• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Biblika Tentang Bilangan Binatang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kajian Biblika Tentang Bilangan Binatang"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN BIBLIKA TENTANG BILANGAN BINATANG 666 BERDASARKAN WAHYU 13:11-18 DAN RELEVANSINYA

DALAM KEHIDUPAN ORANG PERCAYA MASA KINI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat Dalam Menyelesaikan Stratum Satu (S1) Program Studi Teologi Kristen Pada

Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar

Oleh

YURESTI TO’BUNGAN

NPM: 11012065

SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA JAFFRAY MAKASSAR

(2)

Abstrak

Yuresti To’bungan. “Kajian Biblika Tentang Bilangan Binatang 666 Berdasarkan Wahyu 13:11-18 Dan Relevansinya Dalam Kehidupan Orang Percaya Masa Kini.” (Dibimbing oleh Pdt. Dr. Daniel Ronda)

Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengungkapkan makna bilangan binatang 666 berdasarkan Wahyu 13:11-18 serta untuk mengetahui relevansi bilangan binatang 666 dalam kehidupan orang percaya masa kini. Adapun hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: Pertama, bilangan binatang 666 adalah tanda pengikut Antikristus yang disimbolkan melalui pemberian tanda pada tangan kanan atau dahi. Tanda ini bukanlah chip atau barcode melainkan suatu kesediaan untuk menyembah Antikristus. Kedua, bilangan binatang 666 adalah syarat dalam transaksi jual beli. Setiap orang yang tidak memiliki tanda 666, yang bukan pengikut Antikristus, dan yang tidak menyembah Antikristus tidak akan diperbolehkan, ditolak, atau diasingkan dari dunia perdagangan. Ketiga, bilangan binatang 666 adalah bilangan seorang manusia yaitu Antikristus. Antikristus adalah seorang manusia yang “seolah -olah” hampir sempurna dan akan berkuasa atas seluruh bangsa. Ia akan memberi pengaruhnya melalui tiga bidang kekusaan yaitu bidang ekonomi, politik dan agama.

(3)

BAB 1 PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Rasa ingin tahu yang dimiliki oleh manusia mendorongnya untuk menyelidiki dan mengetahui berbagai hal yang terjadi di sekitarnya. Rasa ingin tahu itu, menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan jawaban agar hasrat seseorang untuk mengetahui sesuatu dapat terpenuhi. Seperti yang dikatakan oleh John F. Walvoord: “umat manusia yang diciptakan menurut

gambar dan rupa Allah, meskipun telah cacat oleh dosa, memiliki kecenderungan alami untuk berusaha mendapatkan penjelasan tentang dunia di sekitar mereka.”1 Pertanyaan itu bukan hanya seputar hal yang telah atau sedang terjadi, melainkan juga seputar hal yang akan terjadi di masa depan, termasuk di dalamnya adalah nubuatan-nubuatan yang tertulis dalam Alkitab.

Nubuatan-nubuatan tentang akhir zaman yang tercatat dalam Alkitab merupakan hal yang banyak menimbulkan pertanyaan dan keingintahuan dari kalangan orang percaya, mengenai waktu penggenapan dari nubuatan-nubuatan

1 John F.Walvoord, Penggenapan Nubuat-Nubuat Masa Kini Zaman Akhir,

(4)

tersebut. Kejadian-kejadian yang terjadi di dunia saat ini seperti penderitaan orang percaya, munculnya nabi-nabi palsu dan ajaran-ajaran sesat, peperangan (bangsa bangkit melawan bangsa), kelaparan dan bencana-bencana alam, meningkatnya tindakan-tindakan kejahatan seperti yang tercatat dalam Matius pasal 24, menimbulkan pemikiran bahwa tanda-tanda akhir zaman sudah semakin nyata dan penggenapan nubuatan akhir zaman sementara berlangsung. Akan tetapi banyak orang percaya kecewa, seperti dikatakan oleh Yopie

Rattu, “Umat Tuhan sering merasa kecewa dengan tafsiran-tafsiran akhir zaman yang bermunculan karena banyak yang tidak terwujud.”2

Salah satu pokok yang banyak menarik perhatian, yaitu penafsiran Kitab Wahyu mengenai bilangan 666 yang sering disebut sebagai angka keramat, atau angka Antikristus, sehingga setiap hal yang menunjuk kepada bilangan 666 dianggap sebagai Antikristus. Yopie Rattu mengatakan dalam bukunya bahwa :

Deretan angka atau bilangan 666 itu dikenal oleh manusia pada umumnya dan merupakan nama inisial atau jati diri dari sang Antikristus yang sekaligus akan menjadi tanda atau cap yang akan diterima oleh banyak orang, khususnya mereka yang namanya tidak tertulis dalam Kitab Kehidupan.3

2 Yopie Rattu, Sridadi Atiyanto, dan Yunus Ciptawilangga, Benarkah Chip sebagai

Penggenapan 666?, (Bandung: Terang Hidup, 2013), 1.

(5)

Penafsiran lainnya menyatakan bahwa angka 666 adalah barcode. Seperti yang diyakini oleh Yopie Rattu, dkk menyatakan bahwa mereka “Merasa sangat yakin dan menyatakan bahwa angka 666 itu adalah barcode.

Barcode adalah sebuah mesin optis yang bisa dibaca mesin yang merepresentasikan data yang berhubungan dengan objek tempatnya ditempelkan. Pada dasarnya barcode adalah sekumpulan angka-angka atau nomor, dan nomor tersebut merepresentasikan suatu barang atau objek tertentu.”4 Selain itu, Marry Stewart Refle mengatakan Saat sebuah scanner mencatat harga dari UPC (Universal Product Code) yang ada pada barang di mana petugas kasir tidak memasukkan nilai harga barang itu, berarti Anda sedang berada dalam sistem tanda barcode atas pembelian barang-barang yang sedang Anda lakukan, dan jelas ini merupakan suatu isyarat bahwa tanda dari “si jahat” sudah bergerak semakin dekat.”5

Penafsiran umum lainnya mengaitkan bilangan 666 itu adalah nama-nama tokoh yang pernah berkuasa di dunia dengan cara menghitung jumlah bilangan namanya. “Orang-orang berusaha menerapkan metode ini terhadap

semua orang dalam sejarah yang kelihatannya merupakan si Antikristus dan

4 Ibid, 4.

5 Marry Stewart Refle, 666 dan Sistem Mata Uang Baru (Solo: PT Dabara Bengawan,

(6)

mereka memperoleh bilangan 666 untuk nama Nero, Paus, Napoleon, dan Hitler.”6

Berbagai pendekatan telah digunakan untuk menafsirkan makna terselubung dari bilangan 666. Pendekatan lain yang dapat digunakan adalah dengan memaknai bilangan 666 sebagai kiasan atau simbol. Angka tujuh berarti genap dan angka enam berarti tidak genap. Artinya bahwa angka 7 merupakan angka sempurna dan angka 6 hampir sempurna. Seperti yang dikatakan oleh R.E. Harlow bahwa kita tidak dapat mengetahui nama dari binatang pertama itu, tetapi kita tahu angkanya yaitu 666, dan ia menjelaskan demikian:

In Scripture every word is important because the Holy Spirit inspired the whole Bible. For example, the number seven often has the idea of “perfection”, the number of God. Six is the number of man, who always comes short of God’s perfection. The First beast is not God, only a man, the greatest man in his time, ruler of the world, still only man. God will punish this man (Wahyu 19:20), and all those who worship him or receive his mark (Wahyu 16:2).7

Dalam Alkitab setiap kata penting karena Roh Kudus mengilhami seluruh Alkitab. Misalnya, angka tujuh sering memiliki gagasan "kesempurnaan", angka bagi Tuhan. Enam adalah angka manusia, yang tidak memiliki kesempurnaan sama seperti Allah. Binatang Pertama bukan Tuhan, hanya manusia, manusia terbesar di zamannya, penguasa dunia, tetap seorang manusia. Allah akan menghukum orang ini (Wahyu 19:20), dan semua orang yang menyembah dia atau menerima tandanya (Wahyu 16:2).8

6 H. L. Willmington, Eskatologi (Malang: Gandum Mas, 1997), 136.

(7)

Kitab Wahyu merupakan kitab PB yang paling sulit untuk ditafsirkan. Sekalipun para pembaca yang mula-mula barangkali memahami makna beritanya tanpa terlalu banyak mengalami kebingungan, namun pada abad-abad berikutnya pandangan yang beraneka ragam mengenai makna kitab ini telah mengakibatkan lahirnya empat aliran penafsiran yang besar, yaitu:

Pertama, penafsiran preterist (dengan pandangan masa lampau) memandang kitab ini dari nubuat-nubuatannya sebagai hal yang telah digenapi pada masa gelaran sejarah asli dari kekaisaran Romawi , kecuali untuk pasal 19-22, yang masih menunggu penggenapannya pada masa yang akan datang. Kedua, penafsiran historistic (yang menekankan unsur sejarah) memandang kitab Wahyu sebagai suatu prakiraan nubuat dari seluruh perjalanan sejarah gereja sejak zaman Yohanes sampai pada zaman akhir. Ketiga, penafsiran idealist (yang menekankan pemikiran ideal) menganggap lambang-lambang dalam kitab ini sebagai hal yang mengungkapkan prinsip-prinsip rohani tertentu tentang kebaikan dan kejahatan dalam sejarah pada umumnya, tanpa menghubungkannya dengan peristiwa-peristiwa nyata dalam sejarah. Keempat, penafsiran futurist (dengan pandangan masa yang akan datang) mendekati pasal 4-22 sebagai nubuat tentang peristiwa-peristiwa dalam sejarah yang hanya akan terjadi pada akhir zaman ini.9

Oleh karena banyaknya pendekatan yang digunakan untuk menafsirkan kitab Wahyu, maka tentu banyak pula hasil penafsiran yang dikemukakan mengenai kedatangan Kristus kedua kali termasuk penafsiran makna dari angka 666, di mana hal ini menimbulkan kebingungan bagi sebagian orang percaya. Itulah sebabnya penulis terdorong untuk menulis masalah ini dalam skripsi yang berjudul: “Kajian Biblika tentang Bilangan Binatang 666

9 Donald C. Stamps (ed.), Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, Cetakan Kelima

(8)

Berdasarkan Wahyu 13:11-18 dan Relevansinya dalam Kehidupan Orang Percaya Masa Kini.”

Masalah Pokok

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penulisan skripsi ini, penulis mengangkat beberapa masalah pokok sebagai berikut:

Pertama, apakah sebenarnya makna bilangan binatang 666 berdasarkan

kitab Wahyu 13:11-18?

Kedua, bagaimana relevansi makna bilangan binatang 666 dalam

kehidupan

orang percaya masa kini?

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah:

Pertama, untuk mengungkapkan makna bilangan binatang 666

(9)

Kedua, untuk mengatahui relevansi bilangan binatang 666 dalam

kehidupan

orang percaya masa kini.

Metode Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, metode yang digunakan oleh penulis adalah:

Pertama, metode penelitian kualitatif atau Library Reserch di mana

penulis

meneliti dan mengumpulkan data dari buku-buku yang relevan dengan pokok bahasan di atas.

Kedua, metode hermeneutik dengan mengeksegesis Wahyu 13:11-18,

dengan menggunakan pendekatan penafsiran futurist, yaitu penafsiran yang memandang Kitab Wahyu berkenaan dengan kejadian-kejadian yang akan terjadi di akhir zaman, kecuali pasal 1-3. “Penafsiran futuris menunjukkan

unsur-unsur nubuat dan apokaliptik dalam Kitab Suci terutama terhadap “akhir zaman” di mana semua peristiwa akan terjadi, dan kebanyakan dari hal ini masih merupakan sesuatu yang akan datang.”10

Batasan Penulisan

10 Millard J. Erickson, Pandangan Kontemporer dalam Eskatologi (Malang: Literatur

(10)

Ruang lingkup pembahasan skripsi ini terbatas pada Wahyu 13:11-18 dan ayat-ayat dari Alkitab yang ada kaitannya dengan penulisan skripsi ini sebagai ayat referensi.

Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan tentang bilangan binatang 666 ini adalah:

Pertama, untuk mengembangkan pengetahuan penulis mengenai

nubuatan akhir

zaman, khususnya yang berkaitan dengan bilangan 666.

Kedua, agar tulisan ini dapat menjadi bahan pelajaran bagi setiap orang

percaya,

dan memberikan pemahaman yang Alkitabiah tentang bilangan 666. Ketiga, memenuhi syarat untuk menyelesaikan Strata Satu (S1),

Program Studi

Teologi Kristen pada Sekolah Tingggi Theologia Jaffray Makassar.

Sistematika Uraian

(11)

Bab pertama, merupakan pendahuluan, yang membahas latar belakang

masalah, pokok masalah, tujuan penulisan, metode penelitian, batasan penulisan, manfaat penulisan, dan diakhiri dengan sistematika penulisan.

Bab kedua, merupakan tinjauan pustaka yang berisi latar belakang

Kitab Wahyu, yang terdiri dari latar belakang penulisan, penulis dan waktu penulisan, tujuan penulisan, penerima Kitab Wahyu, keunikan Kitab Wahyu, dan garis besar Kitab Wahyu.

Bab ketiga, merupakan penjelasan eksegesis tentang bilangan binatang

666 berdasarkan “Wahyu 13:11-18”.

Bab keempat, merupakan pembahasan tentang relevansi atau hubungan

makna bilangan binatang 666 dalam kehidupan orang percaya masa kini. Bab kelima, merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan

Referensi

Dokumen terkait

Kerjakan soal dibawah ini ini dengan menempatkan tanda pertidaksamaan lebih besar dari (>),. lebih kecil dari (<), atau sama dengan (=)

Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d pada lembar jawaban yang disediakan.. Nilai tempat angka 7 pada

Misalnya, untuk meminta, cara meminta kepada teman, orang yang berusia lebih tua atau lebih tinggi kedudukannya, orang yang baru dikenal atau tidak dikenal, perlu diperhatikan

Angka (19) : Diisi dengan tanda tangan dan nama Wajib Pajak, wakil Wajib Pajak, kuasa Wajib Pajak, atau pihak yang dapat mewakili Wajib Pajak. Dalam hal Wajib

Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi dan/atau 3

Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka dapat dipertegas bahwa untuk mengenalkan konsep bilangan atau angka pada anak usia 5-6 tahun dapat dilakukan dengan bermain

Sementara, angka atau bilangan dari det(A) disebut determinan dari A. Oleh sebab itu, teorema-teorema berikut akan membantu dalam penghitungan determinan.. Teorema 4 berikut

Kata identitas berasal dari bahasa Inggris identity yang memiliki pengertian harfiah; ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok atau sesuatu sehingga membedakan