vi ABSTRAK
KARAKTERISTIK PENDERITA AIDS DAN INFEKSI OPORTUNISTIK DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR PERIODE
JULI 2013 SAMPAI JUNI 2014
Acquired immune defficiency syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala
atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi
Human Immmunodeficiency Virus (HIV). Infeksi oportunistik adalah infeksi yang
muncul akibat penurunan kekebalan tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik penderita AIDS dan infeksi oportunistik di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar periode Juli 2013 sampai Juni 2014. Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif. Sampel penelitian ini adalah semua pasien penderita AIDS yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar periode Juli 2013 sampai Juni 2014 yang kelengkapan datanya baik. Total 179 penderita AIDS terdapat 121 orang laki-laki (67,6%), rentang usia terbanyak 30 s/d 39 tahun (39,7%), pekerjaan terbanyak pegawai swasta (43%), beragama Hindu (74,3%), pasien dengan status kawin (73,7%), dan bertempat tinggal di Bali (98,3%) Jenis infeksi oportunistik yang paling sering ditemukan pada penderita AIDS yang dirawat inap di RSUP Sanglah adalah Kandidiasis (28,3%). Diharapkan penelitian ini berguna bagi tatalaksana HIV/AIDS di masa yang akan datang.
Kata Kunci: Karakteristik Penderita, AIDS, Infeksi Oportunistik, RSUP Sanglah Denpasar
vii ABSTRACT
CHARACTERISTICS OF AIDS PATIENTS AND OPPORTUNISTIC INFECTION AT SANGLAH HOSPITAL DENPASAR PERIOD OF JULY
2013 – JUNE 2014
AIDS is a set of symptomps due to the decreased of immune system caused by HIV. Opportunistic infections are infections caused by the decrease in the immune system. This study aims to know the description of individual characteristic and opportunistic infections in people with AIDS at Sanglah Hospital Denpasa period July 2013 – June 2014. This study is observational descriptive. The sampel in this study were all patients with AIDS who are hospitalized in Sanglah Hospital period July 2013 – June 2014 that has a complete data. One hundred and seventy nine AIDS patients consist of 121 males (67,6%), mostly between 30-39 years old (39,7%), majority were private employes (43%), Hinduism (74,3%), married (73,7%), and lived in Bali (98,3%). The highest OI type is Candidiasis (28,3%). It is hoped this study ca be useful for management of HIV/AIDS in the future.
Keywords : Characteristics of Patients, AIDS, Opportunistic Infection, Sanglah Hospital Denpasar
viii RINGKASAN
KARAKTERISTIK PENDERITA AIDS DAN INFEKSI OPORTUNISTIK DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR PERIODE
JULI 2013 SAMPAI JUNI 2014
Acquired immune defficiency syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala
atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi
Human Immmunodeficiency Virus (HIV). Infeksi oportunistik adalah infeksi yang
muncul akibat penurunan kekebalan tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik penderita AIDS dan infeksi oportunistik di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar periode Juli 2013 sampai Juni 2014. Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif. Sampel penelitian ini adalah semua pasien penderita AIDS yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar periode Juli 2013 sampai Juni 2014 yang kelengkapan datanya baik.
Penelitian ini berhasil mengidentifikasi 179 penderita AIDS dengan proporsi laki-laki sebesar 67,6% dan perempuan sebesar 32,4%. Tingginya proporsi laki yang menderita HIV/AIDS diasumsikan karena banyaknya laki-laki yang melakukan hubungan seksual berisiko dan menggunakan napza suntik (penasun) dibandingkan perempuan yang lebih sering mendapatkannya dari pasangan seksual mereka. Sementara itu, terdapat juga perbedaan laki-laki dan perempuan dalam hal menjaga kesehatan. Perempuan biasanya lebih memperhatikan kesehatannya dan lebih sering mengobatkan dirinya dibandingkan laki-laki (Notoadmodjo, 2003).
Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan data bahwa persentase penderita AIDS terbanyak adalah kelompok umur 30-39 tahun berjumlah 71 orang (39,7%), disusul kelompok umur 40-49 tahun berjumlah 50 orang (27,9%), dan kelompok umur 20-29 tahun berjumlah 39 orang (21,8%). Alasan utama mengapa angka infeksi HIV tinggi diantara umur dewasa muda adalah karena pada golongan dewasa muda merupakan masa penemuan, muncul perasaan bebas dan eksplorasi hubungan dan perilaku baru (Stine, 2011) dalam artian kalangan muda mengambil risiko dan pengalaman, terutama pada perilaku seksual yang merupakan bagian terpenting dari risiko infeksi HIV. Hal lain juga adalah beberapa diantara mereka melakukan tindakan mencoba-coba dengan memakai narkoba (Stine, 2011).
Proporsi penderita AIDS berdasarkan pekerjaan terdapat paling tinggi pada penderita dengan pekerjaan pegawai swasta dengan proporsinya 43%, diikuti penderita dengan pekerjaan wiraswasta (12,8%), dan ibu rumah tangga (9,5%). Wiraswasta dinilai sebagai pekerjaan dengan mobilitas yang tinggi dan lebih sering berada di luar rumah serta berhubungan dengan orang banyak. Pegawai swasta yang secara pendidikan seharusnya lebih paham tentang HIV/AIDS tidak menjamin kelompok tersebut terbebas dari kelompok berisiko. Faktor stres terhadap pekerjaan, jauh dari keluarga (istri dan keluarga), kurangnya pengetahuan tentang HIV/AIDS dan rendahnya kesadaran tentang tindakan pencegahan penularan HIV diidentifikasi sebagai penyebab penularan HIV.
Proporsi penderita AIDS berdasarkan agama terdapat paling tinggi pada penderita beragama Hindu dengan proporsi sebesar 74,3%, diikuti agama Islam (17,3%), Kristen Protestan (5,6%), dan Katolik (2,8%). Tingginya proporsi
ix
penderita AIDS beragama Hindu diasumsikan karena penelitian ini dilakukan di Bali yang 87,86% penduduknya pemeluk agama Hindu (Kemenag Prov. Bali, 2011).
Proporsi penderita AIDS berdasarkan status perkawinan terdapat paling tinggi pada kategori kawin 132 orang (73,7%), diikuti kategori tidak kawin 41 orang (22,9%), dan kategori janda/duda 6 orang (3,4%). Tingginya jumlah penderita AIDS yang berstatus kawin dapat disebabkan karena penularan HIV melalui kontak seksual dari pasangannya (suami/istri), artinya mereka mempunyai pasangan tetap, tetapi mereka juga melakukan seks beresiko kemudian di rumah berhubungan dengan suami/istrinya dengan sendirinya. Kemudian pasangan mereka akan tertular sehingga menambah jumlah pasien HIV/AIDS. Sedangkan menurut Meehan dkk. (2004), perkawinan dan kesetiaan perempuan tidak cukup untuk melindungi mereka dari infeksi HIV.
Proporsi penderita AIDS berdasarkan tempat tinggal terdapat paling tinggi pada kategori penderita yang bertempat tinggal di Bali dengan proporsi sebesar 98,3%, dan paling rendah pada penderita yang bertempat tinggal di luar Bali dengan proporsi sebesar 1,7%. RSUP Sanglah Denpasar adalah rumah sakit negeri kelas A yang menjadi tempat rujukan Indonesia Tengah, Timur, dan Timor Leste. Dengan demikian, mayoritas sampel adalah penderita AIDS yang bertempat tinggal di Bali.
Jenis infeksi oportunistik yang paling sering ditemukan pada penderita AIDS yang dirawat inap di RSUP Sanglah adalah Kandidiasis (28,3%). Tingginya proporsi kandidiasis diakibatkan oleh karena infeksi ini merupakan gejala klinis paling menonjol dan mudah dikenali sebagai tanda permulaan dari infeksi HIV. Selain itu, 50% rongga mulut manusia yang sehat membawa jamur ini sebagai mikroflora normal. Pengenalan pola kuman pada suatu wilayah dapat membantu menegakkan diagnostik awal dan penentuan pengobatan saat pemeriksaan laboratorium belum dapat membantu, sehingga penanganan dalam mengatasi IO dapat lebih tepat. Diharapkan penelitian ini berguna bagi tatalaksana HIV/AIDS di masa yang akan datang.
x SUMMARY
CHARACTERISTICS OF AIDS PATIENTS AND OPPORTUNISTIC INFECTION AT SANGLAH HOSPITAL DENPASAR PERIOD OF JULY
2013 – JUNE 2014
AIDS is a set of symptomps due to the decreased of immune system caused by HIV. Opportunistic infections are infections caused by the decrease in the immune system. This study aims to know the description of individual characteristic and opportunistic infections in people with AIDS at Sanglah Hospital Denpasar period July 2013 – June 2014. This study is observational descriptive. The sampel in this study were all patients with AIDS who are hospitalized in Sanglah Hospital period July 2013 – June 2014 that has a complete data.
This research has identified 179 people with AIDS with the proportion of men by 67,6% and 32,4% female. The high proportion of men who suffer from HIV / AIDS is assumed because of the many men who engage in risky sexual and injection drug use (IDU) than women who more often get it from their sexual partners. Meanwhile, there are also differences in men and women in terms of health care. Women usually pay more attention to health and more often seek treatment than men (Notoadmodjo, 2003).
Based on the results of this study, the highest percentage of AIDS patients was 30-39 years age group (39,7%), followed by the 40-49 year age group (27,9%), and the 20- 29 year age group (21,8%). The high rates of HIV infection among young adult age is due to young adults is a time of discovery, emerging sense of freedom and exploration of relationships and new behaviors (Stine, 2011) in the sense that young people take risks and experience, especially in sexual behavior that is the most important part of the risk of HIV infection. Another thing also is some of them try to use drugs (Stine, 2011).
The proportion of AIDS patients are highest in patients with private employees work (43%), entrepreneur (12,8%), and housewives (9,5%). Entrepreneur is a job with a high mobility. Private employees as an educated people that should be more understanding about HIV / AIDS does not guarantee this group as risk free group. Factors of occupational stress, away from the family (wife and family), lack of knowledge about HIV / AIDS and lack of awareness about HIV transmission prevention identified as the cause of HIV transmission.
The proportion of AIDS patients based on religion are Hindu 74.3%, Moslem (17,3%), Protestant (5,6%), and Catholic (2,8%). The high proportion of AIDS patients Hindu assumed because the study was conducted in Bali which is 87,86% of the population are Hindus.
The proportion of AIDS patients based on marital status are married (73,7%), unmarried (22,9%), and widow / widower (3,4%). The high number of AIDS patients who are married may be caused by the transmission of HIV through sexual contact of a spouse (husband / wife), meaning that they have a regular partner, but they also have sex-related risk. Meanwhile, according to Meehan et al. (2004), women's marriage and fidelity are not enough to protect them from HIV infection.
The proportion of AIDS patients based on residence are the highest in the category of people who reside in Bali with a proportion of 98.3%, and lowest in
xi
patients who reside outside of Bali with a proportion of 1.7%. Sanglah Hospital as a hospital grade A becomes a referral hospital from Indonesia Central, East, and East Timor. Thus, the majority of the samples are AIDS patients residing in Bali.
Opportunistic infections that most commonly found in AIDS patients hospitalized at Sanglah is candidiasis (28.3%). The high proportion of candidiasis is because this infection is the most prominent clinical symptoms and easily recognizable as marking the beginning of the HIV infection. In addition, 50% of oral cavity of healthy man bring this fungus as normal microflora. Germs pattern recognition in an area can help establish early diagnostic and treatment determination. Hopefully this research is useful for the treatment of HIV / AIDS in the future.
xii DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM... i
LEMBAR PERSETUJUAN... ii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv
KATA PENGANTAR... v
ABSTRAK ………... vi
ABSTRACT ………. vii
RINGKASAN ………. viii
SUMMARY ……… x
DAFTAR ISI... xii
DAFTAR TABEL... xiv
DAFTAR GAMBAR... xv
DAFTAR SINGKATAN... xvi
DAFTAR LAMPIRAN... xvii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian... 1
1.2. Rumusan Masalah... 4
1.3. Tujuan Penelitian... 4
1.3.1. Tujuan Umum... 4
1.3.2. Tujuan Khusus... 4
1.4. Manfaat Penelitian... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Definisi HIV/AIDS... 6
2.2. Etiologi HIV/AIDS... 6
2.3. Transmisi Penularan HIV/AIDS... 8
2.4. Patogenesis dan Patofisiologi HIV/AIDS... 9
2.4.1. Patogenesis... 9
2.4.2. Patofisiologi... 10
2.5. Diagnosis dan Pemeriksaan HIV/AIDS... 11
2.5.1. Diagnosis... 11
2.5.2. Pemeriksaan... 13
2.6. Penatalaksanaan Klinis... 14
2.6.1. Penatalaksanaan Umum... 14
2.6.2. Penatalaksanaan Khusus... 14
2.7. Infeksi Oportunistik dan HIV/AIDS... 16
2.7.1. Patogen Penyebab……….. 16
2.7.2. Profilaksis untuk Infeksi Oportunistik………... 24
BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir... 25
3.2. Konsep Penelitian... 27
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian... 28
4.2. Subjek dan Sampel... 28
xiii
4.2.2. Kriteria Sampel... 29
4.2.3. Besar Sampel... 29
4.2.4. Teknik Pengambilan Data……… 29
4.3. Variabel... 29
4.3.1. Definisi Operasional Variabel... 29
4.4. Bahan dan Instrumen Penelitian... 32
4.5. Protokol Penelitian... 32
4.6. Analisis Data... 34
4.7. Kelemahan Penelitian... 34
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ……….... 35
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ………. 46
DAFTAR PUSTAKA... 48 LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Gejala Mayor dan Minor pada Pasien HIV & AIDS……… 12 Tabel 2.2. Klasifikasi klinis dan CD4 orang dewasa menurut CDC…………. 13 Tabel 2.3. Rekomendasi memulai terapi antiretroviral pada penderita
dewasa menurut WHO (2006)….………. 16 Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita AIDS Berdasarkan Umur………….. 36 Tabel 5.2 Distribusi Proporsi Penderita AIDS Berdasarkan Jenis Kelamin…. 37 Tabel 5.3 Distribusi Proporsi Penderita AIDS Berdasarkan Pekerjaan……… 39 Tabel 5.4 Distribusi Proporsi Penderita AIDS Berdasarkan Agama…………. 41 Tabel 5.5 Distribusi Proporsi Penderita AIDS Berdasarkan Status Perkawinan 41 Tabel 5.6 Distribusi Proporsi Penderita AIDS Berdasarkan Tempat Tinggal… 43 Tabel 5.7 Distribusi Proporsi Jenis Infeksi Oportunistik……… 44
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR SINGKATAN AIDS : Acquired Immune Defficiency Syndrome ART : Antiretroviral Therapy
CAP : Community Acquired Pneumonia
CDC : Center for Diseases Control CD4 : Cluster of differentiation 4 CMV : Cytomegalovirus
Depkes RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Ditjen PP&PL : Direktoran Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
EIA : Enzyme Immunoassay
ELISA : Enzyme-linked Immunosorbent Assay
ERCP : Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography HAART : Highly Active Antiretroviral Therapy
HAP : Hospital Acquired Pneumonia
HHV : Human Herpes Virus
HIV : Human Immmunodeficiency Virus
HLA : Human Leukocyte Antigen
IO : Infeksi Oportunistik
ITP : Idiopathic Trombocytopenic Purpura MAI : Mycobacterium avium intercelluler
NHL : Non-Hodgkin's Lymphoma
OCP : Oral Contraceptive Pill ODHA : Orang dengan HIV/AIDS PCP : Pneumocystis pneumonia RNA : Ribonucleic Acid
RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat
UNAIDS : United Nations Programme on HIV-AIDS
VZV : Varicella Zoster Virus
VCT : Voluntary Counselling Test
WB : Western Blot
xvii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil Analisa Data SPSS
Lampiran 2. Informed Consent
Lampiran 3. Ethical Clearence Penelitian Lampiran 4. Surat Ijin Melakukan Penelitian Lampiran 5. Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Acquired immune defficiency syndrome (AIDS) dapat diartikan
sebagai kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi Human Immmunodeficiency Virus (HIV) yang termasuk famili retroviridae, AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV (Djoerban dkk., 2009).
Kasus AIDS pertama kali ditemukan oleh Gottlieb di Amerika Serikat pada tahun 1981 dan virusnya ditemukan oleh Luc Montagnier pada tahun 1983 (Zulkifli, 2004).United Nations
Programme on HIV/AIDS (UNAIDS) melaporkan jumlah orang hidup
dengan HIV pada tahun 2012 sebanyak 35,3 juta orang. Pada tahun yang sama angka kematian AIDS sebesar 1,6 juta orang dan sebanyak 2,3 juta orang baru terinfeksi HIV di tahun 2012.
Kasus pertama di Indonesia dilaporkan secara resmi oleh Departemen Kesehatan pada tahun 1987, yaitu pada seorang warga Negara Belanda yang sedang berlibur ke Bali, yang mengawali perjalanan panjang epidemi HIV/AIDS, serta menambah deretan negara yang memiliki masalah HIV/AIDS di dunia. Berdasarkan laporan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2013) sampai dengan tahun 2005 jumlah AIDS yang dilaporkan sebanyak 4.987, tahun
2
2006 (3.514), tahun 2007 (4.425), tahun 2008 (4.943), tahun 2009 (5.483), tahun 2010 (6.845), tahun 2011 (7.004), tahun 2012 (5.686). Dari tahun 1987 sampai dengan Juni jumlah kumulatif AIDS 2013 sebanyak 43.667 orang, sedangkan jumlah kumulatif infeksi HIV sebanyak 108.600. WHO dan UNAIDS sudah memastikan Indonesia sebagai negara yang menunjukan kecenderungan baru yang berbahaya sejak Desember 2002. Hal ini seiring ditemukan peningkatan kasus HIV/AIDS yang tidak hanya ditularkan melalui hubungan seksual tetapi juga oleh jarum suntik yang semakin marak digunakan kalangan pecandu narkotika. Selain itu, faktor dari pariwisata Indonesia juga mempengaruhi peningkatan angka HIV/AIDS di Indonesia, khususnya Bali.
Provinsi Bali dengan jumlah kumulatif AIDS sebesar 3.344 menempati urutan kelima sebagai penyumbang terbesar kasus AIDS di Indonesia setelah Papua (7.795), Jawa Timur (6.900), DKI Jakarta (6.299), dan Jawa Barat (4.131). Selain itu Bali juga menempati urutan kedua sebagai provinsi dengan AIDS Case Rate/jumlah AIDS per 100.000 penduduk (77,8) tertinggi sampai dengan Juni 2013 setelah Papua (245,3) (Ditjen PP&PL Depkes RI, 2013). Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Provinsi (2013) kota Denpasar menduduki peringkat pertama kasus HIV/AIDS dari sembilan kabupaten/kota di Bali yaitu dengan jumlah infeksi HIV pada enam bulan pertama di tahun 2013 mencapai 391 dan jumlah kumulatif AIDS sampai Juni 2013 sebesar 1.408.
3
Tingginya tingkat keparahan dan kematian penderita AIDS disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satu faktor adalah penatalaksanaan penderita yang kurang tepat, termasuk terlambatnya diagnostik infeksi oportunistik (IO) pada penderita AIDS. Infeksi oportunistik mengakibatkan hampir 80% kematian pada pasien AIDS (Kumar, 2007). Infeksi oportunistik adalah infeksi mikroorganisme akibat adanya kesempatan untuk timbul pada kondisi-kondisi tertentu yang memungkinkan. Pengidap HIV di Indonesia cenderung mudah masuk ke stadium AIDS karena mengalami IO (Yusri dkk., 2012).
World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa proporsi IO
di berbagai negara berbeda-beda. Di Amerika Serikat, IO yang paling banyak ditemukan adalah Sarkoma Kaposi (21%), diikuti Oral candidiasis (13%), Cryptococcosis (7%), Cryptosporidiosis-Isosporiasis (6,2%), Cytomegalovirus (5%), serta Toksoplasmosis dan Tuberkulosis Paru masing-masing 3% (WHO, 2010). Data Departemen Kesehatan RI (2007) menunjukkan proporsi IO pada penderita AIDS di Indonesia adalah Kandidiasis Mulut (80,8%), Tuberkulosis (40,1%), Sitomegalovirus (28,8%), Ensefalitis Toksoplasma (17,3%), PCP (13,4%), Herpes Simpleks (9,6%), Mycobacterium Avium Complex (4,0%), Kriptosporodiosis (2,0%), dan Histoplasmosis Paru (2,0%). Hasil penelitian Lubis (2011) di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso bahwa IO terbanyak pada penderita AIDS adalah Tuberkulosis (67,4%), Toksoplasmosis (22,8%), Kandidiasis (5,4%), Diare Kronis (3,3%), dan Hepatitis C (1,1%).
4
Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian mengenai karakteristik penderita AIDS dan infeksi oportunistik pada penderita AIDS di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang penelitian, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1) Bagaimanakah karakteristik penderita AIDS di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar periode Juli 2013 sampai Juni 2014?
2) Bagaimanakah infeksi oportunistik pada penderita AIDS di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar periode Juli 2013 sampai Juni 2014?
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui karakteristik penderita AIDS dan infeksi oportunistik di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar periode Juli 2013 sampai Juni 2014.
1.3.2 Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita AIDS berdasarkan sosiodemografi yang meliputi umur, jenis kelamin, pekerjaan, agama, status perkawinan, dan tempat tinggal.
5
2) Untuk mengetahui distribusi proporsi jenis infeksi oportunistik pada penderita AIDS.
1.4. Manfaat Penelitian
1) Sebagai sarana bagi penulis untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai AIDS dan sebagai kesempatan bagi penulis untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
2) Memberikan informasi kepada praktisi kesehatan terutama di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar mengenai karakteristik penderita AIDS dan infeksi oportunistik.