• Tidak ada hasil yang ditemukan

tugas makalah uts ekonomi MONETER ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "tugas makalah uts ekonomi MONETER ISLAM"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH MONETER ISLAM BAB V KEBERATAN DAN ALASAN

(PINJAMAN JANGKA PENDEK)

Di Susun Oleh:

Istiyana 20120430187

FAKULTAS EKONOMI

EKONOMI KEUANGAN DAN PERBANKAN ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

BAB I PENDAHULUAN Pengertian Kredit

Dalam pengertian sederhana kredit merupakan penyaluran dana dar pihak pemilik dana kepada ihak yang memerlukan dana.Dalam bahasa Latin kredit berasal dari kata “credere” yang artinya percaya. Dalam undang-undang perbankan No.10 Tahun 1998, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan tujuan dan kesepakatan pinkjam meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan ppemberian bunga.Kredit ini merupakan penyaluran dana yang dilakukan oleh bank konvensional kepada nasabah (debitur). Sedangkan menurut pengertian pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

Intisari dari kredit adalah unsur kepercayaan.Unsur lainnya adalah mempunyai pertimbangan tolong menolong.Slain itu dilihat dari pihak kreditur unsur penting dari kegiatan kredit saat ini adalah untuk mengambil keuntungan dar modal dengan mengambil kontraprestasi, sedangkan dipandang dari segi debitur adalah adanya bantuan dari kreditur untuk menutui kebutuhan yang berupa prestasi.Hanya saja antara prestasi dengan kontraprestasi tersebut ada suatu masa yang memisahkannya.Kondisi ini mengakibatkan adanya risiko yan berupa ketidaktentuan, sehingga diperlukan suatu jaminan dalam peberian kredit tersebut.

Kredit dilihat dari jangka waktunya

Sesuai dengan jangka waktunya kredit dibagi menjadi tiga yaitu kredit jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.

a. Kredit Jangka Pendek

Kredit jangka pendek merupakan kredit yang diberikan dengan jangka waktu maksimal satu tahun.Kredit tersebut biasanya diberikan oleh bank untuk membiayai modal kerja perusahaan yang mempunyai siklus usaha dalam waktu satu tahun.Contohnya untuk peternakan, dan pertanian.

(3)

Kredit Jangka menengah merupakan kredit yang diberikan dengan jangka waktu antara satu tahun sampai tiga tahun.Kredit ini dapat diberikan untuk ketiga jenis kredit yaitu kredit modal kerja, kredit Investasi, dan kredit konsumtif.

c. Kredit Jangka Panjang

Kredit yang janka waktunya lebih dari tiga tahun.Kredit ini diberikan untuk kredit investasi, misalnya untuk pembelian gedung, pembangunan prooyek, pengadaan mesin dan peralatan,dll yang nominalnya besar serta kredit konsumtif yang nilainya besar, misalnya KPR.

Pada dasarnya fungsi kredit ialah merupakan pelayanan kepada masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya untuk meningkatkan usahanya. Masyarakat disini merupakan individu, pengusaha, lembaga, dan badan usaha yang membutuhkan dana. Kredit berfungsi membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya melalui penyaluran dana yang diberikan oleh bank. Fungsi kredit secara terperinci adalah sebagai berikut:

1. Kredit dapat meningkatkan arus tukar menukar barang dan jasa. Kredit dapat meningkatkan arus tukar barang, hal ini seandainya belum tersedia uang sebagai alat pembayaran, maka kredit akan mmbantu melancarkan pertukaran barang dan jasa.

2. Kredit merupakan alat yang dipakai untuk memanfaatkan idle fund. Di dalam kehidupan ekonomi, ada beberapa pihak yang kekurangan dana. Kredit merupakan satu cara untuk mengatasi gap tersebut.

3. Kredit dapat menciptakan alat pembayaran yang baru

Sebagai contoh adalah kredit rekening Koran yang diberikan oleh bank kepada usahawan. 4. Kredit sebagai alat pengendali harga

Pemberian kredit yang ekspansif akan mendorong meningkatnya jumlah uang yang beredar, dan peningkatan peredaran uang tersebut akan mendorong kenaikan harga. Sebaliknya pembatasan kredit akan berpengaruh pada jumlah uang yang beredar dan keterbatasan uang yang beredar di masyarakat memiliki dampak pada penurunan harga.

5. Kredit dapat mengaktifkan dan meningkatkan manfaat ekonomi yang ada.

(4)

BAB II PEMBAHASAN A. Kredit Jangka Pendek (dalam Konvensional)

Sebagian besar hutang jangka pendek terdiri atas hutang (kredit) dagang, yaitu kredit yang diperlukan untuk menjalankan usaha operasional perusahaan.Adapun jenis hutang jangka pendek terutama berupa rekening Koran, kredit dari penjual, kredit dari pembeli, dan kredit wesel.

Kredit rekening Koran adalah kredit yang diberikan oleh suatu bank kepada perusahaan dengan batas plafon tertentu. Perusahaan mengambilnya tidak secara sekaligus, namun bertahap sesuai dengan kebutuhan.Bunga yang dibayar hanya unntuk jumlah dana yang telah diambil meskipun sebenarnya perusahaan meminjamnya lebih dari jumlah tersebut.Perusahaan akan mengambil rekening Koran hanya ketika memerlukan, misalnya untuk memenuhi kebutuhan modal kerja akibat terjadi fluktuasi atau musiman.Jika uang ini sudah tidak dibutuhkan lagi, maka disetor kembali kepada bank dan dapat diambil lagi apabila dibutuhkan dikemudian hari.Dengan demikian, bentuk kredit ini relative elastis, tetapi bunganya relative tinggi.Perusahaan menganggap kredit ini sebagai kredit cadangan karena hanya bersifat melengkapi.

Kredit dari penjual atau disebut juga hutang dagang (trade credit) terjadi apabila penjualan produk dilakukan secara kredit. Prosesnya adalah penjual baru menerima pembayaran harga produk beberapa waktu kemudian setelah produnya diserahkan. Kredit ini sangat umum digunakan dan hampir semua perusahaan memanfaatkannya.

Kredit dari pembeli adalah kredit yang diberikan oleh perusahaan sebagai pembeli kepada pemasok (supplier) bahan mentah atau barang lainnya.Pembeli membayar harga barang yang dibelinya lebih dahulu, dan setelah beberapa waktu barulah pembeli menerima barang yang dibelinya.Pemberian kredit ini dimaksudkan untuk mendapatkan kepastian memperoleh barang yang dibutuhkan pemebeli karena jumlah produknya diperkirakan terbatas.

(5)

demikian pihak yang mengeluarkan surat hutang tersebut menerima kredit selama waktu mulai diuangkannya sampai saat hutang tersebut harus dibayar.Bagi bank atau pihak yang membeli promes tersebut (pembeli kredit), surat hutang itu merupakan tagihan atau wesel tagih (notes receivables) sedangkan bagi puhak yang mengeluarkan surat hutang, surat tersebut merupakan hutang wesel (notes payables).

Bentuk kredit jangka pendek lainnya dalam konvensional yaitu : 1. Pinjaman Sehari (day loan)

Merupakan pinjaman yang diberikan kepada pialang yang jangka waktunya hanya satu hari sebagai fasilitas pendanaan pembelian surat berharga; pinjaman dilakukan pada pagi hari dan pelunasannya dilakukan pada akhir hari; apabila pada akhir hari pinjaman tersebut belum dapat dilunasi, pada saat tersebut surat berharga tersebut telah dikuasai oleh pialang, surat berharga tersebut yang telah dikuasai oleh pialag akan menjadi jaminan pinjaman tersebut.

2. Pinjaman singkat (call money )

Pinjaman singkat (call money) merupakan pinjaman atau tagihan antar bank dengan jangka sangat pendek (harian), yang setiap waktu dapat dibaya kembali. Di Indonesia berdasarkan SEBI. No.6/22/UPUM tanggal 28 Februari 1974. Pinajaman ini ditentukan paling lama tujuh hari. Pinjaman ini terbagi menjadi :

Pinjaman antar bank (call money)

Biasanya pinjaman ini dbrikan kepada bank-bank yg kalah kliring sehingga membutuhkan dana yang cukup besa dalam tempo yang mendesak sehingga mengharuskan bank meminjam dengan bank lain dengan jangka waktu pengebalian yang sangat pendek serta tingkat pengembalian bunga yang cukup tinggi.

Pinjaman antar bank melalui interbank call money market

Pinjaman ini bersifat pinjaman jangka pendek berupa pinjaman dari bank lain melalui interbank call money market dengan bunga pinjaman yang relatif tinggi. Pinjaman antar bank ini berbeda dengan call money karena pinjaman ini dilakukan bukan untuk memenuhi kebutuhan dana mendesak dalam jangka pendek, melainkan untuk mmenuhi suatu kenutuhan dana yang lebih terencana dalam rangka pengembangan usaha atau meningkatkan penerimaan bank . Pinajaman ini ditentukan paling lama tujuh hari.

3. Pinjaman arus kas

(6)

kebutuhan arus kas (cash flow) yang pelunasannya baru dapat dilakukan setelah menjual asset tertentu, seperti saham dan gedung kantor.

B. Pembiayaan jangka Pendek didalam islam

Didalam perbankan syariah, istilah kredit tidak dikenal karena bank syariah memiliki skema yang berbeda dengan bank konvensional dalam menyalurkan dananya kepada nasabah dalam bentuk pembiayaan.Pembiayaan yang diberikan kepada pihak pengguna dana berdasarkan prinsip syariah.

Sebelum lebih jelas kita membahas pembiyaan jangka pendek dalam islam, baik itu pembiyaan secara umum, terlebih kita membahas konsep dasar dalam modal kerja dalam islam

A. Konsep Dasar

1. Konsp dasar Modal kerja dalam perbankan syariah a. Modal kerja (Worrking capital asssets)

Modal kerja adalah modal lancar yang digunakan untuk mendukung operasional perusahaan sehari-hari sehingga perusahaan dapat beroperasi secara normal dan lancar. Beberapa penggunaan modal kerja antara lain adalah untuk pembayaran persekot pembelian bahan baku, pembayaran upah buruh, dan lain-lain.

b. Modal kerja Bruto

Modal kerja bruto adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. Pengertian ini didasarkan pada jumlah atau kuantitas dana yang tertanam pada unsur-unsur aktiva lancar. Aktiva lancar merupakan aktiva yang sekali berputar akan kembali dalam bentuk semula.

c. Modal kerja netto

Modal kerja netto merupakan kelebihan aktiva lancar atas hutang lancar. Dengan konsep ini, jumlah tertentu aktiva lancar harus digunakan untuk kepentingan pembayaran hutang lancar dan tidak boleh dipergunakan untuk keperluan lain.

2. Penggolongan Modal Kerja

Berdasarkan penggunaannya, modal kerja diklasifiikasikan menjadi 2 golongan, a. Modal kerja permanen

(7)

Modal kerja seasonal ini bersumber dari modal jangka pendek dengan pelunasan dari hasil penjualan barang dagangan, penerimaan hasil tagihan termin, atau dari penjualan hasil produski. 3. Unsur-unsur modal kerja permanen

a. Kas

Kas perusahaan harus dipelihara dalam jumlah yang cukup adar dapat memenuhi kebutuhan setiap saat diperlukan. Pemeliharaan sejumlah tertentu kas dimaksudkan untuk berbagai keperluan baik untuk transaksi sehari-hari, juga untuk antsipasi.

Jumlah kas yang cukup memungkinkan perusahaan melakukan hal-hal sebagai brikut:

- Memanfaatkan peluang potongan harga dari pemasok jika pembayaran dilakukan sebelum jatuh tempo, atau pembayaran dilakukan di muka

- Memanfaatkan peluang diskon dari pemasok jika pembayaran dilakukan secara tunai - Memberikan keleluasaan bagi manajemen perusahaan dalam memanfaatkan peluang bisnis yang datangnya tidak dapat diperkirakan.

b. Piutang dagang

Pemberian piutang dagang oleh perusahaan kepada pelanggan merupakan salah satu strategi mengantisipasi persaingan dengan tujuan untuk menjaga keberlengguan hubungan dengan pelanggan.

Besar kecilnya piutang dagang perusahaan dtentukan oleh hal-hal sebagai beerikut: - Kebijakan penjualan yang ditetapkan

- Volume penjualan kredit - Kebijakan penagihan - Komunitas pejualan c. Persediaan bahan baku

Jumlah persediaan bahan baku yang selalu tersedia diperusahaan dapat digolongkan menjadi dua bagian

- Stock untuk memenuhi kebutuha produksi normal

- Stock untuk antisipasi guna menjaga kontiuitas produksi 4. Perputaran Modal Kerja

(8)

dari sejumlah kas yang tersedia dari hasil penjualan. Selanjutnya kas digunakan untuk membeli bahan baku sehingga proses produksi dapat berkesinambugan.

Perputaran modal kerja dimaksud merupakan suatu siklus yang dapat digambarkan sebagai berikut :

5. Alokasi Modal Kerja

Pengalokasian modal kerja diperunukan kepada unsur-unsur modal kerja yaitu: a. Alokasi kepada piutang dagang diperhatikan dalam melakukan analisa pemberiaan pembiyaan antara lain:

1. Jenis usaha. Kebutuhan modal kerja masing-masing jenis usaha berbeda-beda.

2. Skala usaha. Besarnya kebutuhan modal kerja suatu usaha sangat tergantung kepada skala usaha yang dijalankan. Semakin besar skala usaha yang dijalankan, kebutuhan modal kerja akan semakin besar.

(9)

a. Apakah proses produksi membutuhkan , tenaga ahli dengan menggunakan peralatan canggih ?

b. Apakah perusahaan memiliki tenga ahli dan peralatan yang dibutuhkan untuk menunjang produksi ?

c. Apakah perusahaan memiliki sumber pasokan bahan baku yang tetap dapat menjamin kesinambungan proses produksi?

d. Apakah perusahaan memiliki pelanggan tetap?

4. Karakter transksi dalam sektor usaha yang akan dibiyai. Dalam hal ini, yang harus ditelaah adalah :

a. Bagaimana sistem pembayaran pembelian bahan baku b. Bagaimana sistem penjualan hasil produksi, tunai, ata cicilan

Dalam hal ini pemberian Pembiyaan Modal Kerja, bank juga harus mempunyai daya analisis yang kuat tentang sumber pembayaran kembali, yakni sumber pendapatan proyek yang akan dibiyai.

1. Proyek dengan kontrak 2. Proyek tanpa kontrak

Berdasarkan akad yang digunakan dalam pembiyaan syariah, jenis Pembiyaan Modal Kerja Syariah dapat dibagi menjadi 5 macam yaitu :

1. PMK Murabahah 2. PMK Salam 3. PMK Istishna’ 4. PMK Ijarah

5. PMK Mudharabah

Dalam melakukan penetapan akad pembiyaan modal kerja syariah, proses analisa yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Hal pertama dan utama harus dilahat bank adalah jenis proyek akan dibiyai tersebut apakah memilki kontrak atau belum

(10)

3. Jika proyek tersebut bukan untuk pembiyaan konstruksi ataupun pengadaan barang, maka bank tidak layak untuk memberikan pembiyaan.

4. Dalam hal proyek tersebut tidak memiliki kontrak, maka faktor selanjutnya yang harus dilihat oleh bank adalah apakah proyek tersebut untuk pembelian barang atau penyewaan barang.

 Jika untuk pembelian barang maka hal berikutnya yang harus dilihat adalah apakah barang tersebut mrupakan ready stock atau goods in process.Jika ready stock pembayaran yang dapat diberikan adalah pembiayaan murabahah.Namun jika buukan merupakan ready stock melainkan goods in process maka yang harus dilihat lagi adalah apakah proses barang tersebut memerlukan waktu kurang dari 6 bulan, maka pembiayaan yang diberikan adalah pembiayaan istishna’.

 Jika untuk penyewaan barang, maka pembiayaan yang diberikan bank adalah pembiayaan ijarah.

a) Pembiayaan Murabahah

Murabahah (al-bai’bi tsaman ajil) lebih dikenal sebagai murabahah saja, Murabahah yang berasal dari kata ribhu (keuntungan), adalah transaksi jual beli dimana bank menyebutkan jumlah keuntungannya.Bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan(marjin).

Kedua belah pihak harus mmensepakati harga jual dan jangka waktu pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah disepakati tidak dapat berubah selama berlakunya akad. Dalam perbankan , murabahah selalu dilakukan dengan cara pembayaran cicilan ( bi staman ajil, atau muajjal). Dalam transaksi in barang diserahkan segera setelah akad, sementara pembayaran dilakukan secara tangguh/cicilan.

b) Pembiayaan Salam

Salam adalah transaksi jual beli dimana barang yang diperjualbelikan belum ada. Oleh karena itu, barang diserahkan secara tangguh sementara pembayaran dilakukan secara tunai. Bank bertindak sebagai pembeli, sementara nasabah sebagai penjual. Sekilas transaksi ini mirip jual beli jon, namun dalam transaksi ini kuantitas, kualitas,harga dan waktu penyerahan barang harus ditentukan secara pasti

(11)

keuntungan. Dalam hal bank menjualnya secara tunai biasanya disebut pembiayaan talangan (bridging financing). Sedangkan dalam hal bank menjualnya secara cicilan, kedua pihak harus mnyepakati harga jual dan jangka waktu pembayaran.

Ketentuan umum dalam Bai Salam :

 Pembelian hasil produksi harus diketahui spesifiknya secara jelas seperti jenis, macam, ukuran, mutu dan jumlahnya.

 Apabila asil produksi yang diterima cacat atau tidak sesuai dengan akad, nasabah harus bertanggungjawab.

 Mengingat bank tidka menjadikannya barang yang dibeli atau dipesannya sebagai persediaan, maka bank dimungkinkan melakukan akad salam pada pihak ketiga (pembeli kedua).

c) Pembiayaan Istishna

Produk Istishna’ menyerupai produk salam, tapi dalam istishna’ pembayarannya dapat dilakukan oleh bank dalam beberpa kali (termin) pembayaran. Skim Istishna’ dalam Bank Syariah umumnya diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur dan konstruksi.

Ketentuan umum :

 Spesifikasi barang pesanan harus jelas seperti jenis, macam,ukuran, mutu dan jumlahnya.

 Harga jual yang telah disepakati diantumkan dalam akad dan tidak boleh berubah selama berlakuny akad.

 Jika terjadi perubahan kriteria pesanan dan terjadi perubahan harga setelah akad ditandatangani maka seluruh biaya tambahan tetap ditanggung nasabah.

d) Pinsip Sewa (Ijarah)

Transaksi ijarah dilandasi adanya pemindahan manfaat. Jadi pada dasarnya prinsip ijarah sama dengan prinsip jual beli, namun perbedaannya terletak pada obyek transaksinya. Bila ppada jual beli obyek transaksinya adalah barang, maka pada ijarah obyek transaksinya adalah jasa. Pada akhir masa sewa bank dapat saja menjual barang yang disewakannya kepada nasabah. Karena itu dalam perbankan syariah dikenal Ijarah muntahia bittamlik ( sewa yang diikuti dengan berpindahnya kepemilikan). Harga sewa dan harga jual disepakati pada awal perjanjian.

e) Pembiayaan Mudharabah

(12)

pemilik modal (shahib al-maal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan perjanjian pembagian keuntungan. Bentuk ini menegaskan kerja sama dengan paduan kontribusi 100% modal kas dari shahib al-maal dan keahlian dari mudharib.

Transaksi ini tidak mensyaratkan adnya wakil shahib al-maal dalam menejemen proyek. Sebagai orang kepercayaan mudharib harus bertindak hatihati dan bertanggung jawab untuk setiap kejadian yang terjadi akibat kelalaian. Sedangkan wakil shahib al-maal dia diharapkan untuk mengelola modal dengan cara tertentu untuk menciptakan laba optimal.

Musyarakah dan Mudharabah dalam literature fiqih berbentuk perjaniian kepercayaan (uqud al amanah) yang menuntut kejujuran yang tinggi dan menjunjung keadilan.

Ketentuan umum skema pembiayaan mudharabah adalah sebagai berikut :

 Jumlah modal yang diberikan kepada nasabah selaku engelola modal harus diserahkan secara tunai, dan dapat berupa uang atau barang ang dinyatakan nilainya dalam satuan uang.

 Hasil dari pengelolaan modal pembiayaan mudharabah dapat diperhitungkan dengan cara perhitungan dari endaatan proyek (revenues sharing) atau dengan perhitungan dari keuntungan proyek (profit sharing).

 Hasil usaha dibagi sesuai dengan persetujuan akad pada setiap bulan atau waktu yang disepakati.Bank selaku pemilik modal menanggung seluruh kerugian kecuali akibat kelalaian dan penympangan pihak nasabah seperti enyelewengan,kecurangan.

 Bank berhak melakukan pengwasan terhadap pekerjaan namun tidak berhak mencampuri urusan pekerjaan atau usaha nasabah.

Contoh Kasus

1. Pembiayaan Likuiditas

(13)

yang disepakati dalam akad. Atas fasilitas ini bank tidak dibenarkan meminta imbalan apapun, keual sebatas biaya administrasi pengelolaan fasilitas tersebut.

2. Pembiayaan Piutang

Bank memberikan pinjaman dana kepada nasabah untuk mengatasi kekurangan dana karena masih tertananam dalam piutang. Atas pinjamn itu bank meminta cssie atas tagihan nasabah tersebut.Pada dasrnya nasabah mempunyai kewajiban untuk menagih sendii piutangnya. Tetapi jika bank merasa perlu dengan menggunakan cessie tersebut bank berhak untuk menagh langsung kepada pihak yang berhutang.

Sedangkan dalam bank syariah fasilitas ini tersedia dalam bentuk Anjak Piutang (Factoring). Pada fasilitas ini bank syariah memberikan pembiayaan piutang dalam bentuk al-qardh dimana bank tidak boleh meminta imbalan , kecuali biaya administrasi. Untuk kasus anjak piutang, bank dapat memberikan faslitas pengambilalihan piutang, yaitu yang disebut hiwalah. Tetapi untuk fassilitas ini pun bank tidak dibenarkan meminta imbalan kecuali biaya layanan atau biaya administrasi atau biaya penagihan. Dengan demikian, bank syariah meminjamkan uang (qardh) sebesar piutang yang tertera dalam dokumen piutang (wesel tagih atau promes) ang diserahkan kepada bank tanpa potongan.

3. Pembiayaan Persediaan

Bank syariah mempunyai mekanisme tersendiri untuk memenuhi kebutuhan pendanaan persediaan tersebut, yaitu antara lain dengan menggunakan prinsip jual-beli (al-bai’) dalam dua tahap. Tahap pertama bank mengadakan barang dengan cara membeli dari supplier secara tunai barang-barang yang dibutuhkan nasabah. Tahap kedua bank menjual epada nasabah pembeli dengan pembayaran secara tangguh dan dengan mengambil keuntungan yang disepakati bersama antara bank dengan nasabah.

4. Pembiayaan Modal Kerja Untuk Perdagangan a) Perdagangan Umum

(14)

b) Pedagangan berdasarkan pesanan

Perdagangan seperti ini biasanya tidak dilakukan atau diselesaikan ditempat penjual, yaitu seperti perdagangan antarkota, antar pulau atau perdagangan antar Negara. Pembeli terlebih dulu memesan barang-barang yang dibutuhkan kepada penjual berdasarkan contoh barang atau daftar barang serta harga yang ditawarkan.Biasanya pembeli akan membayar barangnya apabila barang yang dipesannya telah diterima.Hal ini untuk menghindari kemungkinan risiko akibat dari ketidakmampuan penjual memenuhi pesanan, atau ketidak sesuaian antara jumlah dan kualitas barang yang duikirimkan dengan spesifikasi yag dimaksud dalam surat penawaran atau pemesanan.

(15)

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Kredit atau pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang.Contoh berbentuk tagihan (kredit barang), misalnya bank mebiayai kredit untuk pembelan rumah atau mobil.Kredit ini berate nasabah tidak uang tetapi rumah atau mobil.kredit ini berate nasabha tidak memperoleh uang tetapi rumah, karena bank membayar langsung ke developer dan nasabah hanya membayar ciciln rumah tersebut tiap bulan.Yang menjadi perbedaan antara kredit yang diberikan oleh bank berdasarkan konvensional dengan pembiayaan yang diberikan oleh bank berdasarkan prinsip syariah adalah terletak pada keuntungan yang diharapkan.Bagi bank berdasrkan prinsip konvensionalkeuntunhgan yang diperoleh melalui bunga, sedangkan bagi bank yang berdasarkan rinsip syariah berupa imbalan atau bagi hasil.

Kredit dilihat dari jangka waktunya dibagi menjadi tiga yaitu kredit jangka pendek, kredit jangka menengah dan kkredit jangka anjang. Kredit jangka pendek merupakan kredit yang diberikan dengan jangka waktu maksimal satu tahun.Kredit tersebut biasanya diberikan oleh bank untuk membiayai modal kerja perusahaan yang mempunyai siklus usaha dalam waktu satu tahun.Contohnya untuk peternakan, misalnya kredit peternakan ayam atau jika untuk pertanian misalnya tanaman padi atau palawija.

Pada dasarnya fungsi kredit adalah pelayanan kepada masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya untuk meningkatkan usahanya.Masyarakat disini merupakan individu, pengusaha, slembaga dan badan usaha yang membutuhkan dana. Kredit berfungsi membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya melalui penyaluran dana yang diberikan oleh bank.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Ismail, MBA, Ak.(2010). Menejemen Perbankan: Dari Teori menuju Aplikasi. Jakarta : KENCANA, PRENADAMEDIA Group.

Dr. Kasmir, S.E., M.M.(2012). Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: PT GRAFINDO PERSADA.

Dr.Muhammad, M.Ag. (2011). Menejemen Bank Syari’ah. Yogyakarta : UNIT PENERBIT DAN PERETAKAN SEKOLAH TINGGI ILMU MENEJEMEN YKPN.

H. Budi Untung, SH., MM. (2005). Kredit Perbankan di Indonesia. Yogyakarta : ANDI.

Najmudin (2011). Menejemen keuangan dan Akutansi Syar’iyyah Modern. Yogyakarta : CV.ANDI OFFSET.

Ir. Adiwarman A.Karim, S.E., MBA., M.A.E.P (2011). Bank Islam : Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta : PT RAJAGRAFINDO PERSADA.

https://books.google.co.id/books?

id=FnWZzGMnY8AC&pg=PA233&lpg=PA233&dq=definisi+pinjaman+day+loans&source=bl

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang dibahas dalam penulisan laporan ini, yaitu: “ Bagaimana membangun sebuah sistem informasi pelayanan jamaah haji dan

Strategi yang digunakan perusahaan agar pelanggan tidak menggunakan barang substitusi tersebut adalah dengan menyediakan produk bahan kimia dalam jumlah yang dapat memenuhi

Beban kognitif mahasiswa diukur pada tiga komponen, yaitu usaha mental siswa untuk menggambarkan extraneous cognitive load (ECL), kemampuan menerima dan mengolah informasi untuk

Dengan ini disiarkan untuk pengetahuan umum bahawa pada 30 Julai 2020 telah diadakan Bengkel Pembangunan Bahan Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa Melayu

Jamur adalah makanan kaya serat dan mineral seperti kalium, besi, dll juga mengandung Vitamin B tinggi dan ergosterol yang akan dikonversi menjadi vitamin D dalam

Analisis kendala orang tua dalam mendampingi anak belajar dirumah yang dilakukan oleh para peneliti sangat banyak ketika sebelum adanya pandemi Covid-19, seperti penelitian yang

Sebagaimana terlihat dalam pembahasan, cukup banyak kepentingan yang menjadi taruhan China ketika memutuskan untuk meningkatkan kehadirannya di Pasifik Selatan,

Meskipun secara umum hasil penelitian adalah relatif jauh dengan yang dilakukan oleh orang lain, hal ini kesalahan yang mungkin timbul adalah tidak tepatnya menghidupkan dan