• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGENDALIAN INTERN SISTEM AKUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PENGENDALIAN INTERN SISTEM AKUN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENGARUH PENGENDALIAN INTERN, SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN

DAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

(Studi Pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar)

MARZUKI

Marzuki_04@yahoo.com

Staf Pengajar Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi - Universitas Abulyatama Aceh

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pengendalian intern, sistem akuntansi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia baik secara simultan maupun secara parsial terhadap kinerja manajerial pada lembaga keuangan mikro. Penelitian ini dilakukan pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar dengan populasi pada penelitian ini adalah manajer-manajer Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar dengan jumlah responden sebanyak 34 orang. Penelitian ini dilakukan dengan metode sensus dimana seluruh populasi dijadikan sebagai objek penelitian dan analisis data dengan menggunakan regresi linier berganda

Berdasarkan hasil analisis secara simultan bahwa dapat disimpulkan pengendalian intern, sistem akuntansi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia berpengaruh secara simultan terhadap kinerja manajerial pada lembaga keuangan mikro. Dari hasil pengujian yang dilakukan secara parsial dapat disimpulkan bahwa variabel pengendalian intern, sistem akuntansi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia secara parsial berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada lembaga keuangan mikro. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefesien regresi variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada lembaga keuangan mikro adalah kapasitas sumber daya manusia karena diperoleh nilai koefesien regresi lebih besar dibandingkan dengan variabel pengendalian intern dan sistim akuntansi manajemen.

Kata Kunci: Pengendalian Intern, Sistem Akuntansi Manajemen, Kapasitas Sumber Daya Manusia, Kinerja Manajerial

ABSTRACT

The purpose of this study to determine the effect of the internal control, accounting systems management and human resource capacity either simultaneously or partially on managerial performance in microfinance institutions in the city of Banda Aceh and regency of Aceh Besar .

(2)

2 population serves as the object of research and data analysis using multiple linear regressions.

Based on the results of simultaneous analysis can be concluded that internal control, accounting systems management and human resource capacity of the simultaneous effect on managerial performance in microfinance institutions in Banda Aceh and Aceh Besar. From the results of testing conducted partially can be concluded that the variable of environmental control, management accounting systems and human resource capacity effect partially on managerial performance in microfinance institutions in Banda Aceh and Aceh Besar. It can be seen from variable regression coefficient values that the most dominant influence on managerial performance in Microfinance Institutions in Banda Aceh and Aceh besar district is the human resources capacity due to obtained the greater of regression coefficient values compared with the internal control and management accounting systems.

Keywords: Internal Control, Management Accounting System, Human Resource Capacity, Managerial Performance.

1. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Kinerja manajerial merupakan kondisi yang harus diketahui dan diinformasikan kepada pihak-pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu badan usaha yang sedang dijalankan. Salah satu alat yang dapat membantu perencanaan, koordinasi, dan penilaian kinerja adalah pencapaian kinerja manajerial, (Hall, 2004). Perkembangan Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar yang bermacam ragam memegang peranan yang sangat penting dalam penyediaan jasa keuangan kepada pengusaha mikro dan kecil.

(3)

3 setiap aktivitas yang dijalankan oleh setiap personel di dalam LKM, mulai dari pengawas, manajer, asisten manajer atau kepala bagian dan karyawan.

Sistem pengendalian intern terdiri atas struktur organisasi dan seluruh metode yang dikordinasikan dan pengukuran yang diterapkan dalam suatu bisnis untuk melindungi aktiva, mengecek keakuratan dan keandalan data akutansi, meningkatkan efisiensi operasional, dan mendorong ditaati kebijakan manajemen yang ditetapkan sebelumnya. Perkembagan selanjutnya adalah Committe On Sponsoring Organization (COSO) yang mengidentifikasi lima komponen struktur pengendalian Intern yang saling berhubungan yaitu lingkungan pengendalian, Pengukuran resiko, Aktivitas pengendalian sistem Imformasi dan komunikasi serta pemantauan (Boyton dan Kell, 2002:373). Fungsi dari pengendalian akan dapat menciptakan suatu peningkatan kinerja atas pelaksanaan masing masing fungsi manajemen lainnya. Efektifitas pengendalian intern akan dapat tercapai apabila pelaksanaan semua prosedur, metode dan teknik yang menjadi ensure (kepastian) dari sistem itu sendiri sesuai dengan semestinya. Disinilah pengtingnya peran pengendalian intern yang mempunyai tugas meneliti dan mengawasi secara kontinyu terhadap pelaksanaan organisasi dan perkembangan organisasi. Manajemen perlu memiliki kemampuan untuk melihat peluang, mengidentifikasi masalah, menyeleksi, mengimplementasi proses adaptasi dengan tepat, berkewajiban mempertahankan kelangsungan hidup dan mengendalikan organisasi didalam pencapaian tujuan organisasi.

(4)

4 bersangkutan melalui para manajernya, yaitu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengambilan keputusan. Hal ini akan dapat berjalan dengan baik bila didukung dengan kapasitas sumber daya manusia yang memadai didalam organisasi. Masih rendahnya kapasitas sumber daya manusia di Lembaga Keuangan Mikro (LKM) baik dijajaran pengurus/direksi maupun karyawan padahal keberhasilan suatu bisnis sering kali ditentukan oleh kapasitas sumber daya manusia yang dimilkinya.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah pengendalian intern, sistem akuntansi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia berpengaruh secara simultan terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar.

2. Apakah pengendalian intern, sistem akuntansi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia berpengaruh secara parsial terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar .

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dikemukan di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan pengendalian intern, sistem akuntansi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia berpengaruh secara simultan terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar.

2. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial pengendalian intern, sistem akuntasi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro di di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar.

2. TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Pengendalian Intern

(5)

5 derectors, manajement and other personal, designed to provide reasonable assurance

regarding the achiefment of objectives inthe following Catagories: (a) Efectiveness and

efficiency of operations, (b) Reliability of Financial Reporting, (c) Comfliance with

Applicable la ws and regulations. Definisi tersebut menjelaskan bahwa pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh Dewan komisaris, manajemen dan personil lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai mengenai pencapaian tujuan dalam kategori: (a) efectivitas dan efisiensi operasi (Efectiveness and efficiency of operations); (b) keandalan laporan keuangan (Reliability of Financial Reporting); (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku (Comfliance with Applicable la ws and regulations). Definisi COSO tentang pengendalian intern memperjelas bahwa pengendalian intern bukan hanya mempengaruhi laporan keuangan yang realible tetapi juga menunjukkan bahwa pengendalian seharusnya efektif untuk semua operasional.

Menurut Mulyadi (2001:163-164) berpendapat bahwa pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain, yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan yaitu keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, serta efektivitas dan efisiensi operasi. Sedangkan menurut Bank Indonesia (2003) memberi pengertian bahwa pengendalian intern merupakan suatu mekanisme pengawasan yang ditetapkan oleh manajemen Bank secara berkesinambungan (on going basis), guna: (1) Menjaga dan mengamankan harta kekayaan Bank; (2) Menjamin tersedianya laporan yang lebih akurat; (3) Meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku; (4) Mengurangi dampak keuangan/kerugian, penyimpangan termasuk kecurangan atau fraud, dan pelanggaran aspek kehati-hatian; (5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya.

Menurut Guy et all (2002) menjelaskan bahwa pengendalian intern terdiri dari lima komponen yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, pemorosesan informasi dan komunikasi, serta pemantauan (monitoring). Terdapat hubungan langsung antara tujuan, yang merupakan hal yang diperjuangkan untuk dicapai perusahaan dan komponen-komponen tersebut yang mencerminkan hal-hal yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

(6)

6 Sistem akuntansi manajemen adalah suatu mekanisme pengendalian organisasi, serta merupakan alat yang efektif dalam menyediakan informasi yang berguna untuk memprediksi konsekuensi yang mungkin terjadi dari berbagai alternatif aktifitas yang dapat dilakukan (Nazaruddin, 1998). Sedangkan Atkinson (1995) dalam Astuti (2007) menyatakan bahwa sistem akuntansi manajemen adalah sistem informasi yang mengumpulkan data operasional dan finansial, memprosesnya, menyimpannya dan melaporkan kepada pengguna. Produk yang dihasilkan oleh sistem akuntansi manajemen adalah informasi akuntansi manajemen. Berdasarkan definisi tersebut menjelaskan bahwa sistem akuntansi manajemen membantu organisasi yang bersangkutan melalui para manajernya, yaitu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengambilan keputusan. Untuk membantu aktivitasnya, para manajer membutuhkan dukungan informasi.

Sistem Akuntansi Manajemen (SAM) merupakan sistem formal yang dirancang untuk menyediakan informasi bagi manajer. Perencanaan SAM yang merupakan bagian dari sistem pengendalian organisasi perlu mendapat perhatian, hingga dapat diharapkan akan memberikan kontribusi positif dalam mendukung keberhasilan sistem pengendalian manajemen. SAM dapat membantu manajer dalam pengendalian aktivitas sehingga diharapkan dapat membantu perusahaan dalam pencapaian tujuan.Sistem akuntansi manajemen juga sering digunakan sebagai mekanisme untuk memotivasi dan mempengaruhi perilaku karyawan dalam berbagai cara yang akan memaksimalkan kesejahteraan organisasi dan karyawan. Hansen dan Mowen (2004) mendefinisikan “Sistem akuntansi manajemen adalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu manajemen”.

Chenhall dan Morris (1986) menyatakan bahwa karakteristik informasi yang bermanfaat menurut persepsi manajer terdiri dari:

1. Scope

Lingkup sistem akuntansi manajemen yang luas memberikan informasi yang berhubungan dengan lingkungan eksternal yang mungkin bersifat ekonomi seperti Gross National Product, total penjualan pasar, dan pangsa pasar suatu industri, atau mungkin juga bersifat non ekonomi seperti faktor demografi, cita rasa konsumen, tindakan para pesaing dan perkembangan teknologi.

(7)

7 Kemampuan para manajer untuk merespon secara cepat atas suatu peristiwa kemungkinan dipengaruhi oleh timeliness sistem akuntansi manajemen. Informasi yang timeliness meningkatkan fasilitas sistem akuntansi manajemen untuk melaporkan peristiwa paling akhir dan untuk memberikan umpan balik secara cepat terhadap keputusan yang telah dibuat.

3. Aggregation

Sistem akuntansi manajemen memberikan informasi dalam berbagai bentuk agregasi yang berkisar dari pemberian bahan dasar, data yang tidak diproses hingga berbagai agregasi berdasarkan periode waktu atau area tertentu misalnya pusat pertanggungjawaban atau fungsional.

4. Integration

Informasi yang terintegrasi dari sistem akuntansi manajemen dapat digunakan sebagai alat koordinasi antar segmen dari subunit dan antar subunit. Kompleksitas dan saling ketergantungan antar subunit akan direfleksikan dalam informasi yang terintegrasi dari sistem akuntansi manajemen Chia (1995).

2.3Kapasitas Sumber Daya Manusia

Kapasitas sumber daya manusia adalah kemampuan seseorang atau individu, suatu organisasi (kelembagaan), atau suatu sistem untuk melaksanakan fungsi-fungsi atau kewenangannya untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Kapasitas harus dilihat sebagai kemampuan untuk mencapai kinerja untuk menghasilkan keluaran-keluaran (outputs) dan hasil-hasil (outcomes) Rahmawati (2010). Bedasarkan pengertian tersebut bahwa pentingnya sumber daya manusia itu sendiri terhadap organisasi terletak pada kemampuan manusia untuk bereaksi positif terhadap sasaran pekerjaan atau kegiatan yang mengarah pada pencapaian organisasi. Dengan demikian faktor manusia merupakan faktor penentu bagi tercapainya tujuan organisasi secara efektif dan efisien, sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan justru ditentukan oleh sumber daya manusia yang ada didalam organisasi itu sendiri.

(8)

8 didukung oleh pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan pengalaman untuk mencapai tujuan oraganisasi.

2.4 Kinerja Manajerial

Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan dan memenuhi tanggung jawab sosialnya, sebagian besar tergantung pada manajer. Seberapa baik seorang manajer melakukan perannya dalam mengerjakan tugas-tugas yang merupakan isu utama yang banyak diperdebatkan dalam penelitian akhir-akhir ini. Penelitian ini mendefinisikan kinerja manajerial sebagai kecakapan manajer dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan manajerial antara perencanaan, investigasi, koordinasi, supervisi, pengaturan staf, negoisasi dan representasi (Mahoney et al, 1963 dalam Hall, 2004). Sedankan menurut, Weihrich dan Koontz (2005:27) mendefinisikan kinerja manajerial sebagai kinerja manajer dalam mengerti dan memahami fungsi manajer dalam mencapai sasaran kinerjanya, yang diukur dari bagaimana manajer tersebut menjalankan aktivitas manajerialnya seperti: planing, organizing, stafing, leading dan controling.

2.5 Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis

2.5.1 Pengaruh Pengendalian Intern dengan Kinerja Manajerial

Pengendalian intern dalam lingkungan perusahaan adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personil lain yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai mengenai pencapaian tujuan perusahaan. Bank Indonesia (2003) pengendalian intern merupakan komponen penting dalam manajemen Bank dan menjadi dasar bagi kegiatan operasional Bank yang sehat dan aman. Sistem pengendalian intern yang efektif dapat membantu pengurus Bank menjaga aset Bank, menjamin tersedianya pelaporan keuangan dan manajerial yang dapat dipercaya, meningkatkan kepatuhan Bank terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta mengurangi risiko terjadinya kerugian, penyimpangan dan pelanggaran aspek kehati-hatian.

H1: Pengendalian intern berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro.

(9)

9 Akuntansi manajemen merupakan dasar untuk menganalisis kinerja manajer dan sekaligus untuk memotivasi para manajer dalam meningkatkan kinerjanya dan melaksanakan rencana mereka yang dituangkan dalam rencana kerja mereka masing-masing. Kesesuaian antara informasi dengan kebutuhan pembuatan keputusan akan meningkatkan kualitas keputusan yang akan diambil pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Nazaruddin (1998) mengatakan bahwa karakteristik sistem imformasi akuntansi manajemen yang handal (memiliki sifat broad scope, timlines, agregation, dan integration) akan dapat meningkatkan kinerja manjerial.

H2: Sistem akuntansi manajemen berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro

2.6.3 Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia dengan Kinerja Manajerial

Kapasitas sumber daya manusia adalah kemampuan seseorang atau individu, suatu organisasi (kelembagaan), atau suatu sistem untuk melaksanakan fungsi-fungsi atau kewenangannya untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien, Rahmawati (2010). Menurut Endelman, et al (2005) dalam Muchtolifah (2009) sumber daya manusia yang baik semacam pengalaman, pendidikan dan komitmen dari pekerja dan juga sumber daya organisasi yang terdiri dari sistem dan kebijakan berpengaruh langsung terhadap kinerja. H3: Kapasitas sumber daya manusia berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro

3 METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar yang terdiri dari manajer-manajer Lembaga Keuangan Mikro baik manajer kantor pusat maupun manajer kantor cabang/unit yang dijadikan sebagai subjek penelitian.

3.2 Populasi Penelitian

(10)

10 berperan penting dalam pengambilan keputusan dan menjalankan organisasi serta merupakan manajer fungsional yang memiliki bawahan dan atasan. Penelitian ini dilakukan dengan metode sensus dimana seluruh populasi dijadikan sebagai objek penelitian. Metode sensus dipilih dalam penelitian ini karena jumlah elemen populasi yang diteliti relatif sedikit.

3.3 Data dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer . Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data yang dikumpulkan secara khusus dan berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti dan diperoleh langsung dari responden dengan cara penelitian lapangan (field research). Pengumpulan data akan dilakukan melaui survey.

3.4 Definisi dan Operasionalisasi Variabel

Definisi operasionalisasi variabel adalah bagaimana menemukan, dan mengukur variabel-variabel tersebut dilapangan dengan merumuskan secara singkat dan jelas. Pernyataan-pernyataan dalam penelitian ini di ukur dengan menggunakan skala Likert. Jawaban dari responden diberi skor dengan mengunakan 5 poin jawaban atas pernyataan-pernyataan dengan skala likert. Penelitian ini menggunakan 4 variabel yaitu kinerja manajerial sebagai variabel dependent (Y) sedangkan pengendalian inter, sistem akuntansi manajemen, dan kapasitas sumber daya manusia sebagai variabel independen (X). Berikut ini dijelaskan definisi masing-masing, variabel yaitu :

1. Variabel Dependen (Y)

(11)

11 personel (planning, investigating, coordinating, supervising, evaluating, staffing, representing, negotiating,) dan satu dimensi kinerja secara keseluruhan.

2. Variabel Independen a. Pengen Pengendalian (X1)

Pengendalian Intern diukur dengan menggunakan dimensi dimensi pengendalian intern yaitu Integritas dan nilai etika, gaya operasi manajemen, pemberian wewenang dan tanggung jawab, kebijakan dan praktik SDM, risiko bisnis, dokumen dan catatan, tingkat dan kualitas penggunaan sistem informasi serta kualitas dan makanisme pemantauan, Guy et al (2002). Untk mengukur variabel ini menggunakan skala interval yaitu skala likert 5 poin dimana satu untuk menunjukkan jawaban sangat tidak setuju dan lima berarti sangat setuju.

b. Sistem Akuntansi Manajemen (X2)

Sistem akuntansi manajemen adalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu manajemen Hansen dan Mowen (2004). Karakteristik informasi yang bermanfaat menurut persepsi manajer terdiri dari: broadscope, timelines, aggregate. dan Integartion Chenhall dan Morris (1986). Instrumen yang dipakai untuk mengukur tingkat kehandalan informasi sistem akuntansi manajemen adalah instrumen yang dikembangkan oleh Chenhall dan Morris (1986). Insrumen ini digunakan untuk mengukur persepsi responden dengan mengunakan skala interval yaitu skala likert 5 poin dimana satu untuk menunjukkan jawaban sangat tidak setuju dan lima berarti sangat setuju.

c. Kapasitas Sumber Daya Manusia (X3)

(12)

12 dengan menggunakan skala interval yaitu skala likert 5 poin dimana satu untuk menunjukkan jawaban sangat tidak setuju dan lima berarti sangat setuju.

3.5 Metode Analisis Data

Analisis data dengan mengunakan alat statistik yaitu regresi linier berganda bertujuan untuk untuk menguji dan menganalisis, baik secara parsial maupun simultan pengaruh variabel pengendalian inter, sistem akuntansi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia terhadap kinerja manajerial. Data di olah dengan menggunakan program Statistik Package For social Science (SPSS). Adapun bentuk matematisnya regresi linier

berganda sebagai berikut: Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ε Keterangan:

Y = Kinerja Manajerial α = Konstanta

β1..β3 = Koefisien Regresi X1 = Pengendalian Intern

X2 = Sistem Akuntansi Manajemen X3 = Kapasitas Sumber Daya Manusia ε = Error term

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Karakteristik Responden

Dari jumlah kuesioner yang diedarkan kepada responden sebanyak 34 eksemplar kuesioner telah kembali juga sebanyak 34 kuesioner artinya kuesioner kembali 100%. Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah para manajer yang terdapat pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar yang berjumlah 34 responden. Hasil penelitian mengenai karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1

Karakteristik Responden

NO Karakteristik Responden Frekuensi Persentase

(13)

13

4.1.2 Hasil Pengujian Validitas dan Realibilitas

1 Hasil Pengujian Validitas

Berdasarkan output komputer setelah dilakukan pengujian validitas tidak ditemukan pernyataan yang tidak valid, semua pernyataan yang berjumlah 42 item dinyatakan valid karena memiliki tingkat signifikansi dibawah 5%. dan memenuhi persyaratan untuk melakukan pengujian selanjutnya, dimana koefesien korelasi yang diperoleh sudah lebih dari 0.339. Sedangkan jika dilakukan secara manual maka nilai korelasi yang diperoleh masing-masing pernyataan harus dibandingkan dengan nilai kritis product moment dimana hasilnya menunjukkan bahwa semua pernyataan mempunyai nilai

(14)

14 Hasil pengujian realibilitas yang menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai tingkat kehandalan yang baik karena nilai Cromba ch Alpha lebih besar dari α 0,80. Dengan demikian pengukuran realibilitas terhadap semua variabel penelitian menunjukkan memenuhi salah satu persyaratan baik menurut Sakaran maupun menurut Malhotra yaitu nilai koefesien yang dapat diterima diatas 0.60. Untuk lebih jelas besarnya nilai Crombach Alpha masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2

Hasil Pengujian Realibilitas

No Variabel

Rata-rata

Jumlah

Item Nilai Alpha Ket

1 Kinerja Manajerial (Y) 3.879 9 0.898 Baik

2 Pengendalian Intern (X1) 3.868 12 0950 Baik

3 Sistem Akuntansi Manajemen (X2) 3.752 9 0.883 Baik 4 Kapasitas Sumber Daya Manusia (X3) 3.868 12 0.936 Baik Sumber : Data Primer Diolah (2013)

4.1.3 Hasil Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan regresi berganda maka dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu agar model regresi dapat menghasilkan penduga yang tidak bias (sahih). Pengujian terhadap ketiga asumsi (uji nomalitas, multikolinieritas dan heteroskedatisitas) tersebut dapat dijelaskan berikut ini. 1. Uji Normalitas

Berdasarkan hasil pengujian normalitas data, dari gambar normal P-P Plot pada lampiran menunjukkan penyebaran Standarrized residual berada dalam kisaran garis diagonal maka model regresi tersebut sudah memenuhi asumsi normalitas seperti pendapat, Ghozali (2001). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 4.1

(15)

15 Sumber : Data Primer Diolah (2013)

2. Uji Multikolinieritas

Nilai Va riance Inflation Fector (VIF) yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa nilai VIF semua variabel independen lebih kecil dari 10, maka hasil pengujian data tersebut tidak terjadi multikolinieritas dan begitu juga dengan nilai TOL untuk semua variabel menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0,10. Hasil pengujian ditunjukkan pada tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.4

Nilai TOL dan VIF Variabel Independen

Variabel Independen TOL VIF Keterangan

Pengendalian Intern (X1) 0,114 8,788 Non Multikolinieritas Sistem Akuntansi Manajemen (X2) 0,148 6,778 Non Multikolinieritas Kapasitas Sumber Daya Manusia (X3) 0,138 7,224 Non Multikolinieritas Sumber : Data Primer Diolah (2013)

3. Uji Heteroskedatisitas

Hasil pengujian heteroskedastisitas menunjukkan tidak terjadi heterokedastisitas, hal ini dapat terlihat dari penyebaran data (titik) yang terjadi secara acak, baik di atas maupun di bawah nilai nol pada sumbu Y. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa model regresi yang digunakan dinyatakan baik dan layak untuk digunakan. Hal ini dapat dapat dilihat pada gambar 4.2.

Gambar 4.2

Hasil Uji Heteroskedatisitas

0.0 02 0.4 0.6 0.8 1.

0 Observed Cum Prob

0.0 0.2 0.4

0.6 0.8 1.0

Expected Cum Prob

(16)

16

Hasil pengujian hipotesis dilakukan sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan sebelummya. Berdasarkan hasil pengujian regresi linier berganda yang diolah dengan menggunakan program SPSS maka dapat dikethui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat dilihat dari hasil pengujian hipotesis pada tabel 4.5.

Sistem Akuntasi Manajemen (X2) 0.261 0,122

Kapasitas Sumber Daya Manusia (X3) 0.346 0.118 Koefesien Korelasi (R) = 0,964a

Koefesien Determinasi (R2) = 0,929 Adjusted R Square = 0,922 Sumber: Data Primer Diolah (2013)

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda, maka diperoleh persamaan regesi linier berganda sebagai berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ε Y = 0.489 + 0.277 + 0.261 + 0.346 + ε

(17)

17 1. Koefesien korelasi (R) sebesar 0,964 menunjukkan bahwa derajat hubungan (korelasi) antara variabel pengendalian intern, sistem akuntansi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia dengan variabel kinerja manajerial sebesar 96,4% Artinya variabel pengendalian intern, sistem akuntasi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia mempunyai hubungan terhadap kinerja manajerial sebesar 96,4%.

2. Koefesien determinasi (R2) sebesar 0,929 artinya peningkatan kinerja manajerial sebesar 92,9% dipengaruhi oleh pengendalian intern, sistem akuntansi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia dengan variabel kinerja manajerial sedangkan 7,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

4.1.4.1 Pengujian Secara Simultan

Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai (R2) sebesar 0,929. Yang menunjukkan bahwa nilai koefesien determinasi tidak sama dengan nol (R2 ≠ 0). Dengan demikian hasil pengujian menunjukkan bahwa pengendalian intern, sistem akuntansi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia secara simultan berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Dari hasil pengujian ini dapat diambil kepeutusan menerima hipotesis alternatif (Ha) dan menolak hipotesis nol (Ho).

4.1.4.2 Pengujian Secara Parsial

Hasil penelitian terhadap variabel pengendalian intern (X1) secara parsial diperoleh nilai koefesien regresi (β1) sebesar 0,277, yang menunjukkan bahwa nilai koefesien regresi variabel X1 tidak sama dengan nol (β1 ≠ 0). Maka dapat diambil keputusan menerima hipotesis alternatif (Ha) dan menolak hipotesis nol (H0). Berarti variabel pengendalian intern berpengaruh secara parsial terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro..

Hasil pengujian terhadap variabel sistem akuntansi manajemen (X2) secara parsial diperoleh nilai koefesien regresi (β2) sebesar 0,261, yang menunjukkan bahwa nilai koefesien regresi variabel X2 tidak sama dengan nol (β2 ≠ 0). Maka dapat diambil keputusan menerima hipotesis alternatif (Ha) dan menolak hipotesis nol (H0). Berarti variabel sistem akuntansi manajemen berpengaruh secara parsial terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro..

(18)

18 koefesien regresi variabel X3 tidak sama dengan nol (β3 ≠ 0). Maka dapat diambil keputusan menerima hipotesis alternatif (Ha) dan menolak hipotesis nol (H0). Berarti variabel kapasitas sumber daya manusia berpengaruh secara parsial terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro.

4.2 Pembahasan

Hasil yang diperoleh dari pengujian secara simultan mendukung hipotesis, artinya pengendalian inter, sistem akuntasi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Hal ini menunujukkan bahwa pengendalian intern, sistem akuntantasi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia berperan besar dalam peningkatan kinerja manajerial pada lembaga kuangan mikro. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin baiknya pengendalian intern, sistem akuntansi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia didalam lembaga keuangan mikro maka akan dapat mendukung peningkatan kinerja manajerial kearah yang lebih baik terutama dalam mencapai sasaran kinerjanya dan menjalankan aktivitas manajerialnya seperti: Perencanaa, investigasi, koordinasi, pengawasan, evaluasi, perwakilan dan pengaturan staf.

Hasil pengujian terhadap pengendalian intern secara parsial diperoleh nilai koefesien regresi lingkungan pengendalian (X1) tidak sama dengan nol (β1 ≠ 0) atau koefesien regresi sebesar 0,277 artinya setiap 1% perubahan pengendalian intern maka secara relatif akan meningkatkan kinerja manajerial sebesar 27,7%. Dari hasil peneltian ini menunjukkan bahwa pengendalian intern secara parsial berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Hal ini membuktikan bahwa dengan semakin baik pelaksanaan pengendalian intern dalam lembaga keuangan mikro maka akan dapat meningkatkan kinerja manajerial.

(19)

19 penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Nazaruddin (1998) mengatakan bahwa karakteristik sistem imformasi akuntansi manajemen yang handal (memiliki sifat broad scope, timlines, agregation, dan integration) akan dapat meningkatkan kinerja

manjerial.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kapasitas sumber daya manusia berpengaruh secara parsial terhadap kinerja manajerial. Dengan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang dimilikinya baik pada tingkatan sistem, kelembagaan, maupun individu, yang didukung oleh pendidikan, kemampuan pengalaman dan ketrampilan kerja yang baik, maka ketika seseorang yang bekerja dilembaga keuangan mikro memiliki kapasitas sesuai dengan yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas yang menjadi tanggung jawabnya maka ia akan menyelesaikan pekerjaan/tugasnya dengan baik yang akhirnya dapat meningkatkan kinerja manajerialnya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Musafir (2007) yang menyatakan bahwa variabel kemampuan berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja pegawai.

5. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Setelah dilakukan pengujian dan analisis data secara keseluruhan maka dapat ditarik kesimpulan sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan, sebagai berikut:

1. Pengendalian Intern, sistem akuntansi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia secara simultan berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro.

2. Pengendalian Intern secara parsial berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro.

3. Sistem akuntansi manajemen secara parsial berpengaruh terhadap kinerja manajerial. pada Lembaga Keuangan Mikro.

4. Kapasitas sumber daya manusia berpengaruh secara parsial terhadap kinerja manajerial. jerial pada Lembaga Keuangan Mikro.

(20)

20 Keuangan Mikro, karena diperoleh nilai koefesien regresi lebih besar dibandingkan dengan variabel Pengendalian Intern dan sistem akuntansi manajemen.

5.2 KETERBATASAN

Dalam penelitian ini disadari masih banyak keterbatasan dan kekurangan. Keterbatasan tersebut yang kemungkinan akan berpengaruh terhadap hasil penelitian. Keterbatasan-keterbatasan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Data yang dianalisis dalam penelitian menggunakan instrumen yaitu kuesioner maka kesimpulan yang diambil hanya berdasarkan pada data yang dikumpulkan melalui kuesioner tersebut. Sehingga akan menimbulkan masalah jika responden berbeda dengan keadaan yang tidak dapat dikendalikan karena diluar kemampuan peneliti.

2. Penelitian ini hanya dilakukan pada lembaga keuangan mikro yang berdomisili di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar dan jenis lembaga keuangan mikro yang beragam sehingga kemungkinan terjadi perbedaan baik dalam penerapan standar pengendalian intern karena ada yang mengacu pada peraturan BI dan ada yang mengacu pada ketentuan perkoperasian dan Penelitian dilakukan secara umum tidak melakukan perbandingan antara persepsi jawaban yang diberikan oleh bawahan dengan atasan.

5.3 Saran

1. Untuk penelitian yang akan datang diharapkan melakukan penelitian yang lebih fokus dan terarah hanya pada satu jenis jenis lembaga keuangan mikro mengingat lembaga keuangan mikro yang beroperasi selama ini beragam jenis dan dari peraturan dan standar pengendalian yang ditetapkan masih beragam.

2. Dipadang manajemen Lembaga Keuangan Mikro dalam meningkatkan, pengendalian inter, sistem akuntasi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia harus benar-benar terukur dan berdampak secara nyata terhadap peningkatan kinerja.

DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A, 2003. Auditing dan Pelayanan Verivikasi. Jakarta: Indeks

(21)

21 Astuti, E. D. 2007. “Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Manajemen dengan Moderasi Locus of Control pada Perusahaan Manufaktur di Jawa Tengah”, Skripsi, Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi, Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

Atkinson, A. A, 1995. Management Accounting, Englewood Cliffs, New Jersey, Prantice Hall

Bank Indonesia, 2003. “Surat Edaran Bank Indonesia No 5/22/DPNP, tanggal 29 September 2003, Perihal Pedoman Standar Sistem Pengendalian Intern bagi Bank Umum”. http://www.bi.go.id [2013, 20 Agustus].

Chenhall R.H. and Morries, D, 1986. “The Impact of Structure, Environment, and Interdependence on the Perceived Usufulness of Management Accounting Systems”, Accounting Review. Vol.61, No.1: 16-35.

Chia, Yew Ming. 1995, “Decentralization, Management Accounting System (MAS) Information Characteristics and Their Interaction Effects on Managerial Performance: A Singapore Study”, Journal of Business Finance and Accounting, September, Vol.22 No.6: 811-830.

Dwirandra, 2007. “Penga ruh Ketidakpastian Lingkungan, Desentralisasi dan Luas Lingkup Informasi Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial”. Buletin Studi Ekonomi. Vol.12. No2: 233-244

Fidelis, Sandra dan Alimbudiono. 2004. Kesiapan Sumber Daya Manusia Sub Bagian Akuntansi Pemerintah Daerah “XYZ” dan Kaitannya Dengan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah Kepada Masyarakat: Renungan Bagi Akuntan Pendidik. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Sektor Publik. Vol.05 No.2. Hal: 18-30.

Ghozali, Iman, 2002. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang: BP Universitas Diponegoro.

Guy, M,D, Alderman,W, C. And Winter, J, A. 2002. Auditing Jilid 1, Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga

Hall, Matthew. (2004). “The Effect of Comprehensive Performance Measurement Systems on Role Clarity, Psycological, Empowerment and Managerial Performance”. Accounting Organizations and Society, Vol.33, No.3: 141-163

Hansen, D.R., dan Mowen M.M. 2004. Management Accounting. Edisi ketujuh. Jakarta: Salemba Empat

(22)

22 Mia, Lokman and Roberth H. Chenhall. 1994, “The Usefulness of Management Accounting System, Functional Defferentiation and Managerial Effectiveness”, Accounting, Organizations and Society, Vol.19, No.2: 1–13

Muchtolifah. 2009. Pengaruh Sumber Daya Manusia, Orientasi Pasar, Orientasi Kewirausahaan Terhadap Strategi Bersaing dan Kinerja Rumah Sakit. Jurnal Aplikasi Manajemen. Vol.7, No.2: 345-353.

Musafir 2007 “Penagruh Kemampuan dan Motivasi Terhadap Kinerja Pega wai Pemerintah Provinsi Gaorontalo”. Jurnal Ihcsan Gorontalo. Vol.2, No.3: 1104 1118

Muslimin, 2007 Pengaruh Pengendalian Akuntansi, Pengendalian Perilaku dan Pengendalian Personal terhadap Kinerja Manajerial pada PT Berkat Agung Jaya Abadi (Gresik) Jurnal Aplikasi Manajemen. Vol. 5, No.3: 450-455

Nazaruddin, I. 1998 “Pengaruh Desentralisasi dan Karakteristik Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.1, No. 2: 141-162

Rahmawati dan Winidyaningrum. 2010 “Pengaruh Sumberdaya Manusia dan Pemamfaatan Teknologi Informasi Terhadap Keterandalan dan Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah dengan Variabel Intervening Pengendalian Interen Akuntansi: Studi Empiris di Pemda Subosukawonosraten”, Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto Vol.18 No.1: 1-28

Sekaran, Uma. 2000. Research, Methods for Business, A Skill–Building Approac, (Third Edition). New York: John Wiley & Sons, Inc.

Tuati, F, N. 2007. “Penga ruh Desentralisasi da n Pengendalian Intern terhadap Kinerja Manajerial: Studi Empiris pada Pemerintah Kota Kupang’’. Jurnal Mitra XIII, No3: 363-367.

Weihrich, H and Koontz, H. 2005. Management. A Global Prespective. Asia: McGraw-Hill Education.

Gambar

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Realibilitas
Tabel 4.4 Nilai TOL dan VIF Variabel Independen
tabel 4.5.

Referensi

Dokumen terkait

Evaluasi atau penilaian dilakukan secara terus-menerus dan kesinambungan dengan cara mengamati langsung perubahan-perubahan yang terjadi pada pasien, pada prinsipnya

One common example is a dictionary that allows you to retrieve values by attribute instead of just using the standard dictionary syntax... „ Note A not-so-obvious feature of

Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada hubungan kuat, dengan rh>rt artinya semakin baik kemampuan numerikal siswa maka semakin baik pula prestasi belajar matematikanya, dan

Pada context diagram Aplikasi Rekam Medis Rumah Safa Surabaya terdapat 5 entity yang berhubungan dengan sistem, yaitu Pasien, Dokter, Perawat, Rekam Medis dan

Dari hasil refleksi dan diskusi, diperoleh kesepakatan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 belum terlaksana dengan baik seperti apa yang telah

Tidak berhenti sampai di situ, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) juga masing-masing memperluas pengaruh dan kekuatannya

Dari kompetensi dasar diatas, pembelajaran bahasa Arab pada Kurikulum 2013 berbasis tema dan teks, sementara empat keterampilan bahasa menjadi lebur. Namun