• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUAH BUAH YANG SESUAI DENGAN PERTOBATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BUAH BUAH YANG SESUAI DENGAN PERTOBATAN"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

“BUAH-BUAH YANG SESUAI DENGAN PERTOBATAN”1

Lukas 3:1-14

Pengantar

Judul tanggapan ini saya pilih dari teks Lukas 3:8. Sebenarnya tema yang harus kita bahas dalam PA ini adalah “Buah-buah sesuai Pertobatan”. Namun Sdr. Naomi A.Mince Gadi memilih tema “Kepedulian sebagai Buah Pertobatan”.2 Saya kemudian lebih memilih judul tanggapan ini diangkat dari

teks (sekedar menyempurnakan kata-katanya).

Saya setuju dengan Sdr.Naomi bahwa pengantar Injil Lukas sudah dipaparkan oleh Dr.Robinson Radjagukguk pada PA sebelumnya. Namun khusus pengantar Lukas 3:1-14 ini perlu juga saya tambahkan.

Menurut Stefan Leks3, dua pasal pertama Injil Lukas disusun oleh penulis paling belakangan.

Aslinya, Injil Lukas mulai dengan pasal ketiga dengan bukti bahwa dua ayat pertama pasal ketiga ini merupakan sebuah “kata pembuka”. Stefan mengatakan bahwa sesuai kebiasaan para penulis zamannya, Lukas menempatkan karya Yohanes Pembaptis (juga Yesus) dalam kerangka sejarah dunia bangsa-bangsa bukan Yahudi (Dalam tahun kelima belas dari pemerintahan Kaisar Tiberius) dan sekaligus dalam kerangka sejarah suci bangsa Israel (datanglah firman Allah kepada Yohanes).4

Bahkan menurut Stefan, jika pasal tiga ini dicabut dari konteksnya, teks ini dapat menimbulkan kesan bahwa teks ini ditulis demi menonjolkan Yohanes Pembaptis. Padahal Lukas menulisnya dalam perspektif kedatangan Yesus. Memang Yohanes mulai berkarya semasa pemerintahan Herodes, juga Yesus.5

Yohanes memberitakan perlunya pertobatan adalah dalam rangka kedatangan keselamatan, sesuai dengan nubuat nabi Yesaya (Yes. 1:6). Keselamatan itu akan diwujudkan Allah melalui Yesus dan bukan melalui Yohanes Pembaptis. Dalam diri Yesus saja semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan.

Tanggapan atas bahan PA

Ada beberapa catatan saya dalam menanggapi baha PA yang dipersiapkan Sdr.Naomi, yakni:

Pertama, saya mengapresiasi usaha Naomi dalam mempersiapkan bahan ini sehingga bisa kita bahas dalam PA kali ini.

Kedua, tema yang disajikan semakin mempertajam materi PA. Yang diharapkan dalam uraian PA ini adalah “Buah-buah sesuai pertobatan” (yang memiliki uraian yang luas), namun semakin dipertajam menjadi “Kepedulian sebagai buah pertobatan”. Artinya, bahan PA ini hanya menyoroti salah satu dari buah-buah pertobatan yang dimaksudkan Lukas.

Ketiga, dalam rangka menjelaskan bahan PA, lebih memilih tematis dibandingkan ayat-per-ayat. Artinya, jika kita ingin meneliti teks secara mendalam, maka kita tidak menemukan itu dalam uraian tersebut.

Uraian Tambahan:

Dari tanggapan saya di atas, maka saya juga akan memberikan beberapa masukan dan tambahan dalam rangka memperkaya bahan PA kita.

1. Bahan PA kita ini merupakan bagian dari perikope “Yohanes Pembaptis” (Luk. 3:1-20). Teks ini juga ditulis oleh Matius (Mat. 3:1-12), Markus (Mrk.1:1-8), dan Yohanes (Yoh.1:19-28). Hal ini menunjukkan bahwa Lukas memakai bahan-bahan dari Injil-injil lain di samping bahan-bahan khusus dari Lukas sendiri.

2. Teks ini dapat dibagi dalam beberapa bagian, yaitu:

1 Bahan Tanggapan PA yang disampaikan Naomi A.Mince Gadi, “Kepedulian sebagai Buah Pertobatan” (Luk. 3:1-14). 2 Jika saya perhatikan pelaksanaan PA selama semester ini, tidak semua narasumber konsisten mengangkat tema-tema yang ditawarkan oleh Fakultas Teologi UKDW. Ada yang merubah tema dan memodifikasinya. Mungkin ini salah satu bentuk dari cara berteologi yang kontekstual.

3 Stefan Leks, Tafsir Sinoptik: Tafsir Injil Lukas, Yogyakarta: Kanisius, 2002, hl. 106-107. 4 Ibid., hl. 107.

5 Ibid.

(2)

a. Ay.1-2: Yohanes dipanggil menjadi nabi. Lukas menggambarkan dengan baik situasi politik ketika Yohanes dipanggil menjadi nabi. Menurut Flavius Yosefus,6 Yohanes Pembaptis merupakan

seorang guru kesusilaan yang memiliki pengaruh. Dalam Perjanjian Baru (PB), Yohanes dianggap sebagai “pelopor/perintis” akan datangnya Sang Juruselamat. Pemanggilan Yohanes sebagai nabi ini sudah dijelaskan pada Lk.1:76 (bnd. Yer. 1:1-3). Waktu pemanggilan Yohanes ini bersamaan juga dengan munculnya Yesus di depan umum (bdn. Lk.3:23).

b. Ay.3-6: Pemberitaan Yohanes. Dalam ayat-ayat ini Yohanes diperkenalkan sebagai pengkhotbah berkeliling. Menurut Matius dan Markus, Yohanes berkhotbah di gurun, tetapi menurut Lukas, ia justru meninggalkan gurun dan pergi ke kawasan sekitar Sungai Yordan yang banyak penghuninya akibat pembangunan yang diadakan di situ oleh Herodes Agung dan Arkhelaus. Dalam Injil Lukas, kawasan itu adalah daerah kerja Yohanes, sedangkan Galilea dan Yudea diperkenalkan sebagai daerah pelayanan Yesus.

Sebagai nabi yang menyerukan pertobatan, Yohanes tidak berbeda dengan nabi-nabi Perjanjian Lama (PL) bahwa Allah akan datang kepada umatNya yang bertobat7. Manusia bertobat bila ia

berbalik kepada Allah tanpa tawar-menawar. Hal baru dalam pemberitaan Yohanes adalah tuntutannya agar pertobatan dimateraikan dalam upacara pebaptisan. Pembaptisan ini dilakukannya dalam rangka persiapan akan penghakiman yang mendekat (3:7-9, 11). Namun, baptisan Yohanes bukan baptisan Kristen yang langsung menghapus dosa, melainkan baptisan pertobatan. Yohanes juga menyampaikan beberapa persiapan dalam rangka menyambut kehadiran Juruselamat itu misalnya dengan mempersiapkan jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya, menimbun lembah dan meratakan setiap gunung dan bukit, meluruskan yang berliku-liku serta meratakan yang berlekuk-lekuk.

c. Ay.7-9: Seruan Yohanes. Dalam nada keras Yohanes berbicara kepada orang banyak yang menantikan Mesis tentang perlunya pertobatan. Seruan ini tidak hanya ditujukan kepada orang-orang Farisi dan Saduki (Mt.2:7), tetapi pada umumnya kepada orang-orang-orang-orang yang secara takhyul mau turut serta dengan upacara pembaptisan itu. Menurut Yohanes, jalan satu-satunya supaya beroleh selamat ialah pertobatan yang sungguh-sungguh, yaitu perubahan hati, yang hasilnya (buahnya) harus nyata dalam kehidupan sehari-hari.

d. Ay.10-14: Penjabaran buah pertobatan. Dengan meniru gaya bahasa nabi PL, Yohanes menjabarkan arti buah-buah pertobatan dalam praktik hidup sehari-hari. Dalam ayat 10-14 ditegaskan, bahwa tobat bukan suatu teori atau gagasan suci, melainkan suatu kenyataan yang harus tampak dalam perbuatan. Untuk mengungkapkannya secara menarik, Lukas menampilkan tiga kelompok masyarakat yang bertanya kepada Yohanes tentang apa yang harus mereka lakukan, yakni:

- Orang banyak: memberikan baju. Lukas secara sederhana meminta kepada orang banyak yang memiliki baju berlebih untuk memberikan kepada orang yang tidak punya baju. Lukas memang sangat prihatin terhadap masalah penggunaan milik pribadi yang bertanggungjawab. Dengan demikian Lukas menggambarkan bahwa Yohanes sebagai nabi yang cinta dan memperhatikan orang-orang miskin (bnd. 19:8). Muncul pendapat lain. Yohanes tak mengurusi hal-hal kecil, yang terus membicarakan aturan berpakaian dan masalah kesucian lain terkait dengan penampilan luar. Ia berfokus pada “yang terpenting dalam hukum Taurat” (Mat. 23:23). Ia tahu hal yang terpenting, yakni mengasihi sesama manusia seperti mengasihi diri sendiri dan memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan. Artinya, kita berbagi pakaian dan makanan dengan mereka yang tak memiliki pakaian dan makanan, dan memiliki hubungan yang tulus dengan orang lain, dan merasa cukup dengan apa yang kita miliki.

- Pemungut-pemungut cukai: "Jangan menagih lebih banyak dari pada yang telah ditentukan bagimu”. Yohanes sangat memberikan perhatian bagi sistim penagihan pajak yang dilakukan penguasa Roma yang sangat memberatkan rakyat. Yohanes mengingatkan para pemungut cukai agar tidak memeras rakyat.

- Prajurit-prajurit: "Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu." Yohanes mengingatkan para prajurit agar tidak merampas dan memeras rakyat dengan memakai kuasa yang ada pada tangan mereka.

6 Seorang sejarawan Yahudi yang menulis buku tentang sejarah Israel atau Yahudi. Lih. B.J.Boland, Tafsir Lukas 1-9:50, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1977: hl.72.

7 Teks ini sudah ada dalam Kitab Yesaya 40:3-5.

(3)

Untuk kedua jabatan atau pekerjaan di atas, Yohanes tidak mau mengatakan agar mereka mencari pekerjaan lain menggantikan pekerjaan mereka. Menurut Yohanes mereka tidak perlu meninggalkan pekerjaan mereka itu, tetapi mereka harus melepaskan dosa-dosa dan kejahatan yang mereka lakukan atas nama jabatan mereka itu. Pemungut cukai bisanya memungut lebih daripada yang sudah ditetapkan agar mereka cepat menjadi kaya (Lk. 19:2,8). Yohanes berkata, peganglah peraturan tanpa memeras orang. Dosa jabatan prajurit adalah bahwa mereka menyalahkan jabatan mereka untuk merampas dan memeras orang. Karena itu, Yohanes menasihati mereka agar mereka mencukupkan diri dengan gajinya. Dengan teks ini, Yohanes mau mengatakan bahwa ketika kita menerima pertobatan, kita tidak perlu meninggalkan pekerjaan kita. Namun, dengan pertobatan itu, maka kita akan melakukan pekerjaan yang sesuai dengan peraturan dan penuh kepedulian terhadap sesama.

Pertanyaan untuk diskusi:

Dari uraian tambahan di atas, maka saya hanya menambahkan satu pertanyaan untuk kita diskusikan, yakni:

Dari uraian di atas, Yohanes mau meminta kita untuk menghasilkan buah-buah yang sesuai dengan pertobatan. Selain dari ketiga kelompok masyarakat di atas, sebutkanlah kelompok masyarakat lainnya yang perlu bertobat dan menghasilkan buahnya secara praktis dalam kehidupan sehari-hari!

Selamat berdiskusi!

Yogyakarta, 23 April 2013

Ramli SN Harahap fidei & gladys ’13

(4)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis kuantitatif komposisi fasa seperti ditunjukkan dalam grafik fraksi volum relatif AT dan korundum pada Gambar 5, di permukaan terdapat fasa AT sebesar 71,8% yang

Rasul Yohanes juga mengatakan dalam 1 Yohanes 2:1 bahwa “…kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus…” Demikian pula dalam upacara tiwah mengenai

adalah nilai-nilai budaya tradisional sebagai warisan nenek moyang orang Bali dan bisa dimanfaatkan oleh siapapun dan tidak boleh dimiliki atau diklaim sebagaimilik

Dengan dasar itu pembelajaran harus dikemas menjadi proses „mengkonstruksi‟ bukan „menerima‟ pengetahuan. Dalam proses pembelajaran, siswa membangun sendiri

Aripin (2015) berpendapat bahwa tujuan pemberian masalah diwal pembelajaran supaya siswa mengetahui manfaat matematika dalam kehidupan nyata dan termotivasi untuk

Penelitian ini diharapakan mampu berkontribusi dalam disiplin ilmu manajemen keuangan serta dapat menjadi referensi perbandingan untuk penelitian- penelitian selanjutnya

Pengolahan, analisis, dan interpretasi data tahanan jenis dan polarisasi terinduksi dilakukan untuk dapat mengidentifikasi sebaran deposit uranium dan litologi batuan di

Dalam banyak hal, tanggapan Herodes terhadap seruan Yohanes Pembaptis seperti reaksi kebanyakan orang terhadap seruan Yesus. Yakni tertarik pada ajaran Yesus dan