• Tidak ada hasil yang ditemukan

Revitalisasi Pengelolaan Sanitasi Aman Berbasis Inovasi Melalui Pengembangan Teknologi Biofilter

N/A
N/A
hajj aulia

Academic year: 2023

Membagikan "Revitalisasi Pengelolaan Sanitasi Aman Berbasis Inovasi Melalui Pengembangan Teknologi Biofilter "

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ESSAY

Sub Tema : Pengembangan teknologi pengelolaan Sanitasi Aman.

"Revitalisasi Pengelolaan Sanitasi Aman Berbasis Inovasi Melalui Pengembangan Teknologi Biofilter "

Oleh:

Hajj Aulia Mawadatul Hidayah

FAKULTAS KEBIDANAN

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI

KAB. BANDUNG BARAT 2023

(2)

1 Pendahuluan

Sanitasi yang aman dan berkelanjutan menjadi sebuah tantangan yang terus berkembang di era saat ini. Dengan pertumbuhan populasi yang semakin meningkat, infrastruktur sanitasi yang kurang memadai, dan perubahan iklim yang semakin tidak terduga, masalah sanitasi semakin kompleks dan sulit untuk diatasi.

Salah satu masalah yang dihadapi dalam pengelolaan sanitasi adalah limbah cair yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. Limbah cair yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat seperti: B. Pencemaran air dan penyebaran penyakit. Untuk mengatasi masalah limbah cair, pengembangan teknologi saniter merupakan prasyarat yang sangat penting. Salah satu teknologi yang digunakan dalam pembuangan limbah cair adalah teknologi biofilter berbasis inovasi. Teknologi biofilter merupakan teknologi yang menggunakan mikroorganisme dalam menguraikan limbah organik, sehingga limbah cair yang dihasilkan menjadi lebih aman dan ramah lingkungan.

Di Indonesia, revitalisasi sanitasi sangat penting karena Indonesia memiliki permasalahan sanitasi yang cukup kompleks. Data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 menunjukkan hanya 37,42 persen rumah tangga Indonesia yang memiliki akses sanitasi layak. Artinya, sekitar 62,58% rumah tangga Indonesia masih belum memiliki akses terhadap layanan sanitasi yang memadai. Di Indonesia, 60,5% sarana MCK bersifat domestik yaitu jamban tanpa air, seperti jamban saniter, bak lumpur dan lain-lain. Di Indonesia, 21,6 persen rumah tangga memiliki air minum yang cukup. Sementara itu, sekitar 78,4% rumah tangga tetap menerima air minum dari sumber yang kualitas dan keamanannya tidak terjamin.

Ada juga beberapa daerah dengan sanitasi buruk antara lain Nusa Tenggara Barat, Maluku, Papua, dan Papua Barat. Secara nasional akses sanitasi sebesar 51,2%, sedangkan Millenium Development Goal 2015 sebesar 62,4% yaitu H.H. 76,8%

di perkotaan dan 55,6% di pedesaan. Selain sanitasi yang lebih baik, pencemaran air dari limbah rumah tangga juga tidak berkurang, antara lain karena buruknya penggunaan teknologi pengolahan air.

(3)

2

Pengembangan teknologi biofilter juga sangat diperlukan di era saat ini, karena teknologi ini dapat diintegrasikan dengan teknologi digital dan sensor yang dapat memantau dan mengatur proses pengolahan limbah cair secara otomatis. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas pengolahan limbah cair, serta mengurangi biaya operasional. Dengan memanfaatkan teknologi biofilter berbasis inovasi, revitalisasi pengelolaan sanitasi dapat dilakukan dengan cara mengubah limbah cair menjadi sumber daya yang dapat dimanfaatkan kembali, seperti pupuk organik, biogas, dan air yang dapat digunakan untuk pertanian atau irigasi. Dalam era saat ini, kebutuhan akan sanitasi yang aman dan berkelanjutan semakin meningkat. Oleh karena itu, pengembangan teknologi biofilter berbasis inovasi merupakan sebuah solusi yang tepat untuk mengatasi masalah sanitasi untuk menciptakan dampak positif bagi lingkungan juga kesehatan manusia.

Pembahasan

A. Mengenal lebih dalam biofilter

Indonesia menjadi negara memproduksi sampah terbanyak nomor dua berada satu peringkat di bawah China. Tentunya limbah yang dihasilkan pun banyak sehingga banyaknya kasus akan pengelolaan air yang kurang karena terhambat oleh limbah yang menumpuk. Tentunya kita sebagai warga Indonesia perlu mengatasi hal ini agar Supply air bersih dapat mudah terjangkau ke seluruh pelosok negeri. Biofilter adalah metode pengolahan air kotor atau air limbah dengan menggunakan mikroorganisme untuk menghasilkan air bersih dan tersaring yang dapat digunakan kembali. Dengan proses biofilter yang diterapkan secara sistematis, pengolahan air limbah menjadi air proses dipraktikkan kembali.

Tetap bersih menggunakan wadah khusus yang bertujuan untuk menjaga kualitas lingkungan. Metode ini juga dapat digunakan di berbagai ruang publik untuk pembuangan limbah, yang kemudian diolah dengan metode biofilter setelah ditempati. Biofilter menggunakan sifat dasar bakteri pembusuk untuk mengubah kotoran atau limbah menjadi air bersih. Bakteri pembusuk ini mampu mengurai kotoran dan meninggalkan cairan (air) bebas dari kotoran dan zat yang tidak

(4)

3

diinginkan. Oleh karena itu, konsep biofilter sangat penting dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan, terutama dalam pengolahan limbah yang dihasilkan oleh berbagai aktivitas manusia seperti industri, rumah tangga, dan pertanian. Dengan bantuan biofilter, limbah dapat diolah menjadi sumber air bersih yang aman dan ramah lingkungan.

B. Mekanisme di dalam proses biofiltrasi

Pada reaktor biofilter, sistem pengolahan air yang menggunakan mikroorganisme untuk mengurai polutan dalam air limbah. Isi yang ada di reaktor biofilter, mikroorganisme ini tumbuh dan menutupi permukaan medium, membentuk biofilm. Biofilm yang terbentuk di lapisan atas lingkungan disebut film zooglean dan terdiri dari berbagai mikroorganisme seperti bakteri, jamur, alga, dan protozoa. Walaupun struktur sel dari mikroorganisme ini bervariasi, namun sel bakteri merupakan yang terpenting dan paling sering digunakan dalam proses pengolahan air limbah. Proses pembentukan biofilm pada air limbah mirip dengan proses di alam dimana mikroorganisme pada biofilm mengurai bahan organik di dalam air. Namun, semakin tebal lapisan biofilm, semakin rendah difusi oksigen ke lapisan biofilm di bawahnya, menciptakan lingkungan anaerobik di lapisan biofilm bagian atas. Dalam pengolahan air, menciptakan lingkungan anaerobik di lapisan biofilm bagian atas sebenarnya diinginkan, karena beberapa polutan seperti nitrat dan nitrit dapat diubah menjadi gas nitrogen yang tidak berbahaya dalam kondisi anaerobik. Oleh karena itu, reaktor biofilter adalah salah satu metodenya yang efektif untuk mengolah air limbah dengan biaya operasional yang relatif murah dan ramah lingkungan.

Proses awal pertumbuhan mikroba dan pembentukan film pada substrat membutuhkan waktu beberapa minggu dan disebut “proses pematangan”. Efek pembersihan pada awalnya minimal, tetapi meningkat seiring dengan pembuatan film. sistem biofilm yang terdiri dari media penyangga, lapisan biofilm, lapisan aliran limbah dan lapisan udara luar. Kontaminan yang terkandung dalam air limbah menyebar ke lapisan biologis atau membran yang melekat pada permukaan

(5)

4

lingkungan. Pada lapisan biofilm ini, mikroorganisme menggunakan oksigen terlarut dalam air limbah untuk mengurai polutan menjadi biomassa dan gas.

Lapisan biofilm yang tebal terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian luar yang berada dalam kondisi aerob, dan bagian dalam yang berada dalam kondisi anaerob.

Dalam kondisi anaerobik, gas H2S dihasilkan dan ketika konsentrasi oksigen terlarut cukup tinggi, bakteri sulfat dalam biofilm mengubah gas H2S menjadi sulfat. Sistem RBC menggunakan kontak dengan udara luar, sedangkan sistem filtrasi flow-through menggunakan aliran balik dan sistem bio-filtrasi bawah air menggunakan peniup udara atau pompa sirkulasi. Sistem biofilter yang terdiri dari media penyangga dapat menghilangkan senyawa nitrogen dari air limbah. Selain itu, pada zona aerob, amonium diubah menjadi nitrit dan nitrat, dan pada zona anaerob, nitrat yang terbentuk melalui proses denitrifikasi, yang diubah menjadi gas nitrogen. Karena kondisi anaerobik dan aerobik hidup berdampingan dalam sistem biofilter, proses penghilangan senyawa nitrogen menjadi lebih mudah.

Semakin tebal lapisan anaerobik dalam proses aerobik, semakin rendah efisiensinya. Meskipun lapisan biomassa dapat setebal beberapa milimeter, lapisan aerobik di luar lapisan biofilm, yang tebalnya hanya sekitar 0,05-0,15 mm, berperan penting dalam proses penghilangan substrat. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penghilangan substrat dari lapisan biofilm meningkat secara linier dengan ketebalan lapisan biofilm hingga mencapai ketebalan maksimum. Setelah itu, penghilangan substrat tetap konstan dengan bertambahnya ketebalan. Ketebalan lapisan aerobik diperkirakan 0,06-2 mm, sedangkan ketebalan kritis bervariasi antara 0,07-0,15 mm tergantung pada konsentrasi substrat.

C. Penerapan biofilter di Indonesia

Penerapan teknologi biofilter untuk pengelolaan sanitasi yang aman di Indonesia masih relatif terbatas. Namun, beberapa proyek telah dilaksanakan pada penerapan teknologi biofilter dalam pengolahan limbah domestik dan industri.

Contoh penerapan teknologi biofilter di Indonesia adalah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Universitas Gadjah Mada. Sebagai bagian pengolahan akhir, instalasi pengolahan air limbah menggunakan sistem biofilter untuk menghilangkan

(6)

5

senyawa nitrogen dan fosfor dari air limbah. Biofilter yang digunakan terbuat dari bahan keramik dan dilengkapi dengan mikroorganisme yang mengurai senyawa organik dan senyawa nitrogen menjadi gas nitrogen. Selain itu, teknologi biofilter juga digunakan pada instalasi pengolahan limbah skala kecil seperti rumah tangga atau usaha kecil di beberapa daerah di Indonesia. Biofilter yang digunakan biasanya terbuat dari bahan sederhana seperti tanah, kerikil atau bahan organik seperti kokas.

Teknologi biofilter dinilai cocok untuk penggunaan skala kecil karena biaya produksi yang relatif murah dan perawatan yang mudah. Namun, masih diperlukan upaya untuk mengembangkan dan memperluas teknologi biofilter untuk pengelolaan sanitasi yang aman di Indonesia. Pentingnya pengelolaan sampah yang baik dan aman bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat harus menjadi perhatian.

Penyebab dari kurangnya penerapan teknologi biofilter di Indonesia tentunya menjadi hambatan bagi kemajuan sanitasi lingkungan yang aman. Oleh karena itu sebaiknya kita mencegahnya dengan memahami beberapa tantangan yang perlu kita hadapi agar teknologi ini terus berkembang dan menciptakan sanitasi lingkungan yang bersih dan aman. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengembangkan teknologi biofilter ini, seperti: meningkatkan pemahaman masyarakat tentang teknologi biofilter dan manfaat dalam pengelolaan sanitasi yang aman dengan cara penyediaan informasi yang jelas dan tentunya mudah untuk dipahami, meningkatkan kerja sama antara pihak pemerintah dan masyarakat, mengembangkan model bisnis yang berkelanjutan, serta meningkatkan kapasitas teknik masyarakat dan petugas sanitasi dalam dan juga mengoperasikan teknologi biofilter dengan cara memberikan pelatihan dan pendidikan tentang pengoperasian dan pemeliharaan teknologi biofilter.

D. Dampak penggunaan teknologi biofilter dalam pengelolaan sanitasi aman Teknologi biofilter dapat membantu memperbaiki kualitas air limbah dan lingkungan sekitarnya dengan cara mengurangi kandungan bahan pencemar dalam air limbah sebelum dibuang ke lingkungan. Biofilter menggunakan proses biologi untuk memecah dan menghilangkan zat-zat kimia dalam air limbah dengan bantuan mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Penggunaan teknologi biofilter dalam

(7)

6

pengolahan air limbah memiliki sejumlah dampak positif terhadap kualitas air limbah dan lingkungan sekitarnya. Biofilter dapat memperbaiki kualitas air limbah dengan menghilangkan zat-zat kimia berbahaya seperti logam berat, bahan organik, dan senyawa nitrogen melalui proses biologi. Dengan mengurangi jumlah bahan pencemar dalam air limbah yang dibuang ke lingkungan, biofilter dapat mengurangi beban pencemaran dan dampak negatifnya terhadap ekosistem dan makhluk hidup di sekitarnya. Selain itu, biofilter dapat menjadi alternatif yang lebih ekonomis daripada teknologi pengolahan air limbah lainnya, karena tidak memerlukan energi listrik atau bahan kimia tambahan.

Penggunaan teknologi biofilter juga dapat menjaga keberlanjutan lingkungan dan melindungi ekosistem dari dampak negatif pembuangan limbah. Namun, terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan terkait pengaruh penggunaan biofilter terhadap kesehatan masyarakat yang menggunakan air hasil pengolahan biofilter. Efektivitas biofilter dalam menghilangkan zat-zat berbahaya tergantung pada desain, ukuran, dan pengoperasian yang baik. Kualitas air input ke dalam biofilter juga mempengaruhi kualitas air output yang dihasilkan. Oleh karena itu, kualitas air input yang baik dan pemeliharaan yang baik terhadap biofilter penting untuk menjaga kualitas air yang aman untuk digunakan.

Penggunaan teknologi biofilter dalam pengelolaan sanitasi aman juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat dan pemerintah. Biofilter dapat mengurangi biaya pengolahan limbah karena mengurangi penggunaan bahan kimia.

Air hasil pengolahan biofilter dapat digunakan untuk irigasi, meningkatkan produktivitas pertanian, dan potensi pemanfaatan hasil olahan biofilter sebagai pupuk organik atau sumber energi alternatif. Selain itu, penggunaan biofilter juga dapat meningkatkan kesehatan masyarakat dengan meningkatkan kualitas air yang digunakan dan mengurangi risiko terhadap kesehatan. Penggunaan teknologi biofilter juga membantu meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya seperti air dan energi, yang dapat mengurangi biaya operasional yang berkaitan dengan pengolahan limbah.

(8)

7

E. Peluang pengembangan teknologi biofilter dalam pengelolaan sanitasi aman di masa depan

Peluang pengembangan teknologi biofilter dalam pengelolaan sanitasi aman di masa depan cukup besar. Terdapat beberapa peluang yang dapat dieksplorasi, seperti peningkatan efisiensi dan efektivitas pengolahan limbah melalui pengembangan media biofilter yang lebih baik dan penggunaan sistem otomatisasi.

Selain itu, pengembangan teknologi biofilter juga dapat meningkatkan kapasitas pengolahan limbah, mengintegrasikan dengan teknologi lain seperti pengolahan air limbah dan pembangkit listrik tenaga biogas, serta memanfaatkan sumber daya terbarukan seperti energi matahari dan biomassa. Biofilter memanfaatkan sifat alami mikroorganisme untuk menguraikan limbah, tanpa memerlukan bahan kimia berbahaya atau energi yang besar. Dalam konteks keberlanjutan, penggunaan teknologi biofilter dapat membantu mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Selain itu, dengan pengembangan teknologi biofilter yang menggunakan sumber daya terbarukan seperti energi matahari dan biomassa, biofilter dapat menjadi solusi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Pemanfaatan teknologi digital juga dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan sanitasi aman dengan penggunaan sensor dan jaringan internet untuk memantau kinerja biofilter secara real-time.

Beberapa inovasi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan teknologi biofilter termasuk penggunaan media biofilter yang lebih baik, penerapan sistem otomatisasi, peningkatan aerasi, penggunaan bakteri yang lebih efektif, pemanfaatan teknologi digital, dan integrasi dengan teknologi lain. Biofilter dapat digunakan untuk mengolah berbagai jenis limbah, baik limbah organik maupun anorganik. Ini termasuk limbah domestik, limbah industri, limbah pertanian, dan lain-lain. Dengan inovasi yang terus menerus, biofilter dapat disesuaikan dengan karakteristik khusus dari jenis limbah tertentu, seperti konsentrasi bahan pencemar, pH, atau suhu limbah. Dengan demikian, teknologi biofilter memiliki potensi untuk mengatasi tantangan pengolahan limbah yang

(9)

8

beragam. Tidak hanya itu biofilter dapat diintegrasikan dengan teknologi lain dalam pengelolaan sanitasi aman, seperti pengolahan air limbah dan pembangkit listrik tenaga biogas. Integrasi ini memungkinkan sinergi antara berbagai teknologi dan meningkatkan efisiensi secara keseluruhan. Misalnya, biofilter dapat digunakan sebagai tahap pengolahan tambahan dalam sistem pengolahan air limbah yang kompleks, atau sebagai sumber bakteri pengurai untuk produksi biogas dari limbah organik. Integrasi ini dapat menghasilkan solusi yang lebih efektif dan efisien dalam pengelolaan sanitasi aman. Dalam pengembangan teknologi biofilter, peran masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta sangat penting. Masyarakat perlu menggunakan dan memelihara teknologi biofilter dengan baik, serta menjadi agen perubahan dengan mempromosikan penggunaannya. Pemerintah harus memberikan regulasi, kebijakan, dan dana yang mendukung pengembangan teknologi biofilter, sambil menyediakan insentif dan program subsidi. Pemerintah juga dapat menyediakan dana untuk riset dan pengembangan teknologi biofilter, serta menerapkan program peningkatan kapasitas bagi masyarakat dan pelaku industri dalam penggunaan teknologi ini. Selain itu, pemerintah dapat memberikan insentif dan program subsidi untuk mendorong penggunaan teknologi biofilter di masyarakat. Sedangkan sektor swasta dapat berperan dalam membangun dan mengembangkan teknologi biofilter yang inovatif, menyediakan produk dan jasa yang terjangkau, serta berpartisipasi dalam program peningkatan kapasitas bagi masyarakat dan pelaku industri.

Secara keseluruhan, pengembangan teknologi biofilter sangat penting dalam pengelolaan sanitasi aman di masa depan. Dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas pengolahan limbah, meningkatnya kapasitas pengolahan, integrasi dengan teknologi lain, pemanfaatan sumber daya terbarukan, serta dampak sosial dan ekonomi yang signifikan, teknologi biofilter dapat menjadi solusi yang berkelanjutan, terjangkau, dan berdampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.

Diperlukan kerjasama antara masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta dalam mendorong pengembangan dan penerapan teknologi biofilter guna mencapai sanitasi aman yang lebih baik di masa depan.

(10)

9

Pengembangan biofilter dalam pengelolaan sanitasi aman dapat membawa manfaat berkelanjutan, seperti pengurangan dampak negatif terhadap lingkungan, penggunaan ulang air yang aman, dan pengurangan emisi polutan udara. Selain itu, biofilter juga dapat membantu mengatasi masalah bau yang disebabkan oleh industri, mengolah limbah medis yang berbahaya, dan memberikan solusi sanitasi di daerah yang sulit dijangkau.

Namun, untuk mengoptimalkan pengembangan teknologi biofilter, beberapa tantangan perlu diatasi. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami mikroorganisme yang bekerja dalam biofilter, serta pengaruh lingkungan dan kondisi operasional terhadap kinerja sistem. Selain itu, aspek teknis, keberlanjutan finansial, dan penerimaan masyarakat juga harus dipertimbangkan dalam implementasi teknologi biofilter.Dengan penelitian dan investasi yang tepat, teknologi ini dapat menjadi solusi yang efektif, biaya-efektif, dan berkelanjutan untuk mengolah limbah, mengurangi polusi, dan meningkatkan kualitas sanitasi dimasa yang akan datang.

Kesimpulan

Sanitasi yang aman dan berkelanjutan menjadi sebuah tantangan yang terus berkembang di era saat ini. Dalam mengatasi masalah sanitasi, pengembangan teknologi biofilter berbasis inovasi menjadi sebuah solusi yang tepat. Teknologi biofilter menggunakan mikroorganisme untuk menguraikan limbah organik, mengubah limbah cair menjadi lebih aman dan ramah lingkungan. Pengembangan teknologi biofilter sangat penting di Indonesia yang memiliki masalah sanitasi yang kompleks dan akses sanitasi yang masih rendah. Biofilter dapat diintegrasikan dengan teknologi digital dan sensor, meningkatkan efisiensi dan kualitas pengolahan limbah cair. Selain itu, biofilter juga dapat mengubah limbah cair menjadi sumber daya yang dapat dimanfaatkan kembali. Dalam era saat ini, kebutuhan akan sanitasi yang aman dan berkelanjutan semakin meningkat, sehingga pengembangan teknologi biofilter berbasis inovasi memberikan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah sanitasi dan memberikan dampak positif bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Dalam pengembangan teknologi biofilter,

(11)

10

partisipasi aktif dari masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta sangat penting.

Masyarakat perlu menggunakan dan merawat teknologi biofilter dengan baik, serta berperan sebagai agen perubahan dengan mempromosikan penggunaannya.

(12)

11

DAFTAR PUSTAKA

Iqbal muhammad, Ir. Terunajaya.M.Sc. Evaluasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit

Robinson, J. A., & Tuovinen, O. H. (2019). Microbial biofilters:

Engineering aspects and applications. Biotechnology Advances, 37(8), 107372.

Wang, J., Li, X., & Li, Y. (2020). Biofiltration technology for wastewater treatment: Recent advances and future prospects. Chemical Engineering Journal, 381, 122651.

Agunwamba, J. C., Adewumi, J. R., & Oyebisi, T. O. (2020). Biofiltration technology for wastewater treatment and water reuse: a review. Journal of Water Process Engineering, 33, 101049.

Idris, M. A., & Takim, F. O. (2017). Economic viability of the use of biofilter technology in wastewater treatment. Journal of Environmental Management, 190, 81-88.

Kim, H., Lee, S., & Kim, J. (2020). Advances in biofilter technology for sustainable water treatment. Sustainability, 12(14), 5589.

Dey, S., Mukherjee, S., & Saha, B. (2020). Innovative approaches in biofilter technology for the treatment of industrial wastewater. Environmental Technology & Innovation, 19, 100899.

https://echopitek.blogspot.com/2016/02/pengolahan-air-limbah-ipal-dengan.html Liu, Y., & Wang, H. (2020). Current status and future perspectives of biofilters in wastewater treatment. Journal of Environmental Management, 260, 110063. doi: 10.1016/j.jenvman.2019.110063

Bhatia, A., & Agarwal, S. (2018). Biofilter technology for sustainable wastewater treatment: Emerging opportunities and challenges. Journal of Environmental Management, 213, 379-395. doi: 10.1016/j.jenvman.2018.02.094

(13)

12 LAMPIRAN

Pernyataan Orisinalitas Karya Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Hajj Aulia Mawadatul Hidayah

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 27 Oktober 2000

Alamat Lengkap : Jl. Rajawali Timur Gg. Taruna IV rt04/04 no. 28

No. Hp : 081223725760

Akun Media Sosial : @_Jeeul

Judul Karya : Revitalisasi Pengelolaan Sanitasi Aman Berbasis Inovasi Melalui Pengembangan Teknologi Biofilter.

Jenis Lomba yang Diikuti : Essay Ilmiah

Dengan ini menyatakan bahwa tulisan/naskah/karya yang saya sertakan dalam lomba Essay Ilmiah CSS XXI adalah benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan karya orang lain dan belum pernah diikutsertakan dalam segala bentuk perlombaan serta belum pernah dimuat di media manapun. Apabila di kemudian hari ternyata tulisan/naskah/karya saya tidak sesuai dengan pernyataan ini, maka secara otomatis tulisan/naskah/karya saya dianggap gugur. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

Bandung, 30 Mei 2023 Yang menyatakan,

[Hajj Aulia Mawadatul Hidayah]

(14)

13 Biodata Penulis

Hajj Aulia Mawadatul Hidayah adalah nama lengkap penulis, lahir di kota Bandung, 27 Oktober 2000. Terlahir menjadi anak ke 2 dari 4 bersaudara, Gadis yang kini berusia 23 tahun sudah tertarik dengan dunia writer sejak menduduki bangku kuliah di Institut Kesehatan Rajawali dan kini tengah menduduki semester 4. Menulis dan juga membaca adalah kegemaran utamanya. Sering kali mengikuti beberapa perlombaan karya tulis untuk membantu mengasah keterampilan menulisnya dan juga untuk menambah wawasan serta pengalaman baru yang tentunya akan memberikannya motivasinya untuk melangkah lebih baik menyambut masa depan yang lebih cerah.

Referensi