• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Budaya Konservasi id. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengembangan Budaya Konservasi id. docx"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PENGELOLAAN LIMBAH

DOSEN PENGAMPU : MUHAMMAD TAUFIK

Disusun Oleh :

Nama : M ISNAEN ADI KURNIADI NIM : 6211415119

Jurusan : ILMU KEOLAHRAGAAN Matkul : KONSERVASI

ILMU KEOLAHRAGAAN

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

MENANGANI SAMPAH DENGAN 3R

I. LATAR BELAKANG

Sampah merupakan sisa benda atau barang manusia yang telah digunakan dan merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari masalah sampah, fakta menunjukkan bahwa potensi sampah terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Pada umumnya, sebagian besar sampah yang dihasilkan di tempat pembuangan akhir (TPA) merupakan sampah organik yang mudah terurai dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang terbentuk dari zat-zat organik dan dapat diuraikan. Contoh sampah ini adalah daun,sisa sayuran dll. Sedangkan sampah Anorganik adalah sampah yang berasal dari benda-benda yang tidak dapat diuraikan. Contohnya: Plastik, Kaleng, dlll.

Masalah sampah saat ini termasuk sepele. Tetapi, jika kita sadari bahwa setiap orang mengeluarkan sampah dan akhirnya sampah tersebut akan menggunung. Untuk menanggulangi masalah sampah yang semakin banyak, orang-orang mulai memikirkan banyak cara. Mulai dari memisahkan sampah organik dan anorganik lalu menjadikan sebagai pupuk,tas,dll.

II. DASAR TEORI

Dalam upaya menangani permasalahan sampah . Berhubungan dengan salah satu Pilar dari ke tujuh pilar konservasi. Salah satunya adalah pilar pengolahan limbah. Pilar pengelolaan limbah bertujuan melakukan pengurangan, pengelolaan, pengawasan terhadap produksi sampah dan limbah, dan perbaikan kondisi terhadap lingkungan di Unnes untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat. Program pilar pengelolaan limbah diwujudkan dengan kegiatan sebagai berikut:

o Pemanfaatan kembali barang-barang yang tidak terpakai (reuse);

o Pengurangan kegiatan dan atau benda yang berpotensi menghasilkan sampah dan atau limbah (reduce);

o Melakukan daur ulang terhadap sampah dan atau limbah untuk dimanfaatkan kembali (recycle);

o Melakukan pemulihan kembali terhadap fungsi dari fasilitas-fasilitas di Unnes yang telah berkurang pemanfaatan (recovery).

(3)

o Unit kerja berkewajiban menyediakan fasilitas yang menunjang pelaksanaan kebijakan pengelola limbah.

o Warga Unnes berkewajiban melaksanakan prinsip pengelolaan limbah sesuai prinsip konservasi.

o Ketentuan untuk melaksanakan program pilar pengelolaan limbah diatur dalam prosedur mutu program pilar pengelolaan limbah.

Program ini melputi daur ulang kertas, plastik, logam/kaleng, pengolahan limbah laboratorium, dan pengolahan bunga/daun kering. Sejak tahun 2009 telah dilakukan pemisahan tempat sampah antara sampah organik dan sampah anorganik di setiap gedung Unnes.

Program kelanjutan dari pemisahan sampah ini adalah adanya pengelolaan yang berkelanjutan sesuai dengan jenis sampah tersebut, sampah organik dikelola menjadi pupuk kompos, sedangkan untuk sampah anorganik dilakukan pemilahan untuk dilakukan daur ulang atau dikirim ke TPA.

Selain untuk menjaga kelestarian lingkungan diperlukan pula pengelolaan lingkungan meliputi pengelolaan sampah, daur ulang sampah organik menjadi kompos dan perencanaan Unit Pengelolaan Limbah Laboratorium Kimia dan Biologi Sampah bisa diolah dengan berbagai cara salah satunya dengan menerapkan prinsip 3R.

III. PEMBAHASAN

Metode 3R bisa dilakukan dengan cara memilah sampah organik dan anorganik yaitu dengan cara membuat tempat sampah khusus untuk sampah organik dan anorganik. Dengan memilah sampah organic dan anorganik kita bisa mengolah sampah-sampah tersebut menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Apa itu 3R?

 Reduce berarti mengurangi sampah dengan mengurangi pemakaian barang atau benda yang tidak terlalu kita butuhkan.

 Reuse sendiri berarti memanfaatkan kembali barang yang sudah tidak terpakai.

 Recycle adalah mendaur ulang barang. Kita bias mendaur ulang sampah organic dan anorganik menjadi sesuatu yang bisa bermanfaat.

Apa saja manfaat sistem 3R?

1. Mengurangi tumpukan sampah organik yang berserakan di sekitar tempat tinggal. 2. Membantu pengelolaan sampah secara dini dan cepat.

3. Menghemat biaya pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) 4. Mengurangi kebutuhan Lahan tempat pembuangan sampah akhir (TPA).

(4)

Penerapan Sistem 3R dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Selama ini sebagian besar masyarakat masih memandang sampah sebagai barang sisa yang tidak berguna, bukan sebagai sumberdaya yang perlu dimanfaatkan. Paradigma baru memandang sampah sebagai sumber daya yang mempunyai nilai ekonomi dan dapat dimanfaatkan, misalnya untuk energi, kompos, pupuk ataupun untuk bahan baku industri. Pengelolaan sampah dengan paradigma baru tersebut dilakukan dengan kegiatan pengurangan dan penanganan sampah. Masyarakat awam biasanya berpikir bahwa sampah rumah tangga yang di hasilkan tidak akan bermanfaat bagi mereka. Sampah yang di hasilkan tadi di biarkan menuju TPA (Tempat Pembuangan Akhir) tanpa menyadari bahwa sampah tersebut bisa sangat berguna bagi pendapatan mereka.

Dengan 3R atau pengolahan pupuk kompos organik mereka bisa mengolah sampah rumah tangga tadi menjadi usaha rumahan atau usaha kelompok masyarakat (UKM). Caranya yaitu dengan menerapkan sistem pemilahan sampah organik dan anorganik dengan membuat tempat sampah yang khusus untuk sampah organik dan anorganik pada setiap rumah warga. Dengan terlebih dahulu menyampaikan apa saja jenis sampah organik dan anorganik rumah tangga.

Penerapan sistem 3R dalam rumah tangga tersebut bisa menjadi pola hidup peduli lingkungan dan di terapkan pada setiap orang yaitu:

Reduce: Mengurangi sampah dengan mengurangi pemakaian barang atau benda yang tidak terlalu kita butuhkan, Misalnya : Kurangi pemakaian kantong plastic. Biasanya sampah rumah tangga yang paling sering di jumpai adala sampah dari kantong plastic yang dipakai sekali lalu dibuang. Padahal, plastic adalah sampah yang perlu ratusan tahun (200-300 tahun) untuk terurai kembali. Karena itu, pakailah tas kain yang awet dan bisa dipakai berulang-ulang

(5)

buku-buku cerita lama dikumpulkan untuk perpustakaan mini di rumah untuk mereka dan anak-anak sekitar rumah. Itu juga salah satu cara pemanfaatan sampah rumah tangga. Recycle: mendaur ulang kembali barang lama menjadi barang baru. sampah organic bisa di manfaatkan sebagai pupuk dan sampah anorganik bisa di daur ulang menjadi sesuatu yang bisa di gunakan kembali contohnya: mendaur ulang kertas yg tidak di gunakan menjadi kertas kembali, botol plastic bisa di sulap menjadi tempak alat tulis, plastik detergen,susu, bisa di jadikan tas cantik,dompet,dll.

IV. SIMPULAN DAN SARAN

Sampah anorganik bisa diolah dengan proses daur ulang. Daur ulang mempunyai pengertian sebagai proses menjadikan bahan bekas atau sampah menjadi menjadi bahan baru yang dapat digunakan kembali. Dengan proses daur ulang, sampah dapat menjadi sesuatu yang berguna sehingga bermanfaat untuk mengurangi penggunaan bahan baku yang baru. Manfaat lainnya adalah menghemat energi, mengurangi polusi, mengurang kerusakan lahan dan emisi gas rumah kaca dari pada proses pembuat barang baru

Dengan menerapkan sistem 3R dalam pengelolaan sampah rumah tangga Bisa berdampak positive bagi lingkungan. Bukan saja lingkungan rumah tangga tetapi bagi lingkungan sekitar. Apalagi maraknya isu global warming yang sudah menjadi masalah dunia yang harus kita selsaikan bersama. Oleh karena itu banyak sekali manfaat yang di hasilkan dari sistem 3R terhadap sampah rumah tangga. Karena sampah tidak selalu akan menjadi barang sisa yang tidak bermanfaat bagi manusia Apabila kita mau menjaga lingkungan sekitar.

V. DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan kajian kepustakaan maka bangunan yang memiliki peranan sejarah tinggi atau pernah ada peristiwa bersejarah terkait sejarah kota sabang pada bangunan tersebut

Erosi tanah merupakan kejadian alam yang pasti terjadi dipermukaan daratan bumi. Besarnya erosi sangat tergantung dari faktor-faktor alam ditempat terjadinya erosi tersebut, akan tetapi saat ini manusia juga berperan penting atas terjadinya erosi. Adapun faktor-faktor alam yang mempengaruhi erosi adalah erodibilitas tanah, karakteristik landskap dan iklim. Akibat dari adanya pengaruh manusia dalam proses peningkatan laju erosi seperti pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya dan/atau pengelolaan lahan yang tidak didasari tindakan konservasi tanah dan air menyebakan perlunya dilakukan suatu prediksi laju erosi tanah sehingga bisa dilakukan suatu manajemen lahan. Manajeman lahan berfungsi untuk memaksimalkan produktivitas lahan dengan tidak mengabaikan keberlanjutan dari sumberdaya lahan.

Sanitasi yang aman dan berkelanjutan menjadi sebuah tantangan yang terus berkembang di era saat ini. Dengan pertumbuhan populasi yang semakin meningkat, infrastruktur sanitasi yang kurang memadai, dan perubahan iklim yang semakin tidak terduga, masalah sanitasi semakin kompleks dan sulit untuk diatasi. Salah satu masalah yang dihadapi dalam pengelolaan sanitasi adalah limbah cair yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. Limbah cair yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat seperti: B. Pencemaran air dan penyebaran penyakit. Untuk mengatasi masalah limbah cair, pengembangan teknologi saniter merupakan prasyarat yang sangat penting. Salah satu teknologi yang digunakan dalam pembuangan limbah cair adalah teknologi biofilter berbasis inovasi. Teknologi biofilter merupakan teknologi yang menggunakan mikroorganisme dalam menguraikan limbah organik, sehingga limbah cair yang dihasilkan menjadi lebih aman dan ramah

Perkembangan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) di Indonesia Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) merupakan instrumen penting dalam pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia. Perkembangan AMDAL di Indonesia dapat dilihat dari berbagai tahapan, mulai dari tidak adanya peraturan, hingga dilengkapi dan dikembangkan dalam berbagai regulasi, termasuk Undang-Undang Cipta Kerja. Pada awalnya, tidak ada peraturan khusus yang mengatur tentang AMDAL. Namun, seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya perlindungan lingkungan, pemerintah mulai melihat kebutuhan untuk memiliki instrumen yang dapat mengidentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi dampak potensial suatu kegiatan terhadap lingkungan. Seiring berjalannya waktu, peraturan tentang AMDAL semakin dilengkapi dan dikembangkan. Hal ini tercermin dalam berbagai regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah, termasuk Undang-Undang Cipta Kerja. Undang-Undang ini memberikan penekanan khusus pada pentingnya AMDAL dalam proses perizinan usaha. Perkembangan ini menggambarkan adanya keperluan perubahan sesuai situasi ekonomi dan politik pembuat undang-undang. Dalam konteks ekonomi, AMDAL dianggap sebagai instrumen yang dapat membantu mencapai pembangunan berkelanjutan, dengan memastikan bahwa dampak lingkungan dari suatu kegiatan usaha dapat diidentifikasi dan dikelola dengan baik. Sementara itu, dalam konteks politik, AMDAL menjadi alat bagi pemerintah untuk menunjukkan komitmennya dalam perlindungan lingkungan. Dengan adanya AMDAL, pemerintah dapat memastikan bahwa setiap kegiatan usaha yang dilakukan tidak akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Dengan demikian, perkembangan AMDAL di Indonesia mencerminkan dinamika dan perubahan yang terjadi dalam konteks ekonomi dan politik di negara ini. Melalui AMDAL, kita dapat melihat bagaimana pemerintah berusaha untuk mencapai keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan perlindungan