• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori Politik dan Kebijakan Publik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Teori Politik dan Kebijakan Publik"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

O L E H : D R A . L U C I A D W I S U H A R T I , M . M P D

(2)

A.1 Sejarah pemikiran politik

 Ilmu politik baru lahir pada akhir abad 19. Pada

tahap itu ilmu politik berkembang secara pesat berdampingan dengan cabang-cabang ilmu sosial

lainnya, seperti sosiologi, antropologi, ekonomi, dan psikologi dan dalam perkembangan ini mereka

saling mempengaruhi.

 Ilmu politik sering dinamakan ilmu sosial yang

(3)

A.Sejarah pemikiran politik

 Di Yunani kuno misalnya, pemikiran mengenai negara sudah dimulai pada tahun 450 S.M, seperti terbukti dalam karya – karya ahli

sejarah Herodotus, atau filsuf – filsuf seperti Plato, Aristoteles, dan sebagainya.

Di Asia ada beberapa pusat kebudayaan, antara lain India dan China, yang telah mewariskan berbagai tulisan politik yang bermutu.

(4)

 Di Indonesia kita mendapati beberapa karya tulis

yang membahas masalah sejarah dan kenegaraan, seperti misalnya Negarakertagama yang ditulis pada masa Majapahit sekitar abad ke-13 dan ke 15 Masehi dan Babad Tanah Jawi.

 Di negara –negara benua Eropa seperti

Jerman,Austria, dan Prancis bahasan mengenai politik dalam abad ke -18 dan ke-19 banyak

(5)

Sesudah Perang Dunia II perkembangan ilmu politik semakin pesat lagi. Di negri

Belanda, dimana sampai saat ini penelitian mengenai negara dimonopoli oleh fakultas Hukum, didirikan Faculteit der Sociale en Politieke Wetenschappen (Fakultas Ilmu Sosial dan politik) pada tahun 1947(sekarang namanya Faculteit der Sociale Wetenschappen-Fakultas Ilmu Sosial)di Amsterdam.

Di Indonesiapun didirikan fakultas-fakultas yang serupa, yang dinamakan

(6)

 UNESCO pada tahun 1948 menyelenggarakan suatu

survei mengenai kedudukan ilmu politik di kira-kira 30 negara. Proyek ini, yang dipimpin oleh

W.Ebenstein dari Princeton University Amerika

(7)

 Sebagai tindak lanjutnya UNESCO bersama

International Political ScienceAssociation (IPSA)

yang didirikan pada tahun 1949, menyelenggarakan suatu penelitian mendalam mencakup kira-kira

(8)

A.1 ILMU POLITIK SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN (SCIENCE)

Adakalanya dipersoalkan apakah ilmu politik merupakan

ilmu pengetahuan(science)atau tidak, dan disangsikan apakah ilmu politik memenuhi syarat sebagai ilmu

pengetahuan. Soal ini menimbulkan pertanyaan : apakah yang dinamakan ilmu pengetahuan(science) itu?

Karakteristik ilmu pengetahuan(science) ialah tantangan untuk menguji hipotesis melalui eksperimen yang dapat dilakukan dalam keadaan terkontrol(controlled

circumstances)misalnya laboratorium.Berdasarkan eksperimen-eksperimen itu ilmu-ilmu eksakta dapat menemukan hukum-hukum yang dapat diuji

(9)

A.1 ILMU POLITIK SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN (SCIENCE)

 Jika definisi ini dipakai sebagai patokan, maka ilmu politik serta

ilmu sosial lainnya belum memenuhi syarat, karena sampai sekarang belum ditemukan hukum-hukum ilmiah seperti itu.

Mengapa demikian? Oleh karena yang diteliti adalah manusia

dan manusia itu adalah mahluk yang kreatif, yang selalu menemukan akal baru yang belum pernah diramalkan dan

malahan tidak dapat diramalkan. Lagi pula manusia itu sangat kompleks dan perilakunya tidak selalu didasarkan atas

pertimbangan rasional dan logis, sehingga mempersukar usaha untuk mengadakan perhitungan serta proyeksi untuk masa

depan.

 Dengan kata lain perilaku manusia tidak dapat diamati dalam

(10)

Konsep-konsep pokok para behavioralis dapat disimpulkan sebagai berikut

1.Tingkah laku politik memperlihatkan keteraturan (regularities) yang dapatdirumuskan dalam generalisasi-generalisasi.

2.Generalisasi-generalisasi ini pada azasnya harus dapat dibuktikan (verification)kebenarannya sesuai dengan tingkah laku yang berkaitan. 3.Dalam mengumpulkan dan menafsirkan data, diperlukan teknik-teknik penelitianyang cermat.

4.Untuk dapat mencapai kecermatan dalam penelitian, diperlukan adanyapengukuran dan kuantifikasi.

5.Dalam membuat analisa politik, nilai-nilai pribadi dari si penulis/peneliti sedapatmungkin tidak dimasukkan dalam penelitian (value-free).

(11)

Perbedaan antara kaum tradisionalis dan behavioralis

Para tradisionalis menekankan Para behavioralis menekankan

Nilai-nilai dan norma-norma Fakta

Filsafat Penelitian empiris

Ilmu terapan Ilu murni

Historis-yuridis Sosiologis-psikologis

(12)

A. 2 DEFINISI ILMU POLITIK

DEFINISI ILMU POLITIK

Menurut Miriam Budiardjo dalam buku ”Dasar-dasar Ilmu Politik”, ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari tentang perpolitikan. Politik diartikan sebagai usaha-usaha untuk mencapai kehidupan yang baik. Orang Yunani seperti Plato dan

(13)

Berikut ini adalah pengertian dan definisi politik menurut beberapa ahli

Rod Hague

Politik adalah kegiatan yang menyangkut cara bagaimana kelompok-kelompok mencapai keputusan-keputusan yang bersifat kolektif dan mengikat melalui usaha untuk mendamaikan perbedaan-perbedaan diantara anggota-anggotanya

Andrew Heywood

Politik adalah kegiatan suatu bangsa yang bertujuan untuk membuat,

mempertahankan, dan mengamandemen peraturan-peraturan umum yang

mengatur kehidupannya, yang berarti tidak dapat terlepas dari gejala komflik dan kerjasama

Carl Schmidt

Politik adalah suatu dunia yang didalamnya orang-orang lebih membuat keputusan - keputusan daripada lembaga-lembaga abstrak.

Litre

Politik didefinisikan sebagai ilmu memerintah dan mengatur Negara

Robert

(14)

Menurut Miriam Budiardjo ,bahwa konsep- konsep pokok dalam politik diantaranya adalah

1.negara (state)

2.kekuasaan (power)

3.pengambilan keputusan (decision making) 4.kebijakan(policy , beleid)

(15)

Hubungan ilmu Politik dengan ilmu-ilmu lainnya.

 Politik sangat berhubungan erat dengan ilmu-ilmu

sosial lainnya karena ilmu politik mempelajari

(16)

hubungan ilmu Politik dengan ilmu Ekonomi.

Ilmu politik dan Ekonomi sejak dulu sampai sekarang

selalu sangat erat hubungannya. Dalam setiap tindakan politik ada aspek ekonominya, demikian pula struktur perekonomian suatu masyarakat dapat mempengaruhi lembaga-lembaga politik yang sudah ada.

 Pada zaman Yunani, ilmu politik mengatur kehidupan

politik orang-orang Yunani, sedangkan ekonomi

(oikonomos) mengatur kemakmuran material dari warga negara Yunani. Pada abad 17, Montchretien de Watteville memperkenalkan istilah “Ekonomi Politik” yang

(17)

Hubungan ilmu politik dengan ilmu hukum.

Setiap masyarakat baik moderen maupun primitive harus berdasarkan kepada ketertiban. Hukum dibuat, dijalankan dan dipertahankan oleh suatu kekuasaan.  Pada saat ini, kekuasaan itu adalah Negara. Dalam hal ini sudah nampak

hubungan antara ilmu politik dan ilmu hukum, yaitu dalam peranan Negara sebagai pembentuk hukum dan dalam objek ilmu hukum itu sendiri yaitu

hukum. Ilmu politik juga menyelidiki hukum tetapi tidak menitik beratkan pada segi-segi teknis dari hukum, melainkan terutama menitikberatkan pada hukum sebagai hasil persaingan kekuatan-kekuatan social, sebagai hasil dari factor-faktor kekuasaan.

(18)

Hubungan Ilmu Politik dengan Sosiaologi.

Menurut Giddings, sarjana-sarjana ilmu politik harus menlengkapi

dirinya dengan pengetahuan dasar sosiologi, karena sosiologi sebagai ilmu masyarakat dengan hasil-hasil penyelidikannya, menyebabkan ilmu politik tidak perlu lagi mengadakan penyelidikan yang telah

dihasilkan oleh sosiaologi tersebut. Sosiologi meliputi berbagai cabang pengetahuan antara lain sosiaologi tentang kejahatan, sosiologi

pendidikan, sosiologi agama, sosiologi politik dan sebagainya.

Terutama sosiologi politik, sangat erat hubungannya dengan ilmu

politik, sebab sosiologi politik bagian dari sosiologi yang menganalisis proses-proses yang menitik beratkan pada dinamika tingkahlaku

(19)

Hubungan Ilmu Politik dengan Psikologi Sosial.

Psikologi berasal dari bahasa Yunani “psycos” yang berarti jiwa dan “logos” yang berarti

ilmu, jadi ilmu yang mempelajari tentang jiwa manusia. Proses pendekatan ilmu politik banyak memakai hukum-hukum dan dalil-dalil psikologi dalam menjelaskan gejala-gejala politik dan penyelidikan tentang motif-motif yang menjadi dasar setiap proses politik.

Sarjana psikologi mengembangkan pendapat-pendapat mereka tentang naluri, emosi, dan

kebiasaan individu atau “psyche” seseprang. Pengetahuan “psyche” seseorang dapat menjelaskan seluruh tingkah laku dan sikal orang itu. Dalam penyelidikan pendapat umum, propaganda, parpol, masalah kepemimpinan dan revolusi amat banyak

dipergunakan hukum-hukum dan dalil-dalil psikologi itu. Jika dahulu psikologi agak diabaikan dalam penyelidikan ilmu politik, dewasa ini keadaan itu berubah.

Pengetahuan psikologi diperlukan dimanapun dan kapanpun diadakan penyelidikan

politik secara ilmiah. Menurut Lasswell, di AS kini ilmu politik sedang mengalami

peninjauan kembali atas metode serta peristilahannya. Peninjauan kembali ini terutama disebabkan oleh pengalaman dalam pelaksanaan prosedur-prosedur psikologis dalam penyelidikan ilmu politik. Menurut Lasswell, psikologi akan memainkan perannya yang lebih besar lagi di masa depan, karena bertambah intensifnya perjuangan untuk

(20)

Hubungan Ilmu Politik dengan Antropologi Budaya.

Antropologi budaya menyelidiki aspek-aspek cultural dari setiap hidup bersama

dimasa lampau dan masa kini. Sebagai ilmu yang mempelajari kebudayaan masyarakat, maka hasil-hasil penyelidikan antropologi dapat bermanfaat bagi ilmu politik.

Terutama hasil-hasil penyelidikan kebudayaan dimasa lampau yang meliputi

semua aspek cultural masyarakat, termasuk ide-ide dan lembaga-lembaga

politiknya, dapat dijelaskan kepada sarjana-sarjana ilmu politik menjadi timbul suatu pertumbuhan dan perkembangan ide-ide dan lembaga-lembaga politik itu salah satu konsep antropologi budaya yang merupakan penemuan yang penting adalah “konsep kebudayaan” (culture concept) sebagaimana dikembangkan oleh Ralph Tipton dan sarjana-sarjana antropologi lainnya.

Konsep ini menyatakan eratnya hubungan antara kebudayaan sesuatu

masyarakat dengan kepribadian individu-individu dari masyarakat itu, antara kebudayaan dengan lembaga-lembaga dan ide-ide terdapat yang terdapat dalam masyarakat itu. Kebudayaan memberikan corak dan ragam pada

(21)

Hubungan Ilmu Politik dengan Sejarah

 Sejarah adalah deskriptif kronologis peristiwa dari zaman silam.

Sejarah merupakan penghimpunan kejadian-kejadian konkret di masa lalu. Ilmu politik tak terbatas pada apa yang terdapat dalam sejarah.

Mengetahui sejarah politik suatu Negara belum memberikan

gambaran yang tepat tentang keadaan politik negera itu di masa

lampau dan masa yang akan datang. Sejarah hanya menvatat apa yang pernah terjadi, sedang ilmu politik disamping menyelidiki apa yang pernah terjadi, juga apa yang kini sedang berlangsung dan

mengadakan ramalan hari depan suatu masyarakat, ditinjau dari segi politik.

Politik membutuhkan sejarah dan hamper semua peristiwa histories

(22)

Hubungan Ilmu Politik dengan Geografi.

Segala penyelidikan atas kehidupan manusia tidak akan bermanfaat dan

tidak akan sempurna jika penyelidikan itu tidak meliputi keadaan geografi.

Dengan kata lain kehidupan manusia akan dipengaruhi oleh letak geografi,

luas wilayah, kekayaan alam, iklim dsb. Misalnya letak geografis

menentukan apakan suatu Negara akan menjadi Negara “land power” atau “sea power” demikian juga letak suatu Negara akan mempengaruhi dalam diplomasi dan strategi perang.

Dalam hal ini, terdapat cabang geografi, yaitu geopolitik yang memberikan

penafsiran geografis atas hubungan-hubungan internasional. Geopolitik berusaha melukiskan hubungan yang erat antara factor-faktor geografis dan peristiwa-peristiwa politik.

(23)

Hubungan Ilmu Politik dengan Etika

Etika adalah pengetahuan tentang hal-hal yang baik dan buruk,

tentang keharusan dan hal-hal yang wajib dibiarkan. Hubungan ilmu politik dan etika dilukiskan sebagai suatu hubungan yang membatasi ilmu politik, terutama praktek politik.

Etika mengatakan apa yang harus dilakukan, tetapi disamping itu juga

menetapkan batas-batas dari apa yang wajib dibiarkan. Etika

memberikan dasar moral kepada politik. Apabila menhilangkan moral dari politik, maka akan kita dapatkan politik yang berisfat

“Machiavelistis” yaitu politk sebagai alat untuk melakukan segala sesuatu, baik atau buruk tanpa mengindahkan kesusilaan.

Hanya dengan jalan menjadikan kesusilaan sebagai dasar politik,

(24)

B.Konsep-konsep Politik

B.1.Teori Politik

Teori :generalisasi yang abstrak mengenai beberapa

fenomena. Dalam menyusun generalisasi itu teori selalu memakai konsep-konsep

Teori politik : bahasan sistematis dan

generalisasi-generalisasi dari politik.

Teori politik bersifat spekulatif (merenung-renung)

(25)

teori politik adalah bahasan dan renungan atas:

 tujuan dari kegiatan politik  cara-cara mencapai tujuan itu

 kemungkinan-kemungkinan dan

kebutuhan-kebutuhan yang ditimbulkan oleh situasi politik yang tertentu dan

 kewajiban-kewajiban (obligations) yang diakibatkan

(26)

Thomas P. Jenkin (The Study of Political Theory)

dibedakan 2 macam teori politik

1.Teori-teori yang mempunyai dasar moril dan yang

menentukan norma-norma politik (norm for political behavior). unsur norma-norma dan nilai (value)

valuational (mengandung nilai). antara lain filsafat politik, teori politik sistematis, ideologi dan sebagainya.

2.Teori-teori yang menggambarkan dan membahas fenomena dan fakta-fakta politik dengan tidak mempersoalkan

norma-norma atau nilai. Teori-teori ini dapat dinamakan non-valuational. Ia bisasanya bersifat deskriptif

(27)

Teori-teori kelompok A(dasar moril) dibagi tiga golongan:

1.Filsafat politik (Political Philosophy)

(28)

1.Filsafat politik (Political Philosophy)

Filsafat politik mencari penjelasan yang berdasarkan ratio. Ia

melihat jelas adanya hubungan antara sifat dan hakekat dari alam semesta (universe) dengan sifat dan hakekat dari

kehidupan politik di dunia fana ini.

Pokok pikiran dari filsafat politik :persoalan-persoalan yang

menyangkut alam semesta seperti metafisika dan

epistemology harus dipecahkan dulu sebelum persoalan-persoalan politik yang kita alami seahri-hari dapat

ditanggulangi.

 menurut filsuf Yunani Plato, keadilan :hakikat dari alam

(29)

Teori politik sistematis (Systematic Political Theory)

Teori-teori politik ini tidak memajukan suatu pandangan

tersendiri mengenai metafisika dan epistemology, tetapi

berdasarkan diri atas pandangan-pandangan yang sudah lazim diterima pada masa itu.

ia tidak menjelaskan asal-usul atau cara lahirnya norma-norma,

tetapi hanya mencoba untuk merealisasikan norma-norma dalam suatu program politik.

Teori-teori semacam ini merupakan suatu langkah lanjutan dari

filsafat politik dalam arti bahwa ia langsung menetrapkan norma-norma dalam kegiatan politik.

Bahasan-bahasan ini didasarkan atas pandangan yang sudah lazim

(30)

3.Ideologi politik (Political Ideology)

Ideologi politik: himpunan nilai-nilai, ide, norma-norma,

kepercayaan dan keyakinan, suatu “Weltanschauung”, yang dimiliki seorang atau sekelompok orang, atas dasar mana dia menentukan sikapnya terhadap kejadian dan problema politik yang dihadapinya dan yang menentukan tingkah laku

politiknya.

Nilai-nilai dan ide-ide ini merupakan sistem yang berpautan. Dasar dari ideologi politik =keyakinan akan adanya suatu pola

(31)

Ide-ide politik sering juga dibahas menurut sejarah perkembangannya, oleh karena

setiap ide politik selalu erat hubungannya dengan pikiran-pikiran dalam masa ide itu lahir.

Bidang kedua dari ilmu politik yaitu lembaga-lembaga politik seperti misalnya

pemerintah mencakup aparatur politik teknis untuk mencapai tujuan-tujuan sosial. Hubungan antara lapangan pertama dan lapangan kedua sangat erat, sebab tujuan-tujuan sosial dan politik biasanya ditentukan dalam filsafat dan doktrin politik.

Bidang ketiga mengenai partai-partai, golongan-golongan dan pendapat umum,

banyak memakai konsep-konsep sosiologis dan psikologis dan sering disebut political dymanics oleh karena sangat menonjolkan aspek-aspek dinamis dari proses-proses politik

Bidang keempat mengenai hubungan internasional. Bidang ini baru dikenal setelah

(32)

B.2 PENGERTIAN MASYARAKAT DALAM POLITIK

 Masyarakat adalah keseluruhan antara

hubungan-hubungan antar manusia.

Robert M. Mclver mengatakan: “Masyarakat adalah

suatu system hubungan-hubungan yang ditata (Society means a system of ordered relations).

Biasanya anggota-anggota masyarakat menghuni suatu wilayah geografis yang mempunyai

(33)

Di dalam kehidupan berkelompok dan dalam hubungannya

dengan manusia yang lain, pada dasarnya setiap manusia menginginkan beberapa nilai.

Dalam mengamati masyarakat di sekililingnya, yaitu masyarakat

Barat, Harold Laswell merinci delapan nilai yaitu: a. Kekuasan (power)

b. Kekayaan (wealth)

c. Penghormatan (respect) d. Kesehatan (well being) e. Kejujuran (tectitude) f. Keterampilan (skill)

(34)

B.3 PENGERTIAN NEGARA

 Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik,

Negara adalah organisasi pokok dari kekuasaan politik.

 Negara adalah alat (agency) dari masyarakat yang

mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan-hubungan dalam masyarakat dan menertibkan

(35)

 Negara :organisasi yang dalam sesuatu wilayah

dapat memaksakan kekuasaannya secara sah

terhadap semua golongan kekuasaan lainnya dan yang dapat menetapkan tujuan-tujuan dari

kehidupan bersama itu.

 Negara dapat mengintegrasikan & membimbing

(36)

Dalam rangka ini boleh dikatakan bahwa Negara

mempunyai dua tugas

a. Mengendalikan dan mengatur gejala-gejala

kekuasaan yang asocial, yakni yang bertentangan

satu sama lain, supaya tidak menjadi antagonis yang membahayakan

b. Mengorganisir dan mengintegrasikan kegiatan

(37)

Definisi negara

 Roger H. Soltau:  Harold J. Laski:  Max Weber:

(38)

Sifat-sifat Negara

1.Sifat memaksa. Agar peraturan perundang-undangan ditaati dan dengan demikian penertiban dalam masyarakat  dapat  tercapai maka Negara memiliki sifat memaksa.

2.Sifat monopoli. Negara mempunyai monopoli dalam menetapkan tujuan bersama dalam masyarakat

(39)

Unsur-unsur Negara

1. Rakyat

Rakyat merupakan unsur penting dalam membentuk negara, tanpa masyarakat maka mustahil Negara bisa terbentuk. Leacock mengatakan: Negara tidak akan berdiri tanpa adanya sekelompok orang yang mendiami bumi ini.

2. Wilayah.

wilayah merupakan unsur yang kedua, karena dengan ada wilayah yang didiami oleh manusia, maka negara akan terbentuk  dan kekuasaan Negara mencakup  seluruh wilayah, tidak hanya tanah , tetapi laut di sekelilingnya dan angkasa di atasnya,

3. Pemerintahan.

 setiap Negara mempunyai suatu organisasi yang berwenang untuk merumuskan dan melaksanakan keputusan-keputusan yang mengikat bagi seluruh penduduk  di dalam wilayahnya keputusan-keputusan ini berbuntuk perundang-undangan dan peraturan-peraturan lain dalam hal ini pemerintah bertindak atas nama Negara dan menyelenggarakan kekuasaan Negara.

4. Kedaulatan.

(40)

Tujuan dan fungsi Negara

 Roger H, saltou tujuan Negara :memungkinkan

rakyatnya berkembang serta menyelenggarakan daya cipta sebebas mungkin.

  sedangkan fungsi negara :upaya/kegiatan negara

untuk mengubah harapan itu menjadi kenyataan.

 Maka, tujuan negara tanpa fungsi negara adalah

(41)

Minimal, setiap negara harus melaksanakan fungsi:

 penertiban (law and order): untuk mencapai tujuan

bersama dan mencegah terjadinya konflik, negara harus melaksanakan penertiban, menjadi

stabilisator;

mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran

rakyat;

 pertahanan, menjaga kemungkinan serangan dari

luar;

 menegakkan keadilan, melalui badan-badan

(42)

Teori asal-usul negara

1.teori perjanjian masyarakat.

 Teori kontrak sosial atau teori perjanjian masyarakat

beranggapan bahwa negara dibentuk berdasarkan perjanjian-perjanjian masyarakat.

teori ini relatif bersifat universal, karena teori perjanjian

masyarakat adalah teori yang termudah dicapai dan negara tidak merupakan negara

Untuk menjelaskan teori asal mula negara yang didasarkan

atas kontrak sosial ini dapat dilihat dari beberapa pakar yang mempunyai pengaruh dalam pemikiran politik tentang

(43)

Thomas Hobbes (1588 – 1679)

 Bagi Hobbes, perjanjian tersebut terjadi antar

individu, bukan antara individu dengan negara. Maka menurut Hobbes, yang terkait sepenuhnya terhadap perjanjian tersebut adalah individu-individu tersebut.

 Negara sendiri bebas karena tidak terikat oleh

perjanjian, ia berada diatas individu. Negara bebas melakukan apapun yang dikehendakinya terlepas sesuai atau tidak dengan dengan kehendak individu.

Negara versi Hobbes ini juga tidak memiliki tangung

(44)

John Locke

 Berbeda dengan Hobbes, menurut Locke karena

kekuasaan negara terbentuk dari concent rakyat dan

produk perjanjian sosial warga negara, maka kekuasaan itu itdak bebas dan otonom berhadapan dengan aspirasi dan kehendak rakyat.

 Hubungan antara penguasa poltik dengan rakyat yang diperintah diumpamakan seseorang yang memberikan kepercayaan kepada orang lain untuk mengatur dirinya.  Maka hak bertindak dan mengatur yang dimiliki negara

(45)

Jean Jacques Rousseau

Negara atau “badan korporatif kolektif” dibentuk untuk

menyatakan “kemauan umum” (general will) dan kemauan umum tidak berarti kemauan seluruh rakyat, adakalanya perbedaan-perbedaan antara kemauan umum dan kemauan seluruh rakyat (will of all).

 Kemauan umum selalu benar dan ditujukan pada kebahagiaan

bersama, sedangkan kemauan seluruh rakyat juga

memperhatikan kepentingan individual (particular interest).

 Dengan konstruksi perjanjian masyarakat tersebut, Rousseau

menghasilkan bentuk negara yang kedaulatanya berada dalam tangan rakyat atau jenis negara yang demokratis melalui

(46)

Teori asal-usul negara

2.     Teori Ketuhanan

Teori ketuhanan ini dikenal juga dengan doktrin teokratis dalam teori asal mula

negara.

Teori ini pun bersifat universal dan ditemukan baik si dunia Timur maupun di

dunia Barat, baik di dalam teori maupun di dalam praktik.

Doktrin ketuhanan ini memperoleh bentuknya yang sempurna dalam

tulisan-tulisan para sarjana Eropa pada abad pertengahan yang menggunakan teori itu untuk mengemukakan hak-hak raja yang berasal dari Tuhan untuk memerintah dan bertahta sebagai raja (devine rights of kings) doktrin ketuhanan lahir

sebagairesultante kontroversial dari kekuasaan politik dalam abad pertengahan.

Kaum “monarchomach”  (penentang raja) berpendapat bahwa raja yang

(47)

Teori asal-usul negara

3.     Teori kekuatan

 Teori kekuatan secara sederhana dapat diartikan

bahwa negara yang pertama adalah hasil dominasi dari kelompok yang kuat terhadap kelompok yang lemah. Negara berbentuk dengan penaklukan dan pendudukan.

 Dalam teori ini pula kekuatan membuat hukum

(might makes right). Kekuatan adalah

(48)

Teori asal-usul negara

4.     Teori organis

 Konsepsi organis tentang hakikat dan asal mula

negara adalah suatu konsep biologis yang

melukiskan negara dengan istilah-istilah ilmu alam. Negara dianggap atau disamakan dengan makhluk hidup, manusia atau binatang.

 Doktrin organis dari segi isinya dapat digolongkan

(49)

Teori asal-usul negara

5.     Teori historis.

 Teori historis atau teori evolusionistis (gradualistic

theory) merupakan teori yang menyatakan bahwa lembaga-lembaga sosial tidak dibuat, tetapi tumbuh secara evolusioner sesuai dengan

kebutuhan-kebutuhan manusia.

 Sebagai lembaga sosial yang diperuntukan guna

(50)

Teori asal-usul negara

6.     Teori Patriarkal dan Matriarkal

 keluarga sebagai kelompok patriarkal adalah kesatuan sosial yang

paling utama dalam masyarakat primitif dan ayahlah yang

berkuasa dalam keluarga tersebut serta garis keturunan ditarik dari pihak ayah.

 Kemudian keluarga tersebut berkembang biak dan terjadilah

beberapa keluarga yang seluruhnya dipimpin oleh kepala (ayah) keluarga induk.

Lambat laun keluarga-keluarga tersebut kemudian membentuk

kesatuan etnis yang besar dan terjadilah suku patriarkal.

Sedangkan matriarkal adalah apabila berlangsung pada kelompok

(51)

Teori asal-usul negara

7.     Teori Daluarsa

 Teori daluarsa adalah teori yang menganggap bahwa

negara dikuasai oleh raja karena faktor kebiasaan.

 Raja beserta organisasinya (negara kerajaan) timbul

karena adanya milik yang sudah lama dan kemudian melahirkan hak milik, jadi raja bertahta karena hak milik itu yang didasarkan atas hukum kebiasaan

(52)

Teori asal-usul negara

8.Teori Alamiah

 Menurut teori ini negara merupakan ciptaan alam.

Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Aristoteles yang menyatakan bahwa manusia adalah zoon

politicon (Makhluk politik), dan dengan kodrat manusia tersebut maka kemudian manusia

(53)

B.4 KONSEP KEKUASAAN

Definisi

Kekuasaan adalah kemampuan untuk dalam suatu

hubungan sosial, melaksanakan kemauan sendiri sekalipun mengalami perlawanan, dan adapun dasar kemampuan ini. (Max`Weber dalam buku Wirtschaft und Gessellshaft). Esensi dari kekuasaan adalah hak mengadakan sanksi untuk

menyelenggarakan kekuasaan yang berbeda.

Sumber kekuasaan

. Sumber kekuasaan dapat berupa

kedudukan, kekayaan, atau kepercayaan. Dalam suatu

(54)

Pengaruh

Perumusan menurut Laswell dan Kaplan, yaitu

Kekuasaan adalah memengaruhi kebijakan orang lain melalui sanksi yang sangat berat.

• Kekuasaan merupakan kasus khusus dari penyelenggaraan

pengaruh, proses ancaman, jika mereka ttidak mematuhi kebijakan yang dimaksud.Definisi lain dari Norman Barry:

Pengaruh adalah suatu tipe kekuasaan yang, jika seseorang yang dipengaruhi agar bertindak dengan cara tertentu,dapat

dikatakan terdorong untuk melakukan tinakan yang sedemikian. Sekalipun ancaman sanksi yang terbuka tidak merupakan

(55)

Sumber kekuasaan

 1. Kekuasaan Bersumber pada Kedudukan

(Position)

a. Kekuasaan Formal atau legal (French & Raven, 1959)

b. Kendali atas Sumber dan Ganjaran (French & raven, 1959)

(56)

Sumber kekuasaan

2. Kekuasaan yang bersumber pada pribadi (personal)

a. Keahlian atau Ketrampilan (French & Raven, 1959) b. Persahabatan atau Kesetiaan (French & Raven, 1959 c. Karisma (House, 1977):Ciri kepribadian yang

menyebabkan timulnya kewibawaan pribadi dari pemimpin juga merupakan salah satu sumber

(57)

Sumber kekuasaan

3. Kekuasaan yang bersumber pada politik (political power)

a. Kendali atas Proses Pembuatan Keputusan (Pfeffer & Salanick, 1974

b. Koalisi (Stevenson, Perace & Porter, 1985) c. Partisipasi (Pfeffer, 1981)

(58)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian maka hipotesis yang diajukan yang menyatakan terdapat pengaruh disiplin kerja (X 1 ) dan lingkungan kerja (X 2 ) secara bersama- sama terhadap kinerja pegawai

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Tulungagung untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Islam di Program Studi Pendidikan

Pada proses pembelajaran 5DSD¶L 3XORHW di sanggar Aneuk Nanggroe Sagoe Padang Tiji kabupaten Pidie faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik dapat muncul

Dalam sebuah penelitian juga mengatakan bahwa kedekatan orang tua dan anak dapat mempengaruhi perkembangan mental anak yakni persepsi anak terhadap pola kedekatan

Ketika membaca sholawat wahidiyah dapat memasang niat disetiap kegiatan apapun w1.7d Seluruh aktifitas dipsw atau diluar psw diniati lillah dan lirrosul w1.17b Setelah

Air Tiga Rasa merupakan salah satu sumber mata air alami yang berada di kawasan Gunung Muria tepatnya di Rejenu Desa Japan, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus.. Sumber

Perseroan masih memiliki waktu sekitar satu setengah bulan untuk dapat mencapai memperoleh kontrak baru senilai Rp2,3 trilyun, yang menurut kami masih mungkin dapat dicapai

Dengan memperhatikan perilaku konsumen yang berbeda-beda dalam membuat keputusan membeli produk mie instan maka produsen harus tanggap dengan keinginan konsumen terhadap produk