• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Problem Based Learning (PBL) Siswa Kelas 5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Problem Based Learning (PBL) Siswa Kelas 5"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

43 4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus

Pembelajaran IPA kelas 5 SD Negeri Maguan Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang semester I tahun pelajaran 2016/2017 berbasis guru, sebelum pembelajaran IPA menggunakan tindakan. Guru mendominasi waktu pembelajaran dan mendominasi materi pembelajaran organ pernapasan pada manusia. Pembelajaran berlangsung dengan ceramah dan tidak memberikan ontoh-contoh konkrit yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Sebagian besar materi alat pernapasan pada manusia disampaikan oleh guru, dan siswa diminta membaca buku teks IPA. Selama membaca buku teks IPA tentang organ pernapasan pada manusia, siswa tidak diminta untuk menggarisbawahi istilah-istilah penting yang ada dalam buku teks, apalagi mengidentifikasi organ pernapasan pada manusia seperti ciri-ciri hidung, hidung merupakan tempat keluar masuknya udara pernapasan, udara masuk melalui lubang hidung menuju rongga hidung. Sesudah membaca organ pernapasan manusia siswa diminta menghafal materi organ pernapasan manusia yang ada pada buku paket IPA. Pada akhir pembelajaran organ pernafasan manusia, siswa memperoleh kesimpulan organ pernafasan pada manusia dari kesimpulan yang dibuat oleh guru. Ketika guru menjelaskan kesimpulan dari organ pernafasan pada manusia, 20% dari seluruh siswa (4 siswa) tidak memperhatikan penjelasan guru. Tidak ada satu siswa yang dilibatkan dalam membuat kesimpulan, yang nampak semua siswa diam dan hanya mendengarkan penjelasan guru. Siswa tidak diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum diketahui, yang nampak pada akhir pembelajaran siswa di minta mengerjakan soal evaluasi dari guru.

(2)

IPA, ada pembahasan tentang hidung. Ada banyak permasalahan tentang hidung, namun siswa tidak diminta untuk berfikir menemukan permasalahan yang terkait dengan hidung dalam materi organ pernafasan pada manusia, apalagi untuk pemecahan masalah dan solusi pencegahannya. Siswa tidak terlatih untuk mencari informasi yang terkait dengan gangguan organ pernafasan kepada orang tua, pergi ke perpustakaan atau mencari informasi langsung kepada masyarakat atau melakukan pengamatan di sekitar lingkungannya. Apabila siswa terbiasa mencari informasi sendiri, maka siswa dapat menemukan sendiri solusi dari permasalahan gangguan hidung. Solusi yang ditemukan siswa dapat berupa pencegahan yakni pemakaian masker saat berkendara. Solusi ini ditemukan siswa dari pengamatan siswa pada lingkungan sekitarnya.

Penilaian hasil belajar IPA sebelum ada tindakan dilakukan guru pada akhir pembelajaran saja, yakni berupa tes obyektif. Guru hanya mengukur kemampuan siswa pada aspek kognitif, sedangkan pengukuran keterampilan tidak dilakukan. Jika hasil belajar hanya diukur dari skor tes seperti yang dilakukan oleh guru pada pra siklus tanpa mengukur keterampilan siswa, maka hasil belajar IPA siswa berada dibawah KKM yang ditentukan, yakni sebesar 80. Tes yang diberikan kepada siswa berbentuk obyektif pilihan ganda dengan 4 alternatif jawaban sebanyak 20 butir soal, bobot tiap butir 5, skor maksimal 100. Distribusi hasil belajar IPA berdasarkan skor yang diperoleh siswa kelas 5 secara rinci disajikan melalui tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1

Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Siswa Kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang Pra Siklus

No Skor Frekuensi Persentase (%)

(3)

sebanyak 4 orang (20% dari seluruh siswa), skor 60 dicapai oleh siswa 1 orang (5% dari seluruh siswa), skor 65 dicapai oleh siswa 1 orang (5% dari seluruh siswa), skor 70 dicapai oleh 1 siswa (5% dari seluruh siswa), skor 80 dicapai oleh 5 siswa (25% dari seluruh siswa), skor 85 dicapai oleh 1 siswa. Besarnya skor hasil belajar IPA terbanyak diraih oleh skor 50 yakni 35% dari seluruh siswa yang merupakan capaian skor terendah atau skor minimum .

Distribusi hasil belajar IPA berdasarkan skor siswa kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 pra siklus dapat disajikan dalam bentuk grafik garis, seperti disajikan melalui gambar 4.1 berikut.

Gambar 4.1

Grafik Garis Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Siswa Kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang Pra Siklus

Gambar 4.1 menunjukkan bahwa hasil belajar IPA berdasarkan skor siswa kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang pra siklus, nampak bahwa skor terbanyak yang diperoleh siswa ditunjukkan oleh titik tertinggi pada sumbu Y yakni 7 dan sumbu X menunjukkan angka 50. Artinya sumbu X sebesar 50 adalah skor capaian tes oleh siswa dan sumbu Y pada skor 7 adalah banyak siswa yang memperoleh skor 50 sebanyak 7 siswa. Skor tertinggi hasil belajar IPA dicapai pada skor 85, yang diperoleh 1 siswa.

Deskripsi hasil belajar IPA berdasarkan skor minimum, skor maksimum dan skor rata-rata disajikan melalui tabel 4.2 berikut.

JUM

LA

H

S

IS

WA

Skor Siswa

Y

(4)

Tabel 4.2

Deskripsi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Minimum, Skor Maksimum dan Skor Rata-rata Siswa Kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang Pra Siklus

Deskripsi Skor

Skor Minimum 50

Skor Maksimum 85

Skor Rata-rata 63

Sumber : Data sekunder

Tabel 4.2 nampak bahwa skor minimum yang diperoleh siswa kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang pra siklus dari tes sebesar 50, skor maksimum sebesar 85, dan skor rata-rata 63.

Hasil belajar IPA berdasarkan ketuntasan belajar, distribusi hasil belajar IPA berdasarkan ketuntasan secara rinci disajikan melalui tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3

Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan siswa Kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang Pra Siklus

No Skor Ketuntasan Frekuensi Persentase (%)

1 ≥80 Tuntas 6 30

2 < 80 Tidak Tuntas 14 70

Jumlah siswa 20 100

Sumber : Data Sekunder

4.1.2 Hasil Penelitian Siklus 1 1. Perencanaan

(5)

ditunjukkan melalui tabel 4.1 hal ini diperburuk lagi, dengan skor rata-rata dan skor minimum yang jauh dari KKM ≥ 80. Oleh karena itu, maka disusunlah desain pembelajaran yang berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPA dengan KD 3.3 Menjelaskan organ pencernaan manusia dan fungsinya pada hewan dan manusia dan; KD 4.3 menyajikan karya laporan konsep organ dan fungsi pencernaan pada manusia disajikan melalui lampiran 1. beserta perangkatnya.

Langkah yang ditempuh selanjutnya, melengkapi perangkat RPP yakni menyiapkan materi organ pencernaan manusia dan penyakit yang disebabkan oleh makanan, yang disajikan melalui lampiran 1, menyiapkan materi organ pencernaan manusia dan gangguan organ pencernaan manusia pada lampiran 3, menyiapkan media berupa gambar-gambar organ pencernaan manusia dan gangguan yang disebabkan oleh makanan disajikan melalui lampiran 5, membuat kisi-kisi pengukuran hasil belajar IPA disajikan melalui lampiran 7, membuat lembar observasi tindakan pendekatan pembelajaran PBL siswa kelas 5 disajikan melalui lampiran 9, membuat lembar observasi tindakan pendekatan PBL guru kelas 5 disajikan melalui lampiran 10, dan membuat instrumen butir soal disajikan melalui lampiran 13.

2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus 1 Pertemuan 1

Pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 1 pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Selasa, 4 Oktober 2016 dengan KD 3.3 Menjelaskan organ pencernaan manusia dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan organ pencernaan manusia, dan KD 4.3 menyajikan karya laporan konsep organ dan fungsi pencernaan pada manusia, kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Guru kelas 5 melaksanakan RPP yang sudah disediakan dan dipelajari tentang materi gangguan organ pencernaan manusia melalui pendekatan PBL .

(6)

meja masing-masing. Guru melakukan apersepsi dengan meminta siswa untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya agar tumbuh rasa cinta tanah air dan bangsa. Seluruh siswa menyanyi bersama. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran IPA tentang gangguan organ pencernaan yang akan dicapai siswa tentang gangguan lambung. Nampak siswa mendengar dan memperhatikan penjelasan guru dengan cermat namun ada 2 siswa yang masih bermain sendiri kemudian guru meminta mainan tersebut. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, nampak guru tidak memerinci langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan seperti bagaimana urutan kegiatan yang akan dilaksanakan guru dan siswa selama pembelajaran.

Pada kegiatan inti, dimulai dengan guru membentuk kelompok, masing–masing kelompok 5 siswa, nampak seluruh siswa aktif dalam pembentukan kelompok ini, kemudian guru memberi teks tentang organ pencernaan pada manusia, dan siswa diminta menyimak teks halaman 15-17 buku IPA 5 Salingtemas. Setelah selesai membaca, siswa diminta untuk berfikir tentang gangguan pada organ pencernaan manusia apa saja. Setelah siswa menemukan gangguan organ pencernaan, lalu siswa diminta untuk mendiskusikannya dalam kelompoknya masing-masing. Nampak seluruh siswa melakukan aktifitas untuk menemukan gangguan pencernaan sendiri-sendiri, lalu hasil pemikirannya didiskusikan dalam kelompok. Siswa melakukan aktiitas seperti yang diharapkan guru. Selanjutnya siswa diminta untuk membuat rumusan masalah gangguan organ pencernaan manusia yaitu gangguan pada lambung. Kemudian guru meminta siswa secara berkelompok menganalisis gangguan pada lambung dengan cara mencari tahu penyebab terjadinya gangguan lambung pada organ pencernaan manusia. Hasilnya siswa mampu menganalisis gejala-gejala yang terjadi akibat gangguan lambung yaitu rasa perih dan mual pada lambung setelah berdiskusi dengan kelompoknya. Setelah selesai menganalisis siswa diminta untuk merumuskan hipotesa gangguan pada lambung secara berkelompok. Hasil rumusan hipotesa gejala gangguan pencernaan dengan rasa perih dilambung adalah mag. Supaya siswa lebih memahami materi, guru mengajak siswa ke perpustakaan sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang gejala gangguan organ pencernaan. Nampak seluruh siswa aktif dalam mencari informasi yang berkaitan dengan gejala gangguan organ pencernaan.

(7)

lambung yang masih dianggap sulit. Siswa dan guru menarik kesimpulan dari materi yang didiskusikan yaitu gejala gangguan organ pada lambung. Setelah kegiatan refleksi kemudian guru menjelaskan rencana pembelajaran selanjutnya dan menutup pembelajaran dengan

do’a.

Pada saat pembelajaran siklus 1 pertemuan 1 berlangsung, dilakukan pengamatan oleh observer. Observer mengamati proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran, dengan berpedoman pada lembar observasi yang tersedia. Pengamatan aktivitas belajar guru dan siswa dalam pembelajaran IPA materi gangguan organ pencernaan manusia dilakukan dengan cara memberi tanda cheek list (√) pada lembar observasi yang telah disajikan di lampiran 9 dan lampiran 10 Lembar observasi terdiri dari lembar observasi tindakan pendekatan PBL oleh guru dan siswa yang berisi butir pernyataan, untuk mengamati tindakan guru dalam pengelolaan pembelajaran, dan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dari observasi, dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.

Pertemuan 2

Pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 1 pertemuan ke 2 dilaksanakan pada hari Kamis, 7 oktober 2016, masih menggunakan KD yang sama dengan pertemuan ke 1, yakni KD 3.3 Menjelaskan organ pencernaan manusia dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan organ pencernaan manusia, dan KD 4.3 Menyajikankarya laporan konsep organ dan fungsi pencernaan pada manusia. Kegiatan pembelajaran terdiri dari 3 kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

(8)

3.3 Menjelaskan organ pencernaan manusia dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan organ pencernaan manusia, dan KD 4.3 Menyajikan karya laporan konsep organ dan fungsi pencernaan pada manusia, namun tidak menyampaikan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Kegiatan inti dilanjutkan dengan guru memberi teks tentang gejala gangguan organ pencernaan kepada siswa sebagai pengantar pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan ke 2. Nampak siswa membaca teks tentang gejala gangguan pencernaan dengan cermat. selama membaca teks tentang gejala gangguan lambung siswa diminta untuk menguji hipotesa yang telah dibuat siswa pada pertemuan 1 tentang gejala gangguan lambung, seluruh siswa berkonsentrasi mengikuti kegiatan ini dengan antusias karena bagi siswa ini merupakan hal baru. Setelah pengujian hipotesa itu dibuat, hasilnya siswa mampu membuat kesimpulan bahwa gejala gangguan pencernaan pada lambung mengarah pada gangguan Mag. Maka guru mulai membimbing siswa dalam rekomendasi pemecahan masalah gejala gangguan mag. Dari Hasil rekomendasi pemecahan masalah, siswa mampu berfikir cara mencegah gangguan mag yaitu dengan menerapkan pola makan yang teratur salah satunya makan tepat waktu. Siswa dilibatkan penuh dalam kegiatan ini. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan guru meminta siswa membuat laporan gangguan mag dan pemecahan masalah gangguan lambung, dan memberi kesempatan kepada siswa secara bergantian untuk menyajikan laporan gangguan mag dan pemecahan masalahnya. Guru memberi kesempatan kepada siswa yang lain untuk memberikan tanggapan kepada siswa yang telah menyajikan laporan. Dalam pembelajaran siswa menunjukkan sikap bekerjasama, toleransi, teliti. Namun ada satu kegiatan yang tidak dilakukan yaitu ada 2 siswa nampak tidak mengikuti aktivitas, tetapi bermain sendiri.

Kegiatan penutup pembelajaran, guru memberikan tes obyektif berbentuk pilihan ganda kepada siswa untuk mengukur aspek kognitif siswa, pembelajaran pada pertemuan ke-2 refleksi pembelajaran, berupa tanya jawab terkait dengan materi yang masih kesulitan dan diakhiri doa.

(9)

disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi lembar observasi pendekatan PBL oleh guru dan siswa yang berisi butir pertanyaan, untuk mengamati tindakan guru dalam pengelolaan pembelajaran, dan respon siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dari observasi, dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.

3. Refleksi

Setelah kegiatan pembelajaran IPA dengan KD 3.3 Menjelaskan organ pencernaan manusia dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan organ pencernaan manusia siklus 1 selesai, maka dilakukan evaluasi pelaksanaan tindakan. Evaluasi pelaksanaan tindakan PBL dalam pembelajaran IPA dilakukan dengan menganalisis hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran dan catatan yang dilakukan oleh observer. Hasil analisis tindakan PBL terhadap aktivitas siswa, secara rinci disajikan melalui tabel 4.4 dibawah ini:

Tabel 4.4

Distribusi Aktivitas Belajar IPA Melalui Pendekatan PBL Siswa Kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang Siklus 1

Tahapan

(10)

Pada pertemuan ke- 1 kegiatan pendahuluan, terdiri dari 5 kegiatan yaitu siswa memberi salam guru, siswa bersama guru berdoa menurut agama dan keyakinan, siswa terlibat dalam apersepsi, siswa menyimak tujuan pembelajaran organ pencernaan, fungsi dan cara memelihara kesehatan organ pencernaan manusia. Pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan siswa adalah siswa memberi salam dan berdoa bersama guru sudah dilaksanakan dengan baik. Siswa juga sudah melakukan apersepsi yaitu menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan baik. Namun siswa tidak menyimak tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran gangguan organ pencernaan manusia karena guru tidak menyampaikan, yang nampak guru langsung ke materi pembelajaran.

Dalam kegiatan inti ada 8 kegiatan pendekatan PBL yang terdiri dari, siswa membentuk kelompok, siswa merumuskan masalah gangguan fungsi organ pencernaan manusia, siswa menganalisis masalah gangguan fungsi organ pencernaan manusia, siswa merumuskan hipotesa gangguan fungsi organ pencernaan manusia, siswa mengumpulkan informasi tentang gangguan fungsi organ pencernaan manusia, siswa menyimak gambar organ pencernaan pada manusia di perpustakaan, siswa terlibat aktif dalam diskusi, siswa nampak mengikuti aktifitas. Dari 8 kegiatan tersebut siswa telah melaksanakan 5 kegiatan pendekatan PBL, yakni siswa membentuk kelompok, siswa merumuskan masalah gangguan fungsi organ pencernaan manusia, siswa menganalisis masalah gangguan fungsi organ pencernaan manusia, siswa merumuskan hipotesa gangguan fungsi organ pencernaan manusia, siswa mengumpulkan informasi tentang gangguan fungsi organ pencernaan manusia, namun ada 3 kegiatan yang belum dilaksanakan yaitu keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Kegiatan yang tidak terlaksana, karena ada siswa yang bermain sendiri dan mengganggu temannya, sehingga siswa tidak mengikuti aktifitas; dan siswa tidak menyimak gambar pencernaan organ tubuh manusia di perpustakaan, karena lebih suka menyimak buku cerita bergambar di perpustakaan. Dalam kegiatan penutup, ada 1 kegiatan, yaitu siswa menyimak penegasan informasi guru, dari 1 kegiatan sudah dilakukan oleh siswa yakni menyimak penegasan informasi guru dari materi gangguan organ pencernaan manusia.

(11)

keyakinan, siswa terlibat dalam apersepsi. Siswa menyimak tujuan pembelajaran organ pencernaan, fungsi dan cara memelihara kesehatan organ pencernaan manusia, siswa menyimak langkah-langkah pembelajaran organ pencernaan, fungsi dan cara memelihara kesehatan organ pencernaan manusia. Pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan siswa adalah, siswa memberi salam guru, siswa bersama guru berdoa menurut agama dan kepercayaannya. Selanjutnya siswa terlibat apersepsi melalui tanya jawab tentang aktivitas sebelum berangkat sekolah, apakah siswa sudah sarapan yang bergizi sebelum berangkat sekolah. Guru sudah memerinci tujuan pembelajaran, dengan menyampaikan judul pembelajaran KD 3.3 Menjelaskan organ pencernaan manusia dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan organ pencernaan manusia, dan KD 4.3 Menyajikan karya laporan konsep organ dan fungsi pencernaan pada manusia, namun tidak nampak menyampaikan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Dalam kegiatan inti ada 8 kegiatan pendekatan PBL yang terdiri dari siswa menguji hipotesis gangguan fungsi organ pencernaan manusia, siswa merumuskan rekomendasi pemecahan masalah gangguan fungsi organ pencernaan manusia, siswa membuat laporan gangguan fungsi organ pencernaan manusia, siswa menyajikan karya tentang pemecahan masalah gangguan fungsi organ pencernaan manusia, siswa menyimak gambar organ pencernaan manusia, siswa mengumpulkan informasi untuk rekomendasi pemecahan masalah, siswa terlibat dalam diskusi kelompok, siswa nampak mengikuti aktifitas. Dari 8 kegiatan tersebut, siswa telah melaksanakan 7 kegiatan, kegiatan diantaranya merupakan kegiatan dengan pendekatan PBL, terdiri dari siswa diminta menguji hipotesis tentang gangguan fungsi organ pencernaan pada lambung yaitu gangguan mag, siswa diminta merumuskan rekomendasi pemecahan masalah gejala gangguan mag, siswa membuat laporan gangguan mag, dan siswa menyajikan karya tentang pemecahan masalah gangguan mag, siswa menyimak gambar organ pencernaan manusia, siswa terlibat dalam diskusi kelas. Seluruh kegiatan inti pada pertemuan ke-2 sudah dilaksanakan baik oleh siswa, namun ada 1 kegiatan yang belum dilaksanakan yaitu ada 2 siswa nampak tidak mengikuti aktivitas karena bermain sendiri.

(12)

berupa tanya jawab terkait dengan materi yang masih kesulitan, dan pertemuan ke- 2 diakhiri

Distribusi Aktivitas Belajar IPA Melalui Pendekatan PBL Guru Kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang Siklus 1

Tahapan

(13)

langkah-langkah pembelajaran gangguan organ pencernaan manusia, guru nampak langsung ke materi pembelajaran.

Kegiatan inti ada 8 pendekatan PBL oleh guru yang terdiri dari, guru memfasilitasi pembentukan kelompok masing-masing 5 siswa, guru memfasilitasi siswa perumusan masalah gangguan fungsi organ pencernaan manusia, yaitu gangguan pada lambung. Guru memfasilitasi siswa menganalisis gejala gangguan lambung yaitu rasa perih dan mual pada lambung. Selanjutnya guru memfasilitasi siswa merumuskan hipotesa gangguan pada lambung yang mengarah pada gangguan mag. Selanjutnya guru memfasilitasi siswa ke perpustakaan sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang gejala gangguan pencernaan. Guru memfasilitasi gambar organ pencernaan manusia di perpustakaan sekolah. Guru memfasilitasi diskusi kelas, guru mendorong siswa beraktifitas. Dari 8 kegiatan tersebut, guru telah melaksanakan 5 kegiatan, yaitu guru memfasilitasi pembentukan kelompok masing-masing 5 siswa, guru memfasilitasi perumusan masalah gangguan organ pencernaan pada lambung, guru memfasilitasi menganalisis masalah gejala gangguan lambung, guru memfasilitasi pengumpulan informasi gejala gangguan pencernaan lambung di perpustakaan sekolah. Seluruh kegiatan inti yang merupakan kegiatan PBL pada pertemuan ke- 1 sudah terlaksana, namun ada 3 kegiatan yang belum dilaksanakan yaitu keterlibatan guru dalam memfasilitasi diskusi kelas, dalam kegiatan diskusi guru belum nampak membimbing dan mendekati siswa yang kesulitan, guru tidak mendorong siswa beraktifitas dalam kegiatan pembelajaran, dan guru tidak menegur siswa yang tidak menyimak gambar organ pencernaan manusia, tetapi lebih suka cerita bergambar di perpustakaan. Dalam kegiatan penutup dari 1 kegiatan sudah dilakukan oleh guru yaitu melakukan penegasan informasi dari materi gangguan organ pencernaan manusia.

(14)

siswa sudah sarapan yang bergizi sebelum ke sekolah. Guru sudah menjelaskan tujuan pembelajaran, dengan menyampaikan judul pembelajaran KD 3.3 Menjelaskan organ pencernaan manusia dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan oragan pencernaan manusia, dan KD 4.3 Menyajikan karya laporan konsep organ dan fungsi pencernaan pada manusia. Namun tidak menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Kegiatan inti ada 8 kegiatan pendekatan PBL oleh guru terdiri dari guru memfasiltasi siswa menguji hipotesis tentang gangguan organ pencernaan pada lambung yaitu gangguan mag. Guru memfasilitasi perumusan rekomendasi pemecahan masalah gangguan mag. Selanjutnya guru memfasilitasi pembuatan laporan gangguan mag, dan guru memfasiltasi cara menyajikan karya tentang pemecahan masalah gangguan mag. Guru memfasiltasi gambar organ pencernaan manusia diperpustakaan, guru memfasilitasi pengumpulan informasi dengan mengajak ke perpustakan sekolah, guru memfasilitasi diskusi kelas, guru mendorong siswa beraktivitas. Dari 8 kegiatan tersebut, siswa telah malaksanakan 7 kegiatan yang merupakan kegiatan PBL, yakni guru memfasilitasi pengujian hipotesis gangguan organ pencernaan manusia pada lambung yaitu gangguan mag, guru memfasilitasi rekomendasi pemecahan masalah gejala gangguan mag, guru memfasiltasi pembuatan laporan gangguan mag, guru memfasilitasi penyajian karya tentang pemecahan masalah gangguan mag, guru memfasilitasi untuk menyimak gangguan organ pencernaan manusia, guru memfasilitasi pengumpulan informasi siswa, guru memfasilitasi diskusi kelompok. Seluruh kegiatan inti yang merupakan kegiatan pendekatan PBL pada pertemuan ke- 2 sudah dilaksanakan, namun ada 1 kegiatan yang belum dilaksanakan yaitu mendorong siswa untuk beraktivitas, karena ada siswa yang bermain sendiri dan guru tidak mengingatkan untuk berhenti bermain. Kegiatan penutup pembelajaran, ada 1 kegiatan yang semua telah terlaksana yaitu, guru memberikan tes pilihan ganda, selanjutnya diakhiri dengan berdoa.

(15)

kesimpulan. Kelebihan guru dalam pembelajaran, adalah telah melakukan seluruh aktivitas sesuai RPP secara runtut. Dari kekurangan dan kelebihan tindakan guru tersebut solusinya antara lain, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan, guru membimbing dan mendekati siswa yang kesulitan dalam pembelajaran, serta membantu siswa dalam membuat kesimpulan. Kekurangan-kekurangan yang muncul dalam pertemuan 1 siklus 1 akan diperbaiki pada pertemuan 2.

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa hasil observasi kegiatan guru kelas 5 pada pertemuan ke- 2 dalam penerapan pendekatan PBL meningkat 85,71%, yang pada pertemuan ke-1 hanya 62,5%. Kekurangan guru yang nampak adalah tidak menyampaikan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan. Kelebihan guru pada pertemuan 2 yaitu guru nampak mulai berkeliling, mendampingi siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran.

Hasil Belajar IPA Siklus 1

(16)

Tabel 4.6

Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Siswa Kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang Siklus 1

No Skor Frekuensi Siswa Persentase (%)

1 65 1 5

2 68 2 10

3 70 1 5

4 73 1 5

5 80 4 20

6 82 4 20

7 84 4 20

8 86 1 5

9 87 1 5

10 91 1 5

Jumlah 20 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa distribusi hasil belajar siklus 1 tersebar antara skor 65 sampai skor 91. Skor tersebar dalam 10 angka. Yakni skor 65, dicapai oleh siswa sebanyak 1 orang (5% dari seluruh siswa). Skor 68, dicapai siswa sebanyak 2 orang (10% dari seluruh siswa). Skor 70, dicapai oleh siswa sebanyak 1 orang (5% dari seluruh siswa), skor 73, dicapai oleh siswa sebanyak 1 orang (5% dari seluruh siswa). Skor 80, dicapai oleh siswa sebanyak 4 orang (20% dari seluruh siswa), skor 82, dicapai oleh siswa sebanyak 4 orang (20% dari seluruh siswa). Skor 84, dicapai oleh siswa 4 orang (20% dari seluruh siswa), skor 86, dicapai oleh siswa sebanyak 1 orang (5% dari seluruh siswa), skor 87, dicapai oleh siswa sebanyak 1 orang (5% dari seluruh siswa), skor 91 dicapai oleh 1 siswa. Berdasarkan tabel 4.5 distribusi hasil belajar IPA berdasarkan skor hasil belajar mengalami peningkatan dari sebelumnya (pra siklus).

(17)

.

Gambar 4.2

Grafik Garis Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Siswa Kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang Siklus 1

Berdasarkan gambar 4.2 menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang siklus 1, nampak bahwa skor terbanyak diperoleh siswa ditunjukkan oleh titik tertinggi pada sumbu Y yakni angka 4 dan sumbu X menunjukkan angka 80, 82, dan 84. Artinya sumbu X menunjukkan skor capaian hasil belajar IPA siswa sebesar 80, 82, dan 84 dan sumbu Y menunjukkan angka 4 adalah banyak siswa yang memperoleh skor 80, 82, dan 84 masing-masing sebanyak 4 siswa. Skor tertinggi hasil belajar IPA ditunjukkan oleh skor 91 pada sumbu X dan dicapai oleh 1 siswa yang ditunjukkan pada angka 1 pada sumbu Y.

Deskripsi hasil belajar IPA berdasarkan skor minimum, skor maksimum dan skor rata-rata, secara rinci disajikan melalui tabel 4.7 dibawah ini.

Juml

ah

S

is

w

a

Skor Siklus 1 Y

(18)

Tabel 4.7

Deskripsi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Minimum, Skor Maksimum dan Skor Rata-Rata Siswa Kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang Siklus 1

Deskripsi Skor

Skor Minimum 65

Skor Maksimum 91

Skor Rata-rata 79

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.7 nampak bahwa skor minimum yang diperoleh siswa kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang siklus 1 dari skor kognitif dan skor psikomotorik sebesar 65, skor maksimum sebesar 91, dan skor rata-rata 79.

Mendasarkan hasil belajar dari tabel 4.6 dan tabel 4.7, maka distribusi hasil belajar IPA berdasarkan ketuntasan siklus 1, ditunjukkan melalui gambar 4.3 berikut.

Gambar 4.3

Diagram Lingkaran Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Siswa kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang Siklus 1

Gambar 4.3 menunjukkan bahwa, hasil belajar IPA berdasarkan ketuntasan siswa kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang, siklus 1 mencapai 75% dari seluruh siswa (15) tuntas dan 25% dari 20 siswa (5siswa) tidak tuntas belajar IPA KD 3.3 Menjelaskan organ pencernaan manusia dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara

Series1; Tuntas; 75,00;

75% Series1; Belum

Tuntas; 25,00; 25%

Tuntas

(19)

kesehatan organ pencernaan manusia; dan KD 4.3 menyajikan karya laporan konsep organ dan fungsi pencernaan pada manusia. KKM yang ditentukan sebesar lebih dari atau sama dengan 80 (KKM ≥ 80). Pencapaian hasil belajar IPA berdasarkan ketuntasan sebesar 75 %, jika dibanding dengan pencapaian hasil belajar IPA berdasarkan ketuntasan pra siklus sebesar 30%, menunjukkan peningkatan hasil belajar IPA berdasarkan ketuntasan yang signifikan, yakni sebesar 40% dari seluruh siswa (8 siswa).

4.1.3 Hasil Penelitian Siklus 2 1. Perencanaan

Perencanaan dan pelaksanaan penelitian tindakan kelas dalam siklus 2, mendasarkan pada hasil refleksi siklus 1, yakni mengacu pada kelemahan dan kelebihan yang terjadi. Kelemahan pembelajaran tema organ pencernaan manusia dengan tindakan PBL yang muncul adalah guru tidak menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan, dan kelebihan yang terjadi adalah siswa aktif dalam pembelajaran dengan pendekatan PBL. Potensi kelebihan pada saat pembelajaran dan mengacu pada kelemahan yang muncul, maka perlu ada peningkatan kualitas berdasarkan potensi yang dimiliki, dan perlu dicarikan jalan keluar untuk mengatasi kelemahan pembelajaran tema organ pencernaan manusia. Solusi yang diperoleh digunakan sebagai dasar dalam menyusun perencanaan pembelajaran yang tertuang dalam RPP. Penyusunan RPP dibuat berdasarkan langkah-langkah yang sama dengan yang telah dilaksanakan dalam siklus 1 yaitumeliputi kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, langkah-langkah pembelajaran dan penilaian hasil belajar yang disajikan dalam lampiran 9.

(20)

tindakan PBL guru disajikan melalui lampiran 11, membuat lembar observasi tindakan PBL siswa kelas 5 disajikan melalui lampiran 12, dan membuat instrumen butir soal disajikan melalui lampiran 14. Dengan demikian soal tes formatif menyesuaikan dengan kompetensi dasar yang diberikan.

2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Pertemuan 1

Pelaksanaan tindakan dan observasi siklus 2 pada pertemuan 1 dilaksanankan pada hari selasa, 11 Oktober 2016 dengan KD 3.4 Menjelaskan organ peredaran darah dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan organ peredaran darah manusia dan KD 4.4 Menyajikan karya laporan konsep organ dan fungsi peredaran darah pada manusia. Kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Guru kelas 5 melaksanakan RPP yang sudah disediakan dan dipelajari tentang materi gangguan organ peredaran darah manusia melalui pendekatan PBL

Kegiatan pendahuluan guru memberikan salam dan siswa menjawab salam, guru mengajak berdoa, siswa dan guru berdoa bersama menurut agama dan keyakinan, guru mengabsensi siswa, dan siswa menunjukkan jarinya. sebelum pelajaran dimulai guru mengatur tempat duduk siswa, guru meminta siswa mempersiapkan alat tulis dan buku untuk ditaruh dimeja. Setelah seluruh siswa siap untuk mengikuti pembelajaran, guru memberikan apersepsi berupa menyanyikan lagu Padamu Negeri sebagai bentuk penanaman rasa kebangsaan kepada siswa, seluruh siswa menyanyi bersama. Nampak siswa mendengar dan memperhatikan guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan yang akan dilakukan seperti bagaimana urutan kegiatan yang akan dilaksanakan guru dan siswa selama pembelajaran.

(21)

mendiskusikannya dalam kelompoknya masing-masing. Nampak seluruh siswa malakukan aktifitas untuk menemukan gangguan peredaran darah sendiri-sendiri, lalu hasil pemikiranya didiskusikan dalam kelompok. Siswa melakukan aktifitas seperti yang diharapkan guru. Selanjutnya siswa diminta untuk membuat rumuskan masalah gangguan organ peredaran darah manusia yaitu gangguan gangguan pelebaran pembuluh darah balik di bagian kaki. Kemudian guru meminta siswa secara berkelompok menganalisis gangguan pelebaran pembuluh darah balik di bagian kaki dengan cara mencari tahu penyebab terjadinya gangguan pada pembuluh darah. Hasilnya siswa mampu menganalisis gejala-gejala yang terjadi akibat gangguan pelebaran pembuluh darah balik dibagian kaki yaitu ada penonjolan pembuluh darah balik pada permukaan kulit setelah berdiskusi dengan kelompoknya. Setelah selesai menganalisis siswa diminta untuk merumuskan hipotesa gangguan pelebaran pembuluh darah balik dibagian kaki secara berkelompok. Hasil rumusan hipotesa gejala gangguan pelebaran pembuluh darah balik pada bagian kaki dengan penonjolan pembuluh darah balik pada permukaan kaki adalah gejala varises. Supaya siswa lebih memahami materi, guru mengajak siswa ke perpustakaan sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang gejala gangguan organ peredaran darah. Nampak seluruh siswa aktif dalam mencari informasi yang berkaitan dengan gejala gangguan organ peredaran darah.

Kegiatan penutup, guru dan siswa melakukan refleksi dari hasil pembelajaran IPA tentang gangguan organ peredaran darah yang dilakukan, refleksi yang dilakukan berupa umpan balik, seperti melakukan penegasan informasi tentang ciri–ciri gangguan organ peredaran darah manusia, tentang hal-hal yang masih kesulitan. Siswa dan guru menarik kesimpulan dari materi yang didiskusikan yaitu gejala gangguan pelebaran pembuluh darah balik pada bagian kaki. Setelah kegiatan refleksi kemudian guru menutup pembelajaran

dengan do’a.

(22)

Lembar observasi terdiri dari lembar observasi tindakan pendekatan PBL oleh siswa dan guru yang berisi butir pernyataan, untuk mengamati tindakan guru dalam pengelolaan pembelajaran, dan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dari obserbasi, dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.

Pertemuan 2

Pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 2 pertemuan ke 2 dilaksanakan pada hari Kamis, 14 oktober 2016, masih menggunakan KD yang masih sama, yakni dengan KD 3.4 Menjelaskan organ peredaran darah dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan organ peredaran darah manusia; dan 4.4 Menyajikan karya laporan konsep organ dan fungsi peredaran darah pada manusia, kegiatan pendahuluan pada pertemuan ke-2 hampir sama dengan yang dilakukan pada pertemuan ke-1, yang nampak berbeda adalah subtansi materi yang diajarkan. Kegiatan pembelajaran terdiri dari 3 kegiatan, yaitu pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.

Kegiatan pendahuluan pada pertemuan ke- 2 dalam siklus ini di mulai dari siswa memberi salam dan guru menjawab salam, siswa dan guru berdoa bersama menurut agama dan keyakinan. Ketika guru mengabsensi siswa, siswa menunjukkan jarinya. sebelum pelajaran dimulai, guru sudah nampak mengatur tempat duduk siswa, dan guru sudah meminta menaruh alat tulis siswa di meja. Guru memberikan apersepsi melalui tanya jawab tentang adakah yang ke sekolah bersepeda, seluruh siswa nampak sahut-sahutan dalam menjawab pertanyaan guru. Guru sudah nampak menjelaskan tujuan pembelajaran, dengan menyampaikan judul materi KD 3.4 Menjelaskan organ peredaran darah dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan organ peredaran darah pada manusia; dan 4.4 Menyajikan karya laporan konsep organ dan fungsi peredaran darah pada manusia. Guru juga sudah menyampaikan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

(23)

pembuluh darah balik dibagian kaki, siswa diminta untuk menguji hipotesa yang telah dibuat siswa pada pertemuan 1 tentang gejala varises, seluruh siswa berkonsentrasi mengikuti kegiatan ini dengan antusias. Setelah hipotesa gejala gangguan pelebaran pembuluh darah balik pada bagian kaki di buat, hasilnya siswa mampu membuat kesimpulan bahwa gejala gangguan peredaran darah mengarah pada gangguan varises. Maka guru mulai membimbing siswa dalam rekomendasi pemecahan masalah gejala gangguan varises. Dari hasil rekomendasi masalah siswa mampu berfikir cara mencegah gangguan varises yaitu dengan banyak berolah raga salah satunya. Siswa dilibatkan penuh dalam kegiatan ini. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan guru meminta siswa membuat laporan gangguan peredaran darah gejala varises dan pemecahan masalah varises, dan memberikan kesempatan siswa secara bergantian untuk menyajikan laporan gangguan varises dan pemecahan masalahnya. Guru memberi kesempatan kepada siswa yang lain untuk memberikan tanggapan kepada siswa yang telah menyajikan laporan. Dalam pembelajaran siswa menunjukkan sikap bekerjasama, toleransi dan teliti.

Kegiatan penutup pembelajaran, guru memberikan tes pilihan ganda kepada siswa untuk mengukur aspek kognitif siswa, pembelajaran pada pertemuan ke-2 diakhiri dengan doa dan refleksi pembelajaran, seperti melakukan tanya jawab terkait dengan materi yang masih kesulitan dan diakhiri dengan doa.

Pembelajaran siklus 2 pertemuan 2 berlangsung, juga dilakukan pengamatan oleh observer seperti yang dilakukan pada pertemuan 1. Observer mengamati proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran, dengan cara memberi tanda cheek list (√) pada lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi lembar observasi tindakan PBL oleh siswa dan guru yang berisi butir pernyataan, untuk mengamati tindakan guru dalam pengelolaan pembelajaran, dan respon siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dari hasil observasi, dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.

3. Refleksi

(24)

laporan dan fungsi peredaran darah manusia yang dilaksanakan melalui 2 pertemuan, meliputi observasi terhadap kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Pertemuan 2, nampak bahwa 5 kegiatan pendahuluan 100% telah dilakukan oleh siswa. Dalam kegiatan inti ada 14 kegiatan yang menjadi fokus dalam pengamatan. Dari 14 kegiatan tersebut, siswa telah melaksanakan semua kegiatan, atau 100% telah dilaksanakan oleh siswa, 8 diantaranya merupakan langkah-langkah pendekatan PBL. Yang meliputi merumuskan masalah gejala gangguan pelebaran pembuluh darah balik dibagian kaki, menganalisis masalah dan merumuskan hipotesa gejala gangguan pelebaran pembuluh darah balik pada bagian kaki mengarah pada gejala gangguan varises, merumuskan rekomendasi masalah dari gejala gangguan tersebut, serta penyajian karya tentang pemecahan masalah gangguan penumpukan kolesterol pada pembuluh arteri. Dalam kegiatan penutup seluruh siswa telah dilakukan dengan baik.

Pada pertemuan ke 2, 100% dari seluruh kegiatan penutup sudah dilaksanakan siswa. Pelaksanaan pembelajaran IPA melalui pendekatan PBL pada pertemuan ini, siswa lebih aktif saat diskusi kelompok.

Aktivitas pembelajaran dengan pendekatan PBL yang dilakukan oleh guru pada pertemuan ke -1 dan pertemuan ke -2, seluruh kegiatan sudah dilaksanakan dengan baik oleh guru. Kelebihan yang nampak dari guru telah melakukan seluruh kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP, dan kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan pendekatan PBL sudah baik dan seluruh kegiatan pembelajaran pendahuluan, kegiatan inti dan penutup terlaksana.

Hasil Belajar IPA Siklus 2

(25)

penyajian karya tentang pemecahan masalah gangguan fungsi organ pencernaan manusia. Hasil belajar IPA pada siklus 2, secara rinci disajikan melalui tabel 4.8 dibawah ini.

Tabel 4.8

Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Siswa Kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang Siklus 2

No Skor Frekuensi Siswa Persentase (%)

1 80 1 5

2 82 4 20

3 84 3 15

4 86 1 5

5 87 1 5

6 88 4 20

7 91 2 10

8 93 2 10

9 95 1 5

10 98 1 5

Jumlah 20 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.8, menunjukkan bahwa distribusi skor hasil belajar IPA siklus 2 tersebar antara skor 80 sampai skor 98. Skor tersebar dalam 10 angka. Yakni skor 80, dicapai oleh siswa sebanyak 1 orang (5% dari seluruh siswa). Skor 82, dicapai siswa sebanyak 4 orang (20% dari seluruh siswa). Skor 84, dicapai siswa sebanyak 3 orang (15% dari seluruh siswa). Skor 86, dicapai siswa sebanyak 1 orang (5% dari seluruh siswa). Skor 87, dicapai siswa sebanyak 1 orang (5% dari seluruh siswa). Skor 88, dicapai siswa sebanyak 4 orang (20% dari seluruh siswa). Skor 91, dicapai siswa sebanyak 2 orang (10% dari seluruh siswa). Skor 93, dicapai siswa sebanyak 2 orang (10% dari seluruh siswa). Skor 95, dicapai siswa sebanyak 1 orang (5% dari seluruh siswa). Skor 98, dicapai oleh 1 siswa. berdasarkan tabel 4.6 distribusi hasil belajar IPA bedasarkan skor hasil belajar mengalami peningkatan dari sebelumnya (Siklus 1)

(26)

Gambar 4.4

Grafik Garis Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Siswa Kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang Siklus 2

Berdasarkan gambar 4.4 grafik garis distribusi hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang siklus 2, nampak bahwa skor terbanyak diperoleh siswa ditunjukkan oleh titik tertinggi pada sumbu Y yakni angka 4 dan sumbu Y menunjukkan angka 82 dan 88. Artinya sumbu X menunjukkan skor capaian hasil belajar IPA siswa sebesar 82 dan 88 masing-masing sebanyak 4 siswa. skor tertinggi hasil belajar IPA ditunjukkan oleh skor 98 pada sumbu X dan dicapai oleh 1 siswa (5%), yang ditunjukkan pada angka 1 pada sumbu Y. Skor terendah hasil belajar IPA ditunjukkan oleh skor 80 pada sumbu X dan dicapai oleh 1 siswa (5% dari seluruh siswa) yang ditunjukkan pada angka 1 pada sumbu Y.

Deskripsi hasil belajar IPA berdasarkan skor minimum, skor maksimum dan skor rata-rata. Secara rinci disajikan melalui tabel 4.9 dibawah ini.

Tabel 4.9

Deskripsi Hasil Belajar IPABerdasarkan Skor Minimum, Skor maksimum, dan Skor Rata-rata Siswa Kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang Siklus 2

Deskripsi Skor

Skor Minimum 80

Skor Maksimum 98

Skor Rata-rata 87

Sumber : Data Sekunder

JUML

AH

SI

SWA

Skor Y

(27)

Berdasarkan tabel 4.9 nampak bahwa skor minimum hasil belajar IPA yang diperoleh siswa kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang siklus 2 dengan KD 3.3 yaitu menjelaskan organ pencernaan manusia dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan organ pencernaan manusia, dan KD 4.3 Menyajikan karya tentang konsep organ dan fungsi pencernaan pada manusia meningkat menjadi 80, yang sebelumnya pada siklus 1 hanya mencapai 65. Perolehan skor maksimum meningkat menjadi 98 yang sebelumnya pada siklus 1 hanya mencapai 91, dan skor rata-rata kelas yang diperoleh meningkat menjadi 87 yang sebelumnya pada siklus 1 hanya 79. Perolehan ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya pada siklus 1. Dengan demikian, pencapaian hasil belajar IPA pada siklus 2 telah mencapai ketuntasan belajar 100% atau seluruh siswa (20 siswa) kelas 5 SDN Maguan Kaliori rembang semester 1 tahun pelajaran 2016/2017.

(28)

Tabel 4.10

Perbandingan Distribusi Aktivitas Belajar IPA Melalui Pendekatan PBL Siswa Kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang Siklus 1 dan Siklus 2

Tahap Aktivitas aktivitas yang dilakukan oleh siswa, baik dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Tahap kegiatan pendahuluan siklus 1, berupa tindakan dapat terlaksana 3 kegiatan dan pada siklus 2 tindakan yang dapat terlaksana meningkat menjadi 5 yakni 60% menjadi 100%. Peningkatan jumlah tindakan yang dapat dilaksanakan karena siswa sudah melaksanakan semua aktivitas pada kegiatan pendahuluan

Tahap kegiatan inti siklus 1, berupa tindakan pendekatan PBL dapat terlaksana 7 kegiatan dan pada siklus 2 tindakan yang dapat terlaksana meningkat menjadi 8 yakni dari 87,50% menjadi 100%. Peningkatan jumlah tindakan yang dapat dilaksanakan karena pada siswa sudah melaksanakan semua kegiatan pada kegiatan inti.

Tahap kegiatan penutup siklus 1, berupa tindakan pendekatan PBL dapat terlaksana 1 kegiatan dan pada siklus 2 tindakan yang dapat terlaksana 1. Tindakan ini dapat dilaksanakan karena siswa sudah menyimak penegasan informasi dari guru dan mengerjakan tes pilihan ganda.

(29)

Gambar 4.5

Grafik Garis Perbandingan Distribusi Aktivitas Belajar IPA Melalui Pendekatan PBL Siswa Kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang Siklus 1 dan Siklus 2

Berdasarkan gambar 4.5 menunjukkan bahwa grafik garis perbandingan distribusi aktivitas belajar IPA melalui pendekatan PBL terjadi peningkatan jumlah aktivitas yang dilakukan oleh siswa, baik dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada siklus 1 kegiatan pendahuluan, nampak bahwa aktivitas tindakan PBL ditunjukkan oleh sumbu Y yakni diangka 3 dan pada siklus 2 meningkat yakni dititik angka 5. Artinya pada kegiatan pendahuluan di sumbu X yakni dari siklus 1 ke siklus 2 adalah aktivitas yang dicapai oleh siswa dari angka 3 meningkat menjadi angka 5 disumbu Y.

Kegiatan inti pada siklus 1, ditunjukkan oleh titik diangka 7 pada sumbu Y dan pada siklus 2 meningkat yakni dititik angka 8. Artinya pada kegiatan inti di sumbu X yakni dari siklus 1 ke siklus 2 adalah aktivitas oleh siswa dari angka 7 meningkat menjadi angka 8 pada sumbu Y.

Kegiatan penutup pada siklus 1, ditunjukkan oleh titik diangka 1 dan pada siklus 2 meningkat yakni dititik angka 2. Artinya kegiatan inti di sumbu X yakni dari siklus 1 ke siklus 2 adalah aktivitas yang dicapai siswa dari angka 1 menjadi angka 2 pada sumbu Y.

(30)

Aktivitas pelaksanaan pembelajaran melalui pendekatan PBL oleh guru kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang siklus 1 dan siklus 2 disajikan secara rinci melalui tabel 4.11 dibawah ini;

Tabel 4.11

Distribusi Perbandingan Aktivitas Belajar IPA Melalui Pendekatan PBL Guru Kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang Siklus 1 dan Siklus 2

Tahap Aktivitas

Keterlaksanan Tindakan

Kegiatan awal

Kegiatan Inti Kegiatan Akhir

S 1 S2 S 1 S 2 S 1 S 2

F % F % F % F % F % F %

Terlaksana 3 60,00 5 100 7 87,50 8 100 1 100 1 100 Tidak Terlaksana 2 40,00 0 0 1 12,50 0 0 0 0 0 0 Jumlah Aktivitas 5 100 5 100 8 100 8 100 1 100 1 100 Keterangan : S = Siklus Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan bahwa dari siklus 1 ke siklus 2 terjadi peningkatan jumlah aktivitas yang dilakukan oleh guru, baik dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegitan pendahuluan siklus 1, kegiatan tindakan PBL dapat terlaksana 3 kegiatan dan pada siklus 2 tindakan yang dapat terlaksana meningkat menjadi 5 yakni dari 60% menjadi 100%. Peningkatan jumlah tindakan yang dapat dilaksanakan kerena guru sudah melaksanakan semua aktivitas pada kegiatan pendahuluan.

Tahap kegiatan inti siklus 1, kegiatan yang berupa tindakan dapat terlaksana 7 kegiatan dan pada siklus 2 tindakan yang dapat terlaksana meningkat menjadi 8 yakni dari 87,50% menjadi 100%. Peningkatan jumlah tindakan yang dapat dilaksanakan karena guru sudah melaksanakan semua kegiatan pada tahap kegiatan inti.

(31)

Perbandingan distribusi aktivitas belajar IPA melalui pendekatan PBL oleh guru kelas 5 SD Negeri Maguan Kaliori Rembang Semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 pada siklus 1 dan 2 secara rinci dapat disajikan melalui gambar 4.6 di bawah ini;

Gambar 4.6

Grafik Garis Perbandingan Distribusi Aktivitas Belajar IPA Melalui Pendekatan PBL Guru Kelas 5 SD Negeri Maguan kaliori Rembang Siklus 1 dan Siklus 2

Berdasarkan gambar 4.6 menunjukkan bahwa grafik garis perbandingan distribusi aktivitas belajar IPA melalui pendekatan PBL pada siklus 1 ke siklus 2 terjadi peningkatan jumlah aktivitas yang dilakukan oleh guru, baik dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan siklus 1, ditunjukkan oleh titik diangka 3 pada sumbu Y dan pada siklus 2 meningkat yakni dititik angka 5. Artinya pada kegiatan pendahuluan di sumbu X yakni dari siklus 1 ke siklus 2 adalah aktivitas yang dicapai guru dari angka 3 meningkat menjadi angka 5 pada sumbu Y.

(32)

Kegiatan penutup pada siklus 1, ditunjukkan oleh titik diangka 1 pada siklus 2 meningkat yaitu dititik anka 2. Artinya kegiatan inti di sumbu X dari siklus 1 ke siklus 2 adalah aktivitas yang di capai guru dari angka 1 menjadi angka 2 pada sumbu Y.

Hasil penelitian yang diperoleh dari hasil belajar IPA melalui pendekatan PBL, berdasarkan ketuntasan belajar, rata-rata, skor minimum dan skor maksimum siswa kelas 5 SD Negeri Kaliori Maguan Rembang semester 1 tahun pelajaran 2016/2017, secara rinci disajikan melalui tabel 4.12 dibawah ini;

Tabel 4.12

Perbandingan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan PBL Berdasarkan Ketuntasan Belajar Siswa Kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

Skor Ketuntasan Prasiklus Siklus I Siklus II

F P(%) F P(%) F P(%)

≥80 Tuntas 6 30 15 75 20 100

<80 Tidak

Tuntas 14 70 5 25 0 0

Jumlah 20 100 20 100 20 100

Keterangan : F = Frekuensi P = Persentase Sumber : Data Primer

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa hasil belajar IPA berdasarkan ketuntasan siswa kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 mengalami peningkatan. Pada pra siklus ketuntasan hanya 30% dari seluruh siswa (6) tuntas dan 70% dari 20 siswa (14) tidak tuntas, kemudian meningkat pada siklus 1 ketuntasan menjadi 75% dari seluruh siswa (15) tuntas dan 25% dari 20 siswa (5) tidak tuntas. Pada siklus 2 ketuntasan meningkat 100% dari seluruh siswa (20). Peningkatan jumlah ketuntasan belajar IPA terjadi, karena pada siklus 1 dan siklus 2 diberi desain pembelajaran inovatif yang berupa pendekatan PBL. Dalam pembelajaran pendekatan PBL siswa belajar berfikir dan menemukan pemecahan masalah yang kontekstual.

(33)

Tabel 4.13

Deskripsi Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan PBL Berdasarkan Skor Minimum, Skor Maksimum Dan Skor Rata-rata Siswa Kelas 5 SD N Maguan Rembang

Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2

Berdasarkan tabel 4.9 nampak bahwa ada perbandingan peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang, berdasarkan (1) skor minimum, antara pra siklus : siklus 1 : siklus 2, adalah 50 : 65 : 80. Berdasarkan (2) skor maksimum, antara pra siklus : siklus 1 : siklus 2, adalah 85 : 91 : 98, (3) skor rata-rata, antara pra siklus : siklus 1 : siklus 2, adalah 63 : 79 : 87. Hal ini terjadi karena langkah-langkah pembelajaran didesain dengan pendekatan PBL.

Peningkatan hasil belajar IPA siswa berdasarkan ketuntasan dari pra siklus, ke siklus 1 dan siklus 2, yang secara rinci disajikan melalui gambar 4.7 berikut.

Gambar 4.7

Grafik Garis Perbandingan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan PBL Berdasarkan Ketuntasan Belajar Siswa Kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang

(34)

Berdasarkan gambar 4.7, nampak bahwa ada perbandingan peningkatan hasil belajar IPA melaui pendekatan PBL berdasarkan ketuntasan belajar siswa kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang Semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 pra siklus, siklus 1, dan siklus 2. Pra siklus ditunjukkan oleh titik diangka 6 pada sumbu Y dan sumbu X menunjukkan kegiatan pra siklus. Artinya sumbu X yaitu pada kegiatan pra siklus dan sumbu Y yaitu siswa yang tuntas adalah 6 siswa (30%) dari seluruh siswa (20 siswa) karena belum menggunakan tindakan pembelajaran melalui pendekatan PBL.

Peningkatan ketuntasan belajar pada siklus 1 yaitu ditunjukkan diangka 15 pada sumbu Y dan sumbu X menunjukkan kegiatan siklus 1. Artinya sumbu X yaitu pada kegiatan siklus 1 dan sumbu Y yaitu siswa yang tuntas adalah 15 siswa (75%) dari seluruh siswa (15 siswa). ini dikarenakan telah menerapkan pendekatan PBL dalam pembelajaran.

Siklus 2 mengalami peningkatan 100% yaitu ditunjukkan titik diangka 20 pada sumbu Y dan X kegiatan siklus 2. Artinya sumbu X yaitu pada kegiatan siklus 2 dan sumbu Y yaitu siswa yang tuntas adalah 20 siswa, maka pada siklus 2 semua siswa tuntas.

Peningkatan ketuntasan belajar IPA pada siklus 1 dan siklus 2 terjadi karena adanya tindakan belajar yang inovatif berupa pembelajaran melalui pendekatan PBL. Dalam pembelajaran melaui pendekatan PBL siswa dapat menemukan pemecahan masalah dari rumusan permasalahan yang disajikan.

Pada pembelajaran pra siklus, pembelajaran IPA dilaksanakan secara konvensional dengan memakai metode pembelajaran yang sering digunakan adalah metode ceramah yang diselingi dengan metode tanya jawab, siswa tidak difokuskan pada pembelajaran yang konstekstual. Pengukuran hasil belajar IPA hanya melalui hasil tes obyektif saja yang merupakan aspek kognitif, sedangkan aspek psikomotorik tidak pernah dilakukan pengukuran, yang merupakan bagian dari penentuan hasil belajar. Nampak hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang semester 1 tahun pelajaran 2016/2017, untuk mata pelajaran IPA dengan KD 3.1 Menjelaskan alat gerak dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan alat gerak manusia jauh dibawah KKM ≥ 80.

(35)

maksimum dan skor rata-rata, siswa kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 melalui gambar 4.8 di bawah ini.

Gambar 4.8

Grafik Garis Perbandingan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan PBL Berdasarkan Skor Minimum, Skor Maksimum dan Skor Rata-rata Siswa Kelas 5

SD Negeri Maguan Rembang Pra Siklus Siklus 1 dan Siklus 2

Berdasarkan gambar 4.8, menunjukkan bahwa hasil belajar belajar IPA melaui pendekatan PBL berdasarkan skor minimum, skor maksimum, dan skor rata-rata siswa kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang pada pra siklus, siklus 1, dan siklus 2 mengalami peningkatan.

Perbandingan skor minimum ditunjukkan pada sumbu Y yaitu pra siklus dititik angka 50, siklus 1 dititik angka 65 dan siklus 2 dititik angka 80 dan sumbu X menunjukkan kegiatan pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Artinya perbandingan skor minimum, antara pra siklus: siklus 1: siklus 2 adalah 50,00: 65,00: dan 80,00.

Perbandingan skor maksimum ditunjukkkan pada sumbu Y yaitu pra siklus dititik angka 85, siklus 1 dititik angka 91 dan siklus 2 dititik angka 98 dan sumbu X menunjukkan kegiatan pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Artinya perbandingan skor maksimum, antara pra siklus: siklus 1: siklus 2 adalah 85,00: 91,00: dan 98,00.

(36)

Perbandingan skor rata-rata ditunjukkan pada sumbu Y yaitu pra siklus dititik angka 63, siklus 1 dititik angka 79 dan siklus 2 dititik angka 87 dan sumbu X menunjukkan kegiatan pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Artinya perbandingan skor rata-rata, antara pra siklus: siklus 1: dan siklus 2 adalah 63,00: 79,00: dan 87,00.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Tindakan yang diberikan berupa pendekatan PBL. Kompetensi yang diharapkan dalam pembelajaran IPA dengan menggunkan pendekatan PBL adalah KD 3.3 Menjelaskan organ pencernaan manusia dan KD 4.3 Menyajikan karya laporan konsep organ dan fungsi pencernaan pada manusia, dan KD 3.4 Menjelaskan organ peredaran darah dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan organ peredaran darah manusia dan KD 4.4 Menyajikan karya tentang organ peredaran darah pada manusia.

Prosedur tindakan penelitian menngunakan 2 siklus. Kondisi pembelajaran IPA saat pra siklus sebelum diberi tindakan pendekatan PBL, hasil belajar siswa yang mencapai KKM

≥80, sebanyak 6 siswa ( 30% dari seluruh siswa) dengan rata-rata hasil belajar IPA yang diperoleh yakni 63. Pembelajaran siklus 1 diberi tindakan PBL, jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 15 siswa atau 75% dari seluruh siswa dengan rata-rata belajar IPA sebesar 79. Pada pembelajaran siklus 2, jumlah siswa yang mencapai KKM yakni 20 siswa (100% dari seluruh siswa). Rata-rata hasil belajar IPA diperoleh pada siklus 2 sebesar 87. Penelitian yang dilakukan pada siklus 2 sudah mencapai indikator kinerja. Pencapaian indikator kinerja dari hasil belajar IPA, ditetapkan bahwa hasil penelitian dengan menggunakan tindakan pendekatan PBL dikatakan berhasil, karena pada siklus 1 ketuntasan belajar telah mencapai minimal 75% dan siklus 2 mencapai 100%. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran IPA yang dilaksanakan melalui pendekatan PBL dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa.

(37)

mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalaha autentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemampuan berpikir tingkat tinngi. Artinya pendekatan PBL merupakan pembelajaran yang sangat potensial untuk meningkatkan hasil belajar, karena langkah pembelajarannya relevan dengan keterampilan proses pemecahan masalah. Karena IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan yang membutuhkan keterlibatan siswa (Sulistyorini, 2007: 39).

Pembelajaran melalui pendekatan PBL, merupakan pembelajaran yang sangat potensial untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa, karena siswa menemukan sendiri proses pemecahan masalah dari permasalahan yang disajikan. Hasil penelitian telah menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPA siswa dari pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 yakni dari skor minimum 50,00: 65,00: 80; skor maksimum 85,00: 91,00: 98,00; skor rata-rata 63,00: 79,00: 87,00; dan ketuntasan 30%: 75%: 100%.

Peningkatan hasil belajar IPA dengan KD 3.3 Menjelaskan organ pencernaan dan fungsinya pada hewan dan manusia sertaa cara memelihara kesehatan organ pencernaan manusia; dan KD Menyajikan karya tentang konsep organ dan fungsi pencernaan pada hewan atau manusia, KD 3.4 Menjelaskan organ peredaran darah dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan organ peredaran darah manusia; KD 4.4 Menyajikan karya tentang organ peredaran darah pada manusia diduga dapat diupayakan dengan terselenggara pembelajaran secara interaktif antara guru dan siswa, memberikan inspiratif bagi siswa, siswa melakukan aktivitas belajar yang menyenangkan, sehingga memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif dan inovatif dalam pembelajaran. Hal ini sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar Dan menengah (2016: 137-138) menyatakan bahwa salah satu kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran IPA SD adalah menunjukkan sikap ilmiah : rasa ingin tahu, jujur, logis kritis, disiplin, dan tanggung jawab melalui IPA. Sikap ilmiah ini diartikan sebagai rasa keingintahuan siswa tentang cara berpikir logis melalui pengetahuan.

(38)

Permendikbud No 22 Tentang standar Proses pada BaB III menjelaskan bahwa desain pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu dalam Standar Isi. Perencanaan meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian, dan skenario pembelajaran. Penyusunan silabus dan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan. Sehingga pembelajaran di sekolah harus dirancang oleh guru agar siswa mampu menghadapi tantangan kehidupan masyarakat global yang selalu mengalami perubahan satiap saat adalah pembelajaran melalui pendekatan PBL.

Pelaksanaan pembelajaran melalui pendekatan PBL dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkahnya yaitu menyimak tujuan dan langkah-langkah pembelajaran, merumuskan masalah, menganalisis masalah, merumuskan hipotesa, mengumpulkan informasi, pengujian hipotesis, dan merumuskan rekomendasi pemecahan masalah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPA berdasarkan ketuntasan belajar siswa. Peningkatan ini dialami juga dalam penelitian yang yang dilakukan oleh I.GD. Agus Siswantara, I.B. Surya Manuaba, I.GD. Meter pada tahun 2012/2013, dengan judul “ Penerapan Model Problem Based Learning (PBL)

untuk meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 8 Kesiman”

hasil penelitianya menunjukkan bahwa penerapan pendekatan PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 8 Kesiman. Terbukti dimana perbandingan hasil belajar IPA mengalami peningkatan skor rata-rata aktivitas belajar sebesar 13,9%, untuk siklus 1 sebesar 54,4% dan 71,3% untuk siklus 2. Kelebihan dari penelitian ini adalah peningkatan skor rata-rata hasil belajar IPA sebesar 30% dari 66,33% pada siklus 1, menjadi 81,67% pada siklus 2. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa dengan penerapan Model PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam 2 siklus.

Penelitian ini juga sejalan dengan yang dilakukan Sri Sukaptiyah 2014 dalam skripsi

yang berjudul “ Peningkatan Hasil Belajar PKn Melalui Model Problem Based Learning Pada

(39)

siklus 2. Terjadi peningkatan sebanyak 3 siswa (27,3%) dan nilai rata-rata dari 77,8 menjadi 83,5 artinya meningkat sebesar 5,7.

Penelitian lain yakni Farles Derawati (2013) dalam penelitian yang berjudul “ Upaya meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Pokok Bahasan gaya Magnet Dengan Menggunakakan Model Problem Based Learning di Kelas 5 SD Negeri 25 Bengkulu

Selatan” menunjukkan bahwa hasil penelitian terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dan

guru. Pada siklus 1 pengamatan terhadap aktivitas guru 21 meningkat menjadi 27 pada siklus 2, dan aktivitas skor siswa 19 pada siklus 1 meningkat menjadi 27 pada siklus 2. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada pada siklus 1 nilai rata-rata 76,9 didapat persentase ketuntasan belajar 53,8%.

Gambar

tabel 4.1 berikut.
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa hasil belajar IPA berdasarkan skor siswa kelas 5 SD
Tabel 4.2 nampak bahwa skor minimum yang diperoleh siswa kelas 5 SD Negeri
Tabel 4.4 Distribusi Aktivitas Belajar IPA Melalui Pendekatan PBL
+7

Referensi

Dokumen terkait

PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) “Charis Utama” Jatirogo Tuban adalah salah satu bank yang memiliki usaha dalam penyediaan kredit mikr, salah satunya adalah kredit mikro,

Faktor kompetensi karyawan merupakan manfaat utama yang diharapkan nasabah usaha kecil ketika mendapatkan layanan kredit dalam jangka waktu tertentu, diwujudkan dalam

Untuk mendeklarasikan label dalam program Anda, cukup ketik nama dan menambahkan &#34;:&#34; sampai akhir, label dapat kombinasi karakter apapun tetapi tidak

Setelah itu melakukan percobaan system tiga komponen dimana kloroform ditambahkan dengan akuades sebanyak 5 ml kemudian di titrsai dengan asam asetat glacial.. Asam

Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Kantor Wilayah DJKN Jawa Timur ”.

[r]

4. Anggaran Belanja Negara, Penetapan formasi PNS bagi suatu organisasi pada akhirnya sangat ditentukan oleh tersedianya anggaran. Oleh karena itu

In this research, thermal stability of abaca fibre reinforced HIPS composites had correlated with weight loss transition, interpretation of maximum decomposition