-bottom: 0.08in; }1. Minyak parafinik : terutama

alkana asiklik dengan <>

2. Minyak parafinik-naftenik : terutama alkana asiklik dan sikoalkana

dengan <>

3. Minyak aromatik-intermediat : > 50 % hidrokarbon aromatik dan

biasanya > 1% belerang

sumber :

http://www.aufklarungblog.co.cc/2009/02/minyak-bumi-berdasar-struktur.html

http://juliandesrosiers.tumblr.com/post/4127905671/hydrocarbon-and-petroleum

(11)

Alkana (Parafin)

Alkana adalah hidrokarbon yang rantai C nya hanya terdiri dari

ikatan kovalen tunggal saja. sering disebut sebagai hidrokarbon jenuh,

karena jumlah atom Hidrogen dalam setiap molekulnya maksimal

.

Ciri khas utama yang terdapat pada alkana yang membedakannya

dengan senyawa karbon-hidrogen lainnya adalah alkana bersifat jenuh.

Karena bersifat jenuh, maka senyawa alkana tidak mengandung ikatan

rangkap diantara atom karbonnya. Senyawa yang mempunyai ikatan

rangkap maka akan bersifat sangat reaktif

.

A.Sifat-sifat Alkana

A.

Hidrokarbon jenuh (tidak ada ikatan atom C rangkap sehingga jumlah

atom H nya maksimal)

B.

Disebut golongan parafin karena affinitas kecil (sedikit gaya gabung)

C.

Sukar bereaksi

D.

Bentuk Alkana dengan rantai C1

C4 pada suhu kamar adalah gas, C4

C17 pada suhu adalah cair dan > C18 pada suhu kamar adalah padat

E.

Titik didih makin tinggi bila unsur C nya bertambah…dan bila jumlah

atom C sama maka yang bercabang mempunyai titik didih yang lebih

rendah

F.

Sifat kelarutan : mudah larut dalam pelarut non polar

G.

Massa jenisnya naik seiring dengan penambahan jumlah unsur C

H.

Merupakan sumber utama gas alam dan petrolium (minyak bumi)

Rumus umumnya

:

CnH2n+2

B.Deret homolog alkana :

Deret homolog adalah suatu golongan/kelompok senyawa karbon

dengan rumus umum yang sama, mempunyai sifat yang mirip dan antar

suku-suku berturutannya mempunyai beda CH2 atau dengan kata lain

merupakan rantai terbuka tanpa cabang atau dengan cabang yang nomor

cabangnya sama.

(12)

Sifat-sifat deret homolog alkana :

o Mempunyai sifat kimia yang mirip

o Mempunyai rumus umum yang sama

o Perbedaan Mr antara 2 suku berturutannya sebesar 14

o Makin panjang rantai karbon, makin tinggi titik didihnya

C.TATA NAMA ALKANA :

1. Nama alkana didasarkan pada rantai C terpanjang sebagai rantai

utama. Apabila ada dua atau lebih rantai yang terpanjang maka dipilih

yang jumlah cabangnya terbanyak

2. Cabang merupakan rantai C yang terikat pada rantai utama. di depan

nama alkananya ditulis nomor dan nama cabang. Nama cabang sesuai

dengan nama alkana dengan mengganti akhiran

ana

dengan

akhiran

il

(alkil).

3. Jika terdapat beberapa cabang yang sama, maka nama cabang yang

jumlah C nya sama disebutkan sekali tetapi dilengkapi dengan awalan

yang menyatakan jumlah seluruh cabang tersebut. Nomor atom C

tempat cabang terikat harus dituliskan sebanyak cabang yang ada

(jumlah nomor yang dituliskan = awalan yang digunakan), yaitu di = 2, tri

= 3, tetra =4, penta = 5 dan seterusnya.

4. Untuk cabang yang jumlah C nya berbeda diurutkan sesuai dengan

urutan abjad ( etil lebih dulu dari metil ).

5. Nomor cabang dihitung dari ujung rantai utama yang terdekat dengan

cabang. Apabila letak cabang yang terdekat dengan kedua sama dimulai

dari :

(13)

• Cabang yang jumlahnya lebih banyak ( dua cabang dulu d

ari satu

cabang )

Contoh :

Apakah nama idrokarbon di bawah ini ?

pertama kali kita tentukan rantai utamanya.Rantai utama adalah rantai

terpanjang :

rantai utamanya adalah yang di kotak merah. coba diperhatikan sisi

sebelah kiri, bila rantai utamanya yang lurus (garis putus2) maka sama2

akan bertambah 2 atom C tapi hanya akan menimbulkan satu cabang

(bagian yang belok ke bawah), sedangkan bila kita belokkan ke bawah

akan timbul 2 cabang (Aturan no 1). Sekarang coba kalian perhatikan

bagian kanan, penjelasannya lebih mudah,bila rantai utamanya yang lurus

(garis putus2) hanya bertambah satu atom C sedangkan bila belok ke

bawah maka akan bertambah 2 atom C. Jadi rangkaian rantai utama itu

boleh belak-belok dan gak harus lurus asal masih dalam satu rangkaian

yang bersambungan tanpa cabang.

rantai karbon yang tersisa dari rantai utama adalah cabangnya.

terlihat ada 3 cabang yakni 1 etil dan 2 metil. Penomoran cabang kita

pilih yang angkanya terkecil :

• bila dari ujung rantai utama sebelah kiri maka etil terletak di atom C

rantai utama nomor 3 dan metil terletak di atom C rantai utama nomor

2 dan 6

• bila dari ujung rantai utama sebelah kanan maka etil terletak

di atom

C rantai utama nomor 6 dan metil di atom C rantai utama nomor 3 dan 7

kesimpulannya kira urutkan dari ujung sebelah kiri…..

Urutan penamaan :

nomor cabang – nana cabang – nama rantai induk

jadi namanya : 3 etil 2,6 dimetil oktana

cabang etil disebut lebih dahulu daripada metil karena abjad nama

depannya dahulu (abjad “e” lebih dahulu dari “m”). karena cabang metil

ada dua buah maka cukup disebut sekali ditambah awalan “di” yang

(14)

artinya “dua”. karena rantai utamanya terdiri dari 8 a

tom C maka rantai

utamanya bernama : oktana.

bentuk struktur kerangka Alkana kadangkala mengalami penyingkatan,

misalnya :

CH3 (warna hijau) merupakan ujung rantai

CH2 (warna biru) merupakan bagian tenganh rantai lurus

CH (warna oranye) percabangan tiga

C (warna merah) percabangan empat

D.Kegunaan alkana, sebagai :

• Bahan bakar

• Pelarut

• Sumber hidrogen

• Pelumas

• Bahan baku untuk senyawa organik lain

• Bahan baku industri

(15)
(16)
(17)

prezi.com/jt7ehotrthi2/untitled-prezi/

Minyak bumi (petroleum, crude oil) merupakan campuran berbagai senyawa hidrokarbon dalam berbagai komposisi yang berasal dari dalam bumi (EDY,2006). Terdapat dua teori pembentukan minyak bumi yang dikenal yaitu teori biogenic yang menyatakan bahwa minyak bumi dihasilkan dari proses perubahan materi organik karena tekanan dan pemanasan selama kurun waktu jutaan tahun, sedangkan teori abiogenic menyatakan bahwa minyak bumi telah ada sejak terbentuknya bumi. Namun, sebagian besar

(18)

ahli meyakini teori biogenic bahwa minyak bumi terbentuk dari binatang dan tumbuhan laut yang terkubur selama jutaan tahun oleh pengaruh lingkungannya, yaitu temperatur, tekanan, kehadiran senyawa logam dan mineral, letak geologis dan waktu proses perubahan. Pengaruh lingkungan pada proses pembentukan minyak bumi menyebabkan minyak bumi akan mempunyai komposisi yang berbeda dari tempat yang satu dengan tempat yang lainnya (EDI PRAYITNO, 2006).

Minyak bumi (crude oil) adalah campuran yang sangat kompleks dari berbagai jenis hidrokarbon dengan berbagai komposisi, mulai dari gas metana sampai dengan bahan aspal yang berat dan padat (EDI PRAYITNO, 2006). Minyak bumi (petroleum) atau minyak mentah adalah campuran rumit senyawa alifatik dan aromatik termasuk pula senyawa sulphur dan nitrogen (1-6%). Menurut American Society for Testing and Materials (ASTM) minyak bumi merupakan campuran yang terjadi di bumi, sebagian besar terdiri atas hidrokarbon, sedikit belerang, nitrogen, yang dibebaskan dalam tanah dan disertai dengan zat-zat lain seperti air garam anorganik dan impurities lain yang apabila dipisahkan akan mengubah sifat minyak (HARDJONO, 2001).

Komposisi Minyak Bumi

Minyak bumi terdiri dari ribuan zat kimia termasuk gas, cairan dan zat padat mulai dari metana sampai dengan asphalt. Komponen utama minyak bumi dan hasil-hasilnya tersusun dari komponen utama yang terdiri dari ikatan atom karbon (C) dan atom hidrigen (H), sehingga minyak bumi sering juga disebut hidrokarbon. Selain karbon dan hidrogen didalam minyakbumi juga terdapat senyawa sulpfur, oksigen, nitrogen dan logam yang termasuk dalam senyawa nonhidrokarbon.

Perbandingan unsur-unsur tersebut dalam minyak bumi sangat bervariasi dengan komposisi sebagai berikut: Karbon (C) : 83,0 – 87,0 % Hydrogen (H) : 10,0 – 14,0% Nitrogen (N) : 0,1 – 2,0 % Oksigen (O) : 0,05 – 1,5 % Sulphur (S) : 0,05 – 6,0 %

Secara umum komposisi hidrokarbon minyak bumi terdiri dari dua komponen, yaitu : – Komponen hidrokarbon

– Komponen nonhidrokarbon, termasuk juga komponen organometalik a. Komponen Hidrokarbon

Komponen hidrokarbon dalam minyak bumi diklasifikasikan atas empat golongan, yaitu : 1. Hidrokarbon Parafin

2. Hidrokarbon Olefin 3. Hidrokarbon Napthen 4. Hidrokarbon Aromatik 1. Hidrokarbon Parafin

Hidrokarbon parafin adalah senyawa hidrokarbon jenuh dengan rantai lurus atau rantai cabang tanpa struktur cincin. Parafin disebut juga alkana, dengan rumus umum CnH2n+2, jenis senyawa hidrokarbon paraffin dibagi atas dua macam yaitu; hidrokarbon paraffin yang berbentuk rantai lurus yang disebut normal paraffin contohnya adalah n-butana dan hidrokarbon paraffin yang berbentuk rantai cabang di sebut iso-paraffin contohnya adalah iso-heptana

Sifat dari hidrokarbon paraffin antara lain :

o Pada kondisi temperatur normal (ruang) hidrokarbon paraffin dengan jumlah atom karbon 1 – 4 akan berbentuk gas,

o Pada kondisi temperatur normal (ruang) hidrokarbon paraffin dengan jumlah atom karbon 5 – 15 akan berbentuk cair,

o Pada kondisi temperatur normal (ruang) hidrokarbon paraffin dengan jumlah atom karbon lebih dari 15 akan berbentuk padatan.

o Memiliki tingkat kestabilan yang tinggi, dan

o Pada suhu kamar tidak bereaksi dengan asam dan basa 2. Hidrokarbon Olefin

Hidrokarbon olefin merupakan senyawaan hidrokarbon tidak jenuh, dengan ikatan rangkap dua diantara kedua atom C yang berdekatan (C=C) dan mempunyai jumlah atom H lebih sedikit dari paraffin.

(19)

Hidrokarbon olefin ini bersifat lebih reaktif dibandingkan dengan hidrokarbon paraffin. Hidrokarbon olefin disebut juga alkena, dengan rumus umum: CnH2n. Contohnya etilena (CH=CH).

Umumnya golongan hidrokarbon olefin dengan titik didih yang rendah tidak ditemukan dalam minyak bumi (crude oil) tetapi banyak dihasilkan dari proses cracking / reforming.

3. Hidrokarbon Napthen

Hidrokarbon napthen adalah senyawaan hidrokarbon jenuh yang mempunyai struktur cincin atau siklis. Senyawa ini memiliki rumus umum CnH2n, senyawa napthen dengan bobot molekul yang rendah merupakan bahan bakar yang baik, sedangkan yang mempunyai bobot molekul yang tinggi terdapat dalam fraksi gas oil dan minyak pelumas. Contoh : siklo pentane dan siklo heksana.

4. Hidrokarbon Aromatik

Hidrokarbon aromatik adalah senyawaan hidrokarbon dengan rantai hidrokarbon tertutup (siklis) yang mempunyai satu inti benzena atau lebih, senyawaan ini memiliki rumus umum CnH2n-6, dalam minyak bumi jumlah senyawaan ini sangat sedikit namun senyawaan aromat sangat diinginkan dalam gasoline karena mempunyai sifat anti ketuk yang tinggi. Senyawa aromatik ini sering dipisahkan dari minyak bumi untuk bahan baku petrokimia.

Contoh : benzena dan toluena. b. Komponen Nonhidrokarbon

Didalam minyak bumi selain mengandung senyawaan hidrokarbon juga mengandung sejumlah senyawaan nonhidrokarbon, terutama senyawaan sulphur, senyawaan nitrogen, senyawaan oksigen, dan senyawaan organo metalik/logam (dalam jumlah kecil/trace sebagai larutan). Unsur-unsur tersebut umumnya tidak dikehendaki ada dalam produk-produk minyak bumi sehingga keberadaannya meskipun dalam jumlah sedikit namun akan sangat mempengaruhi pengolahan terhadap minyak bumi.

Senyawaan Sulphur

Minyak bumi yang densitinya lebih tinggi mempunyai kandungan sulphur yang lebih tinggi pula. Keberadaan sulphur dalam minyak bumi sering banyak menimbulkan dampak negatif, misalnya dalam gas oil dapat menyebabkan korosi (khususnya dalam keadaan dingin atau berair) pada mesin kendaraan akibat dari terbentuknya asam yang dihasilkan dari oksida sulphur (sebagai hasil pembakaran gas iol) dan air. Beberapa jenis senyawaan sulphur yang terdapat dalam minyak bumi diantaranya adalah hidrogen sulfida dan merkaptan.

Senyawaan Oksigen

Kandungan total oksigen dalam minyak bumi adalah kurang dari 2 % dan jumlahnya akan semakin meningkat jika bobot molekul dan titik didih fraksi semakin tinggi. Kandungan oksigen bisa menaik apabila produk itu lama berhubungan dengan udara. Oksigen dalam minyak bumi berada dalam bentuk ikatan sebagai asam karboksilat, keton, ester, eter, anhidrida, senyawa monosiklo dan disiklo serta phenol. Sebagai asam karboksilat berupa asam naphthenat (asam alisiklik) dan asam alifatik. Contoh dari senyawaan oksigen yang terdapat dalam minyak bumi diantaranya adalah furan dan benzofuran.

Senyawaan Nitrogen

Umumnya kandungan nitrogen dalam minyak bumi sangat rendah, yaitu 0,1 – 0,9 %. Kandungan tertinggi terdapat pada fraksi berat (residu). Nitrogen mempunyai sifat racun terhadap katalis dan dapat membentuk gum / getah pada fuel oil. Kandungan nitrogen terbanyak terdapat pada fraksi titik didih tinggi. Nitrogen yang mempunyai berat molekul yang relatif rendah dapat diekstrak dengan asam mineral encer, sedangkan yang mempunyai berat molekul yang tinggi tidak dapat diekstrak dengan asam mineral encer. Contoh senyawa nitrogen yang terdapat dalam minyak bumi diantaranya adalah pyridin dan pyrrol.

Senyawaan Logam

Unsur-unsur logam seperti natrium, kalium, magnesium, besi, vanadium, dan nikel yang terkandung didalam minyak bumi dapat terikat baik sebagai senyawa anorganik yang biasanya larut dalam air maupun sebagai senyawa kompleks logam organik. Logam – logam seperti besi, tembaga, terutama nikel dan vanadium pada proses catalytic cracking mempengaruhi aktifitas katalis, sebab dapat menurunkan produk minyak bumi seperti menghasilkan banyak gas dan pembentukkan coke (kerak).

Karakteristik Minyak Bumi

Minyak bumi terdiri dari campuran berbagai persenyawaan kimia dari suatu golongan yang disebut hidrokarbon dan persenyawaan lain yang mengandung unsur-unsur O2, sulphur, N2, dan logam-logam dalam jumlah kecil. Jenis hidrokarbon yang satu berbeda sifatnya dengan jenis hidrokarbon yang lain. Hal ini yang menyebabkan pengaruh terhadap sifat dan kegunaannya serta mutu dari produk-produk minyak bumi ( EDI PRAYITNO, 2006).

(20)

Suatu jenis produk minyak bumi harus mempunyai sifat-sifat tertentu dalam memenuhi mutunya dan sebagian besar sifat-sifat tersebut ditentukan oleh jenis hidrokarbon yang terkandung didalamnya. Pengaruh jenis hidrokarbon terhadap sifat karakteristik produk minyak bumi

Karakteristik Minyak Bumi Parafinik Minyak Bumi Aromatik specific grafity 60/60 0F rendah tinggi

specific grafity API rendah tinggi angka oktan rendah tinggi angka setana tinggi rendah titik asap tinggi rendah titik tuang tinggi rendah indeks viskositas tinggi rendah Sumber : Pertamina, 2006

Untuk minyak jenis naptenik pada umumnya mempunyai sifat diantara jenis parafinik dan aromatik. Produk-produk Hasil Pengolahan Minyak Bumi

Minyak mentah (crude oil) belum bisa dimanfaatkan langsung sebagai bahan bakar. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu pada minyak mentah agar diperoleh produk-produk dari minyak mentah. Untuk menghasilkan produk minyak bumi, digunakan bermacam-macam pengolahan terhadap minyak mentah agar menjadi fraksi-fraksi yang diinginkan.

Tujuan dari pengolahan pada minyak mentah selain untuk fraksinasi juga untuk meningkatkan mutu dari produk minyak bumi hasil fraksinasi. Proses fraksinasi pada minyak bumi dapat dilakukan secara fisika maupun kimia, contoh sederhana proses fraksinasi pada minyak bumi adalah proses distilasi, dari proses ini akan dihasilkan berbagai produk bahan bakar minyak berdasarkan titik didihnya yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk kebutuhan kendaraan bermotor dan industri.

Fraksi-fraksi yang dihasilkan dari proses distilasi minyak bumi serta penggunaannya : Produk - produk Hasil Distilasi Minyak Bumi

Jarak Titik Didih (0C) Jumlah Atom Karbon Nama Penggunaan dibawah 30 1 - 4 fraksi gas bahan bakar pemanas/gas

30 - 180 5 - 10 bensin bahan bakar mobil

180 - 230 11 -12 minyak tanah bahan bakar jet,memasak 230 - 305 13 - 17 minyak gas bahan bakar diesel

305 - 405 18 - 25 minyak gas berat bahan bakar pemanas

sisa distilasi :1) minyak yang mudah menguap; minyak pelumas, lilin, dan vaselin. 2) bahan yang tidak menguap; aspal dan kokas dari minyak bumi.

Sumber : Fessenden dan Fessenden, 1997

http://raka-bsd.blogspot.com/2012/04/about-petroleum-crude-oil.html

Dalam kimia. parafin adalah nama umum untuk hidrokarbonalkan dengan formula CnH2n+2. Lilin

parafin merujuk pada benda padat dengan n=20–40.

Molekul parafin paling simpel adalah metana, CH4, sebuah gas dalam temperatur ruangan. Anggota

sejenis ini yang lebih berat, seperti oktan C8H18, muncul sebagai cairan pada temperatur ruangan.

Bentuk padat parafin, disebut lilin parafin, berasal dari molekul terberat mulai C20H42 hingga C40H82.

Lilin parafin pertama ditemukan oleh Carl Reichenbach tahun 1830.[1]

Parafin, atau hidrokarbon parafin, juga merupakan nama teknis untuk sebuah alkan pada umumnya, tapi dalam beberapa hal kata ini merujuk pada satu linear, atau alkan normal - dimana bercabang, atau isoalkan juga disebut isoparafin. Berbeda dari bahan bakar yang dikenal di Britania dan Afrika Selatan sebagai minyak parafin atau hanya parafin, yang disebut sebagai kerosin di sebagian besar AS, Australia dan Selandia Baru.

(21)

Namanya berasal dari kata Latin parum (= jarang) + affinis dengan arti seluruhnya "sedikit affinitas", atau "sedikit reaktivitas". Ini diakibatkan oleh alkan, yang non kutub dan sedikit gugus fungsional -nya, sangat tidak reaktif.

Referensi

Dokumen terkait

4.2 Pembahasan Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, dapat dijelaskan bahwa penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel, yang membahas tentang pengaruh

tes DAP (Draw a Person) Menilai karakter serta kepribadian yang dimiliki oleh seseorang yang mana di lihat dari cara seseorang itu menganalisis gambar orang yang dibuat langsung

Upaya secara konsisten memiliki tanggung jawab dan mampu dalam menyelesaikan tugas dengan memiliki solusi yang terbaik. Karyawan Perusahaan harus memiliki tanggung jawab

Metode temu kembali informasi yang digunakan adalah LSI (Latent Semantic Indexing), LSI digunakan untuk memodelkan dan menganilisis informasi semantik antara kode sumber

Penelitian ini menggunakan terapi non farmakologi yaitu dengan pemberian tehnik distraksi terapi musik yang terbukti menunjukan perubahan terhadap intensitas nyeri yang

Daya tertinggi terjadi pada jam 14:00 dengan alat tambahan dikarenakan solar sell selalu mengikuti arah pencari sinar matahari serta lensa cembung yang akan meningkatkan

Segala puji dan syukur kehadirat Yesus Kristus untuk segala berkat dan kasihNya yang melampaui segala akal dan pikiran yang selalu menyertai dan memampukan penulis

Pengabdian masyarakat dalam bentuk pendidikan kesehatan mengenai SEFT ini penting dilakukan untuk menjadi solusi konkrit mengatasi permasalahan kecemasan yang dialami