• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepemimpinan dan Supervisi terhadap Pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kepemimpinan dan Supervisi terhadap Pendidikan"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

KEPEMIMPINAN dan

SUPERVISI PENDIDIKAN

Almar’atus Sholikhah 12804241046 Astiti Swanitarini 12804241049 Intan Puspa Rini 12804241047 Alfian Furqon Hakim 12804241050

Heni Novita Gesti 12804241048 Muhammad Ali Faisal 12804241051

(2)

Dasar–dasar Kepemimpianan Pendidikan

Dalam menggunakan tenaga manusiawi, maka memerlukan Ilmu

Pengetahuan atau science yang berkenaan dengan bagaimana

manusia bisa di gerakan agar dapat berkarya dalam rangka mencapai

tujuan administrasi.

Ilmu Pengetahuan atau science yang dimaksud dalam hal ini adalah

“Ilmu Kepemimpinan” atau “Leadership”.

(3)

A. Konsep Kepemimpinan :

a. Kepemimpinan Simbolik

Pemimpin digambarkan sebagai seorang tokoh yang memiliki sikap-sifat istimewa.

b. Kepemimpinan formal

Terletak pada posisi pemimpin didalam organisasi atau kelompok orang-orang dipimpin, dimana pemimpin formal memainkan peranannya sebagai pemimpin karena posisi formalnya.

Pemimpin Formal dibagi : 1. Status Leader

2. Titular Leader

3. Hierarchial leader

c. Kepemimpinan fungsional

Pengertian kepemimpinan fungsional terletak pada berfungsi atau tidaknya pemimpin bagi kelompoknya (yang dipimpin), dan berfungsi atau tidaknya bagi lembaga atau organisasi yang dipimpinnya.

(4)

B. Tipe-tipe Kepemimpinan :

a. Kepemimpinan otoriter

Tipe kepemimpinan otoriter terletak pada otority pemimpin yang menjadi sumber dari proses kepemimpinan.

b. Kepemimpinan yang demokratik

Tipe kepemimpinan yang demokratik lahir karena pengaruh paham demokrasi. Dalam kepemimpinan ini prinsip semua unsur harus memilki tanggung jawab masing-masing diberlakukan.

c. Kepemimpinan yang pseudo demokratik

Kepemimpinan yang manipulative democratic, dimana nampak secara eksplisit sebagai kepemimpinan yang demokratik tetapi hakikatnya justru otokratik.

d. Kepemimpinan yang Leizess-faire

Pada tipe kepemimpinan ini, pemimpin memberi kebebasan yang seluas-luasnya kepada semua anggota staff.

(5)

Model penampilan kepemimpinan adalah model penampilan tingkah

laku atau model tindakan kepemimpinan, dimana aspek yang

digunakan adalah aspek sosiologis maupun psikologis.

C. Model Penampilan Kepemimpinan :

Aspek Sosiologis :

Pemimpin sebagai pemegang peran didalam kehidupsn

sosial (gejala karena jabatan)

Aspek Psikollogis :

Pemimpin sebagai individu adalah pribadi yang tidak lepas

dari kebutuhan-kebutuhan. (gejala kebutuhan personal)

Dalam praktek jika gejala kebutuhan personal dan gejala karena jabatan berinteraksi,

maka nampaklah model penampilan tingkah laku kepemimpinan.

(6)

D. Kepemimpinan Pendidikan

Kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan dan kesiapan

untuk dapat menggerakan dan membina para pendidik atau

aparatur pendidikan, sehingga mereka mau melakukan

tugas-tugas pendidikan secara efektif dan efisien dalam rangka

mencapai tujuan pendidikan.

(7)

E. Pemimpin di Sekolah

Peran Kepala sekolah dalam pemimpin pembelajaran, Kepala sekolah merupakan kunci keberhasilan dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekolah untuk itu sebagai seorang pemimpin kepala sekolah diharapkan mampu untuk berusaha membina, mengelola dan mengembangkan sumber daya-sumber daya yang ada di sekolah.

Adapun Tugas Pokok Kepala Sekolah adalah: a. Pendidik (Educator)

b. Pemimpin (Leader)

c. Pengelola (Manager)

d. Administrator

e. Penyelia (Supervisor) f. Pencipta iklim kerja g. Wirausahawan

Peran Kepala Sekolah

Tugas Pokok Kepala Sekolah

(8)

Sumber : contoh struktur organisasi sekolah (

www.google.com )

(9)

Konsep Dasar Supervisi Pendidikan

Pengertian :

Supervisi adalah suatu service atau pelayanan utamanya yang menyangkut atau

memperhatikan pengajaran dan perbaikan.

(Adam dan Dickey dalam buku berjudul “Basic Principle of Supervision” (1952 : hlm. 9) dalam Imam Soepardi (1988 : hlm. 64)

supervisi adalah usaha yang sistematik dan berkesinambungan untuk mendorong dan

mengarahkan, menggiatkan pertumbuhan setiap guru, sehingga lebih efektif dalam

sumbangan untuk pencapaian tujuan pendidikan yang telah dikenal /diakui/diterima,

beserta murud-murid yang berada di bawah tanggungjawabnya.

Briggs dan Justman dalam bukunya yang berjudul “Improving Instruction Trough Supervision”(1954 : hlm. 126) dalam Imam Soepardi (1988 : hlm.64)

Kategori supervisor dalam pendidikan : kepala sekolah, penelik sekolah, dan

pengawas ditingkat kabupaten/kotamadya, serta staff di kantor bidang yang ada di

tiap provinsi.

(10)

Fungsi supervisi

:

Ada sedikitnya tiga fungsi supervisi antara lain (Suharsimi,

2004):

1. Fungsi Meningkatkan Mutu

Pembelajaran

2. Fungsi Memicu Unsur yang Terkait dengan

Pembelajaran

3. Fungsi Membina dan Memimpin

(11)

Sasaran supervisi

:

Menitikberatkan pengamatan supervisor pada masalah-masalah akademik. (hal-hal yang langsung berada dalam lingkungan pembelajaran)

a. Supervisi Akademik

Menitik beratkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar terlaksananya pembelajaran.

b. Supervisi Administrasi

Supervisi lembaga dimaksudkan untuk meningkatkan nama baik sekolah atau kinerja sekolah secara keseluruhan.

c. Supervisi Lembaga

(12)

Tujuan supervisi :

Umum :

Memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf sekolah yang lain agar personil tersebut mampu meningkatkan kualitas kerjanya, terutama dalam melaksanakan tugas, yaitu melaksanakan proses pembelajaran.

Khushus :

Merupakan pengembangan dari tujuan umum, diantaranya : 1. Meningkatkan kinerja pesrta didik

2. Meningkatkan kinerja guru

3. Meningkatkan keefektifan kurikulum

4. Meningkatkan keefektifan dan keefisiensian sarana dan prasarana 5. Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah

6. Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah

(13)

Prinsip

supervisi :

1. Supervisi bersifat memberikan bimbingan dan bantuan kepada guru dan staf

sekolah untuk mengatasi kesulitan, dan bukan mencari-cari kesalahan.

2. Pemberian bantuan dan bimbingan dilakukan secara langsung.

3. Dalam memberikan

feedback

sebaiknya supervisor memberikan kesempatan

kepada pihak yang disupervisi untuk mengajukan pertanyaan atau tanggapan.

4. Kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala.

5. Suasana selama supervisi hendaknya mencerminkan hubungan yang baik atau

suasana kemitraan yang akrab antara supervisor dan yang disupervisi.

6. Supervisor sebaiknya membuat catatan singkat yang berisi hal-hal penting yang

diperlukan untuk membuat laporan.

(14)

Kualifikasi Supervisor Satuan Pendidikan:

Dasar :

Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan bagi pengawas dan calon pengawas satuan pendidikan berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 12 tahun 2007 terdiri atas kualifikasi umum dan khusus.

Umum:

1.        Memiliki pangkat minimal Penata golongan ruang III/c;

·2.        Berusia maksimal 50 tahun sejak diangkat sebagai pengawas satuan pendidikan.; ·3.        Lulus seleksi pengawas satuan pendidikan;

·4.       Menempuh pendidikan dan pelatihan fungsional pengawas.

(Suharsimi:2004)

(15)

Khusus :

Pengawas TK/SD/MI

1. Berlatar belakang pendidikan minimal Sarjana (S1) atau Diploma Empat D-IV) kependidikan dari perguruan tinggi terakreditasi.

2. Guru TK/SD bersertifikat dengan pengalaman kerja minimal 8 (delapan) tahun atau Kepala Sekolah TK/SD berpengalaman kerja minimal 4 (empat) tahun.

Pengawas SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK :

• ·Pendidikan min Magister (S2) kependidikan dengan berbasis Sarjana (S1)

dalam rumpun mata pelajaran yang relevan pada perguruan tinggi terakreditasi.

• ·Guru SMP/MTs bersertifikat pendidik dengan pengalaman kerja minimal 8

(delapan) tahun dalam rumpun mata pelajaran yang relevan atau Kepala Sekolah SMP/MTs berpengalaman kerja minimal 4 (empat) tahun.

(16)

Lanjutan. . . .

• ·Guru SMA/MA bersertifikat pendidik dengan pengalaman kerja minimal 8 (delapan)

tahun dalam rumpun mata pelajaran yang relevan atau Kepala Sekolah SMA/MA berpengalaman kerja minimal 4 (empat) tahun.

• ·Guru SMK/MAK bersertifikat pendidik dengan pengalaman kerja minimal 8 (delapan)

tahun dalam rumpun mata pelajaran yang relevan atau Kepala Sekolah SMK/MAK berpengalaman kerja minimal 4 (empat) tahun.

(17)

1. Kepribadian

2. Supervisi Manajerial

3. Supervisi Akademik

4. Evaluasi Pendidikan

5. Penelitian

Pengembangan

6. Sosial

Pengawas TK/RA dan SD/MI

Pengawas SMP/MTs dan SMA/MA

Pengawas SMK/MAK

Sumber: Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah

(18)

Jenis-jenis Supervisi Pendidikan

Membantu Guru-guru dalam Memilih dan Mengorganisir Bahan-bahan Pelajaran

1.

Meliputi :

a. Pembinaan kurikulum sebagai suatu masalah supervisi

b. Membantu guru-guru mengidentifikasi tujuan pengajaran

c. Membantu guru-guru menggali dan mengembangkan bahan pelajaran

d. Membantu guru-guru memilih

textbooks

e. Membantu guru-guru mempelajari siswa dan kebutuhan mereka

f. Personalia dan organisasi penyusunan bahan pelajaran

g. Macam-macam “In-service Activities”

(19)

Lanjutan . . .

Membantu Guru-guru Menyesuaikan Pengajaran dengan Perbedaan Individual

2.

Meliputi :

a. Membantu guru menyadari adanya perbedaan diantara siswa b. Mengembangkan cara-cara pemecahan masalah individual

c. Penggunaan pengajaran diagnostik dan remedial untuk memecahkan masalah perbedaan individual

d. Membantu guru dalam pengajaran kelompok-kelompok homogen

Membina Bimbingan Belajar Siswa

3.

Meliputi :

a. Perlunya pembinaan bimbingan belajar

b. Mendiagnosa permasalahan siswa dalam belajar

c. Membantu guru dalam mengembangkan kebiasaan belajar yang tepat d. Pembinaan perpustakaan dan penggunaannya untuk belajar

(20)

Lanjutan . . .

Membina Partisipasi Guru di dalam Aktifitas-aktifitas dan Pelayanan-pelayanan

4.

Meliputi :

a. Pembinaan guru dalam membimbing kegiatan ekstrakurikuler b. Membina pelayanan guidance guru

c. Membina guru dalam pengelolaan kelas

d. Membina guru dalam pergaulan professional mereka

Membantu Guru-guru yang Mengalami Masalah secara Individual

5.

Meliputi :

a. Perbedaan yang ada pada guru-guru b. Guru yang belum berpengalaman

c. Bantuan khusus bagi guru yang lemah d. Perlakuan bagi guru superior

(21)

Teknik Supervisi Pendidikan

Teknik supervisi bisa dilakukan secara individual dan secara kelompok

Teknik Individual (Perseorangan) 1.

Yang dimaksud teknik Individual dalam kegiatan supervise adalah bantuan yang dilakukan sendiri oleh petugas supervise, baik terjadi di dalam maupun di luar sekolah.

Macam teknik individual :

a. Mengadakan Kunjungan Kelas (Classroom Visitation) b. Mengadakan Observasi Kelas (Classroom Observation)

c. Mengadakan wawancara perseorangan ( Individual Interview)

(22)

Lanjutan . . .

Teknik Kelompok

2.

Supervise dengan teknik kelompok dapat dilakukan dengan

mengadakan pertemuan/rapat mengadakan diskusi

kelompok, mengadakan penataan dan seminar.

Macam teknik kelompok :

a. Mengadakan pertemuan/rapat

b. Mengadakan diskusi kelompok (

Group discussion

)

c. Mengadakan penatan-penataran (

in-service training

)

d. Seminar

(23)

KESIMPULAN

Ilmu kepemimpinan sangat diperlukan dalam mengelola suatu

kegiatan. Kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan dan kesiapan

untuk dapat menggerakan dan membina para pendidik atau aparatur

pendidikan, sehingga mereka mau melakukan tugas-tugas pendidikan

secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

(24)

KEPEMIMPINAN dan

SUPERVISI PENDIDIKAN

Almar’atus Sholikhah 12804241046 Astiti Swanitarini 12804241049 Intan Puspa Rini 12804241047 Alfian Furqon Hakim 12804241050

Heni Novita Gesti 12804241048 Muhammad Ali Faisal 12804241051

Referensi

Dokumen terkait

siswa tersebut yang kurang perhatian pada pendidikan anaknya di sekolah.. Hal ini dibuktikan disaat waktu pengambilan raport banyak orangtua

Guru mengajukan pertanyaan secara komunikatif tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi tentang Adab Terhadap Orang Tua yang akan dipelajari

evaluasi dan penelitian terhadap dokumen penawaran yang masuk, maka dengan ini kami mengundang seluruh peserta pelelangan untuk hadir pada acara Klarifikasi

sunnah adalah seperti witir, shalat idul fitri, shalat idul adha, shalat khusuf, dan shalat istisqa.  Shalat nafilah : selain

4.2 Perubahan Sikap Warga Belajar Sebelum dan Sesudah Mengikuti Pelatihan Tata Rias Pengantin Sunda Putri di LPK Tisaga Caterias ...154.. Surat Keputusan Direktur Program

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai sibling rivalry yang terjadi pada anak kembar yang berbeda jenis kelamin, faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya

MENURUT ORGANI SASI / BAGI AN ANGGARAN, UNI T ORGANI SASI , PUSAT,DAERAH DAN KEWENANGAN. KODE PROVINSI KANTOR PUSAT KANTOR DAERAH DEKONSEN

Penerapan levels of inquiry dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi IPBA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu