• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Dan phph gemilang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Praktikum Dan phph gemilang"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Praktikum

Pengendalian Hayati Dan Pengelolaan Habitat

“IDENTIFIKASI HAMA PADA TANAMAN KEDELAI (Glycine max), TANAMAN CABAI (Capsicum anum) DAN TANAMAN SAWIT (Elaeis

guinensis Jaqk)”

OLEH:

GEMILANG ANDARU INDRA DEWA

NIM. 1206113702

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

(2)

HAMA

Hama adalah organisme perusak tanaman pada akar, batang, daun atau bagian tanaman lainnya sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan sempurna atau mati. Dalam arti yang luas bahwa hama adalah makhluk hidup yang mengurangi kualitas dan kuantitas beberapa sumber daya manusia yang berupa tanaman atau binatang yang dipelihara yang hasil dan seratnya dapat diambil untuk kepentingan manusia.

Ciri-ciri hama

1. Hama dapat dilihat oleh mata telanjang

2. Umumnya berasal dari golongan hewan ( tikus, serangga, ulat, dan lain-lain) 3. Hama cenderung merusak bagian tanaman tertentu sehingga tanaman menjadi

mati atau tetap hidup tetapi tidak banyak memberikan hasil

4. Organisme hama biasanya lebih mudah diatasi karena hama tampak oleh mata dan dapat dilihat secara langsung

HAMA YANG MENYERANG TANAMAN BUDIDAYA

PADA LAHAN UPT UNIVESITAS RIAU

Pada Tanaman Kedelai (Glycine max)

1. Ulat polong

Klasiikasi :

(3)

Class : insecta Ordo : lepidoptera Family : pyralidae Genus : Etiella

Spesies : Etiella zinckella

Morfologi : Ulat yang berasal dari kupu-kupu ini bertelur di bawah daun buah, setelah menetas, ulat masuk ke dalam buah sampai besar, memakan buah muda.

Gejala : Pada buah terdapat lubang kecil. Waktu buah masih hijau, polong bagian luar berubah warna, di dalam polong terdapat ulat gemuk hijau dan kotorannya.

Pengendalian : (1) kedelai ditanam tepat pada waktunya (setelah panen padi), sebelum ulat berkembang biak; (2) penyemprotan obat Dursban 20 EC sampai 15 hari sebelum panen. (3) Untuk perlakuan benih digunakan Furadan minimal 3 gram- Selama penanaman digunakan Decis 2,5 EC dalam takaran 0,5 cc /liter dan Metonyl 2 cc per liter pada umur 25 hari setelah tanam. (4) Musuh alami menggunakan Parasitoid telur, Trichogrammatoidea bactrae (Hymenoptera: Trichogrammatidae). Parasitoid larva, Baeognatha spp. dan Phanerotoma sp. (Hymenoptera: Braconidae

(4)

Klasifikasi :

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Hemiptera

Sub ordo : Sternorrhyncha

Superfamili : Aphidoidea

Famili : Aphididae.

Spesies : Aphis glycine

Morfologi : Kutu dewasa ukuran kecil 1-1,5 mm berwarna hitam, ada yang bersayap dan tidak. Kutu ini dapat dapat menularkan virus SMV (Soyabean Mosaik Virus). Menyerang pada awal pertumbuhan dan masa pertumbuhan bunga dan polong.

Gejala : layu, pertumbuhannya terhambat.

(5)

Musuh alami yang dapat menekan perumbuhan hama pada

tanaman kedelai

-

Klasifikasi Kepik Leher (Assassin Bugs)

-Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insekta Ordo : Hemiptera Famili : Reduviidae Genus : Sycanus Species : Sycanus spp,

Cara penyerangannya :

(6)

kecoklatan dengan berwarna hitam pada toraks dan tungkai dan berukuran antara 12-15 mm dengan lama stadia 11,10 hari. Nimfa instar V berwarna jingga tua kecoklatan dengan warna hitam pada bagian toraks, abdomen dan tungkai. Nimfa instar V berukuran antara 14-15 mm dan lama stadianya 19,40 hari. Imago berwarna hitam dengan corak jingga pada sayap bagian depan. Imago berukuran 19-25 mm dan lama stadia imago adalah 26 hari (Cahyadi 2004).

Pada Tanaman Cabai (Capsicum anum) 1. Lalat Buah

\ Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Diptera

Famili : Tephritidae

Genus : Batrocera

(7)

Morfologi : Hama tanaman cabai Lalat buah (Dacus ferrugineus). Hama cabai ini berukuran 0,5 cm, berwarna cokelat tua, dan meletakkan telurnya didalam buah cabai. Buah-buah yang terserang akan menjadi bercak-bercak bulat, kemudian membusuk. Serangan hama lalat buah ini buah cabai rusak, busuk dan rontok.

Pengendalian : pengendalian hanya dapat dilakukan menggunakan pestisida nabati atau kimia. Secara kimiawi yaitu dengan memasang perangkap beracun seperti metilat.untuk penyemprotan insektisida secara langsung dengan insektisida berbahan aktif niflutrin, profenofos, dan frotiofos. Misalnya Buldok, Lannate, atau Tamaron.

Cara Biologi : Penggunaan perangkap yang diberi umpan atau atraktan (misalnya Methyl Eugenol) , Menurunkan populasi lalat dengan melepas serangga jantan mandul (steril) dalam jumlah yang banyak, agar kemungkinan berhasilnya perkawinan dengan lalat fertile di lapang menjadi berkurang , Pemanfaatan musuh alami antara lain Biosteres sp., Opius sp., (Braconidae), semut (Formicidae), laba-laba (Arachnidae), kumbang (Staphylinidae) dan cocopet

(Dermaptera) ,Penanaman tanaman selasih di sekitar kebun.

2. Thrips.

(8)

Kingdom : Animalia

Divisi : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Thysanoptera

Famili : Thripidae

Genus : Thrips

Spesies : Thrips sp

Morfologi : Ukuran hama cabai ini sektiar 1 mm.

Serangan : Gejala serangan yang ditimbulkan oleh trips adalah daun menggulung (mengeriting)ke atas, daun muda yang terserang bernoda keperak-perakan.

Pengendalian : Pengendalian hama tanaman cabai dapat dilakukan dengan secara kultur teknis menggunakan mulsa plastik hitam perak, dan mengatur rotasi tanaman. Untuk pengendalian kuratif dapat dilakukan dua cara yaitu secara biologi dengan memanfaatkan musuh alami hama thrips yaitu kumbang Coccinellidae, tungau predator, kepik Anthocoridae dan kumbang Staphulinidae. Musuh alami ini sudah ada dialam sekarang tergantung kita untuk memanfaatkannya. Cara yang kedua adalah dengan penyemprotan pestisida organik ( pentana ) dengan dosis 3-5 tutup /tangki semprot,lakukan penyemprotan di sore hari.Dan apabila pestisida organik tidak mampu menanggulanginya baru di semprotkan pestisida kimia.

Musuh alami yang dapat menekan perumbuhan hama pada

tanaman cabai

(9)

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Phyllum : Arthropoda

Classis : Insecta

Ordo : Hymenoptera

Sub Ordo : Apocrita

Family : Formicidae

Genus : Formica

Species : Formica sp.

Cara Penyerangannya :

Semut tersebut menyerang dengan cara berkelompok dan menyerang mangsanya menggunakan sekresi eksokrin dimana mangsa akan lumpuh dan selanjutnya akan dimangsa.

Pada Tanaman tanaman sawit (Elaeis guinensis Jaqk) 1. Kumbang oryctes

Kingdom : Animalia

(10)

Class : Insecta

Ordo : Coleoptera

Family : Scarabaeidae

Genus : Oryctes

Species : Oryctes rhinocerosL.

Gejala serangan : Kumbang dewasa masuk ke dalam daerah titik tumbuh dan memakan bagian yang lunak.bila serangan mengenai titik tumbuh, tanaman akan mati, tetapi bila makan bakal daun hanya menyebabkan daun dewasa rusak seperti terpotong gunting.

Pengendalian : Untuk mencegah berkembangnya hama ini, kebersihan di sekitar tanaman harus dijaga baik. Sampah-sampah atau pohon yang mati dibakar agar larva hama ini mati.

Pemberantasan secara biologis dengan menggunakan parasit seperti cendawan Metharrizium anisopliae dan virus Baculovirus oryctes atau menggunnakan predator kumbang seperti ular , tikus dan burung.

Musuh alami yang dapat menekan perumbuhan hama pada

tanaman kelapa sawit

(11)

Klasifikasi :

Cara Penyerangan :

Langsung memangsa imago kumbang badak tersebut karena rakun memiliki gigi dan kuku yang sangat tajam yang dpat merobek kulit kumbang yang keras.

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Mammalia

Ordo: Karnivora

Famili: Canidae

Genus: Nyctereutes

Temminck, 1839

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis nondireksional adalah hipotesis yang menentukan hubungan dua atau lebih variabel tanpa menyatakan bahwa hubungan tersebut positif, negatif, lebih dari, kurang dari,

Data primer didapatkan dari hasil pengamatan nilai- nilai parameter kinerja jaringan ( delay end to end , packet loss dan throughput ) menggunakan wireshark pada sisi

Pada Linux Ubuntu selama 10 hari pengujian, nilai troughput selalu dibawah 25%, maka menurut standar Tiphon mendapat predikat hasil buruk, sedangkan pada delay

karakteristik. Akibatnya, masalah penyelesaian persamaan diferensial linear homogen dengan koefisien konstanta, dapat diubah menjadi masalah pencarian akar persamaan

Dari jawaban yang dilontarkan subjek maka dapat disimpulkan bahwa siswa-siswa akselerasi tidak jauh berbeda dengan siswa-siswa yang berada pada kelas regular

Guru merupakan pelaksana kurikulum dan pemegang kunci keberhasilan proses pendidikan di tingkat mikro (kelas). Guru dalam menghadapi tuntutan kurikulum telah

(2012), fukosantin adalah golongan senyawa karotenoid berwarna oranye, yang dapat dibedakan dengan anggota karotenoid lainnya, seperti karoten pada wortel atau likopen

Hasil yang diperoleh dalam penelitian tersebut adalah pemahaman konsep matematis siswa dengan menggunakan model Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)