• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA BAHASA DI IN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA BAHASA DI IN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA BAHASA DI INDONESIA SERTA BAHASA INDONESIA BAKU

DI SUSUN OLEH :

NAMA : ANDRIAN LOZI

NIM : 3161131007

KELAS : C REGULER 2016

DOSEN PENGAMPU : Dra. RUMASI SIMAREMARE, M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang masih memberikan kita kesehatan serta kesempatan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah saya yang berjudul “Kedudukan dan Fungsi Bahasa – Bahasa di Indonesia serta Bahasa Indoensia Baku“

Tugas ini disusun berdasarkan hasil referensi dan berbagai pertimbangan yang saya buat agar nantinya tugas ini dapat menjadi bahan acuan pengajaran atau referensi yang di percaya dan bermanfaat di kemudian harinya bagi banyak orang.

Saya mengetahui bahwa tugas ini masih banyak kekurangan dalam segi pengerjaan dan isi, jadi saya berharap ada kritik atau saran yang membangun dari para pembaca agar saya dapat menjadi lebih baik ke depannya

Mungkin ini saja yang dapat saya sampaikan sebagai kata pengantar Sekian, terima kasih

Wassalamualaikum wr.wb

Medan, Februari 2017 Hormat Saya

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar Daftar Isi

Bab I Pendahuluan a. Latar Belakang b. Tujuan

c. Manfaat Bab II Pembahasan

a. Kedudukan dan Fungsi Bahasa – Bahasa di Indonesia 1. Bahasa Indonesia

2. Bahasa Daerah 3. Bahasa Asing

b. Bahasa Indonesia Baku

1. Pengertian Bahasa Baku dan Nonbaku 2. Fungsi Bahasa Indonesia Baku

3. Konteks Pemakaian Bahasa Indonesia Baku 4. Ciri – ciri Bahasa Indonesia Baku

Bab III Penutup a. Kesimpulan b. Saran Daftar Pustaka

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa adalah alat pemersatu suatu bangsa di dunia ini. Bahasa adalah alat komunikasi dengan sesama manusia baik itu secara lisan maupun tulisan yang di buat untuk dapat melakukan sebuah interaksi yang di dalamnya dapat terjalin keakraban antara satu dengan lainnya. Di dalam bahasa juga terkandung nilai – nilai sosial yang menjadi fungsi dasarnya namun tidak dapat disatukan. Meskipun bahasa yang ada di Indonesia ini sudah berbagai macam bentuk katanya namun tidak semua daerah di Indonesia menggunakan bahasa indonesia menjadi bahasa sehari – hari mereka untuk lingkungan mereka sendiri.

Bahasa Indonesia ini di gunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa sejak zaman kemerdekaan pada tahun 1945, bahkan jauh sebelum itu juga sudah ada peristiwa sumpah pemuda tahun 1928 yang menyatakan bahwa Indonesia ini satu bangsa, bahasa, tanah air sebagai wujud kecintaan akan bangsa ini sendiri. Maka dari itu bahasa tidak semena – mena di pakai sebagai alat komunikasi saja namun juga di pelajari agar dapat di pahami lebih jauh lagi.

B. Tujuan

1. Bagaimana kedudukan Bahasa – Bahasa di Indonesia saat ini? 2. Apakah Fungsi Bahasa – Bahasa di Indonesia saat ini?

3. Bagaimana konteks pemakaian Bahasa Indonesia Baku tersebut? 4. Apa saja ciri – ciri dari Bahasa Indonesia Baku tersebut?

C. Manfaat

(5)

BAB II PEMBAHASAN

A. Kedudukan dan Fungsi Bahasa – Bahasa di Indonesia

Bahasa – bahasa di indonesia dapat di kelompokkan menjadi 3 macam bahasa, yaitu Indonesia, bahasa daerah, dan juga bahasa asing. Dan di bawah ini setiap kelompok bahasa akan di uraikan secara singkat.

1. Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia sendiri berasal dari bahasa Melayu dan termasuk ke dalam rumpun bahasa Austronesia. Dalam hal ini, bahasa Melayu itu sudah lama (berabad-abad) digunakan sebagai sebagai liguana franca “bahasa perhubungan” di nusantara ini selama masa Sriwijaya dan Majapahit. Pada masa pemerintahan kolonial Belanda bahasa Melayu di kenal sebagai bahasa sehari – hari dengan istilah Melayu Pasar. Bahasa Melayu itu sendiri mudah di mengerti, memiliki toleransi kesalahan yang sangat besar serta mudah menyerap istilah – istilah dari bahasa lain dari para penggunanya. Karena itu juga, bahasa Melayu pasar di katakan sebagai bahasa yang sangat lentur. Selain itu ada pula bahasa Melayu Tinggi yang digunakan oleh para kalangan keluargakerjaan di sekitar Sumatera, Malaya, dan Jawa. Bentuk bahasa Melayu Tinggi sedikit lebih sulit di pahami dari pada Melayu pasar karena penggunaannya sangat halus, penuh sindiran, dan tidak seekspresif Melayu pasar. Pemerintah Kolonial Belanda merasa bahasa Melayu pasar yang sangat lentur bisa mengancam keberadaan bahasa dan budaya, sehingga mereka mulai mempromosikan bahasa Melayu Tinggi namun bahasa Melayu pasar sudah terlanjur di gunakan para pedagang yang melintasi Indonesia.

Penamaan bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari peristiwa Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 yang dalam butir ketiga ikar nya berbunyi “kami, Putra Putri Indonesia, Menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia. Soekarno pada saat itu tidak memilih bahasa jawa bahasa daerahnya sendiri (pada saat itu mayoritas penggunanya sangat banyak) dan memilih bahasa Melayu yang dituturkan di Riau.

Bagi bangsa Indonesia, Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat tinggi karena merupakan bahasa nasional dan bahasa negara. Bahasa Indonesia mulai di kukuhkan pada 28 Oktober 1928 melalui sumpah pemuda yang di ikrarkan. Dari kedudukannya bahasa Indonesia memiliki fungsi sebagai (1) lambang kebanggaan nasional, (2) lambang identitas nasional, (3) alat pemersatu berbagai suku bangsa yang berbeda latar belakang sosial, budaya, dan bahasa daerahnya, (4) alat komunikasi antardaerah dan antar budaya.

(6)

perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan, dan (4) bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern.

2. Bahasa Daerah

Bahasa daerah adalah bahasa – bahasa suku bangsa di Indonesia yang jumlahnya sangat banyak dan digunakan menyebar di seluruh daerah di Indonesia. Bahasa daerah berfungsi sebagai (1) lambang kebangsaan daerah, (2) lambang identitas daerah, (3) alat perhubungan di dalam keluarga dan masyarakat daerah, (4) sarana pendukung budaya daerah dan bahasa Indonesia. Bahasa daerah di gunakan sebagai pendukung bahasa Indonesia yang di ajarkan di sekolah dasar di daerah tersebut untuk mempermudah proses penyampaian pembelajaran, dan sumber kebahasaan dalam memperkaya bahasa daerah.

3. Bahasa Asing

Bahasa asing mempunyai fungsi sebagai alat penghubung antarbangsa dan sarana pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi modern untuk pembangunan nasional. Selain dari fungsinya untuk pemanfaatan ilmu pengetahun dan teknologi modern, bahasa asing hanyalah pelengkap fungsi bahasa Indonesia yang dikembangkan menjadi sarana serupa.

B. Bahasa Indonesia Baku

1. Pengertian Bahasa Baku dan Nonbaku

Istilah bahasa baku telah di kenal oleh masyarakat luas. Namun, pengenalan istilah tidak menjamin mereka memahami secara komprehensif konsep dan makna istilah itu. Hal ini terbukti masih banyak masyarakat yang berpendapat bahasa baku adalah bahasa yang baik dan benar. Makna kata baku dan bahasa baku itu sendiri tidak di pahami secara benar karena keengganan orang mencari makna istilah baku dan bahasa baku di dalam kamus umum dan kamus istilah linguistik.

Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia karya Poerwadarminta diterangkan sebagai berikut.

Baku I

(Jawa), (1) yang menjadi pokok, yang sebenarnya ; (2) sesuatu yang di pakai sebagai dasar ukuran (nilai, harga, standar),

Baku II

Saling (1976:79)

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008:123), kata baku dijelaskan sebagai berikut.

Baku I

(1) Pokok, utama ; (2) tolak ukur yang berlaku untuk kuantitas atau kualitas dan yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan ; standar ;

Baku II

(7)

Baku dalam bahasa baku di dalam kamus di atas bermakna sama dengan baku I. Maka karena itu, bahasa baku adalah bahasa yang menjadi pokok, yang menjadi dasar ukuran, atau yang menjadi standar. Jadi, bahasa Indonesia baku adalah ragam bahasa yang menjadi pokok, yang menjadi dasar ukuran, atau yang menjadi standar.

Dengan demikian bahasa nonbaku adalah bahasa yang tidak menjadi pokok, tidak menjadi dasar ukuran, atau tidak menjadi dasar standar. Dengan kata lain merupakan ragam bahasa Indonesia yang tidak menjadi pokok, dasar ukuran, atau menjadi standar.

Bahasa baku adalah bentuk bahasa yang biasa memakai kata-kata atau ungkapan, struktur kalimat, ejaan, dan pengucapan yang biasa di pakai oleh mereka yang berpendidikan seperti pejabat, ahli, dosen, guru, ilmuwan, cendikiawan, dan sebagainya. 2. Fungsi Bahasa Indonesia Baku

Ada empat fungsi dari bahasa Indonesia Baku yaitu:

Pertama, bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai pemersatu. Bahasa Indonesia baku mempersatukan atau memperhubungkan penutur berbagai dialek bahasa itu. Bahasa Indonesia baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat, mengikat menjadi kebhinekaan rumpun dan bahasa yang ada dengan mengatasi batass-batas kedaerahan, wahana atau alat dan pengungkap kebudayaan nasional yang utama.

Kedua, berfungsi sebagai penanda kepribadian. Bahasa Indonesia baku merupakan ciri khas yang membedakannya dengan bahasa-bahasa lainnya. Bahasa Indonesia baku memperkuat perasaan kepribadian nasional masyarakat bahasa Indonesia baku, mengatakan identitas kita, berbeda dengan bahasa malaysia atau bahasa Melayu di Singapura dan Brunei Darussalam, dan berbeda dengan bahasa Melayu Riau yang menjadi induknya.

Ketiga, berfungsi sebagai penambah wibawa yang berkaitan dengan usaha mencapai kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi melalui pemerolehan bahasa baku. Fungsi yang menyangkut kewibawaan itu juga terlaksana jika bahasa Indonesia baku dapat dipautkan dengan hasil teknologi baru dan unsur kebudayaan baru. Gengsi juga melekat pada bahasa Indonesia karena ia dipergunakan oleh masyarakat yang berpengaruh dan menambah wibawa pada setiap orang yang mampu menggunakan bahasa Indonesia baku.

Keempat, berfungsi sebagai kerangka acuan bagi pemakaiannya dengan adanya norma atau kaidah yang dikodifikasi secara jelas. Norma atau kaidah bahasa Indonesia baku menjadi tolak ukur pemakaian bahasa Indonesia baku secara benar.

3. Konteks Pemakaian Bahasa Indonesia Baku

Bahasa Indonesia baku di pakai di dalam beberapa konteks.pertama dalam komunikasi resmi, yaitu surat menyurat resmi, pengumuman oleh instansi resmi, perundang – undangan dan lainnya. Kedua, dalam wacana teknis, yaitu laporan resmi dan karya ilmiah berupa skripsi, tesis, di sertai, dan laporan penelitian. Ketiga, dalam pembicaraan dengan orang yang dihormati, yaitu atasan dengan bawahan, guru dengan siswa, mahasiswa dan dosen.

4. Ciri – ciri Bahasa Indonesia Baku

(8)

Secara umum dapat diketahui bahasa Indonesia baku mempunyai tiga ciri : (1) memiliki keunggulan wilayah dan waktu penggunaan, (2) kemantapan dinamis, (3) cendikia. Dalam hal ini, kemantapan dinamis berarti kaidah bahasa Indonesia baku relatif tetap tidak berubah setiap saat.

Secara lebih spesifik dapat di sajikan beberapa ciri bahasa Indonesia baku sebagai hasil sintesis dari hasil penelitian yang di lakukan oleh Harimurti Kridalaksana, Anto M. Muliono, dan Suwito (Barus dkk., 2014 : 13-15), yaitu sebagai berikut.

(1) Pelafalan sebagai bahagian fonologi bahasa Indonesia baku yang relatif bebas atau sedikit warna bahasa daerah.

Misalnya:

Kata [keterampilan] diucapkan [katarampilan] (salah), [ketrampilan] (salah)

(2) Bentuk kata berawalan me- dan ber-, dan lain-lain sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku dituliskan jelas dan tetap dalam kalimat.

Misalnya:

Banjir menyerang kampung yang banyak penduduknya Kuliah sudah berjalan dengan baik.

(3) Konjungi sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku dituliskan jelas dan tetap dalam kalimat

Misalnya:

Sampai dengan hari ini ia tidak percaya kepada siapapun, karena semua dianggapnya penipu.

(4) Partikel –kah, -lah, dan –pun sebagai bahagian morfolofi bahasa Indonesia baku dituliskan jelas dan tetap dalam kalimat

Misalnya:

Turunkanlah jangkar itu!

Bagaimanakah cara merawat kapal?

Bagaimanapun kita harus mengantisipasi ombak besar yang mungkin datang

(5) Preposisi atau kata depan sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku dituliskan jelas dan tetap dalam kalimat.

Misalnya:

Saya bertemu dengan kapten kapal itu kemarin Ia benci sekali kepada orang itu.

(6) Kosakata sebagai bahagian semantik bahasa Indonesia baku dituliskan jelas dan tetap dalam kalimat

Misalnya: mengapa, kapal, harus, dirawat

(7) Ejaan resmi sebagai bahagian bahasa Indonesia baku dituliskan jelas dan tetap dalam kalimat maupun tanda – tanda baca sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia.

BAB III PENUTUP

(9)

Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Dimana kedudukannya sebagai lambang kebanggan nasional, lambang identitas nasional, alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial budaya dan bahasanya, dan alat penghubung antarbudaya antar daerah.

Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai: 1) Identitas Nasional.

2) Lambang Kebanggaan Negara. 3) Alat Komunikasi.

4) Alat Pemersatu Bangsa.

Sebagai bahasa Negara bahasa Indonesia berfungsi sebagai: 1) Bahasa resmi kenegaraan.

2) Alat pengantar dalam dunia pendidikan.

3) Penghubung pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah.

4) Pengembangan kebudayaan Nasional, Ilmu dan Teknologi.

B. Saran

1. Sebaiknya kita harus memahami fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia sesuai dengan pemakaiannya

2. Mengetahui penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai dengan fungsi dan kedudukannya menjadi lebih efektif dalam berkomunikasi

3. Dan kita juga harus bisa berbicara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Barus, Bangun, dkk. 2018. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi: Medan: Universitas Negeri Medan Press

Referensi

Dokumen terkait

Teknik sungging memenuhi berbagai aspek pengembangan motorik halus, yaitu: (1) membuat tingkatan gradasi warna memerlukan fokus, ketelitian, dan kecermatan dalam mencampur

Bank sampah adalah sebuah istilah yang diperuntukan bagi suatu paguyuban atau perkumpulan warga sadar sampah yang memiliki tujuan untuk mengurangi volume sampah, memanfaatkan

Kredit bermasalah yang tinggi dapat menimbulkan keengganan bank untuk menyalurkan kredit karena harus membentuk cadangan penghapusan yang besar, sehingga mengurangi

[r]

Adapun pendekatan analisis yang digunakan adalah descriptif analisis (analisis deskriptif). Sementara pendekatan penelitiannya adalah teologis normatif, yaitu suatu

103 UK/UTN SM3T PGSD DWI WIDI ASTUTIK Universitas Negeri Malang PPG SM3T UTAMA TIDAK MENGULANG 104 UK/UTN SM3T PGSD ERY RIZKI PRATAMA Universitas Negeri Malang PPG SM3T UTAMA

Penelitian bidang Sosiologi Politik ini berjudul “ Partsipasi Politik Pemilih Perempuan dalam Pilkada Gresik 2010: Stsudi di Bawean kabupaten Gresik ”

Penilaian responden tentang kompetensi guru PKn SMP/SMA/SMK Negeri di Kota Semarang yang dinilai paling tingi adalah: 1) kompetensi pedagogik, meliputi menguasai teori belajar