• Tidak ada hasil yang ditemukan

46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian berasal dari kata “Metode” yang artinya cara

yang tepat untuk melakukan sesuatu; dan “Logos” yang artinya ilmu atau

pengetahuan. Jadi, metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan

menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan.

Sedangkan “penelitian” adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat,

merumuskan dan menganalisis hingga menyusun laporannya.

Metode penelitian adalah tata cara bagaimana suatu penelitian

dilaksanakan. Metode penelitian ini sering disamakan dengan prosedur

penelitian atau teknik penelitian. Hal ini disebabkan karena ketiga hal

tersebut saling berhubungan dan sulit dibedakan. Metode penelitian

membicarakan mengenai tata cara pelaksanaan penelitian. Sedangkan

prosedur penelitian membicarakan urutan kerja penelitian dan teknik

penelitian membicarakan alat-alat yang digunakan dalam mengumpulkan

data penelitian. Dengan demikian metode penelitian melingkupi prosedur

dan teknik penelitian.80

Menurut Cholid Narbuko, metodologi adalah cara untuk

melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk

mencapai suatu tujuan.

80

(2)

Berdasarkan pendapat di atas maka, metodologi merupakan syarat

yang harus dikuasai oleh peneliti bila ingin melakukan penelitian. Dengan

penguasaan hal tersebut maka, akan memudahkan peneliti dalam

melakukan penelitian karena dapat memberikan petunjuk, arah serta

sasaran yang jelas tentang apa yang akan diteliti.81 A. Jenis Penelitian

Kegiatan penelitian merupakan rangkaian proses pengkayaan ilmu

pengetahuan. Kegiatan penelitian tidak dapat dilepas dari perbendaharaan

kaidah, konsep, kebenaran dan lain-lain. Namun demikian, manusia

selalu masih berusaha terus-menerus untuk mengembangkan kesatuan

ilmu tersebut melalui berbagai cara. Dengan menguji dugaan kebenaran

(hipotesis), memikirkan dengan logika, manusia mencoba menggali

permasalahan yang akan dicari jawabannya melalui data penelitian.82 Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian

kepustakaan (library research). Penelitian kepustakaan adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka,

membaca dan mencatat serta mengelolah bahan penelitian83. Penelitian

kepustakaan juga dapat di artikan penelitian yang dilaksanakan dengan

menggunakan literatur kepustakaan baik berupa buku, catatan, maupun

laporan hasil penelitian dari penelitian terdahulu.84

81

Cholid Narbuko, Metodologi Penelitian, (Jakarta; Bumi Aksara, 2007), h. 1 82

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, ( Jakarta : PT Rineka Cipta, 1998), h. 73 83

Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, ( Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004), h.4

84

(3)

Ada empat ciri utama penelitian kepustakaan yaitu:

1. Peneliti berhadapan langsung dengan teks (nash) dan data angka dan

bukan dengan pengetahuan langsung dari lapangan atau saksi mata

(eyewitness) berupa kejadian, orang atau benda-benda lainnya. Teks

memiliki sifat-sifatnya sendiri dan memerlukan pendekatan tersendiri

pula. Kritik teks merupakan metode yang biasa di kembangkan dalam

studi filologi, sedang Ilmu Sejarah mengenal metode kritik number

sebagai metode dasarnya. Jadi perpustakaan adalah laboratorium

penelitian kepustakaan dan karena itu teknik membaca teks (buku atau

artikel dan dokumen) menjadi bagian yang fundamental dalam

penelitian kepustakaan.

2. Data pustaka umumnya adalah sumber sekunder, dalam arti bahwa

peneliti memperoleh bahan dari tangan kedua dan bukan data orisinil

tanngan pertama di lapangan. Sumber pustaka yang mengandung bias

(prasangka) atau titik pandangan orang yang membuat. Misalnya,

ketika seorang peneliti berharap menemukan data tertentu dalam

sebuah monografi nagari di sebuah nagari di sebuah perpustakaan, ia

mungkin dapat menemukan monografinya, tetapi tak selalu dapat

menemukan informasi yang tersedia dibuat sesuai dengan kepentingan

penyusunnya.

3. Data pustaka bersifat” siap pakai “ (ready-made), artinya peneliti tidak

pergi kemana-mana, kecuali hanya berhadapan langsung dengan bahan

(4)

4. Kondisi data pustaka tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Artinya

kapan pun ia datang dan pergi, data tersebut tidak pernah berubah

karena ia sudah merupakan data “mati“ yang tersimpan secara tertulis.85

Sesuai dengan ciri-ciri pada poin yang pertama, maka penelitian

yang dilakukan adalah dengan berhadapan langsung dengan teks hadis

yang berhubungan dengan media pembelajaran persfektif hadis Shahih

Bukhari.

B. Sumber Data

1. Sumber Primer

Sumber data primer adalah sumber data utama dari berbagai

referensi atau sumber-sumber yang memberikan data langsung dari

tangan pertama.86 Adapun yang menjadi sumber data primer dalam

penelitian ini adalah kitab hadis Shahih Bukhari, dan buku Syarah

Hadis Shahih Bukhari.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dari

sumber-sumber lain yang masih berkaitan dengan masalah penelitian

dan memberi interpretasi terhadap sumber primer.87 Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku pendidikan, buku

Media Pembelajaran, dan artikel-artikel hadis sebagai sumber yang

relevan dengan pembahasan penelitian ini.

85

Mestika Zed, op.cit, h. 4-5

86

(5)

C. Teknik Pengumpulan Data

Metode yang penulis gunakan dalam pengumpulan data adalah

metode dokumentasi. Yang dimaksud dengan metode dokumentasi yaitu

mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa buku-buku, jurnal,

artikel yang representatif, relevan dan mendukung terhadap objek kajian

sehingga diperoleh jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan dari

permasalahan yang telah dirumuskan. Dokumen yang telah diperoleh

kemudian dianalisis (diurai) dan dipadukan (sintesis) membentuk satu

hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh.

D. Teknik pengolahan data

Data yang ada di kepustakaan tersebut setelah dikumpulkan, maka

di olah dengan cara :

1. Editing, yaitu pemeriksaan kembali dari data-data yang diperoleh terutama dari segi kelengkapan, kejelasan makna dan koherensi makna

antara yang satu dengan yang lainnya.

2. Organizing, yakni menyusun data-data yang diperoleh dengan kerangka yang sudah ditentukan.

3. Penemuan hasil penelitian, yakni melakukan analisis lanjutan terhadap hasil penyusunan data dengan menggunakan kaidah-kaidah , teori dan

(6)

E. Pendekatan dan Analisis Penelitian

Menurut Bogdan yang dikutip oleh Sugiono, mendefinisikan teknis

analisis merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan

lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat

diinformasikan kepada orang lain.88 Menganalisis data merupakan suatu langkah yang sangat kritis dalam penelitian. Peneliti harus memastikan

pola analisis mana yang akan digunakannya, apakah analisis statistik atau

analisis non-statistik. Pemilihan ini tergantung kepada jenis data yang

dikumpulkan. Analisis statistik sesuai dengan data yang dikumpulkan.

Analisis statistik sesuai dengan data kuantitatif atau data yang

dikuantitatifkan, yaitu data dalam bentuk bilangan, sedangkan analisis

sesuai untuk data deskriptif hanya di analisis menurut isinya.89

Karena objek penelitian ini adalah hadis maka pendekatan yang

penulis gunakan adalah pendekatan tekstual dengan metode pemahaman

tematik (maudhu’i). Karena kajian ini hanya mengkaji hadis-hadis

tentang tema atau bahasan yang sama.

Menurut Edi Safri, metode pemahaman hadis tekstual ialah

memahami pesan-pesan Rasulullah yang terkandung dalam matan hadis

berdasarkan makna zhahir-nya. Makna zhahir itu sendiri ialah makna yang umum dikenal dan yang cepat ditangkap oleh orang-orang yang

mendengar ketika kata-kata atau kalimat itu diucapkan, karena itu

(7)

merupakan makna yang populer dipahami dikalangan pemakai kata itu

sendiri. Misalnya apabila disebut kata kursi, maka makna tekstualnya

adalah tempat duduk (sebagaimana yang telah umum dipahami), karena

itulah makna asalnya atau makna hakikatnya.90

Metode pemahaman hadis tekstual ini menjadikan dominasi teks

sangat kuat. Teks menjadi bagian yang paling sentral dalam konstalasi

pemahaman pesan-pesan Nabi, sehingga konteks cenderung terabaikan.

Sehingga metode yang bertumpu pada teks, maka ilmu bahasa dan ushul fiqh merupakan bagian yang paling utama sebagai alat analisisnya.91

Bersdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa analisis

penelitian ini menggunakan teknik analisis konten (content analysis). Adapun langkah-langkah metode tematik (maudhu’i) yaitu:

1. Menghimpun hadis yang membicarakan satu tema atau permasalahan

tertentu. Dalam penelitian ini tema yang akan penulis bahas adalah

media pembelajaran perspektif hadis.

2. Memahami makna dari masing-masing hadis dengan menggunakan

kitab syarah hadis. Untuk syarah hadis, penulis menggunakan

kaidah-kaidah yang terdapat dalam pendekatan Ilmu Hadis, serta

menganalisa makna hadis sesuai dengan syarah hadis dan kajian Ilmu

Pendidikan Islam.

90

Edi Safri, Metodologi Pemahaman Hadis, (Dari Tekstual Ke Kontekstual), Jurnal Al-Thib, Vol.1, No.2, (September,2012), hal. 3

91

(8)

3. Memahami hadis secara komprehensif dengan menggunakan

pendekatan tematik.92 Metode tematik (maudhui’i) sebagai salah satu

metode yang tidak hanya berlaku dalam pemahaman al-Quran

melainkan juga dapat diterapkan dalam pemahaman hadis.93

4. Untuk kesimpulan akhir penulis menggunakan pola deduksi yaitu

kesimpulan akhir dari hal-hal yang umum menuju pada yang khusus.

Seperti media pembelajaran perspektif hadis dijelaskan secara umum,

namun akhirnya penjelasan dari tema yang umum tersebut

dikhususkan ke sub temanya masing-masing.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa seluruh

hasil penelitian didapatkan dari bahan-bahan yang ada di pustaka, baik

Kitab Hadis, Kitab Syarah Hadis, Buku Hadis Tarbawi, Buku Media

Pembelajaran, Buku Penelitian Kepustakaan, dan lain-lainnya.

Kemudian bahan yang sudah ada dikumpulkan untuk diolah melalui

metode yang sudah ditetapkan dan dianalisis serta dikembangkan dengan

bahasa penulis.

92Ibid.,

h. 44

93

Referensi

Dokumen terkait

Ketiga lapisan yang telah difabrikasi memiliki fasa anatase, hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan fasa dan diindikasikan memi- liki sifat yang sama dengan serbuk TiO 2

Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu software tutorial yang dapat digunakan untuk membantu mengenalkan aksara Jawa dengan menggunakan interface yang dapat menarik

Berdasarkan Sobar, nama “Kampung Gerabah” diperoleh dari pemerintah sehingga desa Anjun Gempol tersebut mulai dikenal dengan nama Kampung Gerabah, namun Kampung

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk merancang media pembelajaran pengenalan flora dan fauna menggunakan action script 2.0.. Hasil penelitian

Metode jenis ini merupakan serangkaian penelitian yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, atau penelitian yang objek penelitiannya di gali melalui

Jika Dari hasil penelitian secara keseluruhan diperoleh nilai uptake yang sangat tinggi untuk pasien hipertiroid toksik dibandingkan dengan batas normal angka

APEC merupakan singkatan dari Asia-Pacific Economic Cooperation. Lembaga ini merupakan forum kerja sama ekonomi. Anggotanya adalah negara-negara di kawasan Aspas, dibentuk pada

bahwa Negara Indonesia telah mengesahkan Konvensi tentang Hak Anak dengan Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 yang harus ditindak lanjuti oleh Pemerintah dalam upaya