• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan pendahuluan H H D

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "laporan pendahuluan H H D"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI HEART DISEASE (HHD)

A. KONSEP DASAR MEDIS 1. PENGERTIAN

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. (Somantri, 2008)

Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolik karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik. (Paula, 2009)

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi atau istilah kedokteran menjelaskan hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan pada mekanisme pengaturan tekanan darah. (Mansjoer, 2008)

Hipertensi Heart Disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan penyakit jantung secara keseluruhan, mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH), aritmia jantung, penyakit jantung koroner, dan penyakit jantung kronis, yang disebabkan karena peningkatan tekanan darah, baik secara langsung maupun tidak langsung. (Morton, 2012)

2. PENYEBAB

Menurut Oman (2008), hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu :

a. Hipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :

1) Faktor keturunan

Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.

2) Ciri perseorangan

(2)

b) Jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan). c) Ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih) 3) Kebiasaan hidup

Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah: a) Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr).

b) Kegemukan atau makan berlebihan. c) Stress.

d) Merokok. e) Minum alcohol.

f) Minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin)

b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain. 1) Ginjal : Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut, Tumor. 2) Vascular : Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma, Emboli

kolestrol, Vaskulitis.

3) Kelainan endokrin : DM, Hipertiroidisme, Hipotiroidisme. 4) Saraf : Stroke, Ensepalitis, SGB.

5) Obat – obatan : Kontrasepsi oral, Kortikosteroid.

Menurut Mansjoer (2008), penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-perubahan pada :

1) Elastisitas dinding aorta menurun.

2) Katub jantung menebal dan menjadi kaku.

3) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.

4) Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.

5) Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.

3. KLASIFIKASI

Menurut Oman (2008), secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan rekomendasi dari “The Sixth Report of The Join National Committee, Prevention, Detection and Treatment of High Blood Pressure “ sebagai berikut :

No Kategori Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)

(3)

1. Optimal <120 <80

2. Normal 120 – 129 80 – 84

3. High Normal 130 – 139 85 – 89

4. Hipertensi

Grade 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99

Grade 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109

Grade 3 (berat) 180 – 209 100 – 119

Grade 4 (sangat berat) >210 >120

4. MANIFESTASI KLINIK

Menurut Alsagaff (2008), manifestasi klinis pada hipertensi dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.

b. Gejala yang lazim Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.

5. PATOFISIOLOGI

Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembuluh darah perifer dan beban akhir ventrikel kiri. Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan lamanya peningkatan diastole. Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi system renin-angiotensin-aldosteron (RAA) belum diketahui, mungkin sebagai penunjang saja. Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi dan terjadinya aterosklerosis primer.

(4)

(penurunan fraksi ejeksi), peningkatan tegangan dinding ventrikel pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung. Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik ventrikel kiri berhubungan erat bila disertai dengan penyakit jantung koroner.

Walaupun tekanan perfusi koroner meningkat, tahanan pembuluh koroner juga meningkat. Jadi cadangan aliran darah koroner berkurang. Perubahan-perubahan hemodinamik sirkulasi koroner pada hipertensi berhubungan erat dengan derajat hipertrofi otot jantung. Ada 2 faktor utama penyebab penurunan cadangan aliran darah koroner, yaitu :

a. Penebalan arteriol koroner, yaitu bagian dari hipertrofi umum otot polos pembuluh darah resistensi arteriol (arteriolar resistance vessels) seluruh badan. Kemudian terjadi retensi garam dan air yang mengakibatkan berkurangnya compliance pembuluh-pembuluh ini dan mengakibatkan tahanan perifer;

b. Hipertrofi yang meningkat mengakibatkan kurangnya kepadatan kepiler per unit otot jantung bila timbul hipertrofi eksentrik. Peningkatan jarak difusi antara kapiler dan serat otot yang hipertrofik menjadi factor utama pada stadium lanjut dari gambaran hemodinamik ini.

Jadi, faktor koroner pada hipertensi berkembang menjadi akibat penyakit, meskipun tampak sebagai penyebab patologis yang utama dari gangguan aktifitas mekanik ventrikel kiri. (Chang, 2009)

6. PATHWAY

4 Genetik Respon neurologi terhdp

stress

(5)

(Chang, 2009)

7. KOMPLIKASI

(6)

pada ginjal, mata,otak, dan jantung.Gejala-gejala seperti sakit kepala, mimisan, pusing, migrain sering ditemukan sebagai gejala klinis hipertensi essensial.

Pada survei hipertensi di Indonesia tercatat gejala-gejala sebagai berikut : pusing, mudah marah, telinga berdengung, mimisan(jarangan), sukar tidur, sesak nafas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, dan mata berkunang-kunang.

Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai adalah: gangguan penglihatan, gangguan saraf, gagal jantung,gangguan fungsi ginjal, gangguan serebral (otak), yang mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan, gangguan kesadaran hingga koma, sebelum bertambah parah dan terjadi komplikasi serius seperti gagal ginjal, serangan jantung, stroke, lakukan pencegahan dan pengendalian hipertensi dengan merubah gaya hidup dan pola makan. beberapa kasus hipertensi erat kaitannya dengan gaya hidup tidak sehat. seperti kurang olah raga, stress, minum-minuman, beralkohol, merokok, dan kurang istirahat. kebiasaan makan juga perlu diqwaspadai. pembatasan asupan natrium (komponen utama garam), sangat disarankan karena terbukti baik untuk kesehatan penderita hipertensi. (Paula, 2009)

Menurut Alsagaff (2008), dalam perjalannya penyakit ini termasuk penyakit kronis yang dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi antara lain:

a. Stroke.

b. Gagal jantung. c. Gagal Ginjal.

d. Gangguan pada Mata.

8. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Menurut Somantri (2008), pemeriksaan penunjang untuk pasien Hipertensi Heart Disease (HHD), yaitu :

a. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh. b. Pemeriksaan retina.

c. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan jantung.

d. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri.

e. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa.

f. Pemeriksaan; renogram, pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan fungsi.

g. Ginjal terpisah dan penentuan kadar urin.

(7)

h. Foto dada dan CT scan.

9. PENATALAKSANAAN

Pengobatan pasien dengan penyakit jantung hipertensi terbagi dalam dua kategori pengobatan dan pencegahan tekanan darah yang tinggi dan pengobatan penyakit jantung hipertensi. Tekanan darah ideal adalah kurang dari 140/90 pada pasien tanpa penyakit diabetes dan penyakit ginjal kronik dan kurang dari 130/90 pada pasien dengan penyakit diatas. Berbagai macam strategi pengobatan penyakit jantung hipertensi menurut Oman (2008), yaitu :

a. Pengaturan Diet

Berbagai studi menunjukkan bahwa diet dan pola hidup sehat dan atau dengan obat-obatan yang menurunkan gejala gagal jantung dan bisa memperbaiki keadaan LVH. Beberapa diet yang dianjurkan, yaitu :

1) Rendah garam,beberapa studi menunjukan bahwa diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.Dengan pengurangan komsumsi garam dapat mengurangi stimulasi system renin-angiotensin sehingga sangat berpotensi sebagai anti hipertensi.Jumlah intake sodium yang dianjurkan 50–100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per hari.

2) Diet tinggi potassium,dapat menurunkan tekanan darah tapi mekanismenya belum jelas.Pemberian Potassium secara intravena dapat menyebabkan vasodilatasi,yang dipercaya dimediasi oleh nitric oxide pada dinding vascular.

3) Diet kaya buah dan sayur.

4) Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner. 5) Tidak mengkomsumsi Alkohol.

b. Olahraga Teratur

Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dan dapat memperbaiki keadaan jantung. Olaharaga isotonik dapat juga bisa meningkatkan fungsi endotel, vasodilatasi perifer, dan mengurangi katekolamin plasma. Olahraga teratur selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu sangat dinjurkan untuk menurunkan tekanan darah.

c. Penurunan Berat Badan

(8)

(1kg/minggu) sangat dianjurkan. Penurunan berat badan dengan menggunakan obat-obatan perlu menjadi perhatian khusus karena umumnya obat penurun berat badan yang terjual bebas mengandung simpatomimetik, sehingga dapat meningkatan tekanan darah, memperburuk angina atau gejala gagal jantung dan terjainya eksaserbasi aritmia. Menghindari obat-obatan seperti NSAIDs, simpatomimetik, dan MAO yang dapat meningkatkan tekanan darah atau menggunakannya dengan obat antihipertensi.

d. Farmakoterapi

Pengobatan hipertensi atau penyakit jantung hipertensi dapat menggunakan berbagai kelompok obat antihipertensi seperti thiazide, beta-blocker dan kombinasi alpha dan beta blocker, calcium channel blockers, ACE inhibitor, angiotensin receptor blocker dan vasodilator seperti hydralazine. Hampir pada semua pasien memerlukan dua atau lebih obat antihipertensi untuk mencapai tekanan darah yang diinginkan.

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN 1. PENGKAJIAN

Pengkajian primer a. Airway

1) Kaji dan pertahankan jalan napas. 2) Lakukan head tilt, chin lift jika perlu.

3) Gunakan alat batu untuk jalan napas jika perlu.

4) Pertimbangkan untuk merujuk ke ahli anestesi untuk dilakukan intubasi jika tidak dapat mempertahankan jalan napas.

b. Breathing

1) Kaji saturasi oksigen dengan menggunakan pulse oximeter, untuk mempertahankan saturasi >92%.

2) Berikan oksigen dengan aliran tinggi melalui non re-breath mask.

3) Pertimbangkan untuk mendapatkan pernapasan dengan menggunakan bag-valve-mask ventilation.

4) Lakukan pemeriksaan gas darah arterial untuk mengkaji PaO2 dan PaCO2.

5) Kaji jumlah pernapasan.

6) Lakukan pemeriksan system pernapasan. 7) Dengarkan adanya bunyi pleura.

8) Lakukan pemeriksaan foto thorak.

(9)

c. Circulation

1) Kaji heart rate dan ritme, kemungkinan terdengan suara gallop. 2) Kaji peningkatan JVP.

3) Catat tekanan darah. 4) Pemeriksaan EKG. d. Disability

1) Kaji tingkat kesadaran dengan menggunakan AVPU.

2) Penurunan kesadaran menunjukan tanda awal pasien masuk kondisi ekstrim dan membutuhkan pertolongan medis segera dan membutuhkan perawatan di ICU.

e. Exposure

1. Jika pasien stabil lakukan pemeriksaan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik lainnya.

2. Jangan lupa pemeriksaan untuk tanda DVT. 3. Terapi:

Pengkajian Sekunder

a. Riwayat penyakit sekarang

Lama menderita hipertensi, hal yang menimbulkan serangan, obat yang pakai tiap hari dan saat serangan.

b. Riwayat penyakit sebelumnya Riwayat makanan.

c. Riwayat perawatan keluarga

Adakah riwayat penyakit hipertensi pada keluarga. d. Riwayat sosial ekonomi

Jenis pekerjaan, jenis makanan yang berhubungan dengan kenaikan tekanan darah seperti sodium dan tingkat stressor.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.

b. Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.

c. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.

(10)

e. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan hipertensi.

3. INTERVENSI

a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.

Definisi : Ketidakadekuatan darah yang dipompa oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.

NOC:

1) Cardiac pump effectiveness. 2) Circulation status.

3) Vital sign status. Kriteria Hasil :

1) Tanda Vital dalam rentang normal (Tekanan darah, Nadi, respirasi). 2) Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan.

3) Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites. 4) Tidak ada penurunan kesadaran.

5) AGD dalam batas normal. 6) Tidak ada distensi vena leher. 7) Warna kulit normal.

Intervensi/NIC : Cardiac Care

1) Evaluasi adanya nyeri dada (intensitas, lokasi, durasi). 2) Catat adanya distrimia jantung.

3) Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac putput. 4) Monitor status caediovaskuler.

5) Monitor status pernafasan yang menandakan gagal jantung. 6) Monitor balance cairan.

7) Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan antiaritmia. 8) Atur periode latihan dan istirahat.

Vital Sign Monitoring

1) Monitor TD, nadi, suhu, dan RR.

2) Monitor VS saat pasien berbaring, duduk atau berdiri. 3) Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan.

4) Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama dan setelah aktivitas. 5) Monitor jumlah, bunyi dan irama jantung.

(11)

b. Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral

Definisi : Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal keruisakan sedemikian rupa. Awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan sampai berat dengan akhir yang dapat di antisipasi atau di prediksi dan berlangsung < 6 bulan atau > 6 bulan.

NOC :

1) Comfort level. 2) Pain control. 3) Pain level. Kriteria Hasil :

1) Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan).

2) Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri.

3) Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri). 4) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang.

5) Tanda vital dalam rentang normal. 6) Tidak mengalami gangguan tidur. Intervensi/NIC :

1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.

2) Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan.

3) Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan. 4) Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu

ruangan, pencahayaan dan kebisingan. 5) Kurangi faktor presipitasi nyeri.

6) Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi.

7) Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dalam, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin.

8) Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri. 9) Tingkatkan istirahat.

(12)

11) Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali.

c. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.

Definisi : Ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk melnjutkan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang harus atau yang ingin dilakukan.

NOC :

1) Energy conservation. 2) Activity tolerance. 3) Self care.

Kriteria Hasil :

1) Berpartisifasi dalam aktifitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR.

2) Mampu melakukan aktivitas sehari-hari (ADLs) secara mandiri. 3) Tanda-tanda vital dalam rentang normal.

4) Level kelemahan. 5) Sirkulasi status baik.

6) Status respirasi : pertukaran gas dan ventilasi adekuat. Intervensi/NIC :

1) Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan. 2) Bantu klien untuk memilih posisi nyaman untuk istirahat atau tidur. 3) Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan.

4) Dorong klien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuan.

5) Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi.

d. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit.

Definisi : Perasaan yang tidak nyaman atau kekawatiran yang samar disertai respon autonom (sumber sering idak spesifik/tidak diketahui oleh individu). Perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya bahaya dan kemampuan individu untuk bertindak menghadapi ancaman.

NOC :

1) Anxiety self-control.

(13)

2) Anxiety level. 3) Coping. Kriteria Hasil :

1) Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas. 2) Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukan teknik untuk

mengontrol cemas.

3) Vital sign dalam batas normal.

4) Poster tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukan berkurangnya kecemasan.

Intervensi/NIC :

1) Lakukan pengkajian tingkat kecemasan.

2) Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur. 3) Dorong klien mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi.

4) Dorong keluarga untuk selalu menemani klien. 5) Dengarkan ungkapan klien dengan penuh perhatian. 6) Gunakan pendektan terapeutik.

e. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan hipertensi.

Definisi : Beresiko mengalami sirkulasi jaringan otak yang dapat mengganggu kesehatan.

NOC :

1) Circulation status.

2) Tissue Prefusion : cerebral. Kriteria Hasil :

1) Mendemostrasikan status sirkulasi yang ditandai dengan tekanan systole dan diastole dalam rentang yang diharapkan.

2) Tidak ada ortostatikhipertensi. 3) Komunikasi jelas.

4) Menunjukkan konsentrasi dan orientasi. 5) Tidak ada tanda-tanda peningkatan TIK. Intervensi/NIC :

1) Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas/dingin/tajam/tumpul.

2) Monitor adanya paratese.

(14)

4) Gunakan sarung tangan untuk proteksi.

5) Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung. 6) Monitoring kemampuan BAB.

7) Kolaborasi pemberian analgetik.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pola pengobatan hipertensi, serta memantau ketaatan pasien dalam menggunakan obat antihipertensi yang diberikan pada pasien

kaitan dengan hal tersebut maka persistensi penggunaan obat antihipertensi monoterapi atau kombinasi terapi bisa disebabkan oleh kondisi penyakit yang diderita pasien

Satu Obat Banyak Penyakit/ efek terapi?. Penyekat Beta:

Amlodipin merupakan obat antihipertensi golongan Calcium Channel Blocker (CCB) dalam bentuk sediaan farmasi seringkali penggunaan amlodipin sering di kombinasi

Hipertensi heart disease adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh hipertensi. Hipertensi yang tak terkontrol dalam waktu yang lama menimbulkan hypertrophy pada ventrikel kiri (LVH)

Pasien menderita hipertensi dan sakit jantung dibawah perawatan dokter penyakit dalam, oleh sebab itu pasien rutin mengonsumsi obat antihipertensi ARB 8 mg diberikan 2 x 1 dosis sejak 2

51 Tabel 4.10 Distribusi Pemberian Obat Tunggal Dan Kombinasi Pada Penderita Hipertensi.... 52 Tabel 4.11 Distribusi Pemberian Kombinasi Obat Antihipertensi Dengan

Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah,