• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum Subyek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Melalui Metode Discovery Learnin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum Subyek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Melalui Metode Discovery Learnin"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Gambaran Umum Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Kopeng 02 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Jumlah siswa kelas IV SD Negeri Kopeng 02 adalah 23 siswa, jumlah siswa laki-laki sebanyak 14 siswa dan siswa perempuan sebanyak 9 siswa. Berdasarkan data awal yang didapat, diketahui bahwa 52% siswa belum tuntas KKM pada mata pelajaran Matematika, oleh karena itu diperlukan sebuah penelitian tindakan untuk mengubah kondisi tersebut.

4.2.Hasil Penelitian 4.2.1. Kondisi Awal

(2)

Tabel 4.1

Ketuntasan Belajar Siswa Kelas Pada Kondisi Awal dengan KKM 62

Kategori Jumlah Siswa Presentase

Tuntas 11 48%

Tidak Tuntas 12 52%

Berdasarkan pada tabel diatas diketahui bahwa siswa yang tuntas belajar pada kondisi awal adalah 11 siswa dengan persentase 48% dan siswa yang belum tuntas sebanyak 12 siswa dengan persentase 52%. Diketahui bahwa siswa belum mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan oleh sekolah yaitu > 62. Pada kondisi awal ini proses belajar mengajar guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional (ceramah). Siswa hanya mendengarkan dan menunggu ditunjuk guru sehingga pembelajaran menjadi membosankan dan siswa pun tidak berperan aktif dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Mengacu pada hasil belajar dan ketuntasan belajar mata pelajaran Matematika siswa pada kondisi awal, maka peneliti merencanakan untuk melakukan tindakan dalam rangka memperbaiki kondisi tersebut melalui metode Discovery Learning.

Rekapitulasi perolehan nilai berdasarkan interval nilai, disajikan dengan grafik berikut ini:

Diagram 4.1 Diagram Batang Ketuntasan Belajar Siswa Pada Kondisi Awal 10

11 12

Tuntas Tidak Tuntas

Ketuntasan Belajar Siswa Pada

Kondisi Awal

Tuntas

(3)

4.3.Siklus 1

4.3.1. Perencanaan

Kondisi Awal, maka ada hal-hal yang direncanakan yaitu sebagai berikut:

a. Memilih dan memutuskan metode pembelajaran yang perlu digunakan dalam pembelajaran. Setelah dipertimbangkan, dipilihlah metode Discovery Learning

sebagai metode pembelajaran.

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berikut alat peraga yang direncanakan, termasuk lembar observasi pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar Keaktifan siswa untuk digunakan dalam pembelajaran Matematika. c. Melakukan konsultasi dengan guru kelas, mengenai metode pembelajaran yang

akan digunakan, RPP, alat peraga, lembar kerja siswa, lembar observasi keaktifan siswa dan lokasi yang akan digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran, termasuk menyepakati tindakan akan dilakukan dalam 2 Siklus, dimana masing-masing Siklus akan dilakukan 2 kali pertemuan.

d. Setelah mendapatkan persetujuan dengan guru kelas, dilakukan revisi dan meneliti kembali kelengkapan-kelengkapan baik RPP,alat peraga, lembar observasi, lembar keaktifan siswa, dan lembar kerja siswa yang akan digunakan dalam tindakan nanti.

4.3.2. Pelaksanaan Tindakan 4.3.2.1.Pertemuan 1

a. Kegiatan Awal

(4)

siswa akan lebih mudah untuk memahami materi dan hasil belajar akan lebih baik, karena siswa tidak hanya mengerti tetapi juga memahami.

b. Kegiatan Inti

Selanjutnya guru mengajak siswa menggali pengetahuan tentang materi yang akan dipelajari. Kemudian guru membagi siswa menjadi 5 kelompok ada 3 kelompok yang terdiri dari 5 siswa dan 2 kelompok terdiri dari 4 siswa. Selanjutnya guru menjelaskan LKS yang nantinya akan menuntun siswa melakukan percobaan untuk menemukan konsep pada materi pecahan (arti pecahan dan urutannya).

Perwakilan dari masing-masing kelompok diminta untuk mengambil alat dan bahan yang telah disediakan oleh guru di depan (meja guru). Setelah mendapatkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk percobaan penemuan berupa kertas karton, gunting/pemes, lem/double tipe, penggaris dan pensil. Siswa diminta untuk mendiskusikan bersama dengan kelompok untuk menyelesaikan soal diskusi yang telah disediakan guru. Kemudian siswa melakukan percobaan penemuan melalui bahan dan alat tersebut. Siswa diminta untuk mengerjakan LKS atau lembar pengamatan yang telah di sediakan guru dengan cara memanfaatkan alat dan bahan yang ada agar siswa menemukan konsep pecahan.

Guru memberikan kesempatan bagi siswa atau bagi kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi kelompok yang presentasi di depan. Disini siswa dapat aktif dalam kegiatan pembelajaran karena siswa diberi ruang untuk menanggapi kelompok lain.

c. Kegiatan Akhir

(5)

4.3.2.2.Pertemuan 2 a. Kegiatan awal

Sama seperti pertemuan pertama, pada pertemuan ke-2 kegiatan awal dilakukan seperti yang telah direncanakan dalam RPP dengan langkah-langkah sebagai berikut: salam pembuka dan doa, mengabsensi dan melakukan apersepsi. Setelah itu guru memberi motivasi kepada siswa, kemudian menejelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa, guru menjelaskan bahwa akan melakukan kegiatan belajar dengan menggunakan cara bermain dengan bahan yang telah disiapkan oleh guru untuk menemukan sebuah konsep dalam mata pelajaran matematika pada materi pecahan. Dengan mencoba menemukan berkali-kali maka kita akan selalu mengingat dan memahami materi yang pernah dipelajari sehingga dapat berpengaruh pada hasil belajar.

b. Kegiatan Inti

Selanjutnya guru mengajak siswa menggali pengetahuan tentang materi yang akan dipelajari. Kemudian guru membagi siswa menjadi 5 kelompok ada 3 kelompok yang terdiri dari 5 siswa dan 2 kelompok terdiri dari 4 siswa. Selanjutnya guru menjelaskan LKS yang nantinya akan menuntun siswa melakukan percobaan untuk menemukan konsep pada materi pecahan (arti pecahan dan urutannya).

Perwakilan dari masing-masing kelompok diminta untuk mengambil alat dan bahan yang telah disediakan oleh guru di depan (meja guru). Setelah mendapatkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk percobaan penemuan berupa roti tawar, dan pemes. Siswa diminta untuk mendiskusikan bersama dengan kelompok untuk menyelesaikan soal diskusi yang telah disediakan guru. Kemudian siswa melakukan percobaan penemuan melalui bahan dan alat tersebut. Siswa diminta untuk mengerjakan LKS atau lembar pengamatan yang telah di sediakan guru dengan cara memanfaatkan alat dan bahan yang ada agar siswa menemukan konsep pecahan.

(6)

dalam kegiatan pembelajaran karena siswa diberi ruang untuk menanggapi kelompok lain.

c. Kegiatan Akhir

Sebelum menutup pelajaran, guru memberikan tes evaluasi kepada siswa. Setelah siswa mengerjakan tes, guru memberikan lembar keaktifan kepada siswa. Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan tentang materi pecahan yang telah dipelajari dengan mengaitkan pada kehidupan sehari-hari. Guru meminta kesan-kesan yang diperoleh siswa dari kegiatan belajar. setelah itu guru menutup pelajaran.

4.3.3. Observasi

Pada Siklus 1 pertemuan pertama dan kedua yang diamati adalah keseluruhan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas. Fokus pengamatannya adalah bagaimana penerapan metode Discovery Learning dalam pembelajaran Matematika. Berkenaan dengan penelitian ini, maka hal-hal yang menjadi pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung yaitu :

a. Aktivitas Guru

Aktivitas guru yang diamati adalah ketika guru menerapkan metode Discovery Learning dalam pembelajaran Matematika materi pecahan dalam lembar pengamatan aktivitas guru menggunakan kriteria penilain berikut :

Tabel 4.2

Kriteria Penilaian Pengamatan Aktivitas Guru

No Skor Kriteria

1 83.5-97 Sangat Baik

2 67.5-82 Baik

3 51-66.5 Kurang baik

4 35.5-50 Tidak Baik

5 19-34.5 Sangat Tidak Baik

Adapun aspek yang akan diamati meliputi 4 aspek, yaitu : a.Kegiatan Pra Pembelajaran : 2 item (Aspek 1)

(7)

c.Kegiatan Inti Pembelajaran : 8 item (Aspek 3) d.Kegiatan Akhir Pembelajaran : 5 item(Aspek 4)

Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada Siklus 1 dalam pembelajaran Matematika menggunakan metode Discovery Learning diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.3

Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus 1 Pertemuan I dan II

No Pertemuan Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Jumlah Kategori

1. I 9 15 29 17 70 Baik

2. II 9 16 33 18 76 Baik

Rata-Rata Siklus 1 73 Baik

Berdasarkan tabel 4.3 maka dapat disajikan diagram sebagai berikut:

Diagram 4.2 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus 1 Pertemuan I dan II

b. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa yang diamati adalah aktivitas siswa dalam mengkuti pembelajaran dengan menggunakan metode Discovery Learning. Observasi

0 10 20 30 40

Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4

Hasil Pengamatan Aktivitas Guru

Siklus 1 Pertemuan I dan II

Pertemuan I

(8)

dilaksanakan dalam pembelajaran Matematika materi pecahan dalam lembar pengamatan aktivitas siswa menggunakan kriteria penilain berikut :

Tabel 4.4

Kriteria Penilaian Pengamatan Aktivitas Siswa

No Skor Kriteria

1 67 - 79 Sangat Baik

2 54 - 66 Baik

3 41 - 53 Kurang baik

4 28 - 40 Tidak Baik

5 15 - 27 Sangat Tidak Baik

Bardasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada Siklus 1 dalam pembelajaran

Discovery Learning diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.5

Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan I dan II

No Pertemuan Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Jumlah Kategori

1. I 8 11 25 5 49 Kurang Baik

2. II 9 12 31 8 60 Baik

Rata-Rata Siklus I 54.5 Baik

Berdasarkan tabel 4.5 dapat disajikan diagram sebagai berikut:

Diagram 4.3 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan I dan II 0

50

Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4

Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa

Siklus 1 Pertemuan I dan II

Pertemuan I

(9)

4.3.4. Hasil Belajar Siswa

Untuk mengetahui perubahan pada hasil belajar siswa, dilakukan tes pada pertemuan II pada Siklus 1. Adapun hasil belajar Matematika dalam materi pecahan pada kelas IV SD Negeri Kopeng 02, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, tersaji dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.6

Hasil Belajar Matematika Siklus 1 dengan KKM 62

No Kategori Jumlah Siswa Presentase

1 Tuntas 21 91%

2 Tidak Tuntas 2 9%

Berdasarkan tabel 4.6 di atas diketahui bahwa terjadi perubahan jumlah dan persentase ketuntasan belajar siswa setelah diberikan tindakan pada Siklus 1. Pada kondisi awal diketahui bahwa sebanyak 11 siswa dengan presentase 48% yang tuntas KKM. Hasil ini berubah setelah tindakan pada Siklus 1, dimana siswa yang tuntas KKM menjadi 21 siswa dengan persentase 91%. Sementara itu siswa yang belum tuntas pada kondisi awal sebanyak 12 siswa dengan persentase 52%, berkurang setelah diberikan tindakan pada Siklus 1 menjadi 2 siswa dengan persentase 9%.

Hasil perolehan siswa dapat disajikan dengan diagram berikut ini:

Diagram 4.4 Hasil Belajar Matematika Siklus 1 0

10 20 30

Tuntas Tidak Tuntas

Hasil Belajar Matematika Siklus 1

Tuntas

(10)

4.3.5. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal dengan Siklus 1

Berikut ini disajikan dalam tabel nilai yang diperoleh siswa pada kondisi awal dan sesudah tindakan pada Siklus 1. Adapun perbandingan hasil belajar pada kondisi awal dan setelah tindakan pada Siklus 1 disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4.7

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Sebelum Tindakan Dengan Siklus 1 dengan KKM 62

No Kategori Kondisi Awal Siklus 1

1 Tuntas 11 48% 21 91%

2 Belum Tuntas 12 52% 2 9%

Jumlah 23 100% 23 100%

Dengan berpatokan pada tabel di atas, diketahui bahwa setelah diberikan tindakan pada Siklus 1, terjadi peningkatan ketuntasan belajar, yaitu sebesar 43%. Peningkatan hasil belajar ini sudah memberikan hasil yang ditargetkan yaitu mencapai 80% dari total siswa yang tuntas KKM.

Berikut ini disajikan jumlah siswa yang tuntas belajar sebelum tindakan dan setelah tindakan pada Siklus 1 melalui diagram di bawah ini:

Diagram 4.5 Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Pada Kondisi Awal dengan Siklus 1

0 5 10 15 20 25

Kondisi Awal Siklus 1

Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa

Pada Kondisi Awal Dengan Siklus 1

Tuntas

(11)

Berdasarkan hasil tes pada Siklus 1 terlihat bahwa proses pembelajaran yang dilaksanakan tuntas, karena pembelajaran pada Siklus 1 sudah mencapai standart ketuntasan klasikal yaitu minimal 80% siswa yang tuntas KKM. Jadi dapat didefinisikan bahwa sebelum diadakan tindakan guru masih mengacu pada pembelajaran yang bersifat konvensional yaitu dengan menggunakan metode ceramah. Hal tersebut mengakibatkan siswa bosan dan tidak terlibat dalam proses pembelajaran, sehingga hasil belajarnya pun menjadi rendah. Dengan digunakannya metode pembelajaran Discovery Learning maka siswa ikut terlibat aktif dalam pembelajaran, sehingga siswa tidak bosan dan hasil belajar siswa meningkat. Namun untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik dan sempurna peneliti juga harus meningkatkan pembelajaran dari Siklus 1 untuk melanjutkan pada Siklus 2, memperbaiki aspek yang masih kurang agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang lebih maksimal seperti yang diharapkan bahkan lebih dari yang diharapkan.

4.3.6. Hasil Keaktifan Siswa

Selain peningkatan hasil belajar siswa melalui penggunaan metode Discovery Learning, juga untuk mengukur peningkatan dalam keaktifan siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung pada mata pelajaran Matematika.

Disini siswa diusahakan untuk terlibat aktif dalam pembelajaran yang berlangsung, siswa akan dilatih untuk berani mengeluarkan pendapatnya dan bernai memberikan tanggapan. Selain itu siswa juga mencoba untuk aktif dalam bekerja kelompok untuk menemukan pemecahan suatu permasalahan yang ada.

(12)

Tabel 4.8

Hasil Skor Keaktifan Siswa Kondisi Awal

Kategori Interval Jumlah

siswa Peresentase

Sangat Aktif 56 - 68 0 0%

Aktif 43 - 55 19 83%

Cukup Aktif 30 - 42 4 17%

Kurang Aktif 17 - 29 0 0%

Jumlah 23 100%

Dari tabel 4.8 diatas, dapat diketahui bahwa keaktifan siswa pada kondisi awal tidak ada siswa yang berada dikategori sangat aktif, namun terdapat 19 siswa yang berada pada kategori Aktif pada interval nilai 43-55, 4 siswa berada dalam kategori cukup aktif dalam proses pembelajaran yang berlangsung pada interval nilai 30-42 dan tidak ada yang berada pada kategori kurang aktif pada interval nilai 17-29. Ini menunjukkan bahwa dalam penggunaan metode Discovery Learning cukup melibatkan siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung, namun perlu ditingkatkan lagi dalam proses pelaksanaannya agar siswa dapat lebih aktif dan semua siswa ikut terlibat semua dalam proses pembelajaran yang berlangsung.

Untuk mengetahui hasil belajar afektif siswa pada Siklus 1 pada diagram 4.6 berikut ini:

Diagram 4.6 Hasil Belajar Keaktifan Siswa Siklus 1 0

5 10 15 20

56 - 68 43 - 55 30 - 42 17 - 29

(13)

4.3.7. Pembahasan Siklus 1

Pembelajaran pada Siklus 1 ini dapat dilihat dari hasil yang telah diungkapkan pada tabel dan diagram pada poin-poin diatas. Pada Siklus 1 peneliti sudah mencoba menerapkan Metode Discovery Learning, hal ini bermaksud agar dapat membantu meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 02 Kopeng.

Setelah dilaksanakannya pembelajaran dengan menerapkan Metode Discovery Learning pada siklus 1 ini, maka dapat dilihat bahwa siswa sedekit-demi sedikit berani memberikan sebuah taggapan dan memberikan pendapatnya ke teman-teman serta guru. Mulanya kondisi siswa pada pra Siklus, siswa masih pasif serta belum menunjukkan bahwa mereka ikut aktif dalam pembelajaran. Selain siswa sudah berani berpastisipasi untuk aktif dalam proses pembelajaran yang berlangsung, siswa juga mampu menemukan suatu hal baru dari hasil penemuannya tentang materi pecahan melalui semuah percobaan.

Hal ini juga berpengaruh pada hasil belajar siswa yang juga meningkat dari hasil yang sebelumnya. Karena dengan siswa aktif untuk menemukan dan mencari pemecahkan masalah sendiri, siswa akan lebih mudah untuk mengingat dan memahami. Dengan percobaan yang dilakukan siswa, maka hal tersebut dapat membuat siswa tertarik dalam mengikuti pembelajaran yang berlangsung. Disini siswa merasa penasaran akan permasalahan yang ada hingga siswa mencoba menemukan solusi untuk ppemecahannya.

Pada awalnya sebelum dilakukan tindakan siswa yang aktif dari 23 siswa yang hanya 5 siswa yang aktif dengan presentase 22% meningkat menjadi 19 yang aktif dengan presentase 83%. Meskipun 83% dikategori aktif, namun hal ini dikarenakan tentu kurang memuaskan. Pembelajaran yang diharapkan semua siswa dapat ikut serta berperan aktif dalam pembelajaran yang berlangsung.

(14)

KKM yang telah ditentukan yaitu KKM 62. Namun, setelah diberikan tindakan dengan menerapakn metode Discovery Learning hasil belajar siswa meningkat dari rata-rata kelas 55 meningkat dengan rata-rata kelas 78.

Dengan hasil yang diperoleh siswa pada Siklus 1 ini, maka peneliti akan meningkatkan lagi dan memperbaiki kembali pada Siklus 2 nanti.

4.3.8. Refleksi Siklus 1

Pembelajaran yang berlangsung pada Siklus 1, guru melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan Metode Discovery Learning. Pada tahap ini, hal-hal yang perlu direfleksikan agar menjadi masukan pada tindakan siklus selanjutnya adalah data temuan peneliti selama proses belajar mengajar berlangsung. Adapun data temuan yang perlu menjadi bahan refleksi adalah sebagai berikut :

Berdasarkan refleksi pembelajaran Siklus 1, terdapat kelebihan dalam pelaksanaan pembelajaran, sebagai berikut:

a. Guru sudah baik melaksanakan apersepsi dengan memberikan motivasi belajar dan dalam menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Guru sudah mengupayakan agar siswa dapat ikut aktif selama ppembelajaran berlangsung.

c. Guru sudah baik dalam membantu siswa dalam pembagian kelompok.

d. Guru sudah baik dalam memberikan dan menyampaikan tentang tata tertib selama pembelajaran berlangsung.

e. Guru sudah baik dalam menjelaskan materi yang disampaikan ke pada siswa. f. Guru sudah baik dalam menjelaskan pada siswa cara untuk mengerjakan LKS. g. Siswa merespon dengan baik apersepsi yang disampaikan oleh guru.

h. Siswa berani memberikan tanggapan mengenai materi sesuai pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.

i. Siswa merespon mengenai tata tertib yang guru berikan di awal pembelajaran. j. Siswa merespon penjelasan guru dengan baik saat guru menjelaskan materi

(15)

k. Siswa mempresentasikan dengan baik hasil diskusi kelompok. l. Siswa dengan guru menyimpulkan pembelajaran dengan baik.

Berdasarkan refleksi pembelajaran Siklus 1, terdapat kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran, antara lain sebagai berikut :

a. Guru masih ragu-ragu dalam menyampaikan materi.

b. Guru kurang memperhatikan cara duduk siswa yang masih sering tengok kanan kiri.

c. Guru kurang memperhatikan siswa yang kurang aktif, sehingga terkesan ada beberapa siswa yang tidak akif.

d. Guru sebaiknya bertindak lebih tegas bagi siswa yang belum mengikuti pembelajaran dengan baik dan benar.

e. Guru sebaiknya membuat kesepakatan dan meminta siswa untuk berkomitmen terhadap peraturan- peraturan yang berlaku saat proses pembelajaran berlangsung.

f. Guru hendaknya meminta kesan-kesan yang diperoleh siswa dari kegiatan belajar.

g. Siswa kurang memahami materi yang akan mereka pelajari. h. Siswa hendaknya bisa tertib saat melakukan kegiatan berdiskusi.

i. Siswa hendaknya berpartisipasi dalam pembelajaran agar ikut berperan aktif dalam mengerjakan LKS

j. Siswa hendaknya berbagi tugas dalam mengerjakan LKS agar semua anggota berperan aktif.

k. Siswa kurang memperhatikan ketika guru memberikan penguatan materi yang telah di pelajari.

(16)

menjadi 19 yang aktif dengan presentase 83%. Meskipun 83% dikategori aktif, namun hal ini dikarenakan guru berusaha menghafal siswa jadi ketika pembelajaran berlangsung guru dapat memanggil siswa yang kurang aktif agar berpartisipaasi aktif dalam pembelajaran yang berlangsung.

Hasil tes yang diperoleh siswa pada Siklus 1dari 23 siswa masih ada 2 siswa yang belum tuntas KMM yang telah ditetapkan yaitu dikatakan tuntas apabila nilai matematika 62. Dari hasil yang diperoleh siswa nilai rata-rata kelas pada siklus 1 adalah 78. Perolehan data hasil belajar siswa meningkat hal ini dapat dilihat bahwa hasil belajara Matematika siswa yang mulanya mempunyai rata-rata kelas 55 kini menjadi 78.

Berdasarkan hasil tes dan hasil perolehan skor keaktifan Siklus 1 dapat dilihat bahwa proses pebelajaran masih perlu diperaiki, karena masih ada siswa yang kurang aktif dan belum tuntas belajar. Untuk mencapai ketuntasan belajar tersebut, dilaksanakan perbaikan pada proses pembelajaran Siklus 2 dengan cara guru memperbaiki kekurangan yang ada pada Siklus 1.

4.4.Siklus 2

4.4.1. Perencanaan

Sebelum melaksanakan Siklus 2, maka ada hal-hal yang direncanakan yaitu sebagai berikut:

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berikut alat peraga yang direncanakan, termasuk lembar observasi pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar Keaktifan siswa untuk digunakan dalam pembelajaran Matematika. b. Melakukan konsultasi dengan guru kelas, mengenai pelaksanaan pembelajaran

yang akan digunakan, RPP, alat peraga, lembar kerja siswa, lembar observasi keaktifan siswa dan lokasi yang akan digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran.

(17)

lembar keaktifan siswa, dan lembar kerja siswa yang akan digunakan dalam tindakan Sikuls 2 nanti.

4.4.2. Pelaksanaan Tindakan 4.4.2.1.Pertemuan I

a. Kegiatan Awal

Kegiatan awal yang dilakukan seperti yang telah direncanakan dalam RPP dengan langkah-langkah sebagai berikut: salam pembuka dan doa, mengabsensi dan melakukan apersepsi. Setelah itu guru memberi motivasi kepada siswa agar tertarik dengan pembelajaran yang akan berlangsung, kemudian menejelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa, guru menjelaskan bahwa akan melakukan kegiatan belajar dengan menggunakan cara bermain dengan bahan yang telah disiapkan oleh guru untuk menemukan sebuah konsep dalam mata pelajaran matematika pada materi pecahan. Dengan menemukan konsep sendiri maka siswa akan lebih mudah untuk memahami materi dan hasil belajar akan lebih baik, karena siswa tidak hanya mengerti tetapi juga selalu mengingat dan mengerti dengan konsep matematika yang telah ditemukan.

b. Kegiatan Inti

Selanjutnya guru mengajak siswa menggali pengetahuan tentang materi yang akan dipelajari. Kemudian guru membagi siswa menjadi 5 kelompok ada 3 kelompok yang terdiri dari 5 siswa dan 2 kelompok terdiri dari 4 siswa. Selanjutnya guru menjelaskan LKS yang nantinya akan menuntun siswa melakukan percobaan untuk menemukan konsep pada materi pecahan (arti pecahan dan urutannya).

(18)

mengerjakan LKS atau lembar pengamatan yang telah di sediakan guru dengan cara memanfaatkan alat dan bahan yang ada agar siswa menemukan konsep pecahan.

Guru memberikan kesempatan bagi siswa atau bagi kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi kelompok yang presentasi di depan. Disini siswa dapat aktif dalam kegiatan pembelajaran karena siswa diberi ruang untuk menanggapi kelompok lain.

c. Kegiatan Akhir

Setelah presentasi dan tanya jawab selesai, guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari selama pembelajaran berlangsung dan siswa diberi kesempatan untuk mencatat. Guru membagikan lembar keaktifan pada siswa. Setelah itu guru meminta kesan-kesan yang diperoleh siswa dari kegiatan belajar. kemudian itu guru menutup pelajaran.

4.4.2.2.Pertemuan II a. Kegiatan awal

Sama seperti pertemuan pertama, pada pertemuan ke-2 kegiatan awal dilakukan seperti yang telah direncanakan dalam RPP dengan langkah-langkah sebagai berikut: salam pembuka dan doa, mengabsensi dan melakukan apersepsi. Setelah itu guru memberi motivasi kepada siswa, kemudian menejelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa, guru menjelaskan bahwa akan melakukan kegiatan belajar dengan menggunakan cara bermain dengan bahan yang telah disiapkan oleh guru untuk menemukan sebuah konsep dalam mata pelajaran matematika pada materi pecahan. Dengan mencoba menemukan berkali-kali maka kita akan selalu mengingat dan memahami materi yang pernah dipelajari sehingga dapat berpengaruh pada hasil belajar. Dengan begitu hasil belajar akan lebih meningkat dari hasil yang pernah didapat sebelumnya.

b. Kegiatan Inti

(19)

menjelaskan LKS yang nantinya akan menuntun siswa melakukan percobaan untuk menemukan konsep pada materi pecahan (arti pecahan dan urutannya).

Perwakilan dari masing-masing kelompok diminta untuk mengambil alat dan bahan yang telah disediakan oleh guru di depan (meja guru). Setelah mendapatkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk percobaan penemuan berupa lembar soal diskusi, HVS kosong untuk mengerjakan soal diskusi, uang logam, penggaris dan pensil. Siswa diminta untuk mendiskusikan bersama dengan kelompok untuk menyelesaikan soal diskusi yang telah disediakan guru. Siswa diminta untuk mendiskusikan bersama dengan kelompok untuk menyelesaikan soal diskusi yang telah disediakan guru. Kemudian siswa melakukan percobaan penemuan melalui bahan dan alat tersebut. Siswa diminta untuk mengerjakan LKS atau lembar pengamatan yang telah di sediakan guru dengan cara memanfaatkan alat dan bahan yang ada agar siswa menemukan konsep pecahan.

Guru memberikan kesempatan bagi siswa atau bagi kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi kelompok yang presentasi di depan. Disini siswa dapat aktif dalam kegiatan pembelajaran karena siswa diberi ruang untuk menanggapi kelompok lain.

c. Kegiatan Akhir

Sebelum menutup pelajaran, guru memberikan tes evaluasi kepada siswa. Setelah siswa mengerjakan tes, guru memberikan lembar keaktifan kepada siswa. Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan tentang materi pecahan yang telah dipelajari dengan mengaitkan pada kehidupan sehari-hari. Guru meminta kesan-kesan yang diperoleh siswa dari kegiatan belajar. setelah itu guru menutup pelajaran.

4.4.3. Observasi

(20)

a. Aktivitas Guru

Aktivitas guru yang diamati adalah ketika guru menerapkan metode Discovery Learning dalam pembelajaran Matematika materi pecahan dalam lembar pengamatan aktivitas guru menggunakan kriteria penilain berikut :

Tabel 4.9

Kriteria Penilaian Pengamatan Aktivitas Guru

No Skor Kriteria

1 83.5-97 Sangat Baik

2 67.5-82 Baik

3 51-66.5 Kurang baik

4 35.5-50 Tidak Baik

5 19-34.5 Sangat Tidak Baik

Adapun aspek yang diamati pada lembar observasi guru,yaitu : a. Kegiatan Pra Pembelajaran : 2 item (Aspek 1)

b. Kegiatan Awal Pembelajaran : 4 item (Aspek 2) c. Kegiatan Inti Pembelajaran : 8 item (Aspek 3) d. Kegiatan Akhir Pembelajaran : 5 item(Aspek 4)

Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada Siklus 2 dalam pembelajaran Matematika menggunakan metode Discovery Learning, Hasil pengamatan dapat disajikan pada tabel berikut ini :

Tabel 4.10

Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus 2 Pertemuan I dan II

No Pertemuan Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Jumlah Kategori

1. I 9 17 37 22 85 Sangat Baik

2. II 9 18 38 23 88 Sangat Baik

(21)

Berdasarkan tabel 4.10 dapat disajikan diagram sebagai berikut:

Diagram 4.7 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus 2 Pertemuan I dan II

b. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa yang diamati adalah aktivitas siswa dalam mengkuti pembelajaran dengan menggunakan metode Discovery Learning. Observasi dilaksanakan dalam pembelajaran Matematika materi pecahan dalam lembar pengamatan aktivitas siswa menggunakan kriteria penilain berikut :

Tabel 4.11

Kriteria Penilaian Pengamatan Aktivitas Guru

No Skor Kriteria

1 67 - 79 Sangat Baik

2 54 - 66 Baik

3 41 - 53 Kurang baik

4 28 - 40 Tidak Baik

5 15 - 27 Sangat Tidak Baik

Bardasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada Siklus 2 dalam pembelajaran

Discovery Learning diperoleh hasil sebagai berikut: 0

10 20 30 40

Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4

Hasil Pengamatan Aktivitas Guru

Siklus 2 Pertemuan I dan II

Pertemuan I

(22)

Tabel 4.12

Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus 2 Pertemuan I dan II

No Pertemuan Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Jumlah Kategori

1. I 10 13 34 8 65 Baik

2. II 10 14 37 9 70 Sangat Baik

Rata-Rata Siklus II 67.5 Sangat Baik

Berdasarkan tabel 4.12 dapat disajikan diagram sebagai berikut:

Diagram 4.8 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus 2 Pertemuan I dan II

4.4.4. Hasil Belajar Siswa

Untuk mengetahui perubahan pada hasil belajar siswa, dilakukan tes pada pertemuan II pada Siklus 2. Adapun hasil belajar Matematika dalam materi pecahan pada kelas IV SD Negeri Kopeng 02, Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang, tersaji dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.13

Hasil Belajar Matematika Siklus 2 dengan KKM 62

No Kategori Jumlah Siswa Presentase

1 Tuntas 23 100%

2 Tidak Tuntas 0 0%

0 10 20 30 40

Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4

Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa

Siklus 2 Pertemuan I dan II

Pertemuan I

(23)

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa terjadi perubahan jumlah dan persentase ketuntasan belajar siswa setelah diberikan tindakan pada Siklus 1 dan Siklus 2, pada pelaksanaan Siklus 2 jumlah yang tuntas belajar lebih banyak bila dibandinghkan dengan kegiatan pada kondisi awal dan Siklus 1. Pada kondisi awal, diketahui bahwa sebanyak 11 siswa atau 48% yang lulus KKM. Hasil ini berubah setelah tindakan pada Siklus 1, dimana siswa yang lulus KKM menjadi 21 siswa dengan persentase 91%. Sementara itu siswa yang belum tuntas pada kondisi awal sebanyak 12 siswa dengan persentase 52%, berkurang setelah diberikan tindakan pada Siklus 1 menjadi 2 siswa dengan persentase 9%.

Dan setelah tindakan Siklus 2 hasil belajar siswa meningkat lebih baik serta 23 siswa dapat tuntas semua dengan presentasi 100%. Meskipun Hasil belajar siswa masih terdapat niali terendah 70 setidaknya nilai 70 sudah mencapai batas tuntas atau KKM sekolah. Karena KKM yang sudah ditentukan adalah 62. Dengan hasil yang diperoleh siswa maka pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan menggunakan metode Discovery Learning dapat dikategorikan berhasil karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang mulanya rendah menjadi lebih meningkat dan banyak siswa yang tuntas belajar.

Hasil belajar Matematika siswa pada Siklus 2 dapat disajikan dalam diagram berikut ini:

Diagram 4.9 Hasil Belajar Matematika Siklus 2 0

50

Tuntas Tidak Tuntas

Hasil Belajar Matematika

Siklus 2

Tuntas

(24)

Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pada Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2

Berikut ini disajikan dalam tabel nilai yang diperoleh siswa pada kondisi awal dan sesudah tindakan pada Siklus 1 dan Siklus 2. Adapun perbandingan hasil belajar pada kondisi awal dan setelah tindakan pada Siklus 1 dan Siklus 2 disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4.14

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Sebelum Tindakan, Siklus 1 Dan Siklus 2

No Kategori

Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2

Jumlah

Siswa Presentase

Jumlah

Siswa Presentase

Jumlah

Siswa Presentase

1 Tuntas 11 48% 21 91% 23 100%

2 Belum

Tuntas 12 52% 2 9% 0 0%

Jumlah 23 100% 23 100% 23 100%

Dengan berpatokan pada tabel di atas, diketahui bahwa setelah diberikan tindakan pada Siklus 1 dan Siklus 2, terjadi peningkatan ketuntasan belajar, yaitu pada kondisi awal ke Siklus 1 meningkat sebesar 43 %. Dan setelah tindakan Siklus 1 ke Siklus 2 meningkat lagi sebesar 9%, sehingga menjadi 100% siswa tuntas belajar. Peningkatan hasil belajar ini sudah memberikan hasil yang ditargetkan yaitu mencapai 80% dari total siswa yang tuntas KKM.

(25)

Diagram 4.10 Perbandingan Ketuntasan Belajar Pada Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2

Berdasarkan hasil tes pada Siklus 1 dan Siklus 2 terlihat bahwa proses pembelajaran yang dilaksanakan tuntas, karena pembelajaran pada Siklus 1 dan Siklus 2 sudah mencapai standart ketuntasan klasikal yaitu minimal 80% siswa yang tuntas KKM. Jadi dapat didefinisikan bahwa sebelum diadakan tindakan guru masih mengacu pada pembelajaran yang bersifat konvensional yaitu dengan menggunakan metode ceramah. Hal tersebut mengakibatkan siswa bosan dan tidak terlibat dalam proses pembelajaran, sehingga hasil belajarnya pun menjadi rendah. Dengan digunakannya metode pembelajaran Discovery Learning maka siswa ikut terlibat aktif dalam pembelajaran, sehingga siswa tidak bosan dan hasil belajar siswa meningkat. Setelah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode

Discovery Learning pada Siklus 1 dan Siklus 2 hasil yang diperoleh siswa meningkat sangat pesat dan hasilnyapun meningkat seperti yang diharapakan peneliti.

4.4.5. Hasil Keaktifan Siswa

Selain peningkatan hasil belajar siswa melalui penggunaan metode Discovery Learning, pada Siklus 2 ini juga mengukur peningkatan dalam keaktifan siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung pada mata pelajaran Matematika seperti pada Siklus sebelumnya.

0 10 20 30

Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar

Matematika Siswa Pada Kondisi

Awal, Siklus 1 Dan Siklus 2

Tuntas

(26)

Berikut ini adalah tabel 4.15 yaitu mengenai hasil keaktifan belajar siswa pada Siklus 2.

Tabel 4.15

Hasil Skor Keaktifan Siswa Siklus 2

Kategori Interval Jumlah siswa Peresentase

Sangat Aktif 56 - 68 9 39%

Aktif 43 - 55 14 61%

Cukup Aktif 30 - 42 0 0%

Kurang Aktif 17 - 29 0 0%

Jumlah 23 100%

Dari tabel 4.15 diatas, dapat diketahui bahwa keaktifan siswa pada Siklus 2 ada 9 siswa yang berada dikategori sangat aktif pada interval nilai 56 – 68 dengan presentase sebesar 39%, dan terdapat 14 siswa yang berada pada kategori Aktif pada interval nilai 43-55 dengan presentase sebesar 61%, tidak ada siswa dalam kategori cukup aktif dan kurang aktif dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Ini menunjukkan bahwa dalam penggunaan metode Discovery Learning dapat melibatkan siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung, sehingga siswapun ikut aktif dalam proses pembelajaran.

Untuk mengetahui hasil keaktifan siswa pada Siklus 2 dapat disajikan pada gambar diagram 4.11 berikut ini:

Diagram 4.11 Hasil Belajar Keaktifan Siswa pada Siklus 2 0

2 4 6 8 10 12 14

56 - 68 43 - 55 30 - 42 17 - 29

(27)

Dibawah ini tabel perbandingan keaktifan siswa antara Siklus 1 dengan Siklus 2 :

Tabel 4.16

Hasil Skor Keaktifan Siswa Siklus 1 dan Siklus 2

Kategori Interval Jumlah siswa

Siklus 1 Presentase Siklus 2 Presentase

Sangat Aktif 56 - 68 0 0% 9 39%

Aktif 43 - 55 19 83% 14 61%

Cukup Aktif 30 - 42 4 17% 0 0%

Kurang Aktif 17 - 29 0 0% 0 0%

Jumlah 23 100% 23 100%

Untuk mengetahui perbandingan hasil keaktifan siswa pada Siklus 1 dan Siklus 2 dapat disajikan pada gambar diagram 4.12 berikut ini:

Diagram 4.12 Perbandingan Keaktifan Belajar Siswa pada Siklus 1 dan Siklus 2 4.4.6. Pembahasan Siklus 2

Pada Siklus 2 ini tentunya peneliti masih menerapkan metode Discovery Lerning untuk melaksanakan pembelajaran yang sedang berlangsung. Seperti halnya yang ada pada pembahasan di Siklus 1 diatas, bahwa diketahui masih ada beberapa siswa yang belum aktif dan hasil belajar yang belum tuntas.

0

Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif

Siklus 1

(28)

Jika dibandingkan dari pra siklus hingga siklus 2 ini, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Discovery Learning untuk siswa kela IV SD Negeri 02 Kopeng berhasil dan bermanfaat. Hal ini dapat dilihat dari perolehan skor keaktifan dan hasil belajar siswa yang kian meningkat.

Pada kondisi awal siswa yang aktif dalam pembelajaran yang sedang berlangsung ada 5 siswa dengan presentase 22%, kemudian meningkat menjadi 19 siswa aktif dengan presentase 83% setelah dilaksanakan Siklus 1. Setelah tindakan Siklus 1 maka diterapkan lagi metode Discovery Learning pada Siklus 2, dan hasilnya meningkat ada 9 siswa dikategori sangat aktif dengan presentase 39% dan 14 di kategori aktif dengan presentase 61%.

Selain keaktifan pada Siklus 2 ini juga meningkatkan hasil belajar siswa, yang mulanya pada kondisi awal nilai siswa tertinggi 80 dan nilai terendah siswa 30 sehingga diperoleh rata-rata kelas 55, kemudian dilaksanakan pembelajaran dengan menerapkan metode Discovery Learning hasil belajar siswa meningkat nilai tertinggi siswa 100 meskipun itu hanya 1 anak dan nilai terendah siswa 60. Dengan perolehan tersebut maka rata-rata kelas pada Siklus 1 menjadi 78. Meskipun ada anak yang belum tuntas KKM pada Siklus 1 ini, namun pada Siklus 2 meningkat menjadi 5 siswa yang mendapatkan nilai 100 dan nilai terendah 70. Hasil yang diperoleh maka didapatkan rata-rata kelas 88.

Hasil yang diperoleh membuktikan metode Discovery Learning dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 02 Kopeng Semester II Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.

4.4.7. Refleksi Siklus 2

(29)

Sehingaa semua siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran yang berlangsung.

Berdasarkan hasil belajar siswa yang diperoleh pada Siklus 2 diperoleh data bahwa semua siswa dengan presentase 100% lulus KKM, meskipun dengan nilai beberaa siswa yang dikategori cukup karena tidak lebih dari KKM 62 yang telah ditentukan.

Berdasarkan refleksi pembelajaran Siklus 2, terdapat beberapa kelebihan dalam pelaksanaan pembelajarannya, antara lain:

a. Guru sudah terlihat lebih percaya diri saat menyampaikan materi pelajaran.

b. Guru telah melaksanakan kegiatan apersepsi, kegiatan inti dan kegiatan penutup dengan baik.

c. Guru sudah lebih tegas untuk siswa yang kurang berpartisipasi dalam pebelajaran yang sedang berlangsung.

d. Guru sudah menjelaskan petunjuk cara kerja dan pengisian LKS dengan baik. e. Siswa sudah berkomitmen dalam peraturan tata tertib yang telah mereka sepakati

bersama di awal pebelajaran yang berlangsung.

f. Siswa sudah berpartisipasi aktif dalam berlangsungnya proses pembelajaran. g. Siswa sudah aktif dalam berbagi tugas dalam mengerjakan LKS, sehingga dalam

kelompok sudah bekerjasama dengan baik.

h. Siswa menyimak materi yang guru sampaikan dengan baik.

Adapun beberapa kelebihan yang terdapat, namun diketahui juga kekurangan yang didapat pada proses pembelajaran Siklus 2 ini yaitu siswa masih terlihat malu-malu dalam menyampaikan kesan-kesan yang diperoleh siswa dalam kegiatan pembelajaran.

4.5 Analisis

(30)

berlangsung dengan presentase 22% dan 18 siswa yang lain hanya pasif ketika di dalam kelas. Selain pada jumlah siswa yang aktif, hasil belajar yang diperoleh siswa pada kondisi awal masih rendah dan kurang memenuhi kriteria KKM yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu dengan KKM 62. Pada kondisi awal diketahui bahwa siswa yang tuntas belajar terdapat 11 siswa dengan persentase 48% dan siswa yang belum tuntas sebanyak 12 siswa dengan persentase 52%. Dari data tersebut diketahui bahwa banyak siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu > 62.

Pada Siklus 1 diketahui bahwa terjadi perubahan jumlah dan persentase keaktifan dan ketuntasan belajar siswa. Setelah diberikan tindakan pada Siklus 1 didapat siswa yang aktif sebanyak 19 siswa dengan presentase 83% sementara masih ada 4 siswa yang belam bisa aktif dalam mengikuti pembelajaran yang berlangsung dengan presentase 17%. Kemudian untuk hasil belajar atau jumlah ketuntasan siswa pada Siklus 1 didapat hasil menjadi 21 siswa dengan persentase 91% yang tuntas KKM. Jika dibandingkan dengan kondisi awal diperoleh data bahwa ada sebanyak 12 siswa dengan persentase 52% yang belum tuntas KKM, berkurang setelah diberikan tindakan pada Siklus 1 menjadi 2 siswa dengan persentase 9% yang belum dapat mencapai KKM yang ditetapkan.

(31)

Gambar

grafik berikut ini:
Tabel 4.2 Kriteria Penilaian Pengamatan Aktivitas Guru
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru  Siklus 1 Pertemuan I dan II
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan I dan II
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bahan pencemar (polutan) adalah bahan –bahan yang bersifat asing bagi alam atau bahan yang berasal dari alam itu sendiri yang memasuki suatu tatanan ekosistem sehingga

Artinya penilaian produk yang dirasa oleh para konsumen sebagai responden di Surabaya dapat memberikan kesan positif maupun kesan yang negatif, penilaian konsumen

Tabel 4.8 : Hasil Tanggapan Responden dari Indikator Keandalan 42 Tabel 4.9 : Hasil Tanggapan Responden dari Indikator Ketanggapan 44 Tabel 4.10 : Hasil Tanggapan Responden

Citra tempat tujuan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai.. yang

Salah satu peralatan filtrasi batch yang penting adalah Filter Testing Unit, yang ditunjukkan oleh gambar, terdiri dari frame berisi filter media (filter cloth). Filter Testing

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas produk adalah keseluruhan barang dan jasa yang berkaitan dengan keinginan konsumen yang secara

Dengan peran ibu kurang dalam menyiapkan putrinya menghadapi menarche maka beberapa dampak akan timbul seperti kurangnya pengetahuan tentang menarche, kurangnya

Melihat dua tujuan pendidikan di atas dapat dipahami bahwa tujuan pendidikan menurut Imam Al-Ghazali tidak hanya bersifat ukhrawi saja (mendekatkan diri kepada Allah),