• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL SKRIPSI Q dan Sistem Akuntansi Keuang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROPOSAL SKRIPSI Q dan Sistem Akuntansi Keuang"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh : Saiful Bahri

A. Judul Penelitian

Penelitian ini berjudul “Upaya kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dan kepribadian guru di MA Nurul Jadid Paiton Probolinggo“

B. Latar Belakang Masalah

Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional, Pemerintah terus menerus berupaya melakukan berbagai perubahan dan pembaharuan sistem pendidikan. Salah satu upaya yang sudah dan sedang dilakukan adalah peningkatan kompetensi guru. Lahirnya Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pada dasarnya merupakan kebijakan Pemerintah yang di dalamnya memuat usaha Pemerintah untuk menata dan memperbaiki mutu guru di Indonesia.

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama, mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah1. Sistem pendidikan guru sebagai suatu sub sistem pendidikan nasional merupakan faktor kunci yang memiliki peran yang sangat strategis. Pada hakikatnya penyelenggaraan dan keberhasilan proses pendidikan pada

1 Undang-undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen,

(2)

semua jenjang dan semua satuan pendidikan ditentukan oleh faktor guru, disamping perlunya faktor-faktor penunjang lainnya. Kualitas kemampuan guru yang rendah akan berdampak pada rendahnya mutu pendidikan.

Mendidik dan melatih adalah tugas guru sebagai suatu profesi2. Guru harus bisa menempatkan diri sebagai orang tua yang kedua, dengan mengemban tugas yang dipercayakan orang tua kandung atau wali anak didik dalam jangka waktu tertentu.

Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut, seorang guru dituntut memiliki beberapa kemampuan dan keterampilan tertentu yang disebut standar kompetensi. Standar kompetensi guru dapat diartikan sebagai suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan3. Lebih lanjut dinyatakan bahwa standar kompetensi guru adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku perbuatan bagi seorang guru agar berkelayakan untuk menduduki jabatan fungsional sesuai dengan bidang tugas, kualifikasi, dan bidang pendidikan4.

Kompetensi pedagogik dan kompetensi kepribadian merupakan dua hal penting yang harus dimiliki guru demi terciptanya mutu pendidikan yang baik. Sebagai seorang pendidik, guru dituntut untuk memiliki legalitas, kemampuan dan penguasaan materi dengan baik. Selain itu, adanya kemampuan guru dalam menyampaikan materi pelajaran serta adanya interaksi yang baik dengan peserta didik dapat menunjang keberhasilan proses pembelajaran, Adanya inovasi dalam pembelajaran akan memberikan nuansa

(3)

baru bagi peserta didik dan akan dapat menimbulkan motivasi dalam belajar serta akan menghilangkan kejemuan dalam belajar.

Guru seyogyanya mempunyai kepribadian yang baik, memberikan teladan yang baik pada anak didiknya dengan nilai-nilai yang Islami. Hal itu tercermin dari tingkah laku lahir berupa ucapan, cara berpakaian, cara makan, cara berjalan, cara berpikir, sikap terhadap sesuatu, seseorang dan segala hal, bahwa falsafah hidup guru adalah ibadah kepada Allah.

Proses belajar dari hasil belajar peserta didik bukan saja ditentukan, oleh sekolah/madrasah, pola, struktur, dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka5. Guru yang kompeten akan mampu menciptakan lingkungan yang efektif, menyenangkan, dan akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar para peserta didik berada pada tingkat optimal.

Guna meningkatkan mutu pendidikan, faktor profesionalisme tenaga-tenaga yang berlangsung berada dalam kelas, guru menduduki posisi yang sangat strategis. Guru adalah jabatan profesional yang memerlukan berbagai keahlian khusus, sebagai suatu profesi maka harus memenuhi kriteria profesional6.

Untuk meningkatkan kompetensi guru, kepemimpinan kepala sekolah/ madrasah, sangatlah penting dalam mengatur aktivitas proses belajar mengajar. Disamping itu kepala sekolah/madrasah juga bertanggung jawab langsung terhadap pelaksanaan segala jenis dan bentuk peraturan atau tata

5 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta : PTBumi Aksara, 2006), hal.36

(4)

tertib yang harus dilaksanakan baik oleh guru maupun oleh peserta didik. Kepala sekolah/madrasahjuga memegang peranan penting dan strategis dalam menjalankan roda pendidikan. Dinas pendidikan telah menetapkan bahwa kepala sekolah/madrasah harus mampu melaksanakan pekerjaannya sebagai edukator, administrator, dan supervisor7.

Melihat penjelasan mengenai tugas dan tanggung jawab guru di atas, sebenarnya terlihat bahwa tuntutan kepada guru sangat berat. Tugas dan tanggung jawab seberat ini hanya dapat dilaksanakan oleh guru-guru yang memiliki loyalitas dan kompetensi yang baik pula. Bila tidak, maka pendidikan akan terus berjalan ditempat atau bahkan mundur selangkah demi selangkah menuju kehancuran.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk membahas tentang bagaimana upaya kepala sekolah/madrasah sebagai manajer dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dan kepribadian guru yang itu merupakan sumber utama dalam meningkatkan mutu pendidikan dan akan melahirkan suatu pembelajaran yang efektif maupun tujuan pendidikan yang unggul dan bermutu.

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang diuraikan di atas, rumusan masalah yang hendak dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(5)

1. Bagaimana upaya kepala sekolah/madrasah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dan kepribadian guru di MA Nurul Jadid Paiton Probolinggo?

2. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dan kepribadian guru di MA Nurul Jadid Paiton Probolinggo?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dan kepribadian guru di MA Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam upaya meningkatkan kompetensi pedagogik dan kepribadian guru di MA Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

E. Pentingnya Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah/madrasah dalam upaya meningkatkan kualitas mutu pendidikan dan peningkatan kompetensi guru. 2. Sebagai bahan masukan bagi guru-guru yang terhormat di MA Nurul Jadid bahwa manusia itu mempunyai kelebihan dan potensi yang bisa ditingkatkan.

(6)

F. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup Penelitian dimaksudkan untuk memberikan penjelasan secara teoritis atau objek operasional. Pada penelitian ini akan diberikan batasan bahwa lingkup penelitian yang dimaksud adalah upaya kepala sekolah/madrasah sebagai pemimpin dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dan kepribadian guru demi meningkatkan mutu pendidikan yang akan melahirkan suatu pembelajaran efektif maupun tujuan pendidikan yang unggul dan bermutu.

G. Definisi Operasional dan Keterbatasan Penelitian

1. Upaya Kepala Madrasah

Upaya dapat diartikan juga sebagai usaha; ikhtiar untuk mencapai apa yang hendak dicapai untuk di inginkan8. Jadi dalam kaitannya dengan judul skripsi Upaya Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik dan Kepribadian guru, adalah merupakan usaha yang dilakukan kepala MA Nurul Jadid dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dan kepribadian guru secara menyeluruh demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditentukan.

2. Kompetensi Pedagogik

Istilah pedagogik, berasal dari bahasa belanda paedagogiek yang artinya ilmu mendidik atau dapat pula dinamakan sebagai ilmu pendidikan9.

8 Dessy Anwar, kamus lengkap bahasa indonesia, (Surabaya :Amelia, Cet. I, 2003), hal

578

(7)

Pengertian lain tentang kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran bagi peserta didik10.

Kemampuan pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran11.

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik meliputi:

1) Pemahaman wawasan guru akan landasan dan filsafat pendidikan 2) Guru memahami potensi dan keberagaman peserta didik, sehingga

dapat didesain strategi pelayanan belajar sesuai keunikan masing-masing peserta didik.

3. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia12. Menurut zakiah daradjat (1980) kepribadian disebut sebagai sesuatu yang abstrak, sukar dilihat secara nyata, hanya dapat diketahui lewat penampilan, tindakan, dan ucapan ketika menghadapi suatu persoalan, atau melalui atsarnya saja13. Kepribadian mencakup semua unsur baik fisik maupun psikis. Sehingga dapat diketahui bahwa setiap tindakan dan tingkah laku seseorang merupakan cerminan dari kepribadian seseorang.

10 Piet A Sahertian, Profil Pendidik Profesional, (Yogyakarta : Andi Offset, 2000), hal. 29.

11 Buchari Alma, Dkk, Guru Prtofesional Menguasai Metode, hal. 141

12 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007)hal.117

(8)

Kemampuan kepribadian adalah kemampuan yang stabil, dewasa, arif, berwibawa, menjadi teladan, dan berakhlak mulia14.

Seorang pendidik harus pandai menggunakan bahasa yang sopan. Harus mempunyai kepribadian yang baik dan kuat. Pendidik harus disenangi dan disegani oleh anak didiknya. Jangan sampai anak didik menjadi takut padanya atau terlalu berani. Emosinya harus stabil, sebab nanti akan menghadapi bermacam-macam anak didik. Seorang pendidik harus dapat menyesuaikan diri, tidak boleh terlalu sensitive atau perasa, lekas marah, atau penakut15.

Mengingat keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh peneliti, baik tenaga, waktu, maupun ketersediaan logistik, maka penelitian ini hanya menggali upaya kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dan kepribadian guru di MA Nurul Jadid Paiton Probolinggo Tahun Pelajaran 2011/2012.

H. Kajian Pustaka

1. Upaya Kepala Madrasah

Upaya dapat diartikan juga sebagai usaha; ikhtiar untuk mencapai apa yang hendak dicapai untuk di inginkan16. Jadi dalam kaitannya dengan judul skripsi Upaya Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik dan Kepribadian guru, adalah merupakan usaha yang dilakukan kepala MA Nurul Jadid dalam meningkatkan kompetensi

14 Buchari Alma, Dkk, Guru Profesional menguasai Metode dan Terampil Mengajar, (Bandung: Alfabeta, 2008), hal. 141.

15 Sutari Imam Barnadib, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, Cet.Ke-IV (Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) IKIP, 2002), hal. 62-63

16 Dessy Anwar, kamus lengkap bahasa indonesia, (Surabaya :Amelia, Cet. I, 2003), hal

(9)

pedagogik dan kepribadian guru secara menyeluruh demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditentukan.

a. Peran Kepala Sekolah

Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, terdapat tujuh peran utama kepala sekolah yaitu, sebagai : (1) educator (pendidik); (2) manajer; (3) administrator; (4) Supervisor (penyedia); (5) leader (pemimpin); (6) Pencipta iklim kerja; dan (7) wirausahawan17;

Merujuk kepada tujuh peran kepala sekolah sebagaimana disampaikan oleh Kemendiknas di atas, di bawah ini akan diuraikan secara ringkas hubungan antara peran kepala sekolah dengan peningkatan kompetensi guru.

1) Kepala sekolah sebagai educator (pendidik)

Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dan guru merupakan pelaksana dan pengembang utama kurikulum disekolah. Kepala sekolah yang menunjukkan komitmen tinggi dan fokus terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar disekolahnya tentu saja akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki gurunya, sekaligus juga akan senantiasa berusaha memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara terus menerus meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien.

17

(10)

2) Kepala sekolah sebagai manajer

Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas yang harus dilakukan kepala sekolah adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan profesi para guru. Dalam hal ini, kepala sekolah seyogyanya dapat memfasilitasi dan memberikan kesempatan yang luas kepada para guru untuk dapat melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik yang dilaksanakan disekolah, seperti : MGMP/MGP tingkat sekolah, in house training, diskusi profesional dan sebagainya.

3) Kepala sekolah sebagai administrator

Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan yang sangat erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan, dan pendokumenan seluruh program sekolah. Sebagai seorang administrator, kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk memperbaiki dan mengembangkan semua fasilitas sekolah baik sarana maupun prasarana pendidikan.

(11)

pengelolaan sarana dan prasarana, pengelolaan administrasi kearsipan, dan pengelolaan administrasi keuangan.

Dari uraian tersebut dapat dipahami bahwa peran kepala sekolah sebagai administrator dapat dilihat pada kemampuan pengelolaan kurikulum, pengelolaan administrasi peserta didik, pengelolaan personalia, pengelolaan sarana dan prasarana, pengelolaan administrasi kearsipan, dan pengelolaan administrasi keuangan.

4) Kepala sekolah sebagai supervisor

Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan pembelajaran, secara berkala kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan dan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran18. Dari hasil supervisi ini, dapat diketahui kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran, tingkat penguasaan kompetensi guru yang bersangkutan, selanjutnya diupayakan solusi, pembinaaan dan tindak lanjut tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus mempertahankan keunggulannya dalam melaksanakan pembelajaran.

(12)

5) Kepala Sekolah sebagai leader (pemimpin)

Gaya kepemimpinan kepala sekolah seperti apakah yang dapat menumbuh suburkan kreativitas sekaligus dapat mendorong terhadap peningkatan kompetensi guru? Dalam teori kepemimpinan setidaknya kita mengenal dua gaya kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan kepemimpinan yang berorientasi pada manusia. Dalam rangka meningkatkan kompetensi guru, seorang kepala sekolah dapat menerapkan kedua gaya kepemimpinan tersebut secara tepat dan fleksibel , disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada. 6) Kepala sekolah sebagai inovator

Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai inovator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga pendidikan di sekolah, dan mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif.

7) Kepala sekolah sebagai motivator

(13)

penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengembangan pusat sumber belajar (PSB)19.

b. Fungsi Kepemimpinan Pendidikan (Kepala Sekolah)

Pada dasarnya fungsi kepemimpinan dapat dibagi atas dua macam, yaitu20 :

1) Fungsi yang bertalian dengan tujuan yang hendak dicapai

a) Pemimpin berfungsi merumuskan dengan teliti tujuan kelompok serta menjelaskannya supaya anggota bisa bekerja sama mencapai tujuan itu.

b) Pemimpin berfungsi memberi dorongan kepada anggota-anggota kelompok untuk menganalisis situasi supaya dapat dirumuskan rencana kegiatan kepemimpinan yang dapat memberi harapan baik. Kepemimpinan harus cocok dengan situasi yang nyata sebab kepemimpinan yang seefektif-efektifnya dalam suatu demokrasi bergantung pada interaksi antar anggota pada situasi itu.

c) Pemimpin berfungsi membantu anggota kelompok dalam mengumpulkan keterangan yang perlu supaya dapat mengadakan pertimbangan yang sehat.

2) fungsi yang bertalian dengan penciptaan suasana pekerjaan yang sehat dan menyenangkan.

19 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, hal 98-118

(14)

a) Pemimpin berfungsi memupuk dan memeilhara kebersamaan di dalam kelompok

b) Pemimpin berfungsi mengusahakan suatu tempat bekerja yang menyenangkan sehingga dapat dipupuk kegembiraan dan semangat bekerja dalam pelaksanaan tugas.

c) Pemimpin dapat menanamkan dan memupuk perasaan para anggota bahwa mereka termasuk dalam kelompok dan merupakan bagian dari kelompok.

2. Kompetensi Pedagogik dan Kepribadian

a. Kompetensi Pedagogik

Istilah pedagogik, berasal dari bahasa belanda paedagogiek yang artinya ilmu mendidik atau dapat pula dinamakan sebagai ilmu pendidikan21.

Pengertian lain tentang kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran bagi peserta didik22.

Kemampuan pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran23.

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik meliputi:

1) Pemahaman wawasan guru akan landasan dan filsafat pendidikan

21 Abd Rahman Saleh dan Soependri Suriadinata, Ilmu Keguruan, Seri Pedagogik, (Jakarta, Dharma Bhakti,1999), hal.11

22 Piet A Sahertian, hal. 29.

(15)

2) Guru memahami potensi dan keberagaman peserta didik, sehingga dapat didesain strategi pelayanan belajar sesuai keunikan masing-masing peserta didik.

3) Guru mampu mengembangkan kurikulum/silabus baik dalam bentuk dokumen maupun implementasi dalam bentuk pengalaman belajar

4) Guru mampu menyusun rencana dan strategi pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

5) Mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan suasana dialogis dan interaktif sehingga pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan

6) Mampu mengembangkan bakat dan minat peserta didik melalui kegiatan intrakurikuler untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Pedagogik sebagai ilmu pengetahuan yang berfaedah bagi pelaksanaan pendidikan mempunyai skope jangkauan teori dan praktek. Adapun cabang-cabang pedagogik diantaranya sebagai berikut24:

a) Pedagogik teoritis, yaitu bagian dari pedagogik yang mempersoalkan dasar-dasar bagi kemungkinan dalam prakteknya untuk pedagogik praktis.

(16)

b) Pedagogik sistematis, membicarakan dan menganalisa masalah situasi pendidikan secara teoritis dan disusun berdasarkan suatu sistem tertentu.

c) Pedagogik empiris merupakan teori yang didasarkan atas pengalaman atau hasil-hasil penelitian didalam lapangan praktek pendidikan

d) Pedagogik praktis, berfungsi mempelajari segi-segi praktis dari pada pendidikan, seperti bagaimana melaksanakan pendidikan dalam keluarga, di sekolah, dan di masyarakat.

e) Didaktik, yaitu pedagogik praktis yang membicarakan tentang prinsip-prinsip belajar mengajar yang efektif dan efisien sehingga bahan pelajaran dapat dimiliki murid-murid dengan sebaik-baiknya.

Dalam mengelola pembelajaran guru diharapkan untuk memiliki kemampuan mencakup beberapa hal yaitu25 :

a) Kemampuan guru dalam memahami peserta didik

b) Kemampuan guru dalam membuat rencana pembelajaran

c) Kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran

d) Kemampuan guru dalam menggunakan metode dalam proses pembelajaran

e) Kemampuan guru dalam mengevaluasi hasil pembelajaran

25 Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Bagian 4 :

(17)

b. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia26. Menurut zakiah daradjat (1980) kepribadian disebut sebagai sesuatu yang abstrak, sukar dilihat secara nyata, hanya dapat diketahui lewat penampilan, tindakan, dan ucapan ketika menghadapi suatu persoalan, atau melalui atsarnya saja27. Kepribadian mencakup semua unsur baik fisik maupun psikis. Sehingga dapat diketahui bahwa setiap tindakan dan tingkah laku seseorang merupakan cerminan dari kepribadian seseorang.

Kemampuan kepribadian adalah kemampuan yang stabil, dewasa, arif, berwibawa, menjadi teladan, dan berakhlak mulia28.

Seorang pendidik harus pandai menggunakan bahasa yang sopan. Harus mempunyai kepribadian yang baik dan kuat. Pendidik harus disenangi dan disegani oleh anak didiknya. Jangan sampai anak didik menjadi takut padanya atau terlalu berani. Emosinya harus stabil, sebab nanti akan menghadapi bermacam-macam anak didik. Seorang pendidik harus dapat menyesuaikan diri, tidak boleh terlalu sensitive atau perasa, lekas marah, atau penakut29.

Kepribadian guru mempunyai pengaruh langsung dan kualitatif terhadap hidup dan kebiasaan-kebiasaan belajar para peserta didik,

26 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, hal.117 27 Syaiful Sagala, Ibid. hal. 33.

(18)

yaitu meliputi pengetahuan, keterampilan, ideal, dan sikap dan juga persepsi yang dimilikinya tentang orang lain30.

Adapun ciri-ciri bagian yang dibahas yang berkaitan dengan kompetensi kepribadian adalah :

1) Kepribadian yang Mantap, Stabil, dan Dewasa

Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, guru mempunyai kepribadian seperti dibawah ini :

a) Berkepribadian yang mantap

b) Tidak melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan professional guru

c) Stabilitas dan kematangan emosi d) Kemampuan memecahkan masalah 2) Disiplin, Arif, dan Berwibawa

Dalam kompetensi ini kepribadian guru sebagai berikut: a) Dapat memberikan contoh disiplin

b) Dapat menciptakan situasi yang menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar

c) Dapat mengendalikan perilaku peserta didik dilingkungan sekolah kearah yang positif

d) Mampu menggunakan alat pendidikan secara tepat waktu dan tepat sasaran.

3) Menjadi teladan bagi peserta didik

(19)

Dalam hal ini guru akan mendapatkan sorotan peserta didik serta orang-orang disekitarnya. Yang perlu diperhatikan oleh seorang guru adalah :

a) Cara berpakaian b) Gaya bicara

c) Hubungan antar manusia d) Kebiasaan bekerja

e) Menunjukkan sikap yang baik dan tegas f) Keputusan rsional

g) Sikap yang selalu menunjukkan semangat hidup h) Dapat dipercaya dalam aspek kehidupan

4) Berakhlak Mulia

Seorang guru harus berakhlak mulia karena akan menjadi penasehat bagi peserta didik, dan bagi lingkungan disekitarnya. Hal-hal yang perlu dikembangkan adalah :

a) Dapat memberikan konseling atau penasehat yang baik b) Memiliki rasa percaya diri yang istiqomah

c) Berusaha yang sungguh-sungguh, kerja keras, dengan niat ibadah31.

Guru sebagai teladan bagi murid-muridnya harus memiliki sikap dan kepribadian utuh yang dapat dijadikan tokoh panutan idola dalam seluruh segi kehidupan. Karenanya guru harus selalu berusaha memilih dan melakukan perbuatan yang positif agar dapat

(20)

mengangkat citra baik dan kewibawaannya, terutama didepan murid-muridnya. Kompetensi pribadi yang harus dimiliki guru meliputi:

1) Kemampuan mengembangkan kepribadian 2) Kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi

3) Kemampuan melaksanakan bimbingan dan penyuluhan Kompetensi kepribadian terkait dengan penampilan sosok guru sebagai individu yang mempunyai kedisiplinan, berpenampilan baik, bertanggung jawab, memiliki komitmen dan menjadi teladan32.

Amir Daein Indra Kusuma juga mengatakan bahwa : “Tugas guru adalah tugas luhur, tugas yang mulia, tugas mendidik tunas-tunas bangsa, tugas yang patut dijunjung tinggi. Dan disinilah pula letak kebahagiaan sebagai seorang guru. Kebanggaan bahwa dirinya telah merasa ikut serta memberikan andil dalam pembentukan pribadi-pribadi tunas bangsa”33

3. Upaya peningkatan kompetensi kepribadian dan pedagogik

Seperti yang dijelaskan dimuka, kedudukan guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

32 Syaiful Sagala, op cit. hal. 34.

(21)

Untuk mengembangkan fungsi dari pendidikan, guru merupakan ujung tombak dalam mewujudkannya. Guru mempunyai tugas untuk mendidik, mengajar dan melatih. Guru berfungsi dan berperan sebagai fasilitator memberi bantuan dan layanan kepada peserta didik agar dapat mencapai hasil optimal34.

Mendidik dan melatih adalah tugas guru sebagai suatu profesi. Guru harus bisa menempatkan diri sebagai orang tua yang kedua, dengan mengemban tugas yang dipercayakan orang tua kandung atau wali anak didik dalam jangka waktu tertentu.

Agar proses pendidikan dapat berjalan efektif dan efisien guru dituntut memiliki kompetensi yang memadai, baik dari segi jenis maupun isinya. Namun, jika kita selami lebih dalam lagi tentang isi yang terkandung dari setiap jenis kompetensi, sebagaimana disampaikan oleh para ahli maupun dalam perspektif kebijakan Pemerintah, kiranya untuk menjadi guru yang kompeten bukan sesuatu yang sederhana, untuk mewujudkan dan meningkatkan kompetensi guru diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dan komprehensif.

Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan, yang mempunyai tanggung jawab penuh dalam proses pendidikan dan berpengaruh terhadap bawahannya, peranannya sangat penting dalam membantu guru termasuk dalam peningkatan kompetensinya. Adapun beberapa hal yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dan kepribadian guru yaitu melalui :

(22)

a. Supervisi

Istilah supervisi berasal dari dua kata, yaitu”super” dan “vision”. Dalam Webstr’s New World Dictionary, istilah super berarti “higher in rank or position than, superior to (superintendent), a greather or better than others” (1991:1343), sedangkan kata “Vision” berarti “the ability to perceive something not actually visible, as through mental acutness or keen foresight (1991:1492). Seorang supervisor adalah seorang yang profesional ketika menjalankan tugasnya, ia bertindak atas dasar kaidah-kaidah ilmiah untuk meningkatkan mutu pendidikan. Untuk menjalankan supervisi diperlukan kelebihan yang dapat melihat dengan tajam terhadap permasalahan peningkatan mutu pendidikan, menggunakan kepekaan untuk memahaminya dan tidak hanya sekedar menggunakan penglihatan mata biasa, sebab yang diamatinya bukan masalah konkrit yang tampak, melainkan memerlukan insight dan kepekaan mata batin. Ia membina peningkatan mutu akademik yang berhubungan dengan usaha-usaha menciptakan kondisi belajar yang lebih baik, yang berupa aspek akademis bukan masalah fisik material35.

Dengan demikian supervisi adalah bantuan yang diberikan oleh supervisor kepada seluruh staf sekolah pada umumnya dan para guru pada khususnya dengan memberikan bimbingan yang mengacu

(23)

kepada peningkatan kompetensi pedagogik dan kepribadian guru sehingga mencapai tujuan dari proses pembelajaran secara maksimal36.

Tujuan dari supervisi adalah untuk menilai kemampuan yang dimiliki oleh guru sebagai pendidik dan pengajar dalam bidangnya masing-masing guna membantu mereka dalam melakukan perbaikan-perbaikan bila mana diperlukan dengan menunjukkan kekurangan-kekurangannya agar dapat diatasi dengan usaha sendiri37. Supervisi yang dilakukan kepala sekolah bisa berupa kunjungan kelas, hal ini dilakukan untuk dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki guru dalam mengajar, sehingga diharapkan proses belajar-mengajar dapat berjalan dengan baik.

Dengan dilakukannya supervisi diharapkan dapat membantu guru dalam melakukan perbaikan-perbaikan dan perkembangan proses belajar-mengajar secara total, hal ini berarti bahwa tujuan dari supervisi tidak hanya untuk memperbaiki mutu pengajaran guru, akan tetapi juga dalam membina dan meningkatkan pertumbuhan pedagogik dan kepribadian guru dalam arti yang termasuk didalamnya pengadaan fasilitas-fasilitas, pelayanan, kepemimpinan dan human relation yang baik antara guru, kepala sekolah, dan pegawai sekolah lainnya sehingga dapat mengembangkan situasi yang memungkinkan terciptanya kegiatan belajar-mengajar yang baik

b. Workshop dan Lokakarya

(24)

Workshop yang dilakukan dalam dunia pendidikan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan kesanggupan berfikir dan bekerja bersama-sama secara kelompok ataupun bersifat perseorangan untuk membahas dan memecahkan segala permasalahan yang ada baik mengenai masalah-masalah yang bersifat teoritis maupun yang bersifat praktis dengan tujuan untuk dapat meningkatkan kualitas kompetensi pedagogik dan kepribadian guru sehingga dapat menjalankannya sesuai dengan tugas masing-masing38.

Tujuan dari workshop atau lokakarya ini adalah agar guru dapat menyusun contoh model rencana pembelajaran untuk tiap bidang studi yang meliputi :

1) Ketrampilan dalam merumuskan tujuan intruksional khusus. 2) Ketrampilan dalam memilih materi pelajaran yang relevan

dengan tujuan yang telah ditentukan.

3) Ketrampilan dalam mengatur langkah-langkah kegiatan belajar-mengajar.

4) Ketrampilan menggali sumber-sumber bahan pelajaran yang dibutuhkan.

5) Ketrampilan dalam membuat media pembelajaran atau alat-alat peraga sendiri sesuai dengan perkembangan teknologi

6) Ketrampilan dalam menyusun beberapa bentuk tes obyektif.

(25)

7) Ketrampilan dalam ikut serta mengatasi faktor-faktor psikologi yang di alami oleh siwa39.

c. Diskusi Panel

Diskusi panel adalah Diskusi yang dilangsungkan oleh panelis dan disaksikan/dihadiri oleh beberapa pendengar, serta diatur oleh seorang moderator40. Diskusi panel ini dilakukan untuk dapat memecahkan suatu masalah yang dihadapi oleh para guru sebagai peserta dan narasumber sebagai orang yang dianggap lebih menguasai dan memiliki pengetahuan yang luas dibidangnya, memiliki kemampuan berpikir dan memberi tanggapan secara cepat dan dorongan kemauan secara aktif untuk berpartisipasi dalam diskusi.

Tujuan Diskusi Panel ini adalah :

1) Untuk Menjajaki suatu permasalahan secara terbuka agar dapat memperoleh lebih banyak pengetahuan dan pengertian tentang masalah yang dihadapi ditinjau dari berbagai sudut pandang. 2) Untuk menstimulir para pendengar agar mampu mengarahkan

segala perhatiannya terhadap masalah yang dibahas melalui dinamika kelompok sebagai hasil dari interaksi dengan peserta yang lain.

3) Untuk memberikan kesempatan luas bagi para guru untuk mengaktualisasikan diri dalam berbagai kegiatan.

d. Seminar

39Ibid, hal.111

(26)

Seminar pada umumnya merupakan sebuah bentuk pengajaran akademis, baik di sebuah universitas maupun diberikan oleh suatu organisasi komersial atau profesional. Kata seminar berasal dari kata Latin seminarum, yang berarti "tanah tempat menanam benih"41.

Sebuah seminar biasanya memiliki fokus pada suatu topik yang khusus, di mana mereka yang hadir dapat berpartisipasi secara aktif. Seminar seringkali dilaksanakan melalui sebuah dialog dengan seorang moderator seminar, atau melalui sebuah presentasi hasil penelitian dalam bentuk yang lebih formal. Biasanya, para peserta bukanlah seorang pemula dalam topik yang didiskusikan (di universitas, kelas-kelas seminar biasanya disediakan untuk mahasiswa yang telah mencapai tingkatan atas). Sistem seminar memiliki gagasan untuk lebih mendekatkan mahasiswa kepada topik yang dibicarakan. Di beberapa seminar dilakukan juga pertanyaan dan debat. Seminar memiliki sifat lebih informal dibandingkan sistem kuliah di kelas dalam sebuah pengajaran akademis.Seminar yang dilaksanakan adalah suatu bentuk pendalaman atau penyelidikan tersendiri bersama-sama dalam menyikapi berbagai masalah dengan mendengarkan laporan dari salah seorang anggotanya maupun untuk mendiskusikan masalah-masalah yang ada dengan dibimbing secara cermat oleh orang yang ahli dibidangnya.

Seminar yang dilakukan bertujuan untuk mengadakan intensifikasi, integrasi serta aplikasi pengetahuan, pengertian serta ketrampilan para anggota kelompok dalam suatu latihan yang intensif

(27)

pula. Seminar ini bermaksud untuk memanfaatkan sebaik mungkin produktivitas berpikir secara kelompok berupa saling bertukar pengalaman dan saling mengkoreksi antara anggota kelompok yang lain.

I. Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian lapangan dan merupakan penelitian kualitatif, yaitu prosedur penelitiannya menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati42.

Oleh karena itu penelitian ini bersifat deskriptif analitik yaitu menguraikan secara teratur seluruh konsep yang ada dan relevansinya dengan pembahasan, dalam arti penelitian ini mencoba mendeskripsikan tentang upaya kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dan kepribadian guru-guru di MA Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

Ada beberapa unsur metode penelitian yang harus di jelaskan yaitu :

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah kepala sekolah/madrasah, wakil kepala, serta guruMA Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

2. Metode Pengumpulan data

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, dalam penelitian ini digunakan metode-metode sebagai berikut :

(28)

a. Metode Wawancara

Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang upaya kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dan kepribadian guru di MA Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Wawancara ini dilakukan secara mendalam yaitu melalui pertemuan secara berulang-ulang dengan informan yang diarahkan pada pemahaman pandangan informan yang diungkapkan dengan kata-kata informan sendiri.

b. Metode Observasi

Untuk pengamatan partisipan dilakukan dalam rangka mengamati secara langsung kegiatan guru dalam penerapan kompetensi pedagogik dan kepribadian yang dimiliki dalam proses pembelajaran peserta didik MA Nurul Jadid Paiton Probolinggo dalam kelas.

c. Metode Dokumentasi

(29)

J. Metode Analisis Data

Setelah melakukan penelitian dan data dikumpulkan, maka proses selanjtnya adalah analisis data. Analisis data. Tehnik yang digunakan Disini dilakukan dengan tehnik analisis deskriptif. Deskriptif adalah data yang dikumpulkan berupa kata-kata, dan bukan angka-angka. Selain itu, data yang dikumpulkan tersebut berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.43 Dengan demikikian, kegiatan selanjutnya adalah proses pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.44

K. Jadwal Penelitian

No Kegiatan Agust Sept Okt Nop

1 Pengajuan Judul IV

2 Penulisan Proposal I

3 Pengumpulan Data II

4 Studi Lapangan I - IV I - IV

5 Penulisan dan Bimbingan Skripsi I - IV I - IV

6 Penyerahan ke Fakultas I

Referensi

Dokumen terkait

Bahan uji terdiri dari sekam padi dengan kadar air rata-rata 12% w.b dan unit konfigurasi mesin yang telah direkayasa untuk produksi Bio- pellet dengan rancangan

Poin terakhir adalah perlunya keseriusan dari Universitas-universitas Islam yang memiliki prodi PAUD didalamnya untuk bisa memberikan kontribusi dengan melahirkan alumni –

Permasalahan puzzle yang diberikan haruslah memiliki jawaban yang unik (one solution). Metodologi Penelitian 2.1.. Puzzle hitori adalah puzzle logika yang diterbitkan tahun 1990

Analisis spasial wilayah potensial PKL menghasilkan peta tingkat wilayah potensial yang tersebar sepanjang Jalan Dr.Radjiman berdasarkan aksesibilitas lokasi dan

Pada lahan sulfat m asam dalam budi day a padi saw ah sudah dikenalkan penyiapan lahan yang inovatif, yakni (I) tanpa olah tanah (TO T) m eng- gunakan herbisida, (2) olah tanah m

Dari gambar 2 pada konsentrasi substrat tepung sorghum 10 % dengan konsentrasi enzim alphaamylase yang sama 200 U/gr pada kondisi operasi reaksi likuifikasi suhu 80 o C pH

Mental-kognitif yang menggambarkan cara berfikir bathiniyyah (mental) remaja adalah suatu konsep penting yang akan menetukan sikap dan tingkahlaku remaja

PENGERTIAN ISLAM SEBAGAI AGAMA RAHMATAN LIL’ALAMIN Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin artinya Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh