• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Subyek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tindak Lanjut Supervisi Akademik Kunjungan Kelas dalam Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru SMPN 2 Boja Kecamatan Boja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Subyek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tindak Lanjut Supervisi Akademik Kunjungan Kelas dalam Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru SMPN 2 Boja Kecamatan Boja"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

4.1 Gambaran Subyek Penelitian

SMP Negeri 2 Boja berdiri sejak 1 Juli 1986, menempati lahan seluas 11.450 m2 yang berlokasi di

jalan Raya Tampingan Boja. Sekolah ini mempunyai lahan yang cukup strategis untuk mengembangkan diri, terbukti pemerintah telah menetapkan SMP 2 Boja sebagai salah satu Sekolah Standar Nasional (SSN) berdasarkan surat Dirjen Menejemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas No. 968/03/KU/2009. Sejak tahun 2010 SMP Negeri 2 Boja terakreditasi A. Adapun Tenaga pendidik di SMP Negeri 2 Boja sebanyak 41 orang dan tenaga kependidikan (karyawan) sebanyak 13 orang. Sedangkan jumlah siswa sebanyak 746 siswa dengan jumlah rombongan belajar sebanyak 24 kelas dengan rincian kelas VII sebanyak 8 rombel, kelas VIII sebanyak 8 rombel dan kelas IX sebanyak 8 rombel.

Visi SMP Negeri 2 Boja Kecamatan Boja Kabupaten Kendal adalah “Luhur Budi Pekerti Unggul Dalam Prestasi “

Adapun misi SMP Negeri 2 Boja Kecamatan Boja Kabupaten Kendal adalah sebagai berikut :

a. Mewujudkan pengembangan prestasi akademik

dan non akademik.

b. Mewujudkan pengembangan inovasi model

pembelajaran.

c. Melaksanakan pengembangan proses pembelajaran.

(2)

e. Mewujudkan kelembagaan dan manajemen sekolah yang handal.

f. Mewujudkan program penggalian pembiayaan

sekolah yang memadai.

g. Mewujudkan sistem penilaian yang akurat dan adil.

h. Mewujudkan lingkungan sekolah yang kondusif,

bersih, indah, nyaman, rindang dan asri.

i. Melaksanakan budaya sekolah untuk membentuk

kepribadian dan karakter building.

4.2 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari bulan Agustus 2014 sampai dengan 18 Januari 2015. Data diperoleh melalui wawancara, observasi dan studi dokumen. Data tahap persiapan dimulai dari pengajuan judul dan proposal, mencari kajian teori yang sesuai, menyusun metode penelitian, ujian proposal, mengurus surat ijin penelitian, observasi lokasi penelitian, pemilihan

sumber data, menyusun jadwal penelitian dan

menyiapkan instrumen penelitian. Data pelaksanaan kegiatan supervisi diperoleh melalui wawancara, observasi dan studi dokumen, data tahap pengamatan diperoleh melalui observasi di dalam kelas, data tahap akhir kunjungan dan tahap tindak lanjut melalui interview/wawancara dan dokumentasi.

4.3 Hasil Penelitian 4.3.1 Permasalahan

Penentuan masalah yang dihadapi guru perlu

(3)

perencanaan tindakan selanjutnya. Penentuan masalah ini diperoleh dari pelaksanaan supervisi tahap awal dengan melihat lembar pemeriksaan dokumen RPP dan pelaksanaan pembelajaran didalam kelas.

(4)

Dari tabel 4.1 pemeriksaan dokumen RPP dapat diketahui bahwa nilai tertinggi 81,8 dan terendah 61,8 dengan rata-rata nilai adalah 73,6 sehingga masuk dalam kategori C (Cukup).

Berdasarkan pemaparan data tabel 4.1 diatas tentang hasil pemeriksaan RPP terlihat ada 11 komponen penilaian dalam dokumen pemeriksaan RPP dan komponen yang masih dalam kategori cukup terutama pada indikator pencapaian kompetensi dengan rata-rata skor 3 atau 60%, tujuan pembelajaran dengan rata-rata skor 3,25 atau 65%, materi ajar dengan rata-rata skor 3,25 atau 65%, metode pembelajaran dengan rata-rata skor 3,5 atau 70%, kegiatan pembelajaran dengan rata-rata skor 3,5 atau 70%, penilaian hasil belajar dengan rata-rata skor 2,75 atau 55%, sedangkan komponen lain sudah diatas skor 3,75 atau 75% artinya dalam kategori baik.

Selanjutnya hasil pengamatan pelaksanaan

pembelajaran tahap 1 dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel. 4.2 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Tahap 1

No Indikator

Skor penilaian Guru Mapel

Jml Rt

1 2 3 4

I Pendahuluan

1 Memeriksa kesiapan

siswa 4 3 4 4 15 3,75

2 Melakukan kegiatan

(5)

No Indikator

Skor penilaian Guru Mapel

Jml Rt

1 2 3 4

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

A Penguasaan materi pelajaran

3 Menunjukkan

penguasaan materi pembelajaran

4 4 4 4 16 4

4 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

3 4 4 4 15 3,75

5 Menyampaikan materi dengan jelas dan dengan alokasi waktu yang direncanakan

(6)

No Indikator

Skor penilaian Guru Mapel

Jml Rt

1 2 3 4

C Pemanfaatan sumber belajar/media PBM

13 Menggunakan media

secara efektif /efisien 4 3 4 3 14 3,5 14 Menghasilkan pesan

yang menarik 4 3 4 4 15 3,75 15 Melibatkan siswa dlam

pemanfaatan media 4 3 3 3 13 3,25 D Pembelajaran yang

memicu dan memelihara

keterlibatan siswa

16 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

3 4 4 4 15 3,75

17 Menunjukkan sikap terbuka terhadap

E Penilaian proses dan hasil belajar

19 Memantau kemajuan

belajar selama proses 3 3 3 4 13 3,25 20 Melakukan penilaian

akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan)

3 3 3 3 12 3

F Penggunaan bahasa

21 Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar

4 4 4 4 16 4

22 Menyampaikan pesan

dgn gaya yg sesuai 3 4 4 4 15 3,75

III PENUTUP

23 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa

(7)

No Indikator

Skor penilaian Guru Mapel

Jml Rt

1 2 3 4

24 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan

4 4 4 4 16 4

Jumlah skor 87 88 91 92 358

Nilai 72,5 73,3 75,8 76,7 74,5

Sumber: data diolah

Kategori: A: Baik Sekali: 91-100, B: Baik: 75-90, C: Cukup: 55-75, Kurang: <55

Dari tabel pelaksanaan pembelajaran tahap 1 dapat dituliskan nilai tertinggi 76,7 dan terendah 73,5, dengan rata-rata nilai adalah 74,5 sehingga memiliki kategori C (Cukup).

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dipaparkan

komponen yang masih dalam kategori cukup adalah menguasai kelas dengan rata-rata skor 3 atau 60%, melibatkan siswa dalam pemanfaatan media dengan rata-rata skor 3,25 ata 65%, memantau kemajuan belajar selama proses pembelajaran dengan rata-rata skor 3,25 atau 65%, melakukan penilaian akhir sesuai kompetensi dengan rata-rata skor 3 atau 60%.

Berdasarkan tabel hasil pemeriksaan dokumen RPP tahap 1 oleh kepala sekolah pada 4 guru IPA diperoleh skor total guru A sebesar 40 atau nilai 72,7, guru B sebesar 34 atau nilai 61,8, guru C sebesar 43 atau nilai 78,2, guru D sebesar 45 atau nilai 81,8, dan secara keseluruhan diperoleh skor total 162 atau nilai

rata-rata 73,6. Berdasarkan data pemeriksaan

(8)

tertinggi 81,8 dan terendah 61,8 dengan rata-rata nilai adalah 73,6 sehingga masuk dalam kategori C (cukup).

Berdasarkan hasil pengamatan penyusunan RPP tahap 1, ditinjau dari aspek penyusunan RPP secara keseluruhan diketahui terdapat 4 aspek yang masih cukup rendah yaitu indikator pencapaian kompetensi dengan rata-rata perolehan 3, aspek materi ajar dan tujuan pembelajaran dengan rata-rata 3,25, dan aspek penyusunan penilaian hasil belajar dengan rata-rata 2,75.

Berkaitan dengan hal ini, informan 1

mengemukakan sebagai berikut:

Pada prinsipnya saya sebagai guru IPA telah berusaha menyusun RPP sebagaimana yang diharapkan, hanya saja karena keterbatasan kemampuan hasilnya mungkin belum seperti yang diharapkan terlebih

untuk penilaian masih sedikit memahaminya

(Wawancara tanggal 8 Desember 2014.)

Selanjutnya informan 2 mengatakan sebagai berikut:

Saya mengakui masih banyak aspek yang kurang dikuasai dalam penyusunan RPP sehingga pembuatan RPP dilakukan untuk memenuhi kewajiban sebagai guru dan mengenai isinya terkadang masih dirasa membingungkan (Wawancara tanggal 10 Desember 2014).

Dari hasil pemeriksaan RPP dan pelaksanaan pembelajaran pada supervisi kunjungan kelas tahap 1 aspek aspek yang masih kurang dari guru perlu mendapatkan tindakan agar meningkat lebih baik lagi

4.3.2 Hasil Tahap Persiapan

(9)

Persiapan yang matang akan memudahkan kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi.

Sebagaimana dikemukakan oleh kepala sekolah sebagai berikut:

Menurut saya persiapan dilakukan lebih awal agar pelaksanaan supervisi bisa terprogram dengan baik. Perencanaan program supervisi akademik mengacu pada aturan kedinasan untuk memberikan supervisi pada guru secara rutin guna peningkatan kualitas sebagai guru yang profesional, saya menyiapkan lembar observasi pemeriksaan dokumen RPP dengan maksud memudahkan penilaian aspek-aspek pada RPP, menyiapkan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran yang dimaksudkan untuk memudahkan dalam menilai aspek pembelajaran yang harus dikuasai oleh guru (Wawancara tanggal 5 Desember 2014).

Sebagaimana dikemukakan Informan 1 yang merupakan guru mapel yang akan disupervisi sebagai berikut:

Iya, kepala sekolah mempersiapkan program supervisi kunjungan kelas jauh hari sebelum pelaksanaan yang didukung dengan instrumen supervisi berupa lembar

observasi penilaian RPP dan pelaksanaan

pembelajaran dalam kelas (Wawancara tanggal 5 Desember 2014).

Hal ini juga dikemukakan oleh informan 2 sebagai berikut

Menurut saya kepala sekolah sudah rutin

memberikan supervisi akademik, hanya saja

sasarannya yang bergantian dan saat ini difokuskan pada guru IPA yang berjumlah 4 guru. Dalam tahap persiapan ini kepala sekolah menyusun instrumen lembar observasi penilaian RPP dan kunjungan kelas

untuk mengetahui kemampuan guru dalam

(10)

Berdasarkan beberapa pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah perlu melakukan penyusunan instrumen penelitian sebelum supervisi akademik dilakukan, hal ini dimaksudkan agar persiapan supervisi lebih matang sehingga memudahkan kepala sekolah dalam pelaksanaannya.

Kegiatan yang dilakukan oleh kepala sekolah pada tahap ini meliputi 3 hal yaitu:

1. Menyusun instrumen penelitian, yang terdiri dari : 1). Rencana Kepengawasan Akademik.

2). Lembar observasi pemeriksaan dokumen RPP. 3). Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran.

2. Mengadakan pertemuan dengan guru

Pada tahap ini kepala sekolah mengadakan pertemuan dengan guru yang akan disupervisi untuk melaksanakan pemantauan terhadap penyusunan RPP serta melaksanakan pembinaan sesuai standar proses dengan dibantu guru pendamping agar penyusunan dokumen lebih terfokus .

Kepala sekolah bertemu dalam rapat kecil dengan guru yang akan disupervisi untuk memberitahukan pelaksanaan pemantauan terhadap penyusunan RPP serta melaksanakan pembinaan sesuai standar proses. Pendampingan dilakukan dengan metode individual agar lebih mengena dan mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi tiap guru.

Sebagaimana dikemukakan oleh Kepala Sekolah sebagai berikut:

(11)

penyusunan RPP maupun saat pengelolaan pembelajaran (Wawancara tanggal 5 Desember 2014).

Hal ini juga ditegaskan oleh informan1 “Iya, kepala sekolah memberitahukan kepada para guru dalam pertemuan yang dikhususkan pada guru yang akan menjadi obyek supervisi akademik kunjungan kelas, agar memiliki kesiapan lebih awal” (Wawancara tanggal 8 Desember 2014).

Sejalan dengan hal tersebut informan 2

mengatakan “Kepala sekolah memberikan pengarahan dan pembinaan sebelum diadakan supervisi tindak lanjut dan menunjuk guru pendamping agar dapat membantu kesulitan guru dalam penyusunan dokumen RPP” (Wawancara tanggal 8 Desember 2014).

Dalam penelitian supervisi akademik kunjungan kelas oleh kepala sekolah ini difokuskan pada 4 guru IPA, yaitu: Sugiyanta, S.Pd pengampu kelas VII F, Ida Rosida, S.Pd pengampu kelas VIII B, Tri Indratwari, S.Pd pengampu kelas VIII G, Sri Winda Agustina W, S.Pd pengampu kelas VII E. Pada tahap ini, kepala sekolah merencanakan waktu, sasaran, dan cara mengobservasi selama kunjungan kelas.

Sebagaimana dikemukakan oleh kepala sekolah ”Iya, semua guru yang akan disupervisi hendaknya mengetahui waktu, sasaran dan teknik supervisi kunjungan kelas yang akan dilakukan sehingga pelaksanaan supervisi kunjungan kelas lebih efektif dan efisien” (Wawancara tanggal 5 Desember 2014).

(12)

waktu dan sasaran pelaksanaan supervisi kunjungan kelas” (Wawancara tanggal 8 Desember 2014).

Lebih lanjut dijelaskan oleh informan 3, sebagai berikut

Menurut saya pada tahap pertemuan awal semua guru IPA memperoleh pengarahan tentang program supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah

berkaitan dengan waktu, sasaran dan cara

pelaksanaan. Waktu supervisi sebagaimana jadwal yang telah ditentukan selama 2 minggu, dan sasarannya adalah kemampuan 4 guru IPA dalam penyusunan RPP dan pengelolaan kelas, teknik yang dilakukan oleh kepala sekolah berupa kunjungan kelas (Wawancara tanggal 8 Desember 2014).

3. Menyusun jadwal supervisi

Penyusunan jadwal pelaksanaan supervisi

kunjungan kelas penting dilakukan agar untuk memudahkan guru dalam pengaturan waktu supervisi, selain itu agar guru IPA memiliki persiapan waktu.

Jadwal pelaksanaan supervisi kunjungan kelas

dilaksanakan 2 kali yaitu tahap awal dan tahap tindak

lanjut. Tahap awal digunakan untuk melihat

(13)

Tabel 4.3 Jadwal Pelaksanaan Supervisi Kunjungan Kelas pada Guru Mata Pelajaran IPA

No Nama Guru Kelas

Berdasarkan hasil dokumentasi mengenai jadwal pelaksanaan supervisi kunjungan kelas diperoleh informasi bahwa pelaksanaan supervisi kunjungan kelas dijadwalkan 2 (dua) tahap yaitu tahap 1 (awal) yang dimulai Senin, 10 Nov 2014 hingga Jum’at, 14 Nov 2014 dan tahap 2 (tindak lanjut) yang dimulai Senin, 17 Nov 2014 hingga Jum’at, 21 Nov 2014.

Sebagaimana dikemukakan oleh kepala sekolah sebagai berikut:

Untuk penjadwalan supervisi akademik dilaksanakan berdasarkan kalender akademik dan dan program kepala sekolah. Hal ini juga disesuaikan dengan waktu pembelajaran yang tidak berbenturan dengan kegiatan pokok sekolah (Wawancara tanggal 5 Desember 2014).

(14)

Lebih lanjut diperjelas oleh informan 4 “Iya,

semua guru IPA mengetahui adanya jadwal

pelaksanaan supervisi kunjungan kelas yang akan dilaksanakan oleh kepala sekolah selama 2 tahap”. (Wawancara tanggal 9 Desember 2014)

Berdasarkan hasil dokumentasi dan wawancara pada tahap persiapan ini dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah melakukan 3 kegiatan pokok yaitu: 1) penyusunan instrumen penelitian, meliputi: a) rencana

kepengawasan akademik, b) lembar observasi

pemeriksaan dokumen RPP, dan c) lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, 2) mengadakan pertemuan dengan guru, 3) menyusun jadwal supervisi.

4.3.3 Hasil Tahap Observasi (Pengamatan)

Hasil pengamatan supervisi kunjungan kelas ini yang dilaksanakan oleh kepala sekolah dapat dilihat pada lembar observasi pemeriksaan dokumen RPP dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran sebagai

dasar penilaian profesionalisme guru dalam

pembelajaran dengan membandingkan hasil

pelaksanaan supervisi tahap awal dengan hasil pelaksanaan supervisi setelah diadakan tindakan

1.Observasi penyusunan RPP

(15)

aspek indikator pencapaian kompetensi, 5) aspek tujuan pembelajaran, 6) aspek materi ajar, 7) aspek alokasi waktu, 8) aspek metode pembelajaran, 9) aspek kegiatan pembelajaran (pendahuluan, inti, penutup), 10) aspek penilaian hasil belajar, 11) aspek sumber belajar.

2.Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

Pada tahap ini, kepala sekolah mengamati pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru IPA di kelas. Kepala sekolah mengamati dengan menggunakan lembar observasi dengan berbagai aspek yang telah disusun sebelumnya dan diketahui oleh semua guru IPA.

Hasil observasi kunjungan kelas pada

pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh 4 guru IPA difokuskan pada 24 aspek sebagai berikut 1) aspek memeriksa kesiapan siswa, 2) aspek melakukan kegiatan apersepsi, 3) aspek menunjukkan penguasaan materi pembelajaran, 4) aspek mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, 5) aspek menyampaikan materi dengan jelas dan sesuai dengan hierarki belajar, 6) aspek mengaitkan materi dengan

realitas kehidupan, 7) aspek melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai, 8) aspek melaksanakan pembelajaran secara runtut, 9) aspek menguasai kelas, 10) aspek melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual,

11) aspek melaksanakan pembelajaran yang

(16)

alokasi waktu yang direncanakan, 13) aspek menggunakan media secara efektif /efisien, 14) aspek

menghasilkan pesan yang menarik, 15) aspek

melibatkan siswa dalam pemanfaatan media, 16) aspek

menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran, 17) aspek menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa, 18) aspek menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar, 19) aspek memantau kemajuan belajar selama proses, 20) aspek melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan), 21) aspek menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar, 22) aspek menyampaikan pesan dgn gaya yg sesuai, 23) aspek melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa, 24) aspek melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan.

Hasil penilaian pemeriksaan dokumen RPP tahap 2 (tindak lanjut) dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Pemeriksaan Dokumen RPP Tahap 2 (Tindak Lanjut).

No Aspek yang diamati

Skor Penilaian

4 Indikator pencapaian kompetensi

4 4 4 4 16 4

(17)

6 Materi ajar 4 3 4 5 16 4

7 Alokasi waktu 4 4 5 5 18 4,5

8 Metode pembelajaran 3 3 4 4 14 3,5

9 Kegiatan pembelajaran (pendahuluan, inti, penutup)

4 4 4 4 16 4

10 Penilaian hasil belajar 3 4 4 3 14 3,5

11 Sumber belajar 4 4 4 4 16 4

Jumlah skor riil 45 42 48 43 178 Jumlah skor ideal 55 55 55 55 220 Nilai 81,8 76,3 87,3 78,2 80,9 Sumber: data diolah

Kategori: A: Baik Sekali: 91-100, B: Baik: 75-90, C: Cukup: 55-75, Kurang: <55

Dari tabel 4.4 pemeriksaan dokumen RPP dapat dituliskan nilai tertinggi 87,3 dan terendah 76,3, dengan rata-rata nilai persentase adalah 80,9 sehingga memiliki kategori Baik (B).

Pada pemeriksaan dokumen RPP tahap 2 ini semua komponen sudah memperoleh rata-rata skor diatas 3,5 atau 75% sehingga termasuk dalam kategori Baik.

Selanjutnya hasil penilaian pengamatan

(18)

Tabel. 4.5 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

A Penguasaan materi pelajaran

3 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran

5 4 4 5 18 4,5

4 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

4 4 4 4 16 4

5 Menyampaikan materi dengan jelas dan sesuai dengan hierarki belajar

7 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai

5 4 5 4 18 4,5

8 Melaksanakan pembelajaran secara runtut

4 4 4 4 16 4

9 Menguasai kelas 4 4 4 5 17 4,25

10 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

5 4 4 4 17 4,25

11 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif

4 4 4 4 16 4

12 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan

(19)

C Pemanfaatan sumber belajar/media PBM

13 Menggunakan media secara efektif /efisien

D Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa

16 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

5 4 4 4 17 4,25

17 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa

4 4 4 4 16 4

18 Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar

4 4 4 4 16 4

E Penilaian proses dan hasil belajar

19 Memantau kemajuan belajar selama proses

4 4 5 4 17 4,25

20 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan)

5 5 4 4 18 4,5

F Penggunaan bahasa

21 Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan membuat rangkuman dengan melibatkan siswa

5 4 4 4 17 4,25

24 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas

sebagai bagian

remidi/pengayaan

(20)

Sumber: data diolah

Kategori: A: Baik Sekali: 91-100, B: Baik: 75-90, C: Cukup: 55-75, K: Kurang: <55.

Dari tabel 4.5 tentang pengamatan pelaksanaan pembelajaran dapat dituliskan nilai tertinggi 90 dan terendah 81,7, dengan rata-rata nilai adalah 84,4 sehingga memiliki kategori Baik (B), artinya tiap komponen dalam pelaksanaan pembelajaran sudah memperoleh rata rata skor 4 dan diatas 4 atau dalam prosentase 80% sehingga masuk dalam kategori baik.

Adapun hasil pengamatan penyusunan RPP tahap 2 sebagai tahap tindak lanjut oleh kepala sekolah pada 4 guru IPA diperoleh skor total guru A sebesar 45 atau nilai 81,8, guru B sebesar 41 atau nilai 76,3, guru C sebesar 48 atau nilai 87,3, guru D sebesar 43 atau nilai 78,2, dan secara keseluruhan diperoleh skor total keempat guru yaitu 178 atau nilai rata-rata 80,9. Sehingga pemeriksaan dokumen RPP dapat dituliskan nilai tertinggi 87,3 dan terendah 76,3, dengan rata-rata nilai adalah 80,9 sehingga memiliki kategori Baik (B), dan bisa disimpulkan mengalami peningkatan dari pelaksanaan supervisi tahap 1.

Ditinjau dari aspek penyusunan RPP tahap 2, secara keseluruhan pada 11 aspek RPP sudah termasuk dalam kategori baik.

Pada tahap awal pengamatan pelaksanaan pembelajaran diperoleh hasil sebagai berikut. Guru A memperoleh skor 87 atau nilai 72,5, Guru B

(21)

memperoleh skor 88 atau nilai 73,3, Guru C memperoleh skor 91 atau nilai 75,8, Guru D memperoleh skor 92 atau nilai 76,7, dan secara keseluruhan diperoleh skor total 358 atau nilai 74,5.

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut

pelaksanaan pembelajaran tahap 1 dapat dituliskan nilai tertinggi 76,7 dan terendah 73,5, dengan rata-rata nilai adalah 74,5 sehingga memiliki kategori C (cukup).

Ditinjau dari aspek/indikator pelaksanaan

pembelajaran hasil pengamatan tahap 1, secara keseluruhan diketahui terdapat 2 aspek yang masih cukup rendah yaitu indikator penguasaan kelas dan penilaian hasil belajar dengan rata-rata 3, sedangkan aspek lainnya sudah dalam kondisi cukup dengan rata-rata di atas 3.

Sebagaimana diungkapkan kepala sekolah

“Memang benar untuk supervisi tahap awal ini saya lihat masih banyak guru yang kesulitan dalam penguasaan kelas dan pada tahap penilaian hasil belajar, hal ini penyebabnya untuk masing-masing guru berbeda“ (Wawancara tanggal 5 Desember 2014).

Lebih lanjut ditegaskan informan1 sebagai

berikut

Iya, saya menyadari masih banyak anak yang belum bisa belajar dengan baik di kelas sehingga saya rasakan pembelajaran belum maksimal, ditambah lagi saya belum begitu menguasai penilaian karena menurut saya terlalu rumit dan membutuhkan waktu tersendiri (Wawancara tanggal 8 Desember 2014).

(22)

90, Guru B memperoleh skor 98 atau nilai 81,7, Guru C memperoleh skor 100 atau nilai 83,3, Guru D memperoleh skor 99 atau nilai 82,5, dan secara keseluruhan diperoleh skor total 405 atau nilai 84,4.

Sebagaimana diungkapkan kepala sekolah

“Memang benar untuk supervisi tahap kedua ini saya lihat sudah banyak guru sudah melaksanakan pembelajaran dengan baik, hanya untuk penilaian dalam pembelajaran perlu ditingkatkan efektifitasnya”. (Wawancara tanggal 5 Desember 2014)

Lebih lanjut ditegaskan informan1 ”Iya, saya bersyukur sudah bisa melaksanakan pembelajaran dengan baik meskipun saya menyadari masih agak kesulitan untuk melaksanakan penilaian yang sesuai standar kurikulum di kelas mengingat keterbatasan waktu”. (Wawancara tanggal 8 Desember 2014)

Ditinjau dari masing-masing aspek diketahui bahwa semua aspek sudah mengalami perbaikan dengan nilai masing-masing aspek rata-rata minimal sebesar 4.

4.3.4 Hasil Tahap Akhir Kunjungan atau Refleksi Kepala sekolah memberikan refleksi setelah pelaksanaan supervisi akademik kunjungan kelas selesai. Setelah melaksanakan supervisi akademik

kunjungan kelas, guru dan kepala sekolah

(23)

sehingga kelemahan-kelemahan itu tidak terjadi dan terulang pada kegiatan pembelajaran pada waktu yang lain.

Sebagaimana dikemukakan oleh kepala sekolah

“Menurut saya refleksi dimaksudkan untuk

mempertemukan permasalahan yang ditemukan,

Kepala sekolah memberikan kesempatan pada guru mengenai kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan harus diperbaiki” (Wawancara tanggal 5 Desember 2014).

Hal ini juga dikemukakan oleh informan 1 ”Iya, semua guru IPA masing-masing diberi kesempatan untuk mendiskusikan kelebihan dan kekurangan yang ada pada masing-masing guru untuk dicarikan solusinya”. (Wawancara tanggal 8 Desember 2014).

Lebih lanjut informan 3 mengatakan “Menurut saya tahap refleksi dilakukan oleh kepala sekolah untuk menyelesaikan keluhan yang dihadapi oleh guru, baik keluhan dan kesulitan guru saat penyusunan RPP

maupun pengelolaan pembelajaran dalam kelas”.

(Wawancara 9 Desember 2014).

Hal ini juga dipertegas oleh informan 4 “Memang benar bahwa semua guru merespon baik pada kepala sekolah yang segera memberikan refleksi pasca pelaksanaan supervisi kunjungan kelas, sehingga problem guru IPA diketahui pasti oleh kepala sekolah”. (Wawancara tanggal 9 Desember 2014).

(24)

kelemahan-kelemahan yang terjadi saat mengajar untuk dipecahkan secara bersama.

4.3.5 Tahap Tindak lanjut

Kepala sekolah memberikan tahap tindak lanjut setelah pemberian supervisi kunjungan kelas selesai.

Tahap tindak lanjut ini dimaksudkan untuk

melanjutkan pembinaan dalam rangka perbaikan perilaku guru yang masih lemah untuk supervisi berikutnya. Pembinaan difokuskan pada 2 hal, yaitu: 1) pembinaan penyusunan RPP yang baik dan benar sesuai dengan aturan yang berlaku, 2) pembinaan pengelolaan pembelajaran di kelas secara profesional.

Pembinaan diberikan pada semua guru IPA dan khususnya guru yang memiliki nilai pengamatan paling rendah, namun tidak membatasi pada guru IPA yang sudah memiliki nilai pengamatan cukup baik.

Pembinaan diprioritaskan pada aspek

penyusunan RPP dan pengelolaan kelas yang dirasa masih rendah. Pembinaan ini diberikan dalam bentuk kongkrit seperti cara penyusunan aspek RPP yang benar, dan kepala sekolah membetulkan kekurangan dari guru. Demikian pula kekurangan pada aspek pengelolaan pembelajaran baik secara pribadi maupun keseluruhan. Kepala sekolah juga menunjuk guru yang sudah melaksanakan pelatihan kurikulum 2013 untuk

mendampingi guru dalam menyusun dokumen

pembelajarannya dan mengintensifkan pertemuan

individualnya.

(25)

yang masih dirasa sulit baik kesulitan dalam RPP maupun pengelolaan kelas”. (Wawancara tanggal 5 Desember 2014).

Hal ini ditegaskan informan 2 yang mengatakan ”Iya, pada dasarnya semua guru IPA mengapresiasi positif pada kepala sekolah yang berlaku bijak dalam pemberian pembinaan secara kongkrit baik tahap perbaikan aspek RPP maupun tata cara penguasaan kelas agar tetap kondusif” (Wawancara tanggal 8 Desember 2014).

Lebih lanjut menurut informan 3 mengatakan “Pembinaan dilakukan agar semua guru tetap optimis dalam perbaikan penyusunan RPP dan pengelolaan kelas agar tetap kondusif”. (Wawancara tanggal 9 Desember 2014).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa tahap tindak lanjut supervisi kunjungan kelas berupa pembinaan dalam rangka perbaikan perilaku guru yang masih lemah agar lebih profesional, khususnya pada 2 komponen yaitu: 1)

pembinaan penyusunan RPP, 2) pembinaan

pengelolaan pembelajaran.

4.3.5 Hasil penelitian profesionalisme guru

(26)

dan guru D yaitu 78,2, artinya semua guru sudah dalam kategori baik pada pemeriksaan dokumen RPP ini.

Pada pelaksanaan pembelajaran tahap awal diperoleh nilai untuk guru A yaitu 72,7, guru B yaitu 73,3, guru C yaitu 75,8 dan guru D yaitu 76,7, sehingga terdapat 2 guru yang masih dalam kategori cukup. Sedangkan pada pelaksanaan pembelajaran tahap 2 setelah tindak lanjut diperoleh nilai untuk guru A yaitu 90, guru B yaitu 81,7, guru C yaitu 83,3 dan guru D yaitu 82,5, sehingga semua guru sudah memperoleh nilai dalam kategori baik. Berdasarkan data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa setelah diadakan tindakan semua guru mengalami peningkatan kemampuan profesionalismenya dengan nilai rata-rata pemeriksaan RPP dari 73,6 menjadi 80,9 dan pada pelaksanaan pembelajaran memperoleh nilai rata-rata dari 74,5 menjadi 84,4 sehingga semua guru sudah masuk dalam kategori baik. Hal ini berarti penelitian tindakan yang dilakukan dengan mengefektifkan tindak lanjut supervisi akademik kunjungan kelas berhasil

meningkatkan profesionalisme guru dalam

pembelajaran.

4.4 Pembahasan 4.4.1Permasalahan

Pada penelitian ini supervisi awal ditujukan untuk mencari permasalahan profesionalisme guru dalam pembelajaran dengan melihat hasil pemeriksaan

dokumen RPP dan observasi pelaksanaan

(27)

melakukan solusi tindakan yang akan dilaksanakan. Penentuan permasalahan ini berbeda dengan penelitian Hasan (2011) dan Dalawi (2013), karena mereka menentukan permasalahan melalui studi dokumen

administrasi yang dimiliki guru dan melalui

wawancara.

4.4.2Tahap Persiapan

Untuk mengefektifkan program supervisi

kunjungan kelas, maka diperlukan tahap persiapan sebagai bentuk perencanaan awal oleh kepala sekolah. Persiapan sebagai tahap perencanaan (planning) merupakan hal pokok dalam tahap supervisi akademik kunjungan kelas. secara logis hal ini diasumsikan bahwa persiapan yang maksimal akan memudahkan kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi kunjungan kelas.

Ada 3 hal pokok yang dilakukan oleh kepala sekolah pada tahap persiapan yaitu: 1) Penyusunan instrumen penelitian, 2) Mengadakan pertemuan dengan guru, dan 3) menyusun jadwal pelaksanaan supervisi.

(28)

Sejalan dengan pemikiran Imron, Hasan (2011: 15) dalam penelitian juga menegaskan bahwa tahap

persiapan perlu dilakukan untuk menunjang

kelancaran pelaksanaan tindakan. Persiapan tersebut meliputi membuat panduan supervisi akademik,

mempersiapkan dokumen-dokumen pendukung

pelaksanaan supervisi akademik, dan menyusun instrumen penelitian.

Penyusunan instrumen penelitian pada penelitian ini terdiri dari: 1). Rencana kepengawasan akademik, 2). Lembar observasi pemeriksaan dokumen RPP, 3). Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran. Persiapan dilakukan lebih awal agar pelaksanaan supervisi bisa terprogram dengan baik. Dalam perencanaan ini kepala sekolah merencanakan program supervisi akademik mengacu pada aturan kedinasan sebagai kepala sekolah untuk memberikan supervisi pada guru secara rutin guna peningkatan kualitas sebagai guru yang

profesional, kepala sekolah menyiapkan lembar

observasi pemeriksaan dokumen RPP dengan maksud memudahkan penilaian aspek-aspek pada RPP, kepala sekolah menyiapkan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran yang dimaksudkan untuk memudahkan kepala sekolah dalam menilai aspek pembelajaran yang harus dikuasai oleh guru.

Pada tahap selanjutnya kepala sekolah

mengadakan pertemuan dengan guru, hal ini

dimaksudkan untuk memberitahukan pengarahan

lebih awal sebelum diadakan supervisi, yang

(29)

akan disupervisi baik penyusunan RPP maupun saat pengelolaan pembelajaran.

Penyusunan jadwal pelaksanaan supervisi

kunjungan kelas dilakukan untuk memudahkan kepala sekolah dalam pengaturan waktu supervisi, selain itu agar guru IPA memiliki persiapan waktu. Penjadwalan supervisi akademik dilaksanakan berdasarkan kalender akademik dan dan program kepala sekolah. Hal ini juga disesuaikan dengan waktu pembelajaran yang tidak berbenturan dengan kegiatan pokok sekolah.

4.4.3Tahap Pengamatan/Observasi

Berdasarkan hasil penelitian tindak lanjut

supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah pada 4 guru IPA di SMP N 2 Boja dapat dinyatakan bahwa telah berlangsung dengan efektif. Keefektifan ini dibuktikan dengan kelancaran proses supervisi dari persiapan awal, pelaksanaan hingga tindak lanjut oleh kepala sekolah yang diamati oleh peneliti sebagai observer. Dampak dari tindak lanjut supervisi ini berupa profesionalisme guru IPA yang mengalami peningkatan yang ditandai dengan kemampuannya dalam mengelola pembelajaran. Hal ini senada dengan ungkapan Bordman (dalam Sahertian, 2004: 17) bahwa supervisi adalah usaha menstimulasi, koordinasi dan membimbing secara kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individu maupun kelompok/ kolektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran.

(30)

dengan mengacu pada instrumen yang telah dipersiapkan di awal. Kegiatan awal penelitian ini dimulai dengan pengamatan perangkat pembelajaran berupa pengamatan RPP yang disusun oleh masing-masing guru IPA melalui wawancara maupun observasi langsung.

Kepala sekolah memantau dengan seksama seluruh kegiatan yang dilakukan guru dengan disertai membuat catatan-catatan kecil. Setelah pelaksanaan di dalam kelas guru diberi waktu untuk berbincang - bincang mengenai pembelajaran yang sudah dilakukan.

Pelaksanaan supervisi akademik kunjungan kelas dilaksanakan 2 kali pertemuan, setelah pelaksanaan supervisi awal kepala sekolah mengadakan tanya jawab

mengenai kesulitan guru dalam pembelajaran,

kemudian kepala sekolah memberi saran, masukan dan pembinaan individual guna perbaikan lebih lanjut. Untuk mengecek keberlanjutan supervisi ini kepala sekolah kembali melaksanakan supervisi terhadap guru yang bersangkutan untuk mengecek ada tidaknya perubahan peningkatan kualitas profesionalisme guru dalam pembelajaran.

(31)

Hasil supervisi kunjungan kelas dapat dilihat dari hasil observasi pada 2 komponen yaitu hasil observasi penyusunan RPP dan hasil observasi pelaksanaan

pembelajaran. Supervisi kunjungan kelas yang

dilakukan oleh kepala sekolah ini memberikan gambaran riil mengenai kompetensi guru IPA di SMPN 2 Boja dalam penyusunan RPP dan pengelolaan kelas.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dan observer pada supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah pada 4 guru IPA diperoleh perbandingan hasil nilai sebagaimana tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6. Perbandingan hasil studi dokumentasi tahap awal (1) dan tahap setelah tindak lanjut (2)

No Komponen Guru

(32)

Ditinjau dari aspek penyusunan RPP tahap 1, secara keseluruhan diketahui terdapat 4 aspek yang masih cukup rendah yaitu indikator pencapaian kompetensi dengan skor rata-rata perolehan 3 atau dengan prosentase 60%, aspek materi ajar dan tujuan pembelajaran memperoleh skor rata-rata 3,25 atau dengan prosentase 65%, dan aspek penyusunan penilaian hasil belajar dengan skor rata-rata 2,75 atau

dengan prosentase 50%. Ditinjau dari aspek

penyusunan RPP tahap 2, secara keseluruhan sudah mengalami peningkatan pada 11 aspek RPP yang dinilai sehingga termasuk dalam kategori baik.

Berdasarkan fenomena ini maka diperlukan upaya oleh kepala sekolah dalam memperbaiki aspek penyusunan penilaian hasil belajar dengan adanya supervisi akademik kunjungan kelas. Hal ini senada dengan Pidarta (2009: 25) menyebutkan supervisi merupakan segala bantuan dari para pimpinan

sekolah, yang tertuju kepada perkembangan

kepemimpinan guru-guru personel sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan tabel 4.6 tersebut juga diketahui

bahwa hasil pengamatan tahap I pelaksanaan

pembelajaran secara keseluruhan masih berada dalam kategori cukup dengan nilai sebesar 74,5, dan mengalami peningkatan pada tahap II sebesar 84,4 atau berada pada kategori baik .

Ditinjau dari aspek/indikator pelaksanaan

(33)

penilaian hasil belajar dengan skor rata-rata 3 atau dengan prosentase 60%, sedangkan aspek lainnya sudah dalam kondisi cukup dengan rata-rata di atas 3. Adapun tahap ke 2 sebagai tahap tindak lanjut pengamatan pelaksanaan pembelajaran, ditinjau dari masing-masing aspek diketahui bahwa semua aspek sudah mengalami perbaikan dengan nilai masing-masing aspek rata-rata minimal sebesar 4 atau 80% sudah tercapai.

Berdasarkan fenomena tersebut maka

pelaksanaan supervisi tahap 2 dinilai sudah mampu mengkondisikan kemampuan guru dalam pengelolaan

pembelajaran. Hal ini mengandung arti bahwa

kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran sudah dinilai baik. Hal ini juga menunjukkan tingkat profesionalisme guru IPA di SMP Negeri 2 Boja dapat terpenuhi sehingga pembelajaran lebih kondusif. Sebagaimana dikemukakan oleh Usman (2006: 19), kompetensi profesional secara spesifik dapat dilihat

dari indikator-indikator antara lain berupa: 1)

Menguasai landasan pendidikan, yaitu mengenal tujuan pendidikan, mengenal fungsi sekolah dan masyarakat, serta mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan. 2) Menguasai bahan pengajaran, yaitu menguasai bahan pengajaran kurikulum pendidikan dasar dan menengah, menguasai bahan penghayatan. 3) menyusun program pengajaran, yaitu menetapkan tujuan pembelajaran, memilih dan mengembangkan bahan pengajaran, memilih dan mengembangkan

(34)

pembelajaran yang sesuai, memilih dan memanfaatkan sumber belajar, melaksanakan program pengajaran, menciptakan iklim belajar mengajar yang tepat, mengatur ruangan belajar, mengelola interaksi belajar mengajar. Lebih lanjut hal ini dikemukakan oleh Usman (2006: 19), kompetensi profesional secara spesifik dapat dilihat dari indikator-indikator antara lain berupa penilaian hasil dan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Pada penelitian yang dilakukan Hasan (2011: 17) dinyatakan bahwa observasi/pengamatan dilakukan untuk melihat seberapa besar peningkatan yang terjadi setelah tindakan dilakukan dengan melihat kondisi riil di lapangan.

4.4.4Tahap Akhir Kunjungan

Kepala sekolah memberikan refleksi setelah pelaksanaan supervisi akademik kunjungan kelas selesai. Setelah melaksanakan supervisi akademik

kunjungan kelas, guru dan kepala sekolah

(35)

Dalawi (2013) yang menyatakan pada tahap akhir kunjungan pengawas sebagai supervisor mengadakan

pertemuan dengan guru untuk bersama-sama

membicarakan hasil temuan hasil observasi.

Sedangkan pada penelitian Hasan (2011) tahap akhir kunjungan berupa refleksi untuk menganalisis hasil penyusunan RPP, dari hasil itu dapat ditentukan tindakan yang akan dilakukan untuk penyempurnaan/ perbaikan pada aspek yang kurang.

Jadi tahap akhir kunjungan/ refleksi ini sebagai

bahan pertimbangan pelaksanaan tindak lanjut

berikutnya.

4.4.5 Tahap Tindak lanjut

Tahap tindak lanjut dalam supervisi kunjungan kelas sangatlah penting sebagai bentuk perhatian kepala sekolah dalam memberikan follow up pada

permasalahan supervisi. Tahap tindak lanjut

dimaksudkan untuk melanjutkan pembinaan dalam rangka perbaikan perilaku guru yang masih lemah untuk supervisi berikutnya.

Tindak lanjut diberikan oleh kepala sekolah dalam bentuk pembinaan pada guru IPA yang

difokuskan pada 2 hal, yaitu: 1) pembinaan

penyusunan RPP yang baik dan benar, dan 2) pembinaan pengelolaan pembelajaran di kelas secara profesional.

(36)

berlaku bagi guru IPA yang sudah memiliki kompetensi cukup baik sehingga menjadi lebih baik.

Pembinaan diberikan oleh kepala sekolah secara individual, dengan tujuan perbaikan kompetensi guru pada masing-masing aspek yang masih rendah. Pembinaan diprioritaskan pada aspek penyusunan RPP dan pengelolaan kelas yang dirasa masih rendah. Pembinaan ini diberikan dalam bentuk kongkrit seperti cara penyusunan aspek RPP yang benar dengan bantuan guru pendamping yang sudah mengikuti pelatihan kurikulum 2013 atau guru yang menjadi

instruktur dalam pelatihan kurikulum 2013,

memberikan masukan solusi permasalahan yang dihadapi masing-masing guru dalam pelaksanaan

pembelajaran dan kepala sekolah membetulkan

kekurangan dari guru.

Pembinaan dilakukan agar semua guru lebih optimis dalam perbaikan penyusunan RPP dan pengelolaan kelas agar lebih kondusif. Tahap tindak lanjut ini dinilai penting untuk keberlanjutan program supervisi, sebagaimana dikemukakan Muslim (2013:

68) bahwa seorang supervisor harus memiliki

kompetensi teknis khususnya bidang akademik

berkaitan dengan pekerjaan orang-orang yang

disupervisi, karena sasaran utama dari kegiatan

supervisi adalah guru dengan tugas utamanya

melaksanakan KBM.

(37)

sekolah serta karakteristik peserta didik. Lebih lanjut pada penyusunan RPP tidak diperkenankan guru mengadopsi RPP buatan sekolah lain tanpa disesuaikan dengan kondisi sekolah dan peserta didik. Hal ini juga dilakukan pada penelitian ini hanya saja selain pembinaan umum yang dilakukan kepala sekolah, guru juga dibantu guru pendamping dalam penyusunan RPP maupun dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga kemampuan profesionalisme guru yang diharapkan dapat tercapai lebih mendalam.

4.5 Implikasi

Pada dasarnya pelaksanaan penelitian supervisi

kunjungan kelas yang dilakukan dengan

mengefektifkan kegiatan supervisi telah memperoleh hasil yang lebih baik dibanding sebelumnya, artinya dengan adanya supervisi kunjungan kelas yang

dilakukan kepala sekolah dapat meningkatkan

profesionalisme guru dalam pembelajaran yang

dilaksanakan. Supervisi yang dilakukan dengan disertai tindak lanjut ini membuat guru merasa diperhatikan dan menjadi lebih termotivasi untuk menyiapkan segala

keperluan dalam pembelajaran sehingga kondisi

pembelajaran di dalam kelas menjadi lebih kondusif. Hal senada juga terjadi pada penelitian yang dilakukan Iskandar Hasan (2011) yang menyimpulkan

bahwa kegiatan supervisi akademik dapat

(38)

oleh Dalawi, Amrazi Zakso, dan Usman Radiana (2013) yang menyimpulkan bahwa kompetensi profesional guru mengalami peningkatan setelah dilaksanakan

supervisi akademik. Peningkatan kompetensi

professional guru mempengaruhi efektivitas proses

pembelajaran yang terlihat dari peningkatan

pencapaian kurikulum.

4.6 Faktor yang mempengaruhi Supervisi Kunjungan Kelas

Hal-hal yang menjadi faktor pendukung

pelaksanaan supervisi kunjungan kelas dengan tindak lanjut ini adalah semua guru yang disupervisi telah memperoleh sertifikat pendidik sehingga paling tidak mereka sudah mengerti aspek aspek kompetensi profesional yang harus dikuasai seorang guru, selain itu mereka pernah mengikuti IHT di sekolah tentang kurikulum 2013.

Kendala yang ditemukan pada pelaksanaan supervisi kunjungan kelas ini antara lain sebagai berikut

1. Kurangnya waktu yang dimiliki oleh kepala sekolah untuk melakukan supervisi secara efektif berkaitan dengan kegiatan kepala sekolah diluar urusan internal sekolah.

2. Mengingat rangkaian pelaksanaan supervisi yang

berkesinambungan untuk tiap guru maka

diperlukan waktu lebih banyak dalam

(39)

permasalahannya dalam pembelajaran yang tidak mungkin terselesaikan dalam waktu singkat.

3. Kesulitan yang dialami kepala sekolah ketika melaksanakan supervisi pada guru mapel yang bukan menjadi latar belakang pendidikan kepala sekolah. Kesulitan dapat diatasi yaitu dengan memberikan kesempatan kepada para guru untuk mengikuti kegiatan-kegiatan pelatihan kurikulum dan kegiatan-kegiatan workshop yang dilaksanakan dalam MGMP kabupaten.

4. Kurangnya motivasi guru ketika melaksanakan

supervisi, karena mereka menganggap supervisi ditujukan untuk menilai guru.

(40)

Gambar

Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Dokumen RPP
Tabel. 4.2  Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
tabel 4.2
Tabel 4.3 Jadwal Pelaksanaan Supervisi
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dalam melakukan bisnis tidak mungkin pelaku bisnis terlepas dari hukum karena hukum sangat berperan mengatur bisnis agar bisnis bisa berjalan dengan lancar,

karena pengujian secara bertahap maka proses relatif lebih mudah (walaupun untuk software skala besar). Dan identifikasi kesalahan dan koreksi lebih mudah, walaupun dengan

Untuk mendapatkan hasil yang signifikan, peneliti menyebarkan kuesioner kepada 400 responden dengan menggunakan alat uji SPSS, sehingga hasil yang di dapat dari penelitian ini

Program pembelajaran berterusan dalam latihan keselamatan seharusnya dirangka bagi memberikan input tambahan dan dalam usaha meningkatkan tahap keselamatan, mengurangkan

Buchimgae atau Jeon adalah jenis kudapan yang dibuat dari kimchi atau makanan laut yang dicampur dengan adonan tepung dan digoreng menjadi seperti

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis jelaskan diatas maka dapat disimpulkan bahwa penulis akan meneliti mengenai pengaruh citra merek, kepercayaan dan

Penelitian ini hanya menggunakan variabel bebas 4 rasio, yaitu: rasio lancar terhadap utang lancar, rasio cepat, rasio laba terhadap aset, dan rasio laba terhadap

Berdasarkan survei berbasis kertas dari 253 responden, penelitian menggunakan sebagian kuadrat terkecil (PLS) untuk menguji model secara empiris. Hasilnya menunjukkan