• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSISTENSI PERUSAHAAN SEBAGAI SENDI UTAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "EKSISTENSI PERUSAHAAN SEBAGAI SENDI UTAM"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

EKSISTENSI PERUSAHAAN SEBAGAI SENDI UTAMA PEREKONOMIAN DI INDONESIA

Pendahuluan

Pada dekade terakhir ini perusahaan merupakan salah satu sendi utama dalam kehidupan masyarakat modern. Merupakan sendi, karena perusahaan itu adalah salah satu pusat kegiatan manusia guna memenuhi kebutuhan kehidupannya. Di samping itu perusahaan juga merupakan salah satu sumber pendapatan negara, melalui berbagai jenis pajak dan wadah daripada penyaluran tenaga kerja masyarakat. Sebagai salah satu wadah penyaluran tenaga kerja, maka dapat disebutkan bahwa perusahaan juga sebagai sumber pendapatan masyarakat. Dan yang terpenting dari itu semuanya sesuai dengan fungsinya yang pertama maka perusahaan adalah sebagai wadah guna penanaman modal, baik domestik maupun modal asing bagaimana dan apapun bentuknya.

Keberadaan hukum perusahaan dapat dilihat dari berbagai sudut atau segi atau pandangan, di antaranya :

1. Sosiologis, dari segi sosiologis akan dilihat sebagai organisasi yang didirikan oleh beberapa orang yang mempunyai tujuan dan kepentingan yang sama serta berasal/mempunyai latar belakang yang sama.

2. Ekonomi, secara ekonomi, keberadaan perusahaan adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga perusahaan merupakan pusat kegiatan ekonomi. Selain itu secara maka individu-individu yang saling bergabung itu mempunyai kepentingan yang sama.

3. Manajemen, suatu perusahaan dalam operasionalnya selalu menggunakan tahapan input-proses-output, dan tujuan utama perusahaan adalah mendapat keuntungan dengan melihat produktivitas dan efisiensi.

(2)

Di samping itu kajian terhadap perusahaan dan hukum perusahaan juga menjadi makin penting dalam rangka melakukan telaah terhadap perilaku perusahaan dalam berbagai kondisi dan untuk prediksi masa depan perusahaan serta akibat-akibatnya yang timbul. Dan yang penting adalah mengadakan telaah tentang tanggungjawab yuridis yang harus dipersiapkan oleh perusahaan yang bersangkutan serta bagaimana menghadapinya.

Dengan mengacu kepada undang-undang wajib daftar perusahaan, maka perusahaan didefinisikan sebagai “setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap, terus menerus, dan didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah negara Indonesia dengan tujuan memperoleh keuntungan atau laba”.

Berangkat dari pengertian tersebut, maka pada tulisan ini penulis akan memaparkan pengertian perusahaan secara makro yakni dengan memandang sebatas pada pelaku ekonomi (instrumen perusahaan) saja.

Pengertian perusahaan

a. Perusahaan adalah istilah ekonomi yang dipakai KUHD dan perundang-undangan di luar KUHD. Tetapi KUHD sendiri tidak dijelaskan pengertian resmi istilah perusahaan itu. Definisi perusahaan secara resmi dirumuskan dalam Pasal 1 Undang-Undang No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan, sebelum Undang-Undang No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan tidak dijumpai definisi perusahaan. Oleh karena itu, para penulis hukum berusaha merumuskan definisi perusahaan berdasarkan pengetahuan yang mereka peroleh secara empiris.

b. Rumusan Molengraaff

(3)

1. memperdagangkan barang, artinya membeli barang dan menjualnya lagi dengan perhitungan memperoleh penghasilan berupa keuntungan atau laba; 2. menyerahkan barang, artinya melepaskan penguasaan atas barang dengan

perhitungan memperoleh penghasilan mialnya menyewakan barang;

3. perjanjian perdagangan, yaitu menghubungkan pihak yang satu dengan pihak yang lain dengan perhitungan memperoleh penghasilan berupa keuntungan atau laba bagi pemberi kuasa, dan upah bagi penerima kuasa misalnya makelar, komisioner, agen perusahan.

Perbuatan ekonomi tersebut merupakan mata pencarian, artinya dilakukan secara terus menerus, tidak incidental, bertindak keluar menghadapi pihak lain (pihak ketiga). Di sini muncul aspek hukum perusahaan, yaitu perjanjian dengan pihak lain yang menjadi dasar kewajiban dan hak masing-masing pihak. Tetapi perlu dikemukakan bahwa rumusan Molengraaf tidak dipersoalkan tentang perusahaan sebagai badan usaha. Yang dikemukakan justru perusahaan sebagai perbuatan, jadi hanya meliputi jenis usaha (business).

c. Rumusan Polak

Polak (1935) memandang perusahaan dari sudut komersial, artinya baru dikatakan perusahaan apabila diperlukan perhitungan laba dan rugi yang dapat diperkirakan dan dicatat dalam pembukuan. Di sini Polak menambahkan unsur “pembukuan” pada unsur-unsur lain seperti yang telah dikemukakan oleh Molengraff. Polak mengakui ada unsur-unsur lain itu terbukti dari penjelasannya bahwa apakah suatu perusahaan dijalankan menurut cara yang lazim atau tidak, dapat diketahui dari keteraturan menjalankan perusahaan itu dan bukan dijalankan secara gelap. Jika unsur-unsur ini tidak ada, hilanglah sifat perusahaan dari aspek hukum perusahaan.

(4)

dalam definisi perusahaan menurut Polak tetap tidak disinggung soal perusahaan sebagai badan usaha.

d. Rumusan Undang-Undang

Dalam Pasal 1 huruf (b) Undang-Undang No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan ditentukan, perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus-menerus dan didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah Negara Indonesia dengan tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba.

Berdasarkan ketentuan pasal tersebut, maka dalam definisi perusahaan terdapat dua unsur pokok, yaitu :

(a) Bentuk usaha yang berupa organisasi atau badan usaha, yang didirikan, bekerja dan berkedudukan dalam wilayah Negara Indonesia. Dalam bahasa Inggris disebut company.

(b) Jenis usaha yang berupa kegiatan dalam bidang perekonomian (perindustrian, perdagangan, jasa) yang dijalankan oleh badan usaha secara terus menerus. Dalam bahasa Inggris disebut business.

Apabila definisi ini dibandingkan dengan definisi Molengraaf dan Polak, ternyata definisi ini lebih sempurna, karena dengan adanya bentuk usaha (badan usaha) yang menjalankan jenis usaha (kegiatan dalam bidang perekonomian), maka unsur-unsur lain terpenuhi juga. Berdasarkan undang-undang yang berlaku walaupun kegiatan dalam bidang ekonomi dilakukan terus menerus, terang-terangan, terhadap pihak ketiga, dengan tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba, jika tidak mempunyai bentuk usaha (badan usaha), itu bukan perusahaan melainkan hanya pekerjaan.

(5)

badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia.

Apabila kedua definisi undang-undang tersebut dibandingkan satu sama lain, maka terdapat perbedaan sebagai berikut :

(a) Undang-Undang No. 3 Tahun 1982 menggunakan rumusan “menjalankan setiap jenis usaha”. Sedangkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1997 menggunakan rumusan “melakukan kegiatan” tanpa pembatasan “dalam bidang perekonomian”.

(b) Undang-Undang No. 3 Tahun 1982 menggunakan kata “usaha” sebagai kegiatan dalam bidang perekonomian, pelakunya adalah pengusaha yaitu orang perorangan atau persekutuan atau badan hukum. Sedangkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1997 menggunakan kata “kegiatan” tanpa pembatasan dalam bidang perekonomian. Namun karena undang-undang ini berkenaan dengan perusahaan, maka dapat diartikan bahwa kata “kegiatan” juga dalam bidang perekonomian, pelakunya adalah prang-perorangan maupun badan usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum.

Dapat disimpulkan bahwa kedua rumusan undang-undang tersebut dari segi makna secara substansial adalah sama, namun yang berbeda adalah rumusan kata-kata yang digunakan.

Unsur-unsur Perusahaan

Berdasarkan definisi perusahaan yang telah dikemukakan oleh Molengraaf, Pola dan pembentuk Undang-Undang maka dapat diinventarisasi dan dibahas unsur-unsur perusahaan seperti berikut ini :

a. Badan Usaha

(6)

melalui akta pendirian perusahaan yang dibuat di muka notaries, kecuali Koperasi akta pendiriannya dibuat oleh para pendiri dan disahkan oleh Pejabat Koperasi. Dalam definisi Molengraaf dan Polak, unsur “badan usaha” tidak dipersoalkan. Padahal kenyataan sekarang menunjukkan bahwa setiap kegiatan dalam bidang perekonomian yang disebut perusahaan pasti mempunyai bentuk badan usaha. Jika tidak, itu hanya pekerjaan.

b. Kegiatan dalam bidang perekonomian

Kegiatan ini meliputi perindustrian, perdagangan dan jasa yang dapat dirinci sebagai berikut :

(1) Perindustrian meliputi kegiatan antara lain eksplorasi dan pengeboran minyak, penangkapan ikan, usaha perkayuan, barang kerajinan, makanan dalam kaleng, obat-obatan, kendaraan bermotor, rekaman dan perfilman, percetakan dan penerbitan.

(2) Perdagangan meliputi kegiatan antara lain jual beli, ekspor impor, bursa efek, restoran, toko swalayan, valuta asing, sewa menyewa.

(3) Jasa meliputi kegiatan antara lain transportasi, perbankan, perbengkelan, jahit busana, konsultasi, kecantikan.

Dalam definisi Molengraaf, kegiatan dalam bidang ekonomi hanya meliputi perdagangan (jual beli, sewa menyewa) dan jasa (menghubungkan pihak yang satu dengan pihak yang lain).

c. Terus menerus

Baik Molengraaff, Polak, maupun pembentuk undang-undnag menentukan bahwa kegiatan dalam bidang perekonomian itu dilakukan secara terus menerus artinya sebagai mata pencarian, tidak incidental, bukan pekerjaan sambilan.

d. Bersifat tetap

Bersifat tetap artinya kegiatan itu tidak berubah atau berganti dalam waktu singkat, melainkan untuk jangka waktu lama. Jangka waktu tersebut ditentukan dalam akta pendirian perusahaan, atau surat izin usaha, misalnya lima tahun, sepuluh tahun.

(7)

Terang-terangan artinya ditujukan kepada dan diketahui oleh umum, bebas berhubungan dengan pihak lain, diakui dan dibenarkan oleh pemerintah berdasarkan undang-undang. Bentuk terang-terangan ini dapat diketahui dari akta pendirian perusahaan, nama dan merek perusahaan, surat izin usaha, surat izin tempat usaha, akta pendaftaran perusahaan. Molengraaf menggunakan istilah bertindak keluar yang maksudnya berhubungan dengan pihak lain (pihak ketiga), tetapi tidak dipersoalkan apakah secara terang-terangan dan menggunakan bentuk tertentu. Jika unsure ini tidak ada, maka perusahaan itu dikatakan liar dan melanggar undang-undang.

f. Keuntungan dan atau laba

Molengraaff menggunakan istilah “penghasilan”, Polak menggunakan istilah “laba”, pembentuk undang-undang menggunakan istilah “keuntungan dan atau laba”. Ketiga macam istilah ini adalah istilah ekonomi yang menunjukkan nilai lebih ( hasil) yang diperoleh dari modal yang diusahakan (capital gain). Setiap kegiatan menjalankan perusahaan tentu menggunakan sejumlah modal. Dengan modal perusahaan keuntungan dan atau laba dapat diperoleh. Ini adalah tujuan utama setiap perusahaan.

g. Pembukuan

(8)

Berdasarkan unsure-unsur yang telah dibahas di atas, maka dapat dirumuskan definisi perusahaan dari segi hokum perusahaan sebagai berikut :

Perusahaan adalah setiap badan usaha yang menjalankan kegiatan dalam bidang perekonomian secara terus menerus, bersifat tetap, dan terang-terangan dengan tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba yang dibuktikan dengan catatan.

Agar perusahaan dapat didaftarkan perusahaan itu harus didirikan, bekerja dan berkedudukan dalam wilayah negara Indonesia.

Peran perusahaan

Pada saat ini dan dalam waktu mendatang kajian terhadap perusahaan selalu mempunyai arti yang penting, karena eksistensi dan peran perusahaan di dalam masyarakat sangat besar, antara lain :

Pertama, berhubungan dengnan keberadaan atau eksistensi perusahaan di dalam masyarakat merupakan suatu hal yang mutlak karena sifat ketergantungan antara keduanya sangat besar. Masyarakat merupakan pemasok semus sumber daya perusahaan dan sekaligus merupakan pengguna/konsumen semua hasil perusahaan. Sedangkan perusahaan hanya memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Kedua, posisi perusahaan di dalam kegiatan ekonomi makro, baik lokal, nasional maupun internasional/global akan mempunyai posisi sentral.

Ketiga, posisi perusahaan di dalam masa transisi dari pelaku ekonomi lokal/nasional menuju sebagai pelaku ekonomi global. Posisi transisi ini merupakan titik sentral mengenai berbagai masalah yang timbul atau berkembang yang sifatnya sangat kompleks, yang selalu akan timbul sampai dua decade abad mendatang antara lain mengenai hak milik intelektual, alih teknologi, investasi, dan perdagangan bebas.

Keempat, setiap kegiatan dan prilaku perusahaan apapun bentuknya mempunyai pengaruh dan mempengaruhi masyarakat dan pihak-pihak ketiga.

(9)

perusahaan merupakan pelaku ekonomi yang katif. Bergeraknya perusahaan menjadi maju dan berkembang, pasti akan diikuti oleh perkembangan masyarakat.

Penutup

Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa simpulan mengenai hukum perusahaan yakni hukum yang mengatur kegiatan bisnis, yaitu suatu kegiatan yang engefektifkan waktu dan modal dalam rangka memperoleh keuntungan.

Dalam menjalankan perusahaan yang merupakan suatu kegiatan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1. Bahwa kegiatan tersebut harus dilakukan secara terus menerus dalam pengertian yang tidak terputus-putus;

2. Bahwa kegiatan tersebut dilakukan secara terang-terangan dalam pengertian sah/legal;

3. Bahwa kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka untuk memperoleh keuntungan baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.

Pada kenyataannya, kegiatan menjalankan perusahaan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang sangat kompleks dan tidak terputus-putus, dengan demikian hokum perusahaan seharusnya seharusnya mampu untuk selalu menyediakan berbagai perangkat peraturan yang dibutuhkan oleh kegiatan berusaha di dalam masyarakat yang secara terus menerus selalu berkembang dan bertambah.

Daftar Pustaka

Hartono, Sri Redjeki. 2000. Kapita Selekta Hukum Perusahaan, C.V. Mandar Maju Bandung.

Muhammad, Abdul Kadir. 1999. Hukum Perusahaan Indonesia, P.T. Citra Aditya Bakti, Bandung.

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Menyerahkan copy sah ijazah atau Surat Keterangan dari Kepala Sekolah bahwa telah mengikuti Ujian Sekolah Tahun Pelajaran 2014/2015 bagi calon peserta didik dari SD/MI,

Perbedaannya dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Lusi lebih terfokus pada keamanan yang berada didalam

Sensor tegangan dari photodioda didapat dari rangkaian pembagi tegangan yang dikonversikan menjadi digital oleh ADC0804 dan output dari ADC0804 dijadikan sebagai input

4.4 Maahanmuuttajien ammatillisessa koulutuksessa tapahtuva ohjaus Maahanmuuttajilla saattaa olla työelämässä saatua kokemusta ja osaamista, mutta siitä huolimatta on vaikea

Tahapan penelitian meliputi ekstraksi pati dari umbi gadung, pembuatan komposit lateks alam dengan variasi 3 coupling agent yaitu Resorcinol Formaldehid, Si-69 dan KH-

Dimensi beras dari padi gogo lokal Kabupaten Tebo Provinsi Jambi seperti panjang, bentuk, dan lebar beras merupakan sumber kerentanan beras terhadap serangan hama S.. Dimensi

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahNya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Good Corporate

Pengambilan keputusan secara konvensional dikhawatirkan menimbulkan kesulitan bagi pimpinan forum dan para donatur beasiswa, bagaimana menetapkan peserta terpilih