• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Bahan Bakar Nabati untuk Mengurangi Dampak Pemanasan Global

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengembangan Bahan Bakar Nabati untuk Mengurangi Dampak Pemanasan Global"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Pe nge m ba nga n Ba h a n Ba k a r N a ba t i un t u k M e ngur a n gi

D a m pa k Pe m a na sa n Globa l

* )

Agu s Su giyon o

Penelit i Bidang Perencaan Energi Badan Pengkaj ian dan Penerapan Tek nologi

agussugiyono@yahoo.com

Abst ra k

Ti nggin ya harga m in yak m ent ah duni a m engaki bat kan anggaran pem erint ah dalam m en yediakan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) m enin gkat . Bahan Bakar Nabat i (BBN) m eru pakan bahan bakar al t ern at if yang dapat di gu nakan sebagai subst it usi BBM yang diharapkan dapat m engu ran gi beban pem erint ah t ersebut . Disam ping it u BBN m eru pakan bah an bakar bersih dan dapat m en gurangi em isi GRK. Dalam m akalah ini dibahas l ebih lanj u t pot en si pengem bangan biodi esel sebagai salah sat u bent uk BBN dalam hal kebu t uh an lah an dan pen gurangan em isi CO2.

Kat a kun ci: biodi esel , kelapa sawit , em isi CO2

1 . Pe n da h u lu a n

Pem anasan global yang m em icu t erj adinya perubahan ik lim t elah m enj adi perhat ian m asyarakat dunia. Agenda untuk m enyelesaik an m asalah ini diawali pada t ahun 1992 dengan diadak anny a Eart h Sum m it di Rio de Janeiro, Brazil yang m enghasilkan Kerangka Konvensi unt uk Perubahan I k lim (United Nat ion Fram ework Convent ion on Clim at e Change - UNFCCC) dan ditandat angai oleh 167 negara. Kerangka konvensi ini m engikat secara m oral sem ua negara-negara indust ri unt uk m enst abilk an em isi CO2. I ndonesia t elah m erat ifik asi

konvensi ini m elalui Undang Undang No. 6 Tahun 1994 m engenai perubahan iklim dan Undang Undang No. 17 Tahun 2004 tent ang pengesahan Prot okol Kyoto. Sebagai negara yang sedang berk em bang, I ndonesia t idak berk ewaj iban unt uk m engurangi em isi CO2 nam un diharapkan unt uk

m elapork an besarnya em isi CO2 y ang dihasilk an. Dalam kait an ini, I ndonesia

t elah m eny am paik an kepada UNFCCC hasil penyusunan Kom unik asi Nasional Pert am a (First Nat ional Com m unicat ion) pada t ahun 1999 sebagai buk t i keseriusanny a dalam m enangani perubahan iklim . Saat ini I ndonesia sedang m enyiapkan penyusun Kom unik asi Nasional Kedua yang diharapkan dapat selesai pada t ahun 2009. Kem ent erian Negara Lingkungan Hidup ( KLH) sebagai lem baga y ang m enj adi focal point dalam im plem ent asi program -program yang berhubungan dengan perubahan iklim .

Em isi CO2 dapat berasal dari pem bakaran bahan bak ar fosil, sepert i:

bat ubara, m inyak bum i dan gas bum i, em isi dari indust ri sem en dan konversi lahan. Berdasarkan data dari Carbon Diox ide I nform at ion Analy sis Cent er

*)

(2)

( 2000) penggunaan bahan bakar fosil m erupakan sum ber ut am a em isi CO2 di

dunia dan m encapai 74% dari t ot al em isi. Konv ersi lahan m em punyai kont ribusi sebesar 24% dan industri sem en sebesar 3% . Em isi CO2 m erupakan

bagian t erbesar dari em isi Gas Rum ah Kaca ( GRK) di I ndonesia dengan pangsa sebesar ham pir 70 % sedangk an gas lainnya sebesar 30 % . Berdasark an laporan Kom unik asi Nasional Pert am a, sum ber ut am a em isi GRK adalah sek t or energi dan sekt or kehut anan. Sekt or energi m em punyai pangsa sebesar 46 % dari t ot al em isi GRK yang berasal dari penggunaan bahan bak ar fosil pada berm acam - m acam akt iv it as seperti: produksi energi, pengolahan energi dan j uga pem bakaran energi yang digunak an baik unt uk pem bangk it list rik m aupun unt uk keperluan indust ri lainny a.

Konsum si energi k om ersial di I ndonesia t erus m engalam i peningkat an dari 218,2 j ut a Set ara Barel Minyak ( SBM) pada t ahun 1990 m enj adi 546,6 j ut a SBM pada t ahun 2005 at au m eningkat sebesar 6,3% per t ahun. Berdasark an j enis energinya, konsum si Bahan Bak ar Minyak ( BBM) m erupakan k onsum si energi kom ersial t erbesar. Sebagian besar konsum si BBM ini digunak an unt uk sek t or t ransport asi. Peningk at an konsum si BBM ini m em bebani anggaran pem erint ah dalam pem berian subsidi. Beban t ersebut akan terus m eningkat seiring dengan kenaik an harga m inyak dunia k arena pem erint ah m asih harus m engim por sebagian BBM unt uk m em enuhi kebut uhan dalam negeri. Pem anfaat an Bahan Bakar Nabat i ( BBN) at au biofuel sebagai sum ber energi y ang dapat diperbaharui dapat m erupakan salah sat u pilihan unt uk m em bant u m engat asi besarnya t ek anan k ebutuhan BBM t erut am a m inyak diesel dan m inyak solar.

2 . Ba h a n Ba k a r N a ba t i

Pem erint ah m elalui Perat uran Presiden No.5 t ahun 2006 m engeluarkan kebij ak an energi nasional. Kebij ak an ini bert uj uan unt uk m ewuj udkan keam anan pasokan energi dalam negeri. Kebij akan ut am a m eliput i penyediaan energi yang opt im al, pem anfaat an energi y ang efisien, penet apan harga energi ke arah harga k eek onom ian dan pelest arian lingkungan. Kebij ak an ini j uga m em uat t arget pencapaian bauran energi (energy m ix) sam pai t ahun 2025 sepert i dit unj ukk an pada Gam bar 1. Kebij akan ini diikut i dengan dik eluarkannya I nst ruksi Presiden No.1 Tahun 2006 tent ang peny ediaan dan pem anfaat an BBN sebagai bahan bakar lain dan dit indaklanj ut i dengan pem bentukan Tim Nasional Pengem bangan Bahan Bak ar Nabati ( BBN) unt uk Percepat an Pengurangan Kem isk inan dan Pengangguran m elalui Keputusan Presiden No. 10 Tahun 2006. Tim nasional ini berkewaj iban unt uk m eny usun Blue Print dan Road Map Pengem bangan BBN.

Disam ping kebij akan t ersebut di at as, Presiden m encanangkan I ndonesia Green Energy Act ion Plan. Pengem bangan green energy at au energi yang berbahan bak u nabati m em punyai t iga aspek pent ing yang diyak ini dapat m endorong perekonom ian nasional, yait u:

Pro Jobs unt uk m em buka lapangan kerj a y ang lebih luas

Pro Growt h yang dapat m eningkat kan pert um buhan ek onom i, dan

Pro Poor yang ak an m engurangi t ingk at kem iskinan.

(3)

Gam bar 1. Target Bauran Energi 2025

Biodie sel m erupak an bent uk est er dari m inyak nabat i. Bahan bak u dapat berasal dari kelapa sawit , j arak pagar, kedelai dan kelapa. Dalam pem anfaat anya dicam pur dengan m inyak solar dengan perbandingan t ert ent u. B5 m erupakan cam puran 5% biodiesel dengan 95% m inyak solar y ang dij ual secara kom ersiil oleh Pert am ina dengan nam a dagang biosolar.

Bioe t a n ol m erupakan anhydrous alkohol yang berasal dari ferm ent asi t etes tebu, singkong, j agung at au sagu. Bioet anol dim anfaat kan unt uk m engurangi konsum si prem ium . E5 m erupak an cam puran 5% bioet anol dengan 95% prem ium y ang t elah dipasarkan Pert am ina dengan nam a dagang bioprem ium . Penggunaan bioet anol sam pai dengan E15 t idak perlu m elak ukan m odifik asi m esin kendaraan yang sudah ada, t et api unt uk E100 hany a dapat digunakan unt uk m obil j enis FFV (flexible fuel vehicle) .

PPO m erupakan m iny ak nabat i m urni t anpa perubahan sifat kim iawi dan dim anfaat k an secara langsung unt uk m engurangi konsum si solar indust ri, m inyak diesel, m inyak t anah dan m inyak bak ar. O15 m erupakan cam puran 15% PPO dengan 85% m inyak diesel dan dapat digunakan t anpa t am bahan peralat an khusus unt uk bahan bakar peralat an indust ri. Pem akaian yang lebih besar dari O15 harus m enam bah peralat an konvert er.

Proses pem buat an BBN secara ringk as sert a bahan bak u yang digunakan dit unj ukk an pada Gam bar 2. Unt uk selanj ut nya yang ak an dibahas lebih lanj ut yait u pem anfaat an biodiesel dengan bahan bak u m inyak kelapa sawit at au CPO (Crude Palm Oil) .

3 . Pot e n si Pe n gu ra n ga n Em isi

(4)

Kelapa Sawit Jarak

Gam bar 2. Bahan Baku dan Proses Pem buat an BBN

3 .1 . Pe n ge m ba n g a n Biodie se l

Dari berbagai j enis bahan baku biodiesel m ak a biodiesel dari m iny ak kelapa sawit ( CPO) m em punyai prospek unt uk dik em bangk an m engingat j um lah ket ersediaan dan pot ensi pengem bangan t anam an kelapa sawit y ang cukup besar. Dalam penggunaanny a biodiesel harus dicam pur dengan m inyak solar/ diesel. Program uj i coba pem asaran cam puran 5% biodiesel dengan 95% m inyak solar y ang diberi nam a dagang biosolar dim ulai pada Maret 2006 sam pai April 2007 di wilay ah Jabot abek . Biosolar dipasark an pada 201 SPBU ( St asiun Pengisian Bahan Bakar unt uk Um um ) dan volum e penj ualanny a m encapai 314.187 kl. Sedangk an unt uk wilayah Surabaya dilak sanakan pada 15 SPBU dengan volum e penj ualannya m encapai 9.845 kl. Produk si biodiesel pada April 2007 m encapai 520.000 kl yang diproduksi oleh sek it ar 8 perusahaan dengan PT. Wilm ar, Dum ai m erupakan pem asok t erbesar dengan kapasit as 350.000 t on/ t ahun disusul PT. Et erindo Wahanat am a, Gresik dengan kapasit as 120.000 t on/ t ahun.

(5)

Tabel 1. Rencana Pengem bangan Pabrik Biodiesel dan Lahan unt uk Bahan

Dari sisi hulu, dapat dilihat kondisi perkebunan kelapa sawit sert a produksi CPO saat ini. Perk ebunan k elapa sawit y ang ada saat ini dapat dik elom pok kan berdasarkan pengelolaanny a, yait u: perkebunan raky at , perk ebunan negara at au BUMN, dan perk ebunan swast a. Luas perkebunan kelapa sawit pada t ahun 2006 m encapai 6,1 j ut a hek t ar dengan produk si CPO m encapai 13,5 j ut a t on. Luas perkebunan sawit selam a periode 2000- 2006 t erus m engalam i peningk at an rat a- rat a 8,3% per t ahun. Sebagian besar dari perk ebunan kelapa sawit berada di Sum atera sek it ar 4,6 j ut a hek t ar, sedangkan sisanya secara bert urut - t urut t ersebar di Kalim ant an, Sulawesi, Papua, dan Jawa ( Lihat Tabel 2) .

Tabel 2. Luas Area Perkebunan Kelapa Sawit dan Produksi CPO Menurut Wilay ah

I ndonesia 3.769 7.581 5.437 12.124 6.087 13.510

Sum ber: Direkt orat Jender al Perkebunan ( 2007)

(6)

diharapk an dapat m em bant u m engatasi m asalah: pert um buhan ek onom i, kurangny a lapangan kerj a dan k em isk inan. Oleh karena it u dalam pengem banganny a perlu diperhat ikan fakt or- fak t or t eknis, ekonom is, dan dam pak sosial sehingga hasilnya diharapkan dapat lebih berday a guna. Tim Nasional Pengem bangan BBN pada tahun 2006 t elah m engeluarkan Blue Print Pengem bangan BBN yang dapat digunak an sebagai acuan st rat egis dalam penyediaan dan pem anfaat an BBN t erm asuk di dalam nya road m ap yang m erupakan pet a langk ah dari k eadaan sek arang m enuj u keadaan yang diingink an dalam kurun wakt u 2006- 2025.

Pot ensi penyediaan bahan baku BBN di I ndonesia m asih cuk up besar. Lahan unt uk pengem bangan t anam an m asih cuk up t ersedia dan beberapa wilay ah kondisi agroklim at ny a sesuai untuk t anam an penghasil BBN ( Lihat Gam bar 3) . Disam ping k esesuaian lahan perlu j uga diperhat ik an aspek legal dalam pengem bangan lahan. Ada beberapa pola pengem bangan yang akan dipriorit askan yait u:

• Pengem bangan k ebun k husus (dedicat ed area) dengan lebih dahulu m em anfaat k an ij in usaha perk ebunan ( I UP) yang telah dik eluarkan t api belum dim anfaat kan m aupun m elalui ij in/ inv estor baru.

• Pem anfaat an lahan t erlantar, lahan k rit is dan hut an produksi yang dapat dikonversi.

• Pem anfaat an HGU t erlant ar dan ij in usaha perkebunan yang t idak akt if.

• Mem et ak an pert anam an yang sudah tua dan m erem aj ak an pert anam an m elalui pem anfaat an bibit unggul bersert ifikat .

Sum ber: Tim nas BBN ( 2006)

Gam bar 3. Pot ensi Lahan unt uk Pengem bangan Kom odit as Penghasil BBN

(7)

Tabel 3. Proy eksi Pengem bangan BBN dari Kelapa Sawit

Pa ra m e t e r Un it / t a h u n

Ja n gk a Me ne nga h ( 2 0 1 0 - 2 0 1 5 )

Ja n gk a Pa n j a ng ( 2 0 1 5 - 2 0 2 5 )

Bi odiesel Ton m i nyak 6 .000 .00 0 1 6.0 00. 000

Produ ksi Ton Bi j i 30 .000 .00 0 8 0.0 00. 000

I n dust ri Unit 16 7 444

Lah an Hekt ar 1 .500 .00 0 4.0 00. 000

Ten aga kerj a langsu ng Oran g 750 .00 0 2.0 00. 000 Ten aga kerj a t ak l an gsung Oran g 1 .16 7 3. 111 Pen dapat an / oran g ( @2 h a) Rp/ oran g 20 .000 .00 0 2 0.0 00. 000 Bi bit Ton bat ang 2 02 .500 .00 0 54 0.0 00. 000 I n vest asi on farm Ju t a 45 .000 .00 0 12 0.0 00. 000 I n vest asi off farm Ju t a 10 .000 .00 0 2 6.6 66. 667 Sum ber: Tim nas BBN (2 00 6)

3 .2 . Pe n ge m ba n g a n BBN di N e ga ra La in

Pada t ahun 1970 ket ika t erj adi krisis m inyak yang pert am a, Brasil berusaha unt uk t idak m enggunakan m iny ak im por yang m ahal t etapi m engem bangkan bahan bakar alkohol dari t et es t ebu. Program ini berhasil berk at duk ungan dari indust ri rancang bangun nasional sert a indust ri m anufakt ur unt uk m engem bangkan m obil berbahan bak ar alkohol m urni ( FFV) . Pada t ahun 2004 lebih dari 150.000 unit m obil FFV t erj ual dan ham pir 15% m enggunakan E100 sedangkan sisanya m enggunakan E20. Perusahaan otom ot if sepert i Ford, General Mot or, Chry sler, Mazda, I suzu, dan Mercedes sudah m enyelesaikan sekit ar 20 m odel kendaraan penum pang dan t ruk yang m enggunakan E85. Saat ini Brasil m enj adi produsen et anol t erbesar di dunia yang m engoperasikan sekit ar 400 unit pabrik et anol dengan kapasit as produksi sekit ar 16 j ut a kl per t ahun.

Keberhasilan program alk ohol di Brasil t elah m engilham i pengem bangan BBN di negara- negara lain. Pada t ahun 1990 Perancis m eluncurk an produk biodiesel dari proses trans- est erifikasi m iny ak rapeseed. Biodiesel B5 digunak an unt uk k endaran berm ot or y ang didukung oleh perusahaan ot om ot if Renault dan Peugeot . Am erika Serikat sej ak m engeluarkan Energy Policy Act pada t ahun 2005 t erus m eningkat kan penggunaan et anol dari bahan bak u j agung. Dit arget kan k onsum si et anol ak an m eningkat 20% pada t ahun 2012 sehingga dapat m encipt ak an lebih dari 200.000 lapangan kerj a baru. Sek arang sedang diprom osikan penggunaan E85 di 240 buah SPBU dengan t arget pasar sekit ar 3 j ut a k endaraan FFV yang sudah ada.

3 .3 . I n v e n t ori, M it iga si da n Ada pt a si

(8)

m eredam pem anasan dan perubahan iklim global. Teknologi unt uk m it igasi GRK dapat dikelom pokk an m enj adi dua kat egori y ait u: untuk sisi penawaran dan unt uk sisi perm int aan. Unt uk sisi penawaran dapat dilak ukan dengan m enggunakan sist em konversi yang lebih efisien, m engubah bahan bakar dari energi yang m em puny ai em isi t inggi m enj adi energi yang m em punyai em isi rendah, dan m eningkatk an penggunaan energi t erbarukan. Unt uk sisi perm int aan dapat m elalui dem and side m anagem ent dan penggunaan peralat an y ang lebih efisien. Adapt asi dilakukan m elalui penyesuaian sist em produksi m aupun perubahan perilak u kedalam program - program baik j angk a pendek , m enegah dan panj ang dalam rangk a m engim plem ent asikan m it igasi GRK.

Sek tor t ransport asi m erupakan k onsum en BBM t erbesar di I ndonesia yang m encapai 33,3 j ut a kl pada t ahun 2005. Kebut uhan bahan bakar unt uk sekt or t ransport asi secara keseluruhan didom inasi oleh penggunaan BBM, yait u: m iny ak solar/ diesel dan bensin. Bahan bak ar t ersebut dikonsum si lebih dari 85% dari t ot al k ebut uhan. Sisany a adalah m iny ak tanah dan m inyak bak ar at au fuel oil ( FO) . Konsum si BBM diperk irakan akan t erus m eningk at dengan pertum buhan sebesar 6,2% per t ahun. Penggunaan BBM yang m erupakan bahan bak ar fosil ini secara langsung akan berpengaruh pada besarny a em isi GRK. BBN m erupak an energi terbaruk an y ang berpot ensi m enj adi salah sat u opsi unt uk m it igasi GRK di sek t or t ranport asi pada saat ini. Diharapkan di m asa m endat ang BBN j uga dapat m enj adi subst it usi BBM di sekt or lainnya.

Unt uk m enget ahui pot ensi pengurangan em isi GRK dari pem anfaat an BBN m ak a harus diperhit ungk an besarnya penggunaan BBM yang dapat disubst it usi dengan m enggunak an BBN. Dasar unt uk perhit ungan em isi GRK yang sering digunak an adalah:

Revised 1996 I PCC Guidelines for Nat ional Greenhouse Gas I nvent ories, dan

2006 I PCC Guidelines for Nat ional Greenhouse Gas I nvent ories.

Berdasark an 2006 I PCC Guidelines m ak a penggunaan BBN t idak dihit ung em isi CO2 t et api dicant um kan dalam bagian sendiri k arena biom asa y ang digunakan

unt uk BBN ini sudah dihit ung em isiny a dalam sek t or Agricult ure, Forest ry and Ot her Land Use ( AFOLU) . Em isi GRK dari penggunaan BBN dianggap nol bila berasal dari perkebunan yang dikelola secara berkesinam bungan.

Perhit ungan disini m enggunakan pendek at an Tier 1 yang berdasarkan basis bahan bakar. Em isi y ang dit im bulkan dari sem ua sum ber pem bakaran dapat dihit ung berdasarkan kuant it as bahan bakar dan fak t or em isi rata- rat a. Dengan pendekat an ini, em isi CO2 dihit ung dengan m enggunakan rum us:

=

(

×

)

(9)

Tabel 4. Fakt or Em isi dan Nilai Kalor Bahan Bakar

Fa k t o r Em isi

CO2 N ila i Ka lor

Ba h a n Ba k a r

( k g/ TJ) ( T J/ Gg)

Bensin 69 .30 0 4 4,3

Min yak Solar/ Diesel 74 .10 0 4 3,0

LPG 63 .10 0 4 7,3

Min yak Tan ah 71 .90 0 4 3,8

Pelu m as 73 .30 0 4 0,2

Bi odi esel 70 .80 0 2 7,0

Bi oet an ol 70 .80 0 2 7,0

BBN Lain nya 79 .60 0 2 7,4

Sum ber: 2 00 6 I PCC Gu idelin es

Tabel 5. Pot ensi Pengurangan Em isi CO2 dari Penggunaan Biodiesel

Ja ngk a M e ne n ga h Ja ngk a Pa n j a ng Pa ra m e t e r Un it / t a hun

( 2 0 1 0 - 2 0 1 5 ) ( 2 0 1 5 - 2 0 2 5 )

Subst it usi Minyak Solar Ton m in yak 6 ,00 0,0 00 1 6,00 0,0 00 Pen gu rangan Em isi CO2 Jut a t on 19. 12 50 .98

Penanam an biom asa t erm asuk kelapa sawit m erupakan sum ber penyerapan CO2 karena adanya proses fot osintesis dan respirasi.

Pengem bangan kebun kelapa sawit dengan pola t anpa bak ar (zero burning) dapat m enghasilk an O2, m enyerap CO2 ( diprakirakan sekit ar 22.470 t on

CO2/ ha) dan m enghasilk an sum ber energi t erbarukan yang ram ah lingk ungan.

Sat u hek t ar k ebun sawit yang sudah berproduksi dapat m enghasilkan biom assa berupa bat ang, pelepah dan t andan sawit sebesar 36 t on per t ahun. Jum lah biom assa sebanyak ini dapat m enyerap em isi CO2 sebany ak 25 t on per

t ahun dan m engubahny a m enj adi udara bersih berupa O2 sebany ak 18 t on per

t ahun ( Dept an, 2008) . Pot ensi ini dapat dit ransaksik an m elalui m ekanism e pem bangunan bersih (clean developm ent m echanism- CDM) .

Kegiat an sekt or pert anian dan k ehut anan lain y ang t erk ait m itigasi GRK adalah:

• Mem anfaat kan biom as sebagai penggant i bahan bak ar fosil, dan

• Perluasan areal pert anian dengan t idak m em buka hut an.

Nam um proses penggenangan sawah, penggunaan pupuk yang berlebihan, konversi lahan dari hut an m enj adi perkebunan, dan pem bakaran sisa t anam an unt uk perluasan areal pert anian berkont ribusi dalam m eningk at kan em isi GRK.

3 .4 . Ke n da la

(10)

sem ak in kecilnya perbedaan harga ant ara biodiesel dengan BBM at au bahkan biodiesel m enj adi lebih k om pet it if. Nam un, sepert i dapat dilihat pada Gam bar 4, kenaikan harga m iny ak diikut i j uga kenaik an harga CPO. Karena kom ponen biaya t erbesar unt uk produksi biodiesel adalah harga CPO m aka biay a produksiny a j uga m eningk at . Sem ent ara it u, harga BBM m asih t etap disubsidi sehingga perbedaan harga biodiesel dan BBM akan sem ak in besar dan biodiesel t et ap t idak ekonom is.

0.00

Gam bar 4. Perkem bangan Harga CPO dan Minyak Ment ah

Fenom ena ini dapat m enj elask an dit ut upnya sekit ar 17 pabrik biofuel sej ak Agust us 2007 lalu. Asosiasi Produsen Biofuel I ndonesia ( Aprobi) m engungkapkan bahwa saat ini hanya tersisa lim a perusahaan biodiesel yang m asih sanggup beroperasi. Produksi biodiesel pada tahun 2007 dipast ikan m enurun hingga 60% dari t ot al produk si yang m encapai 700 ribu t on per t ahun. Pem erint ah m endorong indust ri biodiesel dari CPO unt uk beralih k e bahan baku lain yang harganya lebih m urah. Di sisi lain, pengem bangan biodiesel dari bij i j arak pagar t idak berj alan m ulus karena belum ada kesesuaian harga bij i j arak ant ara pengusaha dengan petani.

Kendala lain yait u regulasi t at a niaga BBN belum sepenuhny a m endukung pengem bangan pasar BBN dalam negeri. Perlu ada penet apan t at a niaga yang sederhana dari BBN sebagai bahan bakar lain k e dalam sist em t at a niaga BBM. Secara um um agar kendala- kendala di at as dapat diat asi harus didukung adanya kebij ak an pem erint ah m engenai pert anian dan k ehut anan yang t erkait dengan perunt ukan lahan, k ebij akan insent if bagi pengem bangan BBN, dan kej elasan inform asi bagi pengusaha yang t ert arik dalam bisnis BBN.

4 . Ke sim pu la n da n Sa ra n

(11)

sat u j enis BBN y ang sudah dik em bangk an secara intensif m eskipun m asih banyak kendala yang harus diselesaikan.

Produksi CPO y ang ut am a saat ini diperunt ukk an unt uk k eperluan non energi sepert i bahan bak u pem buat an m iny ak goreng, sabun dan sebagai kom odit as ek spor. Penggunaan CPO sebagai bahan baku biodiesel dik hawat irk an akan m em icu terj adinya konflik kepent ingan sehingga dapat m engganggu pasokan unt uk keperluan non energi t ersebut . Oleh k arena it u diperluk an perluasan lahan kelapa sawit yang didedikasikan k husus unt uk pasok an bahan bak u biodiesel. Nam un perluasan ini t etap harus m em perhat ikan kaidah- k aidah pengem bangan lahan yang berwawasan lingkungan.

D a ft a r Pu st a k a

Ardiansy ah, F. ( 2006) Realising Sust ainable Oil Palm Developm ent in I ndonesia- Challenges and Opport unit ies, present ed at t he I nt ernat ional Oil Palm Conference 2006, Bali.

Dept an ( 2008) Kebij ak an Nasional Mit igasi Gas Rum ah Kaca Sekt or Pert anian, Dipresent asikan pada Work ing Group Discussion, Second Nat ional Com m unicat ion - KLH- UNDP, Tim Mitigasi Gas Rum ah Kaca, Depart em en Pert anian, Jakart a, 5 Maret 2008.

KLH ( 2007) Rencana Aksi Nasional Dalam Menghadapi Perubahan I klim, Kem ent erian Negara Lingk ungan Hidup.

KNRT ( 2006) Penelitian, Pengem bangan dan Penerapan I lm u Penget ahuan dan Tek nologi Bidang Sum ber Energi Baru dan Terbarukan unt uk Mendukung Keam anan Ket ersediaan Energi Tahun 2025, Kem ent erian Negara Riset dan Tek nologi.

Sugiyono, A. ( 2005) Pem anfaat an Biofuel dalam Penyediaan Energi Nasional Jangk a Panj ang, Prosiding Tek nologi unt uk Negeri, Volum e I : Bidang Teknologi Energi, BPPT, Jakart a.

Sugiyono, A. ( 2006) Peluang Pem anfaat an Biodiesel dari Kelapa Sawit sebagai Bahan Bak ar Alt ernat if Penggant i Minyak Solar di I ndonesia, dalam Suharyono dan Nurrohim ( Editor) Prospek Pengem bangan Bio- Fuel Sebagai Subst it usi Bahan Bakar Minyak , PTPSE- BPPT, Jakart a.

Tim nas BBN ( 2006) Blue Print Pengem bangan Bahan Bakar Nabat i unt uk Percepat an Pengurangan Kem isk inan dan Pengangguran 2006- 2025, Tim Nasional Pengem bangan Bahan Bak ar Nabat i.

Gambar

Gambar 1. Target Bauran Energi 2025
Gambar 2. Bahan Baku dan Proses Pembuatan BBN
Gambar 3. Potensi Lahan untuk Pengembangan Kom oditas Penghasil BBN
Tabel 4. Faktor Emisi dan Nilai Kalor Bahan Bakar

Referensi

Dokumen terkait

KI 4 :Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan

Bagi anda para pecinta judi Sabung Ayam Online yang memiliki masalah pada saat tayangan langsung tersebut dan tidak tau bagaimana cara mengatasi nya, untuk artikel

Oleh karena itu kami mengusulkan sebuah program “ Economics Future Leader Camp” berupa kegiatan peningkatan motivasi dan edukasi bagi anak putus sekolah di Pekalongan dengan

Adapun dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia mempunyai fungsi sebagai berikut.Lambang jati diri (identitas), lambang kebanggaan bangsa,

Sedangkan hasil dari pemisahan menggunakan memban keramik menunjukkan penurna kadar logam yang signifikan dibandingkan dengan kolom filtrasi, membran yang paling

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Particle Swarm Optimization untuk penentuan pasal pada kasus penganiayaan, pada penelitian ini PSO dapat membangkitkan nilai belief dengan hasil yang maksimal. Nilai

Hasil yang didapatkan dari proses optimasi pada metode MKNN adalah k optimal=1, Dari hasil uji coba metode Modified K- Nearest Neighbor untuk nilai k 1 hingga 5