Nama: Febrianna Delphina
Kelas: X IIS 1
Remedial UAS Agama Kristen Protestan
Selasa, 17 Januari 2012 - 08:48 wib
Mabuk, dua pelajar aniaya polisi
Sindonews.com - Aksi dua pelajar kelas 3 salah satu SMA swasta di Kudus ini
memang tidak pantas ditiru. Selain mabuk dan melanggar lalu lintas, dua remaja ini mengeroyok Aiptu Suyono, anggota Sentral Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Kudus.
Akibatnya, dua pelajar yang sebentar lagi akan mengikuti ujian akhir nasional (UAN) tersebut kini ditahan oleh pihak kepolisian untuk mempertanggungjawabkan
perbuatannya.
Kedua pelajar tersebut adalah YRH, 17, asal Kabupaten Jepara dan OS, 17, asal Kota Semarang.
”Pemicu berbagai pelanggaran hukum yang dilakukan kedua pelajar ini karena mereka dalam kondisi mabuk minuman keras,” ujar Kasatreskrim Polres Kudus AKP Suwardi kemarin.
Kejadian itu bermula ketika kedua pelaku berboncengan mengendarai sepeda motor dan berpapasan dengan mobil korban di Jalan Jenderal Sudirman, tepatnya di depan Kantor Kejari Kudus akhir pekan lalu.
Pelaku melaju dengan kecepatan cukup tinggi dari arah timur ke barat. Padahal sepanjang jalan mulai dari Alun-alun Kudus hingga persimpangan Penthol
yang saat itu sedang mengendarai mobil hendak menuju Polres, berpapasan dengan kedua pelaku di lokasi kejadian.
”Saat berpapasan di depan kantor kejaksaan, pelaku nyaris menyerempet mobil yang dikendarai korban,” ucapnya.
Karena kaget, korban membuang kemudi ke arah kiri kemudian berhenti. Ketika korban turun dari mobil, dua remaja tersebut berbalik arah dan mendekatinya. Tanpa banyak bicara, YRH dan OS langsung memukuli Aiptu Suyono.
Saat itu ada mobil Satuan Sabhara yang juga hendak balik ke Mapolres setelah melakukan patroli. Mengetahui ada perkelahian, anggota Sabhara turun kemudian membawa pelaku ke SPKT. (*)
Latar belakang:
Pelajar SMA, yang tertangkap mabuk-mabukan. Dicurigai karena
kebut-kebutan di jalan yang dilaluinya pun juga hanya satu arah.
Setelah tertangkap, pelajar SMA ini berani mengeroyok petugas
PORLES. Tersangka adalah pelajar yang ingin mengikuti UAN,
tetapi mereka ditahan untuk mempertanggung jawabkan
semuanya.
Penyebabnya:
Kedua anak SMA tersebut dalam keadaan mabuk-mabukan yang
membuat mereka melenceng.
Akibatnya:
Mereka berpas-pasan dengan mobil Aiptu Suyono, mereka pun
panik dan langsung membuang setir. Mereka menganggap mobil
itu yang salah. Mereka pun langsung menghampiri dan
mengeroyok pengendara mobil tersebut.
Solusi:
segera ditindak lanjuti bahwa tidak boleh mengendarai motor
tersebut. Apalagi ditambah dalam keadaan mabuk keras. Atau
tidak boleh mengikuti UAN. Lalu pengawasan dari orang tua.
Rabu, 4 Januari 2012 - 18:45 wib
Heboh video ciuman siswa SMA Tangerang
Sindonews.com -
Beredarnya video ciuman sepasang pelajar SMA di
Kecamatan Rajeg, telah meresahkan kalangan pelajar di Kabupaten
Tangerang. Polisi masih menyelidiki peredaran video tersebut.
Kasat Reskrim Polres Metro Kabupaten Tangerang Kompol Shinto
Silitonga mengatakan, pihaknya telah memintai keterangan dari kedua
pelajar tersebut. Kedua pelajar itu adalah NA (16) dan RD (16).
Keduanya melakukan adegan itu di ruang kelas dengan masih
menggunakan baju seragam.
para saksi yang mengetahui tentang awal mula beredarnya video
ciuman mesra itu,” terangnya, saat dihubungi oleh Okezone, Rabu
(4/1/2012).
Menurutnya, pihaknya telah meminta keterangan dari kedua pelajar
tersebut dan menggali keterangan dari saksi, baik dari siswa maupun
dari pihak sekolah. Jika memang terbukti kedua pelajar itu tentu akan
ditahan.
"Kita ingin tahu, apakah sengaja diedarkan oleh keduanya, atau tidak.
Ini dulu yang kita selidiki,” ujarnya.
Dia menambahkan, yang jelas video ciuman berdurasi enam menit itu
telah meresahkan pelajar di Kabupaten Tangerang dan pihak sekolah.
“Ini harus dibersihkan dari peredaran di masyarakat,” katanya.
(wbs)
Latar Belakang:
Ditemukan video ciuman dua remaja SMA yang dilakukan sekolah.
Sedang dilakukan penyelidikan kepada NA (16) dan RD (16).
Penyebab:
Kurangnya perhatian dari guru setempat atau orangtua. Adanya
paksaan dan ancaman dari salah satu belah pihak yang menimbulkan
kejadian tersebut.
Akibatnya:
Terjadinya perilaku menyimpang tersebut, membuat video ciuman
yang tidak layak untuk remaja SMA. Mendapatkan sanksi yang tidak
seharusnya didapatkan untuk seusia tersebut. Remaja SMA tersebut
juga memperjelek namai baik kota Tangerang.
Diberikan Rehabilitasi untuk pelajar tersebut agar mengerti mana yang
benar atau tidak. Pengawasan yang lebih ketat lagi oleh orangtua. Dan
mendekatkan diri lagi dengan Tuhan.
Selasa, 8 November 2011 – 06:23 wib
Remaja kabur dari rumah, ada apa?
pacarnya tak direstui. Buntutnya, Dwi yang sempat dilaporkan hilang ke polisi dan bikin kalang kabut orangtuanya, nekat nikah siri.
Dwi menikah siri dengan pacarnya, Muhammad Suhendar Sanusi al Nandar, pada 1 November 2011, di Bogor. Dwi menikah siri dengan wali hakim ustaz Yusuf. “Dwi menikah siri, sehari setelah kabur dari rumah. Dia nekat menikah di bawah tangan untuk menghindari kumpul kebo,” ujar Kapolsek Ciputat, Kompol Alip, kepada wartawan, Senin 7 November 2011.
Saat ini, Dwi sudah kembali bersama kedua orangtuanya, di Jalan Kertamukti No 03, Rt 04/08, Pisangan, Ciputat Timur. Saat dikunjungi ke rumahnya, tampak pintu rumah dan warung milik orangtua Dwi tertutup rapat. “Yang penting sekarang dia sudah kembali ke rumahnya bersama keluarga,” tambah Alip.
Kasus yang Docial sama namun motif berbeda adalah kaburnya Nadia Dwi Rachma atau Dea (22), mahasiswi Universitas Trisakti yang sempat hilang sejak 24 Oktober 2011. Dea akhirnya diketahui berada di Semarang pada 4 November di Semarang, setelah polisi mendeteksi sinyal telepon seluler yang digunakannya. Dea melarikan diri dari rumah karena membawa uang kuliah Rp3 juta. Selain itu, dia dituntut orangtua untuk segera lulus.
Psikolog Reza Indragiri Amriel mengungkapkan, ada empat faktor yang bisa
menyebabkan kemungkinan anak lari dari rumah. Kondisi rumah tangga, jelas Reza, menjadi pemicu utama anak merasa tidak betah di rumah. “Pertama, kondisi rumah tangga sangat ‘dingin’ sehingga anak-anak keluar dan mencari sendiri
‘kehangatan’,” ujar Reza.
Kedua, sambung Reza, rumah tangga yang selalu diwarnai konflik juga menjadi penyebab anak selalu berusaha mengurangi waktunya di rumah. “Ketiga, anak menginginkan DocialDa tau imajinasi kebahagian yang bisa didapat di luar rumah. Padahal di luar, kehidupan yang dialami tidak mudah,” jelas Reza.
Terakhir, anak kabur dari rumah karena alasan ekonomi. Menurut Reza, orangtua cenderung menutup mata dengan permasalahan yang dihadapi anak dan baru menyadari setelah sang anak hilang rimbanya.
Karena itu untuk mengantisipasi, orangtua harus melakukan pendekatan dari hati ke hati. “Perlu interaksi orangtua dan anak ditingkatkan. Butuh keterampilan untuk mengatasi Docial terhadap anak. Kehangatan keluarga perlu ditingkatkan. Selain itu perlu pendekatan agama atau memberikan pemahaman agama,” bebernya.
Peran orangtua
Dr Andri SpKJ, psikiater dan Pengamat Kesehatan Jiwa
dari FK UKRIDA mengatakan, dalam praktik perkembangan anak,orang tua diharapkan dapat menjadi sahabat yang mendampingi kesulitan anak saat melakukan peran sosialnya.
Andri menjelaskan, bukan tipikal orang tua yang menyalahkan dan mengancam anak untuk menuruti kemauan orang tua. Dukungan bagi anak saat kesulitan dalam menerima kesalahan ataupun kekalahan sangat penting. Ini membuat mereka merasa nyaman dan tidak takut.
Anak tetap harus tahu apa yang dilakukannya adalah salah dan perlu mampu untuk menerimanya dengan lapang,tetapi sikap orang tua yang terlalu
membesarbesarkan kesalahan tersebut akan membuat anak menjadi minder dan di lain waktu bisa memungkinkannya untuk tidak jujur.
Di sini kebijaksanaan orang tua sangatlah penting. Jadi,faktor yang terjadi pada anak adalah suatu keseimbangan proses antara anak dan orang tua.Tidak ada yang paling penting dan paling bisa disalahkan bila terjadi suatu masalah.Semuanya mempunyai peran yang saling menutupi kebutuhan psikososial anak.Semoga kita semua dapat menjadi orang tua yang bijaksana.
Bagaimanapun, Dwi dan Dea masih beruntung karena bisa kembali lagi ke pelukan orangtua, bahkah telah bersuami pula. Namun dalam beberapa kasus, sejumlah remaja yang dikabarkan hilang justru berujung tragis. Tak sedikit remaja yang terbujuk oleh orang yang baru dikenalnya, terutama melalui jejaring Docial, lalu diculik, diperkosa, atau dibunuh. Bahkan ada yang hilang tanpa jejak, tak ditemukan selamanya. Ngerikan!