Dasar dan Tujuan Pendidikan Makalah
Disusun untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata kuliah Ilmu Dasar Pendidikan
Dosen: Durtam Sayidi, M.Pd.I
Pada Jurusan Tadris Matematika
Tahun Akademik 2017/2018
Disusun Oleh :
Kelompok : 2
Wulan Marlina (1608105076)
Rizki Pratama (1608105075)
Imade Nusida N.D (1608105055)
Kelas/Semester : B/III
KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Illahi Rabbi, sholawat serta salam semoga dicurahkan kepada nabi besar kita Nabi Muhammad saw, keluarganya, sahabatnya, dan para pengikutnya yang selalu taat dan patuh terhadap ajaran yang dibawa oleh Rasullullah saw hingga akhir zaman.
Alhamdulillah, berkat izin dan pertolongan dari Allah SWT, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penulisan laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur mata kuliah Ilmu Dasar Pendidikan.
Pada kesempatan kali ini, kami ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini dan semoga mendapat balasan pahala yang berlipat ganda dari Allah swt. Amin.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun terhadap penulisan makalah ini.
Akhirnya kami berharap, mudah-mudahan makalah ini bermanfaat, khususnya bagi kami dan umumnya bagi semua pihak yang berkepentingan. Semoga Allah swt meridhoi atas segala usaha hamba-Nya. Amin.
Cirebon, 20 September 2017
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...1
DAFTAR ISI...2
BAB I PENDAHULUAN...2
A. Latar Belakang...2
B. Rumusan Masalah...3
C. Tujuan Pembahasan...3
BAB II PEMBAHASAN...4
A. Dasar dan Tujuan Pendidikan Umum dan Pendidikan Islam...4
B. Tujuan pendidikan menurut para pakar...13
C. Tujuan pendidikan di Indonesia...16
BAB III...21
ANALIS KRITIS...21
BAB IV...22
PENUTUP...22
A. Kesimpulan...22
B. Rekomendasi...23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dasar pendidikan islam merupakan landasan operasional yang dijadikan untuk merealisasikan dasar ideal/sumber pendidikan islam. Menurut Hasan Langgulung, dasar operasional pendidikan islam terdapat enam macam, yaitu historis, sosiologis, ekonomi, politik, administrasi, psikologis, dan filsofis, yang mana keenam macam dasar itu berpusat pada dasar filsofis. Dalam islam, dasar operasional segala sesuatu adalah agama, sebab agama menjadi frame bagi semua aktivitas yang bernuansa keislaman. Oleh karena itu, dasar operasional pendidikan yang enam diatas perlu ditambahkan dasar yang ketujuh yaitu agama.
Dalam adagium ushuliyah dinyatakan bahwa: “al-umur bi maqashidiha”, bahwa setiap tindakan dan aktivitas harus berorientasi pada tujuan atau rencana yang telah ditetapkan. Adagium ini menunjukan bahwa pendidikan seharusnya berorientasi pada tujuan yang ingin dicapai, bukan semata-mata berorientasi pada sederetan materi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di kemukakan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa dasar dan tujuan pendidikan umum dan pendidikan islam? 2. Apa tujuan pendidikan menurut para pakar?
3. Apa tujuan pendidikan di Indonesia?
C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :
1. Mengetahui dasar dan tujuan pendidikan umum dan pendidikan islam 2. Mengetahui tujuan pendidikan menurut para pakar
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dasar dan Tujuan Pendidikan Umum dan Pendidikan Islam
DASAR PENDIDIKAN ISLAM
Dasar pendidikan islam merupakan landasan operasional yang dijadikan untuk merealisasikan dasar ideal/sumber pendidikan islam. Menurut Hasan Langgulung, dasar operasional pendidikan islam terdapat enam macam, yaitu historis, sosiologis, ekonomi, politik, administrasi, psikologis, dan filsofis, yang mana keenam macam dasar itu berpusat pada dasar filsofis. Dalam islam, dasar operasional segala sesuatu adalah agama, sebab agama menjadi frame bagi semua aktivitas yang bernuansa keislaman. Oleh karena itu, dasar operasional pendidikan yang enam diatas perlu ditambahkan dasar yang ketujuh yaitu agama.
1. Dasar Historis
Dasar historis adalah dasar yang berorientasi pada pengalaman pendidikan masa lalu, baik dalam bentuk undang-undang maupun peraturan-peraturan, agar kebijakan yang ditempuh masa kini akan lebih baik.
2. Dasar Sosiologis
Dasar sosiologis adalah dasar yang memberikan kerangka sosial budaya, yang mana dengan sosial budaya itu pendidikan dilaksanakan. Dasar ini juga berfungsi sebagai tolok ukur dalam prestasi belajar. Artinya tinggi rendahnya suatu pendidikan dapat diukur dari tingkat relevansi output pendidikan dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat.
3. Dasar Ekonomi
terhadap rencana dan anggaran pembelanjaan. Oleh karena pendidikan dinggap sebagai sesuatu yang luhur, maka sumber-sumber finansial dalam menghidupkan pendidikan harus bersih, suci dan tidak bercampur dengan harta benda yang syubhat. Ekonomi yang kotor akan menjadikan ketidakberkahan hasil pendidikan.
4. Dasar Politik dan Administratif
Dasar politik dan administrasi adalah dasar yang memberikan bingkai ideologis, yang digunakan sebagai tempat bertolak untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan dan direncanakan bersama. Dasar politik menjadi penting untuk pemerataan pendidikan baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
5. Dasar Psikologis
Dasar psikologis adalah dasar yang memberikan informasi tentang bakat, minat, watak, karakter, motivasi dan inovasi peserta didik, pendidik, tenaga administrasi, serta sumber daya manusia yang lain.
6. Dasar Filosofis
Dasar filsofis adalah dasar yang memberi kemampuan memilih yang terbaik, memberi arah suatu sistem, mengontrol dan memberi arah kepada semua dasar-dasar operasional lainnya.
7. Dasar Religius
Dasar religius adalah dasar yang diturunkan dari ajaran agama. Dasar ini secara detail telah dijelaskan pada sumber pendidikan islam. Dasar ini menjadi penting dalam pendidikan islam, sebab dengan dasar ini maka semua kegiatan pendidikan jadi bermakna.
TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
Tujuan merupakan standar usaha yang dapat ditentukan, serta mengarahkan usaha yang akan dilalui dan merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain. Di samping itu, tujuan dapat membatasi ruang gerak usaha, agar kegiatan dapat terfokus pada apa yang dicita-citakan, dan yang terpenting lagi adalah dapat memberi penilaian atau evaluasi pada usaha-usaha pendidikan.
Perumusan tujuan pendidikan islam harus berorientasi pada hakikat pendidikan yang meliputi beberapa aspeknya, misalnya tentang:
Pertama, tujuan dan tugas hidup manusia. Manusia hidup bukan karna kebetulan sia-sia. Ia diciptakan dengan membawa tujuan dan tugas hidup tertentu (QS. Ali imran: 191). Tujuan diciptakan manusia hanya untuk mengabdi kepada Allah SWT. Indikasi tugasnya berupa ibadah (sebagai ‘abd Allah) dan tugas sebagai wakil-Nya.
Kedua, memperhatikan sifat-sifat dasar manusia, yaitu konsep tentang manusia sebagai mahkluk unik yang mempunyai potensi bawaan, seperti fitrah, bakat, minat, sifat dan karakter, yang berkecenderungan pada al-hanief (rindu akan kebenaran dari Tuhan) berupa agama Islam (QS. Al-kahfi: 29) sebatas kemampuan, kapasitas, dan ukuran yang ada.
Ketiga, tuntutan masyarakat. Tuntutan ini baik berupa pelestarian nilai-nilai budaya yang telah melembaga dalam kehidupan suatu masyarakat, maupun pemenuhan terhadap tuntutan kebutuhan hidupnya dalam mengantisipasi perkembangan dunia modern.
Keempat,dimensi-dimensi kehidupan ideal islam. Dimensi kehidupan dunia ideal Islam mengandung nilai yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup manusia didunia untuk mengelola dan memanfaatkan dunia sebagai bekal kehidupan di akhirat, serta mengandung nilai yang mendorong manusia berusaha keras untuk meraih kehidupan di akhirat yang lebih membahagiakan, sehingga manusia dituntut agar tidak terbelenggu oleh rantai kekayaan duniawi atau materi yang dimiliki.
DASAR PENDIDIKAN UMUM
dasar yang dimaksud adalah dasar pelaksanaannya, yang mempunyai peranan penting untuk dijadikan pegangan dalam melaksanakan pendidikan di sekolah-sekolah atau di lembaga-lembaga pendidikan lainnya.
Dasar pendidikan adalah pondasi atau landasan yang kokoh bagi setiap masyarakat untuk dapat melakukan perubahan sikap dan tata laku dengan cara berlatih dan belajar dan tidak terbatas pada lingkungan sekolah, sehingga meskipun sudah selesai sekolah akan tetap belajar apa-apa yang tidak ditemui di sekolah. Hal ini lebih penting dikedepankan supaya tidak menjadi masyarakat berpendidikan yang tidak punya dasar pendidikan sehingga tidak mencapai kesempurnaan hidup. Apabila kesempurnaan hidup tidak tercapai berarti pendidikan belum membuahkan hasil yang menggembirakan.[3]
Adapun dasar pendidikan di negara Indonesia secara yuridis formal telah dirumuskan antara lain sebagai berikut:
Undang-Undang tentang Pendidikan dan Pengajaran No. 4 tahun 1950, Nomor 2 tahun 1945, Yang Berbunyi: Pendidikan dan pengajaran berdasarkan atas asas-asas yang termaktub dalam Pancasila, Undang-Undang Dasar RI dan kebudayaan bangsa Indonesia.
Ketetapan MPRS No. XXVII/ MPRS/ 1966 Bab II Pasal 2 yang berbunyi: Dasar pendidikan adalah falsafah negara Pancasila
Dalam GBHN tahun 1973, GBHN 1978, GBHN 1983 dan GBHN 1988 Bab IV bagian pendidikan berbunyi: Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila.
Tap MPR Nomor II/MPR/1993 tentang GBHN dalam Bab IV bagian Pendidikan yang berbunyi: Pendidikan Nasional (yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Undang-undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
Dengan demikian jelaslah bahwa dasar pendidikan di Indonesia adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sesuai dengan UUSPN No. 2 tahun 1989 dan UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003.[4]
Dasar pendidikan dapat dilihat dari berbagai segi yaitu:
Religius : Merupakan elemen atau dasar pendidikan yang paling pokok,
disini ditanamkan nilai nilai agama islam (iman, akidah dan akhlak) sebagai suatu pondasi yang kokoh dalam pendidikan
Ideologis : Yaitu mengacu kepada ideologi bangsa kita yakni pancasila
dan berdasarkan kepada UUD 1945. Dan intinya adalah untuk mencerdaskan kehidupa bangsa.
Ekonomis : Pendidikan bisa dijadikan sebagai suatu langkah untuk
mendapatkan kehidupan yang layak dan keluar dari segala bentuk kebodohan dan kemiskinan.
Politis: Lebih mengacu kepada suasana politik yang berlansung.
Teknologis : Dunia telah mengalami eksplosit ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dan bisa dikatakan teknologi sangat memiliki peran dalam kemajuan dunia pendidikan.
Psikologis dan Pedagogis: Tugas pendidikan sekolah yang utama adalah
mengajarkan bagaimana cara belajar, mendidik kejiwaan, menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk belajar terus-menerus sepanjang hidupnya dan memberikan keterampilan kepada peserta didik, mengembangkan daya adaptasi yang besar dalam diri peserta didik.
Tujuan Pendidikan Umum
Tujuan pendidikan adalah suatu faktor yang amat sangat penting di dalam pendidikan, karena tujuan merupakan arah yang hendak dicapai atau yang hendak di tuju oleh pendidikan. Begitu juga dengan penyelenggaraan pendidikan yang tidak dapat dilepaskan dari sebuah tujuan yang hendak dicapainya. Hal ini dibuktikan dengan penyelenggaraan pendidikan yang di alami bangsa Indonesia.
Tujuan pendidikan yang berlaku pada waktu Orde Lama berbeda dengan Orde Baru, demikian pula sejak Orde Baru hingga sekarang, rumusan tujuan pendidikan selalu mengalami perubahan dari pelita ke pelita sesuai dengan tuntutan pembangunan dan perkembangan kehidupan masyarakat dan negara Indonesia.
Tujuan pendidikan secara umum dapat dilihat sebagai berikut:
1. Tujuan pendidikan terdapat dalam UU No 2 Tahun 1985 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya yaitu yang beriman dan dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan kerampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan berbangsa.
3. TAP MPR No 4/MPR/1975, tujuan pendidikan adalah membangun di bidang pendidikan didasarkan atas falsafah negara pancasila dan diarahkan untuk membentuk manusia-manusia pembangun yang berpancasila dan untuk membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat mengembangkan kreatifitas dan tanggung jawab dapat menyuburkan sikap demokratis dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya dan mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam UUD 1945.
Adapun tujuan pendidikan di Negara Indonesia yaitu sebagai berikut:
1. Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan pendidikan ini merupakan tingkatan yang tertinggi. Pada tujuan ini digambarkan harapan masyarakat atau negara tentang ciri-ciri seorang manusia yang dihasilkan proses pendidikan atau manusia yang terdidik. Adapun yang dimaksud dengan tujuan pendidikan nasional adalah tujuan umum yang hendak dicapai oleh seluruh bangsa Indonesia dan merupakan rumusan kualifikasi terbentuknya setiap warga negara yang dicita-citakan bersama. [6]
Tujuan pendidikan nasional secara formal di Indonesia telah beberapa kali mengalami perumusan atau perubahan, dan rumusan tujuan pendidikan nasional yang terakhir seperti disebutkan dalam Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab II Pasal 3 yang berbunyi: Tujuan pendidikan nasional ialah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia-manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
dengan tujuan nasional. Oleh karena itu, setiap usaha pendidikan di Indonesia tidak boleh bertentangan dengan tujuan pendidikan nasional, bahkan harus menopang atau menunjang tercapainya tujuan tersebut.[7]
2. Tujuan Institusional
Tujuan institusional adalah perumusan secara umum pola perilaku dan pola kemampuannya yang harus dimiliki oleh setiap lembaga pendidikan yang berbeda-beda sesuai dengan fungsi dan tugas yang harus dipikul oleh setiap lembaga dalam rangka menghasilkan lulusan dengan kemampuan dan keterampilan tertentu.
Sebagai subsistem pendidikan nasional, tujuan institusional untuk setiap lembaga pendidikan tidak dapat terlepas dari tujuan pendidikan nasional. Hal ini disebabkan setiap lembaga pendidikan ingin menghasilkan lulusan yang akan menunjang tinggi martabat bangsa dan negaranya, yang bertekad untuk mempertahankan falsafah Pancasila sebagai dasar Negara, di samping kemampuan dan keterampilan tertentu sesuai dengan kekhususan setiap lembaga.
Dengan demikian, perumusan tujuan institusional dipengaruhi oleh tiga hal: Tujuan Pendidikan Nasional, Kekhususan setiap lembaga dan Tingkat usia peserta didik. Tujuan institusional itu dicapai melalui pemberian berbagai pengalaman belajar kepada peserta didikny.
3. Tujuan Kurikuler
Tujuan mata pelajaran untuk Kewarganegaraan di sekolah-sekolah tersebut disebut tujuan kurikuler sesuai dengan kurikulum pada masing-masing sekolah. Tujuan kurikuler merupakan penjabaran dari tujuan institusional, yang berarti lebih khusus dari pada tujuan Institusional.[8]
4. Tujuan Instruksional
Tujuan Instruksional merupakan tujuan yang hendak dicapai setelah selesai proses belajar mengajar/program pengajaran. Tujuan tersebut merupakan penjabaran dari tujuan kurikuler, yang merupakan perubahan sikap atau tingkah laku secara jelas. Tujuan Instruksional dapat dibagi menjadi dua, yaitu Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan Tujuan Instruksional Khusus (TIK).
Dalam merumuskan tujuan tujuan instruksional ini, terlebih-lebih tujuan instruksional khusus harus berorientasi kepada peserta didik, atau kepada output-oriented. Tujuan Instruksional akan mempengaruhi pemilihan materi, metode, strategi, dan lainnya demi mencapai tujuan instruksional yang telah dirumuskan.
Sesuai dengan visi dan misi pendidikan Nasional, maka tujuan pendidikan harus mencerminkan kemampuan system pendidikan Nasional untuk mengakomodasikan berbagai tuntutan peran yang multi dimensional. Secara umum, pendidikan harus mampu menghasilkan manusia sebagai individu dan anggota masyarakat yang sehat dan cerdas dengan: Kepribadian kuat, religius dan menjunjung tinggi budaya luhur, Kesadaran demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, Kesadaran moral hokum yang tinggi dan , Kehidupan yang makmur dan sejahtera.
B. Tujuan pendidikan menurut para pakar
Pendidikan adalah bimbingan/pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang sedang tumbuh untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sehingga tidak perlu bimbingan lagi. Langeveld berpendapat bahwa setelah anak itu dewasa dan cukup cakap mengatasi masalah-masalah hidupnya, anak tidak perlu dibimbing atau ditolong lagi. Jadi tujuan pendidikan menurut Langeveld adalah untuk mengantarkan anak menjadi dewasa dan mampu memecahkan kesulitan atau hambatan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Langeveld mengemukakan jenis-jenis tujuan pendidikan, antara lain :
1. Tujuan Umum (lengkap atau tujuan total)
Tujuan Umum (lengkap atau tujuan total)ialah tujuan yang pada akhirnya akan dicapai oleh pendidik terhadap anak didik. Ialah membawa anak ke arah dewasa dan jasmani (Hasbullah, 2005:14).
2. Tujuan Khusus (bagian dari tujuan total)
Tujuan umum tentu saja mempunyai sifat-sifat yang khusus. Berarti tidak semua anak itu sama dalam menuju ke tujuan umum (total). Hal ini tergantung dari beberapa hal :
Tergantung dari sifat atau bakat dari pada anak didik.
Tergantung dari kemungkinan-kemungkinan yang ada di dalam keluarga itu atau alam sekitar dari pada anak didik.
Tergantung daripada tujuan kemasyarakatan anak didik.
Tergantung daripada kesanggupan-kesanggupan yang ada pada pendidik. Tergantung daripada tugas lembaga pendidikan (sekolah, gereja, dan
lain-lain) (Hasbullah, 2005:14).
3. Tujuan Insidentil (tujuan seketika)
diusahakan sungguh-sungguh harus datang. Pada ketika itu mempunyai tujuan supaya anak-anak dapat makan bersama dengan secara baik-baik (Hasbullah, 2005:15).
4. Tujuan Sementara
Tujuan Sementara seolah-olah merupakan tempat berhenti atau tempat istirahat di dalam perjalanannya menuju ke tujuan umum. Misalnya: belajar berbicara, belajar bersih, dan lain-lain. Tujuan sementara ini mempunyai hubungan yang erat dengan masa perkembangan anak, yaitu: waktu kita memberi pelajaran kepada anak harus mengingat akan masa peka daripada anak tersebut. Umur berapakah anak itu mudah sekali diberi pelajaran membaca. Dan Seakan-akan waktu pendidik memberi pelajaran untuk bersih itu tidak ada hubungannya dengan tujuan umum (total). Yang sebetulnya sangatlah erat hubungannya. Sebab anak didik akan dapat bertanggung jawab dan berdiri sendiri apabila tidak diberi pendidikan sementara tersebut (Hasbullah, 2005:15).
5. Tujuan tidak lengkap
Tujuan tidak lengkap mempunyai hubungan dengan aspek kepribadian manusia sebagai fungsi kerohanian pada bidang: etika, keagamaan, estetika, dan sikap sosial daripada orang itu (Hasbullah, 2005:14) .
6. Tujuan Intermedier (tujuan perantara).
Alat yang sangat bermacam-macam yang harus dicapai untuk pelaksanaan tehnis dari pada tugas belajar. Misalnya: membaca, menulis yang terlepas dari tujuan akhir sehingga seolah-olah belajar mengeja tidak terikat pandangan hidup tertentu (Hasbullah, 2005:15).
Keenam tujuan menurut Langeveld tersebut sebetulnya dapat kita sederhanakan dan memang kesemuanya tercakup di dalam tujuan umum (total). Adapun Tujuan lain dari pendidikan ialah:
Mampu untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk.
Mampu untuk berhubunganan kerjasama dengan orang lain.
Mampu membedakan dirinya dengan orang lain (Langeveld dalam Hasbullah, 2005:15).
C. Tujuan pendidikan di Indonesia
Tujuan Pendidikan (Depdiknas, 2003): Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, "Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab"
Secara filosofis, tujuan pendidikan (Arifin, 2003: 116) dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Tujuan teoretis yang bersasaran pada pemberian kemampuan teore kepada anak didik
2. Tujuan praktis kemampuan praktis kepada anak didik.
Kedua tujuan ini diharapkan bermuara pada kompetensi yang memadai pada anak didik.
Pendidikan yang benar ialah terbuka terhadap pengaruh dari luar dan perkembangan dari dalam diri anak didik. Setelah itu, barulah fitrah itu diberi hak untuk membentuk pribadi anak dalam waktu bersamaan dengan faktor dari luar yang mendidik dan mengarahkan secara operasional. Fitrah tersebut mengandung aspek menjaga atau memperbaiki dan menumbuhkan kepribadian anak yang sedang berkembang sehingga dengan adanya pendidikan yang baik dari pendidik maka tercapai hasil yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
1. Membantu membentuk kepribadian. 2. Melakukan pembinaan moral.
3. Menumbuhkan dan mengembangkan keimanan dan ketakwaan para siswa sesuai tujuan beragama dan bernegara.
Ada dua macam tujuan pendidikan, yaitu tujuan sementara dan tujuan akhir. Tujuan sementara, yaitu sasaran yang harus dicapai dalam melaksanakan pendidikan. Tujuan sementara disini ialah tercapainya berbagai kemampuan. Seperti kecakapan jasmaniah; pengetahuan membaca dan menulis; pengetahuan ilmu kemasyarakatan, kesusilaan dan keagamaan; kedewasaan jasmani dan rohani. Adapun tujuan akhir pendidikan adalah terwujudnya kepribadian peserta didik yang seutuhnya. Kepribadian disini ialah kepribadian yang seluruh aspeknya merealisasikan tujuan pendidikan. Tujuan sementara merupakan sarana untuk mencapai tujuan akhir.
Tujuan Institusional merupakan tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan. Dengan kata lain, tujuan ini dapat didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka menempuh atau dapat menyelesaikan program di suatu lembaga pendidikan, seperti standar kompetensi pendidikan dasar, menengah kejuruan, dan jenjang pendiidkan tinggi (Haryono, 2008).
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab V Pasal 26 dijelaskan standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, dan keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut (Depdiknas, 2008).
kemandirian, dan sikap untuk menemukan, mengembangkan, dan menerapkan ilmu, teknologi, dan seni yang bermanfaat bagi kemanusiaan (Depdiknas, 2008).
1) Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler merupakan tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran. Oleh sebab iu, tujuan kurikuler dapat didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu lembaga pendidikan. Tujuan kurikuler pada dasarnya merupakan tujuan untuk mencapai tujuan lembaga pendidikan. Dengan demikian, setiap tujuan kurikuler harus dapat mendukung dan diarahkan untuk mencapai tujuan institusional (Haryono, 2008).
Peraturan Pemerintahan Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 6 dinyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dan menengah terdiri atas:
a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; d. Kelompok mata pelajaran estetika;
e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan (Depdiknas, 2008).
Sesuai dengan Peraturan Pemerintahan tersebut, Badan Standar Nasional Pendidikan merumuskan tujuan setiap kelompok mata pelajaran sebagai berikut.
a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, bertujuan membantu peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Tujuan tersebut dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olahraga, dan kesehatan. b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian bertujuan
c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, bertujuan mengembangkan logika, pengembangan berpikir, dan analisis peserta didik.
d. Kelompok mata pelajaran estetika, bertujuan untuk membentuk karakter peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa seni dan pemahaman budaya. Tujuan tersebut dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan dan muatan lokal yang relevan.
f. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan, bertujuan untuk membentuk karakter peserta didik agar sehat jasmani dan rohani, dan menumbuhkan rasa sportivitas. Tujuan tersebut dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan pendidikan jasmani, olahraga, pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan muatan lokal yang relevan (Depdiknas, 2008).
2) Tujuan pembelajaran/instruksional
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
pendidikan yang enam diatas perlu ditambahkan dasar yang ketujuh yaitu agama.
2. Perumusan tujuan pendidikan islam harus berorientasi pada hakikat pendidikan yang meliputi beberapa aspeknya, manusia hidup bukan karna kebetulan sia-sia. Ia diciptakan dengan membawa tujuan dan tugas hidup tertentu (QS. Ali imran: 191). Tujuan diciptakan manusia hanya untuk mengabdi kepada Allah SWT. Indikasi tugasnya berupa ibadah (sebagai ‘abd Allah) dan tugas sebagai wakil-Nya.
3. Tujuan pendidikan adalah salah satu unsur pendidikan berupa rumusan tentanng apa yang harus dicapai oleh anak didik. Yang berfungsi sebagai pemberi arah bagi semua kegiatan pendidikan. Menurut M.J. Langeveld tujuan umum pendidikan adalah kedewasaan atau manusia dewasa yaitu manusia yang mampu menentukan diri sendiri secara mandiri atas tanggung jawab sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Mujib,Abdul dan Mudzakir Jusuf. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.