AKAD PEMBIAYAAN MUSYARAKAH MUDHARABAH UNTUK USAHA PEMBIAYAAN KOPKAR ASD
“
Hai orang-orang yang beriman!, janganlah kalian saling memakan (mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela
diantaramu...” ( Qs. An -
Nisa [4]: 29) “Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam melaknat pemakan ‟ riba, orang yang memberi
makan dengan riba, juru tulis transaksi riba dan dua orang saksinya. Kedudukan mereka itu
semuanya sama.” (HR. Muslim nomor 2995) Bismillahhirrahmanirrahim
Pada hari ini, Jum’at
tanggal 15 bulan November, tahun 2013, telah diadakan perjanjian antara : 1.
Acheh Society Development Cooperative (ASDC)
, suatu lembaga Keuangan Mikro yang diatur dan didirikan berdasarkan hukum negara Republik Indonesia dan berdomisili di Jl. Sultan Malikussaleh,
Geulanggang Teungoh, Kab. Bireuen, Prov. Aceh dalam hal ini diwakili oleh T. Isa Rahmadi
dalam kedudukannya selaku Ketua Pengurus, dari dan karenanya bertindak untuk dan atas nama
ASDC (untuk
selanjutnya disebut “ Pihak Pertama
”). 2.
Koperasi Karyawan Acheh Society Development (KOPKAR ASD)
Muhammad Amrizal
dalam kedudukannya selaku Ketua Pengurus, dari dan karenanya bertindak untuk dan atas nama
KOPKAR ASD
(untuk selanjutnya disebut “ Pihak Kedua
”).
Secara bersama-sama kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan perjanjian kerjasama dalam hal pembiayaan usaha pembiayaan karyawan dengan
ketentuan-ketentuan yang diatur sebagai berikut : Pasal 1 KETENTUAN UMUM 1.
Pihak Pertama selaku pemilik modal menyerahkan modal untuk Usaha
Pembiayaan Karyawan dalam bentuk tunai senilai Rp. 100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah). 2.
Pihak Kedua selaku pengelola usaha menggunakan modal tersebut hanya untuk kebutuhan Usaha Pembiayaan Karyawan. 3.
Masing-masing pihak memiliki hak dan kewajiban dalam usaha ini. Pasal 2 PESERTA MUSYARAKAH Hak dan Kewajiban
Akad Musyarakah Al Mudharabah Pembiayaan Kopkar ASD Hal. 2 dari 3
Kedua pihak dalam perjanjian ini memiliki hak dan kewajiban sebagai berikut : Kewajiban 1.
Pihak Pertama menyediakan dana untuk modal Usaha Pembiayaan Karyawan berupa uang tunai sebagaimana yang diatur pada Pasal 1. 2.
Pihak Kedua wajib menjalankan Usaha Pembiayaan Karyawan sebagaimana kesepakatan. 4.
Pihak Kedua wajib memberikan Laporan Keuangan Triwulan (3 bulan) secara berkala. 5.
Pihak Kedua berkewajiban untuk tidak mengambil/menambah sejumlah modal usaha sampai dengan berakhirnya akad ini, kecuali dalam keadaan istimewa (menyelamatkan usaha dan atau memanfaatkan situasi) dan merupakan kesepakatan kedua pihak. Hak 1.
Mendapatkan bagi hasil dari keuntungan usaha dalam periode tertentu sesuai dengan kesepakatan. 2.
Berhak melakukan kontrol atau meninjau tempat kegiatan usaha dengan disertai pihak lainnya. 3.
Berhak mengajukan usul dan saran kepada pihak lainnya untuk memperbaiki dan/atau menyempurnakan kegiatan usaha yang sedang berjalan. Pasal 3 KEUNTUNGAN USAHA 1.
Keuntungan usaha yaitu penerimaan bersih yang diperoleh setelah dikurangi modal usaha dan operasional. 2.
Nisbah bagi hasil keuntungan usaha yang disepakati kedua belah pihak adalah : a.
Pihak Pertama mendapat bagi hasil 30 % dari total keuntungan usaha. b.
Pihak Kedua mendapat bagi hasil 70 % dari total keuntungan usaha. Pasal 4 KERUGIAN USAHA 1.
Kerugian usaha adalah hasil usaha dikurangi pengeluaran usaha bernilai negatif atau besar modal usaha menjadi berkurang atau musnah dalam suatu bencana (force mayor). 2.
Kerugian usaha pada hakikatnya ditanggung bersama kedua belah pihak sesuai dengan hukum islam tentang syirkah musyarakah. Pasal 5 PENGHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENGEMBALIAN MODAL
Akad Musyarakah Al Mudharabah Pembiayaan Kopkar ASD Hal. 3 dari 3
Penyerahan bagi hasil keuntungan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama dilaksanakan selambat-lambatnya 2 (dua) minggu setelah laporan keuangan dibuat. 2.
Pengembalian modal usaha kepada Pihak Pertama oleh Pihak Kedua selambat lambatnya pada tanggal 20 November 2014. Pasal 6 JANGKA WAKTU 1.
Jangka waktu syarikat/kerjasama ini berlaku selama 1 (satu) tahun, terhitung sejak 20 November 2013 sampai dengan 20 November 2013. 2.
Sebelum perjanjian berakhir paling lambat 1 (satu) minggu sebelumnya akan dilakukan musyawarah guna keperluan apakah perjanjian dilanjutkan dengan kesepakatan lama. Dilanjutkan dengan kesepakatan baru atau berakhir. Pasal 7 PERSELISIHAN 1.
Apabila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak sehubungan dengan akad syarikat ini, kedua pihak akan menyelesaikannya secara musyawarah. 2.
Bila tidak ada kesepakatan, akan diselesaikan melalui Badan Abritase
Mualamalah Indonesia (BAMUI) atau menempuh jalur hukum yang berlaku. Pasal 8 LAIN-LAIN 1.
Bila terdapat perubahan dan penambahan dalam aqad ini akan dituangkan dalam Pasal tambahan (addendum), 2.
Surat akad ini dibuat rangkap 2 (dua) dan seluruhnya ditandatangani oleh kedua pihak, diatas materai yang cukup serta 2 (dua) orang saksi dan mulai berlaku sejak ditandatangani surat ini. Bireuen, 20 November 2014 Pihak Pertama, Pihak Kedua,
T. Isa Rahmadi Muhammad Amrizal
Ketua Pengurus ASDC Ketua Pengurus KOPKAR ASD