• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK DAN JENIS SAPI POTONG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KARAKTERISTIK DAN JENIS SAPI POTONG"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISTIK DAN JENIS SAPI POTONG

16:00 SAPI No comments

Sapi potong merupakan sapi yang dipelihara dengan tujuan utama sebagai penghasil daging. Sapi potong biasa disebut sebagai sapi tipe pedaging. Adapun ciri-ciri umum sapi potong adalah tubuh besar, badan simetris (berbentuk segi empat/balok), kualitas daging maksimum, laju

pertumbuhan cepat serta efisiensi pakan tinggi.

Secara umum karakteristik ternak sapi adalah sebagai berikut :

Phylum : Chordata

Sub Phylum : Vertebrata

Class : Mamalia

Sub Class : Plasentalia

Ordo : Ungulata

Sub Ordo : Archolactyla

Rumpun : Selonodonta

Famili : Bavodae

Genus : Bos

Sub Genus : Taurina, Bisantia, Bibavina, Bubolina, Lepsoburina

Spesies : Bos Indicus, Bos Taurus, Bos Sondaicus

Sapi-sapi yang termasuk dalam golongan sapi potong diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Sapi Bali

(2)

Sapi bali mempunyai ciri-ciri fisik yang seragam, dan hanya mengalami perubahan kecil dibandingkan dengan leluhur liarnya (Banteng). Warna sapi betina dan anak atau muda biasanya coklat muda dengan garis hitam tipis terdapat di sepanjang tengah punggung. Warna sapi jantan adalah coklat ketika muda tetapi kemudian warna ini berubah agak gelap pada umur 12-18 bulan sampai mendekati hitam pada saat dewasa, kecuali sapi jantan yang dikastrasi akan tetap berwarna coklat. Pada kedua jenis kelamin terdapat warna putih pada bagian belakang paha (pantat), bagian bawah (perut), keempat kaki bawah (white stocking) sampai di atas kuku, bagian dalam telinga, dan pada pinggiran bibir atas. (Hardjosubroto dan Astuti, 1993)

Karakteristik Sapi Bali memiliki kemampuan untuk mempertahankan kondisi dan bobot badannya meskipun dipelihara di padang gembalaan yang kualitasnya rendah. Disamping itu, kemampuannya mencerna serat dan memanfaatkan protein pakan lebih baik daripada sapi lainnya. Pada umur 1,5 tahun bobot sapi bali mencapai 217,9 kg. Dari segi produksi karkas, sapi bali memiliki persentase karkas yang tinggi dari pada sapi unggul lainnya. Persentase karkas sapi bali berkisar 56-57%. (baca: Karakteristik Sapi Bali).

2. Sapi Ongole

Sapi Ongole berasal dari India, tepatnya di Kabupaten Guntur, Provinsi Ndra Pradesh dan menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia.

Sapi Ongole merupakan jenis ternak berukuran sedang, dengan gelambir yang longgar dan menggantung. Badannya panjang sedangkan lehernya pendek, kepala bagian depan lebar diantara kedua mata, bentuk mata elips dengan bola mata dan sekitar mata berwarna hitam. Telinga agak kuat, ukuran 20-25 cm dan agak menjatuh. Tanduk pendek dan tumpul, tumbuh ke depan dank e belakang. Pada pangkal tanduk tebal dan tak ada retakan.

(3)

3. Sumba Ongole (SO)

Sapi sumba ongole adalah sapi keturunan sapi liar Bos Indicus yang berhasil dijinakan di India. Di Indonesia, sapi ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu Sumba Ongole (SO) dan Sapi Peranakan Ongole (PO). Sumba Ongole adalah keturunan murni sapi Nellore dari India yang didatangkan tahun 1914. Sapi ini dikembangkan secara murni di Pulau Sumba dan merupakan sumber indukan sebagian besar Ongole di dalam negeri. Sapi Sumba Ongole gampang dikenali. Warna kulitnya putih, disekitar kepala sedikit lebih gelap cenderung abu-abu. Postur tubuhnya agak panjang, leher sedikit pendek dan kaki terlihat panjang (baca : Sapi Sumba Ongole Plasma Nutfah Pulau Sumba). Bobot maksimal sapi dewasa 600 kg dan sapi betina dewasa 400 kg. Persentase karkas 45-58% dan perbandingan daging serta tulang 4,25 :1.

(4)

Pada tahun 1930-an, pemerintah Hindia-Belanda dengan kebijakan di bidang pertenakan yang disebut ongolisasi mengawinsilangkan sapi SO dengan sapi Jawa, untuk memperbaiki ukuran dan bobot badan sehingga lahirlah sapi peranakan ongole (PO).

Sapi peranakan ongole memiliki bulu berwarna putih atau kelabu, bentuk kepala pendek melengkung, telinga panjang menggantung, dan perut agak besar. Pada sapi PO jantan, kadang dijumpai bercak-bercak berwarna hitam pada lututnya, mata besar terang, dan dilingkari kulit berjarak sekitar 1 cm dari mata berwarna hitam.

Ciri khas yang membedakan sapi PO dengan sapi-sapi lainnya adalah ponok di atas gumba, kaki panjang berurat kuat, serta ada gelambir menggelantung dari bawah kepala, leher sampai perut. Saat dewasa, jantan PO bisa mencapai bobot sekira 600 Kg dan yang betina rata-rata 450 Kg. Pertambahan bobot sapi PO berkisar antara 0,4—0,8Kg/hari.

5. Sapi Madura

Sapi Madura adalah bangsa sapi potong lokal asli Indonesia yang terbentuk dari persilangan antara banteng dengan Bos indicus atau sapi Zebu (Hardjosubroto dan Astuti, 1994), yang secara genetik memiliki sifat toleran terhadap iklim panas dan lingkungan marginal serta tahan terhadap serangan caplak (Anonimus, 1987). Karakteristik sapi Madura sudah sangat seragam, yaitu bentuk tubuhnya kecil, kaki pendek dan kuat, bulu berwarna merah bata agak kekuningan tetapi bagian perut dan paha sebelah dalam berwarna putih dengan peralihan yang kurang jelas ; bertanduk khas dan jantannya bergumba.

Ciri-ciri umum fisik Sapi Madura :

1. Baik jantan ataupun betina sama-sama berwarna merah bata.

2. Paha belakang berwarna putih.

3. Kaki depan berwarna merah muda.

(5)

5. Pada betina kecil dan pendek berukuran 10 cm, sedangkanpada jantannya berukuran 15-20 cm.

6. Panjang badan mirip Sapi Bali tetapi memiliki punuk walaupun berukuran kecil. Secara umum, Sapi

6. Sapi Brahman

Sapi Brahman merupakan sapi yang berasal dari India, termasuk dalam Bos Indicus, yang kemudian diekspor ke seluruh dunia. Jenis yang utama aalah Kankrej (Guzerat), Nelore, Gir, dan Ongole. Ciri-ciri sapi Brahman mempunyai punuk besar dan gelambir yang memanjang berlipat-lipat dari kepala ke dada. Memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi, daya tahan terhadap panas juga lebih baik dari sapi Eropa karena lebih banyak memiliki kelenjar keringat, kulit berminyak di seluruh tubuh yang membantu resistensi terhadap parasit.

Karakteristik sapi Brahman berukuran sedang dengan berat jantan dewasa 800-1000 kg, sedangkan betina 500-700 kg, berat pedet yang baru lahir antara 30-35 kg, dan dapat tumbuh cepat dengan berat sapih kompetitif dengan jenis sapi lainnya. Presentase karkas 48,6 – 54,2%, dan pertambahan berat harian 0,83 – 1,5 kg.

Sapi Brahman memiliki warna yang bervariasi, dari abu-abu muda, merah sampai hitam. Kebanyakan berwarna abu muda dan abu tua. Sapi jantan berwarna lebih tua dari sapi betina dan memiliki warna gelap di daerah leher, bahu, dan paha bagian bawah. Sapi Brahman daspar beradaptasi dengan baik terhadap panas, mereka dapat bertahan dari suhu 8 – 105 oF, tanpa gangguan selera makan dan produksi susu. Sapi Brahman banyak dikawin silangkan dengan sapi Eropa dan dikenal dengan Brahman Cross (BX).

(6)

Menurut Minish dan Fox (1979) dalam (Priyo 2008) sapi Brahman hasil persilangan dengan Hereford disebut dengan Brahman Cross (BX).

Masih dalam Priyo (2008), Turner (1977) menambahkan bahwa Sapi Brahman Cross (BX) pada awalnya dikembangkan di stasiun CSIRO’S Tropical Cattle Research Centre di Rockhampton Australia. Materi dasarnya adalan American Brahman, Hereford dan Shortron. Sapi BX mempunyai proporsi 50% darah Brahman, 25% darah Hereford, dan 25% darah Shorthron. Secara fisik bentuk fenotip sapi BX lebih cenderung mirip sapi American Brahman karena proporsi darahnya yang lebih dominan, seperti punuk dan gelambir masih jelas, bentuk kepala dan telinga besar menggantung. Sedangkan warna kulit sangat bervariasi mewarisi tetuanya. Di Indonesia sapi BX di impor dari Australia sekitar tahun 1973 namun penampilan yang dihasilkan tidak sama dengan di Australia.

Sapi BX mempunyai sifat-sifat seperti :

1. Presentase kelahiran 81,2%.

2. Rataan bobot lahir 28,4 kg, bobot umur 13 bulan mecapai 212 kg dan umur 18 bulan bisa mencapai 295 kg.

3. Angka mortalitas postnatal sampai umur 7 hari sebesar 5,2%, mortalitas sebelum disapih 4,4%, mortalitas setelah sapih sampai umur 15 bulan sebesar 1,2% dan mortalitas dewasa sebesar 0,6%.

4. Daya tahan terhadap panas cukuo tinggi karena produksi panas basal rendah dengan mengeluarkan panas yang efektif.

5. Ketahanan terhadap parasit dan penyakit sangat baik, serta

6. Efisiensi penggunaan pakan terletak antara sapi Brahman dan persilangan Hereford Shorthron (Turner,1997 dalam Priyo, 2008).

(7)

Sapi Hereford berasal dari sapi Eropa yang dikembangkan di Inggris, berat jantan rata-rata 900 kg dan berat betina 725 kg. Bulunya berwarna merah kecuali bagian muka, dada, perut bawah, dan ekor berwarna putih. Bentuk badan membulat panjang dengan ukuran lambung besar. Sebagian sapi bertanduk dan lainnya tidak.

9. Sapi Brangus

Sapi brangus merupakan hasil persilangan sapi betina Brahman dan pejantan angus. Cirri khasnya adalah warna hitam dengan tanduk kecil. Sifat Brahman yang diwarisi brangus adalah dengan adanya punuk, tahan udara panas, tahan gigitan serangga dan mudah menyesuaikan diri dengan pakan yang mutunya kurang baik. Sedangkan sapi angus yang diturunkan produktivitas daging dan presentase karkasnya tinggi.

(8)

Sapi angus (Aberden Angus) berasal dari Inggris dan Skotlandia. Sapi ini tidak memiliki tanduk umur dewasa sapi angus adalah 2 tahun, hasil karkas tinggi, sebagai penghasil daging dan tidak digunakan sebagai penghasil susu. Anak pedet ukurannya kecil sehingga induk tidak mengalami banyak stress saat proses melahirkan. Untuk memperbaiki genetic sapi ini sering dikawin silangkan dengan sapi lain, misalnya sapi Brahman. Hasl persilangan disebut Brangus (Brahman Angus).

Di Indonesia sapi angus diperkenalkan pada tahun 1973 dari Selandia Barudi beberapa tempat di jawa tengah. Ciri sapi ini berbulu hitam legam, berukuran agak panjang, keriting dan halus. Tubuhnya kekar padat, rata, panjang dan ototnya kompak, tidak bertanduk dan kakinya pendek. Berat sapi jantan 900 kg sedangkan betina 700 kg. presentase karkas 60%, dengan mutu daging sangat baik dengan lemak yang menyebar dengan baik di dalam daging.

(9)

Sapi ini sama dengan sapi Hereford yaitu sama-sama dikembangkan di Inggris. Bobot sapi jantan mencapai 1100 kg dan sapi betina 850 kg. Bulunya berbentuk merah dan putih. Bentuk tubuh bagus dengan punggung lurus. Pertumbuhan ototnya kompak. Sebagian sapi bertanduk pendek, tetapi kebanyakan tidak bertanduk.

12. Sapi Droughmaster

Merupakan persilangan antara betina Brahman dan jantan shortron, dikembangkan di Australia. Banyak dijumpai di peternakan besar di Indonesia. Sifat Brahman lebih dominan, badannya besar dan otot padat. Warna bulu merah coklat muda hingga merah atau coklat tua. Pada ambing sapi betina terdapat bercak putih.

13. Sapi Santa Gertrudis

(10)

tubuh dipenuhi bulu halus dan pendek serta berwarna merah kecoklatan. Punggungnya lebar dan dada berdaging tebal. Kepala lebar, dahi agak berlekuk dan mukanya lurus. Gelembir lebar berada di bawah leher dan perut. Sapi jantan berpunuk kecil dan kepalanya bertanduk. Berat sapi jantan mencapai 900 kg sedang betina 725 kg. Dibanding sapi Eropa sapi santa gertrudis mempunyai toleransi terhadap panas yang lebih baik dan pakan yang sederhana dan tahan gigitan caplak.

14. Sapi Simmental

Sapi Simmental berasal dari Swiss, dipublikasikan pertama kali pada tahun 1806. Pada tahun 1990 bulu sapi Simmental berwarna kuning, merah dan putih. Pada dewasa ini kebanyakan berwarna hitam. Peternak berkeyakinan sapi hitam mempunyai harga yang lebih baik.

Sapi Simmental adalah jenis sapi jinak dan mudah dikelola, dan dikenal dengan pola daging yang ekstrim. Sapi yang asli badannya besar dengan tulang iga yang dangkal, tetapi akhir-akhir ini tubuh yang sedang lebih disenangi. Sapi jantan beratnya 1000 – 1400 kg, sedang betina 600 – 850 kg. Masa produksi sapi betina 10 – 12 tahun.

(11)

Sapi limousine merupakan sapi keturunan eropa yang berkembang di Prancis. Tingkat pertambahan bobot badan yang tinggi perharinya 1,1 kg. ukuran tubuhnya besar dan panjang serta dadanya lebar dan berdaging tebal. Bulunya berwarna merah mulus, sorot matanya tajam, kaki tegap dengan warna pada bagian lututke bawah berwarna terang tanduk pada sapi jantan tumbuh keluar dan agak melengkung, bobot sapi jantan 850 kg dan betina 650 kg.

Sumber Dari: http://dodymisa.blogspot.com/2015/05/karakteristik-dan-jenis-sapi-potong.html#ixzz4LkAUe7mc

peternakan sapi potong di Indonesia didominasi oleh sistem usaha pemeliharaan induk-anak sebagai penyediaan sapi bakalan (cow-calf operation), sampai 90% dilakukan oleh peternakan rakyat. Usaha yang dilakukan tampak masih kurang mantap karena belum menerapkan konsep usaha yang intensif sehingga keterkaitan mereka dengan sektor ekonomi sangat terbatas. Bertahannya usaha pembibitan sapi potong rakyat pasca krisis moneter membuktikan bahwa usaha ini masih dapat diandalkan karena diusahakan dalam sistem yang terintegrasi (Diwyanto et al., 2002) dan tidak cocok bila dilakukan secara intensif (Yusdja et al., 2003). Pengembangan sapi potong untuk mendukung program kecukupan daging 2010, diperlukan dukungan inovasi teknologi.

(12)

3. Sapi potong lokal memiliki beberapa keunggulan sebagai sapi pedaging, antara lain: (1) efisien dalam penggunaan pakan, (2) kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan di Indonesia (panas, lembab, pakan mutu rendah dan caplak), serta (3) bobot potong lebih sesuai untuk kebutuhan pasar lokal. Berdasarkan hal tersebut, maka sapi potong lokal akan tetap lebih tepat dan ekonomis dikembangkan pada pola dan kondisi peternakan rakyat.

//

you're reading...

Uncategorized

BANGSA-BANGSA SAPI POTONG

Posted by damarapeka⋅ July 14, 2011 ⋅Leave a comment

Perkembangan bioteknologi dibidang peternakan sudah sangat pesat sehingga saat ini

bermunculan beberapa bangsa sapi potong baru, baik berasal dari persilangan maupun rekayasa genetik. Semua bangsa sapi potong yang ada di dunia ini memiliki klasifikasi zoologis sebagai berikut :

Filum : Chordata ( hewan yang memiliki tulang belakang)

Kelas : Mamalia ( hewan-hewan yang menyusui)

Ordo : Artiodaktili ( hewan berkuku/berteracak genap)

Sub ordo : Ruminansia ( hewan memamah biak)

Famili : Bovidae ( hewan dengan tanduk berongga)

Genus : Bos ( pemamah biak berkaki empat)

Spesies : 1. Bos Taurus, golongan sapi-sapi eropa

2. Bos Indicus, golongan sapi-sapi berpunuk

3. Bos Sondaicus, golongan banteng (bosbanteng)

(13)

a. Angus.

Bangsa sapi angus ini berasal dari negara skonlandia yang diimpor ke amerika untuk disilangkan dan dikembangkan guna meningkatkan industri sapi pedaging. Bangsa sapi angus memiliki ciri-cirinya, yaitu :

– Sapi angus ini warnanya hitam dengan bulu yang halus dan tidak bertanduk.

– Ukuran badannya relatif kecil yaitu yang jantan dapat mencapai berat badan sampai 850 kg sedang yang betina mencapai 675 kg.

– Berat lahir dan berat sapihnya termasuk golongan kecil.

– Sifat-sifat yang menonjol dan mempunyai arti penting adalah tahan terhadap hawa dingin, mempunyai kemampuan memelihara anak, fertilitasnya tinggi.

– Kualitas karkas istimewa dengan tulang-tulang yang kecil, perdagingan baik dan persentase lemak yang rendah.

– Rata-rata pertambahan berat badan harian (ADG) dapat mencapai 1,1 kg sampai 1,2 kg/hari.

Bangsa sapi ini di Indonesia dikembangkan di daerah Kabupaten Sragen dan hasil silangnya (keturunannya) memiliki ADG sebesar 0,58 kg per hari.

b. Hereford

Bangsa sapiherefordini berasal dari negara Inggris dan diimport pula ke negara Amerika untuk dikembangkan karena merupakan salah satu jenis bangsa sapi yang sangat disukai. Bangsa sapi hereford memiliki ciri-cirinya, yaitu :

– Sapiherefordini memiliki warna merah dengan bagian kepala, bagian bawah perut dan ekor berwarna putih serta bertanduk.

– Sapi ini memiliki bentuk badan persegi empat, kaki pendek dengan ukuran badan medium sampai berat.

– Berat lahir medium dan berat sapih antara medium sampai berat serta berat badan sapi jantan dapat mencapai 950 kg sedang yang betina dapat mencapai 760 kg.

– Sifat-sifat yang menonjol dari sapi hereford ini yaitu mempunyai ketahanan dan kemampuan merumput yang baik, daya adaptasi tinggi sehingga tahan terhadap alam yang jelek, temperamen baik dan memiliki efisiensi reproduksi serta ADG mencapai 1,25 kg.

– Perdagingan tebal dengan mutu daging yang baik serta tulang-tulang yang kuat.

(14)

c. Shorthorn

Bangsa sapi shorthorn ini berasal dari negara inggris, dengan ciri-ciri sebagai berikut :

– Warna bulu yang khas menurut standard bangsa murninya tercatat mempunyai 3 warna yaitu merah, putih dan kecoklatan (roan).

– Bentuk badan persegi empat dengan ukuran badan yang besar dibandingkan dengan kebanyakan sapi lainnya serta memiliki tanduk yang pendek.

– Berat lahir sapi ini tergolong medium, sedangkan berat sapihnya antara medium sampai berat.

– Berat badan dapat mencapai 1000 kg untuk yang jantan dan 900 kg untuk yang betina.

– Sifat-sifatnya yang menonjol yaitu temperamen baik dan dapat memanfaatkan hijauan secara efisien, pertumbuhan cepat, sifat menurunkan baik dan mempunyai adaptasi yang tinggi.

– Kelemahannya yaitu memiliki kualitas karkas yang kurang baik.

d. Charolais

Bangsa sapi charolais berasal dari negara perancis dan memiliki tipe dwi guna (dual purpose) yaitu sebagai ternak kerja dan pedaging.

Sapi ini mempunyai ciri-ciri :

– Warna putih cream dengan pigmentasi kemerahan pada kulit, khususnya disekitar hidung, mata dan perut.

– Sapi charolais umumnya bertanduk, tetapi ada pula yang tidak bertanduk.

– Berat lahir maupun berat sapih tergolong berat, yaitu berat lahir dapat mencapai 45 kg dan berat sapih dapat mencapai 275 kg.

– Tergolong sapi yang berukuran besar, dengan berat badan yang dicapai 1200 kg untuk yang jantan dan mencapai 750 kg untuk yang betina.

– Rata-rata pertambahan berat badan harian (ADG) dapat dicapai 1,5-1,6 kg.

– Sifat-sifat yang disukai yaitu perdagingan yang sempurna khususnya bagian loin dan paha belakang, tulang-tulang kuat, memiliki kemampuan mengasuh anak, kecepatan pertumbuhan tinggi, persentase karkas tinggi serta mempunyai daya tahan yang baik terhadap panas dan dingin.

(15)

e. Simmental

Bangsa sapi simental ini berasal dari negaraswitzerlanddan merupakan salah satu bangsa sapi yang paling terkenal di eropa, dengan ciri-ciri sebagai berikut :

– Sapi simmental ini berwarna merah dan bervariasi mulai dari merah gelap sampai hampir kuning, totol-totol serta mukanya berwarna putih.

– Bentuk badan dari sapi simmental ini panjang, padat dan kompak.

– Sapi ini terkenal karena memiliki kemampuan menyusui anaknya dengan baik serta pertumbuahan yang cepat dengan penimbunan lemak di bawah kulit rendah.

– Tergolong sapi yang berukuran berat, baik pada saat kelahiran, penyapihan maupun saat mencapai dewasa.dengan pertumbuhan yang baik.

– Berat badan dapat mencapai 800 kg untuk sapi yang betina sedang untuk sapi yang jantan dapat mencapai 1150 kg.

Bangsa sapi simmental ini di Indonesia dikembangkan di daerah Kabupaten Batang dan hasil silangnya (keturunannya) memiliki ADG yang dapat mencapai sebesar 1,0 kg/hari.

2. Bos Indicus

a. Brahman

Bangsa sapi brahman berasal dari negaraIndiadan termasuk golongan sapi zebu yang memiliki ukuran medium.

Ciri-ciri dari sapi brahman ini sebagai berikut :

– Sapi brahman mempunyai tanduk dan warna bulunya bervariasi mulai dari abu-abu sampai merah.

– Terdapat punuk yang sangat besar pada punggungnya dan memiliki lipatan kulit (gelambir) dari bawah leher sampai perut yang cukup besar.

– Telinga lebar dan menggantung terkulai.

– Berat lahir anak sapi brahman ini tergolong medium tetapi memiliki ukuran berat sapih yang tergolong ringan.

(16)

– Sapi brahman mempunyai sifat-sifat yang hanya dipunyai olah bangsa sapi tertentu, yaitu ketahanan terhadap kondisi yang sangat minimal (buruk), mempunyai toleransi terhadap panas, kemampuan mengasuh anak baik, daya tahan terhadap penyakit dan parasit (resistensi) baik.

– Sapi brahman ini sangat cocok untuk dipersilangkan guna menghasilkan hybrid vigor yang tinggi.

– Rata-rata pertambahan berat badan harian (ADG) dapat mencapai 0,9 kg/ hari.

– Kelemahannya yaitu toleransi yang rendah suhu udara yang rendah dan memiliki tingkat kesuburan (fertilitas) yang rendah.

Bangsa sapi brahman ini dikembangkan di daerah panas seperti Kabupaten Pati, Rembang, Kudus, Jepara, blora, Grobogan, Banyumas, Kebumen, dan Purworejo. Hasil silangnya (keturunannya) memiliki ADG yang dapat mencapai 0,55 kg/hr.

b. Ongole

Sapi ongole termasuk sapi zebu yang berasal dariindiadengan ciri-ciri sebagai berikut :

– Berpunuk pada punggungnya, telinga besar dan menggantung serta bertanduk.

– Terdapat lipatan kulit (gelambir) di bawah leher dan perut.

– Warna kulit putih dengan bagian pinggul, leher dan sebagian kepala berwarna abu-abu atau putih kehitaman.

– Berat badan dapat mencapai 450 kg untuk sapi yang betina dan 600 kg untuk sapi yang jantan.

– Rata-rata pertambahan berat badan harian (ADG) dapat mencapai 0,4-0,6 kg/ hari dengan hasil silangnya (keturunannya) memiliki ADG yang dapat mencapai 0,28 kg/hr.

– Ciri yang khas dari sapi ongole ini yaitu adanya warna hitam yang mengelilingi lubang mata yang biasa disebut cicin mata.

3. Bos Sondaicus

a. Sapi bali

Sapi bali merupakan sapi asliIndonesiadari hasil domestikasi Bos Banteng, dengan ciri-ciri sebagai berikut :

(17)

– Terdapat garis hitam (garis belut) pada bagian punggung yang dimuali dari leher sampai pangkal ekor.

– Baik sapi bali jantan maupun beina memiliki tanduk.

– Berat badan sapi bali betina dapat mencapai 300 kg dan yang jantan dapat mencapai 400 kg.

– Sapi bali mempunyai temperamen yang tinggi sehingga sifat liar masih terlihat.

Sapi bali ini merupakan sapi lokal yang memiliki tipe pedaging karena persentase karkas dapat mencapai 56,9 %.

b. Sapi madura

Sapi madura merupakan persilangan antara Bos Indicus dan Bos Sondaicus, dengan ciri-ciri :

– Warna coklat/merah bata, berpunuk kecil, tanduk melengkung setengah bulat menuju depan.

– Berat badannya dapat mencapai 200 kg untuk sapi betina dan sapi yang jantan dapat mencapai 300 kg.

– Persentase karkas dari sapi madura ini dapat mencapai 48 %.

4. Bangsa sapi hasil persilangan.

a. Santa Gertrudis

Bangsa sapi santa gertrudis merupakan persilangan antara bangsa sapi shorthorn dan brahman dengan komposisi darah 5/8 Shorthorn dan 3/8 Brahman. Sapi ini mempunyai ukuran berat badan besar, yaitu sapi betina dapat mencapai 725 kg sedang sapi yang jantan dapat mencapai 900 kg. Pedet yang dilahirkan mempunyai berat lahir medium dan berat sapih antara medium sampai berat. Sifat-sifat yang disukai dari sapi ini adalah konformasi daging yang baik,

perkembangan paha belakang sempurna, kemampuan merumput baik serta memiliki daya tahan tehadap penyakit dan caplak, tahan panas, efisien dalam penggunaan pakan. Kelemahan dari sapi santa gertrudis ini yaitu memiliki sifat mudah nervous/stress, lambat dewasa dan efesiensi reproduksinya rendah.

b. Beefmaster

(18)

lahir medium dan berat sapihnya tergolong berat. Bangsa sapi beefmaster diseleksi untuk diambil sifat-sifat yang baik yaitu fertilitas, berat badan, konformasi tubuh dan ketahanan (resistensi).

c. Brangus

Bangsa sapi brangus ini merupakan hasil persilangan yang mengandung darah Brahman 3/8 bagian dan Angus 5/8 bagian dengan warna bulunya hitam, tidak bertanduk dan mewarisi punuk dari bangsa Brahman. Sapi brangus ini memiliki ukuran badan yang tergolong berat, yaitu berat lahir termasuk golongan medium dan berat sapihnya termasuk golongan berat. Sifat-sifat yang disukai dari bangsa sapi brangus ini meliputi konformasi badan yang bagus, pertumbuhannya yang cepat, daya tahan terhadap panas, daya tahan terhadap caplak serta kemampuan mengasuh anak cukup baik.

d. Braford

Bangsa sapi braford ini merupakan hasil persilangan antara Brahman danHerefordyang memiliki komposisi darah 3/8 Brahman dan 5/8Hereford. Hasil persilangannya memberikan karakteristik ukuran badannya medium, dengan berat lahir berukuran medium dan berat sapihnya berukuran berat. Sifat-sifat yang banyak disukai dari sapi braford ini adalah kesanggupan untuk bertahan dalam kondisi dan tatalaksana yang jelek, daya tahan terhadap panas, caplak dan penyakit, kemampuan mengasuh anak baik, konversi pakan yang cukup baik tetapi memiliki kelemahan tidak tahan terhadap suhu udara yang rendah.

Klasifikasi, Asal-usul dan Jenis Bangsa Sapi

Dari sejarahnya, semua bangsa sapi yang dikenal di dunia berasal dari Homacodantidae yang dijumpai pada zaman palaeocene. Adapun jenis primitifnya ditemukan pada zaman pliocene di India, Asia. Perkembangan dari jenis primitif itulah yang sampai sekarang menghasilkan tiga kelompok nenek moyang sapi hasil penjinakkan yang kita kenal.

Sistematika / klasifikasi sapi adalah sebagai berikut :

(19)

Rumpun : Selonodonta

Familia : Bavidae

Genus : Bos

Sub Genus : Taurina, Bisantia, Bibavina, Bubolina, Lepsoburina

Spesies : Bos Indicus, Bos Taurus, Bos Sandaicus.

Dari beberapa literatur, tidak diketahui secara pasti kapan awal penjinakan sapi dilakukan oleh manisia. Namun di pusat perkembangan kebudayaan seperti di Mesopotamia, India, Bangkok dan Eropa dikenal pada tahun 600 SM. Sedangkan dimesir kuno, konon sudah dikenal pemeliharaan sapi pada tahun 8000 SM. Adapun sapi yang dihasilkan dari jenis primitif, diklasifikasikan menjadi 3 kelompok besar yang memiliki andil warna genetik sapi, yakni :

Bos Sondaicus atau Bos Banteng, sampai sekarang masih ditemukan liar di daerah margasatwa yang dilindungi di pulau Jawa, seperti Pangandaran dan Ujung Kulon dan merupakan sumber asli Indonesia.

Bos Indicus atau Sapi Zebu, Sampai sekarang mengalami perkembangan di India, Asia. Yang terkenal di Indonesia adalah sapi brahman dan sapi ongole. Bos Indicus merupakan sapi berpunuk, sapi-sapi dari Bos Indicus menurunkan bangsa-bangsa sapi di daerah tropis.

Bos Taurus atau sapi Eropa, Sampai sekarang mengalami perkembangan di Eropa. Bos Taurus merupakan bangsa sapi yang menjadi nenek moyang dari sapi potong maupun sapi perah.

Ketiga kelompok nenek moyang sapi tersebut, baik secara alamiah maupun karena peran serta manusia melalui hasil perbandingan atau persilangan berhasil mengalami perkembangan yang menurunkan bangsa-bangsa sapi modern, baik tipe potong-perah, tipe potong-kerja, tipe perah maupun tipe potong murni.

Bangsa Sapi Potong Asia

(20)

Merupakan sapi keturunan bos sondaicus (bos banteng) yang berhasil dijinakkan dan mengalami perkembangan pesat di pulau Bali. Sapi Bali asli mempunyai bentuk dan karakteristik sama dengan banteng, kecuali ukurannya relatif kecil karena pengaruh penjinakan. Termasuk sapi tipe dwiguna (kerja dan potong). Ciri-ciri karakteristiknya antara lain: warna bulu pada waktu pedet berwarna sawo matang dan kemerahan, sedang pada sapi betina dan jantan dewasa menjadi berwarna hitam; berat badan untuk jantan 400 kg, sedang pada sapi betina 350 kg; bertanduk; mempunyai bercak putih pada pantat (bentuk setengah lingkaran); bibir bawah tepi dan bagian dalam telinga serta keempat kakinya mulai dari tarsus dan carsus kebawah sampai kuku berwarna putih dan pada pinggiran punggung terdapat garis hitam.

Sapi Ongole

(21)

tanduk pendek dan hampir tidak terlihat, warna bulu umumnya putih kusam atau agak kehitam-hitaman dan warna kulit kuning.

Sapi Madura

Merupakan sapi keturunan perkawinan silang antara bos indicus dan bos sondaicus. Karakteristik sapi madura adalah punuk yang kecil diwarisi dari bos indicus dan warna kulit coklat atau merah bata diwarisi dari bos sondaicus, pada kepalanya terdapat tanduk melengkung ke depan dengan melingkar bulat sabit.

Sapi Grati

Merupakan sapi keturunan bos sondaicus yang berkenbang di Pulau Jawa dan Pulau Madura. Dari keturunan perkawinan sapi yang berkembang di Pulau Jawa dan Madura dihasilkan Sapi Grati. Ciri-ciri dan karakteristik sapi grati adalah mirip dengan sapi bali, warna bulunya coklat atau merah bata dan ada kalanya sedikit putih dan hitam.

Sapi Brahman

merupakan sapi keturunan bos indicus yang beerhasil dijinakkan di India, Tetapi mengalami perkembangan pesat di Amerika Serikat. Sapi ini adalah hasil campuran darah 3 bangsa sapi madura yaitu bangsa bir,buzerat, dan nellose. Sapi ini bertanduk dan warnanya brrvariasi mulai dari abu-abu muda, totol-totol, sampai hitam, terdapat punuk pada punggung di belakang kepala, yang merupakan kelanjutan daari otot-otot pundak, dengan telinga yang berpendulous panjang, serta adanya pendulous yang longgar sepanjang leher. Sapi Brahman memiliki sifat yang khas yaitu ketahanannya terhadap kondisi tatalaksana yang sangat minimal, toleransi terhadap panas, kemampuannya untuk mengasuh anak, daya tahan terhadap kondisi yang jelek seperti penyakit dan parasit. Berat badan betina dewasa mencapai 585 kg sedangkan jantan dewasa mencapai 900 kg atau bahkan lebih.

Bangsa Sapi Potong Eropa

Sapi Hereford

(22)

Sapi Shorthorn

Adalah sapi potong keturunan bos taurus yang dikembangkan di daerah Northumberland, di bagian timur laut Inggris. Ciri normal sapi ini adalah tanduk, punuk, warna bulunya juga khas karena menurut standar tercatat 3 warna merah, putih dan kecoklatan (roan), ukuran badannya besar dibandingkan kebanyakan bangsa sapi lainnya, sapi jantan mencapai 1000 kg sedangkan sapi betina 900 kg. Sifat yang menonjol adalh produksi susunya tinggi, dapat memanfaatkan hijauan pakan secara efisien, tempramen yang baik serta pertumbuhannya yang cepat pada pemeliharaan feedlot.

Sapi Angus

Berasal dari Skotlandia Timur kemudian disilangkan dengan sapi longhorn guna meningkatkan produksi sapi daging. Warnanya hitam, tidak bertanduk dan ini dianggap sebagai salah satu sifatnya yang penting. Pejantannya dapat mencapai berat badan 850 kg, sedangkan betinanya dapat mencapai berat badan 675 kg. Sifat-sifat yang menonjol dan mempunyai arti penting adalah ketahanan terhadap hawa dingin, kemampuan memelihara anak dan menyusui, masak dini, tidak banyak kesulitan kelahirkan, fertilitas tinggi dan salah satu sifatnya yang paling penting adalah kualitas karkas yang istimewa dengan tulang-tulang yang kecil, perdagingan yang baik serta persentase lemak yang rendah akan penutup.

Sapi Red Pall

Berasal dari Inggris yaitu dari daerah Norfolk dan Suffolk. Sapi ini memiliki warna merah dan beberapa bagian yang berwarna putih masih dapat di izinkan. Secara alamiah sapi ini memang tidak bertanduk. Berat badan pejantan mecapai 900 kg sedangkan betina dewasa mwncapai 675 kg. Kelebihan yang menonjol adalah sifat masak dini, kemampuan merumput, produksi susu tinggi serta produksi karkas tinggi dengan derajat potong yang tinggi. Sapi Red Pall cenderung memiliki perut yang besar dan perdagingan yang kurang pada bagian lain dan paha belakang. Hal ini disebabkan karena pemanfaatannya sebagai sapi dwiguna dengan penekanan pada produksi susu maupun daging.

Sapi Devon

(23)

serta kemampuannya menyusui pedet, kemampuannya untuk beradaptasi terhadap suhu yang ekstrim, juga mengesankan.

Sapi Potong Hasil Persilangan

Sapi Santa Berfrudis

Merupakan sapi persilangan antara pejantan Brehman dengan betina Shorthorn, dengan perbandingan 5/8 darah shorthorn dan 3/8 darah brahman. Warna bulu merah tua atau merah tanah, tubuh lebih rata dan padat dari pada brahman, bertanduk dan bergelambir, telinga rendah dan tebal. Berat sapi jantan dewasa 800 kg dan betina 780 kg.

Sapi Beef Master

Merupakan persilangan yang mengandung darah Hereford ¼, shorthorn ¼, dan brahman ½. Warnanya bisa coklat, merah kecoklatan, merah dengan totol putih, serta kombinasi warna yang lain. Beef Master juga tidak dibedakan antara yang bertanduk dan yang tidak bertanduk. Bangsa sapi beef master diseleksi untuk 6 sifat yaitu dispasisi, fertilitas, berat, konformasi, ketahanan, serta produksi susu.

Sapi Chargray

Berasal dari persilangan antara charolais dengan brahman yang dilakukan di lembah Rio Brande. Persilangan ini tidak menetapkan persaratan perbandingan darah tertentu, tetapi perbandingan darah yang disukai adalah 13/16 charolais dan 3/16 brahman. Bangsa sapi chargray berukuran besar yaitu mencapai 1000 kg untuk betina dan 1400 kg untuk jantan. Warnanya adalah cream dan memiliki tanduk.

Sapi Belfalo

Adalah pencampuran antara darah 3/8 bison, 3/8 choralois dan 2/8 hereford. Pertumbuhannya cepat, kelahirannya tidak mengalami kesulitan dan daya tahan tinggi terhadap penyakit dan parasit

IV. KESIMPULAN

(24)

Referensi

Dokumen terkait

ada di Desa Bangunsari Kecamatan Lasalepa Kabupaten Muna dapat dilihat dari hak dan kewajiban masing-masing pihak, baik pengusaha maupun buruh mebel yaitu: 1. Hak dan

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Total

9 Hasan, Aplikasi Imkan al Ru’yah di Indonesia Perspektif Fiqh dan Astronom, ( at-Tahrir Jurnal Pemikiran Islam vol 13 No

[3.4] Menimbang, bahwa permohonan a quo merupakan permohonan penyelesaian Sengketa Informasi Publik yang menyangkut tidak ditanggapinya permintaan informasi

Pada Gambar 5 terlihat respon panelis terhadap rasa dari selai langsat menunjukkan rasa selai langsat yang disukai dengan skor 4 (suka) adalah perlakuan

It is argued that Indonesia needs to improve the role of National Innovation System in order to gain more from the implementation China and ASEAN free trade area. Keywords:

Perkebunan Nusantara III ( PERSERO ) Medan telah dapat menentukan harga pokok produksi kelapa sawit dengan baik, sehingga biaya yang diperoleh akurat dan telah sesuai

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data hasil validasi produk pengembangan oleh tiga orang dosen ahli pembelajaran fisika. Data tersebut dikumpulkan