SIDANG PASCA
SARJANA
ANALISIS RASIO CAMEL
TERHADAP PREDIKSI KONDISI
BERMASALAH PADA BANK GO
PUBLIC DAN BELUM GO PUBLIC
Oleh :
SANIGAR, SKom.
Latar
Belakang
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam seminar restrukturisasi perbankan di Jakarta pada tahun 1998 disimpulkan beberapa penyebab menurunnya kinerja bank, antara lain :
• Semakin meningkatnya kredit bermasalah perbankan
• Dampak likuidasi bank-bank 1 Nopember 1997 yang mengakibatkan
turunnya
kepercayaan masyarakat terhadap perbankan dan pemerintah sehingga memicu
penarikan dana besar-besaran
• Semakin turunnnya permodalan bank-bank
• Banyak bank-bank yang tidak mampu kewajibannya karena
menurunnya nilai tukar rupiah
Rumusan
Masalah
Bertolak dari latar belakang tersebut diatas, tesis ini berkeinginan menyajikan informasi tentang :
Bagaimana rasio keuangan CAMEL (CAR, NPL, PPAP terhadap
aktiva produktif,
pemenuhan PPAP, ROA, BOPO, LDR, GWM Rupiah) memiliki perbedaan yang
signifikan antara bank-bank umum swasta nasional devisa go public dan tidak
go public pada periode 2004 -2006
Bagaimana rasio keuangan CAMEL (CAR, NPL, PPAP terhadap
aktiva produktif,
pemenuhan PPAP, ROA, BOPO, LDR, GWM Rupiah) digunakan untuk
memprediksi kondisi bermasalah bank-bank umum swasta nasional devisa go
Batasan
Masalah
Dalam melakukan pembahasan dalam penelitian ini dilakukan batasan-batasan berikut :
Data yang digunakan berdasarkan perbandingan laporan
keuangan selama tiga
periode yaitu tahun 2004 – 2006
Bank yang diteliti adalah Bank Umum Swasta Nasional Devisa
Pembahasan berhubungan dengan penilaian kinerja keuangan
bank pada aspek
finansialnya (keuangannya)
Tujuan
Penelitian
Menjelasakan perbedaan rasio keuangan CAMEL (CAR, NPL, PPAP,
tehadap Aktiva
Produktif, pemenuhan PPAP, ROA, BOPO, LDR) memiliki perbedaan yang signifikan
antara bank-bank umum swasta nasional go public dan belum go public
Menentukan pengaruh dari masing-masing variabel bebas (Rasio
Kegunaan
Penelitian
Pengambil kebijakan dalam rangka pengembangan perbankan
sehingga dapat
memberikan kontribusi bagi perkembangan dunia perbankan dalam upaya
menghadapi pasar yang kompetitif dalam percaturan perbankan nasional
Deposan, investor, kreditor dan masyarakat luas dapat menjadi
acuan pelengkap dalam mengevaluasi bank-bank umum yang
beroperasi guna melindungi kepentingannya
Dunia akademis dalam rangka memperluas wacana dan
pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian
Bank
Pengertian bank terdapat pada pasal 1 Undang-Undang No 10 Tahun 1998
tentang Perbankan tentang perubahan Undang-Undang no. 7 tahun 1992 adalah
sebagai berikut:
Perbankan adalah segala sesuatu yg menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
Fungsi dan
Tujuan Bank
F
ungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Fungsi penghimpun dana dari masyarakat dapat berupa giro,deposito, tabungan, sertifikat depositi, dan simpanan lainnya. Sedangkan
fungsinya sebagai penyalur dana kepada masyarakat dapat berupa kredit atau
pinjaman yang diberikan.
T
ujuan bank adalah untuk menunjang pelaksanaan pembagunan nasionaldalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas
Pengertian dan Ruang Lingkup Bank Umum
Pengertian bank umum terdapat pada pasal 1 Undang-Undang No 10 Tahun 1998 tentang Perbankan tentang perubahan Undang-Undang no. 7 tahun 1992 adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
“ Bank Umum Pemerintah ( BUMN )
“Bank Umum Swasta Nasional ( BUSN ) adalah bank yang berbadan hukum Indonesia yang
sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh warga Negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia.
Dilihat dari lingkup usahanya BUSN ada dua, bank devisa dan bank non devisa.
“Bank devisa ( foreign exchange bank ) adalah bank yang dalam kegiatan
usahanya dapat melakukan transaksi dalam valuta asing, setelah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia, antara lain menerima simpanan dan memberikan kredit dalam valuta asing termasuk jasa – jasa keuangan yang terkait dengan valuta asing, misalnya letter of credit, travelers check.
“Bank Nondevisa ( nonforeign exchange bank ) adalah bank yang dalam
Jenis dan Kegiatan Usaha Bank
Menurut Widjanarko (2003) Klafikasi Bank berdasarkan hal-hal sebagai berikut
•Jenis Bank Menurut Fungsinya
Bank Sentral Bank Umum
Bank Perkreditan Rakyat
Bank Umum Mengkhususkan diri untuk melakasanakan kegiatan tertentu
•Jenis Bank Menurut Kepemilikannya
Bank Umum Milik Negara Bank Umum Swasta
Bank Campuran
Konsep
CAMEL
Dalam Pasal 29 (2) Perbankan Nomor 10 tahun 1998 disebutkan bahwa bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan kecukupan modal, kualitas asset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank dan wajib melakukan kegiatan usaha bank sesuai dengan prinsip kehati-hatian
Laporan
Keuangan
Penelitian
Sebelumnya
Mas’ud Machfud (1994) Penelitian ini bertujuan untuk menguji manfaat rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba perusahaan di masa mendatang. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa rasio keuangan yang digunakan dalam model bermanfaat untuk memprediksi laba satu tahun ke depan, namun tidak bermanfaat untuk memprediksi laba lebih dari satu tahun. Selain itu studi ini juga menunjukkan bahwa perusahaan besar mempunyai komponen rasio yang berbeda dengan perusahaan kecil apabila rasio tersebut akan digunakan untuk memprediksi laba masa mendatang.
Payamta dan Machfoedz (1999) Untuk mengevaluasi kinerja perusahaan perbankan digunakan rasio CAMEL. Hasil Pengujian hipotesis baik yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kinerja bank yang signifikan untuk tahun sebelum dan sesudah IPO.
Data
Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
Data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik (angka),
Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data
Data tersebut berupa laporan tahunan dari bank-bank umum swasta nasional devisa
Pengumpulan
Data
Variabel
Operasional
•Variabel dependen (terikat) yang digunakan dalam penelitian ini adalah, 0 untuk bank belum go public dan 1 untuk bank go public.
•Variabel independen (bebas) yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan CAMEL yaitu:
CAR (Capital Adequancy Ratio)
NPL (Non Performing Loan)
Rasio PPAPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Aktiva Produktif)
Rasio Pemenuhan PPAP (PPPAP)
ROA (Return on Assets)
BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional).
GWM (Giro Wajib Minimum)
Rasio PPAP AP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Aktiva Produktif). Rasio PPAP menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam menjaga kualitas aktiva produktuf sehingga jumlah PPAP dapat dikelola dengan baik. Semakin besar PPAP maka semakin buruk aktiva produktif bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalahsemakin besar. Cakupan komponen aktiva produktif dan PPAP yang telah dibentuk sesuai dengan ketentuan Kualitas aktiva Produktif yang berlaku. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (SE Bank Indonesia No. 3/30 DPNP tanggal 14 Desember 2001):
PPAP yang telah dibentuk
PPAP terhadap Aktiva Produktif = x 100 %
Rasio Pemenuhan PPAP (P PPAP). Rasio ini menujukkan kemampuan manajemen bank dalam menentukan besarnya PPAP yang telah dibentuk terhadap PPAP yang wajib dibentuk. Semakin besar rasio ini maka kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil karena semakin besar PPAP yang telah dibentuk dari PPAP yang wajib dibentuk. Perhitungan PPAP yang wajib dibentuk sesuai dengan ketentuan Kualitas aktiva Produktif yang berlaku. Rasio ini dirumuskan sebagai beriku (SE Bank Indonesia No. 3/30 DPNP tanggal 14 Desember 2001):
PPAP yang telah dibentuk
Pemenuhan PPAP = x 100 %
ROA (Return on Assets). Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan majemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba
sebelum pajak) yang dihasilkan dari rata-rata total asset bank yang
bersangkutan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam
kondisi bermasalah semakin kecil. Laba sebelum pajak adalah laba bersih
dari kegiatan operasional sebelum pajak. Sedangkan rata-rata total asset
adalah rata-rat volume usaha atau aktiva. Rasio ini dirumuskan sebagai
berikut (SE Bank Indonesia No. 3/30 DPNP tanggal 14 Desember 2001):
Laba Sebelum Pajak
ROA = x 100 %
BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional). Rasio yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk memgukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Biaya operasional dihitung berdasarkan penjumlahan dari total beban bunga dan total beban operasional lainnya. Pendapatan operasional adalah penjumlahan dari total pendapatan bunga dan total pendapatan operasional lainnya. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (SE Bank Indonesia No. 3/30 DPNP tanggal 14 Desember 2001):
Baiaya Operasional
BOPO = x 100 %
LDR (Loan to Deposit Ratio). Rasio digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank yang dengan cara membagi jumlah kredit yang
diberikan oleh bank terhadap dana pihak ketiga. Semakin tinggi rasio
ini, semakin rendahnya kemampuan likuditas bank yang
bersangkutan sehingga kemungkinana suatu bank dalam kondisi
bermasalah akan semakin besar. Kredit yang diberikan tidak
termasuk kredit kepada bank lain sedangkan untuk dana pihak
ketiga adalah giro, tabungan, simpanan berjangka, sertifikat
deposito. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (SE Bank Indonesia
No. 3/30 DPNP tanggal 14 Desember 2001):
Total Kredit
LDR = x 100 %
Hasil Uji
Belum Go Public 0.041 Tidak Normal
NPL Go Public 0.976 Normal
Belum Go Public 0.021 Tidak Normal
PPAPAP Go Public 0.191 Normal
Belum Go Public 0.037 Tidak Normal
LDR Go Public 0.611 Normal
Belum Go Public 0.717 Normal
GWM Rupiah Go Public 0.222 Normal
Belum Go Public 0.466 Normal
Tabel
Kolmogorov-Smirnov Bank Go Public dan Belum Go Public
Tabel
Uji Beda Independent Sample T-Test
Rasio Signifikansi Hipotesis Null PPAPAP 0.763 Diterima PPPAP 0.173 Diterima ROA 0.145 Diterima LDR 0.595 Diterima GWM Rupiah 0.069 Diterima
Rasio Signifikansi Hipotesis Null CAR 0.477 Diterima NPL 0.376 Diterima BOPO 0.903 Diterima
Table
Hasil Uji
Hipotesis II
2LL Blok Number 2LL Blok Number 0 46.662 2LL Blok Number 1 35.268 Cox & Snell R Square Cox & Snell R Square 0.285 Nagelkerke R Square Nagelkerke R Square 0.381 Homer and Lameshow
Dari tabel menunjukkan nilai -2LogL Block Number = 0 adalah 46.662 kemudian terjadi penurunan nilai 2LogL Block Number = 1 menjadi 35.268, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa model tersebut menunjukan model regresi yang baik.
Jika dilihat dari nilai Cox & Snell R Square sebesar 0.285 dan Nagelkerke R Square sebesar 0.381 dapat menggambarkan bahwa variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabelitas variabel bebas sebesar 38.1 persen, sedangkan 61.9 persen dipengaruhi oleh variabel lain. Homer and
Lemeshow’s Goodness of fit Test menguji bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model, sehingga model dapat dikatakan fit. Dasar
Hasil Uji
Classification Tablea
KESIMPUL
AN
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Penggunaan analisis regresi logistik ini untuk memprediksi konsisten bermasalah kategori bank go public dan tidak go public adalah correct yang ditunjukan dengan 0.05 persen.
Rasio CAR mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap kondisi bermasalah dan pengaruhnya posistif artinya semakin tinggi rasio CAR, kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.
Rasio NPL mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap kondisi bermasalah dan pengaruhnya posistif artinya semakin tinggi rasio NPL, kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.
Rasio PPPAP mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap kondisi bermasalah dan pengaruhnya posistif artinya semakin tinggi rasio PPPAP, kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.
Rasio PPAPAP mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap kondisi bermasalah dan pengaruhnya negatif artinya semakin rendah rasio PPAPAP, kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin besar.
Rasio ROA mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap kondisi bermasalah dan pengaruhnya negatif artinya semakin rendah rasio ROA, kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin besar.
Rasio LDR mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap kondisi bermasalah dan pengaruhnya negatif artinya semakin rendah rasio LDR, kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin besar.
Penelitian ini dapat digunakan untuk kontribusi penelitian dimasa yang akan datang khususnya yang menyangkut industri perbankan dan dapat juga membedakan antara bank konvensional dan bank syariah kemungkinan status bank dapat berpengaruh pada hasil penelitian.