• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Jaringan Syaraf Tiruan Menggun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Penerapan Jaringan Syaraf Tiruan Menggun"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Penerapan Jaringan Syaraf Tiruan Menggunakan Algoritma

Backpropagation untuk Memprediksi Jumlah Penjualan

Tunai dan Kredit Sepeda Motor

(Studi Kasus di Sentral Yamaha Lubuk Alung)

Febri Dristyan e-mail: fdristyan@royal.ac.id

Abstrak

Banyak faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat penjualan di antaranya produk itu sendiri, harga, distribusi, promosi dan layanan purna jual. Prakiraan tingkat penjualan yang tepat dapat dijadikan rujukan guna menentukan keberlangsungan usaha dan tingkat keuntungan yang ingin dicapai. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari prediksi penjualan tunai dan kredit sepeda motor menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan dengan Backpropagation yang diimplementasikan dengan Matlab dan diharapkan dapat membantu memecahkan masalah penjualan tunai dan kredit sepeda motor. Data yang telah diperoleh dikumpulkan kemudian diolah, dianalisis dan dipelajari. Jaringan Syaraf Tiruan merupakan salah satu representasi buatan dari otak manusia yang selalu mensimulasikan proses pembelajaran pada otak manusia tersebut

Kata Kunci : Jaringan Syaraf Tiruan,Backpropagation,Prediksi, Penjualan, software Matlab

1. PENDAHULUAN

Seiring perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang sangat

pesat belakangan ini, di butuhkan

teknologi dalam segala bidang. Salah satunya adalah di bidang ekonomi tentang penjualan , penjualan merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan dalam suatu usaha perdagangan.

Banyak faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat penjualan di antaranya produk itu sendiri, harga, distribusi, promosi dan layanan purna jual. Prakiraan tingkat penjualan yang tepat dapat dijadikan rujukan guna menentukan keberlangsungan usaha dan tingkat keuntungan yang ingin dicapai.

Untuk itu penelitian ini memanfaatkan sistem kecerdasan buatan yang salah satunya adalah Jaringan Syaraf Tiruan yang di implementasikan ke dalam teknik peramalan penjualan. Jaringan Syaraf Tiruan merupakan salah satu representasi buatan dari otak manusia yang selalu

mensimulasikan proses pembelajaran

pada otak manusia tersebut (Trimulya A., Syaifurrahman and Setyaningsih F.A., 2015). Jaringan Syaraf Tiruan memiliki

beberapa algoritma untuk proses

penghitungan, beberapa contoh algoritma

dari JST yaitu : ADALINE, Perceptron,

Backpropagation, MADALINE dan LVQ.

2. KAJIAN LITERATUR DAN PEGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Kecerdasan Buatan

Kecerdasan buatan adalah salah satu bidang dalam ilmu komputer yang membuat komputer agar dapat bertindak dan sebaik seperti manusia (menirukan kerja otak manusia) (Octavina Y and Fadlil A, 2014). Pada kecerdasan buatan ada 2 bagian utama yang sangat dibutuhkan yaitu :

1. Basis Pengetahuan (Knowledge

Base),berisi fakta-fakta, teori

pemikiran dan hubungan antara satu dengan yang lainnya.

2. Motor Inferensi (Inference Engine)

yaitu kemampuan menarik kesimpulan berdasarkan pengalaman.

Ada banyak jenis kecerdasan buatan saat ini, beberapa diantaranya adalah Jaringan Syaraf Tiruan, Logika Fuzzy, Algoritma Genetik, Robotika dan Games.

2.2 Jaringan Syaraf Tiruan (JST)

Jaringan Saraf Tiruan (artificial neural

network) atau di singkat JST adalah

sistem komputasi dengan arsitektur dan operasinya di ilhami dari pengetahuan tentang sel saraf biologi di dalam otak. JST dapat digambarkan sebagai model matematis dan komputasi untuk fungsi

(3)

cluster dan regresi non parametric atau sebagai sebuah simulasi dari koleksi model saraf biologi (Tanjung D.H., 2015).

2.2.1 Konsep Dasar JST

Setiap pola-pola informasi input dan

output yang diberikan ke dalam JST di

proses dalam neuron. Neuron-neuron

tersebut terkumpul di dalam

lapisan-lapisan yang disebut neuron layers.

Lapisan-lapisan penyusun JST tersebut dapat dibagi menjadi 3 yaitu (Lesnussa Y.A., Latuconsina S. and Persulessy E.R., 2015) :

1. Lapisan Input, unit-unit di dalam

lapisan input disebut unit-unit input.

Unit-unit input tersebut menerima pola

inputan data dari luar yang

menggambarkan suatu permasalahan.

2. Lapisan Tersembunyi, unit-unit di

dalam lapisan tersembunyi disebut

unit-unit tersembunyi. Di mana

keluarannya tidak dapat secara

langsung diamati.

3. Lapisan Output, unit-unit di dalam

lapisan output disebut unit-unit output.

Output dari lapisan ini merupakan

solusi JST terhadap suatu

permasalahan.

2.2.2 Arsitektur JST

Jaringan Syaraf Tiruan memiliki

beberapa arsitektur jaringan yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi

1. Jaringan Lapisan Tunggal (Single

Layer Network)

Jaringan dengan lapisan tunggal terdiri

dari 1 lapisan input dan 1 lapisan output.

Setiap neuron yang terdapat di dalam

lapisan input selalu terhubung dengan

setiap neuron yang terdapat pada lapisan

output. Jaringan ini hanya menerima input

kemudian secara langsung akan

mengolahnya menjadi output tanpa harus

melalui lapisan tersembunyi. Contoh algoritma Jaringan Syaraf Tiruan yang

menggunakan metode ini yaitu :

ADALINE, Hofield, Perceptron.

Arsitektur lapisan tunggal dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Arsitektur Lapisan Tunggal

2. Jaringan Banyak Lapisan (Multilayer

Net)

Jaringan dengan lapisan jamak

memiliki ciri khas tertentu yaitu memiliki

3 jenis lapisan yakni lapisan input, lapisan

output dan lapisan tersembunyi. Jaringan

dengan banyak lapisan ini dapat

menyelesaikan permasalahan yang lebih kompleks dibandingkan jaringan dengan lapisan tunggal. Namun, proses pelatihan

sering membutuhkan waktu yang

cenderung lama. Contoh algoritma

Jaringan Syaraf Tiruan yang

menggunakan metode ini yaitu :

MADALINE, Backpropagation,

Neocognitron. Arsitektur lapisan jamak

dapat dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Arsitektur Lapisan

Multilayer

3. Jaringan Lapisan Kompetitif

(Competitive Layer)

Pada jaringan ini sekumpulan neuron bersaing untuk mendapatkan hak menjadi

aktif. Contoh algoritma yang

menggunakan jaringan ini adalah LVQ. Arsitektur lapisan kompetitif dapat dilihat pada gambar 2.3.

(4)

2.2.3 Fungsi Aktivasi

Fungsi aktivasi merupakan bagian penting dalam tahapan perhitungan keluaran dari suatu algoritma. Dalam

backpropagation, fungsi aktivasi yang

dipakai harus memenuhi beberapa syarat

yaitu kontinu, terdiferensial dengan

mudah dan merupakan fungsi yang tidak turun. Salah satu fungsi yang memenuhi ketiga syarat tersebut sehingga sering

dipakai adalah fungsi sigmoid biner yang

memiliki range (0,1).Diberikan

� � = + −� ...(2)

dengan turunan

. �′ � = � � − � � ...(3)

Grafik fungsi aktivasi sigmoid biner

tampak pada gambar 2.4.

Gambar 2.4 Fungsi Aktivasi Sigmoid Biner

Fungsi lain yang sering dipakai adalah

fungsi sigmoid bipolar yang bentuk

fungsinya mirip dengan fungsi sigmoid

biner, tapi dengan range (-1,1). Diberikan

� � = + −�− ...(4)

dengan turunan

� =( + � ) − � ...(5)

Grafik fungsi aktivasi sigmoid

bipolar tampak pada gambar 2.5

(Lesnussa Y.A. et al, 2015).

Gambar 2.5 Fungsi Aktivasi Sigmoid Bipolar

Fungsi sigmoid memiliki nilai

maksimum = 1. Maka untuk pola yang targetnya lebih dari 1, pola masukan dan

keluaran harus terlebih dahulu

ditransformasi sehingga semua polanya memiliki range yang sama seperti fungsi sigmoid yang dipakai. Alternatif lain adalah menggunakan fungsi aktivasi

sigmoid hanya padalapisan yang

bukanlapisan keluaran. Pada lapisan keluaran, fungsi aktivasi yang dipakai adalah fungsi identitas : f(x) = x.

2.3 Backpropagation

Backpropagation merupakan algoritma

pembelajaran yang terawasi dan biasanya digunakan oleh perceptron dengan banyak lapisan untuk mengubah bobot-bobot yang berhubungan dengan neuron-neuron yang ada pada lapisan tersembunyinya (Tanjung D.H., 2015).

Tahap pelatihan dengan menggunakan

metode backpropagation terdiri dari tiga

fase, yaitu fase propagasi maju, fase propagasi mundur dan fase perubahan bobot. Ketiga fase tersebut diulang terus menerus hingga kondisi penghentian dipenuhi. Umumnya kondisi penghentian yang sering dipakai adalah jumlah iterasi atau kesalahan atau target error (Trimulya A et al, 2015)

2.4 Peramalan / Prediksi

Peramalan adalah seni dan ilmu

memprediksi/memperkirakan

peristiwa-peristiwa yang akan terjadi dengan

menggunakan data historis dan

memproyeksikannya ke masa depan dengan beberapa bentuk model matematis

(Haryanto S.A.F., Ernawati and

Puspitaningrum D., 2015).

Peramalan/perkiraan atau pengukuran

dapat dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif.

Dalam prakteknya terdapat berbagai metode peramalan antara lain :

1. Time Series (Deret waktu)

2. Exponential Smoothing (Penghalusan

Eksponensial)

3. Moving Average (Rata-rata bergerak)

4. Mean Square Error

Ada 4 jenis pola data dalam peramalan Time Series (Pakaja F.,et al, 2012) yaitu :

1. Trend : Pola data tren menunjukkan

pergerakan data cenderung meningkat atau menurun dalam waktu yang lama

2. Seasonality (musiman) : Pola data

musiman terbentuk karena faktor musiman, seperti cuaca dan liburan.

3. Cycles (siklus) : Pola data siklus

terjadi jika variasi data bergelombang pada durasi lebihdari satu tahun

(5)

perubahan ekonomi (ekspansi atau kontraksi) yang dikenal dengan siklus usaha.

4. Horizontal/Stasionary/Random

variation : Pola ini terjadi jika data berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata secara acak tanpa membentuk pola yang jelas seperti pola musiman, trend ataupun siklus.

3. METODE PENELITIAN

Pada bagian ini diuraikan kerangka

kerja dalam penelitian yang akan

memandu pekerjaan yang akan dilalukan

agar senantiasa fokus pada tujuan

penelitian

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Untuk mengaplikasikan Jaringan Syaraf Tiruan untuk prediksi penjualan sepeda motor secara kredit dan tunai terdapat beberapa hal yang harus didefinisikan yaitu :

1. Input atau masukan

Input atau masukan utama dari prediksi penjualan sepeda motor secara tunai dan kredit ada bebeapa input yang akan digunakan yaitu penjualan bulanan dari tahun 2014-2016.

Tabel 4.1 Data Penjualan Tunai Sepeda Motor

Tabel 4.2 Data Penjualan Kredit Sepeda Motor

Jadi agar variabel masukan dikenali oleh jaringan dan sekaligus dapat diproses menggunakan perangkat lunak, maka data harus diubah kedalam bentuk sebagai berikut x1 = Januari, x2 = Februari, x3 = Maret, x4 = April, x5 = Mei, x6 = Juni, x7 = Juli, x8 = Agustus, x9 = September, x10 =

Oktober, x11 = November, x12 = Desember.

2. Output atau Keluaran

Output atau keluaran yang dihasilkan oleh sistem disini yaitu target penjualan untuk bulan berikutnya dari hasil prediksi penjualan sepeda motor secara tunai dan kredit.

Dalam penelitian ini menggunakan fungsi aktivasi sigmoid (biner), maka data harus di transformasikan dulu karena range keluaran fungsi aktivasi sigmoid adalah [0,1]. Data bisa ditransformasikan ke interval [0,1]. Tapi akan lebih baik jika ditransformasikan ke interval lebih kecil, misal pada interval [0.1, 0.9]. Ini mengingat fungsi sigmoid merupakan fungsi asimtomik yang nilainya tidak pernah mencapai 0 ataupun 1.

Jika a adalah data minimum dan b adalah data maksimum, transformasi

linier yang dipakai untuk

mentransformasikan data ke interval [0.1, 0.9] adalah

terendah dari setiap input)

b = Nilai data tertinggi (data

tertinggi dari setiap input)

sehingga mehasilkan data hasil

transformasi sebagai berikut :

1.Mendeskripsikan

No Tahun JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES

1 2014 16 14 14 18 15 11 23 27 10 26 17 18

2 2015 20 18 10 17 10 12 21 19 19 12 13 12

3 2016 14 6 11 4

5

5 15 8

8

8

2 10

No Tahun JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES

(6)

Tabel 4.3 Data Penjualan Tunai Hasil Transformasi

Tabel 4.4 Data Penjualan Kredit Hasil Transformasi

Data pelatihan menggunakan data penjualan tunai sepeda motor pada bulan ke 1-24 (tahun 2014-2015) dengan menggunakan target dipakai data bulan ke 13-24 (tahun 2015), sedangkan data pengujian menggunakan data penjualan tunai pada bulan ke13-36 (tahun 2015-2016) dengan menggunakan data target dipakai data bukan ke 25-36 (tahun 2016). Begitu pula untuk data kredit data pelatihan menggunakan data penjualan kredit sepeda motor pada bulan ke 1-24 (tahun 2014-2015) dengan menggunakan target dipakai data bulan ke 13-24 (tahun 2015), sedangkan data uji menggunakan data penjualan tunai pada bulan ke13-36 (tahun 2015-2016) dengan menggunakan data target dipakai data bulan ke 25-36 (tahun 2016).

Tabel 4.5 Data Pelatihan dan Pengujian Tunai

Tabel 4.6 Data Pelatihan dan Pengujian Kredit

Untuk pelatihan dan pengujian data penjualan tunai dan kredit dilakukan dengan 5 pola arsitektur yaitu :

1. 12-2-1 2. 12-3-1 3. 12-4-1 4. 12-5-1 5. 12-6-1

Dengan menggunakan 5 pola arsitektur tersebut didapatkan hasil terbaik sebagai berikut untuk prediksi penjualan tunai:

No Tahun JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES

1 2014 0,5480 0,4840 0,4840 0,6120 0,5160 0,3880 0,7720 0,9000 0,3560 0,8680 0,5800 0,6120

2 2015 0,6760 0,6120 0,3560 0,5800 0,3560 0,4200 0,7080 0,6440 0,6440 0,4200 0,4520 0,4200

3 2016 0,4840 0,2280 0,3880 0,1640 0,1960 0,1960 0,5160 0,2920 0,2920 0,2920 0,1000 0,3560

No Tahun JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES

1 2014 0,4149 0,7638 0,4489 0,4660 0,6957 0,7043 0,9000 0,8915 0,5936 0,4574 0,3809 0,6532

2 2015 0,4234 0,4915 0,2277 0,1511 0,6787 0,4489 0,7383 0,7979 0,5340 0,3298 0,5596 0,3894

3 2016 0,1511 0,1170 0,1851 0,1255 0,1170 0,3213 0,3979 0,2447 0,2191 0,1170 0,1000 0,1511

Pola x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 Target

1 0,5480 0,4840 0,4840 0,6120 0,5160 0,3880 0,7720 0,9000 0,3560 0,8680 0,5800 0,6120 0,6760 2 0,4840 0,4840 0,6120 0,5160 0,3880 0,7720 0,9000 0,3560 0,8680 0,5800 0,6120 0,6760 0,6120 3 0,4840 0,6120 0,5160 0,3880 0,7720 0,9000 0,3560 0,8680 0,5800 0,6120 0,6760 0,6120 0,3560 4 0,6120 0,5160 0,3880 0,7720 0,9000 0,3560 0,8680 0,5800 0,6120 0,6760 0,6120 0,3560 0,5800 5 0,5160 0,3880 0,7720 0,9000 0,3560 0,8680 0,5800 0,6120 0,6760 0,6120 0,3560 0,5800 0,3560 6 0,3880 0,7720 0,9000 0,3560 0,8680 0,5800 0,6120 0,6760 0,6120 0,3560 0,5800 0,3560 0,4200 7 0,7720 0,9000 0,3560 0,8680 0,5800 0,6120 0,6760 0,6120 0,3560 0,5800 0,3560 0,4200 0,7080 8 0,9000 0,3560 0,8680 0,5800 0,6120 0,6760 0,6120 0,3560 0,5800 0,3560 0,4200 0,7080 0,6440 9 0,3560 0,8680 0,5800 0,6120 0,6760 0,6120 0,3560 0,5800 0,3560 0,4200 0,7080 0,6440 0,6440 10 0,8680 0,5800 0,6120 0,6760 0,6120 0,3560 0,5800 0,3560 0,4200 0,7080 0,6440 0,6440 0,4200 11 0,5800 0,6120 0,6760 0,6120 0,3560 0,5800 0,3560 0,4200 0,7080 0,6440 0,6440 0,4200 0,4520 12 0,6120 0,6760 0,6120 0,3560 0,5800 0,3560 0,4200 0,7080 0,6440 0,6440 0,4200 0,4520 0,4200

Pola x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 Target

1 0,6760 0,6120 0,3560 0,5800 0,3560 0,4200 0,7080 0,6440 0,6440 0,4200 0,4520 0,4200 0,4840 2 0,6120 0,3560 0,5800 0,3560 0,4200 0,7080 0,6440 0,6440 0,4200 0,4520 0,4200 0,4840 0,2280 3 0,3560 0,5800 0,3560 0,4200 0,7080 0,6440 0,6440 0,4200 0,4520 0,4200 0,4840 0,2280 0,3880 4 0,5800 0,3560 0,4200 0,7080 0,6440 0,6440 0,4200 0,4520 0,4200 0,4840 0,2280 0,3880 0,1640 5 0,3560 0,4200 0,7080 0,6440 0,6440 0,4200 0,4520 0,4200 0,4840 0,2280 0,3880 0,1640 0,1960 6 0,4200 0,7080 0,6440 0,6440 0,4200 0,4520 0,4200 0,4840 0,2280 0,3880 0,1640 0,1960 0,1960 7 0,7080 0,6440 0,6440 0,4200 0,4520 0,4200 0,4840 0,2280 0,3880 0,1640 0,1960 0,1960 0,5160 8 0,6440 0,6440 0,4200 0,4520 0,4200 0,4840 0,2280 0,3880 0,1640 0,1960 0,1960 0,5160 0,2920 9 0,6440 0,4200 0,4520 0,4200 0,4840 0,2280 0,3880 0,1640 0,1960 0,1960 0,5160 0,2920 0,2920 10 0,4200 0,4520 0,4200 0,4840 0,2280 0,3880 0,1640 0,1960 0,1960 0,5160 0,2920 0,2920 0,2920 11 0,4520 0,4200 0,4840 0,2280 0,3880 0,1640 0,1960 0,1960 0,5160 0,2920 0,2920 0,2920 0,1000 12 0,4200 0,4840 0,2280 0,3880 0,1640 0,1960 0,1960 0,5160 0,2920 0,2920 0,2920 0,1000 0,3560

Data Latih Tunai

Data Uji Tunai

Pola x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 Target

1 0,4149 0,7638 0,4489 0,4660 0,6957 0,7043 0,9000 0,8915 0,5936 0,4574 0,3809 0,6532 0,4234 2 0,7638 0,4489 0,4660 0,6957 0,7043 0,9000 0,8915 0,5936 0,4574 0,3809 0,6532 0,4234 0,4915 3 0,4489 0,4660 0,6957 0,7043 0,9000 0,8915 0,5936 0,4574 0,3809 0,6532 0,4234 0,4915 0,2277 4 0,4660 0,6957 0,7043 0,9000 0,8915 0,5936 0,4574 0,3809 0,6532 0,4234 0,4915 0,2277 0,1511 5 0,6957 0,7043 0,9000 0,8915 0,5936 0,4574 0,3809 0,6532 0,4234 0,4915 0,2277 0,1511 0,6787 6 0,7043 0,9000 0,8915 0,5936 0,4574 0,3809 0,6532 0,4234 0,4915 0,2277 0,1511 0,6787 0,4489 7 0,9000 0,8915 0,5936 0,4574 0,3809 0,6532 0,4234 0,4915 0,2277 0,1511 0,6787 0,4489 0,7383 8 0,8915 0,5936 0,4574 0,3809 0,6532 0,4234 0,4915 0,2277 0,1511 0,6787 0,4489 0,7383 0,7979 9 0,5936 0,4574 0,3809 0,6532 0,4234 0,4915 0,2277 0,1511 0,6787 0,4489 0,7383 0,7979 0,5340 10 0,4574 0,3809 0,6532 0,4234 0,4915 0,2277 0,1511 0,6787 0,4489 0,7383 0,7979 0,5340 0,3298 11 0,3809 0,6532 0,4234 0,4915 0,2277 0,1511 0,6787 0,4489 0,7383 0,7979 0,5340 0,3298 0,5596 12 0,6532 0,4234 0,4915 0,2277 0,1511 0,6787 0,4489 0,7383 0,7979 0,5340 0,3298 0,5596 0,3894

Pola x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 Target

1 0,4234 0,4915 0,2277 0,1511 0,6787 0,4489 0,7383 0,7979 0,5340 0,3298 0,5596 0,3894 0,1511 2 0,4915 0,2277 0,1511 0,6787 0,4489 0,7383 0,7979 0,5340 0,3298 0,5596 0,3894 0,1511 0,1170 3 0,2277 0,1511 0,6787 0,4489 0,7383 0,7979 0,5340 0,3298 0,5596 0,3894 0,1511 0,1170 0,1851 4 0,1511 0,6787 0,4489 0,7383 0,7979 0,5340 0,3298 0,5596 0,3894 0,1511 0,1170 0,1851 0,1255 5 0,6787 0,4489 0,7383 0,7979 0,5340 0,3298 0,5596 0,3894 0,1511 0,1170 0,1851 0,1255 0,1170 6 0,4489 0,7383 0,7979 0,5340 0,3298 0,5596 0,3894 0,1511 0,1170 0,1851 0,1255 0,1170 0,3213 7 0,7383 0,7979 0,5340 0,3298 0,5596 0,3894 0,1511 0,1170 0,1851 0,1255 0,1170 0,3213 0,3979 8 0,7979 0,5340 0,3298 0,5596 0,3894 0,1511 0,1170 0,1851 0,1255 0,1170 0,3213 0,3979 0,2447 9 0,5340 0,3298 0,5596 0,3894 0,1511 0,1170 0,1851 0,1255 0,1170 0,3213 0,3979 0,2447 0,2191 10 0,3298 0,5596 0,3894 0,1511 0,1170 0,1851 0,1255 0,1170 0,3213 0,3979 0,2447 0,2191 0,1170 11 0,5596 0,3894 0,1511 0,1170 0,1851 0,1255 0,1170 0,3213 0,3979 0,2447 0,2191 0,1170 0,1000 12 0,3894 0,1511 0,1170 0,1851 0,1255 0,1170 0,3213 0,3979 0,2447 0,2191 0,1170 0,1000 0,1511

(7)

Tabel 4.7 Hasil Pengolahan dengan

Matlab Berdasarkan Pembagian

Jumlah Data dan Arsitektur

Dari 5 kali percobaan yang telah dilakukan dengan pola arsitektur yang

berbeda-beda. Untuk pelatihan nilai

persentase kebenaran yang paling tinggi adalah 75% dan paling rendah 41,67%.

Sedangkan pada pengujian nilai

persentase kebenaran tertinggi adalah 83,33% dan yang terendah adalah 41,67%. Terlihat bahwa pada proses

pelatihan dengan beberapa neuron pada

lapisan tersembunyi yang ketepatan

prediksinya mendekati adalah pola Jaringa Syaraf Tiruan dengan arsitektur 12-3-1 yang memberikan hasil prediksi sebesar

75% dengan nilai performance (MSE)

0,000998 dengan epochs (iterasi) sebesar

6036

Dan untuk prediksi penjualan kredit nya didapatkan hasil yang terbaik sebagai berikut :

Tabel 4.8 Hasil Pengolahan dengan

Matlab Berdasarkan Pembagian

Jumlah Data dan Arsitektur.

Dari 5 kali percobaan yang telah dilakukan dengan pola arsitektur yang

berbeda-beda. Untuk pelatihan nilai

persentase kebenaran yang paling tinggi adalah 50% dan paling rendah 25%.

Sedangkan pada pengujian nilai

persentase kebenaran tertinggi adalah 66,67% dan yang terendah adalah 25%. Terlihat bahwa pada proses pelatihan

dengan beberapa neuron pada lapisan

tersembunyi yang ketepatan prediksinya

mendekati adalah pola JST dengan arsitektur 12-4-1 yang memberikan hasil prediksi sebesar 54,165% dengan nilai

performance (MSE) 9,95e-05 dengan

epochs (iterasi) sebesar 1228.

5. KESIMPULAN dan SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari penelitian dan penjelasan pada bab sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya :

1. Dari penelitian ini menunjukan

Jaringan Syaraf Tiruan dengan

munggunakan Algoritma

Backpropagation cukup baik untuk

memprediksi jumlah penjualan tunai dan kredit sepeda motor.

2.

Aplikasi Matlab sangat membantu

untuk melakukan penghitungan

prediksi penjualan tunai dan kredit sepeda motor. Akurasi dan ketepatan

dalam Jaringan Syaraf Tiruan

tergantung pada data yang akan diuji dan pola arsitektur yang dipakai dalam pengujian. Semakin banyak data dan pola yang digunakan maka tingkat akurasi dan ketapatan prediksi nya

akan semakin tinggi pula

.

5.2 Saran

Berdasaran hasil penelitian yang

dilakukan, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Untuk penelitian lebih lanjut, jumlah data yang digunakan dalam pelatihan maupun dalam pengujian sebaiknya ditambah karena semakin banyak data yang diproses, maka kemungkinan besar hasil yang diperoleh akan semakin baik, sehingga hasil prediksi

juga semakin mendekati data

sebenarnya.

2. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan

dengan mencoba menggunakan

metode atau algoritma yang lain dan membandingkannya dengan algoritma

Backpropagation.

3. Aplikasi algortima Backpropagation

ini sangat membantu untuk pihak Sentral Yamaha dalam memprediksi jumlah penjualan tunai dan kredit untuk bulan-bulan berikutnya.

Pelatihan Pengujian Pengujian Pelatihan

1 12-02-01 5835 0,001 41,67% 58,33%

2 12-03-01 6098 0,000998 75% 75% Terbaik

3 12 12 12-04-01 2641 0,000997 83,33% 50%

4 12-05-01 1326 0,000999 41,67% 50%

5 12-06-01 1294 0,000999 66,67% 41,67%

Ket No.

Data

Pola Arsitektur epochs Performance

% Kebenaran

No. Data Pola Arsitektur epochs Performance % Kebenaran Pelatihan Pengujian Pengujian Pelatihan 1 12-02-01 8412 9,97E-05 25% 25% 2 12-03-01 1011 9,83E-05 50% 33,33% 3 12 12 12-04-01 1228 9,95E-05 58,33% 50% Terbaik 4 12-05-01 1692 9,86E-05 41,67% 50% 5 12-06-01 5076 9,99E-05 66,67% 41,67%

(8)

6. REFERENSI

[1] Agus, Samuel H, F., Puspitaningrum, D. & Ernawati, 2015 "Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Untuk Memprediksi Cuaca (Studi Kasus : Kota Bengkulu )". Jurnal Rekursif, Vol. 3 No.2 November 2015, ISSN 2303-0755

[2] Chaudhuri, T. & Ghosh, I., 2015 "Forecasting Volatility in Indian Stock Market using Artificial Neural Network with Multiple Inputs and Outputs". International Journal of Computer Applications (0975 – 8887) Volume 120

– No.8, June 2015.

[3] Febrina, M., Arina, F. & Ekawati, R., 2013, "Peramalan Jumlah Permintaan Produksi Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan (JST) Backpropagation". Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.2, Juni 2013, pp.174-179 ISSN 2302-495X. [4] Grigoryan, H., 2015. "Stock Market

Prediction Using Artificial Neural Networks Case Study of TAL1T, Nasdaq OMX Baltic Stock". Database Systems Journal, Vol VI No2/2015.

[5] Jaya, J., Masayu, L.K. &

Cahyawijaya, S., 2015. "Model Prediksi Harga Saham dengan Jaringan Syaraf Tiruan". Konferensi Nasional Informatika (KNIF) 2015, pp.94–99. [6] Lesnussa, Y.A., Latuconsina, S. &

Persulessy, E.R.., 2015. "Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation untuk Memprediksi Prestasi Siswa SMA ( Studi kasus : Prediksi Prestasi Siswa SMAN 4 Ambon )". Jurnal Matematika Integratif, Vol 11(No.2), Oktober 2015, pp.149–160.

[7] Octavina, Y. & Fadlil, A., 2014. "Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Pada Saluran Pernafasan dan Paru Menggunakan Metode Certainly Factor". Jurnal Sarjana Teknik Informatika, Vol 2 No.2 Juni 2014 pp.1–5.

[8] Pakaja, F., Naba, A. & Purwanto., 2012. "Peramalan Penjualan Mobil Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan dan Certainty Factor". Jurnal EECCIS, Vol 6 No 1 Juni 2012.

[9] Sudarsono, A., 2016. "Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Memprediksi Laju Pertumbuhan Penduduk Menggunakan Metode Backpropagation (Studi Kasus di Kota Bengkulu)". Jurnal Media

Infotama, Vol. 12 No. 1 Februari 2016, pp.61–69.

[10] Tanjung, D.H., 2016. "Jaringan Saraf

Tiruan dengan Backpropagation untuk Memprediksi Penyakit Asma". Jurnal Citec, Vol 2 No 1 November 2014, pp.28–38.

[11] Trimulya, A., Syaifurrahman & Setyaningsih, F.A., 2015. "Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Metode

(9)

Gambar

Gambar 2.1 Arsitektur Lapisan Tunggal
Grafik fungsi aktivasi  �
Tabel 4.2 Data Penjualan Kredit Sepeda Motor
Tabel 4.3 Data Penjualan Tunai Hasil Transformasi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Saran untuk pihak Divisi Mie Instan Indomie ICBP adalah mengoptimalisasikan strategi Electronic Word of Mouth dengan menciptakan informasi atau konten yang dapat

Kualitas audit dianggap penting bagi pengguna laporan keuangan, karenadengan semakin tingginya kualitas audit maka akan dihasilkan laporan keuanganyang dapat

Menilik pada hasil akhir penilaian risiko menggunakan matriks 5x5, dapat disimpulkan bahwa berdasarkan frekuensi kejadian dan konsekuensi yang direpresentasikan menggunakan

Dan apabila dilihat grafik dari perbandingan data sebenarnya dengan hasil prediksi Jaringan Syaraf Tiruan backpropagation pada data ke-25, gambar prediksinya

Sebagai hasil pemodelan terbaik yang di hasilkan oleh sistem simulasi dan prediksi jumlah penjualan air menggunakan jaringan syaraf tiruan Backpropagation adalah dengan

Beberapa penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan antara lain Jaringan Syaraf Tiruan sebagai metode peramalan konsumsi listrik

Penggunaan cairan irigan pada operasi TURP harus dihangatkan sesuai dengan suhu tubuh normal untuk mengurangi terjadinya hipotermi (Morgan, 1996). Dampak dari

Berdasarkan bobot relatif persyaratan teknik, urutan prioritas persyaratan teknik yang harus dipenuhi oleh PKBT IPB dalam pengembangan varietas melon (pemuliaan melon) khususnya